Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tri Rahmat

NIM : 217011040
Tugas : Hukum Keluarga dan Harta Perkawinan
Putusan : No. 70/Pdt.G/2016/PN.Pdg.
Dosen Pengasuh : Dr. Utary Maharany Barus, SH., M.Hum

1. Posisi Kasus

Perkara ini bermula dari gugatan yang diajukan oleh Rasyidin (Penggugat I), Zulnani
(Penggugat II), dan Verawati (Penggugat III) yang diwakili oleh Kuasa Hukumya yaitu
Kautsar, SH, Rony Saputra, SH melawan Aminudin Sumin (Tergugat IA), Agusli Sumin
(Tergugat IB) dan Zubaidah (Tergugat II), para tergugat diwakili oleh Kuasa Hukumnya
yaitu Haswarman Kamil, SH.

Gugatan ini berkaitan dengan sengketa Harta Pusako Tinggi (dalam bentuk rumah)
milik Kaum Penggugat I, II dan III yang digadaikan oleh Angku dan Nenek Para Penggugat
kepada Aisyah (alm) selaku ibu Tergugat I dan II berdasarkan Surat Pagang Gadai tanggal 28
Oktober 1925 dengan nilai gadai sebesar Rp.200 rupiah. Dalam Surat Pagang Gadai tersebut
terdapat pernyataan bahwa yang punya tanah atau waris-warisnya boleh menebus selapuk
rumah.

Selama masa gadai, Harta Pusako Tinggi (dalam bentuk rumah) tersebut oleh Pihak
Tergugat I.A dan I.B dialihkan penempatannya kepada Tergugat II yaitu Zubaidah
berdasarkan Surat Pernyataan Penyerahan Hak-Hak Atas Tanah Pagang Gadai.

Ketika Para Penggugat berkeinginan untuk menebus gadai tersebut dengan membayar
uang sebesar Rp9.000.000,- (Sembilan juta rupiah), namun Pihak Tergugat II tidak bersedia
untuk mengosongkan atau meninggalkan rumah yang telah ditempati.

Tindakan Tergugat II yang tidak berkeinginan untuk meninggalkan Harta Pusako


Tinggi (dalam bentuk rumah) milik Para Penggugat yang telah digadaikan tersebut.
Menyebabkan terhalangnya Para Penggungat untuk menguasai kembali Harta Pusako Tinggi
tersebut.

2. Bunyi Putusan

Dalam Putusan Hakim memutuskan bahwa “Gugatan Penggugat tidak dapat diterima”.
Dalam pertimabangannya Hakim berpendapat bahwa gugatan Para Penggugat premature atau
belum saatnya untuk mengajukan gugatan. Pertimbangan Hakim ini didasarkan pada dua hal
yaitu berdasarkan pemeriksaan setempat pada objek perkara ditemukan di lapangan bahwa
kondisi rumah sudah condong namun kondisi masih bisa dihunu dan belum hancur.dan lapuk.

3. Analisa Putusan

Pemegang Gadai – yaitu Penggugat I.A dan I.B- tidak boleh mempergunakan barang-
barang yang digadaikan itu untuk kepentingannya sendiri. Jika si Pemegang Gadai
menyalahgunakan barang tersebut maka barang itu dapat diminta kembali oleh si Pemberi
Gadai .1 Tindakan Tergugat I.A dan I.B yang memberikan izin kepada Tergugat II untuk
menempati objek Gadai berupa Harta Pusako Tinggi milik Kaum Penggugat merupakan
tindakan penyalahgunaan barang gadai. J.Satrio berpendapat bahwa sebenarnya undang-
undang tidak mengatakan secara tegas mengenai penyalahgunaan barang gadai. Hanya dalam
Pasal 1159 dikatakan bahwa pemegang gadai mempunyai hak retensi, kecuali kalau ia
menyalahgunakan benda gadai dalam hal mana secara a contrario dapat disimpulkan, bahwa
pemberi gadai berhak untuk menuntu kembali benda jaminan. Kalau benda jaminan keluar
dari kekuasaan pemegang gadai, maka gadainya menjadi hapus.2

Dalam pertimbangannya Hakim mengabaikan iktikad atau keinginan dari para


Penggugat untuk menebus kepada para Tergugat sejumlah uang Rp9.000.000,- (Sembilan
juta rupiah) agar Harta Pusako Tinggi (dalam bentuk rumah) dapat dikuasai kembali oleh
Para Penggugat sebagai ahli waris dari harta tersebut. Dalam hal ini Hakim hanya berpatokan
pada kesepakatan antara pemberi gadai dan penerima gadai (berdasarkan Surat Pagang Gadai
Tanggal 28 Oktober 1925) bahwa barang gadai dapat ditebus “selapuk rumah” yaitu apabila
rumah hancur dan tidak dapat lagi dihuni.

Hakim menafikan salah satu sebab dari hapusnya suatu hak gadai yaitu dengan
hapusnya perikatan pokok yang dijamin dengan gadai. Perikatan pokok dapat hapus karena
pelunas hutang dan kompensasi.3 Sehingga tindakan Penggugat untuk menebus sejumlah
uang Rp9.000.000,- (Sembilan juta rupiah) dibenarkan oleh hukum.

1
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata :HUkum Benda, (Yogyakarta: Liberty,Cet Kelima, 2000),
Hal. 102.
2
J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaa, (Bandung : PT. Citra Aditia Bakti: 2002), Hal. 132.
3
J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaa, Hal.132.

Anda mungkin juga menyukai