Anda di halaman 1dari 536

Tafsir Surat al-Munafiqun

”Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami


mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah", dan Allah
mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah
mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang
pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, 1 lalu mereka
menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah
mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka
telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu
mereka tidak dapat mengerti. Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka
menjadikan kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan
mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar.2 Mereka mengira bahwa
tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang
sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan
mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?."

Prilaku orang-orang munafik

Dalam firmanNya, Allah memberitahukan prilaku orang-orang munafik bahwa


mereka adalah orang-orang yang mengaku memeluk agama Islam ketika mendatangi
Nabi Saw., namun sebenarnya mereka tidaklah demikian, bahkan sebaliknya mereka
adalah orang-orang yang memusuhi Islam. Karena itu, Allah berfirman:
        

Maksud dari firman Allah: "Apabila orang-orang munafik datang kepadamu,


mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul
Allah" adalah bahwa mereka mengucapkan dan memperlihatkan perkataan seperti itu
ketika mendatangimu dan berada di hadapanmu. Padahal yang sesungguhnya tidaklah

1
mereka bersumpah bahwa mereka beriman adalah untuk menjaga harta mereka supaya jangan
dibunuh atau ditawan atau dirampas hartanya
2
mereka diumpamakan seperti kayu yang tersandar, maksudnya untuk menyatakan sifat mereka yang
buruk meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara, akan tetapi sebenarnya otak
mereka adalah kosong tak dapat memahami kebenaran
demikian. Karena itu, Allah memberitahukan kepada Rasulullah dengan perkataan
yang bersifat informasi bahwa ia adalah utusan Allah. Yaitu dengan mengatakan: "

" "  


Dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya;
Dan kemudian melanjutkan perkataanNya:
      

“Dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-


benar orang pendusta.” Maksudnya adalah terhadap apa yang diberitahukan oleh
mereka, walaupun pada kenyataannya memang demikian. Sebab mereka tidak
menyakini kebenaran akan apa yang telah mereka katakan. Oleh karena itu, kedustaan
mereka adalah dari tinjauan kenyakinan mereka sendiri. Maksud firman Allah"
      
" Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, 3 lalu mereka
menghalangi (manusia) dari jalan Allah" adalah bahwa mereka menakuti manusia
dengan sumpah palsu dan penuh dosa agar orang-orang mempercayai apa yang telah
mereka katakan. Maka orang-orang yang tidak mengetahui sepak terjang mereka akan
tertipu, sehingga menyakini bahwa mereka adalah orang-orang muslim. Bahkan
terkadang orang-orang itu mengikuti apa yang mereka katakan, dan membenarkan apa
yang mereka katakan. Padahal sebenarnya batin mereka sama sekali tidak melirik
Islam dan pemeluknya. Dan dengan cara semacam itulah, mereka berhasil mencilakai
sejumlah besar manusia, dan oleh karena itu, Allah berfirman:
        

Dan firman Allah:


         



Maksud dari "lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah.


Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu
adalah karena bahwa sesungguhnya mereka Telah beriman, Kemudian menjadi kafir
(lagi) lalu hati mereka dikunci mati; Karena itu mereka tidak dapat mengerti" adalah
bahwa kemunafikan mereka, terletak pada kembalinya mereka pada kekafiran setelah

3
mereka bersumpah bahwa mereka beriman adalah untuk menjaga harta mereka supaya jangan
dibunuh atau ditawan atau dirampas hartanya
menjalankan keimanan, dan mengganti hidayah (petunjuk) dengan kesesatan,
sehingga Allah mengunci mati mereka hingga mereka tidak dapat mengerti. Artinya
hidayah (petunjuk) tidak lagi dapat sampai pada hati mereka, dan kebaikan pun juga
tidak dapat lagi bersemayam dalam hati mereka, sehingga hati mereka menjadi hati
yang tidak dapat mengerti dan tidak dapat memperoleh petunjuk.
Dan maksud dari firman Allah: "
         
"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu
kagum. dan jika mereka Berkata kamu mendengarkan perkataan mereka" adalah
bahwasanya mereka merupakan orang-orang yang memiliki bentuk yang baik, dan
mempunyai kefasihan dalam berkata-kata. Sehingga ketika seseorang mendengarkan
perkataan mereka, maka ia akan menerima perkataan itu karena kefasihan mereka
dalam berbicara. Padahal sebenarnya mereka adalah orang-orang yang paling lemah,
penakut, dan pengecut. Karena itu, Allah berfirman:

     

Maksud dari "Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan
kepada mereka" adalah bahwa ketika datang suatu permasalahan atau ketakutan,
maka beriman karena kepengecutan mereka sebagaimana yang dikatakan dalam
firman Allah: “Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu
lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik- balik seperti
orang yang pingsan Karena akan mati, dan apabila ketakutan Telah hilang, mereka
mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat
kebaikan. mereka itu tidak beriman, Maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya.
dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-Ahzab: 19). Mereka adalah
awan yang tidak berair, dan bentuk yang tidak bermakna. Oleh karena itu, Allah
berfirman:

        

" Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka;
semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan
(dari kebenaran)?." Maksudnya adalah bahwa bagaimana mereka memalingkan diri
dari hidayah (petunjuk) menuju kesesatan. Imam Ahmad meriwayatkan dari abi
Hurairah ra. bahwa Nabi Saw. bersabda: "Sesungguhnya orang-orang munafik
memiliki beberapa alamat yang bisa digunakan untuk mengenalinya. Yaitu
penghormatan mereka adalah sebuah laknat, makanan mereka berasal dari barang
rampasan, harta simpanan mereka berasal dari hasil penipuan, tidak pergi ke masjid
selain hanya karena melakukan perpindahan, tidak mendatangi shalat (Penj: mungkin
yang dimaksud adalah shalat jama'ah) selain datang terlambat, tidak ramah dan tidak
meramahkan, tidur di waktu malam dan gaduh di waktu siang."4

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: marilah (beriman), agar Rasulullah


memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat
mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri. Sama saja bagi mereka, kamu
mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. Mereka orang-orang
yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): "Janganlah kamu memberikan
perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya
mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)." padahal kepunyaan Allah-lah
perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.
Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah,5 benar-benar
orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya." padahal
kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin,
tetapi orang-orang munafik itu tiada Mengetahui."

Sanggahan mereka terhadap permintaan ampunan Rasulullah untuk


mereka, dan pemberian terhadap orang yang ada di sekitarnya.

Dalam firmanNya, Allah memberitahukan tentang orang-orang munafik: "


         

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: marilah (beriman), agar Rasulullah


memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka," yang maksudnya adalah
bahwa mereka berpaling dan menentang apa yang dikatakan kepada mereka seraya

4
Ahmad, 2/293.
5
Maksudnya: kembali dari peperangan Bani Musthalik
menyombongkan diri dan menghina apa yang telah diberitahukan kepada mereka itu.
Karena itu, Allah berfirman: "
   

"dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri."


Kemudian Allah membalas semua itu dengan mengatakan: "

          
        
"Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan
ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang fasik" sebagaimana yang dikatakanNya dalam surat al-Bara'ah, dan
perkataan tentang hal itu telah dikemukakan di atas beserta hadits-hadits yang
bersangkutan.
Lebih dari satu ulama' Salaf mengemukakan bahwa keseluruhan ayat tersebut
turun karena Abdullah bin abi ibn Salul sebagaimana yang sebentar lagi kami
kemukakan. Dan terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang
dapat dipercaya dalam permasalahan ini. Dalam hal ini, Muhammad bin Ishaq berkata
dalam kitab Sirah: "Ketika Rasulullah Saw. sampai di Madinah, yaitu telah kembali
dari perang Uhud, maka Abdullah bin Ubai bin Sulul sebagaimana yang dikatakan
kepadaku oleh ibn Syihab az-Zahri, menempati suatu tempat yang selalu ia gunakan
untuk melakukan shalat jum'ah tanpa ada yang menentangnya karena sebagai bentuk
penghormatan atas dirinya sendiri dan juga dari kaumnya. Ia adalah seorang yang
dihormati oleh kaumnya. Ketika pada hari jum’at Rasulullah Saw. duduk seraya
berkhutbah kepada manusia, maka Abdullah bin Ubai bin Sulul berdiri seraya berkata:
"Wahai manusia, sekarang utusan Allah ini sedang berada di hadapan kalian.
Karenanya, Allah memuliakan dan mengagungkan kalian. Oleh karena itu,
dengarkanlah dan patuhilah dirinya." Kemudian Abdullah duduk kembali. Hingga
ketika terjadi sesuatu yang menimpa perang Uhud, yaitu kembalinya Rasulullah Saw.
dengan hanya membawa sepertiga tentaranya, maka Abdullah pun tetap berdiri dan
melakukan perbuatannya semula, sehingga orang-orang Islam pun menarik bajunya
dan lantas berkata: "Duduklah, wahai musuh Allah. Engkau bukanlah orang yang
berhak melakukan itu, dan engkau telah melakukan apa yang telah engkau lakukan."
Kemudian Abdullah keluar (Penj: keluar dari masjid yang digunakan untuk shalat
jum'at), dan melangkah di belakang manusia seraya berkata: "Seolah-olah aku
mengatakan perkataan yang tercela ketika memberi dukungan kepadanya." Kamudian
Abdullah bertemu dengan beberapa laki-laki yang berasal dari kaum Anshar di pintu
masjid, sehingga mereka berkata: "Sungguh cilaka apa yang telah engkau perbuat."
Abdullah berkata: "Aku berdiri adalah untuk memberi dukungan kepadanya. Namun
sahabat-sahabatnya malah menarikku dan berbuat kasar kepadaku. Seolah-olah aku
telah mengatakan perkataan yang tercela ketika memberi dukungan kepadanya."
Mereka berkata: "Sungguh cilaka engkau. Lekas kembalilah agar Rasulullah
memintakan ampunan untukmu." Abdullah berkata: "Demi Allah, aku tidak
mengharapkan dirinya memintakan ampunan untukku."6 Qotadah dan Saddi berkata:
"Ayat ini turun karena Abdullah bin Ubai. Bahwasanya seorang anak muda yang
termasuk dari sanak famili Abdullah, menghadap Rasulullah dan lantas menceritakan
sesuatu yang sangat penting tentang Abdullah bin Ubai. Rasulullah lantas memanggil
Abdullah bin Ubai, dan Abdullah pun bersumpah atas nama Allah bahwa dirinya tidak
berbuat seperti yang telah dituduhkan. Orang-orang Anshar pun kemudian menemui
pemuda itu, dan lantas mencela dan mengecam dirinya. Maka Allah menurunkan
sebuah ayat yang berkaitan dengan apa yang telah mereka dengar. Yang mana di
dalamnya terdapat sebuah perkataan tentang musuh Allah: "Seandainya ia
mendatangi Rasulullah, maka ia membuang muka." Maksudnya engkau bukanlah
seorang yang menuruti (penj: menuruti perkataan Rasulullah).7
Yunus bin Bukair berkata dari ibn Ishaq: "Muhammad bin Yahya bin Habban,
Abdullah bin abi Bakar, dan Ashim bin Umar bin Qotadah telah berkata kepadaku
tentang kisah bani Mushthaliq: Ketika Rasulullah Saw. berada di sana, terjadilah
pertengkaran antara Jahjah bin Said al-Ghafari yang merupakan pekerja Umar bin
Khatab, dan Sinan bin Wabar karena memperebutkan airt. Ibn Ishaq berkata:
"Muhammad bin Yahya bin Haban telah berkata kepadaku: "Keduanya berebut air,
dan lantas bertengkar sehingga Sinan berkata: "Wahai orang-orang Anshar", dan
Jahjah berkata: "Wahai orang-orang Muhajirin!," sedangkan Zaed bin Arqom dan
sekelompok orang dari kaum Anshar sedang berada di tempat Abdullah bin Ubai.
Ketika mendengar seruan itu, Abdullah bin Ubai berkata: "Mereka telah membuat
kegaduhan di kawasan kita. Demi Allah, apa yang telah dilakukan oleh orang-orang
Qurays ini seperti halnya yang dikemukakan dalam sebuah pribahasa: "Lemak

6
Ibn Hisyam, 3/111.
7
Thabari, 23/399.
anjingmu telah memakan dirimu. Demi Allah, jika kita kembali ke Madinah, sungguh
orang-orang besar di sana akan mengeluarkan orang-orang rendahan yang ada di
sana." Kemudian datanglah seseorang yang berasal dari kaumnya, sehingga Abdullah
pun berkata: "Kalian tidak melakukan sesuatu untuk diri kalian. Kalian telah
memperbolehkan mereka berada di negara kalian, dan membagi-bagikan harta kalian
kepada mereka. Demi Allah, jika kalian tidak mempedulikan mereka lagi, niscaya
kalian akan mampu mengusir mereka dari negara kalian." Abdullah bin Arqom
mendengar perkataan itu. Dengan membawa perkataan itu, Abdullah bin Arqom yang
masih belia bergegas menemui Rasulullah yang pada saat itu sedang ditemani oleh
Umar ra. Abdullah bin Arqom kemudian menyampaikan berita itu, sehingga Umar bin
Khatab berkata: "Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepada Ibad bin Basyar untuk
memenggal kepada Abdullah bin Ubai." Rasulullah berkata: "Jika itu dilakukan, maka
bagaimana jika orang-orang berkata: "Wahai Umar, Muhammad telah membunuh
sahabatnya." Tidak demikian wahai Umar, namun panggillah seorang utusan kemari."
Ketika Abdullah bin Ubai mengetahui bahwa perkataannya itu telah sampai kepada
Rasulullah, maka ia pun bergegas menemui Rasullah dan lantas membela diri di
hadapannya. Ia bersumpah atas nama Allah, bahwa dirinya tidak mengatakan
perkataan itu, yaitu tidak mengatakan perkataan yang telah disampaikan oleh Zaed bin
Arqom kepada dirinya (Rasulullah)." Ia adalah seorang yang memiliki kedudukan di
antara kaumnya, sehingga kaumnya pun berkata: "Wahai Rasulullah, mungkin
pemuda itu sedang mengigau sehingga perkataannya tidak dapat dipegang."
Ketika Rasulullah melakukan perjalanan di waktu yang semestinya tidak
melakukan perjalanan, maka beliau bertemu dengan Asid bin Hudhair. Asid pun
mengucapkan salam kepada Rasulullah karena penghormatannya atas kenabian
Rasulullah. Kemudian Asid berkata: "Demi Allah, aku telah melakukan perjalanan di
waktu yang semestinya tidak ada perjalanan di dalamnya." Maka Rasulullah berkata:
"Apakah telah sampai kepadamu apa yang dikatakan oleh sahabatmu yang bernama
Abdullah bin Ubai?. Ia menyangka bahwa jika sampai di Madinah, maka orang-orang
mulia di sana akan mengeluarkan orang-orang hina yang ada di dalamnya." Maka
Asid berkata: "Sesungguhnya engkaulah orang besar (mulia) itu wahai Rasulullah,
dan ia lah orang hina itu." Kemudian Asid berkata: "Kasihanilah dirinya wahai
Rasulullah. Demi Allah, Allah telah datang denganmu, dan sesungguhnya aku adalah
seorang yang telah merangkaikan manik-manik untuk dirinya. Dan sesungguhnya ia
telah melihat bahwa miliknya telah dirampas." Kemudian Rasulullah berjalan dengan
orang-orang hingga sore hari, dan berjalan pada malam harinya hingga pagi hari.
Ketika waktu dhuha' mulai memuncak, Rasulullah menemui orang-orang untuk
mengemukakan perkataan Abdullah bin Ubai kepada mereka, sehingga mereka
merasa tidak aman hingga akhirnya membubarkan diri, kemudian tidur, dan lantas
turunlah surat al-Munafiqun.8 Jahid abu al-Baihaqi berkata: "Abu Abdullah al-Hafidz
telah memberitahukan kepadaku, bahwa telah memberitahukan kepada kita Basyar
bin Musa, bahwa telah berkata kepada kita al-Humaidi, bahwa telah berkata kepada
kita Sufyan, bahwa telah berkata kepada kita Umar bin Dinar, bahwa aku mendengar
Jabir bin Abdullah berkata: "Ketika kami sedang bersama dengan Rasulullah dalam
suatu peperangan, seorang laki-laki dari kaum Muhajirin mengusir seorang laki-laki
dari kaum Anshar sehingga laki-laki dari kaum Anshar tersebut berkata: "Wahai
orang-orang Anshar", dan laki-laki dari kaum Muhajirin itupun juga berkata: "Wahai
orang-orang Muhajirin." Sehingga Rasulullah Saw. berkata: "Tidak pentingnya seruan
Jahiliyah?. Sesungguhnya itu adalah sebuah seruan yang busuk."
Abdullah bin Ubai bin Sulul berkata: "Sungguh mereka telah memonopolinya.
Demi Allah, jika aku kembali ke Madinah, maka orang-orang mulia di sana akan
mengeluarkan orang-orang hina yang ada di sana pula." Jabir berkata: "Bahwasanya
orang-orang Anshar yang ada di Madinah lembih banyak daripada orang-orang
Muhajirin ketika Rasulullah sampai di Madinah, dan kemudian orang-orang
Muhajirin akhirnya lebih banyak daripada orang-orang Anshar. Maka Umar berkata:
"Perintahkanlah kepadaku, niscaya aku akan memenggal kepada orang munafik itu."
Maka Rasulullah Saw. berkata: "Tinggalkanlah dirinya agar orang-orang tidak
mengatakan bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya."9 Telah diriwayatkan
oleh Imam Ahmad, dan telah diriwayatkan pula oleh Bukhari dan Muslim.
Ukramah, ibn Zaed, dan selain keduanya mengemukakan bahwa ketika orang-
orang berbondong kembali menuju Madinah, maka Abdullah bin Abdullah bin Ubai
bin Sulul berdiri di pintu Madinah seraya menghunus pedangnya sehingga orang-
orang pun melintasi dirinya. Ketika ayahnya, yaitu Abdullah bin Ubai datang, maka
sang anak berkata kepada sang ayah: "Di belakangmu!." Maka sang ayah berkata:
"Apa yang terjadi pada dirimu. Sungguh cilaka engkau?." Maka sang anak berkata:
"Demi Allah, aku tidak mengizinkanmu melintasi jalan ini hingga Rasulullah
memberimu izin. Sesungguhnya ia adalah seorang yang mulia, sedangkan dirimu

8
Ibn Hisyam, 2/290-292.
9
Bukhari: 2907, dan Muslim.
adalah seorang yang hina." Ketika Rasulullah datang dengan berjalan kaki, maka
Abdullah bin Ubai mengadukan anaknya kepada Rasulullah sehingga anaknya pun
berkata: "Demi Allah, wahai Rasulullah. Ia tidak akan memasuki Madinah selain atas
izinmu." Maka Rasulullah mengizinkannya sehingga anak Abdullah bin Ubai berkata
kepada Abdullah bin Ubai: "Ketika Rasulullah telah memberimu izin, maka berlalulah
sekarang juga."10
Abu Bakar Abdullah bin Zubair al-Humaidi telah meriwayatkan dalam
musnadnya dari abi Harun al-Madani berkata: "Bahwa Abdullah bin Abdullah bin
Ubai bin Salul berkata kepada ayahnya: "Demi Allah, selamanya engkau tidak akan
memasuki Madinah hingga mengatakan: "Bahwa Rasulullah adalah seorang yang
paling mulia, dan aku adalah seorang yang paling hina." Berkata: "Ia lantas menemui
Rasulullah dan kemudian berkata: "Wahai Rasulullah, telah sampai suatu berita
kepadaku bahwa engkau ingin membunuh ayahku. Demi Dzat yang telah
mengutusmu dengan kebenaran, selamanya aku tidak akan mengangan-angan
wajahnya karena kasihan kepada dirinya. Jika engkau menghendaki, maka aku akan
mendatangkan kepalanya kepadamu. Sebab sesungungguhnya aku tidak suka melihat
orang lain membunuh ayahku sendiri."11

"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan


kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah
orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami
berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu;
lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku
sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan Aku
termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan
(kematian) seseorang apabila Telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha
mengenal apa yang kamu kerjakan."

Anjuran untuk tidak menyibukkan diri dengan permasalahan-


permasalahan dunia, dan anjuran untuk bersedekah sebelum datangnya
kematian

10
Musnad Humaidi, 2/520.
11
Musnahd Humaidi, 2/520.
Allah Swt. memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk memperbanyak
zikir kepadaNya, dan melarang mereka untuk menyibukkan diri dengan harta benda
dan anak-anak. Allah juga memberitahukan bahwa barang siapa yang
menenggelamkan diri ke dalam kesenangan-kesenangan dunia hingga mengabaikan
ketaatan dan zikir kepadaNya, maka ia termasuk seorang yang merugi. Yaitu
termasuk orang yang merugi atas dirinya sendiri dan rugi atas keluarganya di hari
Kiamat nanti. Kemudian Allah menganjurkan kepada hamba-hambaNya untuk
berinfak dalam menjalankan ketaatan kepada diriNya, dengan mengatakan: "

          

          

"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang
saleh?" Setiap orang yang lalai selalu menyesal ketika sudah datang pertanggung
jawaban, dan meminta perpanjangan waktu walau hanya sebentar untuk melakukan
apa yang telah ia lalaikan, baik yang telah lampau mapaupun yang akan datang.
Namun itu sangat musthil baginya. Semuanya sebatas apa yang telah dilalaikannya.
Adapun tentang orang-orang kafir, Allah berfirman: "Dan berikanlah peringatan
kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka,
Maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami
(kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami
akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul". (kepada mereka
dikatakan): "Bukankah kamu Telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali
kamu tidak akan binasa?.” (ibrahim: 44). Kemudian Allah berkata: “(Demikianlah
keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari
mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah Aku (ke dunia),12 agar Aku berbuat
amal yang saleh terhadap yang Telah Aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya
itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding
sampal hari mereka dibangkitkan.”13 (al-Mu’minun: 99-100).
12
Maksudnya: orang-orang kafir di waktu menghadapi sakratul maut, minta supaya diperpanjang umur
mereka, agar mereka dapat beriman
13
Maksudnya: mereka sekarang Telah menghadapi suatu kehidupan baru, yaitu kehidupan dalam kubur,
yang membatasi antara dunia dan akhirat
Kemudian Allah berfirman: "
            

"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila


Telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha mengenal apa yang kamu
kerjakan." Maksudnya adalah bahwa Allah tidak menunda kematian seseorang ketika
telah datang masa ajalnya. Allah Maha Mengetahui seorang yang jujur dalam
perkataan dan permintaannya, dan seorang yang seandainya dihidupkan lagi, maka ia
akan kembali melakukan keburukan-keburukan. Oleh karena itu, Allah berfirman: "
    

"Dan Allah Maha mengenal apa yang kamu kerjakan".


Akhir surat al-Munafiqun. Dan kepada Allah lah segala puji, anugerah,
pertolongan dan penjagaan.

Tafsir Surat at-Taghabun


Yaitu surat Madinah, dan ada yang mengatakan surat Makiyah.

"Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi;
hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu
ada yang kafir dan di antaramu ada yang mukmin. dan Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan. Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. dia membentuk
rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu).
Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu
rahasiakan dan yang kamu nyatakan. dan Allah Maha mengetahui segala isi hati."

Bertasbih kepada Allah, mengemukakan akhlak dan ilmu-Nya.

Ini merupakan akhir dari surat tasbih. Pembahasan tentang bertasbihnya


keseluruhan makhluk kepada Tuhannya dan junjungannya, telah dikemukakan di atas.
Oleh karena itu, Allah berfirman:
   
"Hanya Allah lah yang mempunyai kerajaan dan pujian." Maksudnya adalah
Allah lah yang mengendalikan segala sesuatu, dan yang dipuji atas segala sesuatu
yang telah Dia ciptakan dan kuasai. Dan maksud dari firman Allah:
     

"Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu" adalah segala sesuatu yang
diinginkanNya, pasti terwujud tanpa ada sesuatu yang bisa mencegah dan
menolaknya. Dan segala sesuatu yang tak diinginkanNya, maka pasti tidak akan
terjadi. Dan maksud dari firman Allah:
       

" Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di
antaramu ada yang mukmin" adalah bahwa Dia adalah Dzat yang menciptakan kalian
semua menurut ketentuan tersebut, dan menghendaki semua itu sehingga tercipta
seorang yang kafir dan yang beriman. Allah adalah Dzat Yang Maha melihat atas
siapa saja yang berhak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tak berhak
mendapatkan kesesatan. Dia Maha Menyaksikan atas segala perbuatan yang
dilakukan oleh hamba-hambaNya dan akan mengganjar mereka dengan ganjaran yang
paling sempurna. Oleh karena itu, Allah berfirman:
    

"Dan Allah maha melihat apa yang kamu lakukan" dan kemudian berfirman:

       

"Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. dia membentuk rupamu dan
dibaguskanNya rupamu itu." Maksudnya adalah bentukmu yang paling bagus, seperti
yang difirmankan oleh Allah: “Hai manusia, apakah yang Telah memperdayakan
kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang Telah
menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)mu seimbang, dlam bentuk apa saja yang dia kehendaki, dia menyusun
tubuhmu.” (al-Infithar: 5-8). Dan seperti dalam firman Allah: “Allah-lah yang
menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk
kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezki dengan sebahagian yang
baik-baik.” (al-Mu’min: 64)
Dan maksud dari firman Allah:
  
"… dan Hanya kepada Allah-lah kembali(mu).." adalah tempat kembali.
Kemudian Allah memberitahukan tentang pengetahuanNya terhadap segala sesuatu
yang di berada di bumi, langit, atau yang bersifat kejiwaan sehingga Dia berfirman:
          

    

"Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang
kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan. dan Allah Maha mengetahui segala isi
hati."

"Apakah belum datang kepadamu (hai orang-orang kafir) berita orang-orang


kafir terdahulu. Maka mereka Telah merasakan akibat yang buruk dari perbuatan
mereka dan mereka memperoleh azab yang pedih. Yang demikian itu adalah Karena
Sesungguhnya Telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka membawa
keterangan-keterangan lalu mereka berkata: "Apakah manusia yang akan memberi
petunjuk kepada kami?" lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak
memerlukan (mereka). dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

Peringatan dengan cara menjelaskan kehancuran orang-orang kafir


terdahulu.

Allah memberitahukan perihal umat-umat terdahulu dan siksa yang mereka


peroleh lantaran menentang seorang Rasul dan pendustaan mereka terhadap
kebenaran, dengan mengatakan:
      

"Apakah belum datang kepadamu (hai orang-orang kafir) berita orang-orang


kafir terdahulu" Maksudnya adalah berita tentang mereka dan segala sesuatu yang
telah mereka alami."
Maksud dari firman Allah:

  


"Maka mereka Telah merasakan akibat yang buruk dari perbuatan mereka"
adalah bahaya pendustaan dan perbuatan buruk mereka. Yaitu siksaan dan balasan
yang telah mereka peroleh di dunia.
Dan maksud dari firman Allah:

   


"…Dan mereka memperoleh azab yang pedih" adalah di akhirat sebagai
tambahan atas apa yang telah mereka alami di dunia. Kemudian Allah menjelaskan
alasan akan hal itu dengan mengatakan:
     
"Yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya Telah datang kepada mereka
rasul-rasul mereka membawa keterangan-keterangan" adalah dengan hujjah, dalil-
dalil, dan bukti-bukti.
  

"Lalu mereka berkata: "Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada
kami?" adalah mereka mengingkari sebuah risalah yang dibawa oleh seorang
manusia, dan mengingkari adanya hidayah yang diperuntukkan kepada mereka itu
adalah dibawa oleh seorang manusia seperti mereka sendiri.
 
"lalu mereka ingkar dan berpaling" adalah bahwa mereka menginkari
kebenaran dan tak mengamalkan kebenaran itu.
Dan maksud dari firman Allah:
  
"dan Allah tidak memerlukan (mereka). dan Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji" adalah tidak memerlukan mereka.
   

"Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan


dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan
dibangkitkan, Kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan."
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Maka berimanlah kamu kepada Allah
dan rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Quran) yang Telah kami turunkan. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Ingatlah) hari (dimana) Allah
mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, Itulah hari dinampakkan kesalahan-
kesalahan. dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya
Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah
keberuntungan yang besar. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat
kami, mereka Itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalmnya. dan Itulah
seburuk-buruk tempat kembali."

Kehidupan setelah kematian adalah benar adanya.


Dalam firmanNya, Allah memberitahukan bahwa orang-orang kafir, musrik, dan
atheis menyangka dirinya tidak akan dibangkitkan kembali:
        

Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan,


Kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan." Maksudnya
adalah sungguh kalian akan mengetahui keseluruhan perbuatan kalian, baik yang
mulia mapun yang hina, baik yang kecil maupun yang besar.
Maksud dari firman Allah:
    

"yang demikian itu adalah mudah bagi Allah" adalah membangkitkan dan
mengganjar kalian. Ini merupakan ayat ketiga yang berisikan perintah Allah kepada
RasulNya untuk bersumpah atas nama Tuhannya akan ada dan terjadinya hari
kebangkitan. Yang pertama ada dalam surat Yunus: "Dan mereka menanyakan
kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: "Ya, demi Tuhanku,
sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput
(daripadanya)." Dan yang kedua ada dalam surat as-Saba': "Dan orang-orang yang
kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah:
"Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang ghaib, Sesungguhnya kiamat itu
pasti akan datang kepadamu." Dan yang ketiga adalah: "Orang-orang yang kafir
mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah:
"Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, Kemudian akan
diberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan." yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah."
Kemudian Allah berfirman:
      

Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-
Quran) yang Telah kami turunkan." Maksudnya adalah al-Qur'an.
Dan maksud dari firman Allah:
    

"dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan" adalah tidak ada sesuatu
pun perbuatan kalian yang dapat disembunyikan dari Allah.

Tentang hari Taghabun

Maksud dari firman Allah:

    

"(Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan"


adalah hari kiamat. Dinamakan seperti itu karena di dalamnya dikumpulkanlah orang-
orang terdahulu dan orang-orang yang datang belakangan dalam satu tempat, sehingga
mereka bisa didengar oleh seorang yang berseru, dan bisa dipandang oleh pandangan
mata sebagaimana yang dikemukakan dalam firman Allah: "Hari kiamat itu adalah
suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu
adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk).” (Hud: 103). Dan firman
Allah: “Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang
yang terkemudian, benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang
dikenal.” (al-Waqiah: 49-50). Dan maksud dari firman Allah:
   
"Itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan".
Ibn Abas berkata: "Itu merupakan salah satu dari nama hari kiamat. Itu semua
karena orang-orang ahli surga menyalahkan orang-orang ahli neraka.14 Seperti itu
pulalah yang dikatakan oleh Qotadah dan Mujahid. Muqotil bin Haban berkata:
"Tidak ada hari penampakan kesalahan-kesalahan yang lebih besar ketimbang ahli
surga memasuki surga, dan ahli neraka memasuki neraka." Aku berkata: "Hal itu telah
dijelaskan dengan firman Allah: "

14
Thabari, 23/420
        
          

 

" dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya
Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah
keberuntungan yang besar." Penafsiran terhadap ayat ini telah dikemukakan beberapa
kali di atas.

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin
Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Dan taatlah
kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling Sesungguhnya
kewajiban Rasul kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (Dia-
lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang mukmin
bertawakkal kepada Allah saja."

Tidak ada musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah

Allah memberitahukan dengan apa yang telah Dia beritahukan dalam surat al-
Hadid: "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-
Hadid: 22). Seperi itulah, di sini Allah juga berfirman: "
       

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin
Allah." Ibn Abas berkata: "Atas perintah Allah. Maksudnya adalah dari kekuasaan dan
kehendakNya.

          
"Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu" maksudnya
adalah barang siapa yang tertimpa suatu musibah, dan lantas mengetahui bahwa itu
sudah merupakan ketentuan dan ketetapan dari Allah sehingga bersabar dan pasrah
terhadap ketentuan Allah itu, maka hatinya akan diberi petunjuk (hidayah) oleh Allah.
Allah akan mengganti segala kerugiannya di dunia dengan sebuah hidayah (petunjuk)
yang berupa keyakinan dan kebenaran ke dalam hatinya. Allah telah berjanji akan
mengganti sesuatu yang telah diambilNya itu dengan sesuatu yang lebih baik. Ali bin
abi Thalhah berkata dari ibn Abas bahwa maksud dari ayat:
    

"..Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya.." adalah hatinya akan ditunjukkan pada suatu keyakinan,
sehingga mengetahui bahwa musibah yang telah menimpa dirinya bukan untuk
menyalahkannya, dan apa yang digunakan untuk menyalahkannya bukanlah berupa
musibah yang sedang dihadapinya. "15
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dikemukakan: "Sungguh mengagumkan sekali seorang muslim yang beranggapan
bahwa tidak ada ketentuan Allah bagi dirinya selain bahwa itu merupakan sesuatu
yang lebih baik bagi dirinya. Sehingga ketika mendapatkan suatu kesusahan, maka ia
bersabar sehingga akhirnya menjadi sesuatu yang lebih baik bagi dirinya. Dan ketika
mendapatkan suatu kebahagiaan, maka ia bersukur sehingga itu menjadi sesuatu yang
baik bagi dirinya. Hal itu hanya bisa dilakukan oleh seorang yang beriman."

Perintah untuk mentaati Allah dan RasulNya

Maksud dari perkataan Allah:


    
"Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya" adalah perintah
untuk mentaati Allah dan RasulNya atas segala sesuatu yang telah disyariatkan,
menjalankan segala sesuatu yang telah diperintahkan, dan menjauhi segala sesuatu
yang telah dilarangNya. Kemudian Allah berfirman:

15
Thabari, 23/421
       

"jika kamu berpaling Sesungguhnya kewajiban Rasul kami hanyalah


menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." Maksudnya adalah jika kalian tidak
melaksanakannya, maka sesungguhnya tuntutan bagi seorang Rasul hanyalah
menyampaikan, dan sedangkan tuntutan bagi kalian adalah mendengarkan dan
mentaatinya. Zuhri berkata: "Dari Allah lah sebuah risalah berasal, tuntutan bagi
seorang nabi adalah menyampaikan, dan kewajiban bagi kita adalah mematuhinya."

Tauhid

Kemudian dalam firmanNya, Allah memberitahukan bahwa diriNya adalah Dzat


yang Maha Tunggal dan Abadi, yang tidak ada Tuhan selain diriNya. Allah
berfirman:
          

"(Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang
mukmin bertawakkal kepada Allah saja." Kalimat yang pertama merupakan
pemberitahuan tentang tauhid, dan artinya adalah sebuah tuntutan: "Esakanlah
ketuhananNya, berikhlaslah terhadap diriNya, dan bertawakallah terhadap diriNya
pula sebagaimana yang dikatakan Allah: “ (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib,
tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah dia sebagai
Pelindung.” (Muzammil: 9)

"Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-


anakmu ada yang menjadi musuh bagimu16 Maka berhati-hatilah kamu terhadap
mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka)
Maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala
yang besar. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan
dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. 17 dan

16
Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau ayahnya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama
17
Maksudnya: nafkahkanlah nafkah yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.
barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang
yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya
Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. dan Allah
Maha pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.. Yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata. yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Peringatan akan fitnah istri dan anak

Dalam firmanNya, Allah memberitahukan tentang istri-istri dan anak-anak,


bahwa sabagian dari mereka adalah seorang yang memusuhi suami dan orang tua.
Artinya tidak melakukan perbuatan baik sebagaimana yang dikatakan Allah: “Hai
orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-
orang yang merugi.” (al-Munafiqun: 9).

Karena itu, di sini Allah berfirman: "




"Maka berhati-hatilah kamu" . Ibn Zaed berkata: Maksudnya adalah berbahaya


terhadap agamamu. Mujahid berkata: "
        
"Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-
anakmu ada yang menjadi musuh bagimu" berkata: "Mendorong seorang laki-laki
untuk memutuskan tali persaudaraan atau mendurhakai Tuhannya. kecintaannya
terhadap mereka membuat dirinya mematuhi yang diinginkan oleh istri-istri dan anak-
anak itu. Diriwayatkan oleh ibn abi Hatim dari ibn Abas, di mana ada seorang laki-
laki yang bertanya kepada dirinya tentang ayat:

        


 
"Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-
anakmu ada yang menjadi musuh bagimu Maka berhati-hatilah kamu terhadap
mereka" berkata: "Mereka adalah laki-laki yang telah memeluk agama Islam di
Makkah, dan kemudian hendak mendatangi Rasulullah, namun dicegah oleh istri dan
anak-anak mereka. Sehingga ketika mereka mendatangi Rasulullah, maka mereka
melihat orang-orang telah memahami permasalahan-permasalahan agamanya, dan
lantas memahami bahwa mereka harus menghukum anak dan istri mereka tersebut,
sehingga Allah menurunkan ayat ini:
         
dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka)
Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Seperti itu
pulalah yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, dan ia mengatakan bahwa itu merupakan
hadits hasan shahih.18
Dan maksud dari firman Allah:
         

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di


sisi Allah pahala yang besar." Allah berkata sesunggunya harta benda dan anak
adalah cobaan dan ujian dari Allah terhadap hambaNya untuk mengetahui siapa orang
yang mentaatiNya dan siapa pula orang yang durhaka kepadaNya. Dan maksud dari
firman Allah:

 

"dan di sisi Allah" adalah hari kiamat.

 

"Pahala yang besar" sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: " Dijadikan terasa
indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa
perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas
dan perak, kuda pilihan, hewan ternak19 dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik", dan sesuatu setelahnya.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Baridah bahwa ketika Rasulullah berkhutbah,
datanglah Hasan dan Husain yang sedang mengenakan pakaian warna merah seraya
berjalan dan tersandung jatuh sehingga Rasulullah turun dari mimbar, menggendong
dan lantas meletakkan keduanya di hadapan dirinya. Kemudian Rasulullah berkata:
"Sungguh benar Allah dan RasulNya bahwa harta dan anak-anak kalian adalah fitnah.
Ketika aku melihat dua anak kecil ini sedang berjalan dan lantas tersandung, maka
18
Tuhfah al-Ahawadzi, 9/222.
19 )
Hewan-hewan yang termasuk jenis unta, sapi, kambing, dan biri-biri.
aku tidak bisa menahan diri sehingga menghentikan perkataanku dan lantas
menggendong keduanya."20 Telah diriwayatkan oleh para pemilik kitab Sunah, dan
Tirmidzi berkata bahwa itu merupakan hadits hasan yang gharib.21

Perintah melaksanakan ketakwaan semampu mungkin

Allah berfirman:

   

"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu".


Maksudnya adalah upaya dan kemampuan kalian, sebagaimana yang dikemukakan
dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim dari abi Hurairah ra. berkata bahwa
Rasulullah Saw. bersabda: "Jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian, maka
laksanakanlah sejauh kesanggupan kalian, dan jauhilah segala sesuatu yang aku larang
buat kalian."22 Dan maksud dari firman Allah:

 

"...Dan dengarlah serta taatlah..." adalah jadilah kalian orang-orang yang


mematuhi segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah dan RasulNya, dan jangan
hanya menyandarkan diri pada kemudahan dan anugerah dariNya, dan jangan pula
menentang segala sesuatu yang diperintahkanNya, dan jangan pula melakukan segala
sesuatu yang dilarang olehNya.

Anjuran untuk bersedekah

Dan maksud dari firman Allah:

  

"Dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu" adalah serahkanlah apa yang
telah dirizkikan Allah kepadamu kepada saudaramu, fakir miskin, dan orang-orang
sedang membutuhkan. Dan berbuat baiklah kepada semua makhluk sebagaimana
20
Ahmad, 5/354
21
Abu Dawud, 1/663, Tuhfatul Ahwadz, 10/278, an-Nasai, 3/108, ibn Majah, 2/1190.
22
Fathul Bari, 13/264
Allah berbuat baik kepadamu, sehingga engkau adalah seorang yang baik di dunia dan
sekaligus di akhirat. Jika tidak melakukan hal itu, maka engkau akan menjadi seorang
yang buruk di dunia dan sekaligus di akhirat.

Dan firman Allah:

        

"… Dan barang siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang
yang beruntung... " telah kami kemukakan di atas penafsiran dari ayat ini dalam surat
al-Hasyr, dan telah kami kemukakan pula hadits-hadits yang satu arti dengan ayat
tersebut sehingga tidak perlu untuk diulangi lagi.

Dan maksud dari firman Allah:

         

"Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya
Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan mengampuni kamu" adalah sejauh
mana engkau menginfakkan sesuatu, maka Allah akan menggantinya. Dan sebanyak
apa pun engkau mensedekahkan sesuatu, maka Allah akan mengganjarnya. Sehingga
hal itu sama halnya dengan pinjaman sebagaimana yang telah dikemukakan dalam
hadits shahih bahwa Allah berkata: "Seorang yang memberi pinjaman tanpa adanya
kezhaliman dan kesia-siaan."23 Oleh karena itu, Allah melipat gandakan apa yang
telah engkau sedekahkan itu, sebagaimana yang ia katakan dalam surat al-Baqarah:
"Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak.” (al-Baqarah: 245).

 

"dan mengampuni kamu" maksudnya adalah melebur keburukan-keburukanmu,


dan oleh karena itu, Allah berfirman: "

  

"Dan Allah Maha Mensyukuri." Maksudnya adalah membalas sesuatu yang


sedikit dengan sesuatu yang banyak.



23
Muslim, 1/572.
"Penyantun" maksudnya adalah mengampuni, menutupi, dan melupakan dosa-
dosa, ketergelinciran, kesalahan-kesalahan, dan keburukan-keburukan."

      

"Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yang Mahaperkasa,


Mahabijaksana." Penafsiran terhadap ayat ini telah dikemukakan di atas lebih dari
satu kali. Ini adalah akhir dari surat at-Taghabun, dan hanya kepada Allah lah segala
puji dan anugerah.

Al-ALAQ

MADANIYYAH

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

"Wahai Nabi! Apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu


ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar), dan
hitunglah waktu idah itu, serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu
keluarkan mereka dari rumahnya dan janganlah (diizinkan) keluar kecuali jika
mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas. Itulah hukum-hukum Allah, dan
barang siapa melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh, dia telah berbuat zalim
terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah
mengadakan suatu ketentuan yang baru."

Ceraikanlah istri pada waktu mereka menghadapi idahnya yang wajar,


dan janganlah engkau mengeluarkannya dari rumahnya, dan hitunglah masa
idahnya itu

Ayat ini ditujukan untuk pertama kalinya kepada Nabi, sebagai bentuk
penghormatan dan pemuliaan terhadap dirinya, dan kemudian ditujukan kepada
umatnya karena mengikut terhadap dirinya. Allah berfirman: "Wahai Nabi! Apabila
kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu
mereka dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar).”

Bahwasanya Abdullah bin Umar telah menceraikan istrinya yang sedang


dalam keadaan haid. Maka umar mengadukan hal itu kepada Rasulullah, sehingga
beliau murka dan kemudian berkata: "Ia harus mengembalikannya lagi, dan kemudian
menjaganya hingga suci, kemudian berhaid dan lantas mengalami masa suci. Jika ia
hendak menceraikan istrinya, maka ia harus menceraikannya pada waktu istrinya
dalam keadaan suci tanpa disetubuhi terlebih dahulu. Itu merupakan idah yang telah
diperintahkan Allah untuk seorang perempuan."24 (HR. Bukhari). Seperti itulah yang
telah diriwayatkan oleh Bukhari, di mana ia telah meriwayatkan hadits itu di beberapa
tempat di dalam kitabnya. Muslim juga meriwayatkan hadits itu dengan lafadz hadits:
"Maka itu adalah idah yang telah diperintahkan oleh Allah jika seorang laki-laki
menceraikan istrinya." Sedangkan redaksi hadits yang diriwayatkan oleh Muslim
dalam kitab Shahihnya di sini adalah dari jalur ibn Juraij: Abu Zubair telah
memberitahukan kepadaku bahwa ia mendengar Abdurrahman bin Aiman yang telah
dimerdekakan oleh Izzah, bertanya kepada ibn Umar yang mana abu Zubair
mendengar perkataan itu: "Apa pendapatmu tentang seorang laki-laki yang
menceraikan istrinya yang sedang dalam keadaan masa haid?." Ia berkata: "Ibn Umar
pernah menceraikan istrinya yang sedang dalam keadaan haid pada masa Rasulullah
masih hidup, sehingga beliau berkata: "Ia harus mengambil kembali istrinya itu." Dan
kemudian beliau berkata: "Jika istrinya dalam keadaan suci, maka ia bisa
menceraikannya atau menjaganya."

Ibn Umar berkata: "Nabi kemudian membaca: ""Wahai Nabi! Apabila kamu
menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka
dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar)."25 Dan dari Abdullah tentang firman
Allah: "

 

"Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat


(menghadapi) idahnya (yang wajar)” berkata: "Dalam keadaan suci dan tanpa
digauli."26 Telah diriwayatkan dari ibn Umar, Atha', Mujahid, Hasan, ibn Sairin,
Qotadah, Maimun bin Mahran, dan Muqotil bin Haban seperti itu pula, dan ini
24
Fathul Bari, 8/521.
25
Muslim, 2/1098.
26
Thabari, 23/432.
merupakan riwayat dari Ukramah dan Dhahak."27 Ali bin Abi Thalhah dari ibn Abas
tentang firman Allah:"

 

"Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat


(menghadapi) idahnya (yang wajar)” berkata: "Tidak boleh menceraikannya di saat
dirinya dalam keadaan haid, atau sedang dalam keadaan suci namun telah digauli
dalam waktu itu. Namun yang benar adalah membiarkannya hingga masa haidnya
telah berlalu, baru kemudian menceraikannya."28 Dan Ukramah berkata:

 

"Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat


(menghadapi) idahnya (yang wajar)”: "Idah adalah masa suci, sedang al-Quru'
adalah masa haid sehingga seorang yang sedang dalam keadaan mengandung bisa
diketahui kandungannya. Jika tidak demikian, maka tidak dapat diketahui apakah
seorang wanita yang telah diceraikan itu sedang mengandung atau tidak?." Dari sini,
akhirnya para ahli fikih membagi Thalak (akad perceraian) menjadi thalak sunah dan
thalak bid'ah. Thalak yang disunahkan adalah menceraikan seorang dalam keadaan
suci dan tanpa menggaulinya di waktu suci itu, atau seorang wanita hamil yang telah
diketahui kandungannya itu. Sedangkan Thalak bid'ah adalah jika seorang wanita
diceraikan dalam keadaan haid, atau dalam keadaan suci namun telah digauli dalam
waktu suci itu sehingga tidak diketahui apakah dirinya mengandung atau tidak
mengandung?. Sedangkan jenis thalak yang ketiga adalah thalak yang tidak sunah dan
juga tidak bidah. Yaitu menceraikan seorang wanita yang masih kecil atau sudah
berumur tanpa menggaulinya terlebih dahulu.

Dan maksud dari firman Allah:

 

27
Thabari, 23/432-435.
28
Thabari, 23/453
"Dan hitunglah waktu idah itu" adalah hafalkanlah dan ketahuilah permulaan
dan keberakhirannya agar idah tersebut tidak lebih dari batas yang telah ditentukan
sehingga menghalangi seorang wanita untuk menikah kembali.

Sedangkan maksud dari firman Allah:

   

"Serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu" adalah terhadap semua itu.

Kewajiban seorang suami memberi nafkah dan tempat tinggal bagi seorang
istri yang dithalak Raj'ah

Maksud dari firman Allah:

     

"Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumahnya dan janganlah (diizinkan)


keluar" adalah pada masa idah tersebut, seorang istri yang telah diceraikan berhak
mendapatkan tempat tinggal dari suaminya selama masa idah itu. bagi seorang laki-
laki tidak diperbolehkan mengeluarkan istrinya dari rumahnya, dan juga tidak
diperbolehkan baginya untuk mengizinkan istrinya keluar dari rumah itu. Sebab
istrinya itu masih terikat dengan hak sang suami.

Dan maksud dari firman Allah:

     

"kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas" adalah wanita
yang telah terceraikan tersebut tidak boleh dikeluarkan dari rumahnya selain jika ia
melakukan perbuatan keji yang jelas. Termasuk dari perbuatan keji yang jelas adalah
berzina sebagaimana yang dikatakan oleh ibn Mas'ud, ibn Abas, Said bin Musayab,
Sya'bi, Hasan ibn Sairin, Mujahid, Ukramah, Said bin Jabir, abu Qolabah, abu Shalih,
Dhahak, Zaed bin Aslam, Atha' al-Khurasani, Sadi, Said bin Hilal dan selain
mereka.29 Termasuk dari perbuatan keji yang nyata pula adalah jika ia durhaka kepada
suaminya, menyakiti suaminya dengan perkataan dan perbuatan sebagaimana yang
dikatakan oleh abi bin Ka'ab, ibn Abas, Ukramah, dan selain mereka.

Thabari, 23/44.
29
Dan maksud dari firman Allah:

   

"Itulah hukum-hukum Allah" adalah syariat-syarait dan keharaman-


keharamanNya.

Dan maksud dari firman Allah:

   

"dan barang siapa melanggar hukum-hukum Allah" adalah keluar dan


melanggar ketentuan-ketentuan tersebut, maka:

  

"maka sungguh, dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri" maksudnya
adalah dengan melakukan semua itu.

Kemaslahatan menghabiskan waktu idah di dalam rumah suami

Maksud dari firman Allah:

        

"Kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu


ketentuan yang baru" adalah bahwasanya seorang wanita yang telah terceraikan
diharuskan berada dalam rumah suaminya adalah karena siapa tahu suaminya
menyesali keputasannnya untuk menceraikan istrinya itu, sehingga Allah
menggerakkan hatinya untuk mencabut kebali penceraiannya itu. Sehingga itu
merupakan sesuatu yang lebih mudah dan ringan baginya. Zuhri berkata dari
Ubadillah bin Abdullah dari Fathimah binti Qis tentang firman Allah:

        

"Kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu


ketentuan yang baru" berkata: itu adalah raj'ah (akad ruju' kembali). Seperti itu
pulalah yang dikatakan oleh Sya'bi, Atha', Qotadah, Dhahak, Muqotil bin Hayan, dan
ats-Tsauri.30

30
Thabari, 23/442, Qurthubi, 18/157, Dar al-Mantsur, 8/394.
Tidak ada nafkah bagi seorang wanita yang tertalak (diceraikan) bain

Para ulama' Salaf dan orang-orang yang mengikutinya berpendapat bahwa tidak
ada keharusan untuk memberikan tempat tinggal bagi seorang istri yang diceraikan
dengan talak bain. Dalam hal ini, mereka bersandarkan pada hadits Fatimah binti Qis
al-Fahrawiyah ketika diceraikan oleh suaminya yang bernama Abu Umar bin Hafs
dengan tiga kali thalak ketika ia berada di Yaman. Abu Umar mengirim wakilnya
menemui Fatimah dengan memberikan gandum kepadanya sehingga Fatimah pun
memarahinya sehingga abu Umar berkata: "Demi Allah, aku tidak berkewajiban
memberimu nafkah." Maka Fatimah pun lantas menemui Rasulullah, dan beliau pun
berkata: "Tidak ada kewajiban pada dirinya untuk memberi nafkah kepadamu."
Sedangkan yang diriwayatkan oleh Muslim: "Dan tidak ada tempat tinggal baginya,"
kemudian beliau memerintahkannya untuk pergi ke rumah Umi Syuraik, dan
kemudian berkata: "Itu adalah seorang wanita yang pernah digauli oleh sahabatku.
Pergilah ke rumah ibn Umi Maktum. Sebab sesungguhnya ia adalah seorang laki-laki
buta yang tak akan bisa melihatmu di saat menanggalkan pakaianmu."31

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari jalan lainnya, dengan redaksi kata:
"Rasulullah Saw. berkata: "Perhatikanlah wahai anak Ali Qis. Sesungguhnya nafkah
dan tempat tinggal bagi seorang wanita atas diri suaminya adalah ketika suaminya
masih punya hak untuk rujuk kembali. Jika suaminya tidak memiliki hak untuk rujuk
kembali, maka tidak ada nafkah dan tempat tinggal. Oleh karena itu, keluarlah dan
pergilan ke rumah si anu." Kemudian beliau berkata kepadanya: "Pergilah menuju
rumah ibn Umi Maktum. Sebab ia adalah seorang laki-laki buta yang tak akan bisa
melihatmu."

Diriwayatkan oleh abu Qosim ath-Thabari dari Amir Asy-Sya'bi bahwa ketika ia
memasuki rumah Fatimah binti Qis, saudara wanita Dhahak bin Qis al-Qursy yang
mana suaminya adalah abu Umar bin Hafsh bin Mughayarah al-Makhzumi, maka
Fatimah berkata: "Bahwasanya ketika abu Umar bin Hafs sedang pergi menuju
Yaman, ia mengirimiku surat perceraikan. Aku pun lantas menanyakan nafkah dan
tempat tinggal kepada teman-teman dekatnya, namun mereka berkata: "Ia tidak
menitipkan sesuatu kepada kami." Maka aku pun bergegas menemui Rasulullah Saw.
dan lantas berkata: "Wahai Rasulullah, sesunggunya abu Umar bin Hafs mengirim
31
Muslim, 1480.
surat perceraian kepadaku, sehingga aku menanyakan tentang nafkah dan tempat
tinggal kepada teman-temannya. Namun teman-temannya itu berkata: "Ia tidak
menitipkan sesuatu kepada kami." Maka Rasulullah Saw. berkata: "Bahwasanya
nafkah dan tempat tinggal itu adalah bagi seorang wanita yang suaminya masih punya
hak untuk rujuk kembali. Sehingga ketika wanita tersebut tidak lagi halal bagi
suaminya selain jika telah dinikahi oleh laki-laki lainnya, maka sudah tidak ada lagi
nafkah dan tempat tinggal baginya."32 seperti itu pulalah yang diriwayatkan oleh an-
Nasai.33

" Maka apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujuklah (kembali
kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah
kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah pengajaran itu diberikan
bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barang siapa bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,

Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan
barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah
telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."

Perintah berbuat baik kepada wanita yang sedang tertalak, baik masih
menghendaki adanya rujuk kembali atau perpisahan.

Dalam hal ini, Allah berkata: "Jika wanita-wanita itu telah sampai pada idahnya,
artinya hampir menyelesaikan waktu idahnya dan belum selesai secara keseluruhan,
maka pada saat itu, seorang suami diperbolehkan meneguhkan tekat untuk
mengembalikan istrinya pada pernikahan, meneruskan pernikahannya itu dan
memperlakukan istrinya "Dengan baik". Artinya adalah berbuat baik untuk menjalani
kehidupan bersama dengan istrinya, atau bertekat untuk berpisah dengannya secara
baik-baik. Artinya tanpa mencaci, berbuat kasar, atau memperlakukannya secara tidak
benar. Namun menceraikannya dengan jalan yang baik dan benar.
32
Thabari, 23/438.
33
An-Nasai, 6/144.
Perintah membuat persaksiaan saat rujuk kembali

Maksud dari firman Allah:

   

" persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu" adalah
ketika kamu hendak rujuk (kembali kepada) mereka, seperti halnya yang diriwayatkan
oleh abu Dawud, ibn Majah dari Imran bin Hashin bahwa ketika ditanyakan
kepadanya tentang seorang laki-laki yang menceraikan istirnya dan kemudian
mendatangkan seorang saksi saat menceraikan dan rujuk kembali kepada istrinya,
maka ia berkata: "Engkau telah menceraikan istirimu tanpa adanya kesunahan, dan
rujuk kembali kepadanya tanpa kesunahan pula. Datangkanlah seorang saksi saat
menceraikan dan kembali kepadanya. Dan janganlah engkau mengulangi hal itu
lagi."34 Ibn Juraij berkata bahwa tentang ayat:

   

Atha berkata: "Tidak diperbolehkan dalam nikah, talak (perceraikan), dan juga
rujuk kembali tanpa adanya dua orang saksi yang adil (dapat dipercaya) selain adanya
sebuah halangan sebagaimana yang dikatakan oleh Allah.

Dan maksud dari firman Allah:

          

"Demikianlah pengajaran itu diberikan bagi orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat" adalah bahwa kita diperintahkan untuk mendatangkan persaksian.
Dan sesungguhnya hal itu diperintahkan kepada orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhir. Bahwasanya Allah memerintahkan hal itu kepada orang yang takut
terhadap siksa Allah dan hari akhir.

Allah memberikan jalan keluar bagi orang-orang yang bertakwa,


memberikan rizki dan kecukupan bagi mereka.

34
Abu Dawud, 2/637, ibn Majah, 1/625.
Maksud dari firman Allah: 

            

"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan
keluar baginya, Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-
sangkanya" adalah barang siapa takut terhadap Allah atas apa yang diperintahkan
olehNya dan meninggalkan apa yang dilarangNya, maka Allah akan membukakan
jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Artinya dari arah yang belum terbersitkan dalam benaknya. Diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dari abu Dzar berkata: "Rasulullah membaca ayat: 

            

"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan
keluar baginya,

Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya" hingga
habis dan lantas berkata: "Wahai abu Dzar, jika semua orang mengambil surat ini,
maka mereka akan tercukupi." Dan berkata: "Beliau membacanya dan mengulang-
ulanginya hingga aku mengantuk." Kemudian berkata: "Wahai abu Dzar, apa yang
engkau perbuat ketika keluar dari Madinah?." Aku berkata: "Dengan penuh
kelapangan dan ketenangan aku melakukan perjalan dan akhirnya sampai di tempat
pemandian Makah." Rasulullah lantas berkata: "Apa yang engkau perbuat ketika
keluar dari Makah?." Aku berkata: "Dengan penuh kelapangan dan ketenangan, aku
pergi ke Syam dan tanah suci." Rasulullah berkata: "Apa yang engkau lakukan ketika
engkau keluar dari Syam?." Aku berkata: "Jadi, demi Dzat yang telah mengutusmu
dengan kebenaran, aku meletakkan pedangku di atas punggungku." Rasulullah
berkata: "Atau lebih baik dari itu." Aku berkata: "Atau lebih baik dari itu." Rasulullah
berkata: "Dengarkanlah dan patuhilah, walaupun ia seorang budak dari Habsyi"35

Diriwayatkan oleh ibn abi Hatim dari Abdullah bin Mas'ud berkata:
"Sesungguhnya ayat yang paling mecakup keseluruhan ayat al-Qur'an adalah:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan”,
sedangkan ayat yang paling besar dalam al-Qur'an adalah: "

     

35
Ahmad, 5/178
"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan
keluar baginya,

Dan Ukramah berkata: "Barang siapa mentalak (menceraikan) sesuai dengan apa
yang diperintahkan oleh Allah, maka Allah akan membukakan jalan keluar
baginya."36 Seperti itu pula yang diriwayatkan oleh ibn Abas dan DHahak. Ibn Mas'ud
dan Masruq berkata:

     

"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan
keluar baginya" : bahwa sesungguhnya jika Allah menghendaki, maka Dia akan
memberikan, dan jika menghendakaki, maka Dia akan mencegah.

   

"Ddari arah yang tidak disangka-sangkanya" maksudnya adalah dari arah yang
tidak diketahui37. Qotadah berkata:

     

"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan
keluar baginya": maksudnya adalah dari kesamaran sesuatu dan keresahan ketika
mati.

    

Dari arah yang tidak ia harapkan dan angan-angankan.38

Dan maksud dari firman Allah:

     

"Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya" adalah telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abdullah bin Abas
bahwa ia mengemukakan sebuah hadits, bahwa ketika pada sautu hari ia berkendara di
belakangan Rasulullah, beliau berkata kepada dirinya: "Wahai anak muda,
sesungguhnya aku adalah seorang yang memberitahukan kepadamu tentang beberapa
kalimat: "Jangalah Allah, maka Allah akan menjagamu. Jangalah Allah, maka engkau
36
Thabari, 23/446.
37
Thabari, 23/445, 446.
38
Thabari, 23/448.
akan menemukan Allah sebagai petujukmu. Jika engkau meminta, maka memintalah
kepada Allah. Jika engkau hendak meminta tolong, maka meminta tolonglah kepada
Allah. Dan ketahuilah hawa seandainya keseluruhan manusia bersepakat untuk
memberimu suatu kemanfaatan, maka sesungguhnya kemanfaatan yang engkau terima
tak lebih daripada yang telah ditentukan Allah untukmu. Dan seandainya mereka
bersepakat untuk menyakitimu, maka sesungguhnya bahaya yang engkau terima tak
lebih dari apa yang telah ditentukan oleh Allah untukmu; di mana pena telah diangkat
dan mushaf pun (buku) telah menjadi kering."39

dan maksud dari firman Allah:

     

"Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya" adalah terlaksana ketentuan


dan hukum-hukumNya terhadap ciptaan-ciptaanNya, atas apa yang dikehendaki dan
diinginkanNya.

      

"Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." Seperti


halnya firman Allah: “Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.” (ar-Ra’d: 8).

"Perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) di antara istri-


istrimu jika kamu ragu-ragu (tentang masa idahnya) maka idahnya adalah tiga
bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Sedangkan
perempuan-perempuan yang hamil, waktu idah mereka itu sampai mereka melahirkan
kandungannya. Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan
kemudahan baginya dalam urusannya."

Idah wanita-wanita yang tidak haid lagi (menopause)

Dalam hal ini, Allah menjelaskan idah wanita-wanita yang tidak haid lagi
(menopause), yaitu wanita-wanita yang tidak haid lagi karena usianya yang telah
lanjut adalah tiga bulan sebagai ganti dari tiga kali masa haid bagi seorang yang masih
39
Ahmad, 1/293.
bisa mengeluarkan darah haid, sebagaimana yang dikemukakan pula dalam surat al-
Baqarah. Dan bagi wanita yang belum mencapai usia haid, maka masa idahnya adalah
tiga bulan sebagaimana wanita-wanita yang sudah tidak haid lagi (menopause).
Maksud dari firman Allah berfirman:

 

“yang tidak haid lagi”

Dan firman Allah:

 

“jika kamu ragu-ragu (tentang masa idahnya)”

Adalah terdapat dua pendapat dalam permasalahan ini. Yang pertama pendapat
dari sekelompok ulama Salaf semisal Mujahid, Zuhri, ibn Zaed, yang menyatakan
bahwa maksud dari ayat tersebut adalah jika wanita tersebut melihat darah, dan
merasa ragu apakah darah itu merupakan darah haid atau istihadah. 40 Sedangkan yang
kedua adalah jika kalian merasa ragu akan ketentuan hukum dari idah mereka dan
tidak mengetahuinya, maka idahnya adalah tiga bulan. Pendapat ini diriwayatkan dari
Said bin Jabir, dan ini juga merupakan pilihan dari ibn Jarir. 41 Dan ini merupakan arti
yang dekat dengan ayat tesebut, dan mengambil dalil dari apa yang telah diriwayatkan
dari abi bin Ka'ab yang berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya tidak termaktub di
dalam al-Kitab hukum tentang wanita-wanita yang masih kecil, sudah tua, dan anak-
anak yang masih dalam kandungan. Kemudian Allah Swt. Menurunkan:

        


          

 

"Perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) di antara istri-


istrimu jika kamu ragu-ragu (tentang masa idahnya) maka idahnya adalah tiga
bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Sedangkan
perempuan-perempuan yang hamil, waktu idah mereka itu sampai mereka melahirkan
kandungannya."42 Ibn abi Hatim meriwayatkan dari abi bin abi Ka'ab berkata: "Aku
40
Thabari, 23/450.
41
Thabari, 23/452.
42
Thabrani, 23/451.
pernah berkata kepada Rasulullah bahwasanya ketika diturunkan ayat dalam surat al-
Baqarah yang berbicara tentang idah seorang wanita, maka penduduk Madinah
berkata: "Sungguh masih ada sejumlah wanita yang tidak dikemukakan dalam al-
Qur'an. Yaitu wanita yang masih kecil, wanita tua yang tidak lagi mengeluarkan darah
haid, dan wanita-wanita yang mengandung." Berkata: "Maka turunlah ayat:

        


43
     

"Perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) di antara istri-


istrimu jika kamu ragu-ragu (tentang masa idahnya) maka idahnya adalah tiga
bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid."

Idah wanita hamil

Maksud dari firman Allah:

       

"Sedangkan perempuan-perempuan yang hamil, waktu idah mereka itu sampai


mereka melahirkan kandungannya" adalah bahwa Allah berkata: "Seorang yang
sedang hamil, maka masa idahnya adalah sampai ia melahirkan, walaupun setelah
perceraian atau ditinggal mati oleh suaminya sedang dalam keadaan hamil tua
sebagaimana yang dikatakan oleh mayoritas ulama' dari kalangan Salaf dan Khalaf,
dan sebagaimana pula yang dikemukakan dalam ayat ini dan juga hadits nabi. Bukhari
meriwayatkan dari abi Salmah berkata: "Datanglah seorang laki-laki kepada ibn Abas
dan abu Hurairah yang sedang duduk dan lantas berkata: "Berfatwalah tentang
seorang wanita yang melahirkan empat puluh malam setelah kematian suamianya."
Maka ibn Abas berkata: "Itu adalah akhir masa idahnya." Aku berkata: "

     

"Sedangkan perempuan-perempuan yang hamil, waktu idah mereka itu sampai


mereka melahirkan kandungannya." Abu Hurairah berkata: "Aku sependapat dengan
anak saudara laki-lakiku itu, yaitu abu Salmah." Maka ibn Abas mengirim hamba
sahayanya untuk bertemua dengan Umi Salmah dan kemudian menanyakan hal itu
kepadanya sehingga ia berkata: "Suami Sabi'ah al-Aslamiyah mati terbunuh ketika
43
Al-Hakim, 2/492
dirinya sedang dalam keadaan hamil. Empat puluh malam setelah kematiannya,
Sabi'ah melahirkan dan lantas Rasulullah menikahkannya. Dan dalam hal ini, abu
Sanabil adalah seorang yang melamar dirinya." 44 Seperti itulah hadits yang
dikemukakan oleh Bukhari secara ringkas, dan hadits itu diriwayatkan oleh Muslaim
dan penulis-penulis kitab lainnya secara panjang dari tinjauan lainnya.45

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Masur bin Mukhramah bahwa Sabiah al-
Aslamiyah mati saat istrinya dalam keadaan hamil, dan selang beberapa malam
kemudian, ia melahirkan. Ketika darah Nifasnya telah berhenti, maka ia meminta izin
kepada Rasulullah untuk nikah kembali. Maka Rasulullah pun memberinya izin, dan
kemudian ia pun menikah."46 Bukhari dalam kitab shahihnya, Muslim, abu Dawud,
Nasai, dan ibn Majah, meriwayatkan hadits tersebut darinya. 47 Sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Muslim bin Hijaj dari Abdullah bin Abdullah bin Attabah bahwa
ayahnya menulis surat kepada Umar bin Abdullah bin Arqom az-Zuhri,
memerintahkannya untuk bertemu dengan Sabiah binti Harits al-Aslamiyah, dan
lantas bertanya kepada diirnya tentang apa yang dikatakan oleh Rasulullah kepada
dirinya ketika ia meminta fatwa kepada beliau." Maka Umar menulis surat kepada
ayah Abdullah bahwa Sabiah telah memberitahukan kepada dirinya bahwa ia awalnya
adalah istri Said bin Khulah, seorang yang ikut dalam perang Badar dan meninggal
dunia pada haji wada', ketika Sabiah dalam keadaan hamil, dan kemudian melahirkan
setelah suaminya tersebut meninggal dunia. Ketika darah Nifasnya telah berhenti, ia
berdandan agar datang sebuah lamaran kepada dirinya, sehingga datanglah abu
Sanabil bin Ba'kak dan lantas berkata kepada dirinya: "Aku tidak pernah melihat
dirimu mempercantik diri seperti ini?. Mungkin engkau adalah seorang yang ingin
menikah. Demi Allah, engkau tidak dapat menikah selama belum melewati empat
bulan sepuluh hari."

Sabiah berkata: "Ketika ia berkata seperti itu kepadaku, maka aku pun lantas
mengumpulkan pakaianku ketika berjalan, dan kemudian mendatangi Rasulullah, dan
lantas menanyakan hal itu kepada dirinya sehingga beliau pun mengatakan kepadaku
bahwa sesungguhnya aku sudah diperbolehkan menikah setelah melahirkan

44
Fathul Bari, 8/521.
45
Fathul Bari, 8/521.
46
Ahmad, 4/327
47
Fathul Bari, 9/379, 7/360
kandunganku, dan memerintahkanku untuk lekas menikah setelah kandunganku itu
lahir."48 Redaksi hadits ini diriwayatkan oleh Musliam dan Bukhari secara ringkas.

Maksud dari firman Allah:

        

"Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan
baginya dalam urusannya" adalah mempermudah dan memperingan urusannya, dan
memberinya jalan keluar yang disegerakan. Kemudian Allah berfirman:

     

"Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu" adalah hukum dan
syariatnya yang telah diturunkan kepada kalian melalui Rasulullah Saw.

Dan maksud dari firman Allah:

         

"Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus


kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya" adalah
hilangnya segala kesalahan-kesalahannya, dan dilipatkandakanlah pahalanya saat
melakukan amal perbuatan yang sedikit.

"Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut


kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)
mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan kandungannya,
kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu maka berikanlah imbalannya
kepada mereka; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan
baik; dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan
(anak itu) untuknya."

Menempatkan seorang istri yang telah diceraikan menurut batas


kemampuan.

48
Fathul Bari, 9/379.
Allah memerintahkan kepada hambanya bahwa jika salah satu dari mereka
mencerikan istrinya, maka ia harus menempatkannya pada sebuah rumah hingga masa
idahnya berlalu, dengan berkata: "

   

"Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal" yang


maksudnya adalah rumah kamu.49

 

“tinggal menurut kemampuanmu" ibn Abas, Mujahid dan selain mereka


memaknainya dengan sebatas kemapuan kalian, hingga Qotadah berkata: Jika engaku
tidak menemukan sesautu selain samping rumahmu, maka tempatkanlah ia disamping
rumah itu.50

Maksud firman Allah:

    

"Dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)


mereka", Muqotil bin Hayan berkata: "Maksudnya adalah menyusahkan mereka
dengan cara tidak memberinya uang, atau mengeluarkan mereka dari rumahnya."
Tsauri berkata dari Mansur dari abi Dhaha:

    

"Dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)


mereka", berkata: "Menceraikannya, dan ketika masih tersisa dua hari lagi, maka ia
kembali kepadanya (wanita yang diceraikan)."51

Nafkah seorang wanita yang terceraikan dengan talak bain dan sedang
dalam keadaan hamil adalah menjadi tanggungan suaminya hingga melahirkan.

Dan firman Allah:

         

49
Thabari, 23/379
50
Dar Mantsur, 8/207.
51
Qurthubi, 18/167.
Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan kandungannya." Ini
adalah untuk wanita yang tertalak Bain. Jika dalam keadaan hamil, maka suaminya
wajib menafkahinya hingga melahirkan kandungannya. Dengan dalil bahwa seorang
wanita yang tertalak Raj'ah harus dinafkahi baik dalam keadaan hamil maupun tidak.

Seorang ibu yang diceraikan mengambil upah penyusuan jika ia menyusui.

Maksud dari firman Allah:

  

"Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu" adalah jika mereka


mengandung, sedangkan setatus mereka adalah sebagai wanita-wanita yang
diceraikan dan masa idahnya telah berakhir, maka diperbolehkan baginya menyusui
anaknya, dan diperbolehkan bersenang-senang dengan anaknya itu, namun setelah
menyusuinya. Yaitu susu pertama yang diberikan oleh seorang ibu kepada anaknya
yang barus saja dilahirkan, yang pada umumnya seorang anak tidak bisa kuat
tanpanya. Jika wanita yang diceraikan itu menyusuinya, maka ia berhak mendapatkan
upah. Oleh karena itu, Allah berfirman:

    

"Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu maka berikanlah


imbalannya kepada mereka"

Dan firman Allah:

  

"Dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik"


maksudnya adalah maka selesaikanlah urusan di antara kalian dengan baik, tanpa
bahaya dan membahayakan sebagaimana yang dikatakan dalam surat al-Baqarah:
“Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan Karena anaknya dan seorang ayah
Karena anaknya.” (al-Baqarah: 233). Dan maksud dari firman Allah:

      


"Dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan
(anak itu) untuknya" adalah jika terjadi perselisihan antara seorang wanita dan laki-
laki, dimana seorang wanita meminta upah penyusuan dengan sangat banyak sehingga
pihak laki-laki tidak mampu memenuhinya, atau pihak laki-laki memberikan upah
dengan sangat sedikit sehingga pihak wanita tidak mensepakatinya, maka sebaiknya
pihak laki-laki menyusukan anaknya kepada wanita lain. Sehingga jika sang ibu
(wanita yang diceraikan) rela menyusui anaknya dengan apa yang diberikan oleh
mantan suaminya, maka ia berhak atas anaknya.

Dan maksud dari firman Allah:

     

"Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut


kemampuannya" adalah yang berkewajiban menafkahi anak yang dilahirkan adalah
ayah atau walinya sebatas kemampuan.

        

"dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya."

Seperti halnya firman Allah:

      

"Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang


diberikan Allah kepadanya"

Kisah seorang wanita yang bertakwa

Maksud dari firman Allah:

    

"Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan" sesuai dengan


firman Allah:

         

"Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya


sesudah kesulitan itu ada kemudahan". Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits
yang dianggapnya sebagai hadits Hasan, yang kita akan kita kemukakan di disini:
Telah diriwayatkan dari abu Hurairah, ketika seorang laki-laki dan wanita yang hidup
pada masa dulu tak memiliki sesuatu, maka datanglah sang suami dari perjalanan, dan
lantas menemui istrinya dalam keadaan lapar yang amat sangat. Maka laki-laki itu
berkata kepada istrinya: "Apakah engkau memiliki sesuatu?." Istrinya menjawab:
"Iya. Allah telah memberikan kabar gembira kepada kita, bahwa Dia akan memberi
rizki kepada kita. Oleh Karena itu, carilah rizki itu." Maka laki-laki itu berkata: "Sial!.
Lekas carilah jika engkau memiliki sesuatu." Maka istrinya itu berkata: "Baik.
Sebentar. Mengharaplah akan rahmat Allah." Ketika waktu sudah berlalu, maka laki-
laki itu berkata: "Sial. Berdirilah dan lekas carilah sesuatu yang engkau miliki, dan
kemudian berikanlah kepadamu. Sebab sesungguhnya aku telah sampai dan sudah
berusaha." Maka wanita itu berkata: "Baik. Sekarang aku akan membuka tunggu
pembakaran, dan janganlah engkau terburu-buru." Ketika laki-laki itu mendiamkan
istrinya beberapa saat, dan merasa lelah untuk berbicara dengannya, maka wanita itu
berkata di dalam hatinya: "Bagaimana jika aku berdiri dan lantas melihat tunggu
pembakaranku", maka wanita itupun berdiri dan lantas melihat tungku
pembakarannya. Ternyata di dalamnya sudah penuh dengan daging kambing, dan
putarannya sedang memasak." Maka wanita itu pun berdiri menuju putaran tungku
pembakaran itu, dan lantas mengibaskannya dan kemudian mengeluarkan apa yang
ada dalam tungku pembakaran itu, yang berupa daging kambing." Abu Hurairah
berkata: "Demi Dzat yang jiwa abu Qosim (Muhammad Saw.) di dalamnya, itu
merupakan perkataan Muhammad Saw.: "Seandainya ia mengambil apa yang ada
dalam putaran tengku pembakarannya, dan tidak mengibaskannya, niscaya itu akan
terus memasak hingga hari Kiamat."52

" Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan
mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami buat perhitungan terhadap penduduk negeri
itu dengan perhitungan yang ketat, dan Kami azab mereka dengan azab yang
mengerikan (di akhirat). Sehingga mereka merasakan akibat yang buruk dari
perbuatannya, dan akibat perbuatan mereka itu adalah kerugian yang besar. Allah
menyediakan azab yang keras bagi mereka, maka bertakwalah kepada Allah wahai
orang-orang yang mempunyai akal! (Yaitu) orang-orang yang beriman. Sungguh,
Allah telah menurunkan peringatan kepadamu, (dengan mengutus) seorang Rasul

52
Ahmad, 2/421.
yang membacakan ayat-ayat Allah kepadamu yang menerangkan (bermacam-macam
hukum), agar Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa beriman kepada Allah
dan mengerjakan kebajikan, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Sungguh, Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya."

Balasan bagi seorang yang melanggar perintah Tuhan

Dalam hal ini, Allah berkata seraya mengancam orang-orang yang menentang
perintahNya, mendustakan rasulNya, dan berjalan tidak sesuai dengan apa yang telah
disyariatkanNya, dengan memberitahukan tentang apa yang ditimpa oleh umat
terdahulu karena melakukan semua itu. Oleh karena itu, Allah berfirman:

       

"Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan


mereka dan rasul-rasul-Nya" yang maksudnya adalah menentang dan membangkang
untuk mematuhi perintah-perintah Allah, dan mengikuti RasulNya.”

Sedangkan maksud dari firman Allah:

      

"maka Kami buat perhitungan terhadap penduduk negeri itu dengan


perhitungan yang ketat, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan (di
akhirat)" adalah azab yang mengerikan dan kejam.

Maksud dari firman Allah:

  

"Sehingga mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya," adalah


tidak ada yang bisa menentang akibat buruk tersebut, sehingga orang-orang yang
merasakannya menyesal, namun penyesalannya itu sudah tidak berguna lagi.

Maksud dari firman Allah:

         


"Dan akibat perbuatan mereka itu adalah kerugian yang besar. Allah
menyediakan azab yang keras bagi mereka" adalah di akhirat, berserta siksaan yang
telah disegerakan kepada mereka di dunia. Setelah menceritakan mereka, Allah
berfirman:

   

"Maka bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal!"


Maksudnya adalah sebuah pemahaman yang benar supaya kalian tidak seperti mereka
sehingga mengalami apa yang dialami oleh mereka, wahai orang-orang yang
mempunyai akal.

Maksud dari firman Allah:

  

(Yaitu) orang-orang yang beriman" adalah orang-orang yang membenarkan


Allah dan RasulNya.

Maksud dari firman Allah:

     

“Sungguh, Allah telah menurunkan peringatan kepadamu" adalah al-Qur'an


seperti halnya firman Allah:

Sifat-sifat Rasul

Firman Allah:

     

“(dengan mengutus) seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah


kepadamu yang menerangkan (bermacam-macam hukum)," adalah bahwa sebagian
ulama' mengatakan: "kata  adalah dibaca Nasab (fathah) sebagai Badal Istimal
dan Mulabasah. Sebab Rasul adalah seorang yang menyampaikan peringatan. Ibn
Jarir berkata: "Yang benar adalah bahwa Rasul merupakan penafsiran dari kata Zikir
(peringatan).53 Oleh karena itu, Allah berfirman:

     


53
Thabari, 23/468
"dengan mengutus) seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah
kepadamu yang menerangkan (bermacam-macam hukum)," yang maksudnya adalah
dalam keberadaannya sebagai seorang penjelas yang sangat jelas. Sedangkan firman
Allah:

       

 

Sama halnya dengan firman Allah yang berbunyi: “Allah pelindung orang-
orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada
cahaya (iman).” (al-Baqarah: 257). Maksudnya adalah dari kegelapan kekafiran dan
kebodohan menuju cahaya iman dan ilmu. Bahwasanya Allah menamakan wahyu
yang diturunkanNya sebagai cahaya karena mengandung petunjuk (hidayah)
sebagaimana Allah menamakannya sebagai ruh karena bisa menghidupkan hati,
sehingga Allah berkata: “Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-
Quran) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-
Kitab (Al-Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan
al-Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di
antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk
kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syura’: 52)

Dan maksud dari firman Allah:

         

          

"Dan barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan, niscaya
Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, Allah memberikan
rezeki yang baik kepadanya" adalah telah dikemukakan lebih dari satu kali sehingga
tidak perlu untuk diulangi lagi di sini. Dan hanya kepada Allah lah segala puji dan
anugerah.

"Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa
atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu"
Penjelasan tentang kekuasaan Allah yang Maha Sempurna

Dalam hal ini, Allah memberitahukan tentang kemampuanNya yang sempurna


dan kekuasaanNya yang besar supaya hal itu bisa membangkitkan pengagungan
terhadap apa yang telah Dia syariatkan yang berupa sebuah agama yang lurus.

Firman Allah:

    

Adalah seperti halnya firman Allah yang memberitakan tentang Nuh yang
berkata kepada kaumnya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah
menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?.” (Nuh: 15) dan firman Allah: “ Langit
yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.” (al-isra’:
44).

Dan maksud dari firman Allah:

  

dan dari (penciptaan) bumi juga serupa" adalah tujuh pula sebagaimana yang
telah dikemukakan dalam kitab Bukhari dan Muslim: "Barang siapa berlaku zalim,
maka ia akan dibelenggu dengan sejengkal bumi yang dikalungkan pada dirinya, dari
tujuh bumi yang ada."54

          
      

Dan dalam shahih Bukhari dikemukakan: "Ditenggelamkan ke dalam ketujuh


bumi." Jalur periwayatan dan redaksi kata hadits itu telah kami kemukakan di atas
pada pembahasan tentang penciptaan bumi.55 Dan hanya bagi Allah segala puji dan
anugerah. Sedangkan seorang yang memahami ayat itu sebagai tujuh arah, maka ia
telah jauh dari kebenaran, bertentangan dengan apa yang dikemukakan dalam al-
Qur'an dan hadits.

Akhir surat at-Thalaq. Dan hanya bagi Allah segala puji dan anugerah.

54
Fathul Bari, 5/124, 3/1232.
55
Bidayah dan Nihaya, 1/19, 20.
AT-TAHRIM

MADANIYYAH

Surah ke-66 : 12 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah


bagimu? Engkau ingin menyenangkan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang. Sungguh, Allah telah mewajibkan kepadamu
membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah pelindungmu dan Dia Maha
Mengetahui, Mahabijaksana. Dan ingatlah ketika secara rahasia Nabi membicarakan
suatu peristiwa kepada salah seorang istrinya (Hafsah). Lalu dia menceritakan
peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan peristiwa itu kepadanya
(Nabi), lalu (Nabi) memberitahukan (kepada Hafsah) sebagian dan menyembunyikan
sebagian yang lain. Maka ketika dia (Nabi) memberitahukan pembicaraan itu
kepadanya (Hafsah), dia bertanya, "Siapa yang telah memberitahukan hal ini
kepadamu?" Nabi menjawab, "Yang memberitahukan kepadaku adalah Allah Yang
Maha Mengetahui, Mahateliti."Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka
sungguh, hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebenaran); dan jika
kamu berdua saling bantu membantu menyusahkan Nabi, maka sungguh, Allah
menjadi pelindungnya dan (juga) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan
selain itu malaikat-malaikat adalah penolongnya. Jika dia (Nabi) menceraikan kamu,
boleh jadi Tuhan akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik
dari kamu, perempuan-perempuan yang patuh, yang beriman, yang taat, yang
bertobat, yang beribadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan."

Teguran bagi nabi atas pengharamannya terhadap apa yang dihalalkan


oleh Allah, penjelasan tentang kifaratnya, dan pendidikan terhdap istri Nabi.
Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab al-Iman dan an-Nudzur dari Ubaid bin
Umair berkata: "Aku mendengar Aisyah menyangka Rasulullah menginap di rumah
Zaenab binti Jahsy dan meminum madu di sana. Kemudian aku dan Hafshah
mempersiapkan diri hingga ketika Rasulullah datang, maka Hafshah hendaknya
berkata kepadanya: "Aku mencium bau bau Mungafir (getah) pada dirimu. Apakah
engkau telah memakan Munghafir (getah)?. Kemudian Rasulullah menemui salah satu
dari keduanya, dan salah satu dari keduanya pun juga mengatakan hal yang sama
sehingga Rasulullah berkata: "Tidak. Aku telah meminum madu di rumah Zaenab
binti Jahsy, dan selamanya aku tidak akan mengulanginya lagi." Maka turunlah ayat:

          

 

Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah


bagimu?

Hingga ayat:

       

Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sungguh, hati kamu berdua
telah condong (untuk menerima kebenaran); adalah untuk Aisyah dan Hafshah.
Sedangkan firman Allah:

      

Dan ingatlah ketika secara rahasia Nabi membicarakan suatu peristiwa kepada
salah seorang istrinya (Hafsah)" adalah karena perkataan beliau: "Melainkan
meminum madu." Ibrahim bin Musa berkata dari Hisyam: "Dan aku tidak akan
mengulanginya lagi, aku bersumpah akan hal itu, dan janganlah kalian
memberitahukan semua ini pada siapa pun.”56 Seperiti itu pula yang diriwayatkan oleh
Bukhari dalam kitab ath-Thalak dengan sanat seperti ini, dan redaksi kata yang
hampir serupa.57 Kemudian berkata: "Munghafir (getah) adalah sesuatu yang serupa
dengan getah yang akan ditemukan rasa manisnya ketika diusap. Dan terkadang
disebut dengan Maghfur. Seperti itu pulalah yang dikakatakan oleh Juhairi. Terkadang
Maghfur juga digunakan untuk menamakan angka sepuluh, jenis tumbuh-tumbuhan,
dan pohon akasia. Sedangkan yang dinamakan dengan Rimtsi adalah sesuatu yang
56
Fathul Bari, 11/582.
57
Fathul Bari, 9/287
digunakan untuk memelihara onta. Itu adalah salah satu jenis belerang. Dan berkata:
“Sedangkan Irfidz adalah sebuah pohon yang batangnya bisa mengeluarkan Maghfur
(getah) tersebut.”

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim di bab Thalak dalam kitab Shahihnya
dari Aisyah, dan redaksi katanya sebagaimana yang dikemukakan oleh Bukhari dalam
bab (kitab) Iman dan an-Nudzur."58 Kemudian Bukhari meriwayatkan dalam
Shahihnya di kitab Thalak dari Aisyah berkata: "Bahwasanya Rasulullah Saw.
menyukai manisan dan madu. Karena itu, tiap kali pulang dari melaksanakan shalat
Asyar, beliau selalu memasuki rumah salah satu Istrinya sehingga menjadi dekat
dengan salah satu dari mereka. Oleh karena itu, beliau memasuki rumah Hafshah binti
Umar hingga lebih lama tinggal di sana dari semestinya. Maka aku pun cemburu, dan
lantas menanyakan hal itu kepada beliau, sehingga dikatakan kepadaku: "Aku
berdamai dengan suatu kaum dengan cara meminum madu salah satu wanita dari
mereka." Maka aku berkata: "Demi Allah, aku akan ambil alih itu." Lantas aku
berkata kepada Saudah binti Zam'ah: "Bahwasanya Rasulullah akan menghampirimu.
Ketika beliau mendekatimu, maka katakanlah kepadanya: "Apakah engkau telah
memakan Maghafir (getah)?." Maka beliau akan berkata kepadamu: "Tidak." Maka
katakanlah kepadanya: "Bau apa yang aku temukan pada dirimu ini?." Beliau pasti
akan berkata kapadamu: "Hafshah telah memberiku minuman madu." Maka
berkatalah: "Aku akan membunyikan lebahnya al-Irfidz, dan akan aku katakan semua
itu." Dan katakanlah kepadanya: "Engkau adalah seorang yang mendapatkan bagian
rampasannya." Aisyah berkata: "Saudah berkata: "Demi Allah, tiada Rasulullah selain
hanya berdiri di depan pintu sehingga aku pun hendak memanggilnya karena apa yang
telah diperintahkan oleh Aisyah kepadaku." Ketika Rasulullah sudah mendekap pada
Saudah, maka Saudah berkata: "Wahai Rasulullah, apakah engkau telah memakan
Maghafir (getah)?." Rasulullah berkata: "Tidak." Saudah lantas berkata: "Bau apa
yang aku temukan pada dirimu ini?." Rasulullah berkata: "Hafsah telah memberiku
madu." Berkata: "Maka aku pun membunyikan lebah pohon Irfidz itu. Ketika beliau
menghampiriku, maka aku akan berkata seperti itu. Dan ketika beliau mendatangi
Shafiyah, maka ia akan berkata seperti itu pula kepada Rasulullah. Dan ketika beliau
mendatangi Hafsah, maka Hafshah berkata kepadanya: "Wahai Rasulullah, bolehkan
aku memberimu minuman madu?." Rasulullah berkata: "Aku tidak membutuhkan

58
Muslim, 2/1100.
itu." Aisyah berkata: "Saudah berkata: "Demi Allah, aku sungguh telah
menghalanginya.” Aku berkata kepadanya: "Diamlah."59 Redaksi hadits ini adalah
dari Bukhari. Dan Muslim pun juga meriwayatkannya, di mana dalam riwayatnya:
"Bahwasanya Rasulullah Saw. sangat tidak suka jika ada bau pada dirinya." Yaitu bau
yang tidak sedap. Dan oleh karena itu, mereka berkata: "Apakah engkau telah
memelihara lebah madu pohon Irfidz yang menghasilkan getah Maghafir. Oleh karena
itu, baunya tampak di dalam madu yang telah diminum oleh Rasulullah." Juwaihiri
berkata: "Jarasta an-Nahl al-Irfidz" adalah jika engkau memakannya. Dan konon,
pada diri lebah terhadap Jawaris (bunyi-bunyian) sebagaimana yang dikemukakan
dalam Syair.

Engkau berada dalam naungan buah-buahan yang sebagiannya terhadap


bunyi-bunyian kecil.

Dan berkata: "Al-Jars adalah suara kecil. Dan dikatakan: "Sami'tu Jars ath-
Thair" (aku mendengar suara lembut burung) ketika mendengar patukannya terhadap
sesuatu yang sedang dimakannya. Dan dalam sebuah hadits: "Fa Yasma'una Jars
Thair al-Jannah" (Sehingga mereka mendengar suara kecil burung surga." Ashmui
berkata: "Ketika aku berada di forum Syu'bah, maka ia berkata: "Fa Yasma'una Jarsy
Thairil Jannah" dengan Syin, maka aku berkata: "Jars" (dengan Sin), sehingga ia
melihatiku dan lantas berkata: "Ambillah kalian darinya. Sesunggunya ia lebih tahu
tentang permasalahan ini daripada kita."60 Redaksi hadits di atas menunjukkan bahwa
Hafsah adalah seorang yang meminumkan madu kepada Rasulullah. Itu adalah hadits
dari jalur periwayatan Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari bibiknya, Aisyah, dan
dari jalur periwayatan ibn Juraij dari Atha' dari Ubaid bin Umair dari Hafshah yang
mana keduanya adalah saling bersaing, dan Allah lebih tahu dari semua itu. Dan
konon keduanya adalah dua orang yang saling mencari pengaruh, sehingga wajar jika
keduanya merupakan penyebab turunnya ayat tersebut. Namun Allah lebih tahu akan
hal itu (Wallahu A'lam). Sedangkan hadits yang menunjukkan bahwa Aisyah dan
Hafsah adalah dua orang yang saling mencari pengaruh (bersaiang) adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya sekiranya ia berkata dari ibn Abas
yang berkata: "Aku tak henti-hentinya bertanya kepada Umar tentang dua wanita yang
termasuk istri nabi yang Allah berfirman: " Jika kamu berdua bertobat kepada Allah,
maka sungguh, hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebenaran)" (at-
59
Fathul Bari, 9/289
60
Al-Majmu' al-Munghits, 1/320.
Tahrim: 4), hingga Umar melakukan haji, dan aku pun juga melakukan hal yang
sama. Ketika sampai pada suatu jalan, umar menggunakan jalan yang lain dan aku
pun juga melakukan hal yang sama, yang dengan menggunakan beberapa peralatan
akhirnya ia pun dapat terlihat. Kemudian Umar mendatangiku, sehingga aku pun
mengeluarkan tangannya, ia lantas berwudhu, dan kemudian aku berkata kepadanya:
"Wahai Amirul Mu'minin! Siapakah dua wanita istri nabi yang Allah berfirman: " Jika
kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sungguh, hati kamu berdua telah condong
(untuk menerima kebenaran)" (at-Tahrim: 4)?." Umar berkata: "Sungguh
mengherankan sekali dirimu, wahai ibn Abas." Zuhri berkata: "Umar terasa berat
menjawabnya. Demi Allah, itu adalah seusuatu yang tidak bisa ditanyakan kepadanya,
dan juga tidak bisa ia sembunyikan." Berkata: "Itu adalah Aisyah dan Hafshah."

Berkata: "Kemudian ia melanjutkan isi hadits, berkata: "Sesungguhnya kami


orang-orang Qurasy adalah kaum yang mengalahkan wanita. Ketika kita tiba di
Madinah, maka kami menemukan suatu kaum yang dikalahkan oleh wanita mereka,
sehingga wanita-wanita kita mulai terpengaruh oleh wanita-wanita mereka." Berkata:
"Bahwasanya rumahku adalah berada perumahan Umaiyah bin Zaid." Berkata: "Pada
suatu hari, aku marah terhadap istriku. Yaitu ketika ia menolak kedatangannku,
sehingga aku pun menentang permintaannya itu." Ia lantas berkata: "Janganlah
engkau menentang penolakanku ini. Demi Allah, istri-istri nabi telah menolak
kedatangan Nabi dan mengusirnya pada salah satu dari mereka, dari siang hingga
malam." Berkata: "Maka aku pun bergegas pergi untuk menemui Hafsah, dan lantas
berkata: "Apakah engkau telah menolak kedatangan Rasulullah?." Ia berkata:
"Benar." aku lantas berkata: "Dan mengusirnya pada salah satu dari mereka, dari
siang hari hingga malam?." Ia berkata: "Benar." aku berkata: "Sungguh cilaka dan
merugi kalian yang telah melakukan hal itu. Apakah salah satu dari kalian bisa
selamat jika Allah marah karena kemarahan RasulNya, sehingga ia akan binasa.
Janganlah engkau menolak kedatangan Rasulullah, dan jangan pula meminta sesuatu
darinya. Memintalah kepadaku uang yang engkau perlukan. Dan janganlah engkau
menjadi cemburu jika gadis mudanya lebih cantik dan lebih dicintai oleh Rasulullah
ketimbang dirimu (yang dimaksud gadis muda di sini adalah Aisyah)." Berkata:
"Bahwasanya aku memiliki seorang tetangga dari kaum Anshar. Secara silih berganti,
kami selalu mendatangi Rasulullah. Di suatu hari, ia yang mendatangi Rasulullah, dan
di hari yang lain, ganti aku yang mendatangi Rasulullah. Sehingga Rasulullah
memberitahukan perihal wahyu dan selainnya kepadaku, dan juga memberitahukan
itu kepadanya (orang dari kaum Anshar itu)."

Berkata: "Kami mengatakan bahwasanya ada sekelompok anak remaja yang


sedang mengenakan sepatu kuda untuk memerangi kita. Sehingga pada suatu hari,
temanku turun dan lantas datang di waktu isya', dan kemudian berperang bersama
dengan ayahku, dan lantas memanggilku sehingga aku pun keluar untuk menemuinya
dan lantas berkata: "Telah terjadi sesuatu yang besar." Maka aku berkata: "Apakah
karena yang telah diakibatkan oleh anak remaja itu?." Ia berkata: "Tidak. Namun
lebih besar dari itu. Dan aku berharap semoga Rasulullah lekas menceraikan istri-
istrinya." Maka aku pun berkata: "Sungguh merugi dan cilaka Hafshah. Awalnya aku
menyangka itu adalah sebuah sesuatu hingga ketika aku telah menyelesaikan shalat
subuh, maka aku pun lekas mengikat pakaianku, kemudian turun dan lantas menemui
Hafshah yang sedang menangis. Aku berkata: "Apakah Rasulullah telah menceraikan
kalian?. Ia berkata: "Tidak mengerti. Ia sekarang tidak lagi menyukai minuman ini."
Maka aku mendatangi budak laki-lakinya yang berkulit hitam, dan kemudian berkata:
"Memintakan izin kepada Umar." Budak laki-laki itupun masuk, kemudian keluar
kembali, dan lantas berkata: "Aku telah mengatakan keberadaan dirimu kepadanya."
Kemudian aku pun terdiam, dan lantas beranjak pergi hingga sampai pada suatu
mimbar. Dan ternyata di dekat dirinya terhdapat sekelompok orang yang sedang
duduk, yang sebagiannya sedang menangis." Maka aku pun duduk agak dekat dengan
dirinya, dan kemudian apa yang aku temukan telah menyibukkanku." Kemudian aku
pun bergegas mendatangi budak laki-laki itu, dan berkata kepadanya: "Mintakanlah
izin kepada Umar." Budak laki-laki itupun masuk, dan kemudian keluar kembali
seraya berkata: "Aku telah mengatakan tentang dirimu kepadanya." Aku pun terdiam,
lantas keluar, lalu duduk di dekat mimbar, dan kemudian disibukkan oleh sesuatu
yang sedang aku temukan. Kemudian aku pun mendatangi budak laki-laki itu lagi,
seraya berkata: "Mintakanlah izin kepada Umar." Budak laki-laki itupun masuk, dan
kemudian keluar kembali seraya berkata: "Aku telah mengemukakan tentang dirimu
kepada Umar." Kemudian aku pun terdiam, dan lantas meninggalkan tempat dengan
berjalan membelakangi, dan kemudian ternyata budak laki-laki itupun memanggilku
seraya berkata: "Masuklah. Ia telah mengizinkanmu." Aku pun masuk dan lantas
mengucapkan salam kepada Rasulullah yang sedang bersandar pada pasir halus
hingga membekas pada jidadnya. Aku berkata: "Apakah engkau telah menceraikan
istri-istrimu, wahai Rasulullah?." Rasulullah pun menengadahkan mukanya kepadaku,
dan lantas berkata: "Tidak." Maka aku berkata: "Allah Maha Besar. Dan seandainya
engkau melihat kami, wahai Rasulullah!. Dan kami adalah orang-orang Qurasy yang
mengalahkan wanita. Ketika kita datang di Madinah, maka kami menemukan suatu
kaum yang dikalahkan oleh wanita-wanita mereka. Oleh karena itu, wanita-wanita
kita mulai belajar itu kepada wanita-wanita mereka, sehingga istriku sendiri telah
beranni memerahiku, dan menolak kedatanganku pada suatu hari. Aku menolak
penolakannya itu, sehingga ia berkata: "Kenapa engkau menolak penolakanku itu?.
Demi Allah, istri-istri nabi telah menolak kedatangan nabi sendiri, dan mengusirnya
pada salah satu dari mereka, dari siang hingga malam hari." Maka aku berkata:
"Sungguh cilaka dan merugi salah satu dari kalian yang melakukan hal itu. apakah
salah satu dari kalian bisa selamat dari murka Allah karena kemurkaan Rasulullah,
ketika ia telah bisanasa."

Rasulullah pun tersenyum, dan aku pun lantas berkata: "Wahai Rasulullah! Aku
telah menemui Hafsah dan berkata kepadanya: "Janganlah tetanggamu itu
membuatmu cemburu. Ia lebih cantik dan lebih dicintai oleh Rasulullah daripada
dirimu." Rasulullah pun lantas tersenyum, dan aku pun lantas berkata: "Apakah
engkau merasa gembira, wahai Rasulullah!." Rasulullah berkata: "Iya." Aku pun
duduk dan lantas mengarahkan pandanganku ke dalam rumah. Demi Allah, tidak ada
sesuatu yang merisihkan pandangan mataku selain tiga perlengkapan rumah.
Kamudian aku berkata: "Berdoalah kepada Allah, wahai Rasulullah! Agar Allah
memperluas umatmu. Sungguh Persia dan Romawi merupakan kawasan yang sangat
luas di mana penduduknya tidak menyembah kepada Allah." Kemudian Rasulullah
membenarkan duduknya, dan lantas berkata: "Apakah engkau ragu wahai ibn
Khatab!. Mereka adalah kaum yang telah disegerakan kebaikan hidup di dunia." Maka
aku berkata: "Mohonkanlah ampunan untukku, wahai Rasulullah!." Dan Rasulullah
bersumpah untuk tidak menemui (mungkin menggauli) istri-istrinya itu karena terlalu
marah terhadap mereka hingga Allah menegurnya."61 Telah diriwayatkan oleh
Bukhari, Muslim, dan Tirmizi dari satu jalur periwayatan, dan Bukhari serta Muslim
mengeluarkan hadits itu dari ibn Abas, yang berkata: "Selama satu tahun, aku
menangguhkan keinginanku bertanya kepada Umar tentang suatu ayat, dan aku tak
mampu melakukannya karena merasa sungkan terhadap dirinya hingga akhirnya ia

61
Ahmad: 1/33, 34.
pergi haji dan aku pun juga melakukan hal yang sama bersamanya. Ketika kami
kembali dari haji, dan ketika kami sedang berada di suatu jalan, maka ia mengalihkan
perjalanannya menuju Arak karena ada suatu keperluan." Ibn Abas berkata: "Maka
aku pun berhenti hingga ia menyelesaikan urusannya itu, dan kemudian aku pun pergi
bersamanya lagi. Aku lantas berkata: "Wahai Amirul Mu'minin, siapakah dua orang
wanita yang saling bantu membantu menyusuhkan Nabi Saw."62 Redaksi kata hadits
ini dari Bukhari, sedangkan yang dari Muslim adalah: "Siapakah dua orang wanita
yang dikatakan oleh Allah: "Jika kalian berdua bantu membantu dalam menyusahkan
Nabi", berkata: "Aisyah dan Hafsah," kemudian mengemukakan hadits secara
keseluruhannya,63 dan sebagian yang lain meringkas hadits itu.

Dan diriwayatkan oleh Muslim pula dari Abdullah bin Abas, Umar bin Khatab
telah berkata kepadaku: "Ketika Nabi memisahkan diri dari istri-istrinya, maka aku
memasuki masjid dan ternyata orang-orang sedang memengang tongkat seraya
berkata: "Rasulullah telah menceraikan istri-istrinya." Dan semua itu terjadi sebelum
istri-istri nabi diperintahkan untuk mengenakan hijab (cadar). Maka aku berkata:
"Pada hari itu, aku lantas memberitahukan hal itu kepada istri-istri nabi." Kemudian ia
mengemukakan hadits yang menceritakan tentang pertemuannya dengan Aisyah dan
Hafsah, serta nasehatnya kepada mereka berdua, hingga mengatakan: "Aku pun
masuk, dan lantas bertemu dengan Rabah, seorang budak laki-laki (atau pembantu)
Rasulullah yang sedang berada di depan pintu tempat minum. Maka aku pun
memanggilnya dengan mengatakan: "Wahai Rabah, mintakanlah izin untukku kepada
Rasulullah." Kemudian Umar mengemukakan perkataan seperti di atas, hingga
berkata: "Kemudian aku berkata: "Wahai Rasulullah! Janganlah engkau merasa
terbebani dengan persoalan istri-istrimu. Jika engkau menceraikan mereka,
sesungguhnya Allah bersamamu, dan MalaikatNya, Jibril, Mikail, aku, abu Bakar, dan
umat Islam juga bersamamu." Tidak ada satu pun perkataan yang aku sampaikan
selain berharap Rasulullah membenarkan apa yang aku katakan itu. sehingga turunlah
ayat ini sebagai sebuah pemberitahuan: " Jika dia (Nabi) menceraikan kamu, boleh
jadi Tuhan akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari
kamu," (at-Tahrim: 5) " dan jika kamu berdua saling bantu membantu menyusahkan
Nabi, maka sungguh, Allah menjadi pelindungnya dan (juga) Jibril dan orang-orang
mukmin yang baik; dan selain itu malaikat-malaikat adalah penolongnya." (at-Tahrim:
62
Fathul Bari: 8/525.
63
Muslim, 2/1108.
4). Kemudian aku berkata: "Apakah engkau akan menceraikan mereka?." Rasulullah
berkata: "Tidak." Kemudian aku berdiri di pintu masjid, dan lantas berseru dengan
suara yang keras: "Rasulullah tidak akan menceraikan istri-istrinya." Maka turunlah
ayat ini: "Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada
Rasul dan ulil Amri64 di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil Amri) 65. (an-
Nisa’: 83). Dan aku sendiri adalah seorang yang mengistimbati permasalahan
tersebut.66 Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Said bin Jabir, Ukramah, Muqotil
bin Hayan, Dhahak dan selainnya.67

Dan yang dimaksud dengan firman Allah:

  

dan orang-orang mukmin yang baik" adalah abu Bakar dan Umar, sedangkan
Hasan Basri juga menambahkan Utsman. Dan Lats bin abi Salim dari Mujahid
berkata:

  

"Dan orang-orang mukmin yang baik" adalah Ali bin abi Thalib."

Dan telah diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas berkata: "Umar berkata:
"Bahwasanya istri-istri Nabi adalah wanita-wanita yang saling cemburu satu sama lain
karena Nabi, sehingga aku berkata kepada mereka: " Jika dia (Nabi) menceraikan
kamu, boleh jadi Tuhan akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih
baik dari kamu" sehingga turunlah ayat ini."68 Seperti yang telah dikemukakan di atas,
bahwa perkataan Umar sering kali selaras dengan al-Qur'an tidak hanya dalam satu
permasalahan. Salah satunya adalah dalam penurunan ayat-ayat hijab, tahanan perang
Badar, dan juga adalah perkataannya yang mengusulkan untuk menjadikan maqom

64
ialah: tokoh-tokoh sahabat dan para cendekiawan di antara mereka
65
menurut Mufassirin yang lain maksudnya ialah: kalau suatu berita tentang keamanan dan ketakutan
itu disampaikan kepada Rasul dan ulil Amri, tentulah Rasul dan ulil amri yang ahli dapat menetapkan
kesimpulan (istimbat) dari berita itu
66
Muslim, 2/1105.
67
Thabari, 23/486
68
Fathul Bari, 7/528.
Ibrahim sebagai tempat shalat sehingga Allah menurunkan ayat: “Dan jadikanlah
sebahagian maqam Ibrahim69 tempat shalat.” (al-Baqoroh: 125)..

Telah diriwayatkan oleh abu Hatim dari Anas berkata: "Umar bin Khatab
berkata: "Telah sampai suatu berita kepadaku bahwa terjadi permasalahan antara istri-
istri nabi dengan nabi, sehingga aku pun memberi ketegasan kepada mereka dengan
mengatakan: "Cukup sudah kalian menyusahkan Rasulullah, atau Allah akan
menggantikan kalian dengan istri-istri yang lebih baik dari kalian," hingga akhirnya
aku pun juga menemui istri nabi yang paling akhir dan ia berkata: "Wahai Umar,
Rasulullah sendiri tidak pernah menasehati istri-istrinya seperti halnya yang engkau
kemukakan kepada mereka." Selanjutnya aku pun berdiam diri, hingga akhirnya
turunlah ayat: "Jika dia (Nabi) menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan akan memberi
ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu, perempuan-perempuan
yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang beribadah, yang berpuasa,
yang janda dan yang perawan." (at-Tahrim: 5). Wanita yang membantah Umar
karena nasehat yang diberikannya kepada istri-istri nabi itu adalah Umi Salmah,
sebagaimana yang dikemukakan dalam Shahih Bukhari.70

Dan maksud dari firman Allah:

    

perempuan-perempuan yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat,


yang beribadah" dan firman Allah:



"Yang berpuasa" adalah wanita-wanita yang berpuasa, sebagaimana yang


dikatakan oleh abu Hurairah, Aisyah, ibn Abas, Ukramah, Mujahid, Said bin Jabir,
Atha', Muhammad bin Ka'ab al-Qurthubi, abu Abdurrahman as-Salmi, abu Malik,
Ibrahim an-Nakha'i, Hasan, Qotadah, Dhahak, Rabi' bin Anas, Sadi, dan selain
mereka.71 Dan telah dikemukakan sebuah hadits yang disandarkan langsung kepada
Rasulullah tentang ayat:



69
ialah tempat berdiri nabi Ibrahim a.s. diwaktu membuat Ka'bah
70
Thabari, 23/488.
71
Thabari, 23/290, Qurthubi, 18/193, Dar Mantsur, 8/224.
dalam surat al-Bar'ah, dengan redaksi kata: "Pengembaraan umat ini adalah
puasa."72

dan maksud dari firman Allah:

  

"yang janda dan yang perawan" adalah sebagiannya janda dan sebagian yang
lain adalah perawan supaya lebih menyenangkan hati. Sebab keberagaman tersebut
lebih menyenangkan hati. oleh karena itu, Allah berfirman:

  

"yang janda dan yang perawan"

" Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang
Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Wahai orang-orang kafir! Janganlah kamu mengemukakan alasan pada hari ini.
Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang telah kamu kerjakan.
Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan
orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di
hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, "Ya Tuhan kami,
sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau
Mahakuasa atas segala sesuatu."

Pembelajaran Ahli Adab dan Agama

Ali bin abi Thalib berkata dari ibn Abas:

   

72
Thabari, 14/506.
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka" adalah bahwa Allah
berkata laksanakanlah ketaatan kepada Allah, dan takutlah pada kedurhakaan kepada
Allah, dan perintahkanlah keluargamu dengan himbauan-himbauan yang bisa
membuat Allah menyelamatkan kalian dari api neraka.73 Tentang firman Allah:

   

Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka", Mujahid berkata:


"Bertakwalah kepada Allah, dan wasiatkanlah kepada keluargamu agar bertaqwa
kepada Allah.74 Qotadah juga berkata bahwa Allah memerintahkan mereka untuk
bertakwa kepadaNya, dan melarang mereka untuk bermaksiat terhadap diriNya, dan
agar mereka melaksanakan perintah-perintah Allah, menyerukan dan membantu
adanya pelaksanaan perintah-perintah Allah. sehingga ketika engkau melihat mereka
melakukan kemaksiatan terhadap Allah, maka cegah dan laranglah mereka melakukan
hal itu.75 seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Dhahak dan Muqotil: "Seorang
muslim berhak memberitahukan kepada keluarganya, sanak familinya, hamba
sahayanya, akan apa yang telah diwajibkan oleh Allah kepada mereka, dan apa yang
dilarang oleh Allah kepada mereka.76

Selaras dengan ayat ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,
abu Dawud, dan Tirmizi dari Rabi' bin Sibrah dari ayahnya berkata bahwa Rasulullah
Saw. bersabda: "Perintahkan anak kecil untuk melaksanakan shalat jika sudah
berumur tujuh tahun, dan ketika sudah berumur sebelas tahun, maka pukullah mereka
karena shalat itu (Penj: karena meninggalkan shalat)." redaksi kata hadits ini berasal
dari abu Dawud, dan Tirmizi berkata bahwa ini merupakan hadits hasan.77

Bahan bakar neraka Jahanam, dan Malaikat-Malaikatnya.

Maksud dari firman Allah:

  

73
Thabrani, 14/506.
74
Thabrani, 23/491.
75
Thabari, 14/506.
76
Qurthubi, 18/196.
77
Ahmad, 3/404, abu Dawud, 1/332, dan Tuhfatul Ahwadz, 2/445.
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu" adalah kayu yang di masukkan
ke dalamnya adalah jasat anak manusia.

sedangkan masud dari:



"batu" dikatakan adalah berhala yang digunakan untuk menyembah selain


Allah, karena firman Allah: “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain
Allah, adalah umpan Jahannam.” (al-Anbiya’: 98).

dan ibn Mas'ud, Mujahid, abu Ja'far al-Baqir, dan Sadi berkata bahwa itu adalah
batu api. Mujahid menambahkan: "Bangkai yang busuk."

Dan maksud dari firman Allah:

.   

“penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras" adalah bahwa karkater


mereka sangatlah kasar, di mana rasa kasih sayang terhadap orang-orang kafir telah
hilang dalam hati mereka.

Sedangkan maksud dari firman Allah:



“dan keras" adalah bahwa bentukan mereka sangatlah keras, sangat suram,
dan dengan rupa yang sangat mengagetkan.

Sedangkan maksud dari firman Allah:

        

“yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" adalah sejauh apa
pun yang diperintahkan Allah, mereka bergegas melaksanakannya dan tidak lagi
menunda-nunda pelaksanaan perintah itu. Mereka adalah dzat-dzat yang mampu
melaksanakan perintah itu, dan tidak ada sifat lemah saat melaksanakan perintah
tersebut. Mereka adalah malaikat Zabaniyah (yang mendorong orang untuk masuk
neraka). Dan memohonlah pertolongan kepada Allah dari mereka.
Tidak diterimanya alasan orang-orang kafir pada hari kiamat

Maksud dari firman Allah:

         


  

Wahai orang-orang kafir! Janganlah kamu mengemukakan alasan pada hari ini.
Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang telah kamu kerjakan"
adalah bahwa dikatakan kepada orang-orang kafir: "Janganlah kalian mengemukakan
alasan. Sesungguhnya itu tidak akan diterima, dan kalian tidak akan mendapatkan
suatu balasan selain apa yang telah kalian lakukan. Sesungguhnya kalian akan
mendapatkan balasan atas perbuatan yang pernah kalian lakukan."

Seruan untuk melaksanakan taubat yang semurni-murninya

Kemudian Allah berfirman:

       

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat


yang semurni-murninya" yang maksudnya adalah taubat yang benar dan mantap yang
bisa menghapus kesalahan-kesalahan sebelumnya, dan membuat seorang yang
bertaubat menjadi kusut, mengumpulkan telapak tangannya karena telah melakukan
kesalahan-kesalahana sebelumnya.

Maksud dari firman Allah:

         

 

“mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan


memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai"
adalah mudah-mudahan dipenuhi oleh Allah.

        

“pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang
beriman bersama dengannya" adalah bahwa mereka tidak akan direndakan bersama
dengan Nabi pada hari kiamat.
Maksud dari firman Allah:

    

“sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka”


adalah sebagaimana yang telah dikemukakan di atas dalam surat al-Hadid: “Sambil
mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
ampunilah Kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (at-
Tahrim: 8) Mujahid, Dhahak, Hasan Basri dan selainnyan berkata: Ini adalah apa
yangdikatakan oleh orang-orang yang beriman ketika melihat hari Kiamat, yaitu
ketika cahaya orang-orang munafik menjadi padam. 78 Dan telah diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dari seorang laki-laki dari bani Kinanah: Aku pernah melakukan shalat
di belakang Rasulullah pada hari penaklukan kota Makkah, dan aku mendengar beliau
berkata: "Ya Allah, janganlah engkau menghinakanku pada hari Kiamat."79

" Wahai Nabi! Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan
bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam dan
itulah seburuk-buruk tempat kembali. Allah membuat perumpamaan bagi orang-
orang kafir, istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua
orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu
berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu
mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu),
"Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)."

Allah berkata seraya memerintahkan kepada RasulNya untuk memerangi orang-


orang kafir dan orang-orang munafik. Yaitu dengan menggunakan senjata dan
peperangan, dan juga dengan cara melaksanakan Hudud (hukuman) kepada mereka."
Maksud dari firman Allah:

  

“bersikap keraslah terhadap mereka" adalah di dunia. sedangkan maksud dari


firman Allah:

     


78
Thabari, 23/496
79
Ahmad, 4/234.
“Tempat mereka adalah neraka Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali" adalah di akhirat.

Seorang mukmin tidak bisa menolong orang kafir sejauh apa pun
kedekatannya dengan Allah.

Kemudian Allah berfirman:

    

“Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir" yang maksudnya


adalah dalam pergaulan mereka dan pertemanan mereka dengan orang-orang yang
beriman. Bahwasanya semua itu tetap tidak berarti bagi mereka selain keimanan yang
tulus kepada Allah dalam hati mereka. Kemudian Allah memberikan sebuah
gambaran:

         




“istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang
hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami" adalah bahwa keduanya selalu
bersama dengan dua orang rasul siang dan malam. Di mana dua orang rasul tersebut
selalu melindungi keduanya, tidur bersama keduanya, dan berhubungan dengan
keduanya dengan hubungan yang sangat baik.

Maksud dari firman Allah:



“lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya" adalah bahwa dalam
keimanan, kedua istri tersebut tidak mensepakati kedua nabi itu, dan tidak
membenarkan risalah yang mereka bawa. Sehingga kedekatan tersebut tidaklah
mampu digunakan untuk melindungi keduanya (dari api neraka).

maksud dari firman Allah:

     

“tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari
(siksa) Allah" adalah karena kekafiran dari kedua istri tersebut.


“dan dikatakan (kepada kedua istri itu)" adalah kepada kedua wanita itu.

    

"Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk


(neraka)". dan yang dimaksud dengan firman Allah:



“lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya" bukanlah dalam hal
perbuatan yang tidak senonoh, namun dalam hal agama. Sebab wanita-wanita para
nabi terjaga dari perbuatan yang tidak senonoh karena kehormatan para nabi itu
sendiri sebagaimana yang telah kami kemukakan dalam surat an-Nur.

Al-Aufi berkata dari ibn Abas yang berkata: "Bahwasanya bekhianatnya kedua
wanita itu adalah karena memeluk agama yang berbeda dengan kedua nabi itu. Di
mana istri Nuh adalah seorang yang memata-matai nabi Nuh, sehingga ketika ia
melihat ada seseorang yang beriman dengan nabi Nuh, maka ia memberitahukan hal
itu kepada orang-orang yang kejam dari kaumnya. Sedangkan tingkah laku istri nabi
Lutd adalah bahwa ketika ada seseorang yang bertamu kepada nabi Luth, maka ia
memberitahukan hal itu kepada penduduk kota yang bertingkah laku tidak baik. 80
Dhahak berkata dari ibn Abas: "Bahwasanya istri-istri para nabi sama sekali tidak
pernah berzina. Sehingga penghinatan mereka berdua adalah dalam permasalahan
agama."81 Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Ukramah, Said bin Jabir, Dhahak,
dan selainnya.82

" Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri
Fir’aun, ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di
sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan
selamatkanlah aku dari kaum yang zalim," dan Maryam putri Imran yang
memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari
roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-
kitab-Nya; dan dia termasuk orang-orang yang taat."

80
Thabari, 23/497.
81
Thabari, 23/498
82
Thabari, 23/497.
Seorang kafir tidak dapat membahayakan seorang mukmin di sisi Allah

Ini merupakan perumpamaan yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang


yang beriman bahwa pergaulan mereka dengan orang-orang kafir tidaklah
membahayakan diri mereka, jika hal itu memang mereka butuhkan sebagaimana yang
dikatakan oleh Allah: “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir
menjadi wali83 dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa berbuat
demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali Karena (siasat)
memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka.” (Ali-Imran: 28). Qotadah
berkata: "Bahwasanya Fir'aun adalah penduduk bumi yang paling durhaka dan paling
kafir kepada Allah. Namun demikian, kekafirannya sama sekali tidak dapat
membahayakan keimanan istrinya ketika mentaati Tuhannya. Itu semua agar mereka
mengetahui bahwa Allah adalah Dzat pemutus yang Maha Adil, yang tidak menyiksa
hambaNya selain karena dosanya sendiri."84 Telah diriwayatkan oleh ibn Jurair dari
Sulaiman bahwa istri Fir'aun di siksa dengan menggunakan matahari. Ketika Fir'aun
meninggalkannya, maka Malaikat mengutupinya dengan sayapnya, dan ia melihat
rumahnya di dalam surga."85

Kemudian ibn Jarir meriwayatkan dari Qosim dari ayahnya yang berkata:
"Bahwasanya pernah ditanyakan kepada istri Fir'aun tentang penaklukan?." Di mana
dikatakan kepadanya: "Apakah Musa dan Harun akan menang?." Maka ia berkata:
"Aku beriman kepada Tuhan Musa dan Harun." Kemudian Fir'aun mengirim surat
kepadanya dengan mengatakan: "Lihatlah kalian pada kawah panas yang paling besar
yang pernah kalian temukan. Jika ia tetap bersikukuh dengan perkataannya itu, maka
lemparlah ia ke dalam kawah panas itu. Dan jika menarik kembali perkataannya itu,
maka ia tetap menjadi istriku. Ketika mereka menemui istri Fir'aun itu, maka ia lantas
menengadahkan kepalanya ke langit dan melihat rumahnya yang ada di surga. Oleh
karena itu, ia tetap bersikukuh dengan perkataannya itu, lantas nyawanya pun hilang,
sehingga yang dilempar ke dalam kawah panas itu adalah sebuah jasat yang sudah
tidak bernyawa lagi.86 Maka maksud dari perkataannya:

83
Wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung atau penolong
84
Thabari, 23/497.
85
Thabari, 23/500.
86
Thabari, 23/500.
          

“ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di


sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya" adalah
selamatkanlah aku dari Fir'aun. Sesungguhnya aku melepaskan diri kepadamu dari
perbuatan Fir'aun."

    

“dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim." Wanita itu adalah Asiyah binti
Muzahim.

dan maksud dari firman Allah:

     

dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya" adalah keterjagaan


dan keterlindungan kehormatannya. Yang dimaksud dengan memelihara di sini adalah
kesucian dan kebebasan. Dan maksud dari firman Allah:

   

“maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami"
adalah melalui perantara malaikat, yaitu Jibril. Sesungguhnya Allah mengutus Jibril
menuju Maryam, dan lantas menyerupakan diri dengan seorang manusia biasa, dan
lantas Allah memerintahkannya untuk meniupkan dengan mulutnya ke dalam rongga
bajunya. Maka sampailah sebuah tiupan hingga masuk ke dalam kemaluannya,
sehingga itu mengakibatkannya mengandung bayi Isa as. oleh karena itu, Allah
berfriman:

       

“maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan
dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya" maksudnya adalah
terhadap ketentuan dan syariatNya.

   

dan dia termasuk orang-orang yang taat." Telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad
dari ibn Abas berkata: "Rasulullah pernah menggaris empat garis di atas bumi, dan
lantas berkata: "Apakah kalian mengerti tentang hal ini?." Mereka menjawab: "Allah
dan rasulNya lebih tahu." Rasulullah lantas berkata: "Wanita ahli surga yang paling
utama adalah Khatijah binti Khuwalid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti
Imran, dan Asiyah binti Muzahim istri Fir'aun." 87 Dan telah dikemukakan dalam
Shahih Bukhari dan Muslim dari abu Musa al-Asy'ari dari Nabi Saw. Bersabda:
"Banyak sekali laki-laki yang sempurna, dan tidak ada wanita yang sempurna selain
hanya Asiyah istri Fir'aun, Maryam binti Imran, dan Khatijah bin Khuwalid. Dan
keutamaan Aisyah dibandingkan dengan wanita-wanita lainnya adalah sebagaimana
bubur dibandingkan dengan makanan-makanan lainnya."88 Kami telah
mengemukakan jalur periwayatan hadits ini dan redaksi-redaksi katanya, dan
komentar-komentar terhadapnya dalam kisah tentang Isa as. dalam kitab kami yang
berjudul Bidayah wa Nihayah."89 Hanya untuk Allah lah segala puji dan anugerah,
akhir dari surat at-Tahrim. Dan hanya kepada Allah lah segala puji dan anugerah.

AL-MULK

MAKKIYYAH

Surah ke-67 : 30 ayat

JUZ 29

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Saw. bersabda: "Bahwasanya surat


dalam al-Qur'an yang berjumlah tiga puluh ayat, bisa menolong pemiliknya hingga
memberi ampunan terhadap dirinya. Yaitu Tabarakalladzi bi Yadzihi Mulk (Mahasuci
Allah yang menguasai (segala) kerajaan). (" (HR. Imam Ahmad), dan diriwayatkan
pula oleh empat ahli hadist. Tirmizi berkata bahwa ini merupakan hadits Hasan.
Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Ada sebuah surat
dalam al-Qur'an yang akan berdebat untuk melindungi pemiliknya hingga
memasukkannya ke dalam surga: Tabarakalladzi bi Yadzihi Mulk (Mahasuci Allah
yang menguasai (segala) kerajaan). (HR. Ath-Thabrani dan Hafidz al-Maqdusi).
Ibn Abas meriwayatkan bahwa sebagian dari shahabat nabi pernah
memukulkan tendanya pada suatu kuburan dengan tanpa mengira bahwa itu adalah

87
Ahmad, 1/293.
88
Fathul Bari, 6/514, dan Muslim, 4/1886.
89
Bidayah wa Nihayah, 2/61.
sebuah kuburan, dan ternyata di sana ada seseorang yang membaca surut al-Mulk
hingga selesai. Shahabat tersebut akhirnya mendatangi Nabi dan lantas berkata:
"Wahai Rasulullah, aku telah memukulkan tendaku pada suatu kuburan dengan tanpa
mengira bahwa itu adalah sebuah kuburan. Ternyata ada seseorang yang sedang
membaca surat al-Mulk: "Tabaraka hingga selesai." Maka Rasulullah berkata: "Surat
tersebut adalah sesuatu penghalang, suatu penyelamat yang bisa menyelamatkannya
dari azab kubur." (HR. Tirmizi). Kemudian Tirmizi berkata bahwa hadits tersebut
termasuk hadits Gharib dari satu sisi, dan dalam bab yang diriwayatkan oleh abu
Hurairah. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah tidak pernah tidur tanpa membaca
Alif Lam Mim Tanzil, Tabarakalladzi bi Yadihi Mulk, terlebih dahulu." (HR.
Tirmizi). Lats berkata dari Thawus: "Dua surat itu mengungguli surat-surat lainnya
dengan tujuh puluh kali kebaikan."

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, Dan Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu.Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.

Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu
yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali
lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat? Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali
lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa
menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih. Dan sungguh, telah
Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya (bintang-
bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab
neraka yang menyala-nyala.

Pengagungan terhadap Allah, dan mengingatkan hambaNya akan


kematian, kehidupan, langit-langit dan bintang-bintang

Dalam ayat ini, Allah mengagungkan diriNya sendiri Yang Maha Mulia, dan
memberitahukan bahwa Dia menguasai segala kerajaan. Yang maksudnya adalah
yang mengendalikan keseluruhan makhluk sesukanya, dan tidak ada yang mengontrol
atas ketentuan-ketentuanNya, dan tak ada pula yang mempertanyakan segala sesuatu
yang dilakakukanNya, karena kekuatan, kebijaksanaan, dan keadilanNya. Oleh karena
itu, Allah berfirman:

     

Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu" dan kemudian Allah berfirman:

   

Yang menciptakan mati dan hidup." Ayat ini digunakan oleh orang-orang yang
beranggapan bahwa kematian adalah sesuatu yang ada, sebab itu adalah sebuah
makhluk. Sedangkan maksud dari ayat itu adalah bahwa Allah telah mewujudkan
makhluk-makhluk dari ketiadaan untuk mengujinya. Artinya adalah untuk diketahui
siapakah di antara mereka yang paling baik amal perbuatannya, sebagaimana yang
dikatakan oleh Allah: “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya
mati, lalu Allah menghidupkan kamu.” (al-Baqarah: 28). keadaan yang pertama
dinakaman ketiadaan karena mati, sedangkan pemunculan tersebut dinakaman sebagai
kehidupan. Karena itu, Allah berfirman: “Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-
Nya kembali, Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?.” (al-Baqarah: 28).
Dan maksud dari firman Allah:

    

“untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya" adalah
amal yang paling baik sebagaimana yang dikatakan oleh Muhammad bin Ajlan, dan
bukan amal yang paling banyak. Kemudian Allah berfirman:

   

Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun" maksudnya adalah Dzat yang Maha
Perkasa, Yang Maha Agung, Yang Maha Membari. Namun demikian, Allah adalah
Maha Pengampun bagi seorang yang bertaubat kepadaNya, dan bertaubat setelah
melakukan kedurhakaan dan menentang perintah-perintahNya. Walaupun Allah
adalah Dzat Yang Maha Perkasa, Dia juga merupakan Dzat yang mengampuni dan
mengasihi. Kemudian Allah berfirman:

     


“Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis." Maksudnya adalah lapis demi
lapis. Dan apakah itu saling bersambung satu sama lain, atau saling terpisah satu sama
lain sehingga di antara lapisan-lapisan itu terdapat ruang kosong, maka terdapat dua
pendapat dalam permasalahan ini. dan yang paling tepat adalah pendapat yang kedua
sebagaimana yang dikemukakan dalam hadits al-Isra' dan selainnya.

Maksud dari firman Allah:

       

“Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pengasih" adalah bahkan itu saling beriringan, selaras, tidak ada perbedaan,
saling menungguli, saling bertentangan, kekurangan dan cela. Karena itu, Allah
berfirman:

      

“Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?" Maksudnya
adalah lihatlah langit dan lantas renungkanlah: Apakah engkau melihat cacat di
dalamnya, atau kekurangan, atau keburukan. Ibn Abas, Mujahid, Dhahak, Tsauri, dan
selainnya berkatan tentang firmana Allah:

      

“Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?" maksudnya
adalah keterbelahan.90 Saddi berkata tentang firman Allah:

      

Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?" maksudnya
adalah dari keterbakaran. Qotadah berkata:

   

adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?" maksudnya adalah dari kekurangan,
wahai anak manusia.

Maksud dari firman Allah:

   

90
Dar Mantsur, 8/235, dan Qurthubi, 18/209, dan Thabari, 23/507
“Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi", Qotadah
berkata adalah dua kali.

   

“niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat", ibn


Abas berkata: kehinaan.91 Mujahid dan Qotadah berkata: "Kerendahan."92

 

“dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih" ibn Abas berkata: "Lemah."


Mujahid, Muqotil, dan Saddi berkata: "Letih." Maksud dari ayat itu adalah walaupun
secara berulang kali engkau memandang, niscaya pandanganmu akan kembali
kepadamu."



“tanpa menemukan cacat" tak melihat suatu cacat dan kekurangan.

 

“dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih" adalah letih, dan berhenti melihat
karena sudah berulang kali memamandang dan tidak menemukan suatu kekurangan.
Sebab Allah telah menjauhkan penciptaannya dari kekurangan, dan menampakkan
kesempurnaan dan keindahannya. Kemudian Allah berfirman:

    

“Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang"
adalah bintang-bintang yang diletakkan di dalam langit dunia baik berupa bintang-
bintang yang beralih-alih maupun bintang yang tetap.

Maksud dari firman:

   

“dan Kami jadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan"


dhamir yang ada Ha' yang ada dalam ayat tersebut adalah kembali pada jenis bintang,
dan bukan pada bintang itu sendiri. Sebab setan tidak dilempar dengan menggunakan

91
Thabari, 23/507
92
Thabari. 23/507
bintang yang ada di langit, namun dengan bintang yang ada di bawahnya. Wa Allahu
A'lam (Allah lebih tahu). Dan maksud dari firman Allah:

    

“dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala" adalah
bahwa Kami telah menyiapkan kesedihan bagi setan-setan di dunia, dan menyiapkan
azab neraka yang menyala-nyala di akhirat sebagaimana yang dikatakan oleh Allah di
awal surat ash-Shaffat: "Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia (yang
terdekat), dengan hiasan bintang-bintang. Dan (Kami) telah menjaganya dari setiap
setan yang durhaka, mereka (setan-setan itu) tidak dapat mendengar (pembicaraan)
para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru, untuk mengusir mereka dan
mereka akan mendapat azab yang kekal, kecuali (setan) yang mencuri
(pembicaraan); maka ia dikejar oleh bintang yang menyala." Qotadah berkata:
"Bahwasanya Allah mencipatakan bintang-bintang adalah karena tiga tujuan. Yaitu
sebagai perhiasan di langit, untuk melempar setan, dan sebagai petunjuk bagi orang-
orang yang manafsirkan bintang-bintang itu secara tidak semestinya sehingga mereka
berkata atas dasar pikirannya sendiri dan memaksakan diri untuk mengetahui sesuatu
yang sebenarnya tidak dapat mereka ketahui. Diriwayatkan oleh ibn Jariri dan ibn abi
Hatim.93

Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya, akan mendapat azab


Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan
kedalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu
membara, hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang
kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada
mereka, "Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan
kepadamu (di dunia)?" Mereka menjawab, "Benar, sungguh, seorang pemberi
peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami
katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya di dalam
kesesatan yang besar." Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami
mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk
penghuni neraka yang menyala-nyala." Maka mereka mengakui dosanya. Tetapi
jauhlah (dari rahmat Allah) bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu.
93
Thabari, 23/ 508
Gambaran tentang Jahanam dan orang-orang yang memasukinya

Maksud firman Allah:

"Dan" adalah Kami menyediakan. Dan maksud dari firman Allah:

       

“orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya, akan mendapat azab Jahanam.


Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali" adalah seburuk-buruk tempat kembali.
Dan maksud dari firman Allah:

     

Apabila mereka dilemparkan kedalamnya mereka mendengar suara neraka


yang mengerikan, sedang neraka itu membara" ibn Jarir berkata: "Maksudnya adalah
berteriak."94

 

“sedang neraka itu membara" Tsauri berkata: "Yang mendidihkan mereka


sebagaimana biji-bijian yang sedikit di didihkan dalam air yang banyak. Dan maksud
dari firman Allah:

    

“hampir meledak karena marah" adalah memisah-misahkan satu sama lain


karena terlalu marah terhadap mereka. Allah berfirman:

        


            

     

Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya,


penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah ada
orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?" Mereka menjawab,
"Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami

94
Thabari, 23/508
mendustakan(nya) dan kami katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun,
kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar." Di sini, Allah mengemukakan
keadilanNya terhadap hambaNya. Bahwasanya tak seorang pun disiksa tanpa terlebih
dahulu dikemukakan hujah (alasan) kepadanya dan pengiriman seorang Rasul
kepadanya, sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “sehingga apabila mereka
sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya Telah terbuka dan berkatalah kepada
mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah
kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (az-Zumar: 73).
Seperti itulah, mereka akhirnya mencaci dirinya sendiri dan sekaligus menyesali,
namun penyesalan itu sudah tidak ada gunanya lagi sehingga mereka berkata:

           

“Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau


memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang
menyala-nyala" maksudnya adalah seandainya kami memiliki akal yang bisa kita
manfaatkan, atau mendengarkan kebenaran yang telah diturunkan oleh Allah, niscaya
kami tidak akan melakukan pengingkaran terhadap Allah, dan mendustakannya.
Namun sesungguhnya kami tidak memiliki pemahaman dan kesadaran terhadap apa
yang telah dibawa oleh Rasul, dan juga tidak memiliki akal yang bisa menuntun kita
untuk mengikuti rasul-rasul itu. Allah berfirman:

     

Maka mereka mengakui dosanya. Tetapi jauhlah (dari rahmat Allah) bagi
penghuni neraka yang menyala-nyala itu.” Imam Ahmad meriwayatkan dari abu al-
Bukhtari yang berkata: "Telah memberitahukan kepadaku seorang yang
mendengarkan perkataan Rasulullah bahwa beliau bersabda: "Seseorang tidak akan
disiksa selain terlebih dahulu mengemukakan alasan tentang dirinya sendiri." 95 dan
dalam hadits yang lain dikemukakan: "Tidak ada seseorang yang masuk ke dalam api
neraka selain dirinya mengetahui bahwa neraka memang lebih layak baginya daripada
surga."

95
Ahmad, 5/293.
Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat
oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Dan
rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui
segala isi hati. Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan
Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang
mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari
rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan."

Pahala seorang yang takut terhadap Tuhannya.

Dalam ayat itu, Allah berkata seraya memberitahukan tentang seorang yang
takut kepada Tuhannya atas apa yang ada di antara dirinya dengan Allah di saat tidak
diketahui (jauh) dari manusia. Di mana ia selalu mencegah dirinya untuk melakukan
kemaksiatan, dan selalu melaksanakan ketaatan sekiranya tak ada yang mengetahui
perbuatannya itu selain Allah. Orang semacam itu akan mendapatkan ampunan dari
Allah dan pahala yang besar. Artinya dosa-dosanya akan dilebur, dan mendapatkan
balasan berupa pahala yang besar sebagaimana yang dikemukakan dalam hadits
shahih: "Tujuh orang yang akan dipayungi dengan panyung Arasy di hari ketika sudah
tidak ada lagi payung selain payungnya." Kemudian nabi menyebutkan ketujuh orang
itu, yang sebagiannya adalah seorang laki-laki yang ketika seorang wanita yang
memiliki pangkat dan kecantikan mengajaknya pada kemaksiatan, berkata: "Aku takut
terhadap Allah", dan seorang laki-laki yang mensedekahkan harta bendanya secara
sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengatahui apa yang diberikan oleh
tangan kanan."96 Kemudian Allah berkata seraya mengingatkan bahwa Dia melihat
segala kerahasian dan segala sesuatu yang disembunyikan:

          

“Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha


Mengetahui segala isi hati" maksudnya adalah segala sesuatu yang terbersit dalam
hati.

   

96
Fathul Bari, 2/168, Muslim, 2/715.
“Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui?" maksudnya
adalah apakah Dzat Yang menciptakan itu tidak mengetahui.

   

“Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui."

Nikmat Allah dalam mengendalikan bumi untuk hamba-hambaNya

Kemudian Allah mengemukakan nikmat yang diberikanNya kepada


hambaNya dengan cara mengendalikan dan menundukkan bumi untuk mereka. Yaitu
dengan menjadikan bumi sebagai sebuah planet yang tenang dan tidak bergejolak, dan
dengan menjadikan pegunungan dan mata air di dalamnya, orang-orang bisa berjalan
di atasnya, dan sekaligus menyiapkan berbagai macam kemanfaatan, tempat-tempat
rizki, dan bauh-buahan di dalamnya. Sehingga Allah berkata: "

        

“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka
jelajahilah di segala penjurunya." Maksudnya adalah bepergianlah sesukamu ke
wilayah-wilayah bumi, dan bolak-bolak baliklah ke kawasan-kawasan yang ada di
bumi itu untuk mencari nafkah dan berdagang. Dan ketahuilah bahwa engkau tidak
akan bisa berjalan seperti itu jika Allah tidak menjalankanmu. Oleh karena itu, Allah
berfirman:

   

“dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya." Berjalan untuk bekerja tidak


bertentangan dengan tawakal sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari
Umar bin Khatab yang berkata: "sesungguhnya ia mendengar Rasulullah Saw.
bersabda: "Jika engkau bertawakal (berserah diri) kepada Allah dengan tawakal yang
benar, maka Allah akan memberimu rizki sebagaimana Dia memberi rizki kepada
burung, yang pergi pagi karena lapar, dan pergi sore karena sudah kenyang." 97
Diriwayatkan oleh Tirmizi, Nasai, dan ibn Majah, dan Tirimidzi berkata: "Ini adalah
hadits Hasan Shahih." Telah ditetapkan pada diri seokor burung untuk melakukan
pergi sore dan pergi pagi karena mencari rizki Allah, dengan tetap bertawakan kepada

97
Ahmad, 1/52.
Allah yang merupakan Dzat yang mengendalikan segala bentuk perantara (sebab).
Maksud dari firman Allah:

 

“Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan" adalah


tempat kembali pada hari kiamat. Ibn Abas, Mujahid, Saddi, dan Qotadah berkata:
"Yang dimaksud dengan "Penjurunya" adalah kawasan-kawasannya, daerah-
daerahnya, dan celah-celahnya.98

Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat
kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?

atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan
mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengetahui
bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.

Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan (rasul-
rasul-Nya). Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku!

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan


mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara)
selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu.

Bagaimana mungkin kamu bisa selamat dari siksa Allah, sedangkan Allah
sendiri adalah Dzat yang mampu untuk mengambilmu sesukanya.

Ini juga merupakan salah satu bentuk dari kelembutan dan kasih sayangNya
kepada hambaNya. Bahwanya Allah adalah Dzat yang mampu menyiksa hambaNya
karena kekafiran yang dilakukan oleh sebagian hambaNya itu, dan karena kesyirikan
yang mereka lakukan pula. Namun demikian, Allah juga merupakan Dzat yang maha
bijaksana, pengampun, menangguhkan dan tidak menyegerakan sebagaimana yang
dikatakannya: “. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya,
niscaya dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang

98
Thabari, 23/512, Qurthubi, 18/215.
melatapun99 akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu
yang tertentu; Maka apabila datang ajal mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah
Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (al-Fathir: 45)

Di sini Allah berfirman:

           

“Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat
kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?". Maksudnya adalah pergi, dating,
dan berguncang. Sedangkan maksud dari firman Allah:

         

atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan
mengirimkan badai yang berbatu kepadamu?". Maksudnya adalah angin yang
mengandung krikil yang bisa membuatmu mengeluarkan air mata sebagaimana yang
dikatakan oleh Allah: “Maka apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang
menjungkir balikkan sebagian daratan bersama kamu atau dia meniupkan (angin keras
yang membawa) batu-batu kecil? dan kamu tidak akan mendapat seorang
pelindungpun bagi kamu.” (al-Isra’: 68). Seperti itulah ancaman yang diberikan
kepada mereka dengan mengatakan:

   

“Namun kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan)


peringatan-Ku." Maksudnya adalah bagimana peringatanku dan balasan bagi seorang
yang menentang dan mendustakannya. Kemudian Allah berkata:

    

“Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan


(rasul-rasul-Nya)." Maksudnya adalah umut-umat terdahulu, dan abad-abad yang
telah lampau.

  

“Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku!" Maksudnya adalah bagaimana


pengingkaranKu dan balasanKu terhadap mereka. Yaitu sangatlah besar, berat, dan
menyakitkan.

99
Daabbah artinya ialah makhluk yang melata. tetapi yang dimaksud di sini ialah manusia
Terbangnya burung adalah atas kuasa Allah, dan ini merupakan bukti
bahwa Allah melihat segala sesuatu yang kecil maupun besar.

Kemudian Allah berfirman:

       

“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan


mengatupkan sayapnya di atas mereka?" Maksudnya adalah terkadang
mengembangkan sayapnya di angkasa, dan terkadang mengatupkan sayapnya itu.
Maksud dari firman Allah:

 

“Tidak ada yang menahannya (di udara)" adalah di udara. Maksud dari firman
Allah:

  

“selain Yang Maha Pengasih" adalah dengan udara yang telah ditundukkanNya
untuk mereka, karena kasih sayang dan kelembutanNya. Maksud dari firman Allah:

    

Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu" adalah segala sesuatu yang layak
bagi ciptaanNya. Ini seperti halnya firman Allah: Tidakkah mereka memperhatikan
burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. tidak ada yang
menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.” (an-
Nahl: 79).

Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat membelamu
selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu hanyalah dalam
(keadaan) tertipu.

Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya?
Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari
kebenaran).
Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin
(dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?

Katakanlah, "Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran,


penglihatan dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.

Katakanlah, "Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi,


dan hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan."

Dan mereka berkata, "Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu orang yang
benar?"

Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu) hanya


ada pada Allah. Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan."

Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah
orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka), "Inilah
(azab) yang dahulu kamu memintanya."

Tidak seorang yang bisa menolong dan memberimu rizki selain Allah.

Allah berkata kepada orang-orang musrik yang menyembahNya dan juga


menyembah lainNya, yang mengharapkan adanya pertolongan dan rizki, seraya
mengingkari keyakinan mereka dan sekaligus memberitahukan bahwa mereka tidak
akan memperoleh apa yang diinginkannya. Allah berfirman:

          

“Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat
membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? " adalah bahwasanya selain Allah,
tidak ada penjaga dan penolong bagimu. Oleh karena itu, Allah berfirman:

     

“Orang-orang kafir itu hanyalah dalam (keadaan) tertipu." Kemudian Allah


berfirman:

      

“Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya?"
Maksudnya adalah siapakah yang bisa memberimu rizki jika Allah tidak memberimu
rizki. Artinya tidak ada seorang pun yang bisa memberi, mencegah, menciptakan, dan
menolong selain Allah saja; tidak ada yang menyekutukanNya. Artinya mereka
mengetahui hal itu, namun demikian mereka tetap menyembah selain Allah. oleh
karena itu, Allah berfirman:

  

“Bahkan mereka terus-menerus." Maksudnya terus menerus dalam kelalilam,


kedustaan, dan kesesatannya. Maksud dari firman Allah:

   

“dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran)" adalah dalam


pembangkangan, kesombongan, dan lari dari kebenaran; tidak mendengar dan
mengikutinya.

Perumpamaan orang kafir dan orang yang beriman

Kemudian Allah berfirman:

    

“Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih


terpimpin". Ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah dalam
menggambarkan orang yang beriman dengan orang kafir. Orang kafir dengan segala
sesuatu yang ada pada dirinya adalah bagaikan seorang yang merangkak dengan
wajah tertelungkup. Maksudnya adalah seorang yang berjalan merangkak dengan
wajah yang menunduk dan tidak menghadap ke depan sehingga tidak mengetahui
kemana ia berjalan dan bagaimana melakukan perjalanan sehingga tertimpa
kebingungan dan kesesatan; yang lebih terpimpin (dalam kebenaran)...

  

“ataukah orang yang berjalan tegap" maksudnya adalah tegak berdiri..

  

“di atas jalan yang lurus?." Maksudnya adalah di atas jalan yang jelas dan
nyata. Di mana ia berjalan dengan tegak lurus, dan di jalan yang lurus pula. Ini
merupakan perumpamaan mereka di dunia, dan begitu pula di akhirat. Orang yang
beriman dikumpulkan dengan berjalan secara tegak di jalan yang lurus menuju surga,
sedangkan orang kafir dikumpulkan dengan berjalan secara menunduk menuju neraka
Jahanam." “(kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim
beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah,
Selain Allah; Maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.” (Ash-Saffat: 22-
23). Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Anas bin Malik berkata: "Telah dikatakan:
"Wahai Rasulullah! Bagaimana manusia dikumpulkan dengan berjalan di atas wajah
mereka?." Rasulullah berkata: "Bukankah seorang yang berjalan dengan kakinya lebih
kuasa daripada seorang yang berjalan di atas mukanya." 100 Hadits ini dikemukakan
dalam Shahih Bukhari dan Muslim.101

Kemampuan Allah dalam menciptakan, yang sekaligus menandakan


kempuanNya untuk membangkitkan kembali.

Maksud dari firman Allah:

   

“Katakanlah, "Dialah yang menciptakan kamu" adalah mengawali


penciptaanmu, yang mana sebelumnya kalian berada dalam ketiadaan. Maksud dari
firman Allah:

    

“dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu" adalah
akal dan daya tangkap. Maksud dari firman Allah:

   

“(Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur" adalah ketika kalian menggunakan


potensi yang telah dianugerahkan oleh Allah untuk melakukan ketaatan, mematuhi
perintah-perintahnya, dan menjauhi larangan-larangannya.

Maksud dari firman Allah:

     

100
Ahmad, 3/167
101
Fathul Bari, 6/350, Muslim, 4/2161.
“Katakanlah, "Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi"
adalah menyebarkan kalian di wilayah-wilayah dan penjuru-penjuru dunia, dengan
adanya perbedaan bahasa, warna kulit, bentuk, dan rupa kalian.

maksud dari firman Allah:

  

“dan hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan" adalah setelah terpisah-pisah


seperti itu, kalian berkumpul. Kalian berkumpul setelah terpisah-pisah, dan
dikembalikan sebagaimana asal kalian. Kemudian Allah memberitakan tentang orang-
orang kafir yang mengingkari hari kembangkitan, dan tidak mempercayai datangnya
hari itu:

      

“Dan mereka berkata, "Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu orang yang
benar?" maksudnya adalah kapan terjadinya apa yang telah engkau beritahukan
kepada kami. Yaitu tentang berkumpul setelah terpisah-pisah ini. Maksud dari firman
Allah:

    

“Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu)


hanya ada pada Allah" adalah tidak ada yang bisa mengetahui hal itu secara pasti
selain Allah Swt., namun aku hanya diperintahkan untuk memberitahukan hal itu
kepada kalian, bahwa itu adalah sesuatu yang pasti terjadi, dan oleh karena itu, maka
berhati-hatilah. Maksud dari firman Allah:

    

“Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan" adalah


sesungguhnya aku hanyalah seorang yang menyampaikan hal itu kepada kalian.

Maksud dari firman Allah:

      

“Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah
orang-orang kafir itu menjadi muram" adalah bahwa ketika hari kiamat datang,
orang-orang kafir menyaksikannya, dan mereka melihat bahwa hari kebangkitan akan
segera datang; yang akan datang pasti datang walaupun dalam waktu yang sangat
lama. Ketika apa yang telah mereka ingkari itu tiba, mereka lantas tidak menyukainya
karena mengetahui adanya keburukan bagi mereka. Artinya apa yang dijanjikan itu
mendatangi mereka, dan datanglah ketentuan Allah yang sebelumnya belum pernah
mereka perkirakan dan ada dalam benak mereka. “Dan (jelaslah) bagi mereka akibat
buruk dari apa yang Telah mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasan yang
mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya.” (az-zumar: 48). Oleh karena itu,
dikatakan kepada mereka dengan nada menjelek-jelekkan:

     

“Dan dikatakan (kepada mereka), "Inilah (azab) yang dahulu kamu


memintanya." Maksudnya memintanya dengan segera.

Katakanlah (Muhammad), "Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan


orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan
masuk surga), lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang
pedih?"

Katakanlah, "Dialah Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan


kepada-Nya kami bertawakal. Maka kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam
kesesatan yang nyata."

Katakanlah (Muhammad), "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu


menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?"

Kematian seorang yang beriman tidak dapat melindungi orang-orang


kafir. Oleh karena itu, fikirkanlah untuk menyelamatkan dirinya.

Allah befirman:



Katakanlah" wahai Muhammad, kepada orang-orang yang menyekutukan Allah,


yang mengingkari kenikmatanNya:

         

    


"Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku
atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), lalu siapa yang
dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?" maksudnya adalah
selamatkanlah diri kalian. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian
dari Allah selain taubat dan kembali pada agamaNya. Sehingga tidak ada guna
harapan-harapan kalian agar kami mendapatkan siksaan dan pelajaran. Baik Allah
menyiksa kami atau mengasihi kami, maka itu tetap saja tidak dapat menyelamatkan
kalian dari siksaan Allah yang sangat pedih yang datang pada diri kalian. Kemudian
Allah berfirman:

       

Katakanlah, "Dialah Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan


kepada-Nya kami bertawakal. Maka kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam
kesesatan yang nyata." Maksudnya adalah kami beriman kepada Tuhan semesta alam,
yang maha pengasih lagi maha penyayang. Dan kepadaNya lah, kami menyerahkan
segala urusan kami, sebagaimana yang dikatakan Allah: “Maka sembahlah Dia, dan
bertawakkallah kepada-Nya.” (Hud: 123)

Oleh karena itu, Allah berfirman:

      

Katakanlah (Muhammad), "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu


menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?" maksudnya
adalah dari kita, dari kalian, dan bagi orang yang akan mendapatkan balasan di dunia
dan akhirat.

Peringatan tentang kenikmatan Allah dalam memunculkan sumber air dan


mengeringkannya.

Kemudian Allah berfirman seraya menampakkan kasih sayangNya kepada


hambaNya:

     


Katakanlah (Muhammad), "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu
menjadi kering; " Maksudnya adalah seorang pergi ke bawah bumi, sehingga tidak
lagi dapat menggunakan kapak besi dan alat bantu lainnya. sebab sumber air yang
kering adalah kebalikan dari mata air yang mengalir. Sedangkan maksud dari firman
Allah:

    

“maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?" adalah sumber air
yang mengalir di atas bumi. Artinya adalah bahwa tidak ada yang bisa melakukan hal
itu selain Allah. Sehingga dari anugerah dan kedermawananNya, Allah memunculkan
untuk kalian sebuah mata air dan mengalirkannya ke seluruh penjuru bumi, sejauh
yang dibutuhkan oleh hambanya baik banyak maupun sedikit. Hanya kepada Allah
segala puji dan anugerah. Akhir surat al-Mulk, dan hanya kepada Allah lah segala puji
dan anugerah.

AL-QALAM

MAKKIYYAH

Surah ke-68 : 52 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Nµn. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan,

dengan karunia Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah orang gila.

Dan sesungguhnya engkau pasti mendapat pahala yang besar yang tidak putus-
putusnya.

Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.

Maka kelak engkau akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan
melihat,

siapa diantara kamu yang gila?


Sungguh, Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya; dan Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang mendapat petunjuk.

Telah dikemuakkan di atas tentang huruf Hajaiyah yang ada di permuilaan


surat al-Baqarah, dan bahwasanya firman Allah (Nûn) (Shâ) dan (Qâ), dan
semisalahnya adalah termasuk dari huruf al-Muqothiah (dibaca secara terpisah)
yang ada di awal surat-surat al-Qur'an, sehingga tidak perlu untuk dibahas lagi di
sini.

Penafsiran tentang al-Qolam

Firman Allah:

   

“Demi pena dan apa yang mereka tuliskan." Secara leterlek, itu merupakan satu
jenis dengan pena yang digunakan untuk menulis sebagaimana yang ada dalam firman
Allah: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa
yang tidak diketahuinya." (al-Alaq: 1-5) Sehingga itu merupakan janji dari Allah dan
himbauan terhadap hambaNya atas kenikamatan yang diberikan kepada mereka yang
berupa pengajaran tulis menulis, yang dengannya bisa menghasilkan pengetahuan.
Oleh karena itu, Allah berfirman:

 

dan apa yang mereka tuliskan." Ibn Abas, Mujahid, dan Qotadah berkata:
"Maksudnya adalah apa yang mereka tuliskan."102 Saddi berkata: "Yang dimaksud
dengan "apa yang mereka tuliskan" adalah malaikat dan amal perbuatan manusia yang
mereka catat." Sedangkan yang lainnya mengatakan: "Yang dimaksud dengan
"Qolam" (pena) di sini adalah sesuatu yang dijalankan oleh Allah dengan
ketentuanNya, ketika menulis ketentuan (takdir) para makhluk, lima puluh ribu tahun
sebelum diciptakannya langit dan bumi." Orang-orang yang berpendapat seperti ini,
kemudian mengemukakan hadits-hadits yang berkenaan dengan "Qolam" (Pena) yang

102
Thabari, 23/527, 528
diriwayatkan oleh ibn abi Hatim dari Walid bin Ibadah bin Shamad berkata: "Ayahku
pernah memanggilku ketika dirinya sedang dihadapkan dengan sekaratul maut, dan
lantas berkata: "Tulislah." Berkata: "Wahai Tuhan, apa yang akan aku tulis?." Ia
berkata: "Tulislah takdir (ketentuan) dan segala sesuatu yang ada hingga
selamanya."103 Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari satu jalur
periwayatan,104 dan dikeluarkan pula oleh Tirmizi dari hadits abu Dawud ath-
Thiyalisi, dan Tirmizi berkata bahwa itu merupakan hadits Hasan yang Shahih dan
Gharib (asing).105

Sumpah dengan mengatas namakan pena (Qolam) adalah untuk


mengagungkan Nabi.

Maksud dari firman Allah:

     

“dengan karunia Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah orang gila" adalah


bahwa engkau bukanlah seorang yang gila sebagaimana yang dikatakan oleh orang-
orang bodoh yang ada dalam kaummu, yang mendustakan apa yang engkau bawa
yang berupa hidayah (petunjuk) yang jelas, yang membuat mereka akhirnya
menganggapmu sebagai orang gila.

Maksud dari firman Allah:

     

“Dan sesungguhnya engkau pasti mendapat pahala yang besar yang tidak
putus-putusnya" adalah bahkan engkau akan mendapat pahala yang besar yang tidak
akan pernah terputus karena telah menyampaikan risalah Tuhanmu kepada manusia,
dan karena kesabaranmu terhadap siksaan yang diberikan oleh mereka. Maksud dari:

 

“Adalah tidak terputus” seperti yang ada dalam firman Allah: “sebagai
karunia yang tiada putus-putusnya.” (Hud: 108). Maksudnya adalah tidak ada putus-
putusnya terhadap mereka.” Mujahid berkata: "yang dimaksud dengan "tidak putus-
103
Thabari, 23/526
104
Ahmad, 5/317
105
Tuhfatul Ahwadzi, 9/232.
putusnya" adalah tidak terhitung,"106 dan ia mengacu pada apa yang telah kami
sampaikan.

Tafsir tentang "Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti


yang luhur."

Maksud dari firman Allah:

    

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur", al-Aufi


berkata dari ibn Abas: "Dan sesungguhnya engkau berada dalam sebuah agama yang
agung, yaitu Islam."107 seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Mujahid, abu Malik,
Saddi, dan Rabi' bin Anas.108 Dan seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Dhahak dan
ibn Zaed.109 Said bin Arubah berkata dari Qotadah tentang firman Allah:

    

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur",


mengemukakan kepada kita bahwa Said bin Hisyam pernah bertanya kepada Aisyah
tentang akhlak Rasulullah sehingga Aisyah berkata: "Apakah engkau pernah
membaca al-Qur'an?." Said berkata: "Iya." Aisyah lantas berkata: "Sesungguhnya
akhlak Rasulullah Saw. adalah al-Qur'an." 110 hadits seperti itu juga diriwayatkan oleh
Abdul Razak.111 Dan Imam Muslim juga meriwayatkan hadits tersebut dalam kitab
Shahihnya dari hadits Qotadah dengan panjang lebar."112

maksud dari itu semua adalah bahwa Rasulullah mengikuti perintah dan
larangan al-Qur'an hingga itu menjadi watak dan akhlak dirinya, hingga
meninggalkan perangainya sendiri. apapun yang diperintahkan al-Qur'an, maka beliau
pasti melaksanakannya, dan apa pun yang dilarang oleh al-Qur'an, maka beliau pasti
meninggalkannya. Itu semua bersamaan dengan akhlak-akhlak yang agung yang talah
106
Thabari, 23/527.
107
Thabari, 23/529.
108
Thabari, 23/529, Dar Mantsur, 8/243.
109
Thabari, 23/530.
110
Thabari, 23/529.
111
Abdul Razak, 3/307
112
Muslim, 1/513.
dijadikan oleh Allah sebagai karakteristik beliau, yaitu berupa pemalu, dermawan,
pemberani, pemaaf, arif, dan keseluruhan akhlak-akhlak yang mulia sebagaimana
yang dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Anas berkata: "Aku
melayani Rasulullah Saw. selama sepuluh tahun, dan beliau sama sekali tidak pernah
berkata "Hus" kepadaku, dan tidak pernah berkata: "Kenapa engkau melakukan itu?,"
atas apa yang aku lakukan, dan tidak pernah berkata: "Kenapa engkau tidak
melakukannya?" atas apa yang tidak aku lakukan. Dan bahwasanya Rasulullah Saw.
adalah seorang yang paling baik akhlaknya, dan aku tidak pernah menyentuh sutera
yang lebih lembut ketimbang telapak tangan Rasulullah Saw." 113 Bukhari
meriwayatkan dari Bira' yang berkata bahwa Rasulullah Saw. adalah seorang yang
paling baik wajahnya dan paling baik akhlaknya. Beliau tidak tinggi dan juga tidak
pendek."114 Hadits-hadits seperti itu sangatlah banyak, dan abu Isa at-Tirmizi
membahasnya dalam kitab Syama'il.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Aisyah berkata: "Selamanya Rasulullah tidak


pernah memukul pembantunya dengan tangannya, dan juga tidak pernah memukul
seorang wanita. Rasulullah tidak pernah memukul dengan tangannya sendiri selain
ketika melakukan jihad di jalan Allah, dan tidak pernah dihadapkan dengan dua
pilihan selain pasti memilih yang paling dicintainya, dan paling ringan di antara
keduanya walaupun dalam permasalahan dosa. Jika itu merupakan sebuah dosa, maka
beliau adalah seorang yang paling jauh dari dosa. Beliau tidak pernah marah karena
sesuatu yang dihadapkan kepadanya kecuali jika itu adalah sesuatu yang diharamkan
oleh Allah, sehingga kemarahannya adalah karena Allah." 115 Imam Ahmad
meriwayatkan dari abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." 116 Dan ini
hanya diriwayatkan olehnya.

Maksud dari firman Allah:

     

“Maka kelak engkau akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan
melihat, siapa diantara kamu yang gila?" adalah bahwa engkau kelak akan
113
Fathul Bari, 10/471, dan Muslim, 4/1814.
114
Fathul Bari, 6/652.
115
Ahmad, 6/232.
116
Ahmad, 2/381.
mengetahui wahai Muhammad!, begitu pula orang-orang yang menentangmu dan
mendustakanmu: bahwa siapakah di antara kalian yang gila. Ini seperti halnya yang
dikatakan oleh Allah: “Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang Sebenarnya
amat pendusta lagi sombong.” (al-Qomar: 26). “dan Sesungguhnya kami atau kamu
(orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang
nyata.” (Saba’: 24).

Ibn Jarir berkata bahwa ibn Abas berkata tentang ayat ini: "Engkau kelak akan
mengetahui, dan mereka kelak juga akan mengetahui di hari kiamat nanti." 117 Al-Aufi
berkata dari ibn Abas yang berkata: "Siapakah di antara kalian yang gila."118 Seperti
itu pulalah yang dikatakan oleh Mujahid dan selainnya. 119 maksud dari kata "Al-
Maftûn" dalam ayat itu secara leterlek adalah seorang yang terfitnah dari kebenaran
dan tersesat darinya. Dan bahwasanya huruf "ba'" dimasukkan ke dalam firman Allah:
"Bi Ayyukum" adalah untuk menunjukkan pemasukan Fi'il (kata kerja) yang ada
dalam firman Allah:

 

“Maka kelak engkau akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan
melihat" mengira-ngirakan kata: "Maka engkau akan mengetahui dan mereka akan
mengetahui, atau maka engkau akan mendapatkan pemberitahuan dan mereka pun
juga akan mendapatkan pemberitahukan, tentang siapakah di antara kalian yang gila.
Wallahu A'lam (Allah lebih Tahu). Kemudian Allah berfirman:

           

Sungguh, Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-
Nya; dan Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang mendapat petunjuk."
Maksudnya adalah bahwa Allah mengetahui siapa di antara dua kelompok di antara
kalian yang mendapat petunjuk, dan mengetahui pula kelompok yang tersesat dari
kebenaran.

Maka janganlah engkau patuhi orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat


Allah).

117
Qurthubi, 18/229
118
Thabari, 23/531
119
Thabari, 23/530.
Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak maka mereka bersikap lunak
(pula).

Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka
menghina,

suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah,

yang merintangi segala yang baik, yang melampuai batas dan banyak dosa,

yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya,

karena dia kaya dan banyak anak.120

Apabila ayat-ayat Kami di bacakan kepadanya, dia berkata, "(Ini adalah)


dongeng-dongeng orang dahulu."

Kelak dia akan Kami beri tanda pada belalai-(nya).121

Larangan menerima tekanan orang-orang yang mendustakan dan


kedustaan mereka, dan bahwasanya mereka menggemari pertemuan di
pertengahan jalan.

Allah berkata sebagaimana: "Kami telah memberimu kenikmatan, dan Kami


telah memberimu jalan yang lurus, dan akhlak yang agung",

        

“Maka janganlah engkau patuhi orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat


Allah).

Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak maka mereka bersikap lunak
(pula)." Ibn Abas berkata: "Seandinya engkau memberi kelunakan, maka mereka akan
bersikap lunak pula."122 Mujahid berkata: "

   

120
Orang yang mempunyai anak dan kaya lebih mudah mendapat pengikut. Tetapi jika dia mempunyai
sifat-sifat seperti tersebut pada ayat 13 tidak boleh diikuti
121
Yang dimaksud dengan “belalai”di sini ialah hidung. Dipakai kata belalai di sini sebagai penghinaan
122
Thabari, 23/530.
Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak maka mereka bersikap lunak
(pula)" adalah agar engkau membiarkan mereka dengan Tuhan-Tuhan mereka, dan
meninggalkan kebenaran yang ada pada dirimu."123 Kemudian Allah berfirman:

     

“Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka
menghina" itu semua adalah bahwasanya seorang yang berdusta, karena kelemahan
dan kehinaannya, menyembunyikan keimannya yang palsu dengan menggunakan
nama-nama Allah dan menggunakan nama-nama itu tidak pada tempatnya. Ibn Abas
berkata: "Yang hina dan pendusta."124

maksud dari firman Allah:



“suka mencela" adalah bahwa ibn Abas dan Qodaha berkata: "Maksudnya
adalah mengumpat."125 Sedangkan maksud firman Allah:

  

“ yang kian ke mari menyebarkan fitnah" adalah seorang yang ke sana kemari
untuk menyebarkan perkataan yang bisa merusak nama baik orang lain. Dan telah
dikemukakan dalam Shahih Bukhri dan Muslim tentang hadits dari Mujahid dari
Thawus dari ibn Abas berkata: "Bahwa Rasulullah pernah berjalan melewati dua buah
kuburan, dan lantas berkata: "Dua orang yang ada dalam kuburan ini sedang disiksa
dan tidak disiksa lantaran melakukan dosa besar. Salah satunya karena tidak menutup
diri saat kencing, sedangkan yang satunya lagi adalah karena ke sana kemari untuk
menyebarkan fitnah." Al-Hadits.126 Dan dikeluarkan oleh sekelompok orang lainnya
dalam kitab mereka dari jalur periwayatan Mujahid.

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Hudzaifah berkata: "Aku penah mendengar


Rasulullah Saw. bersabda: "Tidak akan masuk surga seorang yang tukang fitnah." 127
Diriwayatkan oleh Jama'ah selain ibn Majah.128

123
Thabari, 23/533.
124
Thabari, 23/533.
125
Thabari 23/534
126
Abu Dawud, 1/25, Tuhfatul Ahwadzi, 1/232, Nasai, 1/28, dan 4/412, dan dalam al-Kubra, 6/496, ibn
Majah, 1/125.
127
Ahmad, 5/382.
128
Fathul Bari, 10/487, Muslim, 1/101, abu Dawud, 5/190, Tuhfatul Ahwadzi, 6/172, Nasai dalam al-
Kubra, 6/497
Maksud dari firman Allah:

   

“yang merintangi segala yang baik, yang melampuai batas dan banyak dosa"
adalah mencegah kebaikan yang ada pada dirinya dan wajib baginya.



"Yang melampaui batas" dalam mengambil segala sesuatu yang dihalalalkan


baginya oleh Allah. Di mana dalam hal itu, ia melampaui batasan yang telah
diletakkan oleh syariat. Sedangkan maksud dari:



"dan banyak dosa" adalah mengambil sesuatu yang diharamkan. Dan maksud
dari firman Allah:

   

“yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya" adalah seorang
yang bertabiat kasar, suka berteriak, dan suka melawan. Imam Ahmad meriwayatkan
dari Harits bin Wahab berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Alla Anbiukum bi
Ahli Jannah Kullu Dhaif Mudhaif Lau Uqossim Ala Allahi Bukankah aku sudah
memberitahukan kepada kalian bahwa penghuni surga adalah orang-orang yang lemah
dsan melemahkan diri yang seandainya aku bersumpah kepada Allah, maka aku pasti
akan membebaskannya. Dan bukankan aku sudah memberitahukan kepada kalian
bahwa penghuni neraka adalah orang-orang yang kasar, suka berteriak, dan
sombong."129 Waki' berkata: "Setiap orang yang suka berteriak adalah seorang yang
kasar dan sombong." Dikeluarkan pula oleh Bukhari dan Muslim, yang keduanya dari
Siad bin Khalid."130

Ahli bahasa mengetakan: "Yang dimaksud dengan Ja'dhari dalam hadits


tersebut adalah seorang yang kasar. Sedangkan al-Jawadz adalah seorang yang suka
berteriak dan melawan." Adapun arti dari kata:



Bukhari meriwayatkan dari ibn Abas:

Ahmad, 4/306
129

Fathul Bari, 8/530, Muslim, 4/2190, Tuhfatul Ahwadzi, 7/331, Nasai dalam al-Kibru, 6/497, ibn
130

Majah, 2/1378.
   

“yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya" berkata: "Rajul
Min Qurays Zamnah Mitslu Zamnatisy Syat" (Seorang laki-laki dari Qurasy jahat
seperti jahatnya seekor domba), maksudnya adalah terkenal keburukannya seperti
terkenalnya seekor domba yang jahat di antara teman-temannya. Adapun Zanim
dalam bahasa Arab adalah seorang yang jahat dalam suatu kaum. Ini dikatakan oleh
ibn Jarir dan selainnya, lebih dari satu Imam.

maksud dari firman Allah:

           

 

“karena dia kaya dan banyak anak.131 Apabila ayat-ayat Kami di bacakan
kepadanya, dia berkata, "(Ini adalah) dongeng-dongeng orang dahulu." Allah
berkata: Ini merupakan balasan dari apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada
mereka yang berupa harta benda dan banyak anak. Yaitu membalasnya dengan
mengingkari ayat-ayat Allah, dan memalingkan diri dariNya, dan bahkan menyangka
bahwa ayat-ayat itu merupakan kebohongan yang diambil dari dongeng-dongeng
orang terdahulu seperti yang ada dalam firman Allah: “Biarkanlah Aku bertindak
terhadap orang yang Aku Telah menciptakannya sendirian.132 Dan Aku jadikan
baginya harta benda yang banyak, Dan anak-anak yang selalu bersama Dia, Dan Ku
lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya, Kemudian dia
ingin sekali supaya Aku menambahnya. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), Karena
Sesungguhnya dia menentang ayat-ayat kami (Al Quran). Aku akan membebaninya
mendaki pendakian yang memayahkan. Sesungguhnya dia Telah memikirkan dan
menetapkan (apa yang ditetapkannya), Maka celakalah dia! bagaimana dia
menetapkan?, Kemudian celakalah dia! bagaimanakah dia menetapkan?, Kemudian
dia memikirkan, Sesudah itu dia bermasam muka dan merengut, Kemudian dia
berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, Lalu dia berkata: "(Al Quran)
Ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), Ini tidak lain
hanyalah perkataan manusia". Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.

131
Orang yang mempunyai anak dan kaya lebih mudah mendapat pengikut. Tetapi jika dia mempunyai
sifat-sifat seperti tersebut pada ayat 13 tidak boleh diikuti
132
ayat Ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin Quraisy
bernama Al Walid bin Mughirah
Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak
membiarkan.133 (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada
sembilan belas (Malaikat penjaga).” (al-Mudatsir: 11-30).

Di sini Allah berfirman:

   

“Kelak dia akan Kami beri tanda pada belalai-(nya).134 ibn Jarir berkata:
"Allah akan menjelaskan urusanNya dengan kejelasan yang sejelas-jelasnya sehingga
mereka mengetahuinya dan tak samar lagi bagi mereka sebagaimaan tak samar lagi
bagi mereka sebuah tanda yang ada pada sebuah belalai.135 SEdangkan yang lainnya
berkata bahwa:



“Kelak dia akan Kami beri tanda" adalah tanda ahli neraka. Yaitu bahwa Kami
akan menghitamkan mukanya pada hari kiamat. Sehingga di sini, wajah digambarkan
dengan belalai.

Sungguh, Kami telah menguji mereka (orang musyrik Mekah) sebagaimana


Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah pasti akan
memetik (hasil)nya pada pagi hari,

tetapi mereka tidak menyisihkan (dengan mengucapkan, "Insya Allah").

Lalu kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka
sedang tidur.

Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita136,

lalu pada pagi hari mereka saling memanggil.

"Pergilah pagi-pagi ke kebunmu jika kamu hendak memetik hasil."

Maka mereka pun berangkat sambil berbisik-bisik.

133
yang dimaksud dengan tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ialah apa yang dilemparkan ke
dalam neraka itu diazabnya sampai binasa Kemudian dikembalikannya sebagai semula untuk diazab
kembali.
134
Yang dimaksud dengan “belalai”di sini ialah hidung. Dipakai kata belalai di sini sebagai penghinaan
135
Thabari, 23/541.
136
Maka terbakarlah kebun itu dan tinggallah arang-arangnya yang hitam seperti malam
"Pada hari ini jangan sampai ada orang miskin masuk ke dalam kebunmu."

Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang


miskin) padahal mereka mampu (menolongnya).

Maka ketika mereka melihat kebun itu, mereka berkata, "Sungguh, kita ini
benar-benar orang-orang yang sesat,

bahkan kita tak memperoleh apa pun."

Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, "Bukankah aku telah
mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu).137

Mereka mengucapkan, "Mahasuci Tuhan kami, sungguh, kami adalah orang-


orang yang zalim."

Lalu mereka saling berhadapan dan saling menyalahkan.

Mereka berkata, "Celaka kita! Sesungguhnya kita orang-orang yang melampaui


batas.

Mudah-mudahan Tuhan memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang


lebih baik daripada yang ini, sungguh, kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita.

Seperti itulah azab (di dunia). Dan sungguh, azab akhirat lebih besar sekiranya
mereka mengetahui.138

Perumpamaan hilangnya mata pencaharian orang-orang kafir

Ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah terhadap orang-orang


kafir Qurasy atas petunjuk yang telah diberikan kepada mereka, yang berupa kasih
sayang yang agung dan kenikmatan yang besar, yang berupa diutusnya Muhammad
Saw. kepada mereka, namun mereka malah menyambutnya dengan pendustaan,
penolakan, dan peperangan. oleh karena itu, Allah berfirman:

 

137
Mensyukuri nikmat-Nya dan tidak meniatkan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah
seperti: meniatkan tidak akan memberi fakir miskin
138
Allah menerangkan bahwa Dia menguji penduduk Mekah dengan menganugerahi nikmat yang
banyak untuk mengetahui apakah mereka bersyukur atau tidak, sebagaimana Allah telah menguji
pemilik-pemilik kebun. Akhirnya pemilik kebun itu insaf dan bertobat kepada Allah. Demikian pula
penduduk Mekah yang kemudian menjadi insaf dan masuk Islam berbondong-bondong setelah
penaklukan Mekah
“Sungguh, Kami telah menguji mereka (orang musyrik Mekah)." Maksudnya
adalah kami menguji kalian.

   

sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun", yaitu sebuah kebun


yang memuat berbagai macam buah-buahan.

    

“ketika mereka bersumpah pasti akan memetik (hasil)nya pada pagi hari."
Maksudnya adalah bahwa mereka bersumpah akan memetik buah-buahnya itu pada
malam hari agar tidak diketahui oleh orang-orang miskin dan orang-orang yang
meminta-minta, sehingga mereka akan memperoleh buah-buahnya itu secara
sempurna tanpa mensedekahkannya sedikit pun.

 

“tetapi mereka tidak menyisihkan (dengan mengucapkan, "Insya Allah").


Maksudnya adalah atas apa yang telah mereka sumpahkan. Oleh karena itu, Allah
mencela sumpah mereka dan lantas berkata:

       

“Lalu kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka
sedang tidur". Maksudnya adalah tertimpa bencana yang berasal dari langit.

  

“Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita, 139 Ibn Abas
berkata: "Seperti malam yang gelap gulita."140 Tsauri dan Saddi berkata: "Seperti
tanaman yang telah dipanen. Maksudnya adalah tanaman yang telah mengering."

  

“lalu pada pagi hari mereka saling memanggil." Maksudnya ketika datang
waktu pagi, sebagian dari mereka memanggil-manggil sebagian yang lain supaya
pergi menuju petakan-petakan kecil.

       

139
140
Thabari, 23/541.
"Pergilah pagi-pagi ke kebunmu jika kamu hendak memetik hasil." Maksudnya
adalah jika kamu ingin mendapatkan hasil.

   

“Maka mereka pun berangkat sambil berbisik-bisik." Maksudnya adalah bahwa


mereka saling bisik-bisik sekiranya perkataannya itu tidak didengar oleh seorang pun.
Kemudian Allah Dzat yang mengetahui alam kerahasiaan, menafsirkan perbuatan
mereka itu dengan mengatakan:

        

 

“Maka mereka pun berangkat sambil berbisik-bisik. "Pada hari ini jangan
sampai ada orang miskin masuk ke dalam kebunmu." Maksudnya sebagian dari
mereka berkata kepada sebagian yang lain janganlah engkau biarkan orang miskin
masuk ke dalam kebunmu." Allah berfirman:

    

“Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang


miskin) padahal mereka mampu (menolongnya)." Maksudnya adalah kuat dan
mampu.



“padahal mereka mampu (menolongnya)." Maksudnya adalah mampu


mengatasi apa yang mereka sangkakan.

     

“Maka ketika mereka melihat kebun itu, mereka berkata, "Sungguh, kita ini
benar-benar orang-orang yang sesat." Maksudnya adalah ketika mereka sampai di
kebun itu, maka mereka melihat bahwa kebun tersebut telah dalam keadaan seperti
yang dikatakan oleh Allah. Di mana keelokan, keindahan, dan banyaknya buah-
buahan yang ada dalam kebun tersebut akhirnya berubah menjadi hitam pekat yang
sama sekali tidak ada lagi manfaatnnya, sehingga menyakini bahwa mereka telah
berjalan pada jalan yang salah. Oleh karena itu, mereka berkata:

 
"Sungguh, kita ini benar-benar orang yang sesat." Maksudnya adalah bahwa
kita telah menuju perkebunan dengan menggunakan jalan yang salah. Ini adalah yang
dikatakan oleh ibn Abas dan selainnya. Kemudian mereka kembali ke tempat semula,
dan lantas menyakini bahwa itu memang tempat yang sedang mereka tuju. Sehingga
mereka lantas berkata: "

   

“bahkan kita tak memperoleh apa pun." Maksudnya adalah bahwa itu adalah
memang seperti itu, sehingga kita memeng benar-benar tidak mendapatkan bagian apa
pun.

 

“Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka," ibn Abas, Mujahid,
Said bin Jabir, Ukramah, Muhammad bin Ka'ab, Rabi' bin Anas, Dhahak, dan
Qotadah: "Maksudnya adalah yang paling moderat dan paling baik di antara mereka."

     

"Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih


(kepada Tuhanmu)."141 Mujahid, Saddi, dan ibn Juraij:

 

“Maksudnya adalah mengapa kamu tidak menyisihkan (dengan mengucapkan


"InsyaAllah").142 Saddi berkata: "Pengecualian mereka (dengan mengucapkan
InsyaAllah) pada masa itu merupakan tasbih." Ibn Jarir berkata: "Itu adalah perkataan
seorang yang berupa: "InysaAllah."143 Dan dikatakan pula bahwa maksudnya adalah
bahwa seorang yang paling bijak di antara mereka berkata: "Bukankah aku telah
mengatakan kepada kalian, mengapa kalian tidak bertasbih dan bersyukur kepada
Allah atas apa yang telah diberikanNya kepada kalian, dan sekaligus kenikmatan yang
telah diberikanNya kepada kalian.”

      

Mereka mengucapkan, "Mahasuci Tuhan kami, sungguh, kami adalah orang-


orang yang zalim." Maksudnya adalah bahwa mereka melaksanakan ketaan yang

141
Mensyukuri nikmat-Nya dan tidak meniatkan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah
seperti: meniatkan tidak akan memberi fakir miskin
142
Thabari, 23/551, Dar Mantsur, 8/253.
143
Thabari, 23/550.
sudah tidak berguna lagi, melakukan penyesalan dan pengakuan yang sudah
terlambat. Oleh karena itu, mereka berkata:

         

“Sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim." Lalu mereka saling


berhadapan dan saling menyalahkan." Maksudnya adalah bahwa mereka saling
menyalahkan satu sama lain atas apa yang telah mereka lakukan, yaitu menghalangi
orang-orang miskin mendapatkan haknya. Tiada jawaban mereka kepada yang lainnya
selain pengakuan terhadap dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.

     

“Mereka berkata, "Celaka kita! Sesungguhnya kita orang-orang yang


melampaui batas." Maksudnya adalah bahwa kita telah membangkang, melawan, dan
melampaui batas sehingga mengalami apa yang telah kita alami sekarang.

          

“Mudah-mudahan Tuhan memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang


lebih baik daripada yang ini, sungguh, kita mengharapkan ampunan dari Tuhan
kita". Ada yang mengatakan bahwa maksud dari perkataan mereka itu adalah bahwa
mereka mengharap adanya suatu gantian di dunia, dan ada yang mengatakan bahwa
maksudnya adalah: "dapatkanlah pahalanya di akhirat." Walluhu A'alam (Allah lebih
tahu)." Kemudian sebagian ulama' mengemukakan bahwa mereka itu adalah
penduduk Yaman. Said bin Jabir mengatakan bahwa mereka berasal dari suatu desa
yang dinamakan dengan Dharwan, enam Mil dari Shan'a." Dan ada yang mengatakan
pula bahwa mereka adalah penduduk Habsyah, dimana nenek moyang mereka telah
mewariskan kebun tersebut, dan mereka adalah termasuk Ahli Kitab. Nenek moyang
mereka adalah seorang yang berkelakukan baik. Ketika memanfaatkan kebun itu,
maka ia mengambil apa yang dibutuhkannya, dan menyimpan untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya selama setahun, dan medekahkan kelebihannya. Ketika ia
telah meninggal dunia, maka kebun itu diwarisi oleh anak-anaknya yang berkata:
"Bahwasanya ayah kita adalah seorang yang bodoh. Sebab ia telah memberikan
sesuatu dari hasil kebun ini kepada orang-orang miskin. Seandainya kita menghalangi
orang-orang miskin dari hasil kebun ini, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang
lebih melimpah ruah." Ketika bertekat untuk melakukan hal itu, maka mereka
diganjar dengan sesuatu yang malah kebalikan dari apa yang mereka inginkan. Allah
malah menghilangkan keseluruhan yang mereka miliki. Baik modal, keuntungan,
maupun sedekah, lenyap seketika tak tersisa lagi. Allah berfirman:

  

“Seperti itulah azab (di dunia)." Maksudnya adalah seperti itulah azab seorang
yang menentang perintah Allah, kikir atas apa yang telah Allah berikan kepadanya,
tak memberikan hak fakir miskin dan orang-orang yang sedang membutuhkan, dan
membalas kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya dengan kekafiran.

       

“Dan sungguh, azab akhirat lebih besar sekiranya mereka mengetahui.”144


Maksudnya adalah inilah azab dunia sebagaimana yang telah kalian dengar, dan azab
akhirat lebih berat daripada azab dunia ini.

Sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga yang penuh


kenikmatan di sisi Tuhannya.

Apakah patut Kami memperlakukan orang-orang Islam itu seperti orang-orang


yang berdosa (orang kafir)?145

Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimana kamu mengambil keputusan?

Atau apakah kamu mempunyai kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu
pelajari?

sesungguhnya kamu dapat memilih apa saja yang ada di dalamnya.

Atau apakah kamu memperoleh (janji-janji yang diperkuat dengan) sumpah dari
Kami, yang tetap berlaku sampai hari Kiamat; bahwa kamu dapat mengambil
keputusan (sekehendakmu)?

Tanyakanlah kepada mereka, "Siapakah di antara mereka yang bertanggung


jawab terhadap (keputusan yang diambil itu)?"

Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Kalau begitu hendaklah mereka


mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka orang-orang yang benar.
144
Allah menerangkan bahwa Dia menguji penduduk Mekah dengan menganugerahi nikmat yang
banyak untuk mengetahui apakah mereka bersyukur atau tidak, sebagaimana Allah telah menguji
pemilik-pemilik kebun. Akhirnya pemilik kebun itu insaf dan bertobat kepada Allah. Demikian pula
penduduk Mekah yang kemudian menjadi insaf dan masuk Islam berbondong-bondong setelah
penaklukan Mekah
145
Maksudnya, sama tentang balasan yang disediakan Allah untuk mereka masing-masing
(Ingatlah) pada hari ketika betis disingkapkan146 dan mereka diseru untuk
bersujud; maka mereka tidak mampu,147

Balasan bagi seorang yang bertakwa, dan bahwasanya mereka tidak


mengalami apa yang dialami oleh orang-orang yang durhaka.

Ketika Allah mengemukakan kondisi pemilik kebun di dunia dan apa yang
siksaan yang mereka alami ketika mendurhakai Allah, dan menentang perintah-
perintahnya, lantas Allah menjelaskan bahwa seorang yang bertakwa kepadaNya dan
mentaatiNya, maka di akhirat nanti, akan mendapatkan surga an-Naim yang
kenikamtannya tidak akan habis sebagaimana yang dikatakan oleh Allah:

   

“Apakah patut Kami memperlakukan orang-orang Islam itu seperti orang-


orang yang berdosa (orang kafir)?”148 Maksudnya apakah patut kami memperlakukan
secara sama antara mereka yang berdosa dengan mereka yang bertakwa perihal
balasan di antara mereka?." Tidak, Tuhan yang menciptakan bumi dan langit tidak
melakukan itu. oleh karena itu, Dia berkata: “Mengapa kamu (berbuat demikian)?
Bagaimana kamu mengambil keputusan?. (al-Qolam: 36). Maksudnya bagimana
mungkin kalian menyangka seperti itu?.

Kemudian Allah berfirman:

           

“Atau apakah kamu mempunyai kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu
pelajari? sesungguhnya kamu dapat memilih apa saja yang ada di dalamnya", Allah
berkata: "Apakah kalian memiliki kitab yang turun dari langit, yang kalian pelajari,
jaga, dan kalian bawa ke mana-mana, yang berasal dari orang-orang terdahulu dan
mengandung hukum-hukum sebagai pengukuh atas apa yang kalain katakan?.

146
Menggambarkan keadaan orang yang sedang ketakutan yang hendak lari karena hebatnya huru-hara
hari Kiamat
147
Mereka diminta sujud itu adalah untuk menguji keimanan mereka padahal mereka tidak sanggup
lagi karena persendian tulang-tulang mereka telah lemah dan azab sudah mengepung mereka
148
Maksudnya, sama tentang balasan yang disediakan Allah untuk mereka masing-masing
           

       

“sesungguhnya kamu dapat memilih apa saja yang ada di dalamnya. Atau
apakah kamu memperoleh (janji-janji yang diperkuat dengan) sumpah dari Kami,
yang tetap berlaku sampai hari Kiamat; bahwa kamu dapat mengambil keputusan
(sekehendakmu)?." Maksudnya adalah apakah bersama kalian ada sumpah dan
perjanjian yang berasal dari Kami?.

    

“bahwa kamu dapat mengambil keputusan (sekehendakmu)?." Maksudnya


adalah bahwa kalian akan memperoleh apa yang kalian inginkan dan kehendaki.

    

Tanyakanlah kepada mereka, "Siapakah di antara mereka yang bertanggung


jawab terhadap (keputusan yang diambil itu)?", maksudnya adalah tanyakanlah
kepada kepada kalian siapakah yang menanggung ini?. ibn Abas berkata: "Allah
berkata: "siapakah di antara mereka yang menjadi seorang penanggung jawab?."

  

Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu?". Maksudnya adalah sekutu-


sekutu yang berupa berhala-berhala dan segala sesuatu yang digunakan untuk
mneyekutukan Allah.

     

Kalau begitu hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka


orang-orang yang benar."

"(Ingatlah) pada hari ketika betis disingkapkan149 dan mereka diseru untuk
bersujud; maka mereka tidak mampu,150

149
Menggambarkan keadaan orang yang sedang ketakutan yang hendak lari karena hebatnya huru-hara
hari Kiamat.
150
Mereka diminta sujud itu adalah untuk menguji keimanan mereka padahal mereka tidak sanggup
lagi karena persendian tulang-tulang mereka telah lemah dan azab sudah mengepung mereka
pandangan mereka tertunduk ke bawah, diliputi kehinaan. Dan sungguh, dahulu
(di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud waktu mereka sehat (tetapi mereka
tidak melakukan).

Maka serahkanlah kepada-Ku (urusannya) dan orang-orang yang mendustakan


perkataan ini (Al-Qur’an). Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari
arah yang tidak mereka ketahui,

dan Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku


sangat teguh.

Ataukah engkau (Muhammad) meminta imbalan kepada mereka, sehingga


mereka dibebani dengan hutang?

Ataukah mereka mengetahui yang gaib, lalu mereka menuliskannya?.

Kegaduhan di hari kiamat.

Ketika Allah mengemukakan bahwa orang-orang yang bertakwa memiliki surga


an-Naim di sisi Tuhannya, maka Allah lantas menjelaskan kapan itu akan terjadi.
Sehingga Allah berfirman:

         

(Ingatlah) pada hari ketika betis disingkapkan 151 dan mereka diseru untuk
bersujud; maka mereka tidak mampu,152 Maksudnya adalah hari Kiamat, dan segala
kegaduhan, huru hara, bencana, dan kejadian-kejadian besar yang ada di dalamnya. Di
sini Bukhari meriwayatkan dari abi Said al-Khudzri berkata: "Aku pernah mendengar
Nabi Saw. bersabda: "Allah menyingkap betisNya sehingga bersujudlah orang-orang
yang beriman. Sedangkan orang-orang yang bersujud di dunia karena riya' dan nama
baik, lakas pergi untuk bersujud, namun punggungnya malah mengatup jadi satu."
Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, dan selain dari keduanya
mengeluarkan hadits ini dari jalur yang berbeda dan dengan redaksi tersendiri, dan ini
merupakan sebuah hadits yang sangat panjang dan masyhur (terkenal).153

maksud dari firman Allah:

151
Menggambarkan keadaan orang yang sedang ketakutan yang hendak lari karena hebatnya huru-hara
hari Kiamat
152
Mereka diminta sujud itu adalah untuk menguji keimanan mereka padahal mereka tidak sanggup
lagi karena persendian tulang-tulang mereka telah lemah dan azab sudah mengepung mereka
153
Fathul Bari, 8/531, dan 532, dan Muslim, 1/167.
    

“pandangan mereka tertunduk ke bawah, diliputi kehinaan" adalah di akhirat,


karena kedurhakaan dan kesombongan mereka di dunia. Sehingga mereka disiksa
dengan sesuatu yang merupakan kebalikan dari apa yang ada pada diri. Ketika di
dunia mereka diperintahkan untuk bersujud, maka mereka menolak padahal dalam
keadaan sehat dan selamat. Oleh karena itu, mereka diganjar dengan ketidak
mampuan untuk melakukan sujud di akhirat. Yaitu ketika Allah menampakkan diri
sehingga membuat orang-orang yang beriman bersujud, sedangkan tak satu pun orang
kafir dan munafik mampu melakukan hal itu. Bahkan punggung salah satu dari
mereka malah terkatup menjadi satu. Yaitu ketika salah satu dari mereka hendak
bersujud, maka ia malah tersungkur ke tengkuknya, kebalikan dari sujud sebagaimana
ketika di dunia, mereka adalah kebalikan dari orang-orang yang beriman.

       

“Dan sungguh, dahulu (di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud waktu
mereka sehat (tetapi mereka tidak melakukan).”

Bagi orang yang mendustakan al-Qur'an.

Kemudian Allah berfirman:

     

“Maka serahkanlah kepada-Ku (urusannya) dan orang-orang yang


mendustakan perkataan ini (Al-Qur’an)." Maksudnya adalah al-Qur'an. ini
merupakan sebuah ancaman yang sangat keras. Maksudnya adalah serahkanlah
urusannya kepadaKu. Aku labih tahu bagaimana melanggengkan mereka di dalam
kesesatannya, dan kemudian menghukumnya dengan hukuman yang nyata. Oleh
karena itu, Allah berfirman:

     

“Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak
mereka ketahu.," Maksudnya adalah mereka tidak sadar dan bahkan menyakini,
bahwa semua itu merupakan merupakan anugerah dari Allah, padahal sebenarnya
merupakan sebuah perendahan. Sebagaiman yang dikatakan oleh Allah: “Apakah
mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu
(berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka?
tidak, Sebenarnya mereka tidak sadar.”154 (al-Mukminun: 55-56). Dan firman Allah:
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada mereka,
kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila
mereka bergembira dengan apa yang Telah diberikan kepada mereka, kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
(al-An’am: 44).

Oleh karena itu, di sini Allah berfirman:

      

“dan Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku


sangat teguh." Maksudnya adalah mengakhirkan, menangguhkan, dan
memperpanjang (tempo) mereka. Dan itu merupakan salah satu dari rencanaKu
terhadap mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman: " Sungguh, rencana-Ku sangat
teguh". Maksudnya sangatlah besar bagi seorang yang menentang perintahKu,
mendustakan utusanKu, dan memberanikan diri untuk mendurhaiKu."

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau bersabda:


"Sesungguhnya Allah memberi tenggang waktu bagi seorang yang zalim hingga
ketika menghukumnya, maka itu akan mengagetkannya." Kemudian beliau membaca:
“Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila dia mengazab penduduk negeri-negeri yang
berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (Hud:
102). Dan firman Allah: " Ataukah engkau (Muhammad) meminta imbalan kepada
mereka, sehingga mereka dibebani dengan hutang? Ataukah mereka mengetahui yang
gaib, lalu mereka menuliskannya?."(al-Qolam: 46-47). Tafsiran terhadap dua ayat
tersebut telah dikemukakan dalam surat ath-Thur. Arti dari ayat itu adalah
sesungguhnya engkau, wahai Muhammad!, mengajak mereka kepada Allah dengan
tanpa imbalan yang engkau ambil dari mereka. Bahkan engkau mengharapkan pahala
semua itu di sini Allah. dan mereka malah mendustakan apa yang engkau kemukakan
kepada mereka kerana kebodohan, kekafiran, dan pembangkangan mereka.

154
lihat surat at Taubah ayat 55, dan lihat surat Ali Imran ayat 178
Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan
janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia
berdo’a dengan hati sedih.

Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia
dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.

Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang saleh.

Dan sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir menggelincirkanmu dengan


pandangan mata mereka, ketika mereka mendengar Al-Qur’an dan mereka berkata,
"Dia (Muhammad) itu benar-benar orang gila."155

Padahal Al-Qur’an itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam.

Perintah untuk bersabar dan tidak berputus asa seperti Yunus.

Allah berfirman:



“Maka bersabarlah engkau" wahai Muhammad atas perlakuan buruk dan


pendustaan kaummu terhadap dirimu. Sesungguhnya Allah akan menetapkanmu atas
diri mereka, dan memberikan balasan untukmu dan pengikut-pengikutmu di dunia dan
akhirat.

   

“dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan".
Maksudnya adalah Yunus bin Mata as., yaitu ketika melarikan diri karena marah
terhadap kaumnya. Sehingga sudah menjadi ketetapan baginya bahwa ia akhirnya
berdiam diri di tepi laut, dan lantas ditelan ikan. Di sesatkan (di bawa ke mana-mana)
oleh ikan dan kegelapan yang ada di perutnya, merupakan sesuatu yang sangat
menyakitkan. Dan pendengarannya atas bertasbihnya lautan dan segala sesuatu yang
ada di dalamnya terhadap Dzat Yang Maha Kuasa yang kekuasannya tak dapat
155
Menurut kebiasaan yang terjadi di tanah Arab, seseorang dapat membinasakan hewan atau manusia
dengan menujukan pandangannya yang tajam. Hal ini hendak dilakukan pula kepada Nabi Muhammad
saw., tetapi Allah memeliharanya, sehingga terhindar dari bahaya itu, sebagaimana dijanjikan Allah
dalam Al-Maidah ayat 67. Kekuatan pandangan mata itu pada masa sekarang dikenal dengan hipnotis.
dihalau oleh siapa pun, membuat Yunus berseru di dalam kegelapan: "Dan (ingatlah
kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka
bahwa kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam
keadaan yang sangat gelap156 "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci
Engkau, Sesungguhnya Aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."(al-Anbiya’:
87).

Dan di sini, Allah berfirman: "

    

ketika dia berdo’a dengan hati sedih" Ibn Abas, Mujahid, dan Saddi berkata: "Ia
dalam keadaan sedih."157 Oleh karena itu, Allah berfirman: "

     

“Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang saleh."

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah berkata bahwa Rasulullah Saw.


bersabda: Tidak sebaiknya seseorang mengatakan bahwa aku lebih baik daripada
Yunus bin Mata."158 Dan diriwayatkan pula oleh Bukhari.159 Ini di kemukakan dalam
Shahih Bukhari dan Muslim dari hadits abu Hurairah.160 Dan firman Allah:

     

“Dan sungguh, orang-orang kafir itu hampir-hampir menggelincirkanmu


dengan pandangan mata mereka," ibn Abas, Mujahid, dan selainnya berkata:



"Menggelincirkanmu": "Melenyepkanmu."



"Dengan pandangan mata mereka." Maksudnya adalah memandangmu dengan


mata mereka. Artinya mereka iri terhadapmu, karena kebencian mereka terhadapmu.
Namun Allah menjaga dan melindungimu dari mereka.

156
yang dimaksud dengan keadaan yang sangat gelap ialah didalam perut ikan, di dalam laut dan di
malam hari
157
Thabari, 23/563.
158
Ahmad, 1/390.
159
Fathul Bari, 6/390.
160
Fathul Bari, 8/144, Muslim, 4/1846.
Menghipnotis dengan menggunakan mata adalah benar adanya

Ayat ini menunjukkan bahwa mata mempunyai daya hipnotis dan pengaruh
adalah benar adanya atas izin Allah, sebagaimana yang dikemukakan dalam hadits-
hadits yang diriwayatkan dari jalur yang sangat banyak dan berbeda-beda.

(Hadits Anas bin Malik ra.).

Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Tidak ada mantera


(guna-guna) selain dari mata, sumber air, atau darah yang tidak mengalir." 161 (HR.
Abu Dawud).

(Hadits Baridah bin Hashib ra.)

Baridah bin Hashib meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Tidak ada
mantera (guna-guna) selain dari mata dan sumber air."162 (HR. Ibn Majah). Seperti
itulah yang diriwayatkan oleh ibn Majah. Dan Muslim juga meriwatkannya dalam
kitab Shahihnya dari Baridah secara Mauquf (tidak disandarkan kepada Nabi), yang di
dalamnya mengandung sebuah cerita, dan begitu pula yang diriwayatkan oleh
Tirmizi.163 Imran bin Hashin meriwayatkan secara mauquf: "Tidak ada mantera (guna-
guna) selain dari mata dan sumber air." (HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Muslim).164

Ibn Abas meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Pempengaruhi


melalui mata adalah benar adanya. Seandainya sesuatu itu sudah ditulis dalam
ketentuan Allah, maka juga telah didahului oleh mata (hipnotis itu). Oleh karena itu,
jika kalian mandi, maka basuhlah mata itu."165 (HR. Muslim). Hadits ini hanya
diriwayatkan oleh Muslim, dan Bukhari tidak meriwayatkannya. Ibn Abas berkata
bahwa Rasulullah Saw. menolong Hasan dan Husain dengan mengatakan:
"Memintalah perlindungan kalian berdua dengan menggunakan kalimat-kalimat Allah
yang sempurna dari setan dan binatang buas, dan dari setiap mata yang melirik."
Perkataan seperti itu juga diucapkan oleh Ibrahim terhadap Ishak dan Ismail." (HR.
Bukhari, dan pemiliki kitab-kitab hadits).

(Hadits abi Amamah bin Sahal bin Hanif ra.)

Abi Amamah bin As'ad bin Sahil bin Hanif berkata: "Amir bin Rabi'ah pernah
bertemu dengan Sahal bin Hanif yang sedang mandi, sehingga ia berkata: "Aku tidak
161
Abu Dawud, 4/216
162
Ibn Majah, 2/ 1161.
163
Tuhfatul Ahwadzi, 6/217.
164
Fathul Bari, 10/163, abu Dawud, 4/213, Tuhfatul Ahwadzi, 6/217.
165
Muslim, 4/1719.
melihat seperti hari ini, dan tidak kulit yang tertutupi." Tak lama kemudian, Rabiah
menyapaknya." Maka datanglah Rasulullah hingga dikatakan kepadanya: "Apakah
engkau menemukan Sahal yang sedang dibanting?." Rasulullah lantas berkata:
"Siapakah yang melakukan itu?." Mereka berkata: "Amir bin Rabi'ah." Maka
Rasulullah berkata: "Untuk apa salah satu dari kalian membunuh saudaranya?. Jika
salah satu dari kalian melihat sesuatu yang mengherankan pada diri sudaranya, maka
lekas doakanlah dirinya agar mendapat berkah." Kemudian Rasulullah meminta Amir
untuk berwudhu, dan lantas membasuh wajah dan kedua tangannya hingga siku,
kedua mata kakinya, dan sesuatu yang ada dalam sarungnya. Rasulullah
memerintahkan kepadanya untuk membasuhnya." Sufyan berkata: Muammar berkata
dari Zuhri bahwa Rasulullah memerintahkannya untuk membalikkan bejana dari arah
belakangnya."166 (HR. Ibn Majah). Dan telah diriwayatkan pula oleh an-Nasa'i dari
jalan abi Amamah: "Dan membalikkan bejana dari arah belakangnya."167

(Hadits abi Said al-Khudzri)

Abi Said al-Khudzri meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. memohon


perlindungan dari mata Jin dan mata manusia. sehingga ketika al-Maudzatain (Penj:
surat an-Nas al-Falaq) maka Rasulullah menggunakannya dan meninggalkan yang
selainnya."168 (HR. Ibn Majah).

(hadits lain yang berasal darinya).

Abi Said meriwayatkan bahwasanya Jibril mendatangi Rasululah dan berkata:


"Apakah engkau sedang mengadu, wahai Muhammad?." Nabi berkata: "Benar." Jibril
lantas berkata: "Dengan menyebut nama Allah, aku akan memantraimu dari segala
sesuatu yang menyakitimu, dari keburukan setiap manusia dan mata setan. Dan
sesungguhnya Allah akan mengobatimu. Dengan menyebut nama Allah, aku akan
menjagamu."169 (HR. Imam Ahmad). Dan diriwayatkan pula oleh Muslim dan
pemilik kitab Sunan selain abu Dawud.170

Abu Said atau Jabir bin Abdullah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.
mengadu, dan lantas datanglah Jibril menghampirinya dan kemudian berkata:
"Dengan menyebut nama Allah, aku akan menjagamu dari segala sesuatu yang
166
Sunan Ibn Majah, 3509.
167
An-Nasa'i dalam al-Kubra, 7617-7619.
168
Ibn Majah, 2/1161.
169
Ahmad, 3/28, 56.
170
Muslim, 4/1718, dan Tuhfatul al-Ahwadzi, 4/46, dan an-Nasai dalam al-Kubra, 6/249, ibn Majah,
2/1164.
menyakitimu, dari segala kedengkian dan hipnotis. Allah akan menyembuhkanmu." 171
(HR. Ahmad).

(Hadits abu Hurairah ra.)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Bahwasanya


mata (hipnotis) adalah sesuatu yang benar adanya."172 (HR. Ahmad). Dikeluarkan pula
oleh Bukhari dan Muslim.173 Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.
bersabda: "Mata (hipnotis) adalah sesuatu yang benar adanya." 174 (HR. Ibn Majah).
Hadits ini hanya dikeluarkan oleh abu Hurairah.

(Hadits Asma' binti Umais).

Ubaid bin Rifa'ah meriwayatkan bahwa Asma' berkata: "Wahai Rasulullah,


sesungguhnya bani Ja'far terkena hipnotis. Apakah aku harus memantrai mereka?."
Maka Rasulullah berkata: "Iya. Seandainya ada sesuatu yang telah dipastikan
ketentuannya, niscaya hipnotis bisa mendahuluinya."175 (HR. Imam Ahmad).
Diriwayatkan pula oleh Bukhari, dan dikeluarkan pula oleh Muslim.176

(Hadits Sahal bin Hunaif).

Abi Amamah bin Sahal bin Hunaif meriwayatkan bahwa ayahnya berkata
kepadanya bahwa Rasulullah Saw. pernah pergi dan mereka melakukan perjalanan
bersama dirinya menuju Makkah hingga ketika sampai di jalan bukit Kharar yang ada
di Ju'fah, Sahal bin Hunaif mandi. Ia adalah seorang laki-laki yang berkulit putih,
bagus tubuh dan kulitnya. Amir bin Rabi'ah saudara laki-laki bani Addi bin Ka'ab,
melihat Sahal yang sedang mandi sehingga berkata: "Aku tidak pernah melihat
sesuatu seperti hari ini, dan tidak pernah melihat kulit yang ditutupi seperti ini." Maka
Amir menyepak Sahal, dan kemudian datanglah Rasulullah sehingga dikatakan
kepadanya: "Wahai Rasulullah, apakah engkau mempunyai urusan dengan Sahal.
Demi Allah, dia tidak mengangkat dan menengadahkan kepalanya." Maka Rasulullah
berkata: "Apakah ada seseorang yang memperhatikannya?. Mereka berkata: "Amir
bin Rabi'ah telah memandanginya." Maka Rasulullah Saw. memanggil Amir, dan
lantas murka terhadap dirinya dan kemudian berkata: "Atas dasar apa salah satu dari
kalian hendak membunuh saudaranya. Mengapa engkau tidak mendoakannya
171
Ahmad, 3/58, 75.
172
Ahmad, 2/319.
173
Fathul Bari, 10/213, Muslim, 4/1719.
174
Ibn Majah, 2/1159.
175
Ahmad, 2/1159
176
Tuhfatul Ahwadzi, 6/219, ibn Majah, 2/1160.
mendapat berkah jika melihat sesuatu yang mengagumkanmu?." Kemudian berkata:
"Basuhlah karenanya." Mak ai pun membasuh mukanya, kedua tangannya, kedua
sikunya, kedua sikunya, kedua lututnya, jari jemari kedua kakinya, dan sesuatu yang
ada dalam sarungnya, dalam sebuah gelas. Kemudian ia menuangkan air tersebut
kepada Sahal. Menunangkannya pada kepala dan punggungnya dari arah
belakangnya. Kemudian ia menjungkirkan gelas tersebut dari arah belakang. Ia
melakukan hla itu, sehingga Sahal menjadi gembira kembali bersama dengan orang-
orang, dan tidak ada persoalan baginya."177 (HR. Ahmad).

(Hadits Amir bin Rabi'ah). Ubaidallah bin Amir meriwayatkan: "Amir bin
Rabiah dan Sahal bin Hunaif pergi untuk mandi." Berkata: "Keduanya pergi dan
lantas mengambil Khamr (arak)." Berkata: "Kemudian Amir meletakkan jubahhnya
yang terbuat dari kain wool. Aku pun lantas melihatnya dengan mata kepalaku
sendiri, dan lantas turunlah air sehingga ia pun mandi." Berkata: "Kemudian aku
mendengar letusan dari air tersebut, sehingga aku pun memanggilnya sebanyak tiga
kali, dan ia pun tidak menjawabku. Maka aku pun bergegas mendatangi nabi Saw. dan
memberitahukan hal itu kepadanya." Berkata: "Ia datang dan lantas menceburkan diri
ke dalam air, sehingga seakan-akan aku melihat kedua betisnya yang putih." Berkata:
"Kemudian ia memukul dadanya dengan tangannya dan lantas berkata: "Ya Allah,
palingkanlah darinya panas, dingin, dan perbuatan buruk matanya (hipnotis)."
Berkata: "Nabi lantas berdiri, dan kemudian berdiri: "Jika salah satu dari kalian
melihat saudaranya, atau dirinya sendiri, atau hartanya, yang bisa membuatnya
kagum, maka lekas mendoakanlah agar ia mendapat berkah. Sebab sesungguhnya
mata setan (hipnotis) adalah benar adanya."178 (HR. Ahmad).

Tuduhan orang kafir, dan jawaban terhadap mereka.

Maksud dari firman Allah:

   

177
Ahmad, 3/486.
178
Ahmad, 3/447.
dan mereka berkata, "Dia (Muhammad) itu benar-benar orang gila."179 adalah
menghipnotisnya melalui mata mereka, dan menyakitinya dengan perkataan-
perkataan mereka. Di mana mereka mengatakan: "Sesungguhnya Muhammad adalah
orang gila karena datang membawa al-Qur'an. Allah berfirman: "

     

Padahal Al-Qur’an itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam." Akhir
surat an-Nun. Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.

AL-HAQQAH

MAKKIYYAH

Surah ke-69 : 52 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Hari kiamat,180 apakah hari Kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari
Kiamat itu?

Kaum Samud, dan ‘Ad telah mendustakan hari Kiamat.181 Maka adapun
kaum Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang sangat keras, 182
sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang
sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam
delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati
bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara

179
Menurut kebiasaan yang terjadi di tanah Arab, seseorang dapat membinasakan hewan atau manusia
dengan menujukan pandangannya yang tajam. Hal ini hendak dilakukan pula kepada Nabi Muhammad
saw., tetapi Allah memeliharanya, sehingga terhindar dari bahaya itu, sebagaimana dijanjikan Allah
dalam Al-Maidah ayat 67. Kekuatan pandangan mata itu pada masa sekarang dikenal dengan hipnotis
180
Al-Haqqah menurut bahasa berarti “yang pasti terjadi,” hari Kiamat dinamai Al-Haqqah karena
pasti terjadi
181
Al-Qari’ah menurut bahasa berarti “yang menggetarkan hati,” hari Kiamat dinamai Al-Qari’ah
karena menggetarkan hati
182
Petir yang sangat keras yang menyebabkan suara yang mengguntur dapat menghancurkan
mereka?.183 Kemudian datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya dan
(penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan karena kesalahan yang
besar.184 Maka mereka mendurhakai utusan Tuhannya, Allah menyiksa mereka
dengan siksaan yang sangat keras. Sesungguhnya ketika air naik (sampai ke
gunung), Kami membawa (nenek moyang) kamu 185 ke dalam kapal, agar Kami
jadikan (peristiwa itu) sebagai peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan
oleh telinga yang mau mendengar

Himbauan akan besarnya kejadian hari Kiamat.

Al-Haqah merupakan salah satu nama dari hari Kiamat. Sebab di


dalamnya menjadi terealisasilah segala janji dan ancaman. Karena itu, Allah
mengangungkan segala urusan yang ada di dalamnya sehingga berfirman:

    

“Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?.

Peringatan tentang hancurnya suatu umat

Kemudian Allah mengemukakan tentang hancurnya umat-umat yang


mendustakan hari kiamat. Sehingga Allah berfirman: "

    

Maka adapun kaum Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang
sangat keras,186 pekikan yang bisa membuat mereka terdiam, dan gempa bumi
yang menghancurkan mereka. Seperti itulah yang dikatakan oleh Qotadah: "Arti
dari ath-Thâghiyah adalah pekikan/teriakan.187 Mujahid berkata: "Ath-Thaghiyah
artinya adalah dosa." Dan seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Rabi' bin Anas
183
Mereka habis dihancurkan sama sekali dan tidak punya keturunan
184
Umat-umat dahulu yang mengingkari nabi-nabi seperti kaum Saleh, kaum Syuaib dan lain-lain dan
negeri-negeri yang dijungkirbalikkan ialah negeri-negeri kaum Lut. Sedangkan kesalahan yang
dilakukan mereka ialah mendustakan para rasul
185
Yang dibawa dalam kapal Nabi Nuh untuk diselamatkan ialah keluarga Nabi Nuh dan orang-orang
yang beriman, tidak termasuk anaknya yang durhaka
186
Petir yang sangat keras yang menyebabkan suara yang mengguntur dapat menghancurkan
187
Thabari, 23/571.
dan ibn Zaed bahwa itu adalah dosa, dan ibn Zaed membaca: “Bi Athâghiyah”
dengan “Bi Thaghwâha”

    

sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang
sangat dingin" maksudnya adalah dingin. Qodahan, Saddi, Rabi' bin Anas dan
Tsauri berkata:  maksudnya adalah sangat kencang. Qotadah berkata:
"Angin tersebut menghantam mereka, hingga hati mereka menjadi ciut.188
Dhahak berkata: "Sharsharin artinya adalah dingin, "Atiyah" maksunya adalah
bahwa mereke ditegur tanpa belas kasihan dan berkah." 189 Ali dan selainnya
berkata: "Mereka diberi peringatan tanpa belas kasihan, sehingga angin itu
keluar tanpa tanggung-tanggung kembali."190

Maksud dari firman Allah:

 

“Allah menimpakan angin itu kepada mereka" adalah bahwa Allah


menguasakan angin itu kepada mereka. Sedangkan maksud dari firman Allah:

    

“selama tujuh malam delapan hari terus-menerus" adalah secara


sempurna, terus menerus, dan menyakitkan. Ibn Mas'ud, ibn Abas, Mujahid,
Ukramah, Tsauri dan selainnya berkata: "Husûman artinya adalah terus
menerus."191 Ukramah, Rabi' bin Hutsaim berkata: "Husûman maksudnya adalah
menyakitkan bagi mereka sebagaimana firman Allah: (1136), dan dikatakan pula
bahwa itu digunakan untuk menamakan manusia yang paling lemah, dan
bahwasanya manusia mengambil itu dari firman Allah:

        

“maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan
seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk)"

Ibn Abas berkata: "Khâwiyah artinya adalah lapuk." Sedangkan selain


ibn Abas mengatakan: "Artinya adalah usang. Maksudnya adalah bahwa agin
188
Thabari, 23, 572.
189
Thabari, 23/572.
190
Thabari, 23/572.
191
Thabari, 23/573, 574.
tersebut menghempas salah satu dari mereka, sehingga mengakibatkannya
tersungkur menjadi mayat karena mengenai otaknya. Kepalanya menjadi pecah,
sehingga ia hanya berupa jasat tanpa nyawa, dan seolah-olah bagaikan pohon
kurma yang telah kosong dan tanpa batang. Telah dikemukakan dalam Shahih
Bukhari dan Muslim dari Rasulullah Saw. bersabda: "Ditolong dengan dengan
angin timur, dan Ad dihancurkan dengan kebinasaan."192 Maksud dari firman
Allah:

     

Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara
mereka?.193 Adalah apakah engkau merasa bahwa dari mereka terdapat seseorang
yang masih bisa menyisakan sesuatu, atau seseorang yang menisbatkan dirinya
kepada mereka. Namun yang terjadi adalah bahwa mereka keseluruhan mereka
binasa, dan tidak meninggalkan keturunan.

Kemudian Allah berfirman:

    

Kemudian datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya" Qof yang


ada dalam kata Qoblahu juga dibaca dengan kasrah. Sehingga maksudnya adalah
orang-orang yang ada pada masa Fir'aun, yaitu pengikut-pengikutnya yang kafir.
Dan ulama' lainnya membacanya dengan fathah. Maksudnya adalah umat
terdahulu sebelum Fir'aun, yang serupa dengan dirinya. Dan maksud dari firman
Allah:



“dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan" adalah umat-umat


yang mendustakan rasul.



“karena kesalahan yang besar,”194 adalah karena melakukan kemaksiatan.


Mujahid berkata: "Kerena kesalahan."195 Oleh karena itu, Allah berfirman:

192
Muslim, 2/617
193
Mereka habis dihancurkan sama sekali dan tidak punya keturunan
194
Umat-umat dahulu yang mengingkari nabi-nabi seperti kaum Saleh, kaum Syuaib dan lain-lain dan
negeri-negeri yang dijungkirbalikkan ialah negeri-negeri kaum Lut. Sedangkan kesalahan yang
dilakukan mereka ialah mendustakan para rasul
195
Thabari, 23/576.
  

“Maka mereka mendurhakai utusan Tuhannya." Ini adalah jenis.


Maksudnya adalah seluruh bentuk pendustaan mereka terhadap Rasul. Allah
lantas berfirman: “Semuanya Telah mendustakan Rasul-Rasul, maka sudah
semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan..” (Qof: 14).
Barang siapa yang mendustakan Rasul, maka ia telah mendustakan segala hal
sebagaimana yang dikatakan dalam firman Allah: “Kaum Nuh Telah
mendustakan para rasul.” (Asy-Syu’ara: 105). “Kaum 'Aad Telah mendustakan
para rasul.” (Asyu’ara: 123) “Kaum Tsamud Telah mendustakan rasul-rasul.”
(Asy-Syuara: 141). Bahwasanya telah didatangkan satu rasul untuk satu umat.
Oleh karena itu, di sini Allah berfirman:

      

“Maka mereka mendurhakai utusan Tuhannya, Allah menyiksa mereka


dengan siksaan yang sangat keras." Maksudnya adalah sangat keras dan
menyakitkan. Mujahid berkata: "Yang dimaksud dengan "Râbiyah" adalah
sangat keras."196 Sedangkan Saddi mengatakan: "Sangat menghancurkan."

Peringatan tentang kenikmatan perahu.

Kemudian Allah berfirman:

   

“Sesungguhnya ketika air naik (sampai ke gunung)". Maksudnya atas izin


Allah, air itu melebihi batas dan mengungguli segala sesuatu. Ibn Abas dan
selainnya berkata: "Maksud dari Thagha al-Ma' adalah airnya sangat banyak.197
Itu semua adalah disebabkan oleh doa Nuh terhadap kaumnya. Yaitu ketika
mereka mendustakan dan menentang dirinya dengan menyambah selain Allah,
sehingga Allah mengabulkan doanya itu, dan lantas meratakan bumi dengan
banjir bandang selain orang-orang yang bersama Nuh yang ada dalam perahu.
Sehingga keseluruhan manusia sebenarnya adalah berasal dari garik keturunan

196
Thabari, 23/577.
197
Thabari, 23/577.
Nuh dan keluarganya. Oleh karena itu, Allah menguatkan manusia dengan
mengatakan:

       

Sesungguhnya ketika air naik (sampai ke gunung), Kami membawa (nenek


moyang) kamu198 ke dalam kapal" adalah perahu yang berjalan di atas
permukaan air.

  

“agar Kami jadikan (peristiwa itu) sebagai peringatan bagi kamu" Dhamir
tersebut kembali pada jenis karena adanya petunjuk yang mengarah kepadanya.
Sehingga maksudnya adalah "Kami mempertahankan dari jenisnya, apa yang
kalian bawa saat mengarungi lautan sebagaimana yang dikatakan oleh Allah:
“Dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan
untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk
di atas punggungnya Kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu
Telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan
yang Telah menundukkan semua Ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak
mampu menguasainya.” (az-Zakraf: 12-13). Dan firman Allah: “Dan suatu tanda
(kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa kami angkut keturunan
mereka dalam bahtera yang penuh muatan.” (Yasin: 41). Qotadah berkata:
"Allah mengawetkan perahahu itu hingga akhirnya ditemukan oleh orang-orang
pertama dari umat ini."199 Orang-orang yang terdahulu lebih memahami ini.
Sehingga Allah berfirman:

  

“dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar." Maksudnya


adalah memahami kenikmatan ini dan memperhatikannya dengan telinga yang
mau mendengar. Ibn Abas berkata: "Mengingat dan mendengarkannya."200
Qotadah berkata:

 

198
Yang dibawa dalam kapal Nabi Nuh untuk diselamatkan ialah keluarga Nabi Nuh dan orang-orang
yang beriman, tidak termasuk anaknya yang durhaka
199
Thabari, 23/578.
200
Thabari, 23/579.
Maksudnya adalah memahami Allah dan mengambil manfaat dari apa
yang didengarnya dari kitab Allah. Dhahak berkata:

  

“dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar": Didengar dan
diperhatikan oleh telinga. Maksudnya adalah seorang yang memiliki
pendengaran yang baik, dan akal yang sehat. Ini merupakan sesuatu yang umum
bagi setiap orang yang faham dan mengerti.

"Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup,201 dan diangkatlah bumi dan
gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari itu
terjadilah hari Kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit
menjadi rapuh. Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari
itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala)
mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tidak ada
sesuatupun dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah)."

Tentang kegaduhan hari Kiamat

Allah berkata seraya memberitahukan tentang kegaduhan hari Kiamat,


bahwa yang pertama adalah tiupan yang mengagetkan dan kemudian disusul
dengan tiupan yang membuat pingsang semua yang ada di bumi dan di langit
selain yang dikehendaki oleh Allah. kemudian disusul dengan tiupan yang
membangunkan karena Tuhan semesta alam, kebangkitan, dan pengumpulan.
Dan itu adalah satu tiupan. Dalam ayat ini dikemukakan bahwa iotu adalah satu
tiupan. Sebab urusan Allah tidaklah salaing bertentangan, saling mencegah, dan
tidak membutuhkan pengulangan dan pengukuhan. Oleh karena itu, di sini Allah
berfirman:

      

201
Tiupan pertama yang pada waktu itu seluruh alam menjadi hancur
“dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya
sekali benturan." Maksudnya adalah bahwa Aku menarik bumi sejauh-jauhnya
dan mengganti bumi menjadi bukan bumi.

   

“Maka pada hari itu terjadilah hari Kiamat." Maksudnya adalah terjadilah
hari kiamat.

     

“dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh." Ibn
Jarir berkata: "Ini seperti firman Allah: “Dan dibukalah langit, Maka terdapatlah
beberapa pintu.” Ibn Abas berkata: "Terbakar dan Arys berada di bawahnya."

   

“Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit." al-Malk adalah


isim Jism. Maksudnya adalah malaikat dari berbagai penjuru langit. ibn Rabi' bin
Anas berkata tentang:

   

“Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit": "Semua yang


bersemanyam di langit, melihat penduduk bumi."

Maksud dari firman Allah:

      

“Pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy (singgasana) Tuhanmu


di atas (kepala) mereka" adalah pada hari kaimat, delapan malaikat menjunjung
Arsy (singgasana) Tuhan. Dalam hadits Abdullah bin Umairah dari Ahnaf bin
Qis dari Abas bin Abdul Muthalib tentang delapan malaikat yang menjunjung
Arys.202 Dan telah diriwayatkan oleh abu Dawud dalam salah kitab Sunannya,
dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Aku telah diberi izin
untuk membicarakan tentang malaikat-malaikat Allah yang menjunjung Arsy, di
mana jarak antara daun telinganya dan lehernya adalah sejauh perjalanan 800
tahun." Redaksi kata hadits ini adalah dari abu Dawud.203
202
Abu Dawud, 5/93
203
Abu Dawud, 5/96.
Manusia dihadapkan kepada Allah.

Maksud dari firman Allah:

      

“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tidak ada sesuatupun
dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah)" adalah bahwa kalian dihadapkan pada
Dzat yang mengetahui kerahasiaan dan bisikan, yang tak akan tersembunyi
bagiNya urusan-urusan kalian. Bahkan Dia adalah Dzat yang mengetahui
sesuatu yang dhahir dan yang rahasia. Oleh karena itu, Allah berfirman:

   

“Tidak ada sesuatupun dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah)".

Abu Musa meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Manusia


dihadapkan pada hari kiamat dengan tiga bentuk penghadapan. Yang dua
berdebat dan bertengkar, sedangkan yang ketiga berterbanganlah buku catatan
amal menuju tangan mereka, sehingga ada yang mengambilnya dengan tangan
kanannya, dan ada yang mengambilnya dengan tangan kirinya. 204 (HR. Ahmad).
Dan hadits ini juga diriwayatkan oleh ibn Majah205 dan juga Tirmizi.206

Adapun orang yang kitabnya207 diberikan di tangan kanannya, maka dia


berkata, "Ambillah, bacalah kitabku (ini)." Sesungguhnya aku yakin, bahwa
(suatu saat) aku akan menerima perhitungan terhadap diriku. Maka orang itu
berada dalam kehidupan yang diridai, dalam surga yang tinggi, buah-
buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan), "Makan dan minumlah dengan
nikmat karena amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu."

204
Ahmad, 4/414.
205
Ibn Majah, 2/1430
206
Tuhfatul Ahwazi, 7/111.
207
Catatan amalan perbuatan
Allah memberitahukan tentang kebahagiaan orang-orang yang menerima
buku catatan amalnya dengan tangan kanan. Sehingga karena terlalu bahagianya,
maka ia berkata kepada setiap orang yang ditemuinya:

   

“maka dia berkata, "Ambillah, bacalah kitabku (ini)." Maksudnya adalah


ambillah dan bacalah kitabnya ini. Sebab ia mengetahui bahwa di dalamnya
hanya terdapat sebuah kebaikan murni. Sebab ia termasuk seorang yang
keburukan-keburukannya diganti oleh Allah dengan kebaikan-kebaikan.
Abdurrahman bin Zaed berkata: "Maksud dari firman Allah:

   

maka dia berkata, "Ambillah, bacalah kitabku (ini)" adalah bahwa maksud
dari "Ha" adalah bacalah kitabnya, sedangkan "Ummu" adalah huruf tambahan".
Secara leterlek, itu berarti tampak jelas."

Ibn abi Hatim meriwayatkan dari Abdullah bin Abdullah


bin Handhah Ghusailul Malaikat berkata: "Bahwasanya Allah menghadapkan
hambaNya pada hari Kiamat sehingga keburukan-keburukannya bisa tampak
pada permukaan buku catatan amalnya, sehingga Allah berkata kepadanya:
"Apakah engkau yang melakukan ini?." Hambanya berkata: "Iya, wahai Tuhan."
Lantas Allah berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku tidak mengeksposenya.
Dan sesungguhnya aku telah memberimu ampunan." Pada saat seperti itu, Allah
berkata: "Bacalah buku catantan malanya ini:

    

“Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima


perhitungan terhadap diriku" yaitu ketika ia selamat dari pengeksposan
kesalahannya pada hari kiamat.

Dalam kitab Shahih dari hadits ibn Umar bahwa pernah


ditanyakan kepada dirinya tentang kerahasiaan, sehingga ia berkata: "Aku
pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Allah menghadapkan hambaNya
pada dirinya dan lantas menetapkan keseluruhan dosa-dosanya hingga seorang
hamba tersebut mengira dirinya akan binasa. Namun Allah Allah berkata:
"Sesungguhnya aku telah menutupi kesalahan-kesalahanmu itu di dunia. Dan
sesungguhnya aku telah mengampunimu pada hari ini." Kemudian diberikanlah
kitab kebaikannya dengan tangan kanannya. Sedangkan terhadap orang-orang
kafir dan munafik, maka orang-orang yang menyaksikannya berkata: "Mereka
adalah orang-orang yang telah mendustakan Tuhannya. bukankah laknat Allah
diberikan kepada orang-orang yang zalim."208 Maksud dari firman Allah:

    

“Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima


perhitungan terhadap diriku" adalah ketika masih di dunia, sungguh aku yakin
bahwa hari ini adalah benar dan pasati terjadi sebagaimana yang difirmankan
oleh Allah: “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui
Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (al-Baqarah: 46).
Allah berfirman:

    

“Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai." Maksudnya


adalah tinggi istananya, cantik-cantik bidadarinya, kenikmatannya yang silih
berganti, dan kesenangannya yang terus menerus.

Ibn abi Hatim meriwayatkan dari abi Salam al-Aswad berkata: "Aku
pernah mendengar aba Amamah berkata: "Ada seorang laki-laki berkata kepada
Rasulullah: "Apakah penduduk penghuni surga nanti saling mengunjungi?."
Rasulullah berkata: "Iya. Bahwasanya orang-orang yang berada di tingkatan
yang tinggi akan turun untuk mengunjungi orang-orang yang berada di tingkatan
bawahnya; menyemangati mereka dan mengucapkan salam kepada mereka.
Namun orang-orang yang menempati tingkatan yang dibawah tidak mampu naik
menuju tingkatan seatasnya karena kurangnya amal pernbuatan mereka."209 Dan
telah dikemukakan dalam kitab Shahih: "Bahwasanya ada serutus tingkatan
dalam surga. Jarak antara satu tingkatan dengan tingkatan yang lain adalah
bagaikan langit dan bumi."210 Dan firman Allah:

 

208
Ahmad, 2/74, Bukhari, 4685, Muslim, 1768.
209
Abu Naim dalam Shiffahul Jannah, 421.
210
Bukhari, 2790
“buah-buahannya dekat," Bira' bin Azib berkata: "Maksudnya adalah
dekat sehingga bisa diambil oleh salah satu mereka saat tiduran di atas tempat
tidur."211 Lebih dari satu orang juga mengatakan seperti itu.

dan maksud dari firman Allah:

        

“(kepada mereka dikatakan), "Makan dan minumlah dengan nikmat


karena amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu" adalah
bahwa dikatakan kepada mereka sebagai bentuk pengutamaan dan penyenangan
terhadap mereka. Dan apabila tidak demikian, maka sungguh telah dikemukakan
dalam Shahih sebuah hadits Rasulullah bahwa beliau berkata: "Beramallah,
berbuat baiklah, mendekatkan dirilah, dan ketahuilah bahwa tak satu pun dari
kalian yang masuk ke surga karena amal perbutannya." Mereka berkata:
"Termasuk dirimu, wahai Rasulullah?." Rasulullah berkata: "Termasuk aku pula,
kecuali jika Allah memasukkanku dengan rahmat dan anugerah dariNya."212

"Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia
berkata, "Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku.
Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku, Wahai, kiranya
(kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak
berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang dariku."(Allah berfirman),
"Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya." Kemudian
masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah
dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dialah
orang yang tidak beriman kepada Allah Yang Mahabesar. Dan juga dia tidak
mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka pada hari
ini di sini tidak ada seorang teman pun baginya. Dan tidak ada makanan
(baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali
orang-orang yang berdosa"

Kondisi buruk seorang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya.

211
Thabari, 23/586.
212
Fathul Bari, 11/300.
Ini merupakan kondisi orang-orang yang cilaka, di mana ketika kitabnya
diberikan kepada salah satu dari mereka, maka itu diberikan pada tangan kirinya.
Pada saat seperti itu, ia sangat menyesal dengan amat sangat.

         

         

“Maka dia berkata, "Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan
kepadaku. Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku, Wahai,
kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu" Dhahak berkata:
Maksudnya adalah kematian yang tidak ada kehidupan sesudahnya." Seperti itu
pulalah yang dikatakan oleh Muhammad bin Ka'ab, Rabi', dan Saddi. Qotadah
berkata: "Mengira kematian padahal tidak ada sesuatu yang paling tidak disukuai
di dunia selain kematian itu.”213

        

“Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang


dariku". Maksudnya adalah harta dan pangkatku tidak mampu membelaku dari
siksa Allah, bahkan ia telah meinggalkanku secara sendirian, tidak ada yang
membela dan menebusku. Pada saat seperti itu, Allah berfirman:

      

“(Allah berfirman), "Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke


lehernya." Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-
nyala." Maksudnya adalah bahwa Allah memerintahkan kepada Malaikat
Zabaniyah untuk menangkap mereka secara paksa dari tempat Makhsyar (tempat
dikumpulkannya manusia setelah kematian), dan lantas membelenggunya.
Maksudnya adalah meletakkan belenggu pada lehernya dan kemudian
membawanya menuju Jahanam, dan lantas menceburkannya ke dalamnya.

Dan maksud dari firman Allah:

      

“Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh


hasta." Ka'ab al-Ahbar berkata: "Setiap belilitan beratnya sama dengan

213
Thabari, 23/587.
keseluruhan besi yang ada di dunia." Al-Aufi berkata dari ibn Abas ibn Jarij:
"Dengan ukuran hasta malaikat." Ibn Jarir berkata: "Ibn Abas berkata:



“Kemudian belitlah dia": Rantai itu masuk melalui duburnya, lantas


keluar melalui mulutnya, dan kemudian melilitnya bagaikan belalang yang
melilit kayu." Al-Aufi berkata dari ibn Abas: "Masuk ke dalam duburnya, lantas
keluar dari lehernya hingga ia tak mampu berdiri dengan kedua kakinya." 214Abu
Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Jika
pematrian seperti ini dikirim dari langit menuju bumi, yang mana panjangnya
adalah sepanjang jarak tempuh selama lima ratus tahun, maka bisa melilit
keseluruhan bumi sebelum datangnya malam. Dan seandainya patri itu dikirim
dari ujung rantai, niscaya akan berjalan selama empat puluh musim gugur,
malam dan siangnya, sebelum sampai pada dasar atau akarnya."215 (HR. Ahmad).
Dan dikeluarkan pula oleh Tirmizi, dan ia mengatakan bahwa itu adalah hadits
Hasan.

Maksud dari firman Allah:

           



“Sesungguhnya dialah orang yang tidak beriman kepada Allah Yang


Mahabesar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan
orang miskin" adalah tidak melaksanakan hak Allah atas dirinya yang berupa
ketaatan, beribadah kepadaNya, memberi kemanfaatan bagi hambaNya, dan
menunaikan hak-hak mereka. Sesungguhnya Allah memiliki hak atas diri
hambaNya agar mereka mengesakanNya dan tidak menyekutakanNya dengan
sesuatu pun. Sedangkan seorang hamba memiliki hak atas hamba yang lain yang
berupa perbuatan baik dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada hambanya untuk melaksanakan
shalat dan menunaikan zakat. Dan Nabi mengatakan: "Shalat dan hamba sahaya
kalian."216 Dan maksud dari firman Allah:

214
Thabari, 23/589
215
Ahmad, 2/197
216
An-Nasai dalam al-Kubra, 4/258.
            

   

Maka pada hari ini di sini tidak ada seorang teman pun baginya. Dan
tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang
memakannya kecuali orang-orang yang berdosa" adalah bahwa pada hari ini,
tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkannya dari azab Allah. Tidak ada
penjaga dan penolong baginya, dan juga tidak ada makanan baginya selain dari
darah dan nanah." Qotadah berkata: "Itu merupakan seburuk-buruk makanan
penghuni neraka."217 Rabi' dan Dhahak berkata: "Itu adalah pohon yang ada di
neraka Jahanam." Syubaib bin Basyar berkata dari Ukramah dari ibn Abas
berkata: "Yang dimaksud dengan al-Ghaslain dalam ayat tersebut adalah darah
dan air yang mengalir dari daging mereka." Ali bin abi Thalhah berkata darinya:
"Al-Ghaslain adalah nanah bercampur darah."

"Maka Aku bersumpah demi apa yang kamu lihat, dan demi apa yang tidak
kamu lihat.Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar wahyu (yang diturunkan
kepada) Rasul yang mulia, dan ia (Al-Qur’an) bukanlah perkataan seorang
penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan
tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran darinya. Ia (Al-Qur’an)
adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan seluruh alam."

Al-Qur'an adalah Kalam Allah.

Allah berkata seraya bersumpah kepada hambaNya atas apa yang mereka
lihat dari ayat-ayatNya (tanda-tandaNya) pada ciptaan-ciptaanNya yang itu
menunjukkan kesempurnaan nama-namaNya dan sifat-sifatNya, dan atas apa
yang tidak mereka saksikan yang berupa sesuatu yang tersembunyi (gaib) dari
mereka: Bahwasanya al-Qur'an adalah kalamNya (perkataanNya), wahyu, dan
sesuatu yang diturunkanNya untuk hamba dan RasulNya yang telah dipilihNya
untuk menyampaikan risalah dan amanah. Sehingga Allah berfirman:

217
Thabari, 23/591.
           

 

“Maka Aku bersumpah demi apa yang kamu lihat, dan demi apa yang
tidak kamu lihat. Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar wahyu (yang
diturunkan kepada) Rasul yang mulia," Maksudnya adalah Muhammad Saw.,
sebagai pengukuhan terhadap makna menyampaikan. Sebab tugas seorang Rasul
adalah menyampaikan sesuatu yang dikirimkan kepadanya. Oleh karena itu,
ditambahkan pula dalam surat at-Takwir: "Sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-
benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),. Yang
mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang
mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya." Ini
adalah Jibril as. kemudian Allah berfirman: "Dan temanmu (Muhammad) itu
bukanlah sekali-kali orang yang gila." Maksudnya adalah Muhammad Saw. "
Dan Sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang."
Maksudnya adalah Muhammad. ". Dan dia (Muhammad) bukanlah orang yang
bakhil untuk menerangkan yang ghaib." Maksudnya adalah tentang kematian
mereka. "Dan Al Qur'aan itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk," dan di
sini, Allah berfirman:

             

  

1. "dan ia (Al-Qur’an) bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali


kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit
sekali kamu mengambil pelajaran darinya." Terkadang Allah menambahkannya
pada Rasul al-Milki (perkataan yang dari Allah), dan terkadang
menambahkannya pada Rasul al-Basyari, sebab keduanya merupakan penyampai
dari Allah, yang mendapat amanah untuk menyampaikan wahyu dan
perkataanNya. Oleh karena itu, Allah berfirman: “Diturunkan dari Rabbil
'alamiin.” (al-Waqiah: 80). Syuriah bin Ubaid meriwayatkan bahwa Umar bin
Khatab berkata: "Aku pernah keluar untuk menghadap Rasulullah Saw. sebelum
melakukan salam. Namun ternyata aku menemukannya telah mendahuluiku
sampai di masjid sehingga aku pun berdiri di belakangnya, dan beliupun
membuka shalat dengan membaca surat al-Haqah sehingga membutku merasa
kagum atas susunan al-Qur'an." Umar berkata: "Kemudian itu membuatku
berkata: "Demi Allah, ini adalah sebuah syair sebagaimana yang dikatakan oleh
orang Qurays." Umar berkata: "Rasulullah lantas membaca: " Sesungguhnya ia
(Al-Qur’an) benar-benar wahyu (yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia, dan
ia (Al-Qur’an) bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman
kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu
mengambil pelajaran darinya. Ia (Al-Qur’an) adalah wahyu yang diturunkan dari
Tuhan seluruh alam. Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian
perkataan atas (nama) Kami, pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya.862)
hingga akhir surat. Umar berkata: "Maka datanglah Islam ke dalam tiap-tiap
bagian hatiku."218 (HR. Ahmad). Ini merupakan sejumlah sebab yang dijadikan
Allah untuk memberi petunjuk pada Umar bin Khatab sebagaimana yang telah
kami kemukakan tentang bagaiman dirinya masuk Islam, dalam sebuah tulisan
tentang biografi Umar secara tersendiri. Dan hanya untuk Allah segala puji dan
keutamaan.

Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan


atas (nama) Kami, pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya. 862) Kemudian
Kami potong pembuluh jantungnya. Maka tidak seorang pun dari kamu yang
dapat menghalangi (Kami untuk menghukumnya). Dan sungguh, Al-Qur’an itu
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Dan sungguh, Kami mengetahui
bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan. Dan sungguh, Al-Qur’an
itu akan menimbulkan penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).Dan
sungguh, Al-Qur’an itu kebenaran yang meyakinkan. Maka bertasbihlah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahaagung."

Seandainya Nabi mengada-adakan sebagian perkataan atas nama


Allah, niscaya Allah pasti akan memberinya suatu siksaan.

Allah berfirman:

8 62)
Kami beri tindakan sekeras-kerasnya.
218
Ahmad, 1/16.
8 62)
Kami beri tindakan sekeras-kerasnya.
     

“Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan


atas (nama) Kami" maksudnya adalah Muhammad. Seandinya Muhammad
sebagaimana yang mereka sangka, yaitu mengada-adakan sesuatu atas nama
Kami, sekiranya memberi tambahan atau mengurangi risalah Kami atau
mengatakan sesuatu darinya sendiri dan lantas menyandarkannya kepada Kami,
padahal Kami tidak mengatakannya, maka niscaya Kami akan menyegerakannya
untuk mendapatkan suatu azab. Oleh karena itu, Allah berfirman:

   

“pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya.862 dikatakan bahwa


maksudnya adalah: "Kami akan menyiksanya pada tangan kanannya. Sebab itu
sangatlah keras."

    

“Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya" ibn Abas berkata: "Tali


hati. Yaitu urat tempat bergantungnya hati." 219 Seperti itu pulalah yang dikatakan
oleh Ukramah, Said bin Jabir, Hakam, Qotadah, Dhahak, dan Muslim al-Bathin,
dan abu Shakhar Humadi bin Ziyad."220 Muhamamd bin Ka'ab berkata: "Itu
adalah hati, kantungnya, dan sesuatu yang ada disekitarnya."221 Dan maksud dari
firman Allah:

      

"Maka tidak seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami untuk
menghukumnya)" adalah tidak ada seorang pun dari kalian yang mampu
menghalangi antara Kami dan dirinya di saat Kami hendak menghukumnya.
Maksudnya dari semua ini adalah bahwa sesunguhnya ia (Muhammad) adalah
seorang yang benar dan mendapat petunjuk. Sebab Allah telah mengukuhkannya
atas apa yang telah disampaikannya, dan memperkuatnya dengan Mukjizat yang
mempesona, dan petunjuk-petunjuk yang pasti.

Kemudian Allah berfirman:

8
Kami beri tindakan sekeras-kerasnya.
62)
219
Thabari, 23/593.
220
Thabari, 23/593, 594, Dar Mantsur, 8/276.
221
Qurthubi, 23/593.
   

“Dan sungguh, Al-Qur’an itu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa"


maksudnya adalah al-Qur'an sebagaimana yang dikatakan oleh Allah:
“Katakanlah: "Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada
sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka.222 mereka itu
adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh." (Fushilat: 44).

Kemudian Allah berfirman:

     

“Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang
mendustakan" maksudnya adalah bahwa bersamaan dengan penjelasan dan
keterangan ini, ia tetap akan menemukan seorang dari kalian yang mendustakan
al-Qur'an. kemudian Allah berfirman:

    

“Dan sungguh, Al-Qur’an itu akan menimbulkan penyesalan bagi orang-


orang kafir (di akhirat)" Ibn Jarir berkata: "Bahwa sesungguhnya, pendustaan
tersebut sangat merugikan bagi orang-orang kafir pada hari Kiamat." 223 Telah
diriwayatkan dari Qotadah perkataan yang seperti itu juga. 224 Dan dimungkinkan
pula bahwa dhamir dalam ayat tersebut kembali pada al-Qur'an. sehingga
maksudnya adalah bahwa al-Qur'an dan keimanan terhadapnya sungguh akan
merugikan bagi orang-orang kafir sebagaimana yang difirmankan oleh Allah:
“Demikianlah, kami mamasukkan (rasa ingkar dan memperolok-olokkan itu)
kedalam hati orang-orang yang berdosa (orang-orang kafir).” (al-Hijr: 12). “Dan
dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingini” 225[(Saba’: 54).

Oleh karena itu, di sini Allah berfirman:

   

222
yang dimaksud Suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi petunjuk bagi mereka
223
Thabari, 23/595.
224
Thabari, 23/595.
225
yang mereka ingini itu ialah beriman kepada Allah atau kembali ke dunia untuk bertaubat
“Dan sungguh, Al-Qur’an itu kebenaran yang meyakinkan" maksudnya
adalah yang baik dan yang benar, yang tidak mengandung keraguan sedikit pun.
Kemudian Allah berfirman: “Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama
Rabbmu yang Maha besar.” (al-Waqiah: 74). Maksudnya adalah bahwa Dzat
yang telah menurunkan al-Qur'an yang Maha Agung ini. Akhir surat al-Haqah.
Segala puji dan keutamaan hanya milik Allah.

AL-MA‘ĀRIJ

MAKKIYYAH

Surah ke-70 : 44 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

"Seseorang bertanya tentang azab yang pasti terjadi, Bagi orang-orang


kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya, (Azab) dari Allah, yang
memiliki tempat-tempat naik. Para malaikat dan Jibril naik (menghadap)
kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.226 Maka
bersabarlah engkau (Muhammad) dengan kesabaran yang baik. Mereka
memandang (azab) itu jauh (mustahil). Sedang Kami memandangnya dekat
(pasti terjadi)."

    

Seseorang bertanya tentang azab yang pasti terjadi." Dalam ayat tersebut
terdapat pemakasukan yang ditunjukkan oleh huruf Ba'. Seolah-olah ayat
tersebut mengira-ngirakan kata" Seorang penanya yang tergesa-gesa
menanyakan tentang azab yang pasti terjadi, seperti firman Allah: “Dan mereka
meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak
akan menyalahi janji-Nya.” (al-Haj: 47). Maksudnya adalah azab Allah yang
patsi terjadi dan tak dapat dielakkan. Al-Aufi berkata dari ibn Abas: "

Para malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. Apabila dilakukan oleh
226

manusia, memakan waktu lima puluh ribu tahun


    

Seseorang bertanya tentang azab yang pasti terjadi" berkata: "Itu adalah
pertanyaan orang kafir tentang azab Allah. bahwa itu pasti menimpa diri
mereka."227

Ibn Janih berkata bahwa Mujahid berkata tentang firman Allah:


 

Seseorang bertanya" seseorang menghendaki datangnya azab yang pasti terjadi


di akhirat. Berkata: "Itu adalah perkataan mereka: “"Ya Allah, jika betul (Al Quran)
ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, Maka hujanilah kami dengan batu dari langit,
atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." (al-Anfal: 32).
Maksud dari firman Allah: 
 

“yang pasti terjadi, Bagi orang-orang kafir," maksudnya adalah


disediakan bagi orang-orang kafir. Ibn Abas berkata: "Waqi' maksudnya adalah
dating."

  

“yang tidak seorang pun dapat menolaknya," maksudnya adalah tidak ada
yang bisa menolaknya jika Allah sudah menghendaki keberadaannya. Oleh
karena itu, Allah berfirman:

    

“(Azab) dari Allah, yang memiliki tempat-tempat naik."

Penafsiran tentang yang memiliki tempat-tempat naik.

Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas: "Maksud dari "yang memiliki
tempat-tempat naik" adalah keluhuran dan keutamaan."228 Mujahid berkata:"
Yang dimaksud dengan yang memiliki tempat-tempat naik adalah tangga-tangga
langit.229 maksud dari firman Allah:

   

227
Thabari, 23/599.
228
Thabrani, 23/600
229
Thabrani, 23/600.
“Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan" Abdurrazak
berkata dari Muammar dari Qotadah: "Maksud dari Ta'ruj adalah naik."
Sedangkan abu Shalih berkata bahwa maksud dari "Ruh" adalah salah satu
ciptaan Allah yang menyerupai manusia namun bukan manusia." Aku berkata:
"Dimungkinkan sekali bahwa maksud dari kata "Ruh" adalah Jibril. Dan ini
termasuk dari peng'athafan sesuatu yang khusus pada sesuatu yang umum. Dan
dimungkinkan pula bahwa itu merupakan isim jinis (Ism Jins) bagi ruh-ruh
manusia. sebab jika ruh-ruh itu diambil, maka ia naik menuju langit sebagaimana
yang dikemukakan dalam hadits al-Bira'."230

Yang dimaksud dengan hari yang setara dengan lima puluh ribu
tahun

       

“dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun. 231 Maksudnya
adalah hari kiamat. Ibn abi Hatim meriwayatkan dari ibn Abas:

      

“dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun" berkata: "Hari
kiamat, dan sanadnya shahih, dan diriwayatkan oleh Tsauri dari Samak bin Harb
dari Ukramah tentang satu hari yang setara dengan lima puluh ribu tahun adalah
hari kiamat."232 Begitu pula yang dikatakan oleh Dhahak dan ibn Zaed. Ali bin
abi Thalhan berkata dari ibn Abas tentang firman Allah:

   

“Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan" berkata: "Itu
adalah hari kiamat. Di mana bagi orang-orang kafir, Allah menjadikan satu hari
sepadan dengan lima puluh ribu tahun."233 Telah dikemukakan bebera hadits
yang menandakan hal itu.

Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Umar al-Ghadai yang berkata:


"Ketika aku sedang bersama dengan abu Hurairah, lewatlah seorang laki-laki
230
Thawal, ath-Thabrani, 238.
231
Para malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. Apabila dilakukan oleh
manusia, memakan waktu lima puluh ribu tahun.
232
Thabari, 23/601.
233
Thabari, 23/603.
dari bani Amir bin Sha'sha' sehingga dikatakan kepadanya: "Ia adalah seorang
bani Amir yang paling banyak hartanya." Maka abu Hurairah berkata:
"Panggilah ia kemari." Maka mereka pun membawa laki-laki itu kembali,
sehingga abu Hurairah lantas berkata: "Aku telah mendapatkan sebuah berita
bahwa engkau adalah seorang bani Amir yang paling banyak hartanya." Maka
laki-laki dari bani Amir tersebut berkata: "Aku memiliki seratus warna mereh
dan seratus kulit luar hingga dianggap sebagai warna-warna onta, macam-
macam hamba sahaya, dan tali kekang kuda." Abu Hurairah lantas berkata:
"kejelekannya onta dan sukarannya kenikmatan." Abu Hurairah mengulang-
ulang perkataannya itu hingga membuat muka laki-laki dari bani Amir itu
berubah sehingga berkata: "Apa itu abu Hurairah?." Abu Hurairah berkata: "Aku
mendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Barang siapa memiliki onta dan tidak
memberikan haknya dalam kesukaran (Najdiha) dan kemudahannya (Rusliha)."
Aku berkata: "Wahai Rasulullah, apa maksud dari Najdiha dan Rusliha?."
Rasulullah berkata: "Di dalam kesukaran dan kemudahannya. Sesungguhnya di
hari kiamat, unta itu akan didatangkan kepadanya dalam keadaan yang paling
gemuk, besar, dan banyak, dan lantas dibentangkan pada sebuah pelataran yang
luas, dan kemudian diinjak dengan kaki-kaki unta itu. Ketika unta yang terakhir
telah menginjaknya, maka unta yang pertama menginjaknya kembali. Dan terus
seperti itu di hari yang kadarnya sama dengan lima puluh ribu tahun. Hingga
akhirnya ia berlalu di hadapan manusia, dan mereka mengetahui ke manakah
tempat kembali orang tersebut. Dan ketika ia memiliki sapi dan tidak
menunaikan haknya dalam kesukaran dan kemudiahannya, maka sapi itu akan
didatangkan pada hari Kiamata dalam jumlahnya yang paling banyak, paling
besar dan gemuk, dan lantas ia dibentangkan di sebuah pelataran yang luas, dan
kemudian sapi tersebut menginjaknya dan lantas menanduknya, dan ketika sapi
yang terakhir telah melaksanakannya, maka sapi yang pertama mengulangi
tindakannya itu. Dan tersu seperti itu di hari yang kadarnya setara dengan 50.00
tahun hingga kemudian ia berlalu di hadapan manusia dan diketahuilah tempat
kembalinya. Barang siapa memiliki domba dan tidak menunaikan haknya dalam
kemudahan dan kesukarannya, maka domba terdsebut akan didatangkan pada
hari kiamat dalam jumlahnya yang paling banyak, paling gemuk, dan paling
besar dari yang pernah ada, dan lantas pemiliknya itu di bentangkan dalam
sebuah pelataran, dan kemudian domba-domba itu menginjak dan menanduknya,
hingga ketika domba yang terakhir telah melaksanakan hal itu, maka domba
yang pertama akan mengulangi perbuatannya tersebut, di hari yang kadarnya
serupa dengan 50.000 tahun, hingga selesai dan kemudian ia berlalu di hadapan
manusia hingga kembalinya diketahui oleh mereka.”

(Hadits dengan riwayat yang lain). Abu Hurairah


meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Tiada seorang yang memiliki
properti dan tidak menunaikan haknya selain r akan datang kepadanya strika
dalam neraka Jahaman, sehingga jidad, pinggang dan punggungnya akan
disetrika, hingga Allah akan menghukumi hamba-hambaNya di hari yang satu
harinya setara dengan lima puluh ribu tahun. Kemudian ia akan melihat jalannya,
ke surga atau ke neraka." Kemudian ia mengemukakan hadits tentang sapi dan
onta sebagaimana yang telah dikemukakan di atas. Dan di dalamnya: "Reka daya
adalah untuk tiga orang. Yaitu untuk laki-laki yang penjahat, laki-laki tertutup,
dan laki-laki yang berbuat dosa." Hingga akhir hadits." 234 Diriwayatkan oleh
Muslim dalam Shahihnya secara sempurna, tanpa diriwayatkan oleh Bukhari.
Tujuan mengemukakan hadits tersebut di sini adalah perkataan Rasulullah:
"Hingga Allah memberi keputusan di antara hamba-hambaNya di hari yang
setara dengan lima puluh ribu tahun."

Intruksi kepada Nabi untuk bersabar

Maksud dari firman Allah:

   

“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) dengan kesabaran yang baik"


adalah bersabarlah wahai Muhammad atas pendustaan kaummu terhadap dirimu,
dan keinginan mereka untuk mensegerakan datangnya azab karena mengingkari
terjadinya azab tersebut seperti firman Allah: “. Orang-orang yang tidak
beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan
orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa
kiamat itu adalah benar (akan terjadi).” (asy-Syura: 18). Oleh karena itu, Allah
berfirman: "
234
Ahmad, 2/262.
      

“Mereka memandang (azab) itu jauh (mustahil)" maksudnya adalah


datangnya azab. Datangnya hari kiamat, bagi orang-orang kafir adalah sangat
jauh terjadi. Maksudnya adalah sangat mustahil terjadi.

   

“Sedang Kami memandangnya dekat (pasti terjadi)" maksunya adalah


orang-orang yang beriman menyakini bahwa itu sudah dekat. Jika itu memiliki
rentang waktu, maka tidak ada yang bisa mengetahuinya selain Allah. Namun
segala sesuatu yang akan terjadi adalah dekat dan pasti terjadi.

"(Ingatlah) pada hari ketika langit menjadi bagaikan cairan tembaga, dan
gunung-gunung bagaikan bulu (yang beterbangan), dan tidak ada seorang teman
karib pun menanyakan temannya, sedang mereka saling melihat. Pada hari itu,
orang yang berdosa ingin sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab
dengan anak-anaknya, dan istrinya dan saudaranya, dan keluarga yang
melindunginya (di dunia), dan orang-orang di bumi seluruhnya, kemudian
mengharapkan (tebusan) itu dapat menyelamatkannya. Sama sekali tidak!
Sungguh, neraka itu api yang bergejolak, yang mengelupaskan kulit kepala.
Yang memanggil orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari
agama),dan orang yang mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.235

Kekacauan hari kiamat.

Allah mengatakan bahwa azab pasti terjadi pada orang-orang kafir:

    

“(Ingatlah) pada hari ketika langit menjadi bagaikan cairan tembaga" ibn
Abas, Mujahid, Atha', Said bin Jabir, Ukramah, Saddi, dan selainnya berkata:
"Seperti kerak miyak." Ini seperti halnya firman Allah: “Dan gunung-gunung
adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.” (al-Qoriah: 5). Dan maksud dari
firman Allah:

Orang yang menyimpan hartanya dan tidak mau mengeluarkan zakat dan tidak pula
235

menginfakkannya ke jalan yang benar


      

"dan tidak ada seorang teman karib pun menanyakan temannya, sedang
mereka saling melihat" adalah teman karib tidak menanyakan kondisi temannya,
padahal ia melihatnya dalam kondisi yang sangat terpuruk. Dalam hatinya telah
hilang kesadaran terhadap orang lain selain dirinya sendiri. Al-Aufi berkata dari
ibn Abas: "Mereka saling mengenal dan berkenalan satu sama lain. Namun
setelah itu, mereka saling menjauhkan diri. Allah berfirman: “. Setiap orang dari
mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (abasa:
37). Dan maksud dari firman Allah:

        

         

   

"Pada hari itu, orang yang berdosa ingin sekiranya dia dapat menebus
(dirinya) dari azab dengan anak-anaknya, dan istrinya dan saudaranya, dan
keluarga yang melindunginya (di dunia), dan orang-orang di bumi seluruhnya,
kemudian mengharapkan (tebusan) itu dapat menyelamatkannya" adalah
tidaklah dapat diterima sebuah tebusan walaupun membawa keseluruhan
penduduk bumi dan harta yang paling berharga yang ditemukannya di dunia, dan
walaupun membawa emas sebesar dunia. Bahkan pada hari kiamat, ia hendak
menebus siksaan Allah dengan anaknya yang merupakan perhiasan paling
berharganya ketika masih di dunia, namun Allah tidak menerimanya

Mujahid dan Saddi berkata: "Wa Fashîlatihi" artinya adalah kabilah dan
keluarganya."236 Ukramah berkata: "Mengambil seseorang yang dari mereka."
Asyhab berkata: "Arti dari "Fashîlatih" adalah ibunya." Sedangkan maksud dari
firman Allah:

  

Sungguh, neraka itu api yang bergejolak" adalah gambaran tentang neraka,
dan panasnya yang teramat sangat.

  


236
Thabari, 23/606.
yang mengelupaskan kulit kepala" maksudnya adalah yang mengelupaskan
keindahannya, kemuliaan wajah, bentuk tubuh, dan ujung-ujungnya." 237 Dhahak
berkata: "Daging mengelupas dari tulang hingga tidak menyisakan sesuatu." Ibn
Zaed berkata: "Asy-Syawa adalah yang menempel pada tulang." Sehingga kata
"Nazâ`ah yang ada dalam firman Allah artinya adalah terlepalepaslah tulang
mereka, dan kemudian bergantilah kulit dan bentuk mereka."

Dan maksud dari firman Allah:

       

"Yang memanggil orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari


agama), dan orang yang mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya. 238"
adalah neraka memanggil anak-anaknya yang telah diciptakan oleh Allah untuk
dirinya, dan yang telah ditetapkan oleh Allah bahwa mereka di dunia melakukan
perbuatan ahli neraka, sehingga pada hari Kiamat, neraka memanggil mereka
dengan perkataan tegas dan lancar, dan kemudian menerkam mereka yang masih
berada di antara orang-orang yang sedang dikumpulkan di Makhsar, seperti
burung yang memakan biji-bijian. Itu semua karena mereka adalah seperti yang
dikatakan oleh Allah:

 

“dan orang yang mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.” 239


maksudnya adalah bahwa mereka mengumpulkan harta benda, dan lantas tidak
bersedia menunaikan hak Allah yang harus dikeluarkan, semisal zakat. Dalam
sebuah hadits dikemukakan: "Janganlah engkau menyimpan, sehingga Allah
akan menyimpanmu."240

"Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia


ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta)
dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan salat, mereka yang tetap
237
Thabari, 23/606
238
Orang yang menyimpan hartanya dan tidak mau mengeluarkan zakat dan tidak pula
menginfakkannya ke jalan yang benar
239
Orang yang menyimpan hartanya dan tidak mau mengeluarkan zakat dan tidak pula
menginfakkannya ke jalan yang benar
240
Muslim, 2/713.
setia melaksanakan salatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan
bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta, dan
orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut
terhadap azab Tuhannya, sesungguhnya terhadap azab Tuhan mereka, tidak ada
seseorang yang merasa aman (dari kedatangannya), dan orang-orang yang
memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba
sahaya yang mereka miliki241 maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Maka
barang siapa mencari di luar itu (seperti zina, homoseks, dan lesbian), mereka
itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara
amanat dan janjinya, dan orang-orang yang berpegang teguh pada
kesaksiannya, dan orang-orang yang memelihara salatnya. Mereka itu
dimuliakan di dalam surga."

Manusia yang suka mengeluh.

Allah berfirman seraya memberitahukan tentang kondisi manusia yang


telah diwatakkan pada diri mereka, akhlak-akhlak yang tercela:

     

“Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh." Kemudian Allah


menjelaskannya dengan firmanNya:

    

“Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah" maksudnya adalah


bahwa ketika tertimpa kesusahan, maka ia kaget, berkeluh kesah, dan
bergoncanglah hatinya karena terlalu risau, dan setelah itu, berputus asa untuk
mendapatkan kebaikan.

    

“dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir." Maksudnya


adalah bahwa ketika mendapatkan kenikmatan dari Allah, maka ia kikir terhadap
orang lain dan tidak menunaikan hak Allah atas kenikmatan itu. Imam Ahmad
berkata: "Telah berkata kepada kita abu Abdurrahman, telah berkata kepada kita
Musa bin Ali bin Rabah, aku mendengar ayahku mengemukakan sebuah hadits

241
Hamba sahaya yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir. Dalam peperangan dengan
orang-orang kafir itu, perempuan-perempuan yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum
muslimin yang ikut dalam peperangan, dan kebiasaan ini bukanlah sesuatu yang diwajibkan
dari Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam berkata: "Aku mendengar abu Hurairah
berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Seburuk-buruk sesuatu yang ada pada
diri seorang laki-laki adalah: "Tamak yang suka mengeluh, dan penakut yang
suka berbuat semaunya."242 Diriwayatkan oleh abu Dawud dari Abdullah bin
Kharaj dari abu Abdurrahman yang membacakannya, dan Abdul Aziz tidak
memiliki hadits selain dari Abdurrahman.243

Pengecualian bagi orang-orang yang melakukan shalat atas itu semua,


dan penjelasan tentang amal perbuatan dan shalat mereka.

Kemudian Allah berfirman:

  

“kecuali orang-orang yang melaksanakan salat." Maksudnya adalah


bahwa manusia dari tinjaun dirinya sebagai seorang yang memiliki sifat-sifat
tercela, selain seorang yang dijaga oleh Allah, ditolong, dan diberi petunjuk
olehnya untuk menuju kebaikan, dan dimudahkan baginya perantara-perantara
untuk melaksanakan kebaikan, dan mereka itu adalah orang-orang yang
melakukan shalat.

     

“mereka yang tetap setia melaksanakan salatnya" dikatakan bahwa


maksudnya adalah orang-orang yang melaksanakan shalat pada waktunya, dan
melaksanakan kewajiban-kewajiban shalat. Pernyataan ini dikemukakan oleh ibn
Mas'ud, Masruq, dan Ibrahim an-Nakha'i.244 Dan dikatakan pula bahwa maksud
dari kata "Dawam" (tetap setia) dalam ayat ini adalah tenang dan punuh
kekhusukan seperti perkataan Allah: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya.” (al-
Mukminun: 1-2).

Ini dikemukakan oleh Uqbah bin Amir: "Salah satunya adalah "al-Ma' ad-
Daim" adalah yang tenang." Ini menunjukkan kewajiban melaksanakan shalat

242
Ahmad, 2/302.
243
Abu Dawud, 3/612.
244
Thabari, 23/612.
dengan Thuma'ninah (penuh ketenangan), sehingga seorang yang tidak
Thuma'ninah (tenang) di dalam rukuk dan sujudnya, maka ia bukanlah seorang
yang "Daim" (setia) terhadap shalatnya." Dan dikatakan pula bahwa yang
dimaksud dengan ayat itu adalah orang-orang yang jika melakukan suatu amal
perbuatan, selalu melaksanakannya secara terus menerus dan mengukuhkannya
sebagaimana yang dikemukakan dalam Shahih dari Aisyah ra. yang
meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Amal perbuatan yang paling
disukai oleh Allah adalah amal perbuatan yang dilanggenkannya (dilakukan
secara terus menerus), walaupun hanya sedikit."245

Maksud dari firman Allah:

        

"dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu, bagi


orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta," adalah bahwa dalam
hatra mereka, terdapat bagian yang telah ditetapkan untuk orang-orang yang
membutuhkan. Dan maksud dari firman Allah:

    

“Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan" adalah orang-orang


yang menyakini hari kebangkitan, perhitungan, dan pembalasan. Sehingga
mereka adalah orang-orang yang melakukan amal perbuatan, mengaharapkan
pahala dan takut terhadap dosa. Oleh karena itu, Allah berfirman:

      

“Dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya" adalah orang-orang


yang takut dan mengagunkan."

     

“Sesungguhnya terhadap azab Tuhan mereka, tidak ada seseorang yang


merasa aman (dari kedatangannya)," maksudnya adalah tidak ada seorang pun
yang bisa selamat dari urusan Allah, selain orang yang diselamatkan sendiri oleh
Allah. Sedangkan maksud dari firman Allah:

    

245
Muslim, 1/541.
“Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya" adalah bahwa mereka
mencegah kemaluannya dari keharaman sekiranya menfungsikannya pada
sesuatu yang tidak diizinkan oleh Allah terhadap dirinya. Oleh karena itu, Allah
berfirman:

      

“Kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka


miliki”246 Maksudnya adalah amat (budak wanita).

         

 

"Maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Maka barang siapa mencari di


luar itu (seperti zina, homoseks, dan lesbian), mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas." (Penafsiran ayat ini telah dikemukakan di awal surat:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.” (al-Mukminun: 1).
Maksudnya adalah jika mereka mendapat amanah, maka mereka tidak
menghianati, dan jika mereka berjanji, maka mereka tidak mengingkari. Ini
adalah sifat-sifat orang-orang yang beriman, dan kebalikannya adalah sifat-sifat
orang-orang munafik sebagaimana yang dikemukakan dalam hadits Shahih:
"Tanda-tanda orang-orang munafik ada tiga. Jika berbicara, dusta. Jika berjanji,
mungkir. Dan jika mendapat kepercayaan, ia berhiayat." 247 Dan dalam suatu
riwayat: "Jika berbicara, dusta. Jika berjanji, mungkir. Dan jika bermusuhan,
berlaku licik."248 Dan maksud dari firman Allah:

    

“dan orang-orang yang berpegang teguh pada kesaksiannya" adalah


orang-orang yang menjaga persaksiannya, tidak menambahi dan menguranginya,
dan juga tidak menyembunyikannya. Kemudian Allah befirman:

     

“dan orang-orang yang memelihara salatnya" adalah memperhatikan


waktunya, rukun, kewajiban, dan kesunahan-kesunahannya. Sehingga ia
246
Hamba sahaya yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir. Dalam peperangan dengan
orang-orang kafir itu, perempuan-perempuan yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum
muslimin yang ikut dalam peperangan, dan kebiasaan ini bukanlah sesuatu yang diwajibkan
247
Fathul Bari, 1/111.
248
Fathul Bari, 1/111
mengawali perkataannya dengan ucapan-ucapan yang ada dalam shalat, dan
mengakhirinya dengan ucapan-ucapan yang ada dalam shaalt pula. Sehingga itu
semua menunjukkan perhatiannya terhadap shalat, pengatahuannya terhadap
kemuliaan shalat sebagaimana yang dikemukakan dalam permulaan surat: “Dan
barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang
yang berdosa hatinya.” (al-Baqarah: 283). Dan di sini, Allah berfirman:

    

“Mereka itu dimuliakan di dalam surga" maksudnya adalah bahwa mereka


akan dimuliakan dengan aneka ragam kenikmatan.

"Maka mengapa orang-orang kafir itu datang bergegas ke hadapanmu


(Muhammad), dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok? 249
Apakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk surga yang penuh
kenikmatan?, tidak mungkin! Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari apa
yang mereka ketahui.250 Maka Aku bersumpah demi Tuhan yang mengatur
tempat-tempat terbit dan terbenamnya (matahari, bulan dan bintang), sungguh,
Kami pasti mampu, untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik
dari mereka, dan Kami tidak dapat dikalahkan. Maka biarkanlah mereka
tenggelam dan bermain-main (dalam kesesatan) sampai mereka menjumpai hari
yang diancamkan kepada mereka, (yaitu) pada hari ketika mereka keluar dari
kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-
berhala (sewaktu di dunia), pandangan mereka tertunduk ke bawah diliputi
kehinaan. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka."

Pengingkaran terhadap orang-orang kafir, dan ancaman terhadap


mereka.

Di sini, Allah berkata seraya mengingkari orang-orang kafir yang ada pada
masa Nabi Saw. Yaitu orang-orang yang menyaksikannya, apa yang dikirimkan
249
Menurut keterangan sebagian mufasir ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasulullah salat
dan membaca Al-Qur’an di dekat Ka’bah lalu orang-orang musyrik berkumpul berkelompok-kelompok
di hadapannya sambil mengejek dan mengatakan, “Jika orang-orang mukmin benar-benar akan masuk
surga sebagaimana kata Muhammad kitalah yang akan masuk terlebih dahulu.” Maka turunlah ayat 38
250
Bahwa mereka orang-orang kafir diciptakan Allah dari air mani untuk beriman dan bertaqwa
kepada-Nya, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasul. Jadi kalau mereka tidak beriman tidak berhak
masuk surga
kepadanya yang berupa hidayah, dan pengukuhan yang diberikan oleh Allah
kepada dirinya yang berupa Mukjizat yang sangat mempesona, namun walaupun
dengan semua itu, mereka lari dan melepaskan diri darinya sebagaimana yang
dikatakan Allah: “Maka Mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari
peringatan (Allah)?, Seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, Lari
daripada singa” (al-Mudatsir: 49-51). Ini seperti firman Allah:

     

“Maka mengapa orang-orang kafir itu datang bergegas ke hadapanmu


(Muhammad).” Maksudnya adalah maka kenapa orang-orang kafir yang ada
bersamamu, wahai Muhammad, pada bergegas menghadapmu. Maksudnya
adalah cepat-cepat lari darimu sebagaimana yang dikatakan oleh Hasan Basri:
"Muhthi'in maksudnya adalah meninggalkan."

     

“Dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok?” 251 salah


satunya adalah mulia. Maksudnya adalah berkelompok-kelompok. 252 itu adalah
kondisi orang-orang yang sedang menghadap. Maksunya adalah dalam kondisi
mereka yang berkelompok-kelompok dan berselisih. Al-Aufi berkata dari ibn
Abas:

     

“Maka mengapa orang-orang kafir itu datang bergegas ke hadapanmu


(Muhammad)," berkatalah orang-orang yang menghadapmu (Muhammad),
seraya melihat:

     

251
Menurut keterangan sebagian mufasir ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasulullah salat
dan membaca Al-Qur’an di dekat Ka’bah lalu orang-orang musyrik berkumpul berkelompok-kelompok
di hadapannya sambil mengejek dan mengatakan, “Jika orang-orang mukmin benar-benar akan masuk
surga sebagaimana kata Muhammad kitalah yang akan masuk terlebih dahulu.” Maka turunlah ayat 38
252
Thabari, 23/620
“dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok?253 Berkata:
"Orang-orang yang mulia berada di sisi kanan, sedangkan yang berada di sisi kiri
adalah orang-orang yang menentang dan merendahkan Muhammad Saw.

Dari Jabir bin Samrah bahwa Rasulullah Saw. keluar menemui mereka,
sedangkan mereka sedang dalam keadaan bergerombol, dan Nabi lantas berkata:
"Aku tidak melihat kalian sebagai orang-orang yang mulia?." 254 (HR. Ahmad,
abu Dawud, Nasai, dan ibn Jarir).

Dan maksud dari firman Allah:

          

“Apakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk surga yang
penuh kenikmatan?, tidak mungkin!" adalah apakah ia menyangka bahwa
mereka yang menjauhkan diri dari Rasul dan kebenaran, akan dimasukkan ke
dalam surga an-Naim (Yang penuh dengan kenikmatan)?." Tidak mungkin.
Tempat kembali mereka bahkan adalah Janaham. Kemudian Allah berkata
seraya mengukuhkan adanya hari kebangkitan dan azab yang akan akan diterima
oleh orang-orang yang mengingkari dan mengganggap mustahil keberadaannya,
dengan mengemukakan alasan kepada mereka bahwa mengulangi lebih mudah
daripada memulai, dan mereka pun juga mengakui tentang hal itu, sehingga
Allah berfirman:

    

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari apa yang mereka


ketahui.255 maksudnya adalah spirma yang lemah (kecil) sebagaimana yang
difirmankan oleh Allah: “Bukankah kami menciptakan kamu dari air yang
hina256? (al-Mursilat: 20) dan berkata: “. Maka hendaklah manusia
memperhatikan dari apakah dia diciptakan?. Dia diciptakan dari air yang

253
Menurut keterangan sebagian mufasir ayat ini berhubungan dengan peristiwa ketika Rasulullah
salat dan membaca Al-Qur’an di dekat Ka’bah lalu orang-orang musyrik berkumpul berkelompok-
kelompok di hadapannya sambil mengejek dan mengatakan, “Jika orang-orang mukmin benar-
benar akan masuk surga sebagaimana kata Muhammad kitalah yang akan masuk terlebih dahulu.”
Maka turunlah ayat 38.
254
Ahmad, 5/93, dan Muslim, 1/322.
255
Bahwa mereka orang-orang kafir diciptakan Allah dari air mani untuk beriman dan bertaqwa
kepada-Nya, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasul. Jadi kalau mereka tidak beriman tidak berhak
masuk surga
256
yang dimaksud dengan air yang hina ialah air mani
dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada
perempuan. Sesungguhnya Allah benar-benar Kuasa untuk mengembalikannya
(hidup sesudah mati). Pada hari dinampakkan segala rahasia, Maka sekali-kali
tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong.
(ath-Thariq: 5-10).

Kemudian Allah berfirman:

       

“Maka Aku bersumpah demi Tuhan yang mengatur tempat-tempat terbit


dan terbenamnya (matahari, bulan dan bintang), sungguh, Kami pasti mampu."
Maksudnya adalah Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi, dan
menjadikannya barat dan timur, menundukkan bintang-bintang yang muncul dari
arah timur dan tenggelam di arah barat. Pernyataan ini tidaklah sebagaimana
yang kalian sangka bahwa tidak ada hari kebangkitan, perhitungan, dan
pengumpulan kembali. Bahkan sebaliknya, semua itu pasti akan terjadi. Oleh
karena itu, dalam ayat tersebut dikemukakan dengan dengan menggunakan kata
"La" di permulaan sumpah, untuk menunjukkan bahwa yang disumpahkan itu
adalah tidak ada. Perkataan ini mengandung sebuah sanggahan terhadap
anggapan mereka yang salah, yang berupa pengingkaran terhadap hari kiamat.
Padahal mereka telah menyaksikan kekuasaan Allah yang lebih besar daripada
mengadakan hari kiamat. Yaitu menciptakan langit dan bumi, serta
menundukkan segala sesuatu yang ada dalam keduanya yang berupa binantang-
binantang, benda-benda mati, dan segala sesuatu yang ada. Oleh karena itu,
Allah berfirman: “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar
daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak
Mengetahui.” (al-fathir: 57). Berkata: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan
bahwa Sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan dia tidak
merasa payah Karena menciptakannya, Kuasa menghidupkan orang-orang mati?
Ya (bahkan) Sesungguhnya dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Ahqof:
33). Berkata: “Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu
berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? benar, dia berkuasa. dan dialah
Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia
menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah
ia.” (Yasin: 81-82).
Dan di sini, Allah berfirman:

         

  

"Maka Aku bersumpah demi Tuhan yang mengatur tempat-tempat terbit


dan terbenamnya (matahari, bulan dan bintang), sungguh, Kami pasti mampu,
untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka." Yang
maksudnya adalah hari kiamat, di mana kami akan mengembalikan mereka
dengan tubuh yang lebih baik dari ini. sesungguhnya kekuasaan Allah mampu
untuk melakukan itu. oleh karena itu, Allah berfirman:

   

“dan Kami tidak dapat dikalahkan." Maksudnya adalah termasuk orang-


orang lemah sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Apakah manusia
mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?.
Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya
dengan sempurna.” (al-Qiyamah: 3-4). Berkata: “ Kami Telah menentukan
kematian di antara kamu dan kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,
Untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam
dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu
ketahui.” (al-Waqiah: 60-61).

Ibn Jarir

    

“Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka,"
berkata: "Yaitu suatu umat yang mengataati dan tidak mendurhakai Kita," dan
menjadikannya seperti firman Allah: “dan jika kamu berpaling niscaya dia akan
mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu
ini.” (Muhammad: 38).

Makna yang pertama lebih tepat karena adanya petunjuk dari ayat-ayat
yang lain. Dan Allah yang maha suci, lebih mengetahui semua itu.

kemudian Allah berfirman:



“Maka biarkanlah mereka" maksunya adalah wahai Muhammad,

 

"tenggelam dan bermain-main (dalam kesesatan)" maksudnya adalah


birakanlah mereka dalam pendustaan, kekafiran, dan kedurhakaan mereka.

     

“sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka"


maksudnya adalah sehingga mereka mengetahui sesuatu yang tak mereka
ketahui, dan kemudian merasakannya.

         

"(yaitu) pada hari ketika mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-
akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),"
Maksudnya adalah bahwa mereka akan bangkit dari kubur ketika Tuhan
memanggilnya, untuk berada di tempat perhitungan amal perbuatan. Mereka
bangun segera seperti halnya mereka bersegera menuju berhala-berhala (sewaktu
di dunia). Ibn Abas, Mujahid, dan Dhahak berkata: "Menuju sesuatu yang
mereka ketahui." Abu Aliyah, Yahya bin abi Katsir berkata: "Menuju tujuan
yang dicapai." Mayoritas ulama mengukuhkan fathahnya huruf "nun" dan
sukunnya huruf "Shad" pada kata "Nashab" yang ada dalam ayat itu. sehingga
kata itu adalah masdar dengan artian diberhalakan. Sedangkan Hasan Bashri
membaca kata "Nashab" dengan dhomah Nun dan Shad, yang artinya adalah
berhala. Artinya seolah-olah mereka, karena terlalu bersegera menuju tempat
Mahsyar adalah seperti halnya ketika di dunia, mereka berbondong-bondong
menuju berhala-berhala untuk meminta pertolongan. Ini diriwayatkan oleh
Mujahid, Yahya bin abi Katsir, Muslim al-Bathin, Qotadah, Dhahak, Rabi' bin
Anas, abi Shalih, Ashim bin Bahdalah, ibn Zaed, dan selain mereka. Dan
maksud dari firman Allah:

 

“pandangan mereka tertunduk ke bawah" adalah tertunduk.

  

“Diliputi kehinaan" maksudnya adalah sebagai balasan atas atas ketaatan


yang telah mereka sombongi ketika masih menjalani kehidupan di dunia.

     

"Itulah hari yang diancamkan kepada mereka." Akhir tafsir surat Sa'ala
Sail (Ma'arij). Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.

NUH

MAKKIYYAH

Surah ke-71 : 28 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah),


"Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih."

Dia (Nuh) berkata, "Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi
peringatan yang menjelaskan kepada kamu,

(yaitu) sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,

niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu


(memanjangkan umurmu) sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sungguh,
ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu
mengetahui."

Ajakan Nuh kepada kaumnya.

Allah berkata seraya memberitahukan tentang Nuh as., bahwa Dia telah
mengutusnya kepada kaumnya dan memerintahkannya untuk memberi
peringatan kepada mereka akan adanya siksa Allah sebelum datangnya siksa itu
kepada mereka. Semua itu agar mereka bertaubat dan kembali kepada ALLah.
oleh karena itu, Allah berfirman:

          

   

Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan


perintah), "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang
pedih." Maksudnya adalah menjelaskan suatu peringatan dengan sejelas-
jelasnya.

      

“Dia (Nuh) berkata, "Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi
peringatan yang menjelaskan kepada kamu," maksudnya adalah tinggalkanlah
laranganNya, dan jauhilah berbuat dosa kepadaNya.

 

“dan taatlah kepadaku" terhadap apa yang aku perntahkan kepada kalian, dan
yang aku larangkan kepada kepada kalian.

   

“niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu" maksudnya adalah bahwa


jika kalian melakukan apa yang aku perintahkan kepada kalian, dan membenarkan apa
yang aku kirimkankan kepada kalian, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa
kalian. Dikatakan bahwa kata "Min" yang ada dalam ayat tersebut adalah tambahan
saja. Namun pendapat yang mengatakan bahwa itu adalah "tambahan untuk
mengukuhkan" adalah sangat sedikit.

    


“dan menangguhkan kamu (memanjangkan umurmu) sampai pada batas waktu
yang ditentukan" maksudnya adalah memanjangkan umur kalian, dan menjauhkan
kalian dari azab yang jika kalian tidak menjauhkan diri dari sesuatu yang aku larang
buat kalian itu, maka azab itu pasti datang kepada kalian. Ayat ini dijadikan sebagai
dalil oleh orang-orang yang beranggapan bahwa kebaikan dan memupuk tali
persaudaraan dapat memanjangkan umur adalah benar adanya sebagaimana yang
dikemukakan dalam sebuah hadits: "Memupuk tali persaudaraan bisa memanjangkan
umur."257 Dan firman Allah:

           

“Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda,
seandainya kamu mengetahui" maksudnya adalah bergegaslah melaksanakan ketaatan
sebelum datangnya siksa. Sesungguhnya jika Allah menghendaki hal itu, maka tidak
ada seorang pun yang bisa menolak dan mencegahnya. Sesungguhnya Allah adalah
Dzat Yang Maha Agung yang telah menaklukkan segala sesuatu, Dzat Yang Maha
Mulia yang karena kemuliaanNya, seluruh makhluk tunduk kepadaNya.

Dia (Nuh) berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku
siang dan malam,

tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari
kebenaran).

Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar
Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan
menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat
menyombongkan diri.

Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara terang-terangan.258

Kemudian aku menyeru mereka secara terbuka dan dengan diam-diam,259

maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu,


Sungguh, Dia Maha Pengampun,

niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,

257
Ibn Syihab, 1/93.
258
Dakwah ini dilakukan setelah dakwah dengan cara diam-diam tidak berhasil
259
dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun
untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu."

Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah?

Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan


(kejadian).260

Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit


berlapis-lapis?

Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari
sebagai pelita (yang cemerlang)?

Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh (berangsur-angsur),

kemudian Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya (tanah) dan


mengeluarkan kamu (pada hari Kiamat) dengan pasti.

Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,

agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas.

(Pengaduan Nuh atas apa yang dilakukan oleh kaumnya)

Allah memberitahukan tentang seorang hamba dan utusanNya yang bernama


Nuh as., bahwa ia mengadu kepada Tuhannya atas apa yang dilakukan oleh kaumnya
terhadap dirinya, dan tentang kesabarannya dalam waktu yang sangat lama, yaitu
selama 950 tahun, dan tentang apa yang telah dijelaskannya kepada kaumnya dan
seruannya kepada mereka untuk menuju jalan yang lurus dan penuh petunjuk,
sehingga Allah berfirman:

       

“Dia (Nuh) berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku
siang dan malam," maksudnya adalah bahwa aku tidak menghentikan seruan kepada
mereka baik siang maupun malam hari, karena mematahui perintahMu dan
melaksanakan ketaatan terhadap diriMu.

     

260
Lihat surah Al-Mu’minun (23) ayat 12, 13 dan 14
“tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari
kebenaran)." Maksudnya adalah bahwa ketika aku mengajak mereka pada kebenaran,
mereka malah lari dan menentang kebenaran itu.

        

 

“Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar
Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan
menutupkan bajunya (ke wajahnya)" maksudnya adalah bahwa mereka menutup
telinga mereka agar tidak mendengar apa yang diserukan kepada mereka sebagaimana
yang diberitakan oleh Allah tentang kafir Qurays:

 

“dan menutupkan bajunya (ke wajahnya).” Ibn Jarir berkata dari ibn Abas:
"Mereka mengingkari Nuh, agar Nuh tidak memberitahukan kepada mereka." Said
bin Jabir dan Saddi berkata: "Mereka menutup kepalanya agar tidak mendengar apa
yang dikatakan oleh Nuh.



“dan mereka tetap (mengingkari)" maksudnya adalah terus saja dalam keadaan
semula yang berupa kesyirikan dan kekafiran yang besar dan keji.

  

“dan sangat menyombongkan diri" maksudnya adalah tidak bersedia untuk


mengikuti dan mematuhi kebenaran.

    

“Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara terang-terangan.” 261


maksudnya adalah dengan terang-terangan dihadapan manusia.

   

“Kemudian aku menyeru mereka secara terbuka" maksudnya adalah perkataan


yang jelas dan dengan suara yang keras

   

261
Dakwah ini dilakukan setelah dakwah dengan cara diam-diam tidak berhasil
“dan dengan diam-diam,”262 maksudnya adalah terhadap apa yang ada di
antara diriku dan diri mereka. Yaitu sebuah bentuk seruan agar lebih bisa diterima
oleh mereka.

Apa yang dikatakan oleh Nuh ketika mengajak kaumnya.

      

“maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu,


Sungguh, Dia Maha Pengampun," maksudnya adalah kembalilah kepadaNya dari
kondisi kalian kelian sekarang, dan bertaubatlah kepadaNya secepatnya.
Sesungguhnya Dia akan menerima taubat seseorang yang bertaubat kepadaNya,
walaupun telah melakukan dosa kekafiran dan kesyirikan. Oleh karena itu, Allah
berfirman:

        

  

“maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu,


Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat
dari langit kepadamu" maksudnya adalah hujan yang silih berganti. Oleh karena itu,
disunahkan membaca surat ini dalam shalat Istisqo' (meminta hujan) karena ayat
tersebut. dan seperti itulah yang diriwayatkan dari Amirul Mukminin, Umar bin
Khatabab ra. bahwa beliau pernah naik ke atas mimbar untuk meminta hujan,
sehingga beliau hanya mengucapkan istingfar dan membaca ayat-ayat istighfar yang
salah satunya adalah ayat ini:

        

  

“dan lantas berkata: "Sungguh aku telah meminta hujan dengan hujannya
langit yang tak lagi menurunkan hujan." Ibn Abas dan selainnya berkata: "Saling
mengikuti satu sama lain." Dan maksud dari firman Allah:

262
Setelah melakukan dakwah secara diam-diam kemudian secara terang-terangan namun tidak juga
berhasil, maka Nabi Nuh a.s. melakukan kedua cara itu sekaligus
        



“dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-


kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu" adalah bahwa jika kalian
bertaubat kepada Allah, meminta ampunan kepadaNya, dan mentaatiNya, maka Allah
akan memperbanyak rizki kalian, dan meminumi kalian dari berkah-berkah langit,
memunculkan berkah-berkah bumi untuk kalian, dan memunculkan rizki untuk kalian,
menjauhkan mara bahaya dari diri kalian, memperbanyak anak harta dan anak-anak.
Maksudnya adalah memberikan harta dan anak-anak untuk kalian, dan memberikan
surga kepada kelian yang di dalamnya terdapat berbagai macam buah-buahan, dan
melobanginya dengan suangi-sungai yang mengalir di antaranya. Ini adalah maqom
(tingkatan) dakwah yang bersifat memberikan kabar gembiri, dan kemudian berlalih
menuju dakwah yang bersifat ancaman.

      

“Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah?. Maksudnya adalah


keagungan Allah. ini dikemukakan oleh ibn Abas, Mujahid, dan Dhahak. Ibn Abas
berkata: "Kalian tidak mengagungkan Allah dengan seagung-agungNya. Maksudnya
adalah bahwa kalian tidak takut terhadap siksaanNya."263

   

“Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan


(kejadian).870 dikatakan: "Maknanya adalah dari spirma, kemudian segumpal darah,
dan kemudian menjadi sepotong daging. Ini dikatakan oleh ibn Abas, Ukramah,
Qotadah, Yahya bin Rafi', Saddi dan ibn Zaed.

maksud dari firman Allah:

        

Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit


berlapis-lapis?" adalah yang satu di atas yang satunya. Dan apakah ini hanya terjadi
pada diri langit saja?. Atau ini juga berlangsung pada segala sesuatu yang dapat
ditanggap oleh panca indra dari apa yang diketahui dari berbagai macam sarana dan

263
Thabari, 23/634.
8 70)
Lihat surah Al-Mu’minun (23) ayat 12, 13 dan 14.
temuan-temuan; bahwa planet-planet yang beredar menutupi satu sama lain. Yang
paling rendah adalah planet rembulan, di mana ia menutupi planet yang ada di
atasnya. Planet Planet merkurius di langit yang kedua, Planet Venus di langit yang
ketiga, matahari di planet yang keempat, planet Mars di langit yang kelima, planet
Jupiter di langit yang keenam, dan planet Saturnus di langit yang ketujuh. Sedangkan
bintang-bintang yang tidak beredar berada di pada tempat perputaran yang ke delapan.
Orang-orang yang tergesa-gesa mengambil kesimpulan dari mereka mengatakan
bahwa itu adalah Kursi. Sedangkan menurut mereka, yang berada di perputaran yang
kesembilan adalah Atlas al-Atir (Ether), yang digerakkan melalui gerakan perputaran
yang berbeda-beda. Hal itu karena gerakannya merupakan pangkal pergerakan. Yaitu
dari Manghrib menuju Masyrik. Sedangkan perbutaran sirkuit-sirkuit lainnya adalah
sebaliknya. Yaitu dari Masyrik menuju Maghrib. Semuanya melintasi perpuatarannya
masing-masing. Sehingga bulan menghabiskan perputarannya dalam satu bulan
sekali, matahari satu tahun sekali, Saturnus dalam tiga puluh bulan sekali. Semua itu
tergantung pada sejauh mana keluasan tempat perputarannya, walaupun perputaran
semuanya dalam tinjauan kecepatannya adalah sangat serasi. Inilah ringkasan dari apa
yang telah mereka katakan dalam permasalahan ini, terlepas dari perbedaan mereka
perihal dalam permasalahan yang sangat banyak, dan kita sekarang tidak henduk
untuk menjelaskannya secara keseluruhan.264 Sedangkan maksud dari firman Allah:

       

“Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari
sebagai pelita (yang cemerlang)? Adalah berbeda-beda tingkat keterangannya.
Sehingga keduanya memiliki ciri khas tersendiri untuk mengetahui siang dan malam,
yaitu melalui terbitnya matahari dan keterbenamannya, serta munculnya rembulan,
letak, perbedaan cahayanya, terkadang sinarnya kuat, terkadang lemah hingga
meredup dan tertutupi, untuk menunjukkan berlalunya suatu bulan dan tahun
sebagaimana yang dikatakan Allah: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan
bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak265 dia

Penjelasan tersebut telah diketahui kesalahan-kesalahannya.


264

Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan
265

dengan penuh hikmah


menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui.”
(Yunus: 5).

dan maksud dari firman Allah:

     

“Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh (berangsur-angsur)." Ini


adalah Isim Masdar, dan menggunakannya dalam hal ini adalah sesuatu yang lebih
baik.

  

“kemudian Dia akan mengembalikan kamu" maksudnya adalah jika kalian mati.

  

"Ke dalalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu (pada hari Kiamat) dengan
pasti." Maksudnya adalah hari Kiamat, di mana kalian akan dikembalikan
sebagaimana semula.

     

“Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan," maksudnya adalah


bahwa Allah menghamparkannya, membentangkannya, dan mengukuhkannya dengan
gunung yang menancap.

    

“agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas" maksudnya
adalah bahwa Allah menciptakannya untuk kalian supaya kalian menetap di atasnya
dan berjalan-jalan di atasnya ke manapun kalian menghendaki; ke penjuru-penjuru
dan wilayah-wilayah yang ada di dalamnya. Semua itu adalah termasuk apa yang
telah dikemukakan oleh Nuh kepada mereka tentang adanya kekuasaan Allah,
keagunganNya dalam menciptakan langit dan bumi, dan kenikmatanNya terhadap
mereka, yang mana Allah telah menciptakan kemanfaatan-kemanfaatan yang ada di
bumi dan di langit untuk mereka. Allah adalah sang Pencipta dan Pemberi rizki yang
menjadikan langit secara berdiri tegak, dan menjadikan bumi secara menghampar, dan
melapangkan rizkiNya kepada hamba-hambaNya. Oleh karena itu, Dia adalah Dzat
yang harus disembah, diesakan, dan tidak disekutukan dengan apa pun juga, sebab
Dia adalah Dzat yang tidak ada tandingan dan padananNya. Tidak berteman, tidak
beranak, tidak membutuhkan pembantu, sebab Dia adalah Dzat yang Maha Luhur dan
besar.

Nuh berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka durhaka kepadaku, dan


mereka mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya hanya menambah
kerugian baginya,

dan mereka melakukan tipu daya yang sangat besar."

Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)


tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yagµ£, Ya’µq dan Nasr."871)

Dan sungguh, mereka telah menyesatkan orang banyak; dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.

Pengaduan Nuh kepada Tuhannya atas jawaban kaumnya.

Allah berkata seraya memberitahukan tentang Nuh, bahwa ia telah


menyampaikan, bahwa ia adalah seorang yang mengetahui yang tidak ada sesuatu pun
yang luput darinya, dan bahwa ia telah menjelaskan sesuatu yang telah dikemukakan
di muka dan ajakan (seruan) yang mencakup ancaman dan dorongan, namun demikian
mereka tetap mendurhakan, menentang, dan mendustakannya, serta malah mengikuti
pemuja dunia yang telah melupakan perintah-perintah Allah dan merasa senang
dengan harta benda dan anak-anak; padahal semua itu tak lain hanyalah ujian dari
Allah dan bukan pemuliaan dariNya. Oleh karena itu, Allah berfirman:

        

“dan mereka mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya hanya


menambah kerugian baginya." Kata "Walad" yang ada dalam ayat tersebut dibaca
Dhomah dan juga Fathah. Keduanya saling berdekatan. Dan firman Allah:

8
Wadd, Suwa’, Yagµ£, Ya’µq dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar pada kabilah-
71)

kabilah kaum Nuh, yang semula nama-nama orang saleh.


   

“dan mereka melakukan tipu daya yang sangat besar." Mujahid berkata:
"Maksud dari kata "Kubâran" adalah besar."266 Ibn Zaed berkata: "Arti dari kata
"Kubbâran" adalah besar." Dan orang Arab berkata: "Sesuatu yang Ajib, Ijab, dan
Ujab. Dan seorang laki-laki yang Hasân, Hussân, Jamal dan Jummal, dengan tasdid
atau tidak adalah tetap satu makna. Sedangkan maksud dari firman Allah:

   

“dan mereka melakukan tipu daya yang sangat besar" adalah dengan mengikuti
mereka, dan menganggap meraka berada dalam kebenaran dan petunjuk sebagaimana
yang orang-orang itu katakan kepada mereka pada hari kiamat: “"(Tidak) Sebenarnya
tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu
menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-
Nya." (Saba’: 33).

Berhala kaum Nuh dan apa terjadi padanya.

          

      

“Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)


tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yagµ£, Ya’µq dan Nasr."871). Ini semua adalah nama-
nama berhala yang telah mereka sembah selain Allah. Bukhari telah meriwayatkan
dari ibn Abas yang berkata: "Berhala-berhala yang ada pada diri kaum Nuh tersebut,
akhirnya ada pada diri kaum Nuh. Adapun Wad, akhirnya adalah berhala di kabilah
Kalb yang berada di Daumatil Jund, Suwa' adalah berada di kabilah Hudzail, Yaghuts
berada di kabilah Murad dan kemudian berada di kabilah Ghudhaif yang berada di
Jarf di negara Saba', Ya'uq berada di Hamdan, Nasr adalah untuk kabilah Humari
keluarga Diz Kala'. Semua itu adalah nama-nama orang-orang saleh yang ada di kaum
nabi Nuh. Ketika semua telah mati, maka setan mengilhami pada kaumnya untuk
266
Thabari, 23/638.
8 71)
Wadd, Suwa’, Yagµ£, Ya’µq dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar pada kabilah-
kabilah kaum Nuh, yang semula nama-nama orang saleh.
membuat patung mereka di majilis-majlis mereka, dan menamakannya dengan nama-
nama mereka. Kaum Nuh pun mengikuti ajakan setan itu, namun tidak
menyembahnya, hingga ketika mereka telah meninggal dunia, dan hilanglah sebuah
pengetahuan, maka patung-patung itupun akhirnya disembah.267 Seperti itulah yang
diriwayatkan oleh Ukramah, Dhahak, Qotadah, dan Ibn Ishak. Ali bin abi Thalhah
berkata dari ibn Abas: "Ini adalah berhala yang disembah pada zaman nabi Nuh." 268
Dan diriwayatkan oleh ibn Jarir dari Muhammad bin Qis tentang Yaghuts, Ya'uq dan
Nasr, berkata: "Mereka adalah sekelompok orang-orang saleh yang hidup pada masa
antara Adam dan Nuh. Mereka memiliki pengikut yang mematuhinya. Ketika mereka
telah meninggal dunia, maka berkatalah teman-teman mereka yang merupakan
pengikut-pengikut mereka: "Jika kita menggambar mereka, niscaya itu lebih bisa
mendorong kita untuk melakukan Ibadah di saat mengingat mereka." Maka mereka
menggambarnya (membuat patung). Dan ketika pengikut-pengikut orang-orang saleh
itu telah meninggal dunia, maka datanglah orang-orang setelahnya yang dikuasi oleh
Iblis." Dan lantas berkata: "Akhirnya orang-orang itu menyembah patung-patung itu,
dan melalui patung-patung itu, mereka meminta hujan.

Doa Nuh terhadap kaumnya dan orang-orang yang mengimaninya.

Maksud dari firman Allah:

   

Dan sungguh, mereka telah menyesatkan orang banyak" maksudnya adalah


berhala-berhala yang telah mereka ambil itu telah menyesatkan banyak orang. Di
mana akhirnya berahal-berhala itu senantiasa disembah dari masa ke masa hingga
masa kita sekarang, di Arab maupun di luar Arab, dan kelompok-kelompok manusia
lainnya. Ibrahim as. berkata: dan jauhkanlah Aku beserta anak cucuku daripada
menyembah berhala-berhala. Ya Tuhanku, Sesungguhnya berhala-berhala itu Telah
menyesatkan kebanyakan daripada manusia.” (Ibrahim: 35).

Dan firman Allah:

     

267
Fathul Bari, 8/535.
268
Thabari, 23/640.
dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kesesatan" ini adalah doa Nuh untuk kaumnya karena pembangkangan, kekufuran,
dan kudurhakaan mereka, sebagaimana doa Musa terhadap Fir'aun dan semisalanya.
“Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka,
Maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih." (Yunus: 88).

Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu


dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah.

Dan Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di
antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.

Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan


menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang
jahat dan tidak tahu bersyukur.

Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki
rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.
Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kehancuran."

Firman Allah:

 

“Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka," dibaca "Khatâyâhum" "



“mereka ditenggelamkan" maksudnya adalah karena terlalu banyaknya dosa


mereka atas kekafiran dan pembangkangan terhadap rasul mereka.

 

“lalu dimasukkan ke neraka," maksudnya adalah dipindah dari hanyutan laut


menuju panasnya neraka.

       

“maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah" maksudnya adalah tidak
penolong dan penyelamat bagi mereka dari azab Allah seperti halnya yang dikatakan
oleh Allah: “Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari Ini dari azab Allah selain
Allah (saja) yang Maha penyayang".” (Hud: 43)

          

“Dan Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di
antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi" maksudnya adalah janganlah
engkau biarkan satu pun dari mereka ada di atas bumi." Ini merupakan sebuah redaksi
pengukuhan terhadap peniadaan. Dhahak berkata: "Dayâra" artinya adalah seorang
pun." Saddi berkata: "Dayâr" artinya adalah seorang yang tinggal dalam rumah."
Maka Allah mengabulkan doa Nuh, sehingga Allah membinasakan keseluruhan orang
kafir yang ada di atas bumi hingga anak Nuh sendiri yang telah memisahkan diri dari
ayahnya, dan berkata: “Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke
gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang
melindungi hari Ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha penyayang". dan
gelombang menjadi penghalang antara keduanya; Maka jadilah anak itu termasuk
orang-orang yang ditenggelamkan.” (Hud: 43).

Allah akhirnya menyelamatkan orang-orang yang ada dalam perahu yang


beriman kepada bersama Nuh as. Mereka adalah orang-orang yang Allah telah
memerintahkan kepada Nuh, untuk membawa mereka bersamanya.

Maksud dari firman Allah:

    

“Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan


menyesatkan hamba-hamba-Mu." Maksudnya adalah orang-orang yang Engkau
ciptakan setelah mereka.

     

“dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu
bersyukur". Maksudnya adalah jahat dalam perbuatan, yang kafir hatinya. Semua itu
adalah didasarkan pada pengetahuannya (Nuh), yang telah tinggal bersama mereka
selama 950 tahun lamanya. Kemudian Allah berfirman:

       

“Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki
rumahku dengan beriman." Dhahak berkata: "Maksudnya adalah masjidku. Tidak ada
sesuatu yang menghalangi jika ayat ini difahami secara leterlek. Sehingga maksudnya
adalah bahwa setiap orang yang masuk ke dalam rumahnya adalah seorang mukmin.
Dan firman Allah:

 

“dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan" Nuh berdoa untuk
keseluruhan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Hal itu adalah
menyeluruh bagi orang-orang yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia
di antara mereka. Oleh karena itu, disunahkan mensauri tauladani prilaku dan doa-doa
Nuh. Dan maksud dari firman Allah:

     

“Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kehancuran" Saddi berkata: "Selain kehancuran." Mujahid berkata: "Selain kerugian.
Maksudnya di dunia dan akhirat." Akhir tafsir surat Nuh as. Dan hanya untuk Allah
segala puji dan keutamaan.

AL-JINN

MAKKIYYAH

Surah ke-72 : 28 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Katakanlah (Muhammad), "Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin


telah mendengarkan (bacaan)," lalu mereka berkata, "Kami telah mendengarkan
bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an),

(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman
kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan
Tuhan kami,

dan sesungguhnya Mahatinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak beristri dan
tidak beranak."
Dan sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu
mengucapkan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah,872)

dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin itu tidak akan
mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah,

dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang
meminta perlindungan873) kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin)
menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.

Dan sesungguhnya mereka (jin) mengira seperti kamu (orang musyrik Mekah)
yang juga mengira bahwa Allah tidak akan membangkitkan kembali siapa pun (pada
hari Kiamat).

Jin mendengarkan al-Qur'an dan keimanan mereka terhadapnya.

Di sini, Allah berkata seraya memerintahkan kepada rasulNya untuk


memberitahukan kepada kaumnya bahwa Jin mendengarkan al-Qur'an, dan lantas
mengimanani, membenarkan, dan mengikutinya. Sehingga Allah berfirman:

          

     

“Katakanlah (Muhammad), "Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan


jin telah mendengarkan (bacaan)," lalu mereka berkata, "Kami telah mendengarkan
bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an), (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang
benar, " maksudnya adalah pada keselamatan.

       

“lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan


mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami." Pembahasan ini serupa dengan
firman Allah: “Dan (Ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang
mendengarkan Al Quran.” (al-Ahqof: 29). Dan telah kami kemukakan hadits yang
berkaitan dengan permasalahan ini, sehingg tidak perlu lagi untuk diulangi.
8 72)
Mengatakan bahwa Allah mempunyai istri dan anak. Menurut Ibnu Kasir, perkataan ini
diucapkan sebelum jin itu masuk Islam.
8 73)
Ada di antara orang-orang Arab apabila mereka melintasi tempat yang sunyi, mereka minta
perlindungan kepada jin yang mereka anggap berkuasa di tempat itu.
maksud dari firman Allah:

   

“dan sesungguhnya Mahatinggi keagungan Tuhan kami," Ali bin abi Thalhah
dari ibn Abas berkata tentang firman Allah: "Judda Rabinâ" maksdunya adalah
perbuatan, perintah, dan kekuasaanNya.269 Dhahak berkata dari ibn Abas: "Maha
Tinggi keluhuran Allah, kekuasaan, dan kenikmatanNya kepada ciptaanNya." Dan
telah diriwayatkan dari Mujahid dan Ukramah: "Keagungan Tuhan kami." Qotadah
berkata: "KeagunganNya, kebedaranNya, dan perintahNya." Saddi berkata: "Urusan
Tuhan kami." Dari abu Darda', Mujahid, dan ibn Jarij berkata: "Maha luruh
penyebutanNya."

Pengakuan Jin bahwa Allah disucikan dari istri dan anak

Maksud dari firman Allah:

     

“Dia tidak beristri dan tidak beranak" adalah Maha Luhur dari mengambil istri
dan anak-anak. Maksudnya adalah bahwa "Ketika mereka (Jin) memeluk Islam dan
mengimani al-Qur'an, maka mereka mensucikan Tuhan dari mengambil istri dan anak,
dan lantas mereka berkata:

       

Dan sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu


mengucapkan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah,” 872) , Mujahid,
Ukramah, dan Qotadah berkata: "Maksud darin kata "Safîhan" adalah Iblis."
Sedangkan "Syathathan", Saddi dari abi Malik berkata bahwa maksudnya adalah
yang berbuat dosa." Dan ibn Zaed berkata: "Yang melakukan kezaliman yang
sangat besar." Dimungkinkan bahwa yang dimaksud dengan perkataan jin
"Safîhan" di sini adalah Isim Jins (nama jenis) terhadap keseluruhan orang yang
menganggap bahwa Allah mempunyai istri atau anak. oleh karena itu, mereka
berkata:
269
Thabari, 23/648.
8 72)
Mengatakan bahwa Allah mempunyai istri dan anak. Menurut Ibnu Kasir, perkataan ini
diucapkan sebelum jin itu masuk Islam.
   
“Dan sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu
mengucapkan (perkataan)" maksudnya adalah sebelum keislamannya.
          

“dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin itu tidak akan
mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah," Maksudnya adalah sesungguhnya
kami mengira bahwa manusia dan jin condong untuk mendustakan Allah perihal
menyandarkan istri dan anak kepadaNya. Sehingga ketika mereka mendengarkan al-
Qur'an ini, maka mereka mengimani dan mengetahui bahwa mereka telah
mendustakan Allah tentang semua itu.

Penyebab kejahatan Jin, dan manusia meminta perlindungan kepada


mereka.

Maksud dari firman Allah:

         

 

“dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang
meminta perlindungan873) kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin)
menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat" adalah kami melihat bahwa kami
lebih utama daripada manusia. sebab mereka meminta perlindungan kepada kami
ketika mereka turun ke jurang atau tempat yang menakutkan, sebagaimana yang ada
dalam kebiada pada masa jahiliyahnya yang selalu meminta perlindungan pada suatu
tempat yang dianggap agung yang merupakan tempat Jin, dan juga meminta
perlindungan kepada mereka dari keburukan yang sedang menimpanya. Sebagaimana
salah satu dari mereka juga meminta perlindungan kepada Jin di saat memasuki
kawasan musuhnya. Sehingga ketika Jin melihat bahwa manusia meminta
perlindungan kepada mereka karena ketakutan manusia terhadap mereka, maka Jin
pun menjadikan manusia bertambah lebih sesat. Maksudnya adalah semakin takut dan

8 73)
Ada di antara orang-orang Arab apabila mereka melintasi tempat yang sunyi, mereka minta
perlindungan kepada jin yang mereka anggap berkuasa di tempat itu.
semakin meminta perlindungan kepada mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh
Qotadah:

 

“bertambah sesat" maksudnya adalah dosa. Artinya jin semakin menyesatkan


mereka secara berani." Tsauri dari Mansur dari Ibrahim berkata, bahwa maksud dari:

 

“Adalah bahwa Jin semakin menyesatkan mereka secara berani." 270 Saddi
berkata: "Bahwasanya seorang laki-laki pergi bersama dengan keluarganya untuk
mendatangi suatu tempat dan lantas berkata: "Aku meminta perlindungan kepada Jin
yang menguasai tempat ini, dari maraha bahaya yang menimpa diriku, hartaku, anak-
anakku, dan penghidupanku." Qotadah berkata: "Ketika ia meminta perlindungan
kepada Jin, dan bukan kepada Allah, maka Jin malah semakin menambahkan mara
bahaya kepada mereka.

Ibn Hatim meriwayatkan dari Ukramah yang berkata: "Bahwasanya Jin


memisahkan diri dari manusia sebagaimana manusia memisahkan diri dari mereka.
Sehingga ketika manusia turun pada suatu jurang, maka larilah Jin, sehingga
berkatalah pemimpin suatu kaum: "Kami meminta perlindungan kepada junjungan
penghuni jurang ini." Maka berkatalah Jin: "Kami melihat mereka memisahkan diri
dari kita sebagaimana kita memisahkan diri dari mereka. Oleh karena itu, dekatilah
manusia, dan berikanlah rasa takut dan kegilaan pada diri mereka. Oleh karena itu,
Allah berfirman:

         

 

“dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang
meminta perlindungan873) kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin)
menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat" maksudnya adalah bertambah dosa.
Abu Aliyah, Rabi', dan Zaed bin Aslam berkata: "Arti dari "Rahaqan" adalah
bertambah takut." Mujahid berkata: "Bertambah kufur dan berbuat dosa."

270
Thabari, 23/655.
8 73)
Ada di antara orang-orang Arab apabila mereka melintasi tempat yang sunyi, mereka minta
perlindungan kepada jin yang mereka anggap berkuasa di tempat itu.
Maksud dari firman Allah:

         

Dan sesungguhnya mereka (jin) mengira seperti kamu (orang musyrik Mekah)
yang juga mengira bahwa Allah tidak akan membangkitkan kembali siapa pun (pada
hari Kiamat)" adalah bahwa Allah tidak akan lagi mengirimkan seorang rasul setelah
masa ini. Ini dikatakan oleh al-Kalbi dan ibn Jarir.

Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka
kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,

dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit
itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang 874) siapa (mencoba)
mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai
(untuk membakarnya).

Dan sesungguhnya kami (jin) tidak mengetahui (adanya penjagaan itu) apakah
keburukan yang dikehendaki orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka
menghendaki kebaikan baginya.

Allah memberitahukan tentang Jin ketika Allah mengutus rasulnya, Muhammad


Saw., dan menurunkan al-Qur'an kepadanya. Sehingga termasuk dari penjagaanNya
terhadapnya, Allah memenuhi langit dengan penjaga-penjaga yang keras, sehingga
setiap penjuru langit menjadi terjaga, dan terlemparlah setan-setan dari tempat
duduknya, di mana sebelumnya mereka duduk di sana. Hal tersebut adalah supaya
mereka tidak bisa mencuri sesuatu dari al-Qur'an, dan lantas memberikannya kepada
para dukun, sehingga menjadi rancau dan tidak diketahui mana yang benar. Ini
merupakan bentuk dari kelembutan Allah kepada makhluknya, dan kasih sayangnya
keapda hambaNya, dan penjagaanNya terhadap kitabNya yang Agung. Oleh karena
itu, Jin berkata:

        


            

 

8 74)
Waktu setelah Nabi Muhammad saw. diutus menjadi rasul.
“Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,
dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu
untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang874) siapa (mencoba)
mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai
(untuk membakarnya)." Maksudnya adalah bahwa siapa saja yang hendak mencuri
pendengaran, maka ia akan mendapati panah-panah api yang tidak dapat dihindarinya
sehingga pasti akan membinasakannya.

            



“Dan sesungguhnya kami (jin) tidak mengetahui (adanya penjagaan itu) apakah
keburukan yang dikehendaki orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka
menghendaki kebaikan baginya." Maksudnya adalah kami tidak mengetahui sesuatu
yang terjadi di langit. sehingga kami tidak mengetahui apakah keburukan yang
dikehendaki orang yang dibumi, ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan
baginya. Ini merupakan salah satu dari adab mereka dalam memberi suatu pernyataan;
sekiranya menyandarkan keburukan pada selian Allah, dan menyandarkan kebaikan
kepada Allah.

Dan telah diriwayatkan dalam hadits Shahih: "Keburukan bukan berasal


darimu." Bahwasanya bintang-bintang telah melempar Jin sebelum sampai pada
tujuannya. Hal itu tidaklah sering terjadi, namun kadang-kadang saja sebagaimana
yang dikemukakan dalam hadits ibn Abas: "Ketika kami sedang duduk bersama
dengan Rasulullah Saw., tampak ada sebuah lemparan bintang dan lantas bersinar
sehingga Rasulullah Saw. berkata: "Apa komentar kalian tentang hal itu?." Kami
berkata: "Mungkin ada kelahiran orang besar, atau kematian orang besar." Rasulullah
lantas berkata: "Tidak seperti itu. Namun Allah telah menetapkan sesuatu di langit..."
dan kemudian mengemukakan hadits secara keseluruhannya.271

Dan hadits tersebut telah kami kemukakan secara keseluruhannya dalam surat
Saba'. Dan inilah yang mendorong mereka (Jin-Jin) itu ingin mengetahui penyebab
dari itu semua, sehingga mengakibatkan mereka menjelajahi bumi dari Masriq hingga
Maghrib, dan kemudian menemukan Rasulullah sedang membacakan al-Qur'an
8 74)
Waktu setelah Nabi Muhammad saw. diutus menjadi rasul.
271
Muslim, 4/1750.
kepada sahabat-sahabatnya saat melakukan shalat, sehingga mereka akhirnya
mengetahui bahwa karena inilah langit akhirnya penuh dengan penjagaan. Sebagian
dari mereka akhirnya beriman, dan sebagian yang lain menjadi pembangkang
sebagaimana yang telah dikemukakan dalam hadits ibn Abas saat menomentari surat
al-Ahqof: Dan (Ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang
mendengarkan Al Quran.” ( al-Ahqof: 29).

Tak diragukan lagi bahwa sering kali tampak panah-panah api di langit dan
lemparan-lemparannya, manusia dan jin menjadi gaduh dan terkaget-kaget. Mereka
menyangka bahwa hal itu adalah untuk menyerang alam sebagaimana yang dikatakan
oleh Saddi: "Langit tidak akan dijaga selain jika di bumi terdapat seorang nabi atau
agama Allah yang suci. Dan bahwanya sebelum diutusnya Muhammad Saw., setan-
setan mempunyai tempat duduk di langit dunia, dan mendengarkan ketetapan yang
ada di langit. Dan ketika Allah mengutus Muhammad Saw. sebagai seorang nabi dan
Rasul, maka pada suatu malam, mereka dilempari sehingga hal itu membuat kaget
penduduk Thaif sehingga mereka berkata: "Binasalah penghuni langit", yaitu ketika
mereka melihat kobaran apio dan panah-panah panas yang beraneka ragam, sehingga
membuat mereka membebaskan budak-budaknya dan melepaskan binatang-binatang
peliharaannya. Maka Abd Yalail bin Umar bin Umair berkata kepada mereka:
"Perhatikanlah, wahai penduduk Tha'if, jagalah harta kalian dan lihatlah pada tempat
bintang-bintang. Jika kalian melihatnya tetap berada pada tempatnya, maka penghuni
langit tidaklah binasa. Sesungguhnya ini adalah karena ibn abi Kabsyah, maksudnya
Muhammad Saw. Dan jika kalian mengamati namun tidak dapat melihatnya lagi,
maka binasalah penghuni langit." Maka mereka pun melihat, dan lantas melihat
bintang-bintang itu, sehingga mereka pun memegangi hartanya. Pada malam itu,
setan-setan akhirnya menjadi kaget, dan lantas menemui Iblis, dan kemudian
mengemukakan apa yang terjadi pada diri mereka. Iblis pun berkata: "Datangkanlah
kepadaku sekepal tanah di setiap belahan bumi." Maka mereka pun mendatangkan
sekepal tanah tersebut kepada Iblis. Iblis pun lantas berkata: "Teman kalian ada di
Makkah." Iblis lantas mengutus tujuh jin menuju Makkah, dan akhirnya bertemu
dengan Rasulullah Saw. yang sedang berdiri melakukan shalat di Masjidil Haram, dan
lagi membaca al-Qur'an. Mereka lantas mendekatkan diri pada Nabi lantaran tertarik
pada al-Qur'an, hingga kesemuanya hampir menyentuh beliau. Kemudian mereka
masuk Islam, dan Allah lantas menurunkan permasalahan mereka kepada RasulNya."
Dan kami mengemukakan hal ini secara terperinci dalam kitab Sirah. Dan Allah lebih
Tahu. Segala puji dan keutamaan hanya untuk Allah.

Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang saleh dan ada (pula)
kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

Dan sesungguhnya kami (jin) telah menduga, bahwa kami tidak akan mampu
melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak (pula) dapat lari
melepaskan diri (dari)-Nya.

Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Al-Qur’an), kami


beriman kepadanya. Maka barang siapa beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia
takut rugi atau berdosa.

Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran.
Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus.

Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan
bakar bagi neraka Jahanam."

Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),
niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.

Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka. Dan barang siapa berpaling
dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang
sangat berat.

Pengakuan dari Jin bahwa di antara mereka ada yang beriman dan ada
pula yang kafir, ada yang tersesat dan ada pula yang mendapat petunjuk, serta
pengetahuan mereka tentang tempat kembalinya tiap-tiap dari mereka.

Allah berfirman seraya memberitahukan tentang jin bahwa mereka berkata


serayat memberitahukan tentang diri mereka:

      

“Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang saleh dan ada (pula)
kebalikannya." Maksudnya adalah selain itu.
   

“Kami menempuh jalan yang berbeda-beda". Maksudnya adalah jalan yang


berbeda-beda, dan pemikiran yang saling bertentangan. Ibn Abas, Mujahid, dan lebih
dari satu orang berkata:

  

“Kami menempuh jalan yang berbeda-beda", maksudnya adalah sebagian dari


kita ada yang beriman dan sebagian yang lainnya kafir. 272 Dan diriwayatkan oleh
Imam Ahmad bin Sualiam an-Najad dalam Amaliyah, aku mendengar A'masy
berkata: "Jinku pernah pergi menemuiku sehingga aku berkata kepadanya: "Makanan
apakah yang paling kalian sukai?." Ia menjawab: "Nasi." Lantas aku pun mendatangi
mereka dengan membawa nasi, dan kemudian aku melihat sendok berterbangan dan
aku tidak melihat seorang pun. Kemudian aku berkata: "Apakah kalian yang berada di
udara yang ada di hadapanku ini?." Ia berkata: "Benar." Aku lantas berkata: "Apa
yang kalian tolok?." Ia berkata: "Keburukan kita." Aku mengemukakan sanad ini pada
guruku, al-Hafidz abu Hijaj al-Mazyi, sehingga ia berkata: "Sanan ini shahih dari
A'masy."

Pengakuan Jin tentang kekauasaan Allah yang sempurna.

Dan firman Allah:

           

“Dan sesungguhnya kami (jin) telah menduga, bahwa kami tidak akan mampu
melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak (pula) dapat lari
melepaskan diri (dari)-Nya," maksudnya adalah bahwa kekuasaan Allah menguasai
kami, dan kami tidak bisa melemahkannya di bumi. Walaupun kami hendak
melarikan diri dariNya, namun di tetap berkuasa atas diri kami, dan tidak ada satu pun
dari kita yang bisa melemahkanNya.

      

Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Al-Qur’an), kami


beriman kepadanya", bahwa al-Qur'an sangatlah agung. Al-Qur'an adalah sangat
mulia, tinggi, dan sifat yang baik. Dan perkataan mereka:

272
Thabari, 4/1780.
        

Maka barang siapa beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia takut rugi atau
berdosa." Ibn Abas, Qotadah, dan selain keduanya berkata: "Ia tidak perlu takut jika
kabaikannya akan berkurang, atau mengandung sesuatu yang tidak semestinya, 273
sebagaimana yang dikatakan oleh Allah:

          

maka tidak perlu ia takut rugi atau berdosa. Dan di antara kami ada yang Islam
dan ada yang menyimpang dari kebenaran." Maksudnya adalah di antara kami ada
yang ISlam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. "Al-Qoshit" artinya adalah
yang menyimpang dari kebenaran, berbeda dengan al-Muqsith, yang artinya adalah
seorang yang adil.

     

kami adalah orang-orang yang benar. Siapa yang Islam, maka mereka itu telah
memilih jalan yang lurus." Maksudnya adalah mereka mencari keselamatan untuk diri
mereka.

     

“Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan
bakar bagi neraka Jahanam." Maksudnya adalah bahan bakar yang digunakan untuk
membakar mereka.

       

  

Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),
niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup. Dengan (cara) itu

273
Thabari, 23/660.
Kami hendak menguji mereka." Para ulama' tafsir berbeda pendapat tentang menjadi
dua kelompok. (Pertama) adalah bahwa seandainya orang-orang yang berjalan lurus
di atas jalan Islam, dan terus saja berada di atas jalan itu,

  

niscaya kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup," artinya adalah
yang banyak. Yang dimaksud di sini adalah rizki yang luas, sehingga dengan arti
semacam itu, maka arti dari firman Allah:

  

Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka," adalah untuk menguji mereka,
sebagaimana yang dikatakan oleh Malik dari Zaed bin Aslam: "Linaftinahum" artinya
adalah untuk menguji mereka sehingga seorang yang masih tetap berada dalam
hidayah (petunjukan) dapat dibedakan dari seorang yang menyimpang darinya."
(Orang-orang yang mengemukakan pendapat ini). Diriwayatkan oleh al-Aufi dan
semisalnya dari ibn Abas, dan begitu pula dikatakan oleh Mujahid, Said bin Jabir,
Said bin Musayab, Atha', Saddi, Muhammad bin Ka'ab al-Qurthubi, Qotadah,
Dhahak, dan Muqotil berkata: "Ayat ini diturunkan untuk orang-orang kafir Qurasy
ketika tidak mendapatkan hujan selama tujuh tahun."

(Yang kedua)

     

Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),"
maksudnya adalah kesesatan.

  

“niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup" maksudnya
adalah bahwa Kami akan melapangkan rizkinya sebagai cobaan sebagaimana Allah
berfirman: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada
mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;
sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang Telah diberikan kepada
mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka
terdiam berputus asa.” (al-An’am: 44).. Apakah mereka mengira bahwa harta dan
anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera
memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, Sebenarnya mereka tidak
sadar. (al-Mukminun: 55-56). Ini adalah pendapat ibn Mujlis yang pernah bertemu
dengan ibn ibn Humaid, di mana ia berkata tentang firman Allah:

   

“Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),"
maksudnya adalah jalan kesesatan, diriwayatkan oleh ibn Jarir dan ibn abi Hatim, dan
diceritakan pula oleh al-Baghawi dari Rabi' bin Anas dan Zaed bin Aslam, Kalbi, dan
ibn Kisan. Dan pendapat ini dikuatkan dengan perkataan Allah:

 

“Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka,". Dan maksud dari firman
Allah:

        

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan


dimasukkan-Nya ke dalam azab yang sangat berat" maksudnya adalah azab yang
sangat berat dan sangat menyakitkan. Ibn Abas, Mujahid, Ukramah, Qotadah, dan ibn
Zaed berkata:

 

“azab yang sangat berat" maksudnya adalah sangat berat yang tidak ada
kesenangan di dalamnya.274 Dari ibn Abas: "Sebuah gunung yang ada di Jahanam."275
Dari Said bin Jabir: "Sebuah sumur yang ada di dalamnya."276

Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah kamu
menyembah apa pun di dalamnya selain Allah.

Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya


(melaksanakan salat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya.

Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan


aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya."

Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun


mendatangkan kebaikan kepadamu."

274
Thabari, 23/664
275
Thabari, 23/664
276
Thabari, 23/665
Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat
melindungiku dari (azab) Allah dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung
selain dari-Nya.

(Aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan


barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia akan
mendapat (azab) neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya."

Sehingga apabila mereka melihat (azab) yang diancamkan kepadanya, maka


mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit
jumlahnya.

Perintah untuk bertauhid dan menjauhi kesyirikan.

Di sini, Allah berkata seraya memerintahkan kepada hambaNya untuk


mengesakanNya dan tidak menyekutukanNya, sebagaimana yang dikatakan oleh
Qotadah tentang firman Allah:

        

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah


kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah" berkata: Bahwasanya ketika
Yahudi dan Nasrani memasuki geraja-gerajanya, maka mereka selalu menyekutukan
Allah sehingga Allah memerintahkan kepada Nabinya agar mereka mengesakan
Allah.277 Dan diriwayatkan oleh ibn Jarir dari Said bin Jabir:

        

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah


kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah" berkata: "Jin berkata kepada
Nabi: "Bagaimana kami mendatangi masjid sedangkan kami sangat jauh darimu?.
Dan bagimana pula kami menyaksikan shalat, sedangkan kami sangat jauh darimu?."
Maka turunlah ayat:

        

277
Thabari, 23/664.
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah
kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah"278

Jin berdesak-desakan untuk mendengarkan al-Qur'an.

Dan firman Allah:

          

“Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya


(melaksanakan salat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya", Al-Aufi
berkata dari ibn Abas yang berkata bahwa ketika mereka (Jin) mendengar Nabi Saw.
membaca al-Qur'an, maka mereka hampir menaikinya dan mendekatinya (Nabi)
karena senang mendengar Nabi membaca al-Qur'an. Nabi tidak mengetahui
keberadaan mereka hingga turunlah sebuah ayat: “Katakanlah (hai Muhammad):
"Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: Telah mendengarkan sekumpulan jin
(akan Al Quran),” (al-Jin: 1). merereka mendengarkan al-Qur'an. Perkataan ini
diriwayatkan oleh Zubair bin Awam ra., dan diriwayatkan ibn Jarir dari ibn Abas
berkata: "Jin berkata kepada kelompoknya: "

         

“Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya


(melaksanakan salat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya", berkata:
"Ketika mereka melihat Nabi sedang shalat dan shahabat-shahabatnya melakukan
rukuk dan sujud yang dilakukan olehnya," berkata: "Maka mereka merasa heran atas
ketaatan shahabat-shahabatnya kepada dirinya, sehingg mereka berkata kepada kaum
mereka: "
279
         

“Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya


(melaksanakan salat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya". Ini adalah
pendapat yang kedua yang juga diriwayatkan dari Said bin Jabir. 280 Hasan berkata:

278
Thabari, 23/665.
279
Thabari, 23/667
280
Thabari, 23/667.
"Ketika Rasulullah berdiri dan mengucapkan "Tidak ada Tuhan selain Allah", dan
lantas mendoakan orang-orang kepada Tuhannya, maka orang-orang Arab
mengerumuninya."281 Qotadah berkata tentang firman Allah:

         

“Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya


(melaksanakan salat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya", berkata:
"Manusia dan jin berkerumun untuk memunculkannya (Muhammad), namun Allah
menolakknya selain hanya untuk menolong dan memunculkannya kepada orang yang
menjauhinya." Ini adalah pendapat yang ketiga. Dan ini diririwayatkan dari ibn Abas,
Mujahid, Said bin Jabir, dan juga termasuk pendapat ibn Zaed, dan juga termasuk
yang dipilih oleh ibn Jarir.282 Ini lebih selaras jika ditinjau dari firman Allah yang
setelahnya:

        

Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan


aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya." Maksudnya adalah bahwa
Rasullullah berkata kepada mereka, di saat mereka menyakitinya, menentangnya,
mendustakannya, dan menyusahkannya untuk membatalkan kebenaran yang telah
dibawa oleh Rasulullah, dan bersepakat untuk memusuhinya.

  

"Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku" maksudnya adalah


bahwasanya aku hanya menyembah Tuhanku dan tidak menyekutukannya dengan
sesuatu pun, dan aku bertawakal kepadaNya.

   

Tuhanku dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun.

Rasul tidak menolak mudarat maupun mendatangkan kebaikan

Dan maksud dari firman Allah:


281
Thabari, 23/667.
282
Thabari, 23/668
        

“Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun


mendatangkan kebaikan kepadamu." maksudnya adalah bahwasanya aku adalah
manusia seperti kalian, yang mendapatkan sebuah wahyu, dan salah satu dari hamba
Allah, sehingga petunjuk dan kedurhakaan kalian tidaklah berasal dariku, namun dari
Allah. Kemudian ia memberitahukan tentang dirinya sendiri, bahwa tidak ada seorang
pun yang bisa menyelamatkan dirinya jika ia durhaka kepada Allah. sesungguhnya
tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkanku dari azab Allah.

           

"Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat melindungiku dari (azab)
Allah dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya." Mujahid,
Qotadah dan Saddi berkata: "Tidak ada tempat berlindung."

Rasul tak lain hanyalah seorang yang menyampaikan

Dan maksud dari firman Allah:

     

“(Aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya" adalah


pengecualian dari firman Allah:

     

Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat melindungiku dari (azab)
Allah" maksudnya adalah tidak ada seorang yang bisa melindungi dan
menyelamatkanku dariNya selain menyampaikan risalah yang aku telah diwajibkan
kepadaku untuk menyampaikannya, sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Hai
rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.283 (al-Maidah: 67).

           

283
Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh nabi Muhammad s.a.w.
“Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia
akan mendapat (azab) neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya."
Maksudnya adalah bahwa aku menyampaikan risalah Allah kepada kalian, sehingga
barang siapa mendurhakaiNya setelah itu, maka ia akan mendapatkan ganjarannya
yang berupa neraka Jahanam, abadi di dalamnya, dan tidak ada tempat keluar darinya.
Dan maksud dari firman Allah:

         

 

“Sehingga apabila mereka melihat (azab) yang diancamkan kepadanya, maka


mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit
jumlahnya" maksudnya adalah sehingga apabila orang-orang musyrik dari kalangan
manusia dan juga jin melihat apa azab yang diancamkan kepadanya pada hari kiamat,
maka mereka akan mengetahui siapakan yang lebih lemah penolongnya dan lebih
sedikit jumlahnya; Apakah mereka adalah orang-orang mukmin yang mengesakan
Allah. maksudnya adalah bahwa mereka adalah orang-orang musrik yang tidak ada
penolong baginya secara keseluruhan, dan mereka lebih sedikit jumlahnya
dibandingkan dengan tentara-tentara Allah.

Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak mengetahui, apakah azab yang


diancamkan kepadamu itu sudah dekat ataukah Tuhanku menetapkan waktunya masih
lama."

Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun
tentang yang gaib itu.

Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan


penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya.

Agar Dia mengetahui, bahwa rasul-rasul itu sungguh, telah menyampaikan


risalah Tuhannya, sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia
menghitung segala sesuatu satu persatu.

Rasul tidak mengetahui waktu hari kiamat.


Allah berkata seraya memerintahkan kepada rasulNya untuk berkata kepada
manusia bahwa ia tidak mengetahui waktu datangnya hari kiamat, dan tidak
mengetahui apakah hari kiamat sudah dekat ataukah masih jauh.

           

“Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak mengetahui, apakah azab yang


diancamkan kepadamu itu sudah dekat ataukah Tuhanku menetapkan waktunya masih
lama." Maksudnya adalah waktunya masih lama. Ayat ini menunjukkan bahwa hadits
yang selalu diedarkan oleh orang-orang bodoh yang menyatakan bahwa Rasulullah
tidak disusun di bawah tanah, adalah hadits dusta yang tidak memiliki landasan
darinya, dan tidak ada sesuatu pun yang kami temukan dalam kitab yang
menunjukkan tentang hal itu. Bahkan ketika ditanyakan kepada dirinya tentang hari
kiamat, maka beliau tidak menjawabnya. Dan ketika Jibril menampakkan diri
kepadanya dengan rupa seorang laki-laki Arab yang bertanya kepadanya: "Wahai
Muhammad, beritahukan kepadaku tentang hari kiamat?." Rasulullah Saw. berkata:
"Seorang yang ditanyai tidak lebih tahu daripada yang bertanya." Ketika laki-laki
Arab tersebut berkata kepada Nabi dengan suara yang keras, dengan mengatakan:
"Wahai Muhammad, kapan hari kiamat?." Maka Rasulullah berkata: "Cilaka!. Itu
adalah sesuatu yang ada. Oleh karena itu, apa yang harus aku persiapkan untuk
menyambutnya?. Laki-laki itu berkata: "Adapun aku, tidak mempersiapkannya
dengan cara memperbanyak shalat dan juga puasa. Namun dengan mencitai Allah dan
RasulNya." Rasulullah berkata: "Engkau bersama dengan jawabanmu." Anas berkata:
"Tidak ada sesuatu pun yang lebih membahagiakan seorang muslim selain dari hadits
ini."

dan maksud dari firman Allah:

           



Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun
tentang yang gaib itu, Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya," ini seperti halnya
firman Allah: “dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa
yang dikehendaki-Nya.” (al-Baqarah: 255). Di sini, Allah mengatakan bahwa diriNya
mengetahui tentang yang gaib dan yang dapat disaksikan. Dan bahwasanya Dia tidak
memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu, kecuali kepada orang yang
memang Dia perlihatkan hal itu kepada dirinya. Ini mencakup Rasul Malaikat dan
Rasul manusia. kemudian Allah berfirman:

        

maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan


di belakangnya". Maksudnya adalah mengkhuskannya dengan mengadakan penjaga-
penjaga yang terdiri dari Malaikat yang selalu menjaganya. Dan semua itu adalah
karena perintah Allah, dan karena wahyu yang embah oleh dirinya. Oleh karena itu,
Allah berfirman:

         

   

Agar Dia mengetahui, bahwa rasul-rasul itu sungguh, telah menyampaikan


risalah Tuhannya, sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia
menghitung segala sesuatu satu persatu" Dhamir yang ada dalam perkataan Allah: "Li
Ya'lama" adalah kembali kepada Nabi Saw. Ibn Jarir meriwayatkan dari Said bin Jabir
tentang firman Allah:

           

         

Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun
tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia
mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya" berkata:
"Empat penjaga yang terdiri dari bangsa malaikat, yang bersama dengan Jibrli. “
" “supaya Dia mengetahui” Muhammad bahwa rasul-rasul itu sungguh,
telah menyampaikan risalah Tuhannya, sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada
pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu..284 Dan diriwayatkan

284
Thabari, 23/673.
oleh ibn Hatim, dan seperti itulah yang diriwayatkan oleh Dhahak, Saddi, dan Yazid
bin abi Habib.

Abdurrazak berkata dari Muammar dari Qotadah:

         

   

Agar Dia mengetahui, bahwa rasul-rasul itu sungguh, telah menyampaikan


risalah Tuhannya," berkata: "Supaya Nabi Allah (Muhammad) mengetahui bahwa
risalah adalah berasal dari Tuhan, dan malaikat adalah penjaga dan pelindungnya." 285
Dan seperti itulah yang dikatakan oleh Said bin abi Arubah dari Qotadah, dan dipilih
pula oleh ibn Jarir.286 Al-Baghawi berkata: "Ya'kub membacanya dengan "Li
Yu'lama", yaitu dengan dhomah. Artinya adalah agar manusia mengetahui bahwa
Rasul adalah seorang yang menyampaikan." 287 Dan dimungkinkan pula bahwa
Dhamir tersebut kembali kepada Allah, dan ini merupakan perkataan yang
dikemukakan oleh ibn Jauzi dalam Zadul Ma'ad. Sehingga artinya adalah bahwasanya
Allah Swt. menjaga rasulNya melalui para malaikat agar ia mampu menyampaikan
risalahNya dan menjaga segala wahyu yang diturunkan kepada dirinya untuk mereka,
supaya ia memberitahukan kepada mereka bahwa risalah Tuhannya telah sampai. Dan
ini seperti halnya dalam firman Allah:. dan kami tidak menetapkan kiblat yang
menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kami mengetahui (supaya nyata) siapa
yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot.” (al-Baqoroh: 143) dan firman
Allah: “Dan Sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman:
dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang munafik.” (al-Ankabut: 11)

dan ayat-ayat semisalnya yang menyatakan bahwa Allah mengetahui segala


sesuatu sebelum terjadinya segala sesuatu itu, secara pasti dan tidak meleset. Oleh
karena itu, setelah ayat itu Allah berfirman:

       

285
Abdurrazak, 3/323.
286
Thabari, 23/673.
287
Al-Baghawi, 4/406.
sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung
segala sesuatu satu persatu" akhir tafsir surat al-Jin. Dan hanya untuk Allah segala
puji dan keutamaan.

AL-MUZZAMMIL

MAKKIYYAH

Surah ke-73 : 20 ayat

Penyebab turunnya al-Muzzammil dan Mudatsir

Al-Hafidz abu Bakar Ahmad bin Umar bin Abdul Khaliq al-Bizar
meriwayatkan dari Jabir berkata: "Qurasy berkumpul di Dar Nadwah dan lantas
mereka berkata: "Mereka menamakan laki-laki ini dengan sebuah nama yang
membuat manusia berpaling darinya." Mereka lantas berkata: "Dukun." Mereka
berkata: "Padahal bukanlah seorang dukun." Mereka berkata: "Orang gila." Mereka
berkata: "Padahal bukanlah seorang yang gila." Mereka berkata: "Seorang penyihir."
Mereka berkata: "Padahal bukanlah seorang penyihir." Maka tercerai berailah orang-
orang musyrik karena itu, sehingga hal itu akhirnya sampai pada Nabi Saw. Beliau
lantas berselimut di dalam pakaiannya, hingga datanglah Jibril dan berkata: " Wahai
orang yang berselimut (Muhammad)! bangunlah (untuk salat) pada malam hari,
kecuali875) sebagian kecil." (al-Muzzammil: 2-3). Kemudian Bizar berkata:
"Bahwasanya sekelompok ahli ilmu telah mengemukakan hadits ini dari al-Muali bin
Abdurrahman, namun hanya ia lah yang meriwayatkan hadits tersebut tanpa ada yang
mengikuti.

Wahai orang yang berselimut (Muhammad)!

bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali875) sebagian kecil.

8 75)
Salat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surah ini. Setelah turunnya
ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunah.
8 75)
Salat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surah ini. Setelah turunnya
ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunah.
(yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu,

atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-
lahan.

Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu.

Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu
itu) lebih berkesan.

Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang
panjang.

Dan sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh


hati.

(Dialah) Tuhan timur dan barat, tidak ada tuhan selain Dia, maka jadikanlah
Dia sebagai pelindung.

Perintah untuk melaksanakan shalat malam.

Allah Swt. memerintahkan untuk meninggalkan berselimut di malam


hari (tidur malam), dan bangun untuk melaksanakan shalat malam karena Tuhannya
sebagaimana yang dikatakan oleh Allah Swt: Lambung mereka jauh dari tempat
tidurnya288 dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan
harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang kami berikan.” (as-Sajadah: 16)

Dan bahwasanya Rasulullah Saw. melaksanakan apa yang telah


diperintahkan oleh Allah kepada dirinya untuk melaksanakan shalat malam. Dan itu
merupakan sebuah kewajiban yang diberikan kepada dirinya saja sebagaimana yang
dikatakan oleh Allah Swt.: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang
tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu
mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.( al-Isra’: 79). Di sini tampak ukuran dari
apa yang dilakukannya sehingga Allah berfirman:

       

“Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! bangunlah (untuk salat) pada


malam hari, kecuali875) sebagian kecil." Ibn Abas, Dhahak, dan Saddi berkata:
288
maksudnya mereka tidak tidur di waktu Biasanya orang tidur untuk mengerjakan shalat malam
8 75)
Salat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surah ini. Setelah turunnya
ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunah.
  

Wahai orang yang berselimut (Muhammad)!." Berkata: "Maksdunya adalah


wahai orang yang sedang tidur." Qotadah berkata: "Maksudnya dalah seorang yang
berselimut di dalam pakainannya."289 Dan firman Allah:



“(yaitu) separuhnya." Merupakan badal (pengganti) dari kata Lail (malam).

       

“atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu," maksudnya adalah
bahwa Kami memerintahkan kepadamu untuk melaksanakan shalat malam di
pertentangahan malam; kurang atau lebih sedikit dari waktu itu tidaklah menjadi
persoalan bagimu.

Cara membaca al-Qur'an

Maksud dari firman Allah:

   

“dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan" adalah bacalah al-Qur'an


secara berlahan. Sesungguhnya itu membantu untuk memahami dan merenungkannya.
Seperti itu pulalah cara membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah Saw. Aisyarh
ra. berkata: "Bahwasanya Rasulullah Saw. membaca suatu surat dengan berlahan
hingga menjadi lebih panjang daripada surat yang lebih panjang dari surat itu."290

Dalam shahih Bukhari dari Anas, bahwa pernah ditanyakan kepada dirinya
tentang bacaan Rasulullah Saw., dan beliau berkata: "Bahwa bacaannya adalah
panjang." Dan kemudian ia membaca: "Bismillahhirrahmanirrahim", dengan
memanjangkan kata "Bismillah", memanjangkan kata "ar-Rahman", dan
memanjangkan kata "ar-Rahim."291 Ibn Jarir dari ibn abi Milkiyah dari Umi Salmah
ra. bahwa telah ditanyakan kepada dirinya tentang bacaan Rasulullah, sehingga ia
berkata: "Bahwasanya ia memotong-motong bacaannya, ayat demi ayat:

289
Thabari, 23/677.
290
Muslim, 1/507
291
Fathul Bari, 1/507
          

     

Diriwayatkan oleh Ahmad, abu Dawud, dan Tirmizi.

dan kami telah mengemukakan di awal tafsir, hadits-hadits yang menunjukkan


kesunahan tartil dan membanguskan suara saat membaca, sebagaimana telah
dikemukakan dalam hadits: "Hiasilah al-Qur'an dengan suara kalian." 292 "dan bukan
termasuk dari golonganku, seorang yang tidak melagukan al-Qur'an."293 dan "
Sungguh ia telah mendatangkan sebuah seruling yang termasuk dari seruling keluarga
Dawud."294 Maksudnya adalah abu Musa. Sehingga abu Musa berkata: "Seandainya
aku mengetahui bahwa engkau mendengar bacaanku, niscaya aku akan
membaguskannya karenamu." Dan dari ibn Mas'ud bahwa ia berkata: "Janganlah
engkau berprosa al-Qur'an sebagaiman pasir, dan jangan pula memotong-motongnya
dengan cepat dengan sebagaimana potongan syair, berhentilah pada keajaiban-
keajaibannya, dan gerakkanlah hati melaluinya, dan tidaklah salah satu dari kalian
memikirkan akhir surat." Diriwayatkan oleh al-Baghawi. 295 Abi Wail meriwayatkan
bahwa datanglah seorang laki-laki menemui ibn Mas'ud dan lantas berkata: "Aku
telah membaca al-Muafshil pada suatu malam, dalam satu rakaat." Maka ibn Mas'ud
berkata: "Ini adalah memotong-motong dengan cepat sebagaimana syair. Sungguh aku
pernah melihat Rasulullah Saw., membaca dua puluh surat yang sebangsa al-
Mufashil, dua surat, dua surat dalam satu rakaat."296

Keagungan al-Qur'an

Allah berfirman:

     

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu"


Hasan dan Qotadah berkata: "Maksudnya adalah mengamalkannya." Dan dikatakan
pula: "Berat waktu turunnya karena keagungannya, sebagaimana yang dikatakan

292
Fathul Bari, 8/527.
293
Fathul Bari, 13/710
294
Fathul Bari, 8/710.
295
Mualim Tanzil, 8/210
296
Fathul Bari, 2/297.
kepada Zaed bin Tsabit ra.: "Diturunkan kepada Rasulullah, sehingga beliau
mengambilnya di atas kedua pahaku, dan hampir meremukkan kedua pahaku."

Telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abdullah bin Umar berkata: "Aku
pernah bertanya kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, apa yang engkau rasakan
ketika menerima wahyu?." Rasulullah Saw. berkata: "Aku mendengar suara lonceng,
dan kemudian aku terdiam kerena itu. Tiada hanya sekali aku menerima wahyu selain
pasti menyangka bahwa jiwaku akan melayang."297 Hadits ini hanya diriwayatkan oleh
Imam Ahmad. Dan di dalam awal Shahih Bukhari dari Aisyah ra. berkata: "bahwa
Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah Saw.: "Bagaimanakan
datangnya wahyu kepada dirimu?." Nabi berkata: "Terkadang seperti bisingan
lonceng, dan itu yang paling berat bagiku sehingga membuatku roboh, dan aku
memahami apa yang dikatakannya. Dan terkadang seorang malaikat menyerupakan
diri dengan seorang laki-laki dan lantas berkata kepadaku, dan aku pun memahami
apa yang dikatakannya." Aisyah berkata: "dan sungguh aku pernah melihatnya ketika
wahyu sedang ditunkan kepadanya, pada suatu hari yang sangat dingin sehingga
mampu merobohkannya dan membuatnya mengucurkan keringat." Ini adalah redaksi
kata Bukhari.298 Aisyah meriwayatkan: "Di saat beliau menerima wahyu ketika sedang
berada di atas binatang kendaraannya, maka binatang tersebut lantas memukul dengan
leharnya." Ibn Jarir memilih bahwa yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah berat
dari kedua arah secara sekaligus, sebagaimana yang dikatakan oleh Abdurrahman bin
Zaed bin Aslam; timbangannya sangat berat di dunia dan sekaligus berat di hari
kiamat.

Kemuliaan shalat malam.

Allah berfirman:

        

“Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu
itu) lebih berkesan" ibn Umar, ibn Abas, dan ibn Zubair berkata: "Bangun di
keseluruhan malam." dan seperti itu pulalah yang dikatkaan oleh Mujahid dan lebih
dari satu orang,299 bahwa dikatakan "Nasya'a" adalah di saat bangun di waktu malam.

297
Imam Ahmad, 2/222.
298
Fathul Bari, 1/25.
299
Thabari, 23/282.
dan dalam suatu riwayat dari Mujahid: "Setelah isya'."300 Dan seperti itulah yang
dikatakan pula oleh ibn Mujlis, Qotadah, Salim, abu Hazim, dan Muhammad bin
Mungkadir.301 Arti dari "Nasyiatul Lail" (bangun malam) adalah bangun di waktu
malam, atau tiap-tiap waktu di malam hari. Dan tujuannya adalah bahwa shalat malam
lebih menguatkan hati, lisan, dan lebih berkonsentrasi dalam membaca. Oleh karena
itu, Allah berkata:

    

“lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan"
maksudnya adalah lebih konsentrasi dalam membaca dan memahami bacaan daripada
shalat di siang hari. Sebab siang hari adalah waktu manusia sedang berbaur,
banyaknya suara bising, dan waktu-waktu manusia mencari penghidupan. Al-Hafidz
abu Yu'la al-Mushili berkata: "Telah berkata kepada kita Ibrahim bin Said al-Jauhari,
telah bekata kepada kita abu Asamah, telah berkata kepada kita A'mays bahwa Anas
bin Malik membaca ayat: "Inna Nâsyiatal Laili hiya Asyaddul Wath'an wa Ashwabu
Qila", maka seorang laki-laki lantas berkata kepadanya: "Sesungguhnya ayat itu
dibaca dengan: "Wa Aqwamu Qila", lantas ia berkata: "Seungguhnya Ashwab,
Aqwam, Ahya', dan Asybah adalah satu arti."302

Oleh karena itu, Allah berfirman:

      

“Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan


yang panjang" ibn Abas, Ukramah, Atha' bin abi Aslam berkata: "Waktu kosong dan
tidur."303 Ibn abu Aliyah, Mujahid, abu Malik, Dhahk, Hasan, Qotadah, Rabi' bin
Anas, dan Sufyan ats-Tsauri berkata: "Waktu kosong yang panjang." Qotadah:
"Waktu kosong, kedurhakaan, dan beralih-alih." Abdurrahman bin Zaed bin Aslam
berkata tentang firman Allah:

      

“Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan


yang panjang" berkata: "Kerena kebutuhan-kebutuhanmu, sehingg menjadi kosonglah
300
Thabari, 23/682.
301
Thabari, 23/282.
302
Musnad abi Yu'la, 7/88.
303
Thabari, 23/683.
agamamu pada malam hari." Berkata: "Awalnya shalat malam adalah sebuah
kefardhuan (kewajiban), kemudian Allah memberi anugerah dan keringanan kepada
hambaNya sehingga menggugurkan kewajiban itu. dan membaca:

    

“bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali875) sebagian kecil" hingga
akhir ayat. Dan kemudian membaca: (1150).

Dalilnya adalah apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam
Musnadnya dari Said bin Hisyam bahwa ia menceraikan istirnya dan kemudian pergi
menuju Madinah untuk menjual pekarangan miliknya, dan kemudian ia gunakan
untuk membeli baju besi dan senjata, dan lantas berjihad melawan Roma hingga mati.
Lantas ia bertemu dengan suatu kerabat dari kaumnya, dan kemudian mereka berkata
kepadanya bahwa kerabat yang ada di kaumnya berjumlah enam orang dan bertemu
dengan Rasulullah, dan lantas berkata: "Apakah kalian memiliki seorang panutan
yang baik?." Lantas ia mencegah mereka dari semua itu, dan kemudian menyaksikan
mereka sedang kembali. Kemudian ia kembali kepada kita, dan lantas
memberitahukan kepada kita bahwa ia telah bertemu dengan ibn Abas, dan kemudian
bertanya kepadanya tentang witir, sehingga ia berkata: "Apakah engkau ingin aku
memberitahukan kepadamu tentang penduduk bumi yang paling mengetahui tentang
witir Rasulullah?." Ia berkata: "Baik." Ibn Abas berkata: "Datangilah Aisyah, dan
lantas bertanyalah kepadanya, dan kemudian kembalilah kepadaku, dan
beritahukanlah kepadaku tentang jawaban Aisyah atas pertanyaanmu." Berkata:
"Kemudian aku mendatangi Ali Hakim bin Aflah, dan lantas memintanya dirinya
untuk mepertemukanku dengan Aisyah sehingga ia berkata: "Sesungguhnya aku
bukan kerabatnya. Dan sesungguhnya aku mencegahnya untuk berkata tentang
sesuatu dari dua golongan ini, namun ia menolaknya selain yang telah lampau."
Kemudian aku pun berjanji kepadanya, dan ia lantas datang bersamaku dan kemudian
memasuki rumah Aisyah sehingga Aisyah berkata: "Apakah itu Hakim dan bau
harumnya?." Hakim berkata: "Benar." Aisyah lantas berkata: "siapakah orang yang
sedang bersamamu itu?." Hakim berkata: "Said bin Hisyam." Aisyah lantas berkata:
"siapakah Said bin Hisyam itu?." Hakim berkata: "Anak Amir." Aisyah lantas
berkata: "Apakah ia adalah seorang yang telah diberi rahmat?. Hakim berkata:

8
Salat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surah ini. Setelah turunnya
75)

ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunah.


"Sebaik-baik orang adalah Amir." Aku berkata: "Wahai Ummul Mu'minin!
Beritahukan kepadaku tentang akhlak Rasulullah Saw.?." Aisyah berkata: "Pernahkan
engkau membaca al-Qur'an?." Aku berkata: "Iya." Aisyah berkata: "Sesungguhnya
akhlak Rasulullah Saw. adalah al-Qur'an." Aku pun lantas memahaminya, dan
kemudian aku mulai menanyakan kepadanya tentang shalat Rasulullah. Aku berkata:
"Wahai Ummul Mukminin! Beritahukan kepadaku tentang shalat Rasulullah." Aisyah
berkata: "Apakah engkau membaca surat: " Wahai orang yang berselimut
(Muhammad)!?." Aku berkata: "Iya." Sesungguhnya Allah mewajibkan shalat malam
di awal turunnya surat ini, sehingga Rasulullah Saw., dan shahabatnya melakukannya
salama satu tahun hingga terbukalah (luka) telapak kaki mereka. Allah menangguhkan
turunnya akhir surat itu di langit selama dua belas bulan. Kemudian Allah
menurunkan peringanan di akhir surat ini sehingga shalat malam menjadi sesuatu
yang disunahkan, di saat sebelumnya merupakan sesuatu yang diwajibkan." Aku
memahaminya dengan baik, dan kemudian mulai menanyakan tentang witir
Rasulullah sehingga aku berkata: "Beritahukan kepadaku tentang witir Rasulullah."
Aisyah berkata: "Sesungguhnya kami menghitung siwak dan sesucinya. Ketika Allah
membangunkannya pada suatu malam, beliau bersiwak, lantas berwudhu', dan
kemudian shalat delapan rakaat tanpa duduk di antaranya selain di rakaat yang
kedelapan. Kemudian beliau duduk dan menzikirkan Tuhannya, dan lantas berdoa,
dan kemudian berdiri dan tidak melakukan salam. Kemudian berdiri untuk melakukan
shalat yang kesembilan, kemudian duduk, dan lantas menzikirkan Allah saja, dan
kemudian berdoa kepadaNya, dan kemudian melakukan salam denan salam yang
terdengar. Kemudian beliau melakukan shalat dua rakaat dalam keadaan duduk,
setelah tidak bersalam. Sehingga semua itu adalah berjumlah sebelas rakaat, wahai
anakku. Ketika Rasulullah memasuki usia senja yang mempengaruhi tubuhnya, maka
beliau mengganjilkannya dengan tujuh rakaat, dan kemudian melakukan shalat dua
rakaat dan beliau dalam keadaan duduk setelah tidak bersalam. Sehinngga semua itu
berjumlah sembilan, wahai anakku. Dan bahwanya ketika Rasulullah melakukan
shalat, maka beliau gemar untuk melanggenkannya. Dan ketika beliau tidak bisa
melakukan shalat malam, karena ketiduran, lapar, atau sakit, maka beliau shalat dua
belas rakaat di waktu siang. Dan aku tidak pernah mengetahui Rasulullah membaca
al-Qur'an secara keseluruhan dalam satu malam hingga subuh, dan tidak melakukan
puasa dalam satu bulan penuh selain bulan Ramadhan." Kemudian aku mendatangi
ibn Abas, dan mengemukakan apa yang dikatakan oleh Aisyah tersebut, sehingga ibn
Abas berkata: "Engkau benar. seandainya engkau menemuinya, niscaya aku akan
menemuinya hingga ia mengetakan sesuatu kepadaku."304 Seperti itulah yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara keseluruhannya, dan yang semisalnya telah
dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahihnya.305

Dan telah diriwayatkan oleh ibn Jarir dari abu Abdurrahman berkata: "Ketika
turun:

  

“Wahai orang yang berselimut (Muhammad)," mereka melaksanakan shalat


malam selama satu tahun hingga membengkak kaki dan tumit mereka sampai tutunlah
ayat:

     

karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an." berkata:
"Akhirnya orang-orang beristirahat." Begitu pula yang dikatakan oleh Hasan Basri
dan Saddi.306

Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas tentang firman Allah:

       

“Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! bangunlah (untuk salat) pada


malam hari, kecuali875) sebagian kecil." Hal itu sangat memberatkan orang-orang
muslim, dan kemudian Allah memberi keringanan dan kasih sayang kepada mereka,
sehingga setelah itu turunlah ayat: " Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu
orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia
Allah" sampai ayat: " maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an" (al-
Muzzammil: 20). Sehingga Allah memberikan kelapangan, dan hanya kepadanya lah
segala puji, dan dia tidaklah memperberat.307 Dan maksud dari firman Allah:

      

Dan sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh


hati" adalah perbanyaklah menyebutNya, menghadap kepadaNya, dan mengosongkan

304
Ahmad, 6/53.
305
Muslim, 1/512
306
Thabari, 23/680.
8 75)
Salat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surah ini. Setelah turunnya
ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunah.
307
Thabari, 23/679.
kesibukan untuk beribadah kepadaNya. Yaitu ketika engkau telah dikosongkan dari
kesibukanmu dan segala sesuatu yang engkau butuhkan yang berkaitan dengan dunia.
Allah berfirman: “Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”308 (Alam-Nasyrah: 7). Maksudnya
adalah jika engkau kosong dari kesibukanmu, maka lekaslah berada di dalam
ketaatanNya dan beribadah kepadaNya supaya pikiranmu menjadi kosong. Ini
dikatakan oleh ibn Zaed secara makannya, atau yang dekat dengannya."309 Ibn Abas,
Mujahid, abu Shalah, Athiyah, Dhahak, dan Saddi berkata: "

  

dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati" maskdunya adalah ikhlas


berbidah kepadaNya.310 Hasan berkata: "Bersungguh-sungguhlah dalam beribadah
kepadaNya."311 Ibn Jarir berkata: "Sehingga dikatakan kepada seorang yang ahli
ibadah "Mutabattil". Dan darinya terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan:
"Rasulullah melarang "Tabattul", menfokuskan diri untuk beribadah dan
meninggalkan pernikahan."312 Dan maksud dari firman Allah:

         

(Dialah) Tuhan timur dan barat, tidak ada tuhan selain Dia, maka jadikanlah Dia
sebagai pelindung," adalah Allah adalah Raja yang mengendalikan timur dan barat,
yang tidak ada Tuhan selain diriNya. Dan sebagaimana kita menunggalkanNya di
dalam ibadah, maka kita harus menunggalkanNya pula di dalam tawakal (berserah
diri). Sehingga kita menjadikanNya sebagai Dzat yang menguasai diri kita
sebagaimana yang difirmankan olehNya dalam ayat yang lain: “Maka sembahlah Dia,
dan bertawakkallah kepada-Nya.” (Hud: 123) dan berkata: Hanya Engkaulah yang
kami sembah313dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. 314 Dan
banyak sekali ayat yang mengandung arti seperti ini, yang di dalamnya memuat
308
Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) Telah selesai berdakwah
Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu Telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka
kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila Telah selesai mengerjakan shalat
berdoalah
309
Thabari, 23/689.
310
Thabari, 23/677.
311
Thabari, 23/688.
312
Thabari, 23/678
313
Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan
terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, Karena berkeyakinan bahwa Allah
mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya
314
Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri
perintah untuk mengarahkan ibadah dan ketaatan hanya kepada Allah, dan hanya
bertawakal kepadaNya.

Dan bersabarlah (Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan


tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik.

Dan biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang-orang yang mendustakan,


yang memiliki segala kenikmatan hidup, dan berilah mereka penangguhan sebentar.

Sungguh, di sisi Kami ada belenggu-belenggu (yang berat) dan neraka yang
menyala-nyala,

dan (ada) makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.

(Ingatlah) pada hari (ketika) bumi dan gunung-gunung berguncang keras, dan
menjadilah gunung-gunung itu seperti onggokan pasir yang dicurahkan.

Sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul (Muhammad) kepada kamu,


yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rasul
kepada Fir’aun.

Namun Fir’aun mendurhakai Rasul itu, maka Kami siksa dia dengan siksaan
yang berat.

Lalu bagaimanakah kamu akan dapat menjaga dirimu jika kamu tetap kafir
kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.

Langit terbelah pada hari itu. Janji Allah pasti terlaksana.

Perintah untuk bersabar atas prilaku buruk orang-orang kafir dan


penjelasan tentang apa yang ada pada diri mereka.

Allah berkata seraya memerintahkan kepada RasulNya untuk bersabar atas apa
yang dikatakan oleh orang-orang yang mendustakannya, yaitu orang-orang bodoh
yang ada dalam kaumnya. Allah memerintahkan pula agar beliau meninggalkan
mereka dengan baik, yaitu tanpa adanya suatu umpatan. Kemudian Allah berkata
kepadanya:

      


“Dan biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang-orang yang
mendustakan, yang memiliki segala kenikmatan hidup, dan berilah mereka
penangguhan sebentar." Maksudnya biarkanlah aku. Sesungguhnya orang-orang yang
mendustakan, yang hidup secara mewah, yang memiliki harta benda adalah lebih bisa
menjalankan ketaatan daripada orang-orang selainnya. Mereka adalah orang-orang
yang menuntut hak yang tidak ada pada diri orang selainnya.

 

“dan berilah mereka penangguhan sebentar." Maksudnya adalah penangguhan


sebentar sebagaimana yang dikatakan dalam firman Allah: “Kami biarkan mereka
bersenang-senang sebentar, Kemudian kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa
yang keras.” (al-Luqman: 24). Oleh karena itu, di sini Allah berfirman:

   

“Sungguh, di sisi Kami ada belenggu-belenggu (yang berat)" maksudnya adalah


belenggu, dikatakan oleh Ibn Abas, Ukramah, Thawus, Muhammad bin Ka'ab,
Abdullah bin Baridah, abu Imran al-Juni, abu Mujlis, Dhahak, Hamad bin abi
Sulaiman, Qotadah, saddi, ibn Mubarak, Tsauri, dan lebih dari satu orang lagi.315



“dan neraka yang menyala-nyala" adalah neraka yang menyala-nyala.

  

“dan (ada) makanan yang menyumbat di kerongkongan." Ibn Abas berkata:


"Menyumbat di kerongkongan sehingga tidak bisa masuk dan juga tidak bisa
keluar."316

      

“dan azab yang pedih. (Ingatlah) pada hari (ketika) bumi dan gunung-gunung
berguncang keras," maksudnya adalah menjadi gempa.

    

315
Thabari, 23/690, 691, Dar Mantsur, 8/319.
316
Thabari, 23/691.
“dan menjadilah gunung-gunung itu seperti onggokan pasir yang dicurahkan."
Maksudnya adalah menjadi onggokan pasir yang sebelumnya berupa batu yang keras,
dan kemudian itu dicurahkan sehingga tidak tersisa sedikit pun selain berhamburan
hingga bumi menjadi dasar yang rata, yang di dalamnya tidak terlihat lagi adanya
jurang dan juga gungukan (bukit). Maksudnya adalah tidak ada lagi sesuatu yang
rendah maupun tinggi.

Rasul kalian adalah seperti rasul Fir'aun, dan ketauhilah apa yang
menimpa diri fir'aun.

Maksud dari firman ALLah:

        

“Lalu bagaimanakah kamu akan dapat menjaga dirimu jika kamu tetap kafir
kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban" dimungkinkan bahwa kata
"Yauman" dalam ayat tersebut adalah "Ma'mul" terhadap kata "Tattaqun"
sebagaimana yang diceritakan oleh ibn Jarir dari bacaan ibn Mas'ud: "Bagaimana
kalian merasa takut, wahai manusia kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban
jika kalian kafir terhadap Allah, dan tidak membenarkanNya?." 317 Dan dimungkin
pula sebagai "Ma'mul" terhadap kata "Kafartum". Sehingga atas dasar tinjauan yang
pertama, maka maksud ayat tersebut adalah: "bagaimana kalian mendapatkan rasa
aman di hari yang sangat mengagetkan, jika kalian melakukan kekafiran." Dan atas
dasar tinjauan yang kedua, maka maksudnya adalah: "Bagaimana kalian melakukan
ketakwaan jika mengkafiri dan mengingkari hari kiamat." Kedua arti tersebut adalah
baik. Namun yang pertama adalah lebih utama. Wallahu A'lam (Allah lebih tahu).
Dan maksud dari firman Allah:

   

“hari yang menjadikan anak-anak beruban." Maksudnya adalah karena terlalu


hebat kegaduhannya. Itu semua adalah ketika Allah berkata kepada Adam:
"Kirimkanlah delegasi-delegasi neraka." maka Adam berkata: "Berapa orang?." Allah
berkata: "Pada setiap 1999 orang, hanya satu yang masuk surga dan lainnya masuk
neraka." Dan firman Allah:
317
Thabari, 23/694.
   

“Langit terbelah pada hari itu." Hasan dan Qotadah berkata: "Maksudnya
adalah disebabkan oleh Kiamat, karena teramat keras dan kegaduhanNya. Dan
maksud dari firman Allah:

   

“Janji Allah pasti terlaksana" adalah bahwasanya janji tentang adanya hari ini
adalah memang terlaksana. Maksudnya adalah terjadi dan tidak melesat.

Sungguh, ini adalah peringatan. Barang siapa menghendaki, niscaya dia


mengambil jalan (yang lurus) kepada Tuhannya.

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Muhammad) berdiri (salat)


kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan
(demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu. Allah menetapkan
ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan
batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah
apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an; Dia mengetahui bahwa akan ada di
antara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mencari
sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa
yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan
berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang
kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah
sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah
ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Ini adalah surat yang diingat-ingat oleh orang-orang yang berakal.

Maksud dari firman Allah:

 

“Sungguh, ini" adalah surat ini.


 

“adalah peringatan" diingat-ingat oleh orang-orang yang berakal sehat. Oleh


karena itu, Allah berfirman:

      

“Barang siapa menghendaki, niscaya dia mengambil jalan (yang lurus) kepada
Tuhannya." Maksudnya adalah seorang yang mendapatkan hidayah Allah,
sebagaimana pembatasanNya dikemukakan dalam surat yang lain: “”kecuali bila
dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” (al-Insan: 30).

Penasehan (penghapusan hukum) terhadap kewajiban melaksanakan


shalat malam dan mengemukakan alasan-alasannya.

Kemudian Allah berfirman:

          
     

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Muhammad) berdiri (salat)


kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan
(demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu" maksudnya adalah
terkadang demikian, dan terkadang demikian, dan semua itu adalah tanpa adanya
kesengajaan dari kalian, dan namun kalian mampu membiasakan apa yang telah
diperintahkan kepada kalian yang berupa melaksanakan shalat malam. sebab itu
sangat berat bagi kalian. Oleh karena itu, Allah berfirman:

    

“Allah menetapkan ukuran malam dan siang" maksudnya adalah terkadang


Allah menyetarakan keduanya, dan terkadang mengambil ini dari ini, dan ini dari ini:

   


“Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu,"
maksudnya adalah kefardhuan yang telah diwajibkan kepada kalian.

      

“karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an" maksdunya
adalah tanpa dibatasi oleh waktu. Maksudnya adalah namun bangun malamlah di
waktu yang mudah bagimu. Dan di sini, shalat diungkapkan dengan bacaan
sebagaimana yang ada dalam surat Subhan: “dan janganlah kamu mengeraskan
suaramu dalam shalatmu”(al-Isra’: 110) BacaanMu “dan janganlah pula
merendahkannya” (al-Isra’: 110)318

Dan maksud dari firman Allah:

          

         

“Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit, dan
yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang
di jalan Allah," adalah Allah mengetahui bahwa akan ada dalam umat ini, orang-
orang yang beruzur dalam meninggalkan shalat malam. yaitu orang-orang sakit yang
tak mampu melaksanakan shalat tersebut, orang-orang yang sedang melakukan
perjalanan di muka bumi untuk mencari sebagian karunia Allah di dalam bekerja dan
berdagang, dan lainnya adalah orang-orang yang disibukkan dengan sesuatu yang
lebih penting dalam haknya semisal berperang di jalan Allah. Ayat ini dan bahkan
keseluruhan dari surat ini adalah Makiyah, dan tidak penyariatan untuk berperang
setelahnya. Dan ini merupakan bukti kenabian yang paling besar. Sebab merupakan
pemberitahuan tentang sesuatu yang belum ada dan akan terjadi. Oleh karena itu,
Allah berfirman:

    

“karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an". Maksudnya
adalah laksanakanlah shalat dengan bacaan yang mudah bagimu.

Dan maksud dari firman Allah:

   

318
] maksudnya janganlah membaca ayat Al Quran dalam shalat terlalu keras atau terlalu perlahan
tetapi cukuplah sekedar dapat didengar oleh ma'mum
“dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat" adalah laksanakanlah shalat yang
diwajibkan kepada kalian, dan tuniaikanlah zakat yang telah difardhukan (wajibkan).
Ayat ini dijadikan sebagai dalil oleh orang-orang yang beranggapan bahwa zakat telah
diwajibkan semenjak Rasulullah berada di Makkah, namun sebenarnya tidak wajibkan
selain ketika telah berada di Madinah. (Dan Allah lebih tahu).

Ibn Abas, Ukramah, Mujahid, Hasan, Qotadah, dan lebih dari satu orang salaf
berakta: "Sesungguhnya ayat ini telah membatalkan apa yang semula diwajibkan oleh
Allah kepada umat Islam, yang berupa shalat malam." 319 dan telah dikemukakan
dalam hadits Shahih bahwa Rasulullah Saw. berkata kepada sorang laki-laki: "Lima
shalat dalam sehari semalam." Laki-laki itu berkata: "Apakah ada selainnya?."
Berkata: "Tidak. kecuali shalat yang disunahkan."320

Perintah untuk bersedekah dan berbuat baik.

Allah berfirman:

    

“dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik" maksudnya


adalah sedekah. Sesunguhnya Allah akan membalas itu semua dengan sebaik-baik
balasan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Siapakah yang mau memberi
pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah),
Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak.” (al-Baqoroh: 245) Dan maksud dari firman Allah:

          

 

“Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar
pahalanya" adalah kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu, maka itu lebih
baik daripada apa yang kamu sisakan untuk dirimu di dunia. dan telah diriwayatkan
oleh al-Hafidz abu Yu'la al-Mushili dari Harits bin Suwaid berkata bahwa Abdullah
berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Manakah yang kalian sukai, harta yang
untuk diri kalian atau yang kalian wariskan?." Mereka berkata: "Wahai Rasulullah,
319
Thabari, 23/679, 680, Dar Mantsur, 8/322.
320
Fathul Bari, 1/130, dan Muslim, 1/41.
tidak ada satu pun dari kita selain pasti lebih mencintai hartanya sendiri daripada yang
diwariskannya." Rasulullah berkata: "Apakah kalian mengetahuia apa yang kalian
katakan?." Mereka berakta: "Kami tidak mengetahui selain dari itu wahai
Rasulullah?." Rasulullah berkata: "Sesungguhnya harta kalian adalah harta yang telah
kalian gunakan, sedangkan harta warisan kalian adalah harta yang kalian sisakan." 321
Diriwayatkan oleh Bukhari.322 Kemudian Allah berfirman:

       

“Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun,


Maha Penyayang" maksudnya adalah sering-seringlah untuk mezikirkanNya
(mengingatNya), dan meminta ampunan terhadap segala urusanmu. Sesungguhnya
Allah adalah Dzat yang maha pengampun lagi maha penyayang bagi orang yang
meminta ampunan kepadaNya. Akhir surat al-Muzammil. Dan hanya bagi Allah
segala puji dan anugerah.

AL-MUDDATSIR

MADANIYYAH

Surah ke-74 : 56 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Wahai orang yang berkemul (berselimut)!

bangunlah, lalu berilah peringatan!

dan agungkanlah Tuhanmu,

dan bersihkanlah pakaianmu,

dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji,

dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh


(balasan) yang lebih banyak.

321
Musnad abu Yu'la, 9/97.
322
Fathul Bari, 11/264, an-Nasa'I, 6/237.
Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.

Maka apabila sangkakala ditiup,

maka itulah hari yang serba sulit,

bagi orang-orang kafir tidak mudah.

Ayat pertama yang turun setelah Iqra'

Telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari abi Salmah berkata:
"Telah memberitahukan kepadaku Jabir bin Abdullah bahwa ia mendengar Rasulullah
mengemukakan tentang rentang wahyu sehingga beliau berkata dalam perkataannya:
"Ketika aku sedang berjalan, aku mendengar sebuah suara yang berasal dari langit
sehngga aku pun menengadahkan pandangannku mengarah ke sana. ternyata ada
malaikat yang telah mendatangiku di Hira' sedang duduk di atas kursi yang berada di
antara langit dan bumi. Aku pun merasa takut hingga berlahan-lahan tersimpuh ke
tanah, dan lantas aku mendatangi keluargaku dan lantas berkata: "Selimutilah aku,
selimutilah aku, sehingga mereka pun menyelimutiku. Lantas turunlah ayat:

         

    

“Wahai orang yang berkemul (berselimut)! bangunlah, lalu berilah


peringatan! dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan
tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji." (Al-Mudassir: 1-5). Abu Salmah
berkata: "Rujza artinya adalah berhala. Kemudian datanglah wahyu secara silih
berganti." Ini adalah redaksi kata hadits yang berasal dari Bukhari.323 Redaksi
hadits tersebut menunjukkan bahwa wahyu pertama kalinya telah turun sebelum
datangnya ayat ini. Terlihat dari perkatan Nabi: "Ternyata ada malaikat yang
telah mendatangiku di Hira'." Yaitu Jibril saat mendatanginya dengan membawa
ayat: " Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia

323
Fathul Bari, 1/130, dan Muslim, 1/41.
apa yang tidak diketahuinya." (al-Alaq: 1-5). Setelah itu terjadilah tenggang
waktu, dan kemudian turunlah malaikat dengan membaca ayat ini (al-Mudassir).
Imam Ahmad meriwayatkan dari abi Salmah bin Abdurrahman berkata:
"Telah memnberitahukan kepadaku Jabir bin Abdullah bahwa ia mendengar
Rasulullah Saw. bersabda: "Kemudian terjadi tenggang waktu akan penurunan
wahyu kepadaku, sehingga ketika aku sedang berjalan, aku mendengar suatu
suara dari langit, sehingga aku menengadahkan pandanganku ke arah langit, dan
ternyata malaikat yang telah mendatangiku sedang duduk di atas kursi yang
berada di antara langit dan bumi. Sehingga aku pun merasa takut terhadapnya
hingga tersimpuh di atas tanah, dan lantas mendatangi keluargaku dan berkata
kepada mereka: "Selimutilah aku, selimutilah aku," sehingga mereka pun
menyelimutiku. Lantas Allah menurunkan ayat:
         
    

Wahai orang yang berkemul (berselimut)! bangunlah, lalu berilah peringatan!


dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala
(perbuatan) yang keji, kemudian wahyu menjadi aku, dan turun secara silih
berganti."324 Keduanya mengeluarkannya dari hadits Zuhri.325 Ibn Abas meriwayatkan
bahwa Walid bin Mughayarah membuat makanan untuk Qurasy. Ketika mereka
memakannya, ia berkata: "Apa yang kalian katakan tentang laki-laki ini?." sebagian
dari mereka berkata: "Ia adalah seorang penyihir." Sebagian yang lain berkata: "Ia
bukanlah seorang penyihir." Sebagian yang lain berkata: "Ia adalah seorang dukun."
Sebagian yang lain berkata: "Dia bukanlah seorang dukun." Sebagian yang lain
berkata: "Ia adalah seorang penyair." Sebagian yang lain berkata: "Dia bukanlah
seorang penyair." Dan sebagian yang lain berkata: "Ia adalah seorang penyihir yang
berpengearuh." Hal itu lantas sampai kepada Nabi, sehingga beliau pun sedih,
menundukkan kepalanya, dan lantas berselimut, sehingga Allah menurunkan: " Wahai
orang yang berkemul (berselimut)! bangunlah, lalu berilah peringatan! dan
agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala
(perbuatan) yang keji, dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah." (al-
Mudassir: 1-8). Dan maksud dari firman Allah:
324
Ahmad, 3/25.
325
Fathul Bari, 1/37, dan Muslim, 1/143.
  

bangunlah, lalu berilah peringatan!" adalah bersiap-siap untuk meneguhkan


tekat, dan memberi peringatan kepada manusia. Dengan ini, terjadilah pengutusan
sebagaimana itu terjadi di awal kenabian. Sedangkan maksud dari firman Allah:

  

“dan agungkanlah Tuhanmu," adalah agung.

al-Aufi berkata dari ibn Abas:

  

“dan bersihkanlah pakaianmu," maksudnya adalah jangan sampai pakaian yang


engkau kenanakan berasal dari pekerjaan yang tidak baik." Dan dikatakan pula bahwa
maksudnya adalah jangan engkau gunakan pakaianmu untuk kemaksiatan.326
Muhammad bin Sairin berkata: "

  

“dan bersihkanlah pakaianmu," maksudnya adalah bersihkanlah dengan air."327


Ibn Zaed berkata: "Bahwasanya orang-orang musrik tidak pernah membersihkan diri.
Sehingga Allah memerintahkan kepada Rasulullah agar membersihkan diri dan
membersihkan pakaiannya.328 Perkataan ini dipilih pula oleh ibn Jarir.329

Said bin Jabir berkata:

  

“dan bersihkanlah pakaianmu," maksudnya adalah bersihkanlah hati dan


niatmu." Muhammad bin Ka'ab al-Qurthubi dan Hasan Basri berkata: "Perbaikilah
akhlakmu." Dan maksud dari firman Allah:

  

“dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji," adalah bahwa Ali bin abi
Thalhah berkata dari ibn Abas: "Arrujza artinya adalah berhala. Oleh karena itu,
326
Thabari, 24/11.
327
Thabari, 24/12
328
Thabari, 24/12
329
Thabari, 24/12
tinggalkanlah."330 Dan seperti itu pula yang dikatkaan oleh Mujahid, Ukramah,
Qotadah, Zuhri, dan ibn Zaed: "Bahwasanya itu adalah berhala-berhala."331 Seperti
firman Allah: “Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-
orang munafik itu.” (al-Ahzab: 48). Dan maksud dari firman Allah:

   

“dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh


(balasan) yang lebih banyak." Ibn Abas berkata: "Janganlah engkau memberikan
suatu pemberian dengan maksud memperoleh yang lebih banyak darinya apa yang
engkau berikan." Khushaif berkata dari Mujahid tentang firman Allah:

   

“dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh


(balasan) yang lebih banyak": "Janganlah engkau melipat gandakan dengan maksud
memperoleh kebaikan yang lebih banyak." Berkata: "Tamnunna dalam perkataan
Arab artinya adalah melipat gandakan."332

dan maksud dari firman Allah:

  

“Dan karena Tuhanmu, bersabarlah" adalah jadikanlah kesebaranmu dalam


menerima perlakuan buruk mereka karena untuk mendapatkan ridha dari Tuhanmu.
Ini dikatakan oleh Mujahid."333 Ibrahim an-Nakha'i berkata: "Sabarkanlah
pemberianmu karena Allah Swt."334

          

   

“Maka apabila sangkakala ditiup, maka itulah hari yang serba sulit, bagi
orang-orang kafir tidak mudah," ibn Abas, Mujahid, Sya'bi, Zaed bin Aslam, Hasan,
Qotadah, Dhahak, Rabi' bin Anas, Saddi, dan Ibn Zaed berkata: "An-Nâqûr artinya

330
Thabari, 24/13
331
Thabari, 24/13
332
Thabari, 24/ 16.
333
Thabari, 24/16.
334
Al-Baghawi, 4/414.
adalah sangkakala.335 Mujahid berkata: "Seperti tanduk."336 Ibn Abi Hatim berkata:
"Telah berkata kepada kita abu Said al-Asyaj, telah berkata kepada kita Asbath bin
Muhammad dari Muthraf dari Athiyah al-Aufi dari ibn Abas:

   

“Maka apabila sangkakala ditiup" berkata: "Rasulullah Saw. bersabda:


"Bagaimana mungkin akan merasa senang, sedangkan sang pemilik sankakala telah
menelan tanduk (sangkakala) dan jidadnya terus mengkerut karena menunggu kapan
ia diperintahkan untuk meniupnya." Maka Shahabat Rasulullah berkata: "Maka apa
yang engkau perintahkan kepada kita, wahai Rasulullah?." Rasulullah berkata:
"Katakanlah: "Cukuplah bagi kita Allah, dan sebaik-baik penanggung adalah Allah.
oleh karena itu, berserah dirilah kepadaNya." Seperti itulah yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dari Asbath."337

dan maksud dari firman Allah:

    

“maka itulah hari yang serba sulit," adalah sangat berat.

    

“bagi orang-orang kafir tidak mudah" adalah tidak mudah bagi mereka. Dan
telah meriwayatkan kepada kita dari Zirarah bin Aufa, seorang Qodhi Basrah bahwa
ia pernah melakukan shalat subuh bersama mereka, dan lantas membaca surat ini, dan
ketika sampai pada firman Allah:

          

   

Maka apabila sangkakala ditiup, maka itulah hari yang serba sulit, bagi orang-
orang kafir tidak mudah", maka ia berteriak dengan sangat keras, dan kemudian
meninggal dunia."338

335
Thabari, 24/18
336
Thabari, 24/18.
337
Ahmad, 326
338
Hakim, 2/206.
Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah
menciptakannya,876) dan Aku berikan baginya kekayaan yang melimpah, dan anak-
anak yang selalu bersamanya, dan Aku berikan baginya kelapangan (hidup) seluas-
luasnya. kemudian dia ingin sekali agar Aku menambahnya. Tidak bisa!
Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an). Aku akan
membebaninya dengan pendakian yang memayahkan. Sesungguhnya dia telah
memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia!
Bagaimana dia menetapkan? sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?
kemudian dia (merenung) memikirkan, lalu berwajah masam dan cemberut, kemudian
berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata, "(Al-Qur’an)
ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). Ini hanyalah perkataan
manusia." Kelak, Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar, Dan tahukah
kamu apa (neraka) Saqar itu? Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak
membiarkan,877) yang menghanguskan kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas
(malaikat penjaga)."

Ancaman bagi seorang yang mengada-ngada Al-Qur'an.

Allah berkata seraya memberi ancaman terhadap seorang yang tercela yang
telah diberi kenikmatan dunia olehNya, namun malah mengufuri kenikmatan Allah
dan menggantinya dengan sebuah kekafiran, yang berupa pengingkaran terhadap ayat-
ayat Allah, mengada-ngadakannya, dan menjadikannya sebagai sebuah perkataan
mansuia. Allah menghitung kenikmatan yang telah diberikanNya kepadanya dengan
mengatakan:

    

“Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah
menciptakannya,”876 maksudnya adalah lahir dari perut ibunya secara sendirian tanpa
harta dan anak, sehingga kemudian Allah memberinya suatu rizki:

8 76)
Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin
Quraisy bernama Al-Walid bin Mugirah.
8 77)
Apa yang dilemparkan ke dalam neraka itu diazabnya sampai binasa kemudian dikembalikannya
sebagai semula untuk diazab kembali.
8 76)
Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin
Quraisy bernama Al-Walid bin Mugirah.
  

“kekayaan yang melimpah" maksudnya adalah kekayaan yang banyak yang


diberikan kepadanya.

  

“dan anak-anak yang selalu bersamanya" Mujahid berkata: "Yang tidak


hilang." Maksudnya adalah hadir bersamanya dan tidak melakukan perjalanan untuk
berdagang. Sebab itu telah diserahkan kepada hamba sahayanya. Mereka adalah
orang-orang yang duduk-duduk di dekat ayahnya, sehingga ayahnya bersenang-
senang dengan mereka. Mereka sebagaimana yang dikemukakan oleh Saddi, abu
Malik, Ashim bin Umar bin Qotadah, adalah berjumlah tiga belas. 339 Ibn Abas dan
Mujahid berkata: "Mereka berjumlah tiga belas."340 Jumlah ini lebih sampai pada
puncak kenikmatan, yaitu kebersamaan mereka bersama dengan dirinya.

   

“dan Aku berikan baginya kelapangan (hidup) seluas-luasnya" maksudnya


adalah aku telah memberikan baginya aneka ragam harta benda, anak-anak, dan
selainnya.

           

“kemudian dia ingin sekali agar Aku menambahnya. Tidak bisa! Sesungguhnya
dia telah menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an)." Maksudnya adalah menentang.
Yaitu mengingkari kenikmatan Allah, setelah mengetahuinya. Allah berfirman:

  

Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan" , Qotadah


berkata dari ibn Abas: "Mendaki batu yang ada di di Jahaman, yang mana orang-
orang kafir itu akan dilemparkan ke atasnya." 341 Saddi berkata: "Mendaki batu yang
ada di Jahanam, di mana dirinya akan dituntut untuk mendakinya." Mujahir berkata: "

  

339
Dar Mantsur, 8/329.
340
Thabari, 24/21.
341
Dar Mantsur, 8/331.
“Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan" maksudnya
adalah kepayahan yang merupakan bentuk sebuah penyiksaan."342 Qotadah berkata:
"Sebuah azab yang tidak ada kesenangan sedikit pun di dalamnya."343

   

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya)",


maksudnya adalah bahwasanya Kami memayahkannya dengan sebuah pendakian.
Maksudnya adalah mendekatkannya dengan sebuah azab yang berat, karena
kejauhannya dengan keimanan. Sebab ia telah memikirkan dan menetapkan.
Maksdunya adalah telah diceritakan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh al-
Qur'an, yaitu ketika ia bertanya tentang al-Qur'an. sehingga ia memikirkan apa yang
terjadi dari peperangan."



“menetapkan (apa yang ditetapkannya)," maksudnya adalah merenungkan:

        

maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan? sekali lagi, celakalah dia!
Bagaimana dia menetapkan?" doa terhadap dirinya.

  

kemudian dia (merenung) memikirkan,” maksudnya adalah memikirkan kembali


dan merenungkan.

 

“lalu berwajah masam dan cemberut" mengerutkan antara kedua matanya,


dengan menyatukan antara keduanya.

 

“dan cemberut" maksudnya adalah cemberut.

dan maksud dari firman Allah:

   

342
Thabari, 24/23.
343
Thabari, 24/23.
“kemudian berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri" maksudnya
adalah berlaing dari kebenaran, dan kembali menyombongkan diri dari mengikuti al-
Qur'an.

      

“lalu dia berkata, "(Al-Qur’an) ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-
orang dahulu)" maksudnya adalah bahwa ini adalah sihir yang telah diambil oleh
Muhammad dari orang lain, yaitu dari orang-orang sebelumnya dan lantas
menceritakannya kepada mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman: "

     

“Ini hanyalah perkataan manusia." Maksudnya adalah bukan perkataan Allah.


Yang dikemukakan dalam ayat ini adalah al-Walid bin Mughayyarah al-Makhzumi,
salah satu pembesar Qurasy dan semoga Allah melaknatnya. Cerita tentang dirinya
adalah sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh al-Aufi dari ibn Abas berkata: "Al-
Walid bin Mughayarah pernah menemui abu Bakar bin abi Qohah dan lantas
menanyakan kepada dirinya tentang al-Qur'an. ketika abu Bakar memberitahukan
kepada dirinya tentang al-Qur'an, maka ia lantas keluar untuk menemuai orang-orang
Qurasy dan kemudian berkata: "Sungguh mengherankan apa yang telah dikatakan
oleh ibn abi Kabsyah. Demi Allah, itu bukanlah sebuah syair, sihir, dan juga bukan
igauan orang gila. Sesungguhnya itu adalah perkataan Allah." Ketika sekelompok
orang Qurasy mendengar perkataan itu, mereka lantas menentangnya dan berkata:
"Demi Allah, jika walid benar, maka benarlah orang-orang Qurasy." Ketika abu Jahal
bin Hisyam mendengar hal itu, maka ia berkata: "Demi Allah, biarlah dia menjadi
urusanku." Kemudian Abu Jahal bergegas pergi hingga akhirnya memasuki rumah
Walid. Ia lantas berkata kepada Walid: "Apakah engkau tidak melihat bahwa pada
kaummu yang telah mengumpulkan sedekah untukmu?." Maka Walid berkata:
"Bukankah engkau adalah orang yang paling banyak harta dan anaknya di antara
mereka?.' Abu Jahal lantas berkata: "Mereka mengatakan bahwa engkau telah
mengunjungi rumah Ali bin abi Qohafah untuk mendapatkan makanannya." Walid
berkata: "Apakah engkau sedang membicarakan keluargaku?." Abu Jahal berkata:
"Demi Allah, tidak. Janganlah engkau mendekati ibn abi Qohafah, Umar, dan ibn abi
Kabsyah. Sungguh apa yang dikatakannya tak lain adalah sebuah sihir." Maka Allah
menurunkan wahyu kepada RasulNya:
          
              
           
               
            
             



Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah
menciptakannya,876)

dan Aku berikan baginya kekayaan yang melimpah,

dan anak-anak yang selalu bersamanya,

dan Aku berikan baginya kelapangan (hidup) seluas-luasnya.

kemudian dia ingin sekali agar Aku menambahnya.

Tidak bisa! Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an).

Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan.

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya),

maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?

sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?

kemudian dia (merenung) memikirkan,

lalu berwajah masam dan cemberut,

kemudian berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,

lalu dia berkata, "(Al-Qur’an) ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-
orang dahulu).

Ini hanyalah perkataan manusia."

Kelak, Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar,

Dan tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu?

8
Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin
76)

Quraisy bernama Al-Walid bin Mugirah.


Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan,877)

Qotadah berkata: "Mereka menyangka bahwa ia berkata: "demi Allah, aku


sungguh melihat bahwa apa yang dikatakan oleh laki-laki itu, dan ternyata itu
bukanlah sebuah Syair. Sungguh terdapat kemanisan dan kefasihan, dan
sesungguhnya itu tidaklah ada yang bisa menandinginya, sehingga aku tak meragukan
lagi bahwa itu adalah sebuah sihir. Kemudian Allah menurunkan:

   

sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?

Kemudian:

   

“lalu berwajah masam dan cemberut" mengerutkan sesuatu yang ada di antara
mata, muram.344 Allah berfirman:

  

“Kelak, Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar," maksudnya


adalah akan menceburkan keseluruhan tubuhnya ke dalam neraka Saqar. Kemudian
Allah berfirman:

    

“Dan tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu?" maksudnya adalah menakut-
nakuti tentang apa yang ada di Saqar. Kemudian dijelaskan dengan firman Allah:

    

“Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan,877 maksudnya adalah
Saqar memakan daging, urat, dan kulit mereka, dan kemudian digantikan dengan
selain semua itu. Dalam keadaan semacam itu, mereka tidak mati dan jugat tidak
hidup. Dikatakan oleh ibn Baridah, abu Sianan, dan selainnya.345

dan firman Allah:


8 77)
Apa yang dilemparkan ke dalam neraka itu diazabnya sampai binasa kemudian dikembalikannya
sebagai semula untuk diazab kembali.
344
Thabari, 24/25.
8 77)
Apa yang dilemparkan ke dalam neraka itu diazabnya sampai binasa kemudian dikembalikannya
sebagai semula untuk diazab kembali.
345
Dar Mantsur, 8/332.
  

“yang menghanguskan kulit manusia" Mujahid berkata: "Kulit."346 Ibn Abas


berkata: "Membakar kulit manusia."347 dan firman Allah:

   

“Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)." Maksudnya adalah


pendahulu malaikat Zabaniyah. Tubuhnya sangat besar dan mengerikan.

Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat; dan Kami
menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar
orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, agar orang yang beriman bertambah
imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak
ragu-ragu; dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-
orang kafir (berkata), "Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai
suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia
kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan tidak
ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak
lain hanyalah peringatan bagi manusia.Tidak!348 Demi bulan, dan demi malam ketika
telah berlalu,dan demi subuh apabila mulai terang, sesungguhnya (Saqar itu) adalah
salah satu (bencana) yang sangat besar,sebagai peringatan bagi manusia, (yaitu)
bagi siapa di antara kamu yang ingin maju atau mundur.349

Jumlah perbendaharaan Jahaman, dan apa yang dikatakan oleh orang-


orang kafir tentang hal itu.

Allah berfirman:

   

“Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu" maksudnya adalah


penyimpanannya.

346
Thabari, 24/27.
347
Thabari, 24/28.
348
“Tidak” adalah bantahan terhadap ucapan-ucapan orang-orang musyrik yang mengingkari hal-hal
tersebut di atas
349
Maju menerima peringatan dan yang dimaksud dengan mundur ialah tidak mau menerima
peringatan
  

“hanya dari malaikat" Zabaniyah, yang mengerikan dan kasar. Hal itu
merupakan sanggahan terhadap orang-orang Qurasy ketika mengemukakan jumlah
penyimpanan (perbendaharaan), di mana abu Jahal berkata: "Wahai orang-orang
Qurasy, apakah setiap sepuluh orang dari kalian mampu mengalahkan satu orang dari
mereka," sehingga Allah lantas berkata: "

      

“Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat," maksudnya
adalah sangat kuat badannya, tidak bisa dilawan dan dikalahkan. Dan dikatakan
bahwa ayah Asyadain yang namanya Kaldah bin Asid bin Khalaf berkata: "Wahai
orang Qurasy, biarkanlah aku menghadapi dua orang dari mereka. Aku membebaskan
kalian dari tujuh belas orang dari mereka", dengan membangga-banggakan dirinya,
dan ia memang sangat kuat.

Dan maksud dari firman Allah:

      

“dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-
orang kafiir" adalah bahwasanya kami memberitahukan bahwa jumlah mereka adalah
sembilan belas sebagai cobaan yang kami berikan kepada manusia.

   

“agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin," maksudnya adalah bahwa
mereka mengetahui bahwa Rasul ini adalah benar. Dan bahwasanya, apa yang ia
katakan sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka yang berupa kitab suci yang
telah diturunkan oleh Allah kepada nabi-nabi sebelumnya.

    

“agar orang yang beriman bertambah imannya," maksudnya adalah pada


keimanan mereka. Artinya atas apa yang telah mereka saksikan tentang kebenaran
berita nabi mereka yang bernam Muhammad.

        

  


“agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-
ragu; dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit" maksudnya adalah
orang-orang munafik.

      

“dan orang-orang kafir (berkata), "Apakah yang dikehendaki Allah dengan


(bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?" maksudnya adalah bahwa mereka
berkata: "Apa hikmah dari mengemukakan hal itu di sini?." Allah berfirman:

        

“Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki dan


memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki." Maksudnya adalah
bahwa dengan seperti ini atau yang serupa dengan ini adalah untuk mengukuhkan
keimanan dalam hati, dan menggoncangkan bagi orang-orang yang tidak beriman.
Sehingga di dalamnya terdapat hikmah yang sangat tinggi dan hujjah yang sangat
kuat.

Tidak ada yang mengetahui tentang Allah selain diriNya sendiri.

Dan maksud dari firman ALLah:

            

“Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri"
adalah bahwa tidak ada yang mengetahui jumlah dan banyaknya mereka selain Allah
sendiri, agar seorang yang menyangka tidak menduga-duga bahwa jumlah mereka
adalah sembilan belas saja. dan telah dikemukakan dalam hadits Isra' yang telah
diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dan selainnya dari Rasulullah Saw.,
bahwa beliau menggambarkan Baitul Ma'mur yang ada di langit ke tujuh:
"Bahwasanya pada tiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat, di mana
akhirnya dari mereka tidak kembali kepadanya."350

Dan maksud dari firman Allah:

     

350
Fathul Bari, 24, 28.
“Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia," adalah, Mujahid
dan lebih dari satu orang berkata:

 

maksudnya adalah neraka yang digambarkan.351

  

“hanyalah peringatan bagi manusia" kemudian Allah berfirman:

      

“Tidak!352 Demi bulan, dan demi malam ketika telah berlalu" maksudnya adalah
ketika telah berlalu.

   

“dan demi subuh apabila mulai terang" maksudnya adalah terang.

   

“sesungguhnya (Saqar itu) adalah salah satu (bencana) yang sangat besar,
maksudnya adalah sangat besar. Maksudnya adalah neraka. ini dikatakan oleh ibn
Abas, Mujahid, Dhahak, dan lebih dari satu orang dari kalangan Salaf.353

          

“sebagai peringatan bagi manusia, (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang
ingin maju atau mundur.”354 maksudnya adalah bagi orang yang menghendaki
menerima peringatan dan petunjuk pada kebenaran, atau orang yang mundur,
memalingkan, dan menolaknya.

Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya, kecuali
golongan kanan, berada di dalam surga, mereka saling menanyakan, tentang
(keadaan) orang-orang yang berdosa, "Apa yang menyebabkan kamu masuk ke
dalam (neraka) Saqar?" Mereka menjawab, "Dahulu kami tidak termasuk orang-
orang yang melaksanakan salat, dan kami (juga) tidak memberi makan orang miskin,
351
Thabari, 24/32.
352
“Tidak” adalah bantahan terhadap ucapan-ucapan orang-orang musyrik yang mengingkari hal-hal
tersebut di atas
353
Thabari, 24/33.
354
Maju menerima peringatan dan yang dimaksud dengan mundur ialah tidak mau menerima
peringatan
bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang batil), bersama orang-orang yang
membicarakannya, dan kami mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada
kami kematian." Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat (pertolongan) dari
orang-orang yang memberikan syafaat. Lalu mengapa mereka (orang-orang kafir)
berpaling dari peringatan (Allah)? seakan-akan mereka keledai liar yang lari
terkejut, lari dari singa. Bahkan setiap orang dari mereka ingin agar diberikan
kepadanya lembaran-lembaran (kitab) yang terbuka. Tidak! Sebenarnya mereka tidak
takut kepada akhirat. Tidak! Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar suatu
peringatan. Maka barang siapa menghendaki, tentu dia mengambil pelajaran
darinya. Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran darinya (Al-Qur’an) kecuali
(jika) Allah menghendakinya. Dialah Tuhan yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya
dan yang berhak memberi ampun.

Perdebatan antara ahli surga dan ahli negara.

Allah berkata seraya memberi tahukan bahwa:

     

“Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya,"


maksudnya adalah bergantung pada amal perbutannya ketika berada di hari Kiamat
sebagaimana yang dikatakan oleh ibn Abas dan selainnya.355 ]

   

“kecuali golongan kanan," sesunggunya mereka:

      

“berada di dalam surga, mereka saling menanyakan, tentang (keadaan) orang-


orang yang berdosa," maksudnya adalah menanyakan tentang keadaan orang-orang
yang berdosa. Yiatu ketika mereka berada dalam kamar-kamar, sedangkan orang-
orang yang berdosa itu berada dalam bagian bawah, seraya berkata kepada orang-
orang yang berdosa itu:
355
Thabari, 24/33.
            
  

"Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?" Mereka


menjawab, "Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat, dan
kami (juga) tidak memberi makan orang miskin," maksudnya adalah bahwa kami
tidak menyembah Allah, dan tidak peduli pada ciptaan-ciptaanNya.

    

“bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang batil), bersama orang-
orang yang membicarakannya" maksudnya adalah bahwa kami berkata-kata tentang
apa yang kami tidak ketahui. Qotadah berkata: "Ketika seorang yang sesat melakukan
kesesatan, maka kami pun juga melakukan kesesatan bersama dengan dirinya."356

        

“dan kami mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada kami


kematian." Maksudnya adalah kematian seperti halnya yang dikatakan oleh Allah:
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (al-Hijr:
99). Rasulullah Saw. bersabda: "Adapun dia, yaitu Utsman bin Math'un, telah
mendapatkan keyakinan dari Tuhannya."357 Maksud dari firman Allah:

    

“Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat (pertolongan) dari orang-orang
yang memberikan syafaat" adalah barang siapa memiliki sifat-sifat seperti itu, maka
pada hari kiamat tidak akan guna pertolongan orang-orang yang memberikan
pertolongan di dalamnya. Sebab sesungguhnya syafaat (pertolongan) hanya bisa
diberikan kepada orang yang layak menerimanya. sehingga seorang yang telah
distempel kafir oleh Allah pada hari kiamat, maka baginya adalah neraka secara abadi
di dalamnya.

