Anda di halaman 1dari 5

Awan Hijau, Sekolah Alam di

Pegunungan Kamalisi
oleh Andika Dhika [Sigi] di 26 April 2018

Gugusan gunung nan hijau oleh pepohonan mengelilingi Sekolah Awan Hijau.
Sekolah ini terletak di Pegunungan Kamalisi, sebelah barat Kota Palu, sudah
masuk wilayah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Orang Kaili Daa menyebutnya Vaenumpu, dikenal dengan sebutan Desa


Denggune. Galeri hutan desa ini merupakan daerah tangkapan air bagi aliran
Sungai Ta yang melintas batas antara Kota Palu dengan Kecamatan Kinovaro,
Sigi. Air mengalir sepanjang waktu dari desa ini dikonsumsi sebagian masyarakat
yang bermukim di dataran rendah Palu Barat.

Pegunungan dengan kemiringan 90 derajat itu, khas bagian dari wilayah adat
yang dihuni Komunitas Kaili Daa. Orang-orang yang bermukim di dataran rendah
Palu menyebutnya sebagai Pegunungan Kamalisi.

“Sekolah Awan hijau adalah gagasan lama sejak masih aktif sebagai aktivis
lingkungan. Nama Awan Hijau agak berbeda dari penamaan banyak orang
selama ini. Mengapa kami menyebutnya, Awan Hijau karena pegunungan ini
puncak tempat awan bergerak di kelilingi pepohonan,” kata Ridha Saleh,
penggagas Sekolah Awan Hijau, juga mantan Komisioner Komnas HAM.

Ridha Saleh juga Direktur Institut Awan Hijau, organisasi pengelola Sekolah
Awan Hijau. Dia mengatakan, salah satu alasan sekolah ini lahir terdorong untuk
membangun konsep pendidikan alternatif berparadigma lingkungan.

 
Proses belajar dan mengajar di Sekolah Awan Hijau, Sigi. Foto: dokumen Awan Hijau/
Mongabay Indonesia

Di Donggune, katanya, banyak sekali usia pelajar tak bisa mengenyam sekolah
formal lebih baik karena jarak tempuh kota jauh.

“Sekolah ini didedikasikan untuk anak-anak Kamalisi. Kita rencana mendirikan


pendidikan usia dini, dan bimbingan belajar khusus Ilmu Pengetahuan Alam,
Bahasa Inggris dan wawasan lingkungan,” katanya.

Sekolah Awan Hijau bakal berdiri di lahan seluas 2,6 hektar dengan berbagai
fasilitas belajar seperti demplot persawahan, pembibitan, arena flying fox, dan
rumah baca. Konsep pengelolaan sekolah ini membuka kesempatan warga
datang belajar dengan konsep menginap di tenda.

“Dalam waktu dekat kita akan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Sulawesi
Tengah dan Sigi untuk menggagas kurikulum lingkungan. Anak-anak kita dapat
belajar bersama di sini,” katanya.
 

Studio rekaman

Gagasan sekolah Awan Hijau Ini mendapat dukungan dari berbagai musisi tanah
air yang selama ini aktif menyuarakan lingkungan.

Penyanyi, Melani Subono, menyumbangkan satu organ mendukung sekolah ini.


“Saya mengapresiasi dan mendukung segala inisiatif jadikan Indonesia lebih
baik. Sekolah ini akan bermanfaat untuk meluaskan inisiatif dan mendorong
keterlibatan banyak orang,” katanya.

Musisi Rival Palo, juga kelahiran Palu ini mengambil satu segmen khusus dari
bagian sekolah. Dia bersama komunitas rege internasional mendorong
pembangunan studio rekaman sekolah ini.

Anak-anak desa sekitar, antusias mengikuti kelas di Sekolah Awan Hijau. Foto:
dokumen Awan Hijau/ Mongabay Indonesia
 

“Studio rekaman ini akan jadi magnet mengundang kehadirang para musisi
nasional dan internasional. Kita berharap,  hasil rekaman di sini akan
didedikasikan membantu lebih banyak orang, bergerak bagi gagasan
kebudayaan dan lingkungan,” katanya.

Rival berpendapat, inisiatif semacam sekolah ini harus terus diperluas untuk
menarik keterlibatan banyak pihak. Studio rekaman, katanya, akan jadi daya tarik
tersendiri mengundang musisi peduli lingkungan.

“Anak-anak yang belajar akan berinteraksi dengan musik dan musisi langsung di
alam terbuka. Ini konsep hebat.”

Sinergi Sigi hijau

Moh Irwan Lapata, Bupati Sigi, hadir dalam peletakan batu pertama studio
rekaman, peresmian PAUD dan mushola Sekolah Awan Hijau,  mengapresiasi
gagasan ini. Inisiatif ini, katanya,  memiliki sinergitas kuat dengan gagasan Sigi
Hijau yang dia dorong.

Irwan mengatakan, lebih 70% wilayah Sigi merupakan kawasan hutan negara
hingga punya tantangan khusus dari kabupaten lain.

“Sigi tak ada laut, hanya ada kawasan hutan dan pertanian, peternakan,
perikanan dan perkebunan. Semua ini punya korelasi langsung dengan
lingkungan hidup. Kita harus menentukan sikap dan keberpihakan nyata.
Gagasan sekolah ini memiliki makna amat dalam. Sejalan dengan kami.”

Gagasan sekolah ini akan jadi bagian dari program Sigi Hijau walaupun sulit
didorong lewat APBD karena sangat terbatas. Meskipun begitu, pemerintah akan
mendukung dari perbaikan infrastruktur hingga memudahkan akses masyarakat.

 
Kegiatan belajar di sekolah alam, Awan Hijau. Foto: dokumen Awan Hijau/ Mongabay
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai