• Tujuan Khusus
• Kebutuhan relatif telah memenuhi, akan tetapi masih belum memuaskan Ada beberapa produk
yang dihasilkan industri untuk memenuhi kebutuhan namum belum memuaskan masyarakat
secara sempurna, kondisi ini dapat dijadikan peluang usaha dengan membuat produk lain
yang lebih baik dan dapat memuaskan dari produk yang ada atau dari produk saingan. Contoh:
peralatan elektronik yang low watt.
Yaitu peluang bisnis yang berasal dari kreatifitas atau potensi yang dimiliki oleh pelaku bisnis
(wirausahawan). Peluang bisnis melalui pendekatan ini lebih menekankan pada bakat, minat,
kreatifitas dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pengusaha. Dengan kemampuan yang
dimilikinya pengusaha dapat membuat peluang bisnis tertentu. Contoh: produk Apple (ipod,
iphone,ipad, maccbook, iwatch)
Memahami Peluang dan Ide Bisnis
Bagaimana melakukan penyeleksian dan pemanfaatan peluang bisnis tersebut dapat
diilustrasikan sesuai gambar di bawah ini
Memahami Peluang dan Ide Bisnis
Sumber-sumber ide bisnis jika dilihat dari diri pengusaha dapat dibedakan menjadi sumber
ekstern dan sumber intern. Sumber ekstern gagasan usaha digambarkan sebagai berikut:
Memahami Peluang dan Ide Bisnis
Ide bisnis dapat juga terlahir dari sumber internal yang ada dalam diri seorang pengusaha.
Memahami Peluang dan Ide Bisnis
Sebaik apapun ide bisnis jika tidak direalisasikan maka tidak akan mendapatkan
keuntungan yang diharapkan. Cara yang paling tepat sebelum sebuah ide bisnis
direalisasikan adalah menyusun studi kelayakan bisnis terlebih dahulu. Salah satu cara
sederhana untuk memilih satu dari beberapa ide bisnis, sebagai berikut:
Langkah l : Tetapkan beberapa ide bisnis yang akan diukur atau dianalisa misalnya ide
bisnis A, B, C, dan D.
Langkah 2: Tetapkan indikator untuk menilai ide bisnis.
Langkah 3: Tetapkan skala atau skor untuk tiap ide bisnis. Misal skor 5, 7, 9 di mana
skor 5 untuk menunjukkan keadaan yang paling lemah dan skor 9 yang
paling kuat.
Langkah 4: Jumlahkan skor tersebut dan pilih ide bisnis yang skornya paling tinggi.
Jenis-jenis
Bentuk Bisnis Didalam sebuah perekonomian Negara terdapat
beragam jenis usaha, dari keberagaman tersebut
berdasarkan pada kegiatan usahanya bisnis dapat
dikelompokan menjadi 6 jenis usaha diantaranya
adalah sebagai berikut :
• Sektor agraris
Sektor usaha agraris merupakan sektor usaha
yang paling banyak dijumpai di Indonesia hal ini
dikarenakan kebanyakan rakyatnya bergelut
pada bidang usaha seperti pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan.
• Sektor perindustrian
Aktifitas Industri merupakan kegiatan untuk
menghasilkan barang dari pengelolahan bahan
Jenis-jenis baku menjadi barang setengah jadi dan kemudian
diolah kembali menjadi barang jadi.
Bentuk Bisnis Penggolongan jenis industri menurut jumlah
tenaga kerja yang dimiliki oleh usaha adalah
sebagai berikut :
Sektor rumah tangga, adalah jenis industri yang
berskala rumahan dan tidak memerlukan tempat
usaha yang luas karena cukup dikerjakan di
lingkungan rumah dan biasanya sektor ini
memiliki jumlah pegawai antara 1 sampai
dengan maksimal 5 orang.
Sektor usaha kecil, adalah jenis industri yang
memiliki jumlah pegawai antara 6 sampai
dengan 19 orang.
Sektor usaha sedang, adalah jenis industri yang
memiliki jumlah pegawai antara 20 sampai
dengan 99 orang.
Sektor usaha besar, adalah jenis industri yang
memiliki jumlah pegawai lebih dari 100 orang.
Jenis-jenis • Sektor perdagangan
Bentuk Bisnis Bidang perdagangan adalah bidang yang kegiatan
utamanya melakukan transaksi jual beli barang
dagangan baik barang ataupun jada dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba
usaha. Uang dijadikan sebagai alat tukar yang
digunakan dalam transaksi jual beli. menurut
jumlah barang yang diperjualbelikan, usaha
sektor perdagangan digolongkan kedalam:
Pedagang kecil, seperti toko kelontong, kios,
dan pedagang kaki lima.
Pedagang menengah, seperti agen dan
distributor.
Pedagang besar, pedagang yang lingkup
usahanya sudah melakukan perdagangan
internasional dalam hal ekspor dan impor.
Jenis-jenis
Bentuk Bisnis
• Sektor jasa
• Sektor Informal
Sektor usaha informal adalah salah satu jenis usaha yang paling banyak kita jumpai di masyarakat. Bentuk
usaha yang ini banyak ditekuni oleh masyarakat yang kurang didalam pendidikan, redah modal, dikerjakan oleh
masyarakat ekonomi bawah dan biasanya tidak mempunyai tempat usaha tetap. Sektor usaha informal terbuka
bagi siapa saja yang ingin memulai dan mudah didalam pendiriannya, sehingga jika dilihat dari jumlahnya yang
ada didalam sebuah perekonomian sangat sulit untuk dikalkulasikan, sehingga dengan banyaknya jenis usaha
ini akan dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran.
Adapun ciri yang dapat diidentifikasi dari jenis usaha informal adalah sebagai berikut:
Tidak memiliki legalitas usaha, biasanya hanya ijin dari lingkungan setempat.
Modal yang dibutuhkan relatif kecil.
Tidak membutuhkan pegawai dalam jumlah yang banyak.
Didalam menjalankan usahanya hanya berdasarkan pada pengalaman pribadi pemilik usaha tanpa adanya
pendidikan tinggi dan keahlian.
Pemanfaatan teknologi sederhana.
Biasanya tidak ada struktur organisasi.
Jam kerja tidak teratur tergantung dari kemauan yang punya usaha.
Ruang lingkup usahanya terbatas.
Biasanya dikerjakan oleh anggota keluarga.
Jenis usahanya bisanya begerak dalam bidang seperti kerajinan, dagang dan jasa
Hasil dari produksi usahanya cenderung dikonsumsi oleh golongan ekonomi menengah ke bawah.
Biasanya banyak terjadi pungli.
• Sektor Formal
Sektor Usaha Formal adalah sektor usaha yang mendapat izin dari pejabat berwenang dalam
bentuk akta pendirian dari notaris dan terdaftar di kantor pemerintahan dalam bentuk
pengesahan akta notaris di hadapan kementrian hukum dan hak azasi manusia. Badan usaha
formal apabila dilihat dari sisi pajak maupun kantor kementrian perdagangan dan perindustrian
akan terdaftar nama perusahan dan klasifikasi dari jenis usaha yang dijalankan.
Adapun ciri-ciri dari usaha yang dikategorikan dalam sektor formal adalah sebagai berikut:
Mengantongi izin resmi dari pemerintah baik itu SIUP, TDP, Domisili, Akta, NIB dan dokumen
lainnya sesuai jenis usaha.
Dalam aktifitas transaksi bisnis yang dilakukannya biasanya akan dikenakan pajak, baik itu
pajak penghasilan ataupun pajak pertambahan nilai.
Biasanya beroperasi di daerah sentral bisnis seperti diperkotaan.
Telah menggunakan sistem akuntansi yang profesional.
Biasanya membutuhkan modal yang cukup besar jika dibandingkan dengan sektor informal.