Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

LIPOMA

A. DEFINISI

Lipoma merupakan tumor mesenkim jinak (benign mesenchymal tumors) yang


berada dibawah kulit yang berasal dari jaringan lemak (adipocytes). Biasanya lipoma
dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun). Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat
muncul dimanapun pada tubuh. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke
permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu, badan,
punggung, atau lengan. Jenis yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti
dalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon. Tumor ini merupakan masa lunak tak nyeri yang
timbul tunggal dan jarang majemuk serta biasanya dieksisi untuk alasan kosmetik.
Kadang-kadang menimbulkan gejala ketaknyamanan lokal, mungkin tekanan pada syaraf
kulit.

Adeyi A Adoga (2008) dan Amit Gothwal (2010), lipoma adalah suatu neoplasma
jinak yang terdiri dari mesenkim jaringan lemak matang, biasanya dikelilingi oleh kapsul
yang tipis dan merupakan neoplasma yang paling umum pada jaringan lunak dan sekitar
20% kasusnya terjadi di daerah kepala dan leher, tetapi hanya 1 % - 4 % kasusnya terjadi
pada rongga mulut

B. ETIOLOGI

Penyebab lipoma masih belum diketahui. Banyak orang menghubungkan


penyebab dari lipoma adalah konsumsi lemak yang berlebihan dan obesitas, tetapi tak ada
satupun yang terbukti secara ilmiah. Lipoma terkadang bisa diturunkan dalam satu
keluarga. Namun ada suatu sidrom yang disebut hereditary multiple lipomatosis, yaitu
seseorang yang mempunyai lebih dari 1 lipoma pada tubuhnya.

Ada beberapa kemungkinan etiologi dari lipoma menurut MS Tan, dan B Singh
(2004), yaitu:
1. Degenerasi lemak
2. Hereditar
3. Hormonal

Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah
mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Pada beberapa
penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis lipoma seperti
payudara, rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin pria).

4. Trauma
5. Infeksi
6. Iritasi kronis
7. Metafase sel otot
8. Lipoblastic embryonic cell nest in origin
9. Bahan karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)

Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan lipoma paru pada
perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja
menghirup asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama.Bahan
kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat
meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri menderita lipoma.

Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel
lipoma. Jenis virus ini disebut virus penyebab lipoma atau virus onkogenik.

Sinar ultra-violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan lipoma kulit.
Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat
menimbulkan lipoma kulit dan leukemia.

C. KLASIFIKASI
Empat jenis lain lipoma mungkin dicatat di atas suatu spesimen biopsi:
1. Angiolipoma
Angiolipoma varian membentuk dengan co-existing perkembangbiakan vaskuler.
Angiolipoma mungkin menyakitkan dan pada umumnya muncul tidak lama sesudah
pubertas.
2. Pleomorphiclipoma
Pleomorphiclipoma adalah varian lain di mana bizarre, sel raksasa multinucleated adalah
admixed dengan adipocytes. Normal Pleomorphic presentasi lipoma adalah serupa untuk
bahwa dari yang lain lipoma, tetapi mereka terjadi sebagian besar di dalam manusia laki-
laki usia 50 – 70 tahun.
3. Adipocytes
Sepertiga varian, sel gelendong lipoma, mempunyai gelendong langsing sel yang
admixed di dalam suatu bagian yang dilokalisir muncul adipocytes. Adalah suatu yang
baru saja varian yang diuraikan lipoma dangkal,
4. Adenolipoma
Adenolipoma ditandai oleh kehadiran eccrine kelenjar peluh di dalam tumor yang gemuk,
jenis ini sering ditempatkan terletak di atas proximial bagian-bagian dari empedu.

