Anda di halaman 1dari 138

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD


DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3.
(Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)

Oleh :

MUHAMMAD AGUS ZAINI

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2014

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD


DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3.
(Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)

Oleh :

MUHAMMAD AGUS ZAINI


NIM. 101011018

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2014

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan
diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM.)
pada tanggal 16 Juli 2014

Mengesahkan
Universitas Airlangga
Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dekan,

Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S.


NIP. 195603031987012001

Tim Penguji:
1. Dr. Santi Martini, dr., M. Kes
2. Endang Dwiyanti, Dra., M.Kes.
3. Dr. Imam Khambali, ST., M. PPM.

ii

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar


Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM.)
Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga

Oleh:

MUHAMMAD AGUS ZAINI


NIM. 101011018

Surabaya, 18 juli 21014

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Departemen Pembimbing

Mulyono, S.KM., M.Kes. Endang Dwiyanti, Dra., M.Kes.


NIP. 195509191981031003 NIP. 196610231993032001

iii

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Muhammad Agus Zaini


NIM : 101011018
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Jenjang : Sarjana (S1)

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul:

“HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD


DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3 (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga
Gresik)”.

Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan saya buat dengan yang sebenar-benarnya.

Surabaya, 17 Juli 2014

Muhammad Agus Zaini


NIM. 101011018

iv

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini dengan judul
“HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3.”, sebagai syarat kelulusan untuk
memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
Skripsi ini dijabarkan tentang bagaimana hubungan variabel gaya
kepemimpinan dari seorang supervisor dibagian tertentuserta persepsi pekerja
terkait penerapan reward dan punishment dengan tingkat kepatuhan pekerja dalam
melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Liku
Telaga Gresik. Sehingga nantinya hasil dari penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk membuat tindakan promotif yang objektif
kepada tenaga kerja agar lebih patuh dalam melaksanakan program K3 di
perusahaan.
Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada ibu Endang Dwiyanti, Dra., M.Kes. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan motivasi, dukungan, koreksi, serta
memberikan saran yang membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Terimakasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
2. Mulyono,S.KM.,M.Kes. selaku Ketua Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
3. Seluruh jajaran Pimpinan, Dosen, Staf serta Karyawan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
4. Bp.Suparman (alm), Ibu Nurrohmah, dan kakak-kakak saya (Mb. Ika, Mb.
Indra, Mb. Khoir) dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan cinta,
motivasi, doa, dan dukungan baik materil maupun moril.
5. Dua sahabat baik saya (Oki dan Vika) yang selalu setia menemani dalam
mengerjakan skripsi ini.
6. Berbagai pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung turut
membantu terselesaikannya skripsi ini, diantaranya (sahabat DN, sahabat
BEM FKM 2011-2013, Begajulers, Rumpikers)
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna baik bagi diri sendiri maupun
pihak lain yang memanfaatkan.

Surabaya, 17 Juli 2014

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ABSTRACT

Leadership style and implementation of reward and punishment policies


are part of the company management that can affect existing factor within the
workers namely obedience in implementing occupational health and safety
program. An effective leadership style and a good perception of the workers about
implementation of reward and punishment policies can increase the workers’
obedience of that program. The research will determine the relationship between
leadership style and implementation of reward and punishment policies with
obedience of the workers in implementing occupational health and safety program
in PT Liku Telaga Gresik.
This research using cross sectional design with quantitative approach. The
sample of this research were 50 workers from 4 departments (SAP, ASP, SSP,
MNT) who got involved in production process and they were selected by using
random sampling technique. The independent variable was transactional and
transformational supervisor’s leadership style also the workers’ perception about
implementation of reward and punishment policies in occupational health and
safety program. The research data analyzed using Spearmen Test because the type
of data is ordinal.
The result of this research indicate there is relationship between
transactional (p = 0.030) and transformational (p = 0.007) supervisor’s leadership
style also the workers’ perception about implementation of reward and
punishment (p = 0.043)with obedience of the workers in implementing
occupational health and safety program. The better transactional (p = 0.030) and
transformational (p = 0.007) supervisor’s leadership style also the workers’
perception about implementation of reward and punishment the better obedience
of the workers.
It is suggested that transactional and transformational leadership style
should be applied to the fullest and conditionally by supervisor in order to
increase the workers’ obedience in implementing occupational health and safety
program. The company could give reward and punishment inoccupational health
and safety program appropriately, by that way will also increase the workers’
obedience.

Keywords : leadership style, reward and punishment policies, obedience of


the workers

vi

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ABSTRAK

Gaya kepemimpinan dan penerapan kebijakan reward dan punishment


merupakan bagian dari manajemen perusahaan yang dapat memepengaruhi faktor
yang ada dalam diri pekerja yaitu kepatuhan dalam melaksanakan program K3.
Gaya kepemimpinan yang efektif dan persepsi baik pekerja tentang penerapan
kebijakan reward dan punishment dapat menumbuhkan sikap patuh pekerja
terhadap program K3 tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan gaya kepemimpinan serta penerapan reward dan punishment terhadap
kepatuhan pekerja dalam melaksanakan Program K3 Di PT. Liku Telaga Gresik.
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dari penelitian ini adalah 50 pekerja
pada 4 bagian (SAP, ASP, SSP, MNT) yang terlibat langsung dalam proses
prosuksi dengan menggunakan metode simple random sampling. Variabel bebas
dari penelitian ini adalah Gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional
dari supervisor serta persepsi pekerja terhadap program reward dan punishment
pada aspek K3. Data penelitian dianalisa dengan uji spearman karena semua data
adalah ordinal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara gaya
kepemimpinan transaksional (p = 0.030) dan transformasional (p = 0.007) dari
supervisor serta persepsi pekerja terhadap penerapan kebijakan reward dan
punishment (p = 0.043)dengan tingkat kepatuhan pekerja dalam melaksanakan
program K3 di PT. Liku Telaga Gresik. Tingkat gaya kepemimpinan transaksional
dan transformasional yang tinggi cenderung berhubungan dengan tingkat
kepatuhan pekerja yang tinggi. Sedangkan persepsi baik pekerja dalam penerapan
kebijakan reward dan punishment pada aspek K3 memiliki kecenderungan
berhubungan dengan tingkat kepatuhan pekerja yang tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat di berikan adalah
supervisor dapat menerapkan gaya kepemimpinan transaksional dan
transformasional secara maksimal serta perusahaan juga dapat menerapkan
kebijakan reward dan punishment yang tepat untuk meningkatkan kepatuhan
pekerja dalam melaksanakan program K3 di PT. Liku Telaga Gresik.

Kata Kunci : gaya kepemimpinan, kebijakan reward dan punishment,


kepatuhan pekerja

vii

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRACT vi
ABSTRAK vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH xv

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah 9
1.3.1 Pembatasan Masalah 9
1.3.2 Rumusan Masalah 9
1.4 Tujuan dan ManfaatPenelitian 10
1.4.1 Tujuan Umum 10
1.4.2 Tujuan Khusus 10
1.4.3 Manfaat Penelitian 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12


2.1 Kepemimpinan 12
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan 13
2.1.2 Teori Kepemimpinan 14
2.1.3 Pendekatan Kepemimpinan 14
2.1.4 Gaya Kepemimpinan 17
2.2 Reward dan Punishment 27
2.2.1 Pengertian Reward 28
2.2.2 Pengertian Punishment 30
2.3 Konsep Dasar Perilaku Kepatuhan 31
2.4 Konsep Dasar Terjadinya Kecelakaan Kerja 33

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 37


3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 37
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual 38

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 39


4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian 39

viii

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

4.2 Populasi Penelitian 39


4.3 Sampel dan Besar Sampel 39
4.3.1 Sampel Penelitian 39
4.3.2 Besar Sampel 40
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 41
4.4.1 Lokasi Penelitian 41
4.4.2 Waktu Penelitian 41
4.5 Variabel Penelitian 42
4.6 Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran 42
4.7 Teknik dan Instrumen Pengambilan Data 46
4.7.1 Data Primer 46
4.7.2 Data Sekunder 47
4.8 Cara Pengolahan dan Teknik analisis data 47

BAB V HASIL PENELITIAN 49


5.1 Gambaran Umum PT. Liku Telaga Gresik 49
5.1.1 Sejarah PT. Liku Telaga Gresik 49
5.1.2 Lokasi dan Tata Letak PT. Liku Telaga Gresik 50
5.1.3 Visi dan Misi PT. Liku Telaga Gresik 52
5.1.4 Struktur Organisasi PT. Liku Telaga Gresik 52
5.1.5 Kebijakan Mutu, K3 dan Lingkungan 54
5.1.6 Produksi PT. Liku Telaga Gresik 56
5.2 Gaya Kepemimpinan Supervisor 59
5.2.1 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian 60
Maintenance
5.2.2 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Sulfuric 61
Acid Production
5.2.3 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian 63
Alumunium Sulfate Production
5.2.4 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Sodium 65
Silicate Production
5.2.5 Gaya Kepemimpinan Supervisor 67
5.3 Persepsi Pekerja Terhadap Program Reward dan 68
Punishment dalam Aspek K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja)
5.4 Penilaian Kepatuhan Pekerja dalam Melaksanakan 70
Program K3
5.5 Hubungan Gaya Kepemimpinan Supervisor dengan 71
Tingkat Kepatuhan Pekerja Pekerja dalam
Melaksanakan Program K3.
5.6 Hubungan Persepsi Pekerja dalam Penerapan Kebijakan 72
Reward dan Punishment pada Aspek K3 dengan
Tingkat Kepatuhan Pekerja dalam Melaksanakan
Program K3.

ix

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

5.7 Hubungan Gaya Kepemimpinan Supervisor dengan 73


Persepsi Pekerja dalam Penerapan Kebijakan Reward
dan Punishment pada Aspek K3.

BAB VI PEMBAHASAN 75
6.1 Gaya Kepemimpinan Supervisor PT. Liku Telaga 75
Gresik.
6.1.1 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian 75
Maintenance
6.1.2 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Sulfuric 76
Acid Production
6.1.3 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian 78
Alumunium Sulfate Production
6.1.4 Gaya kepemimpinan Supervisor Bagian Sodium 79
Silicate Production
6.2 Persepsi pekerja terhadap Program Reward dan 81
Punishment dalam Aspek K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja)
6.3 Penilaian kepatuhan Pekerja dalam Melaksanakan 82
Program K3
6.4 Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dan 84
Transformasional Supervisordengan Tingkat Kepatuhan
Pekerja dalam Melaksanakan Program K3.
6.4.1 Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional 84
dengan Tingkat Kepatuhan Pekerja dalam
Melaksanakan Program K3.
6.4.2 Hubungan Gaya Kepemimpinan 85
Transformasionaldengan Tingkat Kepatuhan
Pekerja dalam Melaksanakan Program K3.
6.5 Hubungan Persepsi Pekerja dalam Penerapan Kebijakan 87
Reward dan Punishment pada Aspek K3 dengan
Tingkat Kepatuhan Pekerja dalam Melaksanakan
Program K3.
6.6 Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dan 89
Transformasional Supervisordengan Persepsi Pekerja
dalam Penerapan Kebijakan Reward dan Punishment
pada Aspek K3.
6.6.1 Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional 89
Supervisor dengan Persepsi Pekerja dalam
Penerapan Kebijakan Reward dan Punishment
Pada Aspek K3.
6.6.2 Hubungan Gaya Kepemimpinan 90
Transformasional Supervisor dengan Persepsi
Pekerja dalam Penerapan Kebijakan Reward dan
Punishment pada Aspek K3.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 92


7.1 Kesimpulan 92
7.2 Saran 94
DAFTAR PUSTAKA 96
LAMPIRAN 101

xi

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

4.1 Total Sampel Per-Bagian Berdasarkan Perhitungan Proporsi 41


4.2 Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran 42
4.3 Interpretasi Koefisien Korelasi 48
5.1 Sasaran MK3L PT. Liku Telaga Gresik 56
5.2 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Maintenance PT. Liku 60
Telaga Gresik Bulan Maret 2014
5.3 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Sulfuric Acid Production 62
PT. Liku Telaga Gresik Bulan Maret 2014
5.4 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Alumunium Sulfate 63
ProductionPT. Liku Telaga Gresik Bulan Maret 2014
5.5 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Sodium Silicate Production 65
PT. Liku Telaga Bulan Maret 2014
5.6 Rekapitulasi Gaya Kepemimpinan Supervisor PT. Liku Telaga Gresik 67
Bulan Maret 2014
5.7 Tingkat Persepsi Pekerja Terhadap Penerapan Program Reward dan 69
Punishment dalam Aspek K3 PT. Liku Telaga Gresik Bulan Maret
2014
5.8 Tingkat Kepatuhan Pekerja Melaksanakan Program K3 di PT. Liku 70
Telaga Gresik Bulan Maret 2014
5.9 Hasil Tabulasi Silang Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional 71
Supervisor dengan Tingkat Kepatuhan Pekerja di PT. Liku Telaga
Gresik Bulan Maret 2014
5.10 Hasil Tabulasi Silang Variabel Gaya Kepemimpinan 71
Transformasional Supervisor dengan Tingkat Kepatuhan Pekerja di
PT. Liku Telaga Gresik Bulan Maret 2014
5.11 Hasil Tabulasi Silang Variabel Persepsi Program Reward dan 72
Punishment dengan Tingkat Kepatuhan Pekerja di PT. Liku Telaga
Gresik Bulan Maret 2014
5.12 Hasil Tabulasi Silang Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional 73
Supervisor dengan Persepsi Pekerja dalam Penerapan Kebijakan
Reward dan Punishment pada Aspek K3 di PT. Liku Telaga Gresik
Bulan Maret 2014
5.13 Hasil Tabulasi Silang Variabel Gaya Kepemimpinan 73
Transformasional Supervisor dengan Persepsi Pekerja dalam
Penerapan Kebijakan Reward dan Punishment pada Aspek K3 di PT.
Liku Telaga Gresik Bulan Maret 2014

xii

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman

2.1 Kontinum kepemimpinan Tannabaum dan Shcmit 17


2.2 Gaya kepemimpinan Hessey dan Blanchard 24
3.1 Kerangka Konseptual 37
5.1 Diagram Alir Proses Produksi Asam Sulfat 57
5.2 Diagram Alir Proses Produksi Alumunium Sulfat 58
5.3 Diagram Alir Proses Produksi Sodium Silicate 59

xiii

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran Halaman

1 Informed Consent, Form Persetujuan dan


Kuesioner Informed Consent
2 Sertifikat Uji Etik
3 Surat Izin Penelitian
4 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
5 Hasil Crosstabs Variabel
6 Hasil SPSS Uji Korelasi Spearman

xiv

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

Daftar Arti Lambang


& = dan
% = persen
< = kurang dari
> = lebih dari
≤ = kurang dari
≥ = lebih dari

Daftar Singkatan
5R = Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin
APD = alat pelindung diri
ASP = Alumunium Sulfate Production
ASRI = Aman, Sehat, Rapi, Indah
BPKSDM = (Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya
Manusia)
K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja
HIRA = Hazard Identification and Risk Assessment/Analisis
Bahaya
IKA = Instruksi Kerja
JAMSOSTEK =Jaminan sosial tenaga kerja
KBBI = Kamus Besar Bahasa Indonesia
MK3L = Mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
MNT = Maintenance
PT. = Perseroan Terbatas
PP = Peraturan Pemerintah
P2K3 = Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
SMK3 = Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
SM2K3L = Sistem Manajemen Mutu Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan
SOP = Standard Operational Procedure
SAP = Sulfuric Acid Production
SSP = Sodium Silicat Production
UU = Undang-undang

Daftar Istilah
Empowering = Memberdayakan pekerja
Supervisor = orang yang bertanggung jawab pada setiap bagian
Work Permit = Izin Kerja yang diberikan oleh P2K3 kepada
pekerja sebagai persyaratan melaksanakan
pekerjaan yang beresiko.

xv

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi berdampak pada peningkatan produktifitas oleh

perusahaan. Peningkatan produktifitas dilakukan dengan cara memaksimalkan

sumber daya yang ada, misalnya adalah mesin dan pekerja. Eksploitasi sumber

daya yang berlebihan yang tidak diimbangi dengan sistem kontrol seperti

melakukan manajemen pada sumber daya manusia dan mesin, maka akan

berdampak pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Fakta di lapangan kondisi

tersebut turut menjadi penyebab kecelakaan kerja. Masalah tersebut secara tidak

langsung dapat menurunkan kinerja dan produktivitas suatu perusahaan baik pada

sumber daya maupun elemen lainnya.

Berikut merupakan gambaran kondisi kejadian kecelakaan kerja yang

terjadi di Indonesia dari data PT. Jamsostek. Pada tahun 2007 jumlah klaim

kecelakaan kerja yang di Indonesia sebanyak 81.852 kasus dengan jumlah tenaga

kerja yang meninggal akibat kecelakaan kerja sebanyak 1.817 pekerja (Jamsostek,

2008). Pada tahun 2008 jumlah kecelakaan kerja meningkat menjadi 93.823

kasus dengan 2.124 kasus yang menyebabkan pekerja meninggal dunia akibat

kecelakaan kerja (Jamsostek, 2009). Pada tahun 2009 klaim kecelakaan kerja

kembali meningkat menjadi 96.314 kasus (Jamsostek, 2010) kemudian menurun

menjadi 65.000 kasus pada tahun 2010 (Jamsostek, 2011). Selanjutnya ditahun

2011 jumlah klaim kecelakaan kerja meningkat menjadi 99.491 kasus dengan

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

2.249 kasus yang menyebabkan pekerja meninggal dunia dan cacat

total(Jamsostek, 2012). Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kejadian

kecelakaan kerja di Indonesia cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Melihat besarnya angka kecelakaan kerja dan kerugian yang ditimbulkan,

maka dalam Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), telah diatur bahwa upaya

K3 harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang

mempunyai risiko bahaya. Menurut Ramli (2009) berkaitan dengan besarnya

resiko kecelakaan kerja, suatu perusahaan harus mengupayakan pengendalian

resiko dengan melaksanakan hirarki pengendalian bahaya yaitu eliminasi,

substitusi, teknik, administratif dan penggunaan alat pelindung diri (APD). Oleh

karena itu organisasi perusahaan harus membuat dan melaksanakan program K3.

Bentuk program K3 di suatu organisasi bervariasi sesuai dengan kondisi

pekerjaannya dan lingkungan kerjanya. Beberapa program K3 yang menjadi

sebuah standard yang harus ada di suatu perusahaan yaitu penerapan SMK3.

SMK3 merupakan suatu sistem pengaturan kebijakan institusi yang berfungsi

sebagai pengontrol bagi pelaksanaan kebijakan K3 yang diterapkan oleh

perusahaan. SMK3 juga mengatur perusahaan untuk menerapakan analisis

bahaya, penilaian risiko serta pengendaliannya. Program K3 yang lain adalah 5R

(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), yang merupakan suatu metode

sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja. Program

tersebut dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan kondusif.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Dewasa ini banyak perusahaan yang sudah mulai mengembangkan

program K3. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang

sehat dan aman, sehingga pekerja dapat menjalankan tugas dengan baik dan dapat

mencapai tujuan yang diharapkan. Tanggung jawab secara umum terletak pada

manajemen, namun setiap pekerja memiliki kewajiban untuk mencegah terjadinya

kecelakaan kerja dengan cara mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.

Berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja dan melindungi tenaga kerja

dengan melaksanakan program K3 sudah dicanangkan, namun masih seringkali

ditemukan tenaga kerja yang tidak patuh dalam melaksanakan program K3 di

perusahaan

Dalam laporan Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia,

Dinas Pekerjaan Umum pada tahun 2006, menyimpulkan bahwa beberapa faktor

penyebab terjadinya kecelakaan kerja baik yang telah menimbulkan korban jiwa

maupun luka-luka antara lain disebabkan oleh penggunaan metode pelaksanaan

yang kurang tepat, lemahnya pengawasan pelaksanaan di lapangan, belum

sepenuhnya melaksanakan ketentuan dan peraturan yang menyangkut K3 dan

kurang disiplinnya para tenaga kerja di dalam mematuhi program K3 (BPKSDM,

2006)

Menurut Ruhyandi (2008), perilaku tidak aman yang sering ditemukan di

Tempat kerja merupakan perilaku tidak patuh terhadap prosedur kerja, seperti

menjalankan mesin atau peralatan tanpa wewenang, mengabaikan peringatan dan

keamanan, tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Heinrich dalam Ramli

(2009) juga menjelaskan sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh faktor

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

manusia yaitu tindakan tidak aman sebesar 85% dari seluruh kecelakaan.

Selanjutnya Sumarna dkk (2013) menyatakan bahwa, sebesar 80-85% kecelakaan

kerja disebabkan oleh kelalaian pekerja. Kecelakaan terjadi karena kelalaian

pekerja yang secara tidak langsung merupakan dampak dari sikap tenaga kerja

yang memiliki tingkat kepatuhan rendah dalam penerapan kebijakan K3 di

perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ruhyandi (2008), tentang tingkat

kepatuhan pekerja PT. Almasindo II Bandung dalam menjalankan program K3

(dalam hal ini penggunaan APD) menghasilkan 66 % dari 150 responden tidak

patuh terhadap peraturan tersebut. Hal tersebut menunjukkan pekerja yang tidak

patuh terhadap program K3 cukup tinggi, jika dibandingkan dengan standard yang

sudah ditentukan oleh perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Palin

(2012) menghasilkan 87,5% kecelakaan kerja di percetakan terjadi akibat pekerja

tidak menjalankan program K3 yaitu penggunaan alat pelindung diri saat bekerja.

