DISUSUN OLEH :
MICHAEL JO SEPTIAN_230221014
PRODI MANAJEMEN S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG
2023
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu yang sangat penting bahkan tidak
dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga
merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM
berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi atau perusahaan sebagai
penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan
tersebut.
Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran sentral dalam kesuksesan sebuah
organisasi atau perusahaan. Sebagai elemen kunci, SDM tidak hanya berperan sebagai
pelaksana tugas, tetapi juga sebagai penggerak utama, pemikir, dan perencana.
Pemahaman mendalam terhadap latar belakang SDM menjadi krusial dalam merancang
strategi pengembangan perusahaan.
Pertama, SDM menciptakan nilai tambah melalui keterampilan dan keahlian yang
dimiliki oleh individu-individu di dalamnya. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
oleh setiap anggota SDM memberikan kontribusi signifikan terhadap inovasi dan
efisiensi operasional.Kedua, pentingnya perekrutan dan seleksi SDM yang tepat. Proses
ini bukan hanya mencari individu dengan kualifikasi tertinggi, tetapi juga yang memiliki
nilai-nilai yang sejalan dengan budaya perusahaan. Integrasi individu yang sesuai dengan
nilai-nilai perusahaan menjadi pondasi kuat untuk pencapaian tujuan bersama.
Perencanaan karir dan pengembangan karir juga merupakan aspek penting. SDM
yang memiliki jenjang karir yang jelas dan peluang pengembangan dapat merangsang
motivasi dan loyalitas. Hal ini menciptakan ikatan antara SDM dan perusahaan,
mengurangi tingkat pergantian karyawan. Seiring perkembangan teknologi, adaptasi
SDM terhadap perubahan menjadi kunci. Kemampuan untuk menghadapi transformasi
digital dan teknologi baru menciptakan organisasi yang tangguh dan adaptif terhadap
perubahan pasar.
Pentingnya komunikasi yang efektif antara manajemen dan SDM juga tidak boleh
diabaikan. Komunikasi yang terbuka menciptakan pemahaman yang jelas mengenai visi,
misi, dan tujuan perusahaan, memastikan setiap individu di SDM merasa terhubung dan
berkontribusi. Dalam konteks globalisasi, keberagaman SDM menjadi faktor kunci.
Perusahaan yang dapat memanfaatkan keberagaman ini dengan baik dapat menghadapi
tantangan global dengan lebih baik dan memperluas cakupan pasar. Keberlanjutan dan
tanggung jawab sosial juga menjadi bagian integral dari SDM yang berkembang.
Perusahaan yang memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat dapat
membangun reputasi yang positif, menciptakan kepercayaan, dan menarik individu yang
berorientasi pada nilai-nilai sosial.
Pentingnya pengukuran kinerja dan evaluasi berkala dalam mengelola SDM tidak
dapat diabaikan. Proses ini membantu identifikasi kekuatan dan kelemahan, memberikan
umpan balik yang konstruktif, dan merancang langkah-langkah perbaikan. Dalam
menghadapi ketidakpastian ekonomi, fleksibilitas SDM menjadi aset berharga.
Keberhasilan organisasi tergantung pada kemampuan SDM untuk beradaptasi dengan
perubahan kondisi pasar dan ekonomi.
Perlu diakui bahwa konflik tidak dapat dihindari dalam konteks organisasi.
Namun, manajemen konflik yang efektif menjadi kunci untuk mencegah dampak
negatifnya terhadap kinerja dan keharmonisan di tempat kerja. Tantangan etis juga
merupakan pertimbangan penting dalam pengelolaan SDM. Perusahaan yang
menerapkan praktik-praktik etis menciptakan lingkungan yang berintegritas, membangun
kepercayaan, dan memastikan keberlanjutan jangka panjang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang sifatnya deskriptif dan induktif. Pada metode ini,
penelitian sebuah fenomena berangkat dari data yang ada, bukan teori. Jadi fokus penelitian
kualitatif bukan pada pembuktian teori yang sudah ada. Adapun landasan teori biasanya sekedar
digunakan sebagai penopang fokus penelitian.
Peran landasan teori dalam penelitian kualitatif tidak bersifat mendikte, tetapi lebih
sebagai panduan atau referensi. Penggunaan landasan teori sebagai penopang fokus penelitian
memungkinkan peneliti untuk memahami konteks teoritis yang mungkin memengaruhi dinamika
manajemen SDM, tanpa mengikat penelitian pada kerangka teoritis yang kaku. Dalam konteks
manajemen sumber daya, metode kualitatif dapat mendukung pemahaman mendalam terhadap
kebutuhan individu dalam SDM. Fokus pada aspek deskriptif memungkinkan peneliti untuk
menangkap perbedaan individual, motivasi, dan kebutuhan pengembangan karyawan, yang
mungkin menjadi kunci keberhasilan manajemen SDM.
Dalam penelitian kualitatif, peran peneliti sebagai instrumen utama menjadi penting.
Keterlibatan peneliti secara langsung dalam pengumpulan dan analisis data memberikan dimensi
personal yang dapat memperkaya interpretasi hasil penelitian. Terakhir, penggunaan metode
kualitatif dalam konteks manajemen sumber daya membuka ruang untuk penyelidikan yang lebih
mendalam terhadap nilai-nilai, budaya organisasi, dan faktor-faktor non-terukur yang dapat
memengaruhi keberhasilan manajemen SDM.
BAB III
PEMBAHASAN
Manajemen sumber daya manusia diartikan pula sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan,
pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar
tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Atau dapat dikatakan bahwa
manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses yang terdiri dari serangkaikan
kegiatan di mana yang satu dan lainnya saling berhubungan mulai dari perencanaan, pengelolaan
hingga pengawasan terhadap sumber daya manusia yang dimiliki. Untuk itu manajemen sumber
daya manusia harus dipandang tidak hanya sebagai proses pengelolaan manusia secara
tradisional namun harus dilakukan proses pengelolaan secara strategi dan memandangnya
sebagai aset berharga yang perlu dikembangkan.
Pembahasan ini akan membahas secara mendalam konsep dan prinsip-prinsip manajemen
sumber daya manusia (SDM) yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan berbagai kegiatan kritis. Pertama, dalam aspek perencanaan, manajemen SDM perlu
merinci strategi perekrutan dan seleksi yang sesuai dengan tujuan individu, organisasi, dan
masyarakat. Pendekatan ini menuntut pemahaman mendalam terhadap kebutuhan posisi serta
identifikasi kompetensi kunci yang diperlukan.
Pertama, dalam aspek perencanaan, manajemen SDM perlu merinci strategi perekrutan
dan seleksi yang sesuai dengan tujuan individu, organisasi, dan masyarakat. Pendekatan ini
menuntut pemahaman mendalam terhadap kebutuhan posisi serta identifikasi kompetensi kunci
yang diperlukan. Selanjutnya, pada tahap pengorganisasian, struktur organisasi perlu dirancang
sedemikian rupa untuk mendukung efektivitas pengelolaan SDM. Ini termasuk pembagian tugas
dan tanggung jawab yang jelas, menciptakan jalur komunikasi yang efisien, dan memastikan
ketersediaan sumber daya yang diperlukan.
Dalam konteks pengadaan, strategi kompensasi perlu disusun dengan cermat. Ini
mencakup pemberian imbalan yang adil dan sejalan dengan kontribusi SDM, menciptakan sistem
insentif yang memotivasi, dan memastikan keadilan dalam distribusi kompensasi.
Pengembangan SDM membahas aspek pelatihan dan pengembangan. Proses ini melibatkan
identifikasi kebutuhan pengembangan individu, penyelenggaraan program pelatihan yang efektif,
dan memastikan transfer keterampilan ke lingkungan kerja.
Pelepasan SDM, sementara menjadi tahap terakhir, perlu dilakukan secara etis dan
dengan pertimbangan matang. Ini mencakup manajemen konflik, proses pemecatan yang adil,
dan perencanaan suksesi yang dapat mengisi kekosongan dengan lancar. Pentingnya mengelola
SDM secara strategis harus ditekankan dalam keseluruhan proses. SDM bukan hanya dipandang
sebagai biaya tetapi sebagai aset berharga yang dapat memberikan keunggulan kompetitif.
Pendekatan ini mendukung pengembangan sumber daya manusia sebagai bagian integral dari
pencapaian tujuan individu, organisasi, dan masyarakat secara bersama-sama.
Pelepasan SDM, sementara menjadi tahap terakhir, perlu dilakukan secara etis dan
dengan pertimbangan matang. Ini mencakup manajemen konflik, proses pemecatan yang adil,
dan perencanaan suksesi yang dapat mengisi kekosongan dengan lancar. Pentingnya mengelola
SDM secara strategis harus ditekankan dalam keseluruhan proses. SDM bukan hanya dipandang
sebagai biaya tetapi sebagai aset berharga yang dapat memberikan keunggulan kompetitif.
Pendekatan ini mendukung pengembangan sumber daya manusia sebagai bagian integral dari
pencapaian tujuan individu, organisasi, dan masyarakat secara bersama-sama.
BAB IV
KESIMPULAN
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang efektif melibatkan serangkaian proses
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengontrolan sumber daya
manusia di dalam organisasi. Tujuan utama dari manajemen SDM adalah mencapai efektivitas
dan efisiensi dalam mencapai tujuan organisasi. Ini mencakup penempatan karyawan sesuai
dengan keterampilan dan kompetensi mereka, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung
produktivitas, dan memastikan pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
Motivasi memegang peran krusial dalam memahami perilaku karyawan. Konsep motivasi
melibatkan faktor-faktor yang mendorong individu untuk bertindak secara tertentu guna
mencapai tujuan spesifik. Manajemen SDM yang berfokus pada motivasi mampu menciptakan
lingkungan kerja yang inspiratif, memberikan pengakuan atas prestasi, dan menyediakan peluang
pengembangan karir. Keberhasilan manajemen SDM dalam mencapai tujuan organisasi juga
bergantung pada kemampuan dalam merancang sistem insentif yang sesuai. Sistem insentif ini
dapat melibatkan bonus kinerja, pengakuan atas pencapaian, atau peningkatan kompensasi sesuai
dengan kontribusi karyawan.
Pentingnya transparansi dan komunikasi yang efektif juga merupakan landasan teoritis
dalam manajemen SDM. Informasi terbuka mengenai kebijakan, tujuan organisasi, dan prospek
karir membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik di antara karyawan, mendukung
motivasi, dan meningkatkan loyalitas. Manajemen SDM yang sukses harus mampu menangani
tantangan dan konflik di lingkungan kerja. Pendekatan yang bijak terhadap manajemen konflik
dan kebijakan penyelesaian masalah dapat menciptakan hubungan kerja yang harmonis, yang
pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan kinerja.
Pengembangan karyawan menjadi aspek penting dalam manajemen SDM yang progresif.
Penyediaan pelatihan dan pengembangan karir membantu meningkatkan keterampilan,
pengetahuan, dan motivasi karyawan, yang pada akhirnya mendukung pencapaian tujuan
organisasi. Keseluruhan, teori kesimpulan ini menyoroti peran integral manajemen SDM dalam
mencapai tujuan organisasi melalui pengelolaan kinerja karyawan, peningkatan produktivitas,
motivasi yang efektif, perancangan sistem insentif, komunikasi terbuka, penanganan konflik, dan
pengembangan karyawan secara berkelanjutan.
BAB V
REKOMENDASI
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca khususnya
para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi
penyempurnaan makalah, penulis berharap kritik dan saran yang konstruktif.
Penulis menyajikan aspirasi yang luhur dalam mengharapkan makalah ini dapat
memberikan wawasan yang berharga kepada pembaca. Pertama, perlu diperluas konsep tentang
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dalam konteks manajemen sumber daya
manusia (SDM), peran strategis HR dalam mendukung pertumbuhan organisasi menjadi kunci.
Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut mengenai penerapan strategi manajemen SDM yang
progresif dan inovatif bisa menjadi tambahan yang berharga.
Kedua, penulis dapat menggali lebih dalam mengenai dampak perkembangan teknologi
terhadap manajemen SDM. Era digital membawa perubahan signifikan dalam cara organisasi
mengelola SDM mereka. Mempertimbangkan integrasi teknologi yang canggih dapat menjadi
wacana menarik dalam mendukung peningkatan efisiensi, produktivitas, dan kepuasan karyawan.
Selanjutnya, dalam mengembangkan rekomendasi, penting untuk mengeksplorasi aspek
keberlanjutan dalam manajemen SDM. Konsep-konsep seperti keberlanjutan karir, keberlanjutan
organisasi, dan dampak lingkungan dari praktik-praktik SDM perlu diteliti secara mendalam. Ini
dapat memberikan pandangan yang holistik dan sesuai dengan tren global yang semakin
mengarah pada tanggung jawab sosial.
Dalam hal ini, penulis dapat mengeksplorasi kerangka kerja teoritis yang mencakup
pendekatan berbasis keterampilan (skill-based) dalam pengembangan SDM. Fokus pada
identifikasi keterampilan kunci, pengembangan keterampilan melalui pelatihan dan
pengembangan, serta penilaian berkelanjutan dapat menjadi dasar untuk mengembangkan
rekomendasi yang lebih rinci. Penting juga untuk mempertimbangkan faktor-faktor psikologis
dalam manajemen SDM. Aspek-aspek seperti motivasi, kepuasan kerja, dan kesejahteraan
karyawan dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Penulis dapat
menyelidiki teori-teori psikologi organisasional untuk menyusun rekomendasi yang lebih
terperinci.
Foeh, K. S. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia, Tinjauan Praktis Aplikatif. Bandung:
Nilacakra Publishing.
Gani, N. (n.d.). PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MELALUI
MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI FEBI UIN ALAUDDIN MAKASSAR. Assets: Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan
Akuntansi, 8(2), 125–141. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/assets/article/view/7251
Drucker, Peter F., Innovation and Entrepreunership Practice and Principles, Terjemah M. Ansyar,
New York, Harper & Row, Publiser, Inc., 2002
Sunarto, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Yogyakarta: Amus, 2005. Zurnali, Cut,
Knowledge Worker: Kerangka Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Depan, Bandung: Unpad
Press, 2010