Anda di halaman 1dari 43

PERPADUAN ADAT DAN SYARAK

‘Musyawarah’
- Asas Demokrasi -, Dasar Mengembangkan
‘Adat basandi syarak, Syarak Basandi Kitabullah’

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


‫ُمةٌ َي ْد ُع ْو َن إلى اْل َخ ْي ِر‬ َّ ‫َوْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أ‬
‫ف و َي ْنهَ ْو َن َع ِن اْل ُم ْن َك ِر‬ ِ ‫و يأْمرون باْلمعرو‬
ْ ُْ َ َ ْ ُُ َ
ِ
.‫ك ُه ُم اْل ُم ْفل ُح ْو َن‬َ ِ‫و أولئ‬

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf –-
makruf, maknanya segala perbuatan yang mendekatkan kita
kepada Allah ---, dan menegah dari yang munkar -- munkar,
yakni segala perbuatan yang menjauhkan diri dari syarak dan
dari kentutan kitab Allah --- ; merekalah orang yang
beruntung.56
Menyeru umat kepada kebajikan berawal dari
memperkenalkan besarnya nikmat Allah kepada kita.
(1). “MENYADARI DAN MENSYUKURI NIKMAT ALLAH”
Nikmat Allah, sangat banyak.

‫حيم‬
ٌ ‫اهلل لغفُور َر‬
َ ‫إن‬ َّ ‫حصوها‬ ْ ‫و ِإن تَ ُع ُّدوا‬
ُ ُ‫نعم َة اهلل ال ت‬
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu
tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah

56
QS.3, ali Imran : 104

89
benar-benar Maha Pengampun lagi maha Penyayang. (QS.16,
An Nahl : 18)
Hukum Syarak berlandaskan ajaran Islam menghendaki
keseimbangan antara hidup rohani dan jasmani.
‫ض‬ ِ ‫ات ِمن السَّم‬
ِ ‫اء و ْاأل َْر‬ ٍ ‫َه َل اْلقُرى آمُنوا و اتََّقوا لَ َفتَ ْحَنا علَ ْي ِهم بر َك‬ َّ ‫َولَ ْو أ‬
ْ ‫َن أ‬
َ َ ََ ْ َ ْ َ َ َ
Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi.57
Dalam upaya memerangi kemaksiatan mesti diawali
dengan mengahapus kemelaratan. Usaha ini mesti dilakukan
terus menerus dalam menciptakan kemakmuran di ranah
Minangkabau. Kemakmuran harus bisa dilihat dalam kondisi
sehari-hari masyarakat.
Rumah gadang gajah maharam,
Lumbuang baririk di halaman,
Rangkiang tujuah sajaja,
Sabuah si bayau-bayau,
Panenggang anak dagang lalu,
Sabuah si Tinjau Lauik,
Birawati lumbuang nan banyak,
Makanan anak kamanakan.58
Manjilih ditapi aie,
Mardeso di paruik kanyang.59

57
QS.7, al A’raf : 96.
58
Rumah gadang (= rumah besar) tempat tinggal anak kemenakan di Minangkabau,
ibarat gajah maharam (=gajah duduk). Lumbung padi (rangkiang) berjejer di
halamannya. Rangkiang (=lumbung padi bergonjong) tempat menyimpan hasil panenan
anak nagari tujuh sejajar (=gambaran kemakmuran diperdapat karena rajin mengolah
alam menjadi sawah pertanian. Satu di antaranya bernama “si bayau-bayau”, isinya untuk
membantu “anak dagang lalu” (pendatang, penuntut ilmu yang lewat di Nagari itu).
Artinya, perhatian terhadap orang datang (asing) sangat tinggi. Kemakmuran tidak
semata untuk putra asli di nagari. Satu rangkiang bernama “si tinjau laut”, isinya untuk
keperluan anak kemenakan yang memerlukan pertolongan. Inilah inti semua persiapan
(hasil) yang diperoleh keluarga Minangkabau di dalam tatanan banagari. Ide bahwa
kepentingan bersama berada pada tingkat paling utama dibanding kepentingan sendiri,
dapat dimaknai bahwa individualistic, sangat tidak diminati dalam tatanan masyarakat
adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah itu..
59
Jika hendak berbersih (manjilih) tentulah dengan tersedianya air yang cukup (di
tapi aie= di tepi air). Kalau hendak merdeka di dalam menentukan sikap dan leluasa

90
(2). MENCIPTAKAN KEBAHAGIAAN DUNIA AKHIRAT.
Satu ajaran keseimbangan menurut syariat, tampil
berusaha mencari kebahagiaan dunia (materi) dan kebahagian
akhirat (iman) dalam rangkaian amal ibadah.
‫ل‬7 َ 7 ‫ و ِغَن‬،‫ك‬
َ 7‫اك َقْب‬7 َ ‫ َق ِم‬7 7‫ل َس‬7
َ 7‫ك َقْب‬ ِ ‫ و‬،‫ك‬7
َ َ‫حَّت‬7 7‫ص‬ َ 7‫ل َه َر ِم‬7 َ 7‫ك َقْب‬
َ ‫َب َاب‬7 7‫ َش‬:‫س‬ ٍ ‫ل َخ ْم‬7 َ 7‫ا َقْب‬7 7‫ِا ْغتَنِم َخ ْم ًس‬
َ ِ‫ك َقْب َل َم ْوت‬
‫ك‬ َ َ‫ و َحَيات‬،‫ك‬ َ ِ‫ك َقْب َل ُش ْغل‬َ ‫اغ‬َ ‫ و َف َر‬،‫ك‬ َ ‫َف ْق ِر‬
Manfaatkanlah sebaik-baiknya lima macam kesempatan sebelum
datang lima yang lainnya; masa mudamu sebelum datang masa
tuamu, waktu sehatmu sebelum datang masa sakitmu, saat
kayamu sebelum saat miskinmu, waktu senggang – lapangmu –
sebelum datang waktu sibukmu dan hidupmu sebelum
matimu’60
Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar hidup
mengejar keperluan dunia dengan tidak melupakan akhirat
setiap waktu ada kesempatan. Berbuatlah untuk hidup
akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok dan berbuatlah
untuk hidup duniamu, seolah-olah akan hidup selama-lamanya.
(Hadist).
)‫الص َّحةُ و الفَ َراغُ (رواه البخاري‬ ِّ :‫اس‬ ِ ‫الن‬َّ ‫ان َم ْغبُ ْو ٌن ِف ْي ِه َما َكثِ ْيٌر ِم َن‬ ِ َ‫نِ ْع َمت‬
Ada dua nikmat yang di dalam keduanya banyak orang
melalaikan, yakni sehat dan waktu lapang (kesempatan). (HR.
Imam Bukhari).61
Konsepsi tentang kesehatan manusia dan masyarakat
sebenarnya dapat dilihat pada empat bahagian,
1. kesehatan fisik.
2. kesehatan jiwa.
3. kesehatan ide (pemikiran),
4. kesehatan sosial masyarakat di sekitarnya.
Keempat bentuk tersebut berada dalam ruang lingkup
yang sama (integratif). Memiliki interrelasi satu sama lain.

berkebaikan (mardeso= leluasa), syarat utama perut anak nagari keadaannya kenyang
(kemakmuran tercipta). Apabila anak nagari kelaparan, kemakmuran tidak diciptakan,
maka ada harapan anak nagari akan di kuasai oleh kekuatan asing dari luar.
60
HR.Hakim, dan ia mensahihkannya menurut syarat Bukhari Muslim dengan
disetujui oleh Mundziri, al Munthaqa : 2089, dan Dzahabi (4/306).
61
HR. Imam Bukhari, di dalam al Adab al Mufrad (300).

91
Interrelasi ini berada dalam ruang pemikiran Islam. Sebuah garis
tengah yang menjadi "benang hijau" terhadap segala bentuk
pemikiran yang ada. Garis tengah yang menjadi "benang hijau"
itu, tidak mengalami gesekan-gesekan pemikiran. Mengambil
segala bentuk pemikiran konstruktif dan meninggalkan
pemikiran destruktif 62.
Istilah yang paling tepat dalam menjelaskan ini, melalui
pembentukan cara hidup yang diajarkan agama Islam, antara
lain;
1. berdikari terhadap diri sendiri, tanpa tergantung kepada
orang lain (self help),
2. membantu orang lain tanpa pamrih dengan ukuran
ikhlas karena Allah SWT (selfless help),
3. membentuk sebuah ketergantungan membantu satu
sama lain, ta’awunitas (mutual help).
Cara hidup ini merupakan konsepsi pemikiran Islami.
Sesuai dengan yang dikembangkan menjadi dasar pembentukan
kerjasama antara nagari. Mendasari bentuk hubungan
internasional yang mampu menciptakan tata perdamaian dunia.
Ketiga dasar tersebut merupakan dasar pembentukan
masyarakat tamaddun (beradab). Tidak semata, hanya bersifat
"kebangkitan ekonomi", malahan, menjadi sesuatu yang bersifat
moral (the moral renewance).
Dalam "pembersihan moral" (the moral renewance),
peranan agama Islam menjadi penting. Kepentingannya terletak
kepada kemampuan aplikasi dari segala ide atau pemikiran
yang dilaksanakan. Gagasan ini dapat seiring dengan penerapan
pengertian globalisasi yang diartikan sebagai ruang lingkup
pemikiran yang bisa dilaksanakan di tengah masyarakat (The
policy making something worldwide in scope or application).63

62
Hal ini di kemukakan M.Natsir, dan bisa dicapai dengan upaya membangun
masyarakat besar melalui masyarakat kecil.

63
Relevansi pengertian globalisasi dalam konteks pemahaman ajaran agama Islam
dapat di lihat dari kata-kata DR.Sidek baba, Timbalan Rekyor UIAM Malaysia dalam
seminar Kebangkitan Peran Generasi Baru Asia (Re Awekening Asia), Pekanbaru 21-23
Juli 1997 yang menyatakan bahwa terdapat interaksi antara pemahaman ajaran Islam

92
Sebagai sebuah proses, ajaran agama Islam tidak berdiri
sendiri, dengan menghindari persinggungan dengan lalu lintas
ide atau pemikiran yang ada di sekitarnya. Bahkan, ajaran Islam
mengkoreksi pemikiran yang berkembang tidak sesuai kepada
kondisi positif. Interaksi ini mengharuskan pemahaman ajaran
agama Islam tidak lagi secara eksklusif. Ajaran Islam tidak berada
dalam ruang lingkup pergaulan sebuah komunitas sosial yang
tertutup dari dunia sekitarnya.
Ajaran Islam sesungguhnya bersifat inklusif. Dapat
dipahami oleh semua orang. Karena itu, tidak dapat ditolak
perkembangan dakwah yang diminati di nagari-nagari di
Minangkabau sejak lama, adalah dakwah inklusif, terbuka untuk
semua orang.

PERTEMUAN PEMIKIR BERGUNA DI DALAM MEMBACA SETIAP PERUBAHAN

Pemeranan pemikiran baru, adat dan syarak, dalam


mencerahkan problematika sosial, budaya, ekonomi dan politik
dalam segenap masyarakat yang ada, menjadi sangat penting.
Terutama membentengi anak nagari dari pelunturan kadar
budaya, sebagai akibat proses westernisasi yang dibawa
kebudayaan Barat. Perpaduan adat dan syarak bersumber ajaran
Islam (Kitabullah) menjadi satu antitesis terhadap masalah
(kondisi) tersebut. Pemikiran Dakwah Islam merupakan
pemikiran ahlul salaf. Tujuannya menjelmakan umat
dengan aspek globalisasi kehidupan yang terjadi di dunia saat ini.

93
pertengahan (umathan wassatahan) yang dikemukakan ajaran
Alquran.
‫شهي ًدا‬
ْ ‫عليكم‬ ِ
ْ ‫الناس و يكون الرسو ُل‬ ‫لتكونوا ُشهداء على‬
ْ ‫وكذلك جعْلناكم أمةً وسطًا‬
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat
Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi
atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)
menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (QS. al Baqarah : 143)
Sebagai pemikiran aplikatif dari problemtika sosial yang
ada, maka penerapan idea (pemikiran) yang dijiwai oleh syarak
(Islam) menjadi sebuah kebutuhan mutlak yang diharapkan.
Frustrasi sosial yang melahirkan agresi dalam segenap bidang
kehidupan dilahirkan oleh kesenjangan. Tidak sejalan antara
sebuah ide dengan aplikasi ide tersebut. Kesenjangan ini, akan
teratasi oleh pembentukan masyarakat self help, selfless help dan
mutual help di atas. Upaya untuk menjembatani kesenjangan
tersebut hanya bisa dilakukan melalui upaya nyata dengan
"Berorientasilah kepada ridha Allah SWT."

SEMINAR TANTANGAN DAKWAH ISLAM DI TENGAH UMAT SERANTAU


Kata-kata ridha merupakan maqam (tingkatan) terakhir
dalam maqam (tingkatan) rohani kehidupan tasauf
(pembersihan diri). Berjalan menuju redha Allah (dakwah ilaa
Allah) hanya dapat dicapai melalui ‘al-qalb al-salim” (hati yang
salim, tenteram dan sejahtera). Kebaikan hati awal langkah
untuk mencapai kebaikan jiwa dan jasad,

94
‫ أال‬،‫دتْ فسد الجسد كله‬77 7 ‫لح الجسد كله وإَذا فس‬77 7 ‫لحتْ ص‬77 7 ‫غة إَذا ص‬77 7 ‫د مض‬7َ7 7‫إن ِفى الجس‬
‫َوهي القلْب‬

Sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal mudhghah


(benda darah), jika ia sehat maka baiklah seluruh jasad, dan jika
ia fasad maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia
adalah hati (Hadith riwayat Bukhari).
Kebaikan hati menjadi titik tolak kehidupan yang
sempurna. Kebersihan hati manusia akan membuka peluang
besar untuk menerima semua perintah Allah dengan sempurna.
Inti dari perjalanan menuju redha Allah sebenarnya adalah
perjalanan hati (rihlah qalbiyah) menuju kebaikan. Lalu
mempertahankan kebaikan hati terus menerus, dengan
melaksanakan kewajiban ibadat yang ikhlas kepada Allah
sampai kematian datang menjelang.64
Maqam redha hanya bisa dicapai setelah melalui
maqam- maqam di bawahnya, seperti taubat, wara, zuhud, shabr,
fakir dan tawakkal. Ketujuh maqam tersebut hanya bisa dilalui
oleh mereka yang telah mengalami pencerahan (enlightenment),
baik dalam bidang pemikiran maupun spritual rohani.
Di saat pergulatan penetrasi budaya, peran ulama suluah
bendang di nagari-nagari amat menentukan. Terutama di dalam
membuat generasi Minangkabau masa datang yang
bertanggung jawab. Suatu pengabdian mulia dan tugas sangat
berat. Kewajiban kita untuk selalu memberi ingat kepada
generasi pengganti di Minangkabau. Agar mereka menjadi berani
hidup dan senang mati.
Budi adalah sebuah dasar utama untuk dapat
melaksanakan prinsip adat di Minangkabau.
Indak nan merah pado kundi,
Indak nan bulek pado sago,
Indak nan indah pado budi,
Indak nan elok pado baso”.

64
Said Hawwa, Tarbiyatuna al-Ruhiyah, hal. 64-72.

95
Artinya, tidak ada yang merah daripada kundi, tidak ada yang
bulat dari sago. Tidak ada yang indah dari budi tidak ada yang
baik daripada basa-basi”.
Untuk itu, generasi Minangkabau kedepan mesti selalu
merebut sukses di dunia seiring dengan persiapan akhiratnya.
Anak ikan dimakan ikan,
gadang di tabek anak tanggiri.
Ameh bukan pangkekpun bukan,
budi sabuah nan di haragoi.
Dulang ameh baok balaie, batang badi baok pananti,
Utang ameh dapek di baie, utang budi babaok mati.
Pucuak pauah sadang ta jelo, panjuluak bungo galundi.
Nak jauh silang sangketo, pahaluaih baso jo basi.
Maknanya, anak ikan dimakan ikan, besar di empangan (tebat)
anak tenggiri. Emas bukan pangkatpun bukan yang dicari di
dalam hidup ini, tetapi budi pekerti saja yang dihargai oleh
orang. Karena itu, dulang emas dibawa berlayar, batang badi
dibawa pengganti. Hutang emas dapat dibayar secara
berangsuran lunas juga. Akan tetapi, hitang budi dibawa mati.
Makanya, pucuk pauh sedang terjela (terjuntai),
penjuluk bunga galundi. Agar terjauh dari silang sengketa
perhaluslah bahasa dan budi. Masyarakat Minangkabau sangat
menghargai kesantunan berbahasa yang sopan.
Anjalai tumbuh di atas munggu,
Sugi-sugi di rumpun padi.
Kalau hendak pandai sungguh-sungguhlah berguru,
Kalau mau tinggi, naiakkanlah budi.
Artinya, belajar sangat erat kaitannya dengan menambah ilmu
dan meninggikan budi pekerti.
Mengajarkan kepada generasi Minangkabau secara
terus menerus, agar mereka dapat hidup dengan mempunyai
tanggung jawab bermasyarakat. Yang tua dimuliakan, yang
muda dikasihi dan sama besar (samo gadang) saling hormat
mengormati.
1. Pengajaran akhlak diarahkan kepada
mengutamakan kebajikan dan keselamatan
masyarakatnya.

96
ِ ‫ديل لِ َخلق‬7ِ ‫اس عليها ال تب‬7‫اهلل الَّتى َفطَر الن‬
‫دين‬7ِّ ‫اهلل ذلِك ال‬ ِ ‫للدين حنيفا ِفطرت‬
ِّ ‫وجهك‬ ِ
ْ َ َ َ ْ ْ ‫فأقم‬
‫يعلمون‬ ِ ِ ‫القيِّم و‬
‫لك َّن أكثر‬
ُ ‫الناس ال‬
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui. (QS.ar Rum : 30)
2. Mengajarkan sikap adil terhadap siapa saja tanpa
dipengaruhi faktor-faktor jasmani, mental, emosi,
politik, ekonomi, sosial, keturunan maupun paham,
sesuai pesan Rasulullah SAW ;

،‫اهمَا‬
ُ َ‫و‬7ِ7 ‫ِه ِممَّا س‬7 7 ْ‫حب إلي‬
ُّ ‫ُْوله أ‬77 ‫ورس‬ ْ َ‫ م‬:ِ‫ان‬7 7 َ‫طعَْم ا ِإلْيم‬
َ ‫ان اهلل‬777‫ن ك‬ َ ‫د‬7 7 َ‫ِه وج‬77 ْ‫ن ِفي‬
َ ‫ن ُك‬
ْ ‫الثٌ َم‬
َ ‫َث‬
‫ُه‬7 ْ‫ه اهلل ِمن‬
ُ ‫َذ‬7 َ‫ان ْانق‬
ْ ‫َد‬7 ْ‫ِر َبع‬7 ْ‫ْوَد ِفى الكُف‬7 ُ‫ن َيع‬
ْ ‫َرهُ أ‬7 ْ‫ ومن يَك‬،‫ال هلل‬
َّ ‫ًدا الَ ُيحبَّه إ‬7 ْ‫عب‬
َ ّ‫ن أحب‬
ْ ‫وم‬
َ
.‫ار‬
ِ َّ‫فى الن‬
ِ ‫ن ْيلقَى‬
ْ ‫هأ‬
ُ ‫َكمَا َيكَْر‬

Ada tiga perkara, yang barangsiapa terdapat pada dirinya, dia


akan merasakan lazatnya iman: Orang yang mencintai Allah dan
RasulNya lebih daripada selain keduanya, orang yang mencintai
seorang hamba hanya karena Allah, dan orang yang benci untuk
kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya
sebagaimana dia benci untuk dilempar ke dalam neraka. (H.R.
Imam Bukhari, Muslim, Tarmizi dan Nasa’i).
Kok gadang jan malendo, kok cadiak jan manjua.
Nan barek sa pikua, nan ringan sa jinjiang.
Saketek agiah bacacah, banyak agiah ba umpuak.
Hati gajah samo di lapah, hati tungau samo di cacah.
Artinya mempunyai tanggung jawab sosial yang adil. Kalau
besar jangan melenda. Kalau cerdik jangan menipu. Berat sama
dipikul dan ringan sama dijinjing. Maknanya seia sekata menjaga
semangat gotong royong. Sedikit beri bercecah dan banyak beri
berumpuk. Hati gajah sama di kunyah, dan hati tungau sama dicecah.
Semua dapat merasakan dan memikul tangung jawab bersama
pula.
Nan tidak ado dicari, nan lai samo dimakan.
97
Mandapek samo balabo,
Kahilangan samo marugi.
Kabukik samo mandaki, Kalurah samo manurun.
Artinya kalau yang tidak ada sama-sama giat mencarinya, dan
yang ada sama pula menikmati memakannya. Ada jiwa seia
sekata (responsibility), mendapat sama berlaba, kehilangan sama
bertanggung jawab sama menanggung resiko kerugian. Yakni,
sehina semalu. Dan di dalam pekerjaan sama-sama berusaha ke
bukit sama mendaki dan ke lurah sama menurun.
Budi halus bukan pula tidak ada batasnya. Budi halus
akan tegak dengan izzah an-nafs atau harga diri yang tertanam di
dalam jiwa yang bersih atau ruh al jauhari (‫ )النفس الجوهري‬yang
memiliki kesederhanaan, martabat, kepribadian dan wibawa.
Jiwa yang jauhar atau ‫ النفس الجوهري‬yakni nafsu yang
bersih itu khusus dikurniakan Allah kepada manusia. Segala
suruhan dan larangan Allah ditujukan kepada ‫ النفس الناطقة‬yaitu
nafs an-natiq atau ‫ النفس الجوهري‬yang lazimnya juga disebut kalbu
(‫ )القلب‬yang pada hakikatnya adalah jiwa yang memerintah
manusia atau ruhul amri (‫ )الروح االمري‬dan memiliki keunggulan
komperatif pada pertimbangan akal (‫ )العقل‬tersebut. Dengan
berperannya komponen-komponen hati, akal dan jiwa tersebut
maka utuhlah manusia sebagai insan berbudi, berakhlak,
berfikir maju, baik dan beragama dengan hidayah Allah.
c) Menampilkan cara berpakaian, bertutur kata dan
tingkah laku santun dengan kecakapan ikhtisas Islami,
meningkatan mutu diri dalam rangkaian tauhid ittiba’,
mengikuti Sunnah Rasulullah SAW.
Jiwa (‫ )النفس‬yang bersih berupaya menerima hidayat
Allah dan mengenal hal perkara yang baik untuk
diamalkan. Jiwa itu pula yang mengenali perkara-perkara
yang buruk untuk dijauhi.
Maka jiwa yang bersih dari anak nagari ini mesti
dipelihara keberadaannya dengan menampilkan cara
berpakaian yang baik dan rapi, menurut ketentuan syarak
sesuai firman Allah,

‫اها‬
َ ‫ور َها َوتَ ْق َو‬
َ ‫ فَأَْلهَ َمهَا فُ ُج‬-- ‫اها‬ ٍ ‫وَن ْف‬
َ ‫س َو َما َس َّو‬ َ

98
Dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaanNya. Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) jahat (untuk dijauhkan)
dan (jalan) kebaikkan (untuk diamalkan). 65

d). Membudayakan saling menghormati


Yang membedakan masyarakat Minangkabau dengan
susunan masyarakat lainnya adalah budi pekerti juga.
Tibo dikaba baik bahimbauan,
Tibo di kaba buruak bahambauan.
Nan tuo dimuliakan, nan mudo dikasihi,
Samo gadang hormat menghormati.
Karena itu tidaklah heran kalau fatwa adat di Minangkabau
sebenarnya dapat dipahami yakni fatwa budi atau akhlak karimah
yang sesuai dengan syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW.

)‫ الَ َي ْر َح ُمهُ اهللُ (متفق عليه‬،‫اس‬ َّ ‫َم ْن الَ َي ْر َح ُم‬


َ ‫الن‬
Yang tidak menyangi manusia tidak akan disayangi oleh Allah 66
Kaluak paku kacang balimbiang,
Pucuaknyo lenggang-lenggangkan,
Di baok ka Saruaso.
Anak di pangku kamanakan di bimbiang,
Urang kampung dipatenggangkan,
Jago nagari binaso.
Artinya adalah, keluk paku kacang belimbing, pucuknya
lenggang-lenggangkan, dibawa ke Saruaso. Anak dipangku,
bermakna seorang ayah bertanggung jawab kepada anaknya,
konsekwensinya si anak berkewajiban fithrah membalasi budi
baik ayah tersebut. Ayah adalah payung panji (pelindung) di
kala hari hujan dan mamak adalah payung panji di kala hari
panas. Kemenakan dibimbing, seorang mamak membimbing
kemenakannya dengan menunjuk --mengajari sesuai dengan
kaedah adat. Hutang budi kepada mamak ini harus dibayar,
65
As-Syams, 7-8
66
HR. Muttafaq ‘alaih, sepakat perawi hadist.

99
tatkala satu hari kekak seseorang pasti memerankan peran
mamak pada dirinya terhadap kemenakannya. Maka diapun
bertanggung jawab melindungi kemenakannya di dalam kaedah
patah tumbuh hilang berganti.
Orang kampung dipatenggangkan, berarti ada tanggung
jawab sosial untuk memelihara semua anak nagari pada diri
orang sekampung. Tidak semata hanya menjadi tanggung jawab
ayah dan bunda dalam batas pagar pekarangan rumah. Maka
tidak dapat tidak, mesti ditanamkan tanggung jawab sosial
(social responsibility) pada setiap diri anak Minangkabau saling
menghormati. Kesudahannya, jaga nagari jangan binasa.
Maknanya,
Tagak badunsanak, mamaga dunsanak,
Tagak bakampuang, mamaga kampuang,
Tagak basuku, mamaga suku,
Tagak babangso, mamaga bangso.
Artinya, dalam bersaudara, lindungilah saudara. Dalam bersuku
lindungi suku. Jika bernegeri, lindungi negeri dan jika
bernegara dan berbangsa, lindungilah bangsa. Pada tiap-tiap
bagian harus dipertahankan, dijaga menurut tingkatan dan bahwa
yang demikian ini adalah merupakan suatu kewajiban yang harus
diinsafi oleh seseorang.67
Melindungi dari segala bahaya yang dapat merusak
anak nagari baik dari dalam tubuh anak nagari seperti “pagar
memakan tanaman” atau dari bahaya luar (penetrasi budaya)
dalam ungkapan “jalan di alih orang lalu”.

67
Prof. Mr.M.Nasroen, Dasar Falsafah Adat Minangkabau, Jakarta, 1971, hal.172-
173, Kepribadian Menurut Adat Minangkabau.

100
ACARA PENGANUGERAHAN GELAR KEHORMATAN SANGSAKO ADAT
MINANGKABAU YANG DIPATUAN MAHARAJO ALAM SATI KEPADA SRI
SULTAN HAMENGKU BUWONO X DI USTANO BASA AMPEK BALAI
PAGARUYUNG. SALAH SATU UJUD SALING MENGHORMATI.
Paling utama diajarkan adalah penghormatan terhadap
orang tua. Sabda Rasul SAW. mengingatkan ;

‫ف لِ َعالِ ِمَنا (رواه‬


ُ ‫ر‬7ِ 7 7 7‫ و لَ ْم َي ْع‬،‫ ِغ ْي َرَنا‬7 7 7 ‫ص‬ َّ ِ َّ ‫لَ ْيس ِم ْن أ‬
َ ‫ر َح ُم‬7ْ 7 7 7‫ و َل ْم َي‬،‫ا‬77 7 7‫ ل َكبِ ْي َرَن‬7 7 7‫ُمتي َم ْن لَ ْم يُ ِج‬ َ
)‫أحمد‬

Tidak tergolong umatku, yang tidak menghormati yang tua dan


tidak mengasihi yang muda dan tidak pula mau mengarifi
pandangan-pandangan orang berilmu diantara kami.68
Pencerahan (enlightenment) dari hidayah dilakukan
dengan menjelajahi berbagai pemikiran yang ada. Kemudian
melakukan penyaringan (filter) terhadap segala bentuk
pemikiran tersebut. Salah satu saringannya adalah bersandar
kepada Allah. Rasulullah SAW mengajarkan do’a permohonan
untuk mendapatkan hidayah, kelapangan hati dan kekayaan
materi.

)‫اف و اْل ِغَنى (رواه مسلم و الترمذي و ابن ماجة‬


َ ‫ك اْلهُ َدى و التَُّقى و اْل َع َف‬ َّ
ْ ‫اَللهُ َّم إِنِّي أ‬
َ ُ‫َسأَل‬

Ya Allah, aku bermohon kepada MU petunjuk (hidayah), taqwa


dan kesucian diri dan kekayaan.69

68
HR. Imam Ahmad.

101
Lebih lanjut melahirkan pemikiran bersih, jernih dan dapat
diterima oleh semua pihak. Setiap pemikiran jernih selalu akan
disimak diikuti dan ditelaah oleh yang setuju maupun yang
berseberangan dengan dirinya.70
Proses pencerahan dan sikap politik, dibentuk juga oleh
latar belakang pendidikan dan pengalaman hidup. Pencerahan
moral ini, mestinya dipunyai oleh politisi aktif yang hidup dalam
masyarakat.
Keberhasilan akan diukur apakah seorang politisi yang
akan memimpin umat di akar rumput masyarakat di nagari itu
berkemampuan membina diri menjadi seorang pemikir politik
(the political thinkers). Apakah mereka memiliki pandangan
pandangan filosofis (the political idea philospher). Kemampuan
tersebut akan memberi dorongan untuk selalu berjuang
meningkatkan kesejahteraan umat yang memilihnya. Seorang
pemikir dan pelaku politik yang mempunyai wawasan idea
filosofis akan senantiasa hidup dalam memikirkan
kesejahteraan umat banyak.
Satu keniscayaan semata, tatkala seorang pemimpin
politik hidup di tengah anak nagari yang memilihnya
(konstituen) selalu berpikir dan berbuat untuk orang banyak
atau anak nagari itu. Inilah modal utama para pemimpin
Minangkabau sepanjang masa.
Jalan pikiran filosofis selalu melihat bahwa peranan
masyarakat kecil merupakan ide (pemikiran) politik praktis
yang paling utama.71

69
HR.Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud RA, (Shahih Jami’ Ash
Shaghir : 1301)
70
Proses ini dilakukan oleh M.Natsir melalui proses belajar yang panjang dengan
berbagai guru beliau, mulai dari HOS Cokroaminoto, H.A.Salim, dan dari guru yang
berpandangan hidup dengan alur pemikiran yang keras serta memiliki fanatisme agama
yang keras seperti tokoh PERSIS Ahmad Hassan (dikenal juga dengan nama Hassan
Bandung) sampai kepada tokoh moderat dan sosialis sekalipun.

71
Ide atau pemikiran tersebut di tuangkan di dalam menciptakan produk kecil (handy
craft) di nagari-nagari dalam masyarakat yang dikenal hari ini dengan sebutan “satu desa
satu produk” (one village one product), yang dilaksanakan dalam proyek pengembangan
ekonomi masyarakat kecil pedesaan di Jepang dan berperan menjadi salah satu upaya

102
Demikian pula dengan kondisi ekonomi yang digeluti
oleh umat. Masyarakat di nagari-nagari saat ini sedang di dalam
proses globalisasi. Merekalah yang paling utama untuk selalu
didukung dan diperhatikan. Mendorong masyarakat kecil di
nagari untuk menghasilkan produk yang mampu bersaing pada
tingkat pasaran dunia.
Di era pergeseran politik nasional di tahun terakhir
(1995-2002), kehidupan nasional Indonesia dilanda berbagai
krisis. Kemelut ekonomi menjadikan bangsa ini sangat
tergantung kepada kekuatan asing. Namun, ternyata
pertumbuhan ekonomi umat di Indonesia masih mampu
bertahan dan bahkan mencapai tingkat pertumbuhan yang
signifikan yaitu 2,4 % pertahun.
Ketahanan ekonomi nasional ini ternyata tidak ditunjang
oleh para konglomerat yang telah menelan kekayaan umat lebih
dari 85% selama hampir 30 tahun. Nyatanya, kontribusi terbesar
datangnya dari pergerakan ekonomi rakyat kecil di nagari-nagari.
(3).
(3). “BUMI ALLAH LUAS, MERANTAULAH DI ATASNYA”
Allah telah menjadikan bumi mudah untuk digunakan.

‫يرا‬7 ِ ِ ‫األر‬
ً 7 ‫روا اهلل كث‬7ُ 7 ‫وا من فضل اهلل و ا ْذك‬77‫وابتغ‬
ُ ‫ض‬ ْ ‫روا في‬77 ‫فانتش‬
ْ ُ‫لوة‬77 ‫يت الص‬7َ 7 ‫إذا قض‬77 ‫ف‬
‫لعل ُكم تفلحون‬

Maka berpencarlah kamu diatas bumi, dan carilah karunia


Allah dan (di samping itu) banyaklah ingat akan Allah, supaya
kamu mencapai kejayaan.72
Supaya jangan tinggal terkurung dalam lingkungan yang kecil,
dan sempit, maka mamangan adat mendorong para remajanya
menuntut ilmu dan menambah perbekalan diri dengan
merantau.
Filosofi merantau di Minangkabau, sama halnya dengan
pergi menuntut ilmu dan mencari harta. Menuntut ilmu
bagaimana cara hidup, dan membekali hidup dengan ilmu.
pemerkasaan rakyat kecil (people empowerment) dan menjadi tiang proses kompetisi
perekonomian dunia dalam proses globalisasi.

72
QS.62, Al Jumu’ah : 10.

103
Untuk mendapatkan dunia dengan ilmu dan merajut akhirat
juga dengan ilmu. Sementara di kampung halaman tenaga
belum banyak bermanfaat.
Karatau madang di hulu
babuah babungo balun.
Marantau buyuang dahulu
dirumah paguno balun. 73.
Merantau tetap dengan berbekal ilmu adat dan budi
pekerti.
Kok pai anak merantau,
Mandilah di bawah-bawah, manyauak di hilia-hilia.
Tapi kok di pakok urang banda sawah,
Dialiah urang lantak pasupadanan,
Busuangkan dado padek-padek,
Paliekkan tando laki-laki,
Jan takuik tanahg kasirah,
Aso hilang duo tabilang,
Sabalun aja bapantang mati.
Namun di dalam kabanaran,
Bago dipancuang lihie putuih,
Satapak jan namuah suruik.
Artinya, kalaupun pergi merantau ada beberapa larang pantang
perlu dijaga. Di antaranya, kalau berkata di bawah-bawah, tidak
sombong dan pongah, ambillah air di sebelah hilir.
Tetapi, kalau masalah prinsip adat dan syarak sudah
diganggu, yakni kalau ditutup orang bandar sawah, dikisarnya
tiang batas, busungkanlah dada dan perlihatkan bahwa kita
adalah jantan berpantang menyerah kepada kezaliman. Laki-laki
wajib menjaga kebenaran. Jangan takut tanah akan merah. Satu
hilang kedua terbilang, sebelum ajal berpantang mati. Kuatnya
perpegangan syarak ini, akan memberi motivasi bahwa hidup di
rantau, atau di mana saja, selalu tegak pada kebenaran. Jika di

73
Artinya, “Keratau madang di hulu. Jangankan berbuah, berbunga pun belum”.
Sampiran berikutnya, “Merantaulah buyung (anak laki-laki) lebih dahulu, karena di
rumah (di kampung halaman) belum banyak bermanfaat”. Makna “merantau”
dimaksudkan menambah perbekalan hidup (ilmu, pengalaman dan harta) untuk
disumbangkan kembali ke kampung halaman. (Catatan khusus dari penulis). Lihat pula
Kitabullah QS.4, An Nisak : 97

104
dalam kebenaran, biarpun putus leher dipancung, setapak
jangan engkau surut.
Perkembangan diri seorang tidak boleh mengakibatkan
jika cerdik tidak boleh melanggar dan jika besar tidak boleh
melenda. Adab dan adat yang akan dipakai adalah, Nan cadiak
tampek batanyo, Nan kayo tampek batenggang, artinya, yang cerdik
tempat bertanya dan yang kaya tempat orang miskin minta
pertolongan. Dengan bimbingan adat basandi syarak ini pasti
terbina kehidupan saling bantu membantu.
Dalam membina umat di nagari yang dicari adalah
“opsir lapangan”, yang bersedia dan pandai berkecimpung di
tengah-tengah umat. Mereka akan menjaga umat di nagari.
Mereka akan menjadi pawang penjaga. Agar umat tidak semata
menerima perubahan karena zaman telah berubah atau musim
telah berganti. Opsir lapangan itu adalah imam khatib adat suluah
bendang di nagari.
Suluah bendang menjaga umat berada di dalam
keteguhan nilai adat istiadat sesuai bimbingan syarak (agama
Islam) yang dinasehatkan oleh Rasulullah SAW;

‫ َل ِك ْن‬،‫ْت‬
ُ ‫أ‬7 7 ‫اءوا أس‬
ُ 7 7 ‫إن أ َس‬
ْ ‫ و‬،‫ت‬ ُ ‫ ْن‬7 7 ‫َح َس‬ ْ ‫ ِإ ْن أ‬،‫اس‬
ْ ‫ ُن ْوا أ‬7 7 ‫َح َس‬ ِ ‫الن‬
َّ ‫ع‬7
َ 7 7‫ أََنا َم‬:‫و ُل‬7ْ 7 7ُ‫ ةً َيق‬7 7‫إم َع‬
َّ ‫وا‬7ْ 7 7‫الَ تَ ُك ْوُن‬
)‫ظِل ُموا (رواه الترمذي‬ ْ َ‫اءوا أَالَّ ت‬ ُ ‫أس‬
َ ‫ و إن‬،‫أن تُ ْحس ُنوا‬
ِ ْ ‫الناس‬
ُ َّ ‫أح َس َن‬ ْ ‫إن‬ ْ ‫َوطُنوا ْأنفُ َس ُك ْم‬
ِّ

Janganlah kalian menjadi seperti bunglon yang berkata, aku


bersama orang-orang, jika mereka baik, maka akupun baik pula,
dan jika mereka buruk akhlaknya, maka akhlakku pun buruk
pula. Akan tetapi tanamkanlah sikap pada diri kalian; jika
mereka baik, hendaklah kalian baik; dan jika mereka buruk
akhlaknya, maka janganlah kalian berbuat dzalim.74
Di Minangkabau, prilaku beristiadat mulai tercemari
kebiasaan pemborosan (waste). Wabah di tengah masyarakat
berjangkitnya penyakit adu untung, atau perjudian massal
terselubung (togel = toto gelap), tetap berjalan tanpa hambatan.
Maraknya togel dalam bermacam bentuknya. Keberadaan judi
ini, akan meruntuhkan akhlak. Menghisap modal dari proses
produksi. Hasil pendapatan anak nagari yang didapat dari pasar
74
HR. Imam Tirmidzi (2008), dan dia berkata hadist Hasan Gharib.

105
dagang berpindah ke bandar judi. Akibat pasti, merusak
berbagai penyakit masyarakat lainnya. Karena itu, sangatlah
perlu diawasi secara ketat dengan berbagai perturan di daerah.75
Upaya ini perlu di iringi pula dengan menanamkan
kembali kehati-hatian masyarakat Minangkabau di dalam
mengelola kehidupan mereka.
Ingek sa-balun kanai,
Kulimek sa-balun abih,
Ingek-ingek nan ka-pai,
Agak-agak nan ka-tingga.76

ً‫لربه كفورا‬
ّ ‫الشيطان‬ ِ
‫الشياطين و كان‬ ‫إخوان‬ ِّ ‫إن‬
‫المبذرين كانوا‬ َّ
ُ َ
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
(QS.17, al Israk : 27).
Para ilmuan berpengalaman yang lahir dari anak nagari,
sangat diperlukan membina anak nagari di Minangkabau.
Para ilmuan Minangkabau adalah orang-orang yang
mempunyai “mata hati”. “Mahir dalam membaca kehendak
masyarakat”. Perlu meng-introdusir tenaga sarjana agama dari
berbagai disiplin ilmu untuk segera kembali ketengah
masyarakatnya di nagari–nagari.
Tujuan akhir yang hendak diraih dengan pemanfaatan
tenaga yang ahli dan para cendekiawan di kampung dan nagari
adalah agar lambat laun, di antara mereka akan berurat di hati
umat di nagari itu.

75
Sekarang di Surau telah lahir Perda No.11/2001 tentang pemberantasan Maksiyat.
Akan tetapi sebagian masyarakat hukum menilainya impoten, karena banyak kekurangan
dan kelemahan. Terlepas dari itu, aturan ini bila dapat dilaksanakan, pasti akan menjadi
upaya membentengi daerah ini dari bahaya perjudian dan kemaksiyatan lainnya.
76
Ingat sebelum kena, hemat sebelum habis, dan hati-hati dengan keluarga yang
ditingalkan di kampung, lebih berhati-hati yang akan pergi meninggalkan kampung
halaman. Nasehat ini menjadi bekal anak nagari pergi merantau. Bekal nasehat lebih
utama dari bekal materi. Menjadi pendorong utama terpeliharanya sumber daya manusia
Minangkabau.

106
IKUT MERASAKAN DENYUT NADI KEHIDUPAN ANAK NAGARI DI
MINANGKABAU, MAKA BERADALAH DI TENGAH UMMAT.
Kerja utama di nagari hari ini membentuk tenaga
pembina umat – anak nagari – yang diharapkan tampil dari
kalangan ninik mamak, alim ulama, mu’allim, para tuangku,
imam khatib adat suluah bendang dalam Nagari yang memiliki
sahsiah (ciri utama) di dalam pembinaan, sebagai layaknya
seorang para pendidik (murabbi).

PERAN SENTRAL BUNDO KANDUNG

Perempuan sering disebut dengan panggilan 'wanita'.


