Teknik Dokumentasi
1) Entity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram atau ERD adalah suatu gambaran grafis yang mewakili
logika database dimana antar database membentuk entitas yang terhubung satu sama
lain. Database disini dapat disebut sebagai atribut dalam ERD.
Dalam pembentukan ERD terdapat 3 komponen yang akan dibentuk, yaitu:
1. Entitas: sekumpulan objek yang dapat diidentifikasi secara unik dan berbeda satu
dengan yang lainnya.
2. Relasi: Suatu hubungan adalah hubungan antara dua jenis entitas dan
direpresentasikan sebagai garis lurus yang menghubungkan dua entitas.
3. Atribut: Gambaran karakteristik dari sebuah entitas atau himpunan entitas yang
memberikan informasi lebih rinci tentang jenis entitas tersebut.
Macam – macam atribut:
1. Atribut kunci (key): atribut yang digunakan untuk menentukan entitas secara
unik. Contoh: NPWP, NIM (Nomor Induk Mahasiswa).
2. Atribut simpel: atribut bernilai tunggal yang tidak dapat dipecah lagi (atomic).
Contoh: Alamat, tahun terbit buku, nama penerbit.
3. Atribut multinilai (multivalue): atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk
setiap entitas instan. Contoh: nama beberapa pengarang dari sebuah buku
pelajaran.
4. Atribut gabungan (composite): atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang
lebih kecil dengan arti tertentu. Contoh: nama lengkap yang terbagi menjadi nama
depan, tengah, dan belakang.
5. Atribut derivatif: atribut yang dihasilkan dari atribut lain dan tidak wajib ditulis
dalam diagram ER. Contoh: usia, kelas, selisih harga.
2) Data Flow Diagram
Data Flow Diagram atau DFD adalah gambaran alur informasi dari pemrosesan input
sampai ke output pada suatu sistem. DFD digunakan karena banyak alur kerja yang
lebih sulit digambarkan dengan deskripsi kata dan akan lebih efektif bila
menggunakan diagram. DFD terdiri dari 3 jenis, yaitu:
1. DFD Level 0
Tipe pertama sering disebut sebagai diagram konteks. DFD ini merupakan
diagram yang terdiri dari metode-metode yang secara umum dapat
menggambarkan ruang lingkup sistem informasi yang dibuat.
2. DFD Level 1
DFD tipe kedua ini merupakan lanjutan dari diagram konteks. DFD lebih detail
dan lengkap karena proses utama dibagi menjadi beberapa sub dengan fungsi
sistemnya masing-masing.
3. DFD Level 2
DFD tipe ketiga ini memberikan survei yang lebih komprehensif terhadap proses -
proses yang ada dalam suatu sistem informasi.
3) Document Flowchart
Document flowchart disebut juga dengan bagan alir formulir (form flowchart) atau
flowchart paperwork. Fungsi document flowchart adalah menelusuri suatu alur form
beserta laporan sistem yang berasal dari suatu bagian ke bagian lainnya, baik terkait
alur form, pemrosesan laporan, pencatatan laporan, maupun penyimpanan laporan.
4) System Flowchart
System Flowchart merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang
sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari
prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini
merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi
yang membentuk suatu sistem. system flowchart terdiri dari data yang mengalir
melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam
system flowchart dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan
komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya
mesin tik, cash register atau kalkulator).
5) Program Flowchart
Program Flowchart dihasilkan dari System Flowchart. Program flowchart merupakan
keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur
sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau
prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart
program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis
Sistem menggunakan program flowchart untuk menggambarkan urutan tugas-tugas
pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.
Simbol – simbol Flowchart
Revenue Cycle
Revenue cycle adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait
yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas
sebagai pembayaran dari penjualan- penjualan tersebut. Revenue cycle harus dikendalikan
agar mencegah ancaman – ancaman terjadi di dalam revenue cycle.
Tiga fungsi dasar SIA dilakukan dalam revenue cycle:
1) Menangkap dan memproses data
2) Menyimpan dan mengelola data untuk mengambil keputusan
3) Menyediakan control untuk melindungi sumber data (termasuk data)
Empat aktivitas dalam revenue cycle:
1) Pencatatan Pemesanan Penjualan
2) Pengiriman Barang/ Jasa Pesanan Pelanggan
3) Penagihan Piutang Pelanggan
4) Penerimaaan Kas
Dalam revenue cycle maupun expenditure cycle harus ada sistem pengendalian internal untuk
mencegah terjadinya ancaman dalam perusahaan. Sistem pengendalian internal merupakan
sebuah proses yang mencakup kebijakan, praktek dan prosedur yang digunakan sumber daya
perusahaan untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.
Expenditure Cycle
Expenditure cycle adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data
terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.