Ketika kita ingin menemukan jawaban atas permasalahan sains, yang kita perlukan
adalah sebuah langkah-langkah dalam metode ilmiah. Begitu juga ketika para peneliti memiliki
gagasan, mereka dapat mengusulkannya melalui metode ilmiah. Metode ilmiah ini merupakan
cara yang paling sering digunakan oleh peneliti untuk memecahkan masalah.
1) Identifikasi masalah
Caranya, dengan observasi / mengamati lingkungan di sekitar kita, atau juga bisa
mengidentifikasi masalah melalui artikel maupun buku-buku yang kita baca
2) Merumuskan Masalah
Setelah mempunyai rumusan masalah, kita harus menyusun dasar teori untuk
penelitian. Caranya kita bisa mengkaji berbagai literatur, seperti membaca buku,
menganalisis penelitian terdahulu, atau membaca artikel/jurnal ilmiah tentang topik yang
kamu teliti.
4) Membuat Hipotesis
Prosedur kerja merupakan langkah-langkah kerja yang terperinci dan runtut. Urutan
langkah kerja ini dibuat ringkas namun dapat menggambarkan secara tepat pekerjaan
yang harus dilakukan. Data tersebut akan memudahkan pelaksanaannya, langkah kerja
sebaiknya dibuat dalam bentuk diagram alir.
Bagaimana kita mengetahui apakah hipotesis yang sudah kamu buat sudah benar atau
belum benar? Caranya dengan menguji hipotesis tersebut. Misalnya, melakukan
eksperimen di dalam laboratorium, observasi langsung, atau melakukan survei. Kita juga
bisa menyiapkan tabel data pengamatan sebelum melakukan eskperimen agar
memudahkan kita untuk mencatat.
Data-data yang telah di peroleh dari uji hipotesis, dicatat dan diolah ke dalam bentuk
tabel, grafik atau diagram, sehingga mudah untuk dianalisis. Dalam mengolah dan
menganalisis data ini harus di hubungkan dengan dasar teori yang sudah kita jadikan
rujukan.
9) Membuat Kesimpulan
Hasil analisis data menghasilkan suatu pola atau kecenderungan. Pola ini dapat dijadikan
landasan untuk menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan adalah suatu pernyataan yang
merangkum apa yang sudah dilakukan dalam kegiatan penelitian. Dalam menyusun suatu
kesimpulan, kalian harus memutuskan apakah data yang dikumpulkan mendukung
hipotesis atau tidak. Selain itu, kalian juga harus mengulang suatu penelitian beberapa
kali sebelum dapat menarik suatu kesimpulan.
Setelah kita menyimpulkan hasil penelitian, kita bisa mempublikasikan apa yang sudah
kita temukan dalam bentuk tulisan berupa laporan ilmiah dan bisa kita publikasikan
dalam bentuk lisan berupa presentasi dalam forum-forum ilmiah.
“Agar rumah terlihat sejuk dan hijau, ibu Amel meletakkan beberapa tanaman di dalam ruangan.
Namun ada gejala alam menarik yang terjadi, tanaman yang diletakkan dekat jendela tumbuh
membelok ke arah luar jendela sedangkan tanaman yang jauh dari jendela tumbuh lurus ke atas”.
4) variabel penelitian.
Variabel bebas (manipulasi) : lubang cahaya
Variabel kontrol : jenis tanaman, jumlah penyiraman
Variabel respon (terikat) : arah tumbuh tanaman
5) Prosedur kerja
Alat dan bahan yang dibutuhkan :
Tanaman anggrek (boleh jenis tanaman lain) : 3 pot
Kardus bekas air mineral : 3 buah
Cutter/gunting : 1 buah
Bulpoint : 1 buah
A B C
A B C
7) Mengolah dan mengnalisis data
Kondisi tanaman
No. Tanaman pada kardus
Hari pertama percobaan Setelah 1 minggu
1 Tanaman A Batang tanaman tegak Batang tanaman bengkok ke kanan
2 Tanaman B Batang tanaman tegak Batang tanaman bengkok ke kiri
3 Tanaman C Batang tanaman tegak Batang tanaman tegak
Pada percobaan tanaman di atas, arah gerak tanaman tersebut mengikuti arah datangnya
cahaya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kecenpatan pemanjangan sel dari sisi yang
berlawanan karena terjadi interaksi antara cahaya matahari dengan hormon yang ada dalam
tumbuhan.
8) Menarik/membuat kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa cahaya mempengaruhi arah gerak tumbuh
tanaman
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
1) Luka
a. Luka lecet. Bersihkan luka dengan air dingin atau hangat, mengalir dan bukan dicelupkan.
Antiseptik sebaiknya ditambahkan untuk membantu membersihkan luka. Diberi betadin,
dan ditutup dengan kasa steril kemudian diplester atau dibalut.
b. Luka iris. Luka akibat benda tajam seperti pisau atau pecahan kaca. Bersihkan dengan
air matang bersih, diberi obat merah atau antiseptik, dirapatkan dan dibalut, atau ditutup
dengan plester atau kain kasa yang bersih.
c. Luka tusuk. Luka yang disebabkan oleh benda berujung runcing seperti paku, jarum atau
tertikam. Luka dibersihkan, ditutup, dan korban dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit
untuk mendapat suntikan anti tetanus.
d. Luka memar . Luka tertutup dimana kerusakan jaringan dibawah kulit disertai perdarahan
yang dari luar tampak kebiruan. Penanganannya dengan kompres air hangat –dingin
bergantian, dan meninggikan bagian yang luka.
2) Luka bakar
a. Luka bakar akibat zat kimia asam
Hapus zat asam dengan kapas atau kain halus, cuci dengan air mengalir sbanyak- Luka
bakar akibat zat kimia basa
Cuci dengan air sebanyak- banyaknya. Bilas dengan asam asetat 1%. Cuci kembali
sebanyaknya, selanjutnya cuci dengan larutan Na2CO3 1%. Cuci lagi luka dengan air,
keringkan, olesi dengan salep lavertan (salep minyak ikan) dan balut dengan kain perban.
dengan air. Keringkan, olesi dengan salep boor. Balut dengan kain perban.
b. Luka bakar karena panas
Bila kulit hanya memerah, olesi dengan salep lavertan. Bila sampai terassa nyeri kompres
dengan air secepatnya dan bawa ke dokter. Bila luka terlalu besar jangan diberi obat
apapun, tutup luka dengan kain perban dan bawa segera ke dokter.