Anda di halaman 1dari 3

RESUME STADIUM GENERAL FKIP

Hari, Tanggal : Rabu, 22 Desember 2021


Tempat : Zoom Meeting
Judul Seminar : “Bahasa dalam Konteks Budaya dan Pendidikan”
Resume oleh : Raysha Erza Puspita (1905020001)
Acara webinar ini dibuka oleh pembawa acara dari dosen FKIP UNIS Tangerang
yakni Mrs. Syifa Fadhilah Hamid. Beliau menyampaikan tujuan acara seminar ini
adalah Bahasa dalam Konteks Budaya dan Pendidikan. Menghadirkan narasumber
yakni Prof. H. Endang Aminuddin Aziz., M.A., Ph.D (Kepala Badan Pembangunan
dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan). Adapun keynote
speech yakni Prof. Dr. H. Mustofa Kamil, Dipl. RSL., M.P selaku Rektor UNIS,
sambutan seminar yakni Dr. Hj. Sri Lestari, S.Pd., M.Si selaku Dekan FKIP UNIS,
dan Rizal Fahmi, B.A., M.Pd (Dosen FKIP UNIS) selaku moderator seminar hari ini.

Sesi 1:
Narasumber : Prof. H. Endang Aminuddin Aziz., M.A., Ph.D (Kepala Badan
Pembangunan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan)

Topik : Bagaimana sebuah perguruan tinggi bisa berkembang kemudian diakui


sebagai pusat pengembangan perilmuan.

Membuka materinya, Prof. H. Endang Aminuddin Aziz mengatakan, beliau mengajak


bapak kamil selaku rektor UNIS untuk pergi ke London, bukan untuk bermain tetapi
untuk bapak kamil sebagai rektor mengetahui bagaimana sebuah perguruan tinggi
besar di inggris itu dikelola, beliau membawa bapak kamil ke unversitas paling tua di
inggris itu adalah tujuan pertama Prof. H. Endang Aminuddin Aziz Universitas oxford
sampai hari ini usianya sudah 1005 tahun itu adalah universitas ketiga tertua di dunia,
kemudian ada universitas tertua juga di inggris yaitu usianya 700 tahun itu adalah
University Cambridge. Cambridge dengan Oxford ini persetruannya sama seperti
Persija dengan Persib. Beliau bawa bapak kamil ke oxford untuk menyaksikan
bagaimana cikal bakal universitas besar dunia yang selalu menempati rangking
tertinggi di dunia, bangunan berukuran tidak lebih dari 50 x 50 meter, dan beliau
tunjukkan juga kehebatan oxford dalam beberapa hal termasuk beliau tunjukkan
tempat syutingnya Harry Potter. Beliau juga pergi ke Universitas Nottingham sebuah
universitas modern disitu beliau mengajak dekan dari Universitas Nottingham untuk
berdiskusi terkait dengan bidang yang relavan beliau pertemukan juga dengan wakil
Rektornya, karena disini diskusi-diskusi yang cukup panjang terjadi apa pelajaran
yang bisa diperoleh, lalu beliau bawa jugake Universitas Liverpool beliau kumpulkan
dan ajak berdialog. Karena Liverpool itu berdekatan dengan Manchester maka beliau
ajak juga kesana, disitu ada universitas juga. Univerisitas tadi adalah uiversitas besar
dikelas dunia. Sesungguhnya ini pembelajaran langsung kepada kita bagaimana
sebuah perguruan tinggi bisa maju berkembang kemudian diakui sebagai pusat
pengembangan perilmuan, beliau melihat UNIS sebagai universitas yang sedang naik
tentu ini dibawah kepimpinan bapak kamil dan juga jajaran pimpinan fakultas
program studi dan semua dosen serta mahasiswa yang memang sama-sama ingin maju
karena kata kuncinya adalah kemajuan sebuah lembaga bukan karena pimpinannya
yang mau maju sendiri tapi mau maju bersama dan diraih secara bersama-sama itu
adalah kata kunci kemajuan. Untuk itu beliau mengucapkan selamat untuk UNIS atas
kemajuannya yang luar biasa.

