Anda di halaman 1dari 25

Sistem Rem

6. Parking brake
1. Brake pedal
Konstruksi
2. Brake booster
Sistem rem terdiri dari komponen-komponen
3. Master cylinder berikut.
4. Proportioning valve 1. Pedal rem
2. Booster rem
3. Master cylinder
5. Foot brake 4. Proportioning valve (P valve)
5. Rem kaki
(1) Disc brake
(2) Drum brake (2) Drum brake
6. Rem parkir
(1) Disc brake

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 1


Master Cylinder

Umum & Konstruksi


1. Umum
Master cylinder adalah peralatan yang digunakan
Minimum
untuk merubah tenaga pengoperasian pedal rem
menjadi tekanan hidraulik. Sekarang ini, tandem
master cylinder, yang memiliki dua piston,
menghasilkan tekanan hidraulik pada sistem rem
dua saluran.
Tekanan hidraulik kemudian salurkan ke disc
brake calipers atau wheel cylinder pada tromol
rem.
Reservoir berfungsi untuk menyerap perubahan
(5) (7) Fluid level sensor volume minyak rem yang disebabkan oleh
Rubber piston
cups
perubahan pada temperatur minyak rem.
Reservoir juga memiliki pembatas di bagian
dalam untuk membagi tabung menjadi bagian
depan dan belakang seperti yang terlihat pada
(6) Reservoir tank
gambar di sebelah kiri. Dengan desain dua bagian
tabung ini memberikan kepastian penghentian
kendaraan saat salah satu sirkuit gagal bekerja
(4) No.2 return spring
karena kebocoran minyak rem.
Sensor mendeteksi level minyak rem ketika level
(3) No.2 piston minyak rem di dalam tangki reservoir turun di
bawah tingkat minimum, dan kemudian
(2) No.1 return spring menggunakan lampu peringatan sistem rem untuk
(1) No.1 piston memberi peringatan kepada pengemudi.
2. Konstruksi
Master cylinder terdiri dari komponen-komponen
berikut.
(1) Piston No.1
(2) Pegas Pembalik No.1
(3) Piston No.2
(4) Pegas Pembalik No.2
(5) Cup piston karet
(6) Tanki Reservoir
(7) Sensor level minyak rem
Principle of the lever Pascal’s law
Fulcrum 3. Dasar-dasar
Wheel cylinder
F2 B 5 cm2 Bila pedal rem ditekan, master cylinder
Master cylinder
1000 N 2
mengubah tenaga tekan menjadi tekanan hidraulis.
2 10 cm
A
10 cm 8 Kerja pedal rem berdasarkan prinsip tuas, untuk
b cm40
cm merubah tenaga pedal yang kecil menjadi tenaga
2000 N
20 cm 2 besar yang bekerja pada master cylinder.
Push rod 2000 N
Berdasarkan hukum Pascal, tenaga hidrolis yang
F1 Same pressure 400 N
dihasilkan di dalam master cylinder
4000 N (2000 kPa) ditransmisikan melalui saluran rem ke masing-
a
masing master cylinder. Tenaga itu bekerja pada
The principle of the lever is applied by the brake pedal as follows.
kanvas rem dan disc pad rem untuk
menghasilkan tenaga pengereman.
Operating force: Amount of movement:
A
Menurut hukum Pascal, tekanan yang digunakan
F1 × A = F2 × B ∴ F2 = F1 B
× b B A B
secara eksternal pada cairan tertutup akan
F1: Pedal force a = A ∴a = b × B ∴b = a × A
F2: Push rod output force a: Amount of movement of pedal edge diteruskan secara merata ke segala arah. Dengan
A1: Distance from center of brake b: Amount of movement of push rod
pedal to fulcrum menggunakan prinsip ini pada sirkuit hidrolis
B: Distance from push rod to
fulcrum
sistem rem, tekanan yang dihasilkan di dalam
Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 2
Master Cylinder

master cylinder diteruskan sama rata ke semua


wheel cylinder.
Tenaga pengereman bervariasi, seperti yang
terlihat di bagian kiri, tergantung pada diameter
wheel cylinder.
Bila desain kendaraan memerlukan tenaga
pengereman yang lebih besar pada roda-roda
depan, bisa saja perancangnya
mempertimbangkan untuk menggunakan wheel
cylinder yang lebih besar untuk bagian depan.

4. Tipe sirkuit rem


Bila sirkuit rem terbuka dan minyak rem keluar,
FR vehicle
rem tidak akan bekerja lagi. Atas alasan ini,
sistem hidraulik rem dibagi menjadi sirkuit rem
dua sistem.
Tekanan hidraulis dari master cylinder yang
dikirim ke kedua sistem itu diteruskan ke disc
Front
brake calipers atau wheel cylinders. Tata letak
dari sirkuit rem untuk kendaraan FR dan FF
berbeda.
Pada kendaraan FR, sirkuit rem dibagi menjadi
sistem roda depan dan sistem roda belakang, tapi
FF vehicle pada kendaraan FF digunakan pipa diagonal.
Karena beban yang diterima pada bagian
depan kendaraan FF lebih besar, maka roda
depan membutuhkan tenaga pengereman lebih
besar dari roda belakangnya.
Front Bila kendaraan FR menggunakan sistem sirkuit
rem sama dengan kendaraan FF, ketika sistem
pengereman roda depannya gagal, maka tenaga
pengeremannya akan terlalu lemah. Lantaran itu,
kemudian digunakan sistem jalur pipa diagonal
untuk roda depan kanan dan roda belakang kiri;
dan satu jalur lainnya untuk roda depan kiri dan
roda belakang kanan. Dengan cara ini, bila satu
sistem gagal, sistem lain akan mempertahankan
tenaga pengereman pada tingkat tertentu.