Panggilan ini lazim dipakai di negeri kita. Kata-kata "wanita"

107
(bhs.Sans), berarti lawan dari jenis laki-laki, juga diartikan
perempuan (lihat :KUBI).77
Sebutan perempuan rasanya paling tepat untuk bundo
kanduang.
Di masa jahiliyah berlaku pelecehan gender ketika di
lahirkan anak perempuan disambut kematian. Wanita hanya
pembawa aib, bayi perempuan itu mesti dibunuh.
Setelah Islam datang, Kitabullah Alquran menyebut
perempuan dengan Annisa' dan Ummahat. Perempuan adalah
bundo atau "Ibu". Annisa' adalah tiang bagi suatu negeri 78. Begitu
penafsiran Islam tentang perempuan.
Sejak dua alaf berlalu, Alquran al-Karim menempatkan
perempuan dalam derajat yang sama dengan jenis laki-laki pada
posisi azwajan atau pasangan hidup.
Perempuan menyimpan arti pemimpin (raja), orang
pilihan, ahli, yang pandai, pintar dengan segala sifat keutamaan
yang lain.79

‫ور َزقَ ُكم ِم َن‬


َ ‫دة‬77 7 َ‫ين َو حف‬
ِ ِ ‫ ُكم َأزواجا و جعل َل ُكم ِم ْن ْأزو‬7 7 7‫و اهلل جعل لكم ِم ْن ْأنف ِس‬
َ ‫اجكم َبن‬ َ ْ َ ً َ ْ ََ
.‫أفبالباطل ُي ْؤ ِم ُنون َو ِب ِن ْعمت اهلل ُه ْم يكفرون‬
َ ‫الطيَِّبات‬
Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri
dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak anak
dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik.
Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari ni`mat Allah? (Q.S.16:72)

77
Pada masa dahulu banyak penulisan cerita tentang wanita yang dianggap hanya
sejenis komoditi penggembira, penghibur, teman bercanda.
78
Bila Annisa'-nya baik, baiklah negeri itu, dan bila Annisa'-nya rusak, celakalah
negeri itu (Al Hadits). Sorga di bawah telapak kaki ibu (Ummahat) sesuai ajaran Islam.
Kaidah Alqurani menyebutkan, Nisa'-nisa' kamu adalah perladangan (persemaian)
untukmu, kamupun (para lelaki) menjadi benih bagi Nisa'-nisa' kamu. Kamu dapat
mendatangi ladang-ladangmu darimana (kapan saja). Karena itu kamu berkewajiban
memelihara eksistensi atau identitas (Qaddimu li anfusikum) dengan senantiasa bertaqwa
kepada Allah (Q.S.2:23).
79
Kata perempuan diambil dari bhs.Kawi (lihat:KUBI).

108
ً‫ة‬7 7‫رحم‬ َّ 7 ‫بين ُكم م‬
ْ ‫ودة و‬7 َ ‫جعل‬ ُ 7 ‫كم ْأزواجا لتس‬77 ‫أن َخلق لكم ِم ْن أنفس‬
َ ‫كنوا إليها و‬7 ْ ‫و ِمن آياته‬
‫يتفكرون‬ ‫لقوم‬ ٍ ‫إن في ذلك‬
ٍ ‫آليات‬ َّ
َ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS.30:21).
Pesan Rasulullah SAW, an nisak ‘imadul bilaad. Idza
shaluhat shaluhal bilaad kulluhu. Wa idza fa sadat, fa-sadatil bilaad
kulluhu, artinya, kaum ibu itu adalah tiang utama dalam nagari.
Kalau mereka baik akan baiklah seluruh nagari. Dan kalau
mereka rusak maka binasalah seluruh nagari.
Alquran menyebut perempuan dengan Annisa' atau
Ummahat sama dengan ibu.
IBU, dapat diartikan "Ikutan Bagi Umat" dan tiang suatu
negeri.80 Sunnah Nabi menyebutkan “ad-dun-ya mataa-’un, wa
khairu mata-'iha al-mar-’atu as-shalihah artinya dunia ini adalah
perhiasan, dan perhiasan paling indah adalah perempuan saleh
(artinya perempuan baik-baik yang tetap pada peran dan
konsisten menjaga citranya). Tafsir Islam tentang perempuan
menjadi konsep utama keyakinan Muslim bermu’amalah.
Alquran menempatkan perempuan pada derajat sama dengan
jenis laki-laki di posisi azwajan atau pasangan hidup.81
Budaya Minang meenyebutkan ;
Adopun nan disabuik parampuan,
tapakai taratik dengan sopan,
mamakai baso jo basi,
tahu di ereang jo gendeang.

80
Bila Annisa'-nya baik, baiklah negeri itu, dan kalau sudah rusak, celakalah negeri
itu (Al Hadits). Kaidah Alqurani menyebutkan, Nisa'-nisa' kamu adalah perladangan
(persemaian) untukmu, kamupun (para lelaki) menjadi benih bagi Nisa'-nisa' kamu.
Kamu dapat mendatangi ladang-ladangmu darimana (kapan saja). Karena itu kamu
berkewajiban menjaga anfus (diri, eksistensi dan identitas) sesuai perintah Qaddimu li
anfusikum, dengan selalu bertaqwa kepada Allah (Q.S.2:23).
81
lihat Q.S.16:72, 30:21, 42:11

109
Adapun yang –-sesungguhnya dapat-- disebut perempuan, yang
mampu memakai tertib dan sopan dalam tata pergaulan,
memakai basa-basi, arif dengan keadaan, mengenal kondisi dan
memahami posisi keberadaan mereka.
Mamakai raso jo pareso,
manaruah malu dengan sopan,
manjauhi sumbang jo salah,
muluik manih baso katuju,
kato baiak kucindan murah,
pandai bagaua samo gadang,
Memakai rasa dan periksa -–cerdas akal dan terkendali emosi--,
memiliki rasa malu dan sopan dalam bergaul, menjauhi
perbuatan salah dan perangai tercela (sumbang), tutur-kata
disenangi orang, ungkapan baik dan penyayang, karena pandai
bergaul di kalangan sebaya.

PEREMPUAN MINANGKABAU, MEMAKAI TIKULUAK PENUTUP KEPALA


Hormat kapado ibu bapo,
khidmat kapado urang tuo-tuo,
labiah kapado pihak laki-laki (suami).
Takuik kapado Allah,
manuruik parentah Rasulullah.
Hormat kepada ibu bapa, khidmat terhadap yang tua,
patuh setia kepada suami, takut -–taat—kepada Allah dan
mengikuti perintah –sunnah—Rasulullah SAW.
Tahu di korong dengan kampuang,
tahu di rumah dengan tanggo,

110
tahu manyuri mangulindan,
Takuik di budi katajua,
malu di paham ka tagadai.
Mengenal atau menyayangi kampung halaman, pandai
menata dan menyajikan kebahagiaan di rumah tangga, pandai
menuntun kepada yang baik dan menghimpunkan yang
terserak, takut budinya akan terjual, sangat cemas–-malu-–
pendirian akan tergadai–-artinya perempuan di dalam budaya
Minangkabau sangat teguh memelihara citra – konsisten --.
Perempuan Minangkabau pandai dan mengerti posisinya.
Tahu di mungkin dengan patuik,
malatakkan sasuatu pado tampeknyo,
tahu di tinggi randah,
bayang-bayang sapanjang badan,
bulieh ditiru dituladan,
kasuri tuladan kain,
kacupak tuladan batuang.
Tahu di mungkin dengan patut. Maka perempuan Minangkabau
mengetahui mana yang “pantas” dan “patut” dia lakukan.
Budaya Minangkabau mengajarkan cara-cara maju
kepada perempuan Minangkabau yaitu, “pandai meletakkan
sesuatu pada tempatnya”. Tidak hanya sekedar itu, selaku
perempuan yang mempunyai budaya tinggi, ia harus tahu mana
yang pantas di tempat yang tinggi dan mana pula semestinya di
tempat yang rendah.

111
BARALEK GADANG PENOBATAN PUAN GADIH PUTI RENO INDASWARI
GUSTI KANJENG RATU HEMAS DI USTANO BASA AMPEK BALAI
PAGARUYUNG
Perempuan Minangkabau pandai berhitung. Mereka
hemat dan pandai mengatur diri. Bayang-bayang sepanjang badan.
Tidak boros. Sikap laku dan perangainya dapat ditiru.
Amalannya dapat dicontoh. Kasuri tuladan kain – artinya seperti
patron kain yang akan dipotong dan dijahit.
Perempuan Minangkabau selalu bertindak adil –
konsisten -- seperti cupak (gantang) dari batuang (buluh),
selamanya teguh buatannya dan tindakannya dapat dijadikan
ukuran. Demikian satu norma kehidupan (grand norm)
perempuan Minangkabau secara ideal.
Maleleh buliaeh dipalik,
manitiak bulieh ditampuang.
Satitiak bulieh dilauikkan,
sakapa dapek digunuangkan,
iyo dek urang di nagari”.82
Perempuan Minangkabau adalah seorang yang pemurah
dan penyantun. Buatannya dapat dipedomani. Bermanfaat bagi
orang senagari.
Perempuan Minangkabau adalah pribadi yang jimek
(yakni bersih, lemah lembut, tegas tak ada dandanan yang di
sisakan dan shalihat), yang kameh ( artinya kemas, berperaturan.
Barameh kameh, bapadi manjadi, artinya lengkap, patuh setia atau
qanitat) dan segeh ( yaitu, cukup, sigap, tak kurang satu apapun,
cergas dan tangkas dibarengi sigap dan tangkas serta sangat
pandai menjaga diri atau hafizat lil ghaibi). Perempuan
Minangkabau rancak lantaran memadukan tiga sikap utama
yang menggambarkan sikap jiwa (mental attitude) yang dibentuk
oleh budaya bundo, berbudi pekerti, dan mengutamakan rasa
malu.
Begitulah peran perempuan Minangkabau yang disebut
bundo kanduang, yaitu luwes dan cekatan, cantik dan cerdas.

82
Meleleh boleh di ambil, menetes boleh di tampung, setetes dapat di lautkan,
sekepal (tangan) dapat digunungkan (artinya walaupun kecil tapi besar manfaatnya), oleh
orang (penduduk) senagari.

112
Bagaikan Sabai nan Aluih, samuik tapijak indak mati, alu ta taruang
patah tigo.83 Artinya, lemah lembut dan tegas.
ِ ٌ ِ‫فالصالحات قان‬
ُ‫حافظات لْل َغ ْيب بما حفظَ اهلل‬
ٌ ‫تات‬ ُ
Maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara (mereka).84
Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah
menempatkan perempuan pada posisi peran; “orang rumah”,85
hiduik batampek,
mati bakubua,
kuburan hiduik di rumah gadang,
kuburan mati di tangah padang,86
Artinya, ada tempat dikala hidup, ada kuburan di saat
mati.
Tempat bagi perempuan semasa hidupnya adalah di
rumah gadang, dan kalau sudah mati kuburan terletak di tengah
padang. Lebih jauh dipahamkan bahwa tidak pantas perempuan
Minangkabau bermain di tengah lapang, kalau tidak ada
keperluan yang mustahak.
induak bareh,87
nan lamah di tueh,
nan condong di tungkek,
ayam barinduak,
siriah bajunjuang,88

83
Semut terpijak tidak mati (jalannya hati-hati), namun alu tertarung patah tiga
(prinsipnya sangat tegas).
84
QS.4, an Nisak : 34.
85
Artinya, perempuan (istri) itulah sebenarnya pemilik rumah.
86
Hidup itu ada tempatnya (rumah dan kampung halaman). Mati juga ada
kuburannya (berkejelasan). Kuburan hidup (tempat tinggalnya orang hidup) adalah di
rumah gadang (yang pemilik hakikinya adalah perempuan di Minangkabau). Kuburan
mati di tengah padang ( yaitu pandam pekuburan yang sudah disiapkan di tempat yang
lapang).
87
Induk beras. Adat kiasan untuk istri di Minangkabau bahwa perempuan itulah
sumber segala-galanya. Padanya ada induk beras yang menjadi tujuan seorang mencari
hidup dan peruntungannya.

113
Kalau lemah ada penolong. Yang condong ada
penopang. Ayam ada induk dan sirih ada junjungan.
Perempuan ada suami pendampingnya.
tahu di mudharat jo manfaat,
mangana labo jo rugi,
mangatahui sumbang jo salah,
tahu di unak kamanyangkuik,
tahu di rantiang ka mancucuak,
ingek di dahan ka mahimpok,
tahu di angin nan basiruik,
arih di ombak nan basabuang,
tahu di alamat kato sampai, 89
Artinya perempuan Minangkabau sangat arif. Kearifan
menjadi asas utama kepemimpinan di tengah masyarakat. Anak
Minangkabau memanggil ibunya, perempuan Minangkabau,
dengan bundo kandung.
Perempuan Minangkabau umumnya menjaga martabat,
1. Hati-hati (watak Islam khauf),
ingek dan jago pado adat,
ingek di adat nan ka rusak,
jago limbago nan kasumbiang,90
Berarti, perempuan Minangkabau itu harus memahami
aturan-aturan adatnya, mampu menjaga agar tidak rusak, dan
mengerti pula kapan limbago mesti dituang.

88
Lemah di dukung, condong di topang. Lamah baraiah, pantai batitih = lemah di
raih landai bertitih, akan halnya orang yang menjalankan perintah, menilik kepada yang
akan menerima beban perintah tersebut. Ayam berinduk, sirih berjunjung. Induk ayam
membantu dan mengajari anak-anaknya mencari makan. Sirih akan subur tumbuh,
banyak ranting cabang daunnya karena ada junjungan yang kuat. Setiap yang lemah perlu
di bantu. Ini peran sentral perempuan Minangkabau.
89
Tahu dengan mudarat dan manfaat, Mengenal laba dan rugi, mengetahui sumbang
dengan salah. Artinya pemimpin yang arif. Kearifan, digambarkan dari; mengetahui duri
yang akan menghalangi, mengetahui ranting yang akan menusuk, ingat akan dahan yang
dapat menimpanya. Tahu di angin yang berkisar, Tahu di ombak yang bersabung =
bergulung (memilik kehati-hatian yang tinggi), Tahu di alamat kata sampai (artinya
mengetahui akan perubahan maksud orang). Gambaran sifat alam sedemikian
sebenarnya sikap yang dipakai oleh perempuan Minangkabau.
90
Ingat dan jago pada adat. Ingat di adat akan rusak. Jaga (pelihara) limbago
(lembaga adat dan garis turunan) yang akan sumbing. Besarnya peranan perempuan
Minangkabau. Menjaga adat dan limbago.

114
2. Yakin kepada Allah (iman bertauhid),
jantaruah bak katidiang, jan baserak bak amjalai,
kok ado rundiang ba nan batin,
patuik baduo jan batigo,
nak jan lahie di danga urang,91
Keimanan kepada Allah (tauhid) menjadikan perempuan
Minangkabau sangat berhati-hati. Perempuan Minangkabau
jauh dari sifat suka memfitnah orang lain dan tahu menjaga
pergaulan dan pandai menyimpan rahasia.
3. Perangai berpatutan (uswah istiqamah),
maha tak dapek di bali, murah tak dapek dimintak,
takuik di paham ka tagadai, takuik di budi katajua,92
4. Kaya hati (Ghinaun nafs), sopan santun hemat dan khidmat,
5. Tabah (redha) yang tampak dalam kejeliannya memilih waktu
ketika yaitu, haniang ulu bicaro, naniang saribu aka, dek saba bana
mandatang,93 Mengerti, kapan harus bicara dan kapan mesti
diam.
6. Jimek (hemat tidak mubazir),
dikana labo jo rugi,
dalam awal akia membayang,
ingek di paham katagadai,
ingek di budi katajua,
mamakai malu dengan sopan.94

91
Jangan di taruh bak ketiding. Jangan berserak bagai amjalai. Kalau ada rundingan
yang mesti dirahasiakan, patutnya dibicarakan berdua, tak usah dijadikan bertiga. Supaya
jangan lahir didengar orang. (Rahasia jangan diceritakan kepada orang lain yang tidak
berhak mengetahuinya.
92
Mahal tidak dapat dibeli. Murahnya tidak dapat diminta. Takut dipaham (pekerti)
akan tergadai. Takut di budi akan terjual. (Nilai budi pekerti lebih tinggi dari seluruh
harta benda yang dipunyai)
93
Hening hulu bicara. Naning seribu akal. Karena sabar bana (pandangan yang
benar) itu akan datang. Perempuan Minangkabau sangat hati-hati memilih tutur kata.
Adakalanya dia diam. Diam itulah jawabannya. Ada masanya dia seperti orang naniang
(kelihatannya seperti pening), akan tetapi sebenarnya sedang memikirkan akal jawab
yang paling baik. Dan karena berhati-hati itulah, pikiran yang benar selalu datang.
94
Diingat laba dan rugi. Dalam awal (langkah) akhir (tujuan akhirnya) sudah
terbayang. Ingat di paham akan tergadai.

115
PEREMPUAN MINANGKABAU DI TENGAH RUMAH GADANG

Sikap khas perempuan Minangkabau adalah jimek. Peran


perempuan di Minangkabau yang disebut bundo kanduang itu,
luwes dan cekatan, cantik dan cerdas.
Perempuan Minangkabau disebut juga padusi artinya
padu isi dengan lima sifat utama; benar, jujur lahir batin, cerdik
pandai, fasih mendidik dan terdidik, bersifat malu
Rarak kalikih dek mindalu,
tumbuah sarumpun jo sikasek,
kok hilang raso jo malu,
bak kayu lungga pangabek 95
Apabila malu sudah hilang, tidak ada lagi yang
mengikat seseorang untuk berbuat seenak hatinya.
Anak urang Koto Hilalang,
Handak lalu ka Pakan Baso,
malu jo sopan kalau lah hilang,
habihlah raso jo pareso. 96
Falsafah hidup beradat memposisikan perempuan
Minangkabau pada sebutan bundo kandung

95
Rarak (berjatuhan) kalikih (buah pepaya) karena mindalu (parasit). Tumbuh
serumpun dengan sikasek. Kalau hilang rasa dan malu. Bagaikan kayu longgar pengikat.
(Artinya, seperti seikat kayu berserakan kesana kemari).
96
Anak orang Koto Hilalang, Hendak lalu ke Pekan Baso. Malu dan kesopanan kalau
sudah hilang. Habislah rasa dan periksa. Artinya seorang yang tidak bermalu akan
berbuat sekehendaknya, tanpa memikirkan akibat perbuatannya itu.

116
limpapeh rumah nan gadang,
umbun puro pegangan kunci,
umbun puruak aluang bunian,
hiasan di dalam kampuang,
sumarak dalam nagari,97
nan gadang basa batauah,
kok hiduik tampek ba nasa,
kalau mati tampek ba niaik,
ka unduang-unduang ka madinah,
ka payuang panji ka sarugo, 98
Memperlihatkan dengan amat jelas kokohnya
kedudukan perempuan Minangkabau pada posisi sentral.
Perempuan Minangkabau menjadi pemilik seluruh
kekayaan, rumah, anak, suku bahkan kaumnya. Kalangan lebih
awam dinagari dan taratak menggelari dengan sebutan “biaiy,
mandeh”artinya ibu. Ungkapan mandeh dan bundo yang
dilekatkan kepada perempuan Minangkabau, menempatkan
laki-laki (suami) pada peran pelindung, pemelihara dan penjaga
harta dari perempuan-nya dan anak turunannya. Dalam siklus
ini generasi Minangkabau lahir bernasab ayah (laki-laki), bersuku
ibu (perempuan), bergelar mamaknya (garis matrilineal).
Di dalam garis keturunan ini, kemenakan berpisau tajam
dan mamak berdaging tebal, memperlihatkan egaliternya suatu
persenyawaan budaya dan syarak yang indah.

97
Limpapeh (kupu-kupu hiasan) rumah nan gadang. Maksudnya, perempuan
Minangkabau itu menjadi seri rumah. Karena ada perempuan di rumah, rumah menjadi
berseri. Pemegang kunci harta dan hasil pertanian. Hiasan di dalam kampung, semarak di
dalam nagari.
98
Perempuan Minangkabau adalah yang di muliakan, dibesarkan dan bertuah.
Katanya di dengar oleh anak cucunya. Dari turunannya di angkat para penghulu dan ninik
mamak. Jika masih hidup tempat berniat. Kalau sudah mati tempat bernazar. Untuk
unduang-unduang (penutup kepala, melindungi) ke Madinah. Untuk payung panji ke
sorga. Kalimat ini bermakna syarak mengatakan, “sorga terletak dibawah telapak kaki
ibu” (al Hadist).

117
PEREMPUAN DI MINANGKABAU, LIMPAPEH RUMAH NAN GADANG
Maka tugas ibu rumah tangga tidak sekedar menyiapkan
makanan dan minuman, melainkan juga menjadi sumber sakina,
kebahagian dan ketenangan. Bersifat kreatif, ulet, tabah, sabar,
atau mampu menghidangkan keindahan dalam rumah tangga.

ُّ ‫اهلل تعالى َج ِمْي ٌل ُي ِح‬


)‫ب اْل َجماَ َل (رواه مسلم و الترمذي‬ َ ‫إن‬ َّ

Allah itu indah dan sangat menyenangi keindahan


Hati-hati mengambil tempat berpijak. Setiap langkah
selalu diintai kerikil tajam. Apabila bertemu yang pahit, jangan
cepat-cepat dimuntahkan. Tidak selamanya yang manis mesti
segera ditelan.
Demikian kearifan “syara’ mangato” dalam Kitabullah. 99
Laki-laki dalam oposisi-biner perannya adalah sebagai
pelindung dan pemelihara harta untuk ‘perempuan’-nya dan
‘anak turunan’-nya.