Kasus di atas menunjukkan bahwa masih banyak tenaga kerja yang tidak

patuh dalam menjalankan program K3. Kepatuhan pekerja merupakan hal yang

dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah kepemimpinan dari

seorang pimpinan/supervisor suatu perusahaan. Seorang pemimpin memiliki

peran yang penting untuk mempengaruhi tenaga kerja dalam mematuhi dan

melaksankan program K3. Selain itu pemimpin juga dapat melakukan fungsi yang

lain yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan program K3 yang telah di tetapkan

sebelumnya.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Ting dan Yuan dalam Subyantoro (2009), berpendapat bahwa faktor

eksternal yaitu karakteristik organisasi meliputi komitmen organisasi serta

supervisor berpengaruh terhadap perilaku pekerja salah satunya yaitu kepatuhan

pekerja untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Menurut Smet (1994), strategi

untuk meningkatkan kepatuhan, diantaranya adalah dukungan Profesional atau

dalam hal ini adalah supervisor. Dukungan profesional seperti supervisor sangat

diperlukan dalam rangka meningkatkan kepatuhan, salah satunya dengan cara

teknik komunikasi yang tepat.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Dini (2012), yang melihat tingkat

kepatuhan pekerja PT. Lotus Industries Textile Surabaya terhadap peraturan K3

(penggunaan APD) menghasilkan hubungan antara dorongan pimpinan HSE

dengan tingkat kepatuhan pekerja dalam menjalankan peraturan K3 (penggunaan

APD) di perusahaan. Selain faktor kepemimpinan dari supervisor kepatuhan dari

pekerja juga di pengaruhi oleh faktor reward dan punishment atau imbalan dan

sanksi yang diberikan oleh perusahaan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2006), yang melihat

analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan operator produksi dalam

menjalankan program K3 (penggunaan APD) di PT. Astra Daihatsu Motor

menghasilkan hubungan yang signifikan antara pemberian punishment/sanksi

dengan tingkat kepatuhan pekerja. Kuatnya hubungan tersebut merupakan

dampak dari adanya kebijakan pemberian punsihment dari perusahaan tersebut

sehingga kepatuhan pekerja mencapai 80% dalam mlaksanakan program K3

(penggunaan APD).

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Penelitian lain yang dilakukan oleh Pamungkas di PT. X Semarang pada

tahun 2012 menghasilkan hubungan antara pemberian reward dan punishment

dengan kepatuhan pekerja dalam menerapkan program keselamatan dan kesehatan

kerja. Dalam penelitian ini juga dijelaskan reward dan punishment akan

memberikan dampak yang lebih baik jika dijalankan bersama-sama. Sistem

Reward diberikan agar diulanginya terus perilaku mematuhi peraturan K3 dan

punishment diberikan agar perilaku tidak patuh terhadap peraturan K3 bisa

berkurang (Pamungkas, 2012).

Dari beberapa penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kepatuhan pekerja

dalam menjalankan peraturan yang telah dibuat oleh institusi dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kepemimpinan serta penerapan reward

dan punishment. Oleh karena itu peneliti mencoba menganalisis hubungan gaya

kepemimpinan serta pemberiaan reward dan punishment terhadap kepatuhan

pekerja dalam melaksanakan program K3 di suatu perusahaan. Hal ini berkaitan

dengan teori domino yang dikemukakan oleh Bird (1990), kecelakaan kerja

bermula dari lack of control yang di dalamnya terdapat faktor kepemimpinan dan

administrasi di perusahaan. Sistem reward dan punishment merupakan salah satu

bagian dari administrasi dalam perusahaan.

1.2 Identifikasi Masalah

PT. Liku Telaga Gresik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dalam indsutri kimia. Oleh karena itu terdapat beberapa jenis aktifitas yang

berpotensi dalam menimbulkan bahaya dan kecelakaan kerja. Pada bagian

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

produksi, terdapat tiga sub produksi yaitu asam sulfat, alumunium sulfat, sodium

silicat dansatu bagian yang berkaitan langsung yaitu manintenance.

PT. Liku Telaga Gresik memiliki potensi bahaya yang besar karena

terdapat bahan kimia seperti belerang, asam sulfat dan hydroxide. Setiap proses

tersebut memiliki kompleksitas yang berbeda seperti drilling, boiling, steaming,

operating hoist dan welding. Selain itu potensi risiko yang terjadi karena berbagai

macam faktor, baik dari segi internal maupun eksternal perusahaan seperti

keadaan lingkungan kerja, iklim kerja, serta perilaku dari pekerja di perusahaan

tersebut.

PT. Liku Telaga Gresik telah melaksanakan aspek Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) dengan menggunakan prosedur yang aman untuk

diterapkan di perusahaan tersebut. PT. Liku Telaga Gresik juga sudah

menerapkan SM2K3L (Sistem Manajemen Mutu Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dan Lingkungan) dan P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja). Dalam rangka mendukung program tersebut PT. Liku Telaga Gresik juga

berkomitmen untuk memberikan sarana dan fasilitas keselamatan dan kesehatan

kerja (K3). Selain itu di PT. Liku Telaga Gresik juga didukung dengan berbagai

macam program K3 untuk menekan terjadinya kecelakan kerja seperti:

a. Penerapan peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

b. Penerapan SOP (Standard Operational Procedure)

c. Melakukan analisa bahaya

d. Penerapan “Work Permit”

e. Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin).

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Dari hasil pra-observasi dan wawancara selama 2 minggu di PT. Liku

Telaga Gresik, ternyata masih banyak pekerja yang memiliki kepatuhan rendah

untuk menjalankan program K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut,

hal tersebut tergambar pada fakta berikut:

a. Terdapat pekerja yang tidak tidak menggunakan APD (earplug, body

harness, masker, sarung tangan safety)

b. Terdapat pekerja pada bagian maintenance yang tidak mematuhi

program 5R. Pekerja seringkali mengabaikan prinsip rapi dan resik.

Peneliti menduga ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut

terjadi yaitu faktor supervisor di setiap bagian serta penerapan kebijakan reward

dan punishment yang kurang berjalan dengan baik di semua bagian. Pengawasan

terhadap perilaku pekerja dalam mematuhi program K3 oleh supervisor

cenderung masih lemah, hal ini terlihat dari hasil observasi lapangan yang

menunjukkan aktifitas supervisi yang dilakukan masih rendah dan tidak rutin.

Selain itu secara struktural terdapat posisi supervisor yang tumpang tindih dengan

jabatan lainnya, kondisi tersebut, secara tidak langsung akan mempengaruhi

kinerja dari supervisor. Sehingga diperlukan gaya kepemimpinan yang tepat dari

supervisor agar fungsi kepemimpinan dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara, sekretaris P2K3 PT. Liku Telaga Gresik

mengatakan bahwa ”masih banyak pekerja yang tidak mlaksanakan program K3

di perusahaan tersebut karena kurang berjalannya penerapan sistem reward dan

punishment, sehingga menyebabkan banyak pekerja yang tidak patuh terhadap

program K3”. Manajemen perusahaan sudah memiliki sistem reward dan

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

punishment, namun belum menyeluruh di tegakkan pada semua bagian salah

satunya bagian K3. Oleh karena itu peneliti ingin mengidentifikasi hubungan

faktor yang ada pada supervisor yaitu gaya kepemimpinan, serta faktor dalam

organisasi yaitu penerapan reward dan punishment terhadap faktor yang ada

dalam diri pekerja yaitu kepatuhan.

1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan yang akan diteliti adalah gaya

kepemimpinan transaksional dan transformasional. Gaya kepemimpinan tersebut

merupakan gaya kepemimpinan yang selalu diterapkan di setiap lingkungan kerja

karena didasarkan pada teori kebutuhan. Gaya kepemimpinan transaksional di

terapkan, jika kebutuhan pekerja masih rendah seperti kebutuhan fisik, rasa aman,

dan penghargaaan. Sedangkan gaya kepemimpinan transformasional diterapkan

jika kebutuhan pekerja sudah tinggi seperti aktualisasi diri.

1.3.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan gaya kepemimpinan serta penerapan reward dan

punishment terhadap kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3 di PT.

Liku Telaga Gresik?

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

10

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mempelajari hubungan gaya kepemimpinan transaksional dan

transformasional supervisor serta pesepsi pekerja terhadap penerapan kebijakan

reward dan punishment terhadap kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program

K3 di PT. Liku Telaga Gresik.

1.4.2 Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan khusus penelitian ini, antara lain:

1. Menganalisis gaya kepemimpinan transaksional dan

transformasionalsupervisor di PT. Liku Telaga Gresik

2. Menganalisis tingkat persepsi pekerja mengenai penerapan kebijakan

reward dan punishment dalam aspek K3 di PT. Liku Telaga Gresik.

3. Menganalisis tingkat kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program

keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Liku Telaga Gresik.

4. Menganalisis hubungan gaya kepemimpinan transaksional dan

transformasional dari supervisor terhadap kepatuhan pekerja dalam

melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Liku Telaga

Gresik.

5. Menganalisis hubungan persepsi pekerja dalam penerapan reward dan

punishment dalam aspek K3 terhadap kepatuhan pekerja dalam

melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Liku Telaga

Gresik.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

11

6. Menganalisis hubungan gaya kepemimpinan transaksional dan

transformasionalsupervisor terhadap persepsi pekerja mengenai penerapan

kebijakan reward dan punishment dalam aspek K3 di PT. Liku Telaga

Gresik.

1.4.3 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi PT. Liku Telaga Gresik

Sebagai bahan masukan untuk PT. Liku Telaga Gresik terkait gaya

Kepemimpinan dan penerapan reward dan punishment yang tepat, untuk

meningkatkan kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program keselamatan

dan kesehatan kerja, sehingga menurunkan kejadian unsafe act dan

kecelakaan kerja.

2. Manfaat bagi peneliti

Dapat melaksanakan ilmu yang diperoleh didalam perkuliahan dalam

melakukan analisis hubungan gaya kepemimpinan supervisor serta

penerapan reward dan punishment terhadap kepatuhan pekerja dalam

melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Liku Telaga

Gresik.

3. Manfaat bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi sehingga menambah wawasan

bagi peneliti lain yang akan mengembangkan topik tentang gaya

kepemimpinan dan penerapan reward dan punishment di perusahaan.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepemimpinan

2.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Menurut George menyebutkan kepemimpinan adalah kemampuan untuk

memperoleh pengikut (Maxwell, 1995). Hal ini menunjukkan bahwa seseorang

dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila ia mempunyai kemampuan

mempengaruhi orang lain. Hal tersebut selaras dengan yang dikemukakan oleh

Terry dalam Arifin (2012), bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi

orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dalam hal

ini kepemimpinan dikatakan sebagai ilmu yang diaplikasikan dalam sebuah

organisasi dalam mempengaruhi orang tidak hanya sebatas mencari pengikut tapi

juga untuk mengarahkan mereka dalam mencapai tujuan organisasi.

Menurut House et all dalam Yulk (2010), mendefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain

mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi.

Definisi tersebut menjelaskan bahwa kepemimpinan tidak hanya mempengaruhi,

namun juga memberikan motivasi serta melakukan fungsi empowering orang-

orang dalam organisasi agar dapat bekerja secara maksimal. Menurut Potsakoff

dkk (1990), kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang

pemimpin untuk melakukan perubahan dan mengidentifikasi arah perubahan,

12

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

13

serta melakukan mengkomunikasikan dalam menentukan strategi perubahan

kepada orang-orang yang berada di dalam organisasi.

Berdasarkan beberapa definisi tentang kepemimpinan yang dikemukakan

oleh para ahli diatas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. Kepemimpinan

merupakan sebuah ilmu dan seni yang bertujuan mempengaruhi, memberikan

motivasi serta membuat orang yang ada dalam organisasi bekerja secara

maksmial. Kepemimpinan merupakan salah satu bagian dari organisasi yang

memiliki peran penting dalam mewujudkan tujuan organisasi tersebut.

2.1.2 Teori Kepemimpinan

Menurut Arifin (2012), terdapat beberapa teori tentang terbentuknya

seorang pemimpin yaitu,

1. Teori genetik

Teori ini berpendapat bahwa (leaders are born and not made) yang artinya

pemimpin itu dilahirkan dan bukan dibentuk. Pandangan teori ini adalah

seorang menjadi pemimpin karena “keturunan” atau telah dilahirkan dengan

membawa bakat kepemimpinan. Hal ini dapat terjadi karena seseorang yang

dilahirkan menjadi seorang pemimpin memiliki potensi untuk memimpin.

Dalam realitas, teori keturunan dapat terjadi dikalangan bangsawan atau

keturunan raja.

2. Teori sosial

Teori ini berpandangan bahwa (leaders are made and not born) yang artinya

seseorang yang menjadi pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan. Teori ini

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

14

menjelaskan semua orang memiliki potensi yang sama untuk menjadi

seorang pemimpin. Pandangan penganut teori ini yaitu setiap orang dapat

dididik, diajar dan dilatih untuk menjadi pemimpin, meskipun tidak berasal

dari keturunan pemimpin.

3. Teori ekologik

Teori ini menyebutkan bahwa “sesorang akan menjadi pemimpin yang baik,

jika dilahirkan” atau telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian bakat

yang sudah ada dikembangkan melalui pendidikan, latihan dan pengalaman-

pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut.

4. Teori kontingensi

Dalam teori ini disebutkan bahwa ada tiga faktor yang berperan dalam

proses perkembangan seseorang menjadi pemimpin atau tidak, yaitu

a. Bakat kepemimpinan yang dimiliki

b. Pengalaman pendidikan dan Latihan kepemimpinan

c. Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakatnya

Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan hal yang pasti,

karena setiap orang dapat menjadi pemimpin jika memiliki bakat,

lingkungan yang tepat, kesempatan, motivasi serta memiliki kepribadian

yang baik.

2.1.3 Pendekatan Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan proses pengarahan dan mempengaruhi

aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari sebuah organisasi. Untuk lebih mudah

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

15

dalam memahami kepemimpinan tersebut, digunakan beberapa pendekatan. Para

ahli telah meneliti dan mengembangkan pendekatan kepemimpinan yang berbeda

berdasarkan cara yang dilakukan. Menurut Supriyanto (2009) ada lima macam

pendekatan kepemimpinan, yaitu

1. Pendekatan sifat (trait approaches)

Pendekatan sifat pada kepemimpinan artinya rupa dari keadaan pada suatu

benda, tanda lahiriah, ciri khas yang ada pada sesuatu untuk membedakan

dari yang lain. Pendekatan ini menekankan bahwa kondisi fisik dan

karakteristik personal tertentu penting bagi kesuksesan seorang pemimpin.

Karakteristik pemimpin dilihat dari berbagai sifat lahiriah, kecerdasan dan

kepercayaan diri. Namun perangkat karakteristik ini tidak cocok pada setiap

situasi atau setiap pemimpin. Karakteristik pemimpin ini melekat pada diri

pemimpin dan tidak dipelajari.

2. Pendekatan perilaku (behavioral approaches)

Pendekatan perilaku menekankan pada apa yang dilakukan oleh pemimpin

dalam pekerjaannya. Pendekatan ini membahas suatu cara untuk

mengidentifikasi pemimpin yang efektif dan tidak efektif melalui profil

perilaku pemimpin. Teori perilaku memusatkan sasaran pada tindakan yang

dilakukan pemimpin dalam melaksanakan pekerjaan manajerial yaitu

memelihara pengawasan yang tinggi (job centered leader) atau

mendelegasikan wewenang kepada bawahan (employee centered leader).

Dari teori perilaku pribadi ini memberikan pandangan bahwa kepemimpinan

efektif tergantung pada interaksi antara situasi dan perilaku pemimpin.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

16

3. Pendekatan kontingensi (contingency)

Pendekatan kontingensi mengasumsikan bahwa tidak ada satu gaya

kepemimpinan yang paling baik, tetapi kepemimpinan tergantung pada

situasi, bentuk organisasi, kekuasaan atau otoriter dari pimpinan, tingkat

kompleksitas pekerjaan atau tingkat kematangan bawahan. Jadi situasi yang

berbeda memerlukan tipe pemimpin yang berbeda pula.

4. Pendekatan transformasi (Transformational Approaches)

Pendekatan transformasi mengasumsikan bahwa pemimpin mampu

melakukan kepemimpinannya dalam situasi yang sangat cepat berubah atau

situasi yang penuh krisis. Pemimpin yang digambarkan oleh pengikutnya

sebagai penjelmaan yang dilukiskan lebih karismatik dan dengan bijaksana

mendorong semangat bawahan. Menurut Bass yang dikutip dari Gibson

(1995) seorang pemimpin transformasional adalah seorang yang dapat

menampilkan kepemimpinan yang karismatik, penuh inspirasi, stimulasi

intelektual, menyukai tantangan dan perasaan bahwa setiap pengikut

diperhitungkan.

5. Pendekatan kepemimpinan visionari

Pendekatan ini memiliki asumsi dasar bahwa pemimpin membawa

perubahan yang bermakna dalam organisasi. Pemimpin mengembangkan

visi, memberdayakan anggota organisasi, mengambil resiko,

mengembangkan kerjasama tim, membantu pengembangan karier dan

prestasi anggotanya.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

17

2.1.4 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan atau leadership style dapat diartikan sebagai norma

perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi

perilaku orang lain. Dewasa ini, para ahli yang menawarkan gaya kepemimpinan

yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dimulai dari yang paling

klasik yaitu teori sifat sampai kepada teori situasional. terdapat beberapa macam

pendekatan gaya kepemimpinan (Thoha, 1995):

1. Gaya kepemimpinan kontinum

Gaya kepemimpinan kontinum diperkenalkan oleh Robert Tannebaum

dan Warren Schmidt yang didasarkan pada penggunaan otoritas pemimpin

serta kebebasan bawahan. Terdapat dua bidang pengaruh yaitu pengaruh

pimpinan dan pengaruh kebebasan bawahan. Pada bidang pertama

pemimpin menggunakan otoritasnya sedangkan pada bidang kedua

pemimpin menunjukkan partisipasi bawahan dalam keputusannya.

Orientasi pada pemimpin Orientasi pada bawahan

Daerah otoritas atasan

Daerah kebebasan bawahan

1 2 3 4 5 6 7
Sumber : Wahjosumidjo (2000), Kepemimpinan dan Motivasi

Gambar 2.1 Kontinum Kepemimpinan Tannabaum dan Shcmit

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

18

Teori kontinum ini ada tujuh tingkatan pemimpin dan bawahan seperti

terlihat sesuai dengan proporsi antara penggunaan otoritas dan kebebasan

bawahan pada gambar 2.1:

a. Pemimpin membuat keputusan dan mengumumkannya.

b. Pemimpin menawarkan keputusan pada bawahan.

c. Pemimpin memberi ide dan membuka peluang munculnya pertanyaan.

d. Pemimpin memberi keputusan sementara yang bisa diubah

e. Pemimpin memberi masalah meminta saran membuat keputusan

f. Pemimpin merumuskan batas meminta kelompok membuat keputusan

g. Pemimpin mengizinkan bawahan untuk melakukan fungsi dalam batas

yang telah dirumuskan pemimpin.

2. Teori kontingensi

Fielder dalam Wahjosumidjo (2000), mengembangkan teori

kepemimpinan berdasarkan situasional atau kontingensi. Ada tiga dimensi

situasi yang dianggap mempengaruhi keefektifan dalam memimpin yaitu :

a. Hubungan pemimpin dan anggota. Tingkat keyakinan, kepercayaan

dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka, termasuk kesetiaan

yang ditunjukkan pemimpin dan daya tarik pemimpin itu.

b. Struktur Tugas. Dengan mengkaji struktur tugas yang ada dalam

organisasi yang meliputi jenis dan pembagian tugas antar karyawan

dan penugasan pekerjaan itu terstruktur atau tidak terstruktur

c. Derajat kekuasaan jabatan yang dimiliki oleh pimpinan. Seberapa jauh

wewenang yang dimiliki oleh pemimpin dan seberapa jauh wewenang

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

19

tersebut didukung oleh peraturan atau pemimpin yang lebih tinggi dan

variabel kekuasaan ini seperti mempekerjakan, memecat,

mendisiplinkan, mempromosikan dan menaikkan gaji dari bawahan.

Situasi tersebut dapat mengefektifkan pemimpin bila ketiga dimensi

diatas mempunyai derajat yang tinggi. Situasi yang mengefektifkan

pemimpin itu jika pemimpin diterima oleh para pengikutnya (derajat

dimensi pertama tinggi), tugas dan semua yang berhubungan dengannya

ditentukan secara jelas (derajat dimensi kedua tinggi) serta penggunaan

otoritas dan kekuasaan secara formal diterapkan pada posisi pemimpin

(derajat dimensi ketiga tinggi). Bila situasi yang tercipta sebaliknya maka

efektifitas pemimpin tidak tercipta.

3. Teori X dan Y

McGregor dalam Wahjosumidjo (2000), menyebutkan bahwa perilaku

seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kutub

utama yang disebut dengan teori X dan Y. Teori X menyatakan bahwa

seorang bawahan kurang menyukai pekerjaan, kurang berambisi, kurang

mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak peruabahan dan lebih suka

dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya teori Y diasumsikan bahwa

seseorang itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu

mandiri, mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi dan kreatif.

Berdasarkan pada sifat dan perilaku seseorang dalam suatu organisasi ,maka

gaya memimpin dapat berbeda antara satu pemimpin dengan pemimpin

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

20

yang lain. Menurut model Green dan Yetton dalam Supriyanto (2009), gaya

kepemimpinan tersebut dapat dibedakan atas:

a. Gaya kepemimpinan diktator

Gaya kepemimpinan dimana pemimpin dalam membuat keputusan

tidak memperhatikan partisipasi bawahan dalam usulan, semua

keputusan dibuat oleh pemimpin sendiri.

b. Gaya kepemimpinan paternalist

Pada dasarnya sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun

tingkat partisipasi bawahan masih diperbolehkan, namun tetap

keputusan dibuat sendiri oleh pemimpin. Setiap keputusan telah dibuat

oleh pemimpin, dan setiap pendapat bawahan tidak pernah dibenarkan

walau diperbolehkan. Gaya ini merupakan pelaksanaan teori X.

c. Gaya kepemimpinan demokratis (democrat)

Ditemukan adanya peran serta bawahan dalam pengambilan

keputusan yang dilakukan secara musyawarah. Gaya kepemimpinan

ini pada dasarnya sesuai teori Y.

d. Gaya kepemimpinan santai (Laissez-faire Manager)

Peranan pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan

diserahkan pada bawahan. Gaya kepemimpinan ini dari teori Y.

4. Path Goal Theory

Teori ini disusun oleh Robert House berdasarkan kerangka teori

motivasi. Teori ini mengemukakan bahwa tugas pemimpin adalah seseorang

motivator, dan membantu menimbulkan motivasi kepuasan dan

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

21

meningkatkan kinerja bawahan menjadi lebih baik. Teori ini juga

menggunakan empat gaya kepemimpinan :

a. Directive

Kepemimpinan direktif yaitu pemimpin menyatakan kepada bawahan

tentang bagaimana untuk melaksanakan tugas. Dalam gaya ini tidak

ada partisipasi dari bawahan. Gaya ini mengandung arti bahwa

pemimpin berorientasi pada hasil.

b. Supportive

Pemimpin bersikap ramah dan menunjukkan kepedulian pada

bawahan. Pemimpin berupaya mendekatkan diri dan bersikap ramah

terhadap bawahan. Senantiasa mencoba membantu setiap kali

bawahan mendapatkan masalah.

c. Participative

Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan

masukan dan saran dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini

pemimpin memperhatikan partisipasi bawahan dalam tiap

pengambilan keputusan.

d. Achievement oriented

Pemimpin menetapkan tujuan yang bersifat menantang dan

diharapkan bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut

seoptimal mungkin (Thoha, 1995).

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

22

5. Teori kepemimpinan situasional

Hersey dan Blanchard mengembangkan teori ini berdasarkan perilaku

pemimpin yang berorientasi tugas atau berorientasi hubungan dengan

bawahan. Gaya kepemimpinan situasional mencoba menyesuaikan proses

kepemimpinan organisasi dengan situasi dan kondisi yang ada. Menurut

gaya kepemimpinan situasional, ada tiga hal yang saling berhubungan yaitu:

a. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan.

b. Jumlah dukungan sosio-emosional yang diberikan oleh pimpinan.

c. Tingkat kematangan dan kesiapan para pengikut yaang ditunjukkan

dalam melaksanakan tugas kasus, fungsi atau tujuan tertentu

Gaya kepemimpinan situasional mencoba mengkombinasikan proses

kepemimpinan dengan situasi dan kondisi yang ada.Tingkat kematangan

tersebut ditentukan sebagai berikut (Thoha, 1995):

M1 : Tidak matang, jika tidak ada kemampuan serta pengetahuan maupun

kemauan yang rendah dari bawahan

M2 : Tingkat kematangan rendah / sedang tumbuh, jika bawahan tidak

memiliki kemampuan tetapi memiliki kemauan yang sedang.

M3 : Tingkat kematangan sedang menuju tinggi, jika bawahan memiliki

kemampuan tetapi tidak memiliki kemauan yang tinggi.

M4 : Tingkat kematangan tinggi, jika bawahan memiliki kemampuan dan

memiliki kemauan yang tinggi.

Keterangan : M (Tingkat Kematangan)

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

23

Berdasarkan tingkat kematangan bawahan, maka gaya kepemimpinan dapat

dibagi menjadi empat kategori :

G1. Instruksi (telling) : Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan

gaya kepemimpinan yang diambil dalam menghadapi bawahan yang

memiliki tingkat kematangagn rendah (M.1). Karena bawahan

seperti ini masih sangat memerlukan pengarahan dan dukungan,

masih perlu bimbingan dari atasan tentang bagaimana, kapan dan

dimana mereka dapat melaksanakan tanggung jawab atau tugasnya.

G2. Konsultasi (consultation) : Gaya kepemimpinan yang diambil dalam

menghadapai bawahan yang memiliki tingkat kematangan rendah

menuju sedang (M2). Karena bawahan seperti ini masih butuh

pengarahan, karena kurang mampu, juga memberikan perilaku yang

mendukung. Dalam hal ini pemimpin perlu membuka komunikasi

dua arah, yaitu untuk membantu bawahan dalam meningkatkan

motivasi kerjanya.

G3. Partisipasi (participation) : Gaya kepemimpinan yang diambil dalam

menghadapi bawahan yang memiliki tingkat kematangan sedang

menuju tinggi (M3). Bawahan seperti ini memiliki kemampuan

untuk melakukan pekerjaan, akan tetapi kurang memiliki kemauan

dalam melaksanakan tugas. Peningkatan produktivitas pekerjaan

dalam hal ini pemimpin harus aktif membuka komunikasi dua arah

dan mendengarkan apa yang diinginkan oleh bawahan.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

24

G4. Delegasi (delegating) : Gaya kepemimpinan yang diambil dalam

menghadapi bawahan yang memiliki tingkat kematangan tinggi

(M4). Dalam hal ini pemimpin tidak perlu banyak memberikan

dukungan maupun pengarahan, karena dianggap bawahan sudah

mengetahui bagaimana, kapan, dan dimana mereka harus

melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya. Hubungan diatas

seperti dijelaskan pada gambar 2.2 berikut.

Gaya pemimpin Gaya pemimpin


Rendah tugas (G3) Tinggi tugas (G2)
Tinggi hubungan Tinggi hubungan
Perilaku Gaya pemimpin Gaya pemimpin
hubungan Rendah tugas (G4) Tinggi tugas (G1)
Rendah hubungan Rendah hubungan

Rendah
Rendah Perilaku petugas Tinggi

M4 M3 M2 M1
Sumber : Wahjosumidjo (2000), Kepemimpinan dan Motivasi

Gambar 2.2Gaya kepemimpinan Hessey dan Blanchard

6. Kepemimpinan transaksional dan transformasional

Kepemimpinan transformasional beberapa dekade terakhir muncul

karena dirasakan dapat memberikan dampak perubahan positif terhadap

efektivitas organisasi. Kepemimpinan transformasional dan transaksional

merupakan dua konsep kepemimpinan yang menjadi alternatif untuk

mengadakan perubahan.

a. Gaya kepemimpinan transaksional

Kepemimpinan transaksional adalah hubungan pemimpin dan

bawahan yang berlandaskan adanya pertukaran atau tawar menawar

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

25

serta ditetapkan dengan jelas tugas dan perannya. Burns menjelaskan

bahwa pemimpin transaksional adalah pemimpin yang mengetahui apa

yang diinginkan oleh bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan dan

berusaha mengetahui apa yang dihasilkan oleh bawahannya dalam

pekerjaan tersebut (Yulk, 2010). Jika kinerja bawahnnya sesuai dengan

tujuan maka pemimpin akan memberikan penghargaan yang diinginkan

oleh bawahannya tersebut.

Menurut Burns kepemimpinan transaksional didasarkan pada

wewenang birokratik dan legitimasi dalam organisasi. Pemimpin

transaksional menentukan lebih dahulu apa yang harus dicapai oleh

bawahan dengan usaha minimum (Yulk, 2010). Menurut Bass dan

Avolio (1995) dalam Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ)

terdiri dari tiga dimensi yaitu :

a) Contingent reward

Adalah pemimpin yang selalu melakukan perundingan dengan

bawahannya guna mencapai tujuan, serta memberikan imbalan

apabila tujuan tercapai.

b) Management by exception-active

Adalah pemimpin yang aktif memantau tugas bawahan, sehingga

fokus pada hal-hal yang tidak biasa terjadi, penyimpangan,

keluhan terhadap standar yang ada.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

26

c) Management by exception-passive

Adalah pemimpin yang tidak turut campur dalam permasalahan

kecuali bila menjadi serius dan bertindak pada saat masalah

terjadi.

b. Gaya kepemimpinan transformasional

Bass mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai

kepemimpinan yang memotivasi para bawahan agar bersedia bekerja

demi sasaran ke tingkat moralitas yang lebih tinggi (Yulk,2010).

Pemimpin transformasional mempengaruhi para pengikut dengan

menimbulkan emosi yang kuat dan mengidentifikasi pemimpin,

sehingga para bawahan termotivasi untuk menghasilkan lebih dari

tujuan awal (Yulk, 2010).

Kepemimpinan transformasional melibatkan peningkatan

hubungan yang lebih dekat dengan bawahan untuk melihat kepentingan

yang lebih penting daripada kepentingan sendiri. Dengan

mengembangkan kepercayaan diri bawahan diharapkan pemimpin

mempunyai pengaruh yang kuat terhadap bawahan. Elemen

kepemimpinan trasnformasional menurut Bass dan Avolio (1995)

dalam Multiple Leadership Quetionnaire terdiri dari:

a) Idealized influence

Adalah pemimpin yang mempunyai daya tarik tersendiri sehingga

dapat mempengaruhi para bawahannya dengan menimbulkan

hubungan emosi yang kuat.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

27

b) Idealized attributed

Adalah pemimpin yang mempunyai tujuan yang jelas serta

mempertimbangkan konsekuensi moral dalam mengambil

keputusan.

c) Inspirational motivation

Adalah pemimpin yang memiliki sikap optimis dan percaya diri

yang tinggi dalam mencapai tujuan organisasi sehingga

mempengaruhi bawahnnya.

d) Intellectual stimulation

Adalah pemimpin yang mampu memunculkan ide-ide baru dalam

penentuan cara mencapai tujuan serta memberikan solusi kreatif

ketika muncul permasalahan.

e) Individualized consideration

Adalah pemimpin yang secara khusus mau memperhatikan

kebutuhan, kemampuan dan aspirasi bawahan serta membantu

bawahan dalam meningkatkan kemampuannya.

2.2 Reward dan Punishment

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu upaya yang

sangat penting dalam peningkatan kinerja pegawai. Salah satu yang berpengaruh

adalah pemberian kompensasi terhadap setiap aktivitas yang dilakukan.

Pemberian kompensasi merupakan salah satu pemenuhan kebutuhan fisik, yang

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

28

mempengaruhi motivasi yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku pegawai.

Menurut Hasibuan (2003), tujuan pemberian kompensasi antara lain adalah:

1. Ikatan Kerjasama

2. Kepuasan Kerja

3. Pengadaan Efektif

4. Motivasi

5. Stabilitas Karyawan

6. Disiplin

7. Pengaruh serikat buruh

8. Pengaruh pemerintan

Oleh karena itu kebijakan perusahaan yang berupa reward dan punishment

penting untuk meningkatkan motivasi pekerja agar dapat bekerja secara maksimal

dan selalau menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang

telah ditetapkan perusahaan. Menurut Pamungkas (2012), metode reward dan

punishment merupakan suatu bentuk teori penguatan positif yang bersumber dari

teori behavioristik yaitu suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya

interaksi antara stimulus dan respon.

2.2.1 Pengertian Reward

Menurut bahasa, kata reward berarti ganjaran, hadiah atau upah,

sedangkan dari segi psikologi reward merupakan perangsang, situasi atau

pernyataan lisan yang bias menghasilkan kepuasan/menambah kemungkinan

suatu perbuatan. Reward dapat dapat diartikan sebagai ganjaran, hadiah atau upah

yang merupakan suatu sistem kebijakan yang dikeluarkan oleh organisasi untuk

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

29

memberikan penghargaan kepada pekerjanya atas nilai-nilai usaha yang telah

dilakukan (Nurmiyati, 2011)

Sistem reward atau penghargaan meliputi financial reward dan

nonfinancial reward . Hal ini juga selaras dengan pendapat Amstrong dalam

Nurmiyati (2011) yang menjelaskan bahwa bentuk dari strategi sistem reward

yang diberikan oleh suatu lembaga kepada pekerjanya sebagai sebuah regulasi

organisasi yang dapat berupa financial reward dan nonfinancial reward. Proses

pemberian nonfinancial reward dirancang untuk memberikan motivasi kepada

pekerja dengan jalan memeberikan lebih banyak tanggung jawab, pengembangan,

pertumbuhan, penghargaan serta prestasi. Secara umum sistem reward

manajemen dijalankan sebagai sebuah regulasi dari organisasi untuk mendukung

tujuan organisasi.

Berdasarkan teori motivasi yang dikemukakan oleh McCleland yang

dikutip oleh Arifin (2012) bahwa motivasi dasar manusia ada tiga yaitu,

kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan akan berafiliasi, dan kebutuhan akan

berprestasi. Karena kebutuhan berprestasi mendorong seseorang untuk

mengembangkan kreativitas dan aktualisai kemampuan untuk pencapaian yang

maksimal. Seorang menyadari jika ingin mendapat prestasi yang tinggi akan

memperoleh reward yang besar.

Gibson dalam Wibowo (2007) menyatakan tujuan utama program reward

adalah untuk menarik orang yang cakap untuk bergabung dalam organisasi,

menjaga karyawan agar datang untuk bekerja, dan memotivasi karyawan untuk

mencapai kinerja yang maksimal. Komponen utama sistem reward terdiri atas

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

30

elemen-elemen gaji dan bonus, pengembangan karir, penghargaan psikologis dan

sosial yang akan dihubungkan dengan motivasi pekerja dalam menerapkan

program K3 di perusahaan.

2.2.2 Pengertian Punishment

Punishment, hukuman atau sanksi berarti tindakan (hukum) yang

memaksa seseorang untuk menaati hukum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) kata hukuman diartikan sebagai siksa yang dikenakan kepada orang yang

melanggar undang-undang atau peraturan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat

diartikan bahwa punishment adalah hukuman yang diberikan karena adanya

pelanggaran terhadap aturan yang berlaku dalam organisasi tertentu.

Dalam sebuah perusahaan punishment diberikan kepada pekerja yang lalai

atau melakukan kesalahan yang dapat merugikan perusahaan. Bentuk dari adanya

punishment dalam perusahaan dapat berupa teguran, surat peringatan, skorsing,

dan bahkan hingga pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja. Selain itu

pekerja yang mendapat punishment biasanya tidak mendapatkan bonus pada bulan

tersebut, atau tidak bias mndapat kesempatan promosi jabatan apabila kesalahan

yang dilakukan tergolong berat.

Pemberian punishment memiliki tujuan agar pekerja lebih giat dan

berusaha bekerja semaksimal mungkin. Selain itu karena punishment merupakan

bagian dari reward negative maka secara tidak langsung sistem punishment dapat

memberikan motivasi bagi para pekerja untuk menaati peraturan organisasi atau

perusahaan. Menurut Nurmiyati (2011), penerapan kebijakan organisasi

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

31

punishment juga efektif untuk membuat pekerja yang lain tidak melakukan

kembali kesalahan yang terdahulu dari pekerja yang pernah mendapat punishment,

sehingga dampaknya dapat menekan angka kesalahan pekerja.

2.3 Konsep Dasar Kepatuhan

Dalam KBBI (1989), kepatuhan didefinisikan suka menurut perintah, taat

kepada perintah dan aturan, berdisiplin, sifat patuh dan ketaatan. Menurut

Sarwono (1995), patuh (compliance) menghasilkan perubahan tingkah laku yang

sementara dan individu cenderung kembali kepandangan perilaku yang semula

jika pengawasan kelompok lemah. Jadi dapat di katakan bahwa kepatuhan

merupakan sebuah sikap dari seorang pekerja dalam mematuhi sebuah

aturan/untuk disiplin, namun kepatuhan sifatnya mudah berubah ketika faktor

yang lain seperti pengawasan dan keyakinan berkurang.

Menurut Notoadmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhui

kepatuhan seseorang atau dalam hal ini adalah pekerja dianataranya adalah,

1. Faktor intrinsik

a. Pengetahuan

Menurut Bloom pengetahuan merupakan pemberian bukti oleh

seseorang melalui proses pengingatan atau pengenalan informasi dan

ide, yang diperoleh sebelumnya (Ahmadi, 1999). Pengertian yang lain

menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan pesan dalam pikiran

manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya (Soerjono, 2001).

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

32

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mempengaruhi dan

memberikan perlindungan yang diberikan kepada seseorang.

Pendidikan yang diperoleh seorang pekerja menentukan luasnya

pengetahuan pekerja tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya.

Program pendidikan pekerja dalam hal keselamatan dan kesehatan

kerja secara tidak langsung memberikan bekal, sehingga pekerja dapat

berpartisipasi secara maksimal dalam semua program K3 yang

ditetapkan oleh perusahaan.

c. Sikap

Merupakan reaksi atau respon dari seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam penentuan sikap

yang utuh, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang

peranan penting.

2. Faktor ekstrinsik

a. Program organisasi

Program perusahaan secara langsung akan berdampak pada

kepatuhan pekerja dalam menjalankan semua intruksi atau perintah.

Setiap pekerja memiliki pandangan masing-masing terhadap program

yang diterapkan di perusahaan tersebut. Oleh karena itu untuk

meminimalisir ketidakpatuhan pekerja dalam menjalankan suatu

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

33

program K3, maka harus diberlakukan manajemen yang tepat dalam

menentukan program K3 di perusahaan.

b. Pengawasan organisasi

Perubahan perilaku individu pada tahap kepatuhan berawal dari

suatu keterpaksaan, yaitu adanya instruksi dari pimpinan/supervisor.

Perubahan yang terjadi pada tahap kepatuhan memiliki sifat sementara

dan sewaktu waktu dapat kembali sesuai dengan keinginan dari

pekerja. Oleh karena itu untuk mengantisipasi hal tersebut perusahaan

melakukan suatu pengawasan terhadap program yang telah diterapkan.

Menurut Siagian (1987), pengawasan dilakukan untuk

memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai dengan

rencana awal yang telah disepakati. Proses dari suatu pengawasan

pada dasarnya dilakukan dari segi administrasi dan manajemen

organisasi dengan menggunakan 2 teknik, yaitu pengawasan langsung

yaitu apabila pimpinan dari suatu organisasi mengadakan sendiri

pengawasan dengan observasi langsung, dan pengawasan yang

dilakukan tidak secara langsung, yaitu dari jarak jauh hanya

menggunakan dokumen laporan.

2.4 Konsep Dasar Terjadinya Kecelakaan Kerja

Menurut Suma’mur (2009), dua golongan penyebab kecelakaan kerja yaitu

dari faktor mekanis dan lingkungan, serta faktor manusia. Faktor mekanis dan

lingkungan adalah penyebab kecelakaan kerja yang disebabkan faktor selain

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

34

manusia. Faktor manusia adalah penyebab kecelakaan yang berasal dari kesalahan

manusia itu sendiri misalnya tidak konsentrasi, ceroboh, bergurau, dan

sebagainya. Bird dan Germain (1990), menjelaskan tentang teori domino yang

sudah mengalami pengembangan dari teori domino yang sebelumnya. Pada

pembaharuan teori domino oleh Bird dan Germain dijelaskan bahwa proses

terjadinya kecelakaan kerja terdiri dari 5 tahap, yaitu:

1. Lack of Control-Management

Kontrol dalam faktor ini idasarkan pada 4 fungsi manajemen

(Planning-Organizing-Leading-Controlling). Hal ini berarti fungsi

manajemen seperti kepemimpinan, regulasi organisasi, pengendalian

merupakan faktor primer yang mempengaruhi kejadian kecelakaan.

2. Basic causes

Faktor ini berkaitan dengan dengan individu dan yang terkait dengan

pekerjaan. faktor tersebut menjadi penyebab terjadinyapenyebab sementara

atau pemicu insiden. Faktor individu dalam hal ini meliputi:

a. Pengetahuan

b. Pelatihan yang di dapat/Kapabilitas

c. Motivasi Pekerja

d. Stress

e. Kepatuhan dari pekerja.

Sedangkan faktor pekerjaan adalah standard kerja yang tidak sesuai dan

penggunaan yang tidak normal.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

35

3. Immediate causes

Penyebab sementara merupakan akibat daripenyebab dasar yang

tidak terkelola dengan baik yang akhirnya menjadi pemicu terjadinya

kecelakaan kerja. Kategori penyebab sementara adalah tindakan tidak aman

atau kondisi tidak aman yang dilakukan oleh para pekerja. Tindakan dan

kondisi tidak aman dapat terlihat pada contoh berikut:

a. Tindakan tidak aman

1) Mengoprasionalkan peralatan tanpa SOP

2) Penggunaan peralatan secara tidak tepat

3) Tidak menggunakan APD

4) Menggunakan peralatan melebihi batas maksimum

5) Tidak memperhatikan peringatan keselamatan

b. Kondisi tidak aman

1) Houskeeping tidak standard

2) APD tidak memenuhi standard

3) Sistem peringatan yang tidak standard

4) Peralatan yang rusak

5) Tata letak dan pengaturan yang kurang tepat

6) Kondisi lingkungan kerja yang tidak benar (ekstrim)

4. Accident

Kecelakaan dijelaskan sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan

yang menyebabkan penderitaan fisik, cidera dan kerusakan property.

Accident disebabkan karena adanya suatu kontak dengan sumber energy

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

36

yang melampaui ambang batas dari yang seharusnya diterima oleh tubuh.

Setiap kali timbul potensi kecelakaan maka selalu terbuka kemungkinan

terjadinya suatu kontak, baik yang mengakibatkan kerugian atau tidak.

Beberapa jenis kontak yang yang sering terjadi diantaranya:

a. Tertabrak atau menabrak

b. Jatuh/tergelincir dari ketinggian

c. Terjepit peralatan

d. Kontak dengan energy listrik, kinetic, panas dll.

5. Loss

Akibat dari kecelakaan adalah kerugian berupa cidera ringan bahkan

kematian pada karywan/pekerja, kerusakaan perlatan, kerugian harta,

kerugian proses produksi. Jenis atau bentuk dari kerugian tergantung hal-hal

yang dilakukan dalam memperkecil resiko.

Konsep pengendalian/kontrol kerugian yang dikemukakan Bird dan

Germain merupakan penyesuaian konsep pengendalian kerugian yang

dikemukakan oleh heinrich. Kelebihan dari teori ini adalah dapat meneliti

suatu kejadian kecelakaan secara menyeluruh sampai pada titik manajemen,

sedangkan kelemahannya adalah tidak meneliti faktor manusia secara

mendalam. Faktor manusia hanya meneliti sebatas tindakan tidak aman

yang dilakukan, tetapi pengaruh personal pada individu tidak dilakukan

kajian secara detail.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Kurangnya Kontrol (Faktor Penyebab Dasar Program K3


Manajemen) 1. Faktor Pekerja - Penggunaan
1. Kepemimpinan Kepatuhan APD
a. Transformasional Pekerja dalam - Penerapan
b. Transaksional melaksanakan IKA
program K3. - Penerapan
2. Pelatihan 2. Faktor Pekerjaan HIRA
3. Inspeksi - Penerapan
4. Analisis pekerjaan dan “Work
prosedur Permit”
5. Investigasi Kecelakaan Penyebab - Penerapan 5R
6. Observasi tugas Sementara
7. Sistem tanggap darurat

8. Regulasi Organisasi Kecelakaan Kerja


a. Reward(imbalan)
b. Punishment (sanksi)

9. Analisis Kecelakaan Kerugian


Perusahaan

Keterangan :Tidak diteliti

Diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

37

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini berdasarkan pengembangan

teori penyebab dasar kecelakan kerja dari konsep “the ILCI Loss causation

model” dalam buku practicial loss control leadership yang ditulis oleh Frank E.

Bird, Jr. dan George L. Germain tahun 1985. Konsep tersebut menjelaskan bahwa

kurangnya kontrol terjadi karena faktor kepemimpinan dan penerapan reward dan

punishment.

Apabila beberapa faktor tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang

lain maka dapat mempengaruhi faktor internal pada pekerja yaitu kepatuhan

pekerja dalam melaksanakan program K3. Program K3 tersebut adalah

penggunaan APD, Penerapan IKA (Instruksi Kerja), Penerapana HIRA (Analisis

Bahaya), Penerapan Work Permit serta penerapan 5R. Penyebab dasar akan

menyebabkan immediate causes (gejala), yang termasuk didalamnya adalah

tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman. Selanjutnya akan menyebabkan

Accident yaitu kejadian yang tidak diinginkan karena adanya kontak dengan

sumber energi yang menyebabkan penderitaan fisik, cedera dan kerusakan

property. Akibat dari semua itu akan menyebabkan kerugian pada individu (cacat)

dan organisasi perusahaan.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Berdasarkan metode yang digunakan dalam pengumpulan data, jenis

penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik karena data yang

diperoleh tidak dengan memberikan perlakuan pada sampel yang diteliti, namun

hanya mengidentifikasi hubungan antar variabel yang diteliti. Sedangkan ditinjau

dari segi waktu, penelitian ini bersifat cross sectional karena dilakukan secara

serentak dalam satu waktu tertentu (Notoadmojo, 2005).

4.2 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja tetap di PT. Liku Telaga

Gresik yang berjumlah 66 orang terdiri dari 17 orang pada bagian Sulphuric Acid

Production, 22 orang pada bagian Alumunium Sulfate Production, 5 orang pada

Sodium Silicate Production dan 22 orang pada bagian Maintenance.

4.3 Sampel, Besar sampel

4.3.1 Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian populasi yang diteliti. Sampel yang

digunakan adalah beberapa pekerja tetap pada tiap bagian yang diteliti di PT. Liku

Telaga Gresik.

39

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

40

4.3.2 Besar Sampel

Peneliti menggunakan metode Proporsional Random Sampling untuk

pengambilan besar sampel. Sedangkan untuk perhitungan besar sampel

digunakan rumus perhitungan berikut ini.


Z2 P(1–P)N
1—∝/2
n= (Suyatno, 2009)
d2(N–1)+ Z21—∝/2 P (1–P)

Keterangan :

n = besar sampel
2
Z1–∝/2 = nilai sebaran baku, tingkat ketepatan (95%=1,96)

N = besar populasi

p = proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada suatu

populasi apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut

maka p=0,5

d = penyimpangan tentang populasi atau derajat ketepatan yang

diinginkan 0,05

Dengan derajat penyimpangan 5% dan derjat kemaknaan 95%.

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan jumlah sampel minimal

sebanyak 51 sampel. Selanjutnya pengambilan sampel secara proporsi dilakukan

dengan mengambil subyek dari setiap bagian dan ditentukan seimbang dengan

banyaknya subyek dalam masing-masing bagian. Besar atau jumlah pembagian

sampel untuk masing-masing bagian ditentukan dengan mengunakan rumus

( Notoadmodjo, 2005 )

N1 x n
n1 =
N

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

41

Dimana:

n1: besar sampel per-bagian

N1: besar sub populasi

n : total sampel

N : total populasi

Sehingga didapapatkan Besar atau jumlah pembagian sampel untuk masing-

masing bagian adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Total Sampel Per-bagian Berdasarkan Perhitungan Proporsi

No Bagian Total sampel per-bagian


1 Sulphuric Acid Production 13 orang
2 Alumunium Sulfate Production 17 orang
3 Sodium Silicate Production 4 orang
4 Maintenance 17 orang
Total sampel 51 orang

Setelah mendapatkan total sampel per-bagian selanjutnya digunakan teknik

randomisasi untuk memilih sampel.

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.4.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan PT. Liku Telaga Gresik, Provinsi Jawa Timur.

4.4.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian dimulai Oktober 2013 - April 2014. Pengumpulan data pada

bulan Maret 2014.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

42

4.5 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas:

1 Gaya kepemimpinan transaksional dari supervisor (X1)

2 Gaya kepemimpinan transformasional dari supervisor (X2)

3 Persepsi pekerja terhadap program reward dan punishment (X3)

Variabel terikat:

Kepatuhan pekerja dalam menerapkan program K3 di PT. Liku Telaga

Gresik (Y)

4.6 Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran

Tabel 4.2 Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran

No Variabel Definisi Operasional Metode Cara dan Hasil Skala


Pengukuran Pengukuran Data
1 Kepatuhan Suatu sikap dari Kuesioner Ketentuan skoring: Ordinal
pekerja dalam - Selalu: 1
menjalankan - Tidak dan
peraturan K3 Kadang-kadang :
diperusahaan yang 0
terdiri dari Menentukan interval
untuk
- Penggunaan APD pengkategorian
- Penerapan IKA dengan rumus
- Penerapan HIRA berikut
- Penerapan “Work Xn–Xi 5–0
Permit” c= k
= 2=
- Penerapan 5R 2,5=3

(Supranto, 2000)

Sehingga didapatkan
intervalnya adalah 3

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

43

No Variabel Definisi Operasional Metode Cara dan Hasil Skala


Pengukuran Pengukuran Data

Kategori Patuh :
Jika total skor
3-5
Kategori Tidak
patuh :
Jika total skor 0-2
2 Gaya Perilaku yang Kuesioner Diukur dengan cara Ordinal
kepemimpina ditunjukkan pengisian kuesioner
n supervisor supervisor dalam menurut Bass dan
memimpin pekerja di Avolio (2000) dalam
setiap bidang Multifactor
kerjanya, dengan Leadership
kategori : Questionnaire
- Gaya kepemimpinan (MLQ).
Transaksional,dengan
kriteria Ketentuan Skoring :
1 : Tidak pernah
1.Contingent Reward: 2 : Pernah satu kali
Pimpinan 3 : Kadang-kadang
merundingkan terkait 4 : Sering
tujuan bersama dan
memberi reward Penentuan kategori
ketika bawahan dapat menggunakan Mean
mencapainya dari tiap kriteria,
dengan interval
2.Management by sebagai berikut.
Exception- Active:
Pimpinan aktif c= 4–1 = 3 = 0,75
memantau kerja 4 4
(Supranto, 2000)
bawahan dan
penyimpangan yang
Sehingga didaptkan
terjadi
4 kategori sebagi
berikut :
1. Kategori 0 - 1.75
3.Management by
: Sangat rendah
Exception-Passive:
2. Kategori 1.76 -
Pimpinan tidak turut
2.50 : Rendah
campur hingga
3. Kategori 2.51-
masalah menjadi
3.25 : Sedang
serius
4. Kategori 3.26-
4.00: Tinggi

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

44

No Variabel Definisi Operasional Metode Cara dan Hasil Skala


Pengukuran Pengukuran Data
Intepretasi kategori
dalam pembahasan.
1. Kategori sangat
rendah berarti
tidak pernah
menerapkan gaya
kepemimpinan
tersebut
2. Kategori rendah
berarti jarang
sekali
menerapkan gaya
kepemimpinan
tersebut
3. Kategori sedang
berartiterkadang
menerapkangaya
kepemimpinan
tersebut
4. Kategori tinggi
berarti sering
menerapkan gaya
kepemimpinan
tersebut.

Gaya kepemimpinan Diukur dengan cara


Transformasional, pengisian kuesioner
dengan kriteria menurut Bass dan
Avolio (2000) dalam
1. Idealized Attributes: Multifactor
Pimpinan memiliki Leadership
tujuan jelas serta Questionnaire
mempertimbangkan (MLQ).
konsekuensi moral

2. Idealized influence: Ketentuan Skoring :


Pimpinan memberikan 1 : Tidak pernah
daya tarik pengaruh 2 : Pernah satu kali
pada bawahannya 3 : Kadang-kadang
4 : Sering
3. Inspirational
motivation: Penentuan kategori
Pimpinan bersikap menggunakan Mean
optimis dan semangat dari tiap kriteria,

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

45

No Variabel Definisi Operasional Metode Cara dan Hasil Skala


Pengukuran Pengukuran Data
dan memberikan dengan interval
inspirasi bawahannya sebagai berikut.

4. Intellectual c= 4–1 = 3 = 0,75


4 4
stimulation:
(Supranto, 2000)
Pimpinan memberikan
ide-ide baru dan solusi
Sehingga didaptkan
kreatif dalam
4 kategori sebagi
penyelesaian masalah
berikut :
1. Kategori 0 - 1.75
5. Individual
: Sangat rendah
consideration:
2. Kategori 1.76 -
Pimpinan memberikan
2.50 : Rendah
perhatian pada
3. Kategori 2.51-
bawahannya dan
3.25 : Sedang
mendegarkan aspirasi
4. Kategori 3.26-
bawahannya
4.00: Tinggi
Intepretasi kategori
dalam pembahasan.
1. Kategori sangat
rendah berarti
tidak pernah
menerapkan gaya
kepemimpinan
tersebut
2. Kategori rendah
berarti jarang
sekali
menerapkan gaya
kepemimpinan
tersebut
3. Kategori sedang
berartiterkadang
menerapkangaya
kepemimpinan
tersebut
4. Kategori tinggi
berarti sering
menerapkan gaya
kepemimpinan
tersebut.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

46

No Variabel Definisi Operasional


Metode Cara dan Hasil Skala
Pengukuran Pengukuran Data
3. Program Persepsi pekerja Kuesioner Terdapat total 5 Ordinal
Reward dan tentang penerapan pertanyaan
Punishment program/kebijakan Untuk jawaban no 1
Reward dan dan 3
Punishment. a.sangat setuju (nilai
4)
b.setuju (nilai 3)
c.kurang setuju (nilai
2)
d.tidak setuju (nilai
1)

untuk jawaban no 2,
4 dan 5
a.sangat setuju (nilai
1)
b.setuju (nilai 2)
c.kurang setuju (nilai
3)
d.tidak setuju (nilai
4)

hasil akhir
pengukuran dari
pernyataan
responden tiap ruang
dengan
memperhatikan total
skor dengan
kategori:
skor 13-20 : persepsi
baik
skor 5-12 : persepsi
tidak baik

4.7 Teknik dan Instrumen Pengambilan Data

4.7.1 Data primer

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner meliputi

gaya kepemimpinan supervisor, persepsi pekerja terkait penerapan program

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

47

Reward dan Punishment serta kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program

K3.

4.7.2 Data sekunder

Data sekunder diperoleh dengan melihat data yang dimiliki perusahaan

meliputi gambaran umum perusahaan, profil perusahaan, jumlah tenaga kerja, alur

proses produksi, laporan safety meeting , safety inspection dan kebijakan tentang

program K3 di PT. Liku Telaga Gresik.

4.8 Cara Pengolahan dan Teknik analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

tabulasi silang. Setelah itu untuk melihat hubungan antar variabel digunakanuji

korelasi spearman. Hal ini dikarenakan seluruh skala data yang diperoleh adalah

ordinal. Cara pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakansoftware

SPSS.Selain itu, kuat hubungan antar variabel juga dihitung menggunakan

koefisien kontingensi. Interpretasi nilai r akan ditampilkan pada tabel 4.2. sebagai

berikut:

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

48

Tabel 4.3 Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Kuat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Riduwan, 2010

Setelah data di analisis, langkah selanjutnya adalah melakukan penarikan

kesimpulan.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum PT. Liku Telaga

PT. Liku Telaga merupakan perusahaan asosiasi dari group PT. Lautan

Luas Tbk. yang bergerak dalam bidang industri kimia dasar. Produksi utama PT.

Liku Telaga adalah asam sulfat, alumunium sulfat dan sodium silikat. PT. Liku

Telaga merupakan perusahaan yang sudah tersertifkasi untuk Sistem Manajemen

Mutu (ISO 9001:2008), Lingkungan (ISO 14001:2004) serta Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (OHSAS 18001:2007). PT. Liku Telaga sebagai perusahaan

yang bergerak pada industri kimia dasar memiliki komitmen terhadap pemibinaan

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) untuk mewujudkan

kecelakaan kerja nihil (Zero Accident).

5.1.1 Sejarah PT. Liku Telaga Gresik

PT. Liku Telaga didirikan pada tanggal 12 januari 1979 dengan akte

pendirian No:19 oleh notaris M.M.I Wiardi, SH di Jakarta. Pada tanggal 9 oktober

1979 PT. Liku Telaga memperoleh izin persetujuan sementara BPKM

No:176/I/PMDN/1979 untuk rencana produksi alumunium sulfat, potassium alum,

dan asam sulfat. Bulan desember 1984 proyek pembangunan fisik PT. Liku

Telaga selesai dan pada bulan februari 1985 perusahaan ini memulai produksi

perdana alumunium sulfat. Sedangkan produksi perdana asam sulfat baru dapat

dilaksanakan pada bulan juli 1987.

49

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
50

Berdasarkan izin ini prinsip perluasan No:113/1/IP/II/PMDN/2010 PT.

Liku Telaga mulai mengembangkan kapasitas produksi alumunium sulfat dan

asam sulfat dengan melaksanakan pembangunan unit II pada tahun 2010 dan

selesai pada tahun 2011. Sesuai keputusan rapat pemegang saham tanggal, 12

Desember 2011 status permodalan PT. Liku Telaga berubah dari PMDN menjadi

PMA. Berdasarkan perubahan izin prinsip penanaman modal yang dikeluarkan

dari BKPM pusat No:359/1/P/I/PMA/2010 pada tanggal 5 Juli 2012 jenis dan

kapasitas produksi yang sesuai izin tersebut adalah sebagai berikut.

1. Alumunium Sulfat : 129.000 MT/Th

2. Potassium Alum : 5.000 MT/Th

3. Asam Sulfat : 60.000 MT/Th

4. Sodium Silikat Liq : 12.000 MT/Th

5. Sodium Silikat Sld : 6.000 MT/Th

5.1.2 Lokasi dan Tata Letak PT. Liku Telaga Gresik

Lokasi kantor manajemen dan produksi PT. Liku Telaga terletak di desa

Sukomulyo Km. 24, Manyar, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Faktor

yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi tersebut adalah,

1. Daerah Sukomulyo, Manyar merupakan kawasan industri yang cocok

untuk pendirian pabrik

2. Lokasi perusahaan merupakan daerah yang dekat dengan wilayah

pemasaran hasil produk yaitu Surabaya, Sidoarjo dan Jawa Tengah.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
51

3. Dari sisi sosial letak perusahaan jauh dari pusat keramaian warga sehingga

tidak mengganggu kenyamanan dan kenyamanan masyarakat sekitar.

4. Letak perusahaan lumayan jauh dari pemukiman warga, sehingga

jikaterjadi kejadian darurat resikonya dapat diminimalkan.

5. Dari segi analisis dampak industri, lokasi perusahaan yaitu gresik tepat

karena terletak di tepi pantai.

6. Tersedia fasilitas umum seperti listrik, telekomunikasi dan transportasi.

Tata letak pabrik merupakan susunan bangunan pabrik yang meliputi

berbagai mesik, tempat karyawan, penyimpanan bahan baku dan produk yang

dihasilkan. Tata letak pabrik ditentukan berdasarkan berbagai pertimbangan,

yaitu:

1. Tanah yang tersedia untuk bangunan pabrik

2. Kemungkinan pengembangan pabrik

3. Perhitungan distribusi material dan energi secara ekonomis

4. Bentuk dan kondisi fisik bangunan yang meliputi kemudahan operasi,

keselamatan kerja karyawan keamanan peralatan, kemudahan perakitan

dan perbaikan peralatan, keamanan perusahaan, kenyamanan bagi

karyawan, efisiensi waktu serta tenaga dan lain sebagainya.

Sedangkan sistem tata letak ruang pabrik ditentukan berdasarkan proses

yang sedang berlangsung di pabrik (layout by process). Sistem ini berupaya

menetapkan rangkaian dari alat-alat proses sehingga memungkinkan

berlangsungnya proses produksi sehingga memungkinkan berlangsungnya proses

produksi secara kontinyu (Anonim, 2011).

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
52

5.1.3 Visi dan Misi PT. Liku Telaga Gresik

Sebagai perusahaan yang besar PT. Liku Telaga Gresik memiliki visi

untuk mengembangkan perusahaan, yaitu “Menjadi perusahaan manufaktur kimia

terdepan dengan memposisikan diri sebagai:

1. Produsen utama alumunium sulfat di wilayah regional

2. Rekanan strategis asam sulfat di Pulau Jawa

3. Pemain utama sodium silikat di Pulau Jawa

Melalui proses perbaikan secara berkelanjutan pada aspek kinerja, mutu,

keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan untuk memberikan nilai tambah bagi

semua pihak”.

Dalam mewujudkan visi tersebut PT. Liku Telaga memiliki misi yang

jelas yaitu “mengoptimalkan kapasitas produksi dan memberikan kontinuitas

kualitas hasil produksi serta pelayanan pengiriman sesuai dengan permintaan

pelanggan dengan memenuhi semua peraturan perundang-undangan terkait dalam

upaya meningkatkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dan meminimalkan

pencemaran lingkungan untuk mendapatkan kepuasan pelanggan dalam

penggunaan hasil produksi PT. Liku Telaga”.

5.1.4 Struktur Organisasi PT. Liku Telaga Gresik

1. Manajer Direktur : Sanjaja Hajadi

2. Pimpinan Perusahaan : Gani Kristiono, SE

3. Manajer Pabrik : Gani Kristiono, SE

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
53

4. Manajer Produksi :

a. Supervisor ASP : Syuhadak, S.Pd

b. Supervisor SAP : Buwono

c. Supervisor SSP : Mukhtar Zaini, ST

d. Supervisor PPC :

5. Manajer MNT : Kristanto, ST

Supervisor MNT : Pradikta W.T, Amd

6. Manajer Pemasaran :

Manajer Sales : Gani Kristiono, SE

a. Sales dan Analisis : Eko Mimik

b. Teknis Pendukung : Danang Wiryanto, ST

: Rangga Sutrasna, ST

7. Manajer Operasional :

a. Manajer GA : Isman Subagya, SH

Supervisor PGA : Isman Subagya, SH

b. Manajer Logistik :

Supervisor Logistik : Siti Maria Ulfa

c. Manajer Transportasi :

Supervisor Transportasi : Arief Falachudin

d. Manajer Keuangan : Hanna, SE

1) Supervisor Keuangan :

2) Supervisor Pembelian :

e. Manajer ACC : Ang Yien Sin, SE

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
54

Supervisor ACC : Lenny Sutanti, SE

f. Manajer QA :

1) Superviosr QAS : Mukhtar Zaini, ST

2) Supervisor LAB : Aminatul Zuhroh

3) Supervisor RnD : Lazuardi Sudirman, ST

4) Supervisor QCL : Aminatul Zuhroh

8. Sekretaris P2K3 : Retno Lestari, A.Md

5.1.5 Kebijakan Mutu, K3 dan lingkungan (MK3L)

1. Deskripsi Kebijakan

PT. Liku Telaga sebagai perusahaan kimia dasar dengan

segenap kemampuan yang ada berusaha maksimal untuk memberikan

kepuasan ke stakeholder (pelanggan, karyawan, masyarakat,

pemerintah, pemasok, dan kontraktor) dengan menerapkan sistem

manajemen MK3L dengan cara :

a. Direksi, seluruh karyawan dan mitra kerja mendukung

sepenuhnya usaha peningkatan mutu, keselamatan, kesehatan

kerja dan lingkungan (MK3L), melaksanakan pencegahan

terhadap kejadian yang dapat merugikan manusia, lingkungan

atau harta milik perusahaan akibat suatu kecelakaan kerja,

penyakit kerja dan pencemaran lingkungan.

b. Semua karyawan dan mitra kerja secara professional mematuhi

peraturan perundang-undangan serta persyaratan lain tentang

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
55

MK3L dalam kegiatan sehari-hari, memelihara, menciptakan

kebersihan lingkungan kerja sehingga diperoleh tempat kerja

yang ASRI (Aman, Sehat, Rapi, Indah) agar dihasilkan kerja yang

optimal.

c. Semua karyawan dan mitra kerja wajib mengikuti latihan dan

penyuluhan mengenai MK3L yang diselenggarakan oleh

perusahaan.

d. Dalam upaya meningkatkan dan pengamanan perusahaan secara

maksimal, maka seluruh karyawan wajib melaksanakan latihan

penanggulangan keadaan darurat.

e. Pimpinan perusahaan berprinsip bahwa karyawan adalah asset

perusahaan yang sangat berharga, karena itu diusahakan agar

seluruh karyawan dapat bekerja dengan aman dan selamat,

sehingga dapat mencurahkan tenaga pikiran secara optimal bagi

perusahaan.

f. Dengan MK3L diharapkan pelayanan yang lebih baik ke pihak

eksternal (masyarakat sekitar, pelanggan, pemerintah)

2. Sasaran MK3L

PT. Liku Telaga berusaha berkomitmen dalam hal Peningktan

Mutu/Kualitas, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta lingkungan

dengan mewujudkan sasaran MK3L yang telah ditetapkan.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
56

Tabel 5.1 Sasaran MK3L PT. Liku Telaga Gresik

No Sasaran Target
1 Tingkat kepuasan pelanggan Min 85%
2 Tingkat kepuasan masyarakat (L), Min 80%
masyarakat (K3) dan pemerintah (MK3L)
3 Keuntungan bersih dalam satu tahun Min 5%
4 Pertumbuhan perusahaan dalam satu ton Min 20%
5 Zero accident (berlaku juga untuk bagian)
dalam satu tahun.
1.1 Tingkat kecelakaan 0,1%
1.2 Tingkat penyakit akibat kerja 0
6 Tingkat pencemaran lingkungan (berlaku 0
juga untuk bagian) basis HAB
7 Kesesuaian perundang-undangan 100%
8 Penghematan penggunaan listrik, solar Min 2%
Sumber. Buku Saku PT. Liku Telaga 2012

5.1.6 Produksi PT. Liku Telaga Gresik

1. Produksi Asam Sulfat

Asam sulfat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan sebagai

bahan baku dan bahan penolong dalam berbagai industri, sehingga

perkembangan pemakaiannya dapat merupakan indikator bagi

perkembangan perindustrian di suatu negara, bahan baku utama

pembuatan asam sulfat adalah sulfur atau belerang. PT. Liku Telaga

sampai saat ini memiliki 2 mesin produksi yang menghasilkan asam sulfat

yaitu SAP 1 dan SAP 2 yang berkeja secara bersamaan. Unit produksi

asam sulfat bersifat kontinyu (24 jam) dengan tahapan proses seperti pada

gambar 5.1.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
57

Sumber. PT. Liku Telaga Gresik, tahun 2012

Gambar 5.1 Diagram alir proses produksi asam sulfat

2. Produksi Alumunium Sulfat

Aluminium sulfat adalah bahan kimia dengan komponen utama

Al2(SO4)3, berbentuk padatan atau cairan yang larut dalam air, dan sering

digunakan untuk industri atau kebutuhan lainnya terutama dalam proses

pengolahan air dengan sifat utama yang larut dalam air, tidak beracun dan

tidak berbau. Industri yang menggunakan aluminium sulfat diantaranya

adalah industri kertasm industri kulit, industri batik, industri pemadam api

dan sebagainya. Produk aluminium sulfat yang dihasilkan di PT Liku

telaga Gresik ada dua jenis, yaitu aluminium sulfat padat dan aluminium

sulfat cair. Adapun pembuatan aluminium sulfat skala pabrik dijelaskan

melalui gambar 5.2.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
58

Sumber. PT. Liku Telaga Gresik tahun 2012

Gambar 5.2 Diagram alir proses produksi alumunium sulfat

3. Produksi Sodium Silikat

Sodium silikat adalah nama umum untuk senyawa sodium

metasilikat, Na2SiO3, juga dikenal sebagai waterglass atau gelas cair. Ini

tersedia dalam larutan berair dan dalam bentuk padat dan digunakan dalam

semen, proteksi pasif kebakaran, refraktori, tekstil dan pengolahan kayu,

dan mobil. PT. Liku Telaga memproduksi sodium silikat dalam bentuk

padat dan cair yang merupakan produk setengah jadi untuk selanjutnya

dijual pada perusahaan yang memproduksi produk yang berbahan senyawa

tersebut. Gambar 5.3 adalah gambar tentang proses produksi sodium

silikat.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
59

Sumber. PT. Liku Telaga Gresik tahun 2012

Gambar 5.3 Diagram alir proses produksi sodium silicate

5.2 Gaya Kepemimpinan Supervisor

Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang ditunjukkan supervisor

dalam memimpin pekerjanya dilapangan pada bagiannya berdasarkan gaya

kepemimpinan transaksional dan transformasional. Kepemimpinan adalah bagian

dari manajemen organisasi merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi

keberhasilan program keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di PT. Liku

Telaga Gresik. Faktor kepemimpinan masuk kedalam faktor manajemen dari

perusahaan yang secara langsung akan mempengaruhi penyebab dasar dari

kecelakaan kerja yaitu faktor pekerja dan pekerjaan. Sehingga secara tidak

langsung gaya kepemimpinan supervisor dapat menjadi alat untuk meningkatkan

pelaksanaan K3 di tempat tersebut. Hal ini diukur dengan menggunakan kuesioner

berdasarkan bagian masing-masing dan hasilnya sebagai berikut

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
60

5.2.1 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Maintenance

Gaya kepemimpinan supervisor bagian maintenance dapat dilihat pada tabel 5.2

berikut.

Tabel 5.2 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Maintenance PT. Liku


Telaga Gresik Bulan Maret 2014.

Gaya Jumlah Jawaban


Indikator Total N N Kat.
Kepemimpinan 1 2 3 4
Transaksi 1 0 0 6 11 62 17 3,64 Tinggi
Transaksi 2 0 7 10 0 44 17 2,58 Sedang
Sangat
Transaksi 3 14 2 1 0 21 17 1,23
Rendah
Contingent Reward 127 51 2,49 Rendah
Transaksi 4 0 1 16 0 50 17 2,94 Sedang
Transaksional Transaksi 5 0 0 5 12 63 17 3,70 Tinggi
Transaksi 6 1 4 11 1 46 17 2,70 Sedang
Management by Exception active 159 51 3,11 Sedang
Transaksi 7 0 4 13 0 47 17 2,76 Sedang
Transaksi 8 0 6 11 0 45 17 2,64 Sedang
Transaksi 9 6 7 4 0 32 17 1,88 Rendah
Management by Exception passive 124 51 2,43 Rendah
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL 2,68 Sedang
Transform 1 0 0 10 7 58 17 3,41 Tinggi
Transform 2 0 0 3 14 65 17 3,82 Tinggi
Transform 3 0 0 13 4 55 17 3,23 Sedang
Idealized Influence 178 51 3,49 Tinggi
Transform 4 0 8 9 0 43 17 2,52 Sedang
Transform 5 0 0 3 14 65 17 3,82 Tinggi
Transform 6 1 7 8 1 43 17 2,52 Sedang
Idealized Attributed 151 51 2,96 Sedang
Transform 7 0 0 11 6 57 17 3,35 Tinggi
Transform 8 0 0 3 14 65 17 3,82 Tinggi
Transform 9 0 0 4 13 64 17 3,76 Tinggi
Transformasional
Inspirational Motivation 186 51 3,64 Tinggi
Transform 10 0 0 14 3 54 17 3,17 Sedang
Transform 11 0 0 7 10 61 17 3,58 Tinggi
Transform 12 0 1 10 6 56 17 3,29 Tinggi
Intellectual Stimulation 171 51 3,35 Tinggi

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
61

Gaya Jumlah Jawaban


Indikator Total N N Kat.
Kepemimpinan 1 2 3 4
Transform 13 0 0 13 4 55 17 3,23 Sedang
Transform 14 0 1 8 8 58 17 3,41 Tinggi
Transform 15 0 0 6 11 62 17 3,64 Tinggi
Individual Consideration 175 51 3,43 Tinggi

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL 3,47 Tinggi

Dari tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan

transaksional supervisor bagian maintinenance memiliki tingkat sedang. Hal ini

menunjukkan bahwa supervisor bagian maintinenance jarang sekali memberikan

imbalan dalam bentuk pujian dan terkadang melakukan pengawasan untuk

mengantisipasi terjadinya kesalahan. Supervisor bagian maintenance juga

memiliki tingkat kepemimpinan transformasional tinggi. Kondisi tersebut

menunjukan bahwa supervisor bagian maintinenance dapat memberikan

pengaruh, memberikan motivasi, mengajarkan hal-hal baru serta memberikan

perhatian kepada bawahan. Berdasarkan angka mean tersebut Gaya

kepemimpinan Transformasional merupakan gaya kepemimpinan dominan yang

diterapkan di PT. Liku Telaga Gresik pada bagian maintinenance.

5.2.2 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Sulfuric Acid Production

Gaya kepemimpinan supervisor bagian sulfuric acid production dapat

dilihat pada tabel 5.3 berikut.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
62

Tabel 5.3 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Sulfuric Acid Production PT.
Liku Telaga Gresik Bulan Maret 2014

Gaya Jumlah Jawaban


Indikator Total N N Kat
Kepemimpinan 1 2 3 4
Transaksi 1 0 1 4 8 46 13 3,53 Tinggi
Transaksi 2 1 1 4 7 43 13 3,30 Tinggi
Transaksi 3 5 1 6 1 29 13 2,23 Rendah
Contingent Reward 118 39 3,02 Sedang
Transaksi 4 1 1 7 4 40 13 3,07 Sedang
Transaksi 5 0 0 5 8 47 13 3,61 Tinggi
Transaksional Transaksi 6 1 1 6 5 41 13 3,15 Sedang
Management by Exception active 128 39 3,28 Tinggi
Transaksi 7 4 0 6 3 34 13 2,61 Sedang
Transaksi 8 1 0 7 5 42 13 3,23 Sedang
Transaksi 9 3 1 7 2 34 13 2,61 Sedang
Management by Exception passive 110 39 2,82 Sedang
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL 3,04 Sedang
Transform 1 0 1 4 8 46 13 3,53 Tinggi
Transform 2 1 0 3 9 46 13 3,53 Tinggi
Transform 3 1 0 10 2 39 13 3 Sedang
Idealized Influence 131 39 3,35 Tinggi
Transform 4 1 3 7 2 36 13 2,76 Sedang
Transform 5 0 1 6 6 44 13 3,38 Tinggi
Transform 6 4 0 6 3 34 13 2,61 Sedang
Idealized Attributed 114 39 2,92 Sedang
Transform 7 1 0 9 3 40 13 3,07 Sedang
Transform 8 0 0 5 8 47 13 3,61 Tinggi
Transformasional Transform 9 0 0 6 7 46 13 3,53 Tinggi
Inspirational Motivation 133 39 3,41 Tinggi
Transform 10 0 1 11 1 39 13 3 Sedang
Transform 11 0 0 6 7 46 13 3,53 Tinggi
Transform 12 0 2 6 5 42 13 3,23 Sedang
Intellectual Stimulation 127 39 3,25 Tinggi
Transform 13 0 0 11 2 41 13 3,15 Sedang
Transform 14 0 2 9 2 39 13 3 Sedang
Transform 15 0 0 6 7 46 13 3,53 Tinggi
Individual Consideration 126 39 3,23 Sedang
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL 3,29 Tinggi

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
63

Dari tabel 5.3 diatas dapat dipelajari bahwa gaya kepemimpinan

transaksional supervisor bagian sulfuric acid production memiliki tingkat sedang.

Hal ini menunjukkan supervisor bagian sulfuric acid production terkadang

memberikan imbalan dalam bentuk pujian dan seringkali melakukan pengawasan

untuk meminimalisir terjadinya kesalahan. Supervisor bagian sulfuric acid

production juga memiliki tingkat kepemimpinan transformasional tinggi. Kondisi

ini menunjukan bahwa supervisor bagian sulfuric acid production dapat

memberikan pengaruh, memberikan motivasi, mengajarkan hal-hal baru serta

memberikan perhatian kepada bawahan. Berdasarkan angka mean tersebut Gaya

kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang dominan

yang diterapkan oleh supervisor bagian sulfuric acid production.

5.2.3 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Alumunium Sulfate


Production

Gaya kepemimpinan supervisor bagian alumunium sulfate productiondapat

dilihat pada tabel 5.4 berikut.

Tabel 5.4 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Alumunium Sulfate


Production PT. Liku Telaga Gresik Bulan Maret 2014
Gaya Jumlah Jawaban
Indikator Total N N Kat.
Kepemimpinan 1 2 3 4
Transaksi 1 0 0 7 10 61 17 3,58 Tinggi
Transaksi 2 0 8 5 4 47 17 2,76 Sedang
Sangat
Transaksi 3 13 4 0 0 21 17 1,23
Transaksional Rendah
Contingent Reward 129 51 2,52 Sedang
Transaksi 4 0 0 12 5 56 17 3,29 Tinggi

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
64

Gaya Jumlah Jawaban


Indikator Total N N Kat.
Kepemimpinan 1 2 3 4
Transaksi 5 0 0 7 10 61 17 3,58 Tinggi
Transaksi 6 2 6 6 3 44 17 2,58 Sedang
Management by Exception active 161 51 3,15 Sedang
Transaksi 7 0 7 10 0 44 17 2,58 Sedang
Transaksi 8 0 4 12 1 48 17 2,82 Sedang
Sangat
Transaksi 9 7 9 1 0 28 17 1,64
Rendah
Management by Exception passive 120 51 2,35 Rendah
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL 2,67 Sedang
Transform 1 0 0 14 3 54 17 3,17 Sedang
Transform 2 2 0 7 8 55 17 3,23 Sedang
Transform 3 2 0 13 2 49 17 2,88 Sedang
Idealized Influence 158 51 3,09 Sedang
Transform 4 2 1 13 1 47 17 2,76 Sedang
Transform 5 0 2 11 4 53 17 3,11 Sedang
Transform 6 2 2 8 5 50 17 2,94 Sedang
Idealized Attributed 150 51 2,94 Sedang
Transform 7 2 0 12 3 50 17 2,94 Sedang
Transform 8 0 0 8 9 60 17 3,52 Tinggi
Transform 9 0 0 9 8 59 17 3,47 Tinggi
Transformasional
Inspirational Motivation 169 51 3,31 Tinggi
Transform 10 0 2 9 6 55 17 3,23 Sedang
Transform 11 0 0 10 7 58 17 3,41 Tinggi
Transform 12 0 3 10 4 52 17 3,05 Sedang
Intellectual Stimulation 165 51 3,23 Sedang
Transform 13 0 0 11 6 57 17 3,35 Tinggi
Transform 14 0 1 6 10 60 17 3,52 Tinggi
Transform 15 0 0 11 6 57 17 3,35 Tinggi
Individual Consideration 174 51 3,41 Tinggi
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL 3,32 Tinggi

Dari tabel 5.4 diatas dapat dipelajari bahwa gaya kepemimpinan

transaksional supervisor bagian alumunium sulfate production memiliki tingkat

sedang. Hal ini menunjukkan supervisor bagian alumunium sulfate production

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
65

terkadang memberikan imbalan dalam bentuk pujian dan seringkali melakukan

pengawasan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan. Supervisor bagian

alumunium sulfate production juga memiliki tingkat kepemimpinan

transformasional tinggi. Kondisi ini menunjukan bahwa supervisor bagian

alumunium sulfate production dapat memberikan pengaruh dan memberikan

motivasi dengan baik serta terkadang supervisor perhatian kepada bawahan.

Berdasarkan angka mean tersebut Gaya kepemimpinan Transformasional

merupakan gaya kepemimpinan dominan yang diterapkan oleh supervisor bagian

alumunium sulfate production.

5.2.4 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Sodium Silicate Production

Gaya kepemimpinan supervisor bagian sodium silicate production dapat

dilihat pada tabel 5.5 berikut.

Tabel 5.5 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Sodium Silicate Production


PT. Liku Telaga Gresik Bulan Maret 2014.

Gaya Jumlah Jawaban


Indikator Total N N Kat
Kepemimpinan 1 2 3 4
Transaksi 1 1 0 1 2 12 4 3 Sedang
Transaksi 2 0 0 3 1 13 4 3,25 Tinggi
Transaksi 3 1 1 2 0 9 4 2,25 Rendah
Contingent Reward 34 12 2,83 Sedang
Transaksi 4 1 2 0 1 9 4 2,25 Rendah
Transaksi 5 1 0 0 3 13 4 3,25 Tinggi
Transaksional Transaksi 6 1 1 1 1 10 4 2,5 Sedang
Management by Exception active 32 12 2,66 Sedang
Transaksi 7 1 2 0 1 9 4 2,25 Rendah
Transaksi 8 0 0 0 4 16 4 4 Tinggi
Transaksi 9 1 2 0 1 9 4 2,25 Rendah
Management by Exception passive 34 12 2,83 Sedang

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
66

Gaya Jumlah Jawaban


Indikator Total N N Kat
Kepemimpinan 1 2 3 4
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL 2,78 Sedang
Transform 1 0 1 3 0 11 4 2,75 Sedang
Transform 2 0 0 3 1 13 4 3,25 Tinggi
Transform 3 0 0 4 0 12 4 3 Sedang
Idealized Influence 36 12 3 Sedang
Transform 4 0 0 4 0 12 4 3 Sedang
Transform 5 0 0 3 1 13 4 3,25 Tinggi
Transform 6 0 0 4 0 12 4 3 Sedang
Idealized Attributed 37 12 3,08 Sedang
Transform 7 0 0 3 1 13 4 3,25 Tinggi
Transform 8 0 0 3 1 13 4 3,25 Tinggi
Transformasional Transform 9 0 0 3 1 13 4 3,25 Tinggi
Inspirational Motivation 39 12 3,25 Tinggi
Transform 10 0 0 4 0 12 4 3 Sedang
Transform 11 0 0 4 0 12 4 3 Sedang
Transform 12 0 0 3 1 13 4 3,25 Tinggi
Intellectual Stimulation 37 12 3,08 Sedang
Transform 13 0 0 4 0 12 4 3 Sedang
Transform 14 0 0 4 0 12 4 3 Sedang
Transform 15 0 0 4 0 12 4 3 Sedang
Individual Consideration 36 12 3 Sedang
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL 3,11 Sedang

Dari tabel 5.5 diatas dapat dipelajari bahwa gaya kepemimpinan

transaksional supervisor bagian sodium silicate production memiliki tingkat

sedang. Hal ini menunjukkan supervisor bagian sodium silicate production

terkadang memberikan imbalan dalam bentuk pujian kepada pekerja dan

melakukan pengawasan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan. Supervisor

bagian sodium silicate production juga memiliki tingkat kepemimpinan

transformasional sedang. Kondisi ini menunjukan bahwa supervisor bagian

sodium silicate production terkadang mampu mempengaruhi, memberikan

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
67

motivasi, mengajarkan hal baru serta perhatian kepada bawahan. Berdasarkan

angka mean tersebut Gaya kepemimpinan Transformasional merupakan gaya

kepemimpinan dominan yang diterapkan oleh supervisor bagian sodium silicate

production.

5.2.5 Gaya Kepemimpinan Supervisor

Berdasarkan hasil dari kuesioner di tiap bagian, maka didapat tingkat gaya

transaksional dan transformasional sebagai berikut.

Tabel 5.6 Rekapitulasi Gaya Kepemimpinan Supervisor PT. Liku Telaga Gresik
Bulan Maret 2014

Kepemimpinan Kepemimpinan
Gaya
Transaksional Transformasional
No Bagian Kepemimpinan
Mean Kategori Mean Kategori Dominan

1 Maintenance 2,68 Sedang 3,48 Tinggi Transformasional


Sulphuric Acid
2 3,04 Sedang 3,29 Tinggi Transformasional
Production
Alumunium Sulfate
3 2,67 Sedang 3,32 Tinggi Transformasional
Production
Sodium Silicate
4 2,78 Sedang 3,11 Sedang Transformasional
Production

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui gaya kepemimpinan supervisor pada

4 bagian (Maintenance, Sulphuric Acid Production, Alumunium Sulfate

Production, Sodium Silicate Production) memiliki gaya kepemimpinan

transaksional sedang dengan angka mean yang berkisar antara 2.51 -3.25. Gaya

kepemimpinan transformasional supervisor memiliki perbedaan dengan variasi

tingkat sedang dan tinggi. Supervisor pada bagian Maintenance, Sulphuric Acid

Production, Alumunium Sulfate Production memiliki gaya kempimpinan

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
68

transformasional tinggi dengan angka mean yang berkisar antara 3.26-4.00,

sedangkan untuk supervisor pada bagian Sodium Silicate Production memiliki

gaya kepemimpinan transaksional sedang dengan angka mean berkisar antara 2.51

-3.25. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisor pada tiap

bagian memiliki gaya kepemimpinan dominan yaitu transformasional.

5.3 Persepsi Pekerja Terhadap Program Reward dan Punishment dalam


aspek K3

Persepsi adalah anggapan yang ada dipikiran responden tentang penerapan

Reward dan Punishment dalam aspek K3 di PT. Liku Telaga Gresik. Persepsi

baik tentang penerapan Reward dan Punishment dalam aspek K3 merupakan

salah satu aspek yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan

kebijakan tersebut. Kebijakan reward dan punishment yang di terapkan di PT.

Liku Telaga Gresik akan mendorong sikap pekerja dalam melaksanakan program

K3 yang ada di perusahaan. Sehingga jika persepsi pekerja baik terhadap hal

tersebut maka secara tidak langsung dapat meningkatkan pelaksanaan K3 di PT.

Liku Telaga Gresik. Hal ini akan di ukur dengan menggunkan kuesioner dan

hasilnya sebagai berikut.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
69

Tabel 5.7 Tingkat Persepsi Pekerja Terhadap Penerapan Program Reward dan
Punishment dalam Aspek K3 di PT. Liku Telaga Gresik Bulan Maret
2014

Persepsi
No Nama Bagian Tidak Total %
Baik % %
Baik
1 Maintenance 10 58,82 7 41,18 17 100
Sulphuric Acid
2 4 30,77 9 69,23 13 100
Production
Alumunium
3 Sulfate 11 64,70 6 35,30 17 100
Production
Sodium Silicate
4 2 50 2 50 4 100
Production
Jumlah 27 51,08 24 48,92 51 100

Dari tabel 5.7 dapat diketahui sebagian pekerja pada bagian Maintenance,

Alumunium Sulfate Productiondan Sodium Silicate Production mempunyai

persepsi baik terhadap penerapan program reward dan punishment. Sedangkan

sebagian besar pekerja pada bagian Sulphuric Acid Production memiliki persepsi

tidak baik terhadap penerapan program reward dan punishment. Kondisi paling

baik terdapat pada bagian Alumunium Sulfate Production dimana 64,7% pekerja

memilik tingkat persepsi yang baik terhadap program tersebut. Sedangkan untuk

hasil persepsi tidak baik yang paling besar terdapat pada bagian Sulphuric Acid

Production dengan prosentase sebesar 69,2 %.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
70

5.4 Penilaian Kepatuhan Pekerja Dalam Melaksanakan Program K3

Kepatuhan merupakan sebuah sikap dari seorang pekerja dalam mematuhi

sebuah aturan, dalam hal ini terkait dengan pelaksanaan program K3 di sebuah

perusahaan. Sehingga kepatuhan pekerja merupakan hal yang dapat menunjang

pelaksanaan program K3 di PT. Liku Telaga Gresik.

Tabel 5.8 Tingkat Kepatuhan Pekerja Melaksanakan Program K3 Di PT. Liku


Telaga Gresik Tahun 2014

Tingkat Kepatuhan
No Nama Bagian Tidak Total %
Patuh % %
Patuh
1 Maintenance 15 88,23 2 11,76 17 100
Sulphuric Acid
2 12 92,30 1 7,69 13 100
Production
Alumunium
3 Sulfate 14 82,35 3 17,65 17 100
Production
Sodium Silicate
4 4 100 0 0 4 100
Production
Jumlah 45 90,72 6 9,28 51 100

Dari tabel 5.8 dapat diketahui bahwa mayoritas responden pekerja

memiliki sikap patuh dalam melaksanakan program K3 sebesar 90,72%. Kondisi

paling baik terdapat pada bagian Sodium Silicate Production karena keseluruhan

responden pekerja memiliki sikap patuh yaitu sebesar 100 %.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
71

5.5 Hubungan Gaya Kepemimpinan Supervisor dengan Tingkat


Kepatuhan Pekerja dalam Melaksanakan Program K3.

Tabel 5.9 Hasil Tabulasi Silang Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional


Supervisor dengan Tingkat Kepatuhan Pekerja di PT. Liku Telaga
Gresik Bulan Maret Tahun 2014

Kepatuhan Total
Kepemimpinan
Tidak Patuh Patuh
Transaksional Jumlah %
Jumlah % Jumlah %
Rendah 1 14,29 6 85,71 7 100
Sedang 3 7,7 36 92,3 39 100
Tinggi 0 0 5 100 5 100
Total 4 7,32 47 92,68 51 100

Dari tabel 5.9 diatas dapat dianalisis bahwa jika supervisor menerapkan

gaya kepemimpinan transaksional tinggi, maka tingkat kepatuhan pekerja adalah

sebesar 100 %. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman menunjukkan p = 0.030

dengan α = 0.05 (p < α) serta keofisien korelasi 0.391, maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional dengan tingkat

kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3 di PT. Liku Telaga Gresik.

Tabel 5.9 Hasil Tabulasi Silang Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional


Supervisor dengan Tingkat Kepatuhan Pekerja di PT. Liku Telaga
Gresik Bulan Maret Tahun 2014

Kepatuhan Total
Kepemimpinan
Tidak Patuh Patuh
Transformasional
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Sedang 1 4 24 96 25 100
Tinggi 3 11,53 23 88,47 26 100
Total 4 7,77 47 92,23 51 100

Dari tabel 5.10 diatas dapat dilihat bahwa jika supervisor menerapkan

gaya kepemimpinan transformasional, maka tingkat kepatuhan pekerja adalah

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
72

sebesar 96 %. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman menunjukkan p = 0.007

dengan α = 0.05 (p < α) serta keofisien korelasi - 0.372, maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan tingkat

kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3 di PT. Liku Telaga Gresik.

5.6 HubunganPersepsi Pekerja dalam Penerapan Kebijakan Reward dan


Punishment pada Aspek K3 dengan Tingkat Kepatuhan Pekerja
dalam Melaksanakan Program K3.

Tabel 5.11Hasil Tabulasi Silang Variabel Persepsi Program Rewarddan


Punishmentdengan Tingkat Kepatuhan Pekerja di PT. Liku Telaga
Gresik Tahun 2014

Persepsi Program Kepatuhan Total


Reward dan Tidak patuh Patuh
Punishment Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Baik 2 7,7 24 92,3 26 100
Tidak Baik 2 8 23 92 25 100
Total 4 7,85 47 92,15 51 100

Dari tabel 5.11 diatas dapat dilihat bahwa jika pekerja memiliki persepsi

baik terhadap penerapan kebijakan reward dan punishment pada aspek K3, maka

tingkat kepatuhan pekerja adalah sebesar 92,3 %. Berdasarkan hasil uji korelasi

spearman menunjukkan p = 0.043 dengan α = 0.05 (p > α) serta keofisien korelasi

0.284, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi

persepsi pekerja dalam penerapan kebijakan reward dan punishment pada aspek

K3 dengan tingkat kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3 di PT.

Liku Telaga Gresik.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
73

5.7 Hubungan Variabel Gaya Kepemimpinan Supervisor dengan Persepsi


Pekerja dalam Penerapan Kebijakan Reward dan Punishment pada
aspek K3.

Tabel 5.12Hasil Tabulasi Silang Variabel Gaya Kepemimpinan Transaksional


Supervisor dengan Persepsi Pekerja dalam Penerapan Kebijakan
Reward dan Punishment pada Aspek K3 di PT. Liku Telaga Gresik
Tahun 2014

Persepsi Total
Kepemimpinan
Tidak Baik Baik
Transaksional Jumlah %
Jumlah % Jumlah %
Rendah 5 71,42 2 28,58 7 100
Sedang 17 43,6 22 56,41 39 100
Tinggi 3 60 2 40 5 100
Total 25 58,33 26 41,67 51 100

Dari tabel 5.12 diatas dapat dianalisis jika supervisor menerapkan gaya

kepemimpinan transaksional sedang, maka pekerja yang memiliki persepsi tidak

baik terhadap penerapan kebijakan reward dan punishment adalah sebesar 71,4 %.

Berdasarkan hasil uji korelasi spearman menunjukkan p = 0.675 dengan α = 0.05

(p < α), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara gaya

kepemimpinan transaksional dengan persepsi pekerja dalam penerapan kebijakan

reward dan punishment pada aspek K3 di PT. Liku Telaga Gresik.

Tabel 5.13Hasil Tabulasi Silang Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional


Supervisor dengan Persepsi Pekerja dalam Penerapan Kebijakan
Reward dan Punishment pada Aspek K3 di PT. Liku Telaga Gresik
Tahun 2014

Persepsi Total
Kepemimpinan Tidak Baik Baik
Transformasional
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Sedang 11 44 14 56 25 100
Tinggi 14 53,84 12 46,16 26 100
Total 25 48,92 26 51,08 51 100

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
74

Dari tabel 5.13 diatas dapat dianalisis bahwa jika supervisor menerapkan

gaya kepemimpinan transformasional sedang, maka persepsi baik pekerja

terhadap penerapan kebijakan reward dan punishment sebesar 56 %. Sedangkan

jika supervisor menerapkan gaya kepemimpinan transformasional tinggi, maka

persepsi tidak baik pekerja terhadap penerapan kebijakan reward dan punishment

sebesar 53,84 %. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman menunjukkan p = 0.045

dengan α = 0.05 (p < α) serta keofisien korelasi - 0.282, maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional dengan persepsi

pekerja dalam penerapan kebijakan reward dan punishment pada aspek K3 di PT.

Liku Telaga Gresik.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Gaya Kepemimpinan Supervisor PT. Liku Telaga Gresik

6.1.1 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Maintenance

Berdasarkan hasil penelitian, supervisor bagian maintenance memiliki

gaya kepimimpinan transaksional tingkat sedang. Supervisor tersebut memiliki

karakter yang jarang sekali memberikan imbalan dalam bentuk pujian kepada

bawahan dan terkadang supervisor juga melakukan pengawasan kepada pekerja

seperti melakukan inspeksi lapangan. Kondisi tersebut sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Arifii, dimana jika seorang pemimpin memiliki

gaya kepemimpinan transaksional sedang maka pimpinan tersebut jarang

memberikan imbalan kepada bawahannya, jarang ikut campur dalam tiap masalah

yang muncul, serta terkadang melakukan tindakan jika terjadi suatu masalah

(Arifii, 2012).

Gaya kepemimpinan transformasional supervisor bagian maintenance

memiliki tingkat yang tinggi. Supervisor tersebut memiliki karakter mampu

memberikan motivasi dan dorongan kepada pekerja dalam menjalankan

pekerjaannya, mampu memberikan ilmu baru kepada pekerja tentang cara kerja

yang efektif, memberikan perhatian serta dapat menjadi pendengar yang baik

kepada bawahannya saat terjadi masalah. Kondisi tersebut juga sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifii, dimana jika seorang pemimpin

memiliki gaya kepemimpinan transformasional tinggi maka pemimpin tersebut

75

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

76

mampu memberikan motivasi dan inspirasi bagi bawahan dalam upaya

peningkatan kualitas kerjanya. (Arifii, 2012).

Supervisor bagian maintenance memiliki gaya kepemimpinan dominan

transformasional, supervisor tersebut dapat menciptakan iklim positif seperti

halnya memberikan motivasi kepada bawahan, mampu mempengaruhi bawahan

untuk patuh terhadap peraturan serta mampu mengajarkan hal baru sehingga

pengetahuan bawahan meningkat. Hal tersebut mendukung teori Yulk yang

menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional membuat karyawan

lebih termotivasi dan bersedia melakukan lebih dari yang diharapkan sebelumnya

sehingga mendorong kinerja lebih baik (Yulk, 2010).

Supervisor bagian maintenance dapat menerapkan gaya kepemimpinan

transformasional yang sudah baik, terutama dalam memberikan motivasi kepada

karyawan untuk mematuhi semua peraturan K3. Menurut Winardi (2002) dalam

Pramesti (2014) motivasi merupakan sejumlah proses yang menyebabkan

timbulnya sikap antusiasme dalam hal melaksanakan kegiatan tertentu.

Supervisor bagian maintenance juga harus dapat memberikan pengaruh yang baik

kepada bawahan dengan menanamkan nilai-nilai yang baik dalam bekerja,

sehingga pekerja mampu bekerja dengan maksimal.

6.1.2 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Sulfuric Acid Production

Berdasarkan hasil penelitian, supervisor bagian sulfuric acid production

memiliki gaya kepimimpinan transaksional tingkat sedang. Supervisor tersebut

memiliki karakter sesekali memberikan imbalan dalam bentuk pujian kepada

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

77

bawahan. Supervisor juga aktif dalam melakukan pengawasan kepada pekerja

untuk meminimalkan kesalahan yang terjadi seperti saat melakukan inspeksi dua

kali sehari. Kondisi tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Arifii, dimana jika seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan transaksional

sedang maka pimpinan tersebut jarang memberikan imbalan kepada bawahannya,

jarang ikut campur dalam tiap masalah yang muncul (Arifii, 2012).

Gaya kepemimpinan transformasional supervisor bagian Sulfuric Acid

Production memiliki tingkat yang tinggi. Supervisor bagian ini mampu

mempengaruhi dan memotivasi pekerja saat melakukan pekerjan, namun masih

kurang dalam memberikan perhatian kepada bawahannya saat terjadi masalah.

Kondisi tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifii, dimana

jika seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan transformasional tinggi

maka pemimpin dianggap mampu memberikan motivasi dan inspirasi bagi

bawahan dalam upaya peningkatan kualitas kerja (Arifii, 2012).

Supervisor bagian Sulfuric Acid Production memiliki gaya kepemimpinan

dominan transformasional, supervisor tersebut mampu menciptakan iklim positif

seperti halnya memberikan motivasi kepada bawahan, mampu mempengaruhi

bawahan untuk patuh terhadap peraturan dan bekerja dengan baik. Hal tersebut

mendukung teori Yulk yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan

transformasional membuat karyawan lebih termotivasi dan bersedia melakukan

lebih dari yang diharapkan sebelumnya sehingga mendorong kinerja lebih baik

(Yulk, 2010). Supervisor bagian Sulfuric Acid Production dapat meningkatkan

kembali penerapan gaya kepemimpinan transformasional. Khususnya untuk

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

78

karakter yang masih memiliki nilai sedang, yaitu dengan cara lebih memberikan

perhatian kepada pekerja setiap saat untuk meningkatkan kinerja mereka.

6.1.3 Gaya Kepemimpinan Supervisor Bagian Alumunium Sulfate


Production
Berdasarkan hasil penelitian, supervisor bagian alumunium sulfate

production memiliki gaya kepimimpinan transaksional tingkat sedang. Supervisor

tersebut sesekali memberikan imbalan dalam bentuk pujian kepada bawahan.

Supervisor jarang melakukan pengawasan kepada pekerja. Kondisi tersebut sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifii, dimana jika seorang pemimpin

memiliki gaya kepemimpinan transaksional sedang maka pimpinan tersebut

jarang memberikan imbalan kepada bawahannya, jarang ikut campur dalam tiap

masalah yang muncul, serta terkadang aktif melakukan tindakan bila terjadi

masalah di lingkungan kerjanya (Arifii, 2012).

Gaya kepemimpinan transformasional supervisor bagian alumunium

sulfate production memiliki tingkat yang tinggi. Supervisor bagian alumunium

sulfate production dapat memberikan motivasi dan perhatian lebih pada

bawahannya saat terjadi masalah. Meskipun sudah mampu memberikan motivasi

dengan baik, supervisor tersebut tidak terlalu bisa mempengaruhi bawahannya

serta jarang memberikan solusi yang baru dalam menunjang kinerja bawahannya.

Kondisi tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifii dimana jika

seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan transformasional tinggi maka

pemimpin dianggap mampu memberikan motivasi dan inspirasi bagi bawahan,

sedangkan karakter Idealized influence yang memiliki skor kurang hal ini

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

79

menunjukkan walau sudah mampu memotivasi namun daya pengaruh masih

kurang kuat (Arifii, 2012).

Supervisor bagian alumunium sulfate production memiliki gaya

kepemimpinan dominan transformasional, supervisor tersebut mampu

menciptakan iklim positif seperti halnya memberikan motivasi kepada bawahan,

serta memberikan perhatian lebih pada bawahannya saat terjadi masalah tertentu.

Hal tersebut mendukung teori Yulk yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan

transformasional membuat karyawan lebih termotivasi dan bersedia melakukan

lebih dari yang diharapkan sebelumnya sehingga mendorong kinerja lebih baik

(Yulk, 2010). Supervisor alumunium sulfate production harus meningkatkan

aspek lain dalam kepemimpinan transformasional agar lebih maksimal, salah

satunya dapat mempengaruhi pekerja misalnya untuk bertindak patuh pada

program K3 serta mengajarkan hal baru dalam menunjang pekerjaan bawahannya.

6.1.4 Gaya kepemimpinan Supervisor bagian Sodium Silicate Production

Berdasarkan hasil penelitian, supervisor bagian sodium silicate production

memiliki tingkat gaya kepimimpinan transaksional sedang. Supervisor tersebut

sesekali memberikan imbalan seperti hadiah atau pujian untuk meningkatkan

kepatuhan pekerja. Supervisor juga jarang melakukan pengawasan kepada

pekerja. Kondisi tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Arifii, dimana jika seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan transaksional

sedang maka pimpinan tersebut jarang memberikan imbalan kepada bawahannya,

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

80

jarang ikut campur dalam tiap masalah yang muncul, serta terkadang aktif

melakukan tindakan bila terjadi masalah di lingkungan kerjanya (Arifii, 2012).

Gaya kepemimpinan transformasional supervisor bagian Sodium Silicate

Production memiliki tingkat sedang. Supervisor mampu memberikan motivasi

kepada pekerja, seperti saat memotivasi pekerja untuk selalu patuh terhadap

program K3 di perusahaan. Meskipun sudah dapat memberikan motivasi dengan

baik, namun supervisor tersebut tidak terlalu dapat mempengaruhi bawahannya,

jarang memberikan perhatian kepada bawahannya jika terjadi masalah dan jarang

menginspirasi bawahannya. Kondisi tersebut sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Arifii dimana jika seorang pemimpin memiliki gaya

kepemimpinan transformasional tinggi maka pemimpin tersebut cukup

memberikan inspirasi dan tidak terlalu memiliki pengaruh. (Arifii, 2012).

Supervisor bagian sodium silicate production memiliki gaya

kepemimpinan dominan transformasional, supervisor tersebut mampu

menciptakan iklim positif seperti halnya memberikan motivasi kepada bawahan,

serta memberikan perhatian lebih pada bawahannya saat terjadi masalah tertentu.

Hal tersebut mendukung teori Yulk yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan

transformasional membuat karyawan lebih termotivasi dan bersedia melakukan

lebih dari yang diharapkan sebelumnya sehingga mendorong kinerja lebih baik

(Yulk, 2010).

Supervisor bagian sodium silicate production dapat meningkatkan kembali

penerapan gaya kepemimpinan transformasional yang masih belum maksimal

dalam penerapannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara berusaha

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

81

memberikan pengaruh yang baik kepada pekerja, lebih perhatian kepada pekerja

dan mampu menginspirasi dengan memberikan alternatif solusi yang efektif

dalam setiap pemecahan masalah.

6.2 Persepsi pekerja terhadap program Reward dan Punishment dalam


aspek K3

Berdasarkan hasil penelitian dihasilkan sebesar 51,07 % pekerja memiliki

persepsi baik terhadap penerapan program reward dan punishment dalam aspek

K3. Meskipun begitu masih banyak juga pekerja yang memiliki persepsi kurang

baik terhadap penerapan program reward dan punishment. Menurut Gibson

(1995) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu faktor

individu, faktor psikologis dan faktor organisasi. Aspek persepsi masuk kedalam

faktor psikologis yang akan mempengaruhi pekerja dan juga penerapan program

yang ada dalam perusahaan.

Masih banyaknya persepsi kurang baik dapat dijelaskan mungkin pekerja

masih belum memahami tentang penerapan reward dan punishment dalam

menegakkan kebijakan K3 atau pengetahuan pekerja terkait hal tersebut masih

rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat dari M. Thoha dalam bukunya, bahwa

salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi sesorang adalah pengetahuan

(Thoha, 1995). Selanjutnya menurut Manahan (2008) faktor lain yang

mempengaruhi persepsi seseorang adalah faktor individu yang terdiri dari

kemampuan individu untuk mempelajari sesuatu, motivasi individu, kepentingan

individu, pengalaman individu dalam menyusun persepsi, serta harapan individu

dalam menentukan persepsi tersebut.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

82

Menurut Anoraga (1993) persepsi yang kurang baik terhadap sesuatu akan

menyebabkan seseorang tidak akan mau melakukan hal tersebut, sebaliknya jika

seseorang memiliki persepsi yang baik maka orang tersebut akan melakukan

tindakan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus membangun persepsi baik

pekerja dengan cara memberikan reward dan punishment yang sesuai dengan

keinginan pekerja. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi

antara manajemen perusahaan dengan pihak pekerja. Selain itu persepsi dapat

dibangun dengan memberikan penjelasan terkait program reward dan punishment

oleh supervisor setiap bagian. Sehingga pada akhirnya pekerja memahami dan

memiliki persepsi baik terhadap program Reward dan Punishment dalam aspek

K3 di PT. Liku Telaga Gresik.

6.3 Penilaian kepatuhan Pekerja dalam melaksanakan program K3

Berdasarkan hasil penelitian dihasilkan sebesar 90,72 % pekerja memiliki

sikap patuh dalam melaksanakan Program K3 di PT. Liku Telaga Gresik. Dari

semua bagian yang di teliti, bagian sodium silicate production memiliki tingkat

kepatuhan yang tinggi, dimana semua pekerja patuh dalam melaksanakan program

K3. Tingginya tingkat kepatuhan dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor

internal seperti pengetahuan, pendidikan, dan sikap serta faktor eksternal yaitu

program lain dari perusahaan serta pengawasan dari supervisor

(Notoadmodjo,2005).

Menurut Sarwono (1995), patuh (compliance) menghasilkan perubahan

tingkah laku yang sementara dan individu cenderung kembali kepada perilaku

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

83

yang semula jika pengawasan kelompok lemah. Jadi dapat di katakan bahwa

kepatuhan merupakan sebuah sikap dari seorang pekerja dalam mematuhi sebuah

aturan untuk disiplin, namun sifat kepatuhan mudah berubah ketika faktor yang

lain seperti pengawasan supervisor dan keyakinan pekerja berkurang.

PT. Liku Telaga Gresik dapat melakukan kegiatan tertentu untuk

mempertahankan kepatuhan pekerja yang sudah tinggi dengan cara melakukan

kontrol atau pengawasan oleh supervisor. Pengawasan tersebut untuk memastikan

bahwa pekerjaan dan sikap yang dilakukan sudah sesuai dengan standard dan

peraturan yang ada. Menurut Sarwoto seperti yang dikutip Rengganis (2012)

seorang supervisor dalam upaya pengawasan harus melakukan kegiatan

pemeriksaan, pengecekan, pencocokan, pengendalian dan berbagai tindakan yang

sejenis.

