Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidkan

Volume 4 No 1 Maret 2021

SESI KEARIFAN LOKAL BERSAMA MURID SEKOLAH DASAR


DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DI KOTA SEMARANG, JAWA
TENGAH

Yudith Vega Paramitadevi1), Henny Endah Anggraeni2)


Prodi Teknik dan Manajemen Lingkungan, Sekolah Vokasi, IPB University1)
Prodi Paramedik Veteriner, Sekolah Vokasi, IPB University2)
e-mail: yudith.vega@apps.ipb.ac.id

ABSTRAK
Banjir, kesulitan pasokan air bersih dan hilangnya spesies tertentu merupakan akibat yang timbul dari
perubahan iklim. Semarang sebagai salah satu kota pesisir di Pulau Jawa juga memiliki kerentanan ter-
hadap perubahan iklim. Terjadinya “rob” atau intrusi air laut ke daratan dan kekeringan berkepanjangan
hingga menyebabkan pasokan air tanah berkurang merupakan isu pokok. Adaptasi perubahan iklim lam-
bat laun perlu dilakukan agar isu-isu tersebut teratasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
pendampingan adaptasi perubahan iklim yang berbalut kearifan lokal, bagi peserta didik di tingkat pen-
didikan dasar. Tujuan kegiatan pendampingan melalui program IPB Mengabdi adalah tercapainya tingkat
kepahaman peserta didik terhadap kearifan lokal sebagai bentuk adaptasi iklim. Metode pendampingan
dilakukan satu sesi, pelaksanaannya mulai dari tahap identifikasi media dan peserta didik, tahap imple-
mentasi dengan platform daring, dan tahap evaluasi untuk mengukur kepuasan guru terhadap materi
pendampingan. Selama pelaksanaan, peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan antusias
mengerjakan penugasan mandiri. Hasil survei kepuasan guru menunjukkan nilai likert sebesar 2 yang
berarti puas terhadap materi yang disampaikan, guru dapat mengaplikasikan materi di kelas dan dapat
berpartisipasi langsung dalam menilai tugas mandiri peserta didik. Kegiatan ini dapat dilaksanakan kem-
bali pada periode berikutnya, dengan metode penyampaian yang lebih menarik.

Kata kunci : kearifan lokal, perubahan iklim, peserta didik, sekolah dasar, Semarang

ABSTRACT
Floods, water supply difficulties and the loss of certain species are the consequences of climate change.
Semarang as one of the coastal cities in Java Island also has vulnerability to climate change. The occur-
rence of "rob" or intrusion of sea water into the land and a prolonged drought that causes the groundwa-
ter supply to decrease are the main issues. These climate change issues should be resolved through adap-
tation method. One effort is climate change adaptation assistance wrapped in local wisdom, for students
at the elementary school. The aim of the mentoring activities through the IPB Mengabdi program is to
achieve the level of understanding of students towards climate adaptation. The mentoring method is car-
ried out in one session, the implementation starts from the identification stage of media and students, the
implementation stage with an online platform, and the evaluation stage to measure teacher satisfaction
with the mentoring material. During implementation, students can answer questions and enthusiastically
work on independent assignment. The results of the teacher satisfaction survey showed a likert value of 2
which means that they are satisfied with the material presented, the teacher can apply the material in
class and can participate directly in assessing students' independent assignment. This activity can be car-
ried out again in the next period, with a more attractive delivery method.

