Anda di halaman 1dari 28

An Alternative Model for The Relationship Among Social

Capital, Adaptive-Integrative Leadership, Competitive


Advantage, And Organizational Effectiveness
MENGEMBANGKAN MODEL ALTERNATIF UNTUK HUBUNGAN ANTARA SOSIAL
MODAL, ADAPTIF-INTEGRATIF KEPEMIMPINAN, KEUNGGULAN KOMPETITIF,
DAN EFEKTIFITAS ORGANISASI

KELOMPOK 7
1. SUSI KARYAWATI MERTAATMADJA : 5521220027
2. NASRULLULOH : 5521220002
ABSTRAK
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun model
organisasi efektivitas di universitas melalui modal sosial, kepemimpinan
adaptif-integratif, dan keunggulan kompetitif.

Metode: Pemodelan persamaan struktural (SEM) didukung oleh AMOS


18.0 dengan estimasi kemungkinan maksimum dilakukan untuk menguji
hipotesis pada data yang dikumpulkan dari 130 pejabat struktural yang
bekerja di 28 universitas di Central Jawa.

Hasil: Penelitian mengungkapkan bahwa modal sosial dan adaptif-integratif


kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap keunggulan
bersaing dan efektivitas organisasi di universitas.

Kesimpulan: Implikasi manajerial untuk universitas adalah fokus pada


peningkatan kualitas kemitraan dengan Pihak luar
Efektivitas Organisasi
Konsep efektivitas organisasi adalah pusat
analisis atas organisasi struktur. Ini menjadi
konstruk penting karena:
1. digunakan untuk menjelaskan apa yang
membuat organisasi memiliki kinerja yang
baik, praktik berkualitas tinggi, dan
produktivitas
2. memiliki telah dipelajari secara luas sejak awal
perkembangan teori organisasi
3. Merupakan tema sentral dalam semua analisis
organisasi.
Menurut Cameron, ada kemungkinan untuk membandingkan efektivitas
organisasi karena ada kriteria yang kurang umum yang menunjukkan
efektivitas yang telah diberi label sebagai fenomena organisasi
berdasarkan berbagai perspektif.

Cameron mengembangkan model penilaian efektivitas organisasi


lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat. Model ini menetapkan
sembilan dimensi efektivitas organisasi termasuk:
1. kepuasan pendidikan siswa,
2. perkembangan akademik siswa,
3. karir siswa pengembangan,
4. pengembangan pribadi mahasiswa,
5. staf administrasi fakultas kepuasan,
6. kualitas dan pengembangan profesional fakultas,
7 sistem dan komunitas keterbukaan interaksi,
8 kemampuan memperoleh sumber daya, dan
9 kesehatan organisasi.
Implementasi dari dimensi tersebut sangat bervariasi sesuai
dengan penelitian karakteristik. Instrumen Cameron selanjutnya
diadopsi oleh Kwan dan Walker untuk mengkaji institusi
pendidikan di Hong Kong, dengan beberapa modifikasi.
Mengembangkan Model Alternatif Hubungan Modal Sosial,
Adaptif-Integratif Kepemimpinan, Keunggulan Kompetitif, dan
Efektivitas Organisasi

pernyataan tersebut sejalan dengan pedoman yang digunakan


oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
Pendidikan (BAN-PT) untuk menilai program studi di
Indonesia.
Keunggulan kompetitif
Day dan Wensley mendefinisikan keunggulan kompetitif sebagai kompetisi yang berbeda dalam
keahlian
keuntungan dan sumber daya.

Sementara Cravens berpendapat bahwa keunggulan kompetitif harus dipandang sebagai proses yang
dinamis dan bukan semata-mata sebagai hasil akhir.

Keunggulan kompetitif memiliki proses pementasan yang terdiri dari sumber yang menguntungkan,
keunggulan posisi, hasil akhir pencapaian, dan pendapatan investasi untuk mempertahankan
keunggulan berkelanjutan dengan berjuang keras untuk membuat perbaikan terus-menerus atas nilai
yang diberikan kepada pembeli dan atau mengurangi biaya dalam menyediakan produk atau jasa.
Keunggulan bersaing dapat diwujudkan sebagai keselarasan antara pembeda kompetensi perusahaan
dan faktor-faktor penting untuk memperoleh kesuksesan dalam industri yang mengarah ke perusahaan
untuk memiliki prestasi yang lebih baik daripada pesaing.
Menurut Cravens, sumber keunggulan kompetitif adalah
keterampilan, sumber daya, dan kontrol yang unggul. Unggul
keterampilan memungkinkan organisasi untuk memilih dan
menerapkan strategi yang dapat membedakan organisasi dan
kompetisi.

Keunggulan kompetitif organisasi dapat diturunkan dari strategi


generik seperti yang diusulkan dan dikembangkan oleh Ma.
Keunggulan kompetitif adalah jantung dari kinerja organisasi
dalam pasar yang kompetitif. Keunggulan organisasi pada
dasarnya tumbuh dari suatu nilai atau manfaat yang mungkin
dibuat oleh perusahaan untuk pembelinya. Jika keuntungan
dapat diciptakan melalui salah satu dari ketiganya strategi
generik, suatu organisasi dapat memperoleh keunggulan
kompetitifnya
Kepemimpinan adaptif-integratif
Kepemimpinan adaptif-integratif didefinisikan sebagai pemimpin yang menggunakan beberapa sumber daya untuk
memobilisasi bekerja, termasuk mengarahkan perhatian, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertunjukan.
Kepemimpinan adaptif-integratif tidak menuntut seseorang untuk memberikan jawaban atau memberikan visi dengan
hasil yang telah ditentukan.

Kepemimpinan adaptif-integratif dibangun di atas:


fakta bahwa tidak ada teori kepemimpinan yang mengadopsi semua aspek relasional antara pemimpin,
pengikut dan lingkungan organisasi

Kouzes dan Posner mendukung gagasan kepemimpinan adaptif-integratif yang dalam lingkungan yang baru-baru ini
dinamis, hanya individu dan organisasi adaptif yang dapat berkembang. kepemimpinan adaptif-integratif itu sangat
penting pada efektivitas organisasi dan menyediakan pedoman bagi manajer untuk bersaing. Seorang pemimpin yang
adaptif selalu berusaha mengidentifikasi peluang dan tantangan, yaitu: dikombinasikan dengan kekuatan internal.
Pemimpin memberikan tanggung jawab kepada staf untuk memecahkan masalah, dan biarkan mereka mengalami
tekanan eksternal dan perselisihan di antara staf. Pemimpin juga ada di bertugas melindungi dan memberikan arahan
untuk mengelola konflik dan menetapkan norma.
Modal Sosial
Dalam organisasi, ada banyak anggota yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk
memecahkan setiap masalah yang dihadapi. Kemampuan untuk memanfaatkan keterampilan dan kemampuan
anggota bergantung pada kualitas jaringan yang ada. Teori modal sosial mungkin dapat menjelaskan bagaimana
mengembangkan hubungan dalam organisasi baik lingkungan eksternal maupun internal. Teori itu menegaskan
bahwa hubungan di jejaring sosial mungkin memiliki pengaruh positif pada staf/anggota organisasi dan kinerja
organisasi.

Modal sosial mencakup tiga dimensi yang saling terkait termasuk struktur, kognitif, dan aspek relasional. Aspek
struktural mengacu pada pembentukan relasional antara orang-orang dalam organisasi. Aspek kognitif mengacu
pada adopsi nilai-nilai bersama, dan kepercayaan di antara orang-orang dalam hubungan pekerjaan. Aspek
relasional mengacu pada bentuk hubungan yang efektif di antara orang-orang dalam organisasi.

Modal sosial telah digunakan untuk menggambarkan bentuk-bentuk agregat, termasuk hubungan alam antara
anggota dalam organisasi [24, 28], dan di antara organisasi dan pemangku kepentingan eksternal, pesaing, atau
mitra [29]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek modal sosial itu penting prediktor kinerja di tingkat
organisasi
TUJUAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh modal sosial dan kepemimpinan integratif
adaptif pada keunggulan kompetitif dan efektivitas organisasi. bukti empiris telah memberikan dukungan kuat
untuk menguji hipotesis di bawah ini:

Hipotesis 1: Modal sosial berpengaruh positif terhadap adaptif-integratif universitas


kepemimpinan

Hipotesis 2: Modal sosial berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing universitas

Hipotesis 3: Kepemimpinan adaptif-integratif berpengaruh positif terhadap perguruan tinggi keunggulan


kompetitif

Hipotesis 4 : Keunggulan bersaing berpengaruh positif terhadap efektivitas organisasi

Hipotesis 5: Kepemimpinan modal sosial berpengaruh positif terhadap organisasi efektivitas

Hipotesis 6: Kepemimpinan adaptif-integratif berpengaruh positif terhadap organisasi


efektivitas
BAHAN DAN METODE
Populasi penelitian ini adalah seluruh program studi terakreditasi yang terdiri dari 28 Perguruan Tinggi di
Jawa Tengah. Penelitian ini berfokus pada empat variabel utama, termasuk organisasi efektivitas,
keunggulan kompetitif, modal sosial dan kepemimpinan adaptif-integratif.

Modal sosial diukur dengan menggunakan sembilan item yang dikembangkan oleh Leana termasuk:
hubungan individu untuk bekerja sama, hubungan individu untuk berbagi informasi, kepercayaan antar
anggota, pemahaman tentang tujuan kolektif, jaringan sosial, kepercayaan eksternal, sosial eksternal
kohesi, ketaatan pada norma, dan integrasi sosial.

Kepemimpinan adaptif-integratif diukur dengan menggunakan empat item yang dikembangkan oleh
Avolio, Burke, Derue et al., Martono dan Wijayanto termasuk pemahaman yang baik tentang karakteristik
dan perilaku anggota organisasi, pemahaman yang baik tentang studi program, menciptakan sumber daya
yang sinergis, memandang organisasi secara keseluruhan.
Keunggulan kompetitif diukur dengan menggunakan lima item
yang dikembangkan oleh Porter dan Al-Awawdeh termasuk
kualitas program studi yang khas, kecepatan respon, akademik
inovasi, ekspansi akademik, strategi orientasi pada kepuasan
stakeholder.

Efektivitas organisasi diukur dengan menggunakan enam item


yang dikembangkan oleh Kwan dan Walker, Yuniawan,
Martono dan Wijayanto dan Badan Akreditasi Tinggi
Mengembangkan Model Alternatif Hubungan Modal Sosial,
Adaptif-Integratif Kepemimpinan, Keunggulan Kompetitif, dan
Efektivitas Organisasi
Pendidikan (BAN PT) termasuk peningkatan mutu pelayanan program studi, peningkatan minat calon
mahasiswa, kepuasan mahasiswa, prestasi akademik, peningkatan publikasi ilmiah dosen, dan
peningkatan prestasi dosen.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan kuesioner. Untuk menguji hipotesis
yang diajukan, data dianalisis dengan menggunakan structural equation modeling (SEM) didukung
oleh AMOS 18.0 dengan estimasi kemungkinan maksimum
HASIL DAN DISKUSI
Deskripsi Profil Responden
Berdasarkan data dari Badan Akreditasi Perguruan Tinggi (2015), 455 kuesioner adalah disalurkan ke
455 prodi dari 28 perguruan tinggi di Jawa Tengah melalui layanan pos selama Juli 2015. Hasilnya, 161
(35%) kuesioner kembali dan hanya 130 kuesioner yang masuk akal untuk dianalisis.dengan uraian
sebagai berikut:

ada 130 responden yang berpartisipasi dalam penelitian dengan 78 dari mereka dari universitas negeri
dan 60 dari universitas swasta. 78 (60%) di antaranya adalah laki-laki dan 52 (40%) perempuan. 59
(45%) responden didominasi antara usia 41-50 tahun dan 62 (48%) memiliki pengalaman kerja 11-20
tahun. Survei mengungkapkan bahwa 100 responden adalah gelar master dan 30 gelar doktor.
Hipotesis 1: Modal sosial berpengaruh positif terhadap
adaptif-integratif universitas
kepemimpinan

Hipotesis 2: Modal sosial berpengaruh positif terhadap


keunggulan bersaing universitas

Hipotesis 3: Kepemimpinan adaptif-integratif


berpengaruh positif terhadap perguruan tinggi
keunggulan kompetitif

Hipotesis 4 : Keunggulan bersaing berpengaruh positif


terhadap efektivitas organisasi

Hipotesis 5: Kepemimpinan modal sosial berpengaruh


positif terhadap organisasi efektivitas

Hipotesis 6: Kepemimpinan adaptif-integratif


berpengaruh positif terhadap organisasi
efektivitas
Analisis Model Persamaan Struktural
Analisis faktor konfirmatori (CFA) menggunakan AMOS 18.0 diterapkan untuk menguji pengukuran
model. Untuk itu perlu dilakukan uji validitas, reliabilitas, dan normalitas model fit (lihat Gambar 1).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang diusulkan memberikan kecocokan terbaik. model
hipotesis cukup untuk semua kelompok dari kedua statistik (χ2 ) dan praktis (χ2 nilai /df, RMSEA,
CMIN/df, TLI, dan CFI).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan pada Tabel 2 disimpulkan bahwa H1, H2, H3,
dan H5 diterima, sedangkan berbeda dengan tujuannya, H4 dan H6 ditolak. Temuan itu
mengungkapkan bahwa modal sosial tidak anya meningkatkan organisasi universitas efektivitas tetapi
juga keunggulan kompetitif universitas. Hal ini sejalan dengan temuan dari Casanueva dan Gallego
[10]; Fandino dan Machado [34]; Tuominen [9] modal sosial itu dapat membantu organisasi untuk
mencapai keunggulan kompetitif. Namun, hasil penelitian ini menemukan hubungan yang tidak
signifikan antara universitas keunggulan kompetitif dan efektivitas organisasi. Ini mungkin karena
universitas di
Mengembangkan Model Alternatif Hubungan Modal Sosial, Adaptif-Integratif Kepemimpinan, Keunggulan Kompetitif,
dan Efektivitas Organisasi http://www.iaeme.com/IJCIET/index.asp 58 editor@iaeme.com Indonesia yang lebih fokus
meraih predikat akreditasi terbaik (A), sedangkan mengabaikan keberadaannya dalam dunia pendidikan. Temuan ini
tampaknya kontras dari hasil Oliver [35] yang menyimpulkan keunggulan bersaing secara signifikan mempengaruhi
efektivitas dari organisasi. Studi ini juga menemukan bahwa peningkatan kepemimpinan adaptif-integratif dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif universitas. Hal ini mencerminkan bahwa adaptif-integratif
kepemimpinan yang ditunjukkan melalui kemampuan pemimpin untuk memahami organisasi
anggota, program studi, penciptaan sumber daya yang sinergis dan untuk melihat keseluruhan program studi
dapat meningkatkan dan mempromosikan keunggulan kompetitif universitas. Pengaruh menjaga
Hubungan antara anggota organisasi dengan pihak eksternal mungkin tidak langsung dirasakan secara
jangka waktu yang singkat. Ada proses yang cukup panjang untuk membentuk mekanisme isolasi yaitu
mampu meningkatkan efektivitas organisasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, penelitian ini menegaskan bahwa modal sosial dan adaptif-integratif
kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap keunggulan bersaing dan organisasional
efektifitas di universitas. Oleh karena itu, implikasi manajerial bagi universitas adalah untuk
fokus pada peningkatan kualitas kemitraan dengan pihak eksternal. Meskipun bermanfaat
temuan penelitian ini, penelitian empiris ini memiliki keterbatasan harus dicatat. Dulu
menegaskan arah kausal antara konstruksi yang diusulkan dalam model karena studi cross sectional tidak
memungkinkan kesimpulan tentang kausalitas dalam yang diamati. Studi masa depan
harus dilakukan untuk mengkaji lebih dalam dan memastikan perkembangan pemahaman dalam
hubungan antara modal sosial, kepemimpinan adaptif-integratif, keunggulan kompetitif
dan efektivitas organisasi.
PENGAKUAN
Penulis berterima kasih atas bimbingan, komentar, dan saran yang sangat berharga dari Nury
Ariani Wulansari, SE, M.Sc sebagai Senior Research Fellow di Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang
REFERENCES
[1] Kwan, P. and A. Walker, Positing Organizational Effectiveness As A Second-Order Construct In Hong
Kong Higher Education Institutions. Research in Higher Education, 2003. 44(6): p. 705-726.
[2] Martono, S. and A. Wijayanto, Peningkatan Efektivitas Program Studi di Perguruan Tinggi Swasta
melalui Kepemimpinan Adaptif Integratif. Jurnal Dinamika Manajemen, 2014. 5(1): p. 110-130.
[3] Yen, S.-H. and O. Wooi-Leng, Linkages and Leakages of Higher Education Sector in Malaysia.
International Journal of Business and Society, 2017. 18(1): p. 67-82.
[4] Ferdinand, A., Social Capital and Competitive Advantage: the Social Face of Marketing Strategy2005,
Semarang: Diponegoro University Publishing Agency.
[5] Zaheer, A., R. Gözübüyük, and H. Milanov, It's the Connections: The Network Perspective in
Interorganizational Research. Academy of Management Perspectives, 2010.
24: p. 62-77.
[6] Weber, C. and B. Weber, Exploring the Antecedents of Social Liabilities in CVC Triads: A Dynamic
Social Network Perspective. Journal of Business Venturing, 2011. 26: p. 255-272.
[7] Wincent, J., S. Thorgren, and S. Anokhin, Managing Maturing Government-Supported Networks: The Shift from Monitoring
to Embeddedness Controls. British Journal of Management, 2013. 24: p. 480-497.
[8] Putri, V.W. and A. Yuniawan, Organizational Effectiveness: Social Capital and Competitive Advantage Approach. Jurnal
Dinamika Manajemen, 2016. 7(1): p. 76-90.
[9] Tuominen, T., et al., Social capital: A source of sustained competitive advantage for consumer co-operatives. International
Business Research, 2013. 6(12): p. 60-73.
[10] Casanueva, C. and A. Gallego, Social capital and individual innovativeness in university research networks. Innovation:
Management, Policy and Practice, 2010. 12(1): p. 105-117.
[11] Lewin, A.Y. and J.W. Minton, Determining Organizational Effectiveness: Another Look and an Agenda for Research.
Management Science, 1986. 32(5): p. 514-538.
[12] Yuniawan, A., Pemodelan Hubungan antara Variabel Organisasional dan Variabel Pelanggan dalam penyampaian layanan
serta Pengaruhnya Terhadap Retensi Pelanggan pada Lembaga Pendidikan Tinggi. Jurnal Aplikasi Manajemen, 2009. 7(4): p.
1027-1040.
[13] Cameron, K.S., Measuring Organizational Effectiveness in Institutions of Higher Education. Administrative Science
Quarterly, 1978. 23: p. 604-632.
[14] Day, G. and R. Wensley, Assessing Advantage: A Framework for Dianostic Competitive Superity. Journal of Marketing,
1988. 52: p. 1-20.
[15] Cravens, D.W., Strategic Marketing (Translation)1996, Jakarta: Erlangga Publisher.
[16] Ma, H., Toward Global Competitive Advantage. Management Decision, 2004. 42(7): p. 907-924.
[17] Aaker, D.A., Strategic Market Management (5th ed.)1998, New York: John Wiley.
[18] Avolio, B.J., Promoting More Integrative Strategies for Leadership Theory-Building. The American
Psychological Association, 2007. 62(1): p. 25-33.
[19] Derue, D., et al., Trait and Behavioral Theories of Leadership: An Integration and
Meta_x0002_Analytic Test of Their Relative Validity. Personnel Psychology, 2011. 64: p. 7-52.
[20] Kouzes and Posner, The Leadership Challenge (3d Edition)2002, San Francisco, CA: Jossey-Bass
Publishing.
[21] 21. Burke, B.F., Adaptive Leadership as A Facilitator of Public Engagement On Environmental.
Sustainability Issues Administrative Theory and Praxis, 2007. 29(3): p. 412-431.
[22] Lichtenstein, B.B., et al., Complexity leadership theory: An interactive perspective on leading in
complex adaptive systems. Emergence: Complexity and Organization, 2006. 8(4): p. 2-12.
[23] Kessels, J.W.M. and R.F. Poell, Andragogy and social capital theory: the implications for Human
Resource Development. Advances in Developing Human Resources, 2004. 6(2): p. 146-157.
[24] Leana, C.R. and F.K. Pil, Social Capital and Organizational Performance: Evidence from Urban Public Schools.
Organization Science, 2006. 17(3): p. 353-366.
[25] Nelson, S., et al., Organisational effectiveness of Australian fast growing small to medium-sized enterprises
(SMEs). Management Decision, 2007. 45(7): p. 1143-1162.
[26] Villena, V.H., E. Revilla, and T.Y. Choi, The Dark Side of Buyer-Supplier Relationships: A Social Capital
Perspective. Journal of Operations Management, 2011. 29: p. 561-576.
[27] 27. Yen, S.W., et al., Social capital and organisational Commitment at higher education institutions. Asian
Academy of Management Journal, 2014. 19(2): p. 1-21.
[28] Gönül, O.Ö., I.K. Tüzün, and M.M. Gökoglu, The impact of external social capital on human resource
management practices. International Journal of Human Resource Studies, 2013. 3(4): p. 27-44.
[29] Kale, P., H. Singh, and H. Perlmutter, Learning and Protection of Proprietary Assets in Strategic Alliances:
Building Relational Capital. Strategic Management Journal, 2000. 21(2): p. 217-237.
[30] Seibert, S.E., M.L. Kraimer, and R.C. Liden, A Social Capital Theory of Career Success. Academy of
Management Journal, 2001. 44(2): p. 219-237.
[31] Collins, C.J. and K.D. Clark, Strategic human resources practices and top management team social networks.
Academic Management Journal, 2003. 46(6): p. 740-752.
[32] Porter, M.E., Competitive Advantage1994, Jakarta: Binarupa Aksara.
[33] Al-Awawdeh, W. and J. Al-Sharairi, The relationship between target costing and competitive advantage of
jordanian private universities. International Journal of Business and Management, 2012. 7(8): p. 123-142.
[34] Fandiño, A.M. and M.A.S. Machado, Social Capital Scale And Logic Fuzzy: An Experiment To Verify The
Pertinence Of Logic Fuzzy In Producing Accurate Results From Data Of A Complex Organizational Reality.
International journal of management, 2014. 5(10): p. 91-104.
[35] Oliver, C., Sustainable Competitive Advantage: Combining Institutional and Resource_x0002_Based Views.
Strategic Management Journal, 1997. 18(9): p. 697-713.
[36] Mr. Mohammed Rafeeq, Ms. Asma .S., Mr. Zameer Ahmed And Mr. Palparthi Rajesh. Business Ethics,
Corporate Culture And Strategic Leadership For Organizational Effectiveness. International Journal of Advanced
Research in Management (IJARM), 5 (5), 2014, pp. 1-9
[37] Dr. Stephen I. Dugguh And Abubakar Muhammad Galadanchi. Employee Mentoring: A
Training And Development Technique In Enhancing Organizational Effectiveness And
Efficiency. International Journal of Management, 5 (8), 2014, pp. 57–66.
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai