Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. IDENTITAS
Satuan Pendidikan : Smk Nasional Padang
Mata Pelajaran : Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian
Kelas/Semester : XII / 1
MateriPokok : Pemberhentian Pegawai
Alokasi Waktu : 2 x 7 x 45

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran diskusi interaktif. Peserta didik
dapat (a) memahami pengelolaan pemberhentian pegawai dengan mandiri, (b) memahami
pengelolaan pemberhentian pegawai dengan penuh percaya diri, (c) menganalisis pengelolaan
pemberhentian pegawai serta jenis dan sebab pemberhentian pegawai secara mandiri. (d)
memahami penjatuhan hukuman disiplin dengan penuh percaya diri (e) melaksanakan pengelolaan
pemberhentian pegawai dengan benar dan teliti, serta memiliki sikap bertanggung jawab, kerjasama
dan rasa ingin tahu yang tinggi.

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pertemuan Pertama
Pendahuluan :
Guru memeriksa kondisi kelas dan peserta didik, kemudian mengajak peserta didik berdoa’
sebelum memulai pelajaran. Guru memberikan motivasi secara kontekstual tentang manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan nyata. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran
dan cakupan materi serta uraian kegiatan pembelajaran.
Inti :
a. Peserta didik membaca buku sumber dari perpustakaan dan search google (rasa ingin tahu)
b. Peserta didik bereksplorasi dan menuangkan pikiran dengan bekerjasama dalam diskusi
kelompok (penuh tanggung jawab)
c. Peserta didik bersama kelompoknya membuat kesimpulan tentang Pengertian Pemberhentian
Pegawai, landasan hukum pemberhentian pegawai, sebab-sebab pemberhentian pegawai
(kerja sama)
d. Peserta didik mengkomunikasikan hasil kesimpulannya di depan kelas (menumbuhkan sikap
berpikir kreatif serta kemampuan berkolaborasi)
Penutup :
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, menjelaskan kegiatan
tindak lanjut serta menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

Pertemuan Kedua
Pendahuluan :
Guru memeriksa kondisi kelas dan peserta didik, kemudian mengajak peserta didik berdoa’
sebelum memulai pelajaran. Guru memberikan motivasi secara kontekstual tentang manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan nyata. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran
dan cakupan materi serta uraian kegiatan pembelajaran.
Inti :
a. Peserta didik membaca buku sumber dari perpustakaan dan search google (rasa ingin tahu)
b. Peserta didik bereksplorasi dan menuangkan pikiran dengan bekerjasama dalam diskusi
kelompok (penuh tanggung jawab)
c. Peserta didik bersama kelompoknya membuat kesimpulan tentang Hak-hak kepegawaian,
Uang tunggu, dan Dokumen pemberhentian pegawai (kerja sama)
d. Peserta didik mengkomunikasikan hasil kesimpulannya di depan kelas (menumbuhkan sikap
berpikir kreatif serta kemampuan berkolaborasi)
Penutup :
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, menjelaskan kegiatan
tindak lanjut serta menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

IV. PENILAIAN
Ranah Teknik Bentuk SKM Ket
Sikap Observasi Jurnal B
Pengetahuan Tertulis Essay 65 Tujuan 1-3
Keterampilan Proyek Penugasan 65 Tujuan 4-5

Padang, …..Juni 2020


Mengetahui :
Wakil Kurikulum, Guru Mata Pelajaran,

Eva Sri Marlina, S.Pd Novia Holizah, S.Pd


Lampiran 1
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMK Nasional Padang


Tahun pelajaran : 2020 / 2021
Kelas/Semester : XII / 1
Mata Pelajaran : Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian

KEJADIAN/ BUTIR POS/


NO WAKTU NAMA TINDAK LANJUT
PERILAKU SIKAP NEG
1
2
3
4
5

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan : SMK Nasional Padang


Tahun Pelajaran : 2020/ 2021
Kelas/Semester : XII/1
Mata Pelajaran : Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian

Kompetensi Dasar 3.3 Menerapkan prosedur pemberhentian pegawai


Indikator 3.3.1 Menelaah arti, landasan hukum, serta jenis dan sebab pemberhentian
3.3.2 Memahami hak kepegawaian dan uang tunggu

Kisi-kisi dan Soal


Kompetensi Dasar Indikator Soal Soal dan RincianTugas
3.3. Melakukan peserta didik dapat : Menjawab pertanyaan pada
Pengelolaan 1. Menelaah Arti, Landasan Hukum, serta jenis dan modul karangan Bekti
Pemberhentian sebab pemberhentian Premudita, Nurul dan Noor
Pegawai 2. Memahami hak kepegawaian dan uang tunggu Handayani, Meilansar: 2019 ;
Kelas XII pada bab 3

1) Penilaian Harian, Penilaian Tengah Semester


Kisi-kisi TesTertulis
Nama Sekolah : SMK Nasional Padang
Kelas/ Semester : XII/I
TahunPelajaran : 2020-2021
KompetensiKeahlian : Otomatisasidan Tata Kelola Perkantoran
Mata Pelajaran : Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian
Penilaian : Penilaian Harian/ Penilaian Tengah Semester

KD IPK Lingkup Indikator Soal Kunci Jawaban Skor


Materi Soal
3.3. 3.3.1. Pengelolaan Peserta didik 1. Jelaskan 1. Pemberhentian 10-100
Melakukan Menelaah Arti, Pemberhentian mampu pengertian adalah
pengelolaan Landasan Hukum, Pegawai menganalisis Pemberhentian pemberhentian
pemberhentian Serta Jenis dan pengelolaan Pegawai yang
pegawai Sebab Pemberhentian 2. Jelaskan mengakibatkan
Pemberhentian Pegawai Landasan yang bersangkutan
Hukum kehilangan
3.3.2. pemberhentian statusnya sebagai
Memahami Hak pegawai ASN.
kepegawaian dan 3. Sebutkan jenis 2. Peraturan terkait
Uang tunggu dan sebab Pemberhentian
pemberhentian ASN terdapat
ASN dalam UU No. 5
3. Jelaskand 3 tahun 2014 tentang
komponen ASN yang
administrasi dilengkapi dengan
keuangan PP No. 11 tahun
4. Jelaskan hak 2017 tentang
dan kewajiban Manajemen PNS.
pegawai 3. Jenis dan sebab
5. Sebutkan pemberhentian
besarnya uang yaitu :
tunggu yang Pemberhentian atas
diberikan keinginan sendiri,
kepada pemberhentian
pegawai yang berasal dari
instansi/perusahaan
dan pemberhentian
sementara
4. Hak-hak
kepegawaian
terdiri dari hak
jaminan pensiun
dan hak jaminan
hari tua
5. Besarnya uang
tunggu yaitu :
a. 100% dari gaji
untuk tahun
pertama
b. 80% dari gaji
untuk tahun
selanjutnya

KD IPK Lingkup Indikator Soal Kunci Jawaban Skor


Materi Soal
3.2. Memahami 3.2.1. Peraturan Peserta didik 1. Jelaskan 1. Perkawinan adalah 10-100
Peraturan Memahami Perkawinan mampu pengertian ikatan lahir batin
Perkawinan undang-undang Pegawai menganalisis perkawinan ? antara seorang pria
peraturan 2. Tuliskan dasar dengan seorang
Pegawai perkawinan perkawinan hukum tentang wanita sebagai
pegawai perkawinan suami/isteri dengan
3.2.2. pegawai tujuan membentuk
Menjabarkan 3. Jelaskan alasan keluarga/rumah
izin perkawinan ASN dapat tangga yang
pegawai melakukan bahagia dan kekal
perceraian berdasarkan
3.2.3. 6. Jelaskand 3 ketuhanan yang
menjabarkan komponen maha esa, yang
tata cara administrasi dilakukan menurut
pelaksanaan keuangan hukum dan
perkawinan 7. Sebutkan peraturan
pembagian perundang-
gaji PNS, undangan yang
apabila anak berlaku
mengikuti
bekas istri 2. Dasar hukum
8. Sebutkan perkawinan
syarat-syarat pegawai adalah
perkawinan peraturan
yang anda pemerintah Nomor
ketahui 10 Th 1983
peraturan
pemerintah nomor
45 tahun 1990
tentang izin
perkawinan dan
perceraian bagai
pegawai negeri
sipil dan Surat
Edaran Badan
Administrasi
Kepegawaian
Negara Nomor
08/SE/1983 dan
Nomor 48/SE/1990
tentang petunjuk
pelaksanaan
peratuaran
pemerintah nomor
45 tahun 1990
tentang izin
perkawinan dan
perceraian bagi
PNS

3. salah satu pihak


berbuat zina, salah
satu pihak menjadi
pemabuk, salah
satu pihak
meninggalkan
selama 2 tahun,
salah satu pihak
mendapatkan
hukuman penjara,
salah satu pihak
melakukan
kekejaman dan
antara suami/istri
terjadi perselisihan

4. 1/3 gaji untuk PNS,


1/3 gaji untuk
bekas istri dan 1/3
untuk anak yang
diterimakan kepada
bekas istrinya

5. Syarat alternatif dan


syarat komulatif

Soal Ulangan tes tertulis

ULANGAN HARIAN

KD 3.3. Melakukan Pengelolaan Pemberhentian Pegawai


Materi : Pengelolaan Pemberhentian Pegawai

Nama : ................................................

Tanggal Ujian : ................................................

Soal

1. Jelaskan pengertian Pemberhentian Pegawai


2. Jelaskan Landasan Hukum pemberhentian pegawai
3. Sebutkan jenis dan sebab pemberhentian ASN
4. Jelaskand 3 komponen administrasi keuangan
5. Jelaskan hak dan kewajiban pegawai
6. Sebutkan besarnya uang tunggu yang diberikan kepada pegawai

Kunci Jawaban
1) Pemberhentian adalah pemberhentian yang mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan statusnya
sebagai ASN dan mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak lagi bekerja pada satuan organisasi
negara, tetapi masih berkedudukan sebagai ASN.
2) Peraturan terkait Pemberhentian ASN terdapat dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN yang
dilengkapi dengan PP No. 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS.
3) Jenis dan sebab pemberhentian yaitu :
a. Pemberhentian atas keinginan sendiri,
b. pemberhentian yang berasal dari instansi/perusahaan dan
c. pemberhentian sementara
4) Hak-hak kepegawaian terdiri dari hak jaminan pensiun dan hak jaminan hari tua
5) Besarnya uang tunggu yaitu :
a. 100% dari gaji untuk tahun pertama
b. 80% dari gaji untuk tahun selanjutnya

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN

Satuan Pendidikan : SMK Nasional Padang


Tahun Pelajaran : 2020/ 2021
Kelas/Semester : XII/1
Mata Pelajaran : Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian

Kompetensi Dasar 4.3 Melakukan pengelolaan pemberhentian pegawai


Indikator 4.1.1 Meniru pengelolaan pemberhentian pegawai
4.1.2 Melaksanakan kegiatan pemberhentian pegawai

Petunjuk : jawablah pertanyaan yang terdapat di bawahnya!

1. Identifikasi bagaimana cara pengelolaan pemberhentian pegawai dan bagaimana cara


melaksanakan kegiatan pemberhentian pegawai di dalam suatu instansi/perusahaan,
kemudian buatlah kesimpulannya!
2. Presentasikan hasil kesimpulan di depan kelas!

Penilaian Ketrampilan :

a. Format penilaian observasi diskusi/tanya jawab


Ketepatan
Penguasaan Keaktifan dalam
No Nama penggunaan
Materi proses diskusi
bahasa
1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2
3
4
Rubrik:
a. Materi
4 = Sangat lengkap
2 = Lengkap
1 = Kurang lengkap
1 = Tidak lengkap
b. Ketepatan penggunaan bahaa
3 = Sangat tepat
2 = tepat
2 = Kurangtepat
1 = Tidak tepat
c. Keaktifan dalam proses diskusi
4 = Sangat aktif
3 = Aktif
2 = KurangAktif
1 = Tidak Aktif

b. Format Penilaian Presentasi

tujuan kegiatan

Tanya Jawab

Perencanaan

Total Nilai
Kreatifitas
Penerapan
No Nama

kegiatan

kegiatan
Contoh

Rerata
Video
1
2
3
4
Rubrik Penilaiam
90-100 = Informasi Sangat Lengkap, sangat memuaskan dan sangat kreatif
80-89 = Informasi Lengkap, memuaskan dan kreatif
70-79 = Informasi cukup lengkap, cukup memuaskan dan cukup kreatif
60-69 = Informasi kurang lengkap, kurang memuaskan dan kurang kreatif
>60 = Informasi tidak lengkap, tidak memuaskan dan tidak kreatif

RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI

N Sko
Aspek yang dinilai Kriteria
o r
1 Sistematika presentasi Materi presentasi disajikan secara runtut dan
4
sistematis
Materi presentasi disajikan secara runtut tetapi
3
kurang sistematis
Materi presentasi disajikan kurang runtun dan tidak
2
sistematis
Materi presentasi disajikan tidak runtut dan tidak
1
sistematis
2 Penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami 4
Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami 3
Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami 2
Bahasa yang digunakan sangat sulit dipahami 1
3 Ketepatan intonasi dan Penyampaian disajikan dengan intonasi yang tepat
kejelasan artikulasi 4
dan artikulasi yang jelas
Penyampaian disajikan dengan intonasi yang agak
3
tepat dan artikulasi yang agak jelas
Penyampaian disajikan dengan intonasi yang kurang
2
tepat dan artikulasi yang kurang jelas
Penyampaian disajikan dengan intonasi yang tidak
1
tepat dan artikulasi yang tidak jelas
4 Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi
memperahankandan 4
pertanyaan/sanggahan dengan arif dan bijaksana
menanggapi pertanyaan
atau sanggahan Mampu mempertahankan dan menanggapi
3
pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
Kurang mampu mempertahankan dan menanggapi
2
pertanyaan/sanggahan dengan baik
Sangat kurang mampu mempertahankan dan
1
menanggapi pertanyaan/sanggahan

Penilaian Presentasi

Kemampuan
No Nama Peserta Sistematika Penggunaan Nilai /
Kejelasan Menanggapi Skor
Absen Didik Presentasi Bahasa Prediket
Pertanyaan

1.
2.
3.
dst

Rekapitulasi nilai

Nilai Pengetahuan Nilai Keterampilan


No Nama Rata-rata
Tugas Tes Tulis Diskusi Presentasi

1.
2.
3.
dst
BAHAN AJAR

Pemberhentian PNS

Pemberhentian terdiri atas :

1. Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan


2. pemberhentian dari jabatan negeri.

Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian yang menyebabkan yang
bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Pemberhentian dari jabatan negeri adalah pemberhentian yang menyebabkan yang bersangkutan
tidak lagi bekerja pada suatu satuan organisasi Negara, tetapi masih berkedudukan sebagai
Pegawai Negeri Sipil.

Jenis-Jenis Pemberhentian Sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentian sebagai Pegawai


Negeri Sipil terdiri atas pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Pegawai Negeri Sipil
dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil menerima
hak-hak kepegawaiannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain
hak atas pensiun. Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai
Negeri Sipil, kehilangan hak-hak kepegawaiannya antara lain pensiun.

Pemberhentian Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil Pemberhentian dengan hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil meliputi :

1. Meninggal Dunia
2. Atas Permintaan sendiri.

Pada prinsipnya Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan permintaan berhenti, dapat
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Permintaan berhenti tersebut dapat
ditunda untuk paling lama 1 tahun, apabila kepentingan dinas yang mendesak. Permintaan
berhenti dapat ditolak apabila Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan masih terikat dalam
keharusan bekerja pada Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
atau masih ada sesuatu hal yang harus dipertanggungjawabkan.

1. Mencapai Batas Usia Pensiun

Batas Usia Pensiun (BUP) Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada dasarnya telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS, yaitu 56 (lima
puluh enam) tahun. Dan PP Nomor 32 Tahun 1979 ini telah dua kali mengalami perubahan yaitu
dengan PP Nomor 1 Tahun 1994 dan PP Nomor 65 Tahun 2008. Perpanjangan usia pensiunan
sendiri terbagi menjadi tiga bagian yakni:

1. Perpanjangan batas usia pensiun sampai 65 tahun untuk PNS yang memangku jabatan peneliti
madya dan peneliti utama dengan tugasnya secara penuh di bidang penelitian atau jabatan lain
yang ditentukan oleh Presiden. Kemudian perpanjangan batas usia pensiun bagi PNS yang
memangku jahatan struktural Eselon I tertentu pada saat sampai dengan 62 (enam puluh dua)
tahun, memperhatikan dengan tegas persyaratan sebagai berikut :

1. Memiliki keahlian dan pengalaman yang sangat dibutuhkan organisasi;


2. Memiliki kinerja yang baik;
3. Memiliki moral dan integritas yang baik dan;
4. Sehat jasmanl dan rohani yang dibuktikan oleh keterangan dokter.
5. Ditetapkan dengan Keputusan Presiden atas usul Pimpinan Instansi/lembaga setelah
mendapat pertimbangan dari Tim Penilai Akhir Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian Jabatan Struktural Eselon 1.

2. Usia pensiun sampai 60 tahun untuk PNS yang memangku golongan struktural eselon I dan II
serta jabatan dokter yang ditugaskan secara penuh pada unit pelayanan kesehatan negeri dan
jabatan pengawas sekolah menengah atas atau jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden.
3. Usia pensiun 58 tahun untuk PNS yang menjadi hakim pada Mahkamah Pelayaran dan jabatan
lain yang ditentukan Presiden.

Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 1979, BUP dapat diperpanjang bagi PNS yang memangku
jabatan tertentu. Jabatan-jabatan tertentu yang diduduki PNS yang dapat diperpanjang BUP-nya
ada yang diatur dalam PP Nomor 32 Tahun 1979 dan ada diatur dalam Keputusan Presiden /
Peraturan Presiden.

Perpanjangan BUP bagi PNS yang telah diatur dalam PP Nomor 32 Tahun 1979, antara:

1. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang memangku jabatan Ahli Peneliti dan Peneliti;
2. 60 (enam puluh) tahun bagi PNS yang memangku jabatan : Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Pejabat Struktural Eselon I, Pejabat Struktural Eselon II, Dokter yang ditugaskan
secara penuh pada Lembaga Kedokteran Negeri sesuai profesinya.

Perpanjangan BUP bagi PNS yang telah diatur dalam Keputusan Presiden / Peraturan Presiden,
antara lain :

1. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional Pustakawan Utama;
Widyaiswara Utama; Pranata Nuklir Utama; Pengawas Radiasi Utama;
2. 60 (enam puluh) tahun bagi PNS yang menduduki jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak (jenjang
tertentu); Penilai Pajak Bumi dan Bangunan (jenjang tertentu);Penyuluh Pertanian (jenjang
tertentu); Sandiman (jenjang tertentu); Penyelidik Bumi Utama dan Madya.

Selain diatur dalam PP dan Keputusan Presiden / Peraturan Presiden, juga terdapat pengaturan
BUP PNS yang diatur dalam Undang-Undang, antara lain :

1. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang menduduki jabatan :

1. Dosen, sedangkan bagi Profesor yang berprestasi dapat diperpanjang sampai dengan 70
(tujuh puluh) tahun (UU Nomor 14 Tahun 2005);
2. Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim Tingkat Banding di lingkungan Peradilan Umum,PTUN,
dan Agama (UU Nomor 8 Tahun 2004, UU Nomor 9 Tahun 2004, dan UU Nomor 3 Tahun
2006).

2. 62 (enam puluhdua) tahun bagi PNS yang menduduki jabatan :

1. Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim Tingkat Pertama di lingkungan Peradilan Umum,PTUN,
dan Agama (UU Nomor 8 Tahun 2004, UU Nomor 9 Tahun 2004, dan UU Nomor
3Tahun2006);
2. Jaksa(UU Nomor 16 Tahun 2004).

3. 60 (enam puluh) tahun bagi PNS yang menduduki jabatan Guru (UU Nomor 14 Tahun 2005)

Dengan PP Nomor 65 Tahun 2008, maka bagi PNS yang menduduki jabatan struktural eselon I
tertentu, BUP dapat diperpanjang sampai dengan 62 (enam puluh dua) tahun. Adapun
perpanjangan sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan persyaratan sebagaimana yang telah
di sebutkan di atas. Dan Perpanjangan BUP sampai dengan 62 (enam puluh dua) tahun
ditetapkan dengan Keputusan Presiden atas usul Pimpinan Instansi/Lembaga setelah mendapat
pertimbangan dari Tim Penilai Akhir Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian dalam dan
dari Jabatan Struktural Eselon I.

Perpanjangan BUP sampai dengan 62 (enam puluh dua) tahun dilakukan secara selektif bagi
PNS yang menduduki jabatan struktural eselon I yang sangat strategis. Dengan demikian, tidak
semua PNS yang menduduki jabatan struktural eselon I dapat diperpanjang BUP-nya sampai
dengan 62 (enam puluh dua) tahun.

1. Adanya Penyederhanaan Organisasi

Perubahan satuan organisasi negara adakalanya mengakibatkan kelebihan pegawai. Apabila


terjadi hal yang sedemikian maka Pegawai Negeri Sipil yang kelebihan itu disalurkan pada
satuan organisasi negara lainnya. Kalau penyaluran dimaksud tidak mungkin dilaksanakan, maka
Pegawai Negeri Sipil yang kelebihan itu diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri
Sipil atau dari jabatan negeri dengan mendapat hak-hak kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

1. Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani Dan Rohani Berdasarkan peraturan undang-
undangan yang berlakuyang dinyatakan dengan surat Keterangan Tim Penguji Kesehatan
dinyatakan:

1. Tidak dapat berkerja lagi dalam semua Jabatan Negeri karena kesehatannya.
2. Menderita penyakit atau kelainan yan berbahaya bagi diri sendiri atau lingkungan
kerjanya.

Pegawai Negeri Sipil Dapat Diberhentikan Dengan Hormat Atau Tidak Hormat karena :

1. Melanggar Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil dan Sumpah/Janji Jabatan Selain Pelanggaran
sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada Pancasila,
UUD 1945, Negara dan Pemerintah; atau
2. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman
hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun.

Pegawai Negeri Sipil Dapat Diberhentikan Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri Atau
Tidak Dengan Hormat karena :

1. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman hukumannya 4 tahun atau
lebih; atau
2. Melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat

Pegawai Negeri Sipil Diberhentikan Tidak Dengan Hormat karena :

1. Melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia
kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;
2. Melakukan penyelewengan terhadap Ideologi Negara, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945
atau terlibat dalam kegiatan yang menentang Negara dan Pemerintah; atau
3. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan.

 Pemberhentian Karena Meninggalkan Tugas

Pegawai Negeri Sipil yang meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu 2 bulan terus
menerus dihentikan pembayaran gajinya mulai bulan ketiga. Apabila dalam waktu kurang dari 6
bulan melaporkan diri kepada pimpinan instansinya, maka ia dapat ditugaskan kembali jika ada
alasan-alasan yang dapat diterima atau diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri
Sipil apabila ketidakhadirannya itu adalah karena kelalaian sendiri, dan menurut pendapat
pejabat yang berwenang akan mengganggu suasana kerja jika ia ditugaskan kembali.

Pegawai Negeri Sipil yang meninggalkan tugas secara tidak sah terus menerus selama 6 bulan
diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.  Pemberhentian tersebut
ditetapkan berlaku mulai tanggal penghentian pembayaran gajinya dan gaji selama 2 bulan sejak
ia tidak masuk bekerja diberikan kepadanya Pemberhentian Karena Meninggal Dunia Atau
Hilang.

Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia dengan sendirinya dianggap diberhentikan dengan
hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Untuk kelengkapan tata usaha kepegawaian maka
pimpinan instansi yang bersangkutan serendah-rendahnya Kepala Sub Bagian atau pejabat lain
yang setingkat dengan itu membuat surat keterangan meninggal dunia. Pegawai Negeri Sipil
yang hilang dianggap telah meninggal dunia pada akhir bulan ke-12 sejak ia dinyatakan hilang.
Berdasarkan berita acara atau surat keterangan dari pejabat yang berwajib, maka pejabat yang
berwenang membuat surat pernyataan hilang. Surat pernyataan hilang dibuat selambat-lambatnya
pada akhir bulan kedua sejak yang bersangkutan hilang. Pejabat yang membuat adalah Menteri,
Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen, Gubernur, Bupati/Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk.

Pegawai Negeri Sipil yang telah dinyatakan hilang, yang sebelum melewati masa 12 bulan
diketemukan kembali dan masih hidup dan sehat, dipekerjakan kembali sebagai Pegawai Negeri
Sipil. Pegawai Negeri Sipil yang telah dinyatakan hilang yang belum melewati masa 12 bulan
diketemukan kembali, tetapi cacat diperlakukan sebagai berikut:

1. Diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan hak pensiun apabila ia telah
memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun, tetapi apabila ia belum memiliki masa kerja
sekurang-kurangnya 4 tahun maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
tanpa hak pensiun.
2. Apabila hilangnya dan cacatnya itu disebabkan dalam dan oleh karena ia menjalankan kewajiban
jabatannya, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan hak
pensiun tanpa memandang masa kerja.

Pegawai Negeri Sipil yang telah dinyatakan hilang diketemukan kembali setelah melewati masa
12 bulan diperlakukan sebagai berikut:

1. Apabila ia masih sehat, dipekerjakan kembali;


2. Apabila tidak dapat bekerja lagi, dalam semua jabatan Negeri berdasarkan surat keterangan Tim
Penguji Kesehatan, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan
mendapat hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturaan perundang-undangan yang berlaku.

 Catatan: Hilang adalah suatu keadaan bahwa seseorang di luar kemauan dan kemampuannya
tidak diketahui tempatnya berada dan tidak diketahui apakah ia masih hidup atau telah
meninggal dunia.
 Pemberhentian Karena Sebab-Sebab Lain:

1. Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kepada pimpinan instansi induknya 6 bulan
setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan negara, diberhentikan dengan hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
2. Pegawai Negeri Sipil yang terlambat melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah
habis menjalankan cuti di luar tanggungan negara diperlakukan sebagai berikut:

1. Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan maka Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan dapat dipekerjakan kembali apabila alasan-alasan tentang
keterlambatan melaporkan diri itu dapat diterima oleh pejabat yang berwenang dan ada
lowongan dan setelah ada persetujuan Kepala BKN.
2. Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan tetapi alasan-alasan
tentang keterlambatan melaporkan diri itu tidak dapat diterima oleh pejabat yang
berwenang maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
3. Apabila keterlambatan melaporkan diri itu lebih dari 6 bulan maka Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan harus diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Pemberhentian Karena Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota/Pengurus Partai Politik Dalam
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 dinyatakan bahwa Pegawai Negeri dilarang menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik. Pegawai Negeri Sipil yang akan menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik wajib mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil, yang
diajukan secara tertulis kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dan tembusannya disampaikan
kepada:

1. Atasan langsung Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan, serendah-rendahnya pejabat


struktural eselon IV;
2. Pejabat yang bertanggung jawab di bidang kepegawaian instansi yang bersangkutan;
3. Pejabat yang bertanggung jawab di bidang keuangan yang bersangkutan.

