Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUTORIAL IN CLINIC (TIC)

PNEUMONIA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Gawat Darurat
Koordinator : M Budi Santoso, S.Kep., Ners., M.Kep
Pembimbing : M Budi Santoso, S.Kep., Ners., M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Mohammad Khoirul Anam 214121101
Ismi Ahdiah 214121093
Dimas Tanu Wijaya 214121120
Nurul Kusuna Wardani L 214121097
Nindy Widyastuti Rahayu 214121100
M. Kamal Poula 214121134
Muhamad Agung Virgiawan 214121116
Rega Nurgara yusa Putra 214121109
Lifia Ramadhanty 214121112
Tian Yohanes 214121021

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI


KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL
ACHMAD YANI CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan
alhamdulillah tepat pada waktunya. Dalam penulisan laporan diskusi kelompok ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan hasil
laporan ini.
Dalam penulisan laporan diskusi kelompok ini penulis menyadari kekurangan baik
secara teknis penulisan maupun materi, mengingatkan kemampuan yang penulis
miliki.Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan pembuatan
laporan tutorial ini.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal kepada
mereka yang telah memberikan bantuan dan semoga apa yang telah kami sampaikan dalam
laporan tutorial ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi kami yang masih dalam
tahap belajar dan umumnya bagi semua pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKNG
Pneumonia adalah bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang mempengaruhi
paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang disebut alveoli, yang diisi
dengan udara ketika orang yang sehat bernafas. Ketika seorang individu memiliki
pneumonia, alveoli diisi dengan nanah dan cairan, yang membuat bernapas menyakitkan
dan membatasi asupan oksigen. Pneumonia merupakan faktor penyebab kematian
terbesar pada anak anak di seluruh dunia, dengan kasus kematian sebesar 920.136 pada
anak-anak di bawah usia 5 tahun (tahun 2015), angka ini menyumbang 16% dari semua
kematian anak-anak di bawah lima tahun. Kasus pneumonia yang terjadi di Indonesia
pada tahun 2017 adalah sebanyak 447.431 balita, dengan angka kejadian tertinggi di
Jawa Barat sebanyak 126.936 balita (28,36%). Banyak faktor risiko yang meningkatkan
angka kejadian pneumonia yaitu bayi kurang dari 2 bulan, berat badan lahir rendah, tidak
mendapat ASI eksklusif, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi yang tidak
memadai, dan defisiensi vitamin A.
Dalam laporan WHO disebutkan bahwa hampir 90% kematian balita terjadi di
negara berkembang dan lebih dari 40% disebabkan diare dan infeksi saluran pernapasan
akut (pneumonia), yang dapat dicegah dengan ASI eksklusif. Pneumonia disebabkan oleh
sejumlah agen infeksi, termasuk virus, bakteri, dan jamur. Sebagian besar anak-anak
yang sehat dapat melawan infeksi dengan pertahanan alami mereka, anak-anak yang
sistem kekebalannya terganggu memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia. Sistem
imun seorang anak mungkin dilemahkan oleh kekurangan gizi, terutama pada bayi yang
tidak disusui secara eksklusif.
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian ASI saja, termasuk kolostrum tanpa
tambahan apapun sejak lahir, dengan kata lain pemberian susu formula, air matang, air
gula, air teh, dan madu untuk bayi baru lahir serta makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim tidak dibenarkan. ASI adalah makanan ideal bagi
bayi, menyediakan nutrisi yang mereka butuhkan untuk perkembangan yang sehat dan
memberikan antibodi terhadap penyakit anak yang umum seperti diare dan pneumonia,
dua penyebab utama kematian anak di Indonesia.
B. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami tentang penyakit Pneumonia
C. Studi Kepustakaan
1. Studi kepustakaan yaitu suatu pengumpulan yang diperoleh dengan cara penelusuran
buku-buku tentang karya tulis ilmiah untuk memperoleh ketentuan terhadap materi
yang akan dibahas dan juga mencari buku-buku sumber untuk materi yang
bersangkutan.
2. Pencarian Internet
Pencarian internet yaitu penelusuran dari berbagai macam alamat website mengenai
karya tulis ilmiah yang ada di internet untik memperoleh materi yang akan dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KASUS
B. STEP 1 (Klarifikasi Istilah)
1. Hiperkapnia
2. Pleurisi
3. Atelektasis
4. Empiema
5. Infeksi super perikarditis
JAWAB
1. Hiperkapnia atau gagal napas merupakan kondisi ketika aliran darah dalam tubuh
mengandung terlalu banyak karbon dioksida.
Penyebabnya bisa Terlalu banyak menghirup CO2, COPD merupakan kondisi
medis di mana seseorang mengalami kesulitan dalam bernapas, Sleep apnea adalah
suatu kondisi di mana pola pernapasan normal seseorang terganggu.
2. Pleurisy atau pleuritis adalah peradangan pada selaput pembungkus organ paru-
paru atau pleura. Kondisi ini menyebabkan penderitanya merasakan nyeri dada
yang menusuk, terutama ketika bernapas.
3. Atelektasis adalah kondisi yang terjadi karena bagian bernama alveolus yang ada di
paru paru tidak tidak terisi udara. Alhasil, paru-paru gagal atau tidak mengembang
secara sempurna. Normalnya, pernapasan yang efektif berlangsung sejak hidung
menghirup udara, hingga udara masuk ke saluran pernapasan, yaitu bronkus,
bronkiolus, dan mencapai alveoli. Kemudian dari alveoli, udara akan masuk ke
dalam pembuluh darah dan kandungan oksigen dari udara akan dialirkan ke seluruh
tubuh. Untuk dapat berfungsi normal, alveoli perlu untuk selalu berada dalam
keadaan terbuka, sehingga udara yang mengandung oksigen dapat masuk dan
mengalir ke pembuluh darah. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti
cairan surfaktan (untuk mempertahankan tegangan permukaan), aktivitas bernapas
yang kontinyu (untuk mempertahankan alveoli tetap terbuka), pernapasan dalam
(untuk mendorong pelepasan surfaktan ke alveoli), dan batuk (untuk membersihkan
saluran napas dari lendir).
4. Empiema adalah penumpukan nanah di rongga pleura, yaitu area di antara lapisan
luar paru-paru dengan lapisan dinding dada bagian dalam. Empiema sering kali
terjadi akibat komplikasi infeksi pada paru-paru atau pneumonia. Normalnya,
rongga pleura terisi oleh sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas, agar
pergerakan paru-paru lancar ketika bernapas. Saat terjadi infeksi di paru-paru,
rongga ini terisi oleh cairan yang lebih banyak dan kemudian terinfeksi. Akibatnya,
terjadi penumpukan nanah pada lapisan antara paru-paru dan rongga dada.
5. Infeksi super perikarditis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada selaput
pembungkus jantung (perikardium). Pada keadaan sehat, perikardium berfungsi
untuk menjaga jantung agar tidak berpindah posisi, melindungi jantung dari
gesekan, dan melindungi jantung dari penyebaran infeksi jaringan lain.
C. STEP 2 (Identifikasi Masalah)
D. STEP 3 (Klarifikasi Masalah)
E. STEP 4 (Hipotesa)
F. STEP 5 (Learning Outcome)
1. Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan yang biasanya mengenai parenkim paru, distal
dari bronkiulus terminalis mencangkup bronkiolus respiratori, alveoli, dan
menimbulakn konsolidasi jaringan paru (Padila, 2013). Pneumonia adalah keadaan
inflamasi akut yang terdapat pada parenkim paru (bronkiolus dan alveoli paru),
penyakit ini merupakan penyakit infeksi karena ditimbulkan oleh bakteri, virus,
atau jamur (Jonh Daly, 2010).
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena
eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013). Pneumonia
adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi
bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudat peradangan (Mutaqin, 2008).
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah, 2015).
Pneumonia adalah peradangan pada baru yang tidak saja mengenai jaringan paru
tapi dapat juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai bronkioli
(Nugroho, 2011).
2. Klasifikasi Pneumonia
Menurut Nurarif (2015), klasifikasi pneumonia terbagi berdasarkan anatomi dan
etiologis dan berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui
usia :
a. Pembagian anatomis
1) Pneumonia lobularis, melibat seluruh atau suatu bagian besar dari satu atau
lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena maka dikenal sebagai
pneumonial bilateral atau ganda.
2) Pneumonia lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir
bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk
bercak konsulidasi dalam lobus yang berada didekatnya, disebut juga
pneumonia lobularis.
3) Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi di dalam
dinding alveolar (interstinium) dan jaringan peribronkial serta interlobular.
b. Pembagian etiologis
1) Bacteria: Diploccocus pneumonia, pneumococcus, streptokokus
hemolytikus, streptococcus aureus, Hemophilus infuinzae, Bacilus
Friedlander, Mycobacterium tuberculosis.
2) Virus: Respiratory Syncytial Virus, Virus Infuinza, Adenovirus.
3) Jamur: Hitoplasma Capsulatum, Cryptococus Neuroformans, Blastornyces
Dermatitides
4) Aspirasi: Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion,benda
asing
5) Pneumonia Hipostatik
6) Sindrom Loeffler
c. Berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia:
1) Usia 2 bulan – 5 tahun
a) Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak nafas yang dilihat
dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah.
b) Pneumonia, ditandai secar aklinis oleh adanya nafas cepat yaitu pada usia
2 bulan – 1 tahun frekuensi nafas 50 x/menit atau lebih, dan pada usia 1-5
tahun 40 x/menit atau lebih.
c) Bukan pneumonia, ditandai secara klinis oleh batuk pilek biasa dapat
disertai dengan demam, tetapi tanpa terikan dinding dada bagian bawah
dan tanpa adanya nafas cepat.
2) Usia 0 – 2 bulan
a) Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau
nafas cepat yaitu frekuensi nafas 60 x/menit atau lebih.
b) Bukan pneumonia, bila tidak ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah
dan tidak ada nafas cepat
3. Etiologi Pneumonia
Radang paru mungkin berkaitan dengan berbagai mikroorganisme dan dapat
menular dari komunitas atau dari rumah sakit (nosokomial). Pasien dapat
menghisap bakteri, virus, parasite, dan agen iritan (Mary & Donna, 2014).
Menurut (Padila, 2013) penyebab dari pneumonia yaitu;
a. Bakteri
Bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positif seperti:
