Anda di halaman 1dari 20

TUGAS FORMULASI KOSMETIK 2

FORMULASI PEWARNA KUKU MERAH

Oleh

MEISSI KUSUMA WARDHANI

NPM : 5419220026

UNIVERSITAS PANCASILA
PROGRAM MAGISTER ILMU KEFARMASIAN
KOSMETIK BAHAN ALAM
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang....................................................................................................................1
B. RumusanMasalah..............................................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................................................3
BAB II TINJAUANPUSTAKA2
A. Kuku....................................................................................................................................3
1. Anatomi Fisiologi Kuku...................................................................................................3
2. Struktur Kuku.................................................................................................................3
3. Penyakit dan Kelainan Pada Kuku...................................................................................5
B. Pewarna.............................................................................................................................7
1. Jenis Pewarna................................................................................................................7
2. Pewarna Kosmetik........................................................................................................8
C. Kosmetika Kuku................................................................................................................8
1. Kosmetika Kuku...........................................................................................................8
2. Karakteristik Sediaan Pewarna Kuku...........................................................................8
3. Jenis-jenis Pewarna Kuku............................................................................................9
4. Komposisi Bahan Sediaan Pewarna Kuku...................................................................9
5. Formulasi Bahan Sediaan Pewarna Kuku....................................................................11
6. Metode Pembuatan Sediaan Pewarna Kuku..............................................................11
7. EvaluasiSediaan.........................................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN
A. Tabel Perbandingan Formula Pewarna Kuku....................................................................13
B. Karakteristik Formula Pewarna Kuku................................................................................14
C. Komponen Formula Pewarna Kuku...................................................................................14
D. Evaluasi Sediaan Pewarna Kuku........................................................................................15
BAB IV KESIMPULAN.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara
lain untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Salah satu jenis kosmetika adalah kosmetika kuku. Kuku adalah alat tambahan
kulit yang mempunyai fungsi estetis untuk
penunjang penampilan. Bagian dari kuku terdiri dari badan kuku, ujung atas kuku,
ujung batas kuku, dan akar kuku. Kuku yang ideal berbentuk oval, panjang, dan
nail plate melengkung transversal. Untuk meningkatkan kebutuhan untuk
mendapatkan kuku yang ideal, maka diperlukan kosmetik kuku yang sesuai dan sehingga
dapat memperbaiki penampilan kuku.
Pewarna kuku merupakan salah satu jenis dari kosmetika kuku yang beredar
dipasaran. Beberapak karakteristik sediaan pewarna kuku antara lain tidak menimbulkan
reaksi iritasi pada kulit dan kuku, mudah dalam penggunaannya dan harus stabil dalam
penyimpanannya yang ditinjau dari segi homogenitas, pemisahan, sedimentasi, warna
dan interaksi di antara bahan yang terkandung didalamnya.
Penggunaan kosmetika yang tidak selektif dapat menyebabkan timbulnya
berbagai efek samping dari bahan dalam kosmetika. Oleh karena itu dilakukan
usaha untuk menanggulangi efek samping dari kosmetika tersebut dengan
berhati-hati dan selekto dalam memilih kosmetik yang akan digunakan. Salah satu
penyebab resiko efek samping dari kosmetika adalah zat warna yang digunakan.
Pada makalah ini digunakan formula standar pewarna kuku yang mengacu pada
formula standar dari Textbook 0f Cosmetic Formulations. Formula tersebut terdiri dari
bahan-bahan seperti film former, resin, plasticizer, solvent, perfume oil, dan pewarna.
Penggunaan kosmetika yang tidak selektif dapat menyebabkan timbulnya
berbagai efek samping dari bahan dalam kosmetika. Oleh karena itu dilakukan
usaha untuk menanggulangi efek samping dari kosmetika tersebut dengan
berhati-hati dan selektif dalam memilih bahan yang akan digunakan
Untuk memastikan mutu sediaan yang dihasilkan baik dan aman maka
dilakukan uji kecepatan pengeringan, non volatile content, water resistance, viskositas,
uji warna, kehalusan pada film dan uji stabilitas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik pewarna kuku?
2. Apa saja komponen pewarna kuku ?
3. Bagaimana bentuk sediaan pewarna kuku ?
4. Bagaimana metode pembuatan pewarna kuku?
5. Bagaimana karakteristik, komposisi bahan dan uji evaluasi sediaan pewarna kuku
C. Tujuan
1. Untuk memahami karakteristik pada pewarna kuku
2. Untuk memahami komponen pada pewarna kuku
3. Untuk memahami bentuk sediaan yanga ada pada sediaan pewarna kuku
4. Untuk memahami metode pembuatan pewarna mata kuku
5. Untuk memahami karakteristik, komponen, dan evaluasi sediaan pewarna kuku

D. Manfaat
Formula sediaan pewarna kuku yang dibuat diharapkan dapat menjadi sediaan
yang aman, dapat diterima dan bermutu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kuku
Kuku adalah bagian tubuhyang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh
dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai
tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran.
Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta
mempertinggi daya sentuh.
B. Anatomi fisiologi kuku
Kuku merupakan lempeng keratin  mati yang dibentuk oleh sel-sel epidermis
matriks kuku. Matriks kuku terletak di bawah bagian proksimal lempeng kuku dalam
dermis. Bagian ini dapat terlihat sebagai suatu daerah putih yang disebut lunula, yang
tertutup oleh lipatan kuku bagian proksimal dan kutikula. Oleh karena rambut maupun
kuku tidak mempunyai ujung saraf dan tidak mempunyai aliran darah. Kuku akan
melindungi jari-jari tangan dan kaki dengan menjaga fungsi sensoriknya yang sangat
berkembang, serta meningkatkan fungsi-fungsi halus tertentu seperti fungsi mengangkat
benda-benda kecil. Pertumbuhan kuku berlangsung terus sepanjanng hidup dengan
pertumbuhan rata-rata 0,1 mm per hari. Pertumbuhan ini berlangsung lebih cepat pada
kuku jari tangan daripada kuku jari kaki dan cenderung melambat bersamaan dengan
proses penuaan. Pembaruan total kuku jari tangan memerlukan waktu sekitar 170 hari,
sedangkan pembaruan kuku jari kaki membutuhkan waktu 12 hingga 18 bulan
(Smeltzer,2002). Pada musim panas pertumbuhan kuku lebih cepat dibandingkan pada
musim dingin. Kuku anak-anak tumbuh lebih cepat daripada orang dewasa. Kuku jari
tengah tumbuh paling cepat, sedangkan kuku jari jempol tumbuhnya paling lambat,
walaupun kuku jari kaki, tumbuhnya lebih lambat daripada kuku jari tangan, namun lebih
tebal dan lebih keras.

C. Struktur kuku
Kuku memiliki struktur antara lain yaitu:
a. Batang kuku (nail plate).
Bagian ini adalah bagian kuku yang paling mudah kita kenali sebab terlihat
jelas dengan mata telanjang. Nail plate adalah bagian kuku yang keras dan nyaris
transparan, sehingga pembuluhan darah di bawahnya bisa terlihat. Hal itulah yang
membuat kuku terlihat kemerahan. Batang kuku ini tersusun dari protein yang
bernama keratin.
b. Lunula.
Lunula merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit. Lunula menandakan bahwa
dibawahnya terdapat bagian yang bernama matrix, yang berfungsi memproduksi
sel kuku secara terus menerus.
c. Akar kuku (Nail root).
Akar kuku adalah bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku. Disinilah
bagian yang menjamin kuku kamu tetap berada di tempatnya dan menempel kuat
disana.
d. Sinus.
Sinus adalah lokasi dimana terdapat akar kuku. Bagian ini adalah pertemuan
antara akar kuku dengan kulit kita.
e. Matrix.
Matrix adalah bagian paling penting dari kuku kita. Pada bagian ini terdapat
banyak sekali pembuluh darah, saraf dan kelenjar yang penting. Matrix
bertanggung jawab memproduksi sel yang akan menjadi batang kuku (nail plate).
Jadi setiap matrix memproduksi sel yang baru, sel-sel yang lama akan terdesak
dan semakin maju dan akan terus berproduksi selama kita hidup.
f. Bantalan kuku.
Ini sebenarnya adalah bagian dari kulit yang tepat berada di bawah batang
kuku. Di bagian terluar bantalan kuku juga terdapat pembuluh darah dan sering
sedikit terlihat dari luar karena batang kuku yang menutupinya bersifat agak
transparan.
g. Hyponychium.
Hyponychium adalah perbatasan antara kuku dengan bantalan kuku. Bagian ini
membentuk lapisan pelindung seperti lem sehingga kuku kita tetap menempel di
bantalannya. Dan akan terasa perih bila secara tidak sengaja kita memotong kuku
terlalu pendek.
h. Bagian bebas (Free margin)
Ini adalah bagian kuku yang terlalu panjang dan melebihi ujung jari, dan
biasanya akan segera kita potong karena beberapa orang akan merasa sangat
tidak nyaman dengan kuku yang terlalu panjang (Syariffudin, 2009).

Gambar 1. Struktur Kuku

D. Penyakit dan kelainan pada kuku


Keadaan kuku seperti halnya keadaan kulit, dapat menentukan kesehatan umum
dari badan. Kuku yang sehat normal adalah kuat, kenyal, dan memperlihatkan warna
kemerah–merahan, dan permukaan licin, melengkung dan bersih tanpa terdapat lubang
atau ombak di bagian tepinya.
Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit dan kelainan pada kuku
a. Penyakit Kuku
Macam–macam penyakit kuku antara lain sebagai berikut :
1) Onychia yaitu suatu peradangan pada kuku dan matriksnya, disertai
pembentukan nanah. Kuku menjadi buram dan permukaan tidak rata.
2) Cantengan (Paronychia) yaitu suatu peradangan pada jaringan sekitar kuku,
biasanya oleh kuman dan bakteri pembentuk nanah.
3) Kurap (Onychomycosis) yaitu penyakit yang disebabkan oleh jamur, biasanya
terdapat pada hyponichium (kulit di bawah ujung kuku lepas). Penyakit ini
berwarna merah melingkar dan terasa gatal.
(a) Onychia, (b) Paronychia, (c) Onychomycosis

Gambar 2. Penyakit pada kuku


b. Kelainan kuku

1) Brite nail yaitu lempeng kuku yang rapuh dan mudah patah. hal ini
disebabkan oleh detergent atau kekurangan zat besi.
2) Leuconychia yaitu kuku berwarna putih membentuk titik-titik, garis-garis
atau seluruh kuku memutih. Hal ini disebabkan adanya gelembung udara di
dalam kuku atau kelainan pada metrics kuku. Biasanya terjadi sesudah
rudapaksa (trauma) pada kuku.
3) Onycholysis yaitu lempeng kuku yang lepas dari palung kuku (nail bed).
Disebabkan penyakit atau tumbuhan dibawah lempeng kuku yang mendesak
lempeng kuku ke atas, misalnya kulit, jamur dan lainlain. Modul Merawat
Tangan, Kaki dan Rias Kuku 10
4) Onychorrhesis yaitu terbelahnya lempeng kuku secara memanjang atau
longutidional. Kuku menjadi tipis dan mudah patah. Disebabkan bahan soda
dalam sabun/detergent, cat kuku dan penghapus cat kuku.
5) Beau`satin line yaitu adanya lekukan–lekukan melintang (transversal) pada
kuku. Biasanya berhubungan dengan penyakit dalam.
6) Engshell nail yaitu kelainan berupa menipisnya kukudan melungkung pada
ujung kuku lepas. Kondisi ini sering terjadi pada usia tua atau penderita
anemia.
7) Hang nail yaitu Terjadinya pelepasan sebagian kulit pada sisi kuku, akibat
adanya luka pada akar kuku, dan kebiasaan menggigit kuku.
E. Pewarna
Menurut Permenkes RI No. 033 Tahun 2012, pewarna adalah bahan
tambahan makanan berupa pewaran alami atau pewarna sintetik, yang ketika
ditambahkan atau diaplikasikan pada pangan, mampu memberi warna pada
makanan bertujuan untuk memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan
warna makanan menstabilkan warna, menutupi perubahan warna selama proses
pengolahan dan mengatasi perubahan warna selama penyimpanan.

1. Jenis pewarna
Berdasarkan sumbernya dapat terbagi menjadi dua jenis zat pewarna yaitu:
a. Pewarna alami
Pewarna alami merupakan zat warna yang berasal dari ekstrak tumbuhan
(seperti bagian daun, bunga, biji), hewan dan mineral yang telah digunakan sejak
dahulu sehingga sudah diakui bahwa aman jika masuk kedalam tubuh.
Keuntungan dalam penggunaan pewarna alami adalah tidak adanya efek samping
baginkesehatan. Selain itu, beberapa pewarna alami juga dapat berperan sebagai
bahan pemberi flavor, zat antimikrobia, dan antioksidan. Namun penggunaan zat
pewarna alami dibandingkan dengan zat pewarna sintetis memiliki kekurangan,
yaitu pewarnaannya yang lemah, kurang stabil dalam berbagai kondisi, aplikasi
kurang luas dan cenderung lebih mahal.
b. Pewarna sintetik
Zat pewarna sintesis merupakan zat warna yang berasal dari zat kimia, proses
pembuatan zat warna sintetik biasanya melalui penambahan asam sulfat atau
asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang
bersifat racun. Keuntungan dalam penggunaan pewarna sintesis adalah
menghasilkan beraneka ragam warna, praktis dan ekonomis dan
tidak menghasilkan rasa dan aroma yang menganggu.
B. Pewarna kosmetik
Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.4.1745 tahun 2003,
bahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan yaitu bahan yang diizinkan
digunakan dalam kosmetik dengan pembatasan dan persyaratan penggunaan sesuai
dengan yang ditetapkan, zat warna yang diizinkan digunakan dalam kosmetik sesuai
dengan yang ditetapkan, zat pengawet yang diizinkan digunakan dalam kosmetik dengan
persyaratan penggunaan dan kadar maksimum yang diperbolehkan dalam produk akhir
sesuai dengan yang ditetapkan, bahan tabir surya yang diizinkan digunakan dalam
kosmetik dengan persyaratan kadar maksimum dan persyaratan lainnya sesuai dengan
yang ditetapkan.

C. Kosmetika Kuku
Definisi kosmetika menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebgai berikut : Kosmetik adalah sediaan
atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagianluar badan seperti
epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara lain
untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
1. Kosmetika kuku
Salah satu jenis kosmetik adalah kosmetik kuku. Kuku merupakan alat
tambahan kulit yang mempunyai fungsi fisiologis untuk melindungi ujung jarigan
fungsi etis untuk penunjang penampilan.
B. Karakteristik sediaan pewarna kuku
Pewarna kuku yang digunakan untuk pembuatan sediaan cat kuku harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Tidak menimbulkan reaksi iritasi pada kulit dan kuku
b. Mudah dalam penggunaannya
c. Harus stabil dalam penyimpanannya yang ditinjau dari segi homogenitas,
pemisahan, sedimentasi, warna dan interaksi di antara bahan yang terkandung
didalamnya
d. Memberikan selaput dengan ciri khas yang dikehendaki yang meliputi ketebalan
serba sama yang dapat dicapai jika memiliki sifat alir dan pembasahan yang
baik, kekenyalan dan kelentutannya baik sehingga tidak mudah rapuh (retak),
permukaan selaput keras tidak lengket dalam waktu singkat serta sifat
pengeringan baik.
C. Jenis-jenis cat kuku
Secara umum, kita bisa memilih warna cat kuku berdasarkan warna dasar kulit
kita. Sangat dianjurkan untuk Anda yang memiliki kulit terang, memilih warna-warna nail
polish yang terang. Sedangkan untuk warna kulit gelap, dianjurkan memilih warna nail
polish yang gelap. Sebelum memutuskan warna pilihan Anda, kenali 6 jenis nail polish
berdasarkan kegunaannya.
a. Matte: jenis nail polish ini adalah yang paling sering kita temui. Warnanya tidak
mengilap, cenderung warna original dan tak banyak pilihan. Warna ini cocok
dikenakan pada nuansa casual dan sehari-hari.
b. Glitter: jenis nail polish yang ini cocok untuk dikenakan saat pergi ke pesta.
Terutama bila Anda tak terlalu suka pada aksesoris yang menyolok, nail polish
glitter dapat menggantikan aksesoris tersebut. Nail polish jenis ini juga
menyeimbangkan antara simple dress Anda dengan suasana pesta.
c. Color Changing Nail Polish: cat kuku ini dapat berubah warna sesuai dengan
temperatur tubuh dan lingkungan. Sayangnya tak begitu populer di Indonesia,
karena harganya relatif cukup mahal. 
d. Metallic: warna cat kuku jenis ini cukup digemari, karena memberikan kesan
eksotik dengan beberapa pilihan warna dasar silver, gold, dan tembaga. 
e. Extra shine: bila ingin memberikan kesan basah yang cukup lama, extra shine
nail polish adalah pilihan yang paling tepat. Kuku terlihat berkilau sempurna
dan manis. 
f. Shimmer: memiliki kuku yang tampak berkilau seperti mutiara adalah
dambaan sebagian besar wanita. Warna natural seperti cream dan pearl
cantik dipulaskan di kuku lentik untuk memberikan kesan alami.

D. Komposisi bahan sediaan pewarna kuku


Komponen yang menyusun cat kuku adalah:
a. Pembentuk selaput utama/film (15%) yaitu nitroselulosa, polimer metakrilat,
polimer vinil, merupakan komponen tahan air yang menghasilkan selaput
mengkilat dan melekat pada nail plate.
b. Selaput untuk membentuk resin (7%) yaitu formaldehid, p-toluene
sulfonamid, poliamide, akrilat, alkyd dan vinil resin, untuk melekatkan kuku
dengan cat dan meningkatkan kilauan.
c. Plasticizers/zat plastik (7%) yaitu dibutil pthalat, dioktil pthalat, trikresil
pospat, kamfor, minyak jarak, trifenil fosfat untuk meningkatkan kelenturan.
d. Pelarut dan cairan lain (70%) untuk memodifikasi viskositas yaitu asetat,
keton, toluen, xylene, alkohol, metilen klorida, eter.
e. Pewarna (0-1%) yaitu pigmen organik dan anorganik
Umumnya digunakan kombinasi pigmen dengan lakes, karena dengan soluble
dyes saja warna cat kuku kurang mendalam dan kurang intens
Tabel 1. Zat warna organik yang digunakan dalam sediaan cat
Dye Lakes

D&C Red No. 6 Ba, Ba/Sr

D&C Red No. 7 Ca

D&C Red No. 30 -

D & C Red No.34 Ca

FD&C Yellow No. 5 Al, Zn

FD&C Yellow No. 6 Al

f. Pengisi yaitu guanine fish scale atau titanium dioksida dilapisi mica flakes atau
bismut oksiklorida untuk pewarnaan
g. Bahan pengendap (1%), tetapi tidak selalu ditambahkan
E. Formulasi sediaan pewarna kuku
Berikut ini adalah komposisi formulasi umum untuk pewarna kuku :

Tabel 2 . Komposisi umum formula pewarna kuku


No Bahan Konsentrasi
1 Film forming agents 10%
2 Resinous substances 10 %
3 Dissolving solvent 72 %
4 Plasticizing agents 5%
5 Coloring agent 3%

F. Metode pembuatan sediaan pewarna kuku


Untuk pembuatan sediaan pewarna kuku dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Bahan pembentuk film dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.
b. Resin ditambah kedalamnya secara langsung atau melarutkannya terlebih
dahulu dalam sejumlah kecil pelarut.
c. Pigmen dibuat dalam bentuk dispersi kemudian ditambahkan kedalam
campuran.
d. Campuran bahan pembentuk film, resin dan pigmen kemudian digiling
bersama-sama untuk membentuk massa plastik.
e. Proses pampuran dai bahan-bahan terus dilakukan sampai diperoleh larutan
yang homogen.
F. Larutan pewarna kuku kemudian disaring untuk memisahkannya dari partikel
pengotor.

G. Evaluasi sediaan pewarna kuku


Berikut ini adalah beberapa evaluasi sediaan yang perlu dilakukan untuk
sediaan pewarna kuku.
a. Uji Kandungan Bahan Non volatile
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kandungan bahan non volatll yang terdapat
pada sediaan pewarna kuku.
b. Derajat Pengeringan
Uji ini dilakukan untuk memeriksa kecepatan penguapan dari sediaan.
c. Uji Warna
Uji warna dilakukan pada produk yang dibandingkan dengan warna standar.:
d. Uji kehalusan lapisan Film
Kehalusan merupakan karakteristik yang paling penting pada lapisan film.
Sifat permukaan dapat diamati menggunakan mikroskop.
e. Uji Perkiraan Gloss
f.. Uji Kekerasan Pada Film
Uji ini dilakukan untuk mengukur tingkat kekerasan dari bahan
g. Uji sifat adhesi
h. Uji Abrasi
i. Uji Daya Tahan terhadap prmeabilitas air
Uji ini untuk menguji data tahan lapisan film terhadap penyerapan air
j. Uji Aplikasi
Uji ini untuk mengetahui apakah sediaan mudah diaplikasikn pada kuku
k. Uji viskositas
Uji dilakuakn menggunakan alat Vicometer
l. Uji Stabilitas
BAB III
PEMBAHASAN

A. Tabel Perbandingan Formula Pewarna Kuku


Tabel 3. Perbandingan formula sediaan pewarna kuku
Konsentrasi (%) Fungsi
Komposisi F1 F2 F3 F4
Nitrocellulose 8 15 film former
Sentolite MHP 10 resin
Dibutyl phthalate 3 plasticizer
Ethyl alcohol 6 93 diluents
Ethyl acetate 20 30 solvent
Butyl acetate 15 30 solvent
Toluene 33 solvent
5 Perfume oil
D&C purple 0.5 Color
D&C yellow 0.2
Titanium dioxide 0.3 Pearlescent
Urethane dimethacrylate 65 film former
Tetrahydrofurfuryl 25 film former
methacrylate
Ethyl trimethyibenzoyl 5 UV absorber
phenylphosphinate 5 UV absorber

0.5
Silica Bulking, opacifying
BHT 0.5 Stabilizer
Color
Ethyl cellulose 3  Film maker
Propylene glycol 1  Solvent
Glyceryn 1  moisturizer
enhance permeability
1
Thioglycolic acid
enhance permeability
1
Urea in H2O2
Acetyl tributyl citrate 10 Plasticizer
Isopyl alcohol 5 Solvent
Adipic acid 5 Binding
Stearalkonium hectorite 5 Gel forming
Citric acid 0.5 Chelating
0.5 Colour
B. Karakteristik Formula Pewarna Kuku
Pada formula 1 merupakan formula modifikasi. Sediaan pewarna kuku
berkarakteristik berbentuk larutan dengan warna sediaan terdiri dari kombinasi warna
yaitu kuning, ungu, homogen, tidak berbau atau berbau lemah.
Pada formula 2 sediaan pewarna kuku berkarakteristik berbentuk gel,
berwarna sediaan merah, homogen, tidak berbau atau berbau lemah
Pada formula 3 sediaan pewarna kuku berkarakteristik berbentuk larutan,
homogen, tidak berwarna tidak berbau atau berbau lemah.
Pada formula 4 sediaan pewarna kuku berkarakteristik berbentuk larutan
dengan warna sediaan kombinasi merah, homogen dan tidak berbau atau berbau lemah,

C. Komponen Formula Pewarna Kuku


1. Formula 1

Pada formula 1 sediaan pewarna kuku mengandung komponen bahan yaitu film
former, resin, plasticizer, solvent, perfume oil, color, pearlescent.
Penggunaan film former Nitrocellulose pada sformula dikarenakan sifatnya yang
tetap fleksibel untuk jangka waktu yang lama dan mempunyai kapasitas penahan
pelarut yang rendah.
Resin yang digunakan pada formula berfungs untuk meningkatkan daya
mengkilap dari sediaan pewarna kuku. Bahan resin santolite yang digunakan
memiliki daya kilap yang baik dan memilki sifat fleksibel.
Solvent pada formulasi sediaan pewarna kuku digunakan untuk melarutkan
bahan-bahan sehingga sediaan menjadi campuran yang homogen. Kombinasi dua
pelarut atau lebih bertujuan untuk mempermudah aplikasinya pada kuku. Selain itu
juga dapat meningkatkan kecepatan pengeringan dan kemampuan untuk mengeras
pada sediaan.
2. Formula 2
Pada formula 2 sediaan pewarna kuku mengandung komponen bahan yaitu film
former, UV absorber, bulking dan stabilizer.
Formula 2 merupakan formula sediaan pewarna kuku berbentuk gel. Sediaan ini
merupakan sistem dimana lapisan film terbentuk karena polimerisasi monomer dan
oligomer. Cahaya UV digunakan untuk memfasilitasi fotoinisiator.
3. Formula 3
Pada formula 3 komponen bahan yang digunakan adalah film former, solvent,
moisturizer, bleaching dan coating.
Penggunaan Thioglycolic acid dan urea dalam formula berfungsi untuk
meningkatkan daya permeabilitas. Thioglycolic acid dapat melembutkan kuku.
4. Formula 4
Pada formula 4 komponen bahan yang digunakan adalah plasticizer, solvent,
binding, gel forming, chelating dan pewarna.
Penggunaan Acetyl tributyl citrate pada formuls berfungsi sebagai pembuat film
pada sediaaan pewarna kuku.
Bahan Stearalkonium hectorite digunakan sebagai pensuspensi untuk
meningkatkan disperse warna yang homogen.

D. Evaluasi Sediaan Formula Pewarna Kuku


Tabel 4. Evaluasi sediaandari beberapa sediaan pewarna kuku
No Evaluasi sediaan F1 F2 F3 F4
1 Kecepatan pengeringan  10-30 detik 64 detik 10-20 menit
2 Non volatile content  4% 20.20% 0.30%
3 Water resistance  0.18
4 Viskositas 
5 Uji warna 
6 Kehalusan lapisan film 
7 Uji stabilitas 

Formula 1 merupakan formula pilihan dan modifikasi. Evaluasi sediaan yang akan
dilakukan yaitu uji kecepatan pengeringan, non volatile content, water resistance,
viskositas, uji warna, kehalusan pada film dan uji stabilitas. Evaluasi sediaan yang
dilakukan bertujuan agar produk sediaan pewarna kuku yang dihasilkan memiliki kualitas
yang baik dan memiliki daya jual yang tinggi.
Pada formula 2 dan 4 dilakukan evaluasi sediaan yaitu uji kecepatan pengeringan
dan non volatile content. Uji kecapatan pengeringan dilakukan untuk mengetahui daya
menguap dari sediaaan sedangkan uji kandungan bahan non voletle untuk mengetahui
kadar atau kandungan bahan non volatile yang terdapat pada sediaan pewarna kuku.
Pada formula 3 dilakukan evaluasi sediaan yaitu uji kecepatan pengeringan, uji
water resistance dan non volatile content. Uji dilakukan untuk menukur daya tahan film
terhadap seapan air.
BAB IV
KESIMPULAN

1. Sebanyak 3 formulasi sediaan yaitu pada formula 1,3 dan 4 dihasilkan sediaan pewarna
kuku berkarakteristik berbentuk larutan sedangkan formula 2 sediaan pewarna kuku
berkarakteristik benertuk gel. komposisi sediaan menyatu, tidak berbau atau berbau
lemah.
2. Komposisi bahan yang umum digunakan sediaan larutan pewarna kuku adalah film
former, resin, plasticizer, solvent, perfume oil, color. Sedangkan komposi bahan yang
digunakan untuk sediaan pewarna kuku bentuk gel adalah film former, UV absorber,
bulking dan stabilizer.
3. Evaluasi sediaan untuk sediaan pewarna kuku adalah uji kecepatan pengeringan, non
volatile content, water resistance, viskositas, uji warna, kehalusan pada film dan uji
stabilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Mitsui, Takeo, Ph.D.,1997,New Cosmetic Science.,Kibbeqw A.H


Gaurav K and Jayesh. 2018. Textbook of Cosmetic Formulations
HJ Bremmer. 2006. Cosmetics Fact Sheet. RIVM Report
Deepak Singh Bisht et al.2015. Formualtion and Evaluation of Nail Lacquer Containing
Tioconazole for Transungual Drug Delivery System. IAJPS 2 (11)

Jana S and Zane G. 2016. Design for Sustainability approach in product development- a
case study using innovative nail polishes developed by a small enterprise. Proceeding
of the Estonian Academy OF Sciences

Ditjen POM. 2015.Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2015 tentang Teknis Kosmetik. Jakarta;

Wasitaatmadja SM. 2015. Penuntun Ilmu Kosmetik. Jakarta: Universitas Indonesia

Azhara, Khasanah N. 2011. Waspada Bahaya Kosmetik. Yogyakarta: Flash Books

Nugraheni DR, Mutiara. 2014. Pewarna Alami. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Aminah S. 2017. Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Kosmetik Pewarna Kuku


(Kutek) Dengan Pereaksi Schiff Secara Spektrofotometri Sinar Tampak.

Harjanti N. 2009. Kosmetika Kuku : antara Keindahan dan Keamanan (Nail Cosmetics :
between Aesthetic and Safety). J Ilmu Kesehat Kulit dan Kelamin. ;21(1):56–61.

Vipin K V. 2014. Formulation and Evaluation of an Antifungal Nail Lacquer for


Onychomycosis. Br Biomed Bull [Internet] ;2(1):242–8. Available from:
http://bbbulletin.org/index.php/BBB/article/view/42

Anda mungkin juga menyukai