Cara Kerja
No.1 return
No.2 return spring spring Bila pedal rem ditekan, tenaganya diteruskan
Compensating port lewat push rod ke master cylinder ketika piston
Inlet port sedang didorong.
No.2 piston
to front side to Rear side
No.1 piston Tenaga dari tekanan hidrolis yang dihasilkan di
dalam master cylinder lantas diteruskan melalui
jalur rem pada setiap wheel cylinder.
FF vehicle
1. Pengoperasian Normal
(1) Ketika rem tidak digunakan.
No.1 piston cup Piston cup dari piston No.1 dan No.2 berada pada
Stopper bolt
inlet port dan compensating port, dan
No.2 piston cup
memberikan ruang antara master cylinder dan
tangki reservoir.

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 3


Master Cylinder

Piston No.2 didorong ke kanan oleh tenaga pegas


pendorong No.2, tetapi ditahan oleh stopper bolt
agar tidak terlalu jauh.

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 4


Master Cylinder

(2) Ketika pedal rem ditekan


Compensating port Piston No. 1 bergerak ke kiri dan piston cup
menutup compensating port untuk menutup
saluran antara cylinder dan tangki reservoir. Saat
piston didorong lebih jauh, tekanan hidrolis di
Piston cup dalam master cylinder naik.
Tekanan ini ditujukan untuk wheel cylinder
to Front side to Rear side
belakang. Karena tekanan hidrolis yang sama juga
mendorong piston No. 2, maka piston No. 2
bekerja dengan cara yang sama seperti piston No.
1, untuk mensuplai tekanan pada wheel cylinder
depan.
No.2 piston No.1 piston

Brake pedal depressed (1) Brake pedal depressed (2)

(3) Ketika pedal rem dilepas.


Orifices Inlet port Compensating port
Piston dikembalikan ke posisinya semula oleh
tekanan hidrolis dan tenaga pegas pembalik.
Namun, karena minyak rem tidak langsung
kembali dari wheel cylinder, tekanan hidrolis di
Piston cup dalam master cylinder untuk sementara turun
(terbentuk hampa udara).
to Front side to Rear side Sebagai akibatnya, cairan rem di dalam tangki
reservoir mengalir ke master cylinder melalui port
pintu masuk, melalui banyak lubang yang
terdapat pada ujung piston, dan di sekitar garis
keliling piston cup. Setelah piston kembali ke
Brake pedal released (1) Brake pedal released (2) posisinya semula, minyak rem yang secara
bertahap kembali dari wheel cylinder ke master
cylinder mengalir ke tangki reservoir melalui
compensating port. Compensating port juga
menyerap perubahan volume minyak rem yang
dapat terjadi di dalam silinder akibat perubahan
temperatur. Ini untuk menjaga agar tekanan
hidrolis tidak naik saat rem tidak digunakan.

2. Bila minyak rem bocor pada salah satu


sistem.
(1) Kebocoran minyak rem di bagian belakang
Bila pedal rem ditekan, piston No. 1 bergerak ke
kiri tapi tidak menghasilkan tekanan hidrolis di
bagian belakang. Karenanya, piston No. 1
to Front side to Rear side menekan pegas pembalik, terhubung dengan
piston No. 2, dan mendorongnya. Piston No. 2
menaikkan tekanan hidrolis pada ujung depan dari
master cylinder, yang membuat dua buah rem
No.2 piston No.1 piston dapat dioperasikan dari sisi depan master cylinder.
Contact

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 5


Master Cylinder

(2) Kebocoran minyak rem di bagian depan


Karena tekanan hidrolis tidak dihasilkan di bagian
depan, piston No. 2 bergerak sampai ia
menyentuh dinding ujung terjauh master cylinder.
to Front side to Rear side Bila piston No. 1 didorong lebih jauh ke kiri dari
posisi ini, tekanan hidrolis naik pada bagian
belakang dari master cylinder, yang membuat rem
No.2 piston No.1 piston
dioperasikan dari bagian belakang master cylinder.
Piston contacts wall

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 6


Proportioning Valve

Cara kerja
1. Umum
(12) Constant pressure chamber Booster rem adalah alat yang memanfaatkan
perbedaan antara kevakuman mesin dan tekanan
(5) Diaphragm atmosfir untuk menghasilkan tenaga yang kuat
(3) Booster piston (pendorong power) yang proporsional pada
Vacuum (13) Check valve
(8) Reaction disc
tenaga penekan pedal untuk mengoperasikan rem.
Booster rem menggunakan vakum yang
(7) Valve body
dihasilkan pada intake manifold (atau pompa
Air vacuum pada mesin disel).

(1) Valve operating


Brake master cylinder rod
2. Konstruksi
(9) Air cleaner Booster rem terdiri dari komponen komponen
(10) Body seal
(2) Push rod (10) Body seal berikut ini.
(11) Variable pressure chamber (1) Valve operation rod
(4) Booster body
(2) Push rod
(6) Diaphragm spring
(3) Booster piston
(4) Booster body
(5) Diaphragm
(6) Diaphragm spring
(7) Valve body
(8) Reaction disc
(9) Air cleaner
(10) Body seal
(11) Variable pressure chamber
(12) Constant pressure chamber
(13) Check valve

Cara kerja
Booster piston
1. Rem tidak digunakan
Control valve Katup udara dihubungkan ke valve operating rod,
dan ditarik ke kanan oleh pegas pembalik katup
udara. Sedang katup kontrol didorong ke kiri oleh
pegas katup kontrol. Akibatnya katup udara
Diaphragm Valve operating rod
spring bersentuhan dengan katup kontrol. Sehingga,
Constant pressure Variable pressure
aliran udara atmosfir yang melalui saringan udara
chamber chamber Piston Vacuum valve (opened) tidak dapat mengalir ke ruang tekanan variabel.
Control valve
Control valve spring
Pada kondisi ini katup vakum pada valve body
Passage A Valve body terpisah dengan katup kontrol dan saluran A dan
saluran B terhubung. Karena dalam ruang tekanan
Constant pressure konstan selalu ada udara vakum, maka pada saat
chamber
itu akan terdapat udara vakum pada ruang tekanan
Air valve
(closed) variabel. Akibatnya, piston terdorong ke kanan
oleh pegas diafragma.
Air valve Air cleaner
return spring element
Variable pressure Passage B
chamber

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 7


Proportioning Valve

Booster piston 2. Rem digunakan


Ketika pedal rem ditekan, valve operating rod
Control valve mendorong katup udara, sehingga menyebabkan
katup udara bergerak ke kiri.
Katup kontrol, yang didorong melawan katup
Diaphragm spring
Valve operating rod udara oleh pegas katup kontrol, juga bergerak ke
kiri sampai katup kontrol berhubungan dengan
Constant pressure Variable pressure
chamber chamber katup vakum. Sehingga saluran A dan B tidak
Passage A Vacuum valve (closed) Constant Piston berhubungan.
pressure
Control valve chamber Control valve
Ketika katup udara bergerak ke kiri lebih jauh lagi,
Control valve Control valve spring
katup udara akan bergerak menjauhi katup kontrol.
spring
Booster push Kondisi ini membuat udara atmosfir memasuki
Air
rod
ruang tekanan variabel melalui saluran B (setelah
melewati elemen saringan udara). Perbedaan
Valve operating
Air valve tekanan antara ruang tekanan konstan dan ruang
(opened)
rod Passage B Air cleaner tekanan variabel membuat piston bergerak ke kiri.
element
Air valve Reaction disc Variable pressure
Kondisi ini akhirnya menyebabkan reaction disc
Passage B
(closed) chamber menggerakkan push rod booster ke kiri dan
menambah tenaga pengereman.

3. Kondisi menahan
Booster piston Bila pedal rem ditekan setengah, valve operating
Control valve rod dan katup udara akan berhenti bergerak tapi
piston akan tetap bergerak ke kiri karena ada
perbedaan tekanan. Katup kontrol tetap
Diaphragm spring Valve operating rod dihubungkan dengan katup vakum oleh pegas
katup kontrol, tapi katup kontrol bergerak
Constant pressure Variable pressure
chamber chamber bersama dengan piston.
Piston Vacuum valve Karena katup kontrol bergerak ke kiri dan
Control valve
berhubungan dengan katup udara, udara atmosfir
Constant pressure Control valve spring
dicegah untuk memasuki ruangan tekanan
chamber
variabel, sehingga tekanan pada ruang tekanan
variabel stabil. Akibatnya ada perbedaan tekanan
Stopped yang konstan antara ruang tekanan konstan dan
ruang tekanan variabel. Karenanya, piston akan
Valve operating
rod berhenti bergerak dan mempertahankan tenaga
pengereman yang sedang berlangsung.
Air valve Variable pressure
(closed) chamber

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 8


Proportioning Valve

Booster piston 4. Dorongan Maksimum


Bila pedal rem ditekan turun setengah, katup
Control valve
udara akan bergerak seluruhnya menjauh dari
katup kontrol. Pada kondisi ini, seluruh ruang
tekanan variabel terisi udara atmosfir, dan
Diaphragm spring
Valve operating rod terjadilah perbedaan tekanan yang maksimum
antara ruang tekanan konstan dan ruang tekanan
Constant pressure Variable pressure
chamber chamber variabel. Kondisi ini menyebabkan piston
Constant Piston Vacuum valve menerima efek dorong maksimum.
pressure
chamber Control valve
Bahkan bila tenaga tambahan diberikan pada
Booster Control valve spring
pedal rem, efek dorong pada piston akan tetap
push rod
Air
tidak berubah, dan tenaga tambahan akan
diberikan hanya pada push rod booster dan akan
diteruskan seluruhnya ke master cylinder.
Air valve
(opened)
Valve operating
rod

Variable pressure
chamber

Booster piston 5. Kodisi tidak ada udara vakum


Bila booster rem tidak menerima udara vakum
Control valve
karena alasan apapun, maka tidak akan ada
perbedaan tekanan antara ruang tekanan konstan
dan ruang tekanan variable (karena keduanya
Diaphragm spring
Valve operating rod akan diisi dengan udara atmosfir). Saat booster
rem berada pada posisi "off", piston dikembalikan
Constant pressure Variable pressure
chamber chamber ke kanan oleh pegas diafragma.
Constant Piston Vacuum valve Sekalipun demikian, saat pedal rem ditekan, valve
pressure
chamber Control valve
operating rod akan bergerak ke kiri dan
Valve body
mendorong katup udara, reaction disc dan push
Booster
push rod rod booster. Ini menyebabkan piston pada master
cylinder memberikan tenaga pengereman pada
rem. Pada saat yang sama, katup udara
Air valve
Valve operating rod mendorong kunci stopper katup yang dimasukkan
Valve stopper key ke dalam valve body. Sehingga, piston juga akan
melawan gaya pegas diafragma dan bergerak ke
Reaction disc Variable pressure
chamber kiri.
Dengan demikian, rem akan tetap berfungsi
bahkan saat tidak ada udara vakum yang
diberikan pada booster rem. Tetapi karena booster
rem tidak bekerja, pedal rem akan terasa "berat ".

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 9


Proportioning Valve

Mekanisme Reaction
1. Umum
Mekanisme ini diberikan untuk menurunkan
tendangan balik dari pedal rem, sehingga dapat
meningkatkan "feeling" pedal, dengan cara
Valve body
membuat hanya setengah dari tekanan balik yang
digunakan pada pedal (setengahnya lagi diserap
oleh booster piston).

