Anda di halaman 1dari 7

Transkrip Laporan Layanan Konseling Individual

A. Diskripsi Demografis Siswa

1. Nama Lengkap Siswa : Thia Nur Annisa


2. Nama Ininsial : TN
3. Nama Panggilan : Thia
4. Kelas : XI IPA - 8
5. Jenis Kelamin :P
6. Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 12 Juni 1995
7. Agama : Islam
8. Anak ke.... dari ... : 1 dari 1
9. Alamat Siswa sekarang : Jl. H. Aldi No. 96 Bandung
10. Nomer Telepon : 085724013812
11. Nama Sekolah / Kelas Asal :X-B
12. Nama Ayah / Status : Drs. H. Hendrayana /Ayah
Kandung
13. Pekerjaan Ayah : PNS
14. Nama Ibu / Status : Hj. Nurwati /Ibu Kandung
15. Pekerjaan Ibu : IRT
16. Alamat Orang Tua : Jl. H. Aldi No. 96 Bandung
17. Kegiatan Ekskul yang diikuti : Padus, Paskibra
18. Bimbel yang diikuti :-
19. Perguruan Tinggi yang diinginkan : ITB / Informatika/Seni Rupa
20. Prestasi Belajar : menduduki peringkat ke-21 dari 40 siswa
dengan nilai rata-rata = 80 pada hasil Rapor Tengah Semester Ganjil 2011/2012, 2
nilai mapel belum tuntas (Fisika dan Kimia).
Nilai akademik :
Nilai UTS
Mata Pelajaran KKM
Kognitif Psikomotor Afektif
P. Agama 75 97 - B
PKn 75 84 - A
B. Indonesia 75 80 80 A
B. Inggris 75 76 75 A
Sejarah 75 85 - A
Seni Budaya 75 - 92 A
Penjasorkes 75 80 80 B
Matematika 75 78 - A
Fisika 75 65 70 B
Kimia 75 65 75 B
Biologi 75 78 83 B
TIK 75 85 85 A
B.Jepang 75 85 80 A
PLH 75 - 82 B

21. Posisi Sosiometri : dipilih oleh 1 orang teman, ditolak 2 orang


teman.
22. Data Kehadiran : selalu hadir (dihitung dari Juli-Oktober
2011)
23. Hasil Analisis IMS dan ATP :
Thia Nur Annisa

Analisa Hasil
Identifikasi Masalah Siswa % 8 butir terendah ATP Butir
(IMS)
1. Layanan Orientasi 0% 1. Kematangan emosional 3-6
2. Layanan Informasi 25% 2. Peran sosial sebagai pria
3. Penempatan/Penyaluran 25% atau wanita 6-3
4. Penguasaan Konten 25% 3. Landasan hidup religius 1-2
5. Konseling Perorangan 0% 4. Landasan perilaku etis 2-2
6. Bimbingan Kelompok 10% 5. Persiapan diri untuk
7. Konseling Kelompok 10% pernikahan dan hidup
8. Konsultasi 5% berkeluarga 11-5
9. Mediasi 5% 6. Kematangan hubungan
dengan teman sebaya 10-6
7. Kematangan hubungan
dengan teman sebaya 10-2
8. Landasan hidup religius 1-3

B. Diskripsi Kebutuhan Layanan BK untuk Konseli ( Hasil IMS ) :

ORIN : 0 %
TIDAK ADA MASALAH

ORIENTASI

INFO : 25 %
Membutuhkan keterangan tentang kecerdasan, bakat dan
INFORMASI

minat.,Membutuhkan keterangan tentang kecerdasan emosi.,Membutuhkan


penjelasan mengenai cara belajar yang effektif dan effisien.,Ingin
mengetahui tentang cara belajar mandiri.,Ingin mengetahui tentang
pendidikan lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita.,

PP : 25 %
Memiliki kelemahan pada pendengaran / penglihatan, untuk itu pindah
PENEMPATAN /

duduk di depan.,Kurang senang dengan kondisi kelas.,Kelompok belajar


tidak cocok.,Kurang nyaman belajar dikelas.,Merasa bakat belum
PENY

dikembangkan secara maksimal di sekolah.,

PKo : 25 %
Kurang dapat memanfaatkan waktu senggang.,Ingin bisa memperkuat
PENGUASAAN

ibadah keagamaan.,Kurang mampu mengendalikan diri, berpikir dan


bersikap positif.,Sulit menyusun jadwal belajar di rumah dan di
KONTEN

sekolah.,Sulit memelihara pakaian dan peralatan rumah tangga yang


dimiliki.,

KP : 0 %
TIDAK ADA MASALAH
PERORANGAN
KONSELING

BKp : 10 %
Ingin membina suasana hubungan baik di sekolah.,Kurang mengetahui
KELOMPOK
BIMBINGAN

kiat-kiat belajar kelompok.,

KKp : 10 %
Ingin mengatasi kondisi keluarga yang sedang dilanda prahara.,Merasakan
ada mata pelajaran yang sulit dipelajari.,

KONSELING
KELOMPOK

KSI : 5 %
Punya teman yang sedang bingung memilih kegiatan ekstra kurikuler.,
KONSEULTASI

MED : 5 %
Orang tua tidak setuju pada rencana pendidikan lanjutan pilihan saya.,
MEDIASI

C. Deskripsi Masalah

Masalah yang dialami siswa diperkirakan siswa merasa ingin mengatasi kondisi keluarga
yang sedang dilanda prahara., merasakan ada mata pelajaran yang sulit dipelajari., dan
kurang mampu mengendalikan diri, berpikir dan bersikap positif. serta kurang dapat
memanfaatkan waktu senggang., dan ingin bisa memperkuat ibadah keagamaan

D. Konseptualisasi (Konsep pendekatan teori)

1. Presfektif Teori Yang Digunakan


Berdasarkan data di atas dimana siswa merasa merasa ingin mengatasi kondisi
keluarga yang sedang dilanda prahara., merasakan ada mata pelajaran yang sulit
dipelajari., dan kurang mampu mengendalikan diri, berpikir dan bersikap positif.
serta kurang dapat memanfaatkan waktu senggang., dan ingin bisa memperkuat ibadah
keagamaan maka menurut terapi Gestalt, pengalaman menyeluruh (pikiran, perasaan
dan sensasi tubuh) dari individu menjadi perhatian yang sangat penting.
Pendekatannya lebih dipusatkan pada kondisi di sini dan saat ini (here and now) yaitu
menyadari apa yang terjadi dari waktu ke waktu (moment by moment). Holism
keseluruhan merupakan teori Gestalt yang utama. Gestalt tidak memandang manusia
bagian perbagian. Manusia tidak bisa hanya diketahui dari komponen fisiknya saja,
atau dari komponen psikisnya saja. Tetapi mengenal manusia harus dilakukan secara
komprehensif, yaitu dari sisi psikis dan fisiknya. Selain itu, mengenal manusia tidak
didasarkan pada diri individu itu saja, tetapi terintegrasi dengan lingkungan di mana
individu tersebut berada. Perls menyatakan bahwa holism dideskripsikan sebagai suatu
keseluruhan bentuk kesadaran manusia yang meliputi respon motorik, respon
perasaan, respon pikiran yang dimiliki oleh organisme.  Dengan kata lain, bahwa
perlu memperhatikan keseluruhan yang dialami oleh konseli pada saat ini.

2. Hakekat Masalah dan Penyebab


Individu bermasalah karena terjadi pertentangan antara kekuatan “top dog” dan
keberadaan “under dog”. Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut,
mengancam. Under dog adalah keadaan defensif, membela diri, tidak berdaya, lemah,
pasif, ingin dimaklumi.
Perkembangan yang terganggu adalah tidak terjadi keseimbangan antara apa-apa yang
harus (self-image) dan apa-apa yang diinginkan (self).
 Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis
 Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah
lakunya
 Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang
 Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi

3. Tujuan Bantuan (Konseling)


a. Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan
atau realitas, serta mendapatkan insight secara penuh
b. Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya
c. Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang
lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself)
d. Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut
prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang
muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.

