Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SUSUNAN NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Negara yang di ampu oleh:
Moh. Hudi, S.H, M.H

Disusun oleh:

ANNAFIDZATUL QULUB (19011001)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM
LAMONGAN
2019

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya sangat mangharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Lamongan, 09 Desember 2019

ANNAFIDZATUL QULUB

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan Makalah......................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. SUSUNAN NEGARA..............................................................................................................5
1. Negara Kesatuan........................................................................................................................5
2. Negara Federal...........................................................................................................................7
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
KESIMPULAN...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara adalah suatu organisasi yang didalamnya terdapat suatu wilayah dan
peraturan pemerintahan yang memiliki pengakuan kemerdekaan dari Negara lain.
Negara dibentuk atas dasar kesepakatan bersama yang bertujuan untuk membentuk
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Makalah susunan Negara ini membicarakan tentang bentuk-bentuk Negara
dalam segi susunannya. Negara apabila dilihat dari segi susunannya dibagi menjadi
dua bentuk, yaitu Negara Kesatuan dan Negara Federal. Istilah susunan Negara
ditujukan untuk menentukan apakah Negara tersebut berupa Negara Kesatuan atau
Negara Federal.
B. Rumusan Masalah
1. Ada berapakah susunan Negara?
2. Apa itu yang dimaksud dengan Negara Kesatuan?
3. Apa saja ciri-ciri Negara Kesatuan?
4. Apa itu yang dimaksud dengan Negara Federal?
5. Apa sja ciri-ciri Negara Federal?
C. Tujuan Makalah
1. Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi Mata Kuliah Ilmu Negara.
2. Makalah ini juga dibuat agar mahasiswa mengetahui apa saja Susunan Negara.
3. Bagi pembaca agar pembaca lebih mengetahui bagaimana susunan suatu Negara.
4. Bagi penulis agar menambah wawasan tentang susunan Negara.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. SUSUNAN NEGARA
Apabila ditinjau dari susunannya, bentuk negara dapat dibedakan dalam dua
macam, yaitu, Negara Kesatuan dan Negara Federal.

1. Negara Kesatuan
Negara Kesatuan adalah negara yang dijalankan oleh pemerintah pusat yang
memiliki kedaulatan tertinggi Negara. Agar tidak sewenang-wenang, aktivitas
pemerintah pusat diawasi dan dibatasi oleh Undang-Undang. Konsekuensi logis
dari posisinya sebagai penyelenggara kedaulatan Negara, maka unit-unit
pemerintahan yang dibentuk dan berada di bawah pemerintah pusat harus tunduk
kepada pemerintah pusat. Apabila tanpa disertai ketundukan dan kepatuhan secara
organisasional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, akan
terjadi tumpang tindih dan tabrakan dalam pelaksanaan kewenangan (prinsip unity
of command).1
Negara kesatuan dibedakan menjadi dalam dua bentuk yaitu Negara Kesatuan
dengan sistem sentralisasi dan Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi.
Maksud dari Negara Kesatuan dalam sistem sentralisasi adalah segala sesuatu yang
ada di Negara langsung diatur oleh pemerintah pusat dan daerah hanya tinggal
melaksanakan apa yang di instruksikan oleh pemerintah pusat. Negara Kesatuan
dalam sistem desentralisasi adalah suatu daerah diberi kebebasan sendiri untuk
menjalankan rumah tangganya sendiri (Otonomi Daerah).2
Adapun ciri-ciri negara kesatuan adalah:
1) Negara kesatuan mewujudkan kedaulatan tunggal, mewujudkan kesatuan unity.
2) Negara kesatuan hanya mempunyai satu negara dengan hanya mempunyai satu
pemerintahan, satu kepala negara, satu badan legislatur bagi seluruh daerah
negara.
3) Negara kesatuan merupakan negara tunggal yang monosentris (berpusat satu).
4) Hanya ada satu pusat kekuasaan yang memutar seluruh mesin pemerintahan dari
pusat sampai ke pelosok-pelosok, hingga segala sesuatunya dapat diatur secara
sentral, seragam dan senyawa dalam keseluruhannya.
5) Pengaturan oleh pusat kepada seluruh daerah tersebut lebih bersifat koordinasi
saja namun tidak dalam pengertian bahwa segala-galanya diatur dan
diperintahkan oleh pusat.3

1
Ilmu Negara/Ni’matul Huda-Ed. 1, Cet. 3.-Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Hal 233
2
Ibid. Hal 234
3
http://senilovewanto.blogspot.com/2014/10/makalah-ilmu-negara-susunan-negara.html

5
Dalam Negara Kesatuan bagian-bagian dari Negara itu disebut dengan daerah,
sedangkan istilah daerah ini merupakan istilah teknis bagi penyebutan suatu bagian
teritorial yang berpemerintahan sendiri dalam rangka Negara Kesatuan yang
dimaksud. Menurut Sri Soemantri adanya pelimpahan wewenang dari
pemerintahan pusat kepada daerah-daerah otonom bukankah hal itu ditetapkan
dalam konstitusinya, akan tetapi karena masalah itu adalah merupakan hakikat
daripada Negara Kesatuan.
Alasan menjaga kesatuan dan integritas Negara merupakan salah satu alasan
pemerintah pusat untuk senantiasa mendominasi pelaksanaan urusan pemerintahan
dengan mengesampingkan peran dan hak pemerintah daerah untuk ikut terlibat
langsung dan mandiri dalam rangka mengelola serta memperjuangkan kepentingan
daerahnya.4
Dominasi pemerintah pusat atas urusan-urusan pemerintahan telah
mengakibatkan hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dalam Negara
kesatuan menjadi tidak harmonis atau bahkan berada pada titik yang
menkhawatirkan sehingga timbul gagasan untuk mengubah Negara kesatuan
menjadi Negara Federal.5
Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian
kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi pada tahap terakhir
kekuasaan tertinggi tetap di tangan pemerintah pusat. Jadi kedaulatannya, baik
kedaulatan ke dalam maupun kedaulatan keluar, sepenuhnya terletak pada
pemerintah pusat.
2. Negara Federal
Negara Federal adalah Negara yang dibentuk oleh sejumlah Negara atau
wilayah yang memiliki kedaulatan dan Negara atau wilayah tersebut membentuk
sebuah kesepakatan untuk membentuk sebuah Negara Federal. Sifat dasar Negara
Federal adalah adanya pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan unit
federal.6
Ada tiga hal yang membedakan Negara Federal dengan satu sama lainnya.
Yaitu pertama, cara pembagian kekuasaan antara pemerintah dengan pemerintah
Negara bagian. Kedua, bentuk otoritas untuk melindungi supremasi konstitusi di
atas otoritas federal dan otoritas Negara bagian jika muncul konflik diantara
4
Ilmu Negara/Ni’matul Huda-Ed. 1, Cet. 3.-Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Hal 235-236
5
Ibid. Hal 236
6
Ibid. Hal 240

6
keduanya. Ketiga, menurut cara perubahan konstitusi jika dikehendaki adanya
perubahan semacam itu.7
Menurut C.F. Strong untuk membentuk suatu Negara Federal memerlukan
dua syarat, yaitu: pertama, adanya perasaan sebangsa diantara kesatuan-kesatuan
politik yang hendak membentuk federasi itu, dan kedua, adanya keinginan pada
kesatuan-kesatuan politik yang hendak mengadakan federasi untuk mengadakan
ikatan terbatas, apabila kesatuan-kesatuan politik itu menghendaki persatuan
sepenuhnya, maka bukan federasilah yang akan dibentuk, melainkan Negara
Kesatuan.8
R. Kranenburg juga mengemukakann pendapatnya mengenai pengertian
negara federal bahwa negara federal ialah yang dapat membedakannya dengan
negara kesatuan yakni sebuah negara yang dapat mencakup 2 ciri-ciri, Adapun ciri-
ciri itu sebagai beriku ini :

1. Negara dari suatu bagian federasi memiliki wewenang didalam pembentukan


undang-undang dasar serta wewenang untuk bisa membentuk UUD sendiri dan
juga wewenang untuk mengatur negara kesatuan organisasi dari beberapa
bagian negara yakni adalah pemerintah daerah yang secara garis besar telah
ditetapkan oleh pembentukan dari undang-undang terpusat.
2. Dalam negara federal atau negara serikat suatu wewenang yang membentuk
undang-undang pusat dalam mengatur beberapa hal tertentu yang telah
terperinci satu per satu didalam konstitusi. Sementara didalam negara kesatuan
wewenang dalam pembentukan undang-undang pusat yang ditetapkan didalam
suatu rumusan umum dan juga wewenang pembentukan undang-undang lokal
yang tergantung kepada badan pembentukan undang-undang pusat tersebut.9

Menurut Hans Kelsen, tatanan hukum Negara Federal terdiri atas norma-
norma pusat yang berlaku bagi seluruh teritorialnya dan norma-norma daerah yang
hanya berlaku bagi bagian-bagian dari terorial ini, bagi teritorial dan “Negara-
Negara komponennya” (Negara bagian). Norma-norma umum pusat, “hukum-
hukum federal”, dibuat oleh sebuah organ legislatif pusat, badan legislatif
“federasi”, sedangkan norma-norma umum daerah dibuat oleh organ-organ
legislatif daerah, badan legislatif dari Negara-Negara bagian. Ini mensyaratkan
bahwa dalam Negara Federal kompetensi legislatif dari Negara, dibagi diantara
satu wewenang pusat dan sejumlah wewenang daerah.10
Negara Federal ditandai oleh fakta bahwa Negara-Negara bagian
memiliki suatu derajat otonomi konstitusional, yaitu bahwa organ legislatif
7
Ibid. hal 240-241
8
Ibid. hal 241
9
https://materibelajar.co.id/negara-federal/
10
Ibid. hal 243

7
dari masing-masing Negara bagian berkompeten dalam masalah-masalah
menyangkut konstitusi dari masyarakat ini, sehingga perubahan-perubahan
dalam konstitusi dari Negara-Negara bagian dapat dilakukan melalui Undang-
Undang dari Negara-Negara bagian itu sendiri.11
Biasanya sebuah Negara Federal lahir melalui suatu perjanjian
internasional yang ditandatangani oleh Negara-Negara merdeka. Fakta bahwa
masing-masing Negara bagian mempunyai jumlah wakil yang sama di dalam
Senat membuktikan bahwa Negara anggota pada mulanya adalah Negara-
Negara merdeka dan masih tetap harus diperlakukan menurut prinsip hukum
internasional yang dikenal sebagai persamaan Negara-Negara.12
Karenburg mengemukakan dua kriteria berdasarkan hukum posistif
mengenai perbedaan antara Federasi dengan Negara Kesatuan sebagai berikut.
1. Negara bagian suatu federasi memiliki “pouvir constituent” yakni
wewenang membentuk undang-undang dasar sendiri serta wewenang
mengatur bentuk organisasi sendiri dalam rangka dan batas-batas
konstitusi federal, sedangkan dalam Negara Kesatuan organisasi bagian-
bagian Negara (pemerintah daerah) secara garis besarnya telah ditetapkan
oleh pembentuk undang-undang pusat.
2. Dalam Negara Federal, wewenang membentuk undang-undang pusat
untuk mengatur hal-hal tertentu telah terperinci satu per satu dalam
konstitusi federal, sedangkan dalam Negara Kesatuan wewenang
pembentukan undang-undang pusat ditetapkan dalam suatu rumusan
umum dan wewenang pembentukan undang-undang rendahan (lokal)
tergantung pada badan pembentuk undang-undang pusat itu.13
Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah atas dasar
otonomi teritorial merupakan konsep dalam Negara Kesatuan. Satuan
otonomi teritorial merupakan suatu satuan mandiri dalam lingkungan
Negara Kesatuan yang berhak melakukan tindakan hukum sebagi subjek
hukum untuk mengatur dan mengurus fungsi pemerintahan (administrasi
Negara) yang menjadi urusan rumah tangganya. Jadi, hubungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah atas dasar otonomi teritorial

11
Ibid. hal 244
12
Ibid. hal 244
13
Ibid. hal 245

8
memiliki kesamaan dengan hubungan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah atas dasar federal, yaitu hubungan antara dua subjek hukum yang
masing-masing berdiri sendiri. Perbedaannya, dalam otonomi teritorial,
pada dasarnya seluruh fungsi kenegaraan dan pemerintahan ada dalam
lingkungan pemerintah pusat yang kemudian dipencarkan kepada satuan-
satuan otonomi.
Formasi Negara Kesatuan dideklarasikan saat kemerdekaan oleh
para pendiri Negara dengan mengklaim seluruh wilayahnya sebagai bagian
dari suatu Negara. Tidak ada kesepakatan para penguasa daerah, apalagi
Negara-Negara, karena diasumsikan bahwa semua wilayah yang termasuk
didalamnya bukanlah bagian-bagian wilayah yang bersifat independen.
Dengan dasar itu, maka Negara membentuk daerah-daerah atau wilayah-
wilayah yang kemudian diberi kekuasaan atau kewenangan oleh
pemerintah pusat untuk mengurus berbagai kepentingan masyarakatnya,
ini diasumsikan bahwa Negaralah yang menjadi sumber kekuasaannya.14
Di dalam Negara Federal, bukan hanya kompetensi legislatif yang
dibagi di antara Negara Federal dan Negara Bagian, melainkan juga
kompetensi judikatif dan administratif. Di samping pengadilan federal ada
pengadilan Negara bagian. Mahkamah Agung dari Negara Federal tidak
hanya kompeten untuk menyelesaikan konflik-konflik tertentu dan untuk
menghukum kejahatan-kejahatan tertentu dari orang-orang perseorangan,
tetapi juga berkompeten untuk memutus konflik-konflik antar Negara-
Negara bagian. Di puncak administrasi federal ada suatu pemerintahan
federal dengan kekuasaan eksekutif yang dapat diterapkan tidak hanya
dalam bentuk pelaksanaan sanksi-sanksi terhadap individu-individu, tetapi
juga terhadap Negara-Negara bagian tersebut, kapan saja mereka, yakni
organ-organnya, melanggar konstitusi federal, yang secara bersamaan
merupakan konstitusi dari seluruh Negara federal.15
Struktur pemerintahan dalam Negara federal tidaklah bertingkat
sebagaimana diamati dalam sejumlah Negara Kesatuan karena hakikat
otonomi antara Negara bagian dengan pemerintah daerah pada dasarnya
sama. Yang membedakannya secara mencolok dengan sistem

14
Ibid. hal 246-247
15
Ibid. hal 247-248

9
pemerintahan yang unitaristik adalah yang menyangkut kesaulatan. Di
dalam federalisme, kedaulatan diperoleh dari unit-unit politik yang
terpisah-pisah dan kemudian sepakat membentuk sebuah pemerintahan
bersama. Sementara itu, di dalam pemerintahan yang unitaristik kedaulatan
langsung bersumber dari seluruh penduduk dalam suatu Negara tersebut.

BAB III

PENUTUP

10
KESIMPULAN

Susunan Negara dibagi menjadi dua yaitu, Negara Kesatuan dan Negara
Federal. Negara Kesatuan adalah negara yang dijalankan oleh pemerintah pusat yang
memiliki kedaulatan tertinggi Negara. Negara Federal adalah Negara yang dibentuk
oleh sejumlah Negara atau wilayah yang memiliki kedaulatan dan Negara atau
wilayah tersebut membentuk sebuah kesepakatan untuk membentuk sebuah Negara
Federal.

DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Negara/Ni’matul Huda-Ed. 1, Cet. 3.-Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

http://senilovewanto.blogspot.com/2014/10/makalah-ilmu-negara-susunan-negara.html

11
https://materibelajar.co.id/negara-federal/

12

Anda mungkin juga menyukai