Nim : 201910110311043
Kelas :VA
Matkul : Hukum Acara Pidana
SOAL
Nama perusahaan tes Polymerase Chain Reaction (PCR), Genomik Solidaritas Indonesia
(GSI), mencuat setelah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia
(KPK RI) dan menyeret dua menteri di Kabinet Joko Widodo. Siapa sebenarnya GSI?
Ini adalah perusahaan patungan yang berdiri pada 20 Maret 2020 tepat diawal pandemic
mulai. Pertanyaan:
a. Jika anda sebagai mahasiswa fakultas hukum yang sedang menempuh matakuliah
hukum acara pidana, memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang bagaimana kasus
tersebut?jelaskan!
b. Kasus posisi mengenai permaslahan tersebut bagaimana?jelaskan!
c. Solusi dari kasus diatas bagaimana menurut anda dalam perspektif hukum acara
pidana? Jelaskan!
JAWABAN
a. Patut diduga terjadi penyalahgunaan wewenang oleh para pejabat negara dalam kebijakan
yang menyangkut tes PCR sebagai syarat perjalanan. Jika ditemukan secara terang benderang
adanya fakta dan bukti, termasuk nantinya ada hasil penyelidikan yang menyatakan
keterlibatan bisnis para pejabat negara tersebut, maka ini adalah wujud yang berlawanan dan
menyimpang dari pemberian kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan negara.
Karenanya patut diduga pula terjadi korporasi kriminal, yaitu sengaja mendirikan perusahaan
baru untuk melakukan pengambilalihan atau pengendalian tertentu. Misalnya, mencari
keuntungan yang merugikan negara atau merugikan hak masyarakat.
"Dengan begitu, perlu diketahui juga siapa personel pengendali dalam korporasinya,
terdapat aturan dalam Undang Undang No 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara yang
melarang menteri merangkap jabatan di perusahaan swasta. "Jika terbukti mencapai kehendak
yang menguntungkan, maka sanksi Pasal 3 dalam UU Tipikor dapat dikenakan," Erick dan
Luhut terbukti berbisnis tes PCR maka hal itu merupakan suatu perbuatan melawan hukum.
Dengan demikian, unsur menyalah gunakan kewenangan, kesempatan dan sarana jabatan
sudah terbukti..
Ternyata bisnis tes PCR itu diduga ada hubungannya dengan pejabat yang menjadi
pengambil kebijakannya.. "Sejumlah laboratorium tes PCR dimiliki politikus dan
konglomerat. Meraup untung saat pandemi Covid-19 dengan Aturan tes PCR yang berubah-
ubah dan tarif yang menjulang tinggi. heran pemerintah tidak menentukan standar biaya PCR.
"Aturan PCR ini berubah-ubah, harga PCR ini berubah-ubah. Kita tidak ngerti sebenarnya
harga standar dari PCR ini berapa, agar kemudian masyarakat paham sebenarnya PCR ini
oleh negara oleh pengimpornya oleh pelaku bisnisnya itu, meyakini ada keuntungan yang
didapat dari tes PCR ini. menyebut tidak ada transparansi dari pemerintah perihal berapa
uang yang masuk ke kas negara terkait biaya tes PCR. Kabar sejumlah menteri bermain di
PCR ini diungkap mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto. Dalam hal ini ada
unsur – unsur tindak pidana penyalahgunaan wewenang, ) kesempatan dan sarana jabatan
oleh pejabat tinggi ( Menteri ) tersebut :
3. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian
Sengketa Informasi Publik di Pengadilan
Rangkap jabatan bertentangan dengan teori kekuasaan. Pemberian kekuasaan yang lebih
akan cenderung akan membuat orang melakukan tindakan diluar batas yang dimilikinya,
sehingga berdampak pada perbuatan penyalahgunaan kekuasaan. Konsekuensi dari rangkap
jabatan lainnya ialah adanya konflik kepentingan, apalagi rangkap jabatan yang dimaksud
ialah diangkatnya jajaran menteri dari ketua umum partai politik. Dampaknya
penyelenggaraan pemerintah oleh menteri yang diangkat melalui hal tersebut sudah jelas
memiliki tujuan yang bersifat politis. intinya ketidak setujuan adanya rangkap jabatan ketua
umum partai politik menjadi menteri, dampak dari hal tersebut adalah menimbulkan akan
rentan terhadap adanya konflik kepentingan nantinya. Eksistensi pengaturan larangan
rangkap jabatan diatur dalam Pasal 23 Undang-Undang Kementerian Negara, yang berbunyi
seorang menteri dilarang merangkap jabatan sebagai:
Larangan rangkap jabatan dalam lembaga kementerian, jika dilihat pada bunyi pasal 23
huruf (a) Undang-undang Kementerian tersebut, ialah suatu jabatan sebagai pejabat negara
yang diatur oleh beberapa undang-undang yang ada diluar lainnya. Kemudian selaras dengan
hal tersebut pejabat negara yang diatur oleh undang-undang tidak boleh merangkap sebagai
menteri. Hak prerogratif presiden untuk mengangkat menteri dan dapat memilihnya langsung
seharusnya dapat dipergunakan dengan sebaik mungkin. Ketika memang seorang yang masih
menjabat sebagai pejabat negara atau pejabat pemerintahan seharusnya di sarankan untuk
mengundurkan diri atau menangallkan jabatan sebelumnya tersebut. Fungsi penanggalan
jabatan tersebut juga untuk menghindari adanya perbincangan di kalangan masyarakat.
Indonesia adalah negara hukum oleh karenanya untuk menegakkan tonggak itu, presiden
dapat mencontohkan agar dari segala tindakan untuk sesuai dengan hukum atau peraturan
yang ada.
Dikutip dari laman resmi GSI Lab, biaya tes swab PCR di PT Genomik Solidaritas
Indonesia / PT GSI ditetapkan sebesar Rp 275.000. Harga ini sudah sesuai dengan ketentuan
pemerintah terkait batas tertinggi harga tes PCR. PT Genomik Solidaritas Indonesia / PT GSI
adalah perusahaan baru yang didirikan tak lama setelah pandemi Covid-19 merebak di tahun
2020. Sejumlah pengusaha besar patungan untuk membuat PT GSI. namun peranan seorang
pejabat negara dalam menjalankan kebijakannnya terkait dengan penanganan pandemi virus
corona akhir akhir ini dinilai justru disinyalir telah menyalahi prinsip prinsip tata kelola
pemerintahan yan baik ditandai dengan kurangnya transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan
koordinasi dalam pengambilan kebijakannya.
Pasal 11 dan 12, terdapat juga Pasal 2 ayat (1) UU Tipikor yang menyebutkan setiap
orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara dipidana dengan pidana penjara minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun dan denda
paling sedikit 200 juta rupiah dan paling banyak 1 miliar rupiah. Pasal 3 menyebutkan setiap
orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan
atau karena kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
dipidana seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun
dan atau denda paling sedikit 50 juta rupiah dan maksimal 1 miliar. perbuatan terdakwa
nantinya terbukti melanggar aturan tertulis apapun sepanjang dia memperkaya dri sendiri atau
orang lain atau korporasi dan menimbulkan kerugian keuangan megara, dia bisa dijerat
dengan pasal itu. Dua pasal tersebut sama-sama menjerat pelaku tindak pidana korupsi.
Bahkan sampai hukuman mati sebenarnya bisa diterapkan terhadap mereka yang
terbukti melakukan tindakpidana korupsi disaat pandemi. Disebutkan dalam Pasal 2 ayat (2)
bahwa pidana mati dapat dijatuhkan apabila tindak pidana korupsi tersebut dilakukan dalam
keadaan tertentu. Scara normatif dalam UU Tipikor, terutama Pasal 2 Ayat (2), hukuman
mati diatur secara jelas dan dapat diterapkan. Namun, penerapannya harus memenuhi semua
unsur dalam Pasal 2 ayat (1) UU Tipikor dan tak hanya pada terbuktinya unsur dalam
keadaan tertentu.
Menurut pendapat saya untuk kasus diatas Sebagai pejabat negara dalam menjalankan
tugasnya tentunya tidak boleh dilakukan dengan seenaknya melainkan harus mengikuti
kaedah dan norma norma yang ada. Antara lain ia harus menjalankan kewenangannya
berdasarkan prinsip Tata kelola pemerintahan yang baik. Tata kelola pemerintahan yang
baik menurut United Nation Development Program (UNDP) adalah suatu tanggung jawab
dari kewenangan ekonomi, kewenangan administrasi, dan kewenangan politik untuk
mengatur masalah-masalah sosial negara tersebut.
-Dan bisa juga Pak Presiden juga mereshuffle Menteri yang sudah digaungkan dan
sudah banyak deretan nama menteri dari berbagai pos di Kabinet Indonesia Maju yang
digadang-gadang akan terkena reshuffle Presiden. Yang terbaru, nama Menteri Koorinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri
BUMN Erick Thohir yang dituntut sebagian pihak agar dicopot karena diduga terlibat bisnis
PCR. nama Luhut dan Erick lah yang menjadi sorotan utama mengingat keterlibatan
keduanya dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).