1
mereka bersumpah bahwa mereka beriman adalah untuk menjaga harta mereka supaya jangan
dibunuh atau ditawan atau dirampas hartanya
2
mereka diumpamakan seperti kayu yang tersandar, maksudnya untuk menyatakan sifat mereka yang
buruk meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara, akan tetapi sebenarnya otak
mereka adalah kosong tak dapat memahami kebenaran
demikian. Karena itu, Allah memberitahukan kepada Rasulullah dengan perkataan
yang bersifat informasi bahwa ia adalah utusan Allah. Yaitu dengan mengatakan: "
3
mereka bersumpah bahwa mereka beriman adalah untuk menjaga harta mereka supaya jangan
dibunuh atau ditawan atau dirampas hartanya
menjalankan keimanan, dan mengganti hidayah (petunjuk) dengan kesesatan,
sehingga Allah mengunci mati mereka hingga mereka tidak dapat mengerti. Artinya
hidayah (petunjuk) tidak lagi dapat sampai pada hati mereka, dan kebaikan pun juga
tidak dapat lagi bersemayam dalam hati mereka, sehingga hati mereka menjadi hati
yang tidak dapat mengerti dan tidak dapat memperoleh petunjuk.
Dan maksud dari firman Allah: "
"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu
kagum. dan jika mereka Berkata kamu mendengarkan perkataan mereka" adalah
bahwasanya mereka merupakan orang-orang yang memiliki bentuk yang baik, dan
mempunyai kefasihan dalam berkata-kata. Sehingga ketika seseorang mendengarkan
perkataan mereka, maka ia akan menerima perkataan itu karena kefasihan mereka
dalam berbicara. Padahal sebenarnya mereka adalah orang-orang yang paling lemah,
penakut, dan pengecut. Karena itu, Allah berfirman:
Maksud dari "Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan
kepada mereka" adalah bahwa ketika datang suatu permasalahan atau ketakutan,
maka beriman karena kepengecutan mereka sebagaimana yang dikatakan dalam
firman Allah: “Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu
lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik- balik seperti
orang yang pingsan Karena akan mati, dan apabila ketakutan Telah hilang, mereka
mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat
kebaikan. mereka itu tidak beriman, Maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya.
dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-Ahzab: 19). Mereka adalah
awan yang tidak berair, dan bentuk yang tidak bermakna. Oleh karena itu, Allah
berfirman:
" Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka;
semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan
(dari kebenaran)?." Maksudnya adalah bahwa bagaimana mereka memalingkan diri
dari hidayah (petunjuk) menuju kesesatan. Imam Ahmad meriwayatkan dari abi
Hurairah ra. bahwa Nabi Saw. bersabda: "Sesungguhnya orang-orang munafik
memiliki beberapa alamat yang bisa digunakan untuk mengenalinya. Yaitu
penghormatan mereka adalah sebuah laknat, makanan mereka berasal dari barang
rampasan, harta simpanan mereka berasal dari hasil penipuan, tidak pergi ke masjid
selain hanya karena melakukan perpindahan, tidak mendatangi shalat (Penj: mungkin
yang dimaksud adalah shalat jama'ah) selain datang terlambat, tidak ramah dan tidak
meramahkan, tidur di waktu malam dan gaduh di waktu siang."4
4
Ahmad, 2/293.
5
Maksudnya: kembali dari peperangan Bani Musthalik
menyombongkan diri dan menghina apa yang telah diberitahukan kepada mereka itu.
Karena itu, Allah berfirman: "
"Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan
ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang fasik" sebagaimana yang dikatakanNya dalam surat al-Bara'ah, dan
perkataan tentang hal itu telah dikemukakan di atas beserta hadits-hadits yang
bersangkutan.
Lebih dari satu ulama' Salaf mengemukakan bahwa keseluruhan ayat tersebut
turun karena Abdullah bin abi ibn Salul sebagaimana yang sebentar lagi kami
kemukakan. Dan terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang
dapat dipercaya dalam permasalahan ini. Dalam hal ini, Muhammad bin Ishaq berkata
dalam kitab Sirah: "Ketika Rasulullah Saw. sampai di Madinah, yaitu telah kembali
dari perang Uhud, maka Abdullah bin Ubai bin Sulul sebagaimana yang dikatakan
kepadaku oleh ibn Syihab az-Zahri, menempati suatu tempat yang selalu ia gunakan
untuk melakukan shalat jum'ah tanpa ada yang menentangnya karena sebagai bentuk
penghormatan atas dirinya sendiri dan juga dari kaumnya. Ia adalah seorang yang
dihormati oleh kaumnya. Ketika pada hari jum’at Rasulullah Saw. duduk seraya
berkhutbah kepada manusia, maka Abdullah bin Ubai bin Sulul berdiri seraya berkata:
"Wahai manusia, sekarang utusan Allah ini sedang berada di hadapan kalian.
Karenanya, Allah memuliakan dan mengagungkan kalian. Oleh karena itu,
dengarkanlah dan patuhilah dirinya." Kemudian Abdullah duduk kembali. Hingga
ketika terjadi sesuatu yang menimpa perang Uhud, yaitu kembalinya Rasulullah Saw.
dengan hanya membawa sepertiga tentaranya, maka Abdullah pun tetap berdiri dan
melakukan perbuatannya semula, sehingga orang-orang Islam pun menarik bajunya
dan lantas berkata: "Duduklah, wahai musuh Allah. Engkau bukanlah orang yang
berhak melakukan itu, dan engkau telah melakukan apa yang telah engkau lakukan."
Kemudian Abdullah keluar (Penj: keluar dari masjid yang digunakan untuk shalat
jum'at), dan melangkah di belakang manusia seraya berkata: "Seolah-olah aku
mengatakan perkataan yang tercela ketika memberi dukungan kepadanya." Kamudian
Abdullah bertemu dengan beberapa laki-laki yang berasal dari kaum Anshar di pintu
masjid, sehingga mereka berkata: "Sungguh cilaka apa yang telah engkau perbuat."
Abdullah berkata: "Aku berdiri adalah untuk memberi dukungan kepadanya. Namun
sahabat-sahabatnya malah menarikku dan berbuat kasar kepadaku. Seolah-olah aku
telah mengatakan perkataan yang tercela ketika memberi dukungan kepadanya."
Mereka berkata: "Sungguh cilaka engkau. Lekas kembalilah agar Rasulullah
memintakan ampunan untukmu." Abdullah berkata: "Demi Allah, aku tidak
mengharapkan dirinya memintakan ampunan untukku."6 Qotadah dan Saddi berkata:
"Ayat ini turun karena Abdullah bin Ubai. Bahwasanya seorang anak muda yang
termasuk dari sanak famili Abdullah, menghadap Rasulullah dan lantas menceritakan
sesuatu yang sangat penting tentang Abdullah bin Ubai. Rasulullah lantas memanggil
Abdullah bin Ubai, dan Abdullah pun bersumpah atas nama Allah bahwa dirinya tidak
berbuat seperti yang telah dituduhkan. Orang-orang Anshar pun kemudian menemui
pemuda itu, dan lantas mencela dan mengecam dirinya. Maka Allah menurunkan
sebuah ayat yang berkaitan dengan apa yang telah mereka dengar. Yang mana di
dalamnya terdapat sebuah perkataan tentang musuh Allah: "Seandainya ia
mendatangi Rasulullah, maka ia membuang muka." Maksudnya engkau bukanlah
seorang yang menuruti (penj: menuruti perkataan Rasulullah).7
Yunus bin Bukair berkata dari ibn Ishaq: "Muhammad bin Yahya bin Habban,
Abdullah bin abi Bakar, dan Ashim bin Umar bin Qotadah telah berkata kepadaku
tentang kisah bani Mushthaliq: Ketika Rasulullah Saw. berada di sana, terjadilah
pertengkaran antara Jahjah bin Said al-Ghafari yang merupakan pekerja Umar bin
Khatab, dan Sinan bin Wabar karena memperebutkan airt. Ibn Ishaq berkata:
"Muhammad bin Yahya bin Haban telah berkata kepadaku: "Keduanya berebut air,
dan lantas bertengkar sehingga Sinan berkata: "Wahai orang-orang Anshar", dan
Jahjah berkata: "Wahai orang-orang Muhajirin!," sedangkan Zaed bin Arqom dan
sekelompok orang dari kaum Anshar sedang berada di tempat Abdullah bin Ubai.
Ketika mendengar seruan itu, Abdullah bin Ubai berkata: "Mereka telah membuat
kegaduhan di kawasan kita. Demi Allah, apa yang telah dilakukan oleh orang-orang
Qurays ini seperti halnya yang dikemukakan dalam sebuah pribahasa: "Lemak
6
Ibn Hisyam, 3/111.
7
Thabari, 23/399.
anjingmu telah memakan dirimu. Demi Allah, jika kita kembali ke Madinah, sungguh
orang-orang besar di sana akan mengeluarkan orang-orang rendahan yang ada di
sana." Kemudian datanglah seseorang yang berasal dari kaumnya, sehingga Abdullah
pun berkata: "Kalian tidak melakukan sesuatu untuk diri kalian. Kalian telah
memperbolehkan mereka berada di negara kalian, dan membagi-bagikan harta kalian
kepada mereka. Demi Allah, jika kalian tidak mempedulikan mereka lagi, niscaya
kalian akan mampu mengusir mereka dari negara kalian." Abdullah bin Arqom
mendengar perkataan itu. Dengan membawa perkataan itu, Abdullah bin Arqom yang
masih belia bergegas menemui Rasulullah yang pada saat itu sedang ditemani oleh
Umar ra. Abdullah bin Arqom kemudian menyampaikan berita itu, sehingga Umar bin
Khatab berkata: "Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepada Ibad bin Basyar untuk
memenggal kepada Abdullah bin Ubai." Rasulullah berkata: "Jika itu dilakukan, maka
bagaimana jika orang-orang berkata: "Wahai Umar, Muhammad telah membunuh
sahabatnya." Tidak demikian wahai Umar, namun panggillah seorang utusan kemari."
Ketika Abdullah bin Ubai mengetahui bahwa perkataannya itu telah sampai kepada
Rasulullah, maka ia pun bergegas menemui Rasullah dan lantas membela diri di
hadapannya. Ia bersumpah atas nama Allah, bahwa dirinya tidak mengatakan
perkataan itu, yaitu tidak mengatakan perkataan yang telah disampaikan oleh Zaed bin
Arqom kepada dirinya (Rasulullah)." Ia adalah seorang yang memiliki kedudukan di
antara kaumnya, sehingga kaumnya pun berkata: "Wahai Rasulullah, mungkin
pemuda itu sedang mengigau sehingga perkataannya tidak dapat dipegang."
Ketika Rasulullah melakukan perjalanan di waktu yang semestinya tidak
melakukan perjalanan, maka beliau bertemu dengan Asid bin Hudhair. Asid pun
mengucapkan salam kepada Rasulullah karena penghormatannya atas kenabian
Rasulullah. Kemudian Asid berkata: "Demi Allah, aku telah melakukan perjalanan di
waktu yang semestinya tidak ada perjalanan di dalamnya." Maka Rasulullah berkata:
"Apakah telah sampai kepadamu apa yang dikatakan oleh sahabatmu yang bernama
Abdullah bin Ubai?. Ia menyangka bahwa jika sampai di Madinah, maka orang-orang
mulia di sana akan mengeluarkan orang-orang hina yang ada di dalamnya." Maka
Asid berkata: "Sesungguhnya engkaulah orang besar (mulia) itu wahai Rasulullah,
dan ia lah orang hina itu." Kemudian Asid berkata: "Kasihanilah dirinya wahai
Rasulullah. Demi Allah, Allah telah datang denganmu, dan sesungguhnya aku adalah
seorang yang telah merangkaikan manik-manik untuk dirinya. Dan sesungguhnya ia
telah melihat bahwa miliknya telah dirampas." Kemudian Rasulullah berjalan dengan
orang-orang hingga sore hari, dan berjalan pada malam harinya hingga pagi hari.
Ketika waktu dhuha' mulai memuncak, Rasulullah menemui orang-orang untuk
mengemukakan perkataan Abdullah bin Ubai kepada mereka, sehingga mereka
merasa tidak aman hingga akhirnya membubarkan diri, kemudian tidur, dan lantas
turunlah surat al-Munafiqun.8 Jahid abu al-Baihaqi berkata: "Abu Abdullah al-Hafidz
telah memberitahukan kepadaku, bahwa telah memberitahukan kepada kita Basyar
bin Musa, bahwa telah berkata kepada kita al-Humaidi, bahwa telah berkata kepada
kita Sufyan, bahwa telah berkata kepada kita Umar bin Dinar, bahwa aku mendengar
Jabir bin Abdullah berkata: "Ketika kami sedang bersama dengan Rasulullah dalam
suatu peperangan, seorang laki-laki dari kaum Muhajirin mengusir seorang laki-laki
dari kaum Anshar sehingga laki-laki dari kaum Anshar tersebut berkata: "Wahai
orang-orang Anshar", dan laki-laki dari kaum Muhajirin itupun juga berkata: "Wahai
orang-orang Muhajirin." Sehingga Rasulullah Saw. berkata: "Tidak pentingnya seruan
Jahiliyah?. Sesungguhnya itu adalah sebuah seruan yang busuk."
Abdullah bin Ubai bin Sulul berkata: "Sungguh mereka telah memonopolinya.
Demi Allah, jika aku kembali ke Madinah, maka orang-orang mulia di sana akan
mengeluarkan orang-orang hina yang ada di sana pula." Jabir berkata: "Bahwasanya
orang-orang Anshar yang ada di Madinah lembih banyak daripada orang-orang
Muhajirin ketika Rasulullah sampai di Madinah, dan kemudian orang-orang
Muhajirin akhirnya lebih banyak daripada orang-orang Anshar. Maka Umar berkata:
"Perintahkanlah kepadaku, niscaya aku akan memenggal kepada orang munafik itu."
Maka Rasulullah Saw. berkata: "Tinggalkanlah dirinya agar orang-orang tidak
mengatakan bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya."9 Telah diriwayatkan
oleh Imam Ahmad, dan telah diriwayatkan pula oleh Bukhari dan Muslim.
Ukramah, ibn Zaed, dan selain keduanya mengemukakan bahwa ketika orang-
orang berbondong kembali menuju Madinah, maka Abdullah bin Abdullah bin Ubai
bin Sulul berdiri di pintu Madinah seraya menghunus pedangnya sehingga orang-
orang pun melintasi dirinya. Ketika ayahnya, yaitu Abdullah bin Ubai datang, maka
sang anak berkata kepada sang ayah: "Di belakangmu!." Maka sang ayah berkata:
"Apa yang terjadi pada dirimu. Sungguh cilaka engkau?." Maka sang anak berkata:
"Demi Allah, aku tidak mengizinkanmu melintasi jalan ini hingga Rasulullah
memberimu izin. Sesungguhnya ia adalah seorang yang mulia, sedangkan dirimu
8
Ibn Hisyam, 2/290-292.
9
Bukhari: 2907, dan Muslim.
adalah seorang yang hina." Ketika Rasulullah datang dengan berjalan kaki, maka
Abdullah bin Ubai mengadukan anaknya kepada Rasulullah sehingga anaknya pun
berkata: "Demi Allah, wahai Rasulullah. Ia tidak akan memasuki Madinah selain atas
izinmu." Maka Rasulullah mengizinkannya sehingga anak Abdullah bin Ubai berkata
kepada Abdullah bin Ubai: "Ketika Rasulullah telah memberimu izin, maka berlalulah
sekarang juga."10
Abu Bakar Abdullah bin Zubair al-Humaidi telah meriwayatkan dalam
musnadnya dari abi Harun al-Madani berkata: "Bahwa Abdullah bin Abdullah bin
Ubai bin Salul berkata kepada ayahnya: "Demi Allah, selamanya engkau tidak akan
memasuki Madinah hingga mengatakan: "Bahwa Rasulullah adalah seorang yang
paling mulia, dan aku adalah seorang yang paling hina." Berkata: "Ia lantas menemui
Rasulullah dan kemudian berkata: "Wahai Rasulullah, telah sampai suatu berita
kepadaku bahwa engkau ingin membunuh ayahku. Demi Dzat yang telah
mengutusmu dengan kebenaran, selamanya aku tidak akan mengangan-angan
wajahnya karena kasihan kepada dirinya. Jika engkau menghendaki, maka aku akan
mendatangkan kepalanya kepadamu. Sebab sesungungguhnya aku tidak suka melihat
orang lain membunuh ayahku sendiri."11
10
Musnad Humaidi, 2/520.
11
Musnahd Humaidi, 2/520.
Allah Swt. memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk memperbanyak
zikir kepadaNya, dan melarang mereka untuk menyibukkan diri dengan harta benda
dan anak-anak. Allah juga memberitahukan bahwa barang siapa yang
menenggelamkan diri ke dalam kesenangan-kesenangan dunia hingga mengabaikan
ketaatan dan zikir kepadaNya, maka ia termasuk seorang yang merugi. Yaitu
termasuk orang yang merugi atas dirinya sendiri dan rugi atas keluarganya di hari
Kiamat nanti. Kemudian Allah menganjurkan kepada hamba-hambaNya untuk
berinfak dalam menjalankan ketaatan kepada diriNya, dengan mengatakan: "
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang
saleh?" Setiap orang yang lalai selalu menyesal ketika sudah datang pertanggung
jawaban, dan meminta perpanjangan waktu walau hanya sebentar untuk melakukan
apa yang telah ia lalaikan, baik yang telah lampau mapaupun yang akan datang.
Namun itu sangat musthil baginya. Semuanya sebatas apa yang telah dilalaikannya.
Adapun tentang orang-orang kafir, Allah berfirman: "Dan berikanlah peringatan
kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka,
Maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami
(kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami
akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul". (kepada mereka
dikatakan): "Bukankah kamu Telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali
kamu tidak akan binasa?.” (ibrahim: 44). Kemudian Allah berkata: “(Demikianlah
keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari
mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah Aku (ke dunia),12 agar Aku berbuat
amal yang saleh terhadap yang Telah Aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya
itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding
sampal hari mereka dibangkitkan.”13 (al-Mu’minun: 99-100).
12
Maksudnya: orang-orang kafir di waktu menghadapi sakratul maut, minta supaya diperpanjang umur
mereka, agar mereka dapat beriman
13
Maksudnya: mereka sekarang Telah menghadapi suatu kehidupan baru, yaitu kehidupan dalam kubur,
yang membatasi antara dunia dan akhirat
Kemudian Allah berfirman: "
"Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi;
hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu
ada yang kafir dan di antaramu ada yang mukmin. dan Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan. Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. dia membentuk
rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu).
Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu
rahasiakan dan yang kamu nyatakan. dan Allah Maha mengetahui segala isi hati."
"Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu" adalah segala sesuatu yang
diinginkanNya, pasti terwujud tanpa ada sesuatu yang bisa mencegah dan
menolaknya. Dan segala sesuatu yang tak diinginkanNya, maka pasti tidak akan
terjadi. Dan maksud dari firman Allah:
" Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di
antaramu ada yang mukmin" adalah bahwa Dia adalah Dzat yang menciptakan kalian
semua menurut ketentuan tersebut, dan menghendaki semua itu sehingga tercipta
seorang yang kafir dan yang beriman. Allah adalah Dzat Yang Maha melihat atas
siapa saja yang berhak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tak berhak
mendapatkan kesesatan. Dia Maha Menyaksikan atas segala perbuatan yang
dilakukan oleh hamba-hambaNya dan akan mengganjar mereka dengan ganjaran yang
paling sempurna. Oleh karena itu, Allah berfirman:
"Dan Allah maha melihat apa yang kamu lakukan" dan kemudian berfirman:
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. dia membentuk rupamu dan
dibaguskanNya rupamu itu." Maksudnya adalah bentukmu yang paling bagus, seperti
yang difirmankan oleh Allah: “Hai manusia, apakah yang Telah memperdayakan
kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang Telah
menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)mu seimbang, dlam bentuk apa saja yang dia kehendaki, dia menyusun
tubuhmu.” (al-Infithar: 5-8). Dan seperti dalam firman Allah: “Allah-lah yang
menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk
kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezki dengan sebahagian yang
baik-baik.” (al-Mu’min: 64)
Dan maksud dari firman Allah:
"… dan Hanya kepada Allah-lah kembali(mu).." adalah tempat kembali.
Kemudian Allah memberitahukan tentang pengetahuanNya terhadap segala sesuatu
yang di berada di bumi, langit, atau yang bersifat kejiwaan sehingga Dia berfirman:
"Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang
kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan. dan Allah Maha mengetahui segala isi
hati."
"Lalu mereka berkata: "Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada
kami?" adalah mereka mengingkari sebuah risalah yang dibawa oleh seorang
manusia, dan mengingkari adanya hidayah yang diperuntukkan kepada mereka itu
adalah dibawa oleh seorang manusia seperti mereka sendiri.
"lalu mereka ingkar dan berpaling" adalah bahwa mereka menginkari
kebenaran dan tak mengamalkan kebenaran itu.
Dan maksud dari firman Allah:
"dan Allah tidak memerlukan (mereka). dan Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji" adalah tidak memerlukan mereka.
"yang demikian itu adalah mudah bagi Allah" adalah membangkitkan dan
mengganjar kalian. Ini merupakan ayat ketiga yang berisikan perintah Allah kepada
RasulNya untuk bersumpah atas nama Tuhannya akan ada dan terjadinya hari
kebangkitan. Yang pertama ada dalam surat Yunus: "Dan mereka menanyakan
kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: "Ya, demi Tuhanku,
sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput
(daripadanya)." Dan yang kedua ada dalam surat as-Saba': "Dan orang-orang yang
kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah:
"Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang ghaib, Sesungguhnya kiamat itu
pasti akan datang kepadamu." Dan yang ketiga adalah: "Orang-orang yang kafir
mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah:
"Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, Kemudian akan
diberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan." yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah."
Kemudian Allah berfirman:
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-
Quran) yang Telah kami turunkan." Maksudnya adalah al-Qur'an.
Dan maksud dari firman Allah:
"dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan" adalah tidak ada sesuatu
pun perbuatan kalian yang dapat disembunyikan dari Allah.
14
Thabari, 23/420
" dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya
Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah
keberuntungan yang besar." Penafsiran terhadap ayat ini telah dikemukakan beberapa
kali di atas.
"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin
Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Dan taatlah
kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling Sesungguhnya
kewajiban Rasul kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (Dia-
lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang mukmin
bertawakkal kepada Allah saja."
Tidak ada musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah
Allah memberitahukan dengan apa yang telah Dia beritahukan dalam surat al-
Hadid: "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-
Hadid: 22). Seperi itulah, di sini Allah juga berfirman: "
"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin
Allah." Ibn Abas berkata: "Atas perintah Allah. Maksudnya adalah dari kekuasaan dan
kehendakNya.
"Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu" maksudnya
adalah barang siapa yang tertimpa suatu musibah, dan lantas mengetahui bahwa itu
sudah merupakan ketentuan dan ketetapan dari Allah sehingga bersabar dan pasrah
terhadap ketentuan Allah itu, maka hatinya akan diberi petunjuk (hidayah) oleh Allah.
Allah akan mengganti segala kerugiannya di dunia dengan sebuah hidayah (petunjuk)
yang berupa keyakinan dan kebenaran ke dalam hatinya. Allah telah berjanji akan
mengganti sesuatu yang telah diambilNya itu dengan sesuatu yang lebih baik. Ali bin
abi Thalhah berkata dari ibn Abas bahwa maksud dari ayat:
"..Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya.." adalah hatinya akan ditunjukkan pada suatu keyakinan,
sehingga mengetahui bahwa musibah yang telah menimpa dirinya bukan untuk
menyalahkannya, dan apa yang digunakan untuk menyalahkannya bukanlah berupa
musibah yang sedang dihadapinya. "15
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dikemukakan: "Sungguh mengagumkan sekali seorang muslim yang beranggapan
bahwa tidak ada ketentuan Allah bagi dirinya selain bahwa itu merupakan sesuatu
yang lebih baik bagi dirinya. Sehingga ketika mendapatkan suatu kesusahan, maka ia
bersabar sehingga akhirnya menjadi sesuatu yang lebih baik bagi dirinya. Dan ketika
mendapatkan suatu kebahagiaan, maka ia bersukur sehingga itu menjadi sesuatu yang
baik bagi dirinya. Hal itu hanya bisa dilakukan oleh seorang yang beriman."
15
Thabari, 23/421
Tauhid
"(Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang
mukmin bertawakkal kepada Allah saja." Kalimat yang pertama merupakan
pemberitahuan tentang tauhid, dan artinya adalah sebuah tuntutan: "Esakanlah
ketuhananNya, berikhlaslah terhadap diriNya, dan bertawakallah terhadap diriNya
pula sebagaimana yang dikatakan Allah: “ (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib,
tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah dia sebagai
Pelindung.” (Muzammil: 9)
16
Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau ayahnya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama
17
Maksudnya: nafkahkanlah nafkah yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.
barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang
yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya
Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. dan Allah
Maha pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.. Yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata. yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
"Pahala yang besar" sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: " Dijadikan terasa
indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa
perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas
dan perak, kuda pilihan, hewan ternak19 dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik", dan sesuatu setelahnya.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Baridah bahwa ketika Rasulullah berkhutbah,
datanglah Hasan dan Husain yang sedang mengenakan pakaian warna merah seraya
berjalan dan tersandung jatuh sehingga Rasulullah turun dari mimbar, menggendong
dan lantas meletakkan keduanya di hadapan dirinya. Kemudian Rasulullah berkata:
"Sungguh benar Allah dan RasulNya bahwa harta dan anak-anak kalian adalah fitnah.
Ketika aku melihat dua anak kecil ini sedang berjalan dan lantas tersandung, maka
18
Tuhfah al-Ahawadzi, 9/222.
19 )
Hewan-hewan yang termasuk jenis unta, sapi, kambing, dan biri-biri.
aku tidak bisa menahan diri sehingga menghentikan perkataanku dan lantas
menggendong keduanya."20 Telah diriwayatkan oleh para pemilik kitab Sunah, dan
Tirmidzi berkata bahwa itu merupakan hadits hasan yang gharib.21
Allah berfirman:
"Dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu" adalah serahkanlah apa yang
telah dirizkikan Allah kepadamu kepada saudaramu, fakir miskin, dan orang-orang
sedang membutuhkan. Dan berbuat baiklah kepada semua makhluk sebagaimana
20
Ahmad, 5/354
21
Abu Dawud, 1/663, Tuhfatul Ahwadz, 10/278, an-Nasai, 3/108, ibn Majah, 2/1190.
22
Fathul Bari, 13/264
Allah berbuat baik kepadamu, sehingga engkau adalah seorang yang baik di dunia dan
sekaligus di akhirat. Jika tidak melakukan hal itu, maka engkau akan menjadi seorang
yang buruk di dunia dan sekaligus di akhirat.
"… Dan barang siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang
yang beruntung... " telah kami kemukakan di atas penafsiran dari ayat ini dalam surat
al-Hasyr, dan telah kami kemukakan pula hadits-hadits yang satu arti dengan ayat
tersebut sehingga tidak perlu untuk diulangi lagi.
"Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya
Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan mengampuni kamu" adalah sejauh
mana engkau menginfakkan sesuatu, maka Allah akan menggantinya. Dan sebanyak
apa pun engkau mensedekahkan sesuatu, maka Allah akan mengganjarnya. Sehingga
hal itu sama halnya dengan pinjaman sebagaimana yang telah dikemukakan dalam
hadits shahih bahwa Allah berkata: "Seorang yang memberi pinjaman tanpa adanya
kezhaliman dan kesia-siaan."23 Oleh karena itu, Allah melipat gandakan apa yang
telah engkau sedekahkan itu, sebagaimana yang ia katakan dalam surat al-Baqarah:
"Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak.” (al-Baqarah: 245).
23
Muslim, 1/572.
"Penyantun" maksudnya adalah mengampuni, menutupi, dan melupakan dosa-
dosa, ketergelinciran, kesalahan-kesalahan, dan keburukan-keburukan."
Al-ALAQ
MADANIYYAH
Ayat ini ditujukan untuk pertama kalinya kepada Nabi, sebagai bentuk
penghormatan dan pemuliaan terhadap dirinya, dan kemudian ditujukan kepada
umatnya karena mengikut terhadap dirinya. Allah berfirman: "Wahai Nabi! Apabila
kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu
mereka dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar).”
Ibn Umar berkata: "Nabi kemudian membaca: ""Wahai Nabi! Apabila kamu
menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka
dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar)."25 Dan dari Abdullah tentang firman
Allah: "
27
Thabari, 23/432-435.
28
Thabari, 23/453
"Dan hitunglah waktu idah itu" adalah hafalkanlah dan ketahuilah permulaan
dan keberakhirannya agar idah tersebut tidak lebih dari batas yang telah ditentukan
sehingga menghalangi seorang wanita untuk menikah kembali.
Kewajiban seorang suami memberi nafkah dan tempat tinggal bagi seorang
istri yang dithalak Raj'ah
"kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas" adalah wanita
yang telah terceraikan tersebut tidak boleh dikeluarkan dari rumahnya selain jika ia
melakukan perbuatan keji yang jelas. Termasuk dari perbuatan keji yang jelas adalah
berzina sebagaimana yang dikatakan oleh ibn Mas'ud, ibn Abas, Said bin Musayab,
Sya'bi, Hasan ibn Sairin, Mujahid, Ukramah, Said bin Jabir, abu Qolabah, abu Shalih,
Dhahak, Zaed bin Aslam, Atha' al-Khurasani, Sadi, Said bin Hilal dan selain
mereka.29 Termasuk dari perbuatan keji yang nyata pula adalah jika ia durhaka kepada
suaminya, menyakiti suaminya dengan perkataan dan perbuatan sebagaimana yang
dikatakan oleh abi bin Ka'ab, ibn Abas, Ukramah, dan selain mereka.
Thabari, 23/44.
29
Dan maksud dari firman Allah:
"maka sungguh, dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri" maksudnya
adalah dengan melakukan semua itu.
30
Thabari, 23/442, Qurthubi, 18/157, Dar al-Mantsur, 8/394.
Tidak ada nafkah bagi seorang wanita yang tertalak (diceraikan) bain
Para ulama' Salaf dan orang-orang yang mengikutinya berpendapat bahwa tidak
ada keharusan untuk memberikan tempat tinggal bagi seorang istri yang diceraikan
dengan talak bain. Dalam hal ini, mereka bersandarkan pada hadits Fatimah binti Qis
al-Fahrawiyah ketika diceraikan oleh suaminya yang bernama Abu Umar bin Hafs
dengan tiga kali thalak ketika ia berada di Yaman. Abu Umar mengirim wakilnya
menemui Fatimah dengan memberikan gandum kepadanya sehingga Fatimah pun
memarahinya sehingga abu Umar berkata: "Demi Allah, aku tidak berkewajiban
memberimu nafkah." Maka Fatimah pun lantas menemui Rasulullah, dan beliau pun
berkata: "Tidak ada kewajiban pada dirinya untuk memberi nafkah kepadamu."
Sedangkan yang diriwayatkan oleh Muslim: "Dan tidak ada tempat tinggal baginya,"
kemudian beliau memerintahkannya untuk pergi ke rumah Umi Syuraik, dan
kemudian berkata: "Itu adalah seorang wanita yang pernah digauli oleh sahabatku.
Pergilah ke rumah ibn Umi Maktum. Sebab sesungguhnya ia adalah seorang laki-laki
buta yang tak akan bisa melihatmu di saat menanggalkan pakaianmu."31
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari jalan lainnya, dengan redaksi kata:
"Rasulullah Saw. berkata: "Perhatikanlah wahai anak Ali Qis. Sesungguhnya nafkah
dan tempat tinggal bagi seorang wanita atas diri suaminya adalah ketika suaminya
masih punya hak untuk rujuk kembali. Jika suaminya tidak memiliki hak untuk rujuk
kembali, maka tidak ada nafkah dan tempat tinggal. Oleh karena itu, keluarlah dan
pergilan ke rumah si anu." Kemudian beliau berkata kepadanya: "Pergilah menuju
rumah ibn Umi Maktum. Sebab ia adalah seorang laki-laki buta yang tak akan bisa
melihatmu."
Diriwayatkan oleh abu Qosim ath-Thabari dari Amir Asy-Sya'bi bahwa ketika ia
memasuki rumah Fatimah binti Qis, saudara wanita Dhahak bin Qis al-Qursy yang
mana suaminya adalah abu Umar bin Hafsh bin Mughayarah al-Makhzumi, maka
Fatimah berkata: "Bahwasanya ketika abu Umar bin Hafs sedang pergi menuju
Yaman, ia mengirimiku surat perceraikan. Aku pun lantas menanyakan nafkah dan
tempat tinggal kepada teman-teman dekatnya, namun mereka berkata: "Ia tidak
menitipkan sesuatu kepada kami." Maka aku pun bergegas menemui Rasulullah Saw.
dan lantas berkata: "Wahai Rasulullah, sesunggunya abu Umar bin Hafs mengirim
31
Muslim, 1480.
surat perceraian kepadaku, sehingga aku menanyakan tentang nafkah dan tempat
tinggal kepada teman-temannya. Namun teman-temannya itu berkata: "Ia tidak
menitipkan sesuatu kepada kami." Maka Rasulullah Saw. berkata: "Bahwasanya
nafkah dan tempat tinggal itu adalah bagi seorang wanita yang suaminya masih punya
hak untuk rujuk kembali. Sehingga ketika wanita tersebut tidak lagi halal bagi
suaminya selain jika telah dinikahi oleh laki-laki lainnya, maka sudah tidak ada lagi
nafkah dan tempat tinggal baginya."32 seperti itu pulalah yang diriwayatkan oleh an-
Nasai.33
" Maka apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujuklah (kembali
kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah
kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah pengajaran itu diberikan
bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barang siapa bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,
Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan
barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah
telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
Perintah berbuat baik kepada wanita yang sedang tertalak, baik masih
menghendaki adanya rujuk kembali atau perpisahan.
Dalam hal ini, Allah berkata: "Jika wanita-wanita itu telah sampai pada idahnya,
artinya hampir menyelesaikan waktu idahnya dan belum selesai secara keseluruhan,
maka pada saat itu, seorang suami diperbolehkan meneguhkan tekat untuk
mengembalikan istrinya pada pernikahan, meneruskan pernikahannya itu dan
memperlakukan istrinya "Dengan baik". Artinya adalah berbuat baik untuk menjalani
kehidupan bersama dengan istrinya, atau bertekat untuk berpisah dengannya secara
baik-baik. Artinya tanpa mencaci, berbuat kasar, atau memperlakukannya secara tidak
benar. Namun menceraikannya dengan jalan yang baik dan benar.
32
Thabari, 23/438.
33
An-Nasai, 6/144.
Perintah membuat persaksiaan saat rujuk kembali
" persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu" adalah
ketika kamu hendak rujuk (kembali kepada) mereka, seperti halnya yang diriwayatkan
oleh abu Dawud, ibn Majah dari Imran bin Hashin bahwa ketika ditanyakan
kepadanya tentang seorang laki-laki yang menceraikan istirnya dan kemudian
mendatangkan seorang saksi saat menceraikan dan rujuk kembali kepada istrinya,
maka ia berkata: "Engkau telah menceraikan istirimu tanpa adanya kesunahan, dan
rujuk kembali kepadanya tanpa kesunahan pula. Datangkanlah seorang saksi saat
menceraikan dan kembali kepadanya. Dan janganlah engkau mengulangi hal itu
lagi."34 Ibn Juraij berkata bahwa tentang ayat:
Atha berkata: "Tidak diperbolehkan dalam nikah, talak (perceraikan), dan juga
rujuk kembali tanpa adanya dua orang saksi yang adil (dapat dipercaya) selain adanya
sebuah halangan sebagaimana yang dikatakan oleh Allah.
"Demikianlah pengajaran itu diberikan bagi orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat" adalah bahwa kita diperintahkan untuk mendatangkan persaksian.
Dan sesungguhnya hal itu diperintahkan kepada orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhir. Bahwasanya Allah memerintahkan hal itu kepada orang yang takut
terhadap siksa Allah dan hari akhir.
34
Abu Dawud, 2/637, ibn Majah, 1/625.
Maksud dari firman Allah:
"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan
keluar baginya, Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-
sangkanya" adalah barang siapa takut terhadap Allah atas apa yang diperintahkan
olehNya dan meninggalkan apa yang dilarangNya, maka Allah akan membukakan
jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Artinya dari arah yang belum terbersitkan dalam benaknya. Diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dari abu Dzar berkata: "Rasulullah membaca ayat:
"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan
keluar baginya,
Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya" hingga
habis dan lantas berkata: "Wahai abu Dzar, jika semua orang mengambil surat ini,
maka mereka akan tercukupi." Dan berkata: "Beliau membacanya dan mengulang-
ulanginya hingga aku mengantuk." Kemudian berkata: "Wahai abu Dzar, apa yang
engkau perbuat ketika keluar dari Madinah?." Aku berkata: "Dengan penuh
kelapangan dan ketenangan aku melakukan perjalan dan akhirnya sampai di tempat
pemandian Makah." Rasulullah lantas berkata: "Apa yang engkau perbuat ketika
keluar dari Makah?." Aku berkata: "Dengan penuh kelapangan dan ketenangan, aku
pergi ke Syam dan tanah suci." Rasulullah berkata: "Apa yang engkau lakukan ketika
engkau keluar dari Syam?." Aku berkata: "Jadi, demi Dzat yang telah mengutusmu
dengan kebenaran, aku meletakkan pedangku di atas punggungku." Rasulullah
berkata: "Atau lebih baik dari itu." Aku berkata: "Atau lebih baik dari itu." Rasulullah
berkata: "Dengarkanlah dan patuhilah, walaupun ia seorang budak dari Habsyi"35
Diriwayatkan oleh ibn abi Hatim dari Abdullah bin Mas'ud berkata:
"Sesungguhnya ayat yang paling mecakup keseluruhan ayat al-Qur'an adalah:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan”,
sedangkan ayat yang paling besar dalam al-Qur'an adalah: "
35
Ahmad, 5/178
"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan
keluar baginya,
Dan Ukramah berkata: "Barang siapa mentalak (menceraikan) sesuai dengan apa
yang diperintahkan oleh Allah, maka Allah akan membukakan jalan keluar
baginya."36 Seperti itu pula yang diriwayatkan oleh ibn Abas dan DHahak. Ibn Mas'ud
dan Masruq berkata:
"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan
keluar baginya" : bahwa sesungguhnya jika Allah menghendaki, maka Dia akan
memberikan, dan jika menghendakaki, maka Dia akan mencegah.
"Ddari arah yang tidak disangka-sangkanya" maksudnya adalah dari arah yang
tidak diketahui37. Qotadah berkata:
"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan
keluar baginya": maksudnya adalah dari kesamaran sesuatu dan keresahan ketika
mati.
"Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya" adalah telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abdullah bin Abas
bahwa ia mengemukakan sebuah hadits, bahwa ketika pada sautu hari ia berkendara di
belakangan Rasulullah, beliau berkata kepada dirinya: "Wahai anak muda,
sesungguhnya aku adalah seorang yang memberitahukan kepadamu tentang beberapa
kalimat: "Jangalah Allah, maka Allah akan menjagamu. Jangalah Allah, maka engkau
36
Thabari, 23/446.
37
Thabari, 23/445, 446.
38
Thabari, 23/448.
akan menemukan Allah sebagai petujukmu. Jika engkau meminta, maka memintalah
kepada Allah. Jika engkau hendak meminta tolong, maka meminta tolonglah kepada
Allah. Dan ketahuilah hawa seandainya keseluruhan manusia bersepakat untuk
memberimu suatu kemanfaatan, maka sesungguhnya kemanfaatan yang engkau terima
tak lebih daripada yang telah ditentukan Allah untukmu. Dan seandainya mereka
bersepakat untuk menyakitimu, maka sesungguhnya bahaya yang engkau terima tak
lebih dari apa yang telah ditentukan oleh Allah untukmu; di mana pena telah diangkat
dan mushaf pun (buku) telah menjadi kering."39
Dalam hal ini, Allah menjelaskan idah wanita-wanita yang tidak haid lagi
(menopause), yaitu wanita-wanita yang tidak haid lagi karena usianya yang telah
lanjut adalah tiga bulan sebagai ganti dari tiga kali masa haid bagi seorang yang masih
39
Ahmad, 1/293.
bisa mengeluarkan darah haid, sebagaimana yang dikemukakan pula dalam surat al-
Baqarah. Dan bagi wanita yang belum mencapai usia haid, maka masa idahnya adalah
tiga bulan sebagaimana wanita-wanita yang sudah tidak haid lagi (menopause).
Maksud dari firman Allah berfirman:
Adalah terdapat dua pendapat dalam permasalahan ini. Yang pertama pendapat
dari sekelompok ulama Salaf semisal Mujahid, Zuhri, ibn Zaed, yang menyatakan
bahwa maksud dari ayat tersebut adalah jika wanita tersebut melihat darah, dan
merasa ragu apakah darah itu merupakan darah haid atau istihadah. 40 Sedangkan yang
kedua adalah jika kalian merasa ragu akan ketentuan hukum dari idah mereka dan
tidak mengetahuinya, maka idahnya adalah tiga bulan. Pendapat ini diriwayatkan dari
Said bin Jabir, dan ini juga merupakan pilihan dari ibn Jarir. 41 Dan ini merupakan arti
yang dekat dengan ayat tesebut, dan mengambil dalil dari apa yang telah diriwayatkan
dari abi bin Ka'ab yang berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya tidak termaktub di
dalam al-Kitab hukum tentang wanita-wanita yang masih kecil, sudah tua, dan anak-
anak yang masih dalam kandungan. Kemudian Allah Swt. Menurunkan:
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Masur bin Mukhramah bahwa Sabiah al-
Aslamiyah mati saat istrinya dalam keadaan hamil, dan selang beberapa malam
kemudian, ia melahirkan. Ketika darah Nifasnya telah berhenti, maka ia meminta izin
kepada Rasulullah untuk nikah kembali. Maka Rasulullah pun memberinya izin, dan
kemudian ia pun menikah."46 Bukhari dalam kitab shahihnya, Muslim, abu Dawud,
Nasai, dan ibn Majah, meriwayatkan hadits tersebut darinya. 47 Sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Muslim bin Hijaj dari Abdullah bin Abdullah bin Attabah bahwa
ayahnya menulis surat kepada Umar bin Abdullah bin Arqom az-Zuhri,
memerintahkannya untuk bertemu dengan Sabiah binti Harits al-Aslamiyah, dan
lantas bertanya kepada diirnya tentang apa yang dikatakan oleh Rasulullah kepada
dirinya ketika ia meminta fatwa kepada beliau." Maka Umar menulis surat kepada
ayah Abdullah bahwa Sabiah telah memberitahukan kepada dirinya bahwa ia awalnya
adalah istri Said bin Khulah, seorang yang ikut dalam perang Badar dan meninggal
dunia pada haji wada', ketika Sabiah dalam keadaan hamil, dan kemudian melahirkan
setelah suaminya tersebut meninggal dunia. Ketika darah Nifasnya telah berhenti, ia
berdandan agar datang sebuah lamaran kepada dirinya, sehingga datanglah abu
Sanabil bin Ba'kak dan lantas berkata kepada dirinya: "Aku tidak pernah melihat
dirimu mempercantik diri seperti ini?. Mungkin engkau adalah seorang yang ingin
menikah. Demi Allah, engkau tidak dapat menikah selama belum melewati empat
bulan sepuluh hari."
Sabiah berkata: "Ketika ia berkata seperti itu kepadaku, maka aku pun lantas
mengumpulkan pakaianku ketika berjalan, dan kemudian mendatangi Rasulullah, dan
lantas menanyakan hal itu kepada dirinya sehingga beliau pun mengatakan kepadaku
bahwa sesungguhnya aku sudah diperbolehkan menikah setelah melahirkan
44
Fathul Bari, 8/521.
45
Fathul Bari, 8/521.
46
Ahmad, 4/327
47
Fathul Bari, 9/379, 7/360
kandunganku, dan memerintahkanku untuk lekas menikah setelah kandunganku itu
lahir."48 Redaksi hadits ini diriwayatkan oleh Musliam dan Bukhari secara ringkas.
"Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan
baginya dalam urusannya" adalah mempermudah dan memperingan urusannya, dan
memberinya jalan keluar yang disegerakan. Kemudian Allah berfirman:
"Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu" adalah hukum dan
syariatnya yang telah diturunkan kepada kalian melalui Rasulullah Saw.
48
Fathul Bari, 9/379.
Allah memerintahkan kepada hambanya bahwa jika salah satu dari mereka
mencerikan istrinya, maka ia harus menempatkannya pada sebuah rumah hingga masa
idahnya berlalu, dengan berkata: "
Nafkah seorang wanita yang terceraikan dengan talak bain dan sedang
dalam keadaan hamil adalah menjadi tanggungan suaminya hingga melahirkan.
49
Thabari, 23/379
50
Dar Mantsur, 8/207.
51
Qurthubi, 18/167.
Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan kandungannya." Ini
adalah untuk wanita yang tertalak Bain. Jika dalam keadaan hamil, maka suaminya
wajib menafkahinya hingga melahirkan kandungannya. Dengan dalil bahwa seorang
wanita yang tertalak Raj'ah harus dinafkahi baik dalam keadaan hamil maupun tidak.
"dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya."
" Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan
mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami buat perhitungan terhadap penduduk negeri
itu dengan perhitungan yang ketat, dan Kami azab mereka dengan azab yang
mengerikan (di akhirat). Sehingga mereka merasakan akibat yang buruk dari
perbuatannya, dan akibat perbuatan mereka itu adalah kerugian yang besar. Allah
menyediakan azab yang keras bagi mereka, maka bertakwalah kepada Allah wahai
orang-orang yang mempunyai akal! (Yaitu) orang-orang yang beriman. Sungguh,
Allah telah menurunkan peringatan kepadamu, (dengan mengutus) seorang Rasul
52
Ahmad, 2/421.
yang membacakan ayat-ayat Allah kepadamu yang menerangkan (bermacam-macam
hukum), agar Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa beriman kepada Allah
dan mengerjakan kebajikan, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Sungguh, Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya."
Dalam hal ini, Allah berkata seraya mengancam orang-orang yang menentang
perintahNya, mendustakan rasulNya, dan berjalan tidak sesuai dengan apa yang telah
disyariatkanNya, dengan memberitahukan tentang apa yang ditimpa oleh umat
terdahulu karena melakukan semua itu. Oleh karena itu, Allah berfirman:
Sifat-sifat Rasul
Firman Allah:
Sama halnya dengan firman Allah yang berbunyi: “Allah pelindung orang-
orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada
cahaya (iman).” (al-Baqarah: 257). Maksudnya adalah dari kegelapan kekafiran dan
kebodohan menuju cahaya iman dan ilmu. Bahwasanya Allah menamakan wahyu
yang diturunkanNya sebagai cahaya karena mengandung petunjuk (hidayah)
sebagaimana Allah menamakannya sebagai ruh karena bisa menghidupkan hati,
sehingga Allah berkata: “Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-
Quran) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-
Kitab (Al-Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan
al-Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di
antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk
kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syura’: 52)
"Dan barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan, niscaya
Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, Allah memberikan
rezeki yang baik kepadanya" adalah telah dikemukakan lebih dari satu kali sehingga
tidak perlu untuk diulangi lagi di sini. Dan hanya kepada Allah lah segala puji dan
anugerah.
"Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa
atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu"
Penjelasan tentang kekuasaan Allah yang Maha Sempurna
Firman Allah:
Adalah seperti halnya firman Allah yang memberitakan tentang Nuh yang
berkata kepada kaumnya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah
menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?.” (Nuh: 15) dan firman Allah: “ Langit
yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.” (al-isra’:
44).
dan dari (penciptaan) bumi juga serupa" adalah tujuh pula sebagaimana yang
telah dikemukakan dalam kitab Bukhari dan Muslim: "Barang siapa berlaku zalim,
maka ia akan dibelenggu dengan sejengkal bumi yang dikalungkan pada dirinya, dari
tujuh bumi yang ada."54
Akhir surat at-Thalaq. Dan hanya bagi Allah segala puji dan anugerah.
54
Fathul Bari, 5/124, 3/1232.
55
Bidayah dan Nihaya, 1/19, 20.
AT-TAHRIM
MADANIYYAH
Hingga ayat:
Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sungguh, hati kamu berdua
telah condong (untuk menerima kebenaran); adalah untuk Aisyah dan Hafshah.
Sedangkan firman Allah:
Dan ingatlah ketika secara rahasia Nabi membicarakan suatu peristiwa kepada
salah seorang istrinya (Hafsah)" adalah karena perkataan beliau: "Melainkan
meminum madu." Ibrahim bin Musa berkata dari Hisyam: "Dan aku tidak akan
mengulanginya lagi, aku bersumpah akan hal itu, dan janganlah kalian
memberitahukan semua ini pada siapa pun.”56 Seperiti itu pula yang diriwayatkan oleh
Bukhari dalam kitab ath-Thalak dengan sanat seperti ini, dan redaksi kata yang
hampir serupa.57 Kemudian berkata: "Munghafir (getah) adalah sesuatu yang serupa
dengan getah yang akan ditemukan rasa manisnya ketika diusap. Dan terkadang
disebut dengan Maghfur. Seperti itu pulalah yang dikakatakan oleh Juhairi. Terkadang
Maghfur juga digunakan untuk menamakan angka sepuluh, jenis tumbuh-tumbuhan,
dan pohon akasia. Sedangkan yang dinamakan dengan Rimtsi adalah sesuatu yang
56
Fathul Bari, 11/582.
57
Fathul Bari, 9/287
digunakan untuk memelihara onta. Itu adalah salah satu jenis belerang. Dan berkata:
“Sedangkan Irfidz adalah sebuah pohon yang batangnya bisa mengeluarkan Maghfur
(getah) tersebut.”
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim di bab Thalak dalam kitab Shahihnya
dari Aisyah, dan redaksi katanya sebagaimana yang dikemukakan oleh Bukhari dalam
bab (kitab) Iman dan an-Nudzur."58 Kemudian Bukhari meriwayatkan dalam
Shahihnya di kitab Thalak dari Aisyah berkata: "Bahwasanya Rasulullah Saw.
menyukai manisan dan madu. Karena itu, tiap kali pulang dari melaksanakan shalat
Asyar, beliau selalu memasuki rumah salah satu Istrinya sehingga menjadi dekat
dengan salah satu dari mereka. Oleh karena itu, beliau memasuki rumah Hafshah binti
Umar hingga lebih lama tinggal di sana dari semestinya. Maka aku pun cemburu, dan
lantas menanyakan hal itu kepada beliau, sehingga dikatakan kepadaku: "Aku
berdamai dengan suatu kaum dengan cara meminum madu salah satu wanita dari
mereka." Maka aku berkata: "Demi Allah, aku akan ambil alih itu." Lantas aku
berkata kepada Saudah binti Zam'ah: "Bahwasanya Rasulullah akan menghampirimu.
Ketika beliau mendekatimu, maka katakanlah kepadanya: "Apakah engkau telah
memakan Maghafir (getah)?." Maka beliau akan berkata kepadamu: "Tidak." Maka
katakanlah kepadanya: "Bau apa yang aku temukan pada dirimu ini?." Beliau pasti
akan berkata kapadamu: "Hafshah telah memberiku minuman madu." Maka
berkatalah: "Aku akan membunyikan lebahnya al-Irfidz, dan akan aku katakan semua
itu." Dan katakanlah kepadanya: "Engkau adalah seorang yang mendapatkan bagian
rampasannya." Aisyah berkata: "Saudah berkata: "Demi Allah, tiada Rasulullah selain
hanya berdiri di depan pintu sehingga aku pun hendak memanggilnya karena apa yang
telah diperintahkan oleh Aisyah kepadaku." Ketika Rasulullah sudah mendekap pada
Saudah, maka Saudah berkata: "Wahai Rasulullah, apakah engkau telah memakan
Maghafir (getah)?." Rasulullah berkata: "Tidak." Saudah lantas berkata: "Bau apa
yang aku temukan pada dirimu ini?." Rasulullah berkata: "Hafsah telah memberiku
madu." Berkata: "Maka aku pun membunyikan lebah pohon Irfidz itu. Ketika beliau
menghampiriku, maka aku akan berkata seperti itu. Dan ketika beliau mendatangi
Shafiyah, maka ia akan berkata seperti itu pula kepada Rasulullah. Dan ketika beliau
mendatangi Hafsah, maka Hafshah berkata kepadanya: "Wahai Rasulullah, bolehkan
aku memberimu minuman madu?." Rasulullah berkata: "Aku tidak membutuhkan
58
Muslim, 2/1100.
itu." Aisyah berkata: "Saudah berkata: "Demi Allah, aku sungguh telah
menghalanginya.” Aku berkata kepadanya: "Diamlah."59 Redaksi hadits ini adalah
dari Bukhari. Dan Muslim pun juga meriwayatkannya, di mana dalam riwayatnya:
"Bahwasanya Rasulullah Saw. sangat tidak suka jika ada bau pada dirinya." Yaitu bau
yang tidak sedap. Dan oleh karena itu, mereka berkata: "Apakah engkau telah
memelihara lebah madu pohon Irfidz yang menghasilkan getah Maghafir. Oleh karena
itu, baunya tampak di dalam madu yang telah diminum oleh Rasulullah." Juwaihiri
berkata: "Jarasta an-Nahl al-Irfidz" adalah jika engkau memakannya. Dan konon,
pada diri lebah terhadap Jawaris (bunyi-bunyian) sebagaimana yang dikemukakan
dalam Syair.
Dan berkata: "Al-Jars adalah suara kecil. Dan dikatakan: "Sami'tu Jars ath-
Thair" (aku mendengar suara lembut burung) ketika mendengar patukannya terhadap
sesuatu yang sedang dimakannya. Dan dalam sebuah hadits: "Fa Yasma'una Jars
Thair al-Jannah" (Sehingga mereka mendengar suara kecil burung surga." Ashmui
berkata: "Ketika aku berada di forum Syu'bah, maka ia berkata: "Fa Yasma'una Jarsy
Thairil Jannah" dengan Syin, maka aku berkata: "Jars" (dengan Sin), sehingga ia
melihatiku dan lantas berkata: "Ambillah kalian darinya. Sesunggunya ia lebih tahu
tentang permasalahan ini daripada kita."60 Redaksi hadits di atas menunjukkan bahwa
Hafsah adalah seorang yang meminumkan madu kepada Rasulullah. Itu adalah hadits
dari jalur periwayatan Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari bibiknya, Aisyah, dan
dari jalur periwayatan ibn Juraij dari Atha' dari Ubaid bin Umair dari Hafshah yang
mana keduanya adalah saling bersaing, dan Allah lebih tahu dari semua itu. Dan
konon keduanya adalah dua orang yang saling mencari pengaruh, sehingga wajar jika
keduanya merupakan penyebab turunnya ayat tersebut. Namun Allah lebih tahu akan
hal itu (Wallahu A'lam). Sedangkan hadits yang menunjukkan bahwa Aisyah dan
Hafsah adalah dua orang yang saling mencari pengaruh (bersaiang) adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya sekiranya ia berkata dari ibn Abas
yang berkata: "Aku tak henti-hentinya bertanya kepada Umar tentang dua wanita yang
termasuk istri nabi yang Allah berfirman: " Jika kamu berdua bertobat kepada Allah,
maka sungguh, hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebenaran)" (at-
59
Fathul Bari, 9/289
60
Al-Majmu' al-Munghits, 1/320.
Tahrim: 4), hingga Umar melakukan haji, dan aku pun juga melakukan hal yang
sama. Ketika sampai pada suatu jalan, umar menggunakan jalan yang lain dan aku
pun juga melakukan hal yang sama, yang dengan menggunakan beberapa peralatan
akhirnya ia pun dapat terlihat. Kemudian Umar mendatangiku, sehingga aku pun
mengeluarkan tangannya, ia lantas berwudhu, dan kemudian aku berkata kepadanya:
"Wahai Amirul Mu'minin! Siapakah dua wanita istri nabi yang Allah berfirman: " Jika
kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sungguh, hati kamu berdua telah condong
(untuk menerima kebenaran)" (at-Tahrim: 4)?." Umar berkata: "Sungguh
mengherankan sekali dirimu, wahai ibn Abas." Zuhri berkata: "Umar terasa berat
menjawabnya. Demi Allah, itu adalah seusuatu yang tidak bisa ditanyakan kepadanya,
dan juga tidak bisa ia sembunyikan." Berkata: "Itu adalah Aisyah dan Hafshah."
Rasulullah pun tersenyum, dan aku pun lantas berkata: "Wahai Rasulullah! Aku
telah menemui Hafsah dan berkata kepadanya: "Janganlah tetanggamu itu
membuatmu cemburu. Ia lebih cantik dan lebih dicintai oleh Rasulullah daripada
dirimu." Rasulullah pun lantas tersenyum, dan aku pun lantas berkata: "Apakah
engkau merasa gembira, wahai Rasulullah!." Rasulullah berkata: "Iya." Aku pun
duduk dan lantas mengarahkan pandanganku ke dalam rumah. Demi Allah, tidak ada
sesuatu yang merisihkan pandangan mataku selain tiga perlengkapan rumah.
Kamudian aku berkata: "Berdoalah kepada Allah, wahai Rasulullah! Agar Allah
memperluas umatmu. Sungguh Persia dan Romawi merupakan kawasan yang sangat
luas di mana penduduknya tidak menyembah kepada Allah." Kemudian Rasulullah
membenarkan duduknya, dan lantas berkata: "Apakah engkau ragu wahai ibn
Khatab!. Mereka adalah kaum yang telah disegerakan kebaikan hidup di dunia." Maka
aku berkata: "Mohonkanlah ampunan untukku, wahai Rasulullah!." Dan Rasulullah
bersumpah untuk tidak menemui (mungkin menggauli) istri-istrinya itu karena terlalu
marah terhadap mereka hingga Allah menegurnya."61 Telah diriwayatkan oleh
Bukhari, Muslim, dan Tirmizi dari satu jalur periwayatan, dan Bukhari serta Muslim
mengeluarkan hadits itu dari ibn Abas, yang berkata: "Selama satu tahun, aku
menangguhkan keinginanku bertanya kepada Umar tentang suatu ayat, dan aku tak
mampu melakukannya karena merasa sungkan terhadap dirinya hingga akhirnya ia
61
Ahmad: 1/33, 34.
pergi haji dan aku pun juga melakukan hal yang sama bersamanya. Ketika kami
kembali dari haji, dan ketika kami sedang berada di suatu jalan, maka ia mengalihkan
perjalanannya menuju Arak karena ada suatu keperluan." Ibn Abas berkata: "Maka
aku pun berhenti hingga ia menyelesaikan urusannya itu, dan kemudian aku pun pergi
bersamanya lagi. Aku lantas berkata: "Wahai Amirul Mu'minin, siapakah dua orang
wanita yang saling bantu membantu menyusuhkan Nabi Saw."62 Redaksi kata hadits
ini dari Bukhari, sedangkan yang dari Muslim adalah: "Siapakah dua orang wanita
yang dikatakan oleh Allah: "Jika kalian berdua bantu membantu dalam menyusahkan
Nabi", berkata: "Aisyah dan Hafsah," kemudian mengemukakan hadits secara
keseluruhannya,63 dan sebagian yang lain meringkas hadits itu.
Dan diriwayatkan oleh Muslim pula dari Abdullah bin Abas, Umar bin Khatab
telah berkata kepadaku: "Ketika Nabi memisahkan diri dari istri-istrinya, maka aku
memasuki masjid dan ternyata orang-orang sedang memengang tongkat seraya
berkata: "Rasulullah telah menceraikan istri-istrinya." Dan semua itu terjadi sebelum
istri-istri nabi diperintahkan untuk mengenakan hijab (cadar). Maka aku berkata:
"Pada hari itu, aku lantas memberitahukan hal itu kepada istri-istri nabi." Kemudian ia
mengemukakan hadits yang menceritakan tentang pertemuannya dengan Aisyah dan
Hafsah, serta nasehatnya kepada mereka berdua, hingga mengatakan: "Aku pun
masuk, dan lantas bertemu dengan Rabah, seorang budak laki-laki (atau pembantu)
Rasulullah yang sedang berada di depan pintu tempat minum. Maka aku pun
memanggilnya dengan mengatakan: "Wahai Rabah, mintakanlah izin untukku kepada
Rasulullah." Kemudian Umar mengemukakan perkataan seperti di atas, hingga
berkata: "Kemudian aku berkata: "Wahai Rasulullah! Janganlah engkau merasa
terbebani dengan persoalan istri-istrimu. Jika engkau menceraikan mereka,
sesungguhnya Allah bersamamu, dan MalaikatNya, Jibril, Mikail, aku, abu Bakar, dan
umat Islam juga bersamamu." Tidak ada satu pun perkataan yang aku sampaikan
selain berharap Rasulullah membenarkan apa yang aku katakan itu. sehingga turunlah
ayat ini sebagai sebuah pemberitahuan: " Jika dia (Nabi) menceraikan kamu, boleh
jadi Tuhan akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari
kamu," (at-Tahrim: 5) " dan jika kamu berdua saling bantu membantu menyusahkan
Nabi, maka sungguh, Allah menjadi pelindungnya dan (juga) Jibril dan orang-orang
mukmin yang baik; dan selain itu malaikat-malaikat adalah penolongnya." (at-Tahrim:
62
Fathul Bari: 8/525.
63
Muslim, 2/1108.
4). Kemudian aku berkata: "Apakah engkau akan menceraikan mereka?." Rasulullah
berkata: "Tidak." Kemudian aku berdiri di pintu masjid, dan lantas berseru dengan
suara yang keras: "Rasulullah tidak akan menceraikan istri-istrinya." Maka turunlah
ayat ini: "Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada
Rasul dan ulil Amri64 di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil Amri) 65. (an-
Nisa’: 83). Dan aku sendiri adalah seorang yang mengistimbati permasalahan
tersebut.66 Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Said bin Jabir, Ukramah, Muqotil
bin Hayan, Dhahak dan selainnya.67
dan orang-orang mukmin yang baik" adalah abu Bakar dan Umar, sedangkan
Hasan Basri juga menambahkan Utsman. Dan Lats bin abi Salim dari Mujahid
berkata:
"Dan orang-orang mukmin yang baik" adalah Ali bin abi Thalib."
Dan telah diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas berkata: "Umar berkata:
"Bahwasanya istri-istri Nabi adalah wanita-wanita yang saling cemburu satu sama lain
karena Nabi, sehingga aku berkata kepada mereka: " Jika dia (Nabi) menceraikan
kamu, boleh jadi Tuhan akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih
baik dari kamu" sehingga turunlah ayat ini."68 Seperti yang telah dikemukakan di atas,
bahwa perkataan Umar sering kali selaras dengan al-Qur'an tidak hanya dalam satu
permasalahan. Salah satunya adalah dalam penurunan ayat-ayat hijab, tahanan perang
Badar, dan juga adalah perkataannya yang mengusulkan untuk menjadikan maqom
64
ialah: tokoh-tokoh sahabat dan para cendekiawan di antara mereka
65
menurut Mufassirin yang lain maksudnya ialah: kalau suatu berita tentang keamanan dan ketakutan
itu disampaikan kepada Rasul dan ulil Amri, tentulah Rasul dan ulil amri yang ahli dapat menetapkan
kesimpulan (istimbat) dari berita itu
66
Muslim, 2/1105.
67
Thabari, 23/486
68
Fathul Bari, 7/528.
Ibrahim sebagai tempat shalat sehingga Allah menurunkan ayat: “Dan jadikanlah
sebahagian maqam Ibrahim69 tempat shalat.” (al-Baqoroh: 125)..
Telah diriwayatkan oleh abu Hatim dari Anas berkata: "Umar bin Khatab
berkata: "Telah sampai suatu berita kepadaku bahwa terjadi permasalahan antara istri-
istri nabi dengan nabi, sehingga aku pun memberi ketegasan kepada mereka dengan
mengatakan: "Cukup sudah kalian menyusahkan Rasulullah, atau Allah akan
menggantikan kalian dengan istri-istri yang lebih baik dari kalian," hingga akhirnya
aku pun juga menemui istri nabi yang paling akhir dan ia berkata: "Wahai Umar,
Rasulullah sendiri tidak pernah menasehati istri-istrinya seperti halnya yang engkau
kemukakan kepada mereka." Selanjutnya aku pun berdiam diri, hingga akhirnya
turunlah ayat: "Jika dia (Nabi) menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan akan memberi
ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu, perempuan-perempuan
yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang beribadah, yang berpuasa,
yang janda dan yang perawan." (at-Tahrim: 5). Wanita yang membantah Umar
karena nasehat yang diberikannya kepada istri-istri nabi itu adalah Umi Salmah,
sebagaimana yang dikemukakan dalam Shahih Bukhari.70
69
ialah tempat berdiri nabi Ibrahim a.s. diwaktu membuat Ka'bah
70
Thabari, 23/488.
71
Thabari, 23/290, Qurthubi, 18/193, Dar Mantsur, 8/224.
dalam surat al-Bar'ah, dengan redaksi kata: "Pengembaraan umat ini adalah
puasa."72
"yang janda dan yang perawan" adalah sebagiannya janda dan sebagian yang
lain adalah perawan supaya lebih menyenangkan hati. Sebab keberagaman tersebut
lebih menyenangkan hati. oleh karena itu, Allah berfirman:
" Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang
Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Wahai orang-orang kafir! Janganlah kamu mengemukakan alasan pada hari ini.
Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang telah kamu kerjakan.
Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan
orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di
hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, "Ya Tuhan kami,
sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau
Mahakuasa atas segala sesuatu."
72
Thabari, 14/506.
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka" adalah bahwa Allah
berkata laksanakanlah ketaatan kepada Allah, dan takutlah pada kedurhakaan kepada
Allah, dan perintahkanlah keluargamu dengan himbauan-himbauan yang bisa
membuat Allah menyelamatkan kalian dari api neraka.73 Tentang firman Allah:
Selaras dengan ayat ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,
abu Dawud, dan Tirmizi dari Rabi' bin Sibrah dari ayahnya berkata bahwa Rasulullah
Saw. bersabda: "Perintahkan anak kecil untuk melaksanakan shalat jika sudah
berumur tujuh tahun, dan ketika sudah berumur sebelas tahun, maka pukullah mereka
karena shalat itu (Penj: karena meninggalkan shalat)." redaksi kata hadits ini berasal
dari abu Dawud, dan Tirmizi berkata bahwa ini merupakan hadits hasan.77
73
Thabrani, 14/506.
74
Thabrani, 23/491.
75
Thabari, 14/506.
76
Qurthubi, 18/196.
77
Ahmad, 3/404, abu Dawud, 1/332, dan Tuhfatul Ahwadz, 2/445.
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu" adalah kayu yang di masukkan
ke dalamnya adalah jasat anak manusia.
dan ibn Mas'ud, Mujahid, abu Ja'far al-Baqir, dan Sadi berkata bahwa itu adalah
batu api. Mujahid menambahkan: "Bangkai yang busuk."
“dan keras" adalah bahwa bentukan mereka sangatlah keras, sangat suram,
dan dengan rupa yang sangat mengagetkan.
“yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" adalah sejauh apa
pun yang diperintahkan Allah, mereka bergegas melaksanakannya dan tidak lagi
menunda-nunda pelaksanaan perintah itu. Mereka adalah dzat-dzat yang mampu
melaksanakan perintah itu, dan tidak ada sifat lemah saat melaksanakan perintah
tersebut. Mereka adalah malaikat Zabaniyah (yang mendorong orang untuk masuk
neraka). Dan memohonlah pertolongan kepada Allah dari mereka.
Tidak diterimanya alasan orang-orang kafir pada hari kiamat
Wahai orang-orang kafir! Janganlah kamu mengemukakan alasan pada hari ini.
Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang telah kamu kerjakan"
adalah bahwa dikatakan kepada orang-orang kafir: "Janganlah kalian mengemukakan
alasan. Sesungguhnya itu tidak akan diterima, dan kalian tidak akan mendapatkan
suatu balasan selain apa yang telah kalian lakukan. Sesungguhnya kalian akan
mendapatkan balasan atas perbuatan yang pernah kalian lakukan."
“pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang
beriman bersama dengannya" adalah bahwa mereka tidak akan direndakan bersama
dengan Nabi pada hari kiamat.
Maksud dari firman Allah:
" Wahai Nabi! Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan
bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam dan
itulah seburuk-buruk tempat kembali. Allah membuat perumpamaan bagi orang-
orang kafir, istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua
orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu
berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu
mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu),
"Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)."
Seorang mukmin tidak bisa menolong orang kafir sejauh apa pun
kedekatannya dengan Allah.
“istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang
hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami" adalah bahwa keduanya selalu
bersama dengan dua orang rasul siang dan malam. Di mana dua orang rasul tersebut
selalu melindungi keduanya, tidur bersama keduanya, dan berhubungan dengan
keduanya dengan hubungan yang sangat baik.
“lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya" adalah bahwa dalam
keimanan, kedua istri tersebut tidak mensepakati kedua nabi itu, dan tidak
membenarkan risalah yang mereka bawa. Sehingga kedekatan tersebut tidaklah
mampu digunakan untuk melindungi keduanya (dari api neraka).
“tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari
(siksa) Allah" adalah karena kekafiran dari kedua istri tersebut.
“dan dikatakan (kepada kedua istri itu)" adalah kepada kedua wanita itu.
“lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya" bukanlah dalam hal
perbuatan yang tidak senonoh, namun dalam hal agama. Sebab wanita-wanita para
nabi terjaga dari perbuatan yang tidak senonoh karena kehormatan para nabi itu
sendiri sebagaimana yang telah kami kemukakan dalam surat an-Nur.
