Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH : PSIKOLOGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

M
TEMA : TIPOLOGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PAI

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. ROMELAH, M.Ag

DISUSUN OLEH :
- MUHAMMAD FARUQ MAHRUDDIN (202110010311092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
Abstrak
Tipologi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Logas Tanah Darat
Kabupaten Kuantan Singingi.
Untuk menjadikan kegiatan proses belajar mengajar menjadi mudah dan menyenangkan terlebih
dahulu seseorang itu mesti mengetahui tipe belajar yang dimilikinya. Karena tidak sedikit orang
yang tidak tahu tipe belajarnya dirinya sendiri. Tipe belajar dalam penelitian ini ada 3 macam
yaitu visual, auditorial, dan kinestetik.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah tipe belajar siswa. Penulis melihat di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Logas Tanah Darat Kabupaten Kuantan Singingi hasil
belajarnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kurang maksimal. Ini dikarenakan
siswa sendiri belum mengetahui tipe belajar yang dimilikinya, sehingga siswa merasa sulit untuk
memahami pelajaran tersebut. Pertanyaan yang muncul adalah apa tipe belajar yang dimiliki
siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Logas Tanah Darat Kabupaten Kuantan Singingi?
Maka untuk menemukan jawaban dari masalah di atas, penulis telah mengumpulkan data dengan
menggunakan angket dan wawancara. Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang tipe
belajar siswa, sedangkan wawancara digunakan untuk memperkuat hasil dari angket yang telah
dijawab oleh masing-masing siswa. Dan teknik analisa data dalam penelitian ini bersifat
deskriptif kualitatif dengan persentase. Dalam artian bahwa selain menggambarkan keadaan di
lapangan, penulis juga memberikan persentase terhadap hasil angket.
Setelah data diproses melalui teknik deskriptif kualitatif dengan persentase diperoleh kesimpulan
bahwa 34,89% siswa yang memiliki tipe belajar Visual, dan 35,44% siswa yang memiliki tipe
belajar Auditorial, sedangkan 29,67% siswa lainnya memiliki belajar Kinestetik.
Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi siswa dan guru tentang tioe belajar dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan bahan masukan bagi sekolah khususnya sekolah
yang diteliti, serta pengembangan wawasan keilmuan penulis dalam bidang Pendidikan Islam.

PENDAHULUAN

2
Tipologi belajar merupakan kombinasi dari kemampuan seseorang dalam menyerap,
mengatur, dan mengolah informasi belajar (Suparman, 2010). Tipologi belajar siswa dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu visual, auditori, dan kinestetik (DePorter &
Hermacki, 2007). tingkat pendidikan, masih banyak ditemukan hasil belajar yang belum sesuai
dengan yang diharapkan. Gaya belajar yang tidak sesuai dengan kondisi siswa berdampak pada
tingkat pemahaman mata pelajaran yang rendah. Penelitian ini mengambil judul “Analisis Gaya
Belajar Siswa Berdasarkan Kriteria VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik ).
Tipologi mengandung dua kata yakni “Tipo” dan “Logi”, yang berasal dari “Tipe” dan
“Logos”, Tipe adalah Gaya atau Model, sedangkan Logos adalah Ilmu. Jadi kalau kata “tipe”
digabungkan dengan kata “logi” secara bahsa berarti Ilmu yang mempelajari tentang tipe.
Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tipe belajar siswa yang artinya cara-cara
yang digunakan oleh siswa untuk mempermudah proses belajarnya sehingga dia merasa mudah
menerima dan mengolah informasi.
Tipologi belajar siswa yang artinya cara bagaimana yang paling cepat dan mudah bagi
seorang siswa menyerap, memahami dan mengolah informasi yang diberikan kepadanya.
Adapun yang dikemukakan oleh M.Joko Susilo Tipe belajar adalah suatu proses gerak laku,
penghayatan, serta kecenderungan seseorang pelajar mempelajari atau memperoleh sesuatu ilmu
dengan cara yang tersendiri. Pembudayaan ini melibatkan aspek penggunaan ruang atau lokasi,
kemudahan, pencahayaan dan persekitaran. Dalam bab lain juga mengemukakan “Tipe belajar
cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan
memproses informasi tersebut”
Dari .beberapa penjelasan di atas dapat dipahami bahwa inti dari tipe belajar adalah untuk
mendapatkan kemudahan dan kesenangan dalam memahami pelajaran, kita harus belajar sesuai
dengan tipe kita masing-masing. Proses sikap dan gerak laku yang mudah dan menyenangkan
tersebut tidaklah sama untuksetia individu. Boleh jadi suatu proses sangat mudah dan
menyenangkan bagi seseorang tetapi belum tentu mudah dan menyenangkan bagi orang lain.
Jadi, seorang peserta didik akan menggunakan cara-cara tertentu untuk membantunya
menangkap dan mengerti suatu pelajaran. Kita harus bisa memperhatikan bagaimana tipe belajar
tersebut supaya kita bisa lebih mudah mengerti materi pelajaran dan kita bisa mengembangkan
potensi belajar kita dengan lebih optimal. Yang menjadi landasan untuk mengetahui tipe
belajarkita sendiri adalah supaya kita bisa memahami dengan cepat dan optimal dalam suatu
materi pelajaran. Dan juga bahwa tidak semua orang tahu bagaimana tipe belajar mereka sendiri.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tipe belajar tersebut berikut ini penulis akan memaarkan
macam-macam tipe belajar yang umum dimiliki oleh setiap orang.
Dalam realita kehidupan sehari-hari, ada orang yang mudah menerima informasi baru dengan
mendengarkan langsung dari sumbernya, ada juga yang cukup dengan tulisan atau memo dan ada
juga yang harus didemonstrasikan aktivitasnya. Hal tersebut menunjukkan adanya tipe belajar
pada manusia.
Tipologi belajar disini sangat mempengaruhi dan menentukan tinggi rendahnya prestasi
belajar yang diperoleh oleh siswa. Tanpa tipologi belajar yang baik mustahil akan memperoleh

3
prestasi yang baik, bahkan siswa akan menghadapai kesulitan-kesulitan dalam belajar itu,
didalam belajar hendaknya mengetahui tipologi belajar apa yang dimilikinya, dengan
mengetahui tipologi belajar tersebut maka siswa akan mudah memahami serta menyerap
pelajaran yang diberikan oleh guru.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tipologi Belajar Visual peserta didik
2. Apa yang dimaksud dengan Tipologi Belajar Auditorial pesrta didik
3. Apa yang dimaksud dengan Tipologi Belajar Kinestetik peserta didik

PEMBAHASAN

A. Menganalisis Gaya Belajar-Pembelajarn Visual Peserta Didik

4
1. Pengertian Gaya Belajar-Pembelajaran Visual Peserta Didik

Secara etimologi visual berarti “penglihatan” atau “daya lihat”. Dari arti bahasa
kita bisa memahami bahwa tipe belajar ini menggunakan penglihatannya untuk
membantu belajarnya (visual learner). Adapun secara, seperti yang dijelaskan oleh Bobbi
de Porter & Mike Hernacki anak didik yang memiliki tipe belajar visual lebih senang
belajar dengan cara melihat, mengikuti ilustrasi, membaca instruksi (bukan bacaan) dan
mengingat informasi dengan asosiasi visual. Dan dijelaskan juga dalam buku M. Joko
Susilo, tipe belajar visual adalah “tipe belajar yang merasa mudah untuk belajar bila
dengan cara melihat atau membaca bahan pelajaran”. Definisi ini dia perjelas lagi dalam
baba yang berbeda bahwa orang visual “harus melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa
mempercayainya”. Sedangkan dalam bukunya Hamzah B. Uno, tipe belajar Visual adalah
“ harus melihat dulu buktinya untuk kemudian bias mempercayainya”.
Yang disebut visual adalah apa yang dapat dilihat, sehingga semua hal yang dapat
dilihat masuk kategori visual.. Konsep visual ini dapat dijelaskan dengan rangsangan
yang mengenai indera penglihatan. Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara
melihat sehingga mata memegang peranan penting. Gaya belajar visual dilakukan
seseorang untuk memeroleh informasi seperti melihat gambar, diagram, peta, poster,
grafik, dan sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas kita bisa menyimpulkan bahwa siswa yang
mempunyai tipe belajar akan mudah dan senang dalam memahami/menyerap informasi
apabila disajikan dalam bentuk visual, karena penglihatan dan pengamatan merupakan
cara yang utama bagi mereka untuk mengolah informasi yang ada di sekeliling mereka.
Tipe belajar visual adalah belajar melalui melihat, memandangi,mengamati dan
sejnisnya. Lebih tepatnya, tipe belajar visual adalah belajar dengan melihat sesuatu, baik
berupa gambar atau diagram, pertunjukan, peragaan atau video. Orang-orang dengan tipe
ini lebih menyukai belajar ataupun menerima informasi dengan melihat atau membaca.
Setelah melihat atau membaca, orang-orang ini akan lebih mudah dan cepat dalam
mencerna serta mengolah informasi baru yang diterima. Mereka bahkan lebih suka
membaca dibanding mencerna informasi dengan mendengarnya langsung. Bagi orang-
orang dengan tipe viisual, membaca akan lebih mengasyikkan.
Kekuatan gaya belajar visual ini terletak pada indera penglihatan. Bagi orang-
orang dengan gaya belajar ini, mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap setiap
gejala atau stimulus (rangsangan) belajar. Lebih dari itu, orang-orang dengan gaya belajar
visual cenderung senang mengikuti instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau
kejadian secara langsung. (Sukadi, 2008: 95)
Para peserta didik ataupun seseorang yang belajar dengan tipe visual ini seringkali
mengeluarkan komentar-komentar seperti berikut; Hal itu bisa saya lihat sekarang. Saya
ingin mengetahui gambaran detailnya. Kelihatannya perbuatan orang itu benar. Saya bisa
membayangkan betapa menderitanya anda. Saya harus menyusun dulu skema kerjanya.

5
2. Ciri-ciri Gaya Belajar-Pembelajaran Visual Peserta Didik

Seorang yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik biasanya ditandai
dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut ;
-rapi dan teratur
-berbicara dengan cepat
-mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik
-teliti dan rinci
-mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual
-memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik
-merupakan pembaca yang cepat dan tekun
-lebih suka membaca daripada dibacakan
-lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
-sulit menerima instruksi verbal, karena itu seringkali ia meminta instruksi secara
tertulis
-lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
-sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak”
-lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gammbar) daripada musik
-lebih menyukai mendemonstrasikan daripada menjelaskan
-dapat membayangkan kata-kata
-seringkali tahu apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-
kata

3. Karakteristik Gaya Belajar-Pembelajaran Visual Peserta Didik

Ada beberapa karakteristik yang khas bagi siswa yang memyukai gaya belajar
visual ini, yaitu:

a. Kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk


mengetahui atau memahaminya.
b. Memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna.
c. Memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik
d. Memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung.
e. Terlalu reaktif terhadap suara
f. Sulit mengikuti anjuran secara lisan.
g. Sering kali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

4. Manfaat Gaya Belajar-Pembelajaran Visual Peserta Didik

Pembelajaran visual memiliki manfaat yang tidak terbatas bagi anak-anak.


Representasi video merangsang pikiran anak untuk bekerja lebih cepat. Kemudian

6
anak juga bisa merespon lebih cepat terhadap informasi visual dibandingkan dengan
materi teks.
Tak hanya itu saja, berikut adalah beberapa manfaat utama dari pembelajaran
visual:
1. Anak dapat mengingat informasi lebih lama
2. Informasi lebih mudah diakses dan cepat dalam bentuk grafis
3. Elemen visual berkualitas tinggi membantu anak memahami konsep dengan tepat
4. Merangsang kreativitas dan memengaruhi kemampuan kognitif anak

B. Menganalisis Gaya Belajar-Pembelajarn Auditorial Peserta Didik

1. Pengertian Gaya Belajar-Pembelajarn Auditorial Peserta Didik

Asal kata dari “oditor” da “aural”, oditor bersifat pendengaran, sedangkan aural
bersifat telinga. Adapun secara istilah tipe belajar auditorial menurut M. Joko Susilo
adalah tipe belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan
mengingatnya. Artinya anak didik yang memiliki tipe belajar auditorial lebih mudah
memahami dan mengolah informasi dengan cara mendengarkan atau meminta orang lain
untuk membacakan instruksi, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan pada apa yang dilihat, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang
lebar. Menurut Melvin L. Siberman tipe belajar auditorial adala “mengandalkan
mendengar untuk mengingat, selama pelajaran berlangsung, mereka mungkin banyak
berbicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau kebisingan”. Dan menurut
Bobbi dePorter & Mike Hernacki juga mengatakan bahwa tipe belajar auditorial adalah
belajar melalui apa yang mereka dengar. Sedangkan dalam bukunya Hamzah B. Uno
mengatakan bahwa tipe belajar auditorial adalah belajar yang mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingat pelajaran.
Auditorial adalah tipe belajar yang mengedepankan indera pendengar. Belajar
melalui mendengar sesuatu, bisa dengan mendengarkan kaset audio, kuliah-ceramah,
diskusi, debat dan instruksi (perintah) verbal. Orang-orang dengan tipe belajar auditorik
lebih mudah mencerna, mengolah dan menyampaikan informasi dengan jalan
mendengarnya langsung. Mereka cenderung belajar atau menerima informasi dengan
mendengarkan atau secara lisan. Orang dengan gaya belajar auditorik ini memiliki
kekuatan pada kemampuannya untuk mendengar.
Dari definisi di atas sudah jelas bahwa kunci keberhasilan tipe belajar auditorial
terletak pada pendengaran. Tipe belajar ini sangat berbeda dengan tipe belajar visual
yang mengandalkan penglihatan untuk mudah mengingat pelajaran.
Seseorang yang belajar dengan tipe auditorik ini seringkali mengeluarkan
perkataannya seperti; Perkataan orang itu kedengarannya benar. Saya dengar apa yang
kamu bilang. Dengarkan saya dulu. Saya dengar anda tidak senang atas perlakuan orang
itu.

7
2. Gaya Belajar-Pembelajarn Auditorial Peserta Didik
Peserta didik atau individu yang memiliki kemampuan belajar auditorik yang baik
ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
 lebih senang belajar dengan cara mendengarkan
  lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca
  mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik
 jika membaca, lebih senang membaca dengan suara keras
  kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tapi sangat pandai dalam bercerita
 sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja atau beraktifitas
 berbicara dengan irama yang terpola dengan baik 
  berbicara dengan sangat fasih
  lebih menyukai seni musik dibanding seni yang lainnya 
  belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat
 senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar
 mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tuigas-tugas yang berhubungan dengan
visualisasi 
 lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya 
 lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik

3. Karakteristik Belajar-Pembelajarn Auditorial Peserta Didik


 Semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran.
 Memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung.
 Memiliki kesulitan menulis ataupun membaca. .

C. Menganalisis Gaya Belajar-Pembelajarn Motortik atau Kinestik Peserta Didik

1. Pengertian Gaya Belajar-Pembelajarn Kinestik Peserta Didik


Kinestetik asal kata dari “kinestesis” yang artinyaperasaan atau penghayatan pada
otot-otot atau urat-urat daging dan tulang-tulang sendi.Sedangkan secara istilah seperti yang
dijelaskan oleh Bobbi De Porter & Mike Hernacki tipe belajar kinestetik dengan cara
bergerak, bekerja dan menyentuh. Dalam bab yang lain mereka menjelaskan lagi bahwa
“pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan, dan palingbaik menghafal informasi engan
mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta. Artinya anak didik yang memiliki tipe belajar
kinestetik lebih senang dan mudah mengikuti cara belajar yang berorientasi pada fisik dan
banyak bergerak, ia belajar dengan mulai mengerjakannya sendiri.

Dalam bukunya Melvin L. Siberman juga menjelaskan “tipe belajar Kinestetik adalah
belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan. Mereka cenderung impulsif,
semau gue, dan kurang sabar, selama pelajaran mereka mungkin saja gelisah bila tidak
leluasabergerak dan mengerjakan sesuatu”. Sedangkan dalam bukunya Hamzah B. Uno
menjelaskan bahwa tipe belajar Kinestetik adalah belajarnya harus menyentuh sesuatu yang

8
memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Kinestetik adalah tipe belajar
yang ,mengakses segala jenis gerak dan emosi-ciptakan maupun diingat. Gerakan, koodinasi,
tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol di sini. Pengertian lebih sederhananya
informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.

Tipe kinestetik adalah belajar melalui aktifitas fisik dan keterlibatan langsung, yang bisa
berupa ‘menangani’, bergerak, menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri. Seseorang atau
peserta didik yang memiliki kecenderungan belajar dengan tipe kinestetik lebih menyukai
belajar atau menerima informasi melalui gerakan atau sentuhan. Mereka akan lebih mudah
menangkap pelajaran apabila mereka bergerak, meraba atau mengambil tindakan. Misalnya,
ia akan memahami makna halus jika indera perasanya telah merasakan benda yang halus.

Dari beberapa definisi di atas sudah jelas bahwa keberhasilan belajarnya lebih banyak
mementingkan gerakan-gerakan tubuh. Tipe belajar kinestik ini sudah sangat jelas berbeda
dengan tipe belajar visual dan auditorial yang mengandalakan penglihatan dan pendengaran
untuk memudahkan dalam belajarnya.

Orang-orang dengan tipe ini lebih mudah meyerap informasi jika dipraktekkan langsung.
Seringkali orang-orang dengan tipe belajar kinestetik mengeluarkan ungkapan-ungkapan
seperti berikut; Rasanya hal itu ada benarnya. Saya kesulitan menangani masalah itu. Coba
beri saya contoh konkritnya. Saya masih belum menemukan kepastian. Sepertinya kata-kata
orang itu bisa saya pegang.

2. Ciri-ciri Gaya Belajar-Pembelajarn Kinestik Peserta Didik


Peserta didik atau seseorang yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai
dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
 banyak gerak fisik
 menanggapi perhatian fisik
 belajar melalui praktek langsung atau manipulasi
 banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal)
 menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
 tidak bisa diam saat belajar
 menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca
 menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka
 berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain
 menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung
 tidak bisa duduk diam pada suatu tempat untuk waktu yang lama
 menyukai kegiatan yang menyibukkan secara fisik
 berbicara dengan perlahan
 menyukai bahasa isyarat
  menyukai seni tari

9
PENUTUPAN DAN KESIMPULAN

1. Manfaat Gaya Belajar Visual


Pembelajaran visual memiliki manfaat yang tidak terbatas bagi anak-anak. Representasi video
merangsang pikiran anak untuk bekerja lebih cepat. Kemudian anak juga bisa merespon lebih
cepat terhadap informasi visual dibandingkan dengan materi teks.
Tak hanya itu saja, berikut adalah beberapa manfaat utama dari pembelajaran visual:
1. Anak dapat mengingat informasi lebih lama
2. Informasi lebih mudah diakses dan cepat dalam bentuk grafis
3. Elemen visual berkualitas tinggi membantu anak memahami konsep dengan tepat
4. Merangsang kreativitas dan memengaruhi kemampuan kognitif anak

2. Auditori (Auditory Learners) Gaya belajar auditori mengandalkan pendengaran untuk bisa
memahami dan mengingat. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan
pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus
mendengar lalu bisa mengingat dan memahami informasi itu.

Karateristik siswa yang memiliki gaya belajar ini adalah:  Semua informasi hanya bisa diserap
melalui pendengaran.  Memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan
secara langsung.  Memiliki kesulitan menulis ataupun membaca. .

3.Kinestetik (Kinesthetic Learners) Gaya belajar kinestetik mengaruskan individu yang


bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar bisa mengiatnya.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah: Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk
saat belajar. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak.  Mengerjakan segala
sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif.  Suka menggunakan objek nyata sebagai alat
bantu belajar.  Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, simbol, dan lambang.

10

Anda mungkin juga menyukai