ANALISIS SILDENAFIL SITRAT PADA JAMU TRADISIONAL KUAT LELAKI MERK A DAN B
DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
Angga Tiya Warma Sarigih, Anjar Mahardian Kusuma, Pri Iswati Utami
ABSTRAK
Kata kunci : Sildenafil sitrat, Jamu Kuat Lelaki, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
ABSTRACT
Keywords: Sildenafil citrate, Jamu Kuat Lelaki, High Performance Liquid Chromatography.
24
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
Pendahuluan
Obat tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan
Gambar 1. Sildenafil Sitrat (O’Neil,
pengalaman (UU RI, 2009). Obat
2001)
traditional meliputi jamu, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka (BPOM RI,
Sebagai upaya pencegahan dan
2004).
pengawasan terhadap penyalahgunaan
Syarat obat tradisional adalah
bahan kimia obat sildenafil sitrat, maka
mengandung bahan alam murni tanpa
diperlukan metode analisis yang
campuran bahan kimia. Salah satu
mampu mendeteksi sildenafil sitrat
bahan kimia obat yang dapat
dalam jamu tradisional kuat lelaki.
disalahgunakan dalam sediaan obat
Dalam hal ini akan dilakukan penelitian
tradisional yang diindikasikan
untuk menganalisis secara kualitatif dan
meningkatkan kebugaran pria adalah
kuantitatif sildenafil sitrat pada
sildenafil sitrat (BPOM RI, 2005).
beberapa contoh sediaan jamu
Sildenafil sitrat adalah golongan obat
tradisional yang diduga mengandung
keras yang hanya dapat diperoleh dan
senyawa tersebut.
hanya dapat digunakan berdasarkan
Salah satu cara yang digunakan
resep dokter. Sildenafil sitrat
untuk analisis bahan kimia sildenafil
merupakan obat yang digunakan untuk
sitrat adalah kromatografi cair kinerja
penanganan disfungsi ereksi pada pria .
tinggi (KCKT). Pada penelitian ini
(Tjay, T.H; 2002).
metode kromatografi cair kinerja tinggi
digunakan untuk menganalisis bahan 1
kimia sildnafil sitrat dengan mengacu
metode yang ada. Berdasarkan
penelitian Mayangsari (2007), hasil
25
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
26
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
27
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
28
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
C B A
Gambar 2. Kromatogram sildenafil sitrat baku (2 µg / ml) (A); Sampel Jamu A (B); dan
sampel jamu B (C); dengan fase gerak Asetonitril dan Dapar Fosfat 0,05 M pH 4,5 dengan
perbandingan (60:40)
Hasil Analisis Kuntitatif Sildenafil Sitrat sildenafil sitrat baku dengan rentang
Setelah dipastikan adanya konsentrasi 0,5 – 4 µg/mL yang diukur
kandungan sildenafil sitrat pada jamu, pada panjang gelombang 290 nm
maka dilakukan penetapan kadar. Kurva dengan laju alir 1,2 ml/menit,
baku dibuat untuk dapat digunakan didapatkan hubungan yang linier antara
dalam mengukur kadar dari sildenafil konsentrasi versus luas puncak dengan
sitrat dengan membuat hubungan koefisien korelasi (r) = 0,999 dan
antara luas area kromatogram dengan persamaan garis regresinya y =
konsentratsi. penelitian menggunakan 1073,269565 x – 116,1304348. Nilai r ini
data luas area untuk menghitung kadar, menggambarkan adanya hubungan
sebab luas area kromatogram sangat yang linier antara konsentrasi dengan
proposional dengan konsentrasi analit luas area yang dihasilkan. Hubungan
(Mulja & Suharman, 1995). linier yang ideal dicapai jika r table < r
Hasil dari penetapan kurva baku hitung. Nilai r linier karena r tabel < r
diperoleh linieritas kurva kalibrasi dari hitung yaitu 0,950 < 0,999.
29
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
Tabel 1. Hasil Kadar Sildenafil Sitrat pada Jamu Kuat lelaki Merk A dengan metode KCKT
30
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
4500
4000 y = 1073,269565 x – 116,1304348
L 3500 R² = 0,9974
u 3000
a 2500
s 2000
1500
A
1000
r
500
e
a 0
0 1 2 3 4 5
31
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
Tabel 3. Hasil uji perolehan kembali sidenafil sirat dengan metode adisi
Hasil Batas deteksi (LOD) dan Batas blangko. Batas kuantitasi adalah
Kuantitasi (LOQ) kuantitas terkecil analit dalam sampel
Batas deteksi adalah jumlah yang masih dapat memenuhi kriteria
terkecil analit dalam sampel yang dapat cermat dan seksama (Harminta, 2004).
dideteksi yang masih memberikan Uji batas deteksi ini bertujuan
respon signifikan dibandingkan dengan untuk mengetahui berapa konsentrasi
32
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
33
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
O’Neil, M.J, 2001, The Merck Index, 13th Tjay, T.H & Rahardja, K. 2002. Obat-
ed, Merck & Co. Inc, New obat penting. Khasiat,
Jersey, 1523. Penggunaan dan Efek
Synder, L.R., Joseph., and Joseph, G., Sampingnya. Edisi keempat.
1997. Practical High Jakarta: Departemen Kesehatan
Performance Liquid Republik Indonesia.
Chromatography Method UU RI, 2009. No36 Tentang Kesehatan.
Development 2nd edition. New Jakarta: Undang Undang No. 23
York. John and Wiley and Sons. Presiden Republik Indonesia
34