2. Cara Kerja
Booster Air valve
push rod
Mekanisme reaksi diperlihatkan di sebelah kiri.
Push rod booster, reaction disc dan slide katup
udara di dalam valve body. Karena reaction disc
Reaction disc dibuat dari karet halus, reaction disc dapat
dianggap sebagai fluida non compressible.
Dengan alasan ini, saat push rod booster didorong
80 N ke kanan, push rod itu akan menekan reaction
(to Valve body) disc, tapi karena tidak dapat dilakukan, tenaganya
100 N 20 N dikirimkan ke katup udara dan valve body..
(to Air valve) Karenanya, tenaga tadi ditransmisikan antara
katup udara dan valve body sesuai dengan daerah
1cm2 (20N)
permukaannya.
4cm2 (80N) Asumsikan bahwa 100 N (9.8kgf,.21.6 lbf)
diberikan pada push rod booster, seperti yang
diperlihatkan disini. Rasio dari daerah katup
udara dan valve body adalah 4 sampai 1; sehingga
80 N (7.8kgf; 17.2 lbf) ditransmisikan ke valve
body dan 20 N (2.0 kgf,.4.4lbf) ke katup udara.

Penyetelan celah Push Rod


Choke applied Panjang dari push rod harus disetel sebelum
master cylinder rem dan booster rem dirakit.
SST
Hal ini diperlukan supaya ada celah yang sesuai
Thickness antara piston pada master cylinder dengan push
gauge
rod booster setelah keduanya dirakit kembali.
Sebuah SST digunakan untuk menyetel celah
SST
tersebut.
Accessory tool Pada model-model terbaru, terkadang harus
BRAKE BOOSTER ADJUSTMENT
STT 09737-00010
menggunakan feeler gauge. Pastikan untuk
•Thickness Gauge(0.2mm or
0.008inch) and Special Service
merujuk pada Repair Manual.
Tool(SST 09737-00010)are required
to check and adjust the push rod
length.
• See Service Manual for details.
PETUNJUK:
• Bila master cylinder sudah diganti dan ada
peralatan tambahan, gunakan peralatan itu
untuk melakukan penyetelan.
• Kalau label yang diperlihatkan pada gambar di
sebelah kiri tercantum pada bodi booster,
lihatlah Repair Manual saat melakukan
penyetelan panjang push rod booster.
PETUNJUK SERVIS:
Bila celahnya terlalu kecil, akan mengakibatkan
rem macet. Bila celahnya terlalu besar, akan
menyebabkan penundaan pengereman.

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 10


Proportioning Valve

Pemeriksaan fungsi
Airtightness to Intake manifold Booster rem menggunakan perbedaan kevakuman
function cheek Atmospheric mesin dan tekanan atmosfer untuk menghasilkan
pressure
power boost. Karenanya, fungsi booster rem dapat
dicek dengan melakukan pemeriksaan berikut.
Atmospheric
pressure

Operating cheek to Intake manifold


Atmospheric
pressure

Vacuum

Vacuum tightness
function cheek to Intake manifold
Atmospheric
pressure

Vacuum

1. Pemeriksaan fungsi Airtightness


Airtightness to Intake manifold Untuk menghasilkan power boost, vacum di
function cheek Atmospheric
dalam booster rem harus dipertahankan, ruang
pressure
tekanan konstan dan ruang tekanan variabel
ditutup seluruhnya oleh katup vacuum, dan udara
Atmospheric harus mengalir dari katup udara.
pressure
(1) Matikan mesin setelah menghidupkannya
selama 1 sampai 2 menit. Vacuum akan
Operating cheek to Intake manifold dibiarkan memasuki booster rem.
Atmospheric
pressure (2) Tekan pedal rem beberapa kali. Saat
melakukan ini, bila posisi pedal lebih tinggi 2
atau 3 kali daripada posisi pertama, katup cek
atau katup vacuum tertutup, katup udara
Vacuum
terbuka, dan udara dibiarkan masuk. Dari hal
ini dapat ditentukan bahwa air tightness dari
tiap katup adalah normal.
Vacuum tightness
function cheek to Intake manifold
Atmospheric
pressure

Vacuum

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 11


Proportioning Valve

2. Pemeriksaan pengoperasian
Airtightness to Intake manifold Bila mesin dihidupkan sementara tidak ada
function cheek Atmospheric vacuum di booster rem, katup vacuum tertutup,
pressure
dan katup udara terbuka, vacuum akan dibiarkan
masuk ke ruang tekanan konstan. Kondisi pedal
Atmospheric rem pada saat ini dapat digunakan untuk
pressure mengecek operasi power boost.

(1) Dalam kondisi mesin mati, tekan pedal rem


Operating cheek to Intake manifold beberapa kali. Udara akan masuk ke ruang
Atmospheric tekanan konstan.
pressure
(2) Hidupkan mesin dengan kondisi pedal rem
ditekan. Vacuum akan dihasilkan dan
perbedaan tekanan akan dihasilkan antara
Vacuum ruang tekanan konstan dan ruang tekanan
variabel.
Bila pedal rem turun lebih dari yang
Vacuum tightness sebelumnya pada saat ini, dapat ditentukan
function cheek to Intake manifold bahwa power boost yang normal telah
Atmospheric dihasilkan.
pressure

Vacuum

3. Pemeriksaan fungsi Load airtightness


Airtightness to Intake manifold Bila mesin dimatikan dengan kondsisi pedal rem
function cheek Atmospheric
ditekan, kondisi pedal dapat digunakan untuk
pressure
mengecek kebocoran vacuum dari ruang tekanan
konstan.
Atmospheric (1) Tekan pedal rem saat mesin hidup.
pressure (2) Matikan mesin sementara pedal rem ditekan.
Pada kondisi ditahan, perbedaan tekanan antara
ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variabel
Operating cheek to Intake manifold akan konstan. Kemudian, bila tidak ada perbedaan
Atmospheric
pressure pada tinggi pedal rem sementara pedal rem tetap
ditekan selama 30 detik, dapat disimpulkan
bahwa katup cek dan katup vacuum tertutup
dengan normal dan tidak ada masalah dengan
Vacuum
ruang tekanan konstan.

Vacuum tightness
function cheek to Intake manifold
Atmospheric
pressure

Vacuum

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 12


Proportioning Valve

Umum & Konstruksi


1. Umum
Katup proportioning (katup P) diletakkan antara
(a)
Desired curve-line
saluran rem master cylinder dan wheel cylinder
of braking force (b) roda belakang.
Rear Alat ini berfungsi untuk mendapatkan tenaga
wheel pengereman yang sesuai untuk memendekkan
braking Contact
fore jarak pengereman dengan cara mengatur
distribusi tenaga pengereman roda depan dan
with P valve
belakang agar roda belakang terhindar dari
penguncian lebih awal saat pengereman darurat
Front wheel braking force (saat beban ditransfer ke depan), dll.
Bila distribusi terjadi seperti yang diperlihatkan di
(a), tenaga pengereman menjadi besar sehingga
menyebabkan tenaga pengereman roda belakang
menjadi terlalu besar dari kurva ideal. Sehingga
membuat roda belakang mudah terkunci dan
(4) membuat kendaraan tidak stabil.
Compression (5)
spring Sebagai tambahan, bila distribusi terjadi seperti
Cylinder cup
yang diperlihatkan di (b), tenaga pengereman
keseluruhan menjadi kecil, yang akan membuat
roda depan mengunci dengan mudah dan
Front (3) menyebabkan hilangnya kontrol pengemudian.
Valve seal 2. Konstruksi
Katup P terdiri dari komponen-komponen berikut.
(2) Piston (1) Valve body
(1) Valve body
(2) Piston
(3) Valve seal
(4) Compression spring
(5) Cylinder cup

Cara Kerja
Tekanan hidrolis yang dihasilkan oleh master
Cylinder cup cylinder bekerja pada rem depan dan belakang.
from Master cylinder
Rem belakang dikendalikan sehingga tekanan
Rear wheel cylinder

hidrolis dibuat sama dengan tekanan master


Piston
cylinder sampai terjadi split point. Lantas,
pressure

Split point tekanan tersebut dibuat lebih rendah dari tekanan


master cylinder setelah split point.
Master cylinder pressure
Spring to Rear wheel cylinders Cara kerja katup P diperlihatkan di bawah ini.
Master cylinder
hydraulic pressure Master cylinder
hydraulic pressure
Force by the difference
in the pressure
reception surface area

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 13


Proportioning Valve

1. Cara kerja sampai split point


Tenaga pegas mendorong piston ke kanan.
Cylinder cup
from Master cylinder
Tekanan hidrolis dari master cylinder melewati

cylinder pressure
celah antara piston dan cylinder cup untuk
memberikan tenaga yang sama pada wheel

Rear wheel
Piston
Split point
cylinder depan dan belakang.
Pada saat ini, suatu tenaga bekerja untuk
Master cylinder pressure
Spring to Rear wheel cylinders
menggerakkan piston ke kiri dengan
Master cylinder
hydraulic pressure
Master cylinder menggunakan perbedaan pada daerah permukaan
hydraulic pressure
Force by the difference penerima tekanan tapi tenaga tersebut tidak dapat
in the pressure
reception surface area
mengatasi tenaga pegas. Sehingga, tenaga tadi
Spring force Force by the difference in the tidak dapat bergerak.
pressure reception surface

2. Cara kerja mulai dari split point


Saat tekanan hidrolis yang diberikan pada wheel
Cylinder cup
from Master cylinder in Contact cylinder belakang bertambah, tekanan yang
cylinder pressure

mendorong piston ke kiri mengatasi tenaga dari


Rear wheel

pegas yang menyebabkan piston bergerak ke kiri


Piston
Split point dan menutup sirkuit cairan.
Master cylinder pressure
Spring to Rear wheel cylinders
Master cylinder
Master cylinder
hydraulic pressure
hydraulic pressure
Force by the difference
in the pressure
reception surface area
Spring force Force by the difference in the
pressure reception surface

3. Pengoperasian setelah split point


Cylinder cup Saat tekanan hidrolis dari master cylinder
from Master cylinder
bertambah bersar, pertambahan tekanan itu akan
cylinder pressure

mendorong piston ke kanan untuk membuka


Rear wheel

Piston sirkuit cairan.


Split point Bila ini terjadi, tekanan hidrolis pada wheel
to Rear wheel cylinders Master cylinder pressure
cylinder belakang mulai naik dan tekanan yang
Spring
mendorong piston ke kiri mulai bertambah, maka
Repeating
in Contact
sebelum tekanan hidrolis pada wheel cylinder
belakang naik seluruhnya, piston bergerak ke kiri
dan menutup sirkuit cairan. Kerja katup ini
Piston diulangi terus untuk membuat tekanan hidrolis
pada bagian roda belakang tetap naik lebih besar
daripada bagian roda depan.

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 14


Proportioning Valve

4. Pengoperasian saat pedal dilepaskan


Ketika tekanan hidrolis master cylinder menurun,
cairan pada bagian wheel cylinder belakang
Cylinder cup bergerak melewati sisi luar cylinder cup dan
from Master cylinder kembali ke bagian master cylinder.

Piston

Spring to Rear wheel cylinders

Dual P valve P & Bypass valve Beberapa Tipe Katup P


Master cylinder
1. Dual P Valve
Katup P ganda digunakan pada pipa rem diagonal
untuk kendaraan FF. Sebenarnya, katup P dapat
Air
dianggap sebagai sepasang katup P yang bekerja
Dual P.valve P & BV
chamber
Passage (opened)
sama. Setiap katup P bekerja dengan cara yang
sama dengan katup P biasa.
Spring
2. Proportioning & Bypass Valve (P & BV)
Piston P & BV mempunyai dua fungsi. Pertama, katup
Cylinder cup Piston No.2 Piston No.1 ini berfungsi sebagai katup P biasa. Kemudian,
Spring bila sirkuit hidrolis untuk rem depan gagal
berfungsi, dia akan menghentikan fungsi katup P.
Front
Front (Walaupun tekanan hidrolis master cylinder naik,
tekanan yang sama dikirimkan ke roda belakang)

3. Load Sensing Proportioning Valve (LSPV)


LSPV LSPV adalah alat yang sebenarnya sama dengan
katup P, tapi LSPV dapat menyesuaikan split
point dari katup P sesuai dengan beban yang
diberikan pada ban belakang.
LSPV
LSPV dapat menghindari rem belakang bekerja
Control the effectiveness
berlebihan, penguncian, selip, dan juga
Out line memungkinkan bagi LSPV untuk mendapatkan
Rear wheel cylinder hydr. pressure

d
tenaga pengereman yang besar bila beban roda
Split points ade
y lo belakang besar.
. full
Veh
Cylinder cup
to Rear wheel
cylinder
LSPV umumnya digunakan pada kendaraan truk,
ade
d yang beban roda depan dan belakangnya berubah-
unlo
icle
from Master
cylinder
Veh ubah sesuai dengan jumlah muatannya.
Piston Beban muatannya dideteksi oleh load-sensing
Valve Master cylinder (front wheel cylinder) spring yang terpasang diantara rear axle housing
seal hydr. pressure
Valve body dan rangka atau bodi. Split point dapat
Extends
disesuaikan dengan menyetel kekuatan pegas.
Load-sensing spring
Kadang-kadang sebuah LSPV ganda digunakan
Cross section untuk pipa diagonal pada kendaraan FF.

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 15


Foot Brake

Rem Cakram
Before operation
1. Konstruksi
(1) Disc brake caliper
Disc brake terdiri dari komponen-komponen
(1) Disc brake caliper
berikut.
(4) Piston
(1) Disc brake caliper
(2) Disc brake pad (3) Disc brake rotor (2) Disc brake pad
(3) Disc brake rotor
During operation (4) Piston
(5) Fluid

2. Cara kerja
Disc brake mendorong piston menggunakan
tekanan hidrolis yang dikirim melalui sirkuit rem
dari master cylinder untuk membuat disc brake
pad menjepit kedua sisi disc brake rotor dan
menghentikan putaran ban.
Karena disc brake rotor dan disc brake pad saling
menggesek, terjadi panas akibat friksi tadi. Tetapi,
karena disc brake rotor dan brake body terbuka,
panas friksi yang terjadi dapat dengan mudah
menguap.

3. Penyetelan Rem
Karena celah rem dapat disesuaikan secara
otomatis oleh piston seal, celah rem tidak perlu
Piston seal changes shape Piston seal returns piston by disetel secara manual.
as piston moves. amount of its deformation.
Disc brake caliper Clearance
Ketika pedal rem ditekan, tekanan hidraulik
menggerakkan piston dan mendorong disc brake
pad untuk menjepit disc brake rotor.
Pada saat ini, piston bergerak sambil merubah
bentuk piston seal . Saat pedal rem dilepaskan,
Piston
Disc brake pad Amount of Amount or piston seal kembali ke bentuk semula, sehingga
Disc brake rotor deformation return
dapat menggerakkan piston menjauhi disc brake
Brakes applied Brakes released pad.
Karenanya, walaupun disc brake pad sudah aus
dan piston bergerak, jarak pengembalian posisi
piston selalu sama, sehingga celah antara disc
brake pad dan disc brake rotor dipertahankan
pada jarak yang konstan.

4. Penurunan minyak rem


Jumlah minyak rem pada tangki reservoir akan
Reservoir tank menurun bila disc brake pad atau disc brake lining
aus. Oleh karena itu, keausan dari disc brake pad
atau disc brake lining atau lining disc brake dapat
dihitung dengan mengecek level minyak
Piston
rem pada tangki reservoir.
Master cylinder
Disc brake pad Karena diameter piston cukup besar, keausan disc
brake pad atau disc brake lining pada rem tromol
akan menyebabkan penurunan level minyak rem
yang cukup tajam pada tangki reservoir.
Brakes pad wear After pad wear

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 16


Foot Brake

5. Indikator keausan Pad


Ketika disc brake pad aus dan perlu diganti,
indikator keausan disc brake pad menghasilkan
suara lengkingan tinggi untuk memberi
Direction of disc brake rotor rotation
peringatan pada pengemudi.
Pad wear indicator
(1) Konstruksi dan cara kerja
Saat ketebalan bantalan dikurangi menjadi kurang
Pad wear
indicator dari yang telah disebutkan, indikator keausan
bantalan, yang terdapat pada piringan belakang
bantalan, berhubungan dengan disc brake rotor
dan mengeluarkan suara lengkingan saat mobil
Backing berjalan.
plate

Disc brake pad Anti-squeal shim


Before pad wear After pad wear

Fixed caliper type Floating caliper type 6. Tipe Caliper rem Cakram
Hydraulic
Berikut ini penjelasan beberapa tipe caliper.
Disc brake
caliper
pressure (1) Tipe Fixed
Caliper tipe fixed mempunyai sepasang piston
Torque plate untuk mendorong disc brake rotor pada kedua
Pin
Disc brake pads
Disc brake rotor
sisinya.
Steering knuckle
(Fixed) (2) Tipe Floating
FS type AD type PD type Kaliper tipe floating hanya memiliki satu piston
Torque plate Pin Torque plate Bolt yang tertempel pada satu sisi caliper-nya. Piston
Pin berperan sebagai penerima tekanan hidrolis.
Inner pad
Disc brake Apabila disc brake pad ditekan,kaliper akan
caliper
Bolt
bergerak ke arah yang berlawanan dari posisi
Disc brake
caliper
Pin
Disc brake
caliper
piston, dan mendorong disc brake rotor dari kedua
Torque plate
Bolt sisinya. Akibatnya, kaliper akan menghentikan
putaran roda. Ada beberapa jenis kaliper tipe
floating, tergantung dari metode pemasangan
caliper pada disc rotor-nya.

7. Beberapa tipe disc brake rotor


Tipe-tipe dari disc brake rotor akan dijelaskan di
bawah ini.
• Tipe Solid
Terbuat dari sebuah disc brake rotor tunggal.
• Tipe Ventilated
Terdapat lubang di bagian dalamnya. Sangat
baik untuk mengurangi panas.
• Dengan tipe drum
Built-in drum brake untuk rem parkir.

Solid type Ventilated type

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 17


Foot Brake

1. Konstruksi
Drum brake terdiri dari komponen-komponen
berikut.
(1) Wheel cylinder
(2) Brake shoe
(6) Piston (7) Piston cup
(1) Wheel cylinder (3) Brake lining
(2) Brake shoe (5) Brake drum
(4) Return spring
(5) Brake drum
(3) Brake lining
(6) Piston
(7) Piston cup
(4) Return spring

2. Cara kerja
Drum brake menghentikan putaran ban
menggunakan tekanan hidrolis yang dikirimkan
dari master cylinder pada wheel cylinder untuk
menekan sepatu rem (brake shoe) pada teromol
rem (brake drum), yang berputar bersama dengan
ban.
Saat tekanan hidrolis pada wheel cylinder hilang,
tenaga pegas pembalik menekan brake shoe ke
arah dalam permukaan teromol agar kembali ke
posisi semula.
Brake shoe dikelilingi oleh brake drum, pelepasan
panas yang dihasilkan terhambat. Tipe rem ini
kurang tahan panas.

3. Leading shoe dan trailing shoe


Wheel cylinder Ketika wheel cylinder menerima tekanan
Direction of
drum rotation hidrolis, sepatu rem pada kedua sisi teromol
ditekan melawan bagian dalam teromol dengan
Self-
energing
tenaga sama dengan tenaga hidrolis dari piston.
function Seperti yang diperlihatkan pada gambar di
sebelah kiri, tenaga tekan yang dihasilkan
pada sepatu rem sebelah kiri dan kanan berbeda.
Tenaga gesek menyebabkan sepatu rem sebelah
kiri menggigit ke dalam teromol searah dengan
Leading shoe
Trailing shoe putarannya. Sedang sepatu rem sebelah kanan
menerima tenaga penolakan dari putaran teromol,
sehingga terjadi penurunan tenaga tekan.
Aksi yang menaikkan tenaga gesek dengan
menggigit ke dalam teromol disebut dengan
fungsi self energizing, dan sepatu rem yang
menerima fungsi ini disebut dengan leading shoe,
dan sepatu rem yang tidak menerima fungsi ini
disebut dengan trailing shoe.

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 18


Foot Brake

4. Tipe rem tromol


Fixed wheel cylinder Fixed wheel Terdapat beberapa macam tipe rem teromol,
cylinder
tergantung pada kombinasi dari leading dan
trailing shoe. Tentu penggunaan yang benar harus
sesuai dengan tujuan fitur yang dihasilkan oleh
Fixed wheel
Fixed anchor
cylinder leading dan trailing shoe.
Leading-and-trailing type
Two-Leading type • Tipe Leading-and-trailing
• Tipe Two-leading
• Tipe Uni-servo type
Fixed wheel cylinder Fixed wheel • Duo-servo type
cylinder
Panah biru:
Arah rotasi roda
Adjusting Adjusting Panah jingga:
cylinder cylinder
Arah gerakan piston
Uni-servo Duo-servo type
type

Forward Backward

Leading shoe
Trailing shoe

Fixed wheel cylinder Fixed wheel


cylinder

Fixed wheel
Fixed anchor
cylinder
Two-Leading type
Leading-and-trailing
type

Fixed wheel cylinder Fixed wheel


cylinder

Adjusting Adjusting
cylinder cylinder

Uni-servo type Duo-servo type

Forward Backward

Leading shoe
Trailing shoe

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 19


Foot Brake

5. Penyetelan celah
(1) Auto adjustment type (2) Manual adjustment type

(1) Tipe penyetelan Auto


Adjust lever Garis yang disematkan pada permukaan brake
shoe lever
Adjustor shoe menjadi aus karena penggunaan rem. Celah
Adjust lever
antara drum dan garis harus secara berkala
Gap is larger disesuaikan untuk menjaga hentakan tekanan
Adjustor
pedal yang benar.
Brake shoe
Rem tipe auto adjustment secara otomatis
menyesuaikan celah.
Adjust lever
Adjustor
Tipe auto adjustment bekerja saat parking brake
Drum
sedang digunakan atau saat pengereman, dan pada
kedua kondisi tersebut sebuah adjuster diputar
Gap between shoe and
drum is larger oleh tuas adjust untuk menyesuaikan celah.
The adjust lever turns
the adjustor

Expand
(2) Tipe penyetelan manual
Ukur diameter dalam teromol rem
Putar adjuster untuk menyesuaikan diameter luar
brake shoe sehingga menjadi tepat 1mm (0.039
in.) lebih kecil dari diameter dalam teromol rem.
Dengan menggunakan obeng, putar sekrup
adjusting dan lebarkan sepatu rem hingga teromol
Contract terkunci.
Putar sekrup adjusting kembali ke nomor yang
diberikan. Lihat repair manual untuk nomor
tersebut.

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 20


Parking Brake

Tipe tuas rem parkir


Lever type Pedal type 1. Tipe tuas
Umumnya digunakan pada kendaraan penumpang
dan niaga.
2. Tipe stick
Parking
Digunakan pada beberapa kendaraan niaga. Pada
pedal saatt ini pembebasan dioperasikan lewat pedal.

Lock
Release

Drum brake type Disc brake type


Beberapa Tipe Bodi rem Parkir
Brake shoe Brake shoe
Ada beberapa tipe, tergantung dari tipe dari rem
Shoe lever Piston
belakang.
Parking
brake
cable

Disc brake pad


Parking brake cable
Shoe lever

Devoted parking brake type Center brake type

Shoe lever
Brake shoe

Brake shoe
Parking brake cable Disc brake pad

Drum brake type Disc brake type


1. Tipe foot brake sharing
(1) Tipe rem teromol
Brake shoe Brake shoe Shoe lever Piston
Tipe ini menggunakan bodi rem teromol
Parking
brake
untuk menahan ban. Rem kaki roda belakang
cable digunakan pada kendaraan dengan rem
teromol.
Parking brake cable
Disc brake pad (2) Disc brake type
Shoe lever
Tipe ini menggunakan bodi disc brake untuk
Center brake type menahan ban. Rem kaki roda belakang
digunakan pada mobil-mobil berpenumpang
Brake shoe ringan dengan disc brake.

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 21


Parking Brake

2. Center brake type


Drum brake type Disc brake type
Tipe ini menggabungkan rem parkir tipe drum
Brake shoe Brake shoe Shoe lever Piston antara transmisi dan poros propeller.
Parking Umumnya digunakan pada bus dan truk. Satu rem
brake
cable saja dapat menghasilkan tenaga pengereman yang
cukup karena sistem pengereman diletakkan
Parking brake cable
Disc brake pad sebelum deselerasi putaran (baca: reduksi
Shoe lever
putaran) yang dilakukan oleh diferensial.
Center brake type

Brake shoe

Fading
Ketika dilakukan pengeremen (tanpa engine
braking) pada jalan menurun secara konstan,
lining dan pad sepatu rem menjadi sangat panas
karena gesekan . Koefisien gesek pada lining dan
permukaan pad rem piringan berkurang , dan rem
menggunakan sedikit gaya pengereman pada saat
pedal rem diinjak dengan gaya besar.

0.6
Coefficient friction (µ)

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1

0 100 200 300 400 500


Temperature (°C)

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 22


Parking Brake

Pedal Rem Disetel Tinggi


Pedal height Pedal freeplay
Menggunakan penggaris untuk mengukur
Adjusting point ketinggian pedal rem . Jika diluar spesifikasi ,
Lock nut setel ketinggian pedal.
Push rod Langkah yang diminta untuk mencapai gaya
pengereman yang baik.
Setel rem sehingga tidak mengerem ketika pedal
tidak diinjak.
Ketika mesin mati , injak pedal rem beberapa kali
sehingga brake booster tidak bekerja. Kemudian
tekan perlahan pedal dengan tangan dan ukur
freeplay pedal dengan penggaris.

Lever type Lock nut Penyetelan Langkah Rem Parkir


Adjusting nut
Gunakan langkah berikut ini untuk menyetel.
1. Mengendorkan the lock nut.
2. Memutar baut penyetel atau hexagon penyetel
sampai parking brake lever atau langkah
pedal benar.
Stick type
3. Kencangkan baut.
PETUNJUK:
Adjusting
nut Sebelum menyetel langkah rem parkir (atau
pedal) , pastikan celah sepatu rem sudah disetel.
Lock nut
Adjusting
nut

Lock nut

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 23


Latihan

Pertanyaan - 1
Pernyataan-pernyataan berikut berhubungan
dengan bagian-bagian konstruksi dari sistem rem.
Tandai setiap pernyataan Benar atau Salah.

No. Question Benar atau salah Mengacu


halaman

1 Master cylinder mengubah tenaga yang ditekan oleh pedal rem Benar Salah
menjadi tekanan hidrolis.

2 Booster rem menggunakan tenaga gerak mesin untuk menghasilkan True False
tenaga pengereman yang lebih besar bila dibandingkan dengan
tenaga yang ditekan oleh pedal rem.

3 Katup proportioning menghindarkan penguncian lebih awal pada True False


roda depan.

4 Disc brake sangat kuat menghadapi panas gesekan, yang dihasilkan True False
selama pengoperasian rem, bila dibandingkan dengan rem teromol.

Pertanyaan - 2
Pilih tekanan (N) yang sesuai yang digunakan
untuk piston C.

1 3000 N
2 4000 N
3 5000 N
4 8000 N

Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 24


Latihan

Pertanyaan - 3
Ilustrasi berikut memperlihatkan bagian-bagian
konstruksi dari disc brake. Cocokkan bagian-
bagian tersebut (a sampai d) dengan angka 1
sampai 4.

a. Disc brake pad 1. a b c d


b. Piston 2. a b c d
c. Disc brake caliper 3. a b c d
d. Disc brake rotor 4. a b c d

Pertanyaan - 4
Ilustrasi berikut memperlihatkan bagian-bagian
konstruksi dari rem teromol. Cocokkan bagian-
bagian tersebut (a sampai e) dengan angka 1
sampai 5.

a. Return spring 1. a b c d e
b. Brake drum 2. a b c d e
c. Brake shoe 3. a b c d e
d. Wheel cylinder 4. a b c d e
e. Brake lining 5. a b c d e
Diagnosis Technician – Course 2 – Brake – Brake System 25

Anda mungkin juga menyukai