Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pemimpin kepada para
bawahan, terkadang tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menyebabkan pesan-pesan yang
disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Dengan mengatur ide-ide secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele, ide yang
disampaikan akan dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi, motivasi, maupun
praktis bagi audiens. Mengorganisasi pesan-pesan secara baik adalah suatu keharusan dan
menjadi tantangan bagi komunikator. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengorganisasi
pesan-pesan yang baik sebagai berikut :
3. Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu bagi audiens terutama dalam
hal-hal berikut ini :
Dengan mengemukakan hal-hal penting secara jelas, menyusun ide-ide secara logis dan
berurutan, dan memasukan semua informasi yang relevan dalam pesan, maka audiens akan
lebih mudah dalam memahami maksud dan isi pesan.
STRUKTUR PESAN
SATU SISI DAN DUA SISI
Pengertian dari struktur pesan satu sisi adalah penyusunan sturktur pesan yang
menekankan hanya pada sisi kepentingan pihak pengirim pesan saja dan hanya
menyampaikan kelebihan atau keuntungannya.
Misalnya, seorang sales canvasser Esia yang sedang roadshow menjual suatu produk “SP
Cring” yaitu kartu perdana yang digunakan untuk internet ataupun android. Sales tersebut
menjelaskan keuntungan serta murahnya produk SP Cring, dimana dengan harga minimal Rp
30.000 namun kuota yang didapatkan 25GB cukup besar sehingga dapat digunakan kapan
saja tanpa batasan waktu dan tidak perlu takut kehabisan kuota. Penjelasan yang disampaikan
diharapkan pengguna tertarik untuk membeli dan terjadi peningkatan penjualan dari produk
SP Cring.
Pengertian struktur pesan dua sisi yaitu penyampaian pesan yang menitikberatkan
kepentingan komunikator dan juga komunikan. Pesan disampaikan dengan memberikan
gambaran positif dan negative dari suatu produk. Sehingga komunikan paham betul kelebihan
maupun kekurangan dari isi pesan yang disampaikan.
Contohnya dapat kita lihat dari contoh pesan satu sisi yang sudah diuraikan. Dimana sales
canvasser Esia tidak hanya menjelaskan tentang kelebihan dan keuntungan SP Cring tetapi
juga menjelaskan kendalanya serta cara mengatasi kendala tersebut. Misalnya saja, jika
terjadi gangguan jaringan maka pengguna diharapkan menghubungi custamor service esia
sehingga dapat membantu pengguna.
Kesimpulannya struktur pesan dua sisi lebih detail dalam memberikan informasi bagi
komunikan sedangkan struktur pesan satu sisi hanya menjelaskan dengan harapan
mendapatkan keuntungan dari informasi yang disampaikan.
Struktur Pesan
Dengan mengutip hasil penelitian dari J.W. Koehler, ada beberapa tahapan untuk
meminimalisir problematika yang dialami mubaligh tersebut, yaitu:
1. Bila pembicara menyajikan dua sisi persoalan (yang pro dan kontra), tidak ada
keuntungan untuk berbicara yang pertama, karena berbagai kondisi (waktu, khalayak,
tempat dan sebagainya) akan menentukan pembicara yang paling berpengaruh.
2. Bila pendengar secara terbuka memihak satu sisi argumen, sisi yang lain tidak
mungkin mengubah posisi mereka. Sikap nonkompromistis ini mungkin timbul
karena kebutuhan untuk mempertahankan harga diri. Mengubah posisi akan membuat
orang kelihatan tidak konsisten, mudah dipengaruhi dan bahkan tidak jujur.
3. Jika pembicara menyajikan dua sisi persoalan, kita biasanya lebih mudah dipengaruhi
oleh sisi yang disajikan terlebih dahulu. Jika ada kegiatan di antara penyajian, atau
jika kita diperingatkan oleh pembicara tentang kemungkinan disesatkan orang, maka
apa yang dikatakan terakhir lebih banyak memberikan efek. Jika pendengar tidak
tertarik pada subjek pembicaraan kecuali setelah menerima informasi tentang hal itu,
mereka akan sukar mengingat dan menerapkan informasi tersebut. sebaliknya, jika
mereka sudah tertarik pada suatu persoalan, mereka akan mengingatnya baik-baik dan
menerapkannya.
