Anda di halaman 1dari 3

Nama : Davina Almira

NIM : 210106110018

Kelas : MPI – A

TAFSIR DAN HADITS MANAJEMEN PENDIDIKAN

Tafsir Surat al-Hasyr Ayat 18

Menurut Ali al-Shabuni mengartikan lafadz “wa al-tandzur nafsun maa qaddamat lighot” adalah
hendaknya masing-masing individu untuk memperhatikan amal-amal saleh apa yang
diperbuat untuk menghadapi hari kiamat.

Dalam tafsir Al-Maraghi penjelasan lafadz “Ma qaddamat” yaitu apa yang telah dilakukan,”Ghat”
yaitu hari kiamat, dinamakan ghat (besok hari) karena dekatnya, sebab segala yang akan
datang (terjadi) adalah dekat sebagaimana dikatakan sesungguhnya besok hari itu bagi orang
yang menanti adalah dekat.Pengertian secara ijmal yaitu orang-orang mukmin agar tetap
bertaqwa dan mengerjakan di dunia yang bermanfaat di akhirat, sehingga mereka mendapatkan
pahala besar dan kenikmatan yang abadi. Ayat ini memberikan pesan kepada orang-orang yang
beriman untuk memikirkan masa depan. Dalam dunia manajemen, pemikiran masa
depan yang dituangkan dalam konsep yang jelas dansistematis disebut dengan istilah
perencanaan atau planning. Perencanaan pendidikan mengenal prinsip-prinsip yang perlu
menjadi pegangan baik dalam proses penyusunan rancangan maupun dalam proses
implementasinya. Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan yaitu efisien, efisien dan fleksibel.

Tafsir Surat Al Anfal Ayat 60

Tafsir Surah Al Anfal Ayat 60 berbicara mengenai perintah Allah kepada umat Islam untuk bersiap-
siap menghadapi orang-orang kafir, baik yang secara terang-terangan mengadakan permusuhan
ataupun yang belum secara terang-terangan memusuhi.

Untuk menghadapi pengkhianatan kaum Yahudi dan persekongkolan mereka dengan kaum
musyrikin dengan tujuan menghancurkan kaum Muslimin, Allah memerintahkan pada ayat ini agar
kaum Muslimin menyiapkan kekuatan guna menghadapi musuh-musuh Islam, baik musuh yang
nyata mereka ketahui, maupun yang belum menyatakan permusuhan-nya secara terang-terangan.
Yang harus dibina lebih dahulu adalah kekuatan iman yang akan menjadikan mereka percaya dan
yakin bahwa mereka adalah pembela kebenaran, penegak kalimah Allah di muka bumi dan mereka
pasti menang dalam menghadapi dan membasmi kezaliman dan keangkara-murkaan.

Kekuatan iman yang sempurna inilah yang dapat membina kekuatan mental yang selalu ditanamkan
pada hati segenap rakyat agar mereka benar-benar menjadi bangsa yang tangguh dan perkasa dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan dan cobaan. Bangsa yang kuat mentalnya tidak akan dapat
dikalahkan oleh bangsa lain bagaimana pun sempurnanya peralatan dan senjata mereka. Hal ini
telah dibuktikan dalam Perang Badar di mana tentara kaum musyrikin yang jauh lebih besar jumlah
dan persenjataannya dapat dipukul mundur oleh tentara Islam yang sedikit jumlahnya dan amat
kurang persenjataannya, tetapi memiliki mental yang kuat dan iman yang teguh.

Di samping kekuatan iman/mental mereka, harus pula dipersiapkan kekuatan fisiknya karena kedua
kekuatan ini harus digabung menjadi satu, kekuatan fisik saja akan kurang keampuhannya bila tidak
disertai dengan kekuatan mental. Demikian pula sebaliknya kekuatan mental saja tidak akan berdaya
bila tidak ditunjang oleh kekuatan fisik. Allah memerintahkan agar kaum Muslimin mempersiapkan
tentara berkuda yang ditempatkan pada tempat strategis, siap untuk menggempur dan
menghancurkan setiap serangan musuh dari manapun datangnya.

Hadits Hijrah Nabi Muhammad SAW

Nash-nash yang shahîh menunjukkan, pilihan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menetapkan
Madinah sebagai negeri hijrah kaum muslimin, merupakan pilihan yang berdasarkan wahyu ilahi.
Sebagaimana hal ini tertera dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ُ‫ِي ْال َمدِي َن ُة َي ْث ِرب‬


َ ‫ب َو َهلِي ِإلَى َأ َّن َها ْال َي َما َم ُة َأ ْو َه َج ُر َفِإ َذا ه‬ ٍ ْ‫ْت فِي ْال َم َن ِام َأ ِّني ُأ َها ِج ُر مِنْ َم َّك َة ِإلَى َأر‬
َ ‫ض ِب َها َن ْخ ٌل َف َذ َه‬ ُ ‫َرَأي‬

”Aku pernah mimpi berhijrah (pindah) dari Makkah menuju suatu tempat yang ada pohon
kurmanya. Lalu aku mengira daerah itu ialah Yamamah atau Hajr (Ahsâ`), (namun) ternyata daerah
itu adalah Yatsrib.”

Juga hadits
ُ ‫َار هِجْ َر ِت ُك ْم َرَأي‬
ِ ‫ْت َذاتَ َن ْخ ٍل َبي َْن اَل َب َتي‬
‫ْن‬ ُ ‫ِإ ِّني ُأ ِر‬
َ ‫يت د‬
“Aku diperlihatkan negeri hijrah kalian, yaitu satu negeri yang memiliki pohon kurma di antara dua
harrah.”

Mendengar penuturan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, maka kaum muslimin pun
kemudian bergegas melakukan hijrah ke Madinah. Begitu juga sebagian kaum muslimin yang sedang
berada di Habsyah, mereka segera berangkat menuju Madinah.

TAFSIR AYAT DAN HADIST DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN
KHUSUSNYA PERENCANAAN

Perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang


pembangunan pendidikan. Adapun fungsi perencanaan pendidikan Islam adalah sebagai
berikut: sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian, menghindari pemborosan sumber daya,
upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan, perencanaan meliputi usaha untuk
memetapkan tujuan atau memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai, dengan adanya
perencanaan maka memungkinkan kita mengetahui tujuan-tujuan yang kan kita capai.

Adanya perencanaan merupakan hal yang harus ada dalam setiap kegiatan, tidak hanya dalam
susunan manajemen. Allah menegaskan dalam al-Qur‟an Q.S. al-Hasy: 18, Ayat ini
memberikan pesan kepada orang-orang yang beriman untuk memikirkan masa depan.
Dalam dunia manajemen, pemikiran masa depan yang dituangkan dalam konsep yang jelas
dan sistematis disebut dengan istilah perencanaan atau planning. Dalam hadis Nabi
Shallallahu Alaihi Niat merupakan syarat fundamental dalam setiap perbuatan. Begitu
pula dalam pendidikan niat merupakan syarat fundamental yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan pendidikan dimana dengan niat tersebut akan jelas tujuan serta perencanaan
pencapaian tujuan pelaksanaan pendidikan tersebut. Perencanaan Pendidikan sangat erat
kaitannya dengan struktur masyarakat, ada tiga pendekatan dalam perencanaan, yaitu:
pendekatan kebutuhan sosial, pendekatan ketenagakerjaan, pendekatan keefektifan biaya.

Surat al-Anfalayat 60 menegaskan bahwa tujuan dari perencanaan tersebut adalah untuk
“menggetarkan musuh”, bukan untuk menindas, atau menjajah, bukan pula untuk dimaksud
melakukan agresi. Untuk mewujudkan hal itu, maka segala kemungkinan sumber daya mesti
direncanakan dan dipersiapkan untuk mencapai tujuan tersebut, baik sumber daya manusia
ataupun materi. Perencana mesti membangun dan menetapkan tujuan, yaitu statemen tentang
apa yang akan diperlukan, apa yang akan dicapai dan kapan pencapaian itu. Dalam
manajemen modern, perencana harus mengidentifikasi program tindakan alternatif
untuk mencapai tujuan. Tujuan tersebut mesti ditetapkan dan jelas batasan-batasannya.
Setelah mengevaluasi berbagai alternatif, perencana harus membuat keputusan tentang
program tindakan terbaik untuk mencapai tujuan. Mereka kemudian harus merumuskan
langkah-langkah yang diperlukan dan memastikan pelaksanaan yang efektifdari rencana.
Akhirnya, perencana harus terus mengevaluasi keberhasilan rencana dan mengambil tindakan
korektif bila diperlukan

Perencanaan Pendidikan pada masa Nabi terbagi menjadi dua fase, yaitu fase Makkah dan
fase Madinah. Perencanaan pendidikan di Mekkah atau sebelum hijrah adalah unggul
dibidang akidah dan akhlak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Perencanaan pendidikan di
Madinah atau sesudah hijrah adalah unggul dalam bidang keagamaan, moral, social ekonomi,
dan kemasyarakatan, serta penerapannya dalam kehidupan.

Perencanaan dan manajemen dalam bidang pendidikan Islam sulit dipisahkan satu dengan
lainnya. Perencanaan dapat dilihat sebagai suatu fungsi manajemen, sehingga erat kaitannya
dengan fungsi-fungsi lainnya: pengorganisasian, koordinasi, pengawasan, dan penilaian.
Perencanaan pendidikan Islam harus dilaksanakan dengan melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai