Tugas Hukum Perusahaan Dan Kepailitan Tri Rahmat 217011040
Tugas Hukum Perusahaan Dan Kepailitan Tri Rahmat 217011040
NIM : 217011040
Dosen Pengampu :
Perkara kepailitan ini diajukan oleh Citra Rizkha Ekanita (Pemohon Pailit I), Asih
Nurbiah Hartini (Pemohon Pailit II) dan Rio Setiawan (Pemohon Pailit III). Ketiga Pemohon
Pailit tersebut diwakili oleh Tim Kuasa Hukum. Adapun yang menjadi Pihak Termohon
dalam kasus kepailitan yaitu Koperasi Serba Usaha Mitra Perkasa (Termohon I) dan Welly
Bahwa termohon pailit mempunyai utang kepada Pemohon Pailit I, pemohon pailit II
dan pemohon pailit III yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih. Dengan total tagihan
Bahwa dengan demikian berdasarkan penjelasan dan uraian tersebut diatas, maka
demi hukum termohon pailit mempunyai kewajiban hukum berupa “utang” kepada para
pemohon pailit yaitu berupa suatu kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam
jumlah uang baik dalam mata uang indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung
maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian
atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh termohon pailit dan bila tidak dipenuhi
memberi hak hukum kepada para pemohon pailit untuk mendapat pemenuhannya dari harta
kekayaan termohon pailit sesuai dengan definisi “utang” yang diatur dalam ketentuan pasal 1
angka 6 UU-Kpailit.
Termohon Pailit II menjadi Termohon dalam perkara ini adalah karena ditengarai
adanya aliran dana nasabah yang masuk dalam rekening pribadinya dan juga penggunaannya
yang tidak pernah diketahui oleh pengurus lain, baik dimana Termohon Pailit II menjabat
sebagai ketua sejak tahun 2016 dan juga sebelum menjabat sebagai ketua sejak tahun 2006
s/d 2016, maka sudah sepantasnya menjadi Termohon dalam permohonan ini dan harus
Koperasi diakui sebagai badan hukum adalah suatu badan yang ada karena hukum dan
memang diperlukan keberadaanya sehingga disebut legal entity. Koperasi memperoleh status
badan hukum setelah akta pendirianya disahkan oleh Pemerintah yaitu Menteri Koperasi dan
UMKM. Menurut Sudikno Mertokusumo subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat
memperoleh hak dan kewajiban dari hukum. Yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari
hukum tidak hanya manusia saja tetapi juga badan hukum. Pengertian Badan Hukum tidak
ditemui dalam undang-undang, maka para ahli hukum mencoba membuat kriteria, badan
usaha yang dapat dikelompokkan sebagai Badan Hukum jika memiliki unsur-unsur :
jawab seperti diatur dalam Pasal 31 bahwa pengurus bertanggung jawab mengenai segala
kegiatan pengelolaan koperasi dengan usahanya kepada rapat anggota atau rapat anggota luar
biasa. Apabila pengurus dalam mengelola koperasi menimbulkan kerugian maka harus
1
Ismayani, Pertanggungjawaban Pengurus Koperasi Pegawai Negeri Kota Tanjung Balai Dalam Rapat
Anggota Koperasi, (Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan, Vol. 2, No. 1 November 2020), hal. 93.
2
Restu Dwi Kismawati, Tanggung Jawab Hukum Pengurus Koperasi Atas Kerugian Koperasi (Studi Kasus
Pada Kud Berkat Ridho Desa Kijang Makmur Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar Tahun 2005-2012
(JOM Fakultas Hukum Universitas Riau, Vol.VI, No 2, Juli-Desember 2019), hal. 2.
Dalam menjalankan amanah untuk mengelola koperasi, pengurus dibebani tanggung
jawab seperti diatur dalam Pasal 31 bahwa pengurus bertanggung jawab mengenai segala
kegiatan pengelolaan koperasi dengan usahanya kepada rapat anggota atau rapat anggota luar
biasa.3 Apabila pengurus dalam mengelola koperasi menimbulkan kerugian maka harus
bertanggung jawab untuk kerugian seperti yang diatur dalam Pasal 34 Undang-Undang
Vicarious liability mengandung pengertian, majikan bertanggung jawab atas kerugian pihak
lain yang ditimbulkan oleh orang-orang/ karyawan yang berada di bawah pengawasannya.
Dengan demikian pada prinsipnya semua tanggung jawab atas pekerja karyawan Koperasi
adalah menjadi beban tanggung jawab badan usaha Koperasi tempat karyawan bekerja karena
ruang lingkup, yaitu internal dan eksternal. Tanggung jawab koperasi dalam ruang
lingkup internal yaitu oleh pengurus dari koperasi itu sendiri yang bertugas menjalankan
kegiatan bisnis atau operasioanal, sedangkan tanggung jawab koperasi dalam ruang
lingkup eksternal yaitu oleh koperasi sebagai badan hukum dan pemiliknya.6
3
Restu Dwi Kismawati, Tanggung Jawab Hukum Pengurus Koperasi Atas Kerugian Koperasi, hal. 9.
4
Pasal 34 Undang-undang No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.
5
Ida Bagus Putu, dkk, Tanggung Jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali Sebagai Badan Hukum Atas
Perbuatan Karyawan Yang Merugikan Nasabah, (Jurnal Kerta Semaya, Vol. 2, No. 2, Februari 2014), hal 9.
6
Teguh Tresna Puja Asmara, Tanggung Jawab Pemilik Koperasi Pada Saat Terjadi Kredit Macet Ditinjau Dari
Teori Kepastian Hukum, (Jurnal IUS Kajian Hukum, Vol. VIII, No. 1, April 2020), hal. 121.
Pertanggungjawaban pengurus dapat terjadi apabila koperasi menderita kerugian.
Maka dalam hal ini ada dua kategori kesalahan yang dapat terjadi atas pengelolaan pengurus.
Pertama, apabila kerugian atas kesengajaan atau kelalaian pengurus sehingga menimbulkan
kerugian koperasi, maka dalam hal demikian dapat digunakan doktrin ultra vires. Kedua,
menimbulkan kerugian bagi koperasi dan tindakan pengurus di luar Anggaran Dasar dan
Daftar Pustaka
Ida Bagus Putu, dkk, Tanggung Jawab Koperasi Kertha Raharja Cabang Bali Sebagai
Badan Hukum Atas Perbuatan Karyawan Yang Merugikan Nasabah, (Jurnal Kerta
Semaya, Vol. 2, No. 2, Februari 2014)
Restu Dwi Kismawati, Tanggung Jawab Hukum Pengurus Koperasi Atas Kerugian Koperasi
(Studi Kasus Pada Kud Berkat Ridho Desa Kijang Makmur Kecamatan Tapung Hilir
Kabupaten Kampar Tahun 2005-2012 (JOM Fakultas Hukum Universitas Riau, Vol.VI,
No 2, Juli-Desember 2019)
Teguh Tresna Puja Asmara, Tanggung Jawab Pemilik Koperasi Pada Saat Terjadi Kredit
Macet Ditinjau Dari Teori Kepastian Hukum, (Jurnal IUS Kajian Hukum, Vol. VIII, No.
1, April 2020).
7
Teguh Tresna Puja Asmara, Tanggung Jawab Pemilik Koperasi Pada Saat Terjadi Kredit Macet, hal. 122.