4. Perubahan sikap lebih sering terjadi jika gagasan yang dikehendaki atau yang diterima
disajikan sebelum gagasan yang kurang dikehendaki. Jika pada awal penyajian,
komunikator menyampaikan gagasan yang menyenangkan kita, kita akan cenderung
memperhatikan dan menerima pesan-pesan berikutnya. Sebaliknya, jika ia memulai
dengan hal-hal yang tidak menyenangkan kita, kita akan menjadi kritis dan cenderung
menolak gagasan berikutnya, betapapun baiknya.
5. Urutan pro-kon lebih efektif daripada urutan kon-pro bila digunakan oleh sumber
yang memiliki otoritas dan dihormati oleh khalayak.
Sumber : http://finnlandchaniago.blogspot.co.id/2015/03/struktur-pesan-satu-sisi-dan-dua-
sisi.html
Organisasi Pesan
Dalam kajian ilmu retorika ada beberapa cara menyusun pesan –mengikuti pola yang
disarankan Aristoteles. Retorika mengenal enam macam organisai pesan, yaitu: deduktif,
induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal. Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan
dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan,
dan bukti. Sebaliknya, dalam urutan induktif kita mengemukakan perincian-perincian dan
kemudian menarik kesimpulan.
Dengan urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya
peristiwa; dengan urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau akibat ke
sebab; dengan urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat; sedangkan urutan topikal,
pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan: klasifikasinya, dari yang penting kepada yang
kurang penting, dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang dikenal kepada yang asing.[1]
Sesudah urutan pesan-pesan di atas, psikologi komunikasi menambahkan lagi satu
urutan yang boleh disebut sebagai urutan psikologis. Urutan yang paling terkenal dan yang
paling dahulu dikemukakan oleh Alan H. Monroe. Urutan ini kemudian disebut “motivated
sequence”, menyarankan lima langkah dalam penyusunan pesan; 1) attention (perhatian), 2)
need (kebutuhan), 3) statisfaction (pemuasan), 4) visualization (visualisasi), dan 5) action
(tindakan).[2]
Argumen yang terakhir didengar akan lebih efektif bila ada jangka waktu cukup lama di
antara dua pesan, dan pengujian segera terjadi setelah pesan kedua.[3]
a. Bertele-tele
1. Gagasan Utama
Teori tentang penyusunan pesan menggambarkan sebuah skenario yang lebih kompleks
dimana pelaku komunikasi benar-benar menyusun pesan yang sesuai dengan maksud-maksud
mereka dalam situasi yang mereka hadapi. Disini, kita melihat pada tiga teori pada tradisi ini.
Ada 2 model dalam penyusunan pesan, yakni penyusunan pesan yang bersifat informatif dan
penyusunan bersifat persuasif.
Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan pada perluasan
wawasan dan kesadaran khalayak. Prosesnya lebih banyak bersifat difusi, sederhana, jelas
dan tidak banyak menggunakan jargon yang kurang populer di kalangan masyarakat.
1. Space Order
Penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti: Internasional, Nasional
dan Daerah.
2. Time Order
Penyusunan pesan berdasarkan waktu atau periode yang disusun secara kronologis.
3. Deductive Order
Penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada yang khusus, misalnya:
Penyusunan GBHN
4. Inductive Order
Kebalikan dari Deductive Order, Penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal khusus kepada
yang bersifat umum.
Model penyusunan pesan informatif biasanya banyak dilakukan dalam penulisan berita dan
artikel oleh para wartawan dengan memakai model piramida terbalik. Dalam penulisan berita
model straight news, penyampaian pesan bergerak dari yang sangat penting kepada yang
kurang penting dengan menjawab 5W+1H.
Model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah persepsi,
sikap dan pendapat khalayak. Oleh karena itu penyusunan pesan yang bersifat persuasif
mrmiliki sebuah proposisi..
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik
persuasi, antara lain:
a. Fear Appeal
Metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan pada
khalayak
b. Emotional Appeal
Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan berusaha menggugah emosional khalayak.
Bentuk lain dari emotional appeal ialah propoganda.
c. Reward Appeal
Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan menawarkan janji-janji pada khalayak.
d. Motivational Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang dibuat bukan karena janji-janji, tetapi
disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka dapat mengikuti
pesan-pesan itu.
e. Humorious Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang disertai dengan gaya humor, sehingga
dalam penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh.
3.Koersif
Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi
bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan penekanan
yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif
berbentuk perintah-perintah, instruksi untuk penyampaian suatu target.
D. PENGORGANISASIAN PESAN-PESAN MELALUI OUTLINE
Untuk mencapai pengorganisasian pesan-pesan yang baik maka diperlukan suatu cara
agar pesan tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap penggunanya. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara :
Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi setiap komunikator
yang harus dicari pemecahannya. Jika materi memang lemah, tidak memiliki suatu muatan
yang menarik, maka akan mengaburkan fakta yang ada.
Apabila penyusunan pesan yang panjang dan kompleks, maka outline sangat diperlukan dan
menjadi penting artinya. Hal ini karena dengan adanya outline akan sangat membantu
memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Selain itu,
outline juga membantu untuk mengkomunikasikan ide-ide dengan cara yang lebih sistematik,
efisien dan efektif. Melalui perencanaan yang baik outline akan membantu mengekspresikan
transisi antara ide-ide sehingga audiens akan memahami pola pikir komunikator.
Susunan suatu outline secra garis besar dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, antara lain
:
a. Memulai dengan Ide Pokok, akan sangat membantu dalam menetapkan tujuan dan
strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok dirangkum ke dalam dua hal yaitu : keinginan
terhadap audiens untuk melakukan dan memikirkannya, sebagai alasan yang mendasar bagi
audiens mengapa harus melakukan dan memikirkannya.
b. Menyatakan hal-hal pendukung yang penting, yang akan sangat berguna dalam
mendukung ide-ide pokok.
c. Membuat ilustrasi dengan bukti-bukti, semakin banyak bukti-bukti yang dapat disajikan,
maka outline yang dibuat akan semakin baik.
b. Pendekatan Tidak Langsung (indirect approach), atau sering disebut dengan pendekatan
induktif, dimana bukti-bukti diletakan paling awal, kemudian baru diikuti dengan ide pokok.
Biasanya audiens akan merespon negatif dan tidak menyenangkan.
Setelah menganalisa berbagai kemungkinan respon yang ada dari dalam diri audiens
serta telah menemukan suatu pendekatan yang terbaik, maka tahap selanjutnya adalah
menentukan jenih pesan yang akan dibuat atau disampaikan. Secara garis besar jenis pesan
yang dapat di sampaikan meliputi permintaan langsung (direct request), pesan-pesan rutin,
good news atau goodwill, pesan-pesan bad news dan pesan-pesan persuasif.
RENCANA-RENCANA ORGANISASIONAL:
Jenis / tipe pesan yang paling umum digunakan adalah penyampaian langsung pada poin
yang dituju.
Jenis atau tipe pesan bisnis yang paling sering digunakan adalah penyampaian yang
langsung paha hal yang dituju. Pesan ini dapat berbebtuk surat dan memo. Contoh dari pesan
permintaan langsung ini dat terlihat pada pembuatan surat pesanan, permintaan rutin, aduan
atau klaim, permintaan kredit rutin
Isi dari sebuah surat Direct Request harus terdiri dari 3 bagian antara lain:
Bagian ini merupakan bagian pendahuluan atau pembukaan, yang berisi tentang alasan kita
dalam mengajukan atau meminta sesuatu. Kalimat yang digunakan hendaknya haruslah jelas,
singkat dan tidak bertele-tele, tujuannya adalah agar pihak atau orang yang membaca
pemintaan kita menjadi lebih paham akan maksud yang tergan dung dalam surat permintaan
tersebut.
Bagian ini merupakan bagian penutup yang sebaiknya diisi dengan suatu permintaan
beberapa tanggapan khusus, lengkap dengan batas waktu, dan ekspresi terhadap apresiasi
maupun pemberian goodwill. Untuk mempermudah pembaca, sebaiknya perlu
mencantumkan beberapa informasi penting seperi nomor telepon, jam kerja, dan petugas
yang dapat dihubungi.
Pesan-pesan badnews: berisi berita buruk (badnews seperti penolakan suatu lamaran,
penolakan kredit, perampingan karyawan, penurunan pangkat , audience pada umumnya akan
kecewa. Pesan-pesan persuasi : untuk melakukan tindakan tertentu seperti penagihan
pinjaman , penjualan produk, pendekatan yang digunakan adaah persuasi
Surat permintaan rutin layak untuk memperoleh perhatian secara bijaksana. Dalam
kebanyakan organisasi, memo dan surat-surat seperti itu dikirim ke ratusan bahkan ribuan
karyawan, konsumen, klien dan para pemegang saham.
Surat permintaan rutin mempunyai potensi untuk membentuk suatu kesan positif atau
citra yang baik bagi suatu organisasi perusahaan.
Oleh karena itu, ketika menulis suatu surat permintaan rutin, anda harus menjaga
maksud/ tujuan menulis suatu pesan dalam ingatan anda. Anda harus bertanya pada diri
sendiri apa yang anda inginkan terhadap pembaca setelah mereka memahami pesan yang
anda sampaikan.Surat permintaan rutin layak untuk memperoleh perhatian secara bijaksana.
Dalam setiap organisasi, memo dan surat-surat dikirim ke ratusan bahkan ke ribuan karyawan
, konsumen, klien dan sebagainya. Surat permintaan rutin mempunyai potensi untuk
membentuk suatu kesan positif atau citra yang baik bagi organisasi yang bersangkutan.
Pedoman dalam menulis surat ini bahwa harus dijaga maksud dan tujuan menulis suatu pesan
dalam ingatan kita. Dalam membuat surat permintaan rutin perlu diperhatikan tiga
pertanyaan, yaitu : apa yang diketahui, mengapa hal tersebut perlu diketahui, mengapa hal ini
dapat membantu.
Dalam kaitannya dengan direct request, maka permintaan rutin dapat berasal dari dalam
maupun luar organisasi bisnis.
Meskipun suatu permintaan dapat saja dilakukan secara lisan, namun beberapa pesan
permintaan dapat dibuat lebih permanen dalam bentuk tertulis, seperti memo. Memo dalam
bentuk tertulis akan dapat menghemat waktu dan membantu audiens mengetahui secara tepat
apa yang diinginkan.
Pengiriman memo dapat dilakukan antara karyawan dengan karyawan, pimpinan dengan
karyawan, pimpinan dengan supervisor dan sebagainya..
Sebagai seorang pelaku bisni prifesional perlu adanya komunikasi dengan para pelanggan,
pemasok, dan perusahaan lain untuk berbagai keperluan bisnis. Selain itu, banyak surat-surat
yang harus dikirim ke luar organisasi untuk memperoleh informasi penting, seperti informasi
produk baru, katalog buku terbaru, keinginan untuk menjalin kerjasama bisnis, keinginan
untuk berlangganan. Disamping itu , dapat juga memberikan respon terhadap ilkan yang
dipasang di suatu surat kabar. Dalam hal ini perlu diperhatikan tiga hal, yaitu : dimana kita
membaca iklan tersebut, jelaskan apa yang kita maksud, cantumkan alamat yang jelas dan
lengkap untuk balasan surat.
Menulis pesan-pesan baik yang berupa surat-surat untuk kalangan intern maupun
ekstern perusahaan dan memo merupakan hal yang rutin. Penyampaian pesan-pesan rutin,
good news dan good will dapat dilakukan dengan pendekatan langsung (direct approach).
3. Menekankan pada hasil suatu analisis yang telah anda lakukan
4. Menghemat waktu bagi audiens karena mereka dapat segera mengetahui apa maksud
pesan tersebut dan juga dapat memutuskan segera pada bagian mana yang perlu memperoleh
perhatian dan yang tidak perlu memperoleh perhatian secara seksama.
Dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis (komunikasi) yang positif, bak melalui lisan
atau tulisan, maka bentuk-bentuk pesan yang disampaikan akan mengikuti suatu formula
yang sederhana, yaitu mulai dengan ide-ide pokok yang jelas. Diusahakan dalam bagian
awal, penulisan pesan-pesan positif dimulai dengan pernyataan yang jelas dan tegas.
Pada bagian pertengahan, sampaikan penjelasan secara rinci. Bagian ini adalah bagian
penjelasan rinci dan porsi terbanyak dibanding dengan bagian awal dan akhir.
Pada bagian akhir pesan-pesan positif, umumnya diakhiri dengan pemberian kesan yang
baik atau pernyataan yang ramah dan harapan tindakan khusus yang diinginkan oleh audiens.
Meskipun hubungan dalam bisnis sebagian besar diwarnai dengan pertimbangan manfaat dan
biaya, namun ada saatnya perusahaan menjalin hubungan personal dengan relasi bisnisnya.
Perusahaan dapat meningkatkan hubungannya dengan konsumen dan relasi bisnis lain dengan
mengirimkan pesan yang bersifat kekeluargaan.
Pesan-pesan yang bersifat kekeluargaan tsb mempunyai pengaruh positif thd bisnis.
Beberapa bentuk goodwill yang sering dibuat oleh perusahaan adalah ucapan selamat
(congratulations), messages of appreciation, condolences dan greetings.
Bagaimana menyusunnya : pertama-tama ide pokok diletakkan pada bagian awal pesan.
Setelah itu diikuti dengan rincian atau informasi tambahan yang mendukung ucapan selamat.
Selanjutnya diakhiri dengan penutup. Usahakan meyakinkan dan menggambarkan penerima
memang layak mendapatkan itu
Penghargaan (Messages of Appreciation)
Dapat diberikan pada individu yang tepat yang memang seharusnya medapat penghargaan.
Atau pada relasi bisnis, karena jasanya terhadap perusahaan
UCAPAN (Condolences)
Ucapan duka cita menunjukkan perhatian terhadap perusahaan atau individu. Bencana atau
musibah dapat berupa perush yang mengalami bencana spt kebakaran, kemalingan, kerugian
lain. Penyusunan ucapan duka cita dimulai dengan pernyataan atau kalimat yang
menunjukkan rasa simpati.
Ucapan salam biasanya diberikan kepada orang-orang yang ada dalam perusahaan ataupun
pada relasi spt pemasok, konsumen. Tujuan ucapan salam adalah menunjukkan hubungan
yang ramah atau hangat diantara mereka
Meskipun kebanyakan pesan-pesan bisnis adalah rutin, namun dalam beberapa situasi
tertentu diperlukan pesan yang didesain untuk memotivasi atau memberi persuasi kepada
orang lain. Penyampaian pesan ini tidak hanya digunakan untuk kepentingan internal
organisasi namun dapat pula digunakan untuk kepentingan eksternal organisasi seperti
permintaan atau informasi yang bersifat menyenangkan, atau kegiatan untuk mendapatkan
dana dan kerjasama.
Penyampaian pesan-pesan persuasif yang terbaik adalah dengan cara menhubungkan suatu
pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk mengakomodasi perbedaan individual, maka
perlu menganalisis audiens dan kemudian menyusun suatu pesan yang dapat menjadi daya
tarik bagi kebutuhan mereka. Cara yang paling mudah dalam menilai kebutuhan audiens
adalah dengan berpedoman pada teori kebutuhan dari Maslow yang menyatakan bahwasanya
manusia memiliki lima kebutuhan yang sifatnya berjenjang..
3. Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu dalam
memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka akan
memberikan penghormatan. Memberikan persuasi untuk budaya yang berbeda akan berbeda
cara memberikan persuasinya.
