Anda di halaman 1dari 7

Mengenal Cara Kerja Lean Startup

1 DIGITALLY NATIVE VERTICAL BRAND (DNVB)


DNVB—menurut Andy Dunn, Founder dari Bonobos—adalah sebuah model
bisnis baru; sebuah brand berinteraksi, bertransaksi, dan berkomunikasi
dengan konsumen melalui web sebagai tools utamanya.

2 faktor yang mendorong DNVB berkembang pesat di Indonesia, yaitu

1. Pertumbuhan media sosial; serta

2. Perkembangan teknologi digital.

PERTUMBUHAN MEDIA SOSIAL

Media sosial merupakan basis marketing dari model bisnis DNVB. Tingginya
angka pengguna media sosial di Indonesia, turut memengaruhi perkembangan
bisnis DNVB selama 10 tahun terakhir. Pengguna media sosial merupakan
target market DNVB, karena model bisnis ini tidak dipengaruhi oleh lokasi.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DIGITAL
Di dalam istilah DNVB terdapat kata vertikal; ini bermakna bahwa sebuah
brand atau produsen dapat terhubung langsung dengan pelanggan.
Artinya, pengusaha dapat memproduksi dan menjual produk ke pelanggan
tanpa melalui distributor; harga produk pun jadi lebih bersaing.

Saat ini, sudah banyak teknologi yang mewadahi dan memudahkan pemilik
usaha/produsen dalam menjual, memasarkan, dan mengirimkan produk ke
pelanggan tanpa mengeluarkan biaya yang tidak diperlukan; melalui platform
digital

Keuntungan yang didapat dari model bisnis DNVB:

● Harga lebih bersaing karena tidak ada perantara


● Lebih mudah dan cepat mendapatkan feedback dari pelanggan
LEAN STARTUP
Learn Startup adalah sebuah metode yang bertujuan agar pengusaha
mempunyai pola pikir yang tepat dalam membuat produk yang disukai
market. Dengan begitu, bisnis yang dijalankan dapat berkembang dengan
cepat.

PAID ENGINE OF GROWTH

Engines of growth—menurut Eric Ries, Penulis buku Lean Startup—adalah


faktor utama yang mendorong pertumbuhan bisnis. Dengan memahami
engines of growth yang tepat, seorang pengusaha akan mengerti cara
mengevaluasi keberhasilan produk yang dijual.

3 Jenis engines of growth:

1. Paid

2. Sticky

3. Viral

Paid engine of growth membutuhkan iklan untuk mendorong pertumbuhan suatu


bisnis. Berkaitan dengan ini, ada 2 hal yang harus diperhatikan:

● Biaya untuk menjual sebuah produk (customer acquisition cost)


● Disiplin mengatur anggaran beriklan
MINIMUM VIABLE PRODUCT & PRODUCT MARKET FIT

● Minimum Viable Product (MVP) adalah sebuah versi produk yang


belum sempurna; dibuat secepat dan semurah mungkin untuk menguji
hipotesis dan menjawab pertanyaan bisnis.
● Product Market Fit (PMF) adalah sebuah produk yang telah mengalami
beberapa kali inovasi sehingga disukai oleh market; menjadi mesin uang
bagi suatu bisnis.

Tujuan besar Lean Startup adalah mengubah MVP menjadi PMF. Caranya dengan,

BUILD-MEASURE-

Siklus BML atau build-measure-learn merupakan prinsip kerja yang digunakan


untuk menerapkan metode Lean Startup. Siklus BML berguna untuk
menghindari ide-ide subjektif yang sebenarnya tidak berhasil jika
diterapkan pada suatu bisnis.
Fungsi siklus BML adalah

● Mempercepat proses menemukan PMF; serta


● menghindari terlalu banyak waktu, tenaga, dan dana yang terbuang untuk
produk gagal.

BUILD
Tahapan yang dilakukan pada siklus build:

● Membuat produk yang ditempelkan dengan asumsi


● Membuat beberapa produk untuk A/B testing (produk saingan atau pembanding)
MEASURE
Tahapan yang dilakukan pada siklus measure:

● Disiplin terhadap metriks dan deadline

LEARN
Tahapan yang dilakukan pada siklus learn:

● Melihat data
● Mengambil kesimpulan
❏ Jika asumsi pada tahap build teruji kebenarannya, lakukan scaling up
dan improvement
❏ Jika asumsi pada tahap build salah, lakukan PIVOT dan kembali ke tahap
build
Membuat Laporan dan Rekomendasi
4
A. Membedakan Data, Informasi, dan Insight
■ Data adalah angka-angka atau kata-kata yang didapat langsung
melalui metode riset (bersifat mentah).
■ Informasi adalah sekumpulan data yang digunakan untuk
memahami sesuatu yang diukur.
■ Insight adalah pemahaman mendalam dengan menganalisis data
dan informasi untuk membaca pola fenomena tertentu. Insight
digunakan untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik dan
relevan.

B. Menyusun Laporan Riset


Sebuah laporan riset terdiri dari 6 bagian:
1. Research Background: berisi 5W+1H tentang proses riset
2. Research Methodology: memaparkan metode yang digunakan,
serta jika terjadi perbedaan antara di proposal dan di lapangan
3. Executive Summary: rangkuman 1 halaman untuk stakeholder,
yang berisi informasi dan insight yang actionable
4. Result: penjabaran data dan informasi melalui visualisasi
(infografis) beserta interpretasinya
5. Summary & Insight: penjabaran data dan informasi dengan lebih
detail, serta insight yang diberikan berdasarkan temuan riset
6. Appendix: lampiran untuk menunjukkan data penunjang yang
mendukung penjelasan, seperti tabel, foto, grafis, dll.

C. Merumuskan Insight yang Bisa Ditindaklanjuti (Actionable)


Merumuskan insight yang relevan dan bisa ditindaklanjuti bisa dilakukan
dengan 3 hal berikut:
1. Mengaitkan hasil temuan riset dengan tujuan atau hipotesis
2. Memiliki helicopter view atau sudut pandang helikopter
3. Memiliki kemampuan business acumen atau kemahiran berbisnis

D. Menambahkan Teori Psikologi Praktis pada Insight


Menambahkan teori psikologi praktis bisa menjadi poin plus bagi insight,
contohnya ke-enam prinsip dari Robert Cialdini:
1. Reciprocity (timbal balik)
2. Commitment & Consistency (komitmen dan konsisten)
3. Social Proof (bukti sosial)
4. Liking (kesukaan)
5. Scarcity (kelangkaan)
6. Authority (otoritas)

Anda mungkin juga menyukai