Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

DASAR NEGARA PANCASILA

DOSEN PENGAMPU :

SUTRISNO, SH., MH

KELOMPOK 5 :

MUHAMMAD THEZA FEBRIAN NUGRAHA (211110011011225)

SHAFFIRA CAHYA MUSTIKA (211110011011223)

SEPTYA ADE AYU HENIKA (211110011011228)

MUTIARA RAHIM ZAHRA (211110011011224)

ADITYA TRY HARDHIKA (211110011011246)

AKBAR NAINGGOLAN (211110011011217)

DENY HERMAWAN (211110011011226)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

SAMARINDA

2021

ABSTRAK
ABSTRACT

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan

hikmah,hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang

berjudul “Dasar Negara Pancasila” ini dapat terselesaikan. Kami juga

berterima kasih kepada Bapak Sutrisno, SH.,MH. yang memberikan tugas ini untuk

pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah Pancasila ini.

Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai “Pancasila Sebagai Dasar

Negara” karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila dan kami juga akan

membahas lebih detil tentang Hubungan Pancasila dengan pembukaan UUD NRI Tahun

1945 dan juga Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD 1945. Kami menyadari

sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju kesempurnaan

dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER.......................................................................................i

ABSTRAK....................................................................................................ii

ABSTRACT..................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.......................................................................................iv

DAFTAR ISI..................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN

1.4 MANFAAT PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

2,1 PENGERTIAN PANCASILA

2.2 GAMBAR SILA-SILA PANCASILA

2.3 RUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

2.4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

2.5 FUNGSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

2.6 KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

BAB III KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nama pancasila ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti lima dan sila berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan

bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari Alinea keempat pembukaan

UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam memorandum DPR-GR 9 juni 1966 yang

menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan didapatkan

oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Kelima butir tersebut tercantum dalam alinea ke -4 Pembukaan UUD 1945.

Sebagaimana yang telah diketahui oleh hampir semua warga Negara Indonesia bahwa fungsi

pokok dari Pancasila adalah sebagai dasar negara, meskipun sebenarnya masih banyak fungsi-

fungsi lainnya yang tak kalah penting dan bernilai sakral bagi bangsa Indonesia sendiri dalam

membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara

Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam Alinea keempat Pembukaan UUD 1945

telah ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang telah

dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.

Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara

Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu terkandung arti bahwa negara harus tunduk

kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undang. Maka dari itulah

makalah ini kami buat untuk menambah wawasan bagi para pembaca.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Itu Pancasila?

2. Bagaimana Gambar Sila-sila Pancasila?


3. Bagaimana Rumusan Pancasila?

4. Bagaimana Pancasila Sebagai Dasar Negara?

5. Apa Saja Fungsi Pancasila?

6. Bagaimana Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Pancasila

2. Untuk mengetahui Gambar Sila-sila Pancasila

3. Untuk mengetahui Rumusan Pancasila

4. Untuk mengetahui Pancasila Sebagai Dasar Negara

5. Untuk mengetahui fungsi Pancasila

6. Untuk mengetahui Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara

1.4 Manfaat Penulisan

Agar pembaca mampu memahami Pancasila sebagai dasar negara dan menjalankan

setiap sila-sila Pancasila dengan baik dan benar, dan nantinya para pembaca mampu menjadi

warga negara yang baik dan benar.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila

Nama pancasila ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti lima dan sila berarti

prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menurut Notonegoro Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang

diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai pemersatu, lambang persatuan

dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.

Menurut Muhammad Yamin Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila

yang berarti sendi, asas, dasar, atau pengaturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan

demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah

laku yang penting dan baik.

Menurut Ir. Soekarno pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun menurun

yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila

tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

2.2 Gambar Sila-sila Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

3. persatuan Indonesia

i. 4. kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat KebijkSanaan

Dalam Permusyawaratan Perwakilan

5. keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


2.3 Rumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno berpidato mengenai rumusan dasar negara

Indonesia. Kemudian Soekarno memberi istilah dasar negara dengan nama “Pancasila”.