Agar penyampaian pesan persuasif dapat tempat sasaran dan sesuai dengan apa yang
dikehendaki maka perlu diperhatikan cara penyampaiannya kepada audiens, apakah
menggunakan pendekatan langsung atau tidak langsung.
Persuasi yang efektif mencakup empat komponen penting, yaitu :
Bagi seorang komunikator tingkat kredibilitas ditentukan oleh sejaumana tingkat kepercayaan
dan reabilitas dirinya. Kredibilitas adalah kapabilitas untuk dapat dipercaya oleh orang lain.
Cara yang digunakan untuk menumbuhkan kredibilitas seseorang adalah dengan fakta,
berupa dokumen, statistik, jaminan, dan hasil riset yang menjadi bukti objektif yang
mendukung kredibilitas seseorang.
Cara lain yang dapat dilakukan guna menambah kredibilitas seseorang adalah menjadi
seorang pakar atau ahli dalam bidang tertentu, antusias terhadap materi yang disampaikan,
objektif dalam penilaian sesuatu, sikap hormat dapat membantu memfokuskan kebutuhan
audiens, kejujuran dapat menumbuhkan penghargaan audiens, intensitas yang baik akan
membantu minat audiens, dan pengalaman latar belakang baik sikap, kepercayaan
sebelumnya dapat membantu mengidentifikasi audiens.
a. Attention (Perhatian), meyakinkan audiens dibagian permulaan bahwa ada sesuatu yang
akan disampaikan. Memperkenalkan suatu masalah atau ide yang membuat audiens mau
mendengar pesan-pesan yang akan disampaikan.
b. Interest (Minat), menjelaskan relavansi pesan-pesan yang disampaikan dengan audiens.
Mengembangkan pernyataan yang telah disampaikan pada fase pertama secara rinci.
Menghubungkan pesan-pesan yang akan disampaikan dengan manfaat secara spesifik yang
dapat dinikmati oleh audiens.
d. Action (Tindakan), menyarankan tindakan spesifik yang diinginkan terhadap audiens.
Perlu juga dipikirkan bagaimana audiens akan memperoleh manfaat dari tindakan yang
dilakukan, serta menemukan cara agar tindakan tersebut mudah untuk dilakukan.
Kedua pendekatan ini akan memiliki keseimbangan apabila tergantung pada tindkan yang
diharapkan, harapan para audiens, tingkat resistensi yang diatasi, kemampuan menjual ide
atau gagasan tersebut.
Dalam melakukan persuasi audiens, dapat memanfaatan emosi yang dilandasi dengan suatu
argumentasi atau dalam bentuk simpati kepada audiens sepanjang pemikat emosional bersifat
kuat. Dapat menggunakan kata-kata yang sangat berpengaruh pada emosi seseorang seperti
kebebasan, keberhasilan, nilai, penghargaan, kenyamanan, dan keamanan.
Dalam berbagai hal, penggunaan pendekatan ini dapat dilakukan seperti membuat aduan
(claim) dan memberikan dukungan atas aduan tersebut dengan memberikan alasan dan bukti-
bukti yang ada. Adapun penggunaan pendekatan ini didasari atas berbagai alasan
diantaranya :
· Analogi, adalah menggunakan suatu alasan dari bukti-bukti spesifik menuju bukti-bukti
fisik pula.
· Induksi, adlah memberikan berbagai alasan dari bukti-bukti spesifik menuju kesimpulan
umum.
· Deduksi, Pemberian alasan dari yang bersifat umum untuk kesimpulan yang khusus.
Persuasif dapat digunakan untuk mempengaruhi audiens dengan memberikan informasi dan
menambah pemahaman mereka dalam berbagai hal. Hal yang paling penting dalam
pendekatan ini adalah menunjukkan perhatian yang jujur kepada audiens dengan memenuhi
kebutuhan mereka.
1. Kategori Tradisi
Menurut analisis penulis tentang teori penyusunan pesan masuk pada kategori tradisi
sosiopsikologis karena dilihat dari paradigma tradisi sosiopsikologi adalah, bagaimana
perilaku komunikasi individu dapat diprediksi, bagaimana individu diperhitungkan dan
mengakomodasi situasi-situasi komunikasi yang berbeda, bagaimana perilaku komunikasi
mengadaptasi perilaku mereka, bagaimana informasi diasimilasi, diatur serta digunakan
dalam menyusun rencana-rencana dan strategi pesan, dengan logika apa manusia membuat
keputusan tentang bentuk pesan yang hendak digunakan, bagaimana pesan direpresentasikan
dalam pikiran, bagaimana manusia menghubungkan penyebab-penyebab perilaku, bagaimana
informasi diintegrasikan untuk membentuk sikap dan kepercayaan, bagaimana sikap berubah,
bagaimana pesan-pesan diasimilasi dalam bentuk kepercayaan/sikap sistem, bagaimana
ekspektasi dibentuk dalam interaksi dengan orang lain dan apa yang terjadi ketika ekspektasi
tak tercapai.
Sumber : https://afifatulbaroroh.wordpress.com/materi-kuliah/psikologi-komunikasi/teori/
6.
Imbauan Pesan
Imbauan Rasional; didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya mahluk
sosial yang baru bereaksi pada imbauan emosional, apabila imabauaan rasional tidak ada.
Menggunakan imbauan rasional artinya meyakinkan orang lain dengan pendekatan logis atau
penyajian bukti-bukti. Imbauan rasional ini berhubunga dengan strategi framing. Kekuatan
pesan dalam memilih fakta-fakta yang dipahami oleh khalayak.[4]
Imbauan Emosional; menggunakan pernyataan-pernyataaan atau bahasa yang
menyentuh emosi komunikate. Sudah lama diduga bahwa kebanyakan tindakan manusia
lebih berdasarkan emosi daripada sebagai hasil pemikiran. Misalnya, bila mubaligh atau da’i
ingin menjelaskan kekuatan di dalam diri seseorang lemah, maka mad’u diajak bernyanyi.[5]
Imbauan Takut; menggunakan pesan yang mencemaskan, mengancam, atau
meresahkan. Da’i atau mubaligh mengajak orang tua agar anaknya dilatih keuatan
komunikasi di dalam diri, sehingga kemanapun ia pergi memiliki akar dan fondasi di dalam
diri. Anak tersebut tidak mudah diajak orang lain. Imbauan pesan melatih takut kepada Allah
swt. Apalagi kekuatan dakwah fardiyah di keluarga berjalan baik.[6]
Imbauan Ganjaran; menggunakan rujukan yang menjanjikan komunikan pada sesuatu
yang mereka perlukan atau yang mereka inginkan. Mubaligh atau da’i memberikan manfaat-
manfaat kekuatan dakwah dzatiyah dan manfaat dakwah fardiyah sehingga, orang tua
menerapkan di rumahnya masing-masing.[7]
Imbauan Motivasional; mengguanakan imbauan motif (motif appeals) yang menyentuh
kondisi intern dalam diri manusia. Dengan menggunakan berbagai mazhab psikologi, kita
dapat mengklasifikasikan motif pada dua kelompok besar: motif biologis dan motif
psikologis. Manusia bergerak bukan saja didorong oleh kebutuhan biologis seperti lapar dan
dan dahaga, tetapi juga karena dorongan psikologis seperti rasa ingin tahu, kebutuhan akan
kasih sayang, dan keinginan untuk memuja.
Sumber : http://rizqisme89.blogspot.co.id/2015/12/organisasi-struktur-dan-imbauan-
pesan.html
Sumber : http://putrihesa.blogspot.co.id/2013/03/macam-macam-bahasa.html
C. Jenis-jenis Komunikasi
1. Komunikasi berdasarkan Penyampaian
Pada umumnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain karena manusia tidak hanya
makhluk individu tetapi juga makhluk sosial yang selalu mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang terampil berkomunikasi, oleh
sebab itu dibutuhkan beberapa cara dalam menyampaikan informasi.
