Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembentukan Karakter Mandiri


A.1. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

menumbuhkan karakter-karakter yang ada pada diri seseorang sehingga

tumbuh sempurna menjadi pribadi yang bermanfaat bagi peradaban

dengan sebaik-baik akhlaq.1

Salah satu aspek penting dalam Pendidikan karakter adalah proses

pembentukan kepribadian. Tujuan dari pendidikan ini adalah untuk

memunculkan kepribadian dan sikap hidup yang baik pada anak didik.

Inilah yang menunjukkan kekuatan karakter ynag menjadi identitas

kepribadian dan sikap hidup yang baik pada anak didik. Inilah yang

menunjukkan kekuatan karakter yang telah menjadi identitas kepribadian

seseorang. Kematanga karakter ini kemudian dapat menjadi tolok ukur

kualitas kepribadian seseorang. Hal ini tentunya berkaitan dengan pola

Pendidikan yang berintegritas.2

Karakter yang terintegral dalam kepribadian seseorang akan

terbentuk melalui proses yang bertahap dan berkesinambungan selama

rentang waktu tertentu. Mulai dari penanaman nilai, munculnya sikap atau

perilaku, terbentuknya karakter dan kepribadian. Memahami Pendidikan

karakter berarti melakukan proses pertumbuhan karakter yang


1
Abdul Kholiq, Pendidikan Karakter Nabawiyah, (Semarang : Mutiara Qur’an), hlm. 69.
2
Yudha Kurniawan dan Tri Puji Hindarsih, Character Building Membangun Karakter Menjadi
Pemimpin, (Yogyakarta : Pro-U Media, hlm. 24.

1
menghubungkan semua istilah di atas. Bukan sebatas pemahaman terhadap

istilah, melainkan sampai pada tahap terbentuknya kepribadian diri.

Karakter adalah setiap perbuatan atau aktivitas yang dilakukan oleh

manusia tanpa diawali oleh proses berfikir, karena karakter itu sudah

inheren, merupakan sikap dan sifat yang melekat pada diri seseorang.

Karakter merupakan bawaan sejak lahir yang disebut dengan istilah al-

fitrah, ynag telah Allah Subhanahu wa Ta’ala Ta’ala karuniakan kepada

setiap anak manusia, untuk ditumbuhkan sehingga menjadi bekal untuk

menunaikan tugas untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Ta’ala dan sebagai khalifak di muka bumi ini, sehingga menjadi pribadi-

pribadi yang bermanfaat bagi peradaban dengan sebaik-baik akhlaq.

Tentang firah manusia Allah Subhanahu wa Ta’ala Subhanahu wa

Ta’ala berfirman :

َ‫ق هّٰللا ِ ٰۗذلِ ك‬


ِ ‫اس َعلَ ْي َه ۗا اَل تَ ْب ِد ْي َل لِ َخ ْل‬
‫هّٰللا‬
َ َّ‫فَاَقِ ْم َو ْج َه َك لِل ِّد ْي ِن َحنِ ْيفً ۗا فِ ْط َرتَ ِ الَّتِ ْي فَطَ َر الن‬

ِ ‫ال ِّديْنُ ا ْلقَيِّ ۙ ُم َو ٰل ِكنَّ اَ ْكثَ َر النَّا‬


َ‫س اَل يَ ْعلَ ُم ْو ۙن‬

Artinya :

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam);

(sesuai) fitrah Allah Subhanahu wa Ta’ala disebabkan Dia telah

menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada

ciptaan Allah (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak

mengetahui”(QS. Ar-Rum : 30)3

2
Berdasarkan penjelasan Surah Ar-Rum ayat 30 dapat dirumuskan

bahwa Pendidikan karakter memiliki konsep dasar sebagai berikut:

1. Pendidikan karakter adalah Pendidikan yang mwyakini bahwa setiap

anak terlahir dalam keadaan fitrah, yaitu sudah dibekali oleh Allah

Subhanahu wa Ta’ala keimanan, ke-Islam-an, dan karakter -karakter

yang cenderung mencintai kebaikan-kebaikan. (Pendidikan karakter

menolak pendapat yang menyatakan anak terlahir dalam keadaan

seperti kertas kosong)

2. Pendidikan karakter adalah Pendidikan yang menjaga dan

menumbuhkan kaakter-karakter yang sudah ada pada diri anak.