Sesi 2:
Narasumber : Prof. H. Endang Aminuddin Aziz., M.A., Ph.D (Kepala Badan
Pembangunan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan)

Topik : Bahasa dalam Konteks Budaya dan Pendidikan

Berbahasa itu sesungguhnya berwacana, berwacana itu artinya kita mengonstruksi


maksud komunikasi melalui akulturan ketika menggunakan bahasa pasti disitu ada
maksud yang disampaikan tidak mungkin kita berbahasa tanpa memilik maksud.
Karena sesungguhnya ketika kita berbahasa itu memiliki tujuan. Contohnya ketika
ada tetangga lewat kita bertanya “bu, mau kemana?” apakah itu hanya basa-basi
bukan itu bukan sekedar basa-basi tetapi ekspresi yang mengatakan “bu, mau
kemana?” dijawab si ibu “mau kedepan” kita tidak bertanya kedepan itu kemana gitu,
karena tujuan komunikasi itu bukan untuk mencari informasi tentang mau kemana
ibu itu melainkan kita ingin menjalin silahturahmi komunikasi supaya kita tidak
dianggap sombong jadi tujuan komunikasi itu tidak selalu sama dengan ekspresi
bahasa artinya apa yang kita komunikasikan itu selalu memiliki tujuan dan maksud
disini maksud itu bisa dinyatakan dalam ekspresi bahasa yang berbeda-beda. Jawaban
yang diberikan si ibu tadi kita tidak mempersoalkan maksud kedepan yang si ibu
katakan, tujuan komunikasi sudah tercapai yaitu adanya dialog adanya komunikasi
antara kita sebagai penutur dengan si ibu tadi yang lewat tujuannya adalah untuk
menjalin silahturahmi, jadi sesungguhnya berbahasa itu berwacana, berwacana itu
sesungguhnya mengonstruksi maksud komunikasi melalui tuturan. Tuturan inilah
kemudian kita buat pada saat menggunakan bahasa, wujud bahasa itu ada dua yaitu
bahasa yang haqiqi (yang primer itu adalah bahasa lisan) ketika menggunakan bahasa
lisan mau tidak mau ketika kita berbahasa lisan ini potensi untuk memiliki varian
yang cukup banyak itu sangat terbuka dan ini berbeda dengan bahasa tulisan itu
sekunder yang ketiga adalah bahasa isyarat itu adalah tersier. Bahasa tulisan itu
catatan naskahnya tetap ketika kamu tulis maka tetap seperti itu, diterima sama dibaca
sama karena dokumennya tertulis. Bahasa lisan selalu mengandalkan ingatan apa
yang kita ingat itu yang kita lakukan sementara bahasa tulis berbasis teks atau non
teks (gambar,tabel, dan angka). bahasa tulisan potensial tersimpan secara aman.
Melalui bahasa juga bisa mengungkapkan kasih sayang, penghargaan, simpati,
empati, rujukan, hasutan, curigaan, kebencian, dll ini yang sering kali bermasalah
dimulai dari hasutan maka muncullah undang-undang.

Sesi 3:
Moderator : Rizal Fahmi, B.A., M.Pd (Dosen FKIP UNIS)
Kesimpulan :Webinar ini dapat disimpulkan ada 8 point, point 1: berbahasa itu
adalah berwacana mengkonstruksi maksud melalui kolturan dalam konteks ini yang
dimaksud berwacana itu adalah mengkonstruksi maksud jadi kita mencoba mengemas
apa yang menjadi gagasan, pikiran, ide-ide, dan maksud komunikasi kita melalui
kolturan. Tujuan komunikasi sendiri terjalinnya silahturahmi antara penutur dan
mitrapenutur kemudian prof juga menyampaikan wujud berbahasa (bahasa lisan,
bahasa tulis, bahasa isyarat) kemudian prof juga mengajarkan untuk merenungkan
beberapa faktor menarik terkait budaya dan juga merenungkan beberapa faktor
menarik mengenai pendidikan. Kemudian juga keterkaitan bahasa dengan pikiran dan
yang paling penting diakhir membahas terkait bahasa menbentuk siswa.

Anda mungkin juga menyukai