Anda di halaman 1dari 2

1.

SKOR
NO FAKTOR BOBOT
Tangerang Serang Bogor
1 Keamanan 0,6 100 120 90
2 Topografi 0,5 90 110 80
3 Pesaing 0,4 100 100 100
4 Kedekatan dengan pasar 0,4 90 100 100
5 Transportasi 0,4 100 110 90
6 Insentif Pemerintah 0,5 80 90 90

SKOR
NO FAKTOR BOBOT
Tangerang Serang Bogor
1 Keamanan 0,6 60 72 54
2 Topografi 0,5 45 55 40
3 Pesaing 0,4 40 40 40
4 Kedekatan dengan pasar 0,4 36 40 40
5 Transportasi 0,4 40 44 36
6 Insentif Pemerintah 0,5 40 45 45
TOTAL BOBOT 2,8 261 296 255
Lokasi yang cocok dipilih oleh PT. Garmen Jaya untuk mendirikan cabang baru dengan menggunakan The Factor
Rating Method adalah kota Serang. Sebab dari hasil pembobotan kota Serang memiliki nilai bobot yang lebih baik
dari lokasi atau kota lainya.

2. Empat jenis tata letak antara lain :


a. Product Layout : Tata letak produk umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi satu macam produk
atau kelompok produk dalam jumlah yang besar dan waktu produksi yang lama. Prinsip tata letak produk adalah
machine after machine dimana mesin disusun berdasarkan urutan proses yang ditentukan pada pengurutan
produksi. Tujuan utama tata letak produk adalah mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan
pengawasan dalam aktivitas produksinya.
b. Proses Layout : Tata letak berdasarkan proses merupakan metode pengaturan dan penempatan fasilitas dimana
fasilitas yang memiliki tipe dan spesifikasi yang sama ditempatkan ke dalam satu departemen. Tipe layout ini
diperoleh dengan pengelompokkan seperti pemrosesan bersama dan penempatan departemen proses terhadap yang
lain berdasarkan aliran antar departemennya.
c. Fixed Layout : Tata letak dari fixed material berbeda dari tipe layout yang lain. Pada layout yang lain, material
dibawa menuju workstation, sementara fixed material workstation yang dibawa menuju material. Layout ini
digunakan pada perakitan pesawat, pembuatan kapal, dan masih banyak yang lainnya. layout dari fixed material
melibatkan urutan dan penempatan stasiun kerja di sekitar material. Tipe fixed location layout mengkondisikan
bahwa material tetap pada posisinya sedangkan fasilitas produksi seperti mesin, peralatan, dan komponen-
komponen pembantu lainnya bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama.
d. Group Technology : Prinsip tata letak tipe ini adalah mengelompokkan produk atau komponen yang akan dibuat
berdasarkan kesamaan dalam proses. Pengelompokkan ini mengakibatkan mesin dan fasilitas produksi lainnya
ditempatkan dalam sebuah sel manufaktur karena setiap kelompok memiliki urutan proses yang sama.
Tujuan tipe tata letak group technology adalah menghasilkan efisiensi yang tinggi dalam proses manufakturnya.
Selain itu, tata letak tipe ini dapat menjawab keterbatasan tata letak proses dan mengeksplorasi kelebihan tata letak
produk
3. 3 (tiga) elemen kunci yang harus diketahui dan dijalankan oleh para pelaku bisnis, yakni :

1. Mengembangkan definisi pelayanan.


2. Mengenali pelanggan.
3. Mengembangkan pendekatan yang berorientasikan terhadap kepuasan pelanggan.

Berikut ini adalah penjabaran dari setiap elemen kunci.

1. Mengembangkan Definisi Pelayanan.

Bagaimana pelaku bisnis mendefinisikan pelayanan itu memiliki dampak terhadap interaksi mereka terhadap
pelanggan. Pelayanan tidak terbatas pada interaksi pelaku bisnis terhadap pelanggan mengenai produk atau jasa
yang dimiliki. Pelayanan yang baik haruslah berorientasikan kepada kepuasan pelanggan. Untuk bisa memenuhi
kepuasan pelanggan, maka para pelaku bisnis harus mampu mengenali pelanggannya terlebih dahulu. Pada
sebuah survey, pelanggan yang puas dengan pelayanan dari pelaku bisnis akan  menjadi pelanggan loyal.

2. Mengenali Pelanggan.

Pada dasarnya pelanggan menginginkan harga yang sesuai dengan kualitas dari produk atau jasa dan
mendapatkan manfaat yang sesuai dengan apa yang sudah mereka bayarkan. Namun, pelanggan juga
menginginkan agar pelaku bisnis memperhatikan mereka. Mereka butuh untuk dimengerti apa saja kebutuhannya
dan bagaimana produk atau jasa yang ditawarkan bisa memenuhi kebutuhan para pelanggan.
Langkah penting pertama untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pelanggan adalah dengan mendengarkan apa
yang dikatakan oleh mereka. Jika para pelaku bisnis tidak bisa memahami apa yang pelanggan katakan, maka
para pelaku bisnis sudah bisa dipastikan tidak akan bisa memenuhi kebutuhan pelanggannya.

3. Mengembangkan pendekatan yang berorientasikan terhadap kepuasan pelanggan.

Yang perlu diingat adalah, ‘Pelanggan itu selalu benar’. Para pelaku bisnis harus mampu melihat dari kacamata
pelanggan. Dengan cara itu, para pelaku bisnis dapat melakukan berbagai upaya untuk memuaskan pelanggan

Anda mungkin juga menyukai