(Pendidikan karakter tdak menjejalkan penetahuan-pengetahuan yang

tidak relevan dengan karakter-karakter anak)

3. Pendidikan karakter menggunakan metode pembelajaran yang telah

diwahyukan kepada Rasulullah, yaitu bersumber dari Al-Qur’an dan

hadits-hadits yang shahih.

A.2. Metode Pendidikan Karakter

Metode adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Metode

Pendidikan adalah cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan

Pendidikan. Metode pendidikan karakter adalah cara ynag harus ditempuh

untuk mencapai tujuan Pendidikan karakter.

3
Prinsip metode Pendidikan karakter adalah pembelajaran karakter

iman, karakter belajar, dan karakter bakat, yang diselarasakan dengan

karakter perkembangan anak didik.

Langkah-langkah metode Pendidikan karakter adalah sebagai

berikut:

1. Penumbuhan kecintaan

2. Penumbuhan minta belajar

3. Penumbuhan kemandirian

4. Penumbuhan peran

Langkah-langkah tersebut dalam penerapannya diselaraskandengan

fase-fase perkembangan anak.

1. Penumbuhan kecintaan

Penumbuhan kecintaan merupakan Langkah awal pembelajaran

karakter. Apabila anak diharapkan kelak menjadi pemikul beban

syariat (mukallaf), seperti shalat, maka Langkah awal yang dilakukan

adalah menumbuhkan kecintaan terhadap shalat. Demikian juga beban

syariat (taklif) yang lain seperti puasa, zakat, haji dan lain-lain. Setiap

anak telah dibekali oleh Allah kecintaan terhadap syariat karena semua

syariat adalah kebaikan. Sedangkan setiap nak yang lahir memiliki

kecenderungan kepada kebaikan-kebaikan. Pada dasarnya

penumbuhan kecintaan ini adalah penanaman aqidah pada diri anak.

Sedangkan untuk peran khusus anak kelak pada peradaban

ditumbuhkan terlebih dahulu sifat-sifat bakat anak dengan

4
membersamai, tidak banyak mendikte, dan tidak memberikan tekanan

kepada anak walaupun sifat-sifat bakat ynag dimiliki oleh anak belum

nampa kindah. Masing-masing anak dibekali oleh Allah Ta’ala sifat

khusus yang kelak akan digunakannya untuk berperan pada peradaban.

Maka penumbuhan sifat khusus tersebut berbeda metodenya untuk

masing-masing anak.

2. Penumbuhan minat belajar

Setelah tumbuh kecintaan pada diri anak, Langkah selanjutnya adalah

menumbuhkan rasa keingintahuan (curiosity) anak untuk mempelajari

sesuatu yang telah dicintainya. Sebab Allah Ta’ala telah menciptakan

setiap manusia adalah pembelajar. Apabila kecintaan telah tumbuh

maka anak akan belajar dengan sendirinya. Tugas orang tua dalam

menumbuhkan minta belajar ini adalah membersamai, menjawab

segala sesuatu yang ditanyakan anak, memetakan bakatnya dan

memfasilitasi perkembangan bakatnya, serta tidak menjejalka kepada

anak dengan pengetahuan yang tidak dicintai oleh anak.

3. Penumbuhan kemandirian

Setelah tumbuh kecintaan, kemudian telah tumbuh juga sifat

pembelajarnya, maka Langkah selanjutnya adalah menumbuhkan

kemandirian anak dalam melaksanakan segala sesuatu yang telah

dipelajarinya. Bahkan dalam shalat, karena langkah pembelajaran

sebelumnya yang belum tuntas (cinta dan belajar tidak tumbuh indah

sebagaimana mestinya), sehingga anak masih enggan melaksanakan

5
shalat, maka ada solusi terkahir untuk menumbuhkan kemandirian

anak dengan cara dipukul, dengan pukulan yang tidak menimbulkan

bekas pada tubuh anak tetapi menimbulkan efek jera pada anak.