4. Prosedur dan Teknik Intervensi yang relevan


Fase pertama
a. konselor mengembangkan pertemuan konseling, agar tercapai situasi yang
memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien
b. Pola hubungan yang diciptakan untuk setiap klien berbeda, karena masing-masing
klien mempunyai keunikan sebagai individu serta memiliki kebutuhan yang
bergantung kepada masalah yang harus dipecahkan
Fase kedua
a. Konselor berusaha meyakinkan dan mengkondisikan klien untuk mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien
b. Ada dua hal yang dilakukan konselor dalam fase ini, yaitu :
Fase ketiga
a. Konselor mendorong klien untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada saat ini
b. Klien diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan dan perbuatan
pada masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini.
c. Kadang-kadang klien diperbolahkan memproyeksikan dirinya kepada konselor
d. Melalui fase ini, konselor berusaha menemukan celah-celah kepribadian atau
aspek-aspek kepribadian yang hilang, dari sini dapat diidentifikasi apa yang harus
dilakukan klien.
Fase keempat
a. Setelah klien memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang pikiran, perasaan,
dan tingkah lakunya, konselor mengantarkan klien memasuki fase akhir konseling
b. Pada fase ini klien menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan integritas
kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi.
c. Klien telah memiliki kepercayaan pada potensinya, menyadari keadaan dirinya
pada saat sekarang, sadar dan bertanggung jawab atas sifat otonominya, perasaan-
perasaannya, pikiran-pikirannya dan tingkah lakunya.

Melihat pada permasalahan siswa merasa ingin mengatasi kondisi keluarga yang
sedang dilanda prahara., merasakan ada mata pelajaran yang sulit dipelajari., dan
kurang mampu mengendalikan diri, berpikir dan bersikap positif. serta kurang dapat
memanfaatkan waktu senggang., dan ingin bisa memperkuat ibadah keagamaan,
teknik yang dapat digunakan yaitu : teknik permainan dialog, teknik ini dilakukan
dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogkan dua kecenderungan yang saling
bertentangan, Melalui dialog yang kontradiktif ini, menurut pandangan Gestalt pada
akhirnya klien akan mengarahkan dirinya pada suatu posisi di mana ia berani
mengambil resiko. Penerapan permainan dialog ini dapat dilaksanakan dengan
menggunakan teknik “kursi kosong”.

E. Rancangan Konseling Individual


1. Tahap Awal Sesi I
a. Membangun hubungan konseling yang melibatkan konseli (proses attending)
b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah (eksplorasi)
c. Membuat Penafsiran dan penjajakan
d. Menegosiasikan kontrak meliputi kontrak waktu, kontrak tugas dan kerjasama dalam
proses konseling.

2. Tahap Inti (Tahap Kerja) Sesi II


a. Mengungkap ulang masalah klien sehingga antara klien dan konselor memiliki
persamaan persepsi tentang masalah yang harus diatasi.
b. Membuat tujuan konseling yang tepat dan sesuai dengan waktu yang telah disepakati
saat kontrak perjanjian di sesi awal.
c. Menjelajah dan mengeksplorasi masalah klien yang berhubungan dengan
pengalaman-pengalaman yang membuat klien merasa tidak tidak memiliki bakat
apapun.
d. Membangkitkan motivasi klien, dalam hal ini klien diberi kesempatan untuk
menyadari ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya
e. Mengeksplorasi pengalaman-pengalaman masa lalu yang membuat klien merasa
berharga dan percaya diri sehingga klien memiliki perspektif baru dalam memandang
masalahnya.
f. Klien didorong untuk melihat kemampuan-kemampuan dari dirinya dari sudut yang
lebih realistik.
g. Klien didorong untuk mengungkapkan ciri-ciri kepribadian yang benar-benar ia
miliki.
h. Memberi tugas pada klien untuk menuliskan potensi-potensi positif yang ada dalam
diri yang diharapkan dapat membantu menggali kemampuan khusus yang
dimilikinya.

3. Tahap Inti (Tahap Kerja) Sesi III


a. Membahas potensi-potensi positif yang dapat klien kembangkan dalam jangka
pendek dalam kehidupan di rumah maupun di sekolah.
b. Pada sesi selanjutnya klien diminta untuk membuat rencana hidup di masa depan
dengan program yang jelas.

4. Tahap akhir (tahap terminasi) sesi IV


a. Tujuan tahap akhir konseling adalah membuat klien menyadari potensi-potensi
positif yang ia miliki dan dapat dikembangkan dan diaktualisasikan integritas
kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi. Klien telah memiliki
kepercayaan pada potensinya, menyadari keadaan dirinya pada saat sekarang, sadar
dan bertanggung jawab atas sifat otonominya, perasaan-perasaannya, pikiran-
pikirannya dan tingkah lakunya..
b. Mengakhiri hubungan konseling atas persetujuan klien.

Anda mungkin juga menyukai