Al-Aufi berkata dari ibn Abas yang berkata: "Bahwasanya bekhianatnya kedua
wanita itu adalah karena memeluk agama yang berbeda dengan kedua nabi itu. Di
mana istri Nuh adalah seorang yang memata-matai nabi Nuh, sehingga ketika ia
melihat ada seseorang yang beriman dengan nabi Nuh, maka ia memberitahukan hal
itu kepada orang-orang yang kejam dari kaumnya. Sedangkan tingkah laku istri nabi
Lutd adalah bahwa ketika ada seseorang yang bertamu kepada nabi Luth, maka ia
memberitahukan hal itu kepada penduduk kota yang bertingkah laku tidak baik. 80
Dhahak berkata dari ibn Abas: "Bahwasanya istri-istri para nabi sama sekali tidak
pernah berzina. Sehingga penghinatan mereka berdua adalah dalam permasalahan
agama."81 Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Ukramah, Said bin Jabir, Dhahak,
dan selainnya.82
" Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri
Fir’aun, ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di
sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan
selamatkanlah aku dari kaum yang zalim," dan Maryam putri Imran yang
memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari
roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-
kitab-Nya; dan dia termasuk orang-orang yang taat."
80
Thabari, 23/497.
81
Thabari, 23/498
82
Thabari, 23/497.
Seorang kafir tidak dapat membahayakan seorang mukmin di sisi Allah
Kemudian ibn Jarir meriwayatkan dari Qosim dari ayahnya yang berkata:
"Bahwasanya pernah ditanyakan kepada istri Fir'aun tentang penaklukan?." Di mana
dikatakan kepadanya: "Apakah Musa dan Harun akan menang?." Maka ia berkata:
"Aku beriman kepada Tuhan Musa dan Harun." Kemudian Fir'aun mengirim surat
kepadanya dengan mengatakan: "Lihatlah kalian pada kawah panas yang paling besar
yang pernah kalian temukan. Jika ia tetap bersikukuh dengan perkataannya itu, maka
lemparlah ia ke dalam kawah panas itu. Dan jika menarik kembali perkataannya itu,
maka ia tetap menjadi istriku. Ketika mereka menemui istri Fir'aun itu, maka ia lantas
menengadahkan kepalanya ke langit dan melihat rumahnya yang ada di surga. Oleh
karena itu, ia tetap bersikukuh dengan perkataannya itu, lantas nyawanya pun hilang,
sehingga yang dilempar ke dalam kawah panas itu adalah sebuah jasat yang sudah
tidak bernyawa lagi.86 Maka maksud dari perkataannya:
83
Wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung atau penolong
84
Thabari, 23/497.
85
Thabari, 23/500.
86
Thabari, 23/500.
“dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim." Wanita itu adalah Asiyah binti
Muzahim.
“maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami"
adalah melalui perantara malaikat, yaitu Jibril. Sesungguhnya Allah mengutus Jibril
menuju Maryam, dan lantas menyerupakan diri dengan seorang manusia biasa, dan
lantas Allah memerintahkannya untuk meniupkan dengan mulutnya ke dalam rongga
bajunya. Maka sampailah sebuah tiupan hingga masuk ke dalam kemaluannya,
sehingga itu mengakibatkannya mengandung bayi Isa as. oleh karena itu, Allah
berfriman:
“maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan
dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya" maksudnya adalah
terhadap ketentuan dan syariatNya.
dan dia termasuk orang-orang yang taat." Telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad
dari ibn Abas berkata: "Rasulullah pernah menggaris empat garis di atas bumi, dan
lantas berkata: "Apakah kalian mengerti tentang hal ini?." Mereka menjawab: "Allah
dan rasulNya lebih tahu." Rasulullah lantas berkata: "Wanita ahli surga yang paling
utama adalah Khatijah binti Khuwalid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti
Imran, dan Asiyah binti Muzahim istri Fir'aun." 87 Dan telah dikemukakan dalam
Shahih Bukhari dan Muslim dari abu Musa al-Asy'ari dari Nabi Saw. Bersabda:
"Banyak sekali laki-laki yang sempurna, dan tidak ada wanita yang sempurna selain
hanya Asiyah istri Fir'aun, Maryam binti Imran, dan Khatijah bin Khuwalid. Dan
keutamaan Aisyah dibandingkan dengan wanita-wanita lainnya adalah sebagaimana
bubur dibandingkan dengan makanan-makanan lainnya."88 Kami telah
mengemukakan jalur periwayatan hadits ini dan redaksi-redaksi katanya, dan
komentar-komentar terhadapnya dalam kisah tentang Isa as. dalam kitab kami yang
berjudul Bidayah wa Nihayah."89 Hanya untuk Allah lah segala puji dan anugerah,
akhir dari surat at-Tahrim. Dan hanya kepada Allah lah segala puji dan anugerah.
AL-MULK
MAKKIYYAH
JUZ 29
87
Ahmad, 1/293.
88
Fathul Bari, 6/514, dan Muslim, 4/1886.
89
Bidayah wa Nihayah, 2/61.
sebuah kuburan, dan ternyata di sana ada seseorang yang membaca surut al-Mulk
hingga selesai. Shahabat tersebut akhirnya mendatangi Nabi dan lantas berkata:
"Wahai Rasulullah, aku telah memukulkan tendaku pada suatu kuburan dengan tanpa
mengira bahwa itu adalah sebuah kuburan. Ternyata ada seseorang yang sedang
membaca surat al-Mulk: "Tabaraka hingga selesai." Maka Rasulullah berkata: "Surat
tersebut adalah sesuatu penghalang, suatu penyelamat yang bisa menyelamatkannya
dari azab kubur." (HR. Tirmizi). Kemudian Tirmizi berkata bahwa hadits tersebut
termasuk hadits Gharib dari satu sisi, dan dalam bab yang diriwayatkan oleh abu
Hurairah. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah tidak pernah tidur tanpa membaca
Alif Lam Mim Tanzil, Tabarakalladzi bi Yadihi Mulk, terlebih dahulu." (HR.
Tirmizi). Lats berkata dari Thawus: "Dua surat itu mengungguli surat-surat lainnya
dengan tujuh puluh kali kebaikan."
Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, Dan Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu.Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.
Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu
yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali
lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat? Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali
lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa
menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih. Dan sungguh, telah
Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya (bintang-
bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab
neraka yang menyala-nyala.
Dalam ayat ini, Allah mengagungkan diriNya sendiri Yang Maha Mulia, dan
memberitahukan bahwa Dia menguasai segala kerajaan. Yang maksudnya adalah
yang mengendalikan keseluruhan makhluk sesukanya, dan tidak ada yang mengontrol
atas ketentuan-ketentuanNya, dan tak ada pula yang mempertanyakan segala sesuatu
yang dilakakukanNya, karena kekuatan, kebijaksanaan, dan keadilanNya. Oleh karena
itu, Allah berfirman:
Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu" dan kemudian Allah berfirman:
Yang menciptakan mati dan hidup." Ayat ini digunakan oleh orang-orang yang
beranggapan bahwa kematian adalah sesuatu yang ada, sebab itu adalah sebuah
makhluk. Sedangkan maksud dari ayat itu adalah bahwa Allah telah mewujudkan
makhluk-makhluk dari ketiadaan untuk mengujinya. Artinya adalah untuk diketahui
siapakah di antara mereka yang paling baik amal perbuatannya, sebagaimana yang
dikatakan oleh Allah: “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya
mati, lalu Allah menghidupkan kamu.” (al-Baqarah: 28). keadaan yang pertama
dinakaman ketiadaan karena mati, sedangkan pemunculan tersebut dinakaman sebagai
kehidupan. Karena itu, Allah berfirman: “Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-
Nya kembali, Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?.” (al-Baqarah: 28).
Dan maksud dari firman Allah:
“untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya" adalah
amal yang paling baik sebagaimana yang dikatakan oleh Muhammad bin Ajlan, dan
bukan amal yang paling banyak. Kemudian Allah berfirman:
Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun" maksudnya adalah Dzat yang Maha
Perkasa, Yang Maha Agung, Yang Maha Membari. Namun demikian, Allah adalah
Maha Pengampun bagi seorang yang bertaubat kepadaNya, dan bertaubat setelah
melakukan kedurhakaan dan menentang perintah-perintahNya. Walaupun Allah
adalah Dzat Yang Maha Perkasa, Dia juga merupakan Dzat yang mengampuni dan
mengasihi. Kemudian Allah berfirman:
“Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pengasih" adalah bahkan itu saling beriringan, selaras, tidak ada perbedaan,
saling menungguli, saling bertentangan, kekurangan dan cela. Karena itu, Allah
berfirman:
“Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?" Maksudnya
adalah lihatlah langit dan lantas renungkanlah: Apakah engkau melihat cacat di
dalamnya, atau kekurangan, atau keburukan. Ibn Abas, Mujahid, Dhahak, Tsauri, dan
selainnya berkatan tentang firmana Allah:
“Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?" maksudnya
adalah keterbelahan.90 Saddi berkata tentang firman Allah:
Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?" maksudnya
adalah dari keterbakaran. Qotadah berkata:
adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?" maksudnya adalah dari kekurangan,
wahai anak manusia.
90
Dar Mantsur, 8/235, dan Qurthubi, 18/209, dan Thabari, 23/507
“Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi", Qotadah
berkata adalah dua kali.
“dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih" adalah letih, dan berhenti melihat
karena sudah berulang kali memamandang dan tidak menemukan suatu kekurangan.
Sebab Allah telah menjauhkan penciptaannya dari kekurangan, dan menampakkan
kesempurnaan dan keindahannya. Kemudian Allah berfirman:
“Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang"
adalah bintang-bintang yang diletakkan di dalam langit dunia baik berupa bintang-
bintang yang beralih-alih maupun bintang yang tetap.
91
Thabari, 23/507
92
Thabari. 23/507
bintang yang ada di langit, namun dengan bintang yang ada di bawahnya. Wa Allahu
A'lam (Allah lebih tahu). Dan maksud dari firman Allah:
“dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala" adalah
bahwa Kami telah menyiapkan kesedihan bagi setan-setan di dunia, dan menyiapkan
azab neraka yang menyala-nyala di akhirat sebagaimana yang dikatakan oleh Allah di
awal surat ash-Shaffat: "Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia (yang
terdekat), dengan hiasan bintang-bintang. Dan (Kami) telah menjaganya dari setiap
setan yang durhaka, mereka (setan-setan itu) tidak dapat mendengar (pembicaraan)
para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru, untuk mengusir mereka dan
mereka akan mendapat azab yang kekal, kecuali (setan) yang mencuri
(pembicaraan); maka ia dikejar oleh bintang yang menyala." Qotadah berkata:
"Bahwasanya Allah mencipatakan bintang-bintang adalah karena tiga tujuan. Yaitu
sebagai perhiasan di langit, untuk melempar setan, dan sebagai petunjuk bagi orang-
orang yang manafsirkan bintang-bintang itu secara tidak semestinya sehingga mereka
berkata atas dasar pikirannya sendiri dan memaksakan diri untuk mengetahui sesuatu
yang sebenarnya tidak dapat mereka ketahui. Diriwayatkan oleh ibn Jariri dan ibn abi
Hatim.93
94
Thabari, 23/508
mendustakan(nya) dan kami katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun,
kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar." Di sini, Allah mengemukakan
keadilanNya terhadap hambaNya. Bahwasanya tak seorang pun disiksa tanpa terlebih
dahulu dikemukakan hujah (alasan) kepadanya dan pengiriman seorang Rasul
kepadanya, sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “sehingga apabila mereka
sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya Telah terbuka dan berkatalah kepada
mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah
kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (az-Zumar: 73).
Seperti itulah, mereka akhirnya mencaci dirinya sendiri dan sekaligus menyesali,
namun penyesalan itu sudah tidak ada gunanya lagi sehingga mereka berkata:
Maka mereka mengakui dosanya. Tetapi jauhlah (dari rahmat Allah) bagi
penghuni neraka yang menyala-nyala itu.” Imam Ahmad meriwayatkan dari abu al-
Bukhtari yang berkata: "Telah memberitahukan kepadaku seorang yang
mendengarkan perkataan Rasulullah bahwa beliau bersabda: "Seseorang tidak akan
disiksa selain terlebih dahulu mengemukakan alasan tentang dirinya sendiri." 95 dan
dalam hadits yang lain dikemukakan: "Tidak ada seseorang yang masuk ke dalam api
neraka selain dirinya mengetahui bahwa neraka memang lebih layak baginya daripada
surga."
95
Ahmad, 5/293.
Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat
oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Dan
rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui
segala isi hati. Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan
Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang
mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari
rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan."
Dalam ayat itu, Allah berkata seraya memberitahukan tentang seorang yang
takut kepada Tuhannya atas apa yang ada di antara dirinya dengan Allah di saat tidak
diketahui (jauh) dari manusia. Di mana ia selalu mencegah dirinya untuk melakukan
kemaksiatan, dan selalu melaksanakan ketaatan sekiranya tak ada yang mengetahui
perbuatannya itu selain Allah. Orang semacam itu akan mendapatkan ampunan dari
Allah dan pahala yang besar. Artinya dosa-dosanya akan dilebur, dan mendapatkan
balasan berupa pahala yang besar sebagaimana yang dikemukakan dalam hadits
shahih: "Tujuh orang yang akan dipayungi dengan panyung Arasy di hari ketika sudah
tidak ada lagi payung selain payungnya." Kemudian nabi menyebutkan ketujuh orang
itu, yang sebagiannya adalah seorang laki-laki yang ketika seorang wanita yang
memiliki pangkat dan kecantikan mengajaknya pada kemaksiatan, berkata: "Aku takut
terhadap Allah", dan seorang laki-laki yang mensedekahkan harta bendanya secara
sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengatahui apa yang diberikan oleh
tangan kanan."96 Kemudian Allah berkata seraya mengingatkan bahwa Dia melihat
segala kerahasian dan segala sesuatu yang disembunyikan:
96
Fathul Bari, 2/168, Muslim, 2/715.
“Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui?" maksudnya
adalah apakah Dzat Yang menciptakan itu tidak mengetahui.
“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka
jelajahilah di segala penjurunya." Maksudnya adalah bepergianlah sesukamu ke
wilayah-wilayah bumi, dan bolak-bolak baliklah ke kawasan-kawasan yang ada di
bumi itu untuk mencari nafkah dan berdagang. Dan ketahuilah bahwa engkau tidak
akan bisa berjalan seperti itu jika Allah tidak menjalankanmu. Oleh karena itu, Allah
berfirman:
97
Ahmad, 1/52.
Allah yang merupakan Dzat yang mengendalikan segala bentuk perantara (sebab).
Maksud dari firman Allah:
Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat
kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?
atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan
mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengetahui
bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.
Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan (rasul-
rasul-Nya). Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku!
Bagaimana mungkin kamu bisa selamat dari siksa Allah, sedangkan Allah
sendiri adalah Dzat yang mampu untuk mengambilmu sesukanya.
Ini juga merupakan salah satu bentuk dari kelembutan dan kasih sayangNya
kepada hambaNya. Bahwanya Allah adalah Dzat yang mampu menyiksa hambaNya
karena kekafiran yang dilakukan oleh sebagian hambaNya itu, dan karena kesyirikan
yang mereka lakukan pula. Namun demikian, Allah juga merupakan Dzat yang maha
bijaksana, pengampun, menangguhkan dan tidak menyegerakan sebagaimana yang
dikatakannya: “. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya,
niscaya dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang
98
Thabari, 23/512, Qurthubi, 18/215.
melatapun99 akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu
yang tertentu; Maka apabila datang ajal mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah
Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (al-Fathir: 45)
“Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat
kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?". Maksudnya adalah pergi, dating,
dan berguncang. Sedangkan maksud dari firman Allah:
atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan
mengirimkan badai yang berbatu kepadamu?". Maksudnya adalah angin yang
mengandung krikil yang bisa membuatmu mengeluarkan air mata sebagaimana yang
dikatakan oleh Allah: “Maka apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang
menjungkir balikkan sebagian daratan bersama kamu atau dia meniupkan (angin keras
yang membawa) batu-batu kecil? dan kamu tidak akan mendapat seorang
pelindungpun bagi kamu.” (al-Isra’: 68). Seperti itulah ancaman yang diberikan
kepada mereka dengan mengatakan:
99
Daabbah artinya ialah makhluk yang melata. tetapi yang dimaksud di sini ialah manusia
Terbangnya burung adalah atas kuasa Allah, dan ini merupakan bukti
bahwa Allah melihat segala sesuatu yang kecil maupun besar.
“Tidak ada yang menahannya (di udara)" adalah di udara. Maksud dari firman
Allah:
“selain Yang Maha Pengasih" adalah dengan udara yang telah ditundukkanNya
untuk mereka, karena kasih sayang dan kelembutanNya. Maksud dari firman Allah:
Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu" adalah segala sesuatu yang layak
bagi ciptaanNya. Ini seperti halnya firman Allah: Tidakkah mereka memperhatikan
burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. tidak ada yang
menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.” (an-
Nahl: 79).
Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat membelamu
selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu hanyalah dalam
(keadaan) tertipu.
Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya?
Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari
kebenaran).
Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin
(dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?
Dan mereka berkata, "Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu orang yang
benar?"
Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah
orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka), "Inilah
(azab) yang dahulu kamu memintanya."
Tidak seorang yang bisa menolong dan memberimu rizki selain Allah.
“Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat
membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? " adalah bahwasanya selain Allah,
tidak ada penjaga dan penolong bagimu. Oleh karena itu, Allah berfirman:
“Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya?"
Maksudnya adalah siapakah yang bisa memberimu rizki jika Allah tidak memberimu
rizki. Artinya tidak ada seorang pun yang bisa memberi, mencegah, menciptakan, dan
menolong selain Allah saja; tidak ada yang menyekutukanNya. Artinya mereka
mengetahui hal itu, namun demikian mereka tetap menyembah selain Allah. oleh
karena itu, Allah berfirman:
“di atas jalan yang lurus?." Maksudnya adalah di atas jalan yang jelas dan
nyata. Di mana ia berjalan dengan tegak lurus, dan di jalan yang lurus pula. Ini
merupakan perumpamaan mereka di dunia, dan begitu pula di akhirat. Orang yang
beriman dikumpulkan dengan berjalan secara tegak di jalan yang lurus menuju surga,
sedangkan orang kafir dikumpulkan dengan berjalan secara menunduk menuju neraka
Jahanam." “(kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim
beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah,
Selain Allah; Maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.” (Ash-Saffat: 22-
23). Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Anas bin Malik berkata: "Telah dikatakan:
"Wahai Rasulullah! Bagaimana manusia dikumpulkan dengan berjalan di atas wajah
mereka?." Rasulullah berkata: "Bukankah seorang yang berjalan dengan kakinya lebih
kuasa daripada seorang yang berjalan di atas mukanya." 100 Hadits ini dikemukakan
dalam Shahih Bukhari dan Muslim.101
“dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu" adalah
akal dan daya tangkap. Maksud dari firman Allah:
100
Ahmad, 3/167
101
Fathul Bari, 6/350, Muslim, 4/2161.
“Katakanlah, "Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi"
adalah menyebarkan kalian di wilayah-wilayah dan penjuru-penjuru dunia, dengan
adanya perbedaan bahasa, warna kulit, bentuk, dan rupa kalian.
“Dan mereka berkata, "Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu orang yang
benar?" maksudnya adalah kapan terjadinya apa yang telah engkau beritahukan
kepada kami. Yaitu tentang berkumpul setelah terpisah-pisah ini. Maksud dari firman
Allah:
“Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah
orang-orang kafir itu menjadi muram" adalah bahwa ketika hari kiamat datang,
orang-orang kafir menyaksikannya, dan mereka melihat bahwa hari kebangkitan akan
segera datang; yang akan datang pasti datang walaupun dalam waktu yang sangat
lama. Ketika apa yang telah mereka ingkari itu tiba, mereka lantas tidak menyukainya
karena mengetahui adanya keburukan bagi mereka. Artinya apa yang dijanjikan itu
mendatangi mereka, dan datanglah ketentuan Allah yang sebelumnya belum pernah
mereka perkirakan dan ada dalam benak mereka. “Dan (jelaslah) bagi mereka akibat
buruk dari apa yang Telah mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasan yang
mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya.” (az-zumar: 48). Oleh karena itu,
dikatakan kepada mereka dengan nada menjelek-jelekkan:
Allah befirman:
“maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?" adalah sumber air
yang mengalir di atas bumi. Artinya adalah bahwa tidak ada yang bisa melakukan hal
itu selain Allah. Sehingga dari anugerah dan kedermawananNya, Allah memunculkan
untuk kalian sebuah mata air dan mengalirkannya ke seluruh penjuru bumi, sejauh
yang dibutuhkan oleh hambanya baik banyak maupun sedikit. Hanya kepada Allah
segala puji dan anugerah. Akhir surat al-Mulk, dan hanya kepada Allah lah segala puji
dan anugerah.
AL-QALAM
MAKKIYYAH
Dan sesungguhnya engkau pasti mendapat pahala yang besar yang tidak putus-
putusnya.
Maka kelak engkau akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan
melihat,
Firman Allah:
“Demi pena dan apa yang mereka tuliskan." Secara leterlek, itu merupakan satu
jenis dengan pena yang digunakan untuk menulis sebagaimana yang ada dalam firman
Allah: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa
yang tidak diketahuinya." (al-Alaq: 1-5) Sehingga itu merupakan janji dari Allah dan
himbauan terhadap hambaNya atas kenikamatan yang diberikan kepada mereka yang
berupa pengajaran tulis menulis, yang dengannya bisa menghasilkan pengetahuan.
Oleh karena itu, Allah berfirman:
dan apa yang mereka tuliskan." Ibn Abas, Mujahid, dan Qotadah berkata:
"Maksudnya adalah apa yang mereka tuliskan."102 Saddi berkata: "Yang dimaksud
dengan "apa yang mereka tuliskan" adalah malaikat dan amal perbuatan manusia yang
mereka catat." Sedangkan yang lainnya mengatakan: "Yang dimaksud dengan
"Qolam" (pena) di sini adalah sesuatu yang dijalankan oleh Allah dengan
ketentuanNya, ketika menulis ketentuan (takdir) para makhluk, lima puluh ribu tahun
sebelum diciptakannya langit dan bumi." Orang-orang yang berpendapat seperti ini,
kemudian mengemukakan hadits-hadits yang berkenaan dengan "Qolam" (Pena) yang
102
Thabari, 23/527, 528
diriwayatkan oleh ibn abi Hatim dari Walid bin Ibadah bin Shamad berkata: "Ayahku
pernah memanggilku ketika dirinya sedang dihadapkan dengan sekaratul maut, dan
lantas berkata: "Tulislah." Berkata: "Wahai Tuhan, apa yang akan aku tulis?." Ia
berkata: "Tulislah takdir (ketentuan) dan segala sesuatu yang ada hingga
selamanya."103 Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari satu jalur
periwayatan,104 dan dikeluarkan pula oleh Tirmizi dari hadits abu Dawud ath-
Thiyalisi, dan Tirmizi berkata bahwa itu merupakan hadits Hasan yang Shahih dan
Gharib (asing).105
“Dan sesungguhnya engkau pasti mendapat pahala yang besar yang tidak
putus-putusnya" adalah bahkan engkau akan mendapat pahala yang besar yang tidak
akan pernah terputus karena telah menyampaikan risalah Tuhanmu kepada manusia,
dan karena kesabaranmu terhadap siksaan yang diberikan oleh mereka. Maksud dari:
“Adalah tidak terputus” seperti yang ada dalam firman Allah: “sebagai
karunia yang tiada putus-putusnya.” (Hud: 108). Maksudnya adalah tidak ada putus-
putusnya terhadap mereka.” Mujahid berkata: "yang dimaksud dengan "tidak putus-
103
Thabari, 23/526
104
Ahmad, 5/317
105
Tuhfatul Ahwadzi, 9/232.
putusnya" adalah tidak terhitung,"106 dan ia mengacu pada apa yang telah kami
sampaikan.
maksud dari itu semua adalah bahwa Rasulullah mengikuti perintah dan
larangan al-Qur'an hingga itu menjadi watak dan akhlak dirinya, hingga
meninggalkan perangainya sendiri. apapun yang diperintahkan al-Qur'an, maka beliau
pasti melaksanakannya, dan apa pun yang dilarang oleh al-Qur'an, maka beliau pasti
meninggalkannya. Itu semua bersamaan dengan akhlak-akhlak yang agung yang talah
106
Thabari, 23/527.
107
Thabari, 23/529.
108
Thabari, 23/529, Dar Mantsur, 8/243.
109
Thabari, 23/530.
110
Thabari, 23/529.
111
Abdul Razak, 3/307
112
Muslim, 1/513.
dijadikan oleh Allah sebagai karakteristik beliau, yaitu berupa pemalu, dermawan,
pemberani, pemaaf, arif, dan keseluruhan akhlak-akhlak yang mulia sebagaimana
yang dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Anas berkata: "Aku
melayani Rasulullah Saw. selama sepuluh tahun, dan beliau sama sekali tidak pernah
berkata "Hus" kepadaku, dan tidak pernah berkata: "Kenapa engkau melakukan itu?,"
atas apa yang aku lakukan, dan tidak pernah berkata: "Kenapa engkau tidak
melakukannya?" atas apa yang tidak aku lakukan. Dan bahwasanya Rasulullah Saw.
adalah seorang yang paling baik akhlaknya, dan aku tidak pernah menyentuh sutera
yang lebih lembut ketimbang telapak tangan Rasulullah Saw." 113 Bukhari
meriwayatkan dari Bira' yang berkata bahwa Rasulullah Saw. adalah seorang yang
paling baik wajahnya dan paling baik akhlaknya. Beliau tidak tinggi dan juga tidak
pendek."114 Hadits-hadits seperti itu sangatlah banyak, dan abu Isa at-Tirmizi
membahasnya dalam kitab Syama'il.
“Maka kelak engkau akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan
melihat, siapa diantara kamu yang gila?" adalah bahwa engkau kelak akan
113
Fathul Bari, 10/471, dan Muslim, 4/1814.
114
Fathul Bari, 6/652.
115
Ahmad, 6/232.
116
Ahmad, 2/381.
mengetahui wahai Muhammad!, begitu pula orang-orang yang menentangmu dan
mendustakanmu: bahwa siapakah di antara kalian yang gila. Ini seperti halnya yang
dikatakan oleh Allah: “Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang Sebenarnya
amat pendusta lagi sombong.” (al-Qomar: 26). “dan Sesungguhnya kami atau kamu
(orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang
nyata.” (Saba’: 24).
Ibn Jarir berkata bahwa ibn Abas berkata tentang ayat ini: "Engkau kelak akan
mengetahui, dan mereka kelak juga akan mengetahui di hari kiamat nanti." 117 Al-Aufi
berkata dari ibn Abas yang berkata: "Siapakah di antara kalian yang gila."118 Seperti
itu pulalah yang dikatakan oleh Mujahid dan selainnya. 119 maksud dari kata "Al-
Maftûn" dalam ayat itu secara leterlek adalah seorang yang terfitnah dari kebenaran
dan tersesat darinya. Dan bahwasanya huruf "ba'" dimasukkan ke dalam firman Allah:
"Bi Ayyukum" adalah untuk menunjukkan pemasukan Fi'il (kata kerja) yang ada
dalam firman Allah:
“Maka kelak engkau akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan
melihat" mengira-ngirakan kata: "Maka engkau akan mengetahui dan mereka akan
mengetahui, atau maka engkau akan mendapatkan pemberitahuan dan mereka pun
juga akan mendapatkan pemberitahukan, tentang siapakah di antara kalian yang gila.
Wallahu A'lam (Allah lebih Tahu). Kemudian Allah berfirman:
Sungguh, Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-
Nya; dan Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang mendapat petunjuk."
Maksudnya adalah bahwa Allah mengetahui siapa di antara dua kelompok di antara
kalian yang mendapat petunjuk, dan mengetahui pula kelompok yang tersesat dari
kebenaran.
117
Qurthubi, 18/229
118
Thabari, 23/531
119
Thabari, 23/530.
Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak maka mereka bersikap lunak
(pula).
Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka
menghina,
yang merintangi segala yang baik, yang melampuai batas dan banyak dosa,
Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak maka mereka bersikap lunak
(pula)." Ibn Abas berkata: "Seandinya engkau memberi kelunakan, maka mereka akan
bersikap lunak pula."122 Mujahid berkata: "
120
Orang yang mempunyai anak dan kaya lebih mudah mendapat pengikut. Tetapi jika dia mempunyai
sifat-sifat seperti tersebut pada ayat 13 tidak boleh diikuti
121
Yang dimaksud dengan “belalai”di sini ialah hidung. Dipakai kata belalai di sini sebagai penghinaan
122
Thabari, 23/530.
Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak maka mereka bersikap lunak
(pula)" adalah agar engkau membiarkan mereka dengan Tuhan-Tuhan mereka, dan
meninggalkan kebenaran yang ada pada dirimu."123 Kemudian Allah berfirman:
“Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka
menghina" itu semua adalah bahwasanya seorang yang berdusta, karena kelemahan
dan kehinaannya, menyembunyikan keimannya yang palsu dengan menggunakan
nama-nama Allah dan menggunakan nama-nama itu tidak pada tempatnya. Ibn Abas
berkata: "Yang hina dan pendusta."124
“suka mencela" adalah bahwa ibn Abas dan Qodaha berkata: "Maksudnya
adalah mengumpat."125 Sedangkan maksud firman Allah:
“ yang kian ke mari menyebarkan fitnah" adalah seorang yang ke sana kemari
untuk menyebarkan perkataan yang bisa merusak nama baik orang lain. Dan telah
dikemukakan dalam Shahih Bukhri dan Muslim tentang hadits dari Mujahid dari
Thawus dari ibn Abas berkata: "Bahwa Rasulullah pernah berjalan melewati dua buah
kuburan, dan lantas berkata: "Dua orang yang ada dalam kuburan ini sedang disiksa
dan tidak disiksa lantaran melakukan dosa besar. Salah satunya karena tidak menutup
diri saat kencing, sedangkan yang satunya lagi adalah karena ke sana kemari untuk
menyebarkan fitnah." Al-Hadits.126 Dan dikeluarkan oleh sekelompok orang lainnya
dalam kitab mereka dari jalur periwayatan Mujahid.
123
Thabari, 23/533.
124
Thabari, 23/533.
125
Thabari 23/534
126
Abu Dawud, 1/25, Tuhfatul Ahwadzi, 1/232, Nasai, 1/28, dan 4/412, dan dalam al-Kubra, 6/496, ibn
Majah, 1/125.
127
Ahmad, 5/382.
128
Fathul Bari, 10/487, Muslim, 1/101, abu Dawud, 5/190, Tuhfatul Ahwadzi, 6/172, Nasai dalam al-
Kubra, 6/497
Maksud dari firman Allah:
“yang merintangi segala yang baik, yang melampuai batas dan banyak dosa"
adalah mencegah kebaikan yang ada pada dirinya dan wajib baginya.
"dan banyak dosa" adalah mengambil sesuatu yang diharamkan. Dan maksud
dari firman Allah:
“yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya" adalah seorang
yang bertabiat kasar, suka berteriak, dan suka melawan. Imam Ahmad meriwayatkan
dari Harits bin Wahab berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Alla Anbiukum bi
Ahli Jannah Kullu Dhaif Mudhaif Lau Uqossim Ala Allahi Bukankah aku sudah
memberitahukan kepada kalian bahwa penghuni surga adalah orang-orang yang lemah
dsan melemahkan diri yang seandainya aku bersumpah kepada Allah, maka aku pasti
akan membebaskannya. Dan bukankan aku sudah memberitahukan kepada kalian
bahwa penghuni neraka adalah orang-orang yang kasar, suka berteriak, dan
sombong."129 Waki' berkata: "Setiap orang yang suka berteriak adalah seorang yang
kasar dan sombong." Dikeluarkan pula oleh Bukhari dan Muslim, yang keduanya dari
Siad bin Khalid."130
Ahmad, 4/306
129
Fathul Bari, 8/530, Muslim, 4/2190, Tuhfatul Ahwadzi, 7/331, Nasai dalam al-Kibru, 6/497, ibn
130
Majah, 2/1378.
“yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya" berkata: "Rajul
Min Qurays Zamnah Mitslu Zamnatisy Syat" (Seorang laki-laki dari Qurasy jahat
seperti jahatnya seekor domba), maksudnya adalah terkenal keburukannya seperti
terkenalnya seekor domba yang jahat di antara teman-temannya. Adapun Zanim
dalam bahasa Arab adalah seorang yang jahat dalam suatu kaum. Ini dikatakan oleh
ibn Jarir dan selainnya, lebih dari satu Imam.
“karena dia kaya dan banyak anak.131 Apabila ayat-ayat Kami di bacakan
kepadanya, dia berkata, "(Ini adalah) dongeng-dongeng orang dahulu." Allah
berkata: Ini merupakan balasan dari apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada
mereka yang berupa harta benda dan banyak anak. Yaitu membalasnya dengan
mengingkari ayat-ayat Allah, dan memalingkan diri dariNya, dan bahkan menyangka
bahwa ayat-ayat itu merupakan kebohongan yang diambil dari dongeng-dongeng
orang terdahulu seperti yang ada dalam firman Allah: “Biarkanlah Aku bertindak
terhadap orang yang Aku Telah menciptakannya sendirian.132 Dan Aku jadikan
baginya harta benda yang banyak, Dan anak-anak yang selalu bersama Dia, Dan Ku
lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya, Kemudian dia
ingin sekali supaya Aku menambahnya. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), Karena
Sesungguhnya dia menentang ayat-ayat kami (Al Quran). Aku akan membebaninya
mendaki pendakian yang memayahkan. Sesungguhnya dia Telah memikirkan dan
menetapkan (apa yang ditetapkannya), Maka celakalah dia! bagaimana dia
menetapkan?, Kemudian celakalah dia! bagaimanakah dia menetapkan?, Kemudian
dia memikirkan, Sesudah itu dia bermasam muka dan merengut, Kemudian dia
berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, Lalu dia berkata: "(Al Quran)
Ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), Ini tidak lain
hanyalah perkataan manusia". Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.
131
Orang yang mempunyai anak dan kaya lebih mudah mendapat pengikut. Tetapi jika dia mempunyai
sifat-sifat seperti tersebut pada ayat 13 tidak boleh diikuti
132
ayat Ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin Quraisy
bernama Al Walid bin Mughirah
Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak
membiarkan.133 (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada
sembilan belas (Malaikat penjaga).” (al-Mudatsir: 11-30).
“Kelak dia akan Kami beri tanda pada belalai-(nya).134 ibn Jarir berkata:
"Allah akan menjelaskan urusanNya dengan kejelasan yang sejelas-jelasnya sehingga
mereka mengetahuinya dan tak samar lagi bagi mereka sebagaimaan tak samar lagi
bagi mereka sebuah tanda yang ada pada sebuah belalai.135 SEdangkan yang lainnya
berkata bahwa:
“Kelak dia akan Kami beri tanda" adalah tanda ahli neraka. Yaitu bahwa Kami
akan menghitamkan mukanya pada hari kiamat. Sehingga di sini, wajah digambarkan
dengan belalai.
Lalu kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka
sedang tidur.
Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita136,
133
yang dimaksud dengan tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ialah apa yang dilemparkan ke
dalam neraka itu diazabnya sampai binasa Kemudian dikembalikannya sebagai semula untuk diazab
kembali.
134
Yang dimaksud dengan “belalai”di sini ialah hidung. Dipakai kata belalai di sini sebagai penghinaan
135
Thabari, 23/541.
136
Maka terbakarlah kebun itu dan tinggallah arang-arangnya yang hitam seperti malam
"Pada hari ini jangan sampai ada orang miskin masuk ke dalam kebunmu."
Maka ketika mereka melihat kebun itu, mereka berkata, "Sungguh, kita ini
benar-benar orang-orang yang sesat,
Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, "Bukankah aku telah
mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu).137
Seperti itulah azab (di dunia). Dan sungguh, azab akhirat lebih besar sekiranya
mereka mengetahui.138
137
Mensyukuri nikmat-Nya dan tidak meniatkan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah
seperti: meniatkan tidak akan memberi fakir miskin
138
Allah menerangkan bahwa Dia menguji penduduk Mekah dengan menganugerahi nikmat yang
banyak untuk mengetahui apakah mereka bersyukur atau tidak, sebagaimana Allah telah menguji
pemilik-pemilik kebun. Akhirnya pemilik kebun itu insaf dan bertobat kepada Allah. Demikian pula
penduduk Mekah yang kemudian menjadi insaf dan masuk Islam berbondong-bondong setelah
penaklukan Mekah
“Sungguh, Kami telah menguji mereka (orang musyrik Mekah)." Maksudnya
adalah kami menguji kalian.
“ketika mereka bersumpah pasti akan memetik (hasil)nya pada pagi hari."
Maksudnya adalah bahwa mereka bersumpah akan memetik buah-buahnya itu pada
malam hari agar tidak diketahui oleh orang-orang miskin dan orang-orang yang
meminta-minta, sehingga mereka akan memperoleh buah-buahnya itu secara
sempurna tanpa mensedekahkannya sedikit pun.
“Lalu kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka
sedang tidur". Maksudnya adalah tertimpa bencana yang berasal dari langit.
“Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita, 139 Ibn Abas
berkata: "Seperti malam yang gelap gulita."140 Tsauri dan Saddi berkata: "Seperti
tanaman yang telah dipanen. Maksudnya adalah tanaman yang telah mengering."
“lalu pada pagi hari mereka saling memanggil." Maksudnya ketika datang
waktu pagi, sebagian dari mereka memanggil-manggil sebagian yang lain supaya
pergi menuju petakan-petakan kecil.
139
140
Thabari, 23/541.
"Pergilah pagi-pagi ke kebunmu jika kamu hendak memetik hasil." Maksudnya
adalah jika kamu ingin mendapatkan hasil.
“Maka mereka pun berangkat sambil berbisik-bisik. "Pada hari ini jangan
sampai ada orang miskin masuk ke dalam kebunmu." Maksudnya sebagian dari
mereka berkata kepada sebagian yang lain janganlah engkau biarkan orang miskin
masuk ke dalam kebunmu." Allah berfirman:
“Maka ketika mereka melihat kebun itu, mereka berkata, "Sungguh, kita ini
benar-benar orang-orang yang sesat." Maksudnya adalah ketika mereka sampai di
kebun itu, maka mereka melihat bahwa kebun tersebut telah dalam keadaan seperti
yang dikatakan oleh Allah. Di mana keelokan, keindahan, dan banyaknya buah-
buahan yang ada dalam kebun tersebut akhirnya berubah menjadi hitam pekat yang
sama sekali tidak ada lagi manfaatnnya, sehingga menyakini bahwa mereka telah
berjalan pada jalan yang salah. Oleh karena itu, mereka berkata:
"Sungguh, kita ini benar-benar orang yang sesat." Maksudnya adalah bahwa
kita telah menuju perkebunan dengan menggunakan jalan yang salah. Ini adalah yang
dikatakan oleh ibn Abas dan selainnya. Kemudian mereka kembali ke tempat semula,
dan lantas menyakini bahwa itu memang tempat yang sedang mereka tuju. Sehingga
mereka lantas berkata: "
“bahkan kita tak memperoleh apa pun." Maksudnya adalah bahwa itu adalah
memang seperti itu, sehingga kita memeng benar-benar tidak mendapatkan bagian apa
pun.
“Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka," ibn Abas, Mujahid,
Said bin Jabir, Ukramah, Muhammad bin Ka'ab, Rabi' bin Anas, Dhahak, dan
Qotadah: "Maksudnya adalah yang paling moderat dan paling baik di antara mereka."
141
Mensyukuri nikmat-Nya dan tidak meniatkan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah
seperti: meniatkan tidak akan memberi fakir miskin
142
Thabari, 23/551, Dar Mantsur, 8/253.
143
Thabari, 23/550.
sudah tidak berguna lagi, melakukan penyesalan dan pengakuan yang sudah
terlambat. Oleh karena itu, mereka berkata:
“Seperti itulah azab (di dunia)." Maksudnya adalah seperti itulah azab seorang
yang menentang perintah Allah, kikir atas apa yang telah Allah berikan kepadanya,
tak memberikan hak fakir miskin dan orang-orang yang sedang membutuhkan, dan
membalas kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya dengan kekafiran.
Atau apakah kamu mempunyai kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu
pelajari?
Atau apakah kamu memperoleh (janji-janji yang diperkuat dengan) sumpah dari
Kami, yang tetap berlaku sampai hari Kiamat; bahwa kamu dapat mengambil
keputusan (sekehendakmu)?
Ketika Allah mengemukakan kondisi pemilik kebun di dunia dan apa yang
siksaan yang mereka alami ketika mendurhakai Allah, dan menentang perintah-
perintahnya, lantas Allah menjelaskan bahwa seorang yang bertakwa kepadaNya dan
mentaatiNya, maka di akhirat nanti, akan mendapatkan surga an-Naim yang
kenikamtannya tidak akan habis sebagaimana yang dikatakan oleh Allah:
“Atau apakah kamu mempunyai kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu
pelajari? sesungguhnya kamu dapat memilih apa saja yang ada di dalamnya", Allah
berkata: "Apakah kalian memiliki kitab yang turun dari langit, yang kalian pelajari,
jaga, dan kalian bawa ke mana-mana, yang berasal dari orang-orang terdahulu dan
mengandung hukum-hukum sebagai pengukuh atas apa yang kalain katakan?.
146
Menggambarkan keadaan orang yang sedang ketakutan yang hendak lari karena hebatnya huru-hara
hari Kiamat
147
Mereka diminta sujud itu adalah untuk menguji keimanan mereka padahal mereka tidak sanggup
lagi karena persendian tulang-tulang mereka telah lemah dan azab sudah mengepung mereka
148
Maksudnya, sama tentang balasan yang disediakan Allah untuk mereka masing-masing
“sesungguhnya kamu dapat memilih apa saja yang ada di dalamnya. Atau
apakah kamu memperoleh (janji-janji yang diperkuat dengan) sumpah dari Kami,
yang tetap berlaku sampai hari Kiamat; bahwa kamu dapat mengambil keputusan
(sekehendakmu)?." Maksudnya adalah apakah bersama kalian ada sumpah dan
perjanjian yang berasal dari Kami?.
"(Ingatlah) pada hari ketika betis disingkapkan149 dan mereka diseru untuk
bersujud; maka mereka tidak mampu,150
149
Menggambarkan keadaan orang yang sedang ketakutan yang hendak lari karena hebatnya huru-hara
hari Kiamat.
150
Mereka diminta sujud itu adalah untuk menguji keimanan mereka padahal mereka tidak sanggup
lagi karena persendian tulang-tulang mereka telah lemah dan azab sudah mengepung mereka
pandangan mereka tertunduk ke bawah, diliputi kehinaan. Dan sungguh, dahulu
(di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud waktu mereka sehat (tetapi mereka
tidak melakukan).
(Ingatlah) pada hari ketika betis disingkapkan 151 dan mereka diseru untuk
bersujud; maka mereka tidak mampu,152 Maksudnya adalah hari Kiamat, dan segala
kegaduhan, huru hara, bencana, dan kejadian-kejadian besar yang ada di dalamnya. Di
sini Bukhari meriwayatkan dari abi Said al-Khudzri berkata: "Aku pernah mendengar
Nabi Saw. bersabda: "Allah menyingkap betisNya sehingga bersujudlah orang-orang
yang beriman. Sedangkan orang-orang yang bersujud di dunia karena riya' dan nama
baik, lakas pergi untuk bersujud, namun punggungnya malah mengatup jadi satu."
Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, dan selain dari keduanya
mengeluarkan hadits ini dari jalur yang berbeda dan dengan redaksi tersendiri, dan ini
merupakan sebuah hadits yang sangat panjang dan masyhur (terkenal).153
151
Menggambarkan keadaan orang yang sedang ketakutan yang hendak lari karena hebatnya huru-hara
hari Kiamat
152
Mereka diminta sujud itu adalah untuk menguji keimanan mereka padahal mereka tidak sanggup
lagi karena persendian tulang-tulang mereka telah lemah dan azab sudah mengepung mereka
153
Fathul Bari, 8/531, dan 532, dan Muslim, 1/167.
“Dan sungguh, dahulu (di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud waktu
mereka sehat (tetapi mereka tidak melakukan).”
“Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak
mereka ketahu.," Maksudnya adalah mereka tidak sadar dan bahkan menyakini,
bahwa semua itu merupakan merupakan anugerah dari Allah, padahal sebenarnya
merupakan sebuah perendahan. Sebagaiman yang dikatakan oleh Allah: “Apakah
mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu
(berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka?
tidak, Sebenarnya mereka tidak sadar.”154 (al-Mukminun: 55-56). Dan firman Allah:
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada mereka,
kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila
mereka bergembira dengan apa yang Telah diberikan kepada mereka, kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
(al-An’am: 44).
154
lihat surat at Taubah ayat 55, dan lihat surat Ali Imran ayat 178
Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan
janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia
berdo’a dengan hati sedih.
Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia
dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.
Padahal Al-Qur’an itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam.
Allah berfirman:
“dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan".
Maksudnya adalah Yunus bin Mata as., yaitu ketika melarikan diri karena marah
terhadap kaumnya. Sehingga sudah menjadi ketetapan baginya bahwa ia akhirnya
berdiam diri di tepi laut, dan lantas ditelan ikan. Di sesatkan (di bawa ke mana-mana)
oleh ikan dan kegelapan yang ada di perutnya, merupakan sesuatu yang sangat
menyakitkan. Dan pendengarannya atas bertasbihnya lautan dan segala sesuatu yang
ada di dalamnya terhadap Dzat Yang Maha Kuasa yang kekuasannya tak dapat
155
Menurut kebiasaan yang terjadi di tanah Arab, seseorang dapat membinasakan hewan atau manusia
dengan menujukan pandangannya yang tajam. Hal ini hendak dilakukan pula kepada Nabi Muhammad
saw., tetapi Allah memeliharanya, sehingga terhindar dari bahaya itu, sebagaimana dijanjikan Allah
dalam Al-Maidah ayat 67. Kekuatan pandangan mata itu pada masa sekarang dikenal dengan hipnotis.
dihalau oleh siapa pun, membuat Yunus berseru di dalam kegelapan: "Dan (ingatlah
kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka
bahwa kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam
keadaan yang sangat gelap156 "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci
Engkau, Sesungguhnya Aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."(al-Anbiya’:
87).
ketika dia berdo’a dengan hati sedih" Ibn Abas, Mujahid, dan Saddi berkata: "Ia
dalam keadaan sedih."157 Oleh karena itu, Allah berfirman: "
"Menggelincirkanmu": "Melenyepkanmu."
156
yang dimaksud dengan keadaan yang sangat gelap ialah didalam perut ikan, di dalam laut dan di
malam hari
157
Thabari, 23/563.
158
Ahmad, 1/390.
159
Fathul Bari, 6/390.
160
Fathul Bari, 8/144, Muslim, 4/1846.
Menghipnotis dengan menggunakan mata adalah benar adanya
Ayat ini menunjukkan bahwa mata mempunyai daya hipnotis dan pengaruh
adalah benar adanya atas izin Allah, sebagaimana yang dikemukakan dalam hadits-
hadits yang diriwayatkan dari jalur yang sangat banyak dan berbeda-beda.
Baridah bin Hashib meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Tidak ada
mantera (guna-guna) selain dari mata dan sumber air."162 (HR. Ibn Majah). Seperti
itulah yang diriwayatkan oleh ibn Majah. Dan Muslim juga meriwatkannya dalam
kitab Shahihnya dari Baridah secara Mauquf (tidak disandarkan kepada Nabi), yang di
dalamnya mengandung sebuah cerita, dan begitu pula yang diriwayatkan oleh
Tirmizi.163 Imran bin Hashin meriwayatkan secara mauquf: "Tidak ada mantera (guna-
guna) selain dari mata dan sumber air." (HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Muslim).164
Abi Amamah bin As'ad bin Sahil bin Hanif berkata: "Amir bin Rabi'ah pernah
bertemu dengan Sahal bin Hanif yang sedang mandi, sehingga ia berkata: "Aku tidak
161
Abu Dawud, 4/216
162
Ibn Majah, 2/ 1161.
163
Tuhfatul Ahwadzi, 6/217.
164
Fathul Bari, 10/163, abu Dawud, 4/213, Tuhfatul Ahwadzi, 6/217.
165
Muslim, 4/1719.
melihat seperti hari ini, dan tidak kulit yang tertutupi." Tak lama kemudian, Rabiah
menyapaknya." Maka datanglah Rasulullah hingga dikatakan kepadanya: "Apakah
engkau menemukan Sahal yang sedang dibanting?." Rasulullah lantas berkata:
"Siapakah yang melakukan itu?." Mereka berkata: "Amir bin Rabi'ah." Maka
Rasulullah berkata: "Untuk apa salah satu dari kalian membunuh saudaranya?. Jika
salah satu dari kalian melihat sesuatu yang mengherankan pada diri sudaranya, maka
lekas doakanlah dirinya agar mendapat berkah." Kemudian Rasulullah meminta Amir
untuk berwudhu, dan lantas membasuh wajah dan kedua tangannya hingga siku,
kedua mata kakinya, dan sesuatu yang ada dalam sarungnya. Rasulullah
memerintahkan kepadanya untuk membasuhnya." Sufyan berkata: Muammar berkata
dari Zuhri bahwa Rasulullah memerintahkannya untuk membalikkan bejana dari arah
belakangnya."166 (HR. Ibn Majah). Dan telah diriwayatkan pula oleh an-Nasa'i dari
jalan abi Amamah: "Dan membalikkan bejana dari arah belakangnya."167
Abu Said atau Jabir bin Abdullah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.
mengadu, dan lantas datanglah Jibril menghampirinya dan kemudian berkata:
"Dengan menyebut nama Allah, aku akan menjagamu dari segala sesuatu yang
166
Sunan Ibn Majah, 3509.
167
An-Nasa'i dalam al-Kubra, 7617-7619.
168
Ibn Majah, 2/1161.
169
Ahmad, 3/28, 56.
170
Muslim, 4/1718, dan Tuhfatul al-Ahwadzi, 4/46, dan an-Nasai dalam al-Kubra, 6/249, ibn Majah,
2/1164.
menyakitimu, dari segala kedengkian dan hipnotis. Allah akan menyembuhkanmu." 171
(HR. Ahmad).
Abi Amamah bin Sahal bin Hunaif meriwayatkan bahwa ayahnya berkata
kepadanya bahwa Rasulullah Saw. pernah pergi dan mereka melakukan perjalanan
bersama dirinya menuju Makkah hingga ketika sampai di jalan bukit Kharar yang ada
di Ju'fah, Sahal bin Hunaif mandi. Ia adalah seorang laki-laki yang berkulit putih,
bagus tubuh dan kulitnya. Amir bin Rabi'ah saudara laki-laki bani Addi bin Ka'ab,
melihat Sahal yang sedang mandi sehingga berkata: "Aku tidak pernah melihat
sesuatu seperti hari ini, dan tidak pernah melihat kulit yang ditutupi seperti ini." Maka
Amir menyepak Sahal, dan kemudian datanglah Rasulullah sehingga dikatakan
kepadanya: "Wahai Rasulullah, apakah engkau mempunyai urusan dengan Sahal.
Demi Allah, dia tidak mengangkat dan menengadahkan kepalanya." Maka Rasulullah
berkata: "Apakah ada seseorang yang memperhatikannya?. Mereka berkata: "Amir
bin Rabi'ah telah memandanginya." Maka Rasulullah Saw. memanggil Amir, dan
lantas murka terhadap dirinya dan kemudian berkata: "Atas dasar apa salah satu dari
kalian hendak membunuh saudaranya. Mengapa engkau tidak mendoakannya
171
Ahmad, 3/58, 75.
172
Ahmad, 2/319.
173
Fathul Bari, 10/213, Muslim, 4/1719.
174
Ibn Majah, 2/1159.
175
Ahmad, 2/1159
176
Tuhfatul Ahwadzi, 6/219, ibn Majah, 2/1160.
mendapat berkah jika melihat sesuatu yang mengagumkanmu?." Kemudian berkata:
"Basuhlah karenanya." Mak ai pun membasuh mukanya, kedua tangannya, kedua
sikunya, kedua sikunya, kedua lututnya, jari jemari kedua kakinya, dan sesuatu yang
ada dalam sarungnya, dalam sebuah gelas. Kemudian ia menuangkan air tersebut
kepada Sahal. Menunangkannya pada kepala dan punggungnya dari arah
belakangnya. Kemudian ia menjungkirkan gelas tersebut dari arah belakang. Ia
melakukan hla itu, sehingga Sahal menjadi gembira kembali bersama dengan orang-
orang, dan tidak ada persoalan baginya."177 (HR. Ahmad).
(Hadits Amir bin Rabi'ah). Ubaidallah bin Amir meriwayatkan: "Amir bin
Rabiah dan Sahal bin Hunaif pergi untuk mandi." Berkata: "Keduanya pergi dan
lantas mengambil Khamr (arak)." Berkata: "Kemudian Amir meletakkan jubahhnya
yang terbuat dari kain wool. Aku pun lantas melihatnya dengan mata kepalaku
sendiri, dan lantas turunlah air sehingga ia pun mandi." Berkata: "Kemudian aku
mendengar letusan dari air tersebut, sehingga aku pun memanggilnya sebanyak tiga
kali, dan ia pun tidak menjawabku. Maka aku pun bergegas mendatangi nabi Saw. dan
memberitahukan hal itu kepadanya." Berkata: "Ia datang dan lantas menceburkan diri
ke dalam air, sehingga seakan-akan aku melihat kedua betisnya yang putih." Berkata:
"Kemudian ia memukul dadanya dengan tangannya dan lantas berkata: "Ya Allah,
palingkanlah darinya panas, dingin, dan perbuatan buruk matanya (hipnotis)."
Berkata: "Nabi lantas berdiri, dan kemudian berdiri: "Jika salah satu dari kalian
melihat saudaranya, atau dirinya sendiri, atau hartanya, yang bisa membuatnya
kagum, maka lekas mendoakanlah agar ia mendapat berkah. Sebab sesungguhnya
mata setan (hipnotis) adalah benar adanya."178 (HR. Ahmad).
177
Ahmad, 3/486.
178
Ahmad, 3/447.
dan mereka berkata, "Dia (Muhammad) itu benar-benar orang gila."179 adalah
menghipnotisnya melalui mata mereka, dan menyakitinya dengan perkataan-
perkataan mereka. Di mana mereka mengatakan: "Sesungguhnya Muhammad adalah
orang gila karena datang membawa al-Qur'an. Allah berfirman: "
Padahal Al-Qur’an itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam." Akhir
surat an-Nun. Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.
AL-HAQQAH
MAKKIYYAH
Hari kiamat,180 apakah hari Kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari
Kiamat itu?
Kaum Samud, dan ‘Ad telah mendustakan hari Kiamat.181 Maka adapun
kaum Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang sangat keras, 182
sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang
sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam
delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati
bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara
179
Menurut kebiasaan yang terjadi di tanah Arab, seseorang dapat membinasakan hewan atau manusia
dengan menujukan pandangannya yang tajam. Hal ini hendak dilakukan pula kepada Nabi Muhammad
saw., tetapi Allah memeliharanya, sehingga terhindar dari bahaya itu, sebagaimana dijanjikan Allah
dalam Al-Maidah ayat 67. Kekuatan pandangan mata itu pada masa sekarang dikenal dengan hipnotis
180
Al-Haqqah menurut bahasa berarti “yang pasti terjadi,” hari Kiamat dinamai Al-Haqqah karena
pasti terjadi
181
Al-Qari’ah menurut bahasa berarti “yang menggetarkan hati,” hari Kiamat dinamai Al-Qari’ah
karena menggetarkan hati
182
Petir yang sangat keras yang menyebabkan suara yang mengguntur dapat menghancurkan
mereka?.183 Kemudian datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya dan
(penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan karena kesalahan yang
besar.184 Maka mereka mendurhakai utusan Tuhannya, Allah menyiksa mereka
dengan siksaan yang sangat keras. Sesungguhnya ketika air naik (sampai ke
gunung), Kami membawa (nenek moyang) kamu 185 ke dalam kapal, agar Kami
jadikan (peristiwa itu) sebagai peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan
oleh telinga yang mau mendengar
Maka adapun kaum Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang
sangat keras,186 pekikan yang bisa membuat mereka terdiam, dan gempa bumi
yang menghancurkan mereka. Seperti itulah yang dikatakan oleh Qotadah: "Arti
dari ath-Thâghiyah adalah pekikan/teriakan.187 Mujahid berkata: "Ath-Thaghiyah
artinya adalah dosa." Dan seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Rabi' bin Anas
183
Mereka habis dihancurkan sama sekali dan tidak punya keturunan
184
Umat-umat dahulu yang mengingkari nabi-nabi seperti kaum Saleh, kaum Syuaib dan lain-lain dan
negeri-negeri yang dijungkirbalikkan ialah negeri-negeri kaum Lut. Sedangkan kesalahan yang
dilakukan mereka ialah mendustakan para rasul
185
Yang dibawa dalam kapal Nabi Nuh untuk diselamatkan ialah keluarga Nabi Nuh dan orang-orang
yang beriman, tidak termasuk anaknya yang durhaka
186
Petir yang sangat keras yang menyebabkan suara yang mengguntur dapat menghancurkan
187
Thabari, 23/571.
dan ibn Zaed bahwa itu adalah dosa, dan ibn Zaed membaca: “Bi Athâghiyah”
dengan “Bi Thaghwâha”
sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang
sangat dingin" maksudnya adalah dingin. Qodahan, Saddi, Rabi' bin Anas dan
Tsauri berkata: maksudnya adalah sangat kencang. Qotadah berkata:
"Angin tersebut menghantam mereka, hingga hati mereka menjadi ciut.188
Dhahak berkata: "Sharsharin artinya adalah dingin, "Atiyah" maksunya adalah
bahwa mereke ditegur tanpa belas kasihan dan berkah." 189 Ali dan selainnya
berkata: "Mereka diberi peringatan tanpa belas kasihan, sehingga angin itu
keluar tanpa tanggung-tanggung kembali."190
“maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan
seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk)"
Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara
mereka?.193 Adalah apakah engkau merasa bahwa dari mereka terdapat seseorang
yang masih bisa menyisakan sesuatu, atau seseorang yang menisbatkan dirinya
kepada mereka. Namun yang terjadi adalah bahwa mereka keseluruhan mereka
binasa, dan tidak meninggalkan keturunan.
192
Muslim, 2/617
193
Mereka habis dihancurkan sama sekali dan tidak punya keturunan
194
Umat-umat dahulu yang mengingkari nabi-nabi seperti kaum Saleh, kaum Syuaib dan lain-lain dan
negeri-negeri yang dijungkirbalikkan ialah negeri-negeri kaum Lut. Sedangkan kesalahan yang
dilakukan mereka ialah mendustakan para rasul
195
Thabari, 23/576.
196
Thabari, 23/577.
197
Thabari, 23/577.
Nuh dan keluarganya. Oleh karena itu, Allah menguatkan manusia dengan
mengatakan:
“agar Kami jadikan (peristiwa itu) sebagai peringatan bagi kamu" Dhamir
tersebut kembali pada jenis karena adanya petunjuk yang mengarah kepadanya.
Sehingga maksudnya adalah "Kami mempertahankan dari jenisnya, apa yang
kalian bawa saat mengarungi lautan sebagaimana yang dikatakan oleh Allah:
“Dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan
untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk
di atas punggungnya Kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu
Telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan
yang Telah menundukkan semua Ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak
mampu menguasainya.” (az-Zakraf: 12-13). Dan firman Allah: “Dan suatu tanda
(kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa kami angkut keturunan
mereka dalam bahtera yang penuh muatan.” (Yasin: 41). Qotadah berkata:
"Allah mengawetkan perahahu itu hingga akhirnya ditemukan oleh orang-orang
pertama dari umat ini."199 Orang-orang yang terdahulu lebih memahami ini.
Sehingga Allah berfirman:
198
Yang dibawa dalam kapal Nabi Nuh untuk diselamatkan ialah keluarga Nabi Nuh dan orang-orang
yang beriman, tidak termasuk anaknya yang durhaka
199
Thabari, 23/578.
200
Thabari, 23/579.
Maksudnya adalah memahami Allah dan mengambil manfaat dari apa
yang didengarnya dari kitab Allah. Dhahak berkata:
“dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar": Didengar dan
diperhatikan oleh telinga. Maksudnya adalah seorang yang memiliki
pendengaran yang baik, dan akal yang sehat. Ini merupakan sesuatu yang umum
bagi setiap orang yang faham dan mengerti.
"Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup,201 dan diangkatlah bumi dan
gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari itu
terjadilah hari Kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit
menjadi rapuh. Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari
itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala)
mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tidak ada
sesuatupun dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah)."
201
Tiupan pertama yang pada waktu itu seluruh alam menjadi hancur
“dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya
sekali benturan." Maksudnya adalah bahwa Aku menarik bumi sejauh-jauhnya
dan mengganti bumi menjadi bukan bumi.
“Maka pada hari itu terjadilah hari Kiamat." Maksudnya adalah terjadilah
hari kiamat.
“dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh." Ibn
Jarir berkata: "Ini seperti firman Allah: “Dan dibukalah langit, Maka terdapatlah
beberapa pintu.” Ibn Abas berkata: "Terbakar dan Arys berada di bawahnya."
“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tidak ada sesuatupun
dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah)" adalah bahwa kalian dihadapkan pada
Dzat yang mengetahui kerahasiaan dan bisikan, yang tak akan tersembunyi
bagiNya urusan-urusan kalian. Bahkan Dia adalah Dzat yang mengetahui
sesuatu yang dhahir dan yang rahasia. Oleh karena itu, Allah berfirman:
204
Ahmad, 4/414.
205
Ibn Majah, 2/1430
206
Tuhfatul Ahwazi, 7/111.
207
Catatan amalan perbuatan
Allah memberitahukan tentang kebahagiaan orang-orang yang menerima
buku catatan amalnya dengan tangan kanan. Sehingga karena terlalu bahagianya,
maka ia berkata kepada setiap orang yang ditemuinya:
maka dia berkata, "Ambillah, bacalah kitabku (ini)" adalah bahwa maksud
dari "Ha" adalah bacalah kitabnya, sedangkan "Ummu" adalah huruf tambahan".
Secara leterlek, itu berarti tampak jelas."
Ibn abi Hatim meriwayatkan dari abi Salam al-Aswad berkata: "Aku
pernah mendengar aba Amamah berkata: "Ada seorang laki-laki berkata kepada
Rasulullah: "Apakah penduduk penghuni surga nanti saling mengunjungi?."
Rasulullah berkata: "Iya. Bahwasanya orang-orang yang berada di tingkatan
yang tinggi akan turun untuk mengunjungi orang-orang yang berada di tingkatan
bawahnya; menyemangati mereka dan mengucapkan salam kepada mereka.
Namun orang-orang yang menempati tingkatan yang dibawah tidak mampu naik
menuju tingkatan seatasnya karena kurangnya amal pernbuatan mereka."209 Dan
telah dikemukakan dalam kitab Shahih: "Bahwasanya ada serutus tingkatan
dalam surga. Jarak antara satu tingkatan dengan tingkatan yang lain adalah
bagaikan langit dan bumi."210 Dan firman Allah:
208
Ahmad, 2/74, Bukhari, 4685, Muslim, 1768.
209
Abu Naim dalam Shiffahul Jannah, 421.
210
Bukhari, 2790
“buah-buahannya dekat," Bira' bin Azib berkata: "Maksudnya adalah
dekat sehingga bisa diambil oleh salah satu mereka saat tiduran di atas tempat
tidur."211 Lebih dari satu orang juga mengatakan seperti itu.
"Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia
berkata, "Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku.
Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku, Wahai, kiranya
(kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak
berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang dariku."(Allah berfirman),
"Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya." Kemudian
masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah
dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dialah
orang yang tidak beriman kepada Allah Yang Mahabesar. Dan juga dia tidak
mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka pada hari
ini di sini tidak ada seorang teman pun baginya. Dan tidak ada makanan
(baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali
orang-orang yang berdosa"
211
Thabari, 23/586.
212
Fathul Bari, 11/300.
Ini merupakan kondisi orang-orang yang cilaka, di mana ketika kitabnya
diberikan kepada salah satu dari mereka, maka itu diberikan pada tangan kirinya.
Pada saat seperti itu, ia sangat menyesal dengan amat sangat.
“Maka dia berkata, "Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan
kepadaku. Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku, Wahai,
kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu" Dhahak berkata:
Maksudnya adalah kematian yang tidak ada kehidupan sesudahnya." Seperti itu
pulalah yang dikatakan oleh Muhammad bin Ka'ab, Rabi', dan Saddi. Qotadah
berkata: "Mengira kematian padahal tidak ada sesuatu yang paling tidak disukuai
di dunia selain kematian itu.”213
213
Thabari, 23/587.
keseluruhan besi yang ada di dunia." Al-Aufi berkata dari ibn Abas ibn Jarij:
"Dengan ukuran hasta malaikat." Ibn Jarir berkata: "Ibn Abas berkata:
214
Thabari, 23/589
215
Ahmad, 2/197
216
An-Nasai dalam al-Kubra, 4/258.
Maka pada hari ini di sini tidak ada seorang teman pun baginya. Dan
tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang
memakannya kecuali orang-orang yang berdosa" adalah bahwa pada hari ini,
tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkannya dari azab Allah. Tidak ada
penjaga dan penolong baginya, dan juga tidak ada makanan baginya selain dari
darah dan nanah." Qotadah berkata: "Itu merupakan seburuk-buruk makanan
penghuni neraka."217 Rabi' dan Dhahak berkata: "Itu adalah pohon yang ada di
neraka Jahanam." Syubaib bin Basyar berkata dari Ukramah dari ibn Abas
berkata: "Yang dimaksud dengan al-Ghaslain dalam ayat tersebut adalah darah
dan air yang mengalir dari daging mereka." Ali bin abi Thalhah berkata darinya:
"Al-Ghaslain adalah nanah bercampur darah."
"Maka Aku bersumpah demi apa yang kamu lihat, dan demi apa yang tidak
kamu lihat.Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar wahyu (yang diturunkan
kepada) Rasul yang mulia, dan ia (Al-Qur’an) bukanlah perkataan seorang
penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan
tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran darinya. Ia (Al-Qur’an)
adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan seluruh alam."
Allah berkata seraya bersumpah kepada hambaNya atas apa yang mereka
lihat dari ayat-ayatNya (tanda-tandaNya) pada ciptaan-ciptaanNya yang itu
menunjukkan kesempurnaan nama-namaNya dan sifat-sifatNya, dan atas apa
yang tidak mereka saksikan yang berupa sesuatu yang tersembunyi (gaib) dari
mereka: Bahwasanya al-Qur'an adalah kalamNya (perkataanNya), wahyu, dan
sesuatu yang diturunkanNya untuk hamba dan RasulNya yang telah dipilihNya
untuk menyampaikan risalah dan amanah. Sehingga Allah berfirman:
217
Thabari, 23/591.
“Maka Aku bersumpah demi apa yang kamu lihat, dan demi apa yang
tidak kamu lihat. Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar wahyu (yang
diturunkan kepada) Rasul yang mulia," Maksudnya adalah Muhammad Saw.,
sebagai pengukuhan terhadap makna menyampaikan. Sebab tugas seorang Rasul
adalah menyampaikan sesuatu yang dikirimkan kepadanya. Oleh karena itu,
ditambahkan pula dalam surat at-Takwir: "Sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-
benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),. Yang
mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang
mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya." Ini
adalah Jibril as. kemudian Allah berfirman: "Dan temanmu (Muhammad) itu
bukanlah sekali-kali orang yang gila." Maksudnya adalah Muhammad Saw. "
Dan Sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang."
Maksudnya adalah Muhammad. ". Dan dia (Muhammad) bukanlah orang yang
bakhil untuk menerangkan yang ghaib." Maksudnya adalah tentang kematian
mereka. "Dan Al Qur'aan itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk," dan di
sini, Allah berfirman:
Allah berfirman:
8 62)
Kami beri tindakan sekeras-kerasnya.
218
Ahmad, 1/16.
8 62)
Kami beri tindakan sekeras-kerasnya.
"Maka tidak seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami untuk
menghukumnya)" adalah tidak ada seorang pun dari kalian yang mampu
menghalangi antara Kami dan dirinya di saat Kami hendak menghukumnya.
Maksudnya dari semua ini adalah bahwa sesunguhnya ia (Muhammad) adalah
seorang yang benar dan mendapat petunjuk. Sebab Allah telah mengukuhkannya
atas apa yang telah disampaikannya, dan memperkuatnya dengan Mukjizat yang
mempesona, dan petunjuk-petunjuk yang pasti.
8
Kami beri tindakan sekeras-kerasnya.
62)
219
Thabari, 23/593.
220
Thabari, 23/593, 594, Dar Mantsur, 8/276.
221
Qurthubi, 23/593.
“Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang
mendustakan" maksudnya adalah bahwa bersamaan dengan penjelasan dan
keterangan ini, ia tetap akan menemukan seorang dari kalian yang mendustakan
al-Qur'an. kemudian Allah berfirman:
222
yang dimaksud Suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi petunjuk bagi mereka
223
Thabari, 23/595.
224
Thabari, 23/595.
225
yang mereka ingini itu ialah beriman kepada Allah atau kembali ke dunia untuk bertaubat
“Dan sungguh, Al-Qur’an itu kebenaran yang meyakinkan" maksudnya
adalah yang baik dan yang benar, yang tidak mengandung keraguan sedikit pun.
Kemudian Allah berfirman: “Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama
Rabbmu yang Maha besar.” (al-Waqiah: 74). Maksudnya adalah bahwa Dzat
yang telah menurunkan al-Qur'an yang Maha Agung ini. Akhir surat al-Haqah.
Segala puji dan keutamaan hanya milik Allah.
AL-MA‘ĀRIJ
MAKKIYYAH
Seseorang bertanya tentang azab yang pasti terjadi." Dalam ayat tersebut
terdapat pemakasukan yang ditunjukkan oleh huruf Ba'. Seolah-olah ayat
tersebut mengira-ngirakan kata" Seorang penanya yang tergesa-gesa
menanyakan tentang azab yang pasti terjadi, seperti firman Allah: “Dan mereka
meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak
akan menyalahi janji-Nya.” (al-Haj: 47). Maksudnya adalah azab Allah yang
patsi terjadi dan tak dapat dielakkan. Al-Aufi berkata dari ibn Abas: "
Para malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. Apabila dilakukan oleh
226
Seseorang bertanya tentang azab yang pasti terjadi" berkata: "Itu adalah
pertanyaan orang kafir tentang azab Allah. bahwa itu pasti menimpa diri
mereka."227
“yang tidak seorang pun dapat menolaknya," maksudnya adalah tidak ada
yang bisa menolaknya jika Allah sudah menghendaki keberadaannya. Oleh
karena itu, Allah berfirman:
Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas: "Maksud dari "yang memiliki
tempat-tempat naik" adalah keluhuran dan keutamaan."228 Mujahid berkata:"
Yang dimaksud dengan yang memiliki tempat-tempat naik adalah tangga-tangga
langit.229 maksud dari firman Allah:
227
Thabari, 23/599.
228
Thabrani, 23/600
229
Thabrani, 23/600.
“Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan" Abdurrazak
berkata dari Muammar dari Qotadah: "Maksud dari Ta'ruj adalah naik."
Sedangkan abu Shalih berkata bahwa maksud dari "Ruh" adalah salah satu
ciptaan Allah yang menyerupai manusia namun bukan manusia." Aku berkata:
"Dimungkinkan sekali bahwa maksud dari kata "Ruh" adalah Jibril. Dan ini
termasuk dari peng'athafan sesuatu yang khusus pada sesuatu yang umum. Dan
dimungkinkan pula bahwa itu merupakan isim jinis (Ism Jins) bagi ruh-ruh
manusia. sebab jika ruh-ruh itu diambil, maka ia naik menuju langit sebagaimana
yang dikemukakan dalam hadits al-Bira'."230
Yang dimaksud dengan hari yang setara dengan lima puluh ribu
tahun
“dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun. 231 Maksudnya
adalah hari kiamat. Ibn abi Hatim meriwayatkan dari ibn Abas:
“dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun" berkata: "Hari
kiamat, dan sanadnya shahih, dan diriwayatkan oleh Tsauri dari Samak bin Harb
dari Ukramah tentang satu hari yang setara dengan lima puluh ribu tahun adalah
hari kiamat."232 Begitu pula yang dikatakan oleh Dhahak dan ibn Zaed. Ali bin
abi Thalhan berkata dari ibn Abas tentang firman Allah:
“Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan" berkata: "Itu
adalah hari kiamat. Di mana bagi orang-orang kafir, Allah menjadikan satu hari
sepadan dengan lima puluh ribu tahun."233 Telah dikemukakan bebera hadits
yang menandakan hal itu.
"(Ingatlah) pada hari ketika langit menjadi bagaikan cairan tembaga, dan
gunung-gunung bagaikan bulu (yang beterbangan), dan tidak ada seorang teman
karib pun menanyakan temannya, sedang mereka saling melihat. Pada hari itu,
orang yang berdosa ingin sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab
dengan anak-anaknya, dan istrinya dan saudaranya, dan keluarga yang
melindunginya (di dunia), dan orang-orang di bumi seluruhnya, kemudian
mengharapkan (tebusan) itu dapat menyelamatkannya. Sama sekali tidak!
Sungguh, neraka itu api yang bergejolak, yang mengelupaskan kulit kepala.
Yang memanggil orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari
agama),dan orang yang mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.235
“(Ingatlah) pada hari ketika langit menjadi bagaikan cairan tembaga" ibn
Abas, Mujahid, Atha', Said bin Jabir, Ukramah, Saddi, dan selainnya berkata:
"Seperti kerak miyak." Ini seperti halnya firman Allah: “Dan gunung-gunung
adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.” (al-Qoriah: 5). Dan maksud dari
firman Allah:
Orang yang menyimpan hartanya dan tidak mau mengeluarkan zakat dan tidak pula
235
"dan tidak ada seorang teman karib pun menanyakan temannya, sedang
mereka saling melihat" adalah teman karib tidak menanyakan kondisi temannya,
padahal ia melihatnya dalam kondisi yang sangat terpuruk. Dalam hatinya telah
hilang kesadaran terhadap orang lain selain dirinya sendiri. Al-Aufi berkata dari
ibn Abas: "Mereka saling mengenal dan berkenalan satu sama lain. Namun
setelah itu, mereka saling menjauhkan diri. Allah berfirman: “. Setiap orang dari
mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (abasa:
37). Dan maksud dari firman Allah:
"Pada hari itu, orang yang berdosa ingin sekiranya dia dapat menebus
(dirinya) dari azab dengan anak-anaknya, dan istrinya dan saudaranya, dan
keluarga yang melindunginya (di dunia), dan orang-orang di bumi seluruhnya,
kemudian mengharapkan (tebusan) itu dapat menyelamatkannya" adalah
tidaklah dapat diterima sebuah tebusan walaupun membawa keseluruhan
penduduk bumi dan harta yang paling berharga yang ditemukannya di dunia, dan
walaupun membawa emas sebesar dunia. Bahkan pada hari kiamat, ia hendak
menebus siksaan Allah dengan anaknya yang merupakan perhiasan paling
berharganya ketika masih di dunia, namun Allah tidak menerimanya
Mujahid dan Saddi berkata: "Wa Fashîlatihi" artinya adalah kabilah dan
keluarganya."236 Ukramah berkata: "Mengambil seseorang yang dari mereka."
Asyhab berkata: "Arti dari "Fashîlatih" adalah ibunya." Sedangkan maksud dari
firman Allah:
Sungguh, neraka itu api yang bergejolak" adalah gambaran tentang neraka,
dan panasnya yang teramat sangat.
241
Hamba sahaya yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir. Dalam peperangan dengan
orang-orang kafir itu, perempuan-perempuan yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum
muslimin yang ikut dalam peperangan, dan kebiasaan ini bukanlah sesuatu yang diwajibkan
dari Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam berkata: "Aku mendengar abu Hurairah
berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Seburuk-buruk sesuatu yang ada pada
diri seorang laki-laki adalah: "Tamak yang suka mengeluh, dan penakut yang
suka berbuat semaunya."242 Diriwayatkan oleh abu Dawud dari Abdullah bin
Kharaj dari abu Abdurrahman yang membacakannya, dan Abdul Aziz tidak
memiliki hadits selain dari Abdurrahman.243
Ini dikemukakan oleh Uqbah bin Amir: "Salah satunya adalah "al-Ma' ad-
Daim" adalah yang tenang." Ini menunjukkan kewajiban melaksanakan shalat
242
Ahmad, 2/302.
243
Abu Dawud, 3/612.
244
Thabari, 23/612.
dengan Thuma'ninah (penuh ketenangan), sehingga seorang yang tidak
Thuma'ninah (tenang) di dalam rukuk dan sujudnya, maka ia bukanlah seorang
yang "Daim" (setia) terhadap shalatnya." Dan dikatakan pula bahwa yang
dimaksud dengan ayat itu adalah orang-orang yang jika melakukan suatu amal
perbuatan, selalu melaksanakannya secara terus menerus dan mengukuhkannya
sebagaimana yang dikemukakan dalam Shahih dari Aisyah ra. yang
meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Amal perbuatan yang paling
disukai oleh Allah adalah amal perbuatan yang dilanggenkannya (dilakukan
secara terus menerus), walaupun hanya sedikit."245
245
Muslim, 1/541.
“Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya" adalah bahwa mereka
mencegah kemaluannya dari keharaman sekiranya menfungsikannya pada
sesuatu yang tidak diizinkan oleh Allah terhadap dirinya. Oleh karena itu, Allah
berfirman:
Di sini, Allah berkata seraya mengingkari orang-orang kafir yang ada pada
masa Nabi Saw. Yaitu orang-orang yang menyaksikannya, apa yang dikirimkan
249
Menurut keterangan sebagian mufasir ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasulullah salat
dan membaca Al-Qur’an di dekat Ka’bah lalu orang-orang musyrik berkumpul berkelompok-kelompok
di hadapannya sambil mengejek dan mengatakan, “Jika orang-orang mukmin benar-benar akan masuk
surga sebagaimana kata Muhammad kitalah yang akan masuk terlebih dahulu.” Maka turunlah ayat 38
250
Bahwa mereka orang-orang kafir diciptakan Allah dari air mani untuk beriman dan bertaqwa
kepada-Nya, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasul. Jadi kalau mereka tidak beriman tidak berhak
masuk surga
kepadanya yang berupa hidayah, dan pengukuhan yang diberikan oleh Allah
kepada dirinya yang berupa Mukjizat yang sangat mempesona, namun walaupun
dengan semua itu, mereka lari dan melepaskan diri darinya sebagaimana yang
dikatakan Allah: “Maka Mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari
peringatan (Allah)?, Seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, Lari
daripada singa” (al-Mudatsir: 49-51). Ini seperti firman Allah:
251
Menurut keterangan sebagian mufasir ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasulullah salat
dan membaca Al-Qur’an di dekat Ka’bah lalu orang-orang musyrik berkumpul berkelompok-kelompok
di hadapannya sambil mengejek dan mengatakan, “Jika orang-orang mukmin benar-benar akan masuk
surga sebagaimana kata Muhammad kitalah yang akan masuk terlebih dahulu.” Maka turunlah ayat 38
252
Thabari, 23/620
“dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok?253 Berkata:
"Orang-orang yang mulia berada di sisi kanan, sedangkan yang berada di sisi kiri
adalah orang-orang yang menentang dan merendahkan Muhammad Saw.
Dari Jabir bin Samrah bahwa Rasulullah Saw. keluar menemui mereka,
sedangkan mereka sedang dalam keadaan bergerombol, dan Nabi lantas berkata:
"Aku tidak melihat kalian sebagai orang-orang yang mulia?." 254 (HR. Ahmad,
abu Dawud, Nasai, dan ibn Jarir).
“Apakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk surga yang
penuh kenikmatan?, tidak mungkin!" adalah apakah ia menyangka bahwa
mereka yang menjauhkan diri dari Rasul dan kebenaran, akan dimasukkan ke
dalam surga an-Naim (Yang penuh dengan kenikmatan)?." Tidak mungkin.
Tempat kembali mereka bahkan adalah Janaham. Kemudian Allah berkata
seraya mengukuhkan adanya hari kebangkitan dan azab yang akan akan diterima
oleh orang-orang yang mengingkari dan mengganggap mustahil keberadaannya,
dengan mengemukakan alasan kepada mereka bahwa mengulangi lebih mudah
daripada memulai, dan mereka pun juga mengakui tentang hal itu, sehingga
Allah berfirman:
253
Menurut keterangan sebagian mufasir ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasulullah
salat dan membaca Al-Qur’an di dekat Ka’bah lalu orang-orang musyrik berkumpul berkelompok-
kelompok di hadapannya sambil mengejek dan mengatakan, “Jika orang-orang mukmin benar-
benar akan masuk surga sebagaimana kata Muhammad kitalah yang akan masuk terlebih dahulu.”
Maka turunlah ayat 38.
254
Ahmad, 5/93, dan Muslim, 1/322.
255
Bahwa mereka orang-orang kafir diciptakan Allah dari air mani untuk beriman dan bertaqwa
kepada-Nya, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasul. Jadi kalau mereka tidak beriman tidak berhak
masuk surga
256
yang dimaksud dengan air yang hina ialah air mani
dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada
perempuan. Sesungguhnya Allah benar-benar Kuasa untuk mengembalikannya
(hidup sesudah mati). Pada hari dinampakkan segala rahasia, Maka sekali-kali
tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong.
(ath-Thariq: 5-10).
Ibn Jarir
“Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka,"
berkata: "Yaitu suatu umat yang mengataati dan tidak mendurhakai Kita," dan
menjadikannya seperti firman Allah: “dan jika kamu berpaling niscaya dia akan
mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu
ini.” (Muhammad: 38).
Makna yang pertama lebih tepat karena adanya petunjuk dari ayat-ayat
yang lain. Dan Allah yang maha suci, lebih mengetahui semua itu.
"(yaitu) pada hari ketika mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-
akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),"
Maksudnya adalah bahwa mereka akan bangkit dari kubur ketika Tuhan
memanggilnya, untuk berada di tempat perhitungan amal perbuatan. Mereka
bangun segera seperti halnya mereka bersegera menuju berhala-berhala (sewaktu
di dunia). Ibn Abas, Mujahid, dan Dhahak berkata: "Menuju sesuatu yang
mereka ketahui." Abu Aliyah, Yahya bin abi Katsir berkata: "Menuju tujuan
yang dicapai." Mayoritas ulama mengukuhkan fathahnya huruf "nun" dan
sukunnya huruf "Shad" pada kata "Nashab" yang ada dalam ayat itu. sehingga
kata itu adalah masdar dengan artian diberhalakan. Sedangkan Hasan Bashri
membaca kata "Nashab" dengan dhomah Nun dan Shad, yang artinya adalah
berhala. Artinya seolah-olah mereka, karena terlalu bersegera menuju tempat
Mahsyar adalah seperti halnya ketika di dunia, mereka berbondong-bondong
menuju berhala-berhala untuk meminta pertolongan. Ini diriwayatkan oleh
Mujahid, Yahya bin abi Katsir, Muslim al-Bathin, Qotadah, Dhahak, Rabi' bin
Anas, abi Shalih, Ashim bin Bahdalah, ibn Zaed, dan selain mereka. Dan
maksud dari firman Allah:
"Itulah hari yang diancamkan kepada mereka." Akhir tafsir surat Sa'ala
Sail (Ma'arij). Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.
NUH
MAKKIYYAH
Dia (Nuh) berkata, "Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi
peringatan yang menjelaskan kepada kamu,
Allah berkata seraya memberitahukan tentang Nuh as., bahwa Dia telah
mengutusnya kepada kaumnya dan memerintahkannya untuk memberi
peringatan kepada mereka akan adanya siksa Allah sebelum datangnya siksa itu
kepada mereka. Semua itu agar mereka bertaubat dan kembali kepada ALLah.
oleh karena itu, Allah berfirman:
“Dia (Nuh) berkata, "Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi
peringatan yang menjelaskan kepada kamu," maksudnya adalah tinggalkanlah
laranganNya, dan jauhilah berbuat dosa kepadaNya.
“dan taatlah kepadaku" terhadap apa yang aku perntahkan kepada kalian, dan
yang aku larangkan kepada kepada kalian.
“Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda,
seandainya kamu mengetahui" maksudnya adalah bergegaslah melaksanakan ketaatan
sebelum datangnya siksa. Sesungguhnya jika Allah menghendaki hal itu, maka tidak
ada seorang pun yang bisa menolak dan mencegahnya. Sesungguhnya Allah adalah
Dzat Yang Maha Agung yang telah menaklukkan segala sesuatu, Dzat Yang Maha
Mulia yang karena kemuliaanNya, seluruh makhluk tunduk kepadaNya.
Dia (Nuh) berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku
siang dan malam,
tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari
kebenaran).
Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar
Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan
menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat
menyombongkan diri.
niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,
257
Ibn Syihab, 1/93.
258
Dakwah ini dilakukan setelah dakwah dengan cara diam-diam tidak berhasil
259
dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun
untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu."
Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari
sebagai pelita (yang cemerlang)?
“Dia (Nuh) berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku
siang dan malam," maksudnya adalah bahwa aku tidak menghentikan seruan kepada
mereka baik siang maupun malam hari, karena mematahui perintahMu dan
melaksanakan ketaatan terhadap diriMu.
260
Lihat surah Al-Mu’minun (23) ayat 12, 13 dan 14
“tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari
kebenaran)." Maksudnya adalah bahwa ketika aku mengajak mereka pada kebenaran,
mereka malah lari dan menentang kebenaran itu.
“Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar
Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan
menutupkan bajunya (ke wajahnya)" maksudnya adalah bahwa mereka menutup
telinga mereka agar tidak mendengar apa yang diserukan kepada mereka sebagaimana
yang diberitakan oleh Allah tentang kafir Qurays:
“dan menutupkan bajunya (ke wajahnya).” Ibn Jarir berkata dari ibn Abas:
"Mereka mengingkari Nuh, agar Nuh tidak memberitahukan kepada mereka." Said
bin Jabir dan Saddi berkata: "Mereka menutup kepalanya agar tidak mendengar apa
yang dikatakan oleh Nuh.
“dan mereka tetap (mengingkari)" maksudnya adalah terus saja dalam keadaan
semula yang berupa kesyirikan dan kekafiran yang besar dan keji.
261
Dakwah ini dilakukan setelah dakwah dengan cara diam-diam tidak berhasil
“dan dengan diam-diam,”262 maksudnya adalah terhadap apa yang ada di
antara diriku dan diri mereka. Yaitu sebuah bentuk seruan agar lebih bisa diterima
oleh mereka.
“dan lantas berkata: "Sungguh aku telah meminta hujan dengan hujannya
langit yang tak lagi menurunkan hujan." Ibn Abas dan selainnya berkata: "Saling
mengikuti satu sama lain." Dan maksud dari firman Allah:
262
Setelah melakukan dakwah secara diam-diam kemudian secara terang-terangan namun tidak juga
berhasil, maka Nabi Nuh a.s. melakukan kedua cara itu sekaligus
263
Thabari, 23/634.
8 70)
Lihat surah Al-Mu’minun (23) ayat 12, 13 dan 14.
temuan-temuan; bahwa planet-planet yang beredar menutupi satu sama lain. Yang
paling rendah adalah planet rembulan, di mana ia menutupi planet yang ada di
atasnya. Planet Planet merkurius di langit yang kedua, Planet Venus di langit yang
ketiga, matahari di planet yang keempat, planet Mars di langit yang kelima, planet
Jupiter di langit yang keenam, dan planet Saturnus di langit yang ketujuh. Sedangkan
bintang-bintang yang tidak beredar berada di pada tempat perputaran yang ke delapan.
Orang-orang yang tergesa-gesa mengambil kesimpulan dari mereka mengatakan
bahwa itu adalah Kursi. Sedangkan menurut mereka, yang berada di perputaran yang
kesembilan adalah Atlas al-Atir (Ether), yang digerakkan melalui gerakan perputaran
yang berbeda-beda. Hal itu karena gerakannya merupakan pangkal pergerakan. Yaitu
dari Manghrib menuju Masyrik. Sedangkan perbutaran sirkuit-sirkuit lainnya adalah
sebaliknya. Yaitu dari Masyrik menuju Maghrib. Semuanya melintasi perpuatarannya
masing-masing. Sehingga bulan menghabiskan perputarannya dalam satu bulan
sekali, matahari satu tahun sekali, Saturnus dalam tiga puluh bulan sekali. Semua itu
tergantung pada sejauh mana keluasan tempat perputarannya, walaupun perputaran
semuanya dalam tinjauan kecepatannya adalah sangat serasi. Inilah ringkasan dari apa
yang telah mereka katakan dalam permasalahan ini, terlepas dari perbedaan mereka
perihal dalam permasalahan yang sangat banyak, dan kita sekarang tidak henduk
untuk menjelaskannya secara keseluruhan.264 Sedangkan maksud dari firman Allah:
“Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari
sebagai pelita (yang cemerlang)? Adalah berbeda-beda tingkat keterangannya.
Sehingga keduanya memiliki ciri khas tersendiri untuk mengetahui siang dan malam,
yaitu melalui terbitnya matahari dan keterbenamannya, serta munculnya rembulan,
letak, perbedaan cahayanya, terkadang sinarnya kuat, terkadang lemah hingga
meredup dan tertutupi, untuk menunjukkan berlalunya suatu bulan dan tahun
sebagaimana yang dikatakan Allah: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan
bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak265 dia
Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan
265
“kemudian Dia akan mengembalikan kamu" maksudnya adalah jika kalian mati.
"Ke dalalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu (pada hari Kiamat) dengan
pasti." Maksudnya adalah hari Kiamat, di mana kalian akan dikembalikan
sebagaimana semula.
“agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas" maksudnya
adalah bahwa Allah menciptakannya untuk kalian supaya kalian menetap di atasnya
dan berjalan-jalan di atasnya ke manapun kalian menghendaki; ke penjuru-penjuru
dan wilayah-wilayah yang ada di dalamnya. Semua itu adalah termasuk apa yang
telah dikemukakan oleh Nuh kepada mereka tentang adanya kekuasaan Allah,
keagunganNya dalam menciptakan langit dan bumi, dan kenikmatanNya terhadap
mereka, yang mana Allah telah menciptakan kemanfaatan-kemanfaatan yang ada di
bumi dan di langit untuk mereka. Allah adalah sang Pencipta dan Pemberi rizki yang
menjadikan langit secara berdiri tegak, dan menjadikan bumi secara menghampar, dan
melapangkan rizkiNya kepada hamba-hambaNya. Oleh karena itu, Dia adalah Dzat
yang harus disembah, diesakan, dan tidak disekutukan dengan apa pun juga, sebab
Dia adalah Dzat yang tidak ada tandingan dan padananNya. Tidak berteman, tidak
beranak, tidak membutuhkan pembantu, sebab Dia adalah Dzat yang Maha Luhur dan
besar.
Dan sungguh, mereka telah menyesatkan orang banyak; dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.
8
Wadd, Suwa’, Yagµ£, Ya’µq dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar pada kabilah-
71)
“dan mereka melakukan tipu daya yang sangat besar." Mujahid berkata:
"Maksud dari kata "Kubâran" adalah besar."266 Ibn Zaed berkata: "Arti dari kata
"Kubbâran" adalah besar." Dan orang Arab berkata: "Sesuatu yang Ajib, Ijab, dan
Ujab. Dan seorang laki-laki yang Hasân, Hussân, Jamal dan Jummal, dengan tasdid
atau tidak adalah tetap satu makna. Sedangkan maksud dari firman Allah:
“dan mereka melakukan tipu daya yang sangat besar" adalah dengan mengikuti
mereka, dan menganggap meraka berada dalam kebenaran dan petunjuk sebagaimana
yang orang-orang itu katakan kepada mereka pada hari kiamat: “"(Tidak) Sebenarnya
tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu
menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-
Nya." (Saba’: 33).
267
Fathul Bari, 8/535.
268
Thabari, 23/640.
dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kesesatan" ini adalah doa Nuh untuk kaumnya karena pembangkangan, kekufuran,
dan kudurhakaan mereka, sebagaimana doa Musa terhadap Fir'aun dan semisalanya.
“Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka,
Maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih." (Yunus: 88).
Dan Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di
antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki
rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.
Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kehancuran."
Firman Allah:
“maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah" maksudnya adalah tidak
penolong dan penyelamat bagi mereka dari azab Allah seperti halnya yang dikatakan
oleh Allah: “Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari Ini dari azab Allah selain
Allah (saja) yang Maha penyayang".” (Hud: 43)
“Dan Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di
antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi" maksudnya adalah janganlah
engkau biarkan satu pun dari mereka ada di atas bumi." Ini merupakan sebuah redaksi
pengukuhan terhadap peniadaan. Dhahak berkata: "Dayâra" artinya adalah seorang
pun." Saddi berkata: "Dayâr" artinya adalah seorang yang tinggal dalam rumah."
Maka Allah mengabulkan doa Nuh, sehingga Allah membinasakan keseluruhan orang
kafir yang ada di atas bumi hingga anak Nuh sendiri yang telah memisahkan diri dari
ayahnya, dan berkata: “Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke
gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang
melindungi hari Ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha penyayang". dan
gelombang menjadi penghalang antara keduanya; Maka jadilah anak itu termasuk
orang-orang yang ditenggelamkan.” (Hud: 43).
“dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu
bersyukur". Maksudnya adalah jahat dalam perbuatan, yang kafir hatinya. Semua itu
adalah didasarkan pada pengetahuannya (Nuh), yang telah tinggal bersama mereka
selama 950 tahun lamanya. Kemudian Allah berfirman:
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki
rumahku dengan beriman." Dhahak berkata: "Maksudnya adalah masjidku. Tidak ada
sesuatu yang menghalangi jika ayat ini difahami secara leterlek. Sehingga maksudnya
adalah bahwa setiap orang yang masuk ke dalam rumahnya adalah seorang mukmin.
Dan firman Allah:
“dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan" Nuh berdoa untuk
keseluruhan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Hal itu adalah
menyeluruh bagi orang-orang yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia
di antara mereka. Oleh karena itu, disunahkan mensauri tauladani prilaku dan doa-doa
Nuh. Dan maksud dari firman Allah:
“Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kehancuran" Saddi berkata: "Selain kehancuran." Mujahid berkata: "Selain kerugian.
Maksudnya di dunia dan akhirat." Akhir tafsir surat Nuh as. Dan hanya untuk Allah
segala puji dan keutamaan.
AL-JINN
MAKKIYYAH
(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman
kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan
Tuhan kami,
dan sesungguhnya Mahatinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak beristri dan
tidak beranak."
Dan sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu
mengucapkan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah,872)
dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin itu tidak akan
mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah,
dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang
meminta perlindungan873) kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin)
menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.
Dan sesungguhnya mereka (jin) mengira seperti kamu (orang musyrik Mekah)
yang juga mengira bahwa Allah tidak akan membangkitkan kembali siapa pun (pada
hari Kiamat).
“dan sesungguhnya Mahatinggi keagungan Tuhan kami," Ali bin abi Thalhah
dari ibn Abas berkata tentang firman Allah: "Judda Rabinâ" maksdunya adalah
perbuatan, perintah, dan kekuasaanNya.269 Dhahak berkata dari ibn Abas: "Maha
Tinggi keluhuran Allah, kekuasaan, dan kenikmatanNya kepada ciptaanNya." Dan
telah diriwayatkan dari Mujahid dan Ukramah: "Keagungan Tuhan kami." Qotadah
berkata: "KeagunganNya, kebedaranNya, dan perintahNya." Saddi berkata: "Urusan
Tuhan kami." Dari abu Darda', Mujahid, dan ibn Jarij berkata: "Maha luruh
penyebutanNya."
“Dia tidak beristri dan tidak beranak" adalah Maha Luhur dari mengambil istri
dan anak-anak. Maksudnya adalah bahwa "Ketika mereka (Jin) memeluk Islam dan
mengimani al-Qur'an, maka mereka mensucikan Tuhan dari mengambil istri dan anak,
dan lantas mereka berkata:
“dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin itu tidak akan
mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah," Maksudnya adalah sesungguhnya
kami mengira bahwa manusia dan jin condong untuk mendustakan Allah perihal
menyandarkan istri dan anak kepadaNya. Sehingga ketika mereka mendengarkan al-
Qur'an ini, maka mereka mengimani dan mengetahui bahwa mereka telah
mendustakan Allah tentang semua itu.
“dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang
meminta perlindungan873) kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin)
menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat" adalah kami melihat bahwa kami
lebih utama daripada manusia. sebab mereka meminta perlindungan kepada kami
ketika mereka turun ke jurang atau tempat yang menakutkan, sebagaimana yang ada
dalam kebiada pada masa jahiliyahnya yang selalu meminta perlindungan pada suatu
tempat yang dianggap agung yang merupakan tempat Jin, dan juga meminta
perlindungan kepada mereka dari keburukan yang sedang menimpanya. Sebagaimana
salah satu dari mereka juga meminta perlindungan kepada Jin di saat memasuki
kawasan musuhnya. Sehingga ketika Jin melihat bahwa manusia meminta
perlindungan kepada mereka karena ketakutan manusia terhadap mereka, maka Jin
pun menjadikan manusia bertambah lebih sesat. Maksudnya adalah semakin takut dan
8 73)
Ada di antara orang-orang Arab apabila mereka melintasi tempat yang sunyi, mereka minta
perlindungan kepada jin yang mereka anggap berkuasa di tempat itu.
semakin meminta perlindungan kepada mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh
Qotadah:
“Adalah bahwa Jin semakin menyesatkan mereka secara berani." 270 Saddi
berkata: "Bahwasanya seorang laki-laki pergi bersama dengan keluarganya untuk
mendatangi suatu tempat dan lantas berkata: "Aku meminta perlindungan kepada Jin
yang menguasai tempat ini, dari maraha bahaya yang menimpa diriku, hartaku, anak-
anakku, dan penghidupanku." Qotadah berkata: "Ketika ia meminta perlindungan
kepada Jin, dan bukan kepada Allah, maka Jin malah semakin menambahkan mara
bahaya kepada mereka.
“dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang
meminta perlindungan873) kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin)
menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat" maksudnya adalah bertambah dosa.
Abu Aliyah, Rabi', dan Zaed bin Aslam berkata: "Arti dari "Rahaqan" adalah
bertambah takut." Mujahid berkata: "Bertambah kufur dan berbuat dosa."
270
Thabari, 23/655.
8 73)
Ada di antara orang-orang Arab apabila mereka melintasi tempat yang sunyi, mereka minta
perlindungan kepada jin yang mereka anggap berkuasa di tempat itu.
Maksud dari firman Allah:
Dan sesungguhnya mereka (jin) mengira seperti kamu (orang musyrik Mekah)
yang juga mengira bahwa Allah tidak akan membangkitkan kembali siapa pun (pada
hari Kiamat)" adalah bahwa Allah tidak akan lagi mengirimkan seorang rasul setelah
masa ini. Ini dikatakan oleh al-Kalbi dan ibn Jarir.
Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka
kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,
dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit
itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang 874) siapa (mencoba)
mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai
(untuk membakarnya).
Dan sesungguhnya kami (jin) tidak mengetahui (adanya penjagaan itu) apakah
keburukan yang dikehendaki orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka
menghendaki kebaikan baginya.
8 74)
Waktu setelah Nabi Muhammad saw. diutus menjadi rasul.
“Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,
dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu
untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang874) siapa (mencoba)
mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai
(untuk membakarnya)." Maksudnya adalah bahwa siapa saja yang hendak mencuri
pendengaran, maka ia akan mendapati panah-panah api yang tidak dapat dihindarinya
sehingga pasti akan membinasakannya.
“Dan sesungguhnya kami (jin) tidak mengetahui (adanya penjagaan itu) apakah
keburukan yang dikehendaki orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka
menghendaki kebaikan baginya." Maksudnya adalah kami tidak mengetahui sesuatu
yang terjadi di langit. sehingga kami tidak mengetahui apakah keburukan yang
dikehendaki orang yang dibumi, ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan
baginya. Ini merupakan salah satu dari adab mereka dalam memberi suatu pernyataan;
sekiranya menyandarkan keburukan pada selian Allah, dan menyandarkan kebaikan
kepada Allah.
Dan hadits tersebut telah kami kemukakan secara keseluruhannya dalam surat
Saba'. Dan inilah yang mendorong mereka (Jin-Jin) itu ingin mengetahui penyebab
dari itu semua, sehingga mengakibatkan mereka menjelajahi bumi dari Masriq hingga
Maghrib, dan kemudian menemukan Rasulullah sedang membacakan al-Qur'an
8 74)
Waktu setelah Nabi Muhammad saw. diutus menjadi rasul.
271
Muslim, 4/1750.
kepada sahabat-sahabatnya saat melakukan shalat, sehingga mereka akhirnya
mengetahui bahwa karena inilah langit akhirnya penuh dengan penjagaan. Sebagian
dari mereka akhirnya beriman, dan sebagian yang lain menjadi pembangkang
sebagaimana yang telah dikemukakan dalam hadits ibn Abas saat menomentari surat
al-Ahqof: Dan (Ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang
mendengarkan Al Quran.” ( al-Ahqof: 29).
Tak diragukan lagi bahwa sering kali tampak panah-panah api di langit dan
lemparan-lemparannya, manusia dan jin menjadi gaduh dan terkaget-kaget. Mereka
menyangka bahwa hal itu adalah untuk menyerang alam sebagaimana yang dikatakan
oleh Saddi: "Langit tidak akan dijaga selain jika di bumi terdapat seorang nabi atau
agama Allah yang suci. Dan bahwanya sebelum diutusnya Muhammad Saw., setan-
setan mempunyai tempat duduk di langit dunia, dan mendengarkan ketetapan yang
ada di langit. Dan ketika Allah mengutus Muhammad Saw. sebagai seorang nabi dan
Rasul, maka pada suatu malam, mereka dilempari sehingga hal itu membuat kaget
penduduk Thaif sehingga mereka berkata: "Binasalah penghuni langit", yaitu ketika
mereka melihat kobaran apio dan panah-panah panas yang beraneka ragam, sehingga
membuat mereka membebaskan budak-budaknya dan melepaskan binatang-binatang
peliharaannya. Maka Abd Yalail bin Umar bin Umair berkata kepada mereka:
"Perhatikanlah, wahai penduduk Tha'if, jagalah harta kalian dan lihatlah pada tempat
bintang-bintang. Jika kalian melihatnya tetap berada pada tempatnya, maka penghuni
langit tidaklah binasa. Sesungguhnya ini adalah karena ibn abi Kabsyah, maksudnya
Muhammad Saw. Dan jika kalian mengamati namun tidak dapat melihatnya lagi,
maka binasalah penghuni langit." Maka mereka pun melihat, dan lantas melihat
bintang-bintang itu, sehingga mereka pun memegangi hartanya. Pada malam itu,
setan-setan akhirnya menjadi kaget, dan lantas menemui Iblis, dan kemudian
mengemukakan apa yang terjadi pada diri mereka. Iblis pun berkata: "Datangkanlah
kepadaku sekepal tanah di setiap belahan bumi." Maka mereka pun mendatangkan
sekepal tanah tersebut kepada Iblis. Iblis pun lantas berkata: "Teman kalian ada di
Makkah." Iblis lantas mengutus tujuh jin menuju Makkah, dan akhirnya bertemu
dengan Rasulullah Saw. yang sedang berdiri melakukan shalat di Masjidil Haram, dan
lagi membaca al-Qur'an. Mereka lantas mendekatkan diri pada Nabi lantaran tertarik
pada al-Qur'an, hingga kesemuanya hampir menyentuh beliau. Kemudian mereka
masuk Islam, dan Allah lantas menurunkan permasalahan mereka kepada RasulNya."
Dan kami mengemukakan hal ini secara terperinci dalam kitab Sirah. Dan Allah lebih
Tahu. Segala puji dan keutamaan hanya untuk Allah.
Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang saleh dan ada (pula)
kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.
Dan sesungguhnya kami (jin) telah menduga, bahwa kami tidak akan mampu
melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak (pula) dapat lari
melepaskan diri (dari)-Nya.
Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran.
Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus.
Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan
bakar bagi neraka Jahanam."
Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),
niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.
Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka. Dan barang siapa berpaling
dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang
sangat berat.
Pengakuan dari Jin bahwa di antara mereka ada yang beriman dan ada
pula yang kafir, ada yang tersesat dan ada pula yang mendapat petunjuk, serta
pengetahuan mereka tentang tempat kembalinya tiap-tiap dari mereka.
“Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang saleh dan ada (pula)
kebalikannya." Maksudnya adalah selain itu.
“Dan sesungguhnya kami (jin) telah menduga, bahwa kami tidak akan mampu
melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak (pula) dapat lari
melepaskan diri (dari)-Nya," maksudnya adalah bahwa kekuasaan Allah menguasai
kami, dan kami tidak bisa melemahkannya di bumi. Walaupun kami hendak
melarikan diri dariNya, namun di tetap berkuasa atas diri kami, dan tidak ada satu pun
dari kita yang bisa melemahkanNya.
272
Thabari, 4/1780.
Maka barang siapa beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia takut rugi atau
berdosa." Ibn Abas, Qotadah, dan selain keduanya berkata: "Ia tidak perlu takut jika
kabaikannya akan berkurang, atau mengandung sesuatu yang tidak semestinya, 273
sebagaimana yang dikatakan oleh Allah:
maka tidak perlu ia takut rugi atau berdosa. Dan di antara kami ada yang Islam
dan ada yang menyimpang dari kebenaran." Maksudnya adalah di antara kami ada
yang ISlam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. "Al-Qoshit" artinya adalah
yang menyimpang dari kebenaran, berbeda dengan al-Muqsith, yang artinya adalah
seorang yang adil.
kami adalah orang-orang yang benar. Siapa yang Islam, maka mereka itu telah
memilih jalan yang lurus." Maksudnya adalah mereka mencari keselamatan untuk diri
mereka.
“Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan
bakar bagi neraka Jahanam." Maksudnya adalah bahan bakar yang digunakan untuk
membakar mereka.
Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),
niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup. Dengan (cara) itu
273
Thabari, 23/660.
Kami hendak menguji mereka." Para ulama' tafsir berbeda pendapat tentang menjadi
dua kelompok. (Pertama) adalah bahwa seandainya orang-orang yang berjalan lurus
di atas jalan Islam, dan terus saja berada di atas jalan itu,
niscaya kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup," artinya adalah
yang banyak. Yang dimaksud di sini adalah rizki yang luas, sehingga dengan arti
semacam itu, maka arti dari firman Allah:
Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka," adalah untuk menguji mereka,
sebagaimana yang dikatakan oleh Malik dari Zaed bin Aslam: "Linaftinahum" artinya
adalah untuk menguji mereka sehingga seorang yang masih tetap berada dalam
hidayah (petunjukan) dapat dibedakan dari seorang yang menyimpang darinya."
(Orang-orang yang mengemukakan pendapat ini). Diriwayatkan oleh al-Aufi dan
semisalnya dari ibn Abas, dan begitu pula dikatakan oleh Mujahid, Said bin Jabir,
Said bin Musayab, Atha', Saddi, Muhammad bin Ka'ab al-Qurthubi, Qotadah,
Dhahak, dan Muqotil berkata: "Ayat ini diturunkan untuk orang-orang kafir Qurasy
ketika tidak mendapatkan hujan selama tujuh tahun."
(Yang kedua)
Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),"
maksudnya adalah kesesatan.
“niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup" maksudnya
adalah bahwa Kami akan melapangkan rizkinya sebagai cobaan sebagaimana Allah
berfirman: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada
mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;
sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang Telah diberikan kepada
mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka
terdiam berputus asa.” (al-An’am: 44).. Apakah mereka mengira bahwa harta dan
anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera
memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, Sebenarnya mereka tidak
sadar. (al-Mukminun: 55-56). Ini adalah pendapat ibn Mujlis yang pernah bertemu
dengan ibn ibn Humaid, di mana ia berkata tentang firman Allah:
“Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),"
maksudnya adalah jalan kesesatan, diriwayatkan oleh ibn Jarir dan ibn abi Hatim, dan
diceritakan pula oleh al-Baghawi dari Rabi' bin Anas dan Zaed bin Aslam, Kalbi, dan
ibn Kisan. Dan pendapat ini dikuatkan dengan perkataan Allah:
“Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka,". Dan maksud dari firman
Allah:
“azab yang sangat berat" maksudnya adalah sangat berat yang tidak ada
kesenangan di dalamnya.274 Dari ibn Abas: "Sebuah gunung yang ada di Jahanam."275
Dari Said bin Jabir: "Sebuah sumur yang ada di dalamnya."276
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah kamu
menyembah apa pun di dalamnya selain Allah.
274
Thabari, 23/664
275
Thabari, 23/664
276
Thabari, 23/665
Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat
melindungiku dari (azab) Allah dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung
selain dari-Nya.
277
Thabari, 23/664.
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah
kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah"278
278
Thabari, 23/665.
279
Thabari, 23/667
280
Thabari, 23/667.
"Ketika Rasulullah berdiri dan mengucapkan "Tidak ada Tuhan selain Allah", dan
lantas mendoakan orang-orang kepada Tuhannya, maka orang-orang Arab
mengerumuninya."281 Qotadah berkata tentang firman Allah:
"Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat melindungiku dari (azab)
Allah dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya." Mujahid,
Qotadah dan Saddi berkata: "Tidak ada tempat berlindung."
Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat melindungiku dari (azab)
Allah" maksudnya adalah tidak ada seorang yang bisa melindungi dan
menyelamatkanku dariNya selain menyampaikan risalah yang aku telah diwajibkan
kepadaku untuk menyampaikannya, sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Hai
rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.283 (al-Maidah: 67).
283
Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh nabi Muhammad s.a.w.
“Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia
akan mendapat (azab) neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya."
Maksudnya adalah bahwa aku menyampaikan risalah Allah kepada kalian, sehingga
barang siapa mendurhakaiNya setelah itu, maka ia akan mendapatkan ganjarannya
yang berupa neraka Jahanam, abadi di dalamnya, dan tidak ada tempat keluar darinya.
Dan maksud dari firman Allah:
Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun
tentang yang gaib itu.
Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun
tentang yang gaib itu, Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya," ini seperti halnya
firman Allah: “dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa
yang dikehendaki-Nya.” (al-Baqarah: 255). Di sini, Allah mengatakan bahwa diriNya
mengetahui tentang yang gaib dan yang dapat disaksikan. Dan bahwasanya Dia tidak
memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu, kecuali kepada orang yang
memang Dia perlihatkan hal itu kepada dirinya. Ini mencakup Rasul Malaikat dan
Rasul manusia. kemudian Allah berfirman:
Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun
tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia
mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya" berkata:
"Empat penjaga yang terdiri dari bangsa malaikat, yang bersama dengan Jibrli. “
" “supaya Dia mengetahui” Muhammad bahwa rasul-rasul itu sungguh,
telah menyampaikan risalah Tuhannya, sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada
pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu..284 Dan diriwayatkan
284
Thabari, 23/673.
oleh ibn Hatim, dan seperti itulah yang diriwayatkan oleh Dhahak, Saddi, dan Yazid
bin abi Habib.
285
Abdurrazak, 3/323.
286
Thabari, 23/673.
287
Al-Baghawi, 4/406.
sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung
segala sesuatu satu persatu" akhir tafsir surat al-Jin. Dan hanya untuk Allah segala
puji dan keutamaan.
AL-MUZZAMMIL
MAKKIYYAH
Al-Hafidz abu Bakar Ahmad bin Umar bin Abdul Khaliq al-Bizar
meriwayatkan dari Jabir berkata: "Qurasy berkumpul di Dar Nadwah dan lantas
mereka berkata: "Mereka menamakan laki-laki ini dengan sebuah nama yang
membuat manusia berpaling darinya." Mereka lantas berkata: "Dukun." Mereka
berkata: "Padahal bukanlah seorang dukun." Mereka berkata: "Orang gila." Mereka
berkata: "Padahal bukanlah seorang yang gila." Mereka berkata: "Seorang penyihir."
Mereka berkata: "Padahal bukanlah seorang penyihir." Maka tercerai berailah orang-
orang musyrik karena itu, sehingga hal itu akhirnya sampai pada Nabi Saw. Beliau
lantas berselimut di dalam pakaiannya, hingga datanglah Jibril dan berkata: " Wahai
orang yang berselimut (Muhammad)! bangunlah (untuk salat) pada malam hari,
kecuali875) sebagian kecil." (al-Muzzammil: 2-3). Kemudian Bizar berkata:
"Bahwasanya sekelompok ahli ilmu telah mengemukakan hadits ini dari al-Muali bin
Abdurrahman, namun hanya ia lah yang meriwayatkan hadits tersebut tanpa ada yang
mengikuti.
8 75)
Salat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surah ini. Setelah turunnya
ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunah.
8 75)
Salat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surah ini. Setelah turunnya
ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunah.
(yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu,
atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-
lahan.
Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu
itu) lebih berkesan.
Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang
panjang.
(Dialah) Tuhan timur dan barat, tidak ada tuhan selain Dia, maka jadikanlah
Dia sebagai pelindung.
“atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu," maksudnya adalah
bahwa Kami memerintahkan kepadamu untuk melaksanakan shalat malam di
pertentangahan malam; kurang atau lebih sedikit dari waktu itu tidaklah menjadi
persoalan bagimu.
Dalam shahih Bukhari dari Anas, bahwa pernah ditanyakan kepada dirinya
tentang bacaan Rasulullah Saw., dan beliau berkata: "Bahwa bacaannya adalah
panjang." Dan kemudian ia membaca: "Bismillahhirrahmanirrahim", dengan
memanjangkan kata "Bismillah", memanjangkan kata "ar-Rahman", dan
memanjangkan kata "ar-Rahim."291 Ibn Jarir dari ibn abi Milkiyah dari Umi Salmah
ra. bahwa telah ditanyakan kepada dirinya tentang bacaan Rasulullah, sehingga ia
berkata: "Bahwasanya ia memotong-motong bacaannya, ayat demi ayat:
289
Thabari, 23/677.
290
Muslim, 1/507
291
Fathul Bari, 1/507
Keagungan al-Qur'an
Allah berfirman:
292
Fathul Bari, 8/527.
293
Fathul Bari, 13/710
294
Fathul Bari, 8/710.
295
Mualim Tanzil, 8/210
296
Fathul Bari, 2/297.
kepada Zaed bin Tsabit ra.: "Diturunkan kepada Rasulullah, sehingga beliau
mengambilnya di atas kedua pahaku, dan hampir meremukkan kedua pahaku."
Telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abdullah bin Umar berkata: "Aku
pernah bertanya kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, apa yang engkau rasakan
ketika menerima wahyu?." Rasulullah Saw. berkata: "Aku mendengar suara lonceng,
dan kemudian aku terdiam kerena itu. Tiada hanya sekali aku menerima wahyu selain
pasti menyangka bahwa jiwaku akan melayang."297 Hadits ini hanya diriwayatkan oleh
Imam Ahmad. Dan di dalam awal Shahih Bukhari dari Aisyah ra. berkata: "bahwa
Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah Saw.: "Bagaimanakan
datangnya wahyu kepada dirimu?." Nabi berkata: "Terkadang seperti bisingan
lonceng, dan itu yang paling berat bagiku sehingga membuatku roboh, dan aku
memahami apa yang dikatakannya. Dan terkadang seorang malaikat menyerupakan
diri dengan seorang laki-laki dan lantas berkata kepadaku, dan aku pun memahami
apa yang dikatakannya." Aisyah berkata: "dan sungguh aku pernah melihatnya ketika
wahyu sedang ditunkan kepadanya, pada suatu hari yang sangat dingin sehingga
mampu merobohkannya dan membuatnya mengucurkan keringat." Ini adalah redaksi
kata Bukhari.298 Aisyah meriwayatkan: "Di saat beliau menerima wahyu ketika sedang
berada di atas binatang kendaraannya, maka binatang tersebut lantas memukul dengan
leharnya." Ibn Jarir memilih bahwa yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah berat
dari kedua arah secara sekaligus, sebagaimana yang dikatakan oleh Abdurrahman bin
Zaed bin Aslam; timbangannya sangat berat di dunia dan sekaligus berat di hari
kiamat.
Allah berfirman:
“Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu
itu) lebih berkesan" ibn Umar, ibn Abas, dan ibn Zubair berkata: "Bangun di
keseluruhan malam." dan seperti itu pulalah yang dikatkaan oleh Mujahid dan lebih
dari satu orang,299 bahwa dikatakan "Nasya'a" adalah di saat bangun di waktu malam.
297
Imam Ahmad, 2/222.
298
Fathul Bari, 1/25.
299
Thabari, 23/282.
dan dalam suatu riwayat dari Mujahid: "Setelah isya'."300 Dan seperti itulah yang
dikatakan pula oleh ibn Mujlis, Qotadah, Salim, abu Hazim, dan Muhammad bin
Mungkadir.301 Arti dari "Nasyiatul Lail" (bangun malam) adalah bangun di waktu
malam, atau tiap-tiap waktu di malam hari. Dan tujuannya adalah bahwa shalat malam
lebih menguatkan hati, lisan, dan lebih berkonsentrasi dalam membaca. Oleh karena
itu, Allah berkata:
“lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan"
maksudnya adalah lebih konsentrasi dalam membaca dan memahami bacaan daripada
shalat di siang hari. Sebab siang hari adalah waktu manusia sedang berbaur,
banyaknya suara bising, dan waktu-waktu manusia mencari penghidupan. Al-Hafidz
abu Yu'la al-Mushili berkata: "Telah berkata kepada kita Ibrahim bin Said al-Jauhari,
telah bekata kepada kita abu Asamah, telah berkata kepada kita A'mays bahwa Anas
bin Malik membaca ayat: "Inna Nâsyiatal Laili hiya Asyaddul Wath'an wa Ashwabu
Qila", maka seorang laki-laki lantas berkata kepadanya: "Sesungguhnya ayat itu
dibaca dengan: "Wa Aqwamu Qila", lantas ia berkata: "Seungguhnya Ashwab,
Aqwam, Ahya', dan Asybah adalah satu arti."302
“bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali875) sebagian kecil" hingga
akhir ayat. Dan kemudian membaca: (1150).
Dalilnya adalah apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam
Musnadnya dari Said bin Hisyam bahwa ia menceraikan istirnya dan kemudian pergi
menuju Madinah untuk menjual pekarangan miliknya, dan kemudian ia gunakan
untuk membeli baju besi dan senjata, dan lantas berjihad melawan Roma hingga mati.
Lantas ia bertemu dengan suatu kerabat dari kaumnya, dan kemudian mereka berkata
kepadanya bahwa kerabat yang ada di kaumnya berjumlah enam orang dan bertemu
dengan Rasulullah, dan lantas berkata: "Apakah kalian memiliki seorang panutan
yang baik?." Lantas ia mencegah mereka dari semua itu, dan kemudian menyaksikan
mereka sedang kembali. Kemudian ia kembali kepada kita, dan lantas
memberitahukan kepada kita bahwa ia telah bertemu dengan ibn Abas, dan kemudian
bertanya kepadanya tentang witir, sehingga ia berkata: "Apakah engkau ingin aku
memberitahukan kepadamu tentang penduduk bumi yang paling mengetahui tentang
witir Rasulullah?." Ia berkata: "Baik." Ibn Abas berkata: "Datangilah Aisyah, dan
lantas bertanyalah kepadanya, dan kemudian kembalilah kepadaku, dan
beritahukanlah kepadaku tentang jawaban Aisyah atas pertanyaanmu." Berkata:
"Kemudian aku mendatangi Ali Hakim bin Aflah, dan lantas memintanya dirinya
untuk mepertemukanku dengan Aisyah sehingga ia berkata: "Sesungguhnya aku
bukan kerabatnya. Dan sesungguhnya aku mencegahnya untuk berkata tentang
sesuatu dari dua golongan ini, namun ia menolaknya selain yang telah lampau."
Kemudian aku pun berjanji kepadanya, dan ia lantas datang bersamaku dan kemudian
memasuki rumah Aisyah sehingga Aisyah berkata: "Apakah itu Hakim dan bau
harumnya?." Hakim berkata: "Benar." Aisyah lantas berkata: "siapakah orang yang
sedang bersamamu itu?." Hakim berkata: "Said bin Hisyam." Aisyah lantas berkata:
"siapakah Said bin Hisyam itu?." Hakim berkata: "Anak Amir." Aisyah lantas
berkata: "Apakah ia adalah seorang yang telah diberi rahmat?. Hakim berkata:
8
Salat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surah ini. Setelah turunnya
75)
Dan telah diriwayatkan oleh ibn Jarir dari abu Abdurrahman berkata: "Ketika
turun:
karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an." berkata:
"Akhirnya orang-orang beristirahat." Begitu pula yang dikatakan oleh Hasan Basri
dan Saddi.306
Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas tentang firman Allah:
304
Ahmad, 6/53.
305
Muslim, 1/512
306
Thabari, 23/680.
8 75)
Salat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surah ini. Setelah turunnya
ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunah.
307
Thabari, 23/679.
kesibukan untuk beribadah kepadaNya. Yaitu ketika engkau telah dikosongkan dari
kesibukanmu dan segala sesuatu yang engkau butuhkan yang berkaitan dengan dunia.
Allah berfirman: “Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”308 (Alam-Nasyrah: 7). Maksudnya
adalah jika engkau kosong dari kesibukanmu, maka lekaslah berada di dalam
ketaatanNya dan beribadah kepadaNya supaya pikiranmu menjadi kosong. Ini
dikatakan oleh ibn Zaed secara makannya, atau yang dekat dengannya."309 Ibn Abas,
Mujahid, abu Shalah, Athiyah, Dhahak, dan Saddi berkata: "
(Dialah) Tuhan timur dan barat, tidak ada tuhan selain Dia, maka jadikanlah Dia
sebagai pelindung," adalah Allah adalah Raja yang mengendalikan timur dan barat,
yang tidak ada Tuhan selain diriNya. Dan sebagaimana kita menunggalkanNya di
dalam ibadah, maka kita harus menunggalkanNya pula di dalam tawakal (berserah
diri). Sehingga kita menjadikanNya sebagai Dzat yang menguasai diri kita
sebagaimana yang difirmankan olehNya dalam ayat yang lain: “Maka sembahlah Dia,
dan bertawakkallah kepada-Nya.” (Hud: 123) dan berkata: Hanya Engkaulah yang
kami sembah313dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. 314 Dan
banyak sekali ayat yang mengandung arti seperti ini, yang di dalamnya memuat
308
Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) Telah selesai berdakwah
Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu Telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka
kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila Telah selesai mengerjakan shalat
berdoalah
309
Thabari, 23/689.
310
Thabari, 23/677.
311
Thabari, 23/688.
312
Thabari, 23/678
313
Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan
terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, Karena berkeyakinan bahwa Allah
mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya
314
Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri
perintah untuk mengarahkan ibadah dan ketaatan hanya kepada Allah, dan hanya
bertawakal kepadaNya.
Sungguh, di sisi Kami ada belenggu-belenggu (yang berat) dan neraka yang
menyala-nyala,
dan (ada) makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.
(Ingatlah) pada hari (ketika) bumi dan gunung-gunung berguncang keras, dan
menjadilah gunung-gunung itu seperti onggokan pasir yang dicurahkan.
Namun Fir’aun mendurhakai Rasul itu, maka Kami siksa dia dengan siksaan
yang berat.
Lalu bagaimanakah kamu akan dapat menjaga dirimu jika kamu tetap kafir
kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.
Allah berkata seraya memerintahkan kepada RasulNya untuk bersabar atas apa
yang dikatakan oleh orang-orang yang mendustakannya, yaitu orang-orang bodoh
yang ada dalam kaumnya. Allah memerintahkan pula agar beliau meninggalkan
mereka dengan baik, yaitu tanpa adanya suatu umpatan. Kemudian Allah berkata
kepadanya:
“dan azab yang pedih. (Ingatlah) pada hari (ketika) bumi dan gunung-gunung
berguncang keras," maksudnya adalah menjadi gempa.
315
Thabari, 23/690, 691, Dar Mantsur, 8/319.
316
Thabari, 23/691.
“dan menjadilah gunung-gunung itu seperti onggokan pasir yang dicurahkan."
Maksudnya adalah menjadi onggokan pasir yang sebelumnya berupa batu yang keras,
dan kemudian itu dicurahkan sehingga tidak tersisa sedikit pun selain berhamburan
hingga bumi menjadi dasar yang rata, yang di dalamnya tidak terlihat lagi adanya
jurang dan juga gungukan (bukit). Maksudnya adalah tidak ada lagi sesuatu yang
rendah maupun tinggi.
Rasul kalian adalah seperti rasul Fir'aun, dan ketauhilah apa yang
menimpa diri fir'aun.
“Lalu bagaimanakah kamu akan dapat menjaga dirimu jika kamu tetap kafir
kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban" dimungkinkan bahwa kata
"Yauman" dalam ayat tersebut adalah "Ma'mul" terhadap kata "Tattaqun"
sebagaimana yang diceritakan oleh ibn Jarir dari bacaan ibn Mas'ud: "Bagaimana
kalian merasa takut, wahai manusia kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban
jika kalian kafir terhadap Allah, dan tidak membenarkanNya?." 317 Dan dimungkin
pula sebagai "Ma'mul" terhadap kata "Kafartum". Sehingga atas dasar tinjauan yang
pertama, maka maksud ayat tersebut adalah: "bagaimana kalian mendapatkan rasa
aman di hari yang sangat mengagetkan, jika kalian melakukan kekafiran." Dan atas
dasar tinjauan yang kedua, maka maksudnya adalah: "Bagaimana kalian melakukan
ketakwaan jika mengkafiri dan mengingkari hari kiamat." Kedua arti tersebut adalah
baik. Namun yang pertama adalah lebih utama. Wallahu A'lam (Allah lebih tahu).
Dan maksud dari firman Allah:
“Langit terbelah pada hari itu." Hasan dan Qotadah berkata: "Maksudnya
adalah disebabkan oleh Kiamat, karena teramat keras dan kegaduhanNya. Dan
maksud dari firman Allah:
“Janji Allah pasti terlaksana" adalah bahwasanya janji tentang adanya hari ini
adalah memang terlaksana. Maksudnya adalah terjadi dan tidak melesat.
“Barang siapa menghendaki, niscaya dia mengambil jalan (yang lurus) kepada
Tuhannya." Maksudnya adalah seorang yang mendapatkan hidayah Allah,
sebagaimana pembatasanNya dikemukakan dalam surat yang lain: “”kecuali bila
dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” (al-Insan: 30).
“karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an" maksdunya
adalah tanpa dibatasi oleh waktu. Maksudnya adalah namun bangun malamlah di
waktu yang mudah bagimu. Dan di sini, shalat diungkapkan dengan bacaan
sebagaimana yang ada dalam surat Subhan: “dan janganlah kamu mengeraskan
suaramu dalam shalatmu”(al-Isra’: 110) BacaanMu “dan janganlah pula
merendahkannya” (al-Isra’: 110)318
“Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit, dan
yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang
di jalan Allah," adalah Allah mengetahui bahwa akan ada dalam umat ini, orang-
orang yang beruzur dalam meninggalkan shalat malam. yaitu orang-orang sakit yang
tak mampu melaksanakan shalat tersebut, orang-orang yang sedang melakukan
perjalanan di muka bumi untuk mencari sebagian karunia Allah di dalam bekerja dan
berdagang, dan lainnya adalah orang-orang yang disibukkan dengan sesuatu yang
lebih penting dalam haknya semisal berperang di jalan Allah. Ayat ini dan bahkan
keseluruhan dari surat ini adalah Makiyah, dan tidak penyariatan untuk berperang
setelahnya. Dan ini merupakan bukti kenabian yang paling besar. Sebab merupakan
pemberitahuan tentang sesuatu yang belum ada dan akan terjadi. Oleh karena itu,
Allah berfirman:
“karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an". Maksudnya
adalah laksanakanlah shalat dengan bacaan yang mudah bagimu.
318
] maksudnya janganlah membaca ayat Al Quran dalam shalat terlalu keras atau terlalu perlahan
tetapi cukuplah sekedar dapat didengar oleh ma'mum
“dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat" adalah laksanakanlah shalat yang
diwajibkan kepada kalian, dan tuniaikanlah zakat yang telah difardhukan (wajibkan).
Ayat ini dijadikan sebagai dalil oleh orang-orang yang beranggapan bahwa zakat telah
diwajibkan semenjak Rasulullah berada di Makkah, namun sebenarnya tidak wajibkan
selain ketika telah berada di Madinah. (Dan Allah lebih tahu).
Ibn Abas, Ukramah, Mujahid, Hasan, Qotadah, dan lebih dari satu orang salaf
berakta: "Sesungguhnya ayat ini telah membatalkan apa yang semula diwajibkan oleh
Allah kepada umat Islam, yang berupa shalat malam." 319 dan telah dikemukakan
dalam hadits Shahih bahwa Rasulullah Saw. berkata kepada sorang laki-laki: "Lima
shalat dalam sehari semalam." Laki-laki itu berkata: "Apakah ada selainnya?."
Berkata: "Tidak. kecuali shalat yang disunahkan."320
Allah berfirman:
“Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar
pahalanya" adalah kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu, maka itu lebih
baik daripada apa yang kamu sisakan untuk dirimu di dunia. dan telah diriwayatkan
oleh al-Hafidz abu Yu'la al-Mushili dari Harits bin Suwaid berkata bahwa Abdullah
berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Manakah yang kalian sukai, harta yang
untuk diri kalian atau yang kalian wariskan?." Mereka berkata: "Wahai Rasulullah,
319
Thabari, 23/679, 680, Dar Mantsur, 8/322.
320
Fathul Bari, 1/130, dan Muslim, 1/41.
tidak ada satu pun dari kita selain pasti lebih mencintai hartanya sendiri daripada yang
diwariskannya." Rasulullah berkata: "Apakah kalian mengetahuia apa yang kalian
katakan?." Mereka berakta: "Kami tidak mengetahui selain dari itu wahai
Rasulullah?." Rasulullah berkata: "Sesungguhnya harta kalian adalah harta yang telah
kalian gunakan, sedangkan harta warisan kalian adalah harta yang kalian sisakan." 321
Diriwayatkan oleh Bukhari.322 Kemudian Allah berfirman:
AL-MUDDATSIR
MADANIYYAH
321
Musnad abu Yu'la, 9/97.
322
Fathul Bari, 11/264, an-Nasa'I, 6/237.
Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.
Telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari abi Salmah berkata:
"Telah memberitahukan kepadaku Jabir bin Abdullah bahwa ia mendengar Rasulullah
mengemukakan tentang rentang wahyu sehingga beliau berkata dalam perkataannya:
"Ketika aku sedang berjalan, aku mendengar sebuah suara yang berasal dari langit
sehngga aku pun menengadahkan pandangannku mengarah ke sana. ternyata ada
malaikat yang telah mendatangiku di Hira' sedang duduk di atas kursi yang berada di
antara langit dan bumi. Aku pun merasa takut hingga berlahan-lahan tersimpuh ke
tanah, dan lantas aku mendatangi keluargaku dan lantas berkata: "Selimutilah aku,
selimutilah aku, sehingga mereka pun menyelimutiku. Lantas turunlah ayat:
323
Fathul Bari, 1/130, dan Muslim, 1/41.
apa yang tidak diketahuinya." (al-Alaq: 1-5). Setelah itu terjadilah tenggang
waktu, dan kemudian turunlah malaikat dengan membaca ayat ini (al-Mudassir).
Imam Ahmad meriwayatkan dari abi Salmah bin Abdurrahman berkata:
"Telah memnberitahukan kepadaku Jabir bin Abdullah bahwa ia mendengar
Rasulullah Saw. bersabda: "Kemudian terjadi tenggang waktu akan penurunan
wahyu kepadaku, sehingga ketika aku sedang berjalan, aku mendengar suatu
suara dari langit, sehingga aku menengadahkan pandanganku ke arah langit, dan
ternyata malaikat yang telah mendatangiku sedang duduk di atas kursi yang
berada di antara langit dan bumi. Sehingga aku pun merasa takut terhadapnya
hingga tersimpuh di atas tanah, dan lantas mendatangi keluargaku dan berkata
kepada mereka: "Selimutilah aku, selimutilah aku," sehingga mereka pun
menyelimutiku. Lantas Allah menurunkan ayat:
“dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji," adalah bahwa Ali bin abi
Thalhah berkata dari ibn Abas: "Arrujza artinya adalah berhala. Oleh karena itu,
326
Thabari, 24/11.
327
Thabari, 24/12
328
Thabari, 24/12
329
Thabari, 24/12
tinggalkanlah."330 Dan seperti itu pula yang dikatkaan oleh Mujahid, Ukramah,
Qotadah, Zuhri, dan ibn Zaed: "Bahwasanya itu adalah berhala-berhala."331 Seperti
firman Allah: “Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-
orang munafik itu.” (al-Ahzab: 48). Dan maksud dari firman Allah:
“Maka apabila sangkakala ditiup, maka itulah hari yang serba sulit, bagi
orang-orang kafir tidak mudah," ibn Abas, Mujahid, Sya'bi, Zaed bin Aslam, Hasan,
Qotadah, Dhahak, Rabi' bin Anas, Saddi, dan Ibn Zaed berkata: "An-Nâqûr artinya
330
Thabari, 24/13
331
Thabari, 24/13
332
Thabari, 24/ 16.
333
Thabari, 24/16.
334
Al-Baghawi, 4/414.
adalah sangkakala.335 Mujahid berkata: "Seperti tanduk."336 Ibn Abi Hatim berkata:
"Telah berkata kepada kita abu Said al-Asyaj, telah berkata kepada kita Asbath bin
Muhammad dari Muthraf dari Athiyah al-Aufi dari ibn Abas:
“bagi orang-orang kafir tidak mudah" adalah tidak mudah bagi mereka. Dan
telah meriwayatkan kepada kita dari Zirarah bin Aufa, seorang Qodhi Basrah bahwa
ia pernah melakukan shalat subuh bersama mereka, dan lantas membaca surat ini, dan
ketika sampai pada firman Allah:
Maka apabila sangkakala ditiup, maka itulah hari yang serba sulit, bagi orang-
orang kafir tidak mudah", maka ia berteriak dengan sangat keras, dan kemudian
meninggal dunia."338
335
Thabari, 24/18
336
Thabari, 24/18.
337
Ahmad, 326
338
Hakim, 2/206.
Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah
menciptakannya,876) dan Aku berikan baginya kekayaan yang melimpah, dan anak-
anak yang selalu bersamanya, dan Aku berikan baginya kelapangan (hidup) seluas-
luasnya. kemudian dia ingin sekali agar Aku menambahnya. Tidak bisa!
Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an). Aku akan
membebaninya dengan pendakian yang memayahkan. Sesungguhnya dia telah
memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia!
Bagaimana dia menetapkan? sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?
kemudian dia (merenung) memikirkan, lalu berwajah masam dan cemberut, kemudian
berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata, "(Al-Qur’an)
ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). Ini hanyalah perkataan
manusia." Kelak, Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar, Dan tahukah
kamu apa (neraka) Saqar itu? Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak
membiarkan,877) yang menghanguskan kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas
(malaikat penjaga)."
Allah berkata seraya memberi ancaman terhadap seorang yang tercela yang
telah diberi kenikmatan dunia olehNya, namun malah mengufuri kenikmatan Allah
dan menggantinya dengan sebuah kekafiran, yang berupa pengingkaran terhadap ayat-
ayat Allah, mengada-ngadakannya, dan menjadikannya sebagai sebuah perkataan
mansuia. Allah menghitung kenikmatan yang telah diberikanNya kepadanya dengan
mengatakan:
“Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah
menciptakannya,”876 maksudnya adalah lahir dari perut ibunya secara sendirian tanpa
harta dan anak, sehingga kemudian Allah memberinya suatu rizki:
8 76)
Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin
Quraisy bernama Al-Walid bin Mugirah.
8 77)
Apa yang dilemparkan ke dalam neraka itu diazabnya sampai binasa kemudian dikembalikannya
sebagai semula untuk diazab kembali.
8 76)
Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin
Quraisy bernama Al-Walid bin Mugirah.
“kemudian dia ingin sekali agar Aku menambahnya. Tidak bisa! Sesungguhnya
dia telah menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an)." Maksudnya adalah menentang.
Yaitu mengingkari kenikmatan Allah, setelah mengetahuinya. Allah berfirman:
339
Dar Mantsur, 8/329.
340
Thabari, 24/21.
341
Dar Mantsur, 8/331.
“Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan" maksudnya
adalah kepayahan yang merupakan bentuk sebuah penyiksaan."342 Qotadah berkata:
"Sebuah azab yang tidak ada kesenangan sedikit pun di dalamnya."343
maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan? sekali lagi, celakalah dia!
Bagaimana dia menetapkan?" doa terhadap dirinya.
342
Thabari, 24/23.
343
Thabari, 24/23.
“kemudian berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri" maksudnya
adalah berlaing dari kebenaran, dan kembali menyombongkan diri dari mengikuti al-
Qur'an.
“lalu dia berkata, "(Al-Qur’an) ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-
orang dahulu)" maksudnya adalah bahwa ini adalah sihir yang telah diambil oleh
Muhammad dari orang lain, yaitu dari orang-orang sebelumnya dan lantas
menceritakannya kepada mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman: "
Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah
menciptakannya,876)
lalu dia berkata, "(Al-Qur’an) ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-
orang dahulu).
8
Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin
76)
Kemudian:
“lalu berwajah masam dan cemberut" mengerutkan sesuatu yang ada di antara
mata, muram.344 Allah berfirman:
“Dan tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu?" maksudnya adalah menakut-
nakuti tentang apa yang ada di Saqar. Kemudian dijelaskan dengan firman Allah:
“Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan,877 maksudnya adalah
Saqar memakan daging, urat, dan kulit mereka, dan kemudian digantikan dengan
selain semua itu. Dalam keadaan semacam itu, mereka tidak mati dan jugat tidak
hidup. Dikatakan oleh ibn Baridah, abu Sianan, dan selainnya.345
Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat; dan Kami
menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar
orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, agar orang yang beriman bertambah
imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak
ragu-ragu; dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-
orang kafir (berkata), "Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai
suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia
kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan tidak
ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak
lain hanyalah peringatan bagi manusia.Tidak!348 Demi bulan, dan demi malam ketika
telah berlalu,dan demi subuh apabila mulai terang, sesungguhnya (Saqar itu) adalah
salah satu (bencana) yang sangat besar,sebagai peringatan bagi manusia, (yaitu)
bagi siapa di antara kamu yang ingin maju atau mundur.349
Allah berfirman:
346
Thabari, 24/27.
347
Thabari, 24/28.
348
“Tidak” adalah bantahan terhadap ucapan-ucapan orang-orang musyrik yang mengingkari hal-hal
tersebut di atas
349
Maju menerima peringatan dan yang dimaksud dengan mundur ialah tidak mau menerima
peringatan
“hanya dari malaikat" Zabaniyah, yang mengerikan dan kasar. Hal itu
merupakan sanggahan terhadap orang-orang Qurasy ketika mengemukakan jumlah
penyimpanan (perbendaharaan), di mana abu Jahal berkata: "Wahai orang-orang
Qurasy, apakah setiap sepuluh orang dari kalian mampu mengalahkan satu orang dari
mereka," sehingga Allah lantas berkata: "
“Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat," maksudnya
adalah sangat kuat badannya, tidak bisa dilawan dan dikalahkan. Dan dikatakan
bahwa ayah Asyadain yang namanya Kaldah bin Asid bin Khalaf berkata: "Wahai
orang Qurasy, biarkanlah aku menghadapi dua orang dari mereka. Aku membebaskan
kalian dari tujuh belas orang dari mereka", dengan membangga-banggakan dirinya,
dan ia memang sangat kuat.
“dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-
orang kafiir" adalah bahwasanya kami memberitahukan bahwa jumlah mereka adalah
sembilan belas sebagai cobaan yang kami berikan kepada manusia.
“agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin," maksudnya adalah bahwa
mereka mengetahui bahwa Rasul ini adalah benar. Dan bahwasanya, apa yang ia
katakan sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka yang berupa kitab suci yang
telah diturunkan oleh Allah kepada nabi-nabi sebelumnya.
“Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri"
adalah bahwa tidak ada yang mengetahui jumlah dan banyaknya mereka selain Allah
sendiri, agar seorang yang menyangka tidak menduga-duga bahwa jumlah mereka
adalah sembilan belas saja. dan telah dikemukakan dalam hadits Isra' yang telah
diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dan selainnya dari Rasulullah Saw.,
bahwa beliau menggambarkan Baitul Ma'mur yang ada di langit ke tujuh:
"Bahwasanya pada tiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat, di mana
akhirnya dari mereka tidak kembali kepadanya."350
350
Fathul Bari, 24, 28.
“Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia," adalah, Mujahid
dan lebih dari satu orang berkata:
“Tidak!352 Demi bulan, dan demi malam ketika telah berlalu" maksudnya adalah
ketika telah berlalu.
“sesungguhnya (Saqar itu) adalah salah satu (bencana) yang sangat besar,
maksudnya adalah sangat besar. Maksudnya adalah neraka. ini dikatakan oleh ibn
Abas, Mujahid, Dhahak, dan lebih dari satu orang dari kalangan Salaf.353
“sebagai peringatan bagi manusia, (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang
ingin maju atau mundur.”354 maksudnya adalah bagi orang yang menghendaki
menerima peringatan dan petunjuk pada kebenaran, atau orang yang mundur,
memalingkan, dan menolaknya.
Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya, kecuali
golongan kanan, berada di dalam surga, mereka saling menanyakan, tentang
(keadaan) orang-orang yang berdosa, "Apa yang menyebabkan kamu masuk ke
dalam (neraka) Saqar?" Mereka menjawab, "Dahulu kami tidak termasuk orang-
orang yang melaksanakan salat, dan kami (juga) tidak memberi makan orang miskin,
351
Thabari, 24/32.
352
“Tidak” adalah bantahan terhadap ucapan-ucapan orang-orang musyrik yang mengingkari hal-hal
tersebut di atas
353
Thabari, 24/33.
354
Maju menerima peringatan dan yang dimaksud dengan mundur ialah tidak mau menerima
peringatan
bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang batil), bersama orang-orang yang
membicarakannya, dan kami mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada
kami kematian." Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat (pertolongan) dari
orang-orang yang memberikan syafaat. Lalu mengapa mereka (orang-orang kafir)
berpaling dari peringatan (Allah)? seakan-akan mereka keledai liar yang lari
terkejut, lari dari singa. Bahkan setiap orang dari mereka ingin agar diberikan
kepadanya lembaran-lembaran (kitab) yang terbuka. Tidak! Sebenarnya mereka tidak
takut kepada akhirat. Tidak! Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar suatu
peringatan. Maka barang siapa menghendaki, tentu dia mengambil pelajaran
darinya. Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran darinya (Al-Qur’an) kecuali
(jika) Allah menghendakinya. Dialah Tuhan yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya
dan yang berhak memberi ampun.
“bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang batil), bersama orang-
orang yang membicarakannya" maksudnya adalah bahwa kami berkata-kata tentang
apa yang kami tidak ketahui. Qotadah berkata: "Ketika seorang yang sesat melakukan
kesesatan, maka kami pun juga melakukan kesesatan bersama dengan dirinya."356
“Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat (pertolongan) dari orang-orang
yang memberikan syafaat" adalah barang siapa memiliki sifat-sifat seperti itu, maka
pada hari kiamat tidak akan guna pertolongan orang-orang yang memberikan
pertolongan di dalamnya. Sebab sesungguhnya syafaat (pertolongan) hanya bisa
diberikan kepada orang yang layak menerimanya. sehingga seorang yang telah
distempel kafir oleh Allah pada hari kiamat, maka baginya adalah neraka secara abadi
di dalamnya.
356
Thabari, 24/ 37.
357
Baihaqi, 3/406.
Kemudian Allah berfirman:
“seakan-akan mereka keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa" maksudnya
adalah seolah-olah mereka lari dari kebenaran. Dan larinya mereka dari kebenaran itu
bagaikan seokor keledai liar yang lari dari harimau yang hendak memburunya. Ini
dikatakan oleh abu Hurairah. Hamad bin Salmah berkata dari Ali bin Zaed dari Yusuf
bin Mahran dari ibn Abas berkata: "Al-Asad (singa/harimau) dalam bahasa Arab,
dalam bahasa Habsyinya dikatakan dengan Qusûrah, dalam bahasa Persia disebut
dengan Syîr, dan dalam bahasa Nabthiyah disebut dengan Aubâ.358
“Bahkan setiap orang dari mereka ingin agar diberikan kepadanya lembaran-
lembaran (kitab) yang terbuka" adalah bahwa setiap orang dari orang-orang musyrik
itu, ingin agar diturunkan kepadanya kitab sebagaimana yang diturunkan kepada Nabi
Saw. Inilah yang dikatakan oleh Mujahid dan selainnya, 359 sebagaimana yang
dikatakan oleh Allah. (1156). Dan dalam suatu riwayat dari Qotadah dikatakan:
"Bahwasanya mereka menginginkan adanya pembebasan tanpa melakukan amal
perbuatan."360 Sehingga maksud dari firman Allah:
358
Thabari, 24/42.
359
Qurthubi, 19/90.
360
Thabari, 24/43.
Kemudian Allah berfirman:
Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran darinya (Al-Qur’an) kecuali (jika)
Allah menghendakinya" dan firman Allah:
Dialah Tuhan yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan yang berhak memberi
ampun" maksudnya adalah bahwa Dialah Tuhan yang patut untuk ditakuti, dan Dialah
Tuhan yang patut untuk memberi ampunan bagi seorang yang bertaubat dan kembali
kepadaNya. INilah yang dikatakan oleh Qotadah. 361 Anas bin Malik meriwayatkan
bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat ini: " Dialah Tuhan yang patut (kita) bertakwa
kepada-Nya dan yang berhak memberi ampun" berkata: "Tuhanmu telah berkata:
"Aku adalah yang patut untuk ditakwai. Oleh karena itu, janganlah engkau
menyekutukanKu. Barang siapa takut menyekutukanKu, maka ia tidak patut untuk
mendapatkan ampunan dariKu."362 (HR. Ahmad). Dan ini juga diriwayatkan oleh
Tirmizi, ibn Bajah, an-Nasa'i, dan Tirmizi berkata: "Ini adalah hadits hasan gharib."
Akhir surat al-Mudatsir. Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.
AL-QIYĀMAH
MAKKIYYAH
361
Thabrani, 24/44.
362
Ahmad, 3/142.
Aku bersumpah dengan hari Kiamat, dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu
menyesali (dirinya sendiri). Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? (Bahkan) Kami mampu menyusun
(kembali) jari jemarinya dengan sempurna. Tetapi manusia hendak membuat maksiat
terus menerus. Dia bertanya, "Kapankah hari Kiamat itu?" Maka apabila mata
terbelalak (ketakutan), dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan
bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata, "Ke mana tempat lari?" Tidak!
Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu.
Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa
yang dilalaikannya. Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri,363 dan
meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.
Telah dikemukakan bahwa jika sesuatu yang dibuat janji adalah bersifat nafi
(peniadaan), maka boleh mendatangkan kata "La" sebelum sumpah untuk
mengukuhkan penafian (peniadaan) tersebut. Sesuatu yang disumpahkan disini adalah
pengukuhan terhadap hari kebangkitan, dan sanggahan terhadap orang-orang bodoh
yang meningkari adanya kebankitan jasat. Oleh karena itu, Allah berfirman:
Aku bersumpah dengan hari Kiamat, dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu
menyesali (dirinya sendiri)." Qotadah berkata: "Aku bersumpah dengan kedunya
secara keseluruhan."364 Ini adalah yang diriwayatkan dari ibn Abas dan Said bin
Jubair.365 Adapun pada hari kiamat, telah diketahui bahwa jiwa akan menyesali
dirinya sendiri. Qurrah bin Khalid dari Hasan Basri berkata tentang ayat ini:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, demi Allah, kami tidak melihatnya selain
menyesali dirinya sendiri. dengan mengatakan: "Aku tidak menginginkan perkataanku
itu, aku tidak mengingikan makananku itu, aku tidak menginginkan perkataan hatiku
363
Anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan seperti
tersebut dalam surah An-Nur (24) ayat 24
364
Thabari, 24, 48.
365
Dar Mantsur, 8/47, Qurthubi, 19/91.
itu." sedangkan seorang yang durhaka berjalan dengan mengumpat dirinya sendiri.366
Ibn Jarir meriwayatkan dari Said bin Jabir tentang firman Allah:
dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)", berkata:
Menyelasi atas kebaikan dan keburukan." Dan yang sependapat dengan ini adalah
Ukramah, sedangkan Ali bin Najih berkata dari Mujahid bahwa maksudnya adalah
bahwa jiwa menyesali atas apa yang raib darinya."367
Tetapi manusia hendak membuat maksiat terus menerus", Said berkata dari ibn
Abas: "Maksudnya adalah terus menerus. Mujahid berkata: "
Maka apabila mata terbelalak (ketakutan)," abu Umar bin Ala' membaca
"bariqa" dengan kasrah ra', yang artinya adalah panas. Dan inilah yang dikatakannya
yang serupa dengan firman Allah: “Mereka datang bergegas-gegas memenuhi
panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip
dan hati mereka kosong.” (ibrahim: 43) Maksudnya adalah bahwa mereka melihat
sesuatu yang mengagetkan sehingga matanya terbelalak karena terlalu takut."
sedangkan yang lain membacanya dengan fathah, dan ini sangat dekat dengan arti
yang pertama. Maksudnya adalah bahwa pada hari kiamat, mata menjadi terbelak,
merasa takut, panas, dan hina karena kegaduhan hari kiamat yang amat sangat, dan
karena dahsyatnya segala sesuatu yang disaksikannya pada hari kiamat. Dan maksud
dari firman Allah:
dan bulan pun telah hilang cahayanya" adalah cahanya menjadi hilang.
lalu matahari dan bulan dikumpulkan," Mujahid berkata: "digulung."370 Dan ibn
Zaed ketika menafsirkan ayat: Apabila matahari digulung. Dan apabila bintang-
bintang berjatuhan, (at-Takwir: 1-2). dan diriwayatkan dari ibn Mas'ud bahwa ia
membaca:
370
Thabrani, 24/57.
lalu matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata, "Ke mana
tempat lari?" maksudnya adalah ketika manusia menyaksikan kegaduhan hari kiamat
waktu itu, maka ia hendak lari dan berkata: "Dimanakah tempat berlari, apakah ada
tempat berlindung?." Allah berkata:
Tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali
pada hari itu," ibn Mas'ud, ibn Abas, Said bin Jabir, dan lebih dari satu orang dari
kalangan Salaf berkata: "Maksudnya adalah tidak ada keselamatan." Ayat ini adalah
seperti firman Allah: “kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan
tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).” (asy-Syura: 47) Maksudnya adalah
tidak ada bagimu tempat yang bisa mengingkarinya. Oleh karena itu, Allah di sini
berkata:
Tidak ada tempat berlindung" maksudnya adalah tidak ada tempat yang bisa
melindungi kalian pada hari itu. oleh karena itu, Allah berkata:
Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu," maksudnya adalah
tempat kembali.
Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa
yang dilalaikannya" maksudnya adalah bahwa manusia diberitahukan tentang
keseluruhan perbutannya yang lampau dan yang baru, yang awal dan yang akhir, yang
kecil dan yang besar, sebagaimana yang difirman oleh Allah: “Dan mereka dapati apa
yang Telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang
juapun".(al-Kahfi: 49). dan seperti itulah di sini Allah berfirman:
Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, 371 dan meskipun dia
mengemukakan alasan-alasannya" maksudnya adalah bahwa manusia menjadi saksi
atas dirinya sendiri, mengetahui apa yang telah dilakukannya, dan walaupun ia
mengemukakan alasan-alasan dan mengingkarinya, sebagaimana yang dikatakan oleh
Allah: "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab
terhadapmu". (al-Isra’: 14). Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas:
Mujahid berkata:
371
Anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan seperti
tersebut dalam surah An-Nur (24) ayat 24.
372
Anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan seperti
tersebut dalam surah An-Nur (24) ayat 24.
373
THabari, 24/62.
“dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya" hujah-hujahnya
(argumentasi), sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Kemudian tiadalah fitnah374
mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami
mempersekutukan Allah". (al-An’an: 23). Dan seperti firman Allah pula: “(Ingatlah)
hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Alla) lalu mereka bersumpah kepada-Nya
(bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan
mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah,
bahwa Sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.” (Mujadahal: 18). Al-Aufi
berkata dari ibn Abas:
375
yang mereka ada-adakan itu ialah kepercayaan, bahwa Allah mempunyai sekutu-sekutu dan
sekutu-sekutu itu dapat memberi syafa'at kepada mereka di samping Allah s.w.t.
376
Thabari, 24/64.
Kemudian sesungguhnya Kami yang akan menjelaskannya.
Memandang Tuhannya.
Ini merupakan ajaran dari Allah Swt. kepada Rasulnya tentang bagaimana cara
menerima wahyu dari malaikat. Itu semua karena Rasulullah selalu cepat-cepat
mengambil wahyu itu, sehingga mendahului bacaan malaikat. Oleh karena itu, Allah
memerintahkan kepada Nabi bahwa ketika malaikat mendatanginya, maka ia harus
mendengarkannya dulu dan Allah telah menanggung untuk mengumpulkan wahyu
dalam dadanya, dan agar mempermudah penyampaiannya sesuai dengan apa yang
telah diterimanya, dan agar menjelaskannya dan manafsirkannya. Keadaan yang
pertama adalah mengumpulkan wahyu (menyimpan) dalam dada, yang kedua adalah
membacanya, ketiga adalah menafsirkan dan menjelaskan artinya. Oleh karena itu,
Allah berfirman:
377
Maksudnya: nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril a.s. kalimat demi
kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya, agar dapat nabi Muhammad s.a.w. menghafal dan
memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu
“maka ikutilah bacaannya itu" maksudnya adalah dengarkanlah dia, dan lantas
ikutilah bacaannya sebagaimana ia membacakannya kepadamu.
378
Ahmad, 1/343.
Memandang Tuhannya" maksudnya adalah melihat Tuhan dengan mata kepala
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya: "Bahwasanya kalian
akan melihat Tuhan kalian dengan mata kepala."379 Bahwasanya tentang orang-orang
yang beriman melihat Allah Swt. di akhirat telah dikemukakan dalam hadits Shahih
dalam riwayat yang mutawatir menurut Imam-Imam hadits, sehingga tidak mungkin
untuk diingkari. seperti halnya hadits Said dan abu Hurairah yang dalam kitab Shahih
Bukhari dan Muslim mengemukakan bahwa orang-orang berkata: "Wahai Rasulullah,
apakah kami akan melihat Tuhan kami di hari Kiamat?." Rasulullah lantas berkata:
"Apakah kalian merasa kesusahan melihat matahari dan rembulan yang tidak ada
mendung pada keduanya?." mereka berkata: "Tidak." Rasulullah lantas berkata:
"Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian seperti itu."380
Dan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Jabir berkata: "Ketika Rasulullah
melihat rembulan pada malam purnama, maka beliau berkata: "Sesungguhnya kalian
akan melihat Tuhan kalian seperti halnya kalian melihat rembulan ini. Jika kalian
mampu melaksanakan shalat sebelum munculnya dan terbenamnya matahari, maka
lakukanlah."381
Dan dalam Shahih Muslim dari Shuhaib dari Rasulullah Saw. bersabda: "Ketika
ahli surga memasuki surga, maka Allah berkata: "Apakah kalian meminta sesuatu
yang lebih?." Mereka berkata: "Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kita.
Apakah engkau telah memasukkan kita ke surga dan menyelamatkan kita dari
neraka." Maka Allah lantas membuka hijab, sehingga Dia tidak memberikan sesuatu
yang lebih mereka cintai ketimbang melihat Tuhan mereka itu. Dan itu merupakan
tambahan." Kemudian Rasulullah membaca ayat ini: 26. Bagi orang-orang yang
berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. 382 (yunus: 26).383 Dan
hanya diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir sebuah hadits: "sesungguhnya Allah
menampakkan diri kepada orang-orang yang beriman, dalam keadaan tertawa."384
Maksudnya adalah dipelataran kiamat. Sehingga dalam hadits tersebut dikemukakan
bahwa orang-orang yang beriman melihat Tuhannya di pelataran (halaman) dan di
taman-taman surga." Ibn Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
379
Fathul Bari, 13/430.
380
Fathul Bari, 13/430, 431, dan Muslim, 1/163 dan 167.
381
Fathul Bari, 13/429, dan Muslim, 1/439.
382
yang dimaksud dengan tambahannya ialah kenikmatan melihat Allah
383
Muslim, 1/178.
384
Muslim, 1/178.
"Bahwasanya tingkatan ahli surga yang paling rendah memiliki suatu tempat untuk
melihat apa yang dimilikinya selama ribuan tahun. Di mana dalam tempat itu, ia
melihat puncaknya sebagaimana melihat bawahannya, melihat istri-istri dan pelayan-
pelayannya. Sedangkan orang yang paling utama di antara mereka memiliki suatu
tempat untuk melihat Allah sebanyak dua kali dalam sehari." 385 (HR. Imam Ahmad).
Dan diriwayatkan pula oleh Tirmizi.386 Seandainya tidak takut kepanjangan, maka
kami akan mengemukakan hadits beserta dengan periwayatan dan lafadz-lafadznya,
yang termasuk periwayatan yang Shahih-Shahih dan Hasan-Hasan, sanad-sanad, dan
sunan-sunannya. Namun kami mengemukakannya secara terpisah dalam beberapa
tempat di tafsir ini.
Dan puji sukur kepada Allah, bahwa ini merupakan sesuatu yang telah
disepakati oleh para Shahabat, tabi'in, dan ulama' Salaf (terdahulu) seabgaimana hal
ini juga disepekati oleh umat Islam.
Allah berfirman:
Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan
ditimpakan kepadanya malapetaka yang sangat dahsyat." Ini merupakan wajah
orang-orang yang durhaka. Yang mana wajah mereka menjadi muram pada hari
kiamat. Qotadah berkata: "Masam."387 Saddi berkata: "Warna wajahnya berubah."388
385
Ahmad, 2/178.
386
Tuhfatul Ahwadz, 9/249.
387
Thabari, 24/74.
388
Qurthubi, 19/110.
bahwa dirinya akan masuk neraka." Ini sama halnya dengan firman Allah: “Pada hari
yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam
muram.” (Ali Imran: 106). Dan firman Allah: “Banyak muka pada hari itu berseri-
seri. Tertawa dan bergembira ria, Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup
debu, Dan ditutup lagi oleh kegelapan 389. Mereka Itulah orang-orang kafir lagi
durhaka.” (Abasa:38-42). Dan Firman Allah: “Banyak muka pada hari itu tunduk
terhina, Bekerja keras lagi kepayahan, Memasuki api yang sangat panas (neraka).”
(al-Gasyiyah: 2-4)8. dan firman Allah: “Banyak muka pada hari itu berseri-seri,
Merasa senang Karena usahanya, Dalam syurga yang tinggi.” (al-Gasyiyah: 8-10).
Ayat-ayat seperti ini sangatlah banyak.
Karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan
390
menghadapi akhirat
dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)”,394 berkatalah akhir suatu hari dari
hari dunia dan awal hari dari hari akhir, sehingga bertemulah kesulitan dengan
kesulitan selain seorang yang mendapatkan rahmat Allah.395 Ukramah berkata:
391
Thabari, 24/75
392
Thabari, 24/75
393
Thabari, 24/75
394
Karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan
menghadapi akhirat
395
Thabari, 24/76.
dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), 396 sesutau yang besar dengan
sesuatu yang besar, dan Mujahid berkata: "Bencana dengan bencana." Hasan Basri
berkata tentang firman Allah:
dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan),397 keduanya adalah betismu ketika
ketika bertautan.398 Dalam dalam sebuah riwayat darinya: "Matilah kedua kakinya
sehingga keduanya tidak mampu lagi menyangga dirinya. Padahal keduanya harus
berjalan-jalan399. Dan maksud dari firman Allah:
kepada Tuhanmu lah pada hari itu kamu dihalau" adalah tempat kembali. Itu
semua karena ruh naik ke langit, sehingga Allah Swt. berkata: "Kembalikanlah
hambaKu ke dunia. sesungguhnya darinya lah Aku menciptakan mereka,
membangkitkan mereka, dan mengeluarkan mereka lagi, sebagaimana yang
dikemukakan dalam hadits al-Bira' yang panjang.400 Dan Allah sungguh telah berkata:
“Dan dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan
diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami, dan
malaikat- malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka
(hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya.
Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. dan dialah pembuat
perhitungan yang paling cepat. (al-An’am: 61-62).
Dan perkataan Allah: " Karena dia (dahulu) tidak mau membenarkan (Al-
Qur’an dan Rasul) dan tidak mau melaksanakan salat, tetapi justru dia mendustakan
396
Karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan
menghadapi akhirat
397
Karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan
menghadapi akhirat
398
Thabari, 24/78.
399
Qurthubi, 19/112.
400
Thuwal, ath-Thabrani, 238.
(Rasul) dan berpaling (dari kebenaran)" (al-Mudatsir: 31-32). Merupakan
pemberitahuan tentang orang kafir yang ketika di dunia, melakukan pendustaan
terhadap kebenaran dengan hatinya dan tidak mengamalkannya. Sehingga tidak ada
kebaikan dalam dirinya secara lahir dan batin. Oleh karena itu, Allah berfirman:
Karena dia (dahulu) tidak mau membenarkan (Al-Qur’an dan Rasul) dan tidak
mau melaksanakan salat, tetapi justru dia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari
kebenaran), kemudian dia pergi kepada keluarganya dengan sombong." Maksudnya
adalah bersenang-senang, buruk, sembrono, pemalas, tidak ada kesungguhan dan amal
perbuatan, sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Dan apabila orang-orang yang
berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.”
(Muthaffifin: 31) “Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan
kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-
kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya).” (Insyiqoq: 61-62). Dhahak berkata dari
ibn Abas:
Celakalah kamu! Maka celakalah! sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka
celakalah!" Ini merupakan ancaman yang sungguh-sungguh dari Allah terhadap orang
yang mengingkariNya, yang sombong terhadap kehendakNya. Maksudnya adalah
bahwa enkau berhak menerima itu (cilaka), karena engkau sungguh telah
mengakafirkan pencipta dan Tuhanmu. Sebagaimana hal ini juga dikatakan dalam
rangka memberi suatu ancaman seperti yang dalam firman Allah: “Rasakanlah,
Sesungguhnya kamu orang yang Perkasa lagi mulia.” 403
(ad-Dukhan: 49).46.
(Dikatakan kepada orang-orang kafir): "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di
401
Dar Mantsur, 8/238.
402
Thabari, 24/81.
403
Ucapan Ini merupakan ejekan baginya
dunia dalam waktu) yang pendek; Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang
berdosa". (al-Mursilat: 46). “Sembahlah sesukamu selain diriNya.” “Berbuatlah
sesukamu.”
Abu Abdurrahman an-Nasa'i meriwayatkan dari Said bin Jabir berkata: "Aku
pernah berkata kepada ibn Abas: "Celakalah kamu! Maka celakalah! sekali lagi,
celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah!"?. Berkata: "Itu dikatakan oleh
Rasulullah kepada abu Jahal, kemudian Allah menurunkan ayat itu."404 Dan abu abi
Hatim meriwayatkan dari Qotadah tentang firman Allah: " Celakalah kamu! Maka
celakalah! sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah!" merupakan
ancaman terhadap bekas ancaman seabgaimana yang kalian dengar. Dan mereka
menyangka bahwa musuh Allah yang bernama abu Jahal, saat menyakiti Rasulullah
dengan cara mengikat pakaiannya sehingga Rasulullah Saw. berkata: " Celakalah
kamu! Maka celakalah! sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah!"
sehingga abu Jahal berkata: "Apakah engkau mengancamku, wahai Muhammad?.
Demi Allah, engkau dan Tuhanmu tidak akan mampu melakukan sesuatu pun.
Sesungguhnya aku lebih mulia ketimbang berjalan di antara orang pegungan."
Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung-
jawaban)? Saddi berkata: "Maksudnya adalah tidak dibangkitkan." Mujahid, Syafi'i,
dan Abdurrahman bin Zaed bin Aslam berkata: "Maksudnya adalah tidak diperintah
dan dilarang." Secara dhahirnya ayat ini mencakup dua keadaan. Maksudnya adalah
bahwa dia tidak meninggalkan dunia ini dengan begitu saja, tidak diperintah dan
dilarangan, dan tidak membiarkan dalam kuburannya secara terikat, tidak
dibangkitkan. Namun ia adalah seorang yang diperintah dan dilarang di dunia,
dikumpulakan ke hadapan Allah di akhirat. Maksudnya di sini adalah pengukuhan
terhadap hari kebangkitan, dan sanggahan terhadap orang-orang bodoh, tersesat, dan
404
An-Nasai dalam al-Kubra, 6/504.
banyak membangkang yang telah mengingkarinya. Oleh karena itu, Allah berkata
seraya memberikan suatu argumentasai tentang mengulangi dan mengawali:
Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim)," maksudnya adalah bukankah manusia dulunya hanya setetes mani yang
lemah yang berasal dari air yang remah. Maksud dari "Yumna" adalah yang
dicipratkan dari bawah pinggul ke dalam rahim."
kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya
dan menyempurnakannya" maksudnya adalah kemudian sperma itu menjadi segumpal
darah, kemudian segumpal daging, kemudian membentuknya dan meniupkan ruh ke
dalam dirinya sehingga jadilah ia sebagain tubuh yang sempurna, baik laki-laki
maupun perempuan atas izin dan ketentuan Allah. oleh karena itu, Allah berfirman:
lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan." Dan kemudian
berkata:
Telah diriwayatkan oleh abu Dawud ra. dari Musa bin abi Aisyah berkata:
"bahwasanya ada sorang laki-laki melakukan shalat di atas rumahnya. Ketika ia
membaca surat: " Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula)
menghidupkan orang mati?." Berkata: "Maha suci Engkau," dan lantas iya
mengiyakan." Maka mereka pun menanyakan itu kepadanya sehingga ia berkata:
"Aku mendengarnya dari Rasulullah Saw."405 Ini hanya diriwayatkan oleh abu Dawud.
Dan shahabat tersebut tidak disenyumi dan disalahkan karena itu."
Dan diriwayatkan pula dari abu Dawud dari abu Hurairah berkata bahwa
Rasulullah Saw. berkata: "Barang siapa di antara kalian yang membaca at-Tin wa
Zaitun, dan lantas sampai akhir ayatnya yang berupa: " Bukankah Allah Hakim yang
paling adil?." (at-Tin: 8), dan lantas mengatakan: "Iya, dan aku termasuk orang yang
menyaksikan hal itu," dan orang yang membaca ayat: “Aku bersumpah demi hari
kiamat.” (al-Qiyamah: 1) hingga ayat: “Bukankah (Allah yang berbuat) demikian
berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?.” (al-Qiyamah: 40) dan lantas
mengatakan: "Iya", dan orang yang mengatakan “Demi malaikat-malaikat yang diutus
untuk membawa kebaikan.” (Al-Mursilat: 1) hingga ayat: “Maka kepada perkataan
apakah sesudah Al Quran Ini mereka akan beriman?.” (al-Mursilat: 50). maka
katakanlah" Aku beriman kepada Allah."406 dan diriwayatkan olah Ahmad dan
Tirmizi. Akhir tafsir surat al-Qiyamah. Dan hanya kepada Allah segala puji dan
anugerah.
AL-INSĀN
MADANIYYAH
Membaca surat as-Sajadah dan al-Insan di subuh hari pada hari jum'at.
405
Abu Dawud, 1/549.
406
Abu Dawud, 1/550.
Telah dikemukakan dalam Shahih Muslim dari ibn Abas bahwa di subuh hari
pada hari Jum'at, Rasulullah Saw. membaca: "Alif Lam Mim, Tanzîl" as-Sajadah, dan
"Hal Atâ Ala al-Insân". 407
Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang
bersyukur dan ada pula yang kufur.
Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?. Kemudian Allah menjelaskan hal itu
dengan mengatakan:
dari setetes mani yang bercampur" maksudnya adalah air laki-laki dan air
perempuan ketika berkumpul dan bercampur.410 Kemudian beralih dari suatu fase ke
fase yang lain, dari satu kondisi ke arah kondisi yang lain, dan dari satu warna ke arah
warna yang lain. Dan seperti itulah yang dikatakan pula oleh Ukramah, Mujahid,
Hasan, Rabi' bin Anas: "Al-Amsyaj artinya adalah kebercampuran spirma laki-laki
dengan spirma perempuan.
407
Muslim, 2/599.
408
Bercampur antara benih laki-laki dengan perempuan
409
Bercampur antara benih laki-laki dengan perempuan
410
Thabari, 24/89.
dan maksud dari firman Allah:
yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan)," adalah Kami
mengujinya sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya kami Telah menjadikan apa
yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah di
antara mereka yang terbaik perbuatannya. (al-Kahfi: 7)
karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat." Maksudnya adalah bahwa
kami menjadikan dia mendengar dan melihat, yang dengan keduanya dia bisa
melakukan ketaatan dan kemaksiatan.
Allah telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang kafir dan
ada yang mensukuri.
ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur" ayat tersebut mengira-ngirakan
kata: "Ada yang cilaka dan ada yang beruntung", sabagaimana yang dikemukakan
411
yang dimaksud dengan dua jalan ialah jalan kebajikan dan jalan kejahatan.
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Malik al-Asy'ari berkata
bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Setiap manusia memasuki hari, dan lantas menjual
jiwanya (diri), sehingga ada mencilakakannya dan ada yang memerdekakannya."412
Sungguh, Kami telah menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan
neraka yang menyala-nyala.
Sungguh, orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi
minuman) yang campurannya adalah air kafur,413
(yaitu) mata air (dalam surga) yang di minum oleh hamba-hamba Allah dan
mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya.
Mereka memenuhi nazar414 dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di
mana-mana.
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak
yatim dan orang yang ditawan,
Sungguh, kami takut akan (azab) Tuhan pada hari (ketika) orang-orang
berwajah masam penuh kesulitan."
Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan
kepada mereka keceriaan dan kegembiraan.
Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga
dan (pakaian) sutera.
Dalam hal ini, Allah memberitahukan bahwa Dia telah menyipakan rantai,
belenggu, dan neraka Sair bagi orang-orang kafir. neraka Sair adalah api yang
412
Muslim, 1/203
413
Nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya
414
Adalah berniat dan berjanji akan melaksanakan sesuatu yang dikaitkan dengan sesuatu yang
diharapkan, misalnya apabila sembuh dari sakit atau lulus ujian seseorang akan puasa 3 hari atau
bersedekah
menyala-nyala yang ada di neraka Jahaman sebagaimana yang dikemukakan dalam
firman Allah: “(yaitu) orang-orang yang mendustakan Al Kitab (Al Quran) dan wahyu
yang dibawa oleh rasul-rasul kami yang Telah kami utus. kelak mereka akan
mengetahui. Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka
diseret. “(Ghafir: 70-71). Setelah Allah mengemukakan apa yang telah Ia siapkan bagi
orang-orang yang cilaka, yaitu mempersiapkan sebuah neraka yang menyala-nyala,
lantas Allah berfirman:
Sungguh, orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi
minuman) yang campurannya adalah air kafur,415. Telah diketahui bahwa air kafur
adalah sangat dingin, harum, dan mengandung pula kenikmatan-kenikmatan yang ada
di surga. Hasan berkata: "Air kafur adalah berbau jahe." Oleh karena itu, Allah
berfirman:
(yaitu) mata air (dalam surga) yang di minum oleh hamba-hamba Allah dan
mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya" maksudnya adalah bahwa air
Kafur yang diberikan kepada orang-orang yang melakukan kebajikan adalah mata air
yang diminum oleh hamba-hamba Allah yang mendekatkan diri kepadaNya. Yaitu
mata air yang memancar tanpa ada ketercampuran (keruh), dan mereka bisa
melihatnya. Oleh karena itu, kata "Yasyribu" yang ada dalam ayat tersebut,
mengandung arti melihat pula sehingga dijauhkan dari huruf "Ba'", dan kata "Ain" di
nasabkan sebagai tamyiz (pembeda). Dan maksud dari firman Allah:
415
Nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya
Mereka memenuhi nazar418 dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di
mana-mana" adalah bahwa mereka menyembah Allah, mematahui apa yang telah
diwajibkanNya kepada diri mereka yang berupa ketaatan-ketaan yang diwajibkan oleh
syariat dan apa yang telah diwajibkan oleh dirinya sendiri melalui jalan nazar. Imam
Malik berkata dari Thalhah bin Abdul Malik al-Ilio dari Qosim bin Malik dari Aisyah
berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Barang siapa bernazar untuk melakukan
ketaatan kepada Allah, maka taatlah kepada Allah. Dan barang siapa bernazar untuk
mendurhakai Allah, maka janganlah mendurhakaiNya." 419 Telah diriwayatkan oleh
Bukhari dari hadits Malik.420 Dan mereka juga meninggalkan sesuatu yang
diharamkan kepada mereka karena takut akan buruknya hari perhitungan di hari
kebangkitan, yaitu sebuah hari yang buruk bagi semua orang kecuali bagi yang
mendapatkan rahmat Allah. ibn Abas berkata: "Yang merata." Qotadah berkata:
"Demi Allah, keburukan hari itu benar-benar merata hingga memenuhi langit dan
bumi."421 Dan firman Allah:
416
Thabari, 24/94
417
Dar Mantsur, 8/369.
418
Adalah berniat dan berjanji akan melaksanakan sesuatu yang dikaitkan dengan sesuatu yang
diharapkan, misalnya apabila sembuh dari sakit atau lulus ujian seseorang akan puasa 3 hari atau
bersedekah
419
Muwatha', 2/478.
420
Fathul Bari, 11/589.
421
Thabari, 24/97.
paling jelas adalah bahwa dhamir tersebut kembali pada kata "Tha'am" (makanan).
sehingga maksudnya adalah bahwa mereka memberikan makanan di waktu menyukai
dan menggemari makanan itu. ini dikatakan oleh Mujahid, Muqotil, dan dipilih pula
oleh ibn Jarir,422 seperti halnya yang dikatakan dalam firman Allah: “Dan memberikan
harta yang dicintainya.” (al-Baqarah: 142). “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu
cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah
mengetahuinya.” (Ali Imran: 92).
422
Thabari, 24/96
423
Fathul Bari, 3/334.
424
Thabari, 24/97.
425
Qurthubi, 19/129.
426
Thabari, 24/97.
427
An-Nasa'I dalam al-Kubra, 4/258.
428
Thabari, 24/98.
sendiri juga menginginkan dan menyukai makanan itu. oleh karena itu, memereka
memberikannya seraya berkata:
kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kam" maksudnya adalah
bahwa kami tidak mengharapkan balasan akan hal itu darimu, dan juga terima
kasihmu di hadapan manusia. Mujahid dan Said bin Jabir berkata: "Demi Allah,
mereka tidak mengatakannya melui lisannya, namun mengetahuinya dari dalam hati
mereka. sehingga karena itulah, Allah memuji dan menyukainya."429 Maksud dari
firman Allah:
Sungguh, kami takut akan (azab) Tuhan pada hari (ketika) orang-orang berwajah
masam penuh kesulitan" adalah bahwa sesungguhnya kami melakukan itu adalah
supaya Allah mengasihi kami dengan kelembutanNya di hari orang-orang yang
berwajah masa penuh dengan kesulitan." Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas:
"arti dari kata "Abûs" adalah kesulitan. Sedangkan "Qomtharîrâ adalah lama." 430
Ukramah dan selainnya berkata:
429
Thabari, 24/98.
430
Thabari, 24/100.
431
Thabari, 24/99.
penuh kesulitan" adalah mengerutkan wajah dengan cara memasamkannya."
Said bin Jabir dan Qotadah berkata: "Pada hari itu, wajah menjadi masam kerena
kegaduhan. Sedangkan "Qomtharira" adalah menyusutkan jidat dan apa yang ada di
antara kedua mata, karena adanya kegaduhan itu pula." Ibn Zaed berkata: "al-Abus
artinya adalah keburukan, sedangkan Qomtharira artinya adalah kesukaran."
Allah berfirman:
“Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan
kepada mereka keceriaan dan kegembiraan" ini termasuk bagian dari suatu
pensejajaran yang amat sempurna. Maksud dari firman Allah:
“Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu," adalah bahwa Allah
mengamankan mereka dari apa yang mereka takutkan dari hari itu.
432
Thabari, 24/101.
433
Fathul Bari, 6/653.
"Aisyah berkata: "Rasulullah pernah mendatangiku dalam keadaan bergembira
sehingga tampak raut mukanya tampak bersinar."434 Dan maksud dari firman Allah:
Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya" adalah karena
kesabaran mereka, akhirnya Allah memberika surga dan pakaian yang sutera kepada
mereka. maksudnya adalah tempat yang menyenangkan, kehidupan dan pakaian yang
bagus. Al-Hafidz bin Asakir meriwayatkan dalam tarjamah Hisyam bin Sulaiman ad-
Darani berkata: "Ali abi Sulaiman ad-Darani membaca surat:
di sana mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat
(merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan.
Dan kepada mereka diedarkan bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang
bening laksana kristal,
kristal yang jernih terbuat dari perak, mereka tentukan ukurannya yang sesuai
(dengan kehendak mereka).
(Yang didatangkan dari) sebuah mata air (di surga) yang dinamakan Salsab³l.
Dan mereka dikelilingi oleh para pemuda-pemuda yang tetap muda. Apabila
kamu melihatnya, akan kamu kira mereka, mutiara yang bertaburan.
Dan apabila engkau melihat (keadaan) di sana (surga), niscaya engkau akan
melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.
434
Fathul Bari, 6/653.
Mereka berpakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan memakai
gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang
bersih (dan suci).
Inilah balasan untukmu, dan segala usahamu diterima dan diakui (Allah).
di sana mereka duduk bersandar di atas dipan," pembahasan tentang hal ini
telah dikemukakan di atas dalam surat ash-Shaffat. Di mana dalam pembahasan itu,
telah dikemukakan adanya perbedaan tentang arti "Itka'" (bersandar): Apakah itu
berbaring, menyandar pada siku, sila, atau duduk bersandar. Sedangkan "al-Arâik"
adalah dipan. Dan maksud dari firman Allah:
di sana mereka tidak melihat (merasakan teriknya) matahari dan tidak pula
dingin yang berlebihan" adalah bahwa mreka tidak merasakan panas yang menyengat
dan rasa dingin yang menyakitkan. Namun cuacanya adalah stabil selamanya, dan
menyenangkan.
yang bening laksana kristal, kristal yang jernih terbuat dari perak," yang
pertama dinasbakan dengan khabar kâna, sedangkan yang kedua dinashabkan dengan
badal atau tamyiz. Sebab itu adalah penjelasan melalui firman Allah:
Dan di sana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe" dan mereka
(termasuk orang-orang yang berbuat baik), meminum di dalam piala-piala itu
, maksudnya
adalah arak
Dan mereka dikelilingi oleh para pemuda-pemuda yang tetap muda. Apabila
kamu melihatnya, akan kamu kira mereka, mutiara yang bertaburan" adalah bahwa
mereka dikelilingi oleh pemuda-pemuda surga yang bertugas untuk melayani mereka.
yang tetap" maksudnya adalah yang tetap dalam satu keadaan, tidak berubah,
dan umurnya pun juga tidak bertambah. Dan barang siapa menafsirkannya dengan
mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang gemar melakukan pelayanan adalah
karena orang-orang yang muda adalah yang layak melakukan hal itu, dan bukan
orang-orang yang sudah tua. Dan maksud dari firman Allah:
Apabila kamu melihatnya, akan kamu kira mereka, mutiara yang bertaburan"
maksudnya adalah jika kamu melihat persebaran mereka saat melayani kebutuhan-
kebutuhan penghuni surga, banyaknya jumlah mereka, berseri-serinya wajah mereka,
baiknya warna, pakaian, dan perhiasannya, maka kamu akan mengira bahwa mereka
itu adalah adalah mutiara yang bertaburan. Tidak ada kiasan yang lebih baik dari ini,
sebab tidak ada pemandangan yang lebih baik daripada mutiara yang bertaburan di
tempat yang baik.
436
Thabari, 24/108.
Dan apabila engkau melihat" maksudnya adalah jika engkau melihat, wahai
Muhammad () maksudnya adalah keadaan di sana, yaitu surga, kenikmatan,
keluasan, keluhuran, dan segala kesenangan dan kebahagiaan yang ada di dalamnya,
niscaya engkau akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang
besar." Maksudnya adalah kerajaan Allah di sana sangatlah besar, kekuasaannya
sangatlah gilang gemilang. Dan telah diikemukakan dalam Shahih, bahwa Allah
berkata kepada orang terakhir yang keluar dari neraka, dan orang terakhir yang masuk
ke surga: "Sesungguhnya bagimu adalah seperti dunia, dan sepuluh dari
kelipatannya". Jika itu merupakan apa yang diberikan oleh Allah kepada orang yang
paling rendah tingkatannya di surga, maka apa persangkaanmu terhadap apa yang
diberikan oleh Allah kepada orang yang paling tinggi tingkatannya?."
Mereka berpakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal" adalah bahwa
pakaian penghuni surga adalah sutera halus seperti gamis dan sejenisnya, yang bisa
menyelimuti tubuh mereka. Sedangkan yang dimaksud dengan "istibraq" (sutera
tebal) adalah sesuatu yang menyelimuti tubuh luar sebagaimana yang mesti ada dalam
sebuah pakaian.
dan memakai gelang terbuat dari perak," ini adalah gambaran-gambaran bagi
orang-orang yang melakukan kebaikan, sedangkan bagi orang-orang yang
mendekatkan diri adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “di surga itu
mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan Pakaian
mereka adalah sutera.” (al-Haj: 32). Setelah Allah mengemukakan tentang perhiasan
dhahir yang berupa sutera dan gelang-gelang, Allah lantas berkata:
Inilah balasan untukmu, dan segala usahamu diterima dan diakui (Allah)" adalah
bahwa dikatakan kepada mereka sebagai bentuk penghormatan dan sambutan baik
kepada mereka seabgaimana yang dikatakan dalam firman Allah: “(kepada mereka
dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang Telah kamu
kerjakan pada hari-hari yang Telah lalu". (al-Haqoh: 24). Dan maksud dari firman
Allah:
dan segala usahamu diterima dan diakui (Allah)" maksudnya adalah Allah
membalas sesuatu yang sedikit darimu dengan sesuatu yang banyak.
437
Qurthubi, 19/47.
Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu mencintai kehidupan (dunia) dan
meningggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya.
Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki
Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
Dia memasukkan siapa pun yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya (surga).
Adapun bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.
dan janganlah engkau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara
mereka." maksudnya adalah janganlah engkau mematuhi orang-orang kafir dan
munafik, jika mereka hendak menghalangimu dari apa yang telah diturunkan
kepadamu. Namun malah sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu, dan bertawakallah kepada Allah. sesungguhnya Allah akan menjagamu
dari manusia. yang dimaksud dengan "Atsîm" (yang berdosa) adalah orang buruk
perbuatannya, sedangkan yang dimaksud dengan "Kafûr" (orang yang kafir) adalah
orang yang kafir hatinya.
Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang" maksudnya adalah
awal siang dan akhir siang.
Dan pada sebagian dari malam, maka bersujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah
kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari" sebagaimana firman Allah:
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat
yang Terpuji.” (al-Isra’: 17). Dan seperti firman Allah: Wahai orang yang berselimut
(Muhammad)! bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali 438 bagian kecil.
(yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan
bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan." (al-Muzammil: 1-4).
Kami telah menciptakan mereka" ibn Abas, Mujahid, dan lebih dari satu orang
berkata: "Maksudnya adalah menciptakan mereka.439
Tetapi, jika Kami menghendaki, Kami dapat mengganti dengan yang serupa
mereka." maksudnya adalah jika Kami menghendaki, maka Kami akan
438
Salat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surah ini. Setelah turunnya ayat
ke 20 ini hukumnya menjadi sunah.
439
Thabari, 24/118.
membangkitkan mereka pada hari kiamat dan menggantikan mereka dengan ciptaan
yang baru. Ibn Jarir berkata:
Tetapi, jika Kami menghendaki, Kami dapat mengganti dengan yang serupa
mereka." maksudnya adalah jika Kami menghendaki, Kami dapat menggantikan
dengan kaum selain mereka,440 seperti firman Allah: “Jika Allah menghendaki,
niscaya dia musnahkan kamu Wahai manusia, dan dia datangkan umat yang lain
(sebagai penggantimu). dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian.” (an-Nisa’:
133). Dan firman Allah: “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah
Telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? 441 jika dia menghendaki, niscaya dia
membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru.” (an-Nisa: 19)
maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) tentu dia mengambil
jalan menuju kepada Tuhannya" maksudnya adalah jalan bagi orang yang
menghendaki petunjuk melalui al-Qur'an sebagaimana yang dikemuakakn oleh Allah:
“Kemudian Allah berfirman:
Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki
Allah." Maksudnya adalah tidak seorang pun mampu menunjukkan dirinya sendiri,
Thabari, 24/118.
440
Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan
441
Dia memasukkan siapa pun yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya (surga).
Adapun bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih," maksudnya adalah
menunjukkan siapa saja yang Ia sukai, dan menyesatkan siapa saja yang Ia sukai.
Sehingga orang yang mendapatkan petunjuk dariNya, maka ia tidak akan tersesat.
Dan orang yang telah disesatkannya, maka tidak ada seorang pun yang bisa
memberinya petunjuk. Akhir surat al-Insan. Dan hanya untuk Allah segala puji dan
keutamaan.
AL-MURSALĀT
MAKKIYYAH
Bukhari meriwayatkan dari Abdullah (yaitu ibn Mas'ud) ra. berkata: "Ketika
kami sedang bersama Rasulullah dalam sebuah gua di Mina, maka turunlah kepada
beliau "al-Mursalat", sehingga beliau pun membacanya, dan sesungguhnya kami pun
juga mengikuti gerak mulutnya, dan mulut beliau pun menjadi basah karenanya.
Ketika ada ular di antara kami, maka baliau berkata: "Bunuhlah ular itu." Maka kami
pun bergegas menghampiri ular tersebut, dan ular itupun lantas pergi sehingga
Rasulullah berkata: "Keburukan kalian ditimbang sebagaimana keburukan ular itu
ditimbang."442 Dan telah dikeluarkan pula oleh Muslim dari jalur A'masy, 443 dan Imam
Ahmad meriwayatkan dari ibn Abas dari ibumnya bahwa ia mendengar Rasulullah
Saw. membaca
444
Dan dalam riwayat Malik dari ibn Abas menyatakan bahwa Ummi Fadhil (ibu
Fadhil) mendengar Rasulullah membaca
Dan lantas berkata: "Wahai anakku, ingatlah dengan membaca surat ini.
Sesungguhnya surat ini adalah surat terakhir yang aku dengar dari Rasulullah, di mana
beliau membacanya pada waktu maghrib."445 Dan ini dikeluarkan pula dalam Bukhari
dan Muslim melalui jalur Malik.446
442
Fathul Bari, 4/32.
443
Muslim, 4/1755.
444
Ahmad, 6/338
445
MUwatha', 1/78.
446
Fathul Bari, 2/287.
447
Sebagian mufasir mengartikan “Demi angin yang dikirim.”
8 86)
Terbang untuk melaksanakan perintah Allah.
8 87)
Pada waktu malaikat turun untuk membawa wahyu, sebagian mufasir berpendapat, bahwa yang
dimaksud dengan an-n±syir±t ialah angin yang bertiup disertai hujan.
gunung-gunung dihancurkan menjadi debu, dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan
waktunya.888) (Niscaya dikatakan kepada mereka), "Sampai hari apakah ditangguhkan
(azab orang-orang kafir itu)?" Sampai hari keputusan. Dan tahukah kamu apakah
hari keputusan itu? Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan
(kebenaran)."
Ibn abi Hatim berkata: "dari abu Hurairah ra. berkata: "Demi (malaikat-
malaikat)885) yang diutus untuk membawa kebaikan," (al-Mursalat: 1) berkata:
"Malaikat." Dan telah diriwayatkan oleh Masruq dan abi Dhaha dan Mujahid dalam
salah satu riwayat dan Saddi, Rabi' bin Anas, seperti itu pula. Abu Shalah
meriwayatkan bahwa: "Itu adalah Rasul." Dan dalam suatu riwayat yang berasal
darinya pula: "Itu adalah malaikat." Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh abu Shalih
dalam al-Ashifat dan an-Nasyirat dan al-Fariqat dan al-Mulqiat, bahwa itu adalah
Malaikat. Tsauri berkata dari Salmah bin Kuhail dari Muslim al-Bathin dari abi
Abidain berkata: "Aku pernah bertanya kepada ibn Mas'ud tentang "al-Mursalati
Urfan" sehingga ia berkata: "Angin." Begitu pula ia berkata tentang "Al-Ashifâti
Asfan, dan an-Nasyirâti Nasyran, bahwa itu maksudnya adalah angin."448 Dan seperti
itu pulalah yang dikatakan oleh ibn Abas, Mujahid, dan Qotadah, dan ibn Jarir
memastikan bahwa "Al-Ashifâti Ashfan" maksudnya adalah angin sebagaimana yang
dikatakan oleh ibn Mas'ud dan orang-orang yang mengikutinya. Namun ibn Jarir tidak
memberikan suatu kepastian tentang "An-Nâsyirâti Nasyran", apakah itu adalah
malaiakt atau angin sebagaimana yang telah dikemukakan di atas?. Dan dari abi
Shalih menyatakan bahwa "An-Nâsyirati Nasyran" adalah hujan. Dan yang paling
jelas sebagaimana yang dikatakan dalam firman Allah: “. Dan kami Telah meniupkan
angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan). (al-Hijr: 22). “Dan dialah yang
meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya “
(Al-Araf: 57). Begitu pula "al-Ashifât" adalah angin. Sehingga dikatakan "Ashafat ar-
Riyah", jika angin tersebut berhembus dengan ada suaranya." Begitu pula an-Nâsyirat
8
Waktu untuk berkumpul bersama umat mereka masing-masing.
88)
8
Sebagian mufasir mengartikan “Demi angin yang dikirim.”
85)
448
Thabari, 24/124, 125.
adalah angin yang menyebarkan mendung di atas langit sebagaimana yang
dikehendaki oleh Allah.
dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang baik dan yang buruk)
dengan sejelas-jelasnya, dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu, untuk
menolak alasan-alasan atau memberi peringatan." (al-Mursalat: 5). Maksudnya
adalah malaikat. Ini dikatakan oleh ibn Mas'ud, ibn Abas, Masruq, Mujahid, Qotadah,
Rabi' bin Anas, Saddi, dan Tsauri."449 Di sini, tidak ada perbedaan bahwa turunnya
ayat ini kepada Rasul adalah untuk mebedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara
hidayah dengan kesesatan, antara halal dengan haram, dan ini diturunkan kepada
Rasul untuk memberi peringatan kepada manusia akan adanya siksa Allah bagi orang-
orang yang menentang perintahNya. Dan maksud dari firman Allah:
Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti terjadi" adalah bahwa ini adalah
sesuatu yang dijanjikan. Maksudnya adalah bahwa apa yang telah dijanjikan
kepadamu tentang adanya hari akhir, ditiupnya sebuah terompet, membangkitkan
kembali jasat, mengumpulkan orang-orang terdahulu dan orang-orang yang datang
belakangan dalam satu tempat, dan balasan tiap-tiap amal perbuatan; jika baik maka
balasannya juga baik, dan jika buruk maka balasannya juga buruk. Bahwaasanya
semua itu pasti terjadi. Maksudnya pasti terjadi dan tidak dapat terelakkan lagi.
dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktunya.888 al-Aufi berkata dari ibn
Abas: "Dikumpulkan."450 Dan ibn Zaed berkata: "Ini adalah seperti firman Allah:
“(ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para Rasul.” (Al-Maidah: 109).
Mujahid berkata: "Maksud dari kata "Uqitat" adalah ditangguhkan waktunya." 451
Tsauri berkata dari Mansur dari Ibrahim: "Uqitat" maksudnya adalah ditetapkan
waktunya.452 Seolah-olah ia menjadiknnya seperti firman Allah: “Dan terang
benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan
diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para
nabi dan saksi-saksi dan diberi Keputusan di antara mereka dengan adil, sedang
mereka tidak dirugikan.” (az-Zumar: 69).
8
Waktu untuk berkumpul bersama umat mereka masing-masing.
88)
450
Thabari, 24/129.
451
Thabari, 24/130.
452
Thabari, 24/130.
(Niscaya dikatakan kepada mereka), "Sampai hari apakah ditangguhkan (azab
orang-orang kafir itu)?" Sampai hari keputusan. Dan tahukah kamu apakah hari
keputusan itu? Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan
(kebenaran)." Allah berkata sampai hari apakah ditangguhkan rasul dan diharapkan
urusannya hingga datang hari kiamat, seperti firman Allah: “Karena itu janganlah
sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-raaul-Nya;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, lagi mempunyai pembalasan.” (Ibrahim: 47). Ini
adalah hari keputusan seperti yang Allah firmankan:
Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu? Celakalah pada hari itu, bagi
mereka yang mendustakan (kebenaran)." Maksdunya adalah cilakalah mereka karena
azab Allah di hari esok.
Bukankah telah Kami binasakan orang-orang yang dahulu? Lalu Kami susulkan
(azab Kami terhadap) orang-orang yang datang kemudian. Demikianlah Kami
perlakukan orang-orang yang berdosa. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang
mendustakan (kebenaran). Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina
(mani), kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai waktu
yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang
menentukan. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).
Bukankah Kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul, bagi yang masih hidup dan
yang sudah mati?889) Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan
Kami beri minum kamu dengan air tawar? Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang
mendustakan (kebenaran).
8 89)
Bumi mengumpulkan orang-orang hidup dipermukaannya dan orang-orang mati dalam perutnya.
Allah berfirman:
Lalu Kami susulkan (azab Kami terhadap) orang-orang yang datang kemudian"
maksudnya adalah orang-orang yang serupa dengan mereka. oleh karena itu, Allah
berfirman:
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani)," maksudnya
adalah lemah dan hina jika dibandingkan dengan kekuasan Allah, sebagaimana yang
dikemukakan dalam hadits Busr bin Jihasy: "Babagaimana mungkin manusia bisa
melemahkanku, padahal Aku menciptakannya dari hal seperti ini."454
sampai waktu yang ditentukan," maksudnya adalah pada waktu yang tentukan,
yaitu enam bulan atau sembilan bulan. Oleh karena itu, Allah berfirman:
453
Thabari, 24/131.
454
Ahmad, 4/210.
lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang
menentukan.Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)."
Kemudian Allah berfirman:
Bukankah Kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul, bagi yang masih hidup
dan yang sudah mati?889), ibn Abas berkata: "Tempat berkumpul."455 Mujahid berkata:
"Mayit dikafani hingga tidak terlihat sesuatu pun darinya." 456 Sya'bi berkata: "Batin
bumi untuk orang-orang yang mati di antara kalian, sedangkan luarnya adalah untuk
orang-orang hidup kalian. Dan seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Mujahid dan
Qotadah.457
dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?", maksudnya air tawar yang
berasal dari mendung, atau yang keluar dari mata air bumi.
(Akan dikatakan), "Pergilah kamu mendapatkan apa (azab) yang dahulu kamu
dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai
tiga cabang,890) yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka."
Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana,
8
Bumi mengumpulkan orang-orang hidup dipermukaannya dan orang-orang mati dalam perutnya.
89)
455
Thabari, 24/ 134.
456
Thabari, 24/134.
457
Thabari, 24/134, 135.
8 90)
Adalah yang mempunyai tiga gejolak, yaitu di kanan, di kiri dan di atas. Ini berarti bahwa azab
itu mengepung orang-orang kafir dari segala penjuru.
seakan-akan iring-iringan unta yang kuning. Celakalah pada hari itu, bagi mereka
yang mendustakan (kebenaran). Inilah hari, saat mereka tidak dapat berbicara, dan
tidak diizinkan kepada mereka mengemukakan alasan agar mereka dimaafkan.
Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). Inilah hari
keputusan; (pada hari ini) Kami kumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu.
Maka jika kamu punya tipu daya, maka lakukanlah (tipu daya) itu terhadap-Ku.
Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)."
(Akan dikatakan), "Pergilah kamu mendapatkan apa (azab) yang dahulu kamu
dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai
tiga cabang,890) maksudnya adalah kobaran api neraka ketika berkobar tinggi dengan
disertai oleh asap, karena terlalu kuatnya api tersebut. dan bahwasanya naungan asap
api neraka tersebut memiliki tiga cabang.
yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka" maksudnya
naungan asap api neraka yang diakibatkan oleh nyala api yang tidak melindungi, dan
tidak ada yang mampu menolak nyala api neraka itu, dan tidak ada yang mampu
menaham panas nyala api tersebut. dan maksud dari firman Allah:
Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana,"
adalah menyemburkan bunga api seperti istana. Ibn Mas'ud berkata: "Seperti
8 90)
Adalah yang mempunyai tiga gejolak, yaitu di kanan, di kiri dan di atas. Ini berarti bahwa azab
itu mengepung orang-orang kafir dari segala penjuru.
benteng."458 Ibn Abas, Mujahid, Qotadah, dan Malik berkata dari Zaed bin Aslam dan
selain mereka: "Maksudnya adalah akar pohon."459
unta yang kuning" maksudnya adalah tambang perahu. Dan diriwayatkan oleh
Bukhari dari ibn Abas:
Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana,":
"bahwa kami pernah membawa kayu tiga siku dan lebih, dan lantas menganggkatnya
untuk untuk membuat bangunan, maka kami menamakannya sebagai al-Qosr (istana).
458
Thabari, 24/163.
459
Thabari, 24/138.
460
Thabari, 24/139-141.
461
Fathul Bari, 8/556.
Inilah hari, saat mereka tidak dapat berbicara" maksudnya adalah tidak dapat
bercara.
Inilah hari keputusan; (pada hari ini) Kami kumpulkan kamu dan orang-orang
yang terdahulu. Maka jika kamu punya tipu daya, maka lakukanlah (tipu daya) itu
terhadap-Ku." Ini adalah perkataan dari Allah kepada hambaNya, dimana Allah
berkata:
Inilah hari keputusan; (pada hari ini) Kami kumpulkan kamu dan orang-orang
yang terdahulu" maksudnya adalah mengumpulkan mereka melalui kekuasaanNya,
dalam satu tempat sehingga dapat mendengar suara panggilan, dan bisa dilihat oleh
pandangan mata. Dan firman Allah:
Maka jika kamu punya tipu daya, maka lakukanlah (tipu daya) itu terhadap-
Ku." Ancaman yang sangat keras. Maksudnya adalah jika kalian mampu
menyelamatkan diri dari genggamanKu dan hukumKu, maka lakukanlah. Sebab
sesungguhnya kalian tak mampu melakukannya, sebagaimana dalam firman Allah:
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan.” (ar-Rahman: 33). Dan sungguh Allah telah berfirman: “Dam Kamu sedikit
pun tidak membahayakanNya.” Dan dalam suatu hadits dikemukakan: "Wahai
hambaKu, selamanya kalian tidak akan mempu mendatangkan kemanfaatan
kepadaKu sehingga kalian memberiku manfaat. Dan selamanya kalian tidak akan
mampu mendatangkan mara bahaya kepadaKu, sehingga kalian memberi bahaya."462
dan buah-buahan yang mereka sukai." Maksudnya adalah semua jenis buah-
buahan yang mereka butuhkan dan temukan. Maksud dari firman Allah:
Maka kepada ajaran manakah (selain Al-Qur’an) ini mereka akan beriman?"
maksudnya jika mereka tidak beriman terhadap al-Qur'an ini, maka kepada ajaran
manakah mereka beriman?. seperti perkataan Allah: “Itulah ayat-ayat Allah yang
kami membacakannya kepadamu dengan Sebenarnya; Maka dengan perkataan
manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-
keterangan-Nya.” (Al-Jatsiyah: 6).
Telah diriwayatkan oleh ibn abi Hatim dari Ismail bin Umiyah: "Aku mendengar
seorang laki-laki Arab Badawi berkata: "Aku mendengar abu Hurairah meriwayatkan
bahwa ketika telah membaca " Demi (malaikat-malaikat) 885) yang diutus untuk
membawa kebaikan" hingga ayat: " Maka kepada ajaran manakah (selain Al-Qur’an)
8 91)
Sebagian mufasir mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan rukuk di sini ialah tunduk kepada
perintah Allah; dan sebagian yang lainnya mengatakan, maksudnya ialah salat.
8 85)
Sebagian mufasir mengartikan “Demi angin yang dikirim.”
ini mereka akan beriman?", maka ucapkanlah: "Aku beriman kepada Allah dan apa
yang telah diturunkan."463 Hadits ini telah dikemukakan dalam surat al-Qiyamah.
Akhir surat al-Mursalat. Dan hanya kepada Allah segala puji dan keutamaan.
AN-NABA’
MAKKIYYAH
JUZ 30
463
Abu Dawud, 1/549.
8 92)
Sanggahan terhadap pendapat orang-orang kafir Mekah yang mengingkari hari berbangkit dan
hari Kiamat.
8 93)
Malam itu disebut sebagai “pakaian” karena malam itu gelap menutupi jagat sebagaimana
pakaian menutupi tubuh manusia.
dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya,
Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar (hari
berbangkit)," maksudnya tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang
kiamat yang merupakan sebuah berita yang besar. Maksudnya adalah sebuah berita
yang merisaukan dan mengerikan.
yang dalam hal itu mereka berselisih." Maksudnya dalam manusia ini, manusia
terpecah menjadi dua pendapat. Yaitu orang yang mengimaninya dan orang yang
meningkarinya. Kemudian Allah berkata seraya memberi ancaman terhadap orang-
orang yang mengingkari kiamat (hari kebangkitan):
Tidak!892) Kelak mereka akan mengetahui, sekali lagi tidak! Kelak mereka akan
mengetahui," ini merupakan ancaman yang keras dan janji yang sangat mengukuhkan.
8 92)
Sanggahan terhadap pendapat orang-orang kafir Mekah yang mengingkari hari berbangkit dan
hari Kiamat.
Kemudian Allah menjelaskan kekuasaanNya yang sangat besar dalam
menciptakan sesuatu yang aneh dan mengherankan sebagai bukti akan kekuasaanNya
terhadap segala sesuatu yang Dia kehendaki, semisal membangkitkan dan selainnya
sehingga Dia berfirman:
dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan" adalah bahwa Kami
menjadikan siang sangat terang dan bercahaya, sehingga memungkinkan manusia
untuk melakukan aktifitas di dalamnya, pulang dan pergi untuk mencari penghidupan,
berdagang dan lain sebagainya."465 dan maksud dari firman Allah:
dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh" adalah tujuh
langit, dalam keluasan, ketinggian, ketepatan, kekuatan, dan menghiasinya dengan
bintang-bintang yang tetap dan beralih-alih. Oleh karena itu, Allah berkata:
dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya", Ali
bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas tentang al-Muashirât, maksudnya adalah
awan.466 Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Ukramah, abu Aliyah, Dhahak,
Hasan, Rabi' bin Anas, Tsauri, dan dipilih pula oleh ibn Jarir. 467 Al-Fira' berkata: "Itu
adalah mendung yang tidak menurunkan hujan. Sebagaimana dikatatakan "Seorang
8 93)
Malam itu disebut sebagai “pakaian” karena malam itu gelap menutupi jagat sebagaimana
pakaian menutupi tubuh manusia.
464
Maksudnya: malam-malam yang gelap
465
Thabari, 24/154.
466
Thabari, 24/154.
467
Thabari, 24/154.
wanita Muashir, jika sudah dekat waktu haidnya, namun tidak haid." 468 Ini
sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: ” Allah, dialah yang mengirim angin, lalu
angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan
keluar dari celah-celahnya.” (Ar-Rum: 48).
air hujan yang tercurah dengan hebatnya" Mujahid, Qotadah, dan Rabi' bin
Anas berkata: "yang tercurah dengan hebatnya."469 Tsauri berkata: "Terus menerus."470
Ibn Zaed berkata: "Banyak."471 Dan dalam hadits seorang yang mustahadhah, ketika
Rasulullah berkata kepadanya: "Apakah aku bisa menggambarkanmu seperti urat
keting yang terpotong?." Maksudnya adalah merembes ke kain." Maka wanita itu
berkata: "Wahai Rasulullah, lebih banyak dari itu. Sesungguhnya itu adalah ats-Sajja
Tsajjan (tercurah dengan hebatnya)."472 Hadits tersebut menunjukkan penggunakan
kata "Tsaj" untuk menggambarkan sesuatu yang tumpah (tercurahkan) secara terus
menerus dan banyak. Wallahu A'lam (Allah lebih tahu). Dan maksud dari firman
Allah:
untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman, dan
kebun-kebun yang rindang" adalah bahwa dengan air yang banyak ini, kami
mengeluarkan banyak sekali sesuatu yang baik, bermanfaat, dan berkah. adalah
disimpan untuk kepentingan manusia dan binantang. maksudnya adalah
sayur-sayuran yang dimakan dalam keadaan masih basah. maksudnya
adalah tanaman-tanaman dan kebun-kebun buah yang beraneka ragam dengan warna
yang bermacam-macam pula, makanan-makanan, dan bau-bauan yang bermacam-
macam, walaupun semua itu berada dalam satu tempat secara bersamaan di bumi.
Oleh karena itu dikatakan: "Kembun-kebun yang rindang" (An-Naba': 16). Ibn Abas
dan selainnya berkata: "Kebun-kebun yang berkumpul. Ini seperti halnya firman
Allah: “Dan di bumi Ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun
468
Al-Bughawi, 4/437.
469
Thabari, 24/155.
470
Thabari, 24/155.
471
Thabari, 24/155.
472
Abu Dawud, 1/ 199.
anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak
bercabang, disirami dengan air yang sama. kami melebihkan sebahagian tanam-
tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (ar-
Ra’d: 4).
(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-
bondong,
Sungguh, (neraka) Jahanam itu (sebagai) tempat mengintai (bagi penjaga yang
mengawasi isi neraka),
Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu Kitab (buku catatan amalan
manusia).
Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan
kepadamu selain azab.
(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-
bondong," Mujahid berkata: "Berbondong-bondong."473 Ibn Jarir berkata:
"Maksudnya adalah setiap umat datang bersama dengan rasulnya sendiri." Seperti
dalam firman Allah: “Dan Katakanlah: "Yang benar Telah datang dan yang batil
Telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” 474 Dan
telah diriwayatkan oleh Bukhari tentang penafsiran ayat: "
(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-
bondong," dari abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Antara dua
tiupan tersebut adalah empat puluh." Mereka berkata: "Empat puluh hari?."
Rasulullah berkata: "Salah." Mereka berkata: "Empat puluh bulan?." Rasulullah
berkata: "salah." Mereka berkata: "Empat puluh tahun?." Rasulullah berkata: "Salah."
Rasulullah berkata: "Kemudian Allah menurunkan air dari langit sehingga mereka
tumbuh kembali sebagaimana tumbuhnya sayur-sayuran, dan tidak ada sorangpun
yang tidak basah kecuali satu tulang. Yaitu dosa yang sangat mengherankan (besar),
dan darinyalah makhluk-makhluk menaiki di hari kiamat."
dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu" maksudnya adalah
jalan turunnya malaikat.
473
Thabari, 24/158.
474
Thabari, 24/158.
Sungguh, (neraka) Jahanam itu (sebagai) tempat mengintai (bagi penjaga yang
mengawasi isi neraka)," adalah tempat pengintaian.
menjadi tempat kembali" maksudnya adalah tempat kembali. Dan maksud dari
firman Allah:
Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama," adalah tinggal di sana dalam
masa yang lama. "Ahqoba adalah kata jama' dari kata Haqb, yang artinya adalah
jangka waktu.
Khalid bin Ma'dan berkata: "Ayat ini dan firman Allah: "Kecuali apa yang
dikehendaki oleh Tuhanmu" adalah di dalam ahli tauhid."475 diriwayatkan oleh ibn
Jarir, dan ibn Jarir meriwayatkan dari Salim: "Aku mendengar Hasan bertanya
tentang:
475
Thabari, 24/163.
Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama" berkata: "Adapun tentang
"Ahqâb" (waktu yang lama), tidak ada batasan waktunya selain kebadian di dalam
neraka. namun mereka mengemukakan bahwa "haqbun" (waktu yang lama) adalah
tujuh pulah tahun, di mana seharinya sebanding dengan seribu tahun sebagaimana
yang kalian hitung.476 Said berkata dari Qotadah: "Firman Allah:
Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama" berkata: "Adalah sesuatu yang
tidak ada akhirnya. Sehingga ketika suatu waktu telah berlalu, maka datanglah waktu
setelahnya. Dan telah dikemukakan kepada kita bahwa "Haqb" (waktu yang lama)
adalah delapan puluh tahun."477 Rabi' bin Anas berkata:
Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama" tidak ada yang mengetahui
masa lama ini selain Allah. Dan telah dikemukakan kepada kami bahwa satu priode
adalah delapan puluh tahun lamanya. Sedangkan satu tahunnya adalah 370 hari. Dan
setiap tahunnya sama halnya dengan seribu tahun. Keduanya diriwayatkan oleh ibn
Jarir.478
selain air yang mendidih dan nanah," maksudnya adalah pengecualian dari
kesejukan tersebut. Sehingga yang ada hanyalah air yang mendih dan minuman dari
nanah."479 Seperti itulah yang dikatakan oleh Rabi' bin Anas. Sedangkan yang
dimaksud dengan "Hamîm" (air yang mendidih) adalah air panas yang mencapai
476
Thabari, 24/162.
477
Thabari, 24/162.
478
Thabari, 24/162
479
Thabari, 24/165.
puncak panasnya sehingga mendidih. Sedangkan "Ghisâq" adalah sesuatu yang
terbentuk dari kumpulan nanah bercampur darahnya penghuni neraka, kringat, arit
mata, dan luka mereka. Ghisaq sangatlah dingin, dan rasa dinginnya itu tidak bisa
ditahan dan dilawan. Semoga Allah menjaga kita dari hal itu dengan anugerah dan
kemurahanNya. Dan maksud dari firman Allah:
sebagai pembalasan yang setimpal" adalah bahwa siksaan yang telah mereka
terima itu adalah selaras dengan perbuatan buruk mereka ketika masih hidup di dunia.
ini dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, dan lebih dari satu orang. 480 kemudian Allah
berkata:
adalah pendustaan. Ini adalah masdar yang tidak fi'il (kata kerja). Dan
maksud dari firman Allah:
Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu Kitab (buku catatan amalan
manusia)" adalah bahwanya Kami telah mengetahui amal perbuatan keseluruhan
manusia, dan telah menuliskannya untuk mereka, dan kemudian Kami akan
memberikan ganjarannya. Jika amalnya baik, maka baik pula balasannya. Dan jika
buruk, maka buruk pula balasannya. Dan maksud dari firman Allah:
Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan
kepadamu selain azab" berkata: bahwa mereka selamanya berada dalam tambahan
azab.481
481
THabari, 24, 169.
482
Thabari, 24/170, dan al-Baghawi, 4/439.
yang paling tepat di sini adalah perkataan ibn Abas, sebab setelahnya Allah berfirman:
. "Kebun-kebun". Hada'iq adalah kebun-kebun yang ditanami kurma-kurma
dan selainnya.
dan buah anggur, dan gadis-gadis montok yang sebaya," maksudnya adalah
bidadari-bidadari yang sebaya. Ibn Abas, Mujahid, dan lebih dari satu orang berkata:
maksudnya adalah yang montok. Maksudnya adalah bahwa payu dara
mereka sangat montok, tidak melorot ke bawah. Sebab mereka adalah perawan-
perawan Arab. Sedangkan maksud dari kata "Atrâb" adalah sebaya (satu umur),483
sebagaimana penjelasannya telah kami kemukakan dalam surat al-Waqiah. Dan
maksud dari firman Allah:
dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman)", ibn Abas berkata: "Terus
menerus penuh."484 Ukramah berkata: "Yang bersih." Mujahid, Hasan, Qotadah, dan
ibn Zaed berkata: adalah penuh dan meluap."485 Dan maksud dari firman
Allah:
483
Thabari, 24/173.
484
Thabari, 24/ 172.
485
Thabari, 24/176, dan Qurthubi, 19/186.
Sebagai balasan dan pemberian yang cukup banyak dari Tuhanmu," adalah apa
yang telah kami kemukakan itu adalah balasan yang diberikan oleh Allah kepada
mereka. Allah telah memberikan keutamaan, anugarah, kebaikan, dan rahmatNya
kepada mereka. yaitu sebuah pemberiaan yang serba kebercukupan, menyeluruh, dan
banyak. Orang Arab mengatakan: "A'thani, fa Ahsibni", maksudnya adalah mencukup
kami. Dan cukuplah Allah yang mencukupiku.
Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi apa yang ada di antara keduanya;
Yang Maha Pengasih, mereka tidak mampu berbicara dengan Dia.
Pada hari, ketika rµ¥894) dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak
berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha
Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.
Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia
menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.
Tidak ada seorang pun yang berani berkata di hadapan Allah, bahkan
Malaikat pun keculai telah mendapatkan izin dariNya.
mereka tidak mampu berbicara dengan Dia" adalah tidak ada seorang pun yang
mampu memulai perkataan kepadaNya kecuali atas izinNya dulu, seperti firman
Allah: 255. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya?.” (al-
8
Para mufasir mempunyai pendapat yang berbeda tentang maksud “rµ¥” dalam ayat ini. Ada
94)
yang mengatakan “Jibril” ada yang mengatakan “tentara Allah” dan ada pula yang mengatakan “roh
manusia.”
Baqarah: 255). “Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara,
melainkan dengan izin-Nya.” (Hud: 105).
Pada hari, ketika rµ¥894) dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak
berkata-kata," yang dimaksud dengan ruh di sini adalah Jibril, dan ini yang dikatakan
oleh Sya'bi, Said bin Jabir, dan Dhahak, 486 sebagaimana yang ada dalam firman Allah:
(1168). Muqatil bin Hayan berkata: Ruh adalah malaikat yang paling mulia dan paling
dekat dengan Allah, dan pembawa wahyu.487 dan maksud dari firman Allah:
kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha
Pengasih" seperti firman Allah: “Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang
berbicara, melainkan dengan izin-Nya.” (Hud: 105). dan sebagaimana yang
dikemukakan dalam Shahih: "Tidak ada yang berbicara pada waktu itu selain
Rasul."488 Dan maksud dari firman Allah:
dan dia hanya mengatakan yang benar" adalah benar. dan yang termasuk dari
kebenaran adalah tidak ada Tuhan selain Allah sebagaimana yang dikatakan oleh abu
Shalah dan Ukramah.489 Dan maksud dari firman Allah:
Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada
Tuhannya" maksudnya adalah tempat kembali, dan jalan yang menunjukkan
kepadaNya, dan metode yang menghantarkannya kepada diriNya.
8 94)
Para mufasir mempunyai pendapat yang berbeda tentang maksud “rµ¥” dalam ayat ini. Ada
yang mengatakan “Jibril” ada yang mengatakan “tentara Allah” dan ada pula yang mengatakan “roh
manusia.”
486
Thabari, 24/176, dan Qurthubi, 19/186.
487
Dar Mantsur, 8/400.
488
Fathul Bari, 13/430.
489
Thabari, 24/178.
Kiamat sangat dekat
pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya"
maksudnya adalah dihadapkan kepadanya keseluruhan amal perbuatannya yang baik
maupun yang buruk, yang dahulu atau yang baru terjadi seperti firman Allah: “dan
mereka dapati apa yang Telah mereka kerjakan ada (tertulis).” (al-Kafi: 49).
dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah."
Maksudnya adalah bahwa orang-orang kafir mengharapkan bahwa dulunya mereka
adalah berupa tanah sewaktu masih hidup di dunia, tidak menjadi manusia, dan tidak
diwujudkan. Itu semua adalah ketika melihat azab Allah, dan melihat amal
perbuatannya yang buruk telah ditulis oleh malaikat pencatat amal perbuatan. Dan
dikatakan bahwa maksudnya adalah bahwasanya harapan tersebut adalah karena
ketika Allah memutuskan perkata di antara binatang-binatang yang ada di dunia
dengan hukumNya yang adil, dan ketika telah menyelesaikan hal itu, maka berkatalah
binatang-binatang itu kepada Allah: "Jadikanlah kami tanah." Lantas mereka pun
akhirnya menjadi tangah, sehingga pada waktu itu, orang kafir pun berkata:
Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah" maksudnya adalah bahwa
dulunya kami adalah binantang sehingga akhirnya menjadi tanah. Arti ini
dikemukakan pula dalam sebuah hadits tentang terompet yang masyhur, yang di
dalamnya terdapat perkataan dari abu Hurairah, Abdullah bin Umar, dan lain
keduanya. akhir surat an-Naba'. Dan hanya kepada Allah lah segala puji dan
keutamaan. Dan kepadaNya pertolongan dan keterjagaan.
AN-NĀZI‘ĀT
MAKKIYYAH
pandangannya tunduk.
Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang
yang hancur?"
8 95)
Dalam ayat 1-5 Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat yang bermacam-macam sifat dan
urusannya bahwa manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat. Sebagian mufasir berpendapat,
bahwa dalam ayat-ayat ini, kecuali ayat 5, Allah bersumpah dengan bintang-bintang.
8 96)
Setelah orang-orang kafir mendengar adanya hari kebangkitan setelah mati mereka merasa heran
dan mengejek sebab menurut keyakinan mereka tidak ada hari kebangkitan itu. Itulah sebabnya
mereka bertanya.
Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru).
Ibn Mas'ud, ibn Abas, Marruq, Said bin Jabir, abu Shalih, abu Dhaha, dan
Saddi berkata:
Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut." Ini dikatakan
oleh ibn Abas.491 Adapun maksud dari firman Allah:
Demi (malaikat) yang turun dari langit dengan cepat," ibn Mas'ud berkata:
"Malaikat."492 Dan telah diriwayatkan oleh Ali, Mujahid, Said bin Jabir, dan abi
Shalih seperti itu juga.493 Dan maksud dari firman Allah:
490
Thabari, 24/185, Qurthubi, 19/190, Dar Mantsur, 8/ 404.
491
Thabari, 178.
492
Dar Mantsur, 8/404.
493
Thabari, 24/190, dan Qurthubi, 19/193.
494
Qurthubi, 19/93, Dar Mantsur, 8/404.
dan (malaikat) yang mengatur urusan (dunia). 895 Ali, Mujahid, Atha', abu
Shalih, Hasan, Qotadah, Rabi' bin Anas, dan Saddi berkata: "Itu adalah malaikat." 495
Hasan menambahkan: "Mengatur urusan yang berasal dari langit menuju bumi atas
perintah Allah."
Allah berfirman:
Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut," ibn Abas berkata:
"Maksudnya adalah takut."499 Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Qotadah.500
8 95)
Dalam ayat 1-5 Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat yang bermacam-macam sifat dan
urusannya bahwa manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat. Sebagian mufasir berpendapat,
bahwa dalam ayat-ayat ini, kecuali ayat 5, Allah bersumpah dengan bintang-bintang.
495
Thabari, 24/190, Qurthubi, 19/194, Dar Mantsur, 8/403-405.
496
Thabari, 24/191.
497
Thabari, 24/191, 192.
498
Thabari, 24/192
499
Thabari, 24/193
500
Thabari, 24/193, dan al-Baghawi, 4/443.
pandangannya tunduk." Maksudnya adalah pandangan orang-orang yang hadir
pada hari kiamat. Hal itu adalah karena melihat kegaduhan yang ada pada hari kiamat.
Dan maksud dari firman Allah:
Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang
yang hancur?". Kata "Nakhirah" juga dibaca dengan "Nâkhirah", dan ibn Abas,
Mujahid, dan Qotadah berkata: "Masudnya adalah rusak."502 Ibn Abas berkata: "Itu
adalah tulang belulang yang telah rusak dan angin telah masuk ke dalamnya." adapun
tentang firman Allah:
Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja. Maka seketika itu
mereka hidup kembali di bumi (yang baru)." Maksudnya adalah bahwa itu merupakan
sesuatu yang berasal dari Allah, tidak ada yang bisa melakukannya selain Allah, dan
tidak perlu adanya sesuatu yang menguatkanNya lagi. Sehingga manusia pun akan
hidup kembali dan melihat. Yaitu ketika Allah memerintahkan kepada Israfil untuk
8
Setelah orang-orang kafir mendengar adanya hari kebangkitan setelah mati mereka merasa heran
96)
dan mengejek sebab menurut keyakinan mereka tidak ada hari kebangkitan itu. Itulah sebabnya
mereka bertanya.
501
Thabari, 24/195
502
Thabari, 24/195
503
Qurthubi, 19/198.
meniupkan sangkakala kebangkitan, sehingga orang-orang masa pertama dan yang
datang pada masa akhir, akan bangun di hadapan Allah Swt., dan mereka semua pada
melihat, sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Yaitu pada hari dia memanggil
kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu
tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.” (al-Isra’: 52). ”Di dalam kedua
syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir.” (al-Qomar: 50). “Dan kepunyaan
Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. tidak adalah kejadian
kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi).” (An-Nahl: 77).
Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru)", ibn Abas
berkata: "As-Sâhirah adalah keseluruhan bumi."504 Itu pula yang dikatakan oleh Said
bin Jabir, Qotadah, dan abu Shalih. Ukramah, Hasan, Dhahak, dan ibn Zaed berkata:
"As-Sâhirah maksudnya adalah permukaan bumi." 505 Mujahid berkata: "Mereka yang
awalnya berada di bawah bumi, keluar menuju permukaannya." Berkata: "As-Sahirah
adalah tempat yang datar."506
Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru)", Allah berfirman:
“(yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula)
langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat
Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (Ibrahim: 48). 105. “Dan mereka bertanya
kepadamu tentang gunung-gunung, Maka Katakanlah: "Tuhanku akan
menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka dia akan menjadikan
(bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya
tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi. (Thaha: 105-107)47. Dan (Ingatlah) akan
hari (yang ketika itu) kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat
bumi itu datar.” (al-Kahfi: 47). bumi yang mulanya ada gunung-gunung di atasnya,
akhirnya menjadi datar sehingga tidak seperti bumi yang ada sekarang. Namun
504
Thabari, 24/198.
505
Thabari, 24/198.
506
Thabari, 24/198, Dar Mantsur, 8/408.
akhirnya menjadi bumi yang tidak ada kemaksiatan dan pertumpahan darah di
atasnya.
dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar engkau takut kepada-Nya?"
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut
(kepada Allah).
yaitu Lembah Tuwa". Itu adalah nama sebuah lembah seperti yang dikemukakan
dalam hadits Shahih, yang telah dikemukakan dalam pembahasan surat Thaha, di
mana Allah berkata kepadanya (Musa):
dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu" maksudnya adalah aku akan
menunjukkanmu menuju penyembahan kepada Tuhanmu.
(Seraya) berkata, "Akulah tuhanmu yang paling tinggi." Ibn Abas dan Mujahid
berkata: "Perkataan ini dikatakan oleh Fir'aun setelah mengatakan: "Aku tidak
mengetahui darimu Tuhan selain diriku selama empat puluh tahun lamanya." 507
Maksud dari firman Allah:
507
Qurthubi, 19/202.
pelajaran bagi orang-orang yang membangkang di dunia. “Dan mereka selalu diikuti
dengan kutukan di dunia Ini dan (begitu pula) di hari kiamat. la'nat itu seburuk-buruk
pemberian yang diberikan.” (Hud: 99) “Dan kami jadikan mereka pemimpin-
pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan
ditolong.” (al-Qoshosh: 41). Dan maksud dari firman Allah:
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut
(kepada Allah)" Maksdunya adalah bagi orang yang mengambil nasehat dan
peringatan.
Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-
Nya?
dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang
benderang).
dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang
benderang)" adalah menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya
terang benderang, bercahaya, dan sangat jelas. Ibn Abas berkata: "Maksud dari kata
"Aghtasya Lailuhâ (menjadikan malamnya gelap gulia), adalah menggelapkannya."508
Dan seperti itulah yang dikatakan oleh Mujahid, Ukramah, Said bin Jabir, 509 dan
masih banyak orang lagi. Maksud dari firman Allah:
Dan setelah itu bumi Dia hamparkan" ayat ini dijelaskan dengan firman Allah:
508
Thabari, 24/206.
509
Thabari, 24/207, Dar Mantsur, 8/411.
maksudnya adalah dikeluarkannya apa yang sebelumnya hanya sebatas daya (al-
Quwwah) menjadi wujud nyata (bil Fi'il). Makna ini adalah perkataan ibn Abas, dan
lebih dari satu orang, dan dipilih pula oleh ibn Jarir.510
510
Thabari, 24/208.
511
Ahmad, 3/124.
Maka apabila malapetaka besar (hari Kiamat) telah datang,
yaitu pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
dan neraka diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan
diri dari (keinginan) hawa nafsunya,
Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat),
mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore
atau pagi hari.
Hari kiamat dan segala kenikmatan dan neraka Jahim yang ada di
dalamnya, dan bahwasanya waktu datangnya tidak dapat diketahui.
Allah berfirman:
Maka apabila malapetaka besar (hari Kiamat) telah datang," maksudnya adalah
hari kiamat. Ini dikatakan oleh ibn ABas. Di namakan dengan nama seperti itu adalah
karena memalapetakan segala sesautu yang menggaduhkan dan mengerikan,
sebagaimana yang dikatakan dalam firman Allah: “dan kiamat itu lebih dahsyat dan
lebih pahit.” (al-Qomar: 46)..
yaitu pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya"
maksudnya adalah bahwa pada hari itu, manusia teringat segala perbuatannya, baik
dan buruknya perbuatan itu sebagaimana yang dikemukakan dalam firman Allah:
“Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang Telah dikerjakannya. (an-Naziat:
35).
dan neraka diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat."
Maksudnya adalah neraka tampak bagi orang-orang yang melihat, sehingga manusia
melihatnya dengan sangat jelas.
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan
diri dari (keinginan) hawa nafsunya," maksudnya adalah takut berdiri di hadapan
Allah, dan takut terhadap keputusanNya di hari kiamat, mencegah dirinya dari hawa
nafsu dan mengembalikannya pada ketaatan terhadap Tuhannya.
Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat),
mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore
atau pagi hari" adalah jika mereka bangun dari kuburannya menuju Mahsyar, maka
masa kehidupan di dunia dijadikan pendek dalam pandangan mereka Sehingga
512
Fathul Bari, 1/140.
seolah-olah mereka menjalani kehidupan di dunia selama satu sore hari, atau selama
satu pagi hari. Juwaibir berkata dari Dhahak dari ibn Abas:
Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat),
mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore
atau pagi hari", yang dimaksud dengan "Asyiah" (waktu sore) adalah waktu yang
berada di antara dhuhur hingga terbenamnya matahri, sedangkan yang dimaksud
dengan "Au Dhuhâhâ" (waktu pagi hari) adalah waktu yang berada di antara
munculnya matahari hingga pertengahan siang."513 Qotadah berkata: "Waktu dunia
ketika kaum melihat akhirat." Akhir surat an-Nazi'ah. Dan hanya kepada Allah segala
puji dan keutamaan.
ABASA‘
MAKKIYYAH
karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).
padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).
Lebih dari satu orang penafsir mengatakan bahwa pada suatu hari, Rasululllah
berkata kepada sebagian pembesar Qurasy dengan harapan untuk mengislamkannya.
Ketika beliau berkata kepadanya, datanglah ibn Umi Maktum yang merupakan salah
satu orang yang dahulu masuk Islam. Ibn Umi Maktum lantas bertanya kepada
Rasulullah tentang sesuatu yang menarik perhatiannya. Rasulullah merasa bahwa
seandainya ia tidak menjawab pertanyaan ibn Umi Maktum dulu, maka ia tetap
mampu memberinya sebuah petunjuk (hidayah). Maka Rasulullah pun memasamkan
wajahnya kepada ibn Umi Maktum, memalingkan diri darinya, dan lantas menghadap
yang lainnya, sehingga Allah menurunkan ayat:
Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling, karena seorang buta telah
datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum). Dan tahukah engkau (Muhammad)
barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa)." Maksudnya adalah akan
mendatangkan kesucian dan kebersian pada dirinya.
padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman)."
maksudnya adalah engkau bukanlah seorang yang tertuntut seandainya ia tidak
mampu memperoleh sebuah kesucian.
Abu Yu'la dan ibn Jarir meriwayatkan dari Aisyah berkata: "Dia
(Muhammad) berwajah masam dan berpaling" (Abasa: 1), diturunkan pada ibn Ummi
Maktum yang buta. Ia mendatangi Rasulullah, dan lantas berkata kepada beliau,
berilah aku petunjuk." Aisyah berkata: "Dan di dekat nabi, terdapat seorang laki-laki
yang termasuk pembesar Qurays." Aisyah berkata: "Nabi lantas memalingkan diri dari
ibn Ummi Maktum, dan menghadap pada yang lain, dan berkata: "Apakah engkau
melihat adanya suatu bahaya atas apa yang aku katakan?." Ia berkata: "Tidak." karena
itu, turunlah ayat: " Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling" (Abasa: 1)." 514
Tirmizi juga meriwayatkan hadits ini, namun dengan tampa menyebutkan Aisyah.515
(Aku berkata): Seperti itu pulalah yang ada dalam al-Muwatha'.516
di dalam kitab-kitab yang dimuliakan (di sisi Allah), yang ditinggikan (dan)
disucikan," adalah surat ini atau nasehat ini. Keduanya saling berkaitan. Bahkan
keseluruhan al-Qur'an adalah dalam kitab-kitab yang dimuliakan; maksudnya adalah
diagungkan.
514
Thabari, 24/217.
515
Tuhfatul Ahwazi, 9/250.
516
Al-Muwatha', 1/203.
"yang ditinggikan", maksudnya adalah luhur tingkatannya,
"yang disucikan", maksudnya adalah tersucikan dari kotoran, penambahan, dan
pengurangan. Dan maksud dari firman Allah:
di tangan para utusan (malaikat)," ibn Abas, Mujahid, Dhahak, dan ibn Zaed
berkata: "Yaitu malaikat."517 Bukhari berkata: artinya adalah malaikat. Sebab
ketika wahyu diturunkan, maka malaikat manyampaikannya sehingga dirinya adalah
bagaikan seorang duta yang mendamaikan di antara kaum. 518 Dan maksud dari firman
Allah:
yang mulia lagi berbakti" adalah bentuk mereka sangat terhormat dan rupawan,
akhlak dan tingkah laku mereka sangat berbakti, suci, dan sempurna. Karena itulah,
seyogyanya bagi orang yang membawa al-Qur'an (Penj: mungkin menghafal al-
Qur'an), perbuatan dan perkataannya adalah seperti orang-orang yang mulai dan
memberi petunjuk. AIsyah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Seorang
yang membaca al-Qur'an haruslah seorang yang pandai terhadapnya, dan sekaligus
mulia lagi berbakti. Sedangkan seorang yang membaca al-Qur'an, sedangkan dirinya
kesukaran dalam membacanya, maka ia mendapatkan dua pahala." (HR. Ahmad), 519
dan dikeluarkan pula olah al-Jama'ah.520
517
Thabari, 24/221, Dar Mantsur, 8/418.
518
Fathul Bari, 8/418.
519
Ahmad, 6/48
520
Tuhfatul Ahwadzi, 9/250.
8 97)
Menentukan fase-fase kejadiannya, umurnya, rezekinya dan nasibnya.
8 98)
Memudahkan kelahirannya atau memberi persediaan kepadanya untuk menjalani jalan yang
benar atau jalan yang sesat.
Sekali-kali jangan (begitu)! Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang
Dia (Allah) perintahkan kepadanya.
Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia!", Dhahak berkata dari ibn Abas:
Kemudian jalannya Dia mudahkan,898, al-Aufi berkata dari ibn Abas: "kemudian
mempermudah baginya untuk keluar dari perut ibunya."523 Seperti itu pula yang
dikatakan oleh Ukramah, Dhahak, abu Shalih, Qotadah, Saddi, dan dipilih pula oleh
ibn Jarir.524 Dan Mujahid berkata: Ini seperti firman Allah:. “Sesungguhnya kami
Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”
(al-Insan: 3) Maksudnya adalah menjelaskannya dan mempermudah baginya untuk
mengamalkannya. Dan seperti itu pula yang dikatakan oleh Hasan, ibn Zaed. 525 Ini
adalah yang lebih unggul. Dan Allah adalah yang lebih tahu. Dan maksud dari firman
Allah:
8
Menentukan fase-fase kejadiannya, umurnya, rezekinya dan nasibnya.
97)
8 98)
Memudahkan kelahirannya atau memberi persediaan kepadanya untuk menjalani jalan yang
benar atau jalan yang sesat.
523
Thabari, 24/223.
524
Dar Mantsur, 8/419, 223, 224.
525
Dar Mantsur, 8/419, 223, 224.
manusia akan rusak, selain tulang ekor. Darinya lah dirinya diciptakan, dan di
dalamnya lah ia susun."526
Sekali-kali jangan (begitu)! Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang
Dia (Allah) perintahkan kepadanya," adalah ibn Jarir berkata: "Allah yang Maha
Agung berkata, sekakali-kali tidak demikian seperti halnya yang dikatakan oleh
manusian kafir ini, bahwa dirinya telah memberikan hak Allah atas diriNya.
Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang Dia (Allah) perintahkan
kepadanya," berkata: "Tidak melaksanakan apa yang telah diwajibkan kepada
diriNya." Dan seperti itulah arti yang kami pilih. Wallahu A'lam (hanya Allah yang
lebih tahu." Kemudian maksud dari:
Sekali-kali jangan (begitu)! Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang
Dia (Allah) perintahkan kepadanya," adalah sekarang dia tidak melaksanakannya
hingga masanya habis dan datanglah apa yang telah ditentukan bagi manusia bahwa
dirinya akan diwujudkan kembali dan keluarkan dari bumi. Bahwa Allah telah
memerintahkan hal itu kepadanya secara Kauni (natural) dan Qodri (Ketentuan).
Sehingga jika itu sudah sampai dihadapan Allah, maka Allah membangkitkan kembali
makhluk-makhluk dan mengembalikannya seperti bentuk semula.
Allah berfirman:
526
Muslim, 1/182.
Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit)," adalah Kami
menurunkannya (air) dari langit ke atas bumi. Dan maksud dari firman Allah:
lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian, dan anggur dan sayur-sayuran", yang
dimaksud dengan "Hub" adalah segala sesuatu yang disebut dengan biji-bijian,
sedangkan "anb" (anggur) adalah sesuatu yang sudah diketahui, sedangkan "Qodhb"
adalah segala sesuatu yang basah yang dimakan oleh binatang. Dan itu namakan pula
dengan: "al-Qat." Ini dikatakan oleh ibn Abas, Qotadah, Dhahak, dan Saddi. 527 Hasan
Basri berkata: "al-Qobd adalah makanan binatang." "Zaetun" adalah
sesuatu yang sudah diketahui. Yaitu buah jakun dan sari patinya, yang bisa digunakan
sebagai lampu dan minyak. "anggur", yang dimakan secara bulum matang
(balah), telah matang, masih basah, kering, setengan masa, dimasak, dan digunakan
sebagai minumun (Jus).
527
Thabari, 24/226.
dan kebun-kebun (yang) rindang" maksudnya adalah kebun-kebun. Hasan dan
Qotadah berkata: "Pada umumnya adalah kebun kurma yang rindang dan lebat." 528 Ibn
Abas dan Mujahid berkata: "Segala sesuatu yang lebat dan menyatu (berkumpul).529
Abu Abdul Qosim bin Salam meriwayatkan dari Ibrahim at-Tamimi berkata:
"Telah ditanyakan kepada abu Bakar ash-Shidiq tentang firman Allah:
528
Thabari, 24/228, 421.
529
Thabari, 24/227.
530
Thabari, 24/230, 231.
531
Dar Mantsur, 8/421.
532
Al-Baghawi, 4/449.
533
Thabari, 4/449.
dan kebun-kebun (yang) rindang, dan buah-buahan serta rerumputan." (Abasa: 27-31),
dan firman Allah:
Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang
menyibukkannya.
dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram),
Ibn Abas berkata: "Ash-Shâkhah adalah salah satu nama dari hari Kiamat, di
mana Allah mengagungkannya dan mengingatkannya kepada hambaNya.534 Ibn Jarir
berkata: "Mungkin itu adalah nama dari tiupan sangkakala."535 Al-Baghawi berkata:
"Shâkhah maksudnya adalah suara pekakan hari Kiamat."536
534
Thabari, 24/229.
535
Thabari, 24/ 231.
536
Thabari, 24/449.
pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan
dari istri dan anak-anaknya," maksudnya adalah ia melihat mereka, lari dari mereka,
dan menjauhkan diri dari mereka karena adanya sebuah kegaduhan yang sangat hebat
dan perkataan yang mulia. Dan dalam hadits Shahih yang berbicara tentang syafaat
dikemukakan bahwa ketika manusia meminta kepada Nabi-Nabi Ulil Azmi untuk
memintakan pertolongan kepada Allah, maka mereka berkata: "sendiri, sendiri. Aku
tidak meminta kepadaMu, kecuali untuk diriku sendiri." Hingga Isa bin Maryam
berkata: "Aku tidak berdoa (meminta) kepada Allah, selain untuk diriku sendiri.
Bahkan aku tidak berdoa kepada kepada Allah untuk Maryam yang telah
melahirkanku." Oleh karena itu, Allah berfirman: "
pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan
dari istri dan anak-anaknya," Qotadah berkata: "Yang dicintai dan yang paling
dicintai, yang dekat dan yang paling dekat, karena kegaduhan hari itu.
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang
menyibukkannya" adalah tidak menghiraukan yang lainnya. Ibn Abi Hatim
meriwayatkan dari ibn Abas berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Kalian akan
dikumpulkan dengan berdesak-desakan, telanjang, berjalan kaki, dan saling berinjak-
injakan." Berkata: "Maka istrinya berkata: "Wahai Rasulullah, apakah kami akan
melihat aurat satu sama lain?." Rasululah Saw. bersabda: "Pada waktu itu, setiap
orang mempunyai urusan sendiri-sendiri," atau berkata: "Sehingga tersibukkan dari
melihat."537
Ibn Abas meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: " Kalian akan
dikumpulkan dalam keadaan berdesak-desakan, telanjang, dan saling berinjak-
injakkan." Maka seorang wanita berkata: "Apakah kami akan melihat aurat satu sama
lain?." Rasulullah berkata: "Wahai Fulanah (si anu), pada waktu itu, setiap orang
537
Hakim, 2/251.
mempunyai urasan sendiri-sendiri." Kemudian Tirmizi berkata: "Ini adalah hadits
Hasan Shahih."538
Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri, tertawa dan gembira ria"
adalah di sana ada dua golongan. Yang dimaksud dengan wajah yang berseri-seri
adalah wajah yang bersinar-sinar.
tertawa dan gembira ria" maksudnya adalah kegembiraan yang ada dalam hati,
tampak pada wajah manusia. mereka itu adalah ahli surga.
dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram),"
maksudnya adalah ditutupi oleh debu. Maksudnya adalah hitam. Ibn Abas berkata:
Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka" adalah kekafiran yang ada
dalam hatinya, dan kedurhakaan dalam tindakannya sebagaimana yang dikatakan
dalam firman Allah: “dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat
ma'siat lagi sangat kafir.” (Nuh: 27)
AT-TAKW´R
MAKKIYYAH
538
Tuhfatul Ahwazi, 9/215.
539
Dar Mantsur, 8/424.
Imam Ahmad meriwayatkan dari ibn Umar berkata bahwa Rasulullah Saw.
bersabda: "Salah satu dari kerahasiaannya adalah bahwa ia melihat pada hari Kiamat,
seolah-olah melihatnya dengan mata kepala, dan lantas membaca ayat: “Apabila
matahari digulung, (at-Takwir: 1), Apabila langit terbelah, (al-Infithar: 1) Apabila
langit terbelah. (al-Insyiqaq: 1). “ Seperti itu pulalah yang diriwayatkan oleh Tirmizi.
Menjatuhkan bintang-bintang.
dan apabila lautan dipanaskan" berkata: "Jin berkata: "Kami mendatangi kalian
dengan penuh kebaikan." Berkata: "Pergilah menuju lautan, maka engkau akan
melihat api yang bergejolak." Berkata: "Ketika semuanya dalam keadaan seperti itu,
bumi mengalami gempa hingga bumi yang ketujuh yang paling bawah, dan hingga
langit yang ketujuh yang paling atas." Berkata: "Ketika mereka dalam keadaan seperti
itu, datanglah angin yang lantas mematikan mereka." diriwayatkan oleh obn Jarir, dan
ini merupakan redaksi kata dari dirinya.
:membiarkan bumi menjadi datar dan merata. Dan maksud dari firman Allah
dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak terurus)," adalah Isyar
adalah onta.544 Mujahid berkata: "Dibiarkan dan ditinggalkan.545 Rabi' bin Khutsaim
berkata: "Tidak diperah dan tidak dipelihara.546 Dhahak berkata: "Ditinggalkan dan
tidak dipelihara."547 Semua makna itu saling berdekatan. Maksudnya adalah bahwa
"Isyar" di atas adalah onta-onta yang paling baik, sedang mengandung, yang
kandungannya sudah sampai pada sepuluh bulan. Sehingga onta terus dinamakan
dengan "Aysra'" hingga melahirkan kandungannya. Dan bahwasanya manusia tidak
menghiraukannya, tidak memeliharanya, tidak mengambil manfaat darinya yang
semula sangat mengharapakan sesuatu yang ada pada diri onta tersebut, karena
544
Thabari, 24/237.
545
Thabari, 24/240.
546
Thabari, 24/240.
547
Thabari, 24/240.
dikegetkan oleh sesuatu yang amat hebat, mengerikan, dan sangat menggaduhkan.
Yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan hari Kiamat, penyebab-penyebabnya dan
pendahuluan-pendahuluannya.
dan apabila lautan dipanaskan," Ibn Jarir meriwayatkan dari Siad bin Musayab
berkata: "Ali berkata kepada seorang laki-laki dari Yahudi: "Dimana Jahanam?."
Berkata: "Lautan." Ali lantas berkata: "Aku tidak pada dirinya selain seorang yang
jujur dan lautan yang dipanaskan.
Memanaskan lautan.
dan apabila lautan dipanaskan," telah dikemukakan pembahasan tentang hal ini
dalam firman Allah: “Dan laut yang di dalam tanahnya ada api, (Thur: 6).
.Mempertemukan jiwa-jiwa
548
sebahagian Mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib
semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. dan ada pula yang
menafsirkannya dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu Telah ada pokok-pokok agama,
norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan
akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.
Dan maksud dari firman Allah:
Allah berfirman:
549
] ialah mereka yang menerima buku catatan amal dengan tangan kanan
550
ialah mereka yang menerima buku catatan amal dengan tangan kiri.
oleh abu Dhaha: "Ia bertanya untuk menuntut pembunuhan terhadap dirinya. 551 Dari
Saddi, Qotadah, dan semisalnya.
Dan telah diriwayatkan dalam sebuah hadits tentang sesuatu yang berkaitan
dengan bayi-bayi perempuan yang dibunuh hidup-hidupa, sehingga Imam Ahmad
meriwayatkan dari Aisyah dari Jadzamah binti Wahab saudara perempuan Akasyah
berkata: "Aku menghadiri Rasulullah ketika berada di antara manusia, di mana dia
berkata: "Sungguh aku sudah bermaksud melarang pembunuhan dengan tipu muslihat,
hingga lantas akhirnya aku melihat Roma dan Persia, dan ternyata mereka melakukan
pembunuhan dengan tipu muslihat terhadap anak-anaknya sehingga tidak menyakiti
mereka karena hal itu." Kemudian ditanyakan kepada Rasulullah tentang
mengeluarkan sperma di luar (Tidak dikeluarkan di dalam kemaluan wanita), maka
beliau berkata: "Itu adalah membunuh hidup-hidup secara samar, sehingga merupakan
" bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya."552 Diriwayatkan oleh
Muslim, ibn Majah, abu Dawud, Tirmizi, dan an-Nasai."553
Abdul Razak berkata: "Telah memberitahukan kepada kita Israil dari Samak
bin Harab dari Nu'man bin Busyair dari Umar bin Khatab tentang firman Allah:
Membuka lembaran-lembaran.
551
Saddi, Qotadah, dan semisalnya.
552
Ahmad, 6/634.
553
Muslim, 2/1066, 1067, ibn Majah, 1/648, abu Dawud, 3/211, Tuhfatul Ahwadzi, 6/106.
554
Abdul Razak, 3/351.
Firman Allah:
dan apabila neraka Jahim dinyalakan" Saddi berkata: "Langit dibakar." Dan
maksud dari firman Allah:
Dhahak, abu Malik, Qotadah, Rabik bin Khutsaim berkata: "Maksudnya adalah
dikedakatkan pada penghuninya."
setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya" ini adalah sebuah
jawab. Maksudnya permasalahan itu datang pada waktu itu, maka setiap jiwa akan
mengetahui apa yang telah dilakukannya sebagaimana yang dikatakan dalam firman
Allah: “Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan
555
Thabari, 24/249.
(dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang Telah dikerjakannya; ia ingin kalau
kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan
kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.”
(Ali Imran: 30).
yang memiliki kekuatan, memiliki kedudukan tinggi di sisi (Allah) yang memiliki
‘Arsy,
Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (Jibril) di ufuk yang terang.
(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang
lurus.
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila
dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam.
Aku bersumpah demi bintang-bintang, yang beredar dan terbenam, demi malam
apabila telah larut, dan demi subuh apabila fajar telah menyinsing"556
Ibn Jarir meriwayatkan dari Khalid bin Ar'ar, aku mendengar Ali mendapat
sebuah pertanyaan tentang: " Aku bersumpah demi bintang-bintang, yang beredar dan
terbenam," (Takwir: 15-16), maka ia berkata: "Itu adalah bintang-bintang, yang
beredar pada siang hari, dan terbenam pada malam hari."557
demi malam apabila telah larut" terdapat dua pendapat dalam permasalahan ini.
Salah satunya: "Kedatangannya dengan kegelapannya." Mujahid berkata: "Menjadi
gelap." Said bin Jabir berakta: "Jika muncul." Hasan Basri berkata: "JIka menyelimuti
manusia."558 seperti itu pula yang dikatakan oleh Athiyah al-Aufi. 559 Ali bin abi
Thalhah dan al-Aufi berkat dari ibn Abas: maksudnya adalah ketika
sudah larut.560 Dan seperti itu pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, dan
Dhahak.561 Dan seperti itu pula yang dikatakan oleh Zaed bin Aslam dan anaknya
yang bernama Abdurrahman " maksudnya adalah ketika pergi dan
berpaling.562
Sedangkan menurut kami, maksud dari firman Allah adalah
ketika datang, walaupun bisa juga digunakan untuk arti kata "pergi". Namun datang
disini lebih layak. Sehingga seolah-oleh Allah bersumpah atas nama malam dan
kegelapannya ketika datang, dan cahanya ketika bersinar sebagaimana dalam firman
Allah: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), Dan siang apabila terang
556
Muslim, 1/336, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/507
557
Thabari, 24/256.
558
Thabari, 24/256
559
Thabari, 24/256
560
Thabari, 24/255
561
Thabari, 24/256.
562
Thabari, 24/256.
benderang.” (al-Lail: 1-2). Dan “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, Dan demi
malam apabila Telah sunyi (gelap).” (adh-Dhuha: 1-2). Dan ayat-ayat yang serupa
lainnya. Banyak sekali ulama' Ushul berkata: "Bahwsanya kata digunakan
untuk kata "datang" dan "pergi/berpaling". Oleh karena itu, dua makna tersebut bisa
digunakan dalam memahami ayat ini. Wallahu A'lam (Allah maha besar)."
dan demi subuh apabila fajar telah menyinsing" Dhahak berkata: "Ketika
terbit/muncul". Qotadah berkata: "Ketika bersinar dan datang."563
Al-Qur'an turun kepada Jibril dan bukan berasal dari hasil kegilaan.
yang memiliki kekuatan" seperti firman Allah: “Yang diajarkan kepadanya oleh
(Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; (an-Najm: 5-6)
Maksudnya adalah sangat kuat tubuhnya, kuat kekuatan dan tindakannya.
.adalah baha ia memiliki kedudukan di sisi Allah, dan tingkatan yang tinggi
563
Thabari, 24/258.
564
Qurthubi, 19/240, Dar Mantsur, 8/433.
yang di sana (di alam malaikat) ditaati" maksudnya di langit. Maksudnya dia
bukan termasuk malaikat yang pendusta, namun malaikat yang mulia,
memperhatikan, dan dipilih untuk menyampaikan risalah yang agung.
Dan maksud dari firman Allah: sifat Jibril adalah amanah (dapat
dipercaya). Ini sangatlah agung. Bahwasanya Allah membersihkan hamba dan
utusannya yang berbangsa malaikat, yaitu Jibril, sebagaiman Dia juga membersihkan
hamba dan utusannya yang berbangsa manusia, yaitu Muhammad Saw. Dengan
firmanNya:
Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (Jibril) di ufuk yang terang"
maksudnya adalah bahwa Muhamamd sungguh telah melihat Jibril yang
menghampirinya dengan membawa sebuah risalah dari Allah dalam bentuk yang
.diciptakan oleh Allah terhadap diirinya, yaitu dengan tujuh ratus sayab
di ufuk yang terang" maksudnya adalah yang terang. Dan itu merupakan
pandangan yang pertama ketika berada di pelataran yang luas sebagaimana yang ada
dalam firman Allah: “Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang
mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang
asli. Sedang dia berada di ufuk yang Tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah
dekat lagi. Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah
atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa
yang Telah Allah wahyukan.” (an-Najm: 5-10). Sebagaimana penafsirannya telah
dikemukakan di muka. Dan dalil dari itu adalah bahwa yang dimaksud dengan semua
itu adalah Jibrl as. Yang tampak adalah bahwa surat ini turun sebelum malam Isra',
sebab tidak dikemukakan di dalamnya selain pandangan ini saja, yaitu pandangan
yang pertama. Sedangkan penglihatan yang kedua adalah sebagaimana yang
dikemukakan dalam firman Allah: “Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihat
565
Thabari, 24/434.
Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil
Muntaha566. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril)
ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.” (an-Najm: 13-16).
Semua itu dikemukakan dalam surat an-Najm, dan telah diturunkan setelah surat al-
Isra'.
566
Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang Telah dikunjungi nabi
ketika Mi'raj
567
Thabari, 24/261.
568
Thabari, 24/261.
569
Thabari, 24/260, 261, Dar Mantsur, 8/430.
Dan (Al-Qur’an) itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk," adalah bahwanya
al-Qur'an ini bukanlah perkataan setan yang terkutuk. Maksudnya adalah bahwa setan
tidak mampu membawanya sebagaimana yang dikemukakan dalam firman Allah:
“Dan Al Quran itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan- syaitan. Dan tidaklah patut
mereka membawa turun Al Quran itu, dan merekapun tidak akan Kuasa.
Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan daripada mendengar Al Quran itu.”
(Asy-Syu’ara: 210-212) Maksudnya adalah kemana perginya akal kalian yang
mendustakan al-Qur'an ini. Padahal sangat jelas bahwa al-Qur'an adalah benar adanya
berasal dari Allah sebagaimana yang dikatakan oleh abu Bakar ash-Shadiq kepada
utusan bani Hanifah ketika mendatangi umat Islam dan lantas membacakan kepada
mereka sesuatu yang berasal dari al-Qur'annya Musailamah al-Kazzab (sang
pendusta) yang penuh dengan kedustaan dan kekakuan sehingga abu Bakar berkata:
"Kemana perginya akal kalian?." Demi Allah, perkataan ini tidak keluar dari Tuhan."
Dan Qotadah berkata:
maka ke manakah kamu akan pergi?899) maksudnya adalah dari Kitab Allah dan
ketaatan kepadaNya.
(Al-Qur’an) itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam" adalah bahwa
al-Qur'an ini merupakan peringatan bagi seluruh manusia agar mereka menjadi ingat
dan mengambil pelajaran.
yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang
lurus." Maksudnya adalah barang siapa menghendaki hidayah, maka kepadanyalah al-
Qur'an ini. sebab al-Qur'an adalah penyelamat dan petunjuk baginya, dan tidak ada
hidayah (petunjuk) selain dari al-Qur'an."
8 99)
Setelah diterangkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah dan didalamnya ada
pelajaran dan petunjuk yang memimpin manusia ke jalan yang lurus, ditanyakanlah kepada orang-
orang kafir itu, “Jalan manakah yang akan kamu tempuh lagi?”
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila
dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam" maksudnya adalah kehendak untuk
menempuh jalan ini, tidak diserahkan kepada kalian. Sehingga barang siapa
menghendaki, maka ia akan mendapat petunjuk, dan barang siapa menghendaki, maka
ia akan tersesat. Namun semua itu berasal dari kehendak Allah, Tuhan semesta alam.
Dari Sulaiman bin Musa: "Ketika turun ayat ini:
(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang
lurus", abu Jahal berkata: "Kendali berada di tangan kita. Jika kita menghendaki,
maka kita akan menempuh jalan yang lurus, dan jika menghendaki, maka kita tidak
akan menempuh jalan yang lurus. Maka Allah menurunkan: " Dan kamu tidak dapat
menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan seluruh
alam" (Takwir: 29). Akhir surat at-Takwir. Dan hanya kepada Allah segala puji dan
keutamaan.
AL-INFITĀR
MAKKIYYAH
570
An-Nasai dalam al-Kubra, 6/508.
571
Fathul Bari, 10/533, dan Muslim 1/339
kerahasiannya ingin melihat hari Kiamat secara nyata, maka sebaiknya ia membaca
"Iza Syamsyu Kuwwirat, Iza Samâun Fatharat, dan Iza as-Samâun Syaqqat."572
(maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang
dilalaikan(nya).
572
Tuhfatul AHwadzi, 9/ 252.
Apabila langit terbelah" adalah langit terbelah sebagaimana dalam firman Allah:
“Langit(pun) menjadi pecah belah pada hari itu.” (Muzammil: 18) Maksud dari
firman Allah:
dan apabila lautan dijadikan meluap", Ali bin Thalhah berkata dari ibn Abas:
573
"Allah meluapkan sebagiannya dalam sebagian yang lain." Hasan berkata: "Allah
574
meluapkan sebagiannya di dalam sebagian yang lain hingga airnya pergi." Qotadah
575
".berakta: "Yang tawar bercampur dengan yang asin
(maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang
dilalaikan(nya)." Jika demikian, maka datanglah hal seperti itu.
Allah berfirman:
573
Thabari, 24/267
574
Thabari, 24/267
575
Thabari, 24/217
576
Thabari, 24/267
jawaban sekiranya Allah berkata: "Hingga orang yang ada di antara mereka berkata:
"MemuliakanNya." Namun maksud dari ayat tersebut adalah: "Wahai manusia, apa
yang telah memperdayakanmu terhadap Tuhanmu yang maha mulia, hingga engkau
mendurhakaiNya dan menyambutnya dengan sesuatu yang tak layak bagiNya.
sebagaimana yang dikemukakan dalam hadits: "Pada hari Kiamat, Allah berkata:
"Wahai manusia, apa yang telah memperdayakanmu terhadapKu?. Wahai manusia,
apa yang membuatmu tidak menjawab ajakan para utusan?."577
577
Tuhfatul Asyraf, 7/70.
578
Ahmad, 4/210.
579
Ibn Majah, 2/903.
dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu" Mujahid
berkata: "Dalam bentuk yang serupa dengan ayah, ibu, bibik, atau paman."580 Dan
dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari abu Hurairah berkata: "Wahai
Rasulullah, istriku telah melahirkan seorang anak laki-laki berkulit hitam." Rasulullah
berkata: "Apakah engkau memiliki onta?." laki-laki itu berkata: "Iya." Rasulullah
lantas berkata: "Apa warnanya?." Laki-laki itu berkata: "Merah." Apakah ada belang-
belangnya?." Laki-laki itu berkata: "Iya. Aku memang sengaja membuatnya begitu."
Rasul berkata: "Mungkin itu adalah pengaruh dari itu." Laki-laki itu berkata: "Ini
mungkin memang pengaruh dari itu.581
580
Thabari, 24/903.
581
Fathul bari, 9/321, muslim, 2/1137
Rasulullah Saw. bersabda: "Muliakanlah malaikat-malaikat yang mencatat amal
perbuatan kalian. Sesungguhnya mereka tidak pernah terpisah dari kalian kecuali
dalam salah satu dari dua hal. Yaitu ketika Jinabat dan berak. Oleh karena itu, jika
salah satu dari kalian mandi, maka menutupi dirilah dengan tembok, atau ontanya,
atau ditutupi oleh saudaranya."582
(Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong)
orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.
582
Qurthubi, 19/248.
583
Al-Kamil ibn Adi, 4/1630.
Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan" adalah hari perhitungan,
pembalasan, dan Kiamat.
Dan mereka tidak mungkin keluar dari neraka itu" maksudnya adalah mereka
tidak akan pernah absen dari siksa barang sekejampun, dan siksaan itu tidak pernah
diringankan untuk mereka, dan permintaan mereka tidak akan pernah dikabulkan
semisal mati dan istirahat walaupun hanya satu hari. Dan maksud dari firman Allah:
Dan tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? adalah pengagungan terhadap
hari Kiamat dan mengukuhkannya dengan firman Allah:
Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?," dan kemudian
menjelaskannya dengan firman Allah:
(Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong)
orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah." maksudnya
adalah tidak seorang pun yang mampu memberi manfaat kepada seorang pun dan
menyelamatkannya atas apa yang ia terima, kecuali Allah memberi izin kepada orang
yang dikehendakinya dan meridhainya. Di sini, kita mengingat ada sebuah hadits:
"Wahai bani Hasyim! selamatkanlah diri kalian dari api neraka. sesungguhnya aku
tidak mempunyai keuasa sedikit pun atas diri kalian di hadapan Allah." 584 Dan ini
telah dikemukakan di akhir surat Asy'syuara. Karena itu Allah berfirman:
Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah," seperti firman Allah:
“. Kerajaan585 yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan yang Maha Pemurah.”
584
Muslim, 1/193.
585
yang dimaksud dengan kerajaan yang hak ialah kekuasaan yang mutlak yang tak dapat disertai oleh
suatu apapun juga
(al-Furqon: 25). Yang menguasai586 di hari Pembalasan587. (al-Fatihah: 4). Qotadah
berkata:
(Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong)
orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah" demi Allah,
segala urusan pada hari itu adalah dalam kekuasaan Allah, sehingga pada waktu itu
tidak ada seorang pun yang bisa menentangNya." Akhir surat al-Infitar. Segala puji
dan keutamaan adalah milik Allah. DariNya lah pertolongan dan penjagaan.
AL-MUTHAFFIFIN
MAKKIYYAH
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka
minta dicukupkan,
dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka
mengurangi.
(yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.
586
Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan
Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja
587
Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan
amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab,
yaumuljazaa' dan sebagainya
Menambahkan dan mengurangi timbangan dan takaran bisa
mendatangkan kecilakaan dan kerugian.
An-Nasa'i dan ibn Majah meriwayatkan dari ibn Abas berkata: "Ketika
Rasulullah sampai di Madinah, penduduk Madinah merupakan orang-orang yang
paling buruk dalam permasalahan takaran sehingga Allah menurunkan ayat: "
Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!." (al-
Muthaffifin:1), sehingga mereka akhirnya menjadi baik dalam permasalaha
takaran."588 Yang dimaksud dengan "Thathfîf di sini adalah curang dalam takaran dan
timbangan. Yaitu dengan menambahkan jika diperlukan, dan dengan mengurangi jika
diperlukan. Oleh karena itu, "al-Muthaffifin" (orang-orang yang curang dalam
menakar dan menimbang) dalam firman Allah di sini ditafsirkan sebagai orang-orang
yang telah dijanjikan kepada mereka kerugian dan kerusakan, yaitu cilakaan, melalui
firman Allah:
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka
minta dicukupkan" adalah dari manusia. "mereka minta dicukupkan"
maksudnya adalah mengambil hak mereka secara berkecukupan dan lebih.
dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka
mengurangi" maksudnya adalah mengurangi. Yang baik adalah menimbang dan
menakar dengan sewajarnya. Dan kata "Hum" yang ada dalam ayat tersebut adalah
sebagai Nashab. Dan sebagian ulama' tafsir menjadikannya sebagai dhamir yang
mengukuhkan terhadap sesuatu yang ditutupi dalam firmanNya: "Menakar dan
menimbanglah," dan membuang Maf'ul karena sudah adanya sinyaleman redaksi kata
terhadapnya. Keduanya saling berdekatan.
(yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh
alam" maksudnya adalah bangkit dalam keadaan ketakutan, telanjang, dan saling
berinjak-injakan dalam suatu tempat yang sangat susah, sempit, dan menyakitkan bagi
orang-orang yang berbuat dosa. Mereka akan diselimuti oleh sesuatu yang berasal dari
kekuasaan Allah yang tidak dapat sanggal oleh kekuatan dan panca indera.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Nafi' dari ibn Umar bahwa Nabi Saw.
bersabda: "Pada hari Kiamat, manusia bangkit menghadap Tuhan semesta alam
hingga salah satu dari mereka tidak tampak karena keringatnya sampai pada kedua
telinganya." Hadits ini diriwayatkan pula oleh Bukhari dari hadits Malik dan Abdullah
bin Aun, yang mana keduanya berasal dari Nafi'.589 Dan diriwayatkan pula oleh
Muslim, dari jalur yang lain.590
589
Fathul Bari, 8/565.
590
Muslim, 4/2195, 2196.
(Hadits yang lain). Imam Ahmad meriwayatkan dari Miqdad, yaitu ibn Aswad
al-Kindi berkata: "Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Ketika datang hari
Kiamat, matahari di dekatkan pada diri hamba hingga satu atau dua kilan, sehingga
matahari sangat memanaskan mereka. Nantinya kringat mereka adalah sejauh amal
perbuatannya sendiri. sebagian dari mereka kringatnya sampai kedua tumitnya,
sebagian yang lain sampai kedua lutunya, dan sebagian yang lain sampai pinggulnya,
dan sebagian yang lain sampai pada kepalanya." Diriwayatkan pula oleh Muslim dan
Tirmizi.
591
Abu Dawud, 1/486, Nasa'I, 3/299, ibn Majah, 1/431.
592
Thabari, 24/281.
593
Thabari, 24/280.
594
Abu Dawud, 1/486, Nasa'I, 3/299, ibn Majah, 1/431.
9 00)
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka.
Dan tidak ada yang mendustakannya (hari pembalasan) kecuali setiap orang
yang melampaui batas dan berdosa,
yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, "Itu adalah
dongeng orang-orang dahulu."
Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati
mereka.
Dan tahukah engkau apakah Sijj³n itu?" maksudnya adalah sesuatu yang sangat
besar, penjara yang permanen, dan azab yang menyakitkan. Sebagian orang berkata:
"Itu berada di bumi yang ketujuh." Dan telah dikemukakan hadits Bira' bin Azib
dalam haditsnya yang panjang: "Allah berkata dalam ruh orang-orang kafir, tulislah
catatannya dalam Sijjin. Dan Sijjin berada di bawah bumi yang ketujuh." 595 Ketika
tempat kambalinya orang-orang yang berdosa itu adalah neraka Jahanam, maka Sijjin
itu adalah tempat kembali orang-orang yang paling durhaka sebagaimana dalam
9
Sekali-kali tidak seperti apa yang mereka katakan bahwa mereka dekat pada sisi Tuhan.
01)
9
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka.
00)
595
Thuwal Thabrani, 234.
firman Allah: “Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka), Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi
mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (at-Tin: 5-6).
(Yaitu) Kitab yang berisi catatan (amal)." Ini bukan penjelas atas firman Allah:
" Dan tahukah engkau apakah Sijj³n itu? " (al-Muthaffifin: 8), namun merupakan
penjelas terhadap apa yang telah tetapkan pada diri mereka bahwa tempat kembalinya
nanti adalah Sijjin. Maksudnya adalah telah ditulis dalam Kitab tersebut, tidak ada
seorang pun yang menambahkan atau menguranginya. Ini dikatakan oleh Muhammad
bin Ka'ab al-Qurthubi,596 kemudian Allah berfirman:
9 00)
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka.
596
Dar Mantsur, 8/444.
(yaitu) orang-orang yang mendustakannya (hari pembalasan)." Maksudnya
adalah tidak membenarkan datangnya hari pembalasan itu, tidak mempercayai
keberadaannya, dan mengingkarinya. Allah berfirman:
Dan tidak ada yang mendustakannya (hari pembalasan) kecuali setiap orang
yang melampaui batas dan berdosa," maksudnya adalah melampaui batas dalam
perbuatannya, yaitu dengan melakukan keharaman dan berlebih-lebihan dalam
mengambil sesuatu yang diperbolehkan, dan dosa dalam perkataannya (mengatakan
peraktaan-perkataan yang dosa), jika berkata-kata melakukan kedustaan, jika berjanji
mngingkari, dan jika bermusuhan berdosa."
yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, "Itu adalah
dongeng orang-orang dahulu." maksudnya adalah jika mendengar perkataan Allah
melalui RasulNya, ia mendustakan dan berprasangka buruk, sehingga menyakini
bahwa rasul adalah seorang yang mengumpulkan Kitab-Kitab dari orang-orang
terdahulu, sebagaimana yang ada dalam firman Allah: “Dan apabila dikatakan kepada
mereka "Apakah yang Telah diturunkan Tuhanmu?" mereka menjawab: "Dongeng-
dongengan orang-orang dahulu", (an-Nahl: 24). “Dan mereka berkata: "Dongengan-
dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, Maka dibacakanlah
dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang." (al-Furqon: 5). Maksud dari firman
Allah:
Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati
mereka" adalah bahwa sesungguhnya permasalahannya tidaklah sebagaimana yang
mereka sangka dan tidak seperti halnya yang mereka katakan: "Bahwasanya al-Qur'an
ini merupakan dongen orang-orang terdahulu, namun itu adalah Kalam (perkataan)
Allah, wahyuNya, dan apa yang diturunkanNya kepada RasulNya Muhammad Saw.
Dan bahwasanya tertupnya hati mereka dari keimanan terhadap al-Qur'an adalah
karena mereka terlalu banyak melakukan dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, Allah
berfirman: "Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi
hati mereka" (al-Muthaffifin: 14). Kata Rîn adalah digunakan untuk hati orang-orang
kafir, "Ghaim" adalah untuk orang-orang yang benar-benar berbakti, sedangkan "al-
Ghain" adalah untuk orang-orang yang mendekatkan diri. Ibn Jarir, Tirmizi, dan an-
Nasa'i, dan ibn Majah meriwayatkan dari Thariq dari abu Hurairah bahwa Nabi Saw.
bersabda: "Bahwasanya ketika seorang hamba melakukan suatu perbuatan dosa, maka
akan ada bintik hitam dalam hatinya. Sehingga jika ia bertaubat, maka menjadi
bersihlah hatinya. Dan jika ia melakukan dosa lagi, maka bertambahlah titik hitam
yang ada dalam hatinya itu. karena itu, Allah befirman: "
Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati
mereka." Tirmizi berkata: "Hasan Shahih. Sedangkan kata yang berasal dari an-Nasai
adalah: "Bahwasanya jika seorang hamba melakukan suatu kesalahan, maka akan
terdapat titik hitam dalam hatinya. Sehingga jika ia meminta ampunan dan bertaubat
kepada Allah, maka menjadi bersihlah hatinya itu. Dan jika mengulanginya lagi, maka
bertambahlah titik hitam itu hingga menutupi hatinya. Dan inilah "râna" (menutupi)
yang ada dalam firman Allah:
Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati
mereka"
Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh
kenikmatan.
Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya)
masih dilak (disegel),
laknya dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-
lomba.
(yaitu) mata air yang diminum oleh mereka yang dekat (kepada Allah).
9 02)
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang berbakti.
Allah berfirman:
Dan tahukah engkau apakah ‘Illiyy³n itu?" maksudnya adalah hari Kiamat. Di
mana mereka berada dalam kenikmatan yang permanen, dan surga-surga (taman-
taman) yang di dalamnya terdapat keutamaan yang amat dalam. " di
atas dipan-dipan" yaitu bantal yang berada di bawah kaki. "melepas
pandangan", maksudnya adalah melihat sesuatu yang dimilikinya dan apa yang telah
9
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang berbakti.
02)
597
Thabari, 24/ 291.
598
Thabari, 24/290.
9 02)
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang berbakti.
599
Thabari, 24/292
600
Thabari, 24/292
Allah berikan kepada mereka yang berupa kebaikan dan keutamaan yang tidak pernah
habis. Sehingga arti dari firman Allah:
Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh
kenikmatan" adalah jika melihat mereka, maka engkau dapat mengetahui dari wajah
mereka tanda-tanda kesenangan. Maksudnya adalah tanda-tanda kesenangan,
kebahagiaan, kewibawaan dan selainnya karena mereka mendapatkan kenikmatan
yang permanen di dalam surga.
Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya)
masih dilak (disegel)," adalah diberi minum dari khamar yang berasal dari surga.
"Rahîq merupakan salah satu nama dari khamar. Ini dikatakan oleh ibn Mas'ud, ibn
Abas, Mujahid, Hasan, Qotadah, dan ibn Zaed.602 Imam Ahmad meriwayatkan dari
abi Said al-Khudzri bahwa aku pernah melihatnya dihadapkan pada Rasulullah
sehingga beliau berkata: "Siapa pun orang mukmin yang memberi minum orang
mukmin lainnya yang sedang kehausan, maka Allah akan memberinya minuman dari
dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya) masih dilak (disegel), pada
9
Sekali-kali tidak seperti apa yang mereka katakan bahwa mereka dekat pada sisi Tuhan.
01)
601
Tuhfatul Adwadzi, 7/269, dan 9/250.
602
Thabari, 24/296.
hari Kiamat. Siapa pun orang mukmin yang memberi makan orang mukmin lainnya
yang sedang kelaparan, maka Allah akan memberinya makanan yang berasal dari
buah surga. Siapa pun orang mukmin yang memberi pakaian seorang mukmin yang
tidak mempunyai pakaian, maka Allah akan memberinya pakaian yang berasal dari
kehijau-hijauan surga."603 Ibn Mas'ud berkata: " "laknya dari kasturi"
maksudnya adalah dicampur dengan kasturi.604 Al-Aufi berkata dari ibn Abas: "Allah
mewangikan mereka dengan arak. Di mana lak arak tersebut adalah dari kasturi.605 dan
seperti itu pula yang dikatakan oleh Qotadah dan Dhahak.606
Dan campurannya dari tasn³m," adalah campuran arak tersebut adalah dari
tasnim. Yaitu dari minuman yang disebut dari Tasnim yang merupakan minuman
yang paling mulia bagi ahli surga. Ini dikatakan oleh abu Shalih dan Dhahak. 607 Oleh
karena itu, Allah berfirman:
(yaitu) mata air yang diminum oleh mereka yang dekat (kepada Allah)"
maksudnya adalah diminum oleh mereka yang dekat kepada Allah yang menerima
buku catatan amal dari arah tangan kanannya." Ini dikatakan oleh ibn Mas'ud, ibn
Abas, Masruq, Qotadah, dan selain mereka.608
603
Ahmad, 3/13.
604
Thabari, 24/297.
605
Thabari, 24/297.
606
Thabari, 24/297. 298.
607
Thabari, 24/301.
608
Thabari, 24/300, 301.
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulu
menertawakan orang-orang yang beriman.
dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria.
padahal (orang-orang yang berdosa itu), mereka tidak diutus sebagai penjaga
(orang-orang mukmin).
Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-
orang kafir,
Apakah orang-orang kafir itu diberi balasan (hukuman) terhadap apa yang
telah mereka perbuat?
dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria"
maksudnya adalah bahwa ketika orang-orang yang berdosa itu kembali ke rumahnya,
maka merek kembali dengan riang gembira atas apa pun yang telah mereka temukan
dan cari. Di samping itu, mereka tidak mensukuri nikmat Allah kepada diri mereka,
malah sebaliknay menyibukkan diri dengan kaum orang-orang yang beriman,
menghina dan iri terhadap mereka.
padahal (orang-orang yang berdosa itu), mereka tidak diutus sebagai penjaga
(orang-orang mukmin)" adalah bahwa orang-orang yang berdosa itu, tidak diutus
sebagai penjaga orang-orang yang beriman atas apa yang keluar dari mereka,
perbuatan dan perkataan mereka, dan sekaligus tidak dituntut untuk mengurusi orang-
orang yang beriman itu?. Oleh karena itu, orang-orang yang beriman tidak
menyibukkan dirinya dengan orang-orang yang berbuat dosa itu, dan tidak
menjadikan mereka sebagai orang yang berarti dalam pandangan matanya
sebagaimana yang ada dalam firman Allah: “Allah berfirman: "Tinggallah dengan
hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.. Sesungguhnya, ada
segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami Telah
beriman, Maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah pemberi
rahmat yang paling baik.. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga
(kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat aku, dan
adalah kamu selalu mentertawakan mereka.” (al-Mukminun: 108-110). Oleh karena
itu, di sini Allah berfirman: "Pada hari ini" yang maksudnya adalah hari
Kiamat.
Apakah orang-orang kafir itu diberi balasan (hukuman) terhadap apa yang
telah mereka perbuat?. Maksudnya adalah apakah orang-orang kafir itu diberi balasan
atas apa yang telah mereka perbuata terhadap orang-orang yang beriman, yang berupa
menertawakan dan meremehkan, atau tidak?. maksudnya adalah bahwa mereka telah
dibalas (dihukum) dengan balasan yang setimpal dan sempurna. Akhir surat
Muthaffifin. Dan hanya kepada Allah segala puji dan anugerah.
AL-INSYIQĀQ
MAKKIYYAH
609
Muslim, 1/406, an-Nasai dalam al-Kubra, 6/510.
610
Fathul Bari, 1/292.
dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh,
dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan
gembira.
Sesungguhnya dia mengira bahwa dia tidak akan kembali (kepada Tuhannya).
Allah berfirman:
9 03)
Manusia di dunia ini baik disadari atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. Dan
pasti dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatannya yang buruk
maupun yang baik.
"dan sudah semestinya patuh" maksudnya adalah sudah menjadi keharusan bagi langit
untuk mentaati perintah Allah. Sebab Allah adalah Dzat Yang Maha Besar yang tidak
dapat dihalangi dan dikalahkan. Namun Dia adalah Dzat yang menguasai dan
menundukkan segala sesuatu. Kemudian Allah berkata:
dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong" maskudnya
adalah memuntahkan segala sesuatu yang ada di dalam perutnya yang berupa orang-
orang mati, hingga terbersihkan dari mereka. Ini dikatakan oleh Mujahid, Said, dan
Qotadah.
dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh" seperti yang telah
dikemukakan di muka.
9 03)
Manusia di dunia ini baik disadari atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. Dan
pasti dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatannya yang buruk
maupun yang baik.
sesukamu, sesungguhnya engkau akan menemuinya." 611 Sebagian orang
mengembalikan dhamir yang ada dalam ayat tersebut pada kata "Rabbika", sehingga
artinya adalah bertemu dengan Tuhanmu. Artinya adalah bahwa Tuhanmu akan
membalas amal perbuatannmu. Namun demikian, dua pendapat tersebut saling
berkaitan. Al-Aufi berkata dari ibn Abas:
Maka adapun orang yang catatanya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia
akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah," maksudnya adalah mudah tanpa
adanya kesusahan. Artinya bahwa amal perbuatannya tidak diperiksa secara terperici.
Sehingga orang yang diperiksa secara terperinsi itu, maka ia pasti binasa (mendapat
kerusakan). Imam Ahmad meriwayatkan dari Aisyah ra. berkata: "Rasulullah Saw.
bersabda: "Barang siapa yang didebat oleh perhitungan, maka ia akan medapatkan
siksa." Aisyah berkata: "Bukankah Allah berfirman: "maka dia akan diperiksa dengan
pemeriksaan yang mudah," (Al-Insyiqaq: 8). Rasulullah berkata: "Itu bukanlah
pemeriksaan, namun adalah pemaparan tentang bahwa seorang yang didebat oleh
pemeriksaan pada hari Kiamat, maka ia akan memperoleh siksaan." 613 Dan seperti
itulah yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmizi, an-Nasai, dan ibn Jarir.614
maka dia akan berteriak, "Celakalah aku!" maksudnya adalah rugi dan celaka.
Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sungguh, dia
dahulu (di dunia) bergembira di kalangan keluarganya (yang sama-sama kafir).
Maksudnya adalah gembira tidak memikirkan balasannya, dan tidak takut terhadap
apa yang ada di depannya. Oleh karena itu, kebahagiaan yang sebentar itu akhirnya
dibalas dengan kesedihan yang panjang.
Sesungguhnya dia mengira bahwa dia tidak akan kembali (kepada Tuhannya)."
maksudnya adalah bahwa dia menyakini bahwa dirinya tidak akan kembali kepada
Allah, dan tidak dihidupkan kembali setelah kematiannya. Ini dikatakan oleh ibn
Abas, Qotadah, dan selain keduanya."617 Hûr adalah kembali, Allah berfirman:
615
Thabari, 24/315.
616
Thabari, 2/94.
617
Thabari, 24/317.
lantas membalas amal perbuatannya yang baik dan yang buruk. Dan sesungguhnya
Allah Maha Melihat dan Mengetahui akan hal itu."
Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati
mereka).
Dan diriwayatkan dari Ali, Ibn Abas, Ibadah bin Shamad, abu Hurairah,
Syidad bin Aus, ibn Umar, Muhammad bin Ali bin Husain, Makhul, Bakar bin
Abdullah al-Muzni, Bukair bin Aysaj berkata: "Syafq" artinya adalah merah." 618 Telah
diriwayatkan oleh Abdul Razak dari abu Hurairah berakta: "Syafq artinya adalah
putih."619 Syafq adalah cahaya merah yang ada di angkasa. Terkadang sebelum
terkadang sebelum terbitnya matahari sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid, dan
terkadang setelah terbitnya matahari sebagaimana yang diartikan oleh ahli bahasa.
Khalil bin Ahmad berkata: "Syifq adalah warna merah dari terbenamnya matahari
9 04)
Dari setetes mani sampai dilahirkan, kemudian melalui masa kanak-kanak, remaja dan sampai
dewasa. Dari hidup menjadi mati kemudian dibangkitkan kembali.
618
Qurthubi, 19274.
619
Abdul Razak, 3/358.
hingga waktu isya' yang akhir. Sehingga ketika warna mereka itu telah sirna, maka
dikatakan: "Telah sirnalah warna merah itu (Syifq).620 Juwaihiri berkata: "Syifq adalah
sisa cahaya matahari. Warna merahnya muncul di awal malam sampai dekat dengan
waktu isya. Dan seperi itu pulalah yang dikatakan oleh Ukramah: "Syifq (warna
mereh) adalah sesuatu yang ada di antara maghrib dan isya.
Dan dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah Saw.
bersabda: "Waktu mangrib adalah selagi Syifq (warna merah di senja hari) belum
sirna." Semua itu merupakan bukti (dalil) bahwa Syifq adalah sebagaimana yang
dikatakan oleh Hujuwairi dan Khalil. Ibn Abas, Mujahid, Hasan dan Qotadah berkata:
" dan apa yang diselubunginya" maksudnya apa yang kumpul." 621 Qotadah
berkata: "Apa yang kumpul dari bintang dan binatang tunggangan.622
Ukramah berkata:
:akan pergi menujun tempat kembalinya."623 Dan maksud dari firman Allah
demi bulan apabila jadi purnama" ibn Abas berkata: "Ketika berkumpul dan
sempurna." Hasan berkata: "Ketika berkumpul, ketika penuh." 624 Qotadah berkata:
"KEtika menjadi purnama." Dan arti dari perkataan mereka itu adalah ketika
sempurna cahayanya dan purnama, maka Allah menjadikannya sebagai kebalikan dari
malam dan sesuatu yang menyelimutinya. Dan maksud dari firman Allah:
sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).904 Dari
keadaan demi keadaan, dari yang awalnya disusui telah menjadi disapih, dan dari
yang awalnya muda menjadi tua. Hasan Basri berkata:
620
Qurthubi, 19/275.
621
Thabari, 24/319.
622
Thabari, 24/ 320.
623
Thabari, 24/321.
624
Thabari, 24/321.
9
Dari setetes mani sampai dilahirkan, kemudian melalui masa kanak-kanak, remaja dan sampai
04)
Maka mengapa mereka tidak mau beriman? Dan apabila Al-Qur’an dibacakan
kepada mereka, mereka tidak (mau) bersujud," adalah apa yang membuat mereka
tercegah dari keimanan terhadap Allah, rasulNya, hari akhir, dan segala sesuatu yang
akan menimpa diri mereka, ketika dibacakan kepadanya ayat-ayat Allah dan
perkataanNya, yaitu al-Qur'an, di mana mereka tidak bersujud karena mengagungkan
dan muliakan?. Dan maksud dari firman Allah:
Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati
mereka)" Mujahid dan Qotadah berkata: "Apa yang mereka sembunyikan dalam dada
mereka."626
625
Thabari, 24/323.
626
Thabari, 24/323.
Dan maksud dari firman Allah:
AL-BUR¸J
MAKKIYYAH
yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha Menyaksikan segala
sesuatu.
631
Qurthubi, 19/283.
632
Thabari, 24/332.
Penafsiran tentang hari yang dijanjikan serta yang menyaksikan dan yang
disaksikan.
dan demi hari yang dijanjikan. Demi yang menyaksikan dan yang disaksikan"
Ibn abi Hatim meriwayatkan dari abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Dan demi hari yang dijanjikan" (al-Buruj: 2) maksudnya adalah hari Kiamat "Dan
demi yang menyaksikan" (al-Buruj: 3) maksudnya adalah hari jum'at, di mana
matahari tidak terbit dan tidak terbenam pada hati yang lebih utama darupada hari
Jum'at. Di dalamnya terdapat suatu waktu yang jika seorang muslim meminta
kebaikan kepada Allah, maka Allah pasti memberikannya, dan jika ia meminta
perlindungan dari keburukan kepada Allah pada waktu itu, maka Allah pasti akan
melindunginya. Sedangkan maksud dari "Dan yang disaksikan" (al-Buruj: 3) adalah
hari Arafah."633 Hadits ibn Huzaimah ini diriwayatkan secara mauquf pada abu
Hurairah.634 Dari abu Hurairah, ibn Abas, Hasan bin Ali, dan Hasan Basri, Said bin
Musayab, Mujahid dan Ukramah dan Dhahak berkata: "Dan yang disaksikan"
maksudnya adalah hari Kiamat."
yang memiliki kerajaan langit dan bumi" termasuk dari kesempurnaan sifat
Allah adalah bahwa DiriNya adalah Raja (yang menguasai) keseluruhan langit dan
.bumi, serta segala sesuatu yang ada di dalamnya dan ada di antara keduanya
Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu" maksudnya adalah tidak ada
.sesuatu pun yang ada di keseluruhan langit dan bumi, yang samar bagi Allah
Kisah seorang penyihir, rahib, dan seorang anak muda yang masuk ke
dalam parit.
Kemudian orang itu mendatangi raja dan lantas duduk seperti biasanya. Raja
pun lantas berkata kepadanya: "Wahai fulan (si anu), siapakah yang mengembalikan
penglihatanmu?." Pemuda itu berkata: "Tuhanku." Raja berkata: "Aku." Orang itu
berkata: "Tidak. Tuhanku dan juga Tuhanmu." Raja berkata: "Engkau memiliki Tuhan
selain diriku?." Orang itu berkata: "Benar. dan Tuhanmu adalah Allah." Orang itu
akhirnya terus disiksa, hingga akhirnya menunjukkan perihal pemuda tersebut. Maka
pemuda itupun dihadapkan kepada raja, dan raja pun lantas berkata: "Wahai anakku,
telah sampai kepadaku suatu berita bahwa sihirmu mampu menyembuhkan orang buta
dan belang dan penyakit-penyakit lainnya." Pemuda tersebut berkata: "Tidak ada
seorang pun yang bisa menyembuhkan. Sesungguhnya yang menyembuhkan itu
adalah Allah." Raja berkata: "Aku?." Pemuda tersebut berkata: "Tidak." Raja berkata:
"Apakah engkau memiliki Tuhan selain diriKu?." Pemuda tersebut berkata: "Tuhan
dan Tuhanmu." Maka pemuda itupun lantas disiksa dan terus saja mengalami
penyiksaan hingga akhirnya ia menunjukkan perihal keberadaan seorang rahib. Maka
rahib itu pun didatangkan, dan raja lantas berkata kepadany: "Kembalilah pada
agamamu semula." Rahib menolak hingga akhirnya diletakkanlah sebuah gergaji di
atas kepalanya hingga dirinya menjadi terbelah. Kemudian dikatakan pula kepada si
buta: "Kembalilah kepada agamamu." Orang yang awalnya buta itupun menolak
hingga akhirnya gergaji pun diletakkan di atas kepalanya hingga membelah dirinya
sampai tanah. Kemudian dikatakan kepada pemuda itu: "Kembalilah pada agamamu
semula." Pemuda itu pun menolak sehingga ia dikirim bersama dengan sekelompok
orang menuju gunung ini dan ini. Raja lantas berkata: "Jika kalian sampai pada
puncak gunung, maka lemparkanlah dirinya. Namun jika ia keluar dari agamanya,
maka jangan lakukan itu." Maka sekelompok orang itupun bergegas mendaki gunung,
dan ketika sudah sampai di atas gunung, pemuda itu berkata: "Ya Allah, cukupkanlah
aku dari mereka menurut apa yang engkau kehendaki." Maka gunung itupun longsor
sehingga mereka semua terjatuh dari gunung." Pemuda itupun akhirnya berjalan
hingga sampai ke tempat raja sehingga raja berkata: "Apa yang terjadi pada diri
teman-temanmu?." Pemuda itu pun berkata: "Allah telah mencukupkan diriku dari
mereka." Kemudia raja mengirimnya lagi bersama dengan sekelompok orang untuk
pergi laut dan lantas berkata: "Jika kalian sampai di laut, maka tenggelamkanlah ia ke
dalam laut jika tidak bersedia keluar dari agamanya. Dan jika beresedia keluar dari
agamanya, maka jangan lakukan itu." Ketika mereka sampai di lautan, maka pemuda
itu berkata: "Ya Allah, cukupkanlah aku dari mereka dengan apa yang Engkau
kehendaki." Maka orang-orang itupun akhirnya tenggelam secara keseluruhan.
Pemuda itupun akhirnya berlalu hingga sampai ke tempat raja. Raja pun
berkata: "Apa yang terjadi pada diri teman-temanmu?." Pemuda itu berkata: "Allah
telah mencukupkanku dari mereka." Kemudian pemuda itu berkata kepada raja:
"Sesungguhnya engkau tidak dapat membunuhku selain jika engkau melakukan apa
yang aku perintahkan kepadamu. Jika engkau melakukan apa yang aku perintahkan
kepadamu, maka engkau akan mampu membunuhku." Raja berkata: "Apa itu?."
pemuda itu berkata: "Kumpulkanlah manusia dalam satu tempat, kemudian saliblah
aku pada kayu, dan ambillah panah yang berada di atap rumahku, dan kemudian
katakanlah: "Dengan menyebut nama Allah, Tuhan pemuda ini." JIka engkau
melakukan itu, maka engkau akan mampu membunuhku." Raja pun melakukan itu. Ia
lantas mengambil panah yang ada di busurnya dan kemudian melemparkannya ke
arah pemuda itu seraya berkata: "Dengan menyebut nama Allah, Tuhan pemuda ini."
Panah itu pun akhirnya mengenai pelipis pemuda itu. sehingga pemuda itupun
meletakkan tangannya pada tempat panah tersebut dan lantas meninggal dunia. Maka
orang-orang yang ada di tempat itupun berkata: "Kami mengimani Tuhan pemuda
itu." sehingga dikatakan kepada raja: "Apakah engkau melihat apa yang engkau
khawatirkan?." Demi Allah, sungguh semua manusia telah beriman kepada Allah."
Maka raja pun mengeluarkan perintah untuk membuat parit-parit dan memanaskannya
dengan api, dan lantas berkata: "Barang siapa yang kembali pada agamnya semula,
maka biarkanlah. Dan jika tidak, maka masukkanlah ke dalam parit-parit itu." Maka
datanglah seorang ibu dengan membaca seorang bayi yang sedang disusui. Ibu itu
merasa takut jika dirinya di lempar ke dalam api. Maka bayinya pun berkata:
"Bersabarlah wahai ibuku. Sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran." 636 Hadits
inipun juga diriwayatkan oleh Bukhari di akhir kitab Shahihnya. 637 Muhammad bin
Ishak bin Yasar mengemukakan kisah ini dalam Sirah dengan redaksi yang berbeda,
yang sebagiannya berbeda dengan cerita di atas.
lalu mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat azab Jahanam dan
mereka akan mendapat azab (neraka) yang membakar" itu semua karena azab berasal
dari amal berbuatan. Hasan Basri berkata: "Lihatlah pada orang-orang yang mulia dan
dermawan yang telah membunuh kekasih-kekasih Allah hanya karena kekasih-
kekasih Allah itu mengajak mereka untuk bertaubat dan meminta ampunan.
638
Thabari, 24/343, 344.
Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan
mendapat surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, itulah kemenangan yang
agung.
padahal Allah mengepung dari belakang mereka (sehingga tidak dapat lolos).
:Kemudian berfirman
Sungguh, azab Tuhanmu sangat keras" maksudnya adalah bahwa azab dan
siksaNya terhadap musuh-musuhNya yang berupa orang-orang yang mendustakan
rasulNya, dan menentang perintah-perintahNya, adalah sangat keras, besar, dan kuat.
Sebab sesunggunya Allah Swt. memiliki kekuatan yang kokoh sehingga segala
sesuatu yang diiginkannya pasti terjadi secepat kedipan mata atau bahkan lebih cepat
lagi. oleh karena itu Allah berfirman:
Yang memiliki ‘Arsy " maksudnya adalah yang memiliki Arsy yang agung dan
mengungguli keseluruhan makhluk. "lagi Maha Mulia" terdapat dua
pembacaan di sini. Pertama adalah rafa' sebagai sifat terhadap Tuhan Swt., dan dibaca
Jer sebagai sifat terhadap Arsy. Dua makna tersebut adalah benar.
Mahakuasa berbuat apa yang Dia kehendaki" maksudnya adalah apa pun yang
dikehendakiNya, maka Dia akan melakukannya. Tidak ada yang mengotrol
keputusanNya, dan tidak ada yang mempertanyakan apa yang dilakukakanNya,
karena keagungan, kekuatan, kebijaksanaan, dan keadilanNya sebagaimana yang
diriwayatkan ibn abu Bakar ash-Shidiq bahwa telah dikatakan kepadanya ketika
beliau sedang dalam keadaan sakit yang mengakibatkannya meninggal dunia:
"Apakah engkau melihat adanya seorang dokter?." Abu Bakar berakta: "Iya." Mereka
berkata: "Apa yang dikatakannya kepadamu?." Abu Bakar berkata: "Ia berkata:
"Sesungguhnya Aku adalah Dzat yang berbuat apa yang Aku kehendaki."640
639
Thabari, 24/346.
640
Qurthubi, 19/297.
Dan maksud dari firman Allah:
padahal Allah mengepung dari belakang mereka (sehingga tidak dapat lolos)."
Maksudnya adalah adalah bahwa Allah kuasa atas diri mereka, yang menundukkan,
tidak ada yang bisa mengalahkan dan melemahkanNya.
Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Qur’an yang mulia" maksudnya adalah
agung dan mulia.
Akhir surat al-Buruj, dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.
Surat ath-Tariq
.Makkiyah
Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada.
maka manusia tidak lagi mempunyai suatu kekuatan dan tidak (pula) ada
penolong.
641
Ahmad, 4/335.
642
An-nasa'i dalam al-Kubra, 6/512.
Sumpah dengan menggunakan penciptaan manusia yang penuh dengan
aturan-aturan Allah.
Allah Swt. bersumpah dengan menggunakan langit dan segala sesuatu yang
ada di dalamnya yang berupa bintang yang becahaya, dan oleh karena itu, Allah
berfirman:
Demi langit dan yang datang pada malam hari" kemudian berkata:
Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?" kemudian
menafsirkannya dengan:
setiap orang pasti ada penjaganya" maksudnya adalah setiap manusia pasti
memiliki penjaga dari Allah yang akan menjaga dirinya dari kerusakan sebagaimana
yang dikemukakan dalam firman Allah: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
643
Thabari, 24/351.
644
Fathul Bari, 9/251.
645
Ahmad, 3/419.
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah646.” (Ar-Ra’d: 11).
.membangkitaknnya kembali
Allah berfirman:
Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar" adalah air mani yang keluar
secara muncrat dari laki-laki dan perempuan, sehingga dari keduanya melahirkan anak
atas izin Allah. oleh karena itu, Allah berkata:
yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada" maksudnya
adalah tulang punggung laki-laki, dan tulang dada wanita. Syabib bin Basyar berkata
dari Ukramah dari ibn Abas:
bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula
646
beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah
malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah
yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada" maksudnya
adalah tulang punggung laki-laki dan tulang dada wanita adalah sangat kuning dan
lembut, di mana seorang anak tidak mungkin ada selain dari hasil keduanya."647
Pada hari Kiamat, manusia tidak lagi memiliki kuasa dan penolong.
Pada hari ditampakkan segala rahasia," maksudnya adalah pada hari Kiamat,
ditampakkanlah segala kerahasiaan, sehingga sesuatu yang disembunyikan menjadi
tampak jelas. Telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari ibn Umar
berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Setiap orang yang pergi akan mengangkat
bendera pada duburnya dan dikatakan ini adalah bendera fulan bin fulan." 648 Dan
firman Allah: " maka manusia tidak lagi mempunyai" maksudnya adalah
manusia di hari Kiamat. " suatu kekuatan" maksudnya adalah dari dalam
dirinya. " dan tidak (pula) ada penolong" maksudnya adalah seorang yang
mengeluarkannya dari siksa itu. Artinya adalah tidak ada seorang pun yang mampu
menyelamatkannya dari siksa Allah.
647
Dar Mantsur, 8/475.
648
Bukhari, 6177, 6178, dan Muslim, 3/1359.
9 05)
Raj’i berarti kembali berputar. Hujan dinamakan raj’i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal
dari uap yang naik dari bumi ke udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan
dari atas kembali ke bumi, dan begitulah seterusnya.
dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan,
sungguh, (Al-Qur’an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan
yang batil),
649
Ibn Abas berkata: "Raj'u artinya adalah hudan." Dan dari ibn Abas pula: Itu
:adalah mendung yang mengandung hujan." Dan dari ibn Abas pula
Demi langit yang mengandung hujan,905" hujan dan kemudian hujan." Qotadah
berkata: Menghujani rizki manusia setiap tahun. Jika tidak ada hujan, niscaya meraka
akan binasa dan hancurlah penghidupan mereka."650
649
Thabari, 24/360.
9 05)
Raj’i berarti kembali berputar. Hujan dinamakan raj’i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal
dari uap yang naik dari bumi ke udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan
dari atas kembali ke bumi, dan begitulah seterusnya.
650
Thabari, 24/360.
651
Thabari, 24/360.
652
Dar Mantsur, 8/477.
sungguh, (Al-Qur’an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan
yang batil)," Ibn Abas berkata: Hak (benar)."653 begitu pula yang dikatakan oleh
Qotadah, dan yang lainnya berkata: "Hukum (keputusan) yang adil".
Surat Sabh
Makkiyah
(Ini adalah surat Makkiyah yang turun sebelum hijrah). Buktinya adalah apa
yang telah diriwayatkan oleh Bukhari dari Bira' bin Azib berkata: "Shabat nabi yang
pertama mendatangi kita adalah Mush'ab bin Umari dan ibn Ummi Maktub.
Keuduanya membacakan al-Qur'an kepada kami, dan lantas datanglah Umar, Bilal,
dan Said. Kemudian datanglah Umar bin Khatab dalam dua puluh, kemudian
653
Thabari, 24/362.
datanglah Rasulullah. Aku tidak pernah melihat kegembiraan penduduk Madinah
terhadap sesuatu yang melebihi kegembiraan mereka saat kedatangan Rasulullah.
Hingga kami melihat anak-anak kecil berkata: "Ini adalah Rasulullah Saw. beliau
telah datang." Beliau tidak datang sebelum turunnya " Sucikanlah nama Tuhanmu
Yang Mahatinggi," (Sabh: 1) dan surat semisalnya.654 Imam Ahmad meriwayatkan
dari Ali ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. menyukai surat: " Sucikanlah nama
Tuhanmu Yang Mahatinggi" (Sabh: 1)." Ini hanya diriwayatkan oleh Ahmad.655 Dan
telah dikemukakan dalam Shahih Bukhri dan Muslim bahwa Rasulullah Saw. berkata
kepada Muadz: "Kenapa engkau tidak shalat dengan membaca "Sabbihisma Rabbukal
A'la, wa Syamsy wa Dhuhaha' wa Laili Iza Yaghsya". 656 Imam Ahmad meriwayatkan
dari Nu'man bin Busyair bahwa Rasulullah Saw. membaca "Sabbihisma Rabbukal
A'la dan Hal Ata Haditsul Ghatsiyah di dalam shalat hari raya idul Fitri dan Idul
Adha. Dan ketika keduanya bersamaan dengan hari Jum'at, maka beliaupun juga
membacanya sekaligus."657 Muslim meriwayatkan dalam Kitab Shahihnya dan abu
Dawud, Tirmizi, an-Nasa'i, dan diriwayatkan oleh ibn Majah dan kata dari Musalim
dan pemilik kitab Sunan: "Bahwasanya Rasulullah Saw. membaca "Sabbihisma
Rabbukal A'la dan Hal Ata Haditsul Ghatsiyah di shalat hari raya Idul Fitri dan hari
raya Idul Adha, dan shalat jum'at. Ketika keduanya (shalat Id dengan shalat Jum'at)
menjadi satu, maka beliau membacanya di kedua shalat itu." Imam Ahmad
meriwayatkan dalam Musnadnya dari hadits bin abi Ka'ab dan Abdullah bin Abas dan
Abdurrahman bin Ibzi dan Aisyah Ummul Mu'minin bahwa dalam shalat witir,
Rasulullah Saw. membaca "Sabbihisma Rabbukal A'la dan Qul Ya Ayyuhal Kafirun,
dan Qul HuwaAllahu Ahad," dan Aisyah menambahkan : "Dan juga dengan al-
Maudzatain."
kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, Dia mengetahui yang terang dan
yang tersembunyi.
Imam Ahmad berkata: "Telah berkata kepada kita abu Abdurrahman, telah
berkata kepada kita Musa, yaitu ibn Ayub al-Ghafiqi, telah berkata kepada kita
pamanku Iyas bin Amir, aku mendengar Uqbah bin Amir al-Juhni berkata: "Ketika
turun ayat: “Maka bertasbihlah dengan menyebut nama Allah yang maha agung.”
(ayat: 74) maka Rasulullah Saw. berkata kepada kita: "Jadikanlah itu di dalam rukuk
kalian." Sehingga ketika turun ayat: " Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi"
(Sabh: 1) beliau berkata: "Jadikanlah itu di dalam sujud kalin." Diriwayatkan oleh abu
Dawud dan ibn Majah.658
Ibn Jarir meriwayatkan dari Ishak al-Hamdani bahwa ibn Abas membaca:
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi" (Sabh: 1) dan berkata: "Maha suci
Tuhanku yang maha luhur." Dan ketika membaca: "Aku bersumpah demi hari kiamat"
(al-Qiyamah: 1) dan ketika telah membaca ayat yang terakhirnya: " Bukankah (Allah
yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?. (al-Qiyamah 40)
berkata: "Maha suci Engkau, dan iya," Qotadah berkata: Sucikanlah nama Tuhanmu
Yang Mahatinggi." (Sabh: 1). Dan lantas mengemukakan kepada kita bahwa
658
Ahmad, 4/155, abu Dawud, 1/542, dan ibn Majah, 1/287.
Rasulullah ketika membaca surat tersebut, berkata: "Maha Suci Tuhanku yang maha
luhur."659
Allah berfirman:
659
Thabari, 24/367.
660
Maksudnya: memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya
masing-masing
661
Muslim, 4/2044.
lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman" ibn Abas
berkata: "kering dan berubah-ubah." Mujahid, Qotadah, dan ibn Zaed juga berkata
seperti itu.662
sehingga engkau tidak akan lupa," ini merupkaan pemberitahuan dan janji Allah
kepadanya (Muhammad). Bahwasanya Ia akan membacakan kepadanya sebuah
bacaan yang tak akan ia lupakan.
sehingga engkau tidak akan lupa" adalah sebuah tuntutan. Arti ititsna'
(pengecualian) di sini adalah apa yang telah dinash (dihapus). Sehingga maksudnya
adalah jangan engkau lupakan apa yang telah Kami bacakan kepadamu selain apa
yang dihapus oleh Allah. Di mana tidak menjadi persoalan bagimu jika engkau
meninggalkannya (apa yang telah dihapus oleh Allah itu). dan maksud dari firman
Allah:
662
Thabari, 24.369, 370.
Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi" adalah bahwa ALLah
mengetahui apa yang ditampakkan oleh seorang hamba dan apa yang
disembunykannya pula dari perkataan maupun perbuatan. Semua itu tidak ada yang
samar bagi Allah. dan maksud dari firman Allah:
oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat" adalah
peringatan yang memperingatkan. Di sini mengandung sebuah adab (tata krama)
dalam menyebarkan ilmu. Yaitu tidak memberikan ilmu selain kepada orang yang
mampu menerimanya sebagaimana yang dikatakan oleh Amirul Mukminin, Ali ra:
"Berkatalah kepada manusia tentang apa yang mereka ketahui. Apakah kalian hendak
mendustakan Allah dan RasulNya?." Dan maksud dari firman Allah:
orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran" adalah ia akan
mendapatkan pelajaran dari apa yang telah engkau sampaikan kepadanya, wahai
Muhammad sehingga akan muncul ketakutan dari hatinya dan mengetahui bahwa
dirinya akan bertemu denganNya. Maksud dari firman Allah:
dan orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya, (yaitu) orang yang akan
memasuki api yang besar (neraka), selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak
(pula) hidup" adalah ia tidak mati sehingga bisa beristirahat, dan tidak hidup dengan
kehidupan yang bermanfaat baginya. Namun neraka adalah mara bahaya baginya.
karena neraka itu, ia merasakan apa yang telah diganjarkan kepadanya yang berupa
siksa yang pedih dan berbagai macam siksaan. Imam Ahmad meriyatkan dari abi Said
bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Adapun penghuni neraka adalah orang-orang yang
tidak hidup dan mati di dalamnya, sedangkan orang-orang yang dikehendaki oleh
Allah untuk mendapatkan rahmatnya, maka Allah akan mematikannya di dalam
neraka hingga datanglah syafaat kepadanya, hingga datang seorang penolong
mengambil dirinya dari neraka dan lantas menanamkannya," atau Rasulullah berkata:
"Dan lantas menanamkannya di dalam sungai kehidupan," atau Rasulullah berkata:
"Di dalam kehidupan", atau berkata: "Hewan" atau berkata: "Di dalam sungai surga,"
sehingga mereka menumbuhkan biji-bijian yang ada bawa oleh aliran air." Berkata:
"Dan Nabi bersabda: "Apakah kalian pernah melihat sebuah pohon yang mulanya
hijau, kemudian kuning, dan kemudian hijau?." Berkata: "Sebagian shahabat berkata:
"Seolah-olah nabi berada di pedalaman."663
Ahmad juga meriwayatkan dari abi Said al-Khudri bahwa Rasulullah Saw.
bersabda: "Adapun penghuni neraka yang memang merupakan orang-orang yang
pantas di dalamnya adalah tidak mati dan juga tidak hidup. Sedangkan orang-orang
yang masuk neraka karena dosa – atau Rasulullah berkata: "Karena kesalahan
mereka", maka Allah mematikan mereka hingga menjadi arang karena mendapat
sebuah syafa'at. Kemudian mereka disatukan lagi dan lantas ditenggelamkan ke dalam
sungai-sungai surga dan kemudian dikatakan: "Wahai Ahli surga, tenggelamkanlah
mereka." sehingga mereka lantas menumbuhkan biji-bijian yang dibawa oleh aliran
sungai." Berkata: "Berkatalah seorang laki-laki dari sekelompok orang: "Seolah-olah
Rasulullah berada di pedalaman."664 Diriwayatkan oleh Muslim.665
663
Ahmad, 3/11.
664
Ahmad, 3/11.
665
Muslim, 11/172.
padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
666
Thabari, 24/374.
padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal" maksudnya adalah
pahala Allah di akhirat lebih baik ketimbang dunia. sebab dunia sangatlah rendah dan
bisa sirna, sedangkan akhirat adalah mulia dan abadi. Oleh karena itu, bagimana
mungkin seorang yang berakal malah terpengaruh terhadap yang sirna dengan
mengalahkan apa yang abadi, dan memperhatikan apa yang sebentar lagi hilang dan
malah meninggalkan rumah keabadian dan kekekalan. Imam Ahmad meriwayatkan
dari Aisyah bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Dunia adalah rumah bagi seorang yang
tidak punya rumah, harta bagi seorang yang tidak memiliki harta, dan hanya
dikumpulkan oleh orang-orang yang tidak berakal."668
Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Musa al-Asy'ari bahwa Rasulullah Saw.
berkata: "Barang siapa yang lebih mencintai dunianya, maka itu akan lebih
membahayakan akhiratnya. Dan barang siapa lebih mencintai akhiratnya, maka itu
akan lebih membahayakan dunianya, sehingga apa yang kekal mempengaruhi apa
yang akan sirna."669 Hanya diriwayatkan oleh Ahmad.
667
Thabari, 24/374.
668
Ahmad, 6/71.
669
Ahmad, 4/412
AL-GĀSYIYAH
MAKKIYYAH
670
THabari, 24/276.
671
Thabari, 24/377.
672
Thabari, 24/375.
Membaca al-A'la dan al-Gasyiyah pada shalat Jum'at
Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,
Al- Gasyiyah merupakan salah satu nama hari Kiamat. Ini diktakan oleh ibn
Abas., Qotadah, dan ibn Zaed.677 Sebab itu menutupi dan menyelimuti manusia. dan
maksud dari firman Allah:
673
Muslim, 2/374.
674
Al-Muwatha', 1/111.
675
Abu Dawud, 1/670, an-Nasa'I, 3/112
676
Muslim, 2/598, ibn Majah, 1/355.
677
Thabari, 24/381.
Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk terhina" adalah hina sebagaimana
yang dikatakan oleh Qotadah.678 Ibn Abas berkata: "Wajahnya tertunduk hina, dan
perbuatannya tidak lagi berguna. Dan maksud dari firman Allah:
mereka memasuki api yang sangat panas (neraka)" maksudnya adalah panas
yang amat sangat.
diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas" maksudnya adalah
panas dan didihannya sudah puncak. Ini dikatakan oleh ibn Abas, Mujahid, Saddi, dan
Hasan.681
Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri" dari makanan
yang paling buruk, jorok, dan hina."685 Dan maksud dari firman Allah:
682
Thabari, 24/386
683
Thabari, 24/383.
684
Thabari, 24/384.
685
Thabari, 24/384.
.Keadaan ahli surga pada hari Kiamat
Pada hari itu banyak (pula) wajah" maksdunya adalah pada hari Kiamat.
"yang berseri-seri" maksudnya adalah dapat diketahui adanya kesenangan
pada wajah tersebut. Itu dapat diperoleh karena:
merasa senang karena usahanya (sendiri)" senang dengan usahanya sendiri. dan
maksud dari firman Allah:
(mereka) dalam surga yang tinggi" adalah yang tinggi, yang indah, dan merasa
aman dalam kamar-kamar.
Di sana ada mata air yang mengalir" maksudnya adalah yang mengalir. Ini
merupakan isim nakirah dalam redaksi kata pengukuhan. Sehingga yang dimaksud
dalam ayat ini bukanlah satu mata air, namun adalah jenis yang mencakup
keseluruhan mata air yang mengalir. Ibn Abu Hati meriwayatkan dari abu Hurairah
bahwa Rasulullah Saw. berkata: Sungai-sungai surga mengalir dari bawah gunung
kasturi."686
686
Ibn Haban, 2622 (Mawaridul Dhama'an).
Di sana ada dipan-dipan yang ditinggikan." Yang tinggi, nyaman, dan banyak
tempat tidur yang tinggi atapnya, dan di atasnya terdapat bidadari-bidari. Berkata:
"Ketika ia ingin duduk di atas tempat tidur itu, maka Allah merendahkan tempat tidur
tersebut untuknya.
dan bantal-bantal sandaran yang tersusun." Ibn Abas berkata: "Nawariq adalah
bantal-bantal.687 Betitu pula yang dikatakan oleh Ukramah, QOtadah, Dhahak, Saddi,
Tsauri, dan lainnya. Dan maksud dari firman Allah:
Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka." Ibn Abas, Mujahid, dan
selain keduanya berkata: "Engkau bukanlah orang yang bisa memaksa mereka.
Artinya adalah engkau bukanlah orang yang mempu menciptakan keimanan dalam
hati mereka. Ibn Zaed berkata: "Engkau bukanlah orang yang mampu memaksa
mereka untuk beriman." Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah
Saw. berkata: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka
mengatakan: "Tidak ada Tuhan selain Allah. Ketika mereka mengatakan hal itu, maka
690
Ahmad, 3/143.
691
Bukhari, 63, Muslim, 1/41, abu Dawud, 486, Tirmizi, 619, an-Nasai dalam al-Kubra, 2401, 2402,
ibn Majah, 1402.
terjagalah dariku darah dan harta mereka selain hak yang harus ditunaikan. Sedangkan
perhitungan mereka adalah ditangan Allah. kemudian beliau membaca: " Maka
berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi
peringatan. Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka." (al-Gasyiyah: 21-
22).692 Dan seperti itulah yang diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Iman, Tirmizi,
an-Nasa'i dalam kitab Tafsir yang adala dalam kitab sunan keduanya. 693 ini adalah
hadits shahih yang dikeluarkan dari Shahih Bukhari dan Muslim.694
kecuali (jika ada) orang yang berpaling dan kafir" adalah berpaling dari amal
perbuatan dan rukun-rukunnya, dan mengingkari kebenaran dengan perbuatan dan
perkataannya. Ini seperti dalam firman Allah: “Dan ia tidak mau membenarkan (rasul
dan Al Quran) dan tidak mau mengerjakan shalat. Tetapi ia mendustakan (rasul) Dam
berpaling (dari kebenaran).” (al-Qiyamah: 31). Oleh karena itu, Allah berfirman:
maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar." Dan maksud dari
firman Allah:
692
Ahmad, 3/300.
693
Muslim, 1/53, dan Tuhfatul Ahwadzi, 9/265, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/514.
694
Fathul Bari, 1/95, dari ibn Umar, dan Muslim, 1/52
AL-FAJR
MAKKIYYAH
An-Nasa'i meriwayatkan Jabir bahwa Muadz bin Jabal melakukan shalat, dan
lantas datanglah seorang laki-laki menghampirinya dan melakukan shalat bersamanya.
Pada saat itu, Maudz memanjangkan shalatnya sehingga laki-laki tersebut melakukan
shalat sendiri tempat yang lain dalam masjid dan lantas meninggalkan tempat. Hal itu
akhirnya disampaikan kepada Muadz sehingga Muadz berkata: "Munafik." Kemudian
hal itu dilaporkan kepada Rasulullah dan lantas Rasulullah berkata kepada laki-laki
tersebut, sehingga laki-laki itu berkata: "Aku datang untuk melakukan shalat
bersamanya, namun shalatnya sangatlah lama sehingga aku pun memisahkan diri
darinya dan lantas melakukan shalat di tempat yang lain dalam masjid, dan kemudian
menaiki ontaku." Maka Rasulullah Saw. berkata: "Apakah engkau ingin menarik
perhatian, wahai Muadz?. Kemanakah Sabbihisma Rabbukal A'la, Wa Syamsyu wa
Dhuhaha, wa al-Fajr, dan wa Laili idza Yaghsyaha."695
Demi fajar,
Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi
orang-orang yang berakal?
695
An-Nasa'ai dalam al-Kubra, 6/55.
9 06)
Malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadan. Dan ada pula yang mengatakan sepuluh yang
pertama dari bulan Muharam termasuk di dalamnya hari Asyura. Ada pula yang mengatakan
sepuluh malam pertama pada bulan Zulhijah.
Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat
terhadap (kaum) ’Ad?,
yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,
Adapun tentang fajar adalah sudah diketahui, yaitu subuh. Ini dikatakan oleh
Ali, ibn Abas, Ukramah, Mujahid, dan Saddi."696 Dari Masruq dan Muhammad bin
Ka'ab berkata: "Yang dimaksud adalah terutama fajar (subuh hari) pada hari Nahr.
Yaitu dipenghujung malam yang kesepuluh."697 Sedangkan yang dimaksud dengan
"Malam yang kesepuluh" adalah malam kesepuluh bulun Dzil Hijjah sebagaimana
yang dikatakan oleh ibn Abas, ibn Zubair, Mujahid, dan lebih dari satu orang dari
kalangan ulama' Salaf dan Khalaf.698 Dan telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari
dari ibn Abas secara Mauquf: "Tidak ada amal perbuatan baik yang paling dicintai
oleh Allah ketimbang yang dilakukan pada hari ini." Maksudnya adalah hari
kesepuluh bulan Dzil Hijjah. Mereka berkata: "baik itu Jihad di jalan Allah?." ibn
Abas berkata: "Baik itu Jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang telah
mengeluarkan diri dan hartanya, dan lantas tidak ada sesuatu pun yang kembali dari
9 07)
Lembah ini terletak dibagian utara Jazirah Arab antara kota Madinah dan Syam. Mereka
memotong-motong batu gunung untuk membangun gedung-gedung tempat tinggal mereka dan ada
pula yang melubangi gunung-gunung untuk tempat tinggal mereka dan tempat berlindung.
696
Thabari, 24/395, al-Baghawi, 4/481.
697
Qurthubi, 20/39.
698
Thabari, 24/396.
semua itu."699 Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah Saw. berkata:
"Sesungguhnya yang dimaksu dengan "sepuluh" adalah hari ke sepuluh bulan Adha,
"yang ganjil" adalah hari Arafah, dan "yang genap" adalah hari Nahr."700
Diriwayatkan pula oleh an-Nasa'i.701 Tidak ada permasalahan pada diri perawai-
perawi hadits tersebut. Namun menurut kami, matan hadits tersebut tidak sampai
kepada Rasulullah. Dan hanya Allah yang paling tahu.
demi yang genap dan yang ganjil." Al-Aufi berkata dari ibn Abas: "Maksudnya
adalah jika pergi."702 Abdullah bin Zubair berkata:
:demi malam apabila berlalu" jika berjalan.704 Dan maksud dari firman Allah
Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi
orang-orang yang berakal?" adalah bagi orang yang memiliki akal, pikiran,
argumentasi dan agama. Dan bahwasanya akal dinamakan sebagai Hijr (menghalangi)
adalah karena ia menghalangi manusia untuk melaksanakan apa yang tidak layak
untuk dilakukan dan dikatakan. Misalnya adalah "Hajrul Bait" (kamar/tembok
rumah), karena menghalangi pencuri karena adanya tembok yang tinggi. Dan
sebagian contohnya lagi adalah Hijrul Yamamah (tembok Yamamah), dan Hijrul
Hakim ala Fulan (hakim menghalangi si fulan), yaitu ketika menghalangi tindakannya
“mereka berkata: "Hijraan mahjuuraa705. (al-Furqon: 22). Semua itu adalah satu
699
Fathul Bari, 2/530.
700
Ahmad, 3/327.
701
An-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/517.
702
Thabari, 24/401.
703
Thabari, 24/401.
704
Thabari, 24/401.
705
Ini suatu Ungkapan yang biasa disebut orang Arab di waktu menemui musuh yang tidak dapat
dielakkan lagi atau ditimpa suatu bencana yang tidak dapat dihindari. Ungkapan Ini berarti: "Semoga
Allah menghindari bahaya Ini dari saya".
cakupan, dan artinya saling berdekatan. Sumpah ini adalah dengan menggunakan
waktu-waktu shalat, dan dengan ibadah itu sendiri yang berupa haji, shalat dan
selainnya yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah oleh hamba-
hambaNya yang bertakwa, taat, takut dan tunduk kepadaNya.
706
Thabari, 24/404.
(yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-
bangunan yang tinggi" adalah Athaf Bayan (Athaf penjelas) untuk menambahkan
pengetahuan tentang mereka. dan maksud dari firman Allah:
yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain."
Maksudnya adalah tidak ada suatu kabilah yang ada di negara mereka yang bisa
membangun kota-kota seperti itu, karena kekuatan dan keperkasaan tubuh mereka
(kaum Ad). Mujahid berkata: Irim adalah suatu umat terdahulu. Yaitu kaum Ad yang
generasi pertama. Qotadah bin Da'amah dan Saddi berkata: "sesungguhnya Irim
adalah rumah kerajaan Ad. Ini adalah pendapat yang baik dan kuat.
Allah berfirman:
yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain." Ibn
Zaed mengembalikan dhamir dalam ayat itu pada kata "al-Umad" karena
ketinggiannya. Dan berkata: "Mereka membangun tiang secara bengkok yang tidak
bisa ditiru oleh kaum lainnya dalam negeranya. 707 Sedangkan Qotadah dan ibn Jarir
mengembalikan dhamir tersebut pada "kabilah". Maksudnya adalah kabilah tersebut
tidak ada yang bisa menyamainya di negeri-negeri lain. Maksudnya adalah pada masa
mereka.708 perkataan ini adalah yang benar. sedangkan perkataan ibn Zaed dan orang
yang sependapat dengannya adalah lemah. Sebab seandainya yang dikehendaki adalah
seperti itu redaksi katanya adalah: "Yang belum pernah ada perbuatan itu, dinegeri-
negeri lain", padahal redaksi katanya adalah: "yang belum pernah dibangun (suatu
kota) seperti itu, di negeri-negeri lain."]
Tentang Fir'aun
Allah berfirman:
Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata,
"Tuhanku telah menghinaku."908)
9 09)
Tidak memberikan hak-hak anak yatim dan tidak berbuat baik kepadanya.
"Sebaik-baik rumah umat Islam adalah sebuah rumah yang di dalamnya terdapa anak
yatim yang diperlakukan secara baik. Dan seburuk-buruk rumah umat Islam adalah
sebuah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan
buruk."713 Kemudian Rasulullah berkata seraya memberi isyarat dengan jari
jemarinya: "Aku dan orang-orang yang menanggung anak-anak yatim berada di surga,
dan seperti itulah."
Abu Dawud meriwayatkan dari Sahal, maksudnya adalah ibn Said bahwa
Rasulullah Saw. bersabda: "Aku dan orang yang menanggung anak yatim, seperti dua
ini di surga." Rasulullah membandingkan antara jari tengahnya dengan jari telunjuk.714
dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin" maksudnya
adalah tidak saling memerintahkan untuk berbuat baik kepada fakir miskin, dan saling
mendorong satu sama lain untuk melakukan hal itu.
dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; pada hari itu sadarlah
manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu.
713
Ibn Majah, 2/1213.
714
Abu Dawud, 5/356.
Dia berkata, "Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan)
untuk hidupku ini."
Maka pada hari itu tidak ada seorang pun yang mengazab seperti azab-Nya
(yang adil),
Allah memberitahukan tentang kegaduhan yang amat sangat pada hari Kiamat,
dengan mengatakan: "Sekali-kali tidak!." Maksdunya adalah sungguh benar.
715
Ahmad, 1/282.
Itu adalah awal syafaat, dan itu merupakan tingkatan yang sangat terpuji
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat "Subhan". Maka datanglah Tuhan
untuk memberi keputusan sebagaimana yang Dia kehendaki, dan malaikat-malaikat
datang dihadapanNya secara berbaris-baris.
dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam" Imam Muslim bin Hijaj
meriwayatkan dalam kitab Shahihnya dari Abdullah, yaitu ibn Mas'ud bahwa
Rasulullah Saw. bersabda: "Pada hari itu, Allah mendatangkan Jahaman dengan
70.000 tali kekang. Di mana tiap-tiap kali kekang itu, terdapat 70.000 malaikat yang
sedang menariknya."716 Dan seperti itulah yang diriwayatkan oleh Tirmizi.717 Dan
maksud dari firman Allah:
pada hari itu sadarlah manusia" adalah bahwa mengingat amal berbuatannya,
yang paling dahulu maupun yang paling belakangan yang dilakukannya.
tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu." Maksudnya adalah bagaimana
ingatan/kesadaran itu bermanfaat baginya."
716
Muslim, 4/2184.
717
Tuhfatul Ahwazi, 7/294.
Sehingga berharap bahwa seandainya dirinya kembali ke dunia, maka ia akan
menambah pahala dan ganjaran yang dimilikinya."718
Allah berfirman:
Maka pada hari itu tidak ada seorang pun yang mengazab seperti azab-Nya
(yang adil)." Maksudnya adalah bahwa tidak ada seorang pun yang mampu mengazab
lebih hebat daripada azab Allah terhadap orang yang mendurhakaiNya.
dan tidak ada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya" maksudnya adalah
tidak ada seorang pun yang ikatan dan cengkramannya mampu melebihi ikatan dan
cengkraman malaikat Zabaniyah terhadap orang yang mengkafiri Tuhannya. Dan ini
adalah diperuntukkan bagi orang-orang yang melakukan perbuatan dosa. Sedangkan
jiwa yang suci dan tenang merasakan ketenangan bersama Allah, sehingga di sini
Allah berkata tentang mereka:
dan masuklah ke dalam surga-Ku." Ini juga dikatakan kepada jiwa ketika
dihadirkan pada hari Kiamat, sebagaimana para malaikat juga memberikan kabar
gembira kepada orang-orang yang beriman di saat mereka bangkit dari kubur.
:dan ibn Hatim meriwayatkan dari ibn Abas tentang firman Allah
718
Ahmad, 4/185.
Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida
dan diridai-Nya." Berkata: Ayat ini turun ketika abu Bakar sedang duduk, sehingga ia
berkata: "Wahai Rasulujllah, apa baiknya ini?." Rasulullah berkata: "Bahwasanya
akan ini nantinya akan dikatakan kepadamu."719
AL-BALAD
MAKKIYYAH
Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa
atasnya?
Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya?
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikkan dan kejahatan).
719
Ibn abi Hatim, ibn Mardawiyah dan Dhiya' al-Maqdusi dalam al-Mukhtar, Dar Mantsur, 8/513.
Bersumpah dengan kemuliaan Makkah dan selainnya bahwa penciptaan
manusia berada dalam susah payah.
Ini merupakan sumpah dari Allah dengan mengatas namakan Makkah (Ummul
Qura'), tentang keberadaan orang-orang yang tinggal di sana secara halal, untuk
mengingatkan akan ketinggian tingkatan tanah Makkah tersebut ketika penghuninya
melakukan Ihram. Khusaif berkata dari Mujahid.
Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah)." Kata La' adalah untuk membantah
mereka. Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah). Syaibah bin Basyar berkata dari
Ukramah dari ibn Abas:
720
Qurthubi, 20/60, Dar Mantsur, 8/518.
721
Qurthubi, 20/60, Dar Mantsur, 8/518.
722
Dar Mantsur, 8/518.
723
Fathul Bari, 4/56.
724
Fathul Bari, 1/238.
dan demi (pertalian) bapak dan anaknya." Mujahid, abu Shalah, Qotadah,
Dhahak, Sufyah ats-Tsauri, Said bin Jabir, Syarhabil bin Said dan selainnya berkata:
"Maksudnya adalah demi bapak Adam, dan anak yang dianakkan oleh anaknya." 725
Dan menurut Mujahid dan teman-temannya, pendapat itu adalah baik dan sekaligus
kuat. Itu semua karena di saat Allah bersumpah dengan Makkah yang merupakan
sebuah pemukiman, maka setelahnya Allah bersumpah dengan orang yang
mendiaminya, yaitu Adam dan anaknya. Abu Umar al-Juni berkata: "Itu adalah
Ibrahim dan keluarganya." Ini diriwatykan oleh ibn Jarir, 726 dan abu Hatim. Ibn Jariri
memilih bahwa itu adalah umum bagi kesemua bapak dan anaknya."727
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah" ibn abi
Najih dan Juraij berkata dari Atha' dari ibn Abas: "fi Kabd" maksudnya adalah dalam
susahnya penciptaan. Apakah engkau tidak melihat kelahiran dan tumbuhnya gigi-
giginya."728 Mujahid berkata: "Dalam susah payah", sepirma, darah, dan
kemudian segumpal daging adalah kerumitan dalam penciptaan. Mujahid berkata: "Ini
seperti firman Allah: “ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula).” (al-Haqoh: 15). Menyusuinya dan
menghidupinya dengan susah payah. Said bin Jabir berkata:
Allah berfirman:
725
Qurthubi, 20/61, Dar Mantsur, 8/519, Thabari, 24/433.
726
Thabari, 24/433.
727
Thabari, 24/433.
728
Thabari, 24/433.
729
Dar Mantsur, 8/520.
730
Thabari, 24/436.
Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa
atasnya?. Hasan Basri berkata: "Maksud dari:
Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa
atasnya?" adalah mengambil hartanya." Dan Qotadah berkata:
Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa
atasnya?" manusia menyangka bahwa tidak akan ditanyakan kepadanya tentang
darimana hartanya itu berasal, dan untuk apa saja ia menggunakannya." 731 Dan
maksud dari firman Allah:
Dia mengatakan, "Aku telah menghabiskan harta yang banyak" adalah manusia
berkata: "Aku telah menghabisakan harta yang sangat banyak." Ini dikatakan oleh
Mujahid, Hasan, Qotadah, Saddi, dan selainnya.732
Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya?." Mujahid
berkata: "Maksudnya adalah apakah ia mengira bahwa Allah tidak melihatnya?."
Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh ulama' salaf selain Mujahid. Dan maksud dari
firman Allah:
731
Thabari, 24/437
732
Thabari, 24/436.
Membedakan antara yang baik dan yang buruk merupakan sebuah
kenikmatan pula.
Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu?
Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman, dan saling berpesan untuk
bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan
kanan.
733
Thabari, 24/437.
734
Thabari, 24/437, 438, Dar Mantsur, 8/521, 522.
735
Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan
Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah
golongan kiri.
Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar?" maksudnya adalah
apakah dia tidak menempuh jalan yang di dalamnya terdapat keselamatan dan
kebaikan," dan kemudian Allah menjelaskannya dengan mengetakan:
Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? (Yaitu)
melepaskan perbudakan (hamba sahaya), atau memberi makan."736 Diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dari Said bin Marjanah bahwa ia mendengar abu Hurairah berkata
bahwa Rasulullah Saw. Berkata: "Barang siapa memerdekakan seorang budak yang
beriman, maka Allah akan memerdekakan setiap anggota badannya dari api neraka
karena telah memerdekakan tiap-tiap anggota badan budak tersebut. Sehingga Allah
akan memerdekakan tangannya karena telah memerdekakan tangan budak itu,
kakinya karena telah memerdekakan kaki budak itu, dan kemaluannya karena telah
memerdekakan kemaluan budak itu." Maka Ali bin HUsaian berkata: "Apakah engkau
mendengarkan ini dari abu Hurairah?." Said berkata: "Benar." Maka Ali bin Husain
lantas berkata kepada palayan laki-lakinya, dan lantas berkata: "Panggilkan Muthraf."
Ketika Muthraf telah berada di hadapannya, ia berkata: "Pergilah. Engkau bebas
karena Allah."737 Dan telah diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmizi, an-Nasa'I,
dari jalur periwayatkan Said bin Marjanah.738
(Jalur lain). Ahmad meriwayatkan dari abu Amamah dari Umar bin Absah,
bahwa Salmi berkata: Aku berkata kepadanya: "Kami telah mengemukakan sebuah
hadits yang kami dengar dari Rasulullah, tanpa adanya pengurangan dan keraguan di
dalamnya. Berkata: "Aku mendengarkannya berkata: "Barang siapa memiliki tiga
anak dalam Islam dan semuanya lantas meninggal dunia sebelum memasuki akil
balik, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga karena keutamaan rahmatnya
kepada mereka. Barang siapa beruban (usia lanjut) di jalan Allah, maka ubannya itu
akan menjadi cahaya baginya di hari Kiamat. Barang siapa melempar panah di jalan
Allah, baik mengenai musuh atau tidak, maka pahalanya sama halnya dengan
memerdekakan seorang budak. Dan barang siapa memerdekakan budak yang beriman,
maka dengan tiap-tiap anggota badan budak itu, Allah akan memerdekakan tiap-tiap
anggota badannya (orang yang memerdekakan). Dan barang siapa menafkahi dua istri
di jalan Allah, maka terhadap surga yang memiliki delapan pintu itu, Allah akan
memasukkannya ke dalam surga dari arah yang ia sukai sendiri." 740 Dan diriwayatkan
dari suatu jalur periwayatan, dan sanad-sanad tersebut adalah baik dan kuat. Dan
hanya kepada Allah segala puji.
atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan" ibn Abas berkata: "Yang
sedang lapar."741 Dan seperti itu pula yang dikaktan oleh Ukrmah, Dhahak, Qotadah,
dan lebih dari satu orang."742 Saghbi artinya adalah lapar. Dan maksud dari firman
Allah: "Kepada anak-anak yatim" adalah pada hari seperti itu, memberi
makan kepada anak-anak yatim. "yang ada hubungan kerabat"
maksudnya adalah ada hubungan kerabat dengannya. Ini dikatakan oleh Ibn Abas,
Ukramah, Hasan, Dhahak, dan Saddi.743 Sebagaimana yang dikemukakan dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Salman bin Amir berkata: "Aku
739
Ahmad, 4/387.
740
Ahmad, 4/386.
741
Thabari, 24/442
742
Thabari, 24/442, 443.
743
Dar Mantsur, 8/525.
pernah mendengar Rasuylullah Saw. bersabda: "Sedekah kepada orang miskin adalah
satu sedekah, sedangkan kepada sanak kerabat adalah sedekah dan menyambung
hubungan."744 Dan ini telah diriwayatkan oleh Tirmizi dan Nasa'i,745 dan sanadnya
adalah Shahih. Dan maksud dari firman Allah:
atau orang miskin yang sangat fakir" adalah sangat fakir yang terkapar di tanah.
Termasuk pula adalah orang-orang gelandangan. Ibn Abas berkata: "Dza Matrabah
adalah seorang yang terbuang di jalan, yang tidak memiliki rumah dan tidak ada
sesuatu dari tanah (bumi) yang bisa menguatkannya.746
dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih
sayang." adalah bahwa ia termasuk seorang mukmin yang melakukan amal perbuatan
saleh, dan saling berpesan untuk bersabar atas perlakukan buruk manusia, dan malah
mengasihi mereka sebagaimana yang dikemukakan dalam hadits Nabi: "Orang-orang
yang penyayang, akan disayangi oleh Dzat Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu,
sayangilah orang yang ada di bumi, maka dzat yang ada di langit akan menyayangi
kalian."747 Dan dalam hadits yang lain: "Allah tidak akan menyayangi seorang yang
744
Ahmad, 4/214
745
Tuhfatul Ahwadzi, 3/324, Nasa'I, 5/92.
746
Thabari, 24/444.
747
Abu Dawud, 5/231.
tidak menyayangi manusia."748 Abu Dawud berkata dari Abdullah bin Umar berkata:
"Barang siapa yang tidak menyayangi orang yang lebih muda dan tidak mengetahui
hak orang yang lebih tua, maka ia tidak termasuk bagian dari kami." 749 Dan maksud
dari firman Allah:
Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan
kanan" adalah bahwa orang-orang yang bersifat seperti itu adalah orang-orang yang
berada di golongan kanan.
Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah
golongan kiri" maksudnya adalah golongan kiri.
Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat" maksudnya adalah menutupi
mereka dan tidak ada jalan keluar darinya. Abu Hurairah, ibn Abas, Ukramah, Said
bin Jabir, dan Mujahid,, Muhammad bin Ka'ab al-Qurthubi, Athiyah al-Aufi, Hasan,
Qotadah, Saddi. Maksud dari "di tutup rapat" adalah tertutup rapat." 750 Ibn
Abas berakta: "Pintu yang tertutup." Dan Dhahak berkata: adalah tembok
yang tak berpintu." Qotadah berkata: adalah tertutup rapat, tak ada cahaya
di dalamnya dan tak ada tempat keluarnya selama-lamanya." 751 Akhir surat al-Balad.
Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.
ASY-SYAMS
MAKKIYYAH
748
Muslim, 4/1809.
749
Abu Dawud, 5/231.
750
Thabari, 24/447, Dar Mantsur, 8/526.
751
Thabari, 24/447.
.Surah ke-91 : 15 ayat
Telah dikemukakan di atas tentang hadits Jabir yang ada di Shahih Bukhari
dan Muslim bawha Rasulullah Saw. berkata kepada Muadz: "Kenapa engkau tidak
shalat dengan Sabbihisma Rabbukal A'la, Wa Syamsyu wa Dhuhaha, Wa Laili idza
Yaghsya?."
ASY-SYAMS
MAKKIYYAH
Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari" maksudnya adalah cahayanya."752
Dan Qotadah berkata: maksudnya adalah keseluruhan siang."753 Ibn Jarir
berkata: "Yang benar adalah dikatakan bahwa Allah bersumpah dengan matahari dan
siangnya. Sebab cahaya matahari yang tampak adalah siang."
demi siang apabila menampakkannya" bahwa itu seperti firman Allah: “Dan
siang apabila terang benderang.” (al-Lail: 2). Dan mereka berkata tentang firman
Allah:
752
Thabari, 451
753
Thabari, 451
754
Thabari, 24/452
755
Thabari, 24/452
756
Thabari, 24/452
757
Thabari, 24/529
dan maksud dari firman Allah:
sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi
orang yang mengotorinya." Dimungkinkan maksudnya adalah sungguh beruntung
orang yang mensucikan jiwanya dengan cara mentaati Allah sebagaimana yang
dikatakan oleh Qotadah: "Dan mensucikannya dari akhlak yang tercela dan hina."
Dan diriwayatkan pula pendapat seperti itu dari Mujahid, Ukramah, dan Said bin
Jabir.
(hadits lain). Imam Ahmad meriwayatkan dari Zaed bin Arqom bahwa
Rasulullah Saw. bersabda: "Ya Allah, aku meminta perlindungan kepadaMu dari
kelemahan dan kemalasan, kepikunan, pengecut, pelit, dan siksa kubur. Ya Allah,
jadikanlah jiwaku sebagai jiwa yang bertakwa, dan sucikanlah sesungguhnya Engkau
768
THabari, 24/455.
769
Ahmad, 4/438, dan Muslim, 4/2041.
770
Thabari, 24/457.
771
Thabrani, 11/16.
adalah sebaik-baik Dzat yang mensucikannya. Engkau adalah Dzat yang merawatnya
dan sekaligus junjungannya. Ya Allah, aku memohon perlindungan kepadaMu dari
hati yang tak khusuk, dari jiwa yang tak merasa puas, ilmu yang tak bermanfaat,
seruan yang tak dijawab." Zaed berkata: "Sesungguhnya Rasulullah mengajarkannya
kepada kami, dan kami mengajarkannya kepada kalian."772 Diriwayatkan oleh
Muslim.773
lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina dari
Allah ini dengan minumannya."
772
Ahmad, 4/371.
773
Muslim, 4/2088.
774
Thabari, 24/457.
dipatuhi oleh mereka sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari
Abdullah bin Zam'ah berkata bahwa Rasulullah berkhutbah dan lantas
mengemukakan tentang onta dan orang yang menyembelihnya, sehingga beliau lalu
berkata: "" ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka." (Asy-Syamsy:
1196) ketika bangkit seorang laki-laki yang kuat, terhormat, dan kokoh di antara
kaumnya, seperti abi Zamamah."775 Diriwayatkan pula oleh Bukhari dalam tafsir dan
Muslim dalam sifat ahli neraka, dan Tirmizi dan Nasa'i dalam tafsir yang ada dalam
kita Sunan keduanya.776
lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina dari
Allah ini dengan minumannya" adalah Saleh as. "onta betina dari Allah"
maksudnya adalah berhati-hatilah kalian terhadap unta Allah jika menamakannya
dengan nama yang buruk. "dengan minumannya" maksudnya adalah
janganlah menyakiti minumannya. Sesungguhnya ia memiliki minumunam sehari-hari
sebagaimana kalian juga memiliki minuman sehari-hari. Allah berfirman:
AL-LAIL
MAKKIYYAH
Membaca surat " Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)" (al-
Lail: 1).
777
Thabrani, 24/460.
778
Thabrani, 24/460.
779
Thabari, 24/461.
Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,
Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu
pertolongan Allah),
Allah bersumpah:
demi siang apabila terang benderang." Maksudnya adalah dengan cahaya dan
pancarannya.
demi penciptaan laki-laki dan perempuan" adalah seperti firman Allah: “Dan
kami jadikan kamu berpasang-pasangan. (Abasa: 8). dan seperti firman Allah: “Dan
segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran
Allah.” (Dzariyat: 49). Ketika yang dibuat sumpah adalah sesuatu yang saling
bertentangan, maka yang disumpahi pun juga sesuatu yang saling bertangan pula.
Oleh karena itu, Allah berfirman:
Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa" adalah
memberikan apa yang diperintahkan untuk dikeluarkan, bertakwa kepada Allah dalam
segala urusannya.
Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu
pertolongan Allah)." maksudnya adalah terhadap apa yang ada pada dirinya.
"merasa dirinya cukup" Ukramah berkata dari ibn Abas: "Kikir terhadap
hartnya dan merasa tidak memerlukan pertolongan Tuhannya." 782 diriwayatkan oleh
ibn abi Hatim:
780
Thabari, 24/470.
781
Dar Mantsur, 8/535.
782
Thabari, 24/461.
terombang-ambing dalam kesesatan mereka.” (al-Baqoroh: 15). Ayat yang
mengandung pengertian seperti sangatlah banyak, bahwasanya Allah akan membalas
orang yang hendak melakukan kebaikan dengan pertolongan, dan membalas orang
yang hendak melakukan kebrukan dengan kesukaran. Semua itu merupakan sebuah
ketentuan yang sudah ditentukan. Dan hadits yang menunjukkan pengertian seperti itu
juga sangatlah banyak.
(Riwayat Abu Bakar Shidiq). Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Bakar
berkata: "Aku berkata kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah! Apakah kami
melakukan sesuatu atas apa yang telah lewat darinya, atau atas perintah yang akan
dilaksanakan?." Rasulullah berkata: "Tidak. Namun atas apa yang telah selesai
dariNya." Berkata: "Bagaimana kita melakukan amal perbuatan, wahai Rasulullah?.
Berkata: "Setiap kemudahan adalah untuk sesuatu di mana kemudahan itu diciptakan
untuknya."783
(Riwayat Ali ra). Bukhari meriwayatkan dari Ali bin abi Thalib berkata: "Ketika
kami sedang bersama dengan Rasulullah di Baqi' Grorqod karena ada suatu jenazah,
maka beliau berkata: "Tidak ada salah satu dari kalian selain tempatnya telah
ditetapkan di surga dan di neraka." Maka mereka berkata: "Wahai Rasulullah! Apakah
dengan demikian, kita harus bertawakal?." Rasulullah berkata: "Beramallah
(berbuatlah) sesungguhnya setiap kemudahan adalah untuk sesuatu di mana
kemudahan itu diciptakan untuknya." Kemudian beliau membaca: Maka barang siapa
memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya
pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju
kemudahan (kebahagiaan). Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup
(tidak perlu pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan
Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan)." (al-Lail: 5-10)." 784
Dan seperti itu pula yang diriwayatkan dari Ali bin abi Thalib: "Ketika kami sedang
ada jenazah di Baqi' (pemakaman) Ghardad, datanglah Rasulullah, lantas duduk
sehingga kami pun juga duduk disekitar beliau yang sedang membawa tongkat
komando, dan lantas memasangnya sehingga beliau duduk bersandar pada tongkat
komandonya itu, dan kemudian berkata: "Tidak ada seorang pun di antara kalian
selian kebagiaan dan penderitaannya telah ditentukan sebelumnya." maka berkatalah
seorang laki-laki kepadanya: "Wahai Rasulullah! Apakah dengan demikian, kita harus
783
Ahmad, 1/5.
784
Fathul Bari, 8/578, 579.
menyandarkan diri pada ketentuan kita dan meninggalkan amal perbuatan?. Sebab
jika salah satu dari kita sudah ditentukan kebahagiaannya, niscaya ia akan manjadi
orang yang bahagia. Sedangkan jika di antara kita sudah ditentukan menjadi seorang
yang menderita, maka ia pasti menjadi seorang yang menderita." Maka Rasulullah
berkata: "Adapun orang-orang yang sudah ditentukan kebahagiannya, maka akan
dimudahkan baginya untuk melakukan amal perbuatan orang-orang yang bahagia.
Sedangkan seorang yang sudah ditentukan menjadi orang yang menderita, maka akan
dimudahkan baginya untuk melakukan perbuatan orang-orang yang menderita."
Kemudian beliau membaca ayat: Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan
Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka
akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan). Dan adapun
orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), serta
mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju
kesukaran (kesengsaraan)." (al-Lail: 5-10).785 Dan telah dikeluarkan pula oleh Jama'ah
lainnya."786
(Riwayat Abdullah bin Umar). Imam Ahmad meriwayatkan dari ibn Umar
berkata bahwa Umar berkata: Wahai Rasulullah! Apakah kita melakukan amal
perbuatan atas dasar sesuatu yang telah lewat, atau atas dasar sesuatu yang akan
dimulai?." Rasulullah Saw. bersabda: "Karena sesuatu yang sudah lewat (ditentukan
sebelumnya)." Maka Syaraqah berkata: "Apabila demikian, untuk apa kita beramal
(melakukan sesuatu)?." Maka Rasulullah berkata: "Setiap orang yang melakukan amal
perbuatan, dimudahkan baginya untuk melakukan amal perbuatannya itu."787
diriwayatkan oleh Muslim.788
Ibn Jarir meriwayatkan dari Amir bin Abdullah bin Zubair berkata: "Bahwa abu
Bakar memeluk agama Islam di Makah, sehingga ia memerdekakan orang-orang yang
lemah dan wanita-wanita jika mereka memeluk agama Islam. oleh karena itu, ayahnya
berkata kepadanya: "Wahai anakku, aku melihatmu telah memerdekakan orang-orang
yang lemah. Seandainya engkau memerdekakan laki-laki yang kuat, maka mereka
bisa berdiri bersamamu, membela, dan melindungimu." Maka abu Bakar berkata:
"Wahai ayahku! Sesunggunya yang aku inginkan adalah apa yang ada di sisi Allah."
785
Fathul Bari, 8/579
786
Muslim, 2039, 2040, abu Dawud, 5/68, Tuhfatul Ahwadzi, 6/340, 9/270, Nasa'I dalam al-Kubra,
6/516, 517, ibn Majah, 1/30.
787
Thabari, 24/475.
788
Muslim, 4/2041.
berkata: "Sebagian keluarku berkata kepadaku, bahwa ayat ini turun karena abu
Bakar: " Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan
membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan
baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan)" (al-Lail: 5-7)."789 Dan maksud dari
firman Allah:
Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa" adalah jika
mati.790 Abu Shalih dan Malik berkata dari Zaed bin Aslam: "Jika engkau di lempar ke
dalam neraka."791
dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat padanya yang harus
dibalasnya,
Qotadah berkata:
789
Thabari, 24/473
790
Thabari, 24/476
791
Thabari, 24/476.
dan sesungguhnya milik Kami-lah akhirat dan dunia itu" adalah semuanya
adalah miliki Kami, dan Kami lah yang mengendalikan sesuatu yang ada di dalam
keduanya. Dan maksud dari firman Allah:
Muslim meriwayatkan dari abu Ishak dari Nu'man bin Busyair berkata bahwa
Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya siksaan yang paling ringan bagi ahli
neraka adalah seorang yang diberikan dua buah sandal dan tali yang berasal dari api,
di mana keduanya mampu mendidihkan otaknya sebagaimana kakinya juga mendidih.
792
Thabari, 24/477
793
Thabari, 24/477
794
Thabari, 24/477
795
Ahmad, 4/272
796
Ahmad, 4/274
797
Fathul Bari, 11/424.
Tidak dapat diketahui adanya seseorang yang lebih hebat siksaannya ketimbang
dirinya. Dan sesungguhnya itu merupakan siksaan yang paling ringan bagi ahli
neraka."798
yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka" maksudnya adalah tidak
dimasuki secara penuh mencakup keseluruhan sisinya selain oleh orang-orang yang
celak. Kemudian menjelaskannya dengan perkataan:
dan berpaling (dari iman)." Maksudnya adalah dari melakukan amal perbuatan
dengan anggota badannya dan rukun-rukunnya.
Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa" adalah
orang-orang yang bertakwah dan bersih akan dijauhkan dari nerka. Kemudian Allah
menafsirkannya dengan firmannya: "
798
Muslim, 1/196.
799
Ahmad, 2/361.
800
Fathul Bari, 13/264.
dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat padanya yang harus
dibalasnya" adalah bahwa ia menginfakkan hartanya itu kepada seseorang bukanlah
karena berharap adanya balasan darinya. Sebab sesunggunya ia melakukan hal itu tak
lain adalah untuk:
Lebih dari satu orang ahli tafsir mengemukakan bahwa ayat ini diturunkan
perihal abu Bakar ash-Shidiq, hingga sebagian mereka mengemukakan bahwa
keseluruhan ulama' bersepakat bahwa ayat-ayat ini memang diturunkan perihal abu
Bakar ash-Shidiq. Namun tak diragukan lagi, bahwa ia masuk dalam pembicaraan
ayat-ayat ini, begitu pula adalah keseluruhan umat karena keumaman ayat tersebut.