Pegawai Negeri Sipil yang mengundurkan diri tersebut diberhentikan dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentiannya terhitung mulai akhir bulan yang bersangkutan
mengajukan pengunduran diri.

Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik tanpa
mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil.

Pegawai Negeri Sipil yang mengundurkan diri yang ditangguhkan pemberhentiannya, tetapi
tetap menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik diberhentikan tidak dengan hormat.
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil sebagaimana tersebut di atas berlaku terhitung mulai akhir
bulan yang bersangkutan menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
 Pemberhentian Sementara

Untuk kepentingan peradilan seorang Pegawai Negeri yang didakwa telah melakukan suatu
kejahatan/pelanggaran jabatan dan berhubung dengan itu oleh pihak yang berwajib dikenakan
tahanan sementara, mulai saat penahanannya harus dikenakan pemberhentian sementara.
Seorang Pegawai Negeri yang oleh pihak berwajib dikenakan tahanan sementara karena didakwa
telah melakukan suatu pelanggaran hukum pidana yang tidak menyangkut pada jabatannya
dalam hal pelanggaran yang dilakukan itu berakibat hilangnya penghargaan dan kepercayaan
atas diri pegawai yang bersangkutan atau hilangnya martabat serta wibawa pegawai itu.

Tujuan pemberhentian sementara terutama untuk mengamankan kepentingan peradilan dan juga
untuk kepentingan jawatan (instansi).

Selama pemberhentian sementara kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberikan
penghasilan sebagai berikut:

1. Jika ada petunjuk-petunjuk yang cukup meyakinkan bahwa yang bersangkutan telah melakukan
pelanggaran yang didakwakan atas dirinya, mulai bulan berikutnya ia diberhentikan diberikan
bagian gaji sebesar 50% dari gaji pokok yang diterimanya terakhir;
2. Jika belum terdapat petunjuk-petunjuk yang jelas tentang telah dilakukannya pelanggaran yang
didakwakan atas dirinya mulai bulan berikutnya ia diberhentikan diberikan bagian gaji sebesar
75 % dari gaji pokok yang diterimanya terakhir.

Jika sesudah pemeriksaan oleh pihak yang berwajib pemberhentian sementara ternyata tidak
bersalah maka pegawai itu harus segera diangkat dan dipekerjakan kembali pada jabatannya
semula, dalam hal yang demikian selama masa diberhentikan untuk sementara ia berhak
mendapat gaji penuh serta penghasilan-penghasilan lain yang berhubungan dengan t unjangan
istri dan jabatannya. Jika sesudah pemeriksaan pegawai yang nrdifipdih bersangkutan ternyata
bersalah maka:

1. Terhadap pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara tersebut harus diambil tindakan
pemberhentian sedangkan bagian gaji berikut tunjangan-tunjangan yang telah dibayarkan
kepadanya tidak dipungut kembali.
2. Terhadap pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara tersebut jika perlu diambil
tindakan harus diambil tindakan sesuai dengan pertimbangan/keputusan Hakim .

Jika berdasarkan keputusan pengadilan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dinyatakan
tidak bersalah maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus direhabilitasikan terhitung
mulai saat diberhentikan sementara dan gaji dibayarkan penuh. Jika ternyata yang bersangkutan
dinyatakan bersalah, diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan tidak hormat. Pegawai
Negeri Sipil yang dikenakan pemberhentian sementara:

1. Pada saat ia mencapai batas usia pensiun diberhentikan pembayaran bagian gajinya;
2. Apabila kemudian ia tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang sudah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan
mendapat hak-hak kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
terhitung sejak akhir bulan dicapainya batas usia pensiun.
3. Jika ternyata tindak pidana yang dilakukan tersebut diancam hukuman penjara kurang dari 4
tahun dan ada hal-hal yang meringankan maka yang bersangkutan dapat diaktifkan kembali
sebagai Pegawai Negeri Sipil, namun tidak tertutup kemungkinan yang bersangkutan dijatuhi
hukuman disiplin atau tindakan administratif lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai