Anda di halaman 1dari 15

Review 5 Jurnal

1.

Judul STRATEGI PENGELOLAAN MANAJEMEN


PERUSAHAAN (Penerapan Manajemen Pengetahuan Ke
Dalam Organisasi)
Jurnal al-Ghazwah
Volume dan halaman Vol. I / 10 halaman
Tahun terbit Agustus 2018
Penulis Antin Rakhmawati
Reviewer Agus ( D1061181001 )
Tanggal 18 Oktober 2020
Tujuan penelitian berfokus pada masalah budaya atau individu-individu, terlalu
menekankan teknologi, mengabaikan aspek dinamis dari
konten dan lebih memilih terhadap kuantitas konten
ketimbang kualitas. Meskipun hal-hal tersebut bukan daftar
tantangan secara lengkap namun ada atau tidaknya tantangan
yang ada akan tetap menjadi konsensus yang cukup baik
untuk dihadapi oleh manajemen pengetahuan
Subjek penelitian Masyarakat yang membuat suatu organisasi
Metode penelitian Data meruupakan fakta atau pengamatan di luar konteks,
oleh karena itu tiak langsung bermakna (Zack, 1999a). Hasil
informasi menggantikan dari data dengan konten yang lebih
bermakna dari isi sebuah pesan (Zack, 1999a). pengetahuan
adalah sesuatu yang lebih bermakna dari pada informasi
(Beijerse, 1999). Pengetahuan meningkat melalui interaksi
dengan informasi (Clarke and Rollo, 2001). Pengetahuan
dikategorikan menjadi dua yaitu explicit and tacit knowledge
(Polanyi, 1966; Nonaka and Takeuchi, 1995). Pengetahuan
ekspiliit mudah untuk mengartikulasikan , menangkap dan
mendistribusikan dalam format yang berbeda. Pengetahuan
tacit lebih tersembunyi dan susah untuk di ungkapkan
(McInerney, 2002). individu sulit menyusun dan
mendistribusikan pengetahuan tacit , karena orang tidak
dapat dengan mudah mengartikulasikan jenis pengetahuan
tersebut (Bhatt, 2000). Ada dua pendekatan utama mengenai
manajemen pengetahuan. Pertama berfokus pada penyebaran
dan penggunaan teknologi yang tepat untuk memanfaatkan
pengetahuan sementara yang lain berfokus pada
penangkapan dan transformasi pengetahuan menjadi aset
perusaahan (Mason and Pauleen 2003; Guah and Currie,
2004). Pendekatan pertama menekankan teknologi informasi
dan berfokus pada mekanisme sistem untuk mengelola
pengetahuan (Alavi and Leidner, 2001; Hansen et al, 1999).
Yang kedua menekankan pada orang dan proses. Hal ini
berdasarkan pentingnya kepada hubungan manusia dan
elisitasi pengetahuan tacit (Alee, 1999;Holsapple and Joshi,
2000; Gold et al, 2001).
Hasil penelitian a. Developing a working definitiion of knowledge Ini adalah
kebutuhan untuk menbedakan antara data dan infromasi di
satu sisi dan pengetahuan disisi lain. Hal ini penting untuk
tahap konstruksi pengetahuan. Jika tidak , makan organisasi
akan memperlakukan data, informasi, dan pengetahuan
menjadi sama dan tidak bernilai
b. Dealing with tacit knowledge and utilization of IT Fokus
pada pengetahuan tacit tidak harus menekankan pada
pentingnya implementasi informasi teknologi.
Keseimbangan yang efektif antara pengetahuan tacit dan
memanfaatkan IT harus dicapai. Bisnis hlobal memposisikan
informasi teknologi sebagai komponen integral dari proses
manajemen pengetahuan .
c. Adaption to cultural complexity Sebagai komponen
kompleksitas sosial dan budaya perusaaan global
pengalaman menyiratkan beberapa intervensi manajerial dan
organisasi dengan budaya organisasi. Karena budaya
organisasi merupakan elemen kunci dari mengelola
perubahan organisasi dan pembaharuan
d. Attention to human resources Membangun shubungan
saling percaya dalam organisasi juga mendukung kebujakan
sumber daya manusia yang memungkinkan terjaidnya proses
menajamen pengetahuan dalam organisasi. Aliran dialog
yang efektif harus dicapai, dan praktik berbagi pengetahuan
terutama informasl harus didorong oleh manajemen.
Kesimpulan Untuk mengatasi tantangan di masa depan, organisasi harus
memaksakan melakukan adopsi pendekatan yang diperlukan
dan kegiatan yang telah disebutkan di atas. Seusi tepat waktu
dan hati-hati untuk menanggapi tanggapan yang penting bai
terciptanya inisiatif manajemen pengetahuan yang sukses.
Untuk bisnis global, tanggapan yang tepat, tepat waktu dan
berhati-hati untuk tantangan akan meningkatkan keefektifan
proses manajemen pengetahuan dan membantu
mengamankan keunggulan kompetitif di pasar global. Oleh
karena itu perusahaan harus mempertimbangkan dan
menghadapi manajemen pengetahuan secara holistik dengan
mempertimbangkan semua faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi proses manajmen pengetahuan

2.

Judul Analisis Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan pada


Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian
Perindustrian
Jurnal Jurnal Manajemen dan Organisasi (JMO),
Volume dan halaman Vol. 11/ hal. 115-124
Tahun terbit Agustus 2020
Penulis Indri Rizky Seventia, dan Lindawati Kartika*
Reviewer Agus ( D1061181001 )
Tanggal 18 Oktober 2020
Tujuan penelitian penelitian ini ialah (1) Menganalisis realisasi budaya
organisasi dan budaya organisasi yang diharapkan pada
BPPI Kementerian Perindustrian. (2) Menganalisis gaya
kepemimpinan yang dimiliki pimpinan BPPI Kementerian
Perindustrian baik melalui persepsi pimpinan maupun
karyawan dengan menggunakan Management Skill
Assessment Instrument (MSAI). (3) Memberikan
rekomendasi implikasi manajerial budaya organisasi dengan
gaya kepemimpinan yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan
pada BPPI Kementerian Perindustrian.
Subjek penelitian Perindustrian
Metode penelitian Evaluasi Penilaian PMPRB (Penilaian Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi) di Kementerian Perindustrian terus
mengalami kenaikan dari tahun 2014 sampai dengan tahun
2015, akan tetapi memiliki perbedaan penilaian dan evaluasi
yang signifikan terhadap Menpan. Salah satu upaya yang
dilakukan oleh Kementerian Perindustrian adalah melalui
manajemen perubahan, yang diimplementasikan pada
budaya organisasi dan gaya kepemimpinan, seperti pada
Badan Pengembangan Industri pada Kementerian
Perindustrian. Evaluasi terkait pengimplementasian budaya
organisasi dan gaya kepemimpinan menggunakan metode
Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) dari
Cameron dan Quinn (2006). Budaya organisasi digambarkan
dengan apa yang disebut dengan nilai, gaya kepemimpinan
yang dominan, bahasa dan sumber, prosedur dan rutinitas,
dan definisi kesuksesan yang membuat organisasi bersifat
unik Cameron dan Quinn (2006). Lebih lanjut, budaya
organisasi juga dianalisis melalui (Six Key Deminsion of
Culture) yang membagi menjadi Klan, Hirarki, Adhokrasi,
dan Market, sedangkan gaya kepemimpinan dianalisis
menggunakan metode Management Skill Assessment
Instrument (MSAI) dan melihat kemampuan manajerial
dengan membagi gaya kepemimpinan menjadi empat tipe,
antara lain: Klan, Hirarki, Adhokrasi, atau Market, dimana
nantinya gaya kepemimpinan dalam organisasi tersebut akan
mempengaruhi budaya organisasi
Hasil penelitian Proses analisis berdasarkan kecenderungan budaya
organisasi pada pada masing-masing dimensi budaya
organisasi menggunakan instrumen Organizational Culture
Assesment Instrument (OCAI), hal ini bertujuan untuk
melihat kecenderungan dimensi dari budaya organisasi
melalui perbedaan karakteristik tipe realisasi budaya
organisasi dengan budaya organisasi yang diharapkan pada
masing-masing dimensi budaya organisasi.
Melihat kesesuaian antara budaya organisasi dengan
kemampuan manajerial yang dimiliki oleh sumber daya
manusia pada Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Kementerian Perindustrian, maka dilakukan analisis terhadap
kemampuan para pimpinan yang melibatkan pimpinan
dengan karyawan dengan menggunakan instrumen
Management Skill Assesment Instrument (MSAI)
Tipe budaya klan yang menitikberatkan kepada kerja sama
tim dan tipe budaya adhokrasi yang cenderung inovatif
memerlukan karakteristik karyawan yang secara teori lebih
menguasai permasalahan pada dunia kerja, selain itu pada
tipe budaya ini kerja sama merupakan unsur yang penting
mengingat pekerjaan yang lebih dinamis dan memiliki
pandangan jauh ke depan. Karakteristik masa kerja dinilai
yang paling baik memiliki masa kerja 3-7 tahun, masa kerja
ini pada umumnya sudah memiliki rasa kebersamaan
diantara karyawan atau rasa loyalitas kepada organisasi
karena sudah cukup lama mereka bekerja secara bersama
sehingga jika diarahkan kepada nilai-nilai pada tipe budaya
klan yang cenderung seperti keluarga besar dengan orientasi
kerja sama yang baik akan lebih mudah dilakukan. Sama
halnya dengan pengarahan yang dilakukan kepada nilai-nilai
budaya adhokrasi yang cenderung inovasi dengan suasana
kerja yang lebih dinamis akan lebih mudah dilakukan kepada
karyawan yang telah memiliki pengalaman kerja.
Karakteristik karyawan ini memang bukan suatu patokan
yang pasti, namun pada umumnya keterhubungan tersebut
dapat terjadi mengingat dalam sebuah organisasi terdapat
perilaku dari individu yang dapat memberikan dampak
terhadap kinerja karyawan.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian analisis budaya organisasi BPPI
Kementerian Perindustrian dan gaya kepemimpinan dengan
Management Skill Assessment Instrument (MSAI), maka
dapat disimpulkan bahwa, Realisasi budaya organisasi BPPI
Kementerian Perindustrian lebih cenderung mengarah
kepada budaya Klan dan budaya Hirarki, sedangkan budaya
yang diharapkan BPPI Kementerian Perindustrian yang
diharapkan lebih cenderung mengarah kepada budaya Klan
dan budaya Adhokrasi. Gaya kepemimpinan yang dimiliki
pimpinan BPPI Kementerian Perindustrian baik melalui
persepsi pimpinan maupun karyawan tidak menunjukkan
kesenjangan. Hal ini menunjukkan bahwa, gaya
kepemimpinan pada Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri Kementerian Perindustrian mengarah ke gaya
kepemimpinan fasilitator, mentor, innovator dan visioner.
Rekomendasi bagi Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri Kementerian Perindustrian budaya organisasi yang
perlu ditingkatkan adalah budaya Klan dan Adhokrasi
dengan meningkatkan Gaya kepemimpinan melalui
efektivitas, sosialisasi, transparansi dan mentoring pada
program yang telah berjalan.

