Azura
Azura
Selama aku menulisnya, aku hanya duduk diatas karpet bulu warna biru,
Mataku tertuju pada layar laptop,
Namun otakku senantiasa menghitung selaksa renjana yang tertuju padamu.
Keningku kukerutkan,
Hatiku juga tak berhenti menggerutu,
Mengapa aku harus mencintaimu dengan seluruh sakit?
Bukankah hanya wanita itu yang akan kau puja hingga akhir hayat?
Dan bagimu aku hanya kupu-kupu, bukan!
Bahkan semesta tak pernah membuka peluangnya untuk menyatukan kita.