Anda di halaman 1dari 3

Nama : ANDREAN JULIANTO

Nim : 201910110311043

Kelas : HATN D/KELOMPOK 6

Instruktur : Ilham Dwi Rafiqi, S.H., M.H.

Kasus Posisi.
- Iwan Iryaman merupakan ahli waris, ia menerima somasi dari Abdul Syukur pada
tanggal 12 Mei 2022 karena Abdul Syukur memiliki izin yang tertulis dalam
sertifikat hak milik (SHM) persoalan terjadi ketika Iwan Iryaman memberitahu
surat somasi kepada keluarga besar, yang sama-sama memiliki izin.
- Tenggang waktu sengketa :
Berdasarkan hukum SEMA Nomor 2 Tahun 1991 tenggang waktu 90 hari bagi
pihak ketiga untuk mengajukan gugatan harus dihitung kasuistis secara komulatif
sejak pihak ketiga yang bersangkutan merasan diinginkan kepentingannya dan
mengetahui adanya KTUN tersebut .

• Berdasarkan kasus posisi sejak tanggal 12 Mei 2022 dikeluarkan somasi


namun pihak ketiga telah menempati tanah sejak 11 Mei 1996 bahwa Eddy
Slamet telah memperoleh penyerahan hak usaha sebidang tanah pada
tanggal 25 Mei 1979 diatas kertas segel.
• Sejak tanggal 12 Mei 2022 kedua belah pihak baru mengetahui adanya
KTUN pada objek tanah yang mana sama-sama memiliki surat izin di
tahun 1996 oleh pihak Iwan Iryaman dan telah melebihi 90 hari.
• Tenggang waktu mengajukan gugatan PTUN.
Untuk tenggang waktu para ahli waris Faiz Imron, Rafly Ahmad, dan
Riska Dwiky Tidak melebihi Tenggang waktu dikarenakan atas dasar
Yurisprudensi MARI dalam Perkara No. 95 K/TUN/2000 yang dimana
menyatakan “Tenggang Waktu Pengajuan Gugatan Terhadap Keputusan
Penolakan (Keputusan Fiktif Negatif) yang dilakukan oleh tergugat adalah
90 hari dihitung setelah lewatnya batas Waktu 4 bulan yang dihitung sejak
tanggal diterimanya keberatan dari penggugat” yang dimana para ahli
waris Faiz Imron, Rafly Ahmad, dan Riska Dwiky mengajukan Surat
Keberatan tertanggal 30 Mei 2022 jadi kesimpulannya Tidak Melebihi
tenggang waktu.

1. Objek Yang Dipersengketakan :

Tanah Seluas 400m2 yang memiliki SHM No. 182/Blitar Surat Ukur
Nomor 70/2003 a.n ABDUL SYUKUR yang sebelumnya sudah ada atau terbit
Akta pemindahan pengoperan hak tanah seluas 1000m2 kepada Haji Ismail yang
dibuat dihadapan notaris pada tahun 1996. Seharusnya tanah yang dimiliki oleh
Abdul Syukur didalam SHM itu hanya 3000m2, karena sebelum SHM milik Abdul
Syukur itu diterbitkan oleh BPN sudah ada akta pemindahan dan pengoperan
tanah seluas 1000m2 dari notaris pada tahun 1996.

2. Para Pihak dan Kepentingannya :


✓ Penggugat: Para Ahli Waris Haji Ismail (Faiz, Rafly, Rizka).

Kepentingan :

Didalam SHM diterbitkan oleh BPN pada tahun 2003 terdapat tanah
warisan milik Haji Ismail seluas 1000m2. Akan tetapi didalam sertifikat yang
diterbitkan oleh BPN tercatat tanah seluas 4000m2, BPN dianggap telah
merugikan para ahli waris karena kurang cermat dalam mengukur tanah tersebut.

✓ Tergugat :

BPN Kota Blitar.

Kepentingan :

BPN dianggap kurang cermat dalam mengukur tanah dan mengeluarkan


sertifikat a.n Abdul Syukur seluas 4000m2, seharusnya seluas 3000m2, karena
sebelum diterbitkan sertifikat sudah ada akta pemindahan pengoperan dari notaris
mengenai tanah seluas 1000m2 kepada Haji Ismail.
✓ Intervien :

Tussenkomst: Abdul Syukur.

Kepentingan:

Pemilik Sertifikat Hak Milik Nomor 70/2003, yang dikeluarkan oleh BPN
Kota Blitar, dengan catatan/tertulis Hak Atas Tanah seluas 4000m2.

3. Tempat Diajukan Gugatan:

Kompetensi Absolut: Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Kompetensi Relatif :

Pengadilan yang memiliki wewenang memeriksa, memutus dan mengadili


adalah PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SURABAYA Berdasarkan
Pasal 48 ayat (2) Undang-Undang No.5 Tahun 1986 dikarenakan para ahli waris
Faiz Imron, Rafly Ahmad, dan Riska Dwiky telah melakukan Upaya administratif
yaitu berupa Surat Keberatan tertanggal 30 Mei 2022.

• Yurisprudensi:
1) SEMA No. 2 Tahun 1991.

Alasannya: Bahwa dalam perkara ini pihak ketiga yakni ABDUL


SYUKUR merasa dirugikan dan dalam hal ini ABDUL SYUKUR juga tidak
mendapat KTUN, yang berarti dalam hal ini, pasal 55 UU No. 5 Tahun 1986
tidak berlaku atau dalam hal ini secara kasuitis dihitung sejak pihak ketiga
dirugikan atau merasa dirugikan oleh KTUN yang bersangkutan.

2). Putusan MA No. 5/K/TUN/1992.

Alasannya: Penggugat bukan orang yang dituju dalam KTUN, penggugat


juga baru mengetahui KTUN yang merugikan dirinya pada saat penggugat
mengurus sertifikat.

3). Putusan MA No. 2/K/TUN/1991.

4). Putusan MA No. 490/K/TUN/2001.

Anda mungkin juga menyukai