KELOMPOK 7
1. SUSI KARYAWATI MERTAATMADJA : 5521220027
2. NASRULLULOH : 5521220002
ABSTRAK
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun model
organisasi efektivitas di universitas melalui modal sosial, kepemimpinan
adaptif-integratif, dan keunggulan kompetitif.
Sementara Cravens berpendapat bahwa keunggulan kompetitif harus dipandang sebagai proses yang
dinamis dan bukan semata-mata sebagai hasil akhir.
Keunggulan kompetitif memiliki proses pementasan yang terdiri dari sumber yang menguntungkan,
keunggulan posisi, hasil akhir pencapaian, dan pendapatan investasi untuk mempertahankan
keunggulan berkelanjutan dengan berjuang keras untuk membuat perbaikan terus-menerus atas nilai
yang diberikan kepada pembeli dan atau mengurangi biaya dalam menyediakan produk atau jasa.
Keunggulan bersaing dapat diwujudkan sebagai keselarasan antara pembeda kompetensi perusahaan
dan faktor-faktor penting untuk memperoleh kesuksesan dalam industri yang mengarah ke perusahaan
untuk memiliki prestasi yang lebih baik daripada pesaing.
Menurut Cravens, sumber keunggulan kompetitif adalah
keterampilan, sumber daya, dan kontrol yang unggul. Unggul
keterampilan memungkinkan organisasi untuk memilih dan
menerapkan strategi yang dapat membedakan organisasi dan
kompetisi.
Kouzes dan Posner mendukung gagasan kepemimpinan adaptif-integratif yang dalam lingkungan yang baru-baru ini
dinamis, hanya individu dan organisasi adaptif yang dapat berkembang. kepemimpinan adaptif-integratif itu sangat
penting pada efektivitas organisasi dan menyediakan pedoman bagi manajer untuk bersaing. Seorang pemimpin yang
adaptif selalu berusaha mengidentifikasi peluang dan tantangan, yaitu: dikombinasikan dengan kekuatan internal.
Pemimpin memberikan tanggung jawab kepada staf untuk memecahkan masalah, dan biarkan mereka mengalami
tekanan eksternal dan perselisihan di antara staf. Pemimpin juga ada di bertugas melindungi dan memberikan arahan
untuk mengelola konflik dan menetapkan norma.
Modal Sosial
Dalam organisasi, ada banyak anggota yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk
memecahkan setiap masalah yang dihadapi. Kemampuan untuk memanfaatkan keterampilan dan kemampuan
anggota bergantung pada kualitas jaringan yang ada. Teori modal sosial mungkin dapat menjelaskan bagaimana
mengembangkan hubungan dalam organisasi baik lingkungan eksternal maupun internal. Teori itu menegaskan
bahwa hubungan di jejaring sosial mungkin memiliki pengaruh positif pada staf/anggota organisasi dan kinerja
organisasi.
Modal sosial mencakup tiga dimensi yang saling terkait termasuk struktur, kognitif, dan aspek relasional. Aspek
struktural mengacu pada pembentukan relasional antara orang-orang dalam organisasi. Aspek kognitif mengacu
pada adopsi nilai-nilai bersama, dan kepercayaan di antara orang-orang dalam hubungan pekerjaan. Aspek
relasional mengacu pada bentuk hubungan yang efektif di antara orang-orang dalam organisasi.
Modal sosial telah digunakan untuk menggambarkan bentuk-bentuk agregat, termasuk hubungan alam antara
anggota dalam organisasi [24, 28], dan di antara organisasi dan pemangku kepentingan eksternal, pesaing, atau
mitra [29]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek modal sosial itu penting prediktor kinerja di tingkat
organisasi
TUJUAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh modal sosial dan kepemimpinan integratif
adaptif pada keunggulan kompetitif dan efektivitas organisasi. bukti empiris telah memberikan dukungan kuat
untuk menguji hipotesis di bawah ini:
Modal sosial diukur dengan menggunakan sembilan item yang dikembangkan oleh Leana termasuk:
hubungan individu untuk bekerja sama, hubungan individu untuk berbagi informasi, kepercayaan antar
anggota, pemahaman tentang tujuan kolektif, jaringan sosial, kepercayaan eksternal, sosial eksternal
kohesi, ketaatan pada norma, dan integrasi sosial.
Kepemimpinan adaptif-integratif diukur dengan menggunakan empat item yang dikembangkan oleh
Avolio, Burke, Derue et al., Martono dan Wijayanto termasuk pemahaman yang baik tentang karakteristik
dan perilaku anggota organisasi, pemahaman yang baik tentang studi program, menciptakan sumber daya
yang sinergis, memandang organisasi secara keseluruhan.
Keunggulan kompetitif diukur dengan menggunakan lima item
yang dikembangkan oleh Porter dan Al-Awawdeh termasuk
kualitas program studi yang khas, kecepatan respon, akademik
inovasi, ekspansi akademik, strategi orientasi pada kepuasan
stakeholder.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan kuesioner. Untuk menguji hipotesis
yang diajukan, data dianalisis dengan menggunakan structural equation modeling (SEM) didukung
oleh AMOS 18.0 dengan estimasi kemungkinan maksimum
HASIL DAN DISKUSI
Deskripsi Profil Responden
Berdasarkan data dari Badan Akreditasi Perguruan Tinggi (2015), 455 kuesioner adalah disalurkan ke
455 prodi dari 28 perguruan tinggi di Jawa Tengah melalui layanan pos selama Juli 2015. Hasilnya, 161
(35%) kuesioner kembali dan hanya 130 kuesioner yang masuk akal untuk dianalisis.dengan uraian
sebagai berikut:
ada 130 responden yang berpartisipasi dalam penelitian dengan 78 dari mereka dari universitas negeri
dan 60 dari universitas swasta. 78 (60%) di antaranya adalah laki-laki dan 52 (40%) perempuan. 59
(45%) responden didominasi antara usia 41-50 tahun dan 62 (48%) memiliki pengalaman kerja 11-20
tahun. Survei mengungkapkan bahwa 100 responden adalah gelar master dan 30 gelar doktor.
Hipotesis 1: Modal sosial berpengaruh positif terhadap
adaptif-integratif universitas
kepemimpinan