Berdasarkan cara penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ), yaitu :
a. Komunikasi verbal ( Lisan )
Yang terjadi secara langsung serta tidak dibatasi oleh jarak , dimana kedua belah
pihak dapat bertatap muka. Contohnya dialog dua orang.
Yang terjadi secara tidak langsung akibat dibatasi oleh jarak. contohnya komunikasi
lewat telepon.
Home
About
June 1, 2013
contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media,
contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal
melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan
komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media
surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
2. Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak
komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan
komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal,
orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam
persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.
Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk
lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat
menerima pesan.
Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah,
sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.
contoh :
a.Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
b.Gerakantubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi
wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan
suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan
atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan,
c.Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara.
Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara,
kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
d.Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal.
Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi
suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu
tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
ULTRA MILK
Banyak dikalangan modern seperti saat ini, berbagai jenis merk susu telah berkembang. akan
tetapi eksistensi ultra milk tetap menjadi nomor 1 dari para pelanggan. sebab memang sudah
membawa nama sejak dulu ultra milk senantiasa menemani setiap saat seperti sarapan dan
untuk beraktifitas.
Alasan menggunakan slogan demikian adalah dilihat dari segi pengguna para konsumen
sebagian tentunya setiap sarapan selalu ditemani dengan segelas susu. sehingga, peluangnya
selalu berada ketika seseorang saat sarapan atau memulai aktifitas dipagi hari dengan
meminum susu. dengan demikian, susu ultra mengeluarkan slogan demikian agar masyarakat
selalu ingat untuk masalah susu, ya pasti ultra juaranya.
dengan jenis beragam rasa yang tidak dimiliki oleh semua jenis susu lainnya, ultra milk tetap
menjadi nomor satu diantara para pelanggan indonesia.
Sumber : https://wantysastro.wordpress.com/2013/06/01/pengertian-komunikasi-verbal-dan-
nonverbal-beserta-contoh-dan-slogan-produk/
Berikut ini kutipan lengkap kesepuluh pedoman pemakaian bahasa dalam pers :
Sumber : http://romeltea.com/pedoman-pemakaian-bahasa-dalam-pers/
Oleh karena itu beberapa ciri yang harus dimiliki bahasa jurnalistik di antaranya:
1. Singkat, artinya bahasa jurnalistik harus menghindari penjelasan yang panjang dan bertele-
tele.
2. Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu menyampaikan informasi
yang lengkap. Semua yang diperlukan pembaca sudah tertampung didalamnya. Menerapkan
prinsip 5 WH, membuang kata – kata mubazir dan menerapkan ekonomi kata.
3. Sederhana, artinya bahasa pers sedapat-dapatnya memilih kalimat tunggal dan sederhana,
bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif, praktis,
sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya (bombastis).
4. Lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi
secara langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.
5. Menarik, artinya dengan menggunakan pilihan kata yang hidup, tumbuh, dan berkembang.
Menghindari kata-kata yang sudah mati.
6. Jelas, artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan mudah dapat dipahami oleh
khalayak umum (pembaca). Struktur kalimatnya tidak menimbulkan
penyimpangan/pengertian makna yang berbeda, menghindari ungkapan bersayap atau
bermakna ganda (ambigu).
Oleh karena itu, seyogyanya bahasa jurnalistik menggunakan kata-kata yang bermakna
denotatif. Namun seringkali kita masih menjumpai judul berita: Tim Ferrari Berhasil
Mengatasi Rally Neraka Paris-Dakar. Jago Merah Melahap Mall Termewah di Kawasan
Jakarta. Polisi Mengamankan Oknum Pemerkosa dari Penghakiman Massa.
Dalam menerapkan ke-6 prinsip tersebut tentunya diperlukan latihan berbahasa tulis yang
terus – menerus, melakukan penyuntingan yang tidak pernah berhenti. Dengan berbagai
upaya pelatihan dan penyuntingan, barangkali akan bisa diwujudkan keinginan jurnalis untuk
menyajikan ragam bahasa jurnalistik yang memiliki rasa dan memuaskan dahaga selera
pembacanya.
Sumber : http://sekolah-menulis.com/ragam-bahasa-jurnalistik