DINAS KESEHATAN
UPTD KHUSUS RSUD KESEHATAN KERJA
Jl. Raya Rancaekek Km. 27 No. 612 Nanjungmekar Kec. Rancaekek Kab. Bandung
Telp: (022) 7798778 Fax : (022) 7795804
Laman : http://rsudkk.jabarprov.go.id E-mail : rskk@jabarprov.go.id
BANDUNG–40394
TENTANG
PANDUAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KESEHATAN KERJA
PROVINSI JAWA BARAT
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KESEHATAN KERJA PROVINSI JAWA BARAT
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : Bandung
pada tanggal : 06 Juni 2022
DIREKTUR
RSUD KESEHATAN KERJA
PROVINSI JAWA BARAT,
drg. Tintin Farihatini, MSc. PH
Pembina
19660801 199403 2 008
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KESEHATAN
KERJA PROVINSI JAWA BARAT PANDUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI DI
LINGKUNGAN RSUD KESEHATAN KERJA
PROVINSI JAWA BARAT
NOMOR : 1995.1/KS.01.02.10-RSKK
TANGGAL : 06 Juni 2022
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Kehadirat Alloh SWT yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk Nya, sehingga dapat tersusun Panduan
Penyusunan Dokumen Akreditasi di Lingkungan RSUD Kesehatan Kerja Provinsi Jawa
Barat. Panduan ini disusun bertujuan untuk menyamakan presepsi dalam pembuatan
berbagai dokumen terkait akreditasi.
Akreditasi Rumah Sakit (yang selanjutnya disebut Akreditasi) merupakan suatu bentuk
pengakuan terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah
Sakit telah memenuhi Standar Akreditasi. Dengan adanya pelaksanaan Akreditasi diharapkan
menghasilkan perbaikan mutu pelayanan Rumah Sakit. Salah satu hal yang dapat menunjang
kualitas mutu pelayanan Rumah Sakit yang baik adalah terdokumentasinya berbagai regulasi,
kebijakan di Rumah Sakit.
Berdasarkan Panduan Dokumen Akreditasi yang diterbitkan oleh Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS), terdapat 2 (dua) jenis dokumen di Rumah Sakit. Kedua jenis dokumen
tersebut adalah dokumen yang merupakan produk hukum atau yang biasa disebut regulasi, dan
yang bukan merupakan produk hukum yang biasa disebut dengan naskah dinas. Sehubungan
dengan telah diaturnya Tata Naskah Dinas dalam Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat
Nomor 30 Tahun 2018 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat, maka panduan mengenai penyusunan naskah dinas tidak akan diatur dalam Panduan
Penyusunan Dokumen Akreditasi ini. Sedangkan ketentuan mengenai penyusunan Dokumen
Akreditasi saat ini belum ditentukan dalam suatu peraturan perundang-undangan tersendiri, maka
RSUD Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat perlu membuat Panduan Penyusunan Dokumen
Akreditasi ini.
BAB II
DOKUMEN AKREDITASI
Dokumen Akreditasi adalah seluruh jenis dokumen yang harus dimiliki oleh Rumah Sakit
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Akreditasi. Dokumen Akreditasi ini
diperlukan sebagai salah satu bukti telah terorganisirnya kegiatan di dalam RSUD Kesehatan
Kerja Provinsi Jawa Barat, dan juga sebagai suatu bukti atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
Dokumen Akreditasi yang bersifat regulasi dapat dibedakan menjadi:
2.1 Kebijakan;
2.2 Pedoman/Panduan;
2.3 Standar Prosedur Operasional (SPO); dan
2.4 Program Kerja.
Dokumen Akreditasi berupa Kebijakan, Pedoman/Panduan dan SPO ini dijadikan sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan. Kebijakan yang biasanya ditetapkan dalam Peraturan/Keputusan
Direktur berisi ketentuan yang sifatnya adalah umum. Ketentuan yang bersifat umum tersebut
perlu diperjelas dengan ketentuan yang bersifat teknis seperti Pedoman/Panduan, yang kemudian
diperjelas kembali dalam SPO. Sedangkan untuk Dokumen Akreditasi berupa Program Kerja
harus disesuaikan dan selaras dengan Rencana Strategis (Renstra) yang telah dijabarkan dalam
dokumen rencana kerja tahunan.. Program Kerja selalu dijadikan sebagai acuan dalam evaluasi
kinerja.
Ketentuan Umum Penulisan Dokumen Akreditasi
1. Ukuran kertas F4;
2. Berat 70-80 gram;
3. Margin, Atas: 2,5 cm, Bawah : 2,5 cm, Kiri : 3 cm, Kanan : 2,5 cm;
4. Jenis tulisan Kebijakan/Pedoman/Panduan: Bookman Old Style;
5. Jenis tulisan SPO: Arial;
6. Ukuran tulisan 12;
7. Spasi 1,5;
8. Align text : Rata Kiri-Kanan.
2.1 KEBIJAKAN
Kebijakan Rumah Sakit meruapakan sebuah peraturan yang bersifat umum pada tataran
strategis, tidak terlalu teknis. Pada umumnya Kebijakan Rumah Sakit ini dibuat dalam bentuk
Peraturan/Keputusan Direktur. Substansi dari Kebijakan dapat dicantumkan dalam pasal pada
Peraturan Direktur atau diktum pada Keputusan Direktur, selain itu Kebijakan juga dapat
dicantumkan secara lebih utuh sebagai Lampiran dari Peraturan/Keputusan Direktur tersebut.
Contoh format Kebijakan berupa Keputusan Direktur adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan
1. Judul : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kesehatan
Kerja Provinsi Jawa Barat tentang …;
2. Nomor : Penomoran dilakukan sesuai kaidah yang berlaku di RSUD Kesehatan
Kerja Provinsi Jawa Barat;
3. Jabatan Direktur ditulis simetris, diletakkan di tengah margin serta ditulis dengan
huruf kapital;
4. Konsiderans
a) Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok pikiran yang menjadi latar
belakang pembuatan Keputusan Direktur, baik dari segi filosofis, yuridis maupun
sosiologis. Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital, diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:) dan diletakkan di bagian kiri;
b) Mengingat, memuat berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
menjadi dasar kewenangan dan sumber hukum dalam pembentukan Keputusan
Direktur tersebut. Peraturan perundang-undangan yang dijadikan sebagai acuan
dalam konsiderans adalah peraturan perundang-undangan yang tingkatannya
sederajat atau lebih tinggi. Konsiderans Mengingat diletakkan di bagian kiri,
tegak lurus dengan kata Menimbang.
b. Diktum
1. Diktum Memutuskan ditulis secara simetris di tengah margin, dengan huruf kapital.
2. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata Memutuskan disejajarkan ke bawah
dengan kata Menimbang dan Mengingat. Huruf awal ditulis dengan huruf kapital
dan diakhiri tanda baca titik dua (:);
3. Nama Keputusan Direktur disesuaikan dengan Judul, seluruhnya ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri tanda baca titik.
c. Batang Tubuh
Batang tubuh memuat substansi Keputusan Direktur yang dirumuskan dalam diktum,
seperti di bawah ini:
KESATU : …;
KEDUA : …; dan
dst.
Selain dicantumkan dalam diktum, substansi Keputusan Direktur juga dapat dicantumkan
pada lampiran Keputusan Direktur.
d. Kaki
Kaki Keputusan Direktur merupakan bagian akhir yang memuat tempat dan tanggal
penetapan Keputusan Direktur, serta nama jabatan (yang dalam hal ini adalah Direktur),
tanda tangan Direktur dan nama lengkap Direktur yang menandatangani.
e. Lampiran
Halaman pertama dari lampiran harus mencantumkan judul dan nomor Keputusan
Direktur tersebut, dan halaman terakhir dari lampiran harus ditandatangani Direktur.
2.2 PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah atas pelaksanaan suatu
kegiatan, atau dengan kata lain Pedoman mengatur hal pokok yang menjadi dasar dalam
melaksanakan kegiatan. Sedangkan Panduan adalah petunjuk dalam melakukan suatu kegiatan.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pedoman mengatur beberapa hal/kegiatan,
sedangkan Panduan hanya mengatur 1 (satu) hal/kegiatan.
Pedoman/Panduan yang dibuat oleh RSUD Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat harus
sesuai dengan regulasi di atasnya. Selain itu, guna menjaga relevansi dari Pedoman/Panduan
yang ada, Pedoman/Panduan tersebut perlu untuk dievaluasi secara berkala minimal setiap 3
(tiga) tahun sekali.
Secara umum, format Pedoman adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan (latar belakang, tujuan pedoman, ruang lingkup, batasan
operasional dan landasan hukum)
BAB II Gambaran Umum (standar fasilitas, sumber daya, dll)
BAB III Struktur Organisasi
BAB IV Tatalaksana atau Tatahubungan
BAB VI Kegiatan
BAB VII Pengendalian/Evaluasi
BAB VIII Penutup
DIREKTUR
RSUD KESEHATAN KERJA
PROVINSI JAWA BARAT,
DIREKTUR
RSUD KESEHATAN KERJA
PROVINSI JAWA BARAT,