Supervisor harus selalu mengingatkan setiap pekerja untuk selalu patuh

terhadap program K3 sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh perusahaan saat

waktu briefing sebelum bekerja. Menurut penelitian Kurniawan, et al.(2006)

safety briefing dapat membantu pekerja untuk mengetahui prosedur kerja maupun

prosedur keselamatan yang benar. Pada saat safety briefing dapat dilakukan

penyuluhan atau pemberian informasi untuk menambah pengetahuan pekerja

tentang program K3 yang harus dijalankan. Kegiatan penyuluhan selain dapat

diberikan secara kegiatan pemberian informasi langsung, juga dapat dilakukan

dengan memasang poster, diskusi, pemutaran film, dan sebagainya (Suma’mur,

1996).

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

84

6.4 Hubungan Gaya Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional


Supervisordengan Tingkat Kepatuhan Pekerja dalam Melaksanakan
Program K3.

Berdasarkan data penelitian menunjukan adanya hubungan antara gaya

kepemimpinan transaksional dan transformasional dengan tingkat kepatuhan

pekerja dalam melaksanakan program K3. Hal ini didukung dengan pendapat

Salam dkk (2013) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berhubungan

dengan kinerja seorang pekerja tenaga kesehatan. Pada penelitian ini terdapat

perbedaan tingkat gaya kepemimpinan supervisor dari setiap bagian yang diteliti

berdasarkan nilai mean kedua gaya kepemimpinan tersebut. Menurut Whittaker

(1996) Hal tersebut dikarenakan situasi pekerjaan dan tingkat kualitas bawahan

yang berbeda, sehingga pimpinan menyesuaikan kondisi tersebut.

6.4.1 Hubungan Gaya Kepemimpinan transaksional dengan tingkat


Kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3.

Berdasarkan data hasil uji statistika menggunakan uji spearman

menunjukan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional dengan

tingkat kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3 dengan koefisien

korelasi 0.391. Koefisien korelasi tersebut menunjukan hubungan antar variabel

yang masih rendah. Koefisien korelasi yang positif menunjukan adanya hubungan

searah maka semakin tinggi gaya kepemimpinan transaksional dijalankan akan

berhubungan dengan kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3 yang

semakin baik. Hal tersebut sejalan dengan dengan penelitian Arifii (2012) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional

dengan tingkat pelaksanaan suatu program.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

85

Penerapan gaya kepemimpinan transaksional rendah oleh supervisor, maka

pekerja yang patuh dalam melaksanakan program K3 sebanyak (85,71%).

Penerapan gaya kepemimpinan transaksional sedang oleh supervisor, maka

pekerja yang patuh dalam melaksanakan program K3 sebanyak (92,30%).

Sedangkan penerapan gaya kepemimpinan transaksional tinggi oleh supervisor,

maka pekerja yang patuh dalam melaksanakan program K3 sebanyak (100%).

Berdasarkan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa penerapan gaya

kepemimpinan transaksional tinggi oleh supervisor, maka tingkat kepatuhan

pekerja dalam melaksanakan program K3 di PT. Liku Telaga Gresik sangat tinggi.

Sehingga supervisor harus mampu memaksimalkan gaya kepemimpinan tersebut

untuk mempertahankan kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3

dengan cara memberikan imbalan yang bersifat non financial seperti pujian agar

mereka patuh, melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan program K3 dan

melakukan tindakan seperti teguran/sanksi jika mereka tidak patuh, serta

menjelaskan secara rinci tujuan pelaksanaan program K3 kepada pekerja.

6.4.2 Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasionaldengan Tingkat


Kepatuhan Pekerja dalam Melaksanakan Program K3.

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji spearman

menunjukkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional

dengan tingkat kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3. Hal tersebut

sejalan dengan penelitian Arifii (2012) yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan tingkat

pelaksanaan suatu program. Koifisien korelasi yang dihasilkan sebesar -0,372,

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

86

menunjukan hubungan antar variabel yang masih rendah. Koefisien korelasi yang

negatif menunjukan adanya hubungan yang berlawanan arahsehingga semakin

tinggi gaya kepemimpinan transformasional yang dijalankan maka semakin

rendah kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3.

Kondisi tersebut sesuai dengan hasil tabel tabulasi silang yang

menunjukan semakin tinggi penerapan gaya kepemimpinan transaksional oleh

supervisor, tingkat kepatuhan pekerja cenderung semakin rendah. Hal tersebut

bisa dikarenakan sebagian pekerja masih belum bisa menerima gaya

kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh supervisor karena motivasi

dalam diri pekerja masih rendah. Menurut Burns dalam Desianty (2005)

menjelaskan bahwa, kepemimpinan transformasional merupakan tindakan para

pemimpin dan pengikut yang saling menaikan diri ke tingkat moralitas dan

motivasi yang lebih tinggi untuk tujuan aktualisi diri. Sehingga jika motivasi

dalam diri pekerja masih rendah gaya kepemimpinan tersebut masih belum cocok

untuk diterapkan di lingkungan tersebut.

Berdasarkan hasil tersebut dapat di simpulkan penerapan gaya

kepemimpinan transformasional harus disertai dengan penerapan gaya

kepemimpinan transaksional oleh supervisor, karena hasil yang lain menunjukan

penerapan gaya kepemimpinan transaksional tinggi, maka tingkat kepatuhan

pekerjadalam melaksanakan program K3 sangat tinggi. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan cara memberikan motivasi dan inspirasi kepada pekerja agar

mereka patuh terhadap pelaksanaan program K3 di perusahaan. Menurut Arifii

(2012) kemampuan pemimpin untuk memberikan motivasi, inspirasi, kebanggaan

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

87

dan saran membangun pada bawahan dapat menyebabkan pelaksanaan program

yang baik.

Supervisor dapat menerapkan gaya kepemimpinan transaksional agar

tingkat kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3 semakin tinggi

dengan cara memotivasi pekerja dengan memberikan pujian jika mereka patuh,

melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan program K3 dan melakukan

tindakan seperti teguran/sanksi jika mereka tidak patuh, serta menjelaskan secara

rinci tujuan pelaksanaan program K3 kepada pekerja. Hal tersebut sejalan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Munawwaroh (2011) yang menjelaskan

bahwa penerapan gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional secara

bersamaan memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja karywan.

6.5 Hubungan Persepsi Pekerja dalam Penerapan Kebijakan Reward dan


Punishment pada Aspek K3 dengan Tingkat Kepatuhan Pekerja
dalam Melaksanakan Program K3.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara persepsi

pekerja dalam penerapan kebijakan reward dan punishment pada aspek K3

dengan tingkat kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3. Koefisien

korelasi yang dihasilkan adalah 0,284 berarti hubungan antar variabel yang masih

rendah. Koefisien korelasi yang positif menunjukan adanya hubungan searah

maka semakin baik persepsi pekerja dalam penerapan kebijakan reward dan

punishment berhubungan dengan tingkat kepatuhan pekerja dalam melaksanakan

program K3 semakin tinggi. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh pamungkas (2012) yang menjelaskan ada hubungan antara reward

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

88

dan punishment dengan tingkat motivasi karyawan dalam mematuhi peraturan

(K3).

Berdasarkan tabel tabulasi silang dijelaskan bahwa jika pekerja memiliki

persepsi baik terhadap reward dan punishment, maka kepatuhan pekerja dalam

melaksanakan program K3 sebanyak 92,3 %. Pemberian reward diharapkan

pekerja lebih terpacu melaksanakan peraturan, sedangkan dengan adanya

punishment pekerja lebih peduli terhadap pelaksanakan program K3. Menurut

Pamungkas (2012) pemberian reward dan punishment merupakan metode

penguatan positif yang dapat merubah perilaku dan sikap seseorang akibat dari

adanya stimulus dan respon.

Meskipun demikian tidak selalu pemberian reward dan punishment dapat

mempengaruhi sikap patuh pekerja. Menurut Pamungkas (2012) dalam

penelitiannya yang menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara reward yang

diberikan dengan tingkat motivasi karyawan dalam mematuhi peraturan (K3).

Sehingga perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan terkait kebijakan

Reward dan punishment yang tepat agar sesuai dengan apa yang diinginkan

pekerja. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan komunikasi dua

arah antara perusahaan dan pekerja untuk menentukan kebijakan Reward dan

punishment yang disepakati.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

89

6.6 Hubungan gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional


supervisor dengan persepsi pekerja dalam penerapan kebijakan
reward dan punishment pada aspek K3.
6.6.1 Hubungan gaya kepemimpinan transaksional supervisor dengan
persepsi pekerja dalam penerapan kebijakan reward dan punishment
pada aspek K3.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara gaya

kepemimpinan transaksional supervisor dengan persepsi pekerja dalam penerapan

kebijakan reward dan punishment pada aspek K3. Hasil ini selaras dengan

penelitian yang dilakukan oleh Arifii (2012) yang menjelaskan bahwa tidak ada

hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional dengan persepsi seorang

perawat.

Kondisi itu dapat terjadi karena penerapan gaya kepemimpinan

transaksional yang kurang maksimal oleh supervisor. Supervisor kemungkinan

tidak menjelaskan secara jelas kepada pekerja tentang bagaimana melaksanakan

kebijakan tersebut dengan benar. Hal tersebut juga terlihat dari hasil penelitian

tentang gaya kepemimpinan supervisor di tiap bagian yang menunjukan bahwa

penerapan gaya kepemimpinan transformasional lebih dominan dari pada gaya

kepemimpinan transaksional.

Perusahaan dapat membangun persepsi baik pekerja dengan

memaksimalkan fungsi dari supervisor dengan cara menjelaskan secara jelas

terkait penerapan kebijakan tersebut. Penjelasan yang diberikan adalah terkait

tujuan dan mekanisme dari adanya reward dan punsihment. Reward yang berupa

pujian, hadiah dan penghargaan dapat memacu kinerja dan sikap patuh pekerja,

sedangkan punishment yang berupa surat peringatan atau teguran dapat

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

90

memberikan rasa takut kepada pekerja. Sehingga pada akhirnya pekerja mampu

memahami dengan baik penerapan kebijakan tersebut.

6.6.2 Hubungan gaya kepemimpinan transformasionalsupervisor dengan


persepsi pekerja dalam penerapan kebijakan reward dan punishment
pada aspek K3.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara gaya

kepemimpinan transformasional dengan persepsi pekerja dalam penerapan

kebijakan reward dan punishment pada aspek K3. Hasil tersebut sesuai dengan

penelitian Arifii (2012) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara

persepsi dengan gaya kepemimpinan transformasional yang menunjukan peran

pemimpin dalam memberikan inspirasi, bantuan dalam penyelesaian masalah

serta motivasi akan sangat mempengaruhi persepsi bawahan. Menurut Miller at all

dalam Mabruri (2010) juga menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara gaya

kepemimpinan atasan dengan persepsi seorang pekerja.

Koefisien korelasi yang dihasilkan -0,282 menunjukan adanya hubungan

negatif yang menjelaskan bahwa hubungan antar variabel yang masih rendah.

Koefisien korelasi tersebut menunjukan adanya hubungan yang berlawanan

arahsehingga semakin tinggi gaya kepemimpinan transformasional yang

diterapkan, maka persepsi baik pekerja terhadap penerapan kebijakan reward dan

punishment semakin rendah. Hal tersebut menunjukan adanya motivasi, inspirasi

dan dorongan dari supervisor tidak selalu berdampak baik dengan persepsi

pekerja. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti rendahnya

pengetahuan pekerja terkait kebijakan reward dan punishment dari perusahaan.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

91

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Thoha (1995) yang menjelaskan bahwa

salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi sesorang adalah pengetahuan orang

tentang hal tersebut.

Perusahaan harus membangun persepsi baik pekerja dengan cara

memaksimalkan fungsi supervisor untuk memberikan penjelasan terkait kebijakan

reward dan punishment. Supervisordapat menjelaskan secara langsung kepada

pekerja terkait penerapan kebijakan tersebut untuk meningkatkan kepatuhan

pekerja dalam melaksanakan program K3, sehingga pekerja akan mengetahui

maksud dan tujuan kebijakan tersebut. Lebih lanjut jika pekerja sudah mulai

memahami kebijakan tersebut, supervisor dapat memaksimalkan gaya

kepemimpinan transformasional dengan cara memberikan motivasi, inspirasi dan

dorongan untuk lebih baik lagi dalam menerapkan kebijakan tersebut.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Tingkat gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional

supervisor pada tiap bagian di PT. Liku Telaga berbeda-beda. Tingkat

gaya transaksional pada semua bagian mendapat tingkat sedang. Gaya

kepemimpinan transformasional berkisar antara sedang dan tinggi,

untuk tingkat sedang terdapat pada supervisor sodium silicate

production, sedangkan untuk yang mendapatkan tingkat tinggi adalah

supervisor bagian maintenance, sulphuric acid production dan

alumunium sulfate production.

2. Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik sebagian besar memiliki persepsi

baik terhadap penerapan program Reward dan Punishment dalam

aspek K3.

3. Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik memiliki tingkat kepatuhan yang

tinggi dalam melaksanakan program K3.

4. Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional maupun

transformasional dengan tingkat kepatuhan pekerja dalam

melaksanakan program K3.

5. Terdapat hubungan positif antara persepsi pekerja penerapan

kebijakan reward dan punishment pada aspek K3 dengan tingkat

92

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

93

kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3 di PT. Liku

Telaga Gresik.

6. Tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional dengan

persepsi pekerja dalam penerapan kebijakan reward dan punishment

pada aspek K3. Serta terdapat hubungan positif antara gaya

kepemimpinan transformasional dengan persepsi pekerja dalam

penerapan kebijakan reward dan punishment pada aspek K3.

7.2 Saran

Saran atau masukan yang dapat diberikan kepada perusahaan

berdasarkankesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut :

1. Supervisor dapat menerapkan gaya kepemimpinan transaksional dalam

rangka meningkatkan kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program

K3 dengan cara memberikan reward yang berupa pujian, penghargaan

serta rekomendasi promosi jabatan. Supervisor juga dapat melakukan

pengawasan langsung kepada pekerja dan yang terakhir supervisor

dapat menjelaskan secara jelas terkait dengan hal tertentu, agar pekerja

dapat mehamami dan mampu melaksanakan dengan baik.

2. Supervisor dapat menerapkan gaya kepemimpinan transformasional

untuk meningkatkan kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program

K3 dengan cara memberikan motivasi dan dorongan kepada pekerja.

Supervisor juga dapat mempengaruhi pekerja dengan memberikan

penjelasan yang relevan tentang manfaat dari adanya program K3

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

94

tersebut. Selanjutnya Supervisor dapat memberikan inspirasi kepada

pekerja dengan memberikan contoh yang benar dalam melaksanakan

semua program K3 yang diterapkan pada pekerja, sehingga pekerja

dapat terinspirasi dari apa yang dilakukan supervisor.

3. Perusahaan dapat membangun persepsi baik pekerja dalam hal

penerapan program reward dan punishment dalam aspek K3 dengan

cara melakukan komunikasi dua arah antara pihak manajemen

perusahaan dan perwakilan pekerja dalam bentuk diskusi untuk

membicarakan kebijakan tersebut. Forum diskusi tersebut dapat

dilakukan saat pertemuan rutin pihak manajemen dengan serikat

buruh, sehingga pekerja dapat memanfaatkan momen tersebut untuk

melakukan sesi tanya jawab guna memahami terkait maksud dan

tujuan program tersebut dilaksanakan.

4. Perusahaan dapat mengadakan kegiatan untuk mempertahankan

tingkat kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3. Kegiatan

tersebut dapat berupa pengawasan langsung oleh supervisor terhadap

kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3 di perusahaan

yang dilaksanakan secara rutin. Supervisor juga dapat memaksimalkan

safety briefing pada setiap bagian untuk selalu mengingatkan pekerja

agar tetap patuh dalam melaksanakan program K3 di perusahaan.

5. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan reward dan punishment

untuk meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan pekerja dalam

melaksanakan program K3. Kebijakan reward diterapkan dengan

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

95

memberikan stimulus berupa pujian, hadiah, penghargaan serta

rekomendasi promosi jabatan dari supervisor, sedangkan kebijakan

punishment diterapkan untuk memberikan rasa takut kepada pekerja

yaitu dengan meberikan teguran, surat peringatan hingga ancaman

pemutusan kontrak kerja jika melanggar aturan yang telah dibuat dan

disepakati oleh perusahaan dan pekerja.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu.1999. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineke Cipta

Arifin, S. 2012. Leadership (Ilmu dan Seni Kepemimpinan). Jakarta : Mitra


Wacana Media

Arifii, M.D 2012. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Keperawatan


Dengan Kejadian Insiden Patient Safety Di Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan. Skripsi. Surabaya, Universitas Airlangga.

Anorogo, Panji, dan Widiyanti. 1993. Psikologi Dalam Perusahaan. Jakarta :


Rineka Cipta

Bass, B. M. dan B. J. Avolio 1994. Improving Organizational Effectiveness


Through Transformational Leadership. Thousand Oaks, CA: Sage.

Bass, B.M., Avolio. 1995. Multifactor Leadership Questionnaire, Mind Garden,


Inc,California.

Bird. Jr., E. Frank Germain L. George. 1990. Practical Loss Control Leadership.
Georgia : Loganvile

BPKSDM (Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia). 2007.


Laporan Tahunan Tahun 2006. Jakarta ; Dinas Pekerjaan Umum.

Dini, C.H. 2012. Beberapa Faktor yang Behubungan dengan Kepatuhan


Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Bagian Ring Frame
PT. Lotus Indah Textile Industries di Surabaya. Skripsi. Surabaya,
Universitas Airlangga.

Depnakertrans RI. 2012. Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun


2012 mengenai penerapan Sistem Manajemen K3. Jakarta ; Kementerian
Sekretariat Negara RI

96

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
97

Dedikbud RI. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta ; Balai Pustaka.

Desianty, S. 2005. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen


Organisasi pada PT. POS Indonesia (PERSERO) Semarang. Jurnal Studi
Manajemen dan Organisasi. Vol 2 No 1 Januari

Gibson,JL, Ivancevich,JM and Donnelly,JH. 1995. Organisasi, Perilaku, Struktur,


Proses. Tangerang : Binarupa Aksara.

Halimah, S. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Aman Karyawan


diArea Produksi PT. SIM Plant Tambun II Tahun 2010. Skripsi. Jakarta,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Hersey, Paul dan Blanchard,K. 1980. Management of Organization Behaviour


dalam Agus Darma. Jakarta : Erlangga

Hasibuan, Malayu. 2003. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Jamsostek. 2008. Laporan Tahunan Tahun 2007. Jakarta ; Jamsostek : 51.

Jamsostek. 2009. Laporan Tahunan Tahun 2008. Jakarta ; Jamsostek : 59.

Jamsostek. 2010. Laporan Tahunan Tahun 2009. Jakarta ; Jamsostek : 72.

Jamsostek. 2011. Laporan Tahunan Tahun 2010. Jakarta ; Jamsostek : 29

Jamsostek. 2012. Laporan Tahunan Tahun 2011. Jakarta ; Jamsostek : 32.

Kurniawan, B., D. Lestantyo dan D. Murtiningsih. 2006. Hubungan Karakteristik


Pekerja Dengan Praktik Penerapan Prosedur Keselamatan Kerja Di PT.
Bina Buna Kimia Ungaran. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 1(2), pp.
94-104.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
98

Mabruri. 2010. Hubungan Gaya Kepemimpinan Foreman Terhadap Kejadian


Kecelakaan Kerja di PT. DOK dan Perkapalan Surabaya (PERSERO).
Skripsi. Surabaya. Universitas Airlangga.

Manahan, S.E. 2008. Environmental Chemistry. 5th Ed. Lewis Publisher.


Michigan

Munawaroh. 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan


Transaksional Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Ekonomi Bisnis. TT. 16. No.
2

Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nurmiyati, Eni. 2011. Hubungan Pemberian Reward dan Punishment dengan


kinerja karyawan pada BPRS Harta Insan Karimah. Skripsi. Jakarta, UIN
Syarif Hidayatullah.

Potsakoff, P.M., Mackenzie, S.B., dkk. 1990. Transformational Leader Behaviour


and Their Effect of Follower Trust in Leader, Good Carter : Dictionary of
Education. Mc Graw Hill Book Company. Newyork USA.

Pamungkas. D., A. 2012. Hubungan Reward dan Punishment Dengan Tingkat


Motivasi Karyawan Dalam Mematuhi Peraturan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Jurnal Kesehatan Masyarakat

Palin, Ishe P. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan


Kerja Pada Karyawan Percetakan Sektor Informal Kelurahan Ballaparang
Kecamatan Rappocini Makassar Tahun 2012. Jurnal Kesehatan
Universitas Hasanuddin

Ruhyandi. 2008. Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Kepatuhan


Penggunaan Apd pada Karyawan Bagian Press Shop di Pt. Almasindo I
Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
99

Rengganis, F. 2012. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Tenaga Kerja


Percetakan Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri di Bagian Produksi
PT. Antar Surya Jaya Surabaya .Skripsi. Surabaya, Universitas Airlangga.

Ramli, S. 2009. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS


18001. Jakarta : Dian Rakyat

Riduwan. 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Robbins S.P. 2007. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Jilid
2. Alih bahasa: Handayana Pujaatmaka. Jakarta: Prenhallindo.

Salam, J. Ikhtiar, M. Nurhayani. 2013. Hubungan Gaya Kepemimpinan Terhadap


Kinerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo.
Jurnal AKK, Vol 2 No 2, Mei 2013, hal 29-34

Sarwono, S.W. 1995. Teori Psikologi Sosial. Jakarta : CV. Rajawali

Siagian, S. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Supriyanto, S. 2009. Kewirausahaan dan Kepemimpinan Usaha. Surabaya :


Airlangga University Press

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja (Hiperkes).


Jakarta : Sagung Seto

Suma'mur. 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Kerja. Jakarta:


Haji Mas Agung.

Soekanto, S. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT.Raja Grafindo


Persada

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
100

Subyantoro. 2009. Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik


Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang dimediasi Oleh Motivasi
Kerja.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.

Suyatno. 2009. Menghitung besar sampel penelitian kesehatan masyarakat.


http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2010/05/MENGHITUNG-BESAR-
SAMPEL-PENELITIAN.pdf ( diunduh pada tanggal 19 Februari 2014)

Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi, edisi ke-6. Jakarta : Erlangga

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Grasindo

Thoha, M. 1995. Kepemimpinan dalam manajemen. Jakarta : Rajawali.

Maxwell, J. 1995. Mengembangkan Kepemimpinan di Dalam Diri Anda. Jakarta :


Binarupa Aksara.

Yulk. G. 2010. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta : PT Indeks.

Yulianto, S. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan


Operator Produksi Dalam Pelindung Diri (APD) di PT. Astra Daihatsu
Motor – Casting Plant, Karawanag. Skripsi; Jakarta, Universitas Indonesia.

Wahjosumidjo. 2000. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja Devisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta : PT


Jasa Grafindo Persada

Whitaker, K. 1996. Rehabilitation Leadership. University of Northern Colorado.


Washington DC.

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

LAMPIRAN 1 – Informed Consent, Form Persetujuan dan Kuesioner

PENJELASAN INFORMED CONSENT


PEKERJA

1. Keterangan Ringkas Penelitian


penelitian yang berjudul “Hubungan Gaya Kepemimpinan serta Penerapan
Reward dan Punishment terhadap Kepatuhan Pekerja dalam Melaksanakan
Program K3 di PT. Liku Telaga Gresik” membahas tentang gaya
kepemimpinan dari supervisor pada bagian Sulphuric Acid Production,
Alumunium Sulfate Production, Sodium Silicate Production dan
Maintenance dan penerapan reward dan punishment /imbalan atau sanksi
terhadap kepatuhan pekerja dalam menjalankan program K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) di perusahaan PT. Liku Telaga.

2. Perlakuan kepada responden


Dalam melakukan penelitian ini, responden hanya menjawab pertanyaan
pada lembar kuesioner dan didampingi oleh peneliti selama maksimal 30
menit. Proses ini dilakukan pada saat jam istirahat dan tidak menganggu
waktu makan pekerja.

3. Manfaat langsung ikut sebagai responden


Responden yang terlibat dalam penelitian ini akan mendapatkan kenang-
kenangan/Insentif berupa ATK dan Masker.

4. Bahaya yang akan ditimbulkan


Dalam penelitian ini tidak terdapat bahaya potensial yang ditimbulkan
kepada responden.

5. Hak untuk undur diri


Keikutsertaan responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri kapanpun tanpa ada
konsekuensi yang merugikan responden

6. Kerahasiaan Responden
Identitas responden akan dirahasiakan dan tidak disebarluaskan kepada
pihak manapun

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

7. Kerahasiaan Data
Data akan diarahasiakan dan disimpan dalam lokasi yang aman yaitu pada
file komputer selama 2 tahun setelah penelitian selesai. Data tersebut
hanya diperuntukan bagi petugas yang terlibat dalam penelitian.

8. Contact Person
Nama Peneliti : Muhammad Agus Zaini
NIM : 101011018
Alamat : Jl. Soekarno-Hatta, Wonodadi, Blitar
No HP : 085735650438
Email : muazaini@yahoo.com

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

FORMULIR
PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
PEKERJA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :
Alamat :
No Telepon/Handphone :

Telah mendapatkan keterangan secara rinci dan jelas mengenai :


1. Keterangan ringkas penelitian
2. Perlakuan kepada responden
3. Manfaat ikut sebagai responden
4. Bahaya yang akan ditimbulkan
5. Hak untuk undur diri
6. Kerahasiaan responden
7. Kerahasiaan data
8. Contact Person
Dan setelah mendapatkan kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala
sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, maka dengan ini secara
sukarela, dengan penuh kesadaran dan tanpa keterpaksaan menyatakan
bersedia/tidak bersedia *) ikut dalam penelitian ini.
Gresik,……………….2014

Saksi Responden

(…………………………………….) (………………………………………)

Peneliti

(…………………………………….)
*)coret yang tidak perlu

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

LEMBAR KUESIONER BAGI TENAGA KERJA

Kuesioner ini digunakan sebagai alat untuk penelitian kami, mahasiswa FKM
UA yang membahas hubungan gaya kepemimpinan serta penerapan reward dan
punishment terhadap kepatuhan pekerja dalam melaksanakan program K3 di PT
Liku Telaga Gresik. Semua data dan informasi yang didapatkan dari saudara
bersifat rahasia, dan peneliti berharap saudara dapat memberi informasi dengan
jujur dan apa adanya. Atas perhatian, kepedulian dan kerjasama saudara dalam
mendukung penelitian ini, kami ucapkan terimakasih.

1 Nomor Responden : (kosongkan)

2 Nama Responden :

4 Pendidikan terakhir : 1. SMP


2. SMU
3. Diploma/Sarjana
4. Pasca Sarjana
5. Lainnya, sebutkan
5 Nomor handphone :

6 Jabatan :

*pastikan semua bagian dalam identitas responden ini sudah terisi dengan lengkap

A. Penilaian Persepsi tentang program reward dan punishment


Beri tanda centang (V) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan
pernyatan di sebelah kirinya
SS : Sangat setuju
S : Setuju
KS : Kurang setuju
TS : Tidak setuju

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

No Pernyataan SS S KS TS
1 Program reward and punishment (hukuman
dan imbalan) penting bagi saya agar dapat
mematuhi semua program K3 di perusahaan.
2 Program reward and punishment (hukuman
dan imbalan) bukan merupakan kebijakan
yang harus saya perdulikan.
3 program reward and punishment (hukuman
dan imbalan) meningkatkan kinerja saya
dalam mematuhi program K3 di perusahaan.
4 Konsekuensi dari adanya program reward and
punishment (hukuman dan imbalan) akan
menyebabkan pelaksanaan program K3
menjadi lebih rumit.
5 program reward and punishment (hukuman
dan imbalan) bukan menjadi hal penting bagi
saya untuk mematuhi program K3 di
perusahaan.

B. Penilaian Kepatuhan pekerja terhadap pelaksanaan program K3 di


PT. Liku Telaga Gresik.

1. Apakah anda dalam melakukan pekerjaan memakai alat pelindung diri


(APD) sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan oleh bagian K3
perusahaan.
a. Selalu b.Kadang-kadang c. Tidak pernah

2. Apakah anda dalam melakukan pekerjaan mematuhi IKA (Instruksi


Kerja)/HIRA sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan oleh
bagian K3 perusahaan.
a. Selalu b.Kadang-kadang c. Tidak pernah

3. Apakah anda dalam melakukan pekerjaan mematuhi HIRA (Analisa


Bahaya) sesuai dengan yang ditetapkan oleh bagian K3 perusahaan.
a. Selalu b.Kadang-kadang c. Tidak pernah

4. Apakah anda dalam melakukan pekerjaan tertentu menerapkan “work


permit”/izin kerja sesuai dengan yang ditetapkan oleh bagian K3
perusahaan.
a. Selalu b.Kadang-kadang c. Tidak pernah

5. Apakah anda dalam melakukan pekerjaan sudah menjalankan prinsip


5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) sesuai dengan peraturan
yang telah di tetapkan oleh bagian K3 perusahaan.
a. Selalu b.Kadang-kadang c. Tidak pernah

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

C. Kuesioner Gaya Kepemimpinan Supervisor (diisi oleh pekerja)

* Petunjuk pengisian :
a. Isilah semua nomor jangan sampai terlewatkan
b. Pilihlah jawaban yang anda rasa sesuai untuk saat ini
c. Berilah tanda centang (V) pada jawaban yang anda pilih
1 = Jika anda tidak pernah melakukan
2 = Jika pernah satu kali dilakukan
3 = Jika kadang-kadang dilakukan
4 = Jika sering dilakukan

KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
1) Contingent Reward
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Pimpinan saya (supervisor) memberikan
perhatian kepada saya dalam pencapaian tujuan
saya.
2 Pimpinan saya (supervisor) merundingkan
dengan saya bagaimana cara mencapai target
kinerja dan agar mendapat imbalan.
3 Pimpinan saya (supervisor) memberikan imbalan
kepada saya ketika tujuan dapat tercapai

2) Management by Exception-active
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Pimpinan saya (supervisor) perhatian pada hal-
hal yang tidak biasa terjadi, pengecualian,
penyimpangan, dari standar yang ada dan merasa
puas ketika standard pekerjaan terpenuhi
2 Pimpinan saya (supervisor) memberi tahu saya
tentang standar yang harus dicapai
3 Selama semua hal berjalan sesuai standar dan
tidak timbul masalah, Pimpinan saya
(supervisor) tidak akan mengubah apapun

3) Management by Exception-passive
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Pimpinan saya (supervisor) tidak mencampuri
masalah saya sebelum menjadi serius
2 Pimpinan saya (supervisor) hanya meminta hal
yang dianggap penting terhadap pencapaian
target
3 Pimpinan saya (supervisor) mempunyai
kepercayaan bahwa sesuatu tidak perlu
diperbaiki sebelum timbul masalah

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
1) Idealized Influence
No Pernyataan 1 2 3 4
1 saya merasa bangga bekerja sama dengan
Pimpinan (supervisor)
2 saya sepenuhnya percaya terhadap pimpinan
(supervisor)
3 Pimpinan saya (supervisor) dapat membuat
orang lain merasa nyaman bekerja dengannya

2) Idealized Attributed
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Pimpinan saya (supervisor) mengungkapkan
nilai-nilai dan kepercayaan yang saya anut.
2 Pimpinan saya (supervisor) menekankan
pentingnya mencapai tujuan yang jelas
3 Pimpinan saya (supervisor) mempertimbangkan
konsekuensi moral dan Etika dalam mengambil
keputusan

3) Inspirational Motivation
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Pimpinan saya (supervisor) selalu membantu
bawahan bersikap optimis mengenai masa depan
2 Pimpinan saya (supervisor) bersemangat dalam
mencapai tujuan perusahaan
3 Pimpinan saya (supervisor) yakin bahwa tujuan-
tujuan yang ada dapat dicapai

4) Intellectual Stimulation
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Pimpinan saya (supervisor) selalu meminta
bawahan untuk melihat permasalahan dari sudut
pandang yang berbeda-beda
2 Pimpinan saya (supervisor) selalu mencoba
memecahkan masalah dari sudut pandang yang
berbeda-beda
3 Pimpinan saya (supervisor) menyarankan
bawahan tentang cara-cara baru dalam
menyelesaikan tugas

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

5) Individual Consideration
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Pimpinan saya (supervisor) memberikan
perhatian lebih pada bawahan yang sedang
memiliki masalah
2 Pimpinan saya (supervisor) mempertimbangkan
kebutuhan, kemampuan dan aspirasi yang
dimiliki oleh setiap bawahannya
3 Pimpinan saya (supervisor) membantu bawahan
untuk selalu meningkatkan kemampuan bekerja

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

LAMPIRAN 2. Sertifikat Uji Etik

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

LAMPIRAN 3. Surat Izin Penelitian

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

LAMPIRAN 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

1. Persepsi Penerapan Reward dan Punishment


a. Uji Validitas
Correlations
P_1 P_2 P_3 P_4 P_5 J_RP
Pertanyaan 1 Pearson Correlation 1 .877** .926** .752* .877** .952**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .012 .001 .000
N 10 10 10 10 10 10
Pertanyaan 2 Pearson Correlation .877** 1 .926** .752* .877** .952**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .012 .001 .000
N 10 10 10 10 10 10
** ** ** **
Pertanyaan 3 Pearson Correlation .926 .926 1 .773 .819 .958**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .009 .004 .000
N 10 10 10 10 10 10
* * ** *
Pertanyaan 4 Pearson Correlation .752 .752 .773 1 .752 .865**
Sig. (2-tailed) .012 .012 .009 .012 .001
N 10 10 10 10 10 10
** ** ** *
Pertanyaan 5 Pearson Correlation .877 .877 .819 .752 1 .927**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .004 .012 .000
N 10 10 10 10 10 10
** ** ** ** **
J_RP Pearson Correlation .952 .952 .958 .865 .927 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000
N 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

b. Uji Reliabilitas

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.831 6

2. Kuesioner Kepatuhan Pekerja Dalam Melaksanakan Program K3

a. Uji Validitas

Correlations
P_1 P_2 P_3 P_4 P_5 J_K
Pertanyaan 1 Pearson Correlation 1 .218 .200 .816** .655* .759*
Sig. (2-tailed) .545 .580 .004 .040 .011
N 10 10 10 10 10 10
Pertanyaan 2 Pearson Correlation .218 1 .655* .356 .524 .710*
Sig. (2-tailed) .545 .040 .312 .120 .021
N 10 10 10 10 10 10
Pertanyaan 3 Pearson Correlation .200 .655* 1 .408 .218 .651*
Sig. (2-tailed) .580 .040 .242 .545 .042
N 10 10 10 10 10 10
Pertanyaan 4 Pearson Correlation .816** .356 .408 1 .802** .886**
Sig. (2-tailed) .004 .312 .242 .005 .001
N 10 10 10 10 10 10

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Correlations
P_1 P_2 P_3 P_4 P_5 J_K
Pertanyaan 5 Pearson Correlation .655* .524 .218 .802** 1 .828**
Sig. (2-tailed) .040 .120 .545 .005 .003
N 10 10 10 10 10 10
J_K Pearson Correlation .759* .710* .651* .886** .828** 1
Sig. (2-tailed) .011 .021 .042 .001 .003
N 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).

b. Uji Reliabilitas

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
Listwise deletion based on all variables
in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.798 6

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

LAMPIRAN 5. Hasil Crosstabs Variabel

1. Persepsi terhadap penerapan reward dan punsihment*Kepatuhan

Kategori_P * Kategori_Kepatuhan Crosstabulation


Kategori_Kepatuhan
Patuh Tidak Patuh Total
Kategori_P Baik Count 24 2 26
Expected Count 24.0 2.0 26.0
% within Kategori_P 92.3% 7.7% 100.0%
% within
51.1% 50.0% 51.0%
Kategori_Kepatuhan
% of Total 47.1% 3.9% 51.0%
Tidak Baik Count 23 2 25
Expected Count 23.0 2.0 25.0
% within Kategori_P 92.0% 8.0% 100.0%
% within
48.9% 50.0% 49.0%
Kategori_Kepatuhan
% of Total 45.1% 3.9% 49.0%
Total Count 47 4 51
Expected Count 47.0 4.0 51.0
% within Kategori_P 92.2% 7.8% 100.0%
% within
100.0% 100.0% 100.0%
Kategori_Kepatuhan
% of Total 92.2% 7.8% 100.0%

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

2. Persepsi terhadap penerapan reward dan punsihment*Gaya


Kepemimpinan Transaksional

Kategori_P * Kategori_transak Crosstabulation


Kategori_transak
rendah sedang tinggi Total
Kategori_P Baik Count 2 22 2 26
Expected Count 3.6 19.9 2.5 26.0
% within
7.7% 84.6% 7.7% 100.0%
Kategori_P

% within
28.6% 56.4% 40.0% 51.0%
Kategori_transak
% of Total 3.9% 43.1% 3.9% 51.0%
Tidak Baik Count 5 17 3 25
Expected Count 3.4 19.1 2.5 25.0
% within
20.0% 68.0% 12.0% 100.0%
Kategori_P
% within
71.4% 43.6% 60.0% 49.0%
Kategori_transak
% of Total 9.8% 33.3% 5.9% 49.0%
Total Count 7 39 5 51
Expected Count 7.0 39.0 5.0 51.0
% within
13.7% 76.5% 9.8% 100.0%
Kategori_P
% within
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Kategori_transak
% of Total 13.7% 76.5% 9.8% 100.0%

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

3. Persepsi terhadap penerapan reward dan punsihment*Gaya


Kepemimpinan Transformasional

Kategori_P * Kategori_Transfor Crosstabulation


Kategori_Transfor
sedang tinggi Total
Kategori_P Baik Count 14 12 26
Expected Count 12.7 13.3 26.0
% within Kategori_P 53.8% 46.2% 100.0%
% within
56.0% 46.2% 51.0%
Kategori_Transfor
% of Total 27.5% 23.5% 51.0%
Tidak Baik Count 11 14 25
Expected Count 12.3 12.7 25.0
% within Kategori_P 44.0% 56.0% 100.0%
% within
44.0% 53.8% 49.0%
Kategori_Transfor
% of Total 21.6% 27.5% 49.0%
Total Count 25 26 51
Expected Count 25.0 26.0 51.0
% within Kategori_P 49.0% 51.0% 100.0%
% within
100.0% 100.0% 100.0%
Kategori_Transfor
% of Total 49.0% 51.0% 100.0%

4. Kepatuhan*Kategori Gaya Kepemimpinan Transaksional

Kategori_Kepatuhan * Kategori_transak Crosstabulation


Kategori_transak
rendah sedang tinggi Total
Kategori Patuh Count 6 36 5 47
_Kepatu Expected Count 6.5 35.9 4.6 47.0
han
% within
12.8% 76.6% 10.6% 100.0%
Kategori_Kepatuhan
% within
85.7% 92.3% 100.0% 92.2%
Kategori_transak
% of Total 11.8% 70.6% 9.8% 92.2%

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tidak Count 1 3 0 4
Patuh Expected Count .5 3.1 .4 4.0
% within
25.0% 75.0% .0% 100.0%
Kategori_Kepatuhan
% within
14.3% 7.7% .0% 7.8%
Kategori_transak
% of Total 2.0% 5.9% .0% 7.8%
Total Count 7 39 5 51
Expected Count 7.0 39.0 5.0 51.0
% within
13.7% 76.5% 9.8% 100.0%
Kategori_Kepatuhan
% within
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Kategori_transak
% of Total 13.7% 76.5% 9.8% 100.0%

5. Kepatuhan*Kategori Gaya Kepemimpinan Transformasional

Kategori_Kepatuhan * Kategori_Transfor Crosstabulation


Kategori_Transfor
sedang tinggi Total
Kategori_ Patuh Count 24 23 47
Kepatuhan Expected Count 23.0 24.0 47.0
% within
51.1% 48.9% 100.0%
Kategori_Kepatuhan
% within
96.0% 88.5% 92.2%
Kategori_Transfor
% of Total 47.1% 45.1% 92.2%
Tidak Patuh Count 1 3 4
Expected Count 2.0 2.0 4.0
% within
25.0% 75.0% 100.0%
Kategori_Kepatuhan
% within
4.0% 11.5% 7.8%
Kategori_Transfor
% of Total 2.0% 5.9% 7.8%
Total Count 25 26 51
Expected Count 25.0 26.0 51.0

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Kategori_Kepatuhan * Kategori_Transfor Crosstabulation


Kategori_Transfor
sedang tinggi Total
% within
49.0% 51.0% 100.0%
Kategori_Kepatuhan
% within
100.0% 100.0% 100.0%
Kategori_Transfor
% of Total 49.0% 51.0% 100.0%

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

LAMPIRAN 6. Hasil SPSS Uji Korelasi Spearman

1. Persepsi terhadap penerapan reward dan punsihment*Kepatuhan Pekerja

dalam melaksanakan program K3

Correlations
Persepsi Kepatuhan
Spearman's rho Persepsi Correlation
1.000 .284*
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .043
N 51 51
Kepatuhan Correlation
.284* 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .043 .
N 51 51
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

2. Persepsi terhadap penerapan reward dan punsihment*Gaya


Kepemimpinan Transaksional

Correlations
Transak
Persepsi sional
Spearman's rho Persepsi Correlation
1.000 .060
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .675
N 51 51
Transaksional Correlation
.060 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .675 .
N 51 51

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

3. Persepsi terhadap penerapan reward dan punsihment*Gaya Kepemimpinan


Transformasional

Correlations
Transform
Persepsi asional
Spearman's rho Persepsi Correlation
1.000 -.282*
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .045
N 51 51
Transformasional Correlation
-.282* 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .045 .
N 51 51
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).

4. Kepatuhan Pekerja dalam melaksanakan program K3*Gaya

Kepemimpinan Transaksional

Correlations
Kepatuhan Transaksional
Spearman's rho Kepatuhan Correlation
1.000 .391**
Coefficient
Sig. (2-
. .005
tailed)
N 51 51
Transaksional Correlation
.391** 1.000
Coefficient
Sig. (2-
.005 .
tailed)
N 51 51

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Correlations
Kepatuhan Transaksional
Spearman's rho Kepatuhan Correlation
1.000 .391**
Coefficient
Sig. (2-
. .005
tailed)
N 51 51
Transaksional Correlation
.391** 1.000
Coefficient
Sig. (2-
.005 .
tailed)
N 51 51
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).

5. Kepatuhan Pekerja dalam melaksanakan program K3*Gaya


Kepemimpinan Transformasional

Correlations
Transforma
Kepatuhan sional
Spearman's rho Kepatuhan Correlation
1.000 -.372**
Coefficient
Sig. (2-
. .007
tailed)
N 51 51
Transformasional Correlation
-.372** 1.000
Coefficient
Sig. (2-
.007 .
tailed)
N 51 51
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).

Skripsi HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SERTA PENERAPAN REWARD MUHAMMAD AGUS ZAINI
DAN PUNISHMENT TERHADAP KEPATUHAN PEKERJA DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM K3. (Studi Pada Pekerja di PT. Liku Telaga Gresik)

Anda mungkin juga menyukai