Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 6 BANDUNG


Kelompok Teknologi dan rekayasa
Jl. Soekarno Hatta ( Riung Bandung ) Tlp/Fax (022) 7563293 Bandung 40295

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 6 Bandung


Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Teknologi Mekanik
Materi Pokok : Penerapan dan pelaksanaan keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan (K3L)
Pertemuan ke : 1
Waktu : 4×45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri kebesaran ciptaan Tuhan YME dengan mengaplikasikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap tentang keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai bentuk rasa syukur dalam
mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap mengenai keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan pada kehidupan sehari-hari.
2.1 Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan
tanggungjawab dalam dalam mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan
sikap mengenai keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan pada kehidupan
sehari-hari.
2.2 Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam
menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikirdalam mengaplikasikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap mengenai keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan pada kehidupan sehari-hari.
2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam melakukan tugas mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
mengenai keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan pada kehidupan sehari-
hari.
3.1 Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L).
Indikator:
- Menjelaskan definisi K3L
- Menjelaskan sasaran UU K3L
- Menjelaskan tujuan K3L
- Menjelaskan ruang lingkup K3L
- Menyebutkan jenis kecelakaan kerja
- Menjelaskan cara pengendalian kecelakaan kerja
- Menjelaskan tindakan setelah terjadi kecelakaan kerja
- Menyebutkan macam-macam alat pelindung diri (APD)
4.8 Melaksanakan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L).
Indikator:
- Menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika praktek
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan Problem Based Learning, diharapkan siswa terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan, memberi saran dan kritik, bertanggung jawab menyelesaikan tugas mandiri, serta
dapat :
1. Menjelaskan definisi K3L
2. Menjelaskan sasaran UU K3L
3. Menjelaskan tujuan K3L
4. Menjelaskan ruang lingkup K3L
5. Menyebutkan jenis kecelakaan kerja
6. Menjelaskan cara pengendalian kecelakaan kerja
7. Menyebutkan macam-macam alat pelindung diri (APD)

D. Materi
1. Definisi K3L
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin
keselamatan yang baik pada semua personil di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun
menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi/taat pada hukum dan aturan keselamatan
dan kesehatan kerja tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja.
2. UU K3L
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undangundang ini merupakan
pengganti undang-undang tentang K3 pada masa pemerintahan Belanda, yaitu Veiligheids
Reglement Tahun 1910 (VR 1910 Stbl. 406). UU No. 1 Th. 1970 terdiri dari 11 Bab dan 18 Pasal, dan
mulai berlaku sejak 12 Januari 1970.
Undang-Undang lain yang terkait dengan K3 adalah UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan. Undangundang ini terdiri dari 28 bab dan 193 Pasal, dan mulai berlaku
sejak 25 Maret 2003. Walaupun Undang-undang ini banyak mengatur tentang ketenagakerjaan,
namun disinggung juga tentang K3, terutama pada Bab X yang berisi tentang Perlindungan,
Pengupahan, dan Kesejahteraan. Terkait dengan K3 di bidang pesawat uap dan bejana tekan,
terdapat Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonantie 1930).
Selain Undang-Undang, terdapat beberapa peraturan yang merupakan penjabaran atau
pelaksanaan dari Undang-undang tentang K3. Beberapa peraturan yang terkait dengan K3 di
bidang industri yang perlu diketahui antara lain:
a. Paraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening 1930).
b. Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahn 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan,
Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-01/MEN/1980 tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Kesehatan Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: PER01/MEN/1982 tentang Bejana
Tekan.
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-04.MEN/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-02.MEN/1992 Cara Penunjukan, Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-04/MEN/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
k. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP. 13/MEN/1984 Tentang Pola Kampanye Nasional
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sebagai penjabaran dari peraturan perundangan di atasnya, terdapat beberapa Peraturan
Khusus yang mengatur lebih detail tentang pelaksanaan K3. Beberapa Peraturan Khusus yang perlu
diketahui antara lain:
a. Peraturan Khusus AA
Peraturan Khusus untuk Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
b. Peraturan Khusus B
Peraturan Khusus tentang Instalasi-instalasi Listrik Arus Kuat dalam Pabrik- pabrik, Bengkel-
bengkel dan Bangunan-bangunan.
c. Peraturan Khusus DD
Peraturan Khusus untuk Bejana-bejana berisi udara yang dikempa dan dipergunakan untuk
menggerakkan motor-motor bakar.
d. Peraturan Khusus FF
Peraturan Khusus mengenai Perusahan-perusahaan, Bengkelbengkel dimana dibuat, dipakai
atau dikempa gas di dalabotol baja, silinder atau bejana.
e. Peraturan Khusus K
Peraturan Khusus mengenai Pabrik-pabrik dan Tempat-tempat dimana bahan-bahan yang
dapat meledak diolah atau dikerjakan
f. Peraturan Khusus L
Peraturan Khusus mengenai Usaha-usaha Keselamatan Kerja untuk Pekerjaan- pekerjaan di
Tangki-tangki Apung.
Banyaknya peraturan perundangan di atas tidak untuk dihafal, namun sekedar untuk diketahui,
dipahami dan selanjutnya dapat diterapkan di lapangan. Untuk mengetahui isinya, para calon
tenaga kerja dapat memilih dan membaca peraturan perundangan yang sesuai dengan bidang
yang terkait langsung dengan pekerjaannya. Untuk mendapatkan undang-undang dan peraturan
tersebut sebagian dapat dibeli di toko buku. Apabila tidak ditemukan di toko buku, dapat ditemui di
perpustakaan-perpustakan atau di dinas/instansi terkait.
Undang-undang menyediakan kerangka kerja untuk mengingkatkan standart
keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja; Dan mengurangi kecelakaan akibat kerja
serta penyebaran penyakit. Sasaran undang-undang tersebut adalah
· Untuk menjaga kesehatan, keselamatan dan kesejahteraaan tiap orang pada saat bekerja
· Untuk melindungi setiap orang saat bekerja terhadap resiko pada keselamatan dan
kesehatannya.
· Untuk membantu menjaga keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja
· Untuk mengurangi tiap sumber yang berresiko pada kesehatan, keselamatan dan
kesejahteraan orang saat bekerja.
· Untuk menyediakan kebutuhan pegawai dan perusahaan serta assosiasi yang mewakili
pegawai dan perusahaan dalam merumuskan dan mewujudkan standart
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Tujuan K3L
Tujuan utama k3 adalah mencegah, mengurangi bahkan menghilangkan resiko kecelakaan
kerja (zero accident). Maksud utama dibutuhkannya k3 adalah untuk mencegah terjadinya
cacat/kematian pada tenaga kerja, mencegah kerusakan tempat dan peralatan kerja, mencegah
pencemaran lingkungan dan masyarakat disekitar tempat kerja, dan norma kesehatan kerja
diharapkan menjadi instrumen yg menciptakam dan memelihara derajat kesehatan kerja
4. Ruang lingkup K3L
Ruang lingkup tindakan K3 dilakukan di setiap pekerjaan, kapanpun dan di manapun.
Tindakan keselamata kerja dilakukan di tempat kerja, di lingkungan keluarga /rumah
tangga, lingkungan masyarakat. Adapun syarat-syarat pelaksanaan K3 diperuntukan
untuk:
- Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
- Membuat jalan penyelamatan ( emergency exit),
- Memberi pertolongan pertama( first aids/PPPK),
- Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja,
- mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja,
- Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik dan psychis
- Memelihara ketertiban dan kebersihan kerja,
- Mengusahakan keserasian antar pekerja, perkakas, lingkungan dan proses kerja

5. Jenis kecelakaan kerja


Menurut Organisasi Perburuhan Internasional ( ILO ), kecelakaan akibat kerja ini diklasifikasikan
berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni :
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
- Terjatuh
- Tertimpa benda
- Tertumbuk atau terkena benda-benda
- Terjepit oleh benda
- Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena arus listrik
- Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi
b. Klasifikasi menurut penyebab
1) Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergajian kayu.
2) Alat angkut, alat angkut darat, udara, dan alat angkut air
3) Peralatan lain : dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik dan
sebagainya.
4) Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi. Misalnya: bahan peledak, gas, zat-zat kimia.
5) Lingkungan kerja ( diluar bangunan,idalam bangunan dan di bawah tanah ).
6) Dan penyebab-penyebab lainnya.
c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan
- Patah tulang
- Dislokasi ( keseleo)
- Regang otot ( urat )
- Memar dan luka dalam yang lain
- Amputasi
- Luka di permukaan
- Gegar dan remuk
- Luka bakar
- Keracunan-keracunan mendadak
- Pengaruh radiasi
d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh
- Kepala
- Leher
- Badan
- Anggota di atas
- Anggota di bawah
- Banyak tempat
- Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut.
Klasifikasi- klasifikasi tersebut bersifat jamak, karena pada kenyataannya kecelakaan akibat
kerja biasanya tidak hanya satu faktor, tetapi banyak faktor.

6. Cara pengendalian kecelakaan kerja


Dalam melakukan pengendalian harus dimulai dari tindakan yang terbesar. Tahapan-tahapan
yang harus dilaksanakan untuk menghilangkan penyebab bahaya jika tidak memungkinkan
dilakukan tindakan pencegahan atau mengurangi peluang terjadinya risiko adalah: dengan
mengganti peralatan (substitusi); melakukan desain ulang dari perangkat kerja (engineering);
melakukan isolasi sumber bahaya. Dalam kasus ini seharusnya dilakukan isolasi terhadap
sumber bahaya terlebih dahulu sebelum menugaskan kepada pekerja untuk membersihkan
kapal CPO.
Bila alternatif kegiatan di atas belum dapat dilakukan, maka dilakukan pengendalian secara
admininstratif, seperti: prosedur, instruksi kerja, supervisi pekerjaan dan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD). Pengendalian administratif dengan cara mengatur jadwal pembersihan
maupun inspeksi terhadap tempat-tempat yang sekiranya potensial untuk menimbulkan bahaya.
Menghilangkan bahaya adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus menjadi pilihan
pertama dalam melakukan pengendalian risiko. Ini berarti menghentikan peralatan/prasarana
yang dapat menimbulkan bahaya. Misalnya dengan melakukan pembersihan kapal secara
teratur sehingga bahan kimia yang ada tidak terakumulasi dan tidak bereaksi lebih lanjut. Selain
itu juga lebih memperhatikan hal pengemasan, sehingga mengurangi tumpahan bahan yang
dapat membahayakan pekerja. Bahan kimia yang digunakan diusahakan yang mempunyai
tingkat bahaya serendah mungkin. Mengubah desain tempat kerja sehingga mudah dibersihkan
dan ventilasi udara adekuat, karena salah satu cara mengendalikan bahan kimia yaitu dengan
melakukan perbaikan pada ventilasinya.
Isolasi terhadap area yang memungkinkan terjadinya bahaya sangat penting, dengan cara
memasang papan pengaman atau tulisan di sekitar lokasi berbahaya, menutup atau menjaga
tempat yang berbahaya supaya tidak membahayakan orang lain dan pekerja serta melarang
pekerja untuk memasuki area yang membahayakan.
Alat pelindung diri memang merupakan pilihan terakhir. Penggunaan APD bukan pengendali
sumber bahaya. Seharusnya pekerja menggunakan APD sebelum melakukan pembersihan
kapal. Beberapa APD yang seharusnya digunakan adalah: masker, kacamata pelindung seperti
goggles, safety helmet, atau bahkan menggunakan baju yang tertutup karena akan mendekati
sumber bahaya yang dapat menyebabkan kematian.
7. Alat pelindung diri (APD)
Secara teknis bagian tubuh manusia yang harus dilindungi sewaktu bekerja adalah :
kepala dan wajah, mata, telinga, tangan, badan dan kaki. Untuk itu penggunaan alat
perlindungan diri pekerja sangat penting, umumnya berupa :
- Pelindung kepala dan wajah (Head & Face protection)
- Pelindung mata (Eyes protection)
- Pelindung telinga (Hearing protection)
- Pelindung alat pernafasan (Respiratory protection)
- Pelindung tangan (Hand protection)
- Pelindung kaki (Foot protection)

Gambar 1. Pakaian yang memenuhi syarat keselamatan kerja

Kata kunci untuk pengaturan APD (Alat Perlindungan Diri)


a. Upayakan perawatan/kebersihan tempat ganti, cuci dan kakus agar terjamin kesehatan.
b. Sediakan tempat makan dan istirahat yang layak agar unjuk kerja baik.
c. Perbaiki fasilitas kesejahteraan bersama pekerja.
d. Sediakan ruang pertemuan dan pelatihan.
e. Buat petunjuk dan peringatan yang jelas.

Gambar 2. Bekerja secara aman.


f. Sediakan APD secara memadai.
Gambar 3. Bekerja secara aman.
g. Pilihlah APD terbaik jika risiko bahaya tidak dieliminasi dengan alat lain.

Gambar 4. Bekerja secara aman.


h. Pastikan penggunaan APD melalui petunjuk yang lengkap, penyesuaian dan latihan.
i. Yakinkan bahwa penggunaan APD sangat diperlukan.

Gambar 5. Pelatihan K3.


j. Yakinkan bahwa penggunaan APD dapat diterima oleh pekerja.
k. Sediakan layanan untuk pembersihan dan perbaikan APD secara teratur.

Gambar 6. Penjelasan teknis pengunaan alat.


Gambar 7. Peminjaman alat.
l. Sediakan tempat penyimpanan APD yang memadai.

Gambar 8. Rak penyimpanan alat K3.


m. Pantau tanggung jawab atas kebersihan dan pengelolaan ruang kerja

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


Alat pembelajaran : buku catatan, pulpen
Media Pembelajaran : papan tulis
Sumber Pembelajaran : Buku, website

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru menginstruksikan siswa untuk membersihkan 15 menit
ruangan serta membuang sampah yang ada di ruangan
pada tempatnya.
2. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran; diantaranya:
berdo’a, memeriksa kehadiran.
3. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi
yang sudah dipelajari dan materi yang akan dipelajari.
4. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan
berpikir kritis guru memberikan gambaran tentang
konsep keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
(K3L) dalam pekerjaan bengkel.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
6. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dengan skenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan, serta penilaian yang akan dilaksanakan.
7. Guru memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis dan
terlibat aktif dalam memecahkan masalah yang ada
Inti Mengamati : 150 menit
1. Siswa diberikan masalah dan memecahkan masalah
mengenai
a. Definisi K3L
b. Sasaran UU K3L
c. Tujuan K3L
d. Ruang lingkup K3L
e. Jenis-jenis kecelakaan kerja yang mungkin terjadi.
f. Cara pengendalian kecelakaan kerja
g. Macam-macam alat pelindung diri (APD)
Menanya :
2. Guru memperhatikan dan mendorong semua siswa
untuk terlibat diskusi, dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya apabila mengalami
kesulitan.
Menalar :
3. Salah satu siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan. Sementara siswa lain,
menanggapi dan menyempurnakan jawabannya.
Mencoba :
4. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan semua siswa
pada hasil jawaban yang tepat dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
Mengkomunikasikan
5. Guru memberikan soal yang terkait dengan keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan (K3L). Kemudian
dikumpulkan
Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang keselamatan, 15 menit
kesehatan kerja dan lingkungan (K3L).
2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan untuk tetap belajar.
3. Guru kembali menginstruksikan siswa untuk
membersihkan ruangan serta membuang sampah yang
ada di ruangan pada tempatnya.

H. Penilaian

Anda mungkin juga menyukai