Anda di halaman 1dari 2

Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) merupakan salah satu alternatif investasi yang

bisa dimanfaatkan masyarakat. Instrumen investasi ini memberikan peluang bagi


investor untuk bisa mendapatkan profit yang tinggi. Namun di balik peluang
mendapatkan profit, ada risiko yang harus diperhatikan dan dipahami. 

PBK berdasarkan UU No.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, yang di


amandemen dengan UU No. 10/2011, menyatakan perdagangan berjangka komoditi
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penyerahan
kemudian berdasarkan kontrak dan opsi atas kontrak berjangka.

Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Fajar Wibhiyadi menyebutkan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para calon investor sebelum berinvestasi di
PBK. 

Pertama, pelajari latar belakang perusahaan yang memberikan penawaran. Kedua,


pelajari tata cara transaksi dan penyelesaian perselisihan. Ketiga, pelajari kontrak
berjangka komoditi yang diperdagangkan. Keempat, pantang percaya dengan
kentungan yang tinggi dan pasti diperoleh (fixed income). 

“Jangan lupa pastikan wakil pialang berjangka yang memberikan penawaran adalah
pialang resmi yang memiliki ijin Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti). Terakhir pelajari dan ketahui risiko atas investasi yang ada,” kata Fajar
dalam keterangan tertulis, Kamis (9/12).  

Dalam ekosistem perdagangan berjangka komoditi, KBI berperan sebagai lembaga


kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi atas perdagangan berjangka komoditi di
Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX). Melalui perannya, KBI
memastikan bahwa semua transaksi yang ada telah dilakukan sesuai dengan regulasi
yang ada.  

Sebagai lembaga kliring, KBI telah menyiapkan sistem informasi dan transaksi nasabah
yaitu SITNA. Dengan aplikasi ini, investor dapat memantau pergerakan transaksi yang
dilakukan secara real time. Saat ini, KBI memiliki 72 anggota yang terdiri dari pialang
dan pedagang komoditas berjangka.

Terkait perdagangan berjangka komoditi di JFX, data dari KBI menyebutkan sepanjang
tahun 2021 sampai dengan bulan November, tercatat transaksi sebanyak 8,09 juta lot,
yang terdiri dari transaksi bilateral sebanyak 6,64 juta lot dan transaksi multilateral
sebanyak 1,45 juta lot.  Adapun kontrak yang ada meliputi loco london, forex, index,
kontrak kopi, kontrak emas, kontrak olein dan lain-lain.
Fajar menambahkan, investasi di PBK tentunya bisa menjadi alternatif bagi masyarakat
untuk berinvestasi. Terlebih lagi, industri ini memiliki potensi besar untuk berkembang
di Indonesia. 

“Namun, dalam hal investasi yang paling penting adalah edukasi, sehingga masyarakat
dapat secara baik memahami investasi ini. Dengan edukasi yang baik, harapan kami
tentunya adalah masyarakat dapat secara nyaman berinvestasi, dan tidak terjebak
dalam investasi ilegal,” tutup Fajar

Anda mungkin juga menyukai