streptococcus pneumonia, S.aerous, dan streptococcus pyogenesis.
b. Virus
Virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet citomegalo, virus ini
dikenal sebagai penyebab utama kejadian pneumonia virus.
c. Jamur
Jamur disebabkan oleh infeksi yang menyebar melalui penghirupan udara
mengandung spora biasanya ditemukan pada kotoran burung.
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya pneumocystis carini pneumoni (PCP) biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.
4. Patofisiologi
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena
eksudat yang mengisi elveoli dan brokiolus. Saat saluran nafas bagian bawah
terinfeksi, respon inflamasi normal terjadi, disertai dengan jalan obstruksi nafas
(Terry & Sharon, 2013). Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel
inefektif seperti menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang
pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi
dihidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia
disaluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paruparu , partikel tersebut akan
berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik
dan humoral. Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu
mekanisme pertahanan dan organisme dapat mencapai traktus respiratorius
terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika patogen mencapai akhir
bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan edema ke alveoli, diikuti leukosit
dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial
debris. Sisten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura viseral.
Jaringan paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun
dan aliran darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi
fisiologis right-to-left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan
menghasilkan hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat karena penurunan
saturasi oksigen dan hiperkapnia (Nugroho.T, 2011).
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik pneumonia berdasarkan World Health Organization (WHO) (2005)
yaitu batuk dan/atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut ini
yaitu :
a. Kepala terangguk-angguk
b. Pernapasan cuping hidung
c. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
d. Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia
Selain itu terdapat juga tanda berikut ini :
a. Nafas cepat
1) Anak umur < 2 bulan : ≥ 60 kali/menit
2) Anak umur 2 – 11 bulan : ≥ 50 kali/menit
3) Anak umur 1 – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
4) Anak umur ≥ 5 tahun : ≥ 30 kali/menit
b. Suara merintih pada bayi
c. Pada auskultasi terdengar :
1) Crackles (ronki)
2) Suara pernapasan menurun
3) Suara pernapasan bronkial
Dalam keadaan yang sangat berat dapat dijumpai :
1) Tidak dapat minum/makan atau memuntahkan semuanya
2) Kejang, letargis atau tidak sadar
3) Sianosis
4) Distress pernapasan berat
6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mutaqin (2008), pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada orang
dengan masalah pneumonia adalah:
a. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat
juga menyatakan abses.
b. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semua
organisme yang ada.
c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus.
d. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
f. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
g. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.
7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan kasus pneumonia menurut Mutaqin (2008) antara lain:
a. Manajemen Umum
1) Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan
berlebihan.
2) Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2 <60 mmHg.
3) Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonenia pasti; pasien
harus didorong setidaknya untuk batuk dan bernafas dalam untuk
memaksimalkan kemampuan ventilator.
4) Hidrasi: Pemantauan asupan dan keluaran; cairan tambahan untuk
mempertahankan hidrasi dan mencairkan sekresi.
b. Operasi
Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika masalah
sekunder seperti empiema terjadi.
c. Terapi Obat
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal itu
perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya: Penicillin G untuk
infeksi pneumonia staphylococcus, amantadine, rimantadine untuk infeksi
pneumonia virus. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi
pneumoni
8. Komplikasi
Menurut Mutaqin (2008), komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan pneumonia
adalah:
a. Pleurisi
b. Atelektasis
c. Empiema
d. Abses paru
e. Edema pulmonary
f. Infeksi super perikarditis
g. Meningitis
h. Arthritis
9. Pengkajian
1. Identitas
Nama Bayi : By Ny M
Umur Bayi : 11 hari
Tgl/jam lahir : 25/02/2022 (07.17)
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. RM : 00660327
2. Nama orang tua
Nama : Tn G
Umur :
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Pendidikan : Sarjana Pendidikan
Alamat : Kp. Lembur sawah no 23 Rt 02/012 utama cimahi selatan
3. Keluhan saat masuk RS
Bayi lahir secara SC a/i ibu terkonfirmasi Covid 19
4. Riwayat kehamilan

