Anda di halaman 1dari 6

CLEFT PALATE (PALATOSCHISIS)

1.Pendahuluan

Dalam 20 tahun terakhir, anjing domestik telah menjadi salah satu model hewan
untuk studi kelainan genetik dan cacat bawaan karena kemajuan dalam genetika dan
genomik. Dimana anjing sering lahir dalam keadaan cacat dengan bibr sumbing dan celah
pada langit-langit. Pada beberapa kasus sering ditemukan anjing bibir sumbing sering terjadi
pada anjing ras asli daripada blasteran, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu kelainan
bawaan yang bertanggunng jawab untuk kematian anka anjing. Clef palate sering terjadi pada
keturunan Beagle, Cocker Spaniel, Dachsund, Labrador Retriever, Miniature Schanured,
Anjing gembala Shetland, German Shepred Dog, West Highland White Terrier, Cairn
Terrier, Inggirs Toy Terrier, Collie, Cihuahua.

2.Etiologi

Faktor genetik yang menyebabkan terjadinya cleft palate, melalui kromosom X, tetapi
belum ada pembuktian bahwa cleft palate yang diwarisi ke keturunan ditentukan oleh gen
tunggal. Dalam penelitian lain ada beberapa kasus pernah dilaporkan adanya mutasi pada
kormosom mempengaruhi palatogenesis yang dikenal dengan Cleft Lip/Palate dan Sindaktili
(CLPS) yang dapat diwarisi ke anak-anak anjing. Faktor non genetik berupa faktor
lingkungan yang menyebabkan cleft palate adalah lebar kepala, yaitu kepala yang pendek
dan lebar yang khas pada ras anjing tertentu dapat mempengaruhi fusi dari outgrowts
palatine. Pemberian anabasine dan alkaloid jika berinteraksi dengan reseptor nicotinic dapat
menyebabkan cleft palate. Pemberian asam asetilsalisilat pada saat kebuntingan dapat
menyebabkan malformasi, salah satunya sumbing. Hypervitaminosis A pada anak anjing
dapat menyebabkan terjadinya cleft palate. Faktor lain yang berkontribusi pada cleft palate
adalah obat sitostatik, agen antijamur, serta gangguan metabolisme, infeksi virus tertentu,
trauma, stres, faktor hormonal selama masa kebuntingan, cedera pada kepala baik yang
disebabkan karena luka bakar, penetrasi benda asing, faktor nekrotik, maupun luka tembak.

3.Patogensis

Cacat pada bagian cleft palate terjadi selama masa kebuntingan dalam
perkembangan embrio. Pada anjing cleft palate biasa terjadi antara hari ke 25 dan 33. Pada
tahap awal perkembangan embrio adanya unit yang terkoordinasi untuk berkembang
menjadu komponen organ yang kompleks. Cacat yang terjadi karena faktor genetik atau
faktor non gentik mempenagruhi perkembangan nasal sehingga terbentuknya cleft palate.
Cleft palate terjadi oleh karena suatu kegagalan penyatuan dua prosesus maskilaris dekter
dan sinister atau kegagalan penyatuan prosesus fronto nasalis pada saat perkembangan
janin. Cleft palate yang terbentuk terdapat tiga grup.

Klasifikasi palatoschisis
Gambar 1: grup 1 unilateral kiri atau kanan: , grup II mempengaruhi palatum male
atau palataum mole dan durum, grup III bilateral.

4.Gejala klinis

Gejala klinis yang nampak setelah anak anjing lahir adalah kesulitan dalam makan,
masalah disfagia, jika terjadi sumbing besar maslah kesulitan menahan puting mamamme,
sehingga menyebabkan kekurangan gizi, pertumbuhan terhambat, bahkan kematian atau
kelaparan. Gejala lain adalah infeksi saluran pernafasan, mukosa hidung, batuk, bersin,
tersedak, tonsilitis, refluks sumbing langit-langit, cacat laryngological, gangguan
pendengaran, cleft palate infeksi sekunder dapat menyebabkan pneumonia aspirasi.

5.Diagnosa

Diagnosa klinis cleft palate adalah dengan melakukan palpasi, pemeriksaan tambahan
seperti diagnostik pemeriksaan fisik menyeluruh dan analisis yang komprhensif secara
sprodis memunkinkan deteksi kelainan bawaan lain yang terjadi bersamaan dengan cleft
palate. Pada pemeriksaan klinis mulut, cacat pada palate cukup mudah terdetksi meskipun
cleft palate sudah terjadi pada saat kebuntungan. Diagnosa banding meliputi cleft palate
kongenital sekunder, pasca trauma cleft palate, oronasal fistula, benda asing yang terjepit
dirongga mulut. Diagnose causative dapat dilihat dari penyebabnya apakah karena keturunan
atau karena faktro lingkungan.

6.Prognosa

Dari diagnosa klinis, diagnosa fungsional, dan diagnosa kausatif untuk kasul cleft
palate dapat disembuhkan atau fausta.

7.Treatment
Kasus : 1 Terapi Non Bedah

Kasus terapi non bedah dengan menggunakan custom dot pakan dan feeding pakan.
Pada jurnal dilakukan terapi non bedah dengan cara alternatif digunakan custom made dot
pakan prothesis palatal yang digunakan unutk memberikan pakan untuk anjing dengan
menggunkan bahan yang termoplastik. Dalam penelitian yaitu menggunakan dua anjing ras
spanyol pointer yang menderita cleft palate jantan dan betina juga anjing Shorhaired jerman
jantan dan betina, cleft palate pada penelitian diperoleh dari induksi celah pembelahan pada
anjing dewasa yang telah mendapat persetujuan dari oleh komunitas perlingunan hewan
dimadrid, spanyol. Pemberian metode protesis palatal dilakukan pada minggu ke -5, yang
awalnya ditempatakan pada mulut anjing pada waktu akan makan, pada hari berikutnya
anjing terbiasa memakainya dan tidak menunjukan tanda-tanda ketidaknyamanan. Dengan
adanya protesis palatal ini memunkinkan anjing makan dan minum seperti tidak menderita
cleft palate, minggu selanjutnya berat badan anjing mengalami peningkatan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa penggunaan permanen prothesis tidak menghambat pertumbuhan palatal
pada anak anjing dan dapat digunakan untuk anjing yang menderita cleft palate keturunan.

Gambar 2 : pembuatan dan penempelan protesis palatal (a). cleft palate lengakap primer dan
sekunder pada anjing spanish jantan yang berumur lima minggu. (b), cleft palate lengkap
primer dan sekunder pada anjing spanish jantan yang berumur lima minggu. (c). Cleft palate
dipasang silikon. (d). penempelan protesis palatal pada cleft palate , (e). Menyesuikan cleft
palate , (f). Hasil cetakan gips protesis palatal. (g). Dengan bantuan mesin termovacum
protesis palatal disesuaikan bentuknya, (h). dibuat lubang pada protesis palatal untuk
pertumbuhan gig, (i-k). protesis palatal dipasang pada cleft palate anjing.
Gambar 3 : (a). memberi makan anak anjing dengan dot diamati dari pandangan palatal, (b).
Memberi makan anak anjing diamati dari lateral, (c). Dot yang dihubungkan dengan botol
susu,(d). memberikan makan anak anjing, (e) anak anjing makan dengan menggunakan
protehsis palatal themroplastik, (f). Anak anjing minum dengan menggunakan prothesis
palatal thermoplastik.

Pembahasan kasus 1: Kasus Terapi Non Bedah

Dari kasus yang terjadi yang dapat dibahas yaitu penggunaan dot sebagai alternatif
pemberian pakan memberikan dampak positif karena dengan penggunaan dot kasus
pneumonia aspirasi dapat dikurangi dan tidak menghambat aktifitas menyusui dan
mengunyah sehingga tidak mengahambat perkembangan orofficial. Menyusui dan mengunya
sangat penting untuk keseimbangan yang tepat di otot selama pertumbuhan orofasial yang
diperlukan untuk pertumbuhan morfologi rahang normal dan oklusi gigi. Pneumonia aspirasi
dapat terjadi karena pada saat menyusui susu megalir kedalam hidung karena adanya celah
pada palate sehingga menyebbabkan bersin, tersedak, batu, dan nasal discharge. Penggunaan
dot dapat dikombinasikan dengan botol susu standar apapun. Selain itu penggunaan custom
mode dot pakan protehsis ini digunakan untuk menghindari efek negatif dari metode bedah,
yaitu berupa konsekuensi negatif bagi pertumbuhan rahang ats, merusak palatoplasti pada
wajah anak-anak, sehingga lebih mengarah ke penampilan non esttika, yang biasanya
membutuhkan rata-rata empat operasi selama masa bayi dan remaja dan perawatan ortodontik
yang mahal. Penggunaan metode ini harus dilakukan dengan kesabaran,karena diperlukan
waktu yang lama untuk penyembuhan. dan juga penggunaan teknik pemberian makan lain
dapat menyebabkan komplikasi. Penggunaan feeding palate sangat bermanfaat untuk
mencegah adanya lidah yang msuk ke cleft palate yang akan membuat celah semakin besar,
untuk menghindari tersedak saat makan atau minum, dan bermanfaat untuk memandu agar
pertumbuhan tulang alveoalar berada pada lengkung yang baik.

Kasus : 2 Terapi Bedah ( operasi )

Terapi bedah, pada kasus jurnal cleft yang parah dapat ditangani dnegan melakukan
pembedahan, pembedahan harus dilakukan secara terencana. Dan pemeliaharaan pasca bedah
sanagt diperlukan seperti munucul infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik, obat-obat
analgesik, serta pemeliharaan kebersihan dan kesehatan.

Kasus cleft palate

Untuk penangan bedah cleft palate yang harus dicatat yaitu informasi umur, berat
badan, lamanya perawatan dan perawatan trakeostomi sementara periode pasca bedah. Pada
saat sebelum operasi anjing tidak diberikan makan dan minum minimal 15 jam sebelum
anestesi, lalu induksi endokospi pada napas bagian atas dilkaukan ahli bedah. Palatum mole
diperiksa berkaitan dengan ketebalan manipulasi. Prosedur operasinya anjing ditempatkan
dengan posisi ventral dengan kepala ditahan dan posisi mulut terbuka. Lidah ditarik rostrally,
lalu palatum mole digenggan dengan menggunkan forcep atau jahitan ditarik rostrally,
sampai nasofaring dapat divisualisasikan. Pada ventral mukosa palatum mole dibuta titik
untuk proses palatina ditandai dengan pemotongan elektrokauter , lalu ventral mukosa
membntuk tarpesium dari rostrally ke tepi palatum mole caudal. Sisi lateral hanya melewati
medial ke tonsil. Jaringan lunak yang berda dibawah palatum mole dipotong bersama dengan
ventral mukosa langit-langit lunak, bagian akhit palatum mole berkurang di submukosanya,
tepi caudal langit-langit lunak ditarik rostrallyy ke tepi rostral dari sayatan trapezium.
Kemudian dilakukan perwatan pasca operasi. Anjing yang telah menalani operasi dievaluasi
kembali.

Gambar 4 : posisi anjing untuk operasi

Gambar 4 : (a). baris sayatan ( frontal, sagittal, pandangaan intraoperative), (b). akhir diseksi
( frontal, sagittal dan inraoperatif),(c). langit langit lunak dilipat ( frontal, sagittal, dan
intraoperative), (d). jahitan penutup.

Pembahasan kasus 2 :

Palatopasity baik digunakan untuk cleft


palate, karena dapat meningkatkan fungsi
pencernaan dan pernafasan. Palatopasity aman dan
efisien digunakan. Keuntungan jika
penutupan celah pada usia anjing lebih muda
adalah perkembangan otot farigeal dan palatal lebih
baik, sehingga proses ingesti lebih baik, fungsi tuba
auditoria lebih baik, hiegine lebih baik, dan keadaan
psikologi anjing lebih baik. Sedangkan kerugianya
jika dilakukan pada awal adalah tindakan sulit
pembedahan sulit kaarena struktur jaringan yang lebih kecil, skar yang dihasikan membatasi
maksila, mulut masih terlalu kecil, adanya benih gigi yang terletak pada bagian medial
palatum yang masih belum turun ke alveolar.

8.Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakkukan yaitu dengan melakukan konseling genetik untuk
menghindari adanya keturunan cleft palate dan melakukan adaptasi yang tepat. Pada anjing
yang bunting harus diberikan diet yang seimbang dan dilakukan pemantauan, dilindungi dari
virus, bebas dari produk kimia, obat-obat tertentu. Memberikan mineral dan vitamin
terutaman vitamin B6 dan B12 asam folat.

Referensi:

Berghe, F. V. D., Cornillie, P., Stegen, L., Goethem, dan Simoens. Palatoschisis in the dog :
developmental mechanisms and etiology. Article in Vlams Diergeneeskunding
Tjdschrift. 2010. 79.
Findji, L dan Dupre, G. Folded flap palopasity for treatment of elongated soft palates in 55
dogs. Vet. Med. Austria. 2008.95: 56-63.
Moura, E. dan Pimpao, C. T. Cleft lip and palate in the dog : medical and genetic aspect.
Jurnal intech . 2017. Doi : 10.5772/67049
Moura, E. dan Pimpao, C. T. A numerical classification system for cleft lip and palate in the
dog. Journal of small Animal Practice. 2017. 58:610-614.Doi : 10.1111/jsap.12730.
Nska, A. L., Gruszczy, J., Max, A., Baryzel, B. dan Mikula, M. Cleft palate in the domestic
dog canis lupus familiaris- etiology, pathophisiology, diagnosis, prevention, adan
treatment. J zootechnica. 2014. 13(3): 5-8.
Sanz, E. M., Mez, I. D. G., Martin C., Gordillo, Y. L, Lez, P. B., Bobada, C.R.G, Paradas, I.,
Meli, B. G. L., Maldinado, E., Maestro, C., Prados, J. C., dan Alvarez, C. M. A new
technique for feeding dogs with a congenital cleft palate for surgical research. Article
Laboratory Animals. 2011;45:70-80. Doi : 10.1258/Ia.2010.010044

Anda mungkin juga menyukai