Sedangkan penumbuhan kemandirian bakat anak yaitu dengan cara

melakukan pemagangan pada maestro bakat.

4. Penumbuhan peran

Setelah kecintaan telah tumbuh, sifat pembelajar telah tumbuh, dan

kemandirian telah tumbuh, maka diharapkan anak sudah siap berperan

pada peradaban sebagaimana peran seorang yang sudah tumbuh

dewasa, berperan sebagai seorang yang memiliki akhlaq mulia, kreatif,

dan produktif.

B. Metode Active Learning


B.1. Definisi Active Learning
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara

atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode

menyangkut masalah kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat

diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar

bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan

oleh guru.

Active learning berasal dari dua kata, yaitu kata active dan

learning. Kata active yang artinya aktif memiliki makna giat, bertenaga,

6
mampu beraksi dan bereaksi. Sedangkan Learning berasal dari kata learn

yang berarti mempelajari. Active Learning secara harfiah mengandung

makna belajar yang aktif.4

Active learning adalah sebuah pembelajaran yang berusaha untuk

mengarahkan siswa menjadi aktif, banyak mengerjakan tugas,

memaksimalkan otak, mempelajari gagasan, memecahkan berbagai

masalah dan menerapkan apa yang dipelajari. Pada penerapannya

terkadang siswa mengerjakan tugas secara berkelompok untuk

mengoptimalkan kemampuan berkomunikasi.

Prinsip active learning adalah siswa harus bergerak cepat,

menyenangkan, bersemangat serta penuh dengan gairah untuk menuntut

ilmu. Mereka harus memfusikan otak, mengkaji gagasan, mencari solusi

untuk memcahkan masalah dan menerapkan apa saja yang dipelajari.

Sehingga prestasi siswa dalam pembelajaran lebih dominan.

Metode active learning adalah kesatuan sumber dari kumpulan

strategi-strategi pembelajaran yang komperhensif, yang meliputi berbagai

cara untuk membuat peserta didik menjadi aktif*. Pada metode active

learning ataupun belajar aktif ataupun belajar aktif setiap materi pelajaran

yang baru akan disampaikan ke siswa harus dikaitkan dengan berbagai

pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya.

Active learning adalah model pembelajaran yang mengajarkan

siswa untuk aktif di dalam proses pembeljaran. Bonwell dan Eison

4
Badrus Zaman, “Penerapan Active Learning Dalaam Pembelajaran PAI”, Jurnal as-Salam 4 hlm.
15,

7
(1991;68) memberikan beberapa contoh active learning, misalnya

pembelajaran berpasang-pasangan, berdiskusi, bermain peran, debat, studi

kasus, terlibat aktif dalam kerja kelompok, atau membuat laporang singkat

dan sebagainya. Sangat disarankan agar guru menjadi pemnadu sepanjang

tahap awal pembelajaran. Kemudian biarkan siswa melakukan praktik

keterampilan baru dan selanjutnya memberikan informasi-informasi baru

yang belum diketahui siswa selama pembelajaran.

Dengan melihat pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwasanya belajar aktif adalah pembelajaan yang mengajakan siswa

untuk mampuu belajar secara berkelompok karena dengan belajar

kelompok akan mengembangkan tingkat pengetahuan siswa tersebut,

belajar yang hanya sendiri tidak menjadikan siswa aktif akan tetapi

menjadkan siswa itu tidak mampu mengembangkan kemauan yang

dimilikinya.

