Oleh:
Siwi Sulistyani
2000610070024
Dosen:
Irwanto S.Si M.Si
OFFICE MANAGEMENT
POLITEKNIK LP3I KAMPUS LANGSA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat allah swt. Atas berkat dan rahmat-
nya kita senantiasa diberi kesehatan jasmanai maupun rohani dan berkah yang tak
terhingga. Sholawat serta salam tak lupa Penulis hanturkan kepada junjungan kita
nabi besar muhammad saw, yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju alam yang terang benerang seperti yang kita rasakan saat ini. Pembuatan
makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah guna ingin lebih mengetahui
dan memahami mengenai Human Resource Management.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Pengertian Human Resource Management...........................................................2
B. Tujuan-Tujuan HRM..............................................................................................2
C. Metode –Metode Pendekatan Dalam HRM...........................................................3
D. Fleksibelitas pada HRM..........................................................................................5
E. Perilaku Kerja yang Inovatif..................................................................................8
F. HRM Yang Fleksibel Dapat Membentuk Perilaku Kerja Yang Inovatif...........9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................11
Kesimpulan....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana pengertian dann tujuan human resource management?
2. Bagaimana metode-metode dalam HRM?
3. Bagaimana HRM yang fleksibel dapat membentuk perilaku kerja yang
inovatif?
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tujuan-Tujuan HRM
1. Tujuan organisasional
2
tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.departemen sumber daya
manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan
dengan sumber daya manusia.
2. Tujuan fungsional
3. Tujuan sosial
4. Tujuan personal
3
pendekatan yang lebih akhir menunjukkan lebih baru ditinjau dari segi waktunya
yaitu:
1. Pendekatan mekanis
a) Pengangguran teknologis
b) Keamanan ekonomis
c) Organisasi buruh.
d) Kebanggaan dalam pekerjaan.
2. Pendekatan paternalis
4
Pemikiran ini didasarkan pada adanya saling ketergantungan, interaksi, dan
keterkaitan diantara sesama karyawan.
Pendekatan system social ini mengutamakan kepada hubungan harmonis,
interaksi yang baik, saling menghargai dan saling membutuhkan dan saling
mengisi sehingga tercipta suatu total system yang baik. Komunikasi juga sangat
berperan dalam pendekatan system social ini baik komunikasi formal maupun
komunikasi non formal. Komunikasi yang baik hendaknya komunikasi dua arah
(two way traffic) dan umpan balik (feedback) yang positif.1
HRM yang fleksibel adalah elemen penting dari HRM strategis, ini adalah
kapabilitas internal perusahaan dan dianggap sebagai prasyarat untuk keunggulan
kompetitif berkelanjutan. Sumber daya manusia yang fleksibel menyelidiki sejauh
mana perusahaan dapat dengan cepat dan efektif menyesuaikan sesuai dengan
perubahan lingkungan. Konsep HRM fleksibel diciptakan pada tahun 1995.
Sanchez mendefinisikan konsep ini sebagai kemampuan peregangan organisasi
untuk mendefinisikan kembali strategi produk, pengaturan ulang rantai sumber
daya dan penempatan kembali sumber daya tersebut secara tepat. Berdasarkan
karya sanchez disebutkan bahwa eksibel HRM berfokus pada peningkatan
eksibilitas keterampilan karyawan, perilaku dan fungsi sesuai dengan perubahan
kebutuhan lingkungan.
1
Manajemen Sumber Daya Manusia, Dilihat di https://www.academ
ia.edu/23472739/TUGAS_MAKALAH_Manajemen_sumber_daya_manusia Pada 13
Februari 2021 Pukul 12.02
5
fleksibel adalah keinginan mereka untuk bersaing dalam lingkungan yang
berubah.
Kumari & pradhan (2014) menyebutkan dua cara berbeda untuk memiliki
fleksibilitas keterampilan karyawan. Pertama dengan memiliki karyawan yang
memiliki beragam keterampilan, dapat menggunakannya dalam situasi yang
berbeda. Kedua, mempekerjakan spesialis yang memiliki beragam variasi yang
mampu memberikan fleksibilitas kepada organisasi sehingga dapat menyusun
kembali profil keterampilan agar sesuai dengan kebutuhan perubahan lingkungan.
Jadi, kapan pun kebutuhan muncul, fleksibilitas tersebut memungkinkan
perusahaan untuk mengenali karyawan mereka untuk mengambil keuntungan
penuh dari profil keterampilan mereka untuk memenuhi permintaan yang berubah.
Dengan kata sederhana, fleksibilitas keterampilan pada dasarnya menggambarkan
seberapa efektif dan cepatnya karyawan beradaptasi dan menggunakan berbagai
keterampilan dalam situasi yang berbeda yang disediakan oleh perusahaan
6
2. Fleksibilitas perilaku karyawan
Jadi jika karyawan melakukan skrip perilaku di bawah kondisi yang berbeda
untuk menangani persyaratan daripada hanya mengikuti prosedur operasi standar,
maka organisasi mereka akan lebih mampu menghadapi persyaratan lingkungan
yang berubah dan dapat meningkatkan posisi kompetitif mereka.