99
QS.2, al Baqarah : 216.

118
ACARA AKAD NIKAH DI NAGARI-NAGARI DI MINANGKABAU
UMUMNYA DI LAKSANAKAN DI MASJID ATAU SURAU DAN
DIMERIAHKAN DENGAN KEAKRABAN ORANG SEKAMPUNG

Generasi Minangkabau yang dilahirkan senantiasa


bernasab ayahnya (laki-laki) dan bersuku ibunya (perempuan),
suatu persenyawaan budaya yang sangat indah. Citra
perempuan ini diperankan secara sempurna dengan posisi
sentral sebagai IBU (Ikutan Bagi Umat), salah satu unit inti
dalam keluarga besar (extended family).
Pusat keluarga di Minangkabau dipegang oleh bundo
kanduang. Perempuan adalah “tiang negeri” (al Hadist). Posisi
ini adalah penghormatan mulia, “sorga terletak di bawah
telapak kaki ibu” (al Hadist).100
Generasi berbudaya memiliki prinsip yang teguh, elastis
dan toleran bergaul, lemah lembut bertutur kata, tegas dan keras
melawan kejahatan, kokoh menghadapi setiap percabaran
budaya dan tegar menghadapi percaturan kehidupan dunia.
Siap menghadapi pergolakan dalam pertarungan budaya
kesejagatan (global).
Generasi Minangkabau yang mesti dibangun itu adalah
yang mampu menghindari teman buruk, serta sanggup

100
Kalangan liberal (sekuler) seringkali merendahkan peran perempuan sebagai ibu
di dalam rumah tangga. Melahirkan dan mengasuh anak dilihat sebagai suatu peran yang
out of date. Bila seseorang memerlukan anak, ada jalan pintas melalui adopsi tanpa harus
mengandung. Mungkinkah satu ketika, manusia akan dicipta dengan teknologi kloning
(?). Na’udzubillah.

119
membuat lingkungan sehat. Bijak menata pergaulan baik, penuh
kenyamanan, tahu diri, hemat, dan tidak malas.
Manyuruah babuek baik, Malarang babuek jahek,
Mahirik mambantang, Manunjuak ma ajari,
Managua manyapo.
Tadorong mahelo, talompek manyentak,
Gawa maasak, ma asak lalu ka nan bana.
Artinya, menyuruh berbuat baik dan melarang dari yang
salah, atau yang oleh ajaran syarak disebut amar makruf nahi
munkar. Kemudian, menarik (mahirik) dan mengembangkan
(membantangkan), dengan menunjuk dan mengajari, serta
menegur dan menyapa. Terdorong menghelakan, terlompat
diseret, salah diperbaiki, dialih kepada yang benar.
Sesuai pesan Rasulullah SAW;”Jauhilah hidup ber-
senang-senang (foya-foya), karena hamba-hamba Allah
bukanlah orang yang hidup bermewah-mewah (malas dan
lalai)” (HR.Ahmad)

PARA NINIK MAMAK MENJADI PILAR MENJAGA BUDAYA GENERASI


MINANGKABAU (Engku Kadhi Padang Ganting di Ustano Basa Ampek
Balai Pagaruyung
Generasi yang memiliki kemampuan tinggi adalah yang
sanggup menghadapi setiap perubahan. Generasi itu mampu
mewujudkan kebaikan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-
nilai moral (grand values dan grand norm) dalam tatanan
pergaulan.
120
Peran orang tua melakukan pengawasan terhadap anak
turunannya sepanjang masa. Membentengi generasi dari tiga
prilaku buruk, yaitu dusta (bohong), mencuri dan mencela (caci
maki). Sesuai sabda Rasulullah SAW; “Jauhilah dusta, karena
dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa
kepada neraka” (Hadist Shahih).

BUNDO KANDUANG
PENDIDIK UTAMA GENERASI
Peran Perempuan sebagai Ibu adalah inti di tengah
rumah tangga dan masyarakat (negara). Ibu merupakan guru
pertama dalam perkataan, pergaulan dan penularan tauladan
cinta kasih terhadap anak-anaknya. Anak adalah amanah Allah.
Tumbuh dan belajar dari lingkungannya. Pendidikan
keteladanan landasan paling fundamental bagi pembentukan
watak generasi.101

101
Anak-anak generasi pelanjut akan berkembang menyerupai ibu dan bapaknya.
Peran pendidikan amat menentukan. Pendidikan adalah teladan paling ideal di mata anak
(lihat Nashih ‘Ulwan, dalam Tarbiyatul Aulaad). Jika ibu menegakkan hukum-hukum
Allah, maka generasi yang dilahirkannya agan menegakkan pula hukum Allah itu.
Urgensi pelatihan ibadah untuk anak sedari kecil dengan membiasakan mengerjakan
shalat dan ibadah (puasa, shadaqah, mendatangi masjid, menghafal Alquran) akan
menjadi alat bantu utama melatih disiplin anak dari dini.
Sabda Rasulullah SAW. membimbingkan; “Suruhlah anak-anak kamu mengerjakan
shalat, selagi mereka berumur tujuh tahun, dan pukulllah mereka (dengan tidak
mencederai) karena meninggalkan shalat ini, sedang mereka telah berumur sepuluh

121
Dalam perkembangan globalisasi terjadi perubahan budaya
yang melahirkan ketimpangan-ketimpangan. Pada akhirnya akan
mengganggu pertumbuhan masyarakat (social growth). Perpindahan
penduduk secara besar-besaran ke kota sebenarnya merupakan
penyakit menular di tengah negeri berkembang.
Dusun-dusun mulai ditinggalkan, kota-kota menjadi
sempit untuk tempat tinggal pendatang baru. Kehidupan yang
keras menyebabkan orang terpaksa menjual diri. Dasar-dasar
kehidupan menjadi rapuh, akhlak karimahpun hilang.102
Materi dan uang sudah menjadi buruan. Kehidupan
terancam bahaya, karena kesinambungannya berubah oleh
meluasnya keluarga nomaden modern.
Beban resikonya tidak mudah dihitung lagi.
Hari paneh kok indak balinduang,
Hari hujan kok indak batuduang,
Hari kalam kok indak basuluah,
Jalan langang kok tak bakawan,
Antah mangulak dari hilie,
Antah galoro dari hulu.
Iman nan tak buliah ratak,
Kamudi nan tak buliah patah,
Padoman tak buliah tagelek,
Haluan nan tak bulieh barubah.
Maknanya, harus ada kewaspadaan menyiapkan dan
memelihara pagar adat yang kuat di tengah perubahan global.
Sebab, apabila hari panas tidak ada tempat berlindung yang
teduh, dan hari hujan tidak memakai payung, hari gelap
(malam) tidak mempunyai suluh, jalan lengang sepi tak ada
berkawan. Tentu banyak bahaya yang akan mengadang.
Mungkin saja, bahaya entah mendatang (mengulak) dari hilir,

tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka” (HR.Abu Daud dan Al Hakim).
102
Peran orangtua menjadi tumpul karena ketegangan-ketegangan antara ayah dan
ibu yang umumnya timbul karena tekanan ekonomi dan desakan materi. Ujungnya,
anak-anak terlantar dan keluarga menjadi berantakan. Efisiensi sebagai kaidah
produktifitas mulai diterapkan secara salah dalam kehidupan keluarga modern. Orangtua
lanjut usia (Lansia) mulai tak dihiraukan, dan tempat mereka adalah Panti Jompo. Suatu
tempat yang tak memungkinkan para lansia mewariskan nilai-nilai luhur pada anak dan
cucunya.

122
entah banjir (galodo) dari hulu. Dalam suasana apapun, maka
anak nagari di Minangkabau wajib diberi bekal dengan iman
yang tidak boleh beranjak.
Kemudi tidak boleh patah, pedoman tidak boleh goyang,
dan haluan tidak boleh berubah. Yakni teguh di dalam
melaksanakan ketentuan adat basandi syarak syarak basandi
Kitabullah.
Kerusakan tidak terhindari adalah hilangnya jati diri.
Mentalitas akan mengarah pada materialistik, permisivistik,
bahkan hedonistik. Biaya perbaikannya lebih besar dibanding
biaya untuk memacu satu pertumbuhan ekonomi.
Adat Minangkabau sangat menghormati kepemilikan
tanah ulayat sebagai penupang kemakmuran anak nagari. Dan
itu sepenuhnya diberikan kepada kaum perempuan untuk
menguasainya secara hukum. Dengan demikian peranan Bundo
kanduang dalam hal pertanahan amat strategis.
Kok sawah alah bapiriang,
Kok ladang alah babidang-bidang,
Kok banda alah baliku-liku,
Sawah batumpak di nan data,
Ladang ba bidang di nan lereng,
Banda baliku turuik bukik,
Sawah alah sudah jo lantaknyo,
Ladang alah sudah jo ranjinyo.
Maknanya, semua kepemilikan tanah dan ulayat di Ranah
Minangkabau sudah jelas tumpak (tempat lokasi) dan bagiannya.
Jika sawah sudah berpiring-piring, berjenjang-jenjang. Ladang
sudah berbidang-bidang. Bandar sawah berliku-liku dengan
irigasi tertatur, bandar diatas dan sawah di bawah untuk
mengairi sawah dengan baik. Sawah bertumpak di tempat yang
datar.
Ladang berbidang di tempat yang lereng, dan bandar
berliku menurut bukit. Sawah sudah mempunyai lantak, batas
dan pancang. Ladang sudah mempunyai ranji. Dengan
keteraturan ini anak nagari terhindar dari silang sengketa
tentang kepemilikan tanah tempat berusaha. Sebagai “pusako
tinggi”, sesuai hukum adat dikuasai oleh lini materilineal,
hukum garis keibuan.
123
Orang Minangkabau harus mempunyai tahanan dan
persiapan di dalam perekonomian, yaitu untuk menunaikan
kewajiban yang utama. Maka tanah ulayat di Minangkabau tidak
akan di kisar (dialihkan) kecuali ada penyebabnya menurut
ketentuan adat, antara lain maik tabujua tangah rumah (mayat
terbujur di tengah rumah), naik gadang (menjadi penghulu,
membangkit batang terandam).

SAWAH BERJENJANG DAN LADANG BABINTALAK (BERBATAS) MENANDAI


KEMAKMURAN ANAK NAGARI DI RANAH MINANGKABAU

Tanah ulayat atau milik bersama kaum dan suku akan


dikisar letaknya kalau akan mambuek rumah (memperbaiki
rumah karena rumah gadang sudah ketirisan), dan perkawinan
(gadih gadang alun balaki).
Dalam kondisi sulit seperti itu, maka
Tak aie bambu di pancuang,
Tak kayu janjang di kapiang,
Tak ameh bungka di asah.
Artinya, tidak ada lagi air bambu di pancung. Apa yang ada
dipadakan (dicukupkan). Kalau perlu bambu pelindung tebing
harus dipancung untuk mendapatkan air, demi menyelamatkan
anak kemenakan yang kehausan. Tidak ada kayu, jenjang pun
akan dikeping. Tidak ada emas, bungkalpun akan diasah.
Seluruh upaya dan potensi aset akan dikerahkan untuk
mengangkat martabat anak nagari, membangkit batang
terendam dan menghapus coreng (malu) di kening (di depan
mata).