B.2. Karakteristik Model Active Learning

Pembelajaran active learning adalah pembelajaran yang sekarang

ini sangat dibutuhkan karena suatu pendekatan pembelajaan yang

memberikan kesempatan kepada siswa untu kberperan lebih aktif dalam

proses pembelajaran 9mmencari informasi, mengelola infomasi dan

menyimpulkannya dan kemudian diterapkan), membuat siswa tidak

tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar.

Dari hasil analisis diatas pengertian belajar dapat dipahami bahwa

active learning mengajarkan siswa untuk aktif dan kreatif dalam kelas

8
serta siswa diajarkan untuk mencari, mengolah mngeanalisis dan

menympulkan hal yang di dapatkan dan dipelajari siswa tesebut.

Ada tiga alasan mengapa belajar aktif perlu diterapkan, yaitu:

a. Karakteristik anak

Pada dasarnya anak dilahirkan dengan memiliki sifat ingin tahu dan

imajinasi. Sifat ingin tahu merupakan modal dasar bagi erkembangan

sikap kritis dan imajinasi bagi perilaku kreatif.

b. Hakikat belajar

c. Belajar adalah proses menemukan dan membangun makna/pengertian

oleh pembelajar, terhadap informasi dan pengalaman yang di saring

melalui persepsi, pikiran, dan perasaan pembelajar/siswa. Belajar

bukanlah proses menyerap pengetahuan secara mentah dari pemateri,

melainkan pengetahuan dibentuk sendiri oleh pembelajar.

d. Karakter lulusan yang dikehendadki

e. Agar mampu bertahan dan berhasil dalam hidup, lulusan yang

diinginkan adalah generasi yang peka, mandiri termasuk kreatif dan

bertanggung jawab. Peka beati berpikir tajam, kritis, dan tangap

terhadap fikiran dan perasaan orang lain. mandiri berarti dan mampu

bertindak tanpa selalu tergantung pada orang lain. bertanggung jawab

berarti siap menerima akibat dari keutusan dan tindakan yang diambil.

Tujuan dan Fungsi Pendekatan Active Learning

9
Tujuan dari pendekatan pembelajaran aktif (active learning

approach) ialah agar siswa aktif dan kondusif Ketika belajar,

terwujudnya susasana belajar yang dinamis efektif, efisien, serta jauh

dari suasana yang membosankan. Menurut Melvin L. Silberman tujuan

dari Active Learning ini adalah sebagai berikut :

a. Menjadikan siswa aktif sejak awal (mulainya pembelajaran)

b. Membantu siswa mendapatkan pengajaran, keterampilan, dan sikap

secara aktif

c. Mmempertahankan agar belajar tidak terlupakan

Fungsi dari penggunaan strategi active learning dalam proses

pembelajaran yaitu, membekali siswa dengan kecakapan (life skill

atau life competency)yang sesuai dengan lingkungan hidup dan

kebutuhan siswa, contohnya seperti pemecahan masalah secara

reflektif hal itu sangat penting dalam kegiatan belajar yang

dilakukan secara demokratis.

Macam-macam Pendekatan Active Learning

a. Tanya Jawab

Strategi tanya jawab adalah cara penyajian dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada

siswanya tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Dengan

metode ini setiap murid dapat dipancing untuk berfikir kritis

dan berani menyampaikan pendapatnya.

b. Small Group Discussioon

10
Diskusi kelompok kecil (small Group Discussion) ini

dimaksudkan untuk membangun Kerjasama antar induvidu

dalam kelompok, kemampuan analitis dan kepekaan social

serta tanggung jawab, individu dalam kelompok.

c. Demonstrasi

Demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk

memperlihatkan suatu proses dari cara kerja suatu alat yang

berkaitan dengan bahan peserta didik. Pada strategi ini guru

meminta siswa untuk mendemonstrasikan suatu cara kerja

prosedur dan mekanisme kerja dari suatu alat di bawah

bimbingan guru atau peserta didik yang sudah dilatih

sebelumnya. Dengan penerapan strategi ini peserta didik akan

lebih paham dengan jelas jalannya suatu proses pembelajaran.