3.

Judul Pengembangan Identitas Organisasi sebagai Strategi Bisnis


Jurnal PSIKOLOGI
Volume dan halaman Vol. XL/ hal, 226-239
Tahun terbit DESEMBER 2018
Penulis Yan Wahid Prasetyo1, Fathul Himam2
Reviewer Agus ( D1061181001 )
Tanggal 18 Oktober 2020
Tujuan penelitian mengeksplorasi penggunaan identitas organisasi sebagai
strategi bisnis, proses pengembangan, dan pemaknaannya
bagi karyawan stasiun TV. Pendekatan kualitatif dengan
tradisi grounded theory digunakan sebagai desain penelitian.
Pengambilan data dilakukan dengan melakukan observasi,
wawancara dan analisis dokumen. Hasil penelitian
menemukan pentingnya penggunaan dan pengembangan
identitas organisasi sebagai strategi bisnis yang membuat
perusahaan tetap bertahan dan berkesinambungan. Penelitian
ini juga menyimpulkan model pengembangan identitas
organisasi yang dapat digunakan sebagai strategi bisnis.
Subjek penelitian karyawan stasiun TV
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
memfokuskan penggalian berdasarkan pemaknaan dan
interpretasi subjek penelitian. Berbeda dengan pendekatan
kuantitatif yang berusaha menampilkan data dalam bentuk
angkaangka, penelitian kualitatif mencoba menerjemahkan
pandangan-pandangan dasar interpretatif dan fenomenologis
(Poerwandari, 2005). Penelitian kualitatif memiliki
karakteristik yaitu: Menggunakan setting nyata sebagai
sumber data utama, bersifat deskriptif, berfokus pada proses,
menggunakan analisis induktif,
Hasil penelitian membawa identitas yang dibentuk oleh founding fathers
(pemilik, CEO, dan manajemen). Peneliti mengelompokkan
identitas organisasi sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Balmer dan kawan-kawan (2009) dimana segmen
industri yang digeluti dan pangsa pasar yang dibidik
digolongkan ke dalam actual identity. Makna nama, logo
serta tag line termasuk kedalam convenanted identity. Ideal
identity dijabarkan dalam bentuk misi perusahaan dan
desired identity dijabarkan dalam bentuk visi dan tujuan.
Identitasidentitas yang melekat pada perusahaan tersebut
kemudian disampaikan kepada masyarakat melalui program
CSR baik dalam bentuk program acara maupun aksi
kepedulian perusahaan sebagai bentuk communicated
identity.
Perusahaan membawa beragam filmfilm bioskop kedalam
layar kaca yang tidak hanya berasal dari dalam negeri,
namun juga box office movie. Hal ini merupakan langkah
yang diambil berdasarkan pertimbangan segmen pasar yang
dibidik dan kebutuhan program yang dapat dijual.
Keseluruhan program ini merupakan perwujudan dari
identitas organisasi yang dikembangkan perusahaan sebagai
media lifestyle dan entertainment yang ditujukan bagi
keluarga dengan kelas ekonomi A, B dan C+.
Kesimpulan dan saran Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan strategi
bisnis stasiun televisi swasta sebagaimana dipresentasikan
pada Tabel 2. Secara eksternal perusahaan dapat melakukan
segmentasi pasar dan menjadikan pijakan dalam melakukan
akuisisi dan diferensiasi bisnis untuk kemudian
mengembangkan identitasnya sebagai perusahaan yang
fokus pada segmen tertentu. Strategi ini sangat berkaitan
dengan bidang keilmuan psikologi konsumen yang berusaha
menyesuaikan produk yang dipasarkan dengan pangsa pasar
yang dituju (Munandar, 2008). Temuan ini menguatkan
penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa
perusahaan dapat menggunakan pertimbangan budaya dan
kelas sosial (Assael, 1981) untuk melakukan market
segmentation dan product positioning (Assael, 1981. Secara
internal, stasiun televisi swasta dapat melakukan sistem
home ground manajemen sebagai usaha menekan biaya
produksi untuk memaksimalkan profit perusahaan.
Saran
Saran diberikan kepada peneliti selanjutnya yang ingin
melakukan penelitian dengan topik dan situs yang sama
adalah untuk melakukan penelitian dengan sistim magang.
Sistim ini akan memungkinkan peneliti untuk mendapatkan
lebih banyak data dari observasi lapangan dan catatancatatan
perusahaan yang akan memperkaya hasil penelitian. Namun
begitu, peneliti perlu berhati-hati dengan kemungkinan
terjadinya halo efect yang akan mencemari hasil penelitian.
Peneliti selanjutnya juga sangat dianjurkan untuk
mewawancarai subjek secara langsung dalam melakukan
proses penggalian data. Hal ini akan membantu peneliti
dalam melakukan probing sehingga tingkat kedalaman data
yang diinginkan dapat tercapai.

4.

Judul MANAJEMEN PERUBAHAN ORGANISASI SEBAGAI


UPAYA PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN DI
INDUSTRI BATIK LAWEYAN SURAKARTA
Jurnal Manajemen Perubahan Organisasi.
Volume dan halaman Vol. 3/ 49-63
Tahun terbit Dessember 2018
Penulis Lukman Hakim dan Eko Sugiyanto
Reviewer Agus ( D1061181001 )
Tanggal 18 Oktober 2020
Tujuan penelitian (1) Mengidentifikasi penyebab perubahan organisasi yang
terjadi di industri Batik Laweyan Surakarta. (2)
Mengidentifikasi dampak perubahan organisasi di industri
Batik LaweyanSurakarta. (3) Menganalisis proses perubahan
organisasi yang terjadi di industri Batik LaweyanSurakarta.
(4) Menganalisis faktor pendukung perubahan organisasi di
industri Batik LaweyanSurakarta
Subjek penelitian Industry batik
Metode penelitian menggunakan metode deskriptip dengan pendekatan studi
kasus (Case Studies). Studi kasus merupakan penelitian yang
mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi,
satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu.
Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan
mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan
data untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori
yang bisa diterapkan pada obyek baik masyarakat atau
perusahaan. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian
kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara,
observasi, dan dokumentasi atau arsip. Studi kasus dalam
penelitian ini dipakai untuk meneliti perubahan organisasi di
industri batik Laweyan Surakarta, di mana para
pengusahanya bisa mencapai prestasi luar biasa yaitu
mengangkat pemasaran produknya yang bersifat lokal
menjadi internasional.
Hasil penelitian Penyebab Perubahan Dari hasil analisis data dilapangan
ditemukan beberapa identifikasi penyebab perubahan
organisasi yang terjadi di industri batik Kampung Laweyan,
antara lain: Penyebab pertama oleh karena
pemenuhankebutuhan dan selera konsumen. Sebab atau
alasan untuk menghasilkan perubahan didasari oleh
kebutuhan individual terutama yang berkaitan dengan
keinginan dan selera konsumen
Penyebab keempatadalah karena kondisi perekonomian di
Indonesia yang fluktuatif. Kondisi perekonomian di
Indonesia yang fluktuatif, dimana dalam beberapa tahun
terakhir mata uang rupiah mengalami pelemahan yang
signifikan sedangkan sumber bahan baku kain seperti kapas,
crayon dan sutera berasal dari Cina.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa organisasi
yang telah mengadakan perubahan maka mekanisme
integrasi manusia diberi kepercayaan karena juga
memendam karyawan sangat berkomitmen dari rekanrekan
organisasi mereka, sedangkan transaksi di mana tujuan
integrasi tugas diberikan preferensi sementara mengabaikan
integrasi manusia, karyawan mengembangkan emosi negatif
dari kemarahan dan rasa tidak aman karena mereka yang
baru bergabung perusahaan
Kesimpulan dan saran Kesimpulan
1. Penyebab Perubahan organisasi: (1) karena pemenuhan
kebutuhan dan selera konsumen, (2) adanya persaingan dari
competitor pengusaha batik, (3) karena kondisi
perekonomian di Indonesia yang fluktuatif. (4) Adanya
masalah pendidikan dan kemampuan keuangan perusahaan
batik, (5) faktor lingkungan sekitar.
2. Dampak perubahan, antara lain: (1) bertambahnya pasar
dari penjualan produk, (2) meningkatnya permintaan
3. Proses pelaksanaan perubahan yang merupakan tahapan
dalam melakukan setiap perubahan di industri batik
Laweyan secara individu tidak semuanya sama, ada beberapa
perusahaan yang melakukan perubahan secara radikal dan
strategis seperti perubahan arah dan fokus bisnis, perubahan
nilai-nilai dasar perusahaan dan perubahan cara kerja, ada
beberapa perusahaan yang melakukan secara evolusi atau
tahapan-tahapan.
Saran
1. Bagi pengusaha batik di Industri Batik Laweyan dalam
mengelola perubahan, maka memfokuskan pada upaya
dikelompok pengusaha batik yang tergabung dalam FPKBL
baik penanganan perubahan secara perusahaan individu
maupun organisasional atau kelompok.
2. Bagi Pemerintah Kota Surakarta siap diajak bermitra
bahkan mendukung sepenuhnya program kemitraan seperti
mengadakan pendidikan dan pelatihan kerja, dalam hal ini
Balai Latihan Kerja, Lembaga pelatihan atau Dewan
Kesenian dan Kerajinan Nasional Daerah(DEKRANASDA).
Pemkot Surakarta juga menyerukan pada Lembaga
Keuangan baik konvensional

5.

Judul PENERAPAN KONSEP PENGORGANISASIAN DAN


PENGARAHAN PADA PT BAYUS CARGO BADUNG,
BALI
Jurnal Organisasi dan manajemen
Volume dan halaman Vol. 12 / hal 101-110
Tahun terbit November 2018
Penulis I Wayan Lanang Pastika
Reviewer Agus ( D1061181001 )
Tanggal 18 Oktober 2020
Tujuan penelitian bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
penerapan konsep pengorganisasian dan pengarahan dengan
pendekatan metode brainstorming dan fishbone diagram
pada PT. Bayus Cargo. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan metode
brainstorming dan fishbone diagram. Hasil penelitian yang
dilakukan secara kualitatif menunjukkan penerapan konsep
pengorganisasian dan pengarahan belum mencerminkan
adanya penerapan konsep yang efektif, efesien, dan
produktif. Ini mengidentifikasi perlu adanya perbaikan-
perbaikan secara internal dalam berbagai segi termasuk di
dalam struktur organisasi, pembagian kerja, koordinasi,
komunikasi dan rentang kendali, dan lain-lain. Penerapan
konsep pengorganisasian dan pengarahan pada aktivitas
organisasi PT Bayus Cargo sudah sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan, namun sebaiknya sebagai salah satu
perusahaan pelayanan jasa pengiriman dan penerimaan
barang ekspor impor di bali harus memperhatikan
kalangsungan aktivitas organisasi agar dapat menghindari
kemunduran aktivitas organisasai dalam perkembangan
perusahaan menjadi “local champion”.
Subjek penelitian organisasi PT Bayus Cargo
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan
pendekatan metode diagram sebab-akibat (fishbone
diagram). Menurut Sallis (2015) meskipun dapat
meningkatkan daya imajinasi dan merangsang ide,
brainstorming bukan merupakan alat analisis. Maka dalam
memperoleh data kualitatif menggunakan pendekatan
metode brainstorming dalam memperoleh isu-isu atau
penyimpangan yang terjadi pada penerapan konsep
pengorganisasian dan pengarahan aktivitas organisasi PT
Bayus Cargo harus dilanjutkan dengan metode fishbone
diagram agar memperoleh secara spesifik sebabakibat dari
permasalahan yang ditimbulkan.
Hasil penelitian 1. Pendekatan Metode Brainstorming a. Pemberian informasi
Pimpinan perusahaan menjelaskan latar belakang
permasalahan yang menyangkut tentang kendala-kendala
yang sering dihadapi dalam kelancaran proses pengiriman
dan penerimaan barang pada PT Bayus Cargo. b. Identifikasi
Pimpinan perusahaan atau pimpinan rapat meminta
karyawan untuk mengidentifikasi permasalahan. Maka
kendala-kendala yang masih menjadi permasalahan dalam
melaksanakan aktivitas organisasi berkaitan dengan konsep
pengorganisasian dan pengarahan yang belum diterapkan
secara optimal oleh manajemen PT. Bayus Cargo.
2. Pendekatan Metode Fishbone Diagram Berikut ini
merupakan proses dalam mendapatkan sebab-akibat dari
permasalahan yang ditimbulkan pada aktivitas organisasi PT
Bayus Cargo dengan menggunakan metode fishbone
diagram
a. Fishbone Diagram Konsep Pengorganisasian
b. Fishbone Diagram Konsep Pengarahan
Kesimpulan a. Penerapan konsep pengorganisasian belum cukup optimal
yang ditandai dengan penyimpangan yang terjadi sebagai
berikut.
b. Departementasi yang berkaitan dengan pembagian
kelompok yang belum optimal ke dalam masing-masing
departemen.
c. Pembagian Kerja yang berkaitan dengan tugas dan
kewajiban yang belum dapat diorganisir secara efektif.
d. Wewenang dan delegasi yang berkaitan dengan
dilepaskannya tanggung jawab kepada bawahan atas tugas
yang telah diberikan oleh pimpinan.
e. Desentralisasi dan sentralisasi yang berkaitan dengan
pemusatan kekuasaan dari pemilik perusahaan yang belum
dapat melimpahkan kekuasaaan kepada tingkat fungsional
organisasi.
f. Rentang kendali yang berkaitan dengan jumlah potensial
yang dapat dikendalikan dalam sebuah hubungan dalam
anggota organisasi.
g. Bentuk-bentuk Organisasi yang berkaitan dengan alur
kinerja dari struktur organisasi PT Bayus Cargo yang belum
dipahami sepenuhnya oleh karyawan.

Anda mungkin juga menyukai