Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL TUGAS AKHIR

MANAJEMEN RESIKO PROYEK EPC (Engineering Procurement


Construction) “SIBERUT AGREGATED BIOMASS GASIFICATION
POWER PLANT” PADA TAHAP CIVIL ENGINEERING DESIGN

DISUSUNOLEH:

ERMA DAMAYANTI
NIM :. 03117096

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
2018
Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................................................................2
Bab 1 Pendahuluan...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................3
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Batasan Masalah........................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
Bab 2 Tinjauan Pustaka............................................................................................6
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu..................................................................6
2.2 Teori dasar yang digunakan.....................................................................12
2.2.1 Tahap Engineering.................................................................................13
2.2.2 Tahapan Pengadaan...............................................................................15
2.2.3 Pelaksanaan Konstruksi.........................................................................15
2.3 Manajemen Resiko.......................................................................................16
Bab 3 Metodologi Penelitian..................................................................................19
3.1 Prosedur Penelitian..................................................................................20
3.2 Bahan atau materi penelitian...................................................................21
3.3 Media Penelitian......................................................................................21
3.4 Variabel penelitian..................................................................................22
3.5 Jadwal Pelaksanaan.................................................................................23
Daftar Pustaka.......................................................................................................24
Lampiran................................................................................................................25
Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Didukung dengan kondisi perekonomian Indonesia yang kondusif, bisnis


jasa EPC (engineering, procurement, contruction) tetap marak ditandai dengan
banyaknya proyek EPC (engineering, procurement, contruction) yang hadir pada
tahun 2011. Tidak jauh berbeda pada tahun sebelumnya, perusahaan jasa
konstruksi juga turut mengambil peran dalam persaingan bisnis jasa EPC
(engineering, procurement, contruction). Pertumbuhan bisnis EPC (engineering,
procurement, contruction) juga didukung dengan komitmen Pemerintah melalui
program 10.000 MW yang masih berjalan di tahun 2011.
Dalam masa perkembangan Indonesia sekarang ini, membuat pasar
industri EPC di tanah air terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan.
Pada tahun 2014, proyek EPC di Indonesia berkisar pada angka Rp 407 triliun dan
meningkat 10 % - 12 % mencapai Rp 487 trilliun di tahun 2015. Sedangkan
kemajuan pesat di tahun 2018 ini, perkuatan bisnis EPC meningkat hingga 28%
dari kuartal sama tahun sebelumnya. Bahkan kementerian akan menginventarisai
proyek – proyek nasional maupun asing disektor EPC yang bisa dikerjakan oleh
BUMN Karya. Namun ditinjau pada tahun 2011, hanya ada 14 BUMN yang
bergerak disektor konstruksi hanya menyerap sekitar 10% dari nilai total nilai
proyek konstruksi di sektor EPC (engineering, procurement, contruction).
Pada tahun 2018 ini peluang bisnisnya pun tetap terbuka lebar, terutama
untuk sector produksi minyak dan gas, pembangunan infrastruktur kelistrikan,
energi, serta revitalisasi pabrik-pabrik pupuk. Dengan pertimbangan setiap persen
pertumbuhan ekonomi didukung 1,5-2 kali pertumbuhan listrik, pentingnya
pemenuhan kebutuhan listrik sebagai bagian dari EPC misalnya, tak bisa lagi
ditawar.
Ditinjau dari kompleksitas proyek EPC dan permintaan pasar industry
untuk jasa EPC yang semakin meningkat menyebabkan perlunya identifikasi dan
analisa yang mendetail mengenai resiko – resiko atau ketidakpastian yang terjadi
dalam proyek EPC. Untuk mengatasi tantangan tersebut pelaku pasar EPC perlu
melakukan manajemen resiko untuk menanggulangi resiko – resiko yang mungkin
timbul dan mempengaruhi sasaran secara sistematis.
Meninjau dari permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian
manajemen resiko dengan pengambilan data pada proyek yang sedang berjalan
untuk ditinjau pada tahap civil engineering. Proyek yang dijadikan objek adalah
Proyek EPC Siberut Agregated Biomass Gasification Power Plant yang terletak di
Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat Indonesia. Dalam penelitian
ini akan dilakukan identifikasi risiko, analisa risiko, dan upaya mitigasi risiko
untuk mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan apabila risiko terjadi. Namun
berkaitan dengan kompleksitas item pekerjaan pada proyek EPC, maka penelitian
ini hanya melakukan peninjauan risiko pada tahap civil engineering.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya,maka rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Melakukan identifikasi resiko pada tahap civil engineering Proyek EPC
Siberut Agregated Biomass Gasification Power Plant
2. Menganalisai risiko yang bertujuan untuk memisahkan risiko mayor dan
risiko minor.
3. Mengevaluasi risiko dan melakukan upaya mitigasi pada risk event yang
ada.
4. Menunjukkan kemungkinan yang diterjadi pada Proyek EPC Siberut
Agregated Biomass Gasification Power Plant apabila risiko yang terdapat
di lintasan kritis terjadi pada tahap civil engineeringnya.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam Penelitian ini adalah :