124
Kadangkala memang ada juga ditemui kerancuan dalam
pelaksanaannya. Di antaranya, bahwa gender lelaki dari garis
ibu menjadi penguasa dari harta pusaka, baik dalam penyerahan
kepada pihak lain, menjualnya, menggadainya, tanpa
mengindahkan hak-hak kaum perempuan. Kenapa ini terjadi.
Jawabannya terletak pada kepatuhan orang beradat.
Dari pandangan agama Islam, bisa disimpulkan bahwa
yang tidak mau mengindahkan hak-hak perempuan, sebenarnya
adalah mereka yang tidak beriman atau lebih halus lagi, kurang
mengamalkan ajaran agama Islam.

DI USTANO BASA AMPEK BALAI PAGARUYUNG


Dalam keadaan seperti itu, kaum perempuan harus
memaksimalkan peranannya, sebagai ibu di rumahtangga dan
pendidik di tengah bangsanya. Peran dan citra perempuan
mandiri terlihat jika pembedaan jenis kelamin berlaku secara
jelas dan pasti. Dan pembagian wewenang terlaksana adengan
sempurna. Dari sana secara fitrah lahir kewajiban dan hak yang
berbeda tetapi memiliki kedudukan yang pantas.
Pendidikan formal semata-mata, yang mendorong
wanita untuk menjadikannya sejajar dengan laki-laki dalam
segala hal akan sangat berbahaya untuk wanita itu. Apabila
kesejajaran tidak dikendalikan dengan bimbingan adat dan
syarak (agama Islam), maka akan berpeluang menjadikan wanita
kehilangan jati dirinya sebagai wanita.

125
Secara tidak sadar wanita yang tidak dibimbing adat
(grand values) dan agama (grand norms) kelihatan sekali menjadi
lebih maskulin daripada laki-laki. “Ujung dari proses itu adalah
ancaman kehidupan rumah tangganya", kata Hani'ah.
Selanjutnya, "Sifat feminim yang merupakan sumber
kasih sayang, kelembutan, keindahan, dan sumber cahaya ilahi
mempunyai potensi untuk menyerap dan mengubah kekuatan
kasar menjadi sensitivitas, rasionalitas menjadi intuisi, dan
dorongan seksual menjadi spiritualitas sehingga memiliki daya
tahan terhadap kesakitan, penderitaan dan kegagalan."103
Tidak hanya ajaran Islam yang mengungkapkan dengan
jelas peran dan citra perempuan. Penulis sastera juga
menceritakan peran perempuan Melayu (Timur) dengan
pendirian yang kokoh dan teguh berakidah. Terungkap dalam
Syair Siti Zubaidah Perang China, "Daripada masuk agama itu,
baiklah mati supaya tentu, menyembah berhala bertuhankan batu, kafir
laknat agama tak tentu,"104
Perempuan Melayu dengan sifat-sifat mulia di antaranya
lembut hatinya, penyabar, penyayang kepada sesama, keras
dalam mempertahankan harga diri, tegas, teguh dan kuat iman
dalam melaksanakan suruhan Allah, pendamai, suka
memaafkan dan mampu menjadi pemimpin masyarakatnya.

103
Hani'ah, "Wanita Karir dalam Karya Sastra: Ada Apa Dengan Mereka?", makalah
Munas IV dan Pertemuan Ilmiah Nasional VIII, HISKI 12-14 Desember 1997 di Padang).
104
Syair Siti Zubaidah Perang China, Edisi Abdul Muthalib Abdul Ghani, hal. 230).

126
PEREMPUAN MINANGKABAU MEMPUNYAI MARTABAT YANG SETARA
DI DALAM ADATNYA.

Wanita Melayu juga mempergunakan akal di dalam


berbuat dan bertindak, bahkan terkadang terlalu keras dan
berani, seperti ditunjukkan dalam syair Siti Zubaidah itu.105
Perempuan menjadi pemilik dari apa yang dimiliki
pasangannya.
(1). Hak kepribadian
1. Dijaga rahasia dari kepribadian perempuan yang amat
karakteristik,
2. Suami istri adalah ibarat pakaian.

‫لباس لهن‬
ٌ ‫أنتم‬
ْ ‫لباس لكم و‬
ٌ ‫هن‬
Mereka (istri-istri kamu) itu adalah pakaian bagimu, dan kamu
pun adalah pakaian bagi mereka. (QS. Al Baqarah, 187)
3. Dipergauli dengan ma'ruf
ِ
‫ببعض ما‬ َّ 7 ‫ض‬
‫ذهبوا‬77‫لوهن لت‬ ُ ‫كرها وال تَ ْع‬
ً ‫اء‬7 ْ ‫ل لكم‬7ُّ 7‫وا ال يح‬77‫ذين آمن‬77‫يأيُّها ال‬
َ 7‫وا النس‬77‫أن تَ ِرث‬
َّ 7‫كرهتم‬
‫ى‬7‫وهن فع َس‬7 َّ 7‫ة و عاش‬7ٍ 7‫ة مبين‬7ٍ 7‫أتين بفاحش‬7
ْ ‫إن‬77‫المعروف ف‬77‫روهن ب‬7 َّ 7‫آتيتم‬
ْ 7‫وهن إال أن ي‬7
‫كثيرا‬
ً ‫خيرا‬
ً ‫يجعل اهللُ فيه‬
َ ‫شيئا و‬
ً ‫تكر ُهوا‬
َ ‫أن‬
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu
mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu
menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian
dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila
mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah
dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak
menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu
tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak. (QS.4, an Nisa’ : 19).
4. Dinafkahi menurut kelapangan dan kemampuan

105
Ibid. Pendapatnya diketengahkan pada Munas PIN VIII, HISKI 12-14 Desember
1997 di Padang.

127
‫ا‬7 ‫اهُ اهلل الَ يكلِّف اهلل ن ْف ًس‬77‫فلينفق مما آت‬ ِ 7‫عة من س‬7
ٍ 7‫ق ذو س‬7
ُ ،ُ‫ه‬77ُ‫عليه رزق‬
ْ ‫در‬77ُ‫عته و َمن ق‬7 ْ 7‫ُلينف‬
‫يسرا‬ ٍ ‫سيجعل اهللُ بعد ُع‬
ً ‫سر‬ ْ ‫إال ما آتاها‬
5. Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya
hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah
kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.(QS.
At-Thalaq, 7),

RUMAH GADANG DENGAN RANGKIANG BERJEJER DI HALAMANNYA


LAMBANG KEDUDUKAN PEREMPUAN

6. Perempuan mendapat hak perlindungan dari azwajnya.

‫أموالهم‬ ٍ
‫بعض و بما انفقوا من‬ ِ
‫النساء بما فضَّل اهللُ بعضهم على‬ ‫قوامون على‬
َّ ‫الرجال‬
ِّ
ْ
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS.4, an
Nisak : 34)
7. Perempuan mendapat penghormatan menurut nasab
bapaknya,
(2). Hak kepemilikan

128
a. Lelaki tidak boleh menguasai harta istri,
b. Perempuan mempunyai hak bagian dari harta
peninggalan keluarganya.

ِ 7‫رك الوال‬77‫مما ت‬
‫دان و‬7 َّ ‫يب‬7 ِّ ‫ون و‬7
ٌ 7‫اء نص‬77‫للنس‬ ِ 7‫رك الوال‬77‫مما ت‬
َ 7ُ‫دان و األقرب‬7 َّ ‫يب‬7 ِ 7‫للرج‬
ٌ 7‫ال نص‬7 ِّ
.‫مفروضا‬
ً ‫نصيبا‬
ً َّ ‫األقربون مما‬
‫قل منهُ أو كثُر‬ َ
Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa
dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak
menurut bahagian yang telah ditetapkan. (QS An Nisa' 7),
c. Kewajiban lelaki (suami) menyerahkan mahar
dengan kerelaan dari pihak perempuan (nihlah).

‫مريئا‬
ً ‫نفسا فكلوه هنيئا‬ ٍ ِ ِ َّ
ً ‫صدقاتهن نحلة فإن ط ْب َن لكم عن شيء منه‬ ‫النساء‬
َ ‫و آتوا‬

Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu


nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian
jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin
itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian
itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. (QS.4,
An- Nisa' : 4),
d. Mahar tidak boleh diambil lagi, tidak boleh
dirampas oleh keluarga (lihat Tafsirul Khazin, I:
477), artinya apa yang sudah diberikan kepada
perempuannya secara ikhlas (nihlah) tidak boleh
dirampas kembali.
e. Haram mengeksploitasi perempuan untuk berbuat
serong/lacur

‫عرض الحيوة الدنيا‬ ‫أردن تحصُّنا لتبتغوا‬ ِ ِ‫كرهوا فتياتكم على الب‬
ْ ‫غاء إن‬
َ َ ُ ُ‫وال ت‬
Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk
melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini
kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi.
(QS. An Nuur, 33)
f. Tidak boleh menyulitkan perempuan,

129
g. Wajib memberikan hak-hak perempuan secara
penuh (makan, pakaian) menurut kemampuan,
h. Tidak boleh memukul wajahnya,
i. Tidak boleh mencelanya.
j. Tidak boleh memisahkan dari tempat tidurnya
kecuali dalam rumah sendiri (HR. Abu Daud).
(3). Hak kewenangan mengatur sirkulasi ekonomi rumah tangga
a. "Jika seorang isteri memberikan infaq dari makanan
rumahnya dengan tidak menimbulkan kerusakan, dia
akan mendapatkan pahala dari infaknya, sedangkan
suaminya juga mendapatkan pahala atas usahanya, dan
bagi penyimpan juga mendapatkan pahala. Sebahagian
mereka tidak mengurangi bahagian yang lainnya (HR.
Muslim).
b. Seorang perempuan (istri) dapat membelanjakan
harta suaminya dengan tidak berlebihan. Dalam hal
ini suami mendapatkan pahala dari Allah.
c. Tetap amanah dalam pengaturan. Sabda Rasulullah,
"Apabila seorang isteri melaksanakan shalat lima
waktu, shaum Ramadhan sebulan penuh, memelihara
farajnya, dan mentaati suaminya. ikatakan kepadanya
"udkhulil jannata min ayyil abwaab", artinya
"Masuklah kamu ke dalam syorga dari segala pintu"
(HR. Ahmad).
d. Perempuan berkewajiban menjaga kepemilikan di
belakang pasangan (suaminya).
Semua ketentuan hak dan kewajiban suami istri itu telah
diatur di dalam hukum perkawinan Islam. Dalam pandangan
agama Islam disimpulkan,
a. Tidak mengindahkan hak-hak
perempuan, adalah mereka yang tidak beriman.
b. Tidak mau menghormati hak perempuan
adalah tidak mengamalkan ajaran agama Islam. 

130
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya,
(QS.30:21)

131

Anda mungkin juga menyukai