Dosen :
Prof. Dr. Teti Indrawati, MS.Apt
Disusun Oleh:
Muhammad Muryansyah 18334023
Muhammad Yuda Pratomo 18334025
Much. Zulfikar 18334027
Arda Setianegara 18334028
Puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan ridho-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Teknologi Kosmetika “FORMULASI
SHAMPO KULIT BERMINYAK”. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, serta masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran
sangat di nantikan guna penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud kami.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi kami
maupun pembaca. Semoga Allah senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita
semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................3
2.1 Shampo.............................................................................................................................................3
2.2 Karakteristik....................................................................................................................................4
2.3 Syarat................................................................................................................................................4
2.4 Kandungan.......................................................................................................................................4
2.5 Macam – Macam.............................................................................................................................7
2.6 Ekstrak Tea Tree Oil.......................................................................................................................8
2.7 Kandungan Kimia...........................................................................................................................8
2.8 Praformulasi Bahan...............................................................................................................9
2.9 Sifat Fisikokimia dan Fungsi Komponen Formula.....................................................9
2.10 Penimbangan Bahan................................................................................................................16
Uji Viskositas dan pH......................................................................................................................18
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................................19
Uji Viskositas dan pH......................................................................................................................22
BAB IV.....................................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................24
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetik menjadi suatu kebutuhan penting dalam kehidupan sehari hari dan digunakan
terus menerus sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan pasar.
Kosmetik memberikan perlindungan tubuh bagian luar dan membuat seseorang tambah percaya
diri (Mitsui,1997). Salah satu sediaan kosmetik perawatan rambut yaitu sampo. Sampo
merupakan sediaan kosmetik yang digunakan sebagai pembersih rambut dan kulit kepala dari
segala kotoran diantaranya minyak, debu, sel-sel yang sudah mati dan sebagainya (Tranggono
dan Latifah, 2007). Rambut adalah mahkota setiap manusia, baik wanita ataupun pria yang harus
dijaga keindahannya. Wanita yang memiliki rambut indah akan meningkatkan rasa percaya diri,
keanggunan, dan tentunya pesona kecantikan dari luar. Sementara pria yang rambutnya indah,
lurus, dan tampak berkilau akan memberikan kesan rapi dan elegan (Tranggono, 2007).
Rambut yang menghiasi kepala manusia merupakan suatu kebutuhan estetika, sehingga
orang menghabiskan banyak waktu untuk merawat dan memperbaiki rambutnya, Prosiding
Seminar Nasional & Exspo Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019 619 maka tidak
heran apabila sampo menduduki 12% pasaran kosmetik karena penggunaannya yang sangat
banyak. Sampo juga merupakan produk utama dalam kosmetik perawatan rambut (Limbani,
209). Banyak faktor yang membuat rambut indah menjadi rusak seketika. Apalagi bagi
masyarakat yang tinggal di negara beriklim tropis seperti Indonesia, sinar matahari adalah musuh
bagi setiap helai rambut Anda. Rambut yang keseringan terkena sinar matahari akan mengalami
kekeringan (Tyas, 2014).
Rambut kering adalah masalah klasik yang dialami oleh tua, muda, pria, wanita. Keadaan
rambut yang kering terkadang disertai dengan mengembang, sehingga rambut sulit untuk
diuraikan, kecuali sebelumnya telah dibasahi atau sehabis mandi dengan menggunakan minyak
rambut (Van, 1986). Penyebab utama rambut kering adalah sinar matahari, sedangkan menurut
beberapa artikel rambut kering dipicu karena rendahnya tingkat kelembaban rambut (Van, 1986)
Minyak almond merupakan emolien yang sangat baik dan digunakan sebagai salah satu bahan
utama dari lotion, sampo, dan produk perawatan tubuh lainnya (Anita, 2008). Minyak almond
1
juga sangat baik untuk perawatan rambut, terutama bermanfaat dalam pengobatan dan
pencegahan rambut rontok (Tyas, 2014). Minyak almond mengandung antioksidan seperti
vitamin E, asam stearat dan asam oleat dan zat lainnya yang mampu menutrisi, memperbaiki sel
kulit sehingga mampu mangatasi ketombe pada kulit kepada dan melembabkan rambut sehingga
dapat diatur dengan mudah. Kandungan vitamin E serta asam lemak seperti asam oleat, Omega-9
dan Omega-6 sangat membantu dalam memperkuat akar rambut. Kaya akan asam lemak penting,
karbohidrat dan protein dan mengandung vitamin dan mineral yang tinggi (Zeeshan, 2009).