d. Information Search

Mencari informasi (Information Search) atas jawaban atau soal

yang diberikan oleh guru kepada peserta didik yang dilakukan

oleh peserta didik di berbagai sumber seperti koran, majalah,

dan sebagainya. Strategi ini dapat diterapkan pada materi-

materi yang padat, monoton dan membosankan. Strategi ini

sangat membantu pembelajaran untuk lebih menghidupkan

materi yang dianggap kurang menarik.

e. Sosiodrama

11
Strategi ini merupakan cara pembelajaran yang menekankan

pada permintaan peran untuk memecahkan masalah yang ada.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengalaman dan

pemahaman peserta didik dalam memecahkan permasalahan

yang terjadi di sekitar siswa sehingga siswa merasakan dan

menghayati peran dan peristiwa yang diperankannya.

f. Permainan Kartu (Index card match)

Strategi pembelajaran index card (mencari pasangan kartu),

siswa diminta unutk belajar secara aktif dan ikut berpartisipasi

dalam proses pembelajaran. Peserta didik diminta untuk

mencari tahu dan aktif untuk menemukan pasangan kartu yang

telah diterima. Dalam strategi ini terdapat aktivitas

memperhatikan, bertanya, mendengarkan uraian, bergerak

mencari pasangan kartu, memecahkan soal pertanyaan, dan

bersemangat yang dilakukan oleh peserta didik.

C. Kemandirian Belajar Siswa

C.1. Definisi Kemandirian

Kemandirian merupakan salah satu aspek penting yang harus

dimiliki oleh setiap individu. Dengan kemandirian, seseorang akan dapat

menjalankan kehidupannya dengan sebaik-aiknya. Kata dasar kemandirian

adalah “mandiri”. Pengertian mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri

tanpa bergantung pada orang lain.5

5
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI), https://www.kbbi.web.id/mandiri diunduh pada
hari ......................

12
Kemandirian adalah kemampuan untuk mengendalikan dan

mengatur pikiran, perasaan da Tindakan sendiri secara bebas serta

berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-

raguan.6

Sedangkan Hormen Holstein menyatakan kemandirian selalu

membantu proses belajar dengan mengaktifkan pengetahuan, pemantapan

dan pengamanan yang telah dipelajari, maupun memberikan motivasi

sehubungan dengan kesedian belajar.7

Dari beberapa pendapat di atas, disimpulan bahwa kemandirian

merupakan suatu kemampuan yang dimilki seseorang dalam mengerjakan

sesuatu dengan penuh tanggung jawab serta dapat mengatasi kesulitas dii

tanpa bantuan orang lain.

1) Definisi Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengertahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaki perilaku, sikap,

dan mengokohkan kepribadian.8

Adapun belajar dipandang sebagai proses kognitid yang

dipengaruhi oleh beberapa factor seperti keadaan individu, pengetahuan

sebelumnya, sikap, pandangan individu, konten, dan cara penyajian.9


6
Suryani Bunandar, Ade Eny, Analisis Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi di
Kelas X MAS Al-Mustaqim Kubu Raya, Skripsi Universitas Muhammadiyah Pontianak, 2016 ,
(http://repository.unmuhpnk.ac.id//), diunduh pada hari …………………….
7
Alfatihah Miftaqul, Hubungan Antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar PAI Siswa
kelas III SDN Panularan Surakarta, Jurnal Penelitian Kemandiria Belajar Volume. 1,
(htttp://ejournal.iainsurakarta.ac.id//), diunduh pada hari …………………………………
8
Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT FRemaja Rosdakarya, 2014),
halaman 9
9
Sumarmo Utari, Kemandirian Belajar Apa Menagapa dan Bagimana dikembangkan pada Peserta
Didik, (http://Scholar.google.co.id/). Diunduh pada hari ……………..

13
Sedangkan menurut Gagne, belajar adalah sebuah proses perbahan tingkah

laku yang meliputi perubahan keendrungan manusia, seperti sikap, minat,

atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan

untuk melakukan berbagai jenis kinerja.10

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa belajar

merupakan usaha sadar untuk mencapai tujuan belajar, yang dimaksud

tujuan belajar adalah kemampuan siswa dalam hal ranah kognnitif, afektif,

dan psikokomorik.

2) Definisi Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar perlu ditanamkan kepada siswa agar mereka

mampu bertanggung jawab dan mendisiplinkan diri sendiri dalam

mengembangkan kemampuan belajar dan bakat yang dimilikinya.

Kemandirian belajar adalah aktivitas kesadaran siswa untuk ingin belajar

tanpa pekasaan dari lingkungan sekitar dalam rangka mewujudkan

pertanggungjawaban sebagai seorang pelajar dalam menghadapi kesulitan

belajar.11

Corno dan Mandinah mendefinisikan kemandirian dalam suatu

bidang tertentu, dan memantau serta meningkatkan proses pendalaman

yang bersangkutan.12

10
Suyono dan Hariyanto, Lok cit. halaman 12
11
Sumarno Utari, Loc. cit
12
Alfatihah Miftaqul, Loc. Cit h 199

14
Menurut Moore kemandirian belajar peserta didik adalah sejauh

mana dalam proses pembelajaran itu siswa dapat ikut menetukan tujuan,

bahan dan pengalaman belajar, serta evaluasi pembelajarannya.13

Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa kemandirian

belajar merupakan usaha siswa mencapai tujuan belajar dengan penuh

tanggung jawab tanpa mengantungkan dirinya kepada orang lain.

C.2. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

Anak yang mempunyai kemadnirian belajar dapat dilihat dari

kegiatan belajarnya, dia tidak perlu diperintah ataupun diawasi untuk

dikarenakan keinginan belajar tumbuh dari darinya sendri. Untuk

mengetahui seseorang memmpunyai keinginan belajar maka perlu

diketahui ciri-ciri kemandirian belajar.

Menurut Chabib Toha, ciri-ciri kemandirian belajar adalah sebagai

berikut:

1. Mampu berpikir ktitis, kreatif dan inovatif.

2. Tidak mudah terpengarh oleh pendapat orang lain.

3. Tidak lari atau mengjindar dari masalah

4. Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam.

5. Apabila menjumpai masalah, dipecahkan sendiri tanpa meminta

bantuan orang lain.

6. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.
13
Thoken Florensius, Asrori dan Purwati, Analisis Kemandirian Belajar SiSWA Kelas X SMA Kemala
Bhayangkari Ssungai aya, Jurnal Kemandirian Belajar Program Studi Bimbingan dan Konseling
FKIP Untan Pontianak

15
7. Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan

8. Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.14

Adapun indikator kemandirian belajar menurut Mudjiman, terdiri dari:

1) Percaya dri

Terdapat beberapa ciri tertentu pada insan yang memiliki rasa

percaya diri yang tinggii, yaitu:

1. Bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu.

2. Mempunyai potennsi dan kemampuan yang memadai.

3. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam

berbagai situasi.

4. Mampu menyesuaikan diri dan berkimunikasi di berbagai

situasi.

5. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang

penampilannya.

6. Memiliki keterampilan dan keahlian yang menungang

kehidupannya, misalnya keterampilan berbahasa asing.

7. Memilki kemampuan bersosialisasi.

8. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi

kuat dan tahan didalam menghadapi berbagai cobaan hidup.

14
Prayuda Reza, Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Ekonomi di SMA, Artikel Penelitian Universitas Tanjungpura Pontianak, 2014,
(http://jurnal.untan.ac.id//), diunduh pada hari………………..

16
9. Selalu bereaksi positif didalam menghadapi berbagai msalaha,

misalnya dengan tetap tegar, sabar dan tabah dalam

menghadapi persoalan hidup.15

Rasa percaya diri erat kaitannya dengan konsep diri, maka jika

seseorang memiliki konsep diri yang negative terhadap dirnya, maka

akan menyebabkan dirinya memiliki rasa tidak percaya diri pada

kemampuannya. Rasa percaya diri yang rendah akan berakhibat pada

Tindakan yang tidak efektif. Tindakan yang tidak efektif tentu akan

memberikan hasil yang tidak baik. Hasil yang tidak baik akan semakin

membenarkan bahwa diri tidak memiliki kompetensi dan berakibat

pada rasa percaya diri yang akan semkin rendah.16

2) Aktif dalam belajar

Dalam proses pembelajaran haruslah mengikutsertakan para

siswanya secara aktif. Oleh karena itu, guru diharapkan bisa

menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas. Menurut

Suryo Subroto, aktif dalam belajar terjadi apabila terdpat ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Siswa membuat sesuatu untuk memahami materi pembelajaran.

2. Pengetahuan dipelajari, dialami, dan ditemukan oleh siswa.

3. Siswa mengungkapkan hasil pikirannya.17

3) Disiplin dalam belajar

15
Suryani Bunandar, Ade Eny, Lok.cit
16
Op.cit
17
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta, Rhineka Cipta

17
Disiplin siswa dapat diamati dari tingkah laku yang muncul

selama proses pembelajaran berlangsung. Kedisiplinan siswa pada

proses pembelajaran dapat diamati berdasarkan lima aspek yaitu:

1. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

2. Semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.

3. Komitmen yang tinggi terhadap tugas.

4. Mengatasi kesulitan yang timbul pada dirinya.

5. Kemampuan memimpin.18

4) Tanggungjawab dalam belajar

Menurut Zimmerer, ciri-ciri orang yang memiliki sifat

tanggung jawab sebagai berikut:

1. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau

pekerjaanya.

2. Energik.

3. Berorientasi pada masa depan.

4. Kemampuan memimpin.

5. Dapat belajar dari kegagalan.

6. Obsesi untuk mencapai prestasi yang tinggi.19

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

kemandirian belajar pada setiap siswa akan nampak apabila siswa telah

menunjukkan perubahan dalam belajar. Siswa belajar untuk

18
Suryani Bunandar, Ade Eny, Lok.cit
19
Suryani Bunandar, Ade Eny, Op.cit

18
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan padanya secara

mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

C.3. Faktor-faktor Kemandirian Belajar

Tingkat penyerapan pada setiap orang akan berbeda-beda begitu pu;a

dalam belajar. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian

siswa. Menurtu Hamalik, faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian

belajar antara lain:

1) Psikologi, seperti intelegensi, minat dan motivasi.

2) Fisiologis, seperti sakit ataupun cacat tubuh.

3) Lingkungan, seperti keluarga, suasana rumah dan sekolah.20

Selain itu, Basri mengatakan bahwa kemandirian belajar dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu:

1) Faktor yang terdapat didalam dirinya sendiri (faktor endogen)

Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber

dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan

konstitusi tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan

yang melekat padanya. Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir

adalah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan

perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar

dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan didalam diri seseorang

20
Iisnawati Nina dan Samian, Kemandirian Belajar ditinjau dari Kreativitas Belajar dan Motivasi
Belajar Mahasiswa, Jurnal Penelitian Kemandirian Belajar, (http://journals.ums.ac.id//), diunduh
pada hari …………………

19
seperti bakat, potensu intelektual dan potensi pertumbuhan

tubuhnya.

2) Faktor yang terdapat di luar dirinya (faktor eksogen)

Faktor eksogen (eksternal) adalah semua keadaan atau

pengaruh yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan

dengan faktor lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi

individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian

seseorang, baik dalam segi negative maupun positif. Lingkungan

keluargadan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan

kebiasaan-kebiasan hidup akan membentuk kepribadian, termasuk

dalam hal kemandiriannya.21

21
Rijal Syamsu dan Bachtiar Suhaedir, Hubungan antara Sikap, Kemandirian Belajar, dan Gaya
Belajar dngan Hasil Belajar Kognitif Siswa, (http://journal.uad.ac.id/) , diunduh pada
hari………………….

20

Anda mungkin juga menyukai