Makalah Askeb Pranikah Dan Prakonsepsi Kelompok IV Tentang KTD, PMS, Aborsi, Napza
Makalah Askeb Pranikah Dan Prakonsepsi Kelompok IV Tentang KTD, PMS, Aborsi, Napza
2022
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga kami bisa menyusun makalah tentang Asuhan
Kebidanan Pranikah dan Prakonsepsi dengan materi Kehamilan Remaja/ KTD, Penyakit Senular
Seksual (PMS), Aborsi, NAPZA.
Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk menambah wawasan kami, penulis khususnya
dan pembaca.
Kami menyadari bahwa kami tidak mampu menyelesaikan makalah ini tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Asuhan
Kebidanan Pelayanan KB dan Kontrasepsi Sujianti, M.Kes, dan juga rekan-rekan yang telah
menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami mengharap
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dimasa yang akan datang.
Kami berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan dan
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 5
A. Latar belakang ………………………………………………………………………………………..... 5
B. Tujuan ………………………………………………………………………………………………………. 6
C. Manfaat ……………………………………………………………………………………………………. 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 8
E. Aborsi ………………………………………………………………………. 26
F. NAPZA ………………………………………………………………………. 28
BAB III
KESIMPULAN ……………………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
dilahirkan pada wanita menikah pada usia 20-24 tahun merupakan anak hasil
hubungan seksual sebelum menikah. Biasanya untuk mengatasi masalah kehamilan
yang tidak diinginkan tersebut mereka menempuh jalan aborsi. Meskipun ara ini
penuh resiko dan mahal. Selain itu dampak lain dapat menyebabkan remaja
terjerumus kedalam NAPZA dan terjadinya Penyakit Menular Seksual (PMS).
B. Tujuan
5. Aborsi
6. NAPZA
C. Manfaat
5. Aborsi
6. NAPZA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya.
1. Faktor genetik
Merupakan modal utama atau dasar factor bawaan yang normal, contoh :
jenis kelamin, suku, bangsa.
2. Faktor lingkungan
3. Faktor perilaku
7. Penyalahgunaan NAPZA
Napza adalah singkatan dari narkotika, alkohol dan psikotropika, dan zat
adiktif lainnya seperti apioid, alkohol ektasi, ganja, morfin, heroin, kodein,
dan lain-lain. Jika zat tersebut masuk kedalam tubuh akan mempengaruhi
sistem saraf pusat. Pengaruh dari zat tersebut adalah penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, ketergantungan, rasa nikmat dan
rasa nyaman yang luar biasa dan pengaruh-pengaruh lainnya.
Didalam keluarga juga, remaja juga dapat mengetahui hal-hal yang perlu
dilakukan dan harus dihindari. Orang tua juga dapat memberikan
informasiawal tentang menjaga kesehatan reproduksi bagi remaja.
Misalnya cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit
menular seksual.
1. PENGERTIAN
KTD atau kehamilan tidak diinginkan adalah suatu kondisi pasangan yang tidak
menghendaki adanya kehamilan yang merupakan akibat dari suatu perilaku seksual
(HUS) baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Kondisi tersebut dapat menimpa
siapa saja, baik yang sudah menikah maupun belum, baik remaja, pasangan muda,
ibu – ibu setengah baya, dan dari golongan mana pun ( Ma’ shum, 2002 ).
KTD tidak selalu terjadi pada remaja atau pasangan yang belum menikah ada
13
sebagian yang pasangan yang sudah secara resmi secara menikah juga
mengalaminya. Tidak semua kehamilan disambut baik kehadirannya. Badan
Kesehatan Dunia ( WHO ) memperkirakan dari 200 juta kehamilan per tahun; 38 %
diantaranya merupakan kehamilan yang tidak diinginkan, hal itu umumnya terjadi
karena gagal kontrasepsi dan alas an tertinggi untuk menghentikan kehamilan adalah
alas an psikososial ( karena terlalu banyak anak, anak bungsu masih terlalui kecil,
takut karena kekerasan dalam rumah tangga, takut pada orangtua atau pada
masyarakat ).
Sebenarnya KTD bukan hal yang baru, namun saat ini seakan – akan menjadi
berita baru karena jumlah kasus yang ‘mulai’ terungkap di permukaan kian besar,
ditambah lagi kasus – kasus perkosaan yang menimpa remaja akhir – akhir ini kian
memprihatinkan ( Tito, 2003 ).
i. Kondisi janin yang dianggap cacat berat atau berjenis kelamin yang yidak
diinginkan (DepKes RI, 2003).
2. SEBAB KTD
Kehamilan Tidak Diinginkan ( KTD ) banyak terjadi karena pola hubungan
suami- istri tidak seimbang, yang mengakibatkan hubungan seksual sebagai awal
terjadinya kehamilan seringkali dipahami sebagai kewajiban ( agama ) istri saja.
14
Istri diposisikan untuk melayani suami kapan saja sementara akibat dari hubungan
ini ( antara lain KTD ) hanya istri seorang yang menanggung. Selain terjadi pada
remaja, KTD justru banyak dialami oleh ibu – ibu dengan keluarga harmonis.
Alasan – alasan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal :
a. Pemahaman / pengetahuan tentang proses terjadinya kehamilan
sangat minim.
Kebanyakan orang hanya tahu bahwa hubungan seks akan
membuat perempuan hamil, tanpa mengetahui dengan rinci proses
terjadinya menstruasi dan kehamilan yang benar dan lengkap.
b. Pemahaman / pengetahuan tentang kontrasepsi yang masih rendah,
kebanyakan masih banyak yang belum paham tentang cara
memakainya dengan benar, efek samping yang dapat ditimbulkan,
dan bagaimana jika terjadi efek samping.
c. Nasib Remaja Putri
Nilai-nilai patriarkhis yang berurat akar di masyarakat kita telah
meletakkan remaja putri jauh di luar jarak pandang kita dalam
kesehatan reproduksi. Undang-undang no. 20/ 1992 mentabukan
pula pemberian layanan KB untuk remaja putri yang belum menikah.
Bahkan mitos pun memojokkan remaja putri, untuk membujuk-paksa
mereka supaya bersedia berhubungan seks secara "suka-sama-suka",
bahwa hubungan seks yang hanya dilakukan sekali takkan
menyebabkan kehamilan. Berbagai metode kontrasepsi "fiktif" juga
beredar luas di kalangan remaja. Ketika pencegahan gagal dan
berujung pada kehamilan, lagi-lagi remaja putri yang harus
bertanggung jawab.
Kehamilan yang tidak diinginkan terjadi karena :
1) Penundaan dan peningkatan jarak usia nikah dan semakin
dininya usia menstruasi pertama ( menarche ). Usia
menstruasi yang semakin dini dan usia kawin yang
semakin tinggi menyebabkan ‘ masa – masa rawan
semakin panjang. Hal ini terbukti dengan banyaknya
kasus hamil di luar nikah.
2) Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkannya untuk
hamil. Bila kehamilannya diteruskan, maka dapat
15
3. DAMPAK KTD
Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahun sesuai
dengan Undang – undang Perkawinan No. 1 Tahun 1979 bahwa usia minimal
menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki – laki 18 tahun. Tingginya
angka pernikahan dini di Indonesia antara lain dipengaruhi budaya masyarakat
yang menganggap seorang perempuan telah siap menikah setelah memperoleh
menstruasi pertama.Bahkan,ada pula anggapan bila seorang perempuan yang
16
tidak segera menikah setelah memasuki usia 16 tahun merupakan aib keluarga.
Bagi keluarga miskin, perkawinan dini merupakan suatu kesempatan
untuk melepaskan tanggung jawab keluarga terhadap anak perempuan-nya dan
akan menjadi tambahan tenaga pencari nafkah bagi keluarga. Dari berbagai studi
yang dilakukan, ternyata tingkat pengetahuan masyarakat,baik orang
tua,anak,bahkan bidan maupun petugas kesehatan lapangan, terhadap kesehatan
reproduksi masih sangat rendah.
Perlu diingat beberapa hal sebagai berikut tentang kerugian dan bahaya
KTD pada remaja :
a. Karena remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil
maka ia bisa saja tidak mengurus dengan baik kehamilannya. Yang
seharusnya ia mengkonsumsi minuman, makanan, vitamin yang bermanfaat
bagi pertumbuhan janin dan bayi nantinya bisa saja hal tersebut tidak
dilakukannya. Begitu pula ia bisa menghindari kewajiban untuk melakukan
pemeriksaan teratur pada bidan atau dokter. Dengan sikap – sikap tersebut
di atas sulit dijamin adanya kualitas kesehatan bayi yang baik.
b. Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan
darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan serta kekejangan
yang berakibat pada kematian.
c. Penelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda (dibawah 20
tahun) seringkali berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Ini erat
kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan dinding rahim.
d. Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari
ibu yang mengalami KTD terhadap bayi yang dilahirkannya nanti. Sehingga
masa depan anak mungkin saja terlantar.
e. Tekanan lingkungan bisa terjadi pada remaja.
f. Putus sekolah.
g. Mengakhiri kehamilannya atau sering disebut sebagai aborsi. Di Indonesia
aborsi dikatagorikan sebagai tindakan illegal atau melawan hukum. Karena
tindakan aborsi adalah illegal maka sering dilakukan secara sembunyi –
sembunyi dan karenanya dalam banyak kasus jauh dari jaminan kesehatan
( unsafe ).
Kehamilan sebelum pernikahan dan aborsi mengakibatkan stigma dan
pengalaman yang terjadi pada wanita single. Keluarga berencana yang
17
Indonesia dalam setahunnya mencapai 2,3 juta dengan rincian 1 juta merupakan
aborsi spontan, 0,6 juta karena kegagalan KB dan 0,7 juta karena tidak pakai KB.
Dari jumlah tersebut lebih dari 50% merupakan abortus unsafe. Dengan melihat
angka tersebut diperkirakan banyak sekali aborsi yang dilakukan oleh bukan
pasangan suami isteri termasuk remaja yang belum menikah.
Reaksi awal remaja pada umumnya adalah keinginan dan usaha untuk
aborsi. Usaha aborsi awal itu menggunakan cara – cara yang bervariasi, mulai dari
self- treatment sampai meminta bantuan tenaga medis. Sebagian remaja ingin
mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan dengan cara – cara yang tidak aman
malah berbahaya bagi kesehatannya sendiri, misalnya :
a. Meminum ramuan atau jamu baik yang dibuat sendiri maupun yang dibeli
( minum jamu – jamu tradisional pelancar haid yang dijual bebas di
pasaran umum dengan dosis tinggi; dengan meminum ramuan tradisional
yang diracik sendiri seperti ragi tape dan air perasan buah nanas muda,
Cytotec produksi Searle Pfizer ( generic : misosprostol )- obat maag ).
b. Memijat peranakannya atau mencoba mengeluarkan janin dengan alat –
alat yang membahayakan dengan bantuan dukun pijat atau tukang urut
tradisional.
c. Meminum obat – obatan medis yang diberikan oleh dokter atau bidan
atau sepengetahuan mereka dari informasi yang didapatkan dari sumber
yang tidak bertanggung jawab.
Cara – cara tersebut di atas sangat membahayakan bagi kesehatan
perempuan yang mengalami KTD karena tindakan tersebut bisa
mengakibatkan perdarahan, infeksi hingga kematian si calon ibu. Jika
dengan cara – cara tersebut kehamilan tidak berhasil diakhiri
kemungkinan janin mengalami kecacatan mental maupun fisik dalam
masa pertumbuhannya. Konsekuensi lain adalah bahwa kehamilan tak
diinginkan mengakibatkan anak yang dilahirkan tidak bisa tumbuh
kembang optimal, sinyalemen Ninuk Widyantoro, psikolog YKP. Faktor
penyebabnya adalah jelas karena sang anak merasa tertolak secara
kejiwaan tentunya disamping akibat upaya – upaya penghentian KTD.
Dengan demikian maka perempuan dengan KTD perlu diberi konseling
( Utomo, 2001 ).
19
5. Pencegahan KTD
Pendidikan kesehatan reproduksi remaja, termasuk di dalamnya
informasi tentang keluarga berencana dan hubungan antargender, diberikan tak
hanya untuk remaja melalui sekolah dan media lain, tetapi juga untuk keluarga
dan masyarakat.
Meneruskan upaya meretas hambatan sosial budaya dan agama dalam
persoalan reproduksi dan seksualitas remaja, melibatkan kelompok masyarakat
yang lebih luas, seperti ulama-rohaniwan, petinggi adat untuk menilai,
merencanakan dan melaksanakan program yang paling tepat untuk kesehatan
reproduksi remaja, termasuk juga mendorong keterbukaan dan komunikasi dalam
keluarga.
Apa pun yang dirancang dengan baik takkan berjalan sempurna tanpa
kerja yang sungguh-sungguh untuk mendengar remaja kita, berupaya memenuhi
kebutuhan psikologisnya, memuaskan rasa ingin tahunya, sembari mengajari
mereka menjalani kehidupan dengan bertanggung jawab.
Pada remaja KTD dapat menjadi sesuatu yang sangat memalukan dan
dapat merusak masa depan mereka, oleh karena itu alangkah baiknya bila kita
dapat mencegah hal tersebut sebelum terjadi, Kehamilan Tidak Diinginkan dapat
dicegah dengan :
a. Cara paling efektif adalah dengan tidak melakukan hubungan seks
sebelum menikah.
b. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti
olahraga seni dan keagamaan.
c. Hindari perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti
meraba tubuh pasangan atau menonton video porno.
d. Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat – alat
kontrasepsi.
e. Mendapatkan keterangan tentang kegagalan alat – alat kontrasepsi dan
cara – cara penanggulangannya.
f. Untuk pasangan yang sudah menikah seyogyanya memakai cara KB untuk
kegagalan yang rendah seperti sterilisasi, susuk KB, IUD dan suntikan
(Depkes, 2003 ).
20
1. PENGERTIAN PMS
Penyakit menular seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Hampir seluruh PMS dapat
diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi
resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS,
21
dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, belum dapat
disembuhkan.
2. JENIS-JENIS PMS
a. Klamidia
Klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak menunjukkan
gejala; 75% dari perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak menunjukkan
gejala sama sekali.
b. Gonore
Gonore adalah salah satu PMS yang sering dilaporkan, 40% penderita akan
mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) jika tidak diobati, dan hal tersebut
dapat menyebabkan kemandulan.
c. Hepatitis B
Vaksin pencegahan untuk penyakit Hepatitis B sudah ada, tapi sekali terkena
penyakit ini tidak dapat disembuhkan, dapat menyebabkan kanker hati.
d. Herpes
Gejala penyakit herpes yaitu terasa nyeri dan dapat hilang timbul; dapat diobati
untuk mengurangi gejala.
e. HIV/AIDS
HIV/AIDS dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS adalah penyebab kematian
ke enam pada laki-laki dan perempuan muda. Virus ini fatal dan menimbulkan
rasa sakit yang cukup lama sebelum kemudian meninggal.
Human Papilloma Virus (HPV) dan kutil kelamin adalah PMS yang paling sering
menyerang, 33% dari perempuan memiliki virus ini, yang dapat menyebabkan
kanker serviks dan penis serta nyeri pada kelamin.
23
g. Sifilis
Sifilis jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati yang serius.
h. Trikomoniasis
Trikomoniasis dapat menyebabkan keputihan yang berbusa atau tidak ada gejala
sama sekali. Pada perempuan hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur.
3. DAMPAK PMS
Dampak psikologis yang sering kali terlupakan ketika terkena PMS adalah akan
selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya
bantuan, bingung, stres, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut
tidak jelas, insomnia (sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan,
kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, mimpi
buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan hubungan/komunikasi
dengan sesama. Seorang remaja akan semakin nekat atau membangkang dan tidak
patuh lagi pada orang tua, terlibat konfrontasi dengan sanak saudara lainnya,
melemahkan perekonomian, produktivitas menurun, kondisi fisik dan mental yang
menurun karena takut akan hukuman Tuhan.
4. PENANGGULANGAN PMS
Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit menular
seksual adalah :
24
Banyak profesi-profesi yang melibatkan hal-hal yang bersifat vulgar dan profesi
tersebut tidak bisa dibabat habis bahkan makin bertambah dari waktu ke waktu.
Banyak orang yang masih berpikiran bahwa PMS bisa disembuhkan sehingga
mereka masih menganggap PMS bukanlah masalah yang serius.
Banyak orang-orang yang baru sadar akan kesalahannya ketika mereka berbuat
salah atau dengan kata lain menyesal kemudian dan tidak ada gunanya.
Kurang adanya motivasi yang kuat dari beberapa kelompok masyarakat untuk
mencegahnya.
E. ABORSI
1. PENGERTIAN
Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan atau biasa disebut keguguran, kehamilan yang tidak diinginkan sebagian
besar diselesaikan dengan aborsi. Meskipun ada sebagian besar yang melanjutan
kehamilannnya perdebatan tentang aborsi pada umumnya didasari anggapan bahwa
aborsi adalah identik dengan pembunuhan karena janin dianggap sebagaiu makhluk
yang bernyawa.
Aborsi merupakan upaya terminasi kehamilan dengan alasan sosial, ekonomi dan
kesehatan. Secara medis, aborsi adalah berakhir atau gugurnya kehamilan sebelum
kandungan mencapai usia 20 minggu, yaitu sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan secara mandiri.
2. MACAM-MACAM ABORSI
3. PENYEBAB ABORSI
c. Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mengganggu pertumbuhan janin
dalam kandungan melalui plasenta. Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus
abdominalis, malaria, asites, anemia. Penyakit menahun, seperti hipertensi,
penyakit ginjal, penyakit hati, dll.
4. AKIBAT ABORSI
b. Risiko psikologis
c. Risiko psikososial
5. KOMPLIKASI ABORSI
a. Infeksi
infeksi lebih sering terjadi pada abortus buatan, dimana pada saat tindakan
dilakukan tidak memperhatikan asepsis dan antisepsis.
b. Perdarahan
c. Perforasi/ perlukaan
Perforasi yang terjadi ada waktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga
yang tidak ahli.
d. Syock
syock pada abortus bisa terjadai disbabkan oleh : perdarahan yang banyak
(Haemorragic), infeksi berat.
F. NAPZA
1. PENGERTIAN
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
30
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No.
5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut,
tetapi setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka
psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan
demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut
psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang
termasuk psikotropika antara lain :
kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar
saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar
tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu
narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. Saat ini
bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-obatan pada kehidupan dan
kesehatan pecandu dan keluarganya semakin meresahkan. Bagai dua sisi mata uang
narkoba menjadi zat yang bisa memberikan manfaat dan juga merusak kesehatan.
Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa jenis obat-obatan yang termasuk ke
dalam jenis narkoba yang digunakan untuk proses penyembuhan karena efeknya
yang bisa menenangkan. Namun jika dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa
menyebabkan kecanduan. Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai merasakan
efek yang menyenangkan. Dari sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan
agar bisa mendapatkan ketenangan yang bersifat halusinasi. Meski dampak narkoba
sudah diketahui oleh banyak orang, tetap saja tidak mengurangi jumlah pemakainya.
Bahaya narkoba hingga menjadi kecanduan tersebut memang bisa disembuhkan,
namun akan lebih baik jika berhenti menggunakannya sesegera mungkin atau tidak
memakai sama sekali.
2. JENIS-JENIS NARKOBA
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantunganNarkotika
sendiri dikelompokkan lagi menjadi :
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang
berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi: Minuman
Alkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia
sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan
Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam
tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan,
karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan
Narkoba lain yang berbahaya. Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang
ditimbulkan dari Narkoba dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
b. Faktor Eksternal : Berasal dari luar seseorang. Faktor yang cukup kuat
mempengaruhi seseorang.
1) Coba-coba
2) Senang-senang
4) Penyalahgunaan
5) Ketergantungan
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang
telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang
akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan
pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru,
hati dan ginjal.
pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik,
psikis maupun sosial seseorang.
a. Dampak Fisik :
Banyak hal yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan
narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba.
Ada tiga tingkat intervensi, yaitu :
c. Tersier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam
proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12
bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi
dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan
kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan
konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan
alternatif, dll.
38
BAB III
KESIMPULAN
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri. Remaja pada umumnya
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga seringkali ingin mencoba-coba. Banyak sekali
permasalahan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Remaja,
diantaranya Kehamilan Tidak Diinginkan / KTD, Aborsi, Penyakit Menular Seksual, Penyalahgunaan
NAPZA.
KTD atau kehamilan tidak diinginkan adalah suatu kondisi pasangan yang tidak
menghendaki adanya kehamilan yang merupakan akibat dari suatu perilaku seksual baik secara
sengaja maupun tidak sengaja. Kondisi tersebut dapat menimpa siapa saja, baik yang sudah
menikah maupun belum, baik remaja, pasangan muda, ibu – ibu setengah baya, dan dari
golongan mana pun. Banyak remaja yang mengira bahwa kehamilan tidak akan terjadi pada
intercourse (senggama) yang pertama kali atau mereka merasa bahwa dirinya tidak akan pernah
terkena Penyakit Menular Seksual (PMS). Biasanya untuk mengatasi masalah kehamilan yang
tidak diinginkan tersebut mereka menempuh jalan Aborsi.
Infeksi menular seksual (IMS) merupakan sekelompok infeksi yang saat ini bertanggung
jawab terhadap sejumlah besar morbiditas dan mortalitas di negara berkembang, karena IMS
memiliki peran dalam memfasilitasi transmisi human immonodeficiency virus (HIV) serta
memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan reproduksi dan anak-anak.
Terjadinya penyalahgunaan narkoba pada generasi muda dapat disebabkan oleh dua
faktor yakni : faktor internal dan eksternal. Tetapi pada akhirnya narkoba hanya menghancurkan
masa depan, sehingga dibutuhkan kepedulian orang tua, insan pendidik, tokoh masyarakat dan
instansi pemerintahan dalam membina generasi muda. Agar mereka bisa bebas dari bahaya
narkoba. Sebagai anak bangsa yang menjadi tumpuan orangtua, masyarakat, negara dan agama
sudah saatnya kita berkata,”Katakan tidak pada Narkoba” atau say “ No To Drugs”. Dengan tidak
terjebak pada penyalahgunaan narkoba kita bisa lebih berprestasi dan mandiri. Jangan kita sia-
siakan masa depan yang lebih baik hanya karena ingin mendapat kenikmatan sesaat yang dapat
39
mengahancurkan fisik dan menganggu kesehatan mental dengan mencoba coba menggunakan
narkoba.
Dengan mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja secara benar, kita dapat
menghindari melakukan perbuatan negatif seperti perilaku seks pranikah, penularan penyakit
menular seksual, aborsi, kehamilan diluar nikah, penggunaan NAPZA yang berakibat pada masa
depan yang suram.
40
DAFTAR PUSTAKA
Lumi, Freike, dkk. 2016. Kesehatan Reproduksi Dan Pelayanan Keluarga Berencana (KB). Bogor : In
Media.
Ida Bagus Gde manuaba. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC; Jakarta; 2015