Uraian diatas mendorong peneliti untuk melakukan Formulasi dan karakteristik terhadap sediaan
sampo miyak almond dengan berbagai konsentrasi digunakan sebagai pelembab untuk rambut
kering.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Shampo
Sampo merupakan produk rambut yang paling banyak digunakan, baik di salon maupun
digunakan sendiri. Fungsi utama dari sampo adalah membersihkan rambut dan kulit kepala dari
kotoran-kotoran rambut yang meliputi sebum (minyak hasil sekresi dari kelenjar sebaceous),
sisa-sisa kulit kepala, polutan udara, dan residu dari produk perawatan rambut yang lain. Fungsi
lain dari sampo adalah sebagai kondisioner, menghilangkan masalah kulit kepala (ketombe),
menumbuhkan rambut, membuat rambut mudah disisir dan diatur, dan menjaga kilau rambut
(Mottram and Lees, 2000). Sampo merupakan kategori produk perawatan rambut yang memiliki
mekanisme kerja secara fisika, dan tidak mempengaruhi kandungan kimia dalam rambut
(Mottram and Lees, 2000). Mekanisme kerja sampo pada dasarnya menggunakan The Chain’
float-away’ mechanism yaitu membersihkan rambut dengan mengangkat kotoran dan sebum
yang dihasilkan dari sekresi kelenjar sebaceous dan membuatnya larut air (Mottram and Lees,
2000). Dalam mekanisme ini, surfaktan dalam sampo atau free-detergen micelle dalam sampo
menyebar di rambut dan kemudian berikatan dengan kotoran dan minyak membentuk co-micelle
(detergen dan kotoran) sehingga kotoran terangkat melalui proses pembilasan (Mottram and
Lees, 2000).
Bahan yang digunakan dalam formulasi sampo dapat diperoleh dari alam maupun
sintetik. Dalam formulasi sediaan sampo, komposisi terbesar bahan yang digunakan adalah
surfaktan. Surfaktan inilah yang berperan besar dalam mekanisme kerja sampo sehingga
dilakukan kombinasi berbagai jenis surfaktan untuk mendapatkan sebuah sampo dengan daya
bersih dan mutu fisik yang baik. Kombinasi antara surfaktan sintetik dan surfaktan alami dapat
dilakukan dalam formulasi pembuatan sampo (Rigano, Lionetti and Otero, 2009). Salah satu
surfaktan alami yang berasal dari metabolit sekunder tanaman adalah saponin. Saponin dapat
ditambahkan dalam formulasi sampo dan berperan sebagai surfaktan alami sehingga dapat
dikombinasikan dengan surfaktan sintetik yang lain (Rigano, Lionetti, and Otero, 2009). Sebagai
surfaktan alami, saponin memiliki daya pembersih yang dapat menunjang mekanisme kerja
sampo (Robinson, 1995). Saponin juga dapat menjadi foam stabilizer sehingga dapat menunjang
stabilitas busa sampo yang diformulasikan (Rigano, Lionetti and Otero, 2009).
3
2.2 Karakteristik
1. Mempunyai daya bersih yang baik dalam berbagai kondisi air. Kandungan mineral
atausenyawa dalam air antara satu daerah dengan daerah lain tidak sama. Beberapa
daerahmemiliki kondisi air yang dapat menurunkan kemampuan sampo, seperti daya
bersihnyaberkurang atau busa yang dihasilkan sedikit. Sampo yang baik adalah dapat
menetralisirkelemahan tersebut.
2. Tidak menimbulkan luka pada kulit kepala dan rasanya pedih dimata saat digunakan
3. Busa yang dihasilkan cukup banyak, mudah dibilas serta tidak meninggalkan sisa pada
rambut
2.3 Syarat
Sediaan shampo yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
2.4 Kandungan
Pada umumnya suatu shampo terdiri dari dua kelompok utama, yaitu:
a) Bahan Utama
Bahan utama yang sering digunakan adalah deterjen, yang biasanya dapat membentuk
busa, dan bersifat membersihkan. Deterjen dapat dibagi menjadi :
4
- Deterjen kationik : Deterjen ini tidak banyak digunakan pada pembuatan shampo
karena efeknya yang kurang baik untuk rambut dan kulit kepala dan dapat
menyebabkan terjadinya hemolisis. Contoh deterjen kationik : garam alkil trimetil
ammonium, garam alkil dimetil benzil ammonium, dan garam alkil pirimidin.
