Anda di halaman 1dari 3

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita

semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan
keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan
diri dari segala yang dilarang dan diharamkan. Hadirin yang berbahagia, Saat ini, kita berada pada sepuluh
hari pertama bulan Dzulhijjah, hari-hari yang dicintai dan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Tahun
ini, tanggal satu Dzulhijjah jatuh pada hari rabu, 11 Juli yang lalu. Pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, kita
sangat dianjurkan untuk melakukan dan memperbanyak amal-amal kebaikan. Amal-amal kebaikan yang
dilakukan di dalamnya, dilipatgandakan pahalanya oleh Allah ta’ala. Marilah kita isi hari-hari yang mulia ini
dengan berbagai kebaikan dan ketaatan kepada Allah ta’ala. Di antaranya, puasa mulai hari pertama sampai
hari kesembilan, terutama puasa pada hari kesembilan yang disebut dengan puasa Arafah, berbakti kepada
kedua orang tua, memperbanyak silaturrahim kepada sanak saudara, ziarah kubur, bertobat dari semua
dosa, lebih giat lagi menghadiri majelis-majelis ilmu, memperbanyak membaca al-Qur’an, memperbanyak
zikir, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil, memperbanyak doa, memperbanyak shalat-shalat sunnah,
memperbanyak sedekah dan lain sebagainya.
Hadirin rahimakumullah, Begitu mulianya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai-sampai Allah
subhanahu wa ta’ala bersumpah dalam al-Qur’an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya:

Maknanya: “Demi waktu fajar. Demi sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Demi hari arafah (tanggal 9
Dzulhijjah) dan demi hari raya qurban” (QS al-Fajr: 1-3)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu
Majah dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
Maknanya: “Tidak ada hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari pertama
bulan Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama daripada jihad di jalan
Allah?,” Rasulullah menjawab, “Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang
berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan
hartanya karena ia mati syahid di medan jihad” (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu
Majah).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, terdapat hari yang paling
utama sepanjang tahun, yaitu hari arafah atau hari kesembilan Dzulhijjah yang tahun ini jatuh pada hari
kamis, 30 Juli yang akan datang. Pada hari arafah, kita lebih ditekankan lagi untuk melakukan berbagai
kebaikan serta berpuasa dan memperbanyak doa pada hari itu. Ketika ditanya mengenai puasa arafah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
“Puasa arafah memiliki keutamaan menghapus dosa-dosa (kecil) setahun yang telah berlalu dan setahun
yang akan datang” (HR Muslim)
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan hari arafah dalam
sabdanya: “Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba dari neraka sebanyak yang Ia bebaskan pada hari
arafah” (HR Muslim)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam al-
Muwaththa’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Tidaklah syetan terlihat lebih terhina, lebih terusir, lebih ternista dan lebih marah kecuali pada hari arafah”
(HR Imam Malik)
Hal itu dikarenakan begitu banyak rahmat Allah yang turun pada hari arafah dan begitu banyak
pengampunan dosa yang Allah anugerahkan kepada para hamba-Nya pada hari itu. Hal-hal semacam ini
tentu sangat dibenci oleh syetan. Hari arafah juga adalah hari mustajabnya doa sebagaimana disabdakan
oleh Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Doa yang paling utama adalah doa pada hari arafah dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku
ucapkan adalah kalimat tauhid, yaitu (HR Imam Malik)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Bagi yang akan berkurban, disunnahkan mulai awal Dzulhijjah sampai
dengan hewan qurbannya disembelih untuk tidak memotong rambut dan kukunya sebagaimana hal itu
dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Terakhir, kami sampaikan bahwa
malam hari raya idul adlha juga adalah salah satu malam yang mustajab untuk memanjatkan doa kepada
Allah subhanahu wa ta’ala sebagaiman hal itu ditegaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm:
Maknanya: “Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesunguhnya doa dikabulkan
pada lima malam: malam jum'at, malam hari raya Idul Adlha, malam hari raya Idul Fithri, malam pertama
bulan Rajab dan malam nishfu Sya'ban.” Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah yang
singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai