Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rafie Rasyidi

NPM : 150510200027

Resume KTA 13 Oktober 2022


Hasil diskusi dari kelompok 2 :
1. Kenapa mpk sangat efektif dalam menghambat lintasan?
2. Tadi kan dijelaskan mengenai runoff, nah mengapa perlakuan pada mulsa plastik
paling kecil dan itu tandanya menunjukkan apa?
3. Mengapa pada soil loss perkakuan MPO lebih rendah dibandingkan perlakuan
lainnya?
Jawaban :
1. Kecenderungan mulsa plastik yang lebih efektif daripada jerami dalam mengurangi
runoff yang erat kaitannya dengan kemampuan mulsa plastik menahan energi kinetik
air hujan yang jatuh ke demplot lahan. Secara umum, erosi tanah terjadi melalui
serangkaian proses yang diawali oleh pemisahan, diikuti oleh pergerakan, dan
pengendapan partikel tanah. Lalu, proses pemisahan sangat dipengaruhi oleh energi
kinetik hujan, dimana pada penggunaan mulsa plastik energi tersebut lebih optimal
dibanding dengan penggunaan jenis mulsa yang lain.

2. Kecenderungan mulsa plastik yang lebih efektif daripada jerami dalam mengurangi
runoff yang erat kaitannya dengan kemampuan mulsa plastik menahan energi kinetik
air hujan yang jatuh ke demplot lahan. Secara umum, erosi tanah terjadi melalui
serangkaian proses yang diawali oleh pemisahan, diikuti oleh pergerakan, dan
pengendapan partikel tanah. Lalu, proses pemisahan sangat dipengaruhi oleh energi
kinetik hujan, dimana pada penggunaan mulsa plastik energi tersebut lebih optimal
dibanding dengan penggunaan jenis mulsa yang lain.

3. Menurut Zhou et al (2009) menyatakan bahwa pemulsaan plastik dapat


mempengaruhi tatanan tanah dan air termasuk pada proses runoff dan soil loss, suhu
tanah hingga hasil tanaman sehingga dapat mengurangi terjadinya soil loss hingga
85%. Pada perlakuan mpo (mulsa plastik pupuk organik) pupuk organik mengandung
bahan organik yang dapat merubah sifat fisik kimia dan biologis tanah sehingga
tekstur tanah menjadi gembur dan Bahan organik berfungsi sebagai perisai sehingga
proses erosi lapisan permukaan tanah bisa dihambat.

Hasil diskusi dari kelompok 4:


1. Alasan mengapa jumlah kehilangan tanah semakin meningkat seiring dengan semakin
curamnya kemiringan lereng di wilayah DAS jeneberang?
2. Skenario apa yang digunakan untuk mengurangi laju erosi yangd terjadi di das
jeneberang? apakah skenario tersebut dapat mengurangi laju erosi secara optimal?

Jawaban :
1. Jadi jumlah kehilangan tanah semakin meningkat seiring dengan semakin curamnya
kemiringan lereng karena semakin besar nilai kemiringan lereng, maka akan semakin
terhambat kesempatan air masuk ke dalam tanah yang mengakibatkan volume
limpasan semakin besar sehingga semakin besar potensi terjadinya erosi karena aliran
air berpengaruh besar terhadap erosi dengan mengangkut tanah dari suatu tempt yang
lebih tinggi ke tempat yang rendah.

2. Penerapan tutupan lahan skenario RT/RW Kabupaten Gowa tahun 2012-2032


dengan tindakan konservasi tanah merupakan skenario dengan erosi dugaan terendah
sebagai tutupan lahan dalam pengelolaan DAS di hulu DAS Jeneberang, dengan
rata-rata erosi dugaan 27,8 ton/ha/tahun atau 667.270 ton/tahun. Skenario ini
mampu menekan laju erosi dari keadaan yang sebenarnya. Namun, penurunan erosi
dugaan dari cara tersebut masih jauh dari batas erosi hang diizinkan. Oleh karena itu,
sangat perlu dilakikan modifikasi pengelolaan tindakan konservasi tanah. Tindakan
konservasi yang disarankan adalah kawasan perkebunan pada kondisi lereng
agak curam sampai curam dikelola dengan tindakan konservasi teras bangku
baik, sedangkan pada kawasan budi daya hortikultura diterapkan tanaman
semusim dengan tumpang gilir atau tumpang sari dilengkapi teras bangku baik
serta kawasan hutan produksi dikelola. Kawasan hutan produksi dijadikan sebagai
hutan rakyat dengan tanaman penutup tanah