Sebab redaksi ayat itu adalah bersifat umum. Yaitu perkataan Allah: " Dan akan
dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa, yang menginfakkan hartanya
(di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya), dan tidak ada seorang pun
memberikan suatu nikmat padanya yang harus dibalasnya." (al-Lail: 17-19). Namun
demikian, abu Bakar adalah orang yang paling awal dibicarakan oleh ayat ini, dan
orang yang paling depan di antara orang-orang yang memiliki sifat-sifat yang ada
dalam ayat tersebut dan sifat-sifat terpuji lainnya. Ia adalah seorang yang Shiddiq
(dapat dipercaya), bertakwa, mulia, dermawan dengan mentasarufkan harta bendanya
dalam ketaatan kepada Allah dan membela RasulNya. Sudah beberapa banyak dirham
dan dinarnya yang ia gunakan untuk mendapatkan ridha Allah. Dan ia pun tidak
mengharapkan adanya balasan dari seorang pun yang telah ia sedekahi. Keutamaan
dan kebaikannya menggungguli keseluruhan para pemuka kabilah-kabilah yang ada.
karena itulah, Urwah bin Mas'ud yang merupakan pemuka para cendekia di hari
perdamaian Hudaibiyah berkata kepadanya: "Demi Allah, seandainya tanganmu tidak
bersama kami, maka kami pun tidak akan memenuhi ajakan ini." Abu Bakar adalah
seorang yang berani berbicara lantang. Jika itu ia lakukan kepada para pembesar
kabilah-kabilah, maka bagimana pula sikapnya terhadap orang-orang selain mereka?.
oleh karena itu, Allah berfirman: dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat
padanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena
mencari keridaan Tuhannya Yang Mahatinggi. Dan niscaya kelak dia akan mendapat
kesenangan (yang sempurna)." (al-Lail: 19-21). Dan dalam Shahih Bukhari dan
Muslim dikemukakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Barang siapa yang
menginfakkan suami istri di jalan Allah, maka ia akan memiliki perbendaharaan di
surga, wahai Abdullah!. Ini adalah sesuatu yang baik." Maka abu Bakar berkata:
"Wahai Rasulullah! Apakah itu hanya diberlakukan karena dharurat, atau kepada
semua orang?." Rasulullah berkata: "Iya. Dan aku mengharap bahwa engkau termasuk
di antara mereka."801 Akhir surat al-Lail, dan hanya untuk Allah segala puji dan
keutamaan.
Adh-Dhuha
MAKKIYYAH
801
Fathul Bari, 7/23. Muslim/712.
Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula)
membencimu,910)
dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang
permulaan.911)
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung,912) lalu Dia memberikan
petunjuk.
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan.
9 10)
Ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. terhenti untuk sementara waktu, orang-
orang musyrik berkata, “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.”
Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
9 11)
Akhir perjuangan Nabi Muhammad saw. itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan, sedang
permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Ada pula sebagian mufasir yang mengartikan
±khirat dengan “kehidupan akhirat” beserta segala kesenangannya dan µl± dengan arti “kehidupan
dunia.”
9 12)
Kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal. Lalu Allah
menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw.
membencimu,910" (Adh-Dhuha: 1-3).802 Diriwayatkan pula oleh Bukhari, Muslim,
Tirmizi, Nasa'i, ibn abi Hatim, ibn Jarir, 803 dan Jandab, yaitu ibn Abdullah al-Bajali,
kemudian al-Ulqi dalam sebuah riwayat yang berasal dari Aswad bin Qis, bahwa ia
mendengar Jandab berkata: "Jibril menunda-nunda kedatangannya kepada Rasulullah,
sehingga orang-orang musrik berakta: "Muhammad telah ditinggalkan oleh
Tuhannya." Kemudian Allah lantas menurunkan ayat: " Demi waktu duha (ketika
matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak
meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu, 910 (Adh-Dhuha: 1-
3).804
Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila
telah sunyi." Al-Aufi berkata dari ibn Abas: "Ketika al-Qur'an diturunkan kepada
Rasulullah, Jibril tak datang-datang dalam beberapa hari sehingga Rasulullah menjadi
berubah karena itu. Maka orang-orang musrik pun berkata: "Tuhannya telah
meninggalkannya dan membencinya." Maka Allah pun lantas menurunkan ayat:
dan demi malam apabila telah sunyi." Maksudnya adalah tenang, dan lantas
mengelapkannya, dan apakah itu bukan sesuatu yang bisa menunjukkan kepada
mereka?. ini dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, Dhahak, ibn Zaed, dan selain mereka.
dan itu merupakan bukti yang sangat nyata akan kekuasaan Dzat Yang Maha Pencipta
9 10)
Ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. terhenti untuk sementara waktu, orang-
orang musyrik berkata, “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.”
Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
802
Ahmad, 4/312.
803
Fathul Bari, 3/11, 8/580, 581, 691, dan Muslim, 3/1421, 1422, Tuhfatul Ahwadzi, 9/272, Nasa'I
dalam al-Kubra, 6/517, Thabari, 24/485, 486.
9 10)
Ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. terhenti untuk sementara waktu, orang-
orang musyrik berkata, “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.”
Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
804
Thabari, 24/486.
9 10)
Ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. terhenti untuk sementara waktu, orang-
orang musyrik berkata, “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.”
Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
sebagaimana yang dikemukakan dalam firman Allah: “Demi malam apabila menutupi
(cahaya siang). Dan siang apabila terang benderang,.” (al-Lail: 1-2). Dan firman
Allah: “Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan
(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (al-An’am: 6). Dan firman Allah:
Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang
permulaan.911). Maksudnya adalah bahwa akhirat lebih baik bagimu darupada dunia
ini. oleh karena itu, Rasulullah adalah orang yang paling berzuhud terhadap dunia,
dan orang yang paling membuang dunia sebagaimana yang telah diketahui dalam
kitab-kitab Sirah. Ketika di akhir hidupnya beliau dihadapkan pada pilihan antara
hidup abadi di dunia ini hingga berakhir dan kemudian masuk surga, dan antara
berada di sisi Allah, maka beliau memilih apa yang ada di sisi Allah ketimbang dunia
yang hina ini. Dan Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Abdullah, yaitu ibn Mas'ud
berkata: "Rasulullah pernah berbaring di atas keset kecil sehingga keset itu membekas
pada jidadnya. Ketika bangun, beliau lantas mengusap mengusap jidadnya dan aku
pun berkata: "Wahai Rasulullah ! apakah engkau tidak mengizinkan kepada kami
untuk membentangkan sesuatu di atas keset itu untukmu?." Rasulullah lantas berkata:
"Apa faedahnya bagiku. Sesungguhnya dunia bagiku perumpamaannya adalah
9 10)
Ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. terhenti untuk sementara waktu, orang-
orang musyrik berkata, “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.”
Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
9 11)
Akhir perjuangan Nabi Muhammad saw. itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan, sedang
permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Ada pula sebagian mufasir yang mengartikan
±khirat dengan “kehidupan akhirat” beserta segala kesenangannya dan µl± dengan arti “kehidupan
dunia.”
bagaikan seorang yang sedang melakukan perjalanan sedang bernaung di bawa pohon
untuk beristirahat, dan lantas meninggalkannya." 805 Diriwayatkan pula oleh Tirmizi
dan ibn Majah dari hadits Abdullah bin Mas'ud, dan Tirmizi berkata bahwa itu adalah
Hasan Shahih."806
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung,912) lalu Dia memberikan
petunjuk" adalah seperti firman Allah: 52. Dan Demikianlah kami wahyukan
kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah
mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu,
tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang
kami kehendaki di antara hamba-hamba kami.” (asy-Syura: 52). dan maksud dari
firman Allah:
9
Kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal. Lalu Allah
12)
808
Fathul Bari, 11/276, dan Muslim, 2/726 dengan Sanad lain dan dengan sanad ini, ahmad/2315.
809
Muslim,2/730.
810
Qurthubi, 20/100.
Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya)."
Maksudnya adalah janganlah engkau menjadi seorang yang ganas, takabut,
mengerikan, dan menakutkan terhadap hamba Allah yang lemah." Qotadah berkata:
Maksudnya adalah menyambut orang miskin dengan penuh kasih sayang dan lemah
lembut."811
abu Dawud meriwayatkan dari abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Tidaka akan bersukur kepada Allah seorang yang tidak bisa bersukur (berterima
kasih) kepada manusia."813 ini diriwayatkan pula oleh Tirmizi, dan ia berkata:
"Shahih."814
abu Dawud meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Barang
siapa mendapat suatu cobaan dan lantas mengingat Allah, maka sungguh ia telah
bersukur. Dan barang siapa menyembunyikanNya (penj: tidak mengingatNya), maka
ia telah mengkafirinya."815 Ini hanya diriwayatkan oleh abu Dawud. Akhir surat adh-
Dhuha. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.
ALAM NASYRAH
MAKKIYYAH
811
Al-Baghawi, 4/500.
812
Abu Dawud, 1/592.
813
Abu Dawud, 1/1000.
814
Tuhfatul Ahwazi, 6/87.
815
Abu Dawud, 5/159.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain),915)
Allah berfirman:
dan Abdullah bin Imam Ahmad meriwayatkan dari abi bin Ka'ab bahwa abu
Hurairah adalah seorang yang sangat pemberani dalam menanyakan sesuatu kepada
9 13)
Kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad saw. dalam menyampaikan risalah.
9 14)
Meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat,
menjadikan taat kepada Nabi termasuk taat kepada Allah.
9 15)
Sebagian mufasir menafsirkan apabila engkau (Muhammad) telah selesai berdakwah maka
beribadahlah kepada Allah; apabila engkau telah selesai melaksanakan urusan dunia maka
kerjakanlah urusan akhirat dan ada lagi yang mengatakan, “Apabila telah mengerjakan salat maka
berdo’alah.”
Rasulullah yang tidak berani ditanyakan oleh orang selainnya. Di mana abu Hurairah
berkata: "Wahai Rasulullah, apa yang pertama kali engkau lihat dari sebuah
kenabian?." Maka rasulullah pun membenarkan duduknya dan lantas berkata:
"Sungguh engkau bertanya, wahai abu Hurairah! Sesungguhnya waktu itu aku sedang
berada di padang pasir saat berumur sepuluh tahun dan lebih dari satu bulan. Pada saat
itu, ternyata di atas kepalaku ada seorang laki-laki yang berkata kepada seorang laki-
laki, apakah itu orangnya?." Maka laki-laki itu berkata: "Benar." Maka keduanya pun
menghampiriku dengan wajah yang sama sekali belum pernah aku lihat, dan dengan
ruh yang sama sekali belum pernah aku temukan pada diri seorang, dan dengan
pakaian yang sama sekali belum pernah aku lihat pada diri seorang pun. Kemudian
keduanya menghampiriku dengan berjalan kaki hingga salah satu dari keduanya
akhirnya memegang lengan atasku, dan aku tidak menemukan salah satunya lagi
menyentuhku. Kemudian salah satunya berkata kepada satunya lagi: "Tidurkanlah
dirinya tanpa memendekkan dan membengkokkan." Kemudian salah satunya berkata
kepada satunya lagi: "Bukalah dadanya." Maka salah satunya pun membelah dadaku,
dan aku tidak melihat adanya darah dan rasa sakti." Maka salah satunya berkata
kepada temannya: "Keluarkanlah sifat dendan dan iri hati." Maka temannya pun
mengeluarkan sesuatu seperti gumpalan darah dan kemudian membuangnya, dan
lantas berkata kepada temannya itu: “Masukkanlah kelembutan dan rasa kasih
sayang.” Sedangkan sesuatu yang dikeluarkannya itu adalah menyerupai perak, dan
kemudian ia menggerakan jempolan kakiku yang kanan dan lantas berkata:
“Kembalilah dan salamlah.” Aku pun lantas mengembalikannya, dan lantas aku
menjadi seorang yang lembut terhadap anak kecil dan mengasihi orang-orang yang
sudah tua.”
dan kami pun telah menurunkan beban darimu,913 adalah searti dengan “Supaya
Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang Telah lalu dan yang akan
datang.” (Fath: 2).
9 13)
Kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad saw. dalam menyampaikan risalah.
9 14)
Meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat,
menjadikan taat kepada Nabi termasuk taat kepada Allah.
816
Thabari, 24/494.
817
Thabari, 24/434.
Perintah untuk berzikir di waktu senggang.
Allah berfirman:
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain),915) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”
Maksudnya adalah ketika engkau telah menyelesaikan urusan-urusan duniamu dan
kesibukanmu dengannya, maka putuskanlah hubungan dengannya dan lekas
bersungguh-sungguh untuk melakukan ibadah. Lekas berdirilah untuk melakukan
ibadah, dengan pikiran yang kosong, dan dengan niat dan kehendak yang tulus kepada
Tuhanmu. Dalam hal ini, terdapat sebuah hadits yang disepakati keshahihannya:
“Tidak ada shalat di hadapan makanan, dan juga tidak ada shalat ketika sedang
menahan buang air besar dan buang air kecil.” 818 Dan sabda Nabi Saw.: “Ketika shalat
telah dilaksanakan, dan datanglah shalat isya’, maka lekas lakukanlah shalat isya’.”819
Mujahid berkata tentang ayat ini: “Jika engkau telah menyelesaikan permasalahan
dunia, maka lekas laksanakanlah shalat, dan menghadaplah kepada Tuhanmu.”820
Akhir surat Alam Nashrah. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.
AT-T´N
MAKKIYYAH
Malik dan Syu’bah berkata dari Addi bin Tsabit, dari Bira’ bin Azib bahwa
Nabi Saw. membaca At-Tin wa Zaitun di salah satu dari dua rakaatnya saat
melakukan perjalanan. Dan aku tidak pernah mendengar seseorang yang lebih bagus
9 15)
Sebagian mufasir menafsirkan apabila engkau (Muhammad) telah selesai berdakwah maka
beribadahlah kepada Allah; apabila engkau telah selesai melaksanakan urusan dunia maka
kerjakanlah urusan akhirat dan ada lagi yang mengatakan, “Apabila telah mengerjakan salat maka
berdo’alah.”
818
Muslim, 1/393.
819
Fathul Bari, 9/497.
820
Fathul Bari, 9/498.
suara dan bacaannya daripada beliau.” Dikeluarkan oleh al-Jama’ah dalam kitab
mereka.821
Yang dikehendaki dengan at-Tin adalah: “Telah diriwayatkan dari al-Aufi dari
ibn Abas bahwa at-Tin adalah masjid Nuh yang ada di Judi.” Mujahid berkata: “Itu
adalah Tin kalian ini.”822 Sedangkan yang dimaksud dengan Ka’ab al-
Akhbar, Qotadah, ibn Zaed, dan selainnya berkata: “Itu adalah masjid Baitul
Muqaddas”. Mujahid dan Ukramah berkata: “Ini adalah buah zaetun yang kalian
ashirkan itu (dibuat jus).”823
821
Fathul Bari, 8/583, dan Muslim, 1/339, abu Dawud, 2/19.
9 16)
Yang dimaksud dengan “Tin” oleh sebagian mufasir ialah tempat tinggal Nabi Nuh a.s., yaitu
Damaskus yang banyak tumbuh pohon Tin; dan “zaitun” ialah Baitulmaqdis yang banyak tumbuh
zaitun.
9 17)
Gunung Sinai adalah tempat Nabi Musa a.s. menerima wahyu.
822
Thabari, 24/501
823
Thabari, 24/503
demi gunung Sinai, , Ka’ab al-Akhbar dan lebih dari satu orang berkata: “Ia
917)
dan demi negeri (Mekah) yang aman ini” maksudnya adalah Makah. Ini
dikatakan oleh ibn Abas, Mujahid, Ukramah, Hasan, Ibrahim, an-Nakha’i, ibn Zaed,
dan Ka’ab al-Akhbar. Dan tidak ada perbedaan dalam permasalahan ini. Dan
sebagaiman Imam berkata: “Ini merupakan tiga tempat. Di mana pada setiap tempat,
Allah mengirim seorang nabi yang diutus yang termasuk dari Ulul Azmi, pemilik
syariat yang besar.
Pertama, tempat at-Tin dan Zaitun. Yaitu baitul Muqoddas yang di dalamnya,
Allah mengirim Isa bin Maryam. Kedua adalah Thuri Sina. Yaitu sebuah gunung di
mana Allah berbicara kepada Musa bin Imran. Ketiga adalah Makah. Yaitu negara
yang aman, di mana setiap orang yang memasukinya, maka ia akan aman di
dalamnya. Yaitu sebuah tempat diutusnya Rasulullah Saw.” Para Imam itu lantas
berkata: “Dan di akhir kitab Taurat, dikemukakan ketiga tempat ini. Dengan redaksi
kata: “Allah datang dari gunung Thurisina; maksudnya adalah tempat di mana Allah
berbicara kepada Musa bin Imran. Memancar dari Sair; maksudnya adalah gunung
Baitul Muqoddas tempat Allah mengirim Isa as. Dan mengumumkan dari gunung
Faran; maksudnya adalah gunung Makah di mana Rasulullah diutus dari tempat itu.”
Penyebutan tiga tempat itu di sesuaikan dengan urutan wujudnya dari tinjauan masa.
Oleh karena itu, Allah bersumpah dengan tempat yang lebih mulia, kemudian tempat
yang lebih mulia lagi, dan kemudian tempat yang lebih mulia lagi ketimbang dua
tempat sebelumnya.”
9 17)
Gunung Sinai adalah tempat Nabi Musa a.s. menerima wahyu.
824
Thabari, 24/5504, 506
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Ini adalah adalah sesuatu yang disumpahkan. Bahwasanya Allah Swt. Menciptakan
manusia dalam rupa yang sangat baik, dan dalam bentuk yang sebaik-baiknya pula.
Bukankah Allah Hakim yang paling adil?” adalah bukankah Allah adalah
Hakim yang paling adil, yang tidak berbuat sewenang-wenang dan menzalimi
seseorang pun. Dan termasuk dari kezalimannya pula adalah bahwa Dia mengadakan
hari Kiamat agar seorang yang dizalimi bisa melakukan gugatan terhadap orang yang
telah menzaliminya di dunia. Dan telah kami kemukakan dalam hadits abu Hurairah
secara marfu’: “Ketika salah satu dari kalian membaca At-Tin wa Zaitun, dan lantas
sampai pada ayat terakhir: “Bukankah Allah Hakim yang paling adil?” , maka bacalah
“Iya, tentang hal itu, aku termasuk orang yang menyaksikan.” 828 Akhir surat at-Tin wa
Zaetun. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.
AL-‘ALAQ
MAKKIYYAH
828
Abu Dawud, 24/511.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
829
Ahmad, 6/232.
830
Fathul Bari, 12/368, dan Muslim, 1/139.
artinya dalam syarakh kita yang pertama terhadap Bukhari. Sehingga barang siapa
yang ingin membacanya, maka di sana ia akan menemukan suatu penjelasan yang
lebih lanjut. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah. Ini adalah ayat al-
Qur’an yang pertama kali turun. Sehingga itu merupakan rahmat pertama yang
diberikan Allah kepada hambaNya, dan sekaligus nikmat pertama yang diberikan
kepada mereka.
Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya (ke dalam neraka),
bagaimana pendapatmu jika dia (yang dilarang salat itu) berada di atas
kebenaran (petunjuk)." Maksudnya adalah bagaimana pendapatmu jika orang yang
engkau cegah itu adalah berada dalam jalan yang lurus, dalam perbuatan
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya (ke dalam neraka)." Maksudnya adalah kami
akan menjadikannya hitam pada hari Kiamat. Kemudian Allah berfirman:
9 18)
Yang melarang adalah Abu Jahal dan yang dilarang ialah Rasululllah. Tetapi usaha ini tidak
berhasil karena Abu Jahal melihat sesuatu yang menakutkannya. Setelah Rasulullah selesai salat,
disampaikannya berita itu kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah mengatakan, “Kalau Abu Jahal
berbuat demikian, niscaya dia akan dibinasakan oleh malaikat.”
Bukhari meriwayatkan dari ibn Abas berkata: "Abu Jahal berkata: "JIka aku
melihat Muhammad melakukan shalat di Ka'bah, maka aku akan mecekik lehernya."
Perkataan itu akhirnya sampai kepada Rasulullah sehingga Rasulullah berkata: "Jika
dia melakukan itu, maka dia akan diambil oleh malaikat." 831 Dan ini diriwayatkan pula
oleh Tirmizi dan an-Nasa'i dalam tafsir keduanya, 832 dan seperti itu pulalah yang
diriwayatkan oleh ibn Jarir.833 Dan Imam Ahmad, Tirmizi, Nasa'i, ibn Jarir,
meriwayatkan dan redaksi katanya dari ibn Abas yang berkata: "Ketika Rasulullah
melakukan shalat di dekat Maqom (Penj: mungkin Maqom Ibrahim), datanglah abu
Jahal bin Hisyam dan lantas berkata: "Wahai Muhammad! Bukankah aku sudah
melarangmu untuk melakukan ini?." Maka Rasulullah pun memberinya suatu
ancaman dan membentaknya sehingga abu Jahal berkata: "Wahai Muhammad!
Dengan apa engkau mengancamku?." Demi Allah, sesungguhnya aku lebih banyak
pengikutnya di lembah ini." Maka Allah pun menurunkan ayat: " Maka biarlah dia
memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil Malaikat
Zabaniyah (penyiksa orang-orang yang berdosa)." (al-Alaq: 17-18). Ibn Abas berkata:
"Seandainya ia memanggil pengikutnya, niscaya malaikat akan memberinya suatu
siksaan pada saat itu pula." Tirmizi berkata: "Hasan Shahih."834
831
Fathul Bari, 8/595.
832
Tuhfah al-Ahawazi, 9/277, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/518.
833
Thabari, 12/649, cet, al-Ilmiyah.
834
Ahmad, 1/329, Tirmizi, 3349, Nasa'I dalam al-Kubra, 11684, Thabari, 12/648, cet, Ilmiyah.
Ibn Jarir meriwayatkan dari abu Hurairah bahwa abu Jahal berkata: "Apakah
Muhammad menutupi wajahnya di antara punggung kalian?." Mereka berkata:
"Benar." abu Jahal berkata: "Demi Lata dan Uzza, jika aku melihat dirinya sedang
melakukan shalat, maka aku akan mencekik lehernya." Berkata: "Abu jahal tak
mengagetkan mereka selain menarik diri dan lantas bersandar pada kedua tangannya.
Berkata: "Lantas dikatakan kepadanya: "Ada apa dengan dirimu?." Sesunggunya di
antara diriku dan dirinya, terdapat parit yang berapi, kegaduhan, dan pelanggaran
hukum." Berkata: "Maka nabi berkata: "Seandainya ia mendekatiku, niscaya malaikat
akan mengambilnya secara sepotong-sepotong." Berkata: "Kemudian Allah
menurunkan ayat, yang aku tidak mengetahui apakah itu dalam hadits abu Hurairah
atau tidak: " Sekali-sekali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas"
sampai akhir surat.835 Dan diriwayatkan pula oleh Ahmad bin Hambal, Muslim,
Nasa'i, dan ibn abi Hatim.836
dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah)" sebagaimana yang telah
dikemukakan dalam Shahih Muslim dari abu Shalih dari abu Hurairah berkata bahwa
Rasulullah Saw. berkata: "Dekatkanlah. Tidak ada sesuatu yang paling mendekatkan
seorang hamba pada Tuhannya selain ketika melakukan sujud. Dan oleh karena itu,
perbanyaklah doa."837 Dan telah dikemukakan di atas pula bahwa Rasulullah ketika
bersujud membaca:. “Apabila langit terbelah.” (al-Insyiqoq: 1). Dan “Bacalah dengan
835
Thabari, 12/649, cet, Ilmiyah.
836
Ahmad, 2/370, Muslim, 2797, Nasa'I dalam al-Kubra, 11683.
837
Muslim, 1/350.
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.” (al-Alaq: 1).838 Tafsir surat al-Alaq.
Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.
AL-QADR
MAKKIYYAH
Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya
untuk mengatur semua urusan.
Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Hurairah berkata bahwa ketika datang
bulan Ramadhan, Rasulullah Saw. Bersabda: "Sungguh telah datang kepada kalian
bulan Ramadhan. Suatu bulan yang penuh berkah, yang mana puasanya (Puasa di
bulan ramadhan) telah Allah mewajibkan kepada kalian, di dalamnya dibukalah pintu-
pintu surga dan ditutup pulalah pintu-pintu neraka, dan setan-setan pun diborgol
dalam bulan itu. Di dalamnya tedapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu
malam. Barang siapa menghormati kebaikan malam itu, maka sungguh ia adalah
orang yang mulia."841 Dan diriwayatkan pula oleh an-Nasa'i.842 ketika dating malam
Lailatul QOdar, maka ibadahnya sebanding dengan ibadah selama seribu bulan
sebagaimana yang telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari abu
Hurairah bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: "Barang siapa mendirikan malam Lailatul
Qodar dengan penuh keimanan dan kebaikan, maka diampunilah dosa-dosanya yang
telah lampau."843
Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya
untuk mengatur semua urusan" adalah bahwa malaikat mempersering turunnya pada
malam itu karena banyaknya berkah malam tersebut. Turunnya malaikat-malaikat
adalah bersamaan dengan berkah dan rahmat sebagaimana mereka turun ketika al-
Qur'an dibaca, menggerumbuli perkumpulan zikir, meletakkan sayapnya untuk orang
yang mencari ilmu dengan penuh kebenaran sebagai bentuk penghormatan terhadap
dirinya. Adapun yang dimaksud dengan "Ruh" di sini adalah Jibril as., sehingga
redaksi ayat tersebut termasuk pengathafan khas (khusus) terhadap Am (umum).
840
Thabari, 24/531, 532, Qurthubi, 20/130.
841
. Ahmad, 2/230.
842
An-Nasa'I, 4/129
843
Fathul Bari, 4/294, Muslim, 1/523.
Dan maksud dari firman Allah:
Sejahteralah (malam itu)" berkata: "Itu adalah malam yang sejahtera, di mana
setan tidak mampu lagi melakukan keburukan atau menyakiti dalam malam itu."
Qotadah dan selainnya berkata: "Di dalamnya ditentukanlah segala macam urusan,
ditetapkanlah ajal dan rizki sebagaimana yang dikatakan dalam firman Allah “Pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”844 (Adh-Dhuhan: 4) dan
firman Allah:
Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Said bin Mansur berkata: "Telah
berkata kepada kita Husyaim dari abu Ishak dari Sya'bin tentang firman Allah:
untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar."
Berkata: "Salam malaikat pada malam Lailatul Qodar kepada ahli masjid hingga terbit
fajar." Qotadah dan ibn Zaed berkata tentang firman Allah:
yang dimaksud dengan urusan-urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan
844
kehidupan makhluk seperti: hidup, mati, rezki, untung baik, untung buruk dan sebagainya
Abu Dawud mengemukakan dalam Sunannya dengan mengatakan: "Bab
bahwa sesungguhnya malam Lailatul Qodar berada di bulan Ramadhan." Kemudian ia
meriwayatkan dari Abdullah bin Umar berkata: "Pernah ditanyakan kepada
Rasulullah dan aku mendengarkannya tentang malam Lailatul Qodr, sehingga
Rasulullah berkata: "Ia adalah di tiap-tiap Ramadhan."845 Sanad ini perawi-perawinya
adalah Tsiqoh (dapat dipercaya), kecuali abu Dawud mengatakan Syau'bah dan
Sufyan dari abu Ishak secara Mauquf (tidak sampai pada Rasulullah). Dan dari abu
Said al-Khudzri berkata: "Rasulullah beriktikaf (berdiam diri dalam masjid) pada
sepuluh pertama bulan ramadhan, dan kami pun juga melakukan i'tikaf bersamanya
hingga Jibril mendatanginya dan lantas berkata: "Sesungguhnya yang kamu cari
adalah berada di hadapanmu." Kemudian Rasulullah beriktikaf di sepuluh
pertengahan bulan ramadhan dan kami pun juga melakukan iktikaf bersamanya, dan
lantas Jibril pun mendatanginya seraya berkata: "Sesuatu yang engkau cari ada di
depanmu." Kemudian Rasulullah pun berdiri seraya berkhutbah di pagi hari malam
dua puluh Ramadhan dengan mengatakan: "Barang siapa yang beriktikaf bersamaku,
maka kembalilah. Sesunggunya aku telah melihat malam Lailatul Qodar, dan
sesunggunya aku lantas melupakannya. Sesungguhnya malam Lailatul Qodar berada
di sepuluh terakhir di bilangan-bilangan yang ganjil. Dan sesunggunya aku telah
melihatnya, di mana seolah-olah aku bersujud di atas tanah dan air." Dan bahwasanya
atap masjid adalah berupa pelepah kurma, dan kami tidak melihat sesuatu di langit.
kemudian datanglah awan tipis dan lantas menghujani kami. Dan Nabi pun
melakukan shalat bersama kami hingga kami melihat adanya bekas tanah dan air pada
kening beliau sebagai pembenaran atas apa yang telah dilihatnya." Dan dalam kata "di
subuh hari, hari ke dua puluh satu" telah dikeluarkan dalam Shahih Bukhari dan
Muslim.846 Syafi'i berkata: Hadits ini merukan hadits yang paling shahih riwayatnya."
Dan dikatakan pula: "Malam dua puluh tiga karena adanya hadits Abdullah bin Anis
dalam Shahih Muslim.847
Dan dikatakan pula: pada malam dua puluh lima karena apa yang telah
diriwayatkan oleh Bukhari dari Abdullah bin Abas bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Carilah Lailatul Qodar pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan, di sembilan yang
tersisa, di tujuh yang tersisa, dan lima yang tersisa." 848 Kebanyak ulama'
845
Abu Dawud, 2/111.
846
Fathul Bari, 4/329, 318, dan Muslim, 2/824.
847
Muslim, 2/827.
848
Fathul Bari, 4/329, 318, dan Muslim, 2/824.
menafsirkannya dengan malam-malam yang ganjil, dan inilah yang lebih dekat
dengan arti hadits itu." dan dikatakan pula: bahwa Lailatul Qodar berada pada malam
dua puluh tujuh karena adanya hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dalam
Shahihnya dari abu bin Ka'ab dari Rasulullah Saw. bahwa itu berada di malam dua
puluh tujuh.849
Imam Ahmad meriwayatkan dari Zar, aku bertanya kepada abi bin Ka'ab:
"Aku berkata: "Wahai aba Mundzir, saudaramu yang bernama ibn Mas'ud berkata:
"Barang siapa beribadah malam (bangun malam) selama satu tahun, maka ia pasti
mendapatkan Lailatul Qodar." Ia berkata: "Sungguh telah diketahui bahwa itu berada
di bulan Ramadhan, dan sesungguhnya berada di malam dua puluh tujuh," kemudian
ia bersumpah, dan aku berkata: "Bagaimana kalian bisa mengetahui itu?." Ia berkata: :
"Dengan tanda-tanda atau bukti-bukti yang telah kami ketahui. Di mana pada hari itu,
matahari terbit dengan tanpa adanya suatu cahaya (redup)."850 Dan itu diriwayatkan
pula oleh Muslim.851
Dan dikatakan pula bahwa Lailatul Qodar berada di malam dua puluh tujuh.
Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari Ibadah bin Shamad bahwa ia bertanya
kepada Rasulullah tentang malam Lailatul Qodar, sehingga Rasulullah berkata: "Di
bulan Ramadhan, carilah Lailatul Qodar di sepuluh terakhir. sesungguhnya ia berada
di malam-malam ganjil; dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh
tujuh, dan dua puluh sembilan, atau dimalam terakhir."852Imam Ahmad meriwayatkan
dari abu Hurairah bahwa Rasulullah berkata tentang malam Lailatul Qodar:
"Sesungguhnya ia berada di malam dua puluh tujuh atau dua puluh sembilan. Dan
sesungguhnya malaikat pada malam itu jumlahnya lebih banyak daripada jumlah
kerikil."853 Ini hanya diriwayatkan oleh Ahmad, dan tidak ada persoalan dalam
sanadnya.
AL-BAYYINAH
MADANIYYAH
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah
Saw. berkata kepada abi bin Ka'ab: "Sesunggguhnya Allah memerintahkanku untuk
membacakan: Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang
musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka
bukti yang nyata" (al-Baiyyinah: 1) kepadamu." Abi bin Ka'ab berkata: "Apakah
Allah menaikkanku karenamu?." Rasulullah berkata: "Benar." Maka abi bin Ka'ab
854
Ahmad, 6/182
855
Tuhfatul Ahwadzi, 9/495, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/218, dan ibn Majah, 2/1265.
856
Hakim, 1/530.
857
An-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/219.
lantas menangis."858 Ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmizi, an-Nasa'i
dari hadits Syu'bah.859
Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik
tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang
nyata,
Dan tidaklah terpecah belah orang-orang Ahli Kitab melainkan setelah datang
kepada mereka bukti yang nyata.
Tentang kondisi orang kafir dari kalangan ahli kitab dan musrik.
sampai datang kepada mereka bukti yang nyata" maksudnya adalah al-Qur'an.
oleh karena itu, Allah berfirman:
858
Ahmad, 3/130.
859
Fathul Bari, 8/597, dan Muslim, 1/550, dan Tuhfatul Ahwadzi, 10/294.
9 20)
Isi kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi seperti Taurat, Zabur dan Injil yang murni.
9 21)
Lurus, berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan.
860
Thabari, 24/539
861
Thabari, 24/539
Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik
tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang
nyata." Kemunian Allah menafsirkan bukti yang nyata itu dengan peraktaan:
di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar).920 ibn Jarir berkata:
"Maksudnya adalah dalam lembaran-lembaran yang suci, Allah menulis sebuah
muatan (isi) yang lurus dan moderat, tidak ada kesalahan di dalamnya sebab berasal
dari Allah."863
Dan tidaklah terpecah belah orang-orang Ahli Kitab melainkan setelah datang
kepada mereka bukti yang nyata" adalah seperti firman Allah: “Dan janganlah kamu
menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan
yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang
berat.” (Ali Imran: 105) maksudnya adalah seperti itulah Ahli Kitab yang berasal dari
umat sebelum kita. Di mana setelah Allah mengemukakan hujah (argumentasi) dan
bukti yang nyata, maka mereka terpecah belah sesuai dengan apa yang dikehendaki
Allah, dalam memandang kitab mereka; yaitu perpecahan yang sangat banyak
sebagaimana yang dikemukakan dalam suatu riwayat hadits: "Sesungguhnya Yahudi
862
Maksudnya: kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berasal dari Lauhul Mahfuzh
9 20)
Isi kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi seperti Taurat, Zabur dan Injil yang murni.
863
Thabari, 24/540.
terpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, Nasrani terpecah belah menjadi
tujuh puluh dua golongan, dan umat ini akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga
golongan di mana kesemuanya akan masuk neraka selaih hanya satu golongan."
Mereka berkata: "Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah?." Rasulullah berkata:
"Yaitu yang mengikuti aku dan shahabatku."864
Oleh karena itu, Allah berfirman: maksudnya adalah terjaga dari
kesyirikan, dan mengesakan Allah seperti dalam firman Allah: “Dan sungguhnya
kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah
Allah (saja),” (an-Nahl: 36). Dan telah dikemukakan di atas tentang arti Hanif dalam
surat al-An'am sehingga tidak perlu mengulanginya lagi di sini.
dan juga agar melaksanakan salat" shalat adalah ibadah badan yang paling
mulia.
dan menunaikan zakat" zakat adalah berbuat baik kepada fakir miski dan orang-
orang yang sedang membutuhkan.
864
Qurhtubi,4/159, 160.
dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). 921)" Maksudnya adalah
agama yang lurus dan sesuai, atau umat yang lurus dan moderat.
Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida
terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Allah memberitahukan tentang apa yang akan diterima oleh orang-orang yang
jahat (durhaka) baik ahli kitab maupun orang-orang musrik, yang menentang Kitab
yang Allah turunkan dan nabi-nabi yang diutus, bahwa di hari Kiamat nanti mereka
akan berada di neraka Jahanam, abadi di dalamnya. Maksudnya adalah terus berada di
dalamnya dan tidak keluar darinya.
9 21)
Lurus, berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan.
"mereka itu adalah sebaik-baik makhluk." (al-Bayyinah: 7). Kemudian Allah
berfirman:
.selesai
Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya." Maqom
(tingkatan) ridha' terhadap mereka lebih tinggi daripada kenikmatan yang diberikan
kepadanya.
dan mereka pun rida kepada-Nya." Atas apa yang telah diberikan Allah kepada
mereka yang berupa keutamaan yang menyeluruh.
Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya"
adalah bahwa balasan tersebut adalah bagi orang yang takut kepada Allah, dan
bertakwa kepadanya dengan sesungguh-sungguhnya, beribadah kepadaNya dengan
seolah-olah melihat diriNya, dan mengetahui bahwa jika ia tidak melihat Allah, maka
sesunggunya Allah melihat dirinya. Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Hurairah
bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Ingat-ingatlah bahwa aku akan memberitahukan
kepada kalian tentang sebaik-baik makhluk?." Mereka berkata: "baik, wahai
Rasulullah!. Rasulullah lantas berkata: "Yaitu seorang laki-laki yang menarik tali
kekang kudanya di jalan Allah. Dan ketika sudah jenuh, ia duduk di atas kudanya itu."
Rasulullah berkata: "Ingat-ingatlah bahwa aku akan memberitahukan kepada kalian
tentang sebaik-baik makhluk?." Mereka berkata: "Baik, wahai Rasulullah." Rasulullah
berkata: "Yaitu seorang laki-laki yang berad di sekawanan dombanya, namun
melakukan shalat dan menunaikan zakat." Rasulullah lantas berkata: "Ingat-ingatlah
bahwa aku akan memberitahukan kepada kalian tentang sebaik-baik makhluk?."
Mereka berkata: "Baik, wahai Rasulullah." Rasulullah berkata: "Yaitu seorang yang
meminta kepada Allah, namun ditidak dikabulkan."865 Akhir tafsir surat Lam Yakunil.
Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.
AZ-ZALZALAH
MADANIYYAH
865
rambutmu, memotong kukumu, mencukur kumis dan rambut kemaluanmu. Semua itu
adalah kesempurnaan dari pengorbananmu di hadapan Allah."866 dikeluarkan pula
oleh abu Dawud dan Nasa'i.867
Tirmizi meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw. berkata
kepada seorang laki-laki dari kalangan sahabatnya: "Apakah engkau sudah beristri,
wahai Fulan?." Laki-laki itu berkata: "Belum. Demi Allah, wahai Rasulullah, aku
tidak memiliki sesuatu pun untuk menikah." Rasulullah lantas berkata: "Bukankah
engkau memiliki "Qul HuwaAllahu Ahad?." Laki-laki itu berkata: "Benar."
Rasulullah berkata: "Itu adalah seperempat al-Qur'an." Rasulullah berkata: "Bukankah
engkau memiliki "Qul Ya Ayyuhal Kafirûn?." Laki-laki itu berkata: "Benar."
Rasulullah berkata: "Itu adalah seperempat al-Qur'an." Rasulullah berkata: "Bukankah
engkau memiliki "Iza Zulzilatil Ardh"?." Lak-laki itu berkata: "Benar." Rasulullah
berkata: "Itu adalah seperempat al-Qur'an. oleh karena itu, menikahlah." Kemudian
Tirmizi berkata: "Ini adalah hadits Hasan." Dan hadits ini hanya diriwayatkan oleh
Tirmizi dan tidak diriwayatkan oleh orang-orang yang memiliki kitab hadits.
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-
kelompok,922) untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua amal
perbuatannya.
Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya.
866
Ahmad, 2/169
867
Abu Dawud, 2/119, dan an-Nasa'I dalam al-Kubra, 5/16.
9 22)
Ada yang beruntung dan ada yang celaka.
Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya.
Hari Kiamat dan apa yang terjadi terhadap bumi dan manusia pada hari
itu.
dan manusia bertanya, "Apa yang terjadi pada bumi ini?" adalah mengingkari
apa yang sedang terjadi pada bumi, setelah mulanya bumi adalah sebuah planet yang
tentang dan tidak mengguncangkan sesuatu yang ada di atasnya. Maksudnya kondisi-
kondisi bumi yang semacam itu akhirnya menjadi berbalik, bumi akhirnya menjadi
gunjang karena perintah Allah dan apa yang telah dijanjikanNya, bahwa bumi pada
868
Dar Mantsur, 8/592.
869
Muslim, 1013.
akhirnya akan mengalami gempa dan tidak ada seorang pun yang selamat darinya, dan
kemudian keluarlah segala sesuatu yang ada dalam perut bumi yang berupa orang-
orang yang telah mati, baik orang-orang yang datang pada masa pertama maupun
yang datang belakangan. Pada saat seperti itu, manusia mengingkari apa yang terjadi
pada diri bumi tersebut, di mana bumi telah berubah menjadi bukan bumi lagi dan
juga bukan menjadi langit, sehingga tampakkah kekuasaan Allah Yang Maha Esa
pada mereka.
Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya" adalah mengatakan apa yang
dilakukan oleh orang-orang yang melakukan amal perbuatan di atas dirinya. Imam
Ahmad, Tirmizi, abu Abdurrahman an-Nasa'i dan redaksi lafadz hadits darinya, dari
abu Hurairah berkata bahwa ketika Rasulullah membaca ayat ini: " Pada hari itu bumi
menyampaikan beritanya" (Zalzalah: 4), beliau berkata: "Apakah kalian mengetahui
tentang berita bumi itu?." mereka berkata: "Allah dan RasulNya lebih mengetahui."
Rasulullah berkata: "Sesunggunya berita yang disampaikan oleh bumi itu adalah
bahwa ia bersaksi atas amal perbuatan yang dilakukan oleh setiap hamba dan umat di
atas dirinya. Sekiranya bumi mengatakan bahwa ia telah melakukan amal perbuatan
ini dan ini, pada hari ini dan ini. Itulah kabar berita yang disampaikannya." Kemudian
Tirmizi berkata: "hadits shahih gharib."870
870
Ahmad, 2/374, Tuhfatul Ahwadzi, 9/285, Nasa'I dalam al-Kubra, 11693.
871
Fathul Bari, 24/547
872
Thabari, 24/547.
Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya" berkata: "Allah berkata kepada
bumi: "Berkatalah", maka bumi pun berkata." 873 Mujahid berkata: "Wahyun Lahaâ"
(mengilhamkan padanya), maksudnya adalah memerintahkannya."874 Qurhubi berkata:
"Tugasnya adalah menyedot mereka." dan maksud dari firman Allah:
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-
kelompok,922)" maksudnya adalah menuju tempat perhitungan amal secara
berkelompok-kelompok, antara yang celaka dengan yang berbahagia, antara yang
diperintahkan menuju surga dan yang diperintahkan menuju neraka. Saddi berkata:
"Asytâta maksudnya adalah berkelompok-kelompok."875 Dan maksud dari firman
Allah:
Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya."
dalam Shahih Bukhari dari Addi secara Marfu' berkata: "Takutlah kalian
terhadap neraka, walaupun dengan separoh kurma atau dengan kata-kata yang
baik."878 Dan dikemukakan pula dalam Shahih: "Janganlah kalian merendakan
kebaikan sedikit pun, walaupun dalam timbamu sudah kosong dari air yang
diperuntukkan kepada orang yang sedang haus, dan walaupun itu berupa bertemu
dengan saudaramu dengan wajah yang ceria."879 Dan dikemukakan pula dalam
Shahih: "wahai wanita-wanita muslim, janganlah kalian merendahkan seorang
tetangga, walaupun menaiki seekor domba."880 Maksudnya adalah penghidupannya
mengembala domba. Dana dalam hadits yang lain: "Penuhilah seorang yang meminta
walaupun dengan kuku yang terbakar."881 Telah diriwayatkan dari Aisyah bahwa ia
pernah bersedakan dengan sebutir anggur, dan berkata: "Berapa banyakkah itu jika
diukur dengan sebutir zurrah." Imam Ahmad meriwayatkan: Dari Auf bin Harits bin
876
Fathul Bari, 8/ 598
877
Muslim, 2/680.
878
Fathul Bari, 3/332.
879
Muslim, 4/2026.
880
Fathul Bari, 10/459
881
Ahmad, 381.
Thafil bahwa Aisyah memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah Saw. berkata:
"Wahai Aisyah, takutlah engkau terhadap dosa-dosa yang sepele. Sesungguhnya itu
ada pertanggung jawabannya di hadapan Allah." diriwayatkan pula oleh Nasa'i dan
ibn Majah.882
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah Saw,
bersabda: "Takutlah kalian terhadap dosa-dosa yang sepele. Sesunguhnya semuanya
akan berkumpul pada diri seorang laki-laki hingga bisa mencilakakannya." Dan
Rasulullah memberikan contoh-contoh tentang dosa-dosa yang sepele itu, seperti
sekelompok orang yang datang ke tanah lapang, kemudian orang yang membentuk
kelompok itu berbicara sehingga mengakibatkan seorang laki-laki beranjak pergi dan
datang dengan membawa kayu, dan laki-laki lainnya pun juga melakukan perbuatan
yang sama, hingga terkumpullah kayu-kayu itu, dan kemudian mereka menyalakan
api dan memantangkan apa yang mereka masukkan ke dalam perapian tersebut." 883
Akhir tafsir surat Iza Zulzilat. Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.
AL-‘ĀDIYĀT
MAKKIYYAH
dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya),
882
Ahmad, 6/151, ibn Majah, 4243.
883
Ahmad, 1/402.
dan sesungguhnya dia (manusia) menyaksikan (mengakui) keingkarannya,
Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan,
sungguh, Tuhan mereka pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan mereka.
dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya)."
Maksudnya adalah alas kakinya menginjak (memukul) batu sehingga memericikkan
api.
dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi" maksudnya
adalah menyerang di waktu pagi sebagaimana Rasulullah Saw. menyerang di waktu
pagi. Yaitu mendengarkan azan dulu, dan setelah mendengar azan itu, beliau lantas
menyerang. Dan maksud dari firman Allah:
dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi," al-Aufi berkata:
"Ibn Abas, Atha', Ukramah, Qotadah dan Dhahak berkata: "Maksudnya adalah
keseluruhan orang-orang kafir yang menjadi musuh."885 Dan maksud dari firman
Allah:
sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) kepada Tuhannya" ini
merupakan sesuatu yang disumpahkan. Sehingga artinya adalah sesungguhnya
terhadap nikmat Tuhannya, ia sangatlah ingkar. Ibn Abas, Muhajahid, Ibrahim, an-
Nakha'i, abu Juza', abu Aliyah, abu Dhaha, Said bin Jabir, Muhammad bin Qis,
Dhahak, Hasan, Qotadah, Rabi' bin Anas, dan ibn Zaed berkata: "al-Kanûd artinya
adalah kufur (mengingkari)."886 Hasan berkata: "Kanûd adalah seorang yang
melupakan nikat Allah atas dirinya."887
Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan"
maksudnya mengeluarkan orang-orang yang telah mati dari dalam bumi.
dan apa yang tersimpan di dalam dada dilahirkan?" ibn Abas dan selainnya
berkata: "Maksudnya adalah memunculkan,"889 dan menampakkan segala sesuatu
yang mereka simpan di dalam hatinya.
sungguh, Tuhan mereka pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan mereka"
maksudnya adalah mengetahui segala sesuatu yang mereka perbuat dan lakukan, dan
lantas membalas mereka dengan balasan yang setimpal, tidak ada penzaliman sedikit
pun dalam balasanNya itu. Akhir surat al-Adiyah. Dan hanya untuk Allah segala puji
dan keutamaan.
889
Thabari, 24/574
AL-QĀRI‘AH
MAKKIYYAH
Hari Kiamat,
Al-Qoriah adalah salah satu nama dari hari Kiamat seperti al-Haqah, ath-
Thamah, Ash-Shakhah, al-Ghasyiah dan lain sebagainya. Kemudian Allah
mengagungkan permasalahan hari Kiamat itu dengan mengatakan:
Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?" kemudian Allah menafsirkannya
dengan perkataanNya:
(Yaitu) api yang sangat panas" adalah sangat panas, dan sangat kuat daya
bakarnya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: "Api
manusia yang digunakan untuk membakar adalah satu juz (bagian) dari tujuh puluh
juz api neraka Jahaman." Mereka berkata: "Apakah itu sudah mencukupi?."
Rasulullah berkata: "Bahwasanya api neraka Jahaman enam puluh sembilan kali lipat
(0daripada api dunia)." Dan diriwayatkan pula oleh Bukhari dan Muslim. 896 Dan
dalam sebagian lafadz hadits dikemukakan: "Bahwasanya api neraka Jahaman enam
puluh sembilan kali lipat ketimbang api dunia. Di mana kesemuanya panasanya
adalah seperti panas api dunia."
Dan telah dikemukakan dalam sebuah hadits dari Imam Ahmad dari abu
Hurairah dari Nabi bahwa beliau berkata: "Bahwasanya azab yang paling ringan bagi
penghuni neraka adalah disediakan baginya dua buah sandal yang bisa membuat
891
Thabari, 24/576
892
Thabari, 24/575
893
Thabari, 24/576
894
Thabari, 24/575
895
Thabari, 24/576
896
Fathul Bari, 6/380, dan Muslim, 4/2184.
otaknya menjadi mendidih."897 Dan telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan
Muslim bawha Rasulullah Saw. Bersabda: "Neraka mengadu kepada TUhannya
seraya berkata: "Sebagianku memakan sebagian yang lain. Oleh karena itu, izinkanlah
kepadanya dua nafas. Nafas pertama di musim dingin dan nafas yang kedua di musim
pana sehingga semakin kuatlah apa yang kalian temukan di musim dingin dari
dinginnya, dan mejadi kuatlah apa yang kalian temukan di musim panas dari
panasnya."898 Dan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dikemukakan: "Jika panas
semakin kuat, maka dinginkanlah dengan melakukan shalat. Sebab menguatnya hawa
panas adalah dari tebaran neraka Jahanam."899
AT-TAKATSUR
MAKKIYYAH
kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan
(yang megah di dunia itu).
897
Ahmad, 2/432, 3/13.
898
Fathul Bari, 6/380, dan Muslim, 1/431.
899
Fathul Bari, 2/20, Muslim, 1/430.
9 23)
Bermegah-megahan dalam soal banyak anak, harta, pengikut, kemuliaan dan sebagainya, telah
melalaikan kamu dari ketaatan kepada Allah.
Hasil dari cinta dunia dan melupakan akhirat
Dan dalah Shahih Bukhari dalam bab tentang Riqoq dari Anas bin Malik dari
abi bin Ka'ab berkata: "Kami melihat ini dari al-Qur'an hingga turun ayat: "
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,923)" (At-Takatsur: 1) maksudnya adalah
"Seandainya manusia memiliki jurang yang berisikan emas." 900 Imam Ahmad
meriwayatkan dari Abdullah bin Syukhair berkata: "Aku sampai pada Rasulullah
ketika beliau berkata: " Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, 923)" (At-Takatsur:
1) manusia berkata: "Hartaku, hartaku." Dan apakah engkau memiliki harta selain apa
yang kamu makan, dan lantas menjadi habis, apa yang kamu kenakan, dan lantas
menjadi rusak, atau apa yang kalian sedekahkan, dan lantas telah berlalu?." 901 Dan
diriwayatkan pula oleh Muslim, Tirmizi, dan an-Nasa'i. 902 Dan diriwayatkan oleh
Muslim dari abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Seorang hamba
berkata, hartaku, hartaku. Padahal padahal hartanya tak lebih dari tiga hal berikut ini:
"Apa yang dimakannya pastinya habis, apa yang dikenakannya pastinya rusak, dan
apa yang sedekahkannya pastinya berlalu. Dan selain dari tiga hal itu, akan pergi dan
ditinggalkan kepada keluarganya."903 Hanya diriwayatkan oleh Muslim.
Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Orang yang mati akan diiringi oleh tiga hal. Yang dua akan kembali dan yang
satunya akan bersama dengan dirinya: "Ia akan diiringi oleh keluarga, harta, dan amal
perbuatannya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sedangkan yang tinggal
bersamanya hanyalah amal perbuatannya."904 Begitu pula yang diriwayatkan oleh
Muslim, Tirmizi, dan an-Nasai."905 Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa
Nabi Saw. berkata: "Manusia akan menjadi tua, dan tetap darinya hanyalah dua hal.
9 23)
Bermegah-megahan dalam soal banyak anak, harta, pengikut, kemuliaan dan sebagainya, telah
melalaikan kamu dari ketaatan kepada Allah.
900
Fathul Bari, 11/258
9 23)
Bermegah-megahan dalam soal banyak anak, harta, pengikut, kemuliaan dan sebagainya, telah
melalaikan kamu dari ketaatan kepada Allah.
901
Ahmad, 4/24.
902
Muslim, 4/2273, Tuhfatul Ahwadzi, 9/286, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/521.
903
Muslim, 4/2273.
904
Fathul Bari, 11/369.
905
Muslim, 4/2273, Tuhfatul Ahwadzi, 7/50, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/631.
Yaitu keinginan dan angan-angan."906 Hadits ini juga dikeluarkan dalam Shahih
Bukhari dan Muslim.907
Allah berfirman:
niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-
benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri" ini merupakan penafsiran
(penjelasan) terhadap ancaman di atas. Yaitu firman Allah: " Sekali-kali tidak! Kelak
kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak
kamu akan mengetahui" mereka diancam dengan kondisi seperti ini. Yaitu
penglihatan ahli neraka yang ketika sedang mendengus (hal berkeluh resah), maka
mereka didatangi oleh seorang malaikat, dan seorang nabi yang diutus ada di atas
906
Ahmad, 3/115.
907
Bukhari, 6421.
908
Al-Baghawi, 4/520.
909
Thabari, 24/581.
kedua lutut malaikat itu dengan penuh kewibawaan dan keagungan seraya melihat
kegaduhan tersebut sebagaimana yang dikemukakan dalam sebuah hadits tentang hal
itu yang telah diriwayatkan. Dan maksud dari firman Allah:
kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan
(yang megah di dunia itu)" adalah kemudian pada hari itu, kamu sungguh-sungguh
rasa sukur atas kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada kalian, yang berupa
kesehatan, rasa aman, rizki dan selainnya. Apakah kalian menyambut kenikmatan
yang diberikan oleh Allah tersebut dengan mensukuri dan menyembahNya?.
Ibn Jarir meriwayatkan: "Telah berkata kepadaku Husain bin Ali ash-Shada'i,
telah berkata kepada kita walid bin Qosim dari Yazid bin Kisan dari abi Hazm dari
abu Hurairah berkata: "Ketika abu Bakar dan Umar sedang duduk, Rasulullah datang
menghampiri kedunya dan lantas berkata: "Kenapa kalian duduk di sini?." Keduanya
berkata: "Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, kami tidak keluar
dari rumah selain karena lapar." Rasulullah lantas berkata: "Demi Dzat yang telah
mengutusku dengan kebenaran, tidaklah aku keluar rumah kecuali untuk itu pula."
Kemudian mereka pergi hingga sampai di rumah seorang laki-laki dari kaum Anshar.
Maka datanglah seorang wanita menyongsong mereka dan Rasulullah lantas berkata
kepadanya: "Di mana si fulan?." Wanita itu berkata: "Ia pergi mencari air untuk kita."
Kemudian teman sahabat mereka itu datang dengan membawa sebuah gerimba dan
lantas berkata: "Selamat datang. Tidak ada seorang pun yang pernah mengunjungiku
yang labih utama daripada seorang nabi yang mengunjungiku pada hari ini." Laki-laki
itu lantas menggantungkan gerimbanya di dekat pohon kurma, lantas ia berlalu dan
kemudian datang menghampiri mereka dengan membawa sebuah pelepah kurma.
Kemudian Nabi berkata: "Bukankah sudah waktunya engkau memetik?." Kemudian
ia berkata: "Aku suka jika kalian memilih apa yang ada di hadapan kalian." Kemudian
laki-laki mengambil pisau, dan Rasulullah lantas berkata kepadanya: "Engkau
memiliki susu (Penj: memiliki binatang menyusui)." Maka laki-laki itu lantas
menyembelih binatangnya untuk mereka pada waktu itu, sehingga mereka pun makan.
Rasulullah lantas berkata kepadanya: "Sungguh akan ditanyakan kepadamu tentang
hal ini pada hari Kiamat: "Apakah kalian telah mengeluarkan orang yang lapar dari
rumah kalian sehingga mengalami hal ini?. Ini merupakan sebuah kenikmatan (Penj:
kenikmatan yang diberikan oleh Allah)."910 dan diriwayatkan pula oleh Muslim.911
Dan telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Sunan Tirmizi, an-Nasa'i dan
ibn Majah dari ibn Abas berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Ada dua
kenikmatan yang banyak orang sering bodoh terhadap keduanya. Yaitu kesehatan dan
waktu senggang."912 Maksudnya adalah bahwa mereka seriang kali tak mensukuri dua
kenikmatan itu. tidak melaksanakan kewajiban atas keduanya. Orang yang tidak
melaksanakan hak dari dua kenikmatan tersebut, maka dia adalah orang yang bodoh.
Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Hurairah ra. bahwa Nabi Saw. bersabda: "Allah
berkata di hari Kiamat: "Aku telah membawamu di atas kuda dan onta, dan aku telah
menikahkanmu dengan wanita, dan telah membuatkanmu tempat tinggal dan balkon.
Namun demikian, mana rasa sukurmu terhadap itu semua?." 913 Hadits ini hanya
diriwayatkan dengan satu redaksi seperti ini. Akhir tafsir surat at-Takatsur. Dan hanya
untuk Allah segala puji dan anugerah.
Al-Asyr
Makiyyah
910
Thabari, 24/583
911
Muslim, 3/1609.
912
Fathul Bari, 11/233, Tuhfatul Ahwadzi, 6/589, Tuhfatul Asyraf, 4/465, ibn Majah, 2/1386.
913
Ahmad, 2/492.
"Sungguh yang seperti itu telah diturunkan pula kepadaku." Maka Umar berkata:
"Apa itu?." Musailamah lantas berkata: "Wahai al-Wabr, wahai al-Wabr.
Sesungguhnya engkau adalah ekor, dada, dan selainmu adalah lubang." Kemudian ia
berkata: "Bagaimana pendapatmu wahai Umar?." Umar berkata: "Demi Allah,
sungguh engkau mengetahui bahwa aku mengetahui bahwa dirimu adalah seorang
pendusta." Dan sungguh Aku mengetahui bahwa aba Bakar al-Khara'ithi dalam
kitabnya yang terkenal dengan sebutan "Musawi'ul Akhlak" dalam juz kedua, sebuah
riwayat seperti itu atau hampir seperti itu. "Wabr adalah binantang yang serupa
dengan kucing atau jenis kucing yang paling besar. Di mana buntut, dada, dan bagian
tubuhnya yang lain sangatlah jelek." Dengan sajak seperti itu, Musailamah hendak
menyaingi al-Qur'an, namun tetap saja tidak bisa mempengaruhi seorang penyembah
berhala pada waktu itu. Thabari meriwayatkand ari Abdullah bin Hasham abi
Madinah berkata: "Bahwasnaya ketika ada dua orang laki-laki dari kalangan sahabat
Nabi bertemu, maka mereka tidak akan berpisah tanpa salah satu dari keduanya
membacakan surat al-Ashr pada yang lainnya, dan kemudian salah satunya
mengucapkan salam pada yang lainnya.914Syafi'i berkata: "Seandainya engkau mau
merenungkan surat ini, maka engkau akan mampu melapangkan mereka."
Demi masa.
Al-Ashr artinya adalah masa di mana manusia melakukan perbuatan baik dan
buruk. Malik berkata dari Zaed bin Aslam: "Itu adalah waktu sore." Namun yang
mashur adalah pendapat yang pertama. Allah bersumpah dengan menggunakan masa
bahwa manusia sungguh merugi dan celaka.
914
Al-Mu'jam al-Ausath, 5097, "Mujmai' Bahrain".
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan” Yang
dikecualikan dari jenis manusia adalah orang-orang yang mengimani dalam hati dan
melakukan amal perbuata baik dengan anggato badannya.
AL-HUMAZAH
MAKKIYYAH
9
Mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang menyebabkan dia menjadi kikir dan tidak
24)
915
Thabari, 24/596.
9 24)
Mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang menyebabkan dia menjadi kikir dan tidak
mau menginfakkannya di jalan Allah.
916
Maksudnya: orang yang menyimpan hartanya dan tidak mau mengeluarkan zakat dan tidak pula
menafkahkannya ke jalan yang benar
917
Thabari, 24/958, Qurthubi, 20/138
9 24)
Mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang menyebabkan dia menjadi kikir dan tidak
mau menginfakkannya di jalan Allah.
Sekali-kali tidak!” maksudnya adalah kenyataannya tidak seperti yang ia sangka
dan perkirakan. Kemudian Allah berkata:
(Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.
Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka.” Tsabit al-Banani berkata: “Api
tersebut membakar sampai hati dan kondisi mereka dalam keadaan hidup. Kemudian
berkata: “Sungguh azab telah sampai kepada mereka, dan kemudian mereka pun
menangis.” Muhammad bin Ka’ab berkata: “Api itu membakar segala sesuatu yang
ada pada jasadnya, hingga ketika sampai pada hatinya, maka ia mengitarinya dan
kembali menuju jasadnya.918
Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka” maksudnya adalah menutupi
sebagaimana yang telah dikemukakan dalam surat al-Balad. Dan maksud dari firman
Allah:
(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang” Athiyah al-Aufi
berkata: “Tiang yang terbuat dari besi.” Saddi berkata: “Dari api.” Al-Aufi berkata
dari ibn Abas: “Mereka dimasukkan ke dalam tiang-tiang yang panjang, sedangkan
leher mereka sendiri belenggu, dan dengan pintu yang tertutup.”919
918
Qurthubi, 20/185.
919
Thabari, 24/600.
AL-FIL
MADANIYYAH
yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,
9
Pasukan yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka’bah.
25)
Sebelum masuk ke kota Mekah, pasukan tersebut diserang burung-burung yang melemparinya
dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah.
Kisah pasakun bergajah.
Ini merupakan kisah tentang pasukan bergajah secara ringkas. Dan telah
dikemukakan di tentang kisah ashabul Ahdzuz (orang-orang yang dimasukkan ke
dalam api), bahwa Dza Nuwas yang merupakan raja terakhir Humair, adalah seorang
musrik yang telah membunuh Ashabul Ahdzud. Yang mereka itu adalah orang-orang
Nasranih dan jumlah mereka sekitar dua puluh ribu orang, dan tidak ada yang selamat
satupun dari mereka selain Duts Dzu Tsa’lab. Di mana Duts Dzu Tsa’lab pergi untuk
meminta bantuan kepada Kaisar, raja Syam yang juga beragama Nasrani. Kaisar raja
Syam lantas menulis surat kepada Najasyi, seorang raja yang Habsyah karena ia
memiliki kedekatan dengan mereka, dan turut serta bersama dirinya adalah dua orang
Amir (raja) yang bernama Aryad dan Abrahah bin Shabah aba Yaksum dalam sebuah
bala tentara yang sangat banyak. Kemudian mereka memasuki Yaman, menyelinap
dari rumah ke rumah, dan kemudian mampu menaklukkan kerajaan Humair dan
menghancurkan Dzu Nuwas yang akhirnya tenggelam ke dalam laut. Kemudian kedua
raja tersebut (Iryath dan Abrahah) akhirnya berselisih faham perihal urusan keduanya,
sehingga keduanya pun berperang dan akhirnya salah satunya berkata kepada yang
lain: “Kita tidak perlu membenturkan dua bala tentara yang ada di antara kita. Namun
marilah kita saling berada kekuatan, sehingga ketika salah satu di antara kita mampu
membunuh yang satunya lagi, maka ia akan menjadi raj yang independen.” Maka
salah satu dari keduanya pun menyepakati perkataan yang dikemukakan oleh
temannya. Sehingga keduanya pun lantas saling menunjukkan kekuatan, dan Aryat
pun lantas memukul Abraham dengan pedang hingga mampu merobek hidung dan
mulut Abrahah serta melukai wajahnya. Namun Atudah yang telah dimerdekakan oleh
Abraham lantas menyerang Aryatd dan kemudian membunuhnya, sehingga Abrahah
akhirnya pulang dalam keadaan terluka, lalu mengobati lukanya itu hingga sembuh,
dan akhirnya ia lah yang memerintah tentara Habsyah yang ada di Yaman.
Nasasyi lantas menulis surat kepada Abrahah seraya mencela apa yang telah
dilakukkanya dan berjanji akan membumi hanguskan negaranya dan memangkas
rambutnya. Abrahah lantas mengirim surat kepada Najasyi untuk meminta belas
kasihan kepadanya, dan bersama dengan utusannya itu, Abrahah juga menyertakan
hadiyah dan sarung pedang yang berisikan tanah dan rambutnya, dan lantas berkata
dalam suratnya: “Seyogyanya raja membumi hanguskan tanah ini dan lantas
melepaskan diri dari sumpahnya itu. Ini adalah rambutku yang telah aku kirimkan
kepadamu.” Ketika semua itu telah sampai di hadapan raja, maka raja pun lantas
mengaguminya dan merestui pemerintahannya itu.” Abrahah lantas mengirim surat
kepada Najasyi seraya mengatakan: “Sungguh aku akan membangunkan untukmu
sebuah geraja yang sangat megah, tinggi, tak mungkin roboh yang oleh orang Arab
akhirnya dinamakan dengan al-Qalis (peci) karena ketinggiannya. Sebab orang yang
melihat bangunan itu, pecinya akan terjatuh dari kepalanya karena ketinggian
bangunan tersebut. Abrahah lantas hendak mengalihkan haji orang Arab dari Makkah
menuju tempat tersebut. Ia menyerukan hal itu di kerajaannya, sehingga tingkahnya
itu membuat orang Arab dari marga Adnaniyah dan Qohtawiyah yang ada di Makah.
Orang-orang Qurasy sangatlah marah karena hal itu. Salah satu dari mereka bahkan
hendak merusak bangungan tersebut. Ia memasuki bangunan itu, lantas merusaknya,
dan kemudian kembali pergi. Ketika seorang penjaga melihat hal itu, maka penjaga
tersebut lantas melaporkan tindakan tersebut kepada Abrahah. Mereka berkata kepada
Abrahah: “Bahwasanya yang melakukan tindakan itu adalah sebagian orang Qurasy
lantaran marah karena Ka’bah mereka ditandingi oleh bangunan ini.” Abrahah lantas
bersumpah untuk bergi ke Ka’bah dan kemudian menghancurkannya dengan batu.”
Ketika Abrahah sudah mendekati tanah Thaif, maka penduduknya yang sangat
banyak menemuinya dan mempersilahkannya untuk berkemah dalam rumah mereka
yang mereka namakan sebagai Lata. Maka Abrahahpun memuliakan mereka dan
lantas mereka mengirimkan abu Righal sebagai petunjuk jalan kepada Abrahah.
Ketika Abrahah sudah sampai di Mughamas, yaitu suatu kawasan yang dekat dengan
Makah, maka Abrahah beristirahat di sana, dan tentarannya lantas menyisir onta dan
selainnya yang dimiliki oleh penduduk Makah, dan kemudian mengambilnya.
Termasuk yang diambil dari hasil penyisiran itu adalah dua ratus onta yang dimiliki
oleh Abdul Muthalib. Sedangkan orang yang diperintahkan oleh Abrahah untuk
melakukan penyisiran itu adalah Amir Muqodimah yang dinamakan dengan Afsad bin
Mafsud. Sebagaimana yang dikemukakan oleh ibn Ishak, tindakan tersebut sangatlah
dicela oleh sebagian orang Arab. Kemudian Abrahah mengutus Hanathah al-Humairi
menuju Makah, dan memerintahkannya untuk membawa kepada dirinya orang yang
paling mulia di antara orang Qurasy, dan memberitahukan kepada mereka bahwa raja
Abrahah tidak bermaksud untuk memerangi kalian, kecuali jika kalian melindungi
Ka’bah. Maka datanglah Hanathah ke Makah, dan ditunjukkan kepadanya tentang diri
Abdul Muthalib bin Hasyim, dan lantas ia menyampaikan kepada Abdul Muthalib
tentang apa yang dikatakan oleh Abrahah sehingga Abdul Muthalib pun berkata:
“Demi Allah, kami tidak ingin memeranginya, dan kami tidak memiliki kekuatan
untuk melakukan hal itu. Ini adalah Baitul Haram (rumah yang mulia) dan Baitul
Ibrahim (rumah Ibrahim). Jika Abrahah mengurungkan niatnya, maka itu adalah
Batiutllah (rumah Allah) dan kehormatanNya. Dan jika Abrahah tidak
menghormatinya, demi Allah kami tidak punya daya untuk mencegahnya.” Maka
Hanathah berkata kepada Abdul Muthalib: “Pergilah bersamaku untuk menemui
dirinya.” Maka Abdullah pun pergi bersama dengan Hanathah.
Ketika Abrahah melihat keagungan Abdul Muthalib yang besar dan enak
dipandang, maka Abdullah turun dari tempat tidurnya dan lantas duduk bersama
dengan Abdul Muthalib di atas pelataran dan kemudian berkata kepada
penerjemahnya: “Katakanlah kepadanya (Abdul Muthalib) tentang apa yang
keperluannya?.” Maka Abdul Muthalib berkata kepada penerjemah Abrahah itu:
“Keperluanku adalah bahwa raja berkenan mengembalikan dua ratus onta yang telah
diambilnya dariku.” Abrahah lantas berkata kepada penerjemahnya: “Katakanlah
kepadanya bahwa engkau telah membuatku terkagum-kagum ketika aku melihat
dirimu. Kemudian sungguh aku memperhatikan apa yang engkau katakan kepadaku.
Apakah engkau akan berkata kepadaku tentang dua ratus onta yang telah aku ambil
darimu dan lantas engkau meninggalkan agamamu dan juga agama nenek moyangmu
di mana aku datang memang untuk menghancurkannya. Apakah engkau tak ingin
berbicara tentang hal itu kepadaku?.” Maka Abdul Muthalib berkata: “Sesungguhnya
aku adalah seorang yang memiliki unta, dan sesungguhnya terhadap Ka’bah itu,
Tuhan akan melindunginya.” Abrahah lantas berkata: “Tidak ada seorang pun yang
bisa menghalangiku.” Abdul Muthalib berkata: “Engkau dan itu.” Dan dikatakan
bahwa sekelompok orang yang merupakan para pembesar Arab, ikut menyertahi
Abdul Muthalib menghadap Abrahah, dan lantas mereka menawarkan sepertiga harta
mereka kepada Abrahah, dengan catatan Abrahah harus mengurungkan niatnya
menghancurkan Baitullah. Namun Abrahah menolak tawaran tersebut, dan lantas
mengembalikan unta milik Abdul Muthalib, sehingga Abdul Muthalib akhirnya
kembali menemui orang-orang Qurasy dan memerintahkan kepada mereka untuk
keluar dari Makah dan berlindung di puncak gunung karena takut akan kegilaan para
tentara. Kemudian Abdul Muthalib berdiri dan berpegangan pada rantai pintu Ka’bah
dengan disertai oleh sekelompok orang-orang Qurasy, seraya berdoa kepada Allah
agar menolong mereka dari Abrahah dan bala tentaranya. Abdul Muthalib berkata
seraya berpegangan pada ranti pintu Ka’bah:
Tidak merisaukan jika ada seseorang yang dicegah bepergiannya. Oleh karena
.Tadinya kami mengiyakan kalian, dan kemudian kalian binasa dihadapan kami
Seandainya kamu mengetahui, maka kamu tidak akan binasa disamping batu
Jadi kalian meninggalkanku, dan aku pun mensukuri atas apa yang terjadi pada
.diriku
Dan janganlah kamu menyerah atas apa yang tidak dapat kamu peroleh dari
.kami
Semua orang bertanya kepada Nufail, seolah-olah aku adalah seorang yang
.berhutang
Atha’ bin Yasar dan selainnya berkata: “Tidak semua dari mereka terkena
azab itu secara seketika. Sebagian dari mereka ada yang binasa seketika itu pula, dan
sebagian yang yang lain ada terjatuh-jatuh saat melarikan diri. Dan Abrahah adalah
salah seorang yang terjatuh-jatuh hingga meninggal dunia di negara Khats’am.” Ibn
Ishak berkata: “Mereka pergi seraya berjatuan di jalan dan binasa di setiap sumber air.
Tubuh Abrahah pun terluka sehingga mereka pergi dengan membawa dirinya.
Abrahah terseok-seok hingga akhirnya mereka membawa Abarahah di Shan’ak. Ia
tidak meninggal dunia sebelum dadanya pecah hingga hatinya sebagaimana yang
mereka katakan.”
Ibn Ishak berkata: “Sehingga ketika Allah mengutus Muhammad Saw., maka
termasuk dari anugerah dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada Qurasy
adalah diselematkannya mereka dari tentara Habsyah sehingga masih lestari, sehingga
Allah berkata:
9 25)
Pasukan yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka’bah.
Sebelum masuk ke kota Mekah, pasukan tersebut diserang burung-burung yang melemparinya
dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah.
9 26)
Orang Quraisy biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada
musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. Dalam perjalanan itu mereka mendapat
jaminan keamanan dari penguasa negeri-negeri yang di laluinya. Ini adalah suatu nikmat yang
sangat besar dari Allah kepada mereka. Oleh karena itu sewajarnyalah mereka menyembah Allah
yang telah memberikan nikmat itu kepada mereka.
ibn Hisyam berkata: “Ababil adalah sekelompok. Sebab Arab tidak berbicara
secara tuggal (satu).” Berkata: “Sedangkan tentang Sijjîl, Yunus an-Nahwi dan abu
Ubaidah memberitahukan kepada kami bahwa itu adalah sesuatu yang sangat keras.”
Berkata: “Sebagian ahli tafsir mengemukakan bahwa kata itu sebenarnya tersusun dari
dua dua kata yang berasal dari bahasa Persia, yang oleh orang Arab akhirnya
digabungkan menjadi satu kata. Sesungguhnya kata Sijjil berasal dari kata Sanj dan
Jal. Sanj artinya adalah batu, sedangkan Jal artinya adalah tanah liat.” Berkata: “Kata
hijarah (batu) adalah terbentuk dari dua jenis tesebut. Yaitu batu dan tanah liat.”
Berkata: “Sedangkan kata Ashf dalam ayat tersebut (ayat: 5) adalah daun-daun
tanaman yang kesatuannya tidak dapat dipotong oleh angin.”920 Selesailah apa yang
telah dikemukakannya. Hamad bin Salmah berkata berkata dari Ashim dari Zar dari
Abdullah dan abu Salmah bin Abdurrahman: “Burung yang
berbondong-bondong”, berkata: “berkelompok-kelompok.” Ibn Abas dan Dhahak
berkata: “Yang dimaksud dengan Ababil adalah sebaian mengikuti sebagian yang
lain.” Hasan Basri dan Qotadah berkata: “Ababil maksudnya adalah banyak.”
Mujahid berkata: “Ababil adalah berbondong-bondong dan mengelompok.” Ibn Zaed
berkata: “Ababil adalah berbeda-beda. Datang dari arah sana dan sana, menghampiri
mereka dari setiap tempat.”921 Al-Kasa’i berkata: “Aku pernah mendengar sebagian
ahli Nahwu berkata: “Kata tunggal dari Ababil adalah Ibil.”
Ibn Jarir meriwayatkan dari Ishak bin Abdullah bin Harits bin Nufal berkata
tentang firman Allah:
920
Ibn Hisyam, 1/51-56.
921
Thabari, 24/605, 606.
922
Thabari, 24/606
923
Thabari, 24/607
datang dari lautan, yang memiliki kepala seperti halnya kepala binatang buas.” 924
Ubaid bin Umar berkata: adalah burung-burung hitam laut, yang
kuku dan patuknya terbuat dari batu.” Sanad-sanad tersebut adalah kuat.925
Ibn Zaed berkata: “Al-Ashf adalah duan tanaman, dan daun sayur-sayuran, di
mana ketika dimakan oleh binatang, dan lantas memberakkannya maka itu akan
menjadi tinja.”928 Dan maksudnya adalah bahwa Allah telah menghancurkan dan
meminasakan mereka, menangkis tipu daya dan kemarahan mereka sehingga mereka
tidak mendapatkan kebaikan apa pun. Allah telah menghancurkan kebanyakan dari
mereka, sehingga tiada orang yang sehat dari mereka yang kembali selain dengan
membawa luka sebagaimana luka yang dialami oleh Abrahah yang dadanya terbelah
hingga hatinya ketika sampai di negaranya yang bernama Shan’ak, dan lantas
memberitahukan tentang apa yang terjadi pada diri mereka kepada penduduk Shan’ak,
dan kemudian Abrahah meninggal dunia dan digantikan dengan anaknya yang
bernama Yaksum, yang kemudian digantikan oleh saudara laki-lakinya yang bernama
Masruq bin Abrahah. Kemudian Saifuddin Dzi Yazni Humairi pergi menuju Kasri
untuk meminta bantuan dalam menghadapi Habsyah, sehingga Kasri memberikan
bantuan tentara kepadanya. Bersama dengan Saifuddin, tentara-tentara Kasri akhirnya
berperang menghadapi Habsyah sehingga Allah pun akhirnya mengembalikan
kerajaan mereka yang sebelumnya, karena nenek moyang mereka memang orang-
orang yang memiliki kerajaan. Kemudian utusan-utasan Arab menghadap dirinnya
dengan penuh suka cita.”929
924
Thabari, 24/607
925
Thabari, 24/607
926
Dar Mantsur, 8/633.
927
Al-Baghawi, 4/529.
928
Thabari, 24/699, Ilmiyah.
929
Lihat secara terperinci dalam Sirah ibn Hisyam, 1/96-103.
Dan telah dikemukakan dalam tafsir surat al-Fath bahwa ketika Rasulullah
menunda hari Hudaibiyah yang kedua yang diarahkan kepada Qurays, maka untanya
tiba-tiba merunduk sehingga orang-orang lantas mengagetkannya, namun unta itu
tetap saja menolak. Mereka kemudian berkata: “Unta itu sedang mogok.” Maka
Rasulullah berkata: Tidak ada yang mogok, dan tidak ada yang membuatnya mogok.
Bahwasanya unta itu sedang dicengkram oleh Dzat yang mencengkram gajah.”
Kemudian Rasulullah berkata: “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman
tangannya. Tidak ada sesuatu pun yang yang bisa mengagungkan Allah yang kalian
tanyakan kepadaku selain aku pasti akan menjawabnya.” Kemudian Rasulullah
mengagetkan unta itu, hingga unta tersebut akhirnya berdiri.” 930 Dan hadits ini hanya
dikeluarkan oleh Bukhari. Dan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dikemukakan
bahwa Rasulullah Saw. Berkata di hari penaklukan tanah Makah: “Bahwasanya Allah
melindungi Makah dari gajah, dan menguasakannya kepada rasulNya dan orang-
orang yang beriman. Dan bahwasanya pada hari ini, kemuliaannya telah kembali
sebagaimana kemuliannya pada hari kemarian. Ingatlah bahwa orang yang hadir di
sini harus menyampaikan berita itu kepada orang yang tak hadir di sini.” 931 Akhir
surat al-Fil. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.
QURAISY
MAKKIYYAH
(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.926)
930
Fathul Bari, 24/699, Ilmiyah.
931
Fathul Bari, 1/248, dan Muslim, 2/988.
9 26)
Orang Quraisy biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada
musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. Dalam perjalanan itu mereka mendapat
jaminan keamanan dari penguasa negeri-negeri yang di laluinya. Ini adalah suatu nikmat yang
sangat besar dari Allah kepada mereka. Oleh karena itu sewajarnyalah mereka menyembah Allah
yang telah memberikan nikmat itu kepada mereka.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah),
yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari rasa ketakutan.
Surat ini dipisahkan dari surat sebelumnya dalam Mushaf al-Imam, di mana
mereka memisahkan antara keduanya dengan tulisan Bismillahirrahmanirrahim,
walaupun sebernarnya berhubungan dengan surat sebelumnya itu sebagaimana yang
dijelaskan oleh Muhammad bin Ishak dan Abdurrahman bin Zaed bin Aslam. Sebab
arti kedua surat tersebut adalah bahwasanya Kami telah melindungin Makah dari
gajah dan menghancurkan pasukannya adalah untuk kebiasaan orang-orang Qurasy;
maksudnya adalah untuk kesatuan mereka di negaranya sendiri secara aman. Dan
dikatakan pula bahwa maksudnya adalah bahwasanya di musim dingin, mereka
membiasakan diri untuk pergi menuju Yaman, dan di musim panas mereka
membiasakan diri untuk pergi ke Syam untuk berdagang dan selainnya, dan kemudian
kembali ke negaranya dengan aman karena penghormatan orang-orang kepada
mereka, lantaran mereka adalah penghuni tanah Haram. Siapa pun yang mengenali
mereka, maka pasti menghormatinya. Bahkan orang yang melakukan perjalan
bersama dengan mereka pun juga akan aman seperti mereka. Ini merupakan kondisi
mereka saat melakukan perjalanan di musim dingin dan panas. Adapun ketika mereka
sedang bermukim di negaranya sendiri, maka kondisi mereka adalah sebagaimana
yang digambarkan dalam firman Allah: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan,
bahwa Sesungguhnya kami Telah menjadikan (negeri mereka) tanah Suci yang aman,
sedang manusia sekitarnya rampok-merampok..” (al-Ankabut: 67). Oleh karena itu,
Allah berfirman:
kemudian Allah menunjukkan kepada mereka rasa sukur atas kenikmatan yang
agung sehingga Allah berfirman: “
dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan” maksudnya adalah bahwa Allah
telah menganugerahi mereka dengan rasa aman dan keringanan-keringanan. Oleh
karena itu, hendaklah mereka mengesakanNya tanpa menyukutakannya, tanpa turut
sertanya menyembah lainnya selain diriNya, baik itu berhala, menyepadankannya,
9
Orang Quraisy biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada
26)
musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. Dalam perjalanan itu mereka mendapat
jaminan keamanan dari penguasa negeri-negeri yang di laluinya. Ini adalah suatu nikmat yang
sangat besar dari Allah kepada mereka. Oleh karena itu sewajarnyalah mereka menyembah Allah
yang telah memberikan nikmat itu kepada mereka.
atau mendualisasikannya. Oleh karena itu, orang yang mengikuti perintah tersebut,
maka Allah akan memberinya rasa aman di dunia dan akhirat, sedangkan orang yang
mendurhakaiNya, maka keduanya akan dihilangkan darinya sebagaimana yang
dikatakan oleh Allah: “Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan)
sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya
melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-
nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian932 kelaparan dan
ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (an-Nahl: 112). Akhir surat
Li’ilafi Qurasy. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.
AL-MAUN
MAKKIYYAH
932
Maksudnya: kelaparan dan ketakutan itu meliputi mereka seperti halnya Pakaian meliputi tubuh
mereka.
9 27)
Orang-orang yang tidak menghargai serta melalaikan pelaksanaan dan waktu-waktu salat.
9 28)
Ria ialah melakukan perbuatan tidak untuk mencari keridaan Allah, melainkan untuk mencari
pujian atau kamasyhuran di masyarakat.
9 29)
Sebagian mufasir mengartikan dengan “enggan membayar zakat.”
Gambaran-gambaran tentang orang-orang yang meningkari Kiamat.
Maka itulah orang yang menghardik anak yatim” maksudnya adalah orang yang
menhardik anak yatim, menzalimi haknya, tidak memberinya makanan, dan tidak
berlaku baik kepada mereka.
dan tidak mendorong memberi makan orang miskin” adalah sebagaimana yang
dikemukakan dalam firman Allah: “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya kamu
tidak memuliakan anak yatim933, Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan
orang miskin.” (al-Fajr: 17-18). Maksudnya adalah seorang fakir yang tidak memiliki
sesuatu pun yang bisa mencukupi dirinya. Kemudian Allah berfirman:
Maka celakalah orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap
salatnya,927” Ibn Abas dan selainnya berkata: “Maksudnya adalah orang-orang
munafik yang hanya melakukan shalat di hadapan orang-orang banyak, dan tidak
melakukannya di dalam kerahasiaan.934 Oleh karena itu, Allah berfirman:
“orang yang shalat” yaitu mereka adalah orang-orang yang ahli shalat dan selalu
melaksanakannya, namun kemudian mereka mengabaikannya baik tidak
melakukannya lagi secara keseluruhan sebagaimana yang dikatakan oleh ibn Abas,
dan adakalanya mengabaikannya dengan cara tidak melakukannya menurut waktu-
waktu yang telah ditetapkan secara syariat, sehingga mengeluarkannya dari waktunya
secara keseluruhan sebagaimana yang dikatakan oleh Masruq dan abu Dhaha.”935
Abu Atha’ bin Dinar berkata: “Puji sukur kepada Allah yang telah berkata:
933
yang dimaksud dengan tidak memuliakan anak yatim ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak
berbuat baik kepadanya
9 27)
Orang-orang yang tidak menghargai serta melalaikan pelaksanaan dan waktu-waktu salat.
934
Thabari, 24/263.
935
Thabari, 24/631.
yang lalai terhadap salatnya” dan tidak dikatakan yang lalai di dalam
shalatnya,936 dan adakalanya melalaikannya dari waktunya yang pertama sehingga
mengakhirkannya dari waktunya yang pertama secara terus menurus atau
kebanyakannya, dan adakalanya melalaikannya dari melaksanakannya dengan rukun-
rukun dan syarat-syaratnya sesuai dengan apa yang telah diperintahkan, dan
adakalanya melalaikannya dari kekhusukan di dalam melaksanakannya dan
mengangan-angan arti-artinya. Lafadz yang ada dalam ayat mengandung keseluruhan
arti tersebut. Namun demikian, orang yang memiliki ciri-ciri sebagian dari apa yang
ada di atas tersebut, maka termasuk sebagian dari apa yang dimaksud oleh ayat itu,
dan orang yang memiliki keseluruhan ciri-ciri di atas, maka ia merupakan perwujudan
secara sempurna akan apa yang dimaksud oleh ayat tersebut sehingga layak dianggap
sebagai orang munafik secara prakatis sebagaimana yang dikemukakan dalam Shahih
Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Itu merupakan shalat orang-
orang munafik, itu merupakan shalat orang-orang munafik, itu merupakan shalat
orang-orang munafik. Ia duduk di menanti matahari hingga ketika berada di dua
tanduk setan, maka ia berdiri dan lantas melakukan shalat secara cepat-cepat (centak-
centuk) sebanyak empat kali tanpa mengingat Allah di dalamnya kecuali hanya
sedikit.”937 Ini adalah akhir shalat asar yang sebenarnya merupakan shalat al-Wustha
(yang di tengah) sebagaimana yang dikemukakan dalam al-Qur’an hingga akhir
waktunya. Yaitu waktu yang dimakruhkan. Kemudian ia melakukan shalat asar dan
lantas melakukannya dengan cepat-cepat (centak-centuk) seperti burung gagak,
sehingga tidak ada Thuma’ninah (ketenangan) dan kekhusukan di dalamnya. Oleh
karena itu, Allah berkata: “Tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali hanya
sebentar.” Dimungkinkan sekali bahwa sesuatu yang mendorongnya untuk melakukan
shalat adalah karena riya’ kepada manusia, dan bukan karena untuk mendapatkan
ridha’ Allah. Oleh karena itu, ia adalah seperti halnya orang yang tidak melakukan
shalat secara keseluruhan. Allah berfirman: (1213). Dan di sini, Allah berfirman:
yang berbuat ria,928) Imam Ahmad meriwayatkan dari Umar bin Marrah berkata:
“Ketika kami sedang duduk di rumah abu Ubaidah dan lantas mereka melakukan
936
Qurthubi, 20/212.
937
Fathul Bari, 6/386, dan Muslim, 1/434.
9 28)
Ria ialah melakukan perbuatan tidak untuk mencari keridaan Allah, melainkan untuk mencari
pujian atau kamasyhuran di masyarakat.
pembahasan tentang riya’, maka seorang laki-laki yang bernama abu Yazid berkata:
“Aku pernah mendengar Abdullah bin Umar berkata bahwa Rasulullah Saw3.
bersabda: “Barang siapa yang hendak memperkenalkan amal perbuatannya kepada
manusia, maka Allah memperkenalkan amal perbuatannya itu kepada orang yang
mendengarkannya dan lantas menghinakan dan menyepelekan amal perbuatan orang
tersebut.”938 Dan yang berhubungan dengan firman Allah:
yang berbuat ria,928) bahwasanya seorang yang melakukan amal perbuatan hanya
karena Allah, dan lantas amal perbuatannya itu dilihat oleh manusia hingga mereka
menjadi kagum olehnya, maka itu tidak termasuk perbuatan riya’. Dalilnya adalah apa
yang telah diriwayatkan oleh al-Hafidz abu Yu’la al-Mushili dalam sanadnya, telah
berkata kepada kita Harun bin Ma’ruf, telah berkata kepada kita Mukhalid bin Yazid,
telah berkata kepada kita Said bin Busyair, telah berkata kepada kita A’masy dari abu
Shalah dari abu Hurairah berkata: “Ketika kami melakukan shalat, maka datanglah
seorang laki-laki hingga ia merasa kagum atas apa yang telah aku lakukan itu.
Kemudian akau mengemukakan hal itu kepada Rasulullah, sehingga beliau berkata:
“Engkau mendapat dua pahala. Yaitu pahala kerahasiaan (Penj: karena berusaha
menyembunyikan amal perbuatannya), dan pahala keterbukaan (Penj: karena amal
perbuatannya itu akhirnya dilihat oleh orang lain).”939
Akhir tafsir surat. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.
AL-KAUTSAR
MAKKIYYAH
Muslim dan abu Dawud meriwayatkan dari Anas, dan lafadz dari Muslim,
bahwa ia berkata: “Ketika Rasulullah berada di antara punggung kami dalam suatu
masjid, maka beliau tidur ringan dan lantas mengangkat kepalanya seraya tersenyum.”
Maka kami berkata: “Apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah.” Beliau
berkata: “Sungguh baru saja telah turun kepadaku suatu surat.” Lantas beliau
membaca:
Imam Ahmad meriwayatkan pula dari Anas bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:
“Ketika aku memasuki surga, ternyata aku berada di sebuah sungai yang dikelilingi
oleh permata. Lantas aku menyentuhkan tanganku pada ari yang mengalir di sungai
itu. Ternyata itu adalah kasturi (misik) yang sangat harum. Aku lantas berkata:
“Wahai Jibril, apakah ini?.” Jibril berkata: “Itu adalah Kautsar yang telah diberikan
Allah.”943 Dan Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dan sekaligus Muslim, dari
Anas bin Malik berkata: “Ketika Rasulullah melakukan Mi’raj (naik) ke langit, beliau
berkata: “Aku datang pada suatu sungai yang dikelilingi oleh pertmata yang cekung
sehingga aku berkata: “Wahai Jibril, apa ini?.” Jibril berkata: “Ini adalah Kautsar.” 944
Lafadz hadits ini adalah dari Bukhari.
Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada
Rasulullah: “Wahai Rasulullah, apa itu al-Kautsar?.” Rasulullah berkata: “Ia adalah
sebuah sungai yang ada di surga yang diberikan oleh Tuhanku kepadaku. Sungai itu
sungguh lebih putih dari susu, lebih manis daripada madu, dan di dalamnya terdapat
burung-burung yang lehernya seperti leher binatang yang disembelih.” Umar berkata:
“Wahai Rasulullah, apakah burung itu sungguh nikmat?.” Rasulullah berkata: “Orang
yang memakannya akan mendapatkan kenikmatan darinya, wahai Umar.”945Bukhari
meriwayatkan dari Said bin Jabir bahwa ia berkata tentang al-Kautsar: “Itu adalah
kebaikan yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah.” Abu Basyar berkata: “Aku
berkata kepada Said bin Jabir: “Manusia menyangka bahwa itu merupakan sebuah
sungai yang ada di surga sehingga Said bin Jabir berkata: “Yaitu sebuah sungai yang
941
Muslim, 1/300
942
Ahmad, 3/103
943
Ahmad, 3/103.
944
Bukhari, 4946.
945
Ahmad, 3/220.
penuh dengan kebaikan yang hanya diberikan oleh Allah kepada Rasulullah.” 946
Diriwayatkan pula dari Said bin Jabir dari ibn Abas berkata: “Al-Kautsar adalah
kebaikan yang sangat banyak.” Penafsiran ini mencakup sungai dan selainnya, sebab
al-Kautsar adalah kebaikan yang sangat banyak; termasuk pula adalah sungai.” Imam
Ahmad meriwayatkan dari ibn Umar bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Al-Kautsar
adalah sebuah sungai yang ada di surga yang diliputi oleh emas dan airnya mengalir
di atas permata, sedangkan airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada
madu.”947 Dan seperti itulah yang diriwayatkan oleh Tirmizi, ibn Majah, ibn abi Hatim
dan ibn Jarir berkata: “Ini adalah sebuah hadits yang hasan dan shahih.”948
946
Fathul Bari, 8/603.
947
Ahmad, 2/67.
948
Tuhfatul AHwadzi, 9/294, Thabari, 24/640.
949
Thabari, 24/647
950
Thabari, 24/654.
951
yaitu dengan menyebut nama selain Allah.
Musuh Nabi adalah orang yang terputus dari rahmat Allah.
Ibn Abas dan Ukramah berkata: “Surat ini turun untuk Ka’ab bin Asyraf dan
sekelompok orang kafir Qurasy.”955 Al-Biraz berkata dari ibn Abas: “Ketika Ka’ab
bin Asyraf sampai ke Makah, maka orang Qurasy berkata kepadanya: “Engkau adalah
junjungan mereka. Apakah engkau tidak melihat seorang yang terputus dari kaumnya
ini?. Ia menyangka dirinya lebih baik dari kami, dan kami adalah ahli haji, pelayan
ka’bah, dan perairan.” Maka Ka’ab berkata: “Kalian lebih baik daripada dirinya.”
Maka turunlah ayat: “Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus
(dari rahmat Allah)” (al-Kautsar: 3). Seperti itulah yang diriwayatkan oleh Bizar dan
dengan sanad yang shahih.”956 Atha’ berkata: “Ayat ini turun karena abu Lahab. Hal
itu adalah kerena di saat anak Rasulullah Saw. Meninggal dunia, maka ia lekas
menumui orang-orang musrik dan berkata kepada mereka: “Muhammad telah terputus
dari malam.” Maka turunlah ayat: “Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah
yang terputus (dari rahmat Allah).” (al-Kautsar: 3).
952
Thabari, 24/656, 657.
953
Ibn Hisyam, 2/7.
954
Thabari, 24/657.
955
Thabari, 24/657.
956
Ksyful Astar, 3/83.
anak laki-laki Rasulullah meninggal dunia, maka mereka berkata: “Terputuslah
Muhammad.” Karena itulah Allah menurunkan ayat: Sungguh, orang-orang yang
membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)” (Al-Kautsar: 3). Kerena
kebodohan mereka, mereka mengira bahwa Muhammad Saw. Tidak akan dikenang
lagi lantara anak laki-lakinya telah menginggal dunia. Yang terjadi tidaklah demikian.
Allah tetap melanggengkan penyebutannya dalam syahadat, dan mewajibkan
syariatnya kepada manusia, terus dikenang hingga hari dikumpulkannya manusia di
Makhasyar dan hari Kabangkitan.” Akhir tafsur surat al-Kautsar, dan hanya kepada
Allah segala puji dan anugerah.
AL-KAFIRUN
MAKKIYYAH
Telah dikemukakan dalam Shahih Muslim dari Jabir bahwa Rasulullah Saw.
Membaca surat “Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” (al-
Ikhlas: 1) di dua rakaat saat melakukan Thawaf.”957 Dan dalam Shahih Muslim dari
hadits abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw., membaca ” “Katakanlah (Muhammad),
"Wahai orang-orang kafir!.” (al-Kafirun: 1),” dan: “Katakanlah (Muhammad),
"Dialah Allah, Yang Maha Esa” (al-Ikhlas: 1) dan: “di shalat dua rakaat sebelum fajar
dan dua rakaat sebelum Maghrib.”958 Dan diriwayatkan oleh Ahmad dari ibn Umar
berkata: “Aku pernah melihat Nabi saw. Sebanyak dua puluh kali atau dua puluh lima
kali, membaca “” “Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!.” (al-
Kafirun: 1),” dan: “Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” (al-
Ikhlas: 1) , di dua rakaat sebelum fajar dan dua rakaat sebelum maghrib.” Imam
Ahmad meriwayatkan dari ibn Umar berkata: “Aku pernah melihat Nabi Saw. Dalam
satu bulan membaca: “Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!.” (al-
Kafirun: 1),” dan: “Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” (al-
957
Muslim, 2/502.
958
Ahmad, 2/24 dan 58.
Ikhlas: 1).”959 Dan seperti itu pulalaha yang diriwayatkan oleh Tirmizi, ibn Majah, dan
dikeluarkan oleh an-Nasa’i. Tirmizi berkata: “Ini adalah hadits Hasan.” 960 Dan telah
dikemukakan dalam sebuah hadits bahwasanya itu sebanding dengan seperempat al-
Qur’an, dan surat al-Zalzalah juga sebanding dengan seperempat al-Qur’an.
dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
Surat ini merupakan surat al-Bara’ah (lepas tangan) dari apa yang dilakukan
oleh orang-orang musrik. Yaitu surat yang memerintahkan untuk merelakan apa yang
dilakukan oleh orang-orang musrik. Sehingga firman Allah:
959
Ahmad, 2/94
960
Tuhfatul AHwadzi, 2/470, dan ibn Majah, 1/363, dan an-Nasai, 2/170.
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah” maksudnya adalah berupa
dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah.” Maksudnya adalah Allah
saja dan tidak ada sesuatu yang menyekutukanNya. Kata “Ma” di sini bermakna
“Min.” Kemudian Allah berkata:
dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu
tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah” maksudnya adalah
bahwa Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Artinya aku tidak akan
berjalan kepadanya dan mengitutinya. Sebab bahwasanya aku hanya menyembah
Allah menurut aturan yang disukai dan diridhaiNya. Oleh karena itu, Allah berfirman:
dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah.” Maksudnya adalah kalian
tidak mengikuti perintah-perintah Allah dan syariatNya dalam beribadah kepada
diriNya. Namun kalian malah menciptakan sesuatu yang berasal dari hawa nafsu
kalian sendiri, sebagaimana Allah berfirman: “Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan Sesungguhnya
Telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.” (an-Najm: 23). Maka
Rasulullah melepaskan diri dari segala sesuatu yang dilakukan oleh mereka. Sebab
seorang yang menyembah mengharukan adanya Dzat yang disembah, di mana ia
menyembah dan beribadah kepadanya. Oleh karena itu, Rasulullah dan pengikutnya
menyembah Allah melalui apa yang telah disyariatkanNya. Karena itu, kalimat Islam
adalah Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
Maksudnya adalah tidak ada yang disembah selain Allah dan tidak ada jalan yang
layak untuk menuju kepadaNya selain apa dibawa oleh Rasulullah. Sehingga orang-
orang musrik yang menyembah selain Allah, adalah tidak diizinkan oleh Allah. Oleh
karena itu, Rasul berkata kepada mereka:
AN-NASR
MADANIYYAH
Telah dikemukakan di atas bahwa surat ini sebanding dengan seperempat al-
Qur’an, dan surat al-Zalzalah pun juga sebanding dengan seperempat al-Qur’an. An-
Nasa’i meriwayatkan dari Ubaidillah bin Abdullah bin Attabah berkata: “Ibn Abas
telah berkata kepadaku: “Wahai ibn Attabah, apakah engkau mengetahui surat al-
Qur’an yang paling akhir diturunkan?.” Aku berkata: “Iya. Yaitu: “Apabila telah
datang pertolongan Allah dan kemenangan” (an-Nasr: 1). Ia berkata: “Benar.”962
Imam Ahmad meriwayatkan dari ibn Abas: “Ketika turun ayat: “Apabila telah
datang pertolongan Allah dan kemenangan” (an-Nasr: 1) Rasulullah Saw berkata:
“Telah diumumkan kepadaku tentang kematianku.” Bahwasanya beliau meninggal
dunia pada tahun itu pula.”964 Hanya diriwayatkan oleh Ahmad.
Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dari Umar bin Salmah berkata: “Ketika
datang penaklukan tanah Makah, seluruh kaum bergegas memeluk agama Islam.
Sedangkan orang-orang yang pemalu, merasa terlecehkan karena keislamannya di hari
penaklukan Makah. Sehingga mereka berkata: “Tinggalkanlah dan lawanlah dirinya.
Jika ia muncul di hadapan mereka, maka ia adalah seorang Nabi.”968 Dan kami telah
menjelaskan perang penaklukan Makah dalam kitab kami yang berjudul “Sirah”.
Barang siapa ingin mengetahuinya, maka bacalah kitab itu. Dan hanya untuk Allah
segala puji dan anugerah. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari abu Umar, bahwa
telah berkata kepadaku tetangga Jabir bin Abdullah berkata: “Ketika aku datang dari
perjalanan, Jabir bin Abdullah mendatangiku dan lantas mengucapkan salam
kepadaku. Aku lantas menceritakan kepadanya tentang perpecahan manusia dan apa
yang mereka katakan. Sehingga hal itu membuatnya menangis dan kemudian berkata:
966
Ahmad, 6/35.
967
Muslim, 1/351.
968
Fathul Bari, 7/616.
“Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabda: “Bahwa sesungguhnya manusia
memasuki agama Allah secara berbondong-bondong, dan akan keluar dari agama
Allah secara berbondong-bondong pula.”969 Akhir tafsir surat an-Nasr. Dan hanya
kepada Allah segala puji dan anugerah.
AL-LAHAB
MAKKIYYAH
Bukhari meriwayatkan dari ibn Abas bahwa Rasulullah Saw. Pernah keluar
menuju Bathha’, dan lantas mendaki gunung seraya memanggil: “Wahai orang-orang
yang telah bangun pagi.” Maka orang-orang Qurasy pun menggerumuninya” dan
lantas berkata: “Apakah kalian percaya jika aku mengatakan bahwa musuh telah
mengintai dan mendekati kalian?.” Mereka berkata: “Iya.” Nabi lantas berkata:
“Sesungguhnya aku adalah seorang yang memberi peringatan kepada kalian.
Sedangkan apa yang ada di hadapanku adalah sebuah azab yang hebat.” Maka abu
Lahab berkata: “Apakah karena itu engkau mengumpulkan kami?. Sungguh
969
Ahmad, 3/343.
9 30)
Yang dimaksud dengan “ke dua tangan Abu Lahab” ialah Abu Lahab.
kebinasaan memang untukmu.” Maka turunlah ayat: “Binasalah kedua tangan Abu
Lahab dan benar-benar binasa dia!” hingga akhir.”970 Dan dalam suatu riwayat
dikemukakan bahwa abu Lahab berdiri seraya mengibaskan tangannya dan lantas
berkata: “Semoga hari-hari selainnya membinasakanmu. Apakah karena itu engkau
mengumpulkan kami?.” Maka Allah menurunkan ayat: Binasalah kedua tangan Abu
Lahab dan benar-benar binasa dia!” (Al-Lahab: 1). Yang pertama adalah doa tehadap
dirinya, sedangkan yang kedua adalah berita tentang dirinya.” Abu Lahab adalah salah
satu paman nabi Saw. Namanya adalah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Sedangkan
panggilan kemargaannya (Kunyah), adalah abu Atiyah. Sedangkan ia dinamakan
sebagai abu Lahab adalah pancaran wajahnya. Ia adalah orang yang paling banyak
menyakiti Rasulullah, memusuhi, menghina dan merendahkannya.
Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Zinad berkata: “Seorang laki-laki yang
dipanggil dengan sebutan Rabi’ah bin Ibad bin bani Dil yang awalnya Jahiliyah dan
lantas masuk Islam, berkata: “Di masa Jahiliyah, aku pernah melihat Nabi Saw di
pasar Dzi Hijaz, di mana beliau berkata: “Wahai manusia! Katakanlah “Tidak ada
Tuhan selain Allah”, niscaya kalian pasti beruntung.” Dan orang-orang waktu itu
sedang mengerumuninya, dan di belakangnya ada seorang laki-laki yang berwajah
putih dengan mempunyai dua ipang rambut, berkata: “Sesungguhnya ia adalah
seorang bocah dan selalu melakukan kedustaan kemana pun ia pergi.” Kamudian aku
bertanya tentang dirinya, sehingga mereka pun berkata: “Ia adalah pamannya sendiri
yang bernama abu Lahab.”971 Kemudian diriwayatkan dari Suraij dari ibn abi Zinad
dari ayahnya, dan lantas mengemukakannya bhawa abu Zanad berkata: “Aku berkata:
“Apakah pada waktu itu engkau masih sangat kecil?.” Ia berkata: “Tidak. Demi Allah,
waktu itu aku sudah balig.”972 Yang meriwayatkannya hanya Ahmad.
Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan” ibn Abas dan
selainnya berkata: “dan apa yang dia usahakan”, maksudnya adalah
anaknya.”973 Dan diriwayatkan dari Aisyah, Mujahid, Atha’, Hasan, dan ibn Sairi
seperti itu juga.” Ibn Mas’ud mengemukakan bahwa ketika Rasulullah mengajak
970
Fathul Bari, 8/609.
971
Ahmad, 4/341.
972
Ahmad, 4/241.
973
Thabari, 24/677.
kaumnya untuk beriman, maka abu Lahab berkata: “Seandainya yang dikatakan oleh
anak saudara laki-lakiku itu benar, maka di hari Kaimat nanti, aku akan menemubus
diriku dari siksa yang menyakitkan dengan hartaku dan anakku, sehingga Allah
menurunkan ayat: “Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan”
(Al-Lahab: 2). Dan maksud dari firkan Allah:
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka)” adalah memiliki
gejolak, keburukan, dan daya bakar yang amat hebat.”
Tentang apa yang dialami oleh Umi Jamil, istri abu Lahab.
pembawa kayu bakar (penyebar fitnah)” Di lehernya ada tali dari sabut yang
dipintal” maksudnya adalah membawa kayu bakar dan lantas memberikannya kepada
suaminya, supaya apa yang ada pada diri suaminya menjadi bertambah. Ia
menyiapkan apa yang hendak dilakukan oleh suaminya.”
Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal” Mujahid dan Urwah berkata:
“dari sambut api.”974
Al-Aufi berkata: “Dari ibn Abas, Athiyah al-Jadali, Dhahak, dan ibn Zaed
berkata: “Bahwasanya istri abu Lahab meletakkan duri di jalan Rasulullah.” Al-
Juhuwairi berkata: “al-Musd adalah sabut. Al-Musd adalah tali yang berbuat dari
974
Dar Mantsur, 8/667.
sabut atau daun kurma. Terkadang ia terbuat dari kulit unta. Sehingga Masad artinya
adalah sabut yang dipintal.”
Mujahid berkata:
Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal” maksudnya adalah kalung yang
terbuat dari besi.975 Bukankah engkau mengetahui bahwa orang Arab menamakan
seorang yang masih perawan sebagai Masad (yang dipintal).”
Ibn abi Hatim berkata: “Telah berkata kepada kita ayahku dan abu Zar’ah
keduanya berkata: “Telah berkata kepada kita Abdullah bin Zubair al-Humaidi, telah
berkata kepada kita Sufyan, telah berkata kepada kita Walid bin Katsir dari abu Tadris
dari Sama’ binti abu Bakar berkata: “Ketika turun ayat: Binasalah kedua tangan Abu
Lahab dan benar-benar binasa dia!930 (al-Lahab: 1), datanglah al-Aura’ Umi Jamil
binti Harb sambil berteriak, dan dengan membawa Fihr seraya berkata:
Seorang yang telah mencela leluhur kita, dan agamanya telah merendahkan
kita, dan perintahnya telah mendurhakai kita.
Pada saat itu, Rasulullah sedang duduk di dalam masjid bersama dengan abu
Bakar. Ketika abu Bakar melihat Ummi Jamil, ia berkata kepada Rasulullah:
“Sungguh ia telah datang, dan aku sangat menghawatirkan jika ia melihatmu.” Maka
Rasulullah berkata: “Sesunggunya ia tidak akan melihatku.” Kemudian Rasulullah
membaca al-Qur’an dan meminta perlindungan melaluinya sebagaimana yang
dikatakan dalam firman Allah: “Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya kami
adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat,
suatu dinding yang tertutup.” (al-Isra’: 45). Kemudian Ummi Jamil datang hingga
berdiri di depan abu Bakar, namun ia tidak melihat Rasulullah. Sehingga ia berkata:
“Wahai abu Bakar, sesunggunya akan aku beritahukan kepadamu bahwa sahabatmu
itu telah mengejekku.” Abu Bakar lantas berkata: “Tidak. Demi Tuhan rumah ini
(Ka’bah), ia tidak mengejekmu.” Kemudian Ummi Jamil berteriak seraya berkata:
975
Thabari, 24/681.
9 30)
Yang dimaksud dengan “ke dua tangan Abu Lahab” ialah Abu Lahab.
“Sungguh orang-orang Qurasy telah mengetahui bahwa aku adalah anak junjungan
mereka.” Berkata: “Walid atau selainnya berkata dalam haditsnya: “Kemudian Ummi
Jamil mengelilingi Ka’bah sambil berkata: “Merondakah kamu wahai seorang yang
mencela.” Maka Ummi Hakim binti Abdul Muthalib berkata: “Sesungguhnya aku
adalah seorang yang terjaga. Oleh karena itu, aku tidak berbicara. Dan sesungguhnya
aku adalah seorang yang berbudaya, oleh karena itu aku tidak mengetahui. Kita dari
satu paman. Dan Qurasy akan mengetahui hal ini.” 976 Akhir tafsir surat. Dan hanya
kepada Allah segala puji dan anugerah.
AL-IKHLAS
MAKKIYYAH
Imam Ahmad meriwayatkan dari abi bin Ka’ab bahwa orang-orang musrik
berkata kepada nabi: “Wahai Muhammad, apakah Tuhanmu satu nasab (satu
keturunan) dengan kita.” Maka Allah lantas menurunkan: “Katakanlah (Muhammad),
"Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
(al-Ikhlas: 1-4). Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Tirmizi, ibn Jarir Zad bin Jarir
dan Tirmizi berkata: adalah Dzat yang tidak beranak dan tidak diperanakkan.
Sebab tidak ada sesuatu yang diperanakkan selain nantinya pasti akan mati. Dan tidak
ada sesuatu yang mati selain pasti akan diwaris. Sedangkan Allah Swt. Tidak mati dan
juga tidak diwarisi.
Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia" bahwasanya Dia tidak ada yang
menyerupai dan mendingiNya, tidak ada sesuatu pun yang bisa menyerupainya.” 977
976
Fathul Bari, 8/610.
977
Tuhfatul Ahwadzi, 9/299, dan Thabari, 24/691.
Dan diriwayatkan oleh ibn abi Hatim dan Tirmizi, dan lantas mengemukakannya
secara Mursal, dan kemudian berkata: “Ini adalah yang paling Shahih.”978
(Hadits lain tentang keutamaan surat ini). Bukhari meriwayatkan dari Imrah
binti Abdurrahman, ketika sedang berada di kamar Aisyah istri nabi dari Aisyah ra.
Bahwa Nabi Saw. Mengutus seorang laki-laki secara rahasia, dan ia adalah seorang
yang membaca ““Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” (al-
Ikhlas: 1), kepada teman-temannya di dalam shalat. Ketika mereka kembali, maka
mereka melaporkan hal itu kepada Rasulullah sehingga Rasulullah berkata:
“Tanyakanlah kepadanya kenapa ia melakukan hal itu.” Kemudian mereka bertanya
kepadanya sehingga ia berkata: “Sebab itu merupakan sifat ar-Rahman, sehingga aku
suka membacanya.” Maka Nabi berkata: “Mereka memberitahukan bahwa Allah
menyukainya.” Seperti itulah yang diriwayatkan dalam kitab Tauhid. 979 Dan
diriwayatkan pula oleh Muslim dan an-Nasa’i.980
(Hadits lain). Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shalat, dari Anas ra berkata:
“Bahwasanya ada seorang laki-laki dari kaum Anshar mengimami mereka di masjid
Quba’. Di mana ia mengawali shalatnya dengan membacakan “Katakanlah
(Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” kepada mereka hingga selesai, dan
kemudian membaca surat lain dengan menyertakan surat itu pula. Ia melakukan hal
itu pada setiap rakaat, sehingga teman-temannya berkata kepadanya: “Engkau telah
membukanya dengan surat ini, dan kemudian surat itu tidak terlihat sebagai juzmu
sehingga engkau lantas membaca surat yang lain. Sehingga terkadang engkau
membacanya, terkadang meninggalkannya dan membaca surat lainnya.” Maka laki-
laki itu berkata: “Aku tidak bisa meninggalkannya. Jika kalian menyukai aku
mengimami dengan cara seperti itu, maka aku akan melakukannya. Dan jika kalian
tidak menyukainya, maka aku akan meninggalkan kalian.” Mereka memandang
bahwa laki-laki itu merupakan seorang yang paling utama di antara mereka, dan tak
suka jika digantikan dengan yang lain. Sehingga ketika Nabi mendatangi mereka,
maka mereka memberitahukan hal itu kepada beliau, sehingga Rasulullah berkata:
“Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk memenuhi apa yang diperintahkan
oleh sahabat-sahabatmu, dan apa yang membuatmu terus menerus membaca surat ini
di setiap rakaat?.” Laki-laki itu berkata: “Sesungguhnya aku menyukainya.”
978
Tuhfatul Ahwadzi, 9/301.
979
Fathul Bari, 13/360.
980
Muslim, 1/577.
Rasulullah berkata: “Kecintaanmu terhadap surat itu bisa memasukkanmu ke dalam
surga.” Seperti itu pulalah yang diriwayatkan oleh Bukhari dengan sebuah komentar
yang paten.981
(hadits yang menyatakan bahwa surat ini sebanding dengan sepertiga al-Qur’an).
Bukhari meriwayatkan dari abi Said bahwa seorang laki-laki mendengar seorang laki-
laki yang lain membaca: “Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa”
(al-Ikhlas: 1) secara berulang-ulang. Ketika datang waktu pagi, laki-laki itu
mendatangi Rasulullah dan lantas menceritakan hal itu kepadanya, dan seolah-olah
laki-laki itu sedang mengucapkannya sehingga Rasulullah berkata: “Demi Dzat yang
jiwaku berada di tangannya, sesungguhnya itu sebanding dengan sepertiga al-
Qur’an.”982 Dan diriwayatkan oleh abu Dawud dan an-Nasa’i.983
(Hadits lain). Bukhari meriwayatkan dari abu Said bahwa Rasulullah Saw.
Berkata kepada sahabatnya: “Apakah salah satu dari kalian tidak mampu membaca
sepertiga al-Qur’an setiap malam?.” Maka hal itu terasa berat bagi mereka sehingga
berkata: “Bagaimana kami menerapkan hal itu, wahai Rasulullah.” Rasulullah
berkata: “Allahu Wahidus Shamad adalah sepertiga al-Qur’an.”984 Ini hanya
dikeluarkan oleh Bukhari.
(Hadits lainnya) Tentang membacanya sepuluh kali setelah shalat Maktubah. Al-
Hafidz abu YU’la al-Mushili meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah
Saw. Bersabda: “Tiga hal yang jika seseorang melakukannya bersamaan dengan
adanya suatu keimanan, maka ia akan memasuki surga dari arah pintu mana pun yang
disukainya, dan akan menikah dengan para bidadari sesuka hatinya. Yaitu seorang
yang mengampuni orang yang membunuhnya (Penj: membunuh keluarga), dan
melaksanakan agama secara rahasia, dan membaca “Katakanlah (Muhammad),
"Dialah Allah, Yang Maha Esa” sebanyak sepuluh kali setelah melakukan shalat
988
Ahmad, 5/312.
989
Abu Dawud, 5/320, dan TUhfatul Ahwadzi, 10/28, dan an-Nasa’I, 8/250.
990
An-Nasa’i, 8, 251.
991
An-Nasa’I dalam al-Kubra, Tuhfatul Asy-Raf, 2/90.
992
Abu Dawud, 1493, Tirmizi, 3470, ibn Majah, 3857.
wajib.” Berkata: “Maka abu Bakar berkata: “Walaupun salah satunya saja wahai
Rasulullah?.” Rasulullah berkata: “walaupun salah satunya saja.”993
Yaitu tentang ingin mendapat kesembuhan melalului surat ini. .)hadits lain(
Bukhari meriwayatkan dari Aisyah bahwa ketika Rasulullah mengerang di atas tempat
tidurnya di setiap hari, maka beliau mengepalkan telapak tangannya dan kemudian
meniupkan dan membaca di dalam keduanya surat: “Katakanlah (Muhammad),
"Dialah Allah, Yang Maha Esa”, “Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang
menguasai subuh (fajar), dan Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya
manusia,” kemudian kedua telapak tangannya itu mengusap semampunya keseluruhan
tubuh Rasulullah, dimulai dari kepala, wajah, dan belakang tubuhnya pula. Beliau
994
melakukannya sebanyak tiga kali.” Seperti itu pulalah yang diriwayatkan oleh
995
.pemilik kitab Sunan
993
Musnad abu Yu’la, 3/332.
994
Fathul Bari, 8/679.
995
Abu Dawud, 5/303, Tuhfatul AHwadzi, 9/347, an-Nasa’I dalam al-Kubra, 6/197, ibn Majah, 2/1275.
Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” maksudnya adalah
Dzat Yang Satu, Tunggal, tidak ada yang menyamainya, tidak memiliki menteri, tidak
ada yang membandingiNya, tidak ada yang menyerupaiNya. Semua ini tidak cocok
ditujukan kepada sesuatu pun selain Allah. Sebab Allah adalah Dzat yang sempurna
dikeseluruhan sifat dan perbuatanNya. Dan firman Allah:
Allah tempat meminta segala sesuatu” Ukramah berkata dari ibn Abas:
“Maksudnya Allah adalah Dzat tempat para makhluk meminta segala sesuatu, baik
kebutuhan maupun permasalahan mereka. Ali bin abi Thalhah berkata: “Dari ibn
Abas berkata, bahwa Allah adalah junjungan yang telah sempurna ketinggiannya,
Dzat Yang Maha Mulia yang sempurna kemuliaanNya, Dzat yang Maha Agung yang
sempurna keagunganNya. Dzat yang Maha Bijaksana yang sempurna
kebijaksanaanNya, Dzat Yang Maha Mengetahui yang sempurna keilmuanNya, Dzat
yang Maha Bijaksana yang sempurna kebijaksanaanNya. Dia adalah Dzat yang telah
sempurna berbagai macam kemuliaan dan kejunjunganNya. Semua sifat-sifat itu
hanya layak bagi Allah. Tidak ada yang bisa menyerupaiNya. Dia adalah Allah yang
maha suci, yang maha tunggal dan perkasa.”996 A’masy berkata dari Syaqiq dari abi
Wail , adalah junjungan yang telah sempurna kejunjunganNya.997
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang
setara dengan Dia” maksudnya adalah bahwa Allah tidak memiliki anak, orang tua,
dan teman. Mujahid berkata:
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang
setara dengan Dia” maksudnya adalah Allah tidak memiliki teman. Ini sebagaimana
yang dikemukakan dalam firman Allah: 101. Dia Pencipta langit dan bumi.
bagaimana dia mempunyai anak padahal dia tidak mempunyai isteri. dia menciptakan
996
Thabari, 24/692.
997
Thabari, 24/692.
segala sesuatu; dan dia mengetahui segala sesuatu.” (al-An’am: 101). Maksudnya
Allah adalah yang memiliki segala sesuatu dan sekaligus yang menciptakannya pula.
Oleh karena itu, bagaimana mungkin dari ciptaanNya itu terdapat sesuatu yang
mampu menandigin ketinggianNya, atau yang keluhurannya hampir sebanding
dengan keluhuranNya. Allah berfirman: “Dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha
Pemurah mengambil (mempunyai) anak". Sesungguhnya kamu Telah mendatangkan
sesuatu perkara yang sangat mungkar, Hampir-hampir langit pecah Karena Ucapan
itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, Karena mereka menda'wakan Allah
yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan yang Maha
Pemurah mengambil (mempunyai) anak.. Tidak ada seorangpun di langit dan di
bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.
Sesungguhnya Allah Telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka
dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada
hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” (Maryam: 88-95). Allah befirman: “Dan mereka
berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah Telah mengambil (mempunyai) anak", Maha
Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang
dimuliakan.998 Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintahNya.” (al-Ambiya: 26-27). Dan Allah berfirman: “Dan
mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. dan Sesungguhnya jin
mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka ),” (Ash-Shaffat: 158)
Dan dalam Shahih Bukhari: “Tidak seorang pun tahan ketika mereka
menganggap Allah memiliki anak. Padahal Allah adalah Dzat yang telah memberi
rizki dan ampunan kepada mereka.”999
Bukhari meriwayatkan dari abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw.: “Allah Swt
berkata: “Manusia telah mendustakanKu padahal ia tidak berhak melakukan hal itu,
dan telah mencaciku padahal ia tidak berhak melakukan itu. Adapun pendustaannya
terhadapKu adalah perkataannya yang mengatakan: “Allah tidak akan
membangkitkanku seperti semula (seperi ketika Allah menciptakanku)”, padahal
menciptakannya semula bukanlah lebih ringan bagiKu ketimbang membangkitkannya
998
ayat Ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan
bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah.
999
Fathul Bari, 13/372.
kembali (mengulanginya kembali). Sedangkan caciannya kepadaKu adalah
perkataannya: “Jadikanlah Allah memiliki anak.” Padahal Aku adalah Dzat Yang
Maha Tunggal, tempat meminta segala sesuatu, tidak bernak dan tidak diperanakkan,
dan tidak ada seorang pun yang setara denganKu.” 1000 Akhir surat al-Ikhlas. Dan
hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ahmad dari Zar bin Hubaisy berkata: “Aku
berkata kepada abi bin Ka’ab bahwa ibn Mas’ud tidak menulis al-Maudzatain di
dalam mushafnya dan lantas berkata: “Aku bersaksi bahwa Rasulullah Saw telah
memberitahukan kepadaku bahwa Jibril telah mendatanginya dan lantas berkata
kepadanya: “Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh
(fajar),” maka aku mengucapkannya. Dan kemudian berkata: “Katakanlah, "Aku
berlindung kepada Tuhannya manusia”, maka aku pun juga mengucapkannya. Maka
aku mengatakan apa yang dikatakan oleh Nabi Saw.1001
Keutamaan al-Maudzatain
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Shahihnya dari Uqbah bin Amir bahwa
Rasulullah Saw. Bersabda: “Apakah engkau mengetahui ayat-ayat yang diturunkan
pada malam ini, yang sama sekali tidak sama seperti ayat-ayat lainnya: “Katakanlah,
"Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),” dan: “Katakanlah,
"Aku berlindung kepada Tuhannya manusia”1002 Diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmizi,
an-Nasai. Tirmizi berkata: “Hasan shahih.”1003
(Jalur lain). Imam Ahmad meriwayatkan dari Uqbah bin Amir berkata: “Ketika
aku sedang menjadi pemandu perjalanan Rasulullah, beliau berkata kepadaku: “Wahai
Uqbah, apakah engkau tidak ingin mengendarai?.” Berkata: “Aku merasa kasihan jika
1000
Fathul Bari, 8/129.
1001
Ahmad, 5/129.
1002
Muslim, 1/558.
1003
Ahmad, 4/144, Tuhfatul Ahwadzi, 9/303, an-Nasai, 8/254.
engkau merasa kesusahan.” Kemudian Rasulullah Saw berkata: “Wahai Uqbah, ingat-
ingatlah bahwa aku akan memberitahukanmu tentang dua surat yang merupakan surat
paling baik yang dibaca oleh manusia?.” Aku berkata: “Baik, wahai Rasulullah.”
Kemudian Rasulullah membacakan kepadakua “Katakanlah, "Aku berlindung kepada
Tuhan yang menguasai subuh (fajar),” dan Katakanlah, "Aku berlindung kepada
Tuhannya manusia,”, kemudian datanglah iqomah shalat dan Rasulullah lantas maju
dan kemudian membaca dua surat itu, dan setelah itu berlalu bersamaku dan
kemudian berkata: “Bagaimana pendapatmu, wahai Uqbah. Bacalah dua surat itu
ketika hendak tidur, dan ketika bangun.”1004 Diriwayatkan oleh an-Nasa’i dan abu
Dawud.1005
(Jalur lain). An-Nasa’i meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah
Saw. Bersabda: “Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh
(fajar),” dan”Sesungguhnya manusia tidak pernah meminta perlindungan yang bisa
menyamai dua ayat ini: Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,”1006
(Jalur lain). An-Nasai meriwayatkan dari Uqbah bin Amir berkata: “KETika aku
berjalan bersama dengan Rasulullah, beliau berkata: “Wahai Uqbah, “katakanlah”.”
Aku berkata: “Apa yang akan aku katakan?.” Beliau lantas mendiamkanku, dan
kemudian berkata: “Katakanlah.” Aku berkata: “Apa yang hendak aku katakan wahai
Rasulullah?.” Rasulullah berkata: “Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang
menguasai subuh (fajar).” Maka aku pun lantas membacanya hingga akhir, dan
kemudian berkata: “Katakanlah.” Aku berkata: “Apa yang hendak aku katakan wahai
Rasulullah?.” Rasulullah berkata: “Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya
manusia”. Aku pun lantas membacanya hingga akhir, kemudian Rasulullah berkata
ketika itu: “Tidak ada sesuatu yang digunakan untuk meminta oleh seorang yang
meminta yang bisa menyamainya, dan tidak ada sesuatu yang digunakan untuk
memohon perlindungan yang bsa menyamainya.”1007
(Hadits lain). An-Nasa’i meriwayatkan dari ibn Abas al-Juhni bahwa Rasulullah
Saw bersabda: “Wahai ibn Aisy, ingat-ingatlah bahwa aku akan memberitahukanmu
tentang sesuatu yang paling utama yang digunakan untuk memohon perlindungan.” Ia
berkata: “Baik, wahai Rasulullah.” Rasulullah berkata: “Katakanlah, "Aku berlindung
1004
Ahmad, 4/144.
1005
Abu Dawud, 2/152, an-Nasa’I, 8/252, 253.
1006
Al-Kunni, milik Ladulabi, 1/106.
1007
An-Nasa’i, 8/253.
kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)” dan: “Katakanlah, "Aku berlindung
kepada Tuhannya manusia” keduanya adalah dua surat.”1008
Ibn abi Hatim meriwayatkan dari Jabir berkata: “Yang dimaksud dengan al-
Falaq adalah subuh.”1012 Al-Aufi berkata dari ibn Abas: adalah subuh.”1013
Mujahid, Said bin abi Jabir, Abdullah bin Muhammad bin Uqail, Hasan, Qotadah,
Muhammad bin Ka’ab al-Qurthubi, ibn Zaed, Malik meriwayatkan dari Zaed bin
1008
An-nasa’i, 8/253.
1009
Muwatha’, 2/942.
1010
Fathul Bari, 8/679, Muslim, 4/1723, abu Dawud, 4/220, an-Nasa’I dalam al-Kubra, 4/867, dan 368,
ibn Majah, 2/1166.
1011
Tuhfatul Ahwadzi, 6/218, an-Nasa’I, 8/271, ibn Majah, 2/1161.
1012
Thabari, 24/700
1013
Thabari, 24/701
Aslam seperti itu pula.1014 Al-Qurthubi dan ibn Zae dan ibn Jarir berkata: “Itu seperti
halnya firman Allah: “Dia menyingsingkan pagi” (al-An’am: 96).1015 Dan maksud dari
firman Allah:
dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan” adalah dari kejahatan semua
makhluk. Tsabit al-Banani dan Hasan Basri berkata: “Jahanam dan Iblis sertai
keturunannya yang telah diciptakan.
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita” Mujahid berkata: “Yang
dimaksud dengan kejahatan malam adalah ketika matahari terbenam”, ini diceritakan
oleh Bukhari darinya.1016 Dan begitu pula diriwayatkan darinya dari ibn Najih. Dan
seperti itu yang dikatakan oleh ibn Abas, Muhammad bin Ka’ab al-Qurthubi, Dhahak,
Khusaif, Hasan, dan Qotadah, bahwanya itu adalah malam ketika gelap mulai
menjelang.”1017 Zuhri berakta:
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita” adalah matahari ketika
sudah terbenam. Abu Muhazzim berkata: “dari abu Hurairah berkata:
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita” adalah bintang.”1018 Ibn
Zaed berkata: “Bahwasanya Arab berkata: “Yang dimaksud dengan al-Ghasiq adalah
bintang kartika jatuh. Bahwasanya terdapat banyak sekali penyakit dan bencana yang
1014
Thabari, 24/700, 701
1015
Thabari, 24/701.
1016
Fathul Bari, 8/613
1017
Thabari, 12/748, 749 (Ilmiyah)
1018
Thabari, 12/149 (Ilmiyah)
ketika bintang kartika itu jatuh, dan menjadi hilang ketika bintang itu memunculakan
diri.”1019
Ibn Jarir berkata: “Dan orang-orang lainnya berkata: “Itu adalah rembulan.”
Aku berkata: “Pijakan orang-orang yang berpendapat seperti itu adalah apa yang telah
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Harits bin abi Salmah bekata: “Aisyah berkata:
“Rasulullah memegang kedua tanganku dan lantas memperlihatkanku rembulan yang
sedang muncul, dan lantas berkata: “Memohon pertolonganlah kepada Allah dari
kejahatan al-Ghatiq ketika gelap gulita.”1020 Dan diriwayatkan oleh an-Nasa’i dalam
dua kitab Tafsir dari kedua sunannya.1021
Allah berfirman:
Dan dalam hadits lain dikemukakan bahwa Jibril mendatangi nabi Saw. Dan
lantas berkata: “Apakah engkau lagi mengeluh, wahai Muhammad?.” Nabi berkata:
“Benar.” Maka Jibril berkata: “Dengan menyebut nama Allah, aku menjagamu dari
segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan orang-orang yang dengki, dan
hipnotis. Semoga Allah lekas menyembuhkanmu.”
Bukhari telah meriwayatkan dalam kitab Thib dalam Shahihnya dari Aisyah
berkata bahwa Rasulullah Saw pernah terkena sihir hingga merasa telah menggauli
istri-istrinya namun sebenarnya tidak menggaulinya.” Sufyan berkata: “Apabila
demikian, apa itu merupakan sihir yang paling hebat” sehingga Rasulullah berkata:
“Wahai Aisyah ! Apakah engkau mengetahui bahwa Allah telah berfatwa kepadaku
atas apa yang hendak aku mintakan fatwa itu?. Dua orang laki-laki telah
mendatangiku. Salah satunya duduk di atas kepalaku, dan yang satunya lagi berada di
1019
Thabari, 12/149 (Ilmiyah).
1020
Ahmad, 6/61.
1021
Tirmizi, 3366.
1022
Thabari, 12/750, 751.
kedua kakiku. Laki-laki yang ada di atas kepalaku berkata kepada temannya:
“Bagaimana pendapatmu tentang laki-laki ini?.” Laki-laki yang ada di kedua kakiku
berkata: “Dia adalah seorang yang terkena sihir.” Maka laki-laki yang ada di atas
kepalaku berkata: “Siapakah yang telah menyihirnya?.” Laki-laki yang berada di
kedua kakiku berkata: “Labib bin A’sham, seorang laki-laki dari bani Zuraiq, sekutu
Yahudi dan seorang yang munafik.” Laki-laki yang ada di atas kepalaku berkata:
“Dengan apa?.” Laki-laki yang ada di kedua kakiku berkata: “Dengan sisir dan
rambut.” Laki-laki yang ada di kepalaku berkata: “Di mana?.” Laki-laki yang ada di
kedua kakiku berkata: “Di tutup (selaput) mayang kurma jantan, di bawah sumur
Darwan.” Aisyah berkata: “Kemudian Rasulullah mendatangi sumur, dan lantas
mengeluarkan air darinya, dan kemudian berkata: “Bahawasanya sumur yang aku
lihat ini, airnya seolah-olah seperti air pohon pacar, dan seolah-olah kurmanya adalah
kepala-kepala setan (Penj: sangat buruk).” Rasulullah berkata: “Kemudian aku
keluar.” Aku berkata: “Apakah engkau meminumnya?.” Rasulullah berkata:
“Sungguh Allah telah menyembuhkanku, dan tak suka jika itu akhirnya berdampak
buruk pada manusia.”1023
Raja manusia,
sembahan manusia,
Ini merupakan tiga sifat dari beberapa sifat Allah. “ketuhanan, merajai, dan
sembahan. Bahwasanya Allah adalah Tuhan segala sesuatu, raja segala sesuatu itu,
sembahan segala sesuatu itu pula. Sehingga keseluruhan makhluk adalah sesuatu yang
1023
Fathul Bari, 10/243.
dimiliki oleh Allah dan hambaNya. Oleh karena itu, seorang yang memohon
pertolongan sebaiknya memohon pertolongan dengan sifat ini, dari kejahatan setan
yang bersembunyi. Yaitu setan yang di beri kuasa atas diri manusia. Sebab tidak ada
seorang pun manusia selain pasti ada yang menyertainya yang mengajak pada
keburukan. Namun demikian, seorang yang mendapat penjagaan dari Allah tetap
terjaga dari semua itu.
Dan telah dikemukakan dalam Shahih bahwa Rasulullah bersabda: “Tidak ada
seorang pun dari kalian selain pasti ada seorang Qorin (yang menyertai) yang
didelegasikan kepadanya.” Mereka berkata: “Termasuk dirimu wahai Rasulullah?.”
Rasulullah berkata: “Iya. Namun Allah menolongku sehingga ia masuk Islam dan
tidak pernah menyuruhku selain pada kebenaran.”1024 Dan telah dikemukakan dalam
Shahih Bukhari dan Muslim dari Anas dalam kisah kunjungan Shafiyah kepada
Rasulullah Saw., yaitu ketika beliau beri’tikaf, dan lantas Rasulullah keluar bersama
dengan dirinya untuk mengembalikannya menuju rumahnya, dan kemudian bertemu
dengan dua orang lak-laki dari Kaum Anshar. Ketika dua orang laki-laki itu melihat
Nabi Saw., mereka mempercepat langkahnya sehingga Rasulullah berkata: “Apakah
seperti itu sikap kalian kepada rasul kalian. Sesungguhnya ia adalah Shafiyah binti
Hay.” Kemudian keduanya berkata: “Maha suci Allah, wahai Rasulullah.” Kemudian
Rasulullah berkata: “Sesungguhnya setan mengikuti manusia seperti halnya aliran
darah. Dan sesungguhnya aku takut jika menuduh yang bukan-bukan terhadap hati
kalian berdua.”1025
:Said bin Jabir berkata dari ibn Abas tentang firman Allah
1024
Muslim, 2167.
1025
Fathul Bari, 4/ 326.
1026
Thabari, 24/709
1027
Thabari, 24/710.
ketika manusia mengingat Allah, maka setan tersebut akan bersembunyi.” 1028 Al-Aufi
berkata: dari ibn Abas tentang firman Allah: berkata: “Itu adalah setan
yang memerintah. Jika melakukan ketaatan, maka ia bersembunyi.”
dari (golongan) jin dan manusia”, Apakah merupakan perincian dari firman
Allah:
dari (golongan) jin dan manusia” , secara tidak langsung semua ini memperkuat
pendapat yang kedua. Dan dikatakan bahwa firman Allah:
dari (golongan) jin dan manusia” merupakan penafsiran dari sesuatu yang
berbisik ke dalam hati manusia, baik itu dari setan-setan manusia maupun jin
sebagaimana yang ada dalam firman Allah: “Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-
tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin,
sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan
1028
Thabari, 24/710.
1029
Thabari, 24/711.
yang indah-indah untuk menipu (manusia)1030. Jikalau Tuhanmu menghendaki,
niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang
mereka ada-adakan.” (al-An’am: 112)
Akhir tafsir, dan hanya untuk Allah segala puji kepada Allah Tuhan semesta
alam.
Daftar Pustaka
1. Sunan abu Dawud, diedid oleh Azzat Ubaid ad-Duas, Dar Hadits, Hamsh,
Siria.
6. Ibn abi Hatim, Tafsir al-Qur’an al-Adhim, cet 1, Maktabah Nizar Mushtafa al-
Baz, Makkah Mukarramah.
9. Shahih, ibn Haban, tahkik Kamal Yusuf al-Hut, cet, 1, Dar Kitab al-Ilmiyah,
Bairut, Libanon.
16. Isti’an ala Asfal Ishabah, Dar Kitab al-Arabi, Bairut, Libanon.
19. Al-Ba’ts wa Nusyur, ibn abi Dawud, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut.
27. Dar Ikhtishar, al-Maghazi wa Sir, Ibn Abdul Bar, Muassasah Ulumul Qur’an,
Damsqus.
29. Risalah, Imam Sya’fi’i, tahkik Ahmad Syakir, cet, 2, Maktabah Dar Thurats,
Kairo.
32. Zuhdi, Hanad bin Sirri, Dar Khulafa’ li Kitab al-Islami, Kuwait.
33. Sunnah, ibn abi Ashim, al-Maktab al-Islami, Syariah, Ajri, Hadits Akadimi,
Faishal Abadi, Pakistan.
43. al-Ilal al-Mutanahiyah, ibn Jauzi, Idarah Ulum al-Atsariyah, Faishal Abad,
Pakistan.
46. Qurthubi, Tafsir Ahkam, Dar Kitab al-Arabi, Thaba’ah wa Nasr, Kairo.
51. Al-Muharrir al-Wajiz Abdul Hak bin Ghalib, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut,
Libanon.
58. Al-Muntakhab dari Musnad Abdul bin Humaid, Maktabah Sunah, Kairo.
59. al-Muwatha’, tahkik Muhammad Fuad Abdul Baqi, Dar Ihya’ li Thurats al-
Arabi.
60. An-Nasa’i, al-Maktabah al-Ilmiyah, Bairut, Libanon.
63. Tarikh Damsiq, ibn Asakir (Mukhtasar/ringkasan) ibn Badran, Dar Masirah,
Bairtu, Libanon.
69. Tartibul Musnad, Imam Syafi’i, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut, Libanon.
72. tafsir Thabari, tahkik Mahmud Muhammad Syakir dan Ahmad Muhammad
Syakir, cet, 2, bersamaan dengan penyempurnaan.
82. Sunan Said bin Mansur, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut, Libanon.
83. Sirah ibn Hasyim, Dar Ihya’ at-Thurats al-Arabi, Bairut, Libanon.
87. Shahih Muslim, Tahkik Muhammad Fuad Abdul Baqi, Dar Ihya’ at-Thurats
al-Arabi.
91. Umdah Tafsir, al-Hafidz ibn Katsir, Ahmad Syakir, tanpa ada nama penerbit.
94. Gharibul Hadits, abi Ubaid al-Qosim bin Salam al-Harawi, Dar Kitab al-
Ilmiyah, Bairut, Libanon.
97. Fadhail Qur’an, Imam an-Nasa’i, tahkik faruq Hamadah, Dar Tsaqofah,
Maghrib.
104. Musnad, abi Yu’la, tahkik Husain Salim Asad, Dar al-Ma’mun li Thurats,
Damasyqus, Bairut.
105. Musnad Imam Ahmad, al-Maktab al-Islami dan Dar Shadir, Bairut.
109. Musnad Abd bin Humaid, al-Muntakhab dari Musnad Abd bin Humaid.
110. Misykatul Mashabih, Tibrizi, al-Maktab al-Islami, Bairut.