Menurut prof. Mr Muhammad Yamin, perkataan Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang

terdiri dari dua suku kata dan mengandung dua macam arti, yaitu: Panca artinya “lima” dan

Syila artinya “batu sendi, alas, atau dasar”. Sedangkan menurut huruf Dewanagari “Syiila” yang

artinya peraturan tingkah laku yang penting/baik/senonoh. Dari kata “Syiila” ini dalam bahasa

Indonesia menjadi “susila” artinya tingkah laku yang baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan

hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, pancasila mengandung nilai-nilai

luhur yang berada, tumbuh dan berkembang bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu

kala. Oleh karena keluhuran sifat nilai-nilai pancasila tersebut, dia merupakan sesuatu yang

akan dicapai dalam hidup masyarakat pendukungnya yaitu masyarakat Indonesia. Dengan

begitu, kedudukan nilai-nilai pancasila merupakan ukuran bagi baik-buruknya atau benar-

salahnya sikap warga negara secara nasional. Dengan kata lain, nilai pancasila merupakan tolok

ukur, penyaring, atau alat penimbang, bagi semua nilai yang ada, baik dari dalam maupun luar

negeri.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia sebelum disahkannya pada tanggal

18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah diimplementasikan dan mereka pada jiwa

bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang

berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religious. Nilai-nilai tersebut sudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pedoman hidup. Nilai-nilai tersebut kemudian

diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar

filsafat negara Indonesia. Proses perumusan materi pancasila secara formal tersebut dilakukan

dalam sidangsidang BPUPKI pertama sidang panitia Sembilan, sidang BPUPKI kedua, serta

akhirnya disahkan sebagai dasar filsafat maupun ideology Negara kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan pada tanggal 29Mei-1Juni 1945, sedangkan

siding kedua dilaksanakan pada tanggal 10-16Juli 1945. Pada tahun 1947 Ir. Soekarno

mempublikasikan bahwa pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya pancasila.

Pidato Prof. Muhammad Yamin berisikan lima asas dasar negara, yaitu: peri

kebangsaan, peri kemanusiaan , peri ketahanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.

Selanjutnya Soepomo menyatakan gagasannya tentang rumusan lima dasar Negara yaitu:

persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.

Pada tanggal 1 Juni 1945Soekarno menyampaikan pidatonya pada siding BPUPKI. Isi

pidato nya terdapat beberapa susunan terkait lima asas sebagai dasar negara Indonesia, yaitu:

Nasionalisme atau kebangkitan nasional, Internasionalisme atau peri kemanusiaan, Mufakat

atau Demokrasi, Kesejahteraan social, dan Ketuhanan yang berkebudayaan.

Setelah Undang-Undang Dasar 1945 berlaku kebali sebagai konstitusi di

Indonesia sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan dasar Negara Republik Indonesia termuat di

dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang dinamakan dengan

Pancasila. Adapun tata urutan dan rumusan pancasila yang termuat di dalam pembukaan UUD

1945 adalah:

1. Ketuhanan yang maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Basis pancasila adalah ketuhanan yang maha esa dan puncaknya adalah keadilan social

yang merupakan tujuan dari empat sila yang lainnya, yaitu untuk mewujudkan keadilan social

bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, sila ketuhanan yang maha esa memuat

dimensi vertical dari kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan, sedangkan sila-

sila lainnya memuat dimensi horizontal dari tiga segi kehidupan nasional itu. Keterkaitan erat

antara dimensi vertical dan dimensi horizontal dalam pancasila adalah bahwa dimensi horizontal

itu sesungguhnya adalah juga dalam kerangka dimensi vertical, karena dimensi horizontal dan

dimensi vertical ditentukan oleh hakekat Tuhan.

