Anda di halaman 1dari 1

KEBENARAN YANG HILANG

KARYA FARA KODA

Buku berjudul “Kebenaran yang Hilang” karya dari Fara Koda menjadi bahan dasar
dalam topik pembicaraan pada malam hari ini. Pemantik sahabat Al Khawarizmi yaitu
Sahabat Mukhlis dan Sahabat Ibna memaparkan isi dari buku tersebut. Sekretariat PC PMII
pada hari Jumat 13 Desember 2019 menjadi saksi bisu kehangatan malam tersebut. Sahabat
sahabat anggota PMII Magelang dengan hikmat mengikuti kumpulan pembicaraan dengan
diselimuti asap dari kebulan rokok masing masing.

Pemaparan dimulai dengan klausul Agama dan Negara merupakan dua mata sisi koin.
Hal ini berarti dalam mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain dan mempunyai keadaan
tempat masing masing. Dalam buku ini dipaparkan gambaran Negara Islam yang sering
diagung agungkan pada zaman sekaran yaitu zaman keemasan Khulafatur Rasyidin. Sedang
menurut pemaparan Fara Koda banyak hal yang terjadi pada masa tersebut. Pada sistem
pemilihan pemimpin banyak terjadi pertumpahan darah dahulu pada sistem khilafah.
Khulafatur Rasyidin, dalam memilij pemimpin setelah peninggalan wafatnya nabi
Muhammad SAW. Berakibat terbagi menjadi kaum Ansor dan kaum Muhajiri (Bani
Quraisy). Dari kaum Ansor memunculkan nama Saad bin Ubaidillah sedangkan Quraisy
memunculkan nama Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

Tidak ada panduan untuk memilih pemimpin dari nabi, hal ini menimbulkan
kebingungan dengan sistem pemilihan pemimpin. Pada zaman terpilihnya Abu Bakar sebagai
pemimpin dengan waktu 2 tahun 3 bulan, muncul polemik yang terjadi akibat banyaknya
daerah kekuasaan yang keluar. Ada rasa kecewa dari kaum Ansor karena awal mereka yang
mengusung nama pemimpin tetapi tidak terpilih. Selanjutnya masa kepemimpinan Umar bin
Khattab yang berjalan 10 tahun 6 bulan. Sistem pemilihan berbeda dengan pengangkatan Abu
Bakar yaitu dengan cara penunjukan dengan cara surat tertutup dari Abu Bakar tanpa ada
keterangan. Beberapa kebijakan pada kepemimpinan Umar bin Khattab adalah kurang
sepakat dengan kepemimpinan Abu Bakar dalam hal kesalahan tidak membayar zakat
dikatakan menjadi murtad.

Kepemimpinan dilanjutkan oleh Utman bin Affan. Ada enam kandidat yang diusung
untuk menjadi pemimpin tetapi Umar secara langsung dengan penunjukkan Utsman menjadi
pemimpin. Kepemimpinan utsman bin Affan menyatakan ketika pemimpin sudah di baiat
maka harus sampai selesai. Dengan pernyataan tersebut kaum islam tidak sepakat dengan
kepemimpinan beliau yang kemudian memberikan tiga opsi untuk Utsman yaitu sidang
dengan kesalahan kepemimpinan, mengundurkan diri atau kaum tidak sepakat akan
melengserkan dengan paksa yaitu dengan mendemo.

Sejarah singkat yang memberikan arti kepemimpinan harus diupayakan dengan cara
baik dan dengan tujuan yang baik pula. Fara koda dipandang murtad oleh dosen Al Azhar dan
dibunuh oleh Ikhwanul Muslimin serta dibenarkan oleh Ikhwanul Muslimin karena murtad
dengan menulis buku kebenaran yang hilang karena membuka serjarah politik sistem
khilafah.
Penulis,

Awan Nul Kosasi

Anda mungkin juga menyukai