- Deterjen nonionik : Sifat dari deterjen ini adalah mempunyai kelarutan yang
cukup besar dalam air karena adanya rantai oksietilen yang panjang. Deterjen ini
tahan terhadap air sadah maupun air laut dan efektif dalam suasana asam
maupun basa. Deterjen ini mempunyai kelemahan yaitu daya pembusanya hanya
sedikit. Sebagai contoh misalnya derivat polietilenglikol.
b) Bahan Tambahan
Penambahan zat - zat ini dimaksudkan untuk mempertinggi daya kerja shampo
supaya dapat bekerja secara aman pada kulit kepala, tidak menimbulkan kerontokan,
memiliki viskositas yang baik, busa yang cukup, pH yang stabil dan dapat
mengoptimalkan kerja deterjen dalam membersihkan kotoran, sehingga menjadi sediaan
shampo yang aman dalam penggunaanya dan sesuai dengan keinginan konsumen.
Bahan - bahan tambahan yang sering digunakan dalam pembuatan shampo diantaranya :
pada pembuatan shampo krim atau shampo krim cair. Biasanya merupakan ester
alcohol tinggi dan asam lemak tinggi beserta garam - garamnya. Contoh : setil
alkohol, stearil alkohol, glikol mono dan distearat, magnesium stearat.
- Clarifying Agent : Zat yang digunakan untuk mencegah kekeruhan pada shampo
terutama untuk shampo yang dibuat dengan sabun. Sangat diperlukan pada
pembuatan shampo cair atau shampo cair jernih. Contoh: butil alkohol, isopropil
alkohol, etil alkohol, metilen glikol, dan EDTA.
- Finishing Agent : Zat yang berguna untuk melindungi kekurangan minyak yang
hilang pada waktu pencucian rambut, sehingga rambut tidak menjadi kering dan
rapuh. Contoh : lanolin, minyak mineral.
5
- Conditioning agent : Merupakan zat-zat berlemak yang berguna agar rambut
mudah disisir. Contoh : lanolin, minyak mineral, telur dan
polipeptida.
- Zat pendispersi : Zat yang berguna untuk mendispersikan sabun Ca dan Mg yang
terbentuk dari air sadah. Contoh : tween 80.
- Zat pengental :Merupakan zat yang perlu ditambah terutama pada shampo cair
jernih dan shampo krim cair supaya sediaan shampo dapat dituang dengan baik.
Penggunaanya dalam rentang 2– 4%, contoh: gom, tragakan, metil selulosa, dan
karboksi metil selulosa (CMC).
- Zat pembusa : Digunakan untuk membentuk busa yang cukup banyak, walaupun
busa bukan merupakan suatu ukuran dari shampo, namun adanya busa akan membuat
sediaan shampo menjadi menarik dan sangat
disukai oleh para konsumen. Persyaratan tinggi busa pada umumnya yaitu berkisar
antara 1,3–22 cm. Contoh: dietanolamin, monoisopropanol amin.
- Zat Pengawet : Zat yang berguna untuk melindungi rusaknya shampo dari
pengaruh mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya sediaan, seperti misalnya
hilangnya warna, timbul kekeruhan, atau timbulnya
- Zat aktif : Untuk shampo dengan fungsi tertentu atau zat yang ditambahkan ke
dalam shampo dengan maksud untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme
lainnya. Contoh: Heksaklorofen, Asam salisilat.
- Zat pewangi : Berfungsi untuk memberi keharuman pada sediaan shampo supaya
mempunyai bau yang menarik. Digunakan dengan kadar 1–2%, contoh: Minyak
jeruk, minyak mawar, dan minyak lavender, minyak bunga tanjung.
6
- Zat pewarna : Zat pewarna digunakan untuk memberikan warna yang menarik
pada sediaan shampo. Digunakan dengan kadar 1-2%, contoh : untuk pewarna hijau
biasanya digunakan senyawa klorofil atau ultra marin hijau.
- Zat tambahan lain : Merupakan zat pada formula shampo yang mempunyai
fungsi atau maksud tertentu, seperti shampo anti ketombe, shampo bayi, shampo
antikerontokan, dan sebagainya. Zat tambahan dapat berupa zat aktif antiketombe,
ekstrak tumbuhan, vitamin, protein, dan lain-lain (Garianto W, 2007)
Shampo ada yang dibuat khusus untuk rambut yang dicat atau diberi warna atau
dikeriting karena rambut cukup menderita dengan masuknya cairan kimia hingga ke akar
rambut dan hal ini bisa mempengaruhi kondisi kesehatan rambut.
Jenis shampo ini mengandung protein yang membuat rambut terlihat lebih berisi atau
tebal. Bila dipakai terlalu sering maka akan terjadi penumpukan residu atau sisa shampo
sehingga mengakibatkan rambut terlihat tidak bersih. Jika rambut termasuk jenis rambut
yang halus, lepek atau tidak mengembang.
7
2.6 Ekstrak Tea Tree Oil
a) Morfologi Tanaman
Tea tree oil diproduksi dari tanaman Melaleuca alternifolia dalam perkebunan
skala besar di New South Wales dan Queensland, Australia. Diberi nama “Tea Tree”
karena tanaman ini awalnya digunakan untuk membuat teh aromatik (European
Medicines Agency, 2013).
1) Batang
Bentuk batang tegak dan bulat. Konsistensinya keras dengan permukaan halus dan
berwarna putih abu-abu.
2) Daun
Tipe daun tunggal berseling dan berwarna hijau. Panjang daun 2-3 cm, dengan lebar 0,1-
0,2 cm. pertulangan daun membujur, daging daun tipis dan permukaannya halus.
3) Bunga
Tipe bunga majemuk dan tidak bertangkai. Mahkota bunga sebanyak 5 helai, berbentuk
bulat telur dan berwarna putih.
4) Akar
Tipe akar tunggang dan berwarna coklat. (Depkes RI, 2006)
α-pinene 1-6
Sabinene 0-3,5
α-terpinene 5-13
8
Limonene 0,5-1,5
ρ-cymene 0,5-8
1,8, c ineole 0-15
γ-terpinene 10-28
Terpineolene 1,5-5
Terpinen-4-ol 30-48
Kingdom Plantae
Divisi Magnoliophyta
Family
Myrtaceae
Species Melaleuca alternifolia
Kandungan Terpinen-4-ol 40,1%, ɣ-terpinen 23,0%,α-
terpinen 10,4%, 1,8-cineol 5,1%,
Terpinolen 3,1%, P-simen 2,9%, α-pinen
9
2,6%, α-terpineol 2,4%, Aromadendren
1,5%, δ-cadinen 1.3%, Limonen 1,0%,
Sabinen 0,2%, Globulol 0,2%, Viridiflorol
0,1%
Fungsi Sebagai zat aktif, mengandung Terpinen-4-ol,
golongan terpene merupakan antimikroba
dan antifungal
10
3. Cocoamidopropil Butaine
Sinonim 2-[(3
Dodecanamidopropyl)dimethylaminio]acetate;
{[3(Dodecanoylamino)propyl](dimethyl)ammonio}
acetate
Rumus molekul C19H38 N2O3
Bobot molekul 342.52
Pemerian cairan bening berwarna kuning pucat
Kelarutan sangat larut dalam air pada rentang pH 5-6 (larutan
10%) dalam air
Sifat tidak mengiritasi kulit dan membrane mukosa
Deskripsi cocoamidopropil betain merupakan surfaktan
betain
fonat. Memiliki sifat antistatic yang membuat
rambut tidak akan mengeluarkan aliran listrik dan
menempel pada sisir plastic dan sikat yang
digunakan saat mengeringkan rambut Bersifat
sebagai humektan, menarik kelembapan dari udara
hingga menjaga rambut dari kekeringan.
cocoamidopropil betain mengandung antibiotic
yang dapat mencegah
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan
terlindungi dari sinar matahari
Struktur kimia
11
Rumus molekul C3H8O3
Bobot molekul 92,09
Pemerian Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa
manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau
tidak enak). Higroskopis, netral terhadap lakmus.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
lemak, dan dalam minyak menguap
Stabilitas Gliserin bersifat higroskopis. Dapat terurai dengan
pemanasan yang bisa menghasilkan akrolein yang
beracun. Campuran gliserin dengan air, etanol 95 %
dan propilena glikol secara kimiawi stabil. Gliserin
bisa mengkristal jika disimpan pada suhu rendah
yang perlu dihangatkan sampai suhu 200 C untuk
mencairkannya.
Inkompatibilitas Gliserin bisa meledak jika bercampur dengan
oksidator kuat seperti kromium trioksida, potasium
klorat atau potasium permanganat. Adanya
kontaminan besi bisa menggelapkan warna dari
campuran yang terdiri dari fenol, salisilat dan tanin.
Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam
gliseroborat yang merupakan asam yang lebih kuat
dari asam borat.
