Anda di halaman 1dari 3

PRESS RILIS

AUDIENSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KAB. SERANG

Bissmilahirohmanirrohim
Assalamualaikum wr, wb.
Kami dari Lembaga Swadya Masyarakat Siliwangi Bersatu Kota Serang bersama tim kajian Lembaga Swadya Masyarakat Siliwangi
Bersatu se Provinsi Banten Menyimpulkan beberapa temuan dan koreksi terhadap kinerja Pemerintahan di dan se wilayah Provinsi
Banten dan kami mendapatkan dugaan – dugaan adanya temuan laporan pemakaian anggaran pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Serang sebagai berikut :
Namun sebelumnya patut kita fahami bersama bawha pada tahun 2021 adalah masa PSBB yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar,
peraturan yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19 agar bisa segera
dilaksanakan di berbagai daerah. Aturan PSBB tercatat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020, dimana pembatasan
tersebut meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas
umum, pembatasan kegiatan sosial budaya, pembatasan moda transportasi, dan pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek
pertahanan dan keamanan juga pada masa tersebut di berlakukan Work From Home ( WFH ).

Adapun dugaan tersebut adalah :


 Di Duga dokumen pertanggungjawaban perjalanan dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kab. Serang berupa
struk pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) senilai Rp. 24.790.000,00 tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada 114 kali
pembelian/perjalanan dinas.
Berdasarkan hasil konfirmasi kepada pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan bukti struk pembelian BBM yang
diberikan oleh pihak SPBU sebagai bahan pembanding menunjukkan bahwa struk pembelian BBM bukan berasal dari SPBU
tersebut. Hal ini diketahui dari bentuk dan format penulisan dalam struk berbeda bdengan struk yang dicetak dari SPBU tersebut.
Rekapitulasi bukti pertanggungjawaban biaya transportasi berupa struk pembelian BBM tidak sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya dan sebagai catatan Pada tahun 2021 adalah masa PSBB dan masa PPKM Pandemi Covid 19 dimana ada batasan-
batasan dan larangan untuk perjalanan dinas serta di berlakukannya Work From Home (WFH).

 Di Duga Pertanggungjawaban belanja perjalanan dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kab. Serang
diketahui terdapat realisasi biaya perjalanan dinas pegawai yang rangkap (lebih dari satu kali) dalam satu hari dengan tempat tujuan
yang berbeda, meliputi uang harian dan biaya transportasi. Sesuai ketentuan para pelaksana tidak diperkenankan menerima biaya
perjalanan dinas rangkap untuk perjalanan dinas yang dilakukan dalam hari yang sama. Dengan demikian terdapat kelebihan biaya
perjalanan dinas berupa uang harian dan transportasi senilai Rp. 8.410.400,00 pada 15 kali penugasan.
Pertanyaan kami Adalah :

1. Apa Maksud dan Tujuan dari Dugaan Bukti Laporan pertanggung jawaban Perjalanan yang kami Duga Fiktip tersebut..?
2. Apakah Ada Oknum dari pejabat atau Pegawai di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kab. Serang
yang di Duga sengaja “Meminjam” dahulu Uang anggaran dan Jika ada temuan di akhir tahun baru di kembalikan dan kalau pun
tidak di temukan kejanggalan tidak di kembalikan..?

Dengan BICARA BERDASARKAN DATA DAN EKSEKUSI BERDASARKAN BUKTI Tujuan kami dalam Audiensi sebelum melaksanakan
Aksi Unjuk rasa ini adalah untuk mengingatkan kepada pemerintah kabupaten serang agar tidak mempermainkan Anggaran dengan
peruntukan yang Fiktif yang mengarah kepada upaya adanya KKN, karena banyak Rencana pembangunan yang membutuhkan
Anggaran untuk kesejahteraan rakyat dan masyarakat Kabupaten serang secara tepat sasaran.

Demikianlah kami sampaikan Audiensi kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kab. Serang dengan tidak
mengurangi tupoksi kami sebagai Kontrol social agar cita-cita dari UUD 1945 dan Pancasila sila keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia tercapai.

Anda mungkin juga menyukai