Hasil diskusi dari kelompok 6 :


1. Tadi kan dijelaskan mengenai terasering,terasering jenis apa yang paling banyak
diterapkan di indonesia dan biasanya digunakan untuk menanam tanaman apa?
2. Tadi disebutkan di indonesia itu termasuk kasus terbanyak illegal loging, apa upaya
pemerintah dalam menanggulangi hal tersebut?

Jawaban :
1. Jenis teras yang paling banyak diterapkan di Indonesia adalah teras bangku dan teras
punggungan. Teras bangku miring ke dalam dan ke luar biasanya untuk menanam
sayuran dan tanaman semusim. Teras bangku irigasi biasanya untuk menanam padi.
Teras bangku datar biasanya untuk menanam sayuran dan tanaman tahunan. Teras
punggungan biasanya untuk tumbuh teh dan tanaman tahunan.

2. Upaya pemerintah dalam menanggulangi Illegal logging yaitu Dengan menambah


jumlah personil aparat kehutanan, Membuat Pembuatan peraturan daerah sebagai
payung Hukum misal Tindak pidana illegal logging menurut Undang-undang No. 41
Tahun 1999 tentang kehutanan dirumuskan dalam Pasal 50 dan ketentuan pidana
diatur dalam Pasal 78. Pemberian izin, Menerapkan sanksi yang berat, membuka
lapangan pekejaan, Memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Upaya penangganan
kasus tindak pidana kehutanan yang telah dilakukan pemerintah dirasa masih belum
menampakan hasil optimal berdasarkan indikasi-indikasi antara lain (1) Semakin
tingginya laju kerusakan hutan, dan (2) proses penegakan hukum yang masih belum
memiliki kemampuan untuk memberikan efek jera kepada pelaku terutama
(mastermind) dari tindak pidana illegal logging.
Hasil diskusi dari kelompok 8:
1. Apa hubungan antara intensitas curah hujan dan kemiringan lahan terhadap
limpasan permukaan?
2. Hal apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat
hubungan curah hujan yang tinggi dan kemiringan lahan terhadap besarnya laju
erosi?

Jawaban :
1. Hubungan antara intensitas curah hujan dan kemiringan lahan terhadap laju erosi
menunjukka kecenderungan kenaikan jumlah erosi setiap derajat kemiringan dan
intensitas yang yang lebih tinggi ini dapat dilihat dari selisih kenaikan jumlah
erosi setiap perbedaan intensitas hujan dan kemiringan lahan, hasil erosi yang
dihasilkan setiap kemiringan lahan selishnya cukup jauh disebabkan karena tanah
tergerus keluar dari wadah akibat gaya dorong air pada tanah dengan bantuan
kemiringan lahan. Pada limpasan permukaan pada kemiringan 30° terjadi
kenaikan jumlah limpasan pada intensitas 130 mm/jam jauh lebih banyak
dibanding dengan intensitas 107 mm/jam ini disebabkan karena erosi yang
dihasilkan lebih banyak, kenaikan yang terjadi disebabkan karena faktor infiltrasi
atau daya serap tanah yang tidak merata akibat pemadatan tanah secara manual.

2. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik
terhadap tanah. Tujuannya adalah untuk memacu pertumbuhan vegetasi. Dengan
itu, maka efek yang timbul akibat besarnya curah hujan akan berkurang karena
butiran hujan yang turun tidak langsung jatuh ke tanah sehingga kemungkinan air
untuk mengikis tanah dapat berkurang. Selain itu dapat juga dilakukan dengan
penerapkan sistem terasering, dengan itu kemiringan lahan dapat berkurang.

Anda mungkin juga menyukai