2.4 Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada

Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Artinya, Pancasila

harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk

Negara. Setijo menyatakan, bahwa konsep Pancasila sebagai dasar Negara diajukan oleh Ir.

Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945,

yang isinya untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara atau

filosophische grondslag bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata dapat

diterima oleh seluruh anggota sidang.

Hasil-hasil sidang selanjutnya dibahas oleh Panitia Kecil atau Panitia 9 dan

menghasilkan rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar” pada tanggal 22 Juni 1945,

yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin disarankan diberi nama Jakarta Charter, atau Piagam
Jakarta, yang di dalamnya terdapat Pancasila pada alinea IV, Piagam Jakarta,

selanjutnya disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menjadi Pembukaan

UUD, dengan mengalami beberapa perubahan yang bersamaan dengan Pancasila disahkan

menjadi dasar Negara. Sejak itu Pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai

kedudukan sebagai berikut:

1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia,

2. Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945,

3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara,

4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan

5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk

mewajibkan pemerintah maupun penyelenggara Negara yang lain

untuk memelihara budi pekerti luhur.

Penetapan Pancasila sebagai dasar Negara itu memberikan pengertian bahwa

Negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa Negara harus

tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan.

Mengenai hal itu “Negara Pancasila adalah suatu Negara yang didirikan, dipertahankan dan

dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak

asasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing

dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraan

umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan

bangsa (keadilan social).” Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan

menyeluruh) sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap Negara yang didirikan

diatasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan

mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa Indonesia. Perlindungan
dan pengembangan martabat kemanusiaan itu merupakan kewajiban Negara.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa Pancasila sebagai

dasar Negara sesungguhnya berisi:

1. Ketuhanan yang maha esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan

Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhana yang maha esa, yang ber-Persatuan

Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/ perwakilan, ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Persatuan Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang maha esa, yang ber- Kemanusian yang adil

dan beradab, ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/ perwakilan, dan ber-Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/

perwakilan, yang berKetuhanan yang maga esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab,

yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang maha esa, yang ber-

Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.

2.5 Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Kelima butir tersebut tercantum dalam alinea ke -4 Pembukaan UUD 1945.

Sebagaimana yang telah diketahui oleh hampir semua warga Negara Indonesia bahwa fungsi
pokok dari Pancasila adalah sebagai dasar negara, meskipun sebenarnya masih banyak fungsi-

fungsi lainnya yang tak kalah penting dan bernilai sakral bagi bangsa Indonesia sendiri dalam

membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, berikut adalah penjelasan

mengenai fungsi-fungsi Pancasila:

1. Pancasila sebagai pedoman hidup

Di sini Pancasila berperan sebagai dasar dari setiap pandangan di Indonesia. Pancasila

haruslah menjadi pedoman dalam mengambil keputusan dalam menghadapi suatu masalah.

2. Pancasila sebagai jiwa bangsa

Pancasila haruslah menjadi jiwa bangsa Indonesia. Pancasila yang merupakan jiwa bangsa

harus terwujud dalam setiap lembaga maupun organisasi dan insan yang ada di Indonesia.

3. Pancasila sebagai kepribadian bangsa

Kepribadian bangsa Indonesia sangatlah penting dan juga sebagai identitas bangsa Indonesia.

Oleh karena itu Pancasila harus diam dalam diri tiap pribadi bangsa Indonesia agar bisa

membuat Pancasila sebagai kepribadian bangsa.

4. Pancasila sebagai sumber hukum

Pancasila menjadi sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata

lain Pancasila sebagai dasar negara tidak boleh ada satu persatuan yang bertentangan dengan

pancasila.

5. Pancasila sebagai cita-cita bangsa

Pancasila yang dibuat sebagai dasar negara juga dibuat untuk menjadi tujuan negara dan cita-

cita bangsa. Kita sebagai bangsa Indonesia haruslah mengidamkam sebuah negara yang
punya Tuhan yang Maha Esa punya rasa kemanusiaan yang tinggi, bersatu serta solid, selalu

bermusyawarah dan juga munculnya keadilan sosial.