D. PATOFISIOLOGI
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak (soft tissue tumors [STTs]) adalah
proliferasi masenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh, tidak
termasuk visera, selaput otak, dan sistem limforetikuler. Dapat timbul di tempat di mana
saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di
ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan dan retroperitoneum.
Terjadinya suatu lipoma dapat juga disebabkan oleh karena adanya gangguan
metabolisme lemak. Pada lipoma terjadi proliferasi baik histologi dan kimiawi, termasuk
komposisi asam lemak dari jaringan lemak normal. Metabolisme lemak pada lipoma
berbeda dengan metabolisme lemak normal, walaupun secara histologi gambaran sel
lemaknya sama.
Pada lipoma dijumpai aktivitas lipoprotein lipase menurun. Lipoprotein
lipasepenting untuk transformasi lemak di dalam darah. Oleh karena itu asam lemak pada
lipoma lebih banyak dibandingkan dengan lemak normal. Hal ini dapat terjadi bila
seseorang melakukan diet, maka secara normal depot lemak menjadi berkurang, tetapi
lemak pada lipoma tidak akan berkurang bahkan bertambah besar. Ini menunjukkan
bahwa lemak pada lipoma bukan merupakan lemak yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transparmasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel
normal dalam bentuk dan strukturnya. Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel
di suatu tempat (unisentrik) atau dari beberapa sentral (multilokuler) pada waktu yang
sama. Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ dasarnya maka tumor
disebut masih dalam fase lokal. Tetapi kalau sudah terjadi infiltrasi ke organ sekitarnya,
maka tumor telah mencapai fase lokal infasif atau lokal infiltratif. Penyebaran lokal ini
disebut penyebaran perkontinuitatum, karena masih berhubungan dengan sel induknya.
Sel tumor ini bertambah terus tanpa batas, sehingga tumor makin lama makin
besar dan mendesak jaringan sekitarnya sehingga dapat menyumbat saluran tubuh dan
menimbulkan obstruksi. Apabila lipoma membesar akan tampak sebagai suatu
penonjolan yang dapat menekan jaringan di sekitarnya. Pada dasar mulut, pembesaran
lipoma dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan fungsi bicara, sedangkan
pertumbuhannya menekan gigi geligi maka dapat menyebabkan tanggalnya gigi di sekitar
lipoma tersebut. Bila tumor ini ganas dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan umumnya
fatal bila dibiarkan karena merusak organ yang bersangkutan dan menyebabkan
kematian.

E. MANIFESTASI KLINIS
Lipoma seringkali tidak memberikan gejala (asymptomatic). Gejala yang muncul
tergantung dari lokasi, misalnya:
1. Pasien dengan lipoma kerongkongan (esophageal lipoma) dapat disertai obstruction,
nyeri saat menelan (dysphagia), regurgitation, muntah (vomiting), dan reflux. Esophageal
lipomas dapat berhubungan dengan aspiration dan infeksi saluran pernapasan yang
berturutan (consecutive respiratory infections).
2. Lipoma di saluran napas utama (major airways) dapat menyebabkan gagal napas
(respiratory distress) yang berhubungan dengan gangguan bronkus (bronchial
obstruction). Pasien datang dengan lesi parenkim (parenchymal lesions) atau
endobronchial.
3. Lipoma juga sering terjadi pada payudara, namun tak sesering yang diharapkan
mengingat luasnya jaringan lemak.
4. Lipoma di usus (intestines), misalnya: duodenum, jejunum, colon dapat menyebabkan
nyeri perut (abdominal pain) dari obstruksi atau intussusception, atau dapat menjadi jelas
melalui perdarahan (hemorrhage).
5. Lipoma jantung (cardiac lipomas) terutama berlokasi di subendocardial, jarang
intramural, dan normalnya tidak berkapsul (unencapsulated). Terlihat sebagai suatu massa
kuning di kamar/bilik jantung (cardiac chamber).
6. Lipoma juga dapat muncul di jaringan subkutan vulva. Biasanya pedunculated dan
dependent Lipoma berbentuk seperti benjolan dengan diameter 2-10 cm, terasa kenyal
dan lembut. Serta bergerak bebas di kulit, namun overlying skin ini secara khas normal.
Sering terdapat pada leher, lengan dan dada. Tetapi bisa muncul di bagian tubuh
manapun. Pada umumnya orang orang tidak menyadari jika mereka mengidap lipoma
sampai benjolannya tumbuh besar dan terlihat.

Secara umum lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak
nyeri. Tanda dan gejala yang muncul meliputi: pertumbuhannya sangat lambat dan
jarang sekali menjadi ganas. Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh
hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm. memiliki batas dengan jaringan yang tidak
nyata, kulit kering, bersisik kemerahan, palpasi teraba benjolan, andeng-andeng (tahi
lalat) yang berubah sifatnya, menjadi makin besar dan gatal.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakukan, meliputi:
1. Skrining
2. Laboratorium
3. Teknik Pencitraan (Imaging)
4. Pemeriksaan Rontgen Konvensional
5. Radiografi Digital
6. Tomografi Komputer (CT Scan)
7. Ekhografi
8. Resonansi magnetik nuklear
9. Skintigrafi
10. Patologi anatomi

G. PENATALAKSANAAN
Indikasi pembuangan lipoma adalah sebagai berikut:
1. Alasan kosmetik.
2. Untuk mengevaluasi gambaran histologinya, secara khusus ketika kemungkinan
liposarcoma harus disingkirkan.
3. Ketika menyebabkan gejala-gejala.
4. Ukuran lebih dari 5cm.
Pembuangan lipoma pada pasien ini dapat dengan dua teknik yaitu teknik non eksisi
dan teknik eksisi.
1. Teknik Non-Eksisi
a. Injeksi steroid
Injeksi steroid akan mengakibatkan atrofi lemak lokal, dengan demikian terjadi
penyusutan dari lipoma. Terapi ini terbaik dilakukan pada lipoma yang
berdiameter kurang dari 2,5cm. Bahan yang digunakan adalah campuran 1:1 dari
1% lidokain dan triamcinolone acetonide, dalam dosis 10mg/mL. Prosedur ini
dapat diulang beberapa kali dengan interval 1 bulan.
b. Liposuction
Liposuction dapat digunakan untuk menghilangkan lipoma kecil maupun besar,
khususnya pada lokasi-lokasi dimana jaringan parut yang besar harus dihindari.
Eliminasi total dari lipoma masih sulit dicapai dengan teknik ini.
2. Teknik Eksisi
Bedah eksisi lipoma seringkali menghasilkan kesembuhan total. Sebelum
pembedahan, perlu dilakukan pemberian garis outline dari lipoma, dan perencanaan
eksisi kulit dengan tanda pada permukaan kulit. Outline dari tumor sering membantu
menggambarkan batas, yang seringkali menjadi tidak jelas setelah pemberian
anestesi. Eksisi dari sebagian kulit dapat membantu mengeliminasi kelebihan kulit
pada saat penutupan.
a. Enukleasi
Lipoma yang kecil dapat dihilangkan dengan enukleasi. Insisi 3-4mm dibuat
diatas lipoma, curette ditempatkan di dalam luka dan digunakan untuk
membebaskan lipoma dari jaringan sekitar. Setelah dibebaskan, tumor dienukleasi
melalui luka insisi. Secara umum, penjahitan tidak diperlukan, pressure dressing
diaplikasikan untuk mencegah pembentukan hematom.
b. Eksisi
Lipoma yang lebih besar paling baik dihilangkan melalui insisi-insisi dari kulit di
atas lipoma, yang dibuat seperti eksisi fusiformis mengikuti garis tegangan kulit
dan lebih kecil dari ukuran tumor. Area sentral kulit yang akan dieksisi, dipegang
dengan sebuat hemostat atau Allis clamp, yang bertujuan menciptakan traksi
untuk pembuangan tumor. Diseksi kemudian dilakukan untuk memisahkan lipoma
dengan jaringan sekitar dengan menggunakan gunting atau scalpel.
Sewaktu sebagian jaringan lipoma telah dibebaskan dari jaringan sekitarnya,
hemostat atau clamp dapat dipasangkan pada tumor sebagai traksi untuk
pembuangan sisa dari tumor tersebut. Ketika semuanya telah terbebaskan, lipoma
dikeluarkan secara utuh.
Setelah pengangkatan lipoma, hemostasis yang adekuat dapat tercapai dengan
menggunakan hemostat atau suture ligation. Area yang kosong di bawah kulit
kemudian ditutup dengan menggunakan burried, interrupted 3-0 atau 4-0 Vicryl
sutures. Kadang-kadang perlu penempatan drain untuk mencegah akumulasi
cairan, namun sebisa mungkin harus dihindari. Kemudian, kulit ditutup dengan
interrupted 4-0 atau 5-0 nylon sutures. Pressure dressing ditempatkan untuk
mengurangi insidensi pembentukan hematom. Pasien kemudian diberikan edukasi
mengenai perawatan luka, lalu luka di cek kembali dalam waktu 2-7 hari. Jahitan
dilepas setelah 7-21 hari.
H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Anamnesis
a. Identitas
Identitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
nama orang tua atau suami atau isteri atau penanggung jawab, alamat, pendidikan,
pekerjaan, suku bangsa dan agama. Identitas perlu ditanyakan untuk memastikan
bahwa pasien yang dihadapi adalah memang benar pasien yang dimaksud. Selain
itu identitas ini juga perlu untuk data penelitian, asuransi dan lain sebagainya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara
penyakit yang pernah diderita dengan penyakitnya sekarang. Tanyakan pula
apakah pasien pernah mengalami kecelakaan, menderita penyakit yang berat dan
menjalani operasi tertentu, riwayat alergi obat dan makanan, lama perawatan,
apakah sembuh sempurna atau tidak.
Obat-obat yang pernah diminum oleh pasien juga harus ditanyakan termasuk
penggunaan obat-obatan steroid, kontrasepsi, transfusi, kemoterapi, dan riwayat
imunisasi. Bila pasien pernah melakukan berbagai pemeriksaan, maka harus
dicatat dengan seksama, termasuk hasilnya, misalnya gastroskopi, Papanicolau’s
smear, mamografi, foto paru-paru dan sebagainya.
c. Riwayat sosial
Mencangkup keterangan mengenai pendidikan, pekerjaan dan segala aktivitas di
luar pekerjaan, lingkungan tempat tinggal, perkawinan, tanggungan keluarga, dal
lain-lain. Perlu ditanyakan pula tentang kesulitan yang dihadapi pasien.
d. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda-tanda vital: TD,N,RR, dan T
e. Status lokalis
Inspeksi
Setelah anamnesis, tindakan yang dilakukan adalah melakukan inpeksi. Bantuan
permeriksaan dengan kaca pembesar dapat dilakukan. Pemeriksaan ini mutlak
dilakukan dalam ruangan yang terang. Anamnesis terarah biasanya ditanyakan
pada penderita bersamaan dilakukan inpeksi untuk melengkapi data diagnosis.
Pada inpeksi diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas
dan efleresensi yang khusus. Bila terdapat kemerahan pada kulit ada tiga
kemungkinan: eritema, purpura, dan telangiektasis. Cara membedakannya yakni
ditekan dengan jari dan digeser. Pada eritema warna kemerahan akan hilang dan
warna tersebut akan kembali setelah jari dilepaskan karena terjadi vasodilatsi
kapiler. Sebaliknya pada purpura tidak menghilang sebab terjadi pendarahan
dikulit, demikian pula telangekstasis akibat pelebaran kapiler yang menetap. Cara
lain ialah yang disebut diakopi yang berarti menekan dengan benda tranparan
(diaskop) pada tempat kemerahan tersebut, diakopi disebut positif, jika warna
merah menghilang (eritema), disebut negatif bila warna merah tidak menghilang
(purpura atau telangiektasis). Pada telangiektasis akan tampak kapiler yang
berbentuk seperti tali yang berkelok-kelok dapat berwarna merah atau biru.
Palpasi
Setelah inpeksi selesai, dilakukan palpasi. Pada pemeriksaan ini diperhatikan
adanya tanda-tanda radang akut atau tidak, misalnya dolor, kalor, fungsiolesa
(rubor dan tumor dapat pula dilihat), ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan
pemebesaran kelenjar regional maupun generalisata.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan pula saat melakukan pengkajian pada pasien dengan
lipoma meliputi:
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan: Riwayat anggota keluarga
yang terkena tumor, terpapar sinar radiasi atau bahan kimia.
b. Pola nutrisi metabolik: kebiasaan makan makanan yang mengandung zat kimia
atau bahan pengawet dan makanan yang berlemak tinggi, riwayat minum alkohol,
mual, muntah, berkeringat banyak, suhu tinggi, kerusakan atau kemerahan kulit,
adanya benjolan pada kulit, hipopigmentasi, hiperpigmentasi, nafsu makan
menurun, berat badan turun.
c. Pola eliminasi: menurunnya jumlah urine output, anuri saat fase akut, diuresis,
penurunan peristaltik usus.
d. Pola aktivitas dan latiha: riwayat pekerjaan, obesitas, sesak napas.
e. Pola persepsi sensori dan kognitif: mati rasa, kaku, gatal-gatal, perubahan
reflektendon, keluhan nyeri, perubahan orientasi, sikap dan tingkah laku.
f. Pola persepsi dan konsep diri: kecemasan, penampilan diri, gangguan terhadap
perkerjaan atau keuangan.
g. Pola mekanisme coping dan toleransi terhadap stres: sikap menghadapi penyakit,
penerimaan terhadap diagnosis.

I. ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan lipoma, meliputi:.
1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya lukas eksterpasi.
2. Nyeri yang berhubungan dengan penekanan oleh jaringan lipoma
3. Gangguan gambaran diri yang berhubungan dengan penampilan kulit yang jelek.
4. Kurang pengetahuan tantang pengetahuan tentang perawatan kulit yang
berhubungan dengan kurang informasi.
5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, kulit yang
rusak, stasis jaringan tubuh
6. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pembedahan yang
akan dilaksanakan dan hasil akhir pascaoprasi
Rencana Asuhan Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya luka eksterpasi
Kriteria Hasil: Kulit utuh, tidak infeksi.
Rencana Tindakan.
a. Kaji keadaan luka (kering, bawah, kemerahan).
b. Rawat luka dengan teknik steril.
c. Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk kulit.
d. Anjurkan pasien untuk menjaga tubuh dengan cara mandi dua kali sehari.
e. Observasi suhu.
f. Beri terapi antibiotik sesuai pesanan medik.
2. Nyeri yang berhubungan dengan luka operasi.
Kriteria Hasil: Pasien bebas dari rasa nyeri, pasien tampak rileks, bisa tidur dan
istirahat.
Rencana tindakan:
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, lama, intensitas).
b. Observasi tanda-tanda vital.
c. Eksplorasi penyebab rasa nyeri.
d. Ciptakan lingkungan yang aman.
e. Ajarkan latihan napas dalam
f. Beri terapi analgetik sesuai pesanan medik.
3. Gangguan gambaran diri sehubungan dengan penampilan kulit yang jelek
Kriteria Hasil
a. Menerima perubahan tubuh dan mengintegrasikannya ke dalam self konsep sehingga
dapat mempertahankan body image yang positif.
b. Mengekspresikan penerimaan tentang perubahan body image.
Rencana tindakan:
a. Kaji perasaan dan persepsi pasien tentang penampilan kulit yang jelek.
b. Melibatkan pasien dalam perawatan.
c. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang telah diberikan.
d. Hargai pemecahan masalah yang konstruktif untuk meningkatkan penampilan.
e. Membantu pasien dalam menguatkan keterampilan koping dan ikut terlibat dalam
tindakan untuk memenuhi tujuan.
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit kulit yang berhubungan dengan kurang
informasi
Kriteria Hasil:
a. Dapat mengungkapkan proses penyakit.
b. Mengenali tanda dan gejala serta faktor penyebab penyakit.
c. Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan.
Rencana Tindakan:
a. Kaji pengetahuan klien/ tanyakan proses penyakit dan harapan klien.
b. Jelaskan faktor penyebab, tanda dan gejala penyakit dengan bahasa yang mudah
dipahami.
c. Beri penyuluhan tentang pentingnya perawatan kulit yang baik.
d. Libatkan keluarga dalam rencana pengobatan
e. Beri penjelasan pasien untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan kulit.
f. Jelaskan prosedur pengobatan dan perubahan gaya hidup.
5. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pembedahan yang akan
dilaksanakan dan hasil akhir pascaoperatif.
Kriteria Hasil :
a. Pasien menyatakan kecemasan berkurang
b. Pasien kooperatif terhadap tindakan
c. Wajah pasien tampak rileks
Rencana Keperawatan
a. Bantu pasien mengekspresikan perasaan marah, kehilangan, dan takut.
b. Kaji tanda ansietas verbal dan nonverbal. Damping pasien dan lakukan tindakan bila
pasien mulai menunjukkan perilaku merusak.
c. Jelaskan tentang prosedur pembedahan sesuai jenis operasi
d. Beri dukungan prabedah
e. Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dalam menurunkan kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
Jonathan G. At a glance : anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta : Erlangga; 2007
Manning, Delp. Major diagnosis fisik : kulit. Edisi ke-9. Jakarta: EGC; 2006.72-7.4.
Darmstadt GL, Lane A. Nelson ilmu kesehatan anak : tumur tumor kulit. Edisi ke-15. Jakarta :
EKG;2000
Price, Anderson Silvia. Patofisiologi. Ed. 5. Jakarta: EGC; 2004.
Robbin, Cotran. Buku saku dasar patologis penyakit. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2006.
Borley NR, Grace PA. At a glance ilmu bedah. Edisi ke-3. Jakarta : Erlangga; 2006.
Sabiston DC. Buku ajar bedah : Tumor jinak yang lazim. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2004.
Sularsito SA, Djuanda Suria. Dermatitis. In: Djuanda Adhi, Hamza Mochtar, Aisah Siti, Editors.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: FK UI; 2010.

Anda mungkin juga menyukai