Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KASUS

PERISTIWA :

telah melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan perbuatan, secara melawan
hukum, yaitu sebelum lelang/tender dimulai Terdakwa selaku PPk, telahmelakukan komunikasi dan
meminta bantuan membuat spesifikasi dan gambar serta rincian harga dari saksi MOCH. RIKKI
FIRMANSYAH selaku karyawan PT. UNIREF SEJUK ABADI atau PT. UNITED REFRIGERATION yang
selanjutnya oleh terdakwa dijadikan HPS dan Terdakwa selaku PPK tidakn melakukan survey harga
perusahaan- perusahaan yang memiliki mesin ice flake kapasitas 10 ton namun hanya ke PT. UNIREF
SEJUK ABADI, selanjutnya terdakwa selaku PPK mengarahkan kepada Pokja ULP pada Pengadaan Mesin
Ice Flake Kapasitas 10 Ton yang menyebutkan merk GENEGELACE, sehingga perbuatan Terdakwa telah
menimbulkan persaingan tidak sehat dan tidak kompetitif terhadap calan penyedian barang. Bahwa
pada saat sebelum dilakukan serah terima pekerjaan saksi PARMAN menyerahkan sejumlah uang dalam
amplop kepada Terdakwa untuk operasional/akomodasi Tim PPHP. Memperkaya diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi yaitu memperkaya orang lain yakni Saksi PARMAN Bin MITROTINOYO sebesar
Rp. 203.737.957,- (dua ratus tiga juta tujuh ratus tiga puluh tujuh ribu sembilan ratus lima puluh tujuh
rupiah) atau suatu korporasi yaitu PT. UNITED REFRIGERATIONsebesar Rp. 437. 459. 290,-( empat ratus
tiga puluh tujuh juta empat ratus lima puluh sembilan ribu dua ratus sembilan puluh rupiah) yang dapat
merugika keuangan negara atau preekeonomian negara sebesar Rp. 641.197.247,- (enam ratus empat
puluh satu juta seratus sembilan puluh tujuh ribu dua ratus empat puluh tujuh rupiah) atau setidak-
tidaknya sekitar jumlah tersebut sebagaimana tercantum dalam Laporan Hasil Audit Dalam Rangka
Perhitungan Kerugian Negara Atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadaan Mesin Ice Flake
kapsitas 10 Ton di Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Bulungan tahun Anggaran 2016 No:
SR-787/PW34/5/2020 tanggal 23 Desember 2020

Subjek Hukum : NURDIANA, S.Pi Binti IBRAHIM sebagai terdakwa

Objek Hukum :

Merugikan keuangan negara atau preekeonomian negara sebesar Rp. 641.197.247,- (enam ratus empat
puluh satu juta seratus sembilan puluh tujuh ribu dua ratus empat puluh tujuh rupiah) atau setidak-
tidaknya sekitar jumlah tersebut sebagaimana tercantum dalam Laporan Hasil Audit Dalam Rangka
Perhitungan Kerugian Negara Atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadaan Mesin Ice Flake
kapsitas 10 Ton di Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Bulungan tahun Anggaran 2016 No:
SR-787/PW34/5/2020 tanggal 23 Desember 2020.

Atau

Korupsi Pada Pengadaan Mesin Ice Flake kapsitas 10 Ton di Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Bulungan
tahun Anggaran 2016 No: SR-787/PW34/5/2020 tanggal 23 Desember 2020, yang merugikan keuangan
negara atau preekeonomian negara sebesar Rp. 641.197.247,- (enam ratus empat puluh satu juta
seratus sembilan puluh tujuh ribu dua ratus empat puluh tujuh rupiah),

ANALISIS PENANGANGAN PERKARA :


Penyidikan kasus korupsi harus dilengkapi audit investigasi yang pro-justitia yang hanya bisa dilakukan
BPK. ''Jadi, yang diperlukan adalah audit investigasi BPK secara menyeluruh. Bukan sekadar menghitung
apa yang ditemukan penyidik. Dalam Bukunya Chairul Huda dalam berpendapat menyatakan ''Kalau
sekadar menghitung, tiap orang mungkin bisa. Tapi, apakah dia punya kompetensi?'' tentu siapakah
yang memiliki kompetensi penghitungan kerugian negara mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku

Bahwa Dalam hal dilakukanya penyidikan oleh penyidik ini, hubungan antara penyidik dan penuntut
umum telah berlangsung. Hubungan penyidik dengan penuntut umum terutama menyangkut beberapa
hal seperti yang diatur dalam KUHAP pasal 109 sebagai berikut : (1) Dalam hal penyidik telah mulai
melakukan penyidikan suatu peristiwa yang merupakan tindak pidana, penyidik memberitahukan hal itu
kepada penuntut umum. (2) Dalam hal penyidik menghentikan penyidikan karena tidak terdapat cukup
bukti atau peristiwa tersebut ternyata bukan merupakan tindak pidana atau penyidikan dihentikan demi
hukum, maka penyidik memberitahukan hal itu kepada penuntut umum. (3) Dalam hal penghentian
tersebut pada ayat (2) dilakukan oleh penyidik sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf
b,pemberitahuan mengenai hal itu segera disampaikan Kepada penyidik dan penuntut umum

Bahwa jaksa penuntut umum menyebutkan kepada klien kami mendapatkan amplop yang kemudian di
berikan untuk oprasional apakah jaksa melihat uang dalam amplop, jaksa penuntut umum hanya
berkhayal dalam membuat dakwaan baru

Bahwa lembaga yang berwenang menghitung kerugian negara hanya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Karena itu, jika tidak disertai bukti kerugian negara dari BPK, unsur korupsi dalam penyidikan belum
terpenuhi. h. Bahwa hasil audit yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Kalimantan
Utara Nomor : SR-787/ PW34/ 5/ 2020 tanggal 23 Desember 2020 tidak memiliki legitimasi untuk
menyatakan adanya kerugian keuangan Negara. Penyidikan kasus korupsi harus dilengkapi audit
investigasi yang pro-justitia yang hanya bisa dilakukan BPK. ''Jadi, yang diperlukan adalah audit
investigasi BPK secara menyeluruh. Bukan sekadar menghitung apa yang ditemukan penyidik. Dalam
Bukunya Chairul Huda dalam berpendapat menyatakan ''Kalau sekadar menghitung, tiap orang mungkin
bisa. Tapi, apakah dia punya kompetensi?'' tentu siapakah yang memiliki kompetensi penghitungan
kerugian negara mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku

Bahwa dalam perkara a-quo terdapat satu tindakan penegakan hukum yang dilakukan oleh oknum yang
sama dan dalam institusi yang sama, karena Jaksa Penuntut Umum (JPU) atas nama Haeru Jilly Rojai, SH,
MH adalah Penyidik dan Sekaligus Penuntut dalam perkara yang sama, hal ini sangat tidak dibenarkan
oleh hukum acara pidana (KUHAP) sebagai kitab satu-satunya yang kita pedomani dalam mengadili
perkara ini,- e. Bahwa jabatan penyidik yang dimiliki oleh Haeru Jilly Rojai, SH, MH sesuai dengan Surat
Panggilan Tersangka sebagai penyidik pada tanggal 31 Juni 2021 yang tidak di terima dan ditandatangani
oleh Terdakwa. f. Bahwa penyidik dan penuntut umum harus dijabat oleh pejabat yang berbeda dalam
satu proses penegakan hukum. Hal tersebut merupakan penjabaran Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana secara luas dimana kedua jabatan tersebut memiliki peran dan fungsi masing-masing dan
melekat mekanisme chek and belence diantara keduanya
Hubungan penyidik dengan penuntut umum terutama menyangkut beberapa hal seperti yang diatur
dalam KUHAP pasal 109 sebagai berikut : (1) Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu
peristiwa yang merupakan tindak pidana, penyidik memberitahukan hal itu kepada penuntut umum. (2)
Dalam hal penyidik menghentikan penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut
ternyata bukan merupakan tindak pidana atau penyidikan dihentikan demi hukum, maka penyidik
memberitahukan hal itu kepada penuntut umum. (3) Dalam hal penghentian tersebut pada ayat (2)
dilakukan oleh penyidik sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf b,pemberitahuan
mengenai hal itu segera disampaikan Kepada penyidik dan penuntut umum.

Bahwa proses penegakan hukum yang dilakukan secara nyata menimbulkan tidak terawasinya tugas dan
wewenang Penyidik oleh Penuntut umum, karena dalam Perkara –aquo- penyidik berkedudukan sebagai
JPU terhadap perkara yang disidiknya, dengan demikian Jaksa mempunyai fungsi ganda sebagai Penyidik
dan juga sebagai Penuntut umum, sehingga keadaan ini menimbulkan Pelanggaran yang serius terhadap
ketentuan Pasal 109 KUHAP di atas

UNSUR-UNSUR TIDAK TERPENUHI MULAI DARI

1. Setiap orang 2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi 3.
Menyalahgunakan kewenangan,kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan; 4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara; 5. Orang yang melakukan
perbuatan ,(plegen,dader); yang menyuruh melakukan perbuatan (doen plegen, midelijke dader); yang
turut melakukan perbuatan (medeplegen,mededader);

ANALISIS :

 Pasal 55 KUHAP tidak terpenuhi dimana terdakwa memiliki hak untuk tidak dipaksa dalam
memilih penasehat hukum dan hal ini tidak terimplementasi dalam proses.
 Surat dakwaan yang tidak jelas, dilihat dari adanya kesalahan alamat, jebakan terhadap
terdakwa dimana terdakwa sama sekali tidak pernah menyebut atau memasukan nama merek.
 Dalam SK, terdapat rangkap jabatan yang tidak sesuai dengan hukum dimana penuntut umum
merangka sekaligus sebagai penyidik, yang padahal dalam ketentuan hukum . Hal tersebut
merupakan penjabaran Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana secara luas dimana kedua
jabatan tersebut memiliki peran dan fungsi masing-masing dan melekat mekanisme chek and
belence diantara keduanya
 Penyusunan surat dakwaan tidak sesuai dan tidak memenuhi syarat materiil, dimana ada
pengcopyan dakwaan 1 pada dakwaan berikutnya.
 Tidak terpenuhinya semua unsur-unsur yang ada pada Pasal penjatuhan terhadap terdakwa,
mulai dari unsur barang siapa, kerugian negara, memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri
sendiri, atau menyalahgunakan kewenangan .

Anda mungkin juga menyukai