5. Pengkajian Fisik
a. Tanda tanda vital
TD : 77/38 mmHg
Nadi : 136x/mnt
Respirasi : 43x/mnt
Suhu : 37.0 C
SpO2 : 98%
b. Antropometri
BB : 2550 gram
LK : 31 cm
LP : 29 cm
PB : 46 cm
LP : 25 cm
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan penunjang
e. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 05/03/2022
Nama : By Ny M
Umur : 11 Hari
No RM: 00660327
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Rujukan
KIMIA KLINIK
Gas Darah
pH 7.375 7.350-7.450

PCO2 37.6 mmHg 35.0-45.0

PO2 109.4 mmHg 83.0-108.0

HCO3 22.2 mmol/L 22.0-26.0

SO2 97.1 % 95.0-99.0

BE (Base excess) -2.00 mmol/L -2.00-3.00

TCO2 23.3 mmol/L 23.0-27.0

Temperatur 37.1 Celcius

Waktu pengambila sampel 13.10 Wib

Waktu pemerimaan sampel 13.20 Wib

Tipe sampel Arteri

Tanggal : 05/03/2022
Nama : By Ny M
Umur : 11 Hari
No RM: 00660327
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.2 g/dl 15.0-24.6
Eritrosit 3.6 10^6/uL 4.8-7.1
Lekosit 10.70 10^3/uL 5.00-21.00
Hematokrit 33.0 % 50.0-82.0
Trombosit 378 10^3/uL 217-497
MCV,MCH,MCHC
MCV 92.7 fl 94.0-150.0
MCH 34.3 pq 29.0-45.0
MCHC 37.0 g/dl 24.0-36.0
RDW 15.0 % 10.0-16.0
HITUNGAN JENIS
Basofil 0.2 % 0.0-1.0

Eosinofil 7.9 % 1.0-4.0

Neutrofil Segmen 33.1 % 50.0-80.0

Limfosit 40.8 % 25.0-50.0

Monosit 0.81 % 4.0-8.0

f. Therapy obat
Nama Obat
Ampicilin 2x130 mg
Amikasin 1x35 mg
Gentamicyn 1x10mg
Aminophilin 2x4mg
Ceftazidime 2x70mg

g. Analisa Data

10. Diagnosa Keperawatan


11. Intervensi Keperawatan
12. Implementasi dan Evauasi keperawatan

Anda mungkin juga menyukai