3 Desember 2019|13
Abstrak
Kultur dapat dimaknai sebagai hasil pemikiran, keyakinan, yang memberikan arah
organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kultur organisasi pada perguruan tinggi
swasta di sukabumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan software OCTAT dalam menganalisis data. Teori yang digunakan mengadopsi dari
teori OCAI (Cameron & Queen). Hasil analisis terhadap empat dimensi yang terdiri dari Hierarchy
Market Clan Adhocracy, berdasarkan cara pandang anggota organisasi menunjukan kesenjangan
antara kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan.
Cameron dan Quin yang dikenal sebagai pertama membedakan kriteria efektifitas
Competing Values Framework (1999). yang menekankan pada fleksibilitas
OCAI tidak hanya menilai budaya (flexibility), keleluasaan (discretion), dan
organisasi yang tepat, tetapi juga menilai dinamisme (dynamism) dengan dimensi
efektivitas indikator dalam organisasi yang menekan pada stabilitas (stability),
(Cameron & Quinn, 2011). Model ini perintah (order), dan pengawasan (control).
berguna dalam mengintepretasikan Dimensi kedua membedakan
fenomena dalam organisasi. Oleh karena kriteria organisasi yang efektif menjadi dua
itu, Competing Values Framework (CVF) sisi dimana menekankan pada orientasi
dapat digunakan sebagai pendekatan umum internal (internal orientation), integrasi
terhadap organisasi, tahapan dalam (integration), dan kesatuan (unity).
pengembangan siklus organisasi, peran Sementara pada sisi yang lainnya
pimpinan dalam manajemen pengelolaan menekankan orientasi eksternal (external
sumber daya manusia, dan peningkatan orientation), diferensiasi (differentiation),
kompetensi. Penelitian yang dilakukan dan persaingan (rivalry).
Cameron mengenai efektifitas organisasi Kedua dimensi ini membentuk
mengemukakan 39 indikator efektivitas empat kuadran yang setiap kuadrannya
organisasi. Hasil penelitian John Campbell menggambarkan perbedaan indikator-
dan rekan-rekannya (Cameron & Quinn, indikator efektifitas organisasi. Keempat
2011). 39 indikator tersebut menghasilkan kelompok ini dapat memberikan gambaran
dua dimensi yang dibagi menjadi beberapa penilaian seseorang terhadap kinerja
tahapan. organisasi, definisi apa saja yang tampak
baik dan benar serta tepat, atau dengan kata
lain mendefinisikan nilai inti untuk
melakukan penilaian organisasi.
Berdasarkan model Competing
Values Framework, Cameron dan Quinn
membuat model pengembangan instrumen
menggunakan survei kuantitatif yang
Competing Values Framework
dinamakan Organizational Culture
Sumber: Diagnosing and Changing Organizational
Assesment Instrument (OCAI). OCAI
Culture, 2011
Kriteria organisasi yang efektif mengidentifikasikan keinginan dan persepsi
dibedakan menjadi dua dimensi. Dimensi mengenai kultur organisasi yang dapat
dikategorikan kedalam empat tahapan :
Jurnal Ekonomak Vol. V No. 3 Desember 2019|15
Flexibili
ty &
Hierarchy Market
discr…
40
Stability & Adhocr
Clan 30
Now Preferred control acy
20
10
Extern
Interna
Graphical 0 al
l focus
5. Strategic Emphases layout focus
Pre
ferr Preferr
Aver. Now ed Score Now ed Hierarc
Market
Flexibility & 14.0731 15.9020 hy
A 24 23 discretion 496 4583
B 17 22 B Adhocracy 17 22 Stabilit
14.3104 15.9020 y&
C 25 23 External focus 9438 4583 control
D 34 32 C Market 25 23 Now Preferred
Stability & 20.3742 18.9247
TOTAL 100 100 control 6319 4876
D Hierarchy 34 32 Graphic
19.8965 18.9247 al
Internal focus 2184 4876 6. Criteria of Success layout
Pref
A Clan 24 23 erre Preferre
Aver. Now d Score Now d
Flexibili
Dimensi penekanan strategi ty &
discretio 17.94963 20.28664
perguruan tinggi dominan pada kultur A 30 32 n 368 972
Adhocr
hierarki dan kultur market. Kultur B 22 26 B acy 22 26
External 15.90204 16.42894
hirarki pada penekanan strategis C 23 21 focus 583 904
D 25 21 C Market 23 21
bertujuan agar kestabilan dan Stability
& 16.94109 14.84924
TOTAL 100 100 control 997 24
pengoperasian perguruan tinggi Hierarc
D hy 25 21
menjadi hal yang penting. Pada kultur Internal 19.28473 17.93116
focus 04 064
market perguruan tinggi swasta daerah A Clan 30 32
Jurnal Ekonomak Vol. V No. 3 Desember 2019|19
Pada dimensi kriteria keberhasilan organisasi formal dan nilai organisasi ada
perguruan tinggi, kultur klan mendominasi pada keseragaman dan konsistensi.
persepsi responden yang menggambarkan
Referensi
kesuksesan perguruan tinggi swasta
Lapiņa, I. Kairiša, and D. Aramina, “Role
berdasarkan pengembangan SDM Dosen of Organizational Culture in the
dan komitmen serta kerjasama yang terjalin. Quality Management of
University,” Procedia - Soc. Behav.
Dan kultur hierarki mendefinisikan pada Sci., 2015.
perencanaan yang baik dan pada jadwal
A. M. Ali Shurbagi and I. Bin Zahari, “The
rutin dan efisiensi Relationship between
Transformational Leadership and
Kesenjangan pada dimensi kriteria
Organizational Culture in National
keberhasilan organisasi kesenjangan negatif Oil Corporation of Libya,” Int. J.
Bus. Adm., 2013.
terjadi pada kultur Market dan kultur
Hirarki, dan kesenjangan positif terjadi L. Ližbetinová, S. Lorincová, and Z. Caha,
“The application of the
pada kultur klan dan kultur adhorcracy organizational culture assessment
instrument (OCAI) to logistics
5. KESIMPULAN DAN enterprises | Primjena instrumenta
procjene organizacione kulture
KETERBATASAN (OCAI) na logističke tvrtke,” Nase
Secara umum setiap perguruan More, 2016.
tinggi di sukabumi memiliki kultur yang C. D. Helfrich, Y. F. Li, D. C. Mohr, M.
berbeda. Namun perbedaan yang terjadi Meterko, and A. E. Sales,
“Assessing an organizational culture
dapat dikelompokan kedalam empat instrument based on the Competing
dimensi kultur. Berdasarkan hasil jawaban Values Framework: Exploratory and
confirmatory factor analyses,”
responden bahwa perguruan tinggi yang Implement. Sci., 2007.
berada pada klaster binaan di sukabumi Astuti, P. D. (2011). Trust dan kultur
cenderung pada tipe kultur adhocracy dan organisasi sebagai penggerak
intellectual capital terhadap kinerja
hierarki. Cara pandang anggota organisasi organisasi. Jurnal Fakultas Hukum
pada kultur adhoracy mendorong anggota UII, “No Title.”
organisasi untuk berkreatifitas dan K. S. Cameron and R. E. Quinn, “An
berinovasi, tapi masih tergantung pada Introduction to changing
organisational culture: Based on the
inovasi piimpinan organisasi sehingga competing values framework,”
dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dan Diagnosing chaning Organ. Cult.,
2011.
reaktif dengan perkembangan. Pada
C. Brotby, “The Competing Values
dimensi kultur Hierarcy menekankan pada Framework,” in Information
Security Management Metrics,
2009.
Jurnal Ekonomak Vol. V No. 3 Desember 2019|20