PNEUMONIA
Disusun Oleh :
Karimah (1440119030)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi saya kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas makalah ini Tanpa pertolongannya saya tidak bisa menyelesaikan tugas
makalah “Makalah Asuhan Keperawatan Anak Dengan Pneumonia” ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan nak . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Anak dengan
Pneumonia bagi para pemabaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Pneumonia merupakan penyakit paru-paru yang terjadi karena adanya infeksi akut
pada jaringan paru-paru yang membuat nafas menjadi sesak dan asupan oksigen sedikit
dengan tanda gejala seperti batuk,demam, hingga sesak nafas(LIPI, Research Center for
Biotechnology & Invasif, 2013).
Insiden kejadian pneumonia paling sering terjadi pada anak usia kurang dari5
tahun dan orang dewasa yang berusia lebih dari 75 tahun, pada anak usia di bawah 5
tahun khususnya di negara berkembang, pneumonia diperkirakan menjadi pembunuh
lebih dari 2 juta anak-anak setiap tahunnya (Kusnugroho & Pardede, 2013). Menurut
(WHO, 2015) pneumonia adalah salah satu penyakit pernafasan yang banyak menyerang
anak-anak dan menjadi penyebab kematian terbesar pada anak-anak di dunia , hal ini
dibuktikan masih tinggiya angka kematian anak-anak dengan pneumonia diseluruh dunia
yang mencapai 920.136 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2015. Indonesia adalah
salah satu negara berkembang yang memiliki angka kejadian pneumonia yang cukup
tinggi.
• Batasan Masalah
Pada pembahasan ini hanya membatasi konsep teori penyakit dan konsep asuhan
keperawatan pada pasien pneumonia.
• Rumusan Masalah
• Tujuan
• Tujuan umum
• Tujuan khusus
• KONSEP PENYAKIT
• Definisi
• Etiologi
Infeksi
• Virus pernafasan yang paling sering dan lazim yaitu mycoplasma pneumonia yang
terjadi pada usia beberapa tahun pertama dan anak sekolah dan anak yang lebih
tua.
• virus penyebab pneumonia yang paling lazim adalah virus sinsitial pernafan,
prainfluenzae, influezae dan adenovirus. (Manurung & kk, 2013: 94).
• Manifestasi Klinis
Pneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratori bagian atas selama
beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40 derajat celcius
dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dyspnea,
pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar
hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak
ditemuakan pada permulaan penyakit, tetapi setelah beberapa hari mula-mula kering
kemudian menjadi produktif.
Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik tetapi
dengan adanya napas dangkal dan cepat, pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar
hidung dan mulut dapat diduga adanay pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung
daripada luas daerah auskultasi yang terkena, pada perkusi sering tidak ditemukan
kelainan dan pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah nyaring halus
dana tau sedang. Bila seorang bronchopneumonia menjadi satu (konfluens) mungkin
pada perkusi terdengar keredupan dan suara pernapasan pada auskultasi terdenar
mengeras. Pada stadium resolusi, ronki terdengar lagi (Ngastiyah, 2014 ; 58-59).
• Patofisiologi
Kuman masuk kedalam jaringan paru-paru melalui saluran nafas bagian atas
menuju ke bronkiolus dan alveolus. Setelah bakteri masuk dapat menimbulkan reaksi
peradangan dan menghasilkan cairan edema yang kaya protein.
Kuman pneuomokokus dapat meluas dari alveoli keseluruh segmen atau lobus.
Eritrosit dan leukosit mengalami peningkatan, sehingga alveoli penuh dengan cairan
edema yang berisi eritrosit, fibrin dan eritrosit menjadi sedikit.
Setelah itu baru tampak berwarna abu-abu kekuningan. Perlahan sel darah merah
yang akan amsuk ke alveoli menjadi mati dan terdapat eksudat pada alveolus
sehingga membran dari alveolus akan mengalami kerusakan yang dapat
mengakibatkan gangguan proses defusi osmosis oksigen dan berdampak pada
penurunan jumlah oksigen yang dibawa oleh darah.
Secara klinis penderita mengalami pucat sampai sianosis. Terdapatnya cairan
purulent pada alveolus menyebabkan peningkatan tekanan pada paru, dan dapat
menurunkan kemampuan mengambil oksigen dari luar serta mengakibatkan
berkurangnya kapasitas paru. Sehingga penderita akan menggunakan otot bantu
pernafasan yang dapat menimbulkan retraksi dada.
Streptocococus, staphylocococus,dll
Bronchiolus
Alveoli
Reaksi radang pada
bronchus dan alveolus
akumulasi sekret mengganggu kerja
merangsang RAS
batuk
sulit tidur reseptor peradangan
penekanan difragma
hipotalamus
tekanan intra abdomen
saraf pusat suhu tubuh meningkat
anoreksia
nutrisi berkurang
peningkatan metabolisme
• Klasifikasi
• Pneumonia karena jamur, sering disertai infeksi sekunder terutama pada orang
dengan daya tahan ,lemah dan pengobatanya lebih sulit.
• Komplikasi
• Komplikasi sistemik
• Hipoksemia
• Pneumonia kronik
• Bronkietasis.
• Pengkajian
• Identitas
Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak, terbanyak pada usia dibawah tiga
tahun dan kematian terbanyak pada bayi kurang dari 2 bulan.
• Status kesehatan saat ini
• Keluhan utama
Keluhan utama klien dengan pneumonia adalah sesak nafas, batuk, dan
peningkatan suhu tubuh atau demam.
• Riwayat lingkungan
• Pemeriksaan fisik
• Kesadaran umum
• Kesadaran
• Tanda-tanda vital
Takikardi
• Sistem persyarafan
• Sistem pencernaan
• Sistem integumen
• Sistem muskuluskeletal
Kegelisahan, fatigue
• Pemeriksaan penunjang
• Sekresi respirasi
• Penatalaksanaan
• Diagnosa Keperawatan
Penyebab :
• Disfungsi neuromuskuler
• Benda asing dalam jalan nafas
• Proses infeksi
• Respon alergi
• Subjektif
• Objektif
• Batuk efektif
• Sputum berlebih
• Subjektif
• Dispnea
• Sulit bicara
• Ortopnea
• Objektif
• Gelisa
• Sianosis
• Bunyi nafas menurun
• Sklerosis multiple
• Myasthenia gravis
• Prosedur diagnostik
• Cedera kepala
Penyebab :
• Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
• Subjektif
• Dispnea
• Objektif
• PCO2 meningkat
• PCO2 menurun
• Takikardia
• Ph arteri meningkat/menurun
• Subjektif
• Pusing
• Penglihatan kabur
• Ojektif
• Sianosis
• Diaforesis
• Gelisah
• Kesadaran menurun
• Asma
• Pneumonia
• Tuberkolosis paru
Penyebab :
• Gangguan neuromuscular
• Penurunan energi
• Obesitas
• Syndrom hipoventilasi
• Subjektif
• Dispnea
• Objektif
• Subjektif
• Ortopnea
• Objektif
• Pernafasan pursed-lip
• Pernafasan cuping hidung
• Ventilasi semenit
• Cedera kepala
• Trauma thorak
• Myasthenia gravis
• Intervensi
• Kriteria hasil : pasien akan abtuk efektif, mengeluarkan secret secara efektif,
memiliki jalan nafas yang paten, suara nafas jernih, fungsi paru dalam batas
normal
• Intervensi SIKI
Tindakan
• Observasi
• Terapeuptik
• Edukasi
Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama
2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan mulut mencucu selama 8
detik
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas dalama yang ke-
3
• Kolaborasi
• Kriteria hasil:
• Memounyai ekspansi
• Intervenasi
• Observasi
• Terapuptik
• Edukasi
• Kriteria hasil :
• Memiliki fungsi paru dalam batas normal
• Intervensi SIKI
• Observasi
• Terapeuptik
• Edukasi
• Kolaboasi
DAFTAR PUSTAKA