1. Identifikasi dan analisa resiko hanya dilakukan pada tahap civil engineering
Proyek EPC Siberut Agregated Biomass Gasification Power Plant.
2. Penelitian ini tidak memperhitungkan dari segi anggaran biaya proyek maupun
segi financial lainnya.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain :


1. Melakukan identifikasi dan penilaian resiko pada tahap civil engineering
proyek EPC Siberut Agregated Biomass Gasification Power Plant.
2. Memberikan usulan mitigasi terhadap risiko yanh dapat menyebabkan
keterlambatan pada proyek EPC Siberut Agregated Biomass Gasification
Power Plant.
3. Mengestimasi kemungkinan yang terjadi apabila risiko yang telah
dipertimbangkan terjadi.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Memberikan hasil upaya mitigasi risiko pada tahap civil engineering
proyek EPC Siberut Agregated Biomass Gasification Power Plant.
2. Mengetahui kemungkinan yang akan dialami apabila risiko pada tahap
civil engineering yang telah diidentifikasi terjadi.

1.6 Lokasi Penelitian


1. Nama Proyek : Proyek EPC (Engineering Procurement
Conctruction) Siberut Agregated Biomass Gasification Power Plant
2. Alamat : Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai,
Sumatera Barat, Indonesia
3. Jangka waktu proyek : 15 (lima belas) bulan kalender
Bab 2 Tinjauan Pustaka

1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian sejenis yang relevan dengan penilitian yang akan dilakukan dirasa
sangat mempengaruhi latar belakang penyusunan penelitian ini.Adapun beberapa
penelitian terdahulu yang mendasari peneitian ini adalah sebagai berikut :
No. Nama Penulis Materi Kajian Hasil Kajian
1. Rizki Alsan (FT UI – Faktor-Faktor Risiko Berdasarkan penelitian yang telah
2014) pada tahap eksekusi dilakukan,terdapat 10 besar peringkat
proyek di konstruksi factor risiko yang terjadi pada tahap
EPC yang eksekusi proyek terhadap perubahan
berpengaruh kepada waktu setelah proses pengumpulan,
kinerja waktu pengolahan,serta analisis data adalah
(berbasis PMBOK sebagai berikut :
GUIDE 2008) Studi – 1. Angka ketidak hadir
UI Kasusu PT. X dan 2. Manajemen dan pengawasan
PT. Y yang buruk
3. Pemindaan yang disebabkan
oleh subpenyedia jasa
4. Karakterisik bangunan sekitar
lokasi proyek
5. Gambar yang tidak lengkap
6. Kekurangan tenaga kerja
7. Peningkatan scope pekerjaan
8. Ketersediaan peralatan
9. Jadwal kerja subpenyedia jasa
10. Kecelakan kerja
2. Muhammad Revi Analisa risiko Penelitian ini menggunakan simulai
Renaldhi (Skripsi FTI terhadap monte carlo untuk mengestimasikan
ITS – 2014). keterlambatan proyek keterlambatan dan kerugian yang
pembangunan tangki akan dialami apabila risiko yang telah
X di TTU-Tuban diidentifikasi terjadi pada aktivitas
(Studi Kasus: PT proyek.
Pertamina UPMS V)
3. Mr. Wai, Soon Han A Case Study The most significant difference from
Faculty of Civil Approach to EPCM EPC in various aspects is that the
Engineering, University in Light of EPCM contractor only manages a
of Technology Malaysia Gonstruction Project project on an owner’s behalf but
(Jurnal-2012) Success in Malaysia doesn’t carry the responsibility of the
building project. EPCM is more
flexible and facilitates the
construction of new facilities without
affecting the existing operation.
4. Gunarso, S.T, M.T Analisa Resiko Tahap Dari hasil penelitian tersebut
Kukuh Kurniawan Dwi Engineering Design diperoleh hasil sebagai berikut :
Sungkono, S.T, M.Eng pada Pembiayaan 1. Terdapat variable resiko yang
Pekerjaan Konstruksi berpengaruh pada proses
Proyek EPC (Studi engineering terhadap biaya
Case pada proyek 2. Pada setiap tahapan detail
Asam – Asam CPP engineering variable resiko
and OLC Project) dominan menunjukkan nilai
yang cukup besar. Rasio
tersebut terjadi pada variable
yang berhubungan dengan
aspek ekonomi atau kondisi
saat penawaran harga.
3. Pada tahap konsep desain dan
basic engineering mempunyai
nilai terhadap variable
menengah atau medium
terhadap biaya.
5. Agus Tru Wahyu Aplikasi 1. Proses proyek EPC
Febriyanto, Robertus Pengendalian Mutu pengendalian mutu dilakukan
Kurniawan Wsinu A. Proyek EPC (Studi dengan cara pengujian mutu
W., M. Agung Wibowo, Kasus : Proyek EPC hasil pekerjaan, lalu hasilnya
Tanto Djoko Santoso 1, Blok Cepu) dicatat pada dokumen Field
(Jurnal Karya Teknik Instalation And Test Plan
Sipil, Fakultas Teknik, (ITP) sebagai bukti kepada
Uiversitas Diponegoro – owner. Tiap pekerjaan sekecil
2015) apapun memiliki dokumen
acuan yang erisi perosedut
yang harus dilaksanakan.
2. Baik pada proyek tradisional
dan EPC, penetapan fungsi
mutu mengutamakan Quality
Inspection (Inspeksi Mutu),
Quality Control
(Pengendalian Mutu), Quality
Assurance (Penjaminan
Mutu)
3. Dokumen pengendalian mutu
pada proyek EPC
menggunakan dokumen
Project Specific Plan (PSQP)
dan Field Instalation and Test
Plan (ITP), sedangkan pada
proyek tradisional
menggunakan Rancangan
Mutu Kontrak (RMK) dan
dokumen Standard Operating
Procedure (SOP). Pada
dokumen masing – masing
jenis proyek memiliki fungsi
yang sama sebagai acua
pelaksanaan mutu yang
digunakan di lapangan,
namun memiliki kerangka
yang berbeda. Untuk proyek
EPC, dokumen pengendalian
mutu lebih detail dan
sistematis dibandingkan
proyek tradisional.
6. Heidy Anggraini Putri Manajemen Risiko Penelitian ini melakukan proses
(Tugas Akhir Jurusan Proyek Publik yang manajemen risiko proyek mulai dari
Teknik Industri ITS – Dibiayai Swasta mengidentifikasi, mengalasisi,
2012) (studi kasus: Proyek mengevaluasi risiko – risiko yang
Penyediaan Air muncul pada proyek RUOT di proyek
Minum di wilayah X) air minum PDAM X menggunakan
severity index dan probability impact
grid. Kemudian mengalokasikan
risiko – risiko tersebut kepada pihak –
pihak yang terkait dalam kerjasama
tersebut menggunakan analisi
statistika deskriptif, lalu memberikan
rekomendasi mitigasi risiko yang
harus dilakukan oleh kudia pihak,
baik pihak PDAM X maupun pihak
swasta.
7. Bagus Yuntar Analisa Risiko Hasil akhir dari penelitian ini adalah
Kurniawan (Tugas Akhir Konstruksi Pada sebagai berikut :
Jurusan Teknik Sipil ITS Proyek Pembangunan 1. Didapatkan 58 variabel risiko
– 2011) Apartemen Petra yang relevan pada proyek
Square Surabaya Apartemen Petra Square,
variabel – variabel tersebut
terbagi dalam 7 kelompok
yaitu risiko force majoure,
risiko material dan peralatan,
risiko tenaga kerja, risiko
kontraktual, risiko
pelaksanaan, risiko desain
dan teknologi, risiko
manajemen.
2. Analisa risiko yang dominan
pada proyek ini adalah
dengan menggunakan tabel
probability x Impact terhadap
biaya maupun terhadap
waktu. Dari analisa tersebut
didapatkan 9 variabel risiko
yang kemungkinan besar
terjadi dan menimbulkan
dampak yang signifikan
terhadap biaya, risiko tersebut
adalah (sesuai ranking) :
a. Keterlambatan
pembayaran oleh owner
b. Adanya perubahan
desain/spesifikasi
c. Kekurangan tempat
penyimpangan material
d. Produktifitas tenaga kerja
yang rendah
e. Tidak diterimanya
pekerjaan oleh owner
f. Keterlambatan
pembayaran pada
subcontractor melalui
main contractor
g. Timbulnya kemacetan
disekitar lokasi proyek
h. Kerusakan yang terjadi di
daerah sekitar pada saat
pemancangan
i. Perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan
3. Sedangkan risiko – risiko
yang kemungkinan besar
terjadi dan menimbulkan
dampak yang signifikan
terhadap waktu adalah
sebagai berikut (sesuai
rangking) :
a. Adanya perubahan
desain/spesifikasi
b. Kekurangan tempat
penyimpangan material
c. Produktifitas tenaga kerja
yang rendah
d. Keterlambatan
pembayaran oleh owner
e. Perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan
f. Tidak diterimanya
pekerjaan oleh owner
g. Keterlambatan
pembayaran pada sub
contractor
h. Timbulnya kemacetan
disekitar lokasi proyek
8. Sukirno (Thesis Jurusan Analisis Resiko Hasil dari penelitian ini terdiri dari 5
Teknik Sipil Universitas Waktu di Proyek identifikasi resiko utama yaitu :
Riau 2015) Konstruksi Sudi 1. Ketersediaan sumber daya
Kasus Proyek Ampuh manusia
Pressure Maintenance 2. Keterlambatan material
di Duri, Riau 3. Keterlambatan penentuan
kriteria peralatan
4. Perubahan desain dan
spesifikasi
5. Kurangnya kualitas dan
pengetahuan tim tenaga ahli
dan pengawas kontraktor

2.2 Teori dasar yang digunakan

Menurut Juanto Sitorus (2008), proyek EPC adalah suatu sistem proyek
pembangunan pabrik berbasis proses dengan lingkup tanggung jawab kegiatan
Engineering, Procurement, dan Construction yang dilakukan oleh satu perusahaan
penyedia jasa. Tanggung-jawab penyedia jasa menyelesaikan proyek sesuai
dengan spesifikasi teknis dan performasi yang ditetapkan oleh pemilik proyek.
Proyek EPC seringkali dilaksanakan pada proyek skala besar atau dikenal
istilah spesialis proyek, seperti bangunan industri atau pabrik yang membutuhkan
pembiayaan sangat besar. Teknologi yang dibutuhkan sangat tinggi, sehingga
dalam pengadaan (procurement) mem-butuhkan peralatan dan sumber daya
manusia yang mumpuni dalam pelaksanaan (construction).
Pembangunan pada pekerjaan konstruksi dengan kontrak EPC diperlukan
beberapa fase atau tahapan yang diperlukan (CII, 1987), yaitu :
1) Client Requirement, Persyaratan Pemilik;
2) Engineering (Basic & Detailed Engineering), Perekayasaan;
3) Project Management, Manajemen Proyek;
4) Procurement, Pengadaan;
5) Vendor, Subpenyedia jasa;
6) Material Control, Pengendalian material;
7) Construction, Konstruksi;
8) Commisioning, Pemeriksaan dan Pengujian

Menurut Iman Soeharto jilid II, kegiatan engineering adalah proses


mewujudkan gagasan menjadi kenyataan dengan wawasan totalitas sistem, yaitu
dengan memperhatikan efektifitas sistem menyeluruh sampai pada operasi dan
pemeliharaan. Engineering dilakukan dengan pendekatan setahap demi setahap,
mulai dari konseptual, basic engineering sampai detail engineering. Secara
lengkap tahapan kegiatan yang terjadi pada proyek EPC dapat dilihat pada gambar
berikut :

Pada proyek EPC, tahapan pengadaan/pelelangan untuk penentuan


penyedia jasa terpilih terjadi sebelum desain. Pada proyek konstruksi tradisional
kegiatan pengadaan material dan peralatan tidak dipisahkan dari kegiatan
konstruksi. Sedangkan pada proyek EPC, kegiatan pengadaan barang terpisah dari
kegiatan konstruksi, dan dilakukan kegiatan pengadaan pada proyek konstruksi
tradisional tidak sebesar pada proyek EPC. Sehingga pada tahapan pelelangan
penyedia jasa EPC harus diperkuat pada proses prakualifikasi untuk menentukan
penyedia jasa EPC yang dibutuhkan sesuai dengan proyek yang di lelangkan dan
memiliki kuaifikasi yang terbaik, agar dapat melakukan serangkaian tahapan epc
dengan lancar.

2.2.1 Tahap Engineering

Penyedia jasa EPC akan memulai dari tahap engineering, disebut DED
(Detail Engineering Design), tahap DED merupakan tahap dari FEED
(FrontDetail Engineering Design). Dalam proses penyusunan DED harus melalui
sepengetahuan dan persetujuan dari owner. Produk dari tahap ini adalah:
Engineering Drawing, Volume Pekerjaan (BOQ atau MTO), dan dokumen
pendukung seperti Laporan Kalkulasi, Spesifikasi, dll.

a. Konsep Desain (Concept Design)

Desain ini dilakukan pada waktu studi kelayakan, tahapan yang dilalui
adalah merumuskan garis besar dasar pemikiran teknis mengenai sistem yang
akan diwujudkan, dan mengemukakan berbagai alternatif yang didasarkan atas
perkiraan kasar, untuk dikaji lebih lanjut mengenai aspek ekonomi, pemasaran
dan lain-lain (Imam Soeharto).
Karakteristik dasar untuk fase ini adalah menggambarkan input,
troughput, out put, main equipment yang diperlukan untuk mencapai hasil dan
keterkaitannya. Tujuan utama dari fase ini adalah memberikan definisi ruang
lingkup proyek secara jelas dan meminimalkan perubahan saat detail engineering.
Hal ini mengingat pada fase ini merupakan fase untuk mengontrol terhadap
dampak biaya yang akan muncul kedepan (Construction Industry Institute
Information Management Impact Research Team, 1997).

b. Perekayasaan Dasar (Basic Engineering)

Basic Engineering adalah proses pengembangan informasi strategi yang


sesuai, dimana tim proyek menentukan lingkup pekerjaan awal, prediksi risiko
dari proyek dan penentuan kontrak serta strategi pengerjaan yang paling sesuai
untuk memaksimalkan hasil pekerjaan. Dalam proses ini dibuat kerangka kerja
yang komprehensif untuk perencanaan proyek yang mendetail. Fase basic
engineering melibatkan berbagai disiplin ilmu, proses dari berbagai macam satuan
kerja yang saling mempengaruhi
c. Perekayasaan Rinci (Detail Engineering)

Kegiatan detail engineering meliputi: peletakan dasar kriteria desain


engineering; mengumpulkan data teknis yang diperlukan untuk desain; meembuat
spesifikasi material; merancang gambar-gambar dan perekayasaan berbagai
disiplin seperti sipil dan struktur, mekanikal, piping, kelistrikan serta
instrumentasi; membuat spesifikasi dan kriteria peralatan. engan banyaknya jenis
kegiatan engineering yang dilakukan dibutuhkan kemampuan dalam
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu keteknikan seperti proses, sipil dan
struktur, mekanikal, piping,
Pada tahap engineering, variabel analisa resiko yang paling berpengaruh
adalah manajemen perusahaan dimana untuk satu sumber daya manusia
diperuntukan bagi berbagai proyek yang ditangani perusahaan. Sumber daya
manusia sebagai kebutuhan utama dalam proses desain engineering menjadi
resiko yang dominan dimana saat disainer bekerja secara matrik dan dikejar
dengan target penyelesaian pekerjaan yang ketat. Sehingga dapat berdampak pada
hasil dan produktivitas pekerjaan. Hal ini dilakukan dengan menambah sumber
daya manusia untuk membantu mempercepat pekerjaan. Perekrutan sumber daya
manusia yang memahami proyek EPC sangat menentukan keberhasllan penyedia
jasa EPC dalam menyelesaikan dan mempercepat pembangunan proyek tersebut.

2.2.2 Tahapan Pengadaan

Tahapan pengadaan diadakan melalui proses tender terhadap kebutuhan pekerjaan


dan material yang tertera pada requisition. Tender dilakukan dengan mengundang
minimal tiga peserta. Pemilihan peserta pelelangan didasarkan atas vendor
majaemen perusahaan dengan mempertimbangkan pengalaman peserta terkait
requisition. Selanjutnya requisition (dokumen lelang) diberikan kepada peserta
untuk dipelajari dan dibuat dokumen penawaran terhadap requisition (dokumen
lelang) yang diberikan oleh panitia lelang dalam tenggat waktu yang telah
ditentukan. Selama proses penyusunan proposal penawaran bila dibutukan akan
dilakukan klarifikasi dari pihak engineering untuk memberikan penjelasan kepada
bidder atau peserta lelang.
Dari segi teknis akan dievaliuasi kualitas bahan atau pekerjaan yang ditawarkan
oleh bidder atau peserta lelang. Dari segi komersial akan mengevaluasi dokumen
penawaran dari segi financial dan ekonomis harga yang ditawarkan. Bidder atau
peserta lelalangan yang lolos harus memenuhi technical bid evaluation dn
commercial bid evaluation. Sesuai dengan kontrak untuk bidder atau peserta
lelang yang memiliki point tertinggi harus memperolek persetujuan dari pihak
owner untuk selanjutnya ditunjuk sebagai pelaksana konstruksi dan diberikan
award. Setalah itu bidder atau peserta yang telah mendapat approval oleh owner
mulai bekerja setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.

2.2.3 Pelaksanaan Konstruksi

Sebelum diterapkan dilapangan, metode konstruksi harus terlebih dahulu


mendapat persetujuan owner dan kosultan MK (Manajemen Konstruksi) atas
penggunaannya. Pengadaan material pekerjaan pun bergantung pada kesepakatan
awal terhadap owner dan penyedia jasa maupun sub penyedia jasa. Pada tahapan
ini harus ada quality control dan quality assurance yang bertujuan untuk
menjamin kualitas produk konatruksi. Quality Assurance merupakan pegontrolan
kualitas dari material yang digunakan dalam konstruksi. Pelaksanaannya
dilakukan sebelum pendirian bangunan yaitu terhadap spesifikasi material yang
dipesan. QA maupun QC melaksanakan tugasnya dalam mengatasi ketidak
sesuaian produk material terhadap spesifikasi yang dibutuhkan.

2.3 Manajemen Resiko

Berdasarkan PMBOK Guide (2004), definisi manajemen resiko merupak proses


sistematik dari identifikasi, analisa, respon, dan pengendalian risiko proyek.
Secara garis besar manajemen resiko adalah usaha yang sistematik untuk
mengendalikan probabilitas resiko, dimana risiko merupakan ketidakpastian yang
mempengaruhi sasaran. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko
sehingga proyek tersebut dapat bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko
(Hanafi, 2006). Tujuan manajemen risiko proyek adalah untuk meningkatkan
kemungkinan dan dampat dari kegiatan positif dan mengurangi kemungkinan dan
dampak dari sesuatu yang merugikan dalam proyek tersebut (PMBOK, 2008).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan manajemen risiko


adalah:
1. Manajemen risiko memerlukan akuntabilitas
2. Mengelola risiko memerlukan komunikasi
3. Manajemen risiko mempertimbangkan ancaman dan peluan
4. Manajemen risiko memerlukan pemikiran yang komprehensif dan
mendasar
5. Manajemen risiko memerllukan pemikiran antisipatif ke depan
6. Manajemen risiko harus mempertimbangkan manfaat dan biaya

Prinsip – Prinsip Manajemen Risiko


1. Manajemen Risiko melindungi dan menciptakan nilai tambah
2. Manajemen Risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi
3. Manajemen Risiko adalah bagian dari proses pengambilan keputusan
4. Manajemen Risiko secara khusus menangani aspek ketidakpastian
5. Manajemen Risiko bersifat sistematik, terstruktur, dan tepat waktu
6. Manajemen Risiko bersifat berdasarkan pada informasi terbaik yang
tersedia
7. Manajemen Risiko adalah khas untuk penggunanya, dengan kata lain
manajemen risiko harus selaras dengan konteks internal dan eksternal.
8. Manajemen risiko mempertimbangkan factor manusia dan budaya
9. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif
10. Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan tanggap terhadap
perubahan.
11. Manajemen risiko harus memfasilitasi terjadinya perbaikan dan
peningkatan secara berlanjut.

2.2.1 Analisa Risiko


Analisa Risiko merupakan suatu metode analisis yang meliputi factor
penilaian, karakteristik, komunikasi, manajemen, dan kebijakan yang
berkaitan dengan risiko tersebut. Analisa risiko merupakan suatu
proses dari identifikasi dan penilaian (assessment), sedangkan
manajemen risiko adalah respon dan tindakan yang dilakukan untuk
memitigasi serta mengontrol risiko yang telah dianalisis (Thompson
and Perry, 1991)

2.2.2 Potensi Risiko


Menurut Williams (1993), dalam bukunya mengetakan bahwa sebuah
pendekatan yang dikembangkan menggunakan dua kriteria yang
penting untuk mengukur risiko, yaitu :
1. Kemungkinan (Probability)
Kemungkunan dari suatu peristiwa yang tidak diingankan.
2. Dampak (Impact)
Tingkat pengaruh atau ukuran dampak apabila kemungkinan yang
tidak diinginkan terjadi.

Untuk mengukur potensi risiko, menggunakan rumus :

R=PxI

Dimana :

R = Tingkat Risiko

P = Kemungkinan (Probability)

I = Dampak (Impact)

Proses pengukuran risiko menggunakan cara memperkirakan frekuensi


terjadinya suatu risiko dan dampak dari risiko. Skala likert digunakan untuk
mengukur potensi risiko terhadap frekuensi dan dampak risiko, dengan
menggunakan skala 1 sampai 5, yaitu :

A. Pengukuran propabilitas risiko :


1 = jarang
2 = sering
3 = cukup
4 = sering
5 = sangat sering
B. Pengukuran propabilitas risiko :
1 = jarang
2 = sering
3 = cukup
4 = sering
5 = sangat sering
Bab 3 Metodologi Penelitian

Berikut flowchart metodologi pada penelitian ini :

Mulai

Identifikasi Masalah

Penentuan Topik

Penentuan Tujuan

Penentuan Risiko
Variabel X

Penentuan Variabel
Penelitian
Variabel Y

Input Data :

Data Primer : Data Sekunder :


1. Wawancara 1. Studi Literatur
2. Kuesioner 2. Penelitian Terdahulu

A
B

Pengolahan Data

Analisa Resiko

Hasil Temuan

Kesimpulan/
Mitigasi Resiko

Selesai

3.1 Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian manajemen resiko ini


adalah survey. Adapun survey yang dimaskud adalah :
3.1.1 Studi literature
Studi literature dilakukan di awal proses penelitian untuk penentuan
topik dan brain storming mengenai proyek EPC dan manajemen resiko
pada proyek.
3.1.2 Survey Tahap I
Survey Tahap I adalah menghimpun data melalui wawancara
mengenai project planner yang diberikan. Tujuan dari prosedur ini
dilakukan untuk memperoleh variable resiko – resiko pada tahap civil
engineering.
3.1.3 Survey Tahap II
Survey Tahap II dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada responden yang merupakan engineer – engineer yang
tergabung dalam proyek EPC Siberut Agregated Biomass Gasification
Power Plant. Penentuan jumlah responden dilakukan sesuai dengan
jumlah engineer pada divisi engineering Tujuan survey tahap II ini
dilakukan untuk mengetahui nilai frekuensi resiko kerjadian dan
dampak resiko yang terjadi di proyek tersebut.

3.2 Bahan atau materi penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian manajemen resiko proyek


EPC Siberut Agregated Biomass Gasification Power Plant pada tahap
civil engineeringnya mengacu pada 2 data yang diperoleh, yaitu :
3.2.1 Data Primer

Jenis data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah


wawancara dan hasil kuesioner kepada responden yang terkait dengan
resiko di proyek. Wawancara dan kuesioner dilakukan untuk
menentukan nilai frekuensi resiko dan resiko yang dapat terjadi pada
proyek.
3.2.2 Data Sekunder

Data Sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari


studi literatur, penelitian sejenis yang terdahulu dan lesson learn yang
terjadi di proyek EPC Siberut Agregated Biomass Gasification Power
Plant

3.3 Media Penelitian


Proyek EPC Siberut Agregated Biomass Gasification Power Plant
terletak di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Untuk
menunjang terpenuhinya pengumpulan data, maka pemanfaatn media
telepon seluler dan internet dipilih sebagai media penelitian yang paling
efisien. Proses wawancara dilakukan melalui telepon seluler kepada staff
engineer terkait resiko pada proyek tersebut. Sedangkan proses survey
tahap II yaitu penyebaran kuesioner dilakukan secara online dengan
memanfaatkan google form,

3.4 Variabel penelitian

Dari pengkajian studi literatur didapatkan variabel-variabel risiko


yang sering kali terjadi dalam proyek EPC khususnya pada tahap civil
engineering design yang nantinya akan dijadikan sebagai identifikasi awal
pada kuisioner survey pendahuluan yang akan disebarkan. Variabel-
variabel risiko terinci pada tabel berikut ini :

Table 1 Variable Risiko

X Variabel Risiko Design  Sumber


1 Kompleksitas pekerjaan G. B.
Oberlander
(1993)
2 Penyelidikan lapangan (Site Investigation) Sutoyo (200)
3 Constructability dari output detail engineering CII (1997)
Y Variabel Risiko Manajemen/engineer  Sumber
1 Manajemen perusahaan dimana untuk satu Muhharam
sumber daya manusia diperuntukan bagi Noor (2006)
berbagai proyek yang ditangani perusahaan Tarek Hegazy
(1998)
Sumber : Hasil Analisa
3.5 Jadwal Pelaksanaan

Berikut Jadwal Pelaksanaan pada penelitian ini :

November 2018 Desember 2018 Januari 2019 Februari 2019 Maret 2019
No. Metode Penelitian
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Identifikasi Masalah
2 Penetuan Topik
3 Penentuan Tujuan
4 Penentuan Risiko
5 Penentuan Variabel Penelitian
6 Input Data Primer : Penyebaran
Kuesioner dan Wawancara
7 Input Data Sekunder : Studi
Literatur dan Penelitian Terdahulu

8 Pengolahan Data
9 Analisa Resiko
10 Hasil Temuan
11 Kesimpulan/Mitigasi Risiko
Daftar Pustaka

A guide to the project management body of knowledge (PMBOK guide) - Fifth edition.
(2013).
Agus Tru Wahyu Febriyanto, R. K. (2015). Aplikasi Pengendalian Mutu Proyek ECP
(Studi Kasus : Proyek ECP 1, Blok Cepu).
Alsan Rizki. (2014). Faktor Risiko pada tahap eksekusi proyek di konstruksi . Faktor
Risiko pada tahap eksekusi proyek di konstruksi EPC, 273-289.
Andi Maddeppungeng, R. T. (2015). Identifikasi Faktor - Faktor Risiko yang
Berpengaruh di Tahap Construction pada Proyek EPC Terhadap Kinerja Waktu
(Studi Kasus PT. Krakatau Engineering dan PT. Prima Konstruksi Utama).
Dalimunthe, M. H. (2015). Identifikasi Faktor - Faktor Resiko Yang Mempengaruhi
Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan pada Proyek Pembangunan Gedung di
Kota Medan.
Eric Baroroh, K. H. (2009). Sistem Manajemen Mutu Pada Proyek EPC.
Gunarso S.T, M. T. (2011). Analisa Resiko Tahap Engineering Design pada Pembiayaan
Pekerjaan Konstruksi Proyek EPC (Studi Case pada proyek Asam - Asam CPP
and OLC Project).
Kurniawan, B. Y. (2011). Analisa Risiko Konstruksi pada Proyek Pembangunan
Apartemen Petra Square Surabaya.
Leo J Susilo, Victor Riwu Kaho. (2011). Manajemen Risiko Berbasis ISO 3100.
PPManajemen. Jakarta Pusat.
Maru, A. A. (2015). Project Risk Management: Methodology Development for
Engineering, Procurement, and Construction Project a Case Study in the Oil and
Gas Industry. American Journal of Civil Engineering.
Mr. Wai, S. H. (2013). A Case Study Approach to EPCM in Light of Gonstruction
Project Success in Malaysia. Indonesia.
Nghi M. Nguyen, P. D. (n.d.). An Overview Of How To Executive Engineering
Procurement Construction Commissioning (EPCC) Projects. Project Managemen
Services, Inc.
Putri, H. A. (n.d.). Manajemen Risiko Proyek Publik yang Dibiayai Swasta (studi kasus:
Proyek Penyediaan Air Minum di Wilayah X). 2012.
Renaldhi, M. R. (2014). Analisa risiko terhadap keterlambatan proyek pembangunan
tangki X di TTU-Tuban.
Renaldhi, M. R. (2015). Analisis Risiko Keterlambatan Proyek Pembangunan Tangki X
di TTU-Tuban (Studi Kasus: PT. Pertamina UPMS V).
Sukirno. (2015). Analisa Resiko Waktu di Proyek Konstruksi Studi Kasus Proyek Ampuh
Pressure Maintenance di Duri, Riau.

Anda mungkin juga menyukai