7
perubahan lingkungan yang diperlukan. Kedua, ia dapat mendorong perilaku
karyawan yang fleksibel seperti yang dibahas sebelumnya.
Perilaku kerja yang inovatif pada dasarnya berpikir di luar kotak dalam
metode alternatif, mencari perbaikan, mencari teknologi baru, berita cara untuk
mencapai tugas, mencoba metode kerja baru dan menemukan dan mengamankan
sumber daya yang berguna untuk membuat ide menjadi kenyataan.
Jannsen (2000) menyebut Perilaku kerja yang inovatif sebagai tiga tahap
proses pembuatan ide, promosi ide dan realisasi ide. Perilaku kerja yang inovatif
dimulai dengan ide generasi tahap yang merupakan penciptaan ide baru dan
berguna yang datang di bawah domain atau area apapun. Mumford (2000)
menyatakan karyawan sebagai satu-satunya sumber ide baru di tempat kerja.
Penghasil ide yang efektif adalah karyawan yang dapat mendekati kinerja atau
kesenjangan masalah dari dimensi unik. Pada dasarnya ini mengacu pada
membawa ide, prosedur, proses yang baru dan unik untuk tujuan menyelesaikan
masalah tertentu atau mungkin untuk tujuan membawa perbaikan.
Tahap Perilaku kerja yang inovatif selanjutnya adalah promosi ide di mana
karyawan yang menghasilkan ide baru mencari dukungan untuk ide baru mereka
dengan mendiskusikannya dengan rekan kerja, atasan atau bahkan teman. Ide
demi generasi telah terjual. Dalam tahap ini promosi ide dalam perusahaan telah
8
dilakukan untuk mencari dukungan lebih lanjut. Karyawan yang inovatif setelah
menghasilkan ide mencari mendapatkan dukungan dari teman, bawahan dan
sponsor di sekitar ide tersebut.
Realisasi ide merupakan tahap akhir dari Perilaku kerja yang inovatif yang
mengubah ide-ide baru menjadi keluaran yang efektif. Pada dasarnya dalam tahap
ini gagasan diimplementasikan dan ditindaklanjuti. Ide tersebut kemudian menjadi
prototipe, kenyataan atau model yang dapat disentuh, dialami dan dibawa untuk
digunakan.
9
Keragaman keterampilan memberi karyawan rasa pencapaian, identitas dan
pengembangan diri yang pada gilirannya berdampak secara tidak langsung pada
psikologi karyawan dan membuat mereka lebih percaya diri untuk melakukan
tindakan inovatif. Prieto dan Perez Santana (2013) melakukan penelitian dengan
mengambil sampel 198 perusahaan spanyol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan keterampilan dan peningkatan motivasi praktik SDM berdampak
positif pada perilaku kerja inovatif.
Praktik SDM yang fleksibel memberi karyawan rencana kerja yang dapat
disesuaikan sehingga mereka termotivasi untuk bekerja secara memadai sesuai
dengan tuntutan situasi. Organisasi yang mengusung eksibilitas praktik SDM pada
dasarnya menciptakan lingkungan di mana tenaga kerjanya dapat beradaptasi
untuk merespon perubahan lingkungan secara lebih dinamis. Praktek SDM ketika
eksibel mempersiapkan karyawan mereka untuk bertindak dan membentuk dalam
setiap kondisi lunak dan keras mendorong perilaku yang beragam dan serbaguna,
memberi mereka rasa kemandirian untuk bertindak inovatif. Selanjutnya Shipton
et al. (2006) berpendapat bahwa karyawan berperilaku lebih inovatif ketika
praktik SDM mereka memberi mereka otonomi dan pemberdayaan untuk
membuat perubahan.2
2
Javed, Ali, Muhammad Anas, Muhammad Abbas, Atif Ijaz Khan, 2017.
Flexible Human Resource Management And Firm Innovativeness: The Mediating
10
Role Of Innovative Work Behavior, Journal of Hrm, vol. XX, no. 1, 31-41. iSSN
2453-7683. Dilihat di HRM01-2017-04-clanok-p31-41.pdf Pada 13 Februari 2021
Pukul 12.02
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Javed, Ali, Muhammad Anas, Muhammad Abbas, Atif Ijaz Khan, 2017. Flexible
Human Resource Management And Firm Innovativeness: The Mediating
Role Of Innovative Work Behavior, Journal of Hrm, vol. XX, no. 1, 31-41.
iSSN 2453-7683. Dilihat di HRM01-2017-04-clanok-p31-41.pdf Pada 13
Februari 2021 Pukul 12.02
13