2.6 Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari Alinea keempat pembukaan

UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam memorandum DPR-GR 9 juni 1966 yang

menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan didapatkan

oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara

Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam Alinea keempat Pembukaan UUD 1945

telah ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang telah

dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.

Dengan syarat utama seluruh negara menurut Emest Renan kehendak untuk bersatu dan

memahami pancasila dari sejarahnya dapat diketahui bahwa pancasila merupakan sebuah

kompromi dan consensus nasioanal karena memuat nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh semua

golongan dan lapisan masyarakat Indonesia.

Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara

Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu terkandung arti bahwa negara harus tunduk

kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undang. Mengenai hal itu,

kirdi dipoyudo menjelaskan bahwa negara pancasila adalah suatu negara yang didirikan,

dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan

martabat dan hak-hak asasi semua warga negara Indonesia (kemanusiaan yang adil dan

beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan

mewujudkan kesejahteraannya lahir batin selengkapnya mungkin, memajukan kesejahteraan


umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa

(keadilan sosial).

Pancasila yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan keseragaman

sistematikanya melalui instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 itu tersusun secara hirarkis-

piramidal. Setiap sila (dasar/asas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu

dengan lainnya sedemikian rupa sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu sila dan

mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena itu, pancasila

pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak dapat dipisahkan.

Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dari pancasila akan mengakibatkan

pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.

Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh karena setiap sila

dalam pancasila tidak dapat dintitesiskan satu sama lain. Secara tepat dalam seminar pancasila

tahun 1959, Prof. Notonegoro melukiskan sifat hirarki-piramidal pancasila dengan

menempatkan sila “ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai basis bentuk piramid Pancasila. Dengan

demikian keempat sila yang lain harus dijiwai oleh sila “Ketuhan

Yang Maha Esa”.

Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi negara kesatuan Republik

Indonesia dengan alasa sebagi berikut:

1. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistic masyarakat Indonesia yang

beraneka ragam suku, agama, ras dan antar golongan secara berkeadilan yang sesuai dengan

kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini ditunjukkan dengan sila kemanusiaan yang adil dan

beradab.

2. Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan negara kesatuan republik Indonesia yang
terbentang dari sabang sampai merauke, yang terdiri atas ribuanpulau sesuai sila Persatuan

Indonesia.

3. Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak- hak asasi manusia sesuai

dengan budaya bangsa. Hal ini selaras dengan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.

4. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera sesuai dengan sila

keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagai acuan dalam mencapai tujuan tersebut. Pancasila

sebagai kaidah negara pundamental yang berarti bahwa pada sila ketuhanan yang maha esa,

menjamin kebebasan untuk beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Kemudian

pada sila persatuan Indonesia, bangsa yang tetap menghormati sifat masing-masing seperti apa

adanya.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki Ideologi Pancasila, harus memahami apa

arti dari Pancasila itu sendiri, seperti kata Ir. Soekarno pancasila adalah isi jiwa bangsa

Indonesia. Maka dari itu Pancasila sebagai pandangan hidup suatu bangsa dan dasar negara

Republik Indoneesia. Pancasila telah melekat dan men darah daging pada masyarakat Indonesia.

Maka masyarakat Indonesia menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup ataupun menjadikan

Pancasila sebagai perjuangan utama oleh masyarakat bangsa Indonesia.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari

kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.

Saran kami dalam makalah ini adalah untuk menambah lagi wawasan bagi para

pembaca agar kita sebagai bangsa Indonesia mampu manjunjung tinggi dan mengamalkan

setiap sila-sila pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

Ronto. 2012. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta: PT Balai Pustaka.

http://satujam.com/pancasila-dan-lambangnya/

Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/ MI).

Yogyakarta: Samudra Biru.

Gesmi, Irwan & Yun Hendri.2018. Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Ponorogo: Uwais

Inspirasi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai