Anda di halaman 1dari 3

Nama:Rachel Deanita Bilbina

Kelas:9.2

KEHIDUPAN DI MASA PANDEMI


Di tahun 2019, muncul sebuah virus yaitu virus corona atau biasa disebut
juga covid-19. Dimasa itu pun pandemi terjadi hampir di seluruh belahan dunia
akibat adanya virus tersebut, hampir setiap negara di lockdown untuk
mengurangi penyebaran virus , di masa itu terjadi krisis ekonomi yang
menyebabkan banyak masyarakat yang di PHK. Hal itusangat merugikan bagi
beberapa masyarakat, terutama di keluargaku. Kakak-ku yang juga berperan
sebagai sandwich generation atau biasa disebut tulang punggung keluarga
mengalami hal tersebut. Ia di PHK dari tempat bekerjanya karena mungkin
perusahaan tersebut mendapat kerugianyang cukup besar da tidak bisa meng
gaji para pekerjanya. Dampak yang begitu besar terjadi pada keluarga ku,
dimasaitu umurku masih terbilang sangat muda ,susah bagi ku untuk
membantu ekonomi keluargaku.

Selain berdampak pada ekonomi, pandemi ini juga berdampak negatif bagi
kegiata belajar mengajar, akibat lockdown kegiatan belajar mengajar
dirumahkan. Tentu hal tersebut berdampak negatif , siswa-siswa kesulitan
memahami materi dan penjelasan dari para guru begitupun para guru yang
kesulitan karna harus mengajar dari jarak jauh. Pada masa pandemic itu aku
benar benar kesulitan memahami pelajaran pelajaran yangdiajarkan oleh
Guruku. Karena itu aku jadi malas belajar dan memilih untuk bermain game,
semakin memperburuk keadaan aku malah kecanduan, benar aku kecanduan
bermain game. Betul memang game sangat asyik, hal itu yang membuatku
menajadi seperti pecandu, pagi siang dan malam kuhabiskan hariku untuk
bermain game saja tidak peduli dengan tugas-tugasku yang sudah menumpuk
karena tidak ter-urus. Aku memilih bermain game Bersama teman-teman
onlineku. Ya, aku belum pernah bertemu dengan mereka kita bertemu di
sebuah game, berkenalan, merasa cocok dan kita pun mulai berteman. Hari-
hari yang kulewati bersama mereka terasa sangat seru, membuatku hampir
lupa dengan kehidupan ku di dunia nyata.

Karena aku yang selalu malas mengerjakan tugas tugasku dan lebih memilih
meluangkan waktuku untuk bermain game, Ibu sering marah dan
menceramahi ku untu stop bermain game dan mengerjakan tugas sesegera
mungkin ‘’ Rachel cepat kerjakan tugasmu!!! ‘’ kata kata itu yang selalu ia
lontarkan padaku, ya saat itu memang aku tidak begitu mendengarkan
perkataan ibuku dan hanya sibuk pada kebiasaanku yaitu bermain game. Jika
kupikirkan lagi aku sangat merasa menyesal karna sudah membuang buang
waktuku hanya untuk bersenang senang bermain game dan tidak mau belajar.
Tapi saat itu aku tidak merasa menyesal sama sekali, karena banyak
pengalaman yang ku alami di masa itu. Aku berkenalan dengan banyak orang
dari banyak daerah daerah lain bahkan hingga ke negara negara lain berkat
game dan sosial media yang kumainkan.

Selain bermain sosial media juga aku bermain salah satu game tidak bisa
dibilang game juga karna disitu kita berperan sebagai orang lain di dunia yang
kita buat, bisa berteman bahkan membuat keluarga dengan peran tersebut
untuk gen z mungkin menyebutnya RP bukan rupiah ya, melainkan role player.
karna pandemic yang cukup lama aku juga cukup lama memainkan rp tersebut,
hampir setahun waktuku ku habiskan untuk bermain rp dan dari situpun aku
menambah banyak teman yang semakin membuatku merasa bahwa dunia
nyataku tidak ada apa apanya dibandingkan dunia ini. Tentu in berdampak
sangat buruk karena aku mulai melupakan duniaku dan hanya sibuk dengan
handphone ku membuat Kesehatan badan dan mataku menurun, berat
badanku yang menurun dan mata minusku yang terus bertambah minus
semakin memperburuk penglihatan ku, karena hal tersebut aku memutuskan
untuk mulai mengurangi waktu bermain handphone nya dan kuisi kegiatan
kosongku dengan kegiatan kegiatan yang positif, seperti membantu usaha
ibuku, membantu merapihkan rumah dan banyak kegiatan kegiatan lainnya.

Tak terasa hampir 2 tahun aku melalui masa pandemic ini, beberapa sekolah
sudah dibuka kembali tapi dengan kapasitas yang minim, dan aku mulai sedikit
melupakan kegiatan kegiatan ku yang menyia-nyiakan waktuku dan lebih
memfokuskan diriku pada kegiatan sekolahku. Memang sulit untuk mulai
beraktivitas seperti sedia kala karna aku belum terbiasa dengan hal itu, bangun
pagi, bersiap siap untuk sekolah, berangkat dan seterusnya rasanya masih
asing untukku karna sudah 2 tahun aku sudah tidak merasakan hal tersebut.
Hari berganti hari aku mulai terbiasa akan kebiasaanku setelah masa pademi
ini, hanya ada beberapa kendala seperti kemdala komukasi, rasanya aku sudah
lupa bagaimana cara untuk berkenalan ke orang orang , rasa malu, takut, dan
rasa tidak percaya diripun terus ku rasakan ketika inginberkenalan ke orang
orang sekitar, tapi aku punya beberapa teman yang sudah kukenal sewaktu
masih belajar jarak jauh, memang kita hanya berkenalan melalui sosmed saja
tapi mereka tidak begitu buruk ketika kutemui di dunia nyata.
Rasa malu dan rasa ketidak percayaan diri pun mulai memudar, dengan rasa
percaya diri aku mengenalkan diriku kepada mereka mereka agar bisa
berkenalan dan bisa berteman baik. Tidak banyak yang kuajak berkenalan dan
tidak sedikit juga yang ternyata mereka ingin berkenalan denganku, tidak
seperti yang kupikirkan ternyata tidak semenakutkan itu berkenalan dengan
orang lain. Sekarang aku sudah mengijak kelas 9 tentu temanku semakin
bertambah dan sekarang pun aku sudah lebih baik dalam kegiatan belajar.
Pesan yang dapat menjadi pelajaran bagi saya dan mungkin beberapa orang
adalah ‘’Jangan pernah takut selagi kita tidak membuat suatu kesalahan’’.

Anda mungkin juga menyukai