Key words: climate change, elementary school, local wisdom, students, Semarang

46
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidkan
Volume 4 No 1 Maret 2021

A. PENDAHULUAN Keefektifan diukur melalui modifikasi


proses pembelajaran, salah satunya
Kearifan lokal menurut Undang-
menggunakan kearifan lokal sebagai
Undang No 32 tahun 2009 tentang Per-
media saat belajar atau sebagai ice
lindungan dan Pengelolaan Lingkungan
breaking di sela-sela proses belajar
pada Pasal 1 ayat 30 didefinisikan se-
(Fitrianita et al. 2018, Rohaeti et al.
bagai nilai-nilai luhur yang berlaku da-
2019). Kearifan lokal sebagai langkah
lam tata kehidupan masyarakat untuk
adaptatif di Kota Semarang yang dapat
antara lain melindungi dan mengelola
diajarkan berupa pengetahuan tentang
lingkungan hidup secara lestari. Kearifan
merawat alam (Sesaji Rewanda, Kirab
lokal dalam pembelajaran pendidikan
Bende Nangkasawit, Merawat Mata Air)
dasar merupakan basis pendidikan
dan pengenalan terhadap batik Sema-
karakter yang mengajarkan nilai-nilai
rangan (yang dipenuhi corak alam).
kejujuran, cinta tanah air, cinta seni
sekaligus perlindungan terhadap ling- Program IPB Mengabdi Batch 1
kungan (Rukiyati 2017). tahun 2020 yang diselenggarakan oleh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kearifan lokal dalam kaitannya
Masyarakat (LPPM) IPB University mem-
dengan perubahan iklim merupakan
berikan kesempatan pada Penulis untuk
upaya adaptasi masyarakat lokal ter-
melakukan pembelajaran secara daring
hadap kerentanan wilayah mereka. Se-
kepada peserta didik pada salah satu
marang, kota pesisir yang memiliki 16
Sekolah Dasar di Kota Semarang, yakni
Kelurahan, menurut penelitian Miladan
SD Bukit Aksara. Fokus Penulis pada
(2009) memiliki kerentanan rendah
kegiata ini adalah memberikan satu sesi
hingga sedang terhadap kerawanan ke-
pendampingan mengenai upaya kon-
naikan air laut. Kawasan dengan keren-
servasi lingkungan berbasis kearifan lo-
tanan rendah seluas 2241 Ha dan kawa-
kal, dalam rangka tindakan adaptif ter-
san dengan kerentanan sedang seluas
hadap perubahan iklim. Manfaat dari
431 Ha. Alternatif strategi yang dapat
hasil pengabdian masyarakat ini adalah
dikembangkan untuk mengatasi perma-
memperkaya pengetahuan peserta didik
salahan tersebut adalah strategi akomo-
sehingga kesadaran untuk merawat ling-
datif, strategi retreat dalam bentuk adap-
kungan sebagai upaya adaptasi peru-
tasi. Dengan demikian, pendampingan
bahan iklim timbul melalui local wisdom.
terhadap masyarakat terdampak pada
umumnya dan peserta didik pada khu- B. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
susnya penting dilakukan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada
Kegiatan pendampingan kepada tanggal 25 September 2020 di SD Bukit
peserta didik, terutama pendidikan da- Aksara Kota Semarang yang beralamat di
sar mengacu pada UU Sisdiknas no 20 Jl Prof Sudarto No 40, Kel Sumurboto,
tahun 2003 yang menyebutkan bahwa Kec Banyumanik, Kota Semarang. Subyek
pembelajaran efektif dilaksanakan dari kegiatan pengabdian ini adalah
dengan suasana aktif dan motivatif. murid-murid SD yang berusia 8-12 tahun

47
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidkan
Volume 4 No 1 Maret 2021

atau setara kelas 2-6 berjumlah 59 anak. (5 menit), memberikan pengetahuan


Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari 3 mengenai jenis-jenis motif batik se-
tahapan yakni : marangan (10 menit) serta evaluasi
akhir berupa kuis untuk murid-murid
a. Perencanaan, meliputi sosialisasi dan
(10 menit) (Gambar 1). Hasil akhir
perizinan. Perizinan dilaksanakan
penugasan mandiri berupa dokumen-
oleh ketua tim pengabdian masyara-
tasi yang diunggah murid-murid me-
kat dari Sekolah Vokasi IPB yakni drh.
lalui media sosial Instagram atau Fa-
Henny Endah Anggraini, MSc. Anggota
cebook dengan hashtag
tim dalam kelompok kegiatan ini
#IPB&BukitAksara.
melibatkan dosen-dosen Sekolah
Vokasi IPB lainnya dengan topik mas-
ing-masing, yakni Ima Kusumanti, SPi,
MSc dan Antonya Rumondang Sinaga,
SE, MM. Ketua tim menginformasikan
sasaran dan tujuan kegiatan IPB
Mengabdi kepada kepala sekolah SD
Bukit Aksara. Kepala Sekolah kemudi-
an mensosialisasikan kegiatan kepada
guru dan murid-murid sekolah.
Penulis mempersiapkan materi-
materi mengenai tayangan Kearifan
Lokal Merawat Mata Air di Kota Se-
marang dan penugasan mandiri, te-
Gambar 1 Penyampaian kegiatan
bak-tebakan mengenai dialek sema-
menggunakan platform zoom
rangan, tayangan mengenai jenis-jenis
motif batik semarangan dan evaluasi Evaluasi, kegiatan dilaksanakan
untuk murid-murid. Adapun penu- tidak terlalu formal dengan memberikan
gasan mandiri yang diberikan kepada instrumen angket via zoom poll atau
para murid adalah penjelasan konsep google form kepada pendamping (guru
aliran air tanpa menggunakan pompa. SD Bukit Aksara). Kegiatan evaluasi dil-
b. Implementasi, kegiatan utama adalah akukan terhadap pendamping agar
pembukaan dan sambutan kemudian keberlangsungan pengabdian masyara-
diarahkan ke kelas masing-masing. kat di SD Bukit Aksara terjaga.
Secara daring, implementasi
Pengambilan data sekunder dil-
menggunakan media zoom yang dise-
akukan dengan studi pustaka (kondisi
diakan oleh Sekolah Vokasi IPB. Penu-
Kota Semarang, penduduk Kota Sema-
lis menjelaskan tayangan Kearifan Lo-
rang, company profile SD Bukit Aksara),
kal Merawat Mata Air dan penugasan
teknik analisis yang digunakan adalah
mandiri (15 menit), memandu ice
deskriptif kualitatif.
breaking dengan memberikan tebak-
tebakan mengenai dialek semarangan

48
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidkan
Volume 4 No 1 Maret 2021

C. HASIL DAN PEMBAHASAN istik topografi kondisi berbukit.


Sebenarnya kondisi ini kurang sesuai ka-
1. Sekilas tentang Perubahan Iklim di
rena siklus ekologis/ air di Kota Sema-
Kota Semarang
rang arah alirannya dari kawasan per-
Kota Semarang pada awal bukitan menuju kawasan pesisir. Berku-
perkembangannya berpusat pada wila- rangnya daerah resapan air di kawasan
yah pesisir yang memilki arah perkem- perbukitan Kota Semarang tentu saja
bangan kota terpencar (urban sprawl). memperparah degradasi lingkungan
Saat sarana dan prasarana terbangun yang terjadi di wilayah pesisir Kota Se-
pada zaman penjajahan Belanda, Sema- marang, akibatnya kuantitas dan inten-
rang makin berkembang dengan pusat sitas banjir semakin meningkat.
kotanya di sepanjang Jl Pandanaran. Ba-
Berdasarkan peta kerawanan Di-
tas kota Semarang mulai melebar sejak
posaptono (2009), diprediksi bahwa
tahun 1950 di daerah Kerobokan, Seroja,
wilayah pesisir Kota Semarang yang ter-
Pleburan, Jangli dan Mrican. Luasan kota
genang setelah kenaikan paras muka air
juga berkembang pesat setelah tumbuh
laut dalam 20 tahun mendatang sebesar
Pasar Johar, Bulu, Dargo, Karangayu dan
16 cm yakni seluas 2672.2 Ha. Berdasar-
Langgar. Sarana transportasi semakin
kan interprestasi data SIG yang ada,
lengkap dengan adanya Stasiun Bubakan,
diketahui bahwa dari 6 kecamatan
daerah Srondol/ Banyumanik berkem-
pesisir Kota Semarang hanya 5 kecama-
bang menjadi daerah pemukiman,
tan yang diprediksikan sebagian wila-
perdagangan/ jasa dan industri (Pur-
yahnya akan tergenang banjir dan “rob”
wanto 2005 dalam Miladan 2009). Tum-
akibat kenaikan permukaan air laut.
buhnya Kota Semarang mulai
Kecamatan-kecamatan tersebut yakni
memunculkan berbagai permasalahan
Kecamatan Genuk, Kecamatan Gayamsa-
degradasi lingkungan pesisir. Dalam hal
ri, Kecamatan Semarang Barat, Kecama-
ini terjadinya bencana rob maupun ban-
tan Semarang Utara, dan Kecamatan
jir di Kota Semarang yang menjadikan
Tugu. Kecamatan Semarang Timur yang
kawasan pesisir Kota Semarang tidak
juga termasuk pada Kecamatan Pesisir
menjadi prioritas dalam perkembangan
Kota Semarang diprediksi belum terjadi
pemukiman.
kerawanan. Berdasarkan modifikasi data
Kondisi yang ada pada saat ini un- RDTRK Kota Semarang Tahun 2010-
tuk kawasan Kota Lama yang dimiliki 2030, diketahui bahwa jumlah bangunan
oleh Kota Semarang jika dilihat dari yang tergenang yakni sebanyak 2385
kondisi fisik lahannya sudah mengalami unit. Keberadaan bangunan tersebut ter-
degradasi lingkungan seperti kejadian sebar di 5 kecamatan pesisir, namun
“rob” maupun land subsidental konsentrasi sebaran bangunan tersebut
(penurunan muka tanah). Hal tersebut banyak terpusat di Kecamatan Semarang
menyebabkan pengembangan pem- Utara dan Kecamatan Semarang Barat.
ukiman mulai merambah daerah daratan Menurut Miladan (2009), pada wilayah
Kota Semarang yang memiliki karakter- yang tergenang, sebesar 21%

49
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidkan
Volume 4 No 1 Maret 2021

penduduknya belum menggunakan sam- negara-negara maju dan sekarang diga-


bungan PDAM. Mereka merupakan war- gas oleh Kementerian Pendidikan dan
ga terdampak yang masih menggunakan Kebudayaan RI dalam mempersiapkan
air tanah, mata air terlindungi dan air WNI menjadi warga yang mampu ber-
permukaan langsung. sinergi dan produktif.

Kecamatan Banyumanik tempat Sekolah ini telah medapatkan


Penulis melaksanakan pengabdian akreditasi A, selain berlingkungan nya-
masyarat memang tidak termasuk keca- man, sekolah Bukit Aksara juga menjadi-
matan yang mengalami kerentanan “rob” kan guru-guru sebagai fasilitator.
maupun banjir, namun wilayah kecama- Keterlibatan orangtua dalam pembelaja-
tan tersebut terletak di kawasan per- ran siswa aktif, lokakarya guru, visitasi
bukitan Srondol yang secara geografis guru ke rumah saat pandemi, dukungan
merupakan wilayah resapan air bagi IT oleh sekolah dan home learning pro-
pesisir kota Semarang. Dengan demikian ject merupakan daya tarik sekolah terse-
pendampingan terhadap para murid di but. Kurikulum yang terbuka di sekolah
usia SD diperlukan, agar kesadaran me- ini merupakan keunggulan tersendiri se-
rawat air dan lingkungan muncul. Para hingga IPB Mengabdi dapat dilaksanakan
murid juga diharapkan menjadi agile sebagai salah satu bagian pembelajaran
learner yang adaptif terhadap perubahan thematic learning program yang terin-
iklim. tegrasi.

2. Pembelajaran di SD Bukit Aksara 3. Evaluasi Pelaksanaan Sesi Pen-


dampingan Kearifan Lokal di SD
Sekolah Bukit Aksara merupakan
Bukit Aksara
sekolah nasional bagi PAUD dan SD yang
berdiri tahun 2000 dibawah naungan Evaluasi sesi pendampingan dil-
Yayasan Sanggar Aksara, dipimpin oleh aksanakan oleh guru pendamping murid
Dr Yulianti Siantajani, SPd. Sekolah ini sebanyak 6 orang dengan hasil sebagai
berprinsip pada layanan pendidikan berikut (Tabel 1). Semakin kecil nilai lik-
sesuai perkembangan anak dan pem- ert, semakin tinggi tingkat kepuasan
belajaran untuk memecahkan masalah. guru pendamping murid.
Anak-anak murid didiknya dibekali
Tabel 1 Evaluasi kriteria sesi pendamp-
dengan kemampuan berpikir kritis, kre-
ingan oleh Penulis
atif, kolaboratif dan komunikatif.
Nilai (Skala
Pendekatan kurikulum menurut Aspek Kriteria
1-5)
company profilenya dilakukan berbasis  Materi pendampingan 2
proyek, dimana Science, Technology, En- mudah dimengerti
gineering, Art and Matematics (STEAM)  Materi pendampingan 2
diintegrasikan dalam kegiatan-kegiatan bisa diimplementasikan
proyek yang dibuat anak untuk mem-  Materi sesuai untuk murid 2
bangun proses scientific thinking. STEAM kelas II-VI
merupakan landasan keilmuan bagi  Metode yang disampaikan 3

50
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidkan
Volume 4 No 1 Maret 2021

sesuai Gambar 2 Pengerjaan mandiri peserta


 Metode yang disampaikan 3 didik sesuai tema “Merawat Air”
efektif
 Guru dapat menilai hasil 2 Kegiatan ice breaking berupa te-
pekerjaan murid bak-tebakan dengan dialek semarangan
 Guru dapat mengaplikasi- 2 menunjukkan sikap moral masyarakat
kan di kelas lainnya Semarang yang pantang menyerah, ter-
Sumber : Analisis Penulis (2020) tarik dengan hal-hal baru sekaligus ikut
ndarbèni (baca: memiliki) budaya lokal
Berdasarkan nilai-nilai dalam Tabel
setempat. Dialek semarangan di-
1, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pengaruhi oleh kondisi heterogen
yang disampaikan oleh Penulis ber-
masyarakatnya dan kondisi geografis
manfaat bagi murid-murid maupun guru,
pegunungan serta pesisir sekaligus. Para
atau setidaknya menggugah kesadaran
pemakai dialek semarangan senang me-
untuk memperhatikan kondisi ling-
nyingkat frasa, “Bang-Jo”, “Mang-Pi”,
kungan sekitarnya. Hasil kegiatan pen-
“Bon-Bin”, beberapa paham dengan
dampingan dapat dilihat pada Gambar 2
istilah, “sebeh”, “semeh” dan yang paling
dan 3.
populer, “rob”. Murid-murid paham
Gambar 2 (mengerjakan pekerjaan dengan istilah-istilah tersebut, terutama
mandiri) menunjukkan bahwa murid- ketika Penulis menyebut kata “rob”. Rob
murid tertarik untuk menunjukkan ke- merupakan genangan menahun di seki-
mampuan belajar STEAM sesuai filosofi tar Kota Semarang bagian Utara
sekolah, sekaligus mempraktekkan me- disebabkan intrusi air laut.
rawat air. Merawat air sesuai sesi pen-
Motif-motif batik semarangan su-
dampingan bertujuan mengajarkan kon-
dah diminati bersama motif-motif batik
sep fisika sederhana, mengajarkan cara
kota lainnya, seperti kota Pekalongan
menampung air supaya tidak terbuang
dan kota Lasem. Motif batik yang
(konservasi air sederhana) sekaligus
populer menggambarkan ragam hias flo-
konservasi energi dengan pengurangan
ra dan fauna khas semarangan, yakni
pemakaian pompa. Kearifan lokal
pohon asem dan kera kreo juga lambang
tercermin dalam budaya masyarakat
figuratif berupa Lawang Sewu, Gereja
setempat yakni meruwat sumber-
Blenduk dan Klenteng Sam Poo Kong se-
sumber mata air dan memberikan sesaji
bagai aset historis Kota Semarang. Pen-
kepada alam (Sesaji Rewanda dan Kirab
jelasan motif-motif batik tersebut juga
Bende Nangkasawit).
mengartikan, murid-murid perlu me-
mahami kondisi pohon asem dan kera
kreo sebagai flora dan fauna endemik
yang jumlahnya semakin menurun tiap
tahunnya. Sesi evaluasi akhir berupa kuis
yang harus dijawab oleh para murid
setelah penjelasan dilakukan Penulis
(Gambar 3). Hasil akhirnya hampir kese-

51
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidkan
Volume 4 No 1 Maret 2021

luruhan murid dapat menjawab pertan- uasi akhir. Secara keseluruhan kegiatan
yaan-pertanyaan yang diberikan oleh daring ini dapat dilanjutkan di periode/
Penulis. Meskipun kegiatan pendamp- tahun berikutnya.
ingan ini hanya berlangsung dalam satu
DAFTAR PUSTAKA
sesi, Penulis berharap kesadaran adaptif
para murid sebagai warga kota Sema- Diposaptono S. 2009. Menyiasati Peru-
rang dalam menghadapi perubahan iklim bahan Iklim di Wilayah Pesisir
timbul. dan Pulau-Pulau Kecil. Bogor: Bu-
ku Ilmiah Populer.

Fitrianita E, Widyasari F, Pratiwi WI.


2018. Membangun Etos dan
Kearifan Lokal melalui Foklor:
Studi Kasus Foklor di Tembalang
Semarang. Endogami: Jurnal Ilmi-
ah Kajian Antropologi. Vol 2 No 1.

Miladan, N. 2009. Kajian Kerentanan


Wilayah Pesisir Kota Semarang
Gambar 3 Sesi evaluasi akhir bersama
terhadap Perubahan Iklim.
peserta didik
[Skripsi]. Universitas Diponegoro
D. SIMPULAN Semarang.
Kegiatan IPB Mengabdi bertopik Rohaeti, EE, Nabila PNS, Muharrom A.
sesi kearifan lokal bermanfaat untuk 2019. Program Pendampingan
sharing pengalaman dan pengetahuan Berbasis Kearifan Lokal Desa Adat
kepada peserta didik pada pendidikan Senaru Dalam Meningkatkan Mo-
dasar. Menurut hasil penilaian kepuasan tivasi Belajar Anak-Anak Desa
terhadap guru, diperoleh skala sangat Adat Senaru (Program Pengabdi-
puas (skala 2) bahwa meteri pendamp- an Kepada Masyarakat di Desa
ingan sesuai untuk kelas II hingga VI, ma- Adat Senaru Kecamatan Bayan
teri dapat diterima, materi dapat Kabupaten Lombok Utara). Jurnal
diimplementasikan oleh guru, guru dili- Pengabdian Kepada Masyarakat
batkan dalam pelaksanaan. Ke depannya (Abdimas) IKIP Siliwangi. Vol 2
perlu dilakukan peningkatan terhadap No 1.
metode yang disampaikan oleh pemateri,
Rukiyati SL, Purwastuti A. 2017. Local
berdasarkan hasil kepuasan tersebut ju-
Wisdom-Based Character Educa-
ga. Harapan pemateri juga tercapai
tion Model in Elementary School
dilihat dari antusiasme peserta didik da-
in Bantul Yogyakarta Indonesia.
lam mengerjakan tugas yang diunggah ke
Sino-US English Teaching. Vol. 14,
media sosial, pertanyaan peserta didik
No. 5, 299-308.
selama sesi kearifan lokal disampaikan
doi:10.17265/1539-
dan kemampuan peserta didik dalam
8072/2017.05.003.
menjawab tebak-tebakan pada sesi eval-

52

Anda mungkin juga menyukai