Titik b eku -1,60 C
Titik didih 290 0C
Kerapatan Tidak < 1,249. 1,2620 g/cm3 pada suhu 250 C
Penyimpanan Simpan di wadah yang kering dan tertutup baik
Fungsi Humektan ( ≤ 30% ), antibakteri ( <20% ), emolient
( ≤ 30% )
5. Natrium Klorida (FI IV hal. 584, Martindale 28 hal. 635, HOPExcipient hal. 440,
MSDS Sodium Chloride, 2008)
12
Rumus molekul NaCl
6. Na2 EDTA
Sinonim Disodium ethylenediaminetetraacetate
dihydrate, EDTA disodium salt, EDTA-Na2,
Edathamil, Edetate disodium salt dihydrate,
13
Sequestrene Na2
Struktur kimia
14
Struktur kimia
15
Wortel ml
Parfum qs - 3 tetes
+ 5 ml + 5 ml + 0,8 ml
17
BAB III
PEMBAHASAN
Sampo merupakan produk rambut yang paling banyak digunakan, baik di salon maupun
digunakan sendiri. Fungsi utama dari sampo adalah membersihkan rambut dan kulit kepala dari
kotoran-kotoran rambut yang meliputi sebum (minyak hasil sekresi dari kelenjar sebaceous),
sisa-sisa kulit kepala, polutan udara, dan residu dari produk perawatan rambut yang lain. Fungsi
lain dari sampo adalah sebagai kondisioner, menghilangkan masalah kulit kepala (ketombe),
menumbuhkan rambut, membuat rambut mudah disisir dan diatur, dan menjaga kilau rambut
(Mottram and Lees, 2000).
1. Mempunyai daya bersih yang baik dalam berbagai kondisi air. Kandungan mineral
atausenyawa dalam air antara satu daerah dengan daerah lain tidak sama. Beberapa
daerahmemiliki kondisi air yang dapat menurunkan kemampuan sampo, seperti daya
bersihnyaberkurang atau busa yang dihasilkan sedikit. Sampo yang baik adalah dapat
menetralisirkelemahan tersebut.
2. Tidak menimbulkan luka pada kulit kepala dan rasanya pedih dimata saat digunakan
3. Busa yang dihasilkan cukup banyak, mudah dibilas serta tidak meninggalkan sisa pada rambut
c) Kandungan surfaktannya tidak membuat rambut dan kulit kepala menjadi kering.
18
d) Memiliki konsistensi yang stabil, dapat menghasilkan busa dengan cepat,lembut, dan
mudah dibilas dengan air.
f) Dapat menghasilkan rambut yang halus, mengkilat, tidak kasar, tidak mudah patah,
serta mudah diatur (Pramono, 2002)
Kandungan Kimia
Tea tree oil memiliki kandungan utama terpinen-4-ol (37,7%), γ- terpinen (21,25%), α-
terpinen (10.5%), dan terpinolen (3.65%) (Ninomiya, 2013). Tahun 1985 standart kandungan tea
tree oil ditetapkan di Australia, kemudian pada tahun 1996 ditetapkan sebagai standart
internasional. Standart tersebut menyebutkan bahwa kandungan terpinen-4-ol tea tree oil 30%
atau lebih dan maksimal 15% cineol (Khan & Abourashed, 2010).
α-pinene 1-6
Sabinene 0-3,5
α-terpinene 5-13
Limonene 0,5-1,5
ρ-cymene 0,5-8
1,8, c ineole 0-15
γ-terpinene 10-28
Terpineolene 1,5-5
Terpinen-4-ol 30-48
19
Sulfat
Cocoamidopropil 5% 4-40% Co-surfaktan
Betaine
Gliserin 5% ≤ 3 0% Humektan; A ntibakteri
NaCl 0,8% <1% Viscosity modifier
Na2 EDTA 2% 0,1-0,5% Chelating agent
Nipagin 0,1% 0,01-0,6% Preservative
Parfum qs <1% Pewangi
Aquadest 100% - Pelarut
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud
keramas rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi
bersih, dan sedapat mungkin menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau.
Dan merupakan produk perawatan rambut yang digunakan untuk
menghilangkan minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain dari
rambut. Preparat shampoo harus meninggalkan kesan harum pada
rambut, lembut dan mudah diatur, memiliki performance yang baik
Bahan aktif yang digunakan dalam sediaan shampo adalah Tea Tree Oil
mampu menghambat kulit rambut berminyak dan penyebab ketombe
B. Saran
Diperlukan penelitian dalam pemakaain zat aktif lain dalam pembuatan
shampoo agar memiliki variasi
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Ditjen POM .1979. Farmakope Indonesia Edisi III . Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
2. Ditjen POM .1995. Farmakope Indonesia Edisi IV . Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
3. Fisher Scientific. 2008. MSDS Sodium lauryl sulfate. Canada: Fisher
Scientific International
4. Kumar, Ashok., Mali, Rakesh Roshan., 2010, Evaluation Of Prepared
Shampo
23