Anda di halaman 1dari 2

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.

Virus ini dapat ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti yang
terinfeksi. Masa inkubasi virus dengue dalam tubuh manusia berlangsung antara 3 hingga 14
hari sebelum gejala muncul. Nyamuk Aedes aegypti akan meletakkan telurnya pada
tempat-tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, tangka penampung air, vas
bunga, kaleng, kantung plastik bekas, dan semua wadah yang dapat menampung air hujan.

Lingkungan yang banyak disertai tempat yang dapat menampung air adalah tempat yang
sesuai dengan habitat nyamuk sehingga memudahkan nyamuk untuk tinggal dan
berkembang biak. Indonesia adalah daerah tropis sehingga nyamuk dapat tersebar luas, baik
di dalam rumah maupun di tempat umum. Variasi perubahan musim juga ikut serta dalam
peningkatan risiko infeksi virus dengue, pada musim penghujan populasi Aedes aegypti akan
meningkat karena telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas

Virus dengue pada nyamuk akan berada pada kelenjar liur. Saat nyamuk mengigit kulit dan
tubuh manusia sedang tidak terlindungi makan virus dapat masuk. Virus yang masuk ke
dalam peredaran darah akan ditangkap oleh makrofag. Mediator inflamasi akan
menyebabkan terjadinya gejala sistemik seperti demam, malaise, nyeri sendi dan otot, dan
gejala lainnya.nHistamin akan menyebabkan terjadinya disfungsi sel endotel dan terjadinya
kebocoran plasma. Kebocoran plasma juga dapat terjadi akibat peningkatan komplemen
C3a dan C5a yang terjadi akibat aktivasi kompleks virus antibodi.

Pada demam dengue terjadi trombositopenia yang terjadi melalui mekanisme supresi
sumsum tulang dan destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit. Pada saat terjadi
trombositopenia, trombopoietin akan meningkat sebagai kompensasi penurunan jumlah
trombosit.

Pada gejala yang bersifat simtomatik dapat berupa demam tidak spesifik dan tanda
perdarahan. Demam dibagi menjadi 3 fase yaitu, fase demam, fase kritis, dan fase
penyembuhan. Fase demam umumnya dimulai dari hari sakit ke-1 hingga hari sakit ke-3.
Pada fase demam, individu akan tampak sakit berat, dehidrasi, muka dapat tampak
kemerahan (flushing) dan nafsu makan menurun. Hari ke-4 hingga ke-5 (24-48jam) demam
akan cenderung turun, saat tersebut menandakan dimulainya fase kritis. Pada fase kritis
kebocoran plasma menjadi nyata dengan jumlah trombosit terendah dan hematokrit
tertinggi. Demam juga dapat diikuti dengan gejala klinis berupa mialgia, atralgia, nyeri
kepala maupun nyeri retroorbital. Fase yang terakhir adalah fase penyembuhan, kebocoran
plasma akan berhenti, jumlah trombosit akan meningkat dan hematokrit akan menurun.
Fase penyembuhan akan berlangsung hanya dapat kurang lebih 1-2 hari.

Gejala klinis lainnya yang dapat tampak berupa tanda-tanda perdarahan. Tanda perdarahan
yang mudah ditemukan dapat berupa ruam kulit, petekie, ekimosis maupun purpura yang
dapat muncul sejak pada awal demam. Perdarahan pada bagian tubuh lain seperti
konjungtiva, gusi, mimisan, hematuria bahkan saluran gastrointestinal juga dapat terjadi.
Tanda perdarahan dapat muncul secara spontan maupun dengan pemeriksaan uji Torniquet.

Kriteria tanda bahaya:


 Nyeri pada abdomen
 Muntah persisten
 Tanda-tanda penumpukan cairan
 Perdarahan mukosa
 Letargi, restlessness
 Pembesaran hepar >2cm
 Pada pemeriksaan laboratorium ditemuka peningkatan hematokrit dan penurunan
cepat trombosit28

Prinsip penatalaksanaan infeksi virus dengue adalah terapi suportif. Tindakan pemeliharan
volume cairan adalah tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus demam
dengue.

Upaya mencegah penularan infeksi virus dengue dapat dilakukan dengan cara pemutusan
rantai dengan pencegahan terhadap gigitan nyamuk Aedes sp. Kegiatan Kementerian
Kesehatan yang hingga kini sedang digerakan adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
dengan cara 3M plus. Tindakan pencegahan lainnya adalah larvasidasi dan pengasapan
(fogging).
PSN dengan 3M plus meliputi kegiatan berikut:
1. Menguras wadah penampung air, seperti ember, wc, drum. Pengurasan paling
sedikit seminggu sekali.
2. Menutup rapat wadah penampungan air seperti gentong atau tempayang
ditutup.
3. Mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air, seperti botol plastik,
kaleng bekas, atau membuang pada tempat sampah.

Anda mungkin juga menyukai