Anda di halaman 1dari 2

SOP GASTRITIS

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

KLINIK WISMA dr. Riana Restuti


HUSADA D/H
ADEM AYEM NIP 1961.02.012

No. ICPC II X71 Gonorrhoea female, Y71 Gonorrhoea male

No. ICD X

Definisi gastritis adalah suatu keadaan dimana terjadi proses


peradangan (inflamasi) pada lapisan mukosa dan submukosa dari
lambung. Peradangan ini adalah bentuk perlindungan terhadap
Pengertian
akumulasi bakteri dan bahan iritan yang masuk ke rongga lambung.
Peradangan yang terjadi dapat bersifat akut, kronis, difusa, ataupun
lokalis.

Proses ini bertujuan untuk memastikan penegakan diagnosis kerja


Tujuan dan pemberian manajemen tatalaksana yang sesuai dengan standar
medis.

Sumber penjelasan ilmiah dalam pembuatan SOP gastritis ini


bersumber dari peraturan menteri kesehatan/ PERMENKES No. 5
Refrensi
tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas
Pelayanan Primer

Hasil Anamnesis (Bersifat Subjektif)


Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri dan panas
seperti terbakar pada area ulu hari atau perut bagian atas. Biasnya
keluhan ini akan berkurang atau bahkan bertambah buruk setelah
makan, mual, muntah, atau buang angin dan sendawa.
Prosedur
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Bersifat
Objektif)
Dari hasil pemeriksaan fisik, didapatkan gejala yang bersifat
patognomonis, antara lain:
1. Terasa nyeri pada penekanan epigastrium.

SOP Gastritis “Klinik Pratama Wisma Husada”

1
2. Bising usus meningkat.
3. Pada keadaan inflamasi yang berat, maka bisa terjadi
pendarahan pada saluran pencernaan , yaitu: hematemesis dan
melena.
4. Pasien dengan penyakit gastritis kronis seringkali memiliki
konjungtiva mata yang tampak anemis.
Penegakan Diagnosis (Asesmen)
Diagnosis secara klinis dibuat dengan mengambil dan menimbang
data yang didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan penunjang dapat memastikan diagnosis klinis menjadi
diagnosa definitif.
Perencanaan Tatalaksana Komprehensif
1. Penatalaksanaan dan pengobatan
a. Memberikan informasi kepada pasien untuk menjauhkan diri
dari pemicu terjadinya kekambuhan. Beberapa diantaranya
yaitu disiplin pola dan waktu makan, makan dengan porsi
kecil tetapi lebih sering, dan menghindari makanan yang
menyebabkan kekambuhan seperti kopi, teh, makanan pedas
dan berminyak.
b. Memberikan obat oral, yaitu:
 Golongan H2 bloker (Ranitidin 2 x 150 mg, famotidin 2 x
20 mg, atau simetidin 2 x 400-800 mg)
 Golongan PPI (Omeprazole 2 x 20 mg dan Lansoprazole
1 x 30 mg)
 Antasida 3 x 500-1000 mg
2. Edukasi dan Konseling
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang faktor
risiko dan pencegahan penyakit gastritis.
Kriteria Rujukan
1. Bilamana setelah 5 hari pengobatan belum menunjukkan tanda-
tanda perbaikan.
2. Timbul komplikasi penyakit.
3. Kemunculan alarm symptoms (gejala penanda) yaitu perdarahan,
penurunan berat badan sebanyak 10% dalam waktu 6 bulan, dan
mual muntah yang terlampau berlebihan

1. Poli Umum
Unit Terkait
2. Laboratorium

SOP Gastritis “Klinik Pratama Wisma Husada”

Anda mungkin juga menyukai