Pengingkaran terhadap pemalingan diri orang-orang kafir dan sikap


mereka.

356
Thabari, 24/ 37.
357
Baihaqi, 3/406.
Kemudian Allah berfirman:

     

Lalu mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)?"


maksudnya adalah kenapa orang-orang kafir yang datang sebelumnya, berpaling dari
apa yang telah engkau serukan dan ingatkan kepadanya.

       

“seakan-akan mereka keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa" maksudnya
adalah seolah-olah mereka lari dari kebenaran. Dan larinya mereka dari kebenaran itu
bagaikan seokor keledai liar yang lari dari harimau yang hendak memburunya. Ini
dikatakan oleh abu Hurairah. Hamad bin Salmah berkata dari Ali bin Zaed dari Yusuf
bin Mahran dari ibn Abas berkata: "Al-Asad (singa/harimau) dalam bahasa Arab,
dalam bahasa Habsyinya dikatakan dengan Qusûrah, dalam bahasa Persia disebut
dengan Syîr, dan dalam bahasa Nabthiyah disebut dengan Aubâ.358

dan maksud dari firman Allah:

         

“Bahkan setiap orang dari mereka ingin agar diberikan kepadanya lembaran-
lembaran (kitab) yang terbuka" adalah bahwa setiap orang dari orang-orang musyrik
itu, ingin agar diturunkan kepadanya kitab sebagaimana yang diturunkan kepada Nabi
Saw. Inilah yang dikatakan oleh Mujahid dan selainnya, 359 sebagaimana yang
dikatakan oleh Allah. (1156). Dan dalam suatu riwayat dari Qotadah dikatakan:
"Bahwasanya mereka menginginkan adanya pembebasan tanpa melakukan amal
perbuatan."360 Sehingga maksud dari firman Allah:

      

Tidak! Sebenarnya mereka tidak takut kepada akhirat" adalah bahwasanya


kerusakan mereka adalah karena tidak mengimaninya (akhirat), dan pendustaan
mereka terhadap datangnya akhirat itu.

Al-Qur'an adalah sebuah peringatan

358
Thabari, 24/42.
359
Qurthubi, 19/90.
360
Thabari, 24/43.
Kemudian Allah berfirman:

   

Tidak! Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar suatu peringatan" maksudnya


adalah benar, bahwa al-Qur'an adalah suatu peringatan.

          

Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran darinya (Al-Qur’an) kecuali (jika)
Allah menghendakinya" dan firman Allah:

     

Dialah Tuhan yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan yang berhak memberi
ampun" maksudnya adalah bahwa Dialah Tuhan yang patut untuk ditakuti, dan Dialah
Tuhan yang patut untuk memberi ampunan bagi seorang yang bertaubat dan kembali
kepadaNya. INilah yang dikatakan oleh Qotadah. 361 Anas bin Malik meriwayatkan
bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat ini: " Dialah Tuhan yang patut (kita) bertakwa
kepada-Nya dan yang berhak memberi ampun" berkata: "Tuhanmu telah berkata:
"Aku adalah yang patut untuk ditakwai. Oleh karena itu, janganlah engkau
menyekutukanKu. Barang siapa takut menyekutukanKu, maka ia tidak patut untuk
mendapatkan ampunan dariKu."362 (HR. Ahmad). Dan ini juga diriwayatkan oleh
Tirmizi, ibn Bajah, an-Nasa'i, dan Tirmizi berkata: "Ini adalah hadits hasan gharib."
Akhir surat al-Mudatsir. Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.

AL-QIYĀMAH

MAKKIYYAH

Surah ke-75 : 40 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

361
Thabrani, 24/44.
362
Ahmad, 3/142.
Aku bersumpah dengan hari Kiamat, dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu
menyesali (dirinya sendiri). Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? (Bahkan) Kami mampu menyusun
(kembali) jari jemarinya dengan sempurna. Tetapi manusia hendak membuat maksiat
terus menerus. Dia bertanya, "Kapankah hari Kiamat itu?" Maka apabila mata
terbelalak (ketakutan), dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan
bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata, "Ke mana tempat lari?" Tidak!
Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu.
Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa
yang dilalaikannya. Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri,363 dan
meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.

Janji akan datangnya hari kembangkitan di hari Kiamat, dan sanggahan


terhadap reka daya ahli fikir.

Telah dikemukakan bahwa jika sesuatu yang dibuat janji adalah bersifat nafi
(peniadaan), maka boleh mendatangkan kata "La" sebelum sumpah untuk
mengukuhkan penafian (peniadaan) tersebut. Sesuatu yang disumpahkan disini adalah
pengukuhan terhadap hari kebangkitan, dan sanggahan terhadap orang-orang bodoh
yang meningkari adanya kebankitan jasat. Oleh karena itu, Allah berfirman:

         

Aku bersumpah dengan hari Kiamat, dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu
menyesali (dirinya sendiri)." Qotadah berkata: "Aku bersumpah dengan kedunya
secara keseluruhan."364 Ini adalah yang diriwayatkan dari ibn Abas dan Said bin
Jubair.365 Adapun pada hari kiamat, telah diketahui bahwa jiwa akan menyesali
dirinya sendiri. Qurrah bin Khalid dari Hasan Basri berkata tentang ayat ini:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, demi Allah, kami tidak melihatnya selain
menyesali dirinya sendiri. dengan mengatakan: "Aku tidak menginginkan perkataanku
itu, aku tidak mengingikan makananku itu, aku tidak menginginkan perkataan hatiku

363
Anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan seperti
tersebut dalam surah An-Nur (24) ayat 24
364
Thabari, 24, 48.
365
Dar Mantsur, 8/47, Qurthubi, 19/91.
itu." sedangkan seorang yang durhaka berjalan dengan mengumpat dirinya sendiri.366
Ibn Jarir meriwayatkan dari Said bin Jabir tentang firman Allah:

    

dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)", berkata:
Menyelasi atas kebaikan dan keburukan." Dan yang sependapat dengan ini adalah
Ukramah, sedangkan Ali bin Najih berkata dari Mujahid bahwa maksudnya adalah
bahwa jiwa menyesali atas apa yang raib darinya."367

dan maksud dari firman Allah:

     

Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)


tulang belulangnya?" adalah pada hari kiamat, apakah manusia mengiara bahwa Aku
tidak bisa mengembalikan tulang-tulang dan lantas mengumpulkannya kembali dari
tempatnya yang berserakan?.

      

(Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna"


maksudnya adalah apakah menusia mengira bahwa Aku tidak mampu mengumpulkan
tulang-tulangnya?. Bahkan kami mampu menyusun kembali jari-jarinya secara
sempurna. Maksudnya adalah bahwa kekuasaan Kami, mampu melakukan hal itu.
Jika Kami menghendaki, maka Kami akan membangkitkannya dengan menambahkan
apa yang ada, sehingga ujung jari jemarinya menjadi sempurna. Dan firman Allah:

     

Tetapi manusia hendak membuat maksiat terus menerus", Said berkata dari ibn
Abas: "Maksudnya adalah terus menerus. Mujahid berkata: "

 

membuat maksiat terus menerus" maksudnya adalah berjalan ke depan, dengan


menaiki kepalanya. Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas: "Ia adalah orang kafir
yang mendustakan hari perhitungan amal." 368 Dan seperti itu pulalah yang dikatakan
oleh ibn Zaed.369 Oleh karena itu, setelahnya Allah berfirman:
366
Qurthubi, 19/93.
367
Thabari, 24/50.
368
Thabrani, 24/54.
369
Thabrani, 24/54.
    

Dia bertanya, "Kapankah hari Kiamat itu?", Maksudnya adalah ia berkata


kapan terjadainya hari kiamat. Bawasanya pertanyaannya itu merupakan sebuah
bentuk pengingkaran akan terjadinya hari itu, dan pendustaan terhadap keberadaannya
sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Mereka mengatakan: "Bilakah (datangnya)
ancaman itu, jika memang kamu orang-orang yang benar?" Katakanlah: "Aku tidak
berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku,
melainkan apa yang dikehendaki Allah". tiap-tiap umat mempunyai ajal. apabila
Telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya). (Yunus: 48-49)

Dan di sini, Allah berfirman:

   

Maka apabila mata terbelalak (ketakutan)," abu Umar bin Ala' membaca
"bariqa" dengan kasrah ra', yang artinya adalah panas. Dan inilah yang dikatakannya
yang serupa dengan firman Allah: “Mereka datang bergegas-gegas memenuhi
panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip
dan hati mereka kosong.” (ibrahim: 43) Maksudnya adalah bahwa mereka melihat
sesuatu yang mengagetkan sehingga matanya terbelalak karena terlalu takut."
sedangkan yang lain membacanya dengan fathah, dan ini sangat dekat dengan arti
yang pertama. Maksudnya adalah bahwa pada hari kiamat, mata menjadi terbelak,
merasa takut, panas, dan hina karena kegaduhan hari kiamat yang amat sangat, dan
karena dahsyatnya segala sesuatu yang disaksikannya pada hari kiamat. Dan maksud
dari firman Allah:

  

dan bulan pun telah hilang cahayanya" adalah cahanya menjadi hilang.

   

lalu matahari dan bulan dikumpulkan," Mujahid berkata: "digulung."370 Dan ibn
Zaed ketika menafsirkan ayat: Apabila matahari digulung. Dan apabila bintang-
bintang berjatuhan, (at-Takwir: 1-2). dan diriwayatkan dari ibn Mas'ud bahwa ia
membaca:

370
Thabrani, 24/57.
         

lalu matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata, "Ke mana
tempat lari?" maksudnya adalah ketika manusia menyaksikan kegaduhan hari kiamat
waktu itu, maka ia hendak lari dan berkata: "Dimanakah tempat berlari, apakah ada
tempat berlindung?." Allah berkata:

        

Tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali
pada hari itu," ibn Mas'ud, ibn Abas, Said bin Jabir, dan lebih dari satu orang dari
kalangan Salaf berkata: "Maksudnya adalah tidak ada keselamatan." Ayat ini adalah
seperti firman Allah: “kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan
tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).” (asy-Syura: 47) Maksudnya adalah
tidak ada bagimu tempat yang bisa mengingkarinya. Oleh karena itu, Allah di sini
berkata:

 

Tidak ada tempat berlindung" maksudnya adalah tidak ada tempat yang bisa
melindungi kalian pada hari itu. oleh karena itu, Allah berkata:

    

Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu," maksudnya adalah
tempat kembali.

Pada hari Kiamat, amal manusia berada dihadapannya sendiri.

Kemudian Allah berfirman:

      

Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa
yang dilalaikannya" maksudnya adalah bahwa manusia diberitahukan tentang
keseluruhan perbutannya yang lampau dan yang baru, yang awal dan yang akhir, yang
kecil dan yang besar, sebagaimana yang difirman oleh Allah: “Dan mereka dapati apa
yang Telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang
juapun".(al-Kahfi: 49). dan seperti itulah di sini Allah berfirman:

         
Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, 371 dan meskipun dia
mengemukakan alasan-alasannya" maksudnya adalah bahwa manusia menjadi saksi
atas dirinya sendiri, mengetahui apa yang telah dilakukannya, dan walaupun ia
mengemukakan alasan-alasan dan mengingkarinya, sebagaimana yang dikatakan oleh
Allah: "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab
terhadapmu". (al-Isra’: 14). Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas:

     

“Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri,”372 berkata:


"Pendengarannya, pandangannya, kedua tangannya, kedua kakinya, dan anggota
tubuhnya."373 Qotadah berkata: "Menjadi saksi atas dirinya sendiri." dan dalam suatu
riwayat berkata: "Jika aku menghendaki, demi Allah, maka aku akan melihatnya
mampu melihat kekurangan-kekurangan manusia dan dosa-dosanya, sedangkan ia
melupakan dosa-dosanya sendiri." Dan dikatakan: "Dikatakan bahwa di Injil telah
tertuliskan bahwa manusia mampu melihat kotoran yang ada di mata saudaramu,
namun tidak melihat puncak bukit yang ada dihadapan matamu sendiri engkau tidak
melihatnya.

Mujahid berkata:

   

”dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya" walaupun ia mendebatnya,


namun ia tetap melihatnya. Qotadah berkata: "

   

“dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya" meskipun dia


mengemukakan alasan-alasannya yang penuh dengan kebatilan itu pada hari tersebut,
maka alasan-alasannya itu tidak dapat diterima. Saddi berkata:

   

371
Anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan seperti
tersebut dalam surah An-Nur (24) ayat 24.
372
Anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan seperti
tersebut dalam surah An-Nur (24) ayat 24.
373
THabari, 24/62.
“dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya" hujah-hujahnya
(argumentasi), sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Kemudian tiadalah fitnah374
mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami
mempersekutukan Allah". (al-An’an: 23). Dan seperti firman Allah pula: “(Ingatlah)
hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Alla) lalu mereka bersumpah kepada-Nya
(bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan
mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah,
bahwa Sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.” (Mujadahal: 18). Al-Aufi
berkata dari ibn Abas:

   

“dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya" maksudnya adalah


mengemukakan alasan. Apakah engkau tidak mendengar bahwa Allah berkata:
“(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya.”
(Ghafir: 52). Dan firman Allah: “Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada
Allah pada hari itu dan hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. 375”
(an-Nahl: 87). Dan Allah berfirman: “lalu mereka menyerah diri (sambil berkata);
"Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun". (an-Nahl: 28). Dan
mereka berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Tuhan kami, dan sesungguhnya kami
bukan orang-orang yang menyekutukan.”376

Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur’an)


karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.

Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan


membacakannya.

Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.


374
yang dimaksud dengan fitnah di sini ialah jawaban yang berupa kedustaan.

375
yang mereka ada-adakan itu ialah kepercayaan, bahwa Allah mempunyai sekutu-sekutu dan
sekutu-sekutu itu dapat memberi syafa'at kepada mereka di samping Allah s.w.t.

376
Thabari, 24/64.
Kemudian sesungguhnya Kami yang akan menjelaskannya.

Tidak! Bahkan Kamu mencintai kehidupan dunia,

dan mengabaikan (kehidupan) akhirat.

Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.

Memandang Tuhannya.

Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,

mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang sangat


dahsyat.

Ajaran saat menerima wahyu.

Ini merupakan ajaran dari Allah Swt. kepada Rasulnya tentang bagaimana cara
menerima wahyu dari malaikat. Itu semua karena Rasulullah selalu cepat-cepat
mengambil wahyu itu, sehingga mendahului bacaan malaikat. Oleh karena itu, Allah
memerintahkan kepada Nabi bahwa ketika malaikat mendatanginya, maka ia harus
mendengarkannya dulu dan Allah telah menanggung untuk mengumpulkan wahyu
dalam dadanya, dan agar mempermudah penyampaiannya sesuai dengan apa yang
telah diterimanya, dan agar menjelaskannya dan manafsirkannya. Keadaan yang
pertama adalah mengumpulkan wahyu (menyimpan) dalam dada, yang kedua adalah
membacanya, ketiga adalah menafsirkan dan menjelaskan artinya. Oleh karena itu,
Allah berfirman:

      

“Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur’an)


karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya." Maksudnya adalah al-Qur'an
sebagaimana yang dikatakan Allah: “Dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al
qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu,377 dan Katakanlah: "Ya
Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (thaha: 114). Kemudian Allah
berfirman:

377
Maksudnya: nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril a.s. kalimat demi
kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya, agar dapat nabi Muhammad s.a.w. menghafal dan
memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu
  

“Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu)," maksudnya


adalah dalam dadamu." Kemudian:



“dan membacakannya," maksudnya adalah engkau membacakannya.

 

“Apabila Kami telah selesai membacakannya" maksudnya adalah jika malaikat


membacakan kepadamu sesuatu dari Allah:

  

“maka ikutilah bacaannya itu" maksudnya adalah dengarkanlah dia, dan lantas
ikutilah bacaannya sebagaimana ia membacakannya kepadamu.

    

“Kemudian sesungguhnya Kami yang akan menjelaskannya" maksudnya adalah


setelah menjaganya dan membacanya, Kami akan menjelaskannya kepadamu dan
menafsirkan makananya kepadamu sebagaimana yang Kami kehendaki dan
syariatkan. Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibn Abas berkata: "Bahwasanya
Rasulullah Saw. menyambut turunnya al-Qur'an dengan sangat tergopoh-gopoh
sehingga menggerakkan kedua bibirnya." Berkata: "Sehingga ibn Abas berkata
kepadaku: "Aku menggerakkan kedua bibirku sebagaimana Rasulullah menggerakkan
kedua bibirnya. Dan Said berkata kepadaku: "Aku menggerakkah kedua bibirku
sebagaimana aku melihat ibn Abas menggerakkan kedua bibirnya, sehingga Allah
menurunkan:

          



“Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur’an)


karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya Kami yang akan
mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya." Berkata: "Mengumpulkannya
dalam dadamu dan kemudian membacakannya."
    

Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu"


maksudnya adalah maka dengarkanlah ia dengan seksama.

    

Kemudian sesungguhnya Kami yang akan menjelaskannya", bahwa hal itu


setelah Jibril membacakannya seperti halnya yang Kami bacakan kepadanya. 378 Dan
telah diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dan redaksi kata dari Bukhari, bahwa
ketika Jibril mendatanginya (Nabi), maka beliau gemetaran. Dan ketika Jibril telah
berlalu pergi, maka beliau membacanya sebagaimana yang dijanjikan Allah."

Penyebab pendustaan terhadap hari kiamat adalah cinta dunia dan


melupakan akhirat.

Dan maksud dari firman Allah:

       

Tidak! Bahkan Kamu mencintai kehidupan dunia, dan mengabaikan


(kehidupan) akhirat" adalah bahwasanya yang membuat mereka mengingkari hari
kiamat dan menentang wayu yang benar dan al-Qur'an yang telah diturunkan oleh
Allah kepada rasulNya adalah bahwasanya mereka sangat mementingkan dunia dan
tidak mempedulikan akhirat."

Melihat Allah di akhirat

Kemudian Allah berfirman:

   

Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri." Maksudnya adalah


baik rupawan, bersinar-sinar, dan berbahagia

   

378
Ahmad, 1/343.
Memandang Tuhannya" maksudnya adalah melihat Tuhan dengan mata kepala
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya: "Bahwasanya kalian
akan melihat Tuhan kalian dengan mata kepala."379 Bahwasanya tentang orang-orang
yang beriman melihat Allah Swt. di akhirat telah dikemukakan dalam hadits Shahih
dalam riwayat yang mutawatir menurut Imam-Imam hadits, sehingga tidak mungkin
untuk diingkari. seperti halnya hadits Said dan abu Hurairah yang dalam kitab Shahih
Bukhari dan Muslim mengemukakan bahwa orang-orang berkata: "Wahai Rasulullah,
apakah kami akan melihat Tuhan kami di hari Kiamat?." Rasulullah lantas berkata:
"Apakah kalian merasa kesusahan melihat matahari dan rembulan yang tidak ada
mendung pada keduanya?." mereka berkata: "Tidak." Rasulullah lantas berkata:
"Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian seperti itu."380

Dan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Jabir berkata: "Ketika Rasulullah
melihat rembulan pada malam purnama, maka beliau berkata: "Sesungguhnya kalian
akan melihat Tuhan kalian seperti halnya kalian melihat rembulan ini. Jika kalian
mampu melaksanakan shalat sebelum munculnya dan terbenamnya matahari, maka
lakukanlah."381

Dan dalam Shahih Muslim dari Shuhaib dari Rasulullah Saw. bersabda: "Ketika
ahli surga memasuki surga, maka Allah berkata: "Apakah kalian meminta sesuatu
yang lebih?." Mereka berkata: "Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kita.
Apakah engkau telah memasukkan kita ke surga dan menyelamatkan kita dari
neraka." Maka Allah lantas membuka hijab, sehingga Dia tidak memberikan sesuatu
yang lebih mereka cintai ketimbang melihat Tuhan mereka itu. Dan itu merupakan
tambahan." Kemudian Rasulullah membaca ayat ini: 26. Bagi orang-orang yang
berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. 382 (yunus: 26).383 Dan
hanya diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir sebuah hadits: "sesungguhnya Allah
menampakkan diri kepada orang-orang yang beriman, dalam keadaan tertawa."384
Maksudnya adalah dipelataran kiamat. Sehingga dalam hadits tersebut dikemukakan
bahwa orang-orang yang beriman melihat Tuhannya di pelataran (halaman) dan di
taman-taman surga." Ibn Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

379
Fathul Bari, 13/430.
380
Fathul Bari, 13/430, 431, dan Muslim, 1/163 dan 167.
381
Fathul Bari, 13/429, dan Muslim, 1/439.
382
yang dimaksud dengan tambahannya ialah kenikmatan melihat Allah
383
Muslim, 1/178.
384
Muslim, 1/178.
"Bahwasanya tingkatan ahli surga yang paling rendah memiliki suatu tempat untuk
melihat apa yang dimilikinya selama ribuan tahun. Di mana dalam tempat itu, ia
melihat puncaknya sebagaimana melihat bawahannya, melihat istri-istri dan pelayan-
pelayannya. Sedangkan orang yang paling utama di antara mereka memiliki suatu
tempat untuk melihat Allah sebanyak dua kali dalam sehari." 385 (HR. Imam Ahmad).
Dan diriwayatkan pula oleh Tirmizi.386 Seandainya tidak takut kepanjangan, maka
kami akan mengemukakan hadits beserta dengan periwayatan dan lafadz-lafadznya,
yang termasuk periwayatan yang Shahih-Shahih dan Hasan-Hasan, sanad-sanad, dan
sunan-sunannya. Namun kami mengemukakannya secara terpisah dalam beberapa
tempat di tafsir ini.

Dan puji sukur kepada Allah, bahwa ini merupakan sesuatu yang telah
disepakati oleh para Shahabat, tabi'in, dan ulama' Salaf (terdahulu) seabgaimana hal
ini juga disepekati oleh umat Islam.

Wajah orang-orang yang durhaka menjadi hitam pada hari kiamat.

Allah berfirman:

         

Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan
ditimpakan kepadanya malapetaka yang sangat dahsyat." Ini merupakan wajah
orang-orang yang durhaka. Yang mana wajah mereka menjadi muram pada hari
kiamat. Qotadah berkata: "Masam."387 Saddi berkata: "Warna wajahnya berubah."388



mereka yakin" maksudnya adalah menjadi yakin.

   

bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang sangat dahsyat." Mujahid


berkata: "Bala bencana." Qotadah berkata: "sangat buruk." Saddi berkata: "Mereka
yakin bahwa itu sangat menghancurkan." Ibn Zaed berkata: "Mereka menyakini

385
Ahmad, 2/178.
386
Tuhfatul Ahwadz, 9/249.
387
Thabari, 24/74.
388
Qurthubi, 19/110.
bahwa dirinya akan masuk neraka." Ini sama halnya dengan firman Allah: “Pada hari
yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam
muram.” (Ali Imran: 106). Dan firman Allah: “Banyak muka pada hari itu berseri-
seri. Tertawa dan bergembira ria, Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup
debu, Dan ditutup lagi oleh kegelapan 389. Mereka Itulah orang-orang kafir lagi
durhaka.” (Abasa:38-42). Dan Firman Allah: “Banyak muka pada hari itu tunduk
terhina, Bekerja keras lagi kepayahan, Memasuki api yang sangat panas (neraka).”
(al-Gasyiyah: 2-4)8. dan firman Allah: “Banyak muka pada hari itu berseri-seri,
Merasa senang Karena usahanya, Dalam syurga yang tinggi.” (al-Gasyiyah: 8-10).
Ayat-ayat seperti ini sangatlah banyak.

Tidak! Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan, dan dikatakan


(kepadanya), "Siapa yang dapat menyembuhkan?" dan dia yakin bahwa itulah
waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan),390
kepada Tuhanmu lah pada hari itu kamu dihalau. Karena dia (dahulu) tidak mau
membenarkan (Al-Qur’an dan Rasul) dan tidak mau melaksanakan salat, tetapi justru
dia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran), kemudian dia pergi kepada
keluarganya dengan sombong. Celakalah kamu! Maka celakalah! sekali lagi,
celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah!. Apakah manusia mengira, dia akan
dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung-jawaban)?Bukankah dia mulanya hanya
setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian (mani itu) menjadi
sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, lalu Dia
menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang
berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?."

Datangnya sebuah keyakinan ketika meregang nyawa.

Allah memberitahukan tentang keadaan seorang yang sedang meregang nyawa,


dan kegaduhan yang diterima setelah itu, di mana Allah mengukuhkan hal itu dalam
firmanNya yang berbunyi:

maksudnya mereka ditimpa kehinaan dan kesusahan


389

Karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan
390

menghadapi akhirat
    

Tidak! Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan" sesungguhnya Kami


tidak menjadikan sesuatu yang buruk; sehingga maksudnya adalah: Wahai manusia,
engkau telah mendustakan apa yang telah Aku beritahukan; sehingga itu akhirnya
menjadi nyata bagimu. Dan ketika Kami telah menjadikannya; maksudnya adalah
sungguh benar; maksudnya sungguh benar jika engkau sedang meregang nyawa;
maksudnya adalah jika ruhmu hendak keluar dari jasadmu hingga sampai ke
kerangkonganmu. "Tarâqî" adalah jamak dari kata "Turquwah", yaitu tulang yang ada
di antara lobang leher bagian atas dada dan leher. Seperti halnya dalam firman Allah:
“Maka Mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, Padahal kamu ketika itu
melihat, Dan kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat,
Maka Mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak mengembalikan
nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?.” (Al-
Waqiah: 83-87). Karena itu, Allah di sini berfirman:

        

Tidak! Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan, dan dikatakan


(kepadanya), "Siapa yang dapat menyembuhkan?" Ukramah berkata dari ibn Abas:
"Maksudnya adalah seorang yang bisa menyembuhkan." 391 Seperti itu pula yang
dikatakan oleh abu Qoladah:

  

dan dikatakan (kepadanya), "Siapa yang dapat menyembuhkan?" maksudnya


adalah seorang dokter yang mujarab."392 Seperti itu pula yang dikatakan oleh Qotadah,
Dhahak, dan ibn Zaed.393 Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas:

   

dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)”,394 berkatalah akhir suatu hari dari
hari dunia dan awal hari dari hari akhir, sehingga bertemulah kesulitan dengan
kesulitan selain seorang yang mendapatkan rahmat Allah.395 Ukramah berkata:

391
Thabari, 24/75
392
Thabari, 24/75
393
Thabari, 24/75
394
Karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan
menghadapi akhirat
395
Thabari, 24/76.
   

dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), 396 sesutau yang besar dengan
sesuatu yang besar, dan Mujahid berkata: "Bencana dengan bencana." Hasan Basri
berkata tentang firman Allah:

   

dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan),397 keduanya adalah betismu ketika
ketika bertautan.398 Dalam dalam sebuah riwayat darinya: "Matilah kedua kakinya
sehingga keduanya tidak mampu lagi menyangga dirinya. Padahal keduanya harus
berjalan-jalan399. Dan maksud dari firman Allah:

    

kepada Tuhanmu lah pada hari itu kamu dihalau" adalah tempat kembali. Itu
semua karena ruh naik ke langit, sehingga Allah Swt. berkata: "Kembalikanlah
hambaKu ke dunia. sesungguhnya darinya lah Aku menciptakan mereka,
membangkitkan mereka, dan mengeluarkan mereka lagi, sebagaimana yang
dikemukakan dalam hadits al-Bira' yang panjang.400 Dan Allah sungguh telah berkata:
“Dan dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan
diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami, dan
malaikat- malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka
(hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya.
Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. dan dialah pembuat
perhitungan yang paling cepat. (al-An’am: 61-62).

Peringatan tentang kondisi orang yang mendustakan

Dan perkataan Allah: " Karena dia (dahulu) tidak mau membenarkan (Al-
Qur’an dan Rasul) dan tidak mau melaksanakan salat, tetapi justru dia mendustakan
396
Karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan
menghadapi akhirat
397
Karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan
menghadapi akhirat
398
Thabari, 24/78.
399
Qurthubi, 19/112.
400
Thuwal, ath-Thabrani, 238.
(Rasul) dan berpaling (dari kebenaran)" (al-Mudatsir: 31-32). Merupakan
pemberitahuan tentang orang kafir yang ketika di dunia, melakukan pendustaan
terhadap kebenaran dengan hatinya dan tidak mengamalkannya. Sehingga tidak ada
kebaikan dalam dirinya secara lahir dan batin. Oleh karena itu, Allah berfirman:

            

 

Karena dia (dahulu) tidak mau membenarkan (Al-Qur’an dan Rasul) dan tidak
mau melaksanakan salat, tetapi justru dia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari
kebenaran), kemudian dia pergi kepada keluarganya dengan sombong." Maksudnya
adalah bersenang-senang, buruk, sembrono, pemalas, tidak ada kesungguhan dan amal
perbuatan, sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Dan apabila orang-orang yang
berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.”
(Muthaffifin: 31) “Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan
kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-
kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya).” (Insyiqoq: 61-62). Dhahak berkata dari
ibn Abas:

     

kemudian dia pergi kepada keluarganya dengan sombong" maksudnya adalah


sombong.401 Qotadah dan Zaed bin Aslam berkata: "Menyombongkan."402 Allah
berfirman:

        

Celakalah kamu! Maka celakalah! sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka
celakalah!" Ini merupakan ancaman yang sungguh-sungguh dari Allah terhadap orang
yang mengingkariNya, yang sombong terhadap kehendakNya. Maksudnya adalah
bahwa enkau berhak menerima itu (cilaka), karena engkau sungguh telah
mengakafirkan pencipta dan Tuhanmu. Sebagaimana hal ini juga dikatakan dalam
rangka memberi suatu ancaman seperti yang dalam firman Allah: “Rasakanlah,
Sesungguhnya kamu orang yang Perkasa lagi mulia.” 403
(ad-Dukhan: 49).46.
(Dikatakan kepada orang-orang kafir): "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di

401
Dar Mantsur, 8/238.
402
Thabari, 24/81.
403
Ucapan Ini merupakan ejekan baginya
dunia dalam waktu) yang pendek; Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang
berdosa". (al-Mursilat: 46). “Sembahlah sesukamu selain diriNya.” “Berbuatlah
sesukamu.”

Abu Abdurrahman an-Nasa'i meriwayatkan dari Said bin Jabir berkata: "Aku
pernah berkata kepada ibn Abas: "Celakalah kamu! Maka celakalah! sekali lagi,
celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah!"?. Berkata: "Itu dikatakan oleh
Rasulullah kepada abu Jahal, kemudian Allah menurunkan ayat itu."404 Dan abu abi
Hatim meriwayatkan dari Qotadah tentang firman Allah: " Celakalah kamu! Maka
celakalah! sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah!" merupakan
ancaman terhadap bekas ancaman seabgaimana yang kalian dengar. Dan mereka
menyangka bahwa musuh Allah yang bernama abu Jahal, saat menyakiti Rasulullah
dengan cara mengikat pakaiannya sehingga Rasulullah Saw. berkata: " Celakalah
kamu! Maka celakalah! sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah!"
sehingga abu Jahal berkata: "Apakah engkau mengancamku, wahai Muhammad?.
Demi Allah, engkau dan Tuhanmu tidak akan mampu melakukan sesuatu pun.
Sesungguhnya aku lebih mulia ketimbang berjalan di antara orang pegungan."

Janganlah engkau meninggalkan manusia dengan begitu saja.

Dan firman Allah yang berbunyi:

     

Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung-
jawaban)? Saddi berkata: "Maksudnya adalah tidak dibangkitkan." Mujahid, Syafi'i,
dan Abdurrahman bin Zaed bin Aslam berkata: "Maksudnya adalah tidak diperintah
dan dilarang." Secara dhahirnya ayat ini mencakup dua keadaan. Maksudnya adalah
bahwa dia tidak meninggalkan dunia ini dengan begitu saja, tidak diperintah dan
dilarangan, dan tidak membiarkan dalam kuburannya secara terikat, tidak
dibangkitkan. Namun ia adalah seorang yang diperintah dan dilarang di dunia,
dikumpulakan ke hadapan Allah di akhirat. Maksudnya di sini adalah pengukuhan
terhadap hari kebangkitan, dan sanggahan terhadap orang-orang bodoh, tersesat, dan

404
An-Nasai dalam al-Kubra, 6/504.
banyak membangkang yang telah mengingkarinya. Oleh karena itu, Allah berkata
seraya memberikan suatu argumentasai tentang mengulangi dan mengawali:

      

Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim)," maksudnya adalah bukankah manusia dulunya hanya setetes mani yang
lemah yang berasal dari air yang remah. Maksud dari "Yumna" adalah yang
dicipratkan dari bawah pinggul ke dalam rahim."

     

kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya
dan menyempurnakannya" maksudnya adalah kemudian sperma itu menjadi segumpal
darah, kemudian segumpal daging, kemudian membentuknya dan meniupkan ruh ke
dalam dirinya sehingga jadilah ia sebagain tubuh yang sempurna, baik laki-laki
maupun perempuan atas izin dan ketentuan Allah. oleh karena itu, Allah berfirman:

     

lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan." Dan kemudian
berkata:

       

Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang


mati?. Maksudnya adalah bahwa Dzat yang telah menciptakan ciptaan yang sempurn
ini yang berasal dari spirma yang lemah, adalah mampu pula untuk menghidupkannya
kembali sebagaimana ia mengawalinya (menciptakannya pertama kali). Kekuasaan
Allah mampu untuk membangkitkannya kembali. Mungkin dengan cara yang pertama
dari tinjauan penciptaannya (pemulaannya), atau dengan cara menyempurnakannya.
Sehingga ini ada dua pendapat dari tinjauan firman Allah: “Dan dialah yang
menciptakan (manusia) dari permulaan, Kemudian mengembalikan
(menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah
bagi-Nya.”(Ar-Rum: 27) Yang pertama adalah dalam beberapa bulan sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam surat ar-Rum. Dan Allah yang lebih tahu. ( Allahu
A'lam).
Doa penghujung surat.

Telah diriwayatkan oleh abu Dawud ra. dari Musa bin abi Aisyah berkata:
"bahwasanya ada sorang laki-laki melakukan shalat di atas rumahnya. Ketika ia
membaca surat: " Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula)
menghidupkan orang mati?." Berkata: "Maha suci Engkau," dan lantas iya
mengiyakan." Maka mereka pun menanyakan itu kepadanya sehingga ia berkata:
"Aku mendengarnya dari Rasulullah Saw."405 Ini hanya diriwayatkan oleh abu Dawud.
Dan shahabat tersebut tidak disenyumi dan disalahkan karena itu."

Dan diriwayatkan pula dari abu Dawud dari abu Hurairah berkata bahwa
Rasulullah Saw. berkata: "Barang siapa di antara kalian yang membaca at-Tin wa
Zaitun, dan lantas sampai akhir ayatnya yang berupa: " Bukankah Allah Hakim yang
paling adil?." (at-Tin: 8), dan lantas mengatakan: "Iya, dan aku termasuk orang yang
menyaksikan hal itu," dan orang yang membaca ayat: “Aku bersumpah demi hari
kiamat.” (al-Qiyamah: 1) hingga ayat: “Bukankah (Allah yang berbuat) demikian
berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?.” (al-Qiyamah: 40) dan lantas
mengatakan: "Iya", dan orang yang mengatakan “Demi malaikat-malaikat yang diutus
untuk membawa kebaikan.” (Al-Mursilat: 1) hingga ayat: “Maka kepada perkataan
apakah sesudah Al Quran Ini mereka akan beriman?.” (al-Mursilat: 50). maka
katakanlah" Aku beriman kepada Allah."406 dan diriwayatkan olah Ahmad dan
Tirmizi. Akhir tafsir surat al-Qiyamah. Dan hanya kepada Allah segala puji dan
anugerah.

AL-INSĀN

MADANIYYAH

Surah ke-76 : 31 ayat

Membaca surat as-Sajadah dan al-Insan di subuh hari pada hari jum'at.

405
Abu Dawud, 1/549.
406
Abu Dawud, 1/550.
Telah dikemukakan dalam Shahih Muslim dari ibn Abas bahwa di subuh hari
pada hari Jum'at, Rasulullah Saw. membaca: "Alif Lam Mim, Tanzîl" as-Sajadah, dan
"Hal Atâ Ala al-Insân". 407

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang


bercampur408) yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.

Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang
bersyukur dan ada pula yang kufur.

           

Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu
belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?. Kemudian Allah menjelaskan hal itu
dengan mengatakan:

     

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang


bercampur409" maksudnya adalah bercampur. Kata "al-Masyj dan al-Masyîj artinya
adalah sesuatu yang saling bercampuran. Ibn Abas berkata:

  

dari setetes mani yang bercampur" maksudnya adalah air laki-laki dan air
perempuan ketika berkumpul dan bercampur.410 Kemudian beralih dari suatu fase ke
fase yang lain, dari satu kondisi ke arah kondisi yang lain, dan dari satu warna ke arah
warna yang lain. Dan seperti itulah yang dikatakan pula oleh Ukramah, Mujahid,
Hasan, Rabi' bin Anas: "Al-Amsyaj artinya adalah kebercampuran spirma laki-laki
dengan spirma perempuan.
407
Muslim, 2/599.
408
Bercampur antara benih laki-laki dengan perempuan
409
Bercampur antara benih laki-laki dengan perempuan
410
Thabari, 24/89.
dan maksud dari firman Allah:



yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan)," adalah Kami
mengujinya sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya kami Telah menjadikan apa
yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah di
antara mereka yang terbaik perbuatannya. (al-Kahfi: 7)

   

karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat." Maksudnya adalah bahwa
kami menjadikan dia mendengar dan melihat, yang dengan keduanya dia bisa
melakukan ketaatan dan kemaksiatan.

Allah telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang kafir dan
ada yang mensukuri.

Maksud dari firman Allah:

  

Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus" adalah


menjelaskan dan memperlihatkan kepadanya sebuah jalan yang lurus, seperti halnya
yang firman Allah: “Dan kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka
adalah orang-orang yang bertakwa.” (Fushilat: 18). “Dan adapun kaum Tsamud,
Maka mereka Telah kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan)
daripada petunjuk.” (Fushilat: 17). “Dan kami Telah menunjukkan kepadanya dua
jalan411. (al-Balad: 10) Maksudnya adalah bahwa Kami telah menjelaskan kepadanya
jalan yang baik dan jalan yang buruk. Ini adalah perkataan Ukramah, Athiyah, ibn
Zaed, Mujahid dalam pendapat yang mashur darinya, dan menurut mayoritas ulama
pula. Dan maksud dari firman Allah:

       

ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur" ayat tersebut mengira-ngirakan
kata: "Ada yang cilaka dan ada yang beruntung", sabagaimana yang dikemukakan

411
yang dimaksud dengan dua jalan ialah jalan kebajikan dan jalan kejahatan.
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Malik al-Asy'ari berkata
bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Setiap manusia memasuki hari, dan lantas menjual
jiwanya (diri), sehingga ada mencilakakannya dan ada yang memerdekakannya."412

Sungguh, Kami telah menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan
neraka yang menyala-nyala.

Sungguh, orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi
minuman) yang campurannya adalah air kafur,413

(yaitu) mata air (dalam surga) yang di minum oleh hamba-hamba Allah dan
mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya.

Mereka memenuhi nazar414 dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di
mana-mana.

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak
yatim dan orang yang ditawan,

(sambil berkata), "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah


karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima
kasih dari kamu.

Sungguh, kami takut akan (azab) Tuhan pada hari (ketika) orang-orang
berwajah masam penuh kesulitan."

Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan
kepada mereka keceriaan dan kegembiraan.

Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga
dan (pakaian) sutera.

Balasan orang-orang kafir dan orang-orang yang baik.

Dalam hal ini, Allah memberitahukan bahwa Dia telah menyipakan rantai,
belenggu, dan neraka Sair bagi orang-orang kafir. neraka Sair adalah api yang

412
Muslim, 1/203
413
Nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya
414
Adalah berniat dan berjanji akan melaksanakan sesuatu yang dikaitkan dengan sesuatu yang
diharapkan, misalnya apabila sembuh dari sakit atau lulus ujian seseorang akan puasa 3 hari atau
bersedekah
menyala-nyala yang ada di neraka Jahaman sebagaimana yang dikemukakan dalam
firman Allah: “(yaitu) orang-orang yang mendustakan Al Kitab (Al Quran) dan wahyu
yang dibawa oleh rasul-rasul kami yang Telah kami utus. kelak mereka akan
mengetahui. Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka
diseret. “(Ghafir: 70-71). Setelah Allah mengemukakan apa yang telah Ia siapkan bagi
orang-orang yang cilaka, yaitu mempersiapkan sebuah neraka yang menyala-nyala,
lantas Allah berfirman:

        

Sungguh, orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi
minuman) yang campurannya adalah air kafur,415. Telah diketahui bahwa air kafur
adalah sangat dingin, harum, dan mengandung pula kenikmatan-kenikmatan yang ada
di surga. Hasan berkata: "Air kafur adalah berbau jahe." Oleh karena itu, Allah
berfirman:

       

(yaitu) mata air (dalam surga) yang di minum oleh hamba-hamba Allah dan
mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya" maksudnya adalah bahwa air
Kafur yang diberikan kepada orang-orang yang melakukan kebajikan adalah mata air
yang diminum oleh hamba-hamba Allah yang mendekatkan diri kepadaNya. Yaitu
mata air yang memancar tanpa ada ketercampuran (keruh), dan mereka bisa
melihatnya. Oleh karena itu, kata "Yasyribu" yang ada dalam ayat tersebut,
mengandung arti melihat pula sehingga dijauhkan dari huruf "Ba'", dan kata "Ain" di
nasabkan sebagai tamyiz (pembeda). Dan maksud dari firman Allah:

  

dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya" maksudnya


memancarkannya dengan sesukanya, ke arah mana saja yang mereka sukai, baik ke
arah istana-istana mereka, rumah, dan tempat duduk mereka. Tafjîr adalah memancar
sebagaigamana yang ada dalam firman Allah: “Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali
tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk kami.”
(al-Isra’: 90) “dan kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu.” (al-Kahfi: 33).
Mujahid berkata:

415
Nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya
  

dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya" mengarahkannya


sesukanya,416 dan seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Ukramah dan Qotadah. Dan
Tsauri berkata: "Memancarkannya sesuka hatinya."417

Amal perbuatan orang-orang yang melakukan kebaikan.

Maksud dari firman Allah:

       

Mereka memenuhi nazar418 dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di
mana-mana" adalah bahwa mereka menyembah Allah, mematahui apa yang telah
diwajibkanNya kepada diri mereka yang berupa ketaatan-ketaan yang diwajibkan oleh
syariat dan apa yang telah diwajibkan oleh dirinya sendiri melalui jalan nazar. Imam
Malik berkata dari Thalhah bin Abdul Malik al-Ilio dari Qosim bin Malik dari Aisyah
berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Barang siapa bernazar untuk melakukan
ketaatan kepada Allah, maka taatlah kepada Allah. Dan barang siapa bernazar untuk
mendurhakai Allah, maka janganlah mendurhakaiNya." 419 Telah diriwayatkan oleh
Bukhari dari hadits Malik.420 Dan mereka juga meninggalkan sesuatu yang
diharamkan kepada mereka karena takut akan buruknya hari perhitungan di hari
kebangkitan, yaitu sebuah hari yang buruk bagi semua orang kecuali bagi yang
mendapatkan rahmat Allah. ibn Abas berkata: "Yang merata." Qotadah berkata:
"Demi Allah, keburukan hari itu benar-benar merata hingga memenuhi langit dan
bumi."421 Dan firman Allah:

   

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya" dikatakan maksudnya


adalah atas dasar cinta kepada Allah, sehingga mereka menjadikan dhamir (kata
kembali), kembali pada Allah karena petunjuk redaksi kata yang ada. namun yang

416
Thabari, 24/94
417
Dar Mantsur, 8/369.
418
Adalah berniat dan berjanji akan melaksanakan sesuatu yang dikaitkan dengan sesuatu yang
diharapkan, misalnya apabila sembuh dari sakit atau lulus ujian seseorang akan puasa 3 hari atau
bersedekah
419
Muwatha', 2/478.
420
Fathul Bari, 11/589.
421
Thabari, 24/97.
paling jelas adalah bahwa dhamir tersebut kembali pada kata "Tha'am" (makanan).
sehingga maksudnya adalah bahwa mereka memberikan makanan di waktu menyukai
dan menggemari makanan itu. ini dikatakan oleh Mujahid, Muqotil, dan dipilih pula
oleh ibn Jarir,422 seperti halnya yang dikatakan dalam firman Allah: “Dan memberikan
harta yang dicintainya.” (al-Baqarah: 142). “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu
cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah
mengetahuinya.” (Ali Imran: 92).

Dan dalam Shahih dikemukakan: "Sebaik-baik sedekah adalah bersedekan di


saat engkau dalam keadaan sehat, rakus, dan mengangankan kekayaan dan
menghawatirkan kefakiran."423 Maksudnya adalah di waktu engkau sangat menyukai
harta, menginginkan, dan membutuhkannya. Oleh karena itu, Allah berfirman: " Dan
mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan
orang yang ditawan," (al-Insan: 8). Adapun tentang miskin dan anak yatim, telah
penjelasan dan gambaran-gambarannya telah dikemukakan di atas. Sedangkan tentang
orang yang ditawam, dalam hal ini Said bin Jabir, Hasan, dan Dhahak berkata:
"Maksudnya adalah orang-orang yang ditawan yang masih termasuk ahli kiblat." 424
Ibn Abas berkata: "Bahwasanya tawanan mereka pada waktu itu adalah orang-orang
musrik." Pendapat itu didasarkan pada pernyataan bahwa Rasulullah Saw.
memerintahkan kepada sahabat-sahabatnya pada para Badar, untuk menghormati para
tawanan. Sehingga sahabat-sahabatnya itu memberikan makanan kepada mereka."
Sedangkan Ukramah mengatakan: "Maksudnya adalah para budak."425 Dan inilah
yang dipilih oleh ibn Jarir karena ayat tersebut bersifat umum bagi orang Islam dan
orang musrik.426 Dan seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Said bin Jabir, Atha'
Hasan, dan Qotadah, dan sungguh Rasulullah Saw. pernah berpesan agar berbuat baik
kepada para budak', lebih dari satu hadits, hingga menjadikannya sebagai wasait
terakhirnya. Yaitu: "Shalat dan apa yang kamu miliki (budak)."427 Mujahid berkata:
"Maksudnya adalah orang yang terpenjara."428 Sehingga maksudnya adalah bahwa
mereka memberikan makanan kepada orang-orang terpenjara itu. Padahal mereka

422
Thabari, 24/96
423
Fathul Bari, 3/334.
424
Thabari, 24/97.
425
Qurthubi, 19/129.
426
Thabari, 24/97.
427
An-Nasa'I dalam al-Kubra, 4/258.
428
Thabari, 24/98.
sendiri juga menginginkan dan menyukai makanan itu. oleh karena itu, memereka
memberikannya seraya berkata:

   

(sambil berkata), "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah


karena mengharapkan keridaan Allah,"maksudnya adalah mengharapkan pahala dan
keridha'an dari Allah.

      

kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kam" maksudnya adalah
bahwa kami tidak mengharapkan balasan akan hal itu darimu, dan juga terima
kasihmu di hadapan manusia. Mujahid dan Said bin Jabir berkata: "Demi Allah,
mereka tidak mengatakannya melui lisannya, namun mengetahuinya dari dalam hati
mereka. sehingga karena itulah, Allah memuji dan menyukainya."429 Maksud dari
firman Allah:

       

Sungguh, kami takut akan (azab) Tuhan pada hari (ketika) orang-orang berwajah
masam penuh kesulitan" adalah bahwa sesungguhnya kami melakukan itu adalah
supaya Allah mengasihi kami dengan kelembutanNya di hari orang-orang yang
berwajah masa penuh dengan kesulitan." Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas:
"arti dari kata "Abûs" adalah kesulitan. Sedangkan "Qomtharîrâ adalah lama." 430
Ukramah dan selainnya berkata:

 

) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan" maksudnya adalah bahwa pada


waktu itu, orang-orang kafir dicemberutkan hingga mengalirlah keringat seperti tir di
antara kedua matanya."431 Mujahid berkata:



berwajah masam" al-Abis adalah dua bibir. Sedangkan:



429
Thabari, 24/98.
430
Thabari, 24/100.
431
Thabari, 24/99.
penuh kesulitan" adalah mengerutkan wajah dengan cara memasamkannya."
Said bin Jabir dan Qotadah berkata: "Pada hari itu, wajah menjadi masam kerena
kegaduhan. Sedangkan "Qomtharira" adalah menyusutkan jidat dan apa yang ada di
antara kedua mata, karena adanya kegaduhan itu pula." Ibn Zaed berkata: "al-Abus
artinya adalah keburukan, sedangkan Qomtharira artinya adalah kesukaran."

Sebagian penjelasan tentang ganjaran orang-orang yang berbuat baik;


yaitu tentang surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya.

Allah berfirman:

        

“Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan
kepada mereka keceriaan dan kegembiraan" ini termasuk bagian dari suatu
pensejajaran yang amat sempurna. Maksud dari firman Allah:

    

“Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu," adalah bahwa Allah
mengamankan mereka dari apa yang mereka takutkan dari hari itu.

 

“dan memberikan kepada mereka keceriaan" adalah pada wajah mereka.



“dan memberikan kepada mereka keceriaan dan kegembiraan" adalah dalam


hati mereka. ini dikatakan oleh Hasan Basri, Qotadah, abu Aliyah, dan Rabi' bin
Anas.432 Ini seperti halnya dalam firman Allah: “Banyak muka pada hari itu berseri-
seri, Tertawa dan bergembira ria. (Abasa: 38-39). Itu semua adalah bahwa jika hati
gembira, maka wajah pun akan ceria; ini dikatakan oleh Ka'ab bin Malik dalam
haditsnya yang panjang. Bahwasanya ketika Rasulullah bergembira, maka wajahnya
pun akan bersinar-sinar (ceria) seperti halnya bulan yang merekah.' 433 Aisyah berkata:

432
Thabari, 24/101.
433
Fathul Bari, 6/653.
"Aisyah berkata: "Rasulullah pernah mendatangiku dalam keadaan bergembira
sehingga tampak raut mukanya tampak bersinar."434 Dan maksud dari firman Allah:

  

Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya" adalah karena
kesabaran mereka, akhirnya Allah memberika surga dan pakaian yang sutera kepada
mereka. maksudnya adalah tempat yang menyenangkan, kehidupan dan pakaian yang
bagus. Al-Hafidz bin Asakir meriwayatkan dalam tarjamah Hisyam bin Sulaiman ad-
Darani berkata: "Ali abi Sulaiman ad-Darani membaca surat:

   

dan ketika seorang yang membaca sampai pada firman Allah:

     

berkata: "Atas kesabaran mereka dalam meninggalkan hawa nafsu dunia.

di sana mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat
(merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan.

Dan naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah-


mudahnya untuk memetik (buah)nya.

Dan kepada mereka diedarkan bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang
bening laksana kristal,

kristal yang jernih terbuat dari perak, mereka tentukan ukurannya yang sesuai
(dengan kehendak mereka).

Dan di sana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe.

(Yang didatangkan dari) sebuah mata air (di surga) yang dinamakan Salsab³l.

Dan mereka dikelilingi oleh para pemuda-pemuda yang tetap muda. Apabila
kamu melihatnya, akan kamu kira mereka, mutiara yang bertaburan.

Dan apabila engkau melihat (keadaan) di sana (surga), niscaya engkau akan
melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.

434
Fathul Bari, 6/653.
Mereka berpakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan memakai
gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang
bersih (dan suci).

Inilah balasan untukmu, dan segala usahamu diterima dan diakui (Allah).

Dipan yang tidak panas dan juga tidak dingin.

Di sini, Allah memberitahukan tentang penghuni surga dan segala kenikmatan


yang mereka peroleh dalam surga itu, dan anugerah-anugerah yang mereka terima
sehingga Allah berfirman:

    

di sana mereka duduk bersandar di atas dipan," pembahasan tentang hal ini
telah dikemukakan di atas dalam surat ash-Shaffat. Di mana dalam pembahasan itu,
telah dikemukakan adanya perbedaan tentang arti "Itka'" (bersandar): Apakah itu
berbaring, menyandar pada siku, sila, atau duduk bersandar. Sedangkan "al-Arâik"
adalah dipan. Dan maksud dari firman Allah:

      

di sana mereka tidak melihat (merasakan teriknya) matahari dan tidak pula
dingin yang berlebihan" adalah bahwa mreka tidak merasakan panas yang menyengat
dan rasa dingin yang menyakitkan. Namun cuacanya adalah stabil selamanya, dan
menyenangkan.

Naungan dan memetik dengan dekat.

  

Dan naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka" maksudnya adalah


naungan dahan-dahannya dekat dengan mereka.

   

dan dimudahkan semudah-mudahnya untuk memetik (buah)nya" maksudnya


adalah kapan saja ia meningingkan, maka pepohonan itu mendekat kapadanya hingga
merundukklah dahan yang paling atas seolah-olah pepohonan itu mendengar dan
patuh pada dirinya sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam ayat yang lain:
“Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. dan buah-
buahan di kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat. (ar-Rahman: 54) Mujahid
berkata:

   

dan dimudahkan semudah-mudahnya untuk memetik (buah)nya": jika ia berdiri,


maka pepohonan itu ikut berdiri setingkat dengannya. Jika duduk, maka pepohonan
itupun juga ikut merendah hingga ia bisa memetiknya. Jika ia berbaring, maka
pepohonan itupun juga ikut menunduk hingga ia bisa memetiknya. Ini selaras dengan
firman Allah:



Semudah-mudahnya", dan Qotadah berkata: "Tangannya tidak terlalu jauh dan


dekat darinya."

bejana-bejana dari perak dan piala-piala

Maksud dari firman Allah:

     

Dan kepada mereka diedarkan bejana-bejana dari perak dan piala-piala"


adalah bahwa pelayan-pelayan berkeliling dengan membawa bejana-bejana yang
berisikan makanan. yaitu bejana-bejana dari perak dan cangkir-cangkir minuman.
Yaitu sebuah tempat simpanan yang tidak telanjang dan tidak ada belalainya. Dan
firman Allah:

   

yang bening laksana kristal, kristal yang jernih terbuat dari perak," yang
pertama dinasbakan dengan khabar kâna, sedangkan yang kedua dinashabkan dengan
badal atau tamyiz. Sebab itu adalah penjelasan melalui firman Allah:

  

kristal yang jernih terbuat dari perak".


Ibn Abas, Mujahid, Hasan Basri, dan lebih dari satu orang berkata: "Putihnya
perak di dalam kejernihan kaca."435 Tidak ada kristal selain terbuat dari kaca. Oleh
karena itu, piala-piala itu terbuat dari perak yang transparan, sehingga apa yang ada di
dalamnya bisa terlihat dari arah luarnya. Ini merupakan sesuatu yang tidak ada
bandingannya di dunia. Dan maksud dari firman Allah:

     

mereka tentukan ukurannya yang sesuai (dengan kehendak mereka)," adalah


menurut ukuran selera mereka sendiri, tidak lebih dan tidak kurang. Bahkan itu
merupakan hidangan yang memang sudah tetapkan sesuai dengan selara orang yang
akan memakannya. Ini maksud dari perkataan ibn Abas, Mujahid, Said bin Jubair, abi
Shalih, Qotadah dan ibn Abzi, Abdullah bin Ubaid bin Umair, Qotadah, Sya'bi, ibn
Zaed, dan dikatakan pula oleh ibn Jarir dan labih dari satu orang. Ini merupakan
sebuah perhatiaan, kemuliaan, dan kehormatan yang amat sangat.

Minuman berjampur jahe dan Salbil

dan maksud dari firman Allah:

      

Dan di sana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe" dan mereka
(termasuk orang-orang yang berbuat baik), meminum di dalam piala-piala itu
, maksudnya

adalah arak

  

minuman bercampur jahe." Terkadang menimunan tersebut dicampur dengan


kafur, sehingga sehingga menjadi dingin. Dan terkadang pula dicampur dengan jahe,
sehingga menjadi sedang. Mereka terkadang menyampur dengan ini dan itu.
sedangkan orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah, meminum tiap-tiap dari
keduanya sesukanya seabgaimana yang diakatakan oleh Qotadah dan lebih dari satu
orang sebagaimana yang telah dikemukakan dalam firman Allah: “(yaitu) mata air
(dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat
mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.” (al-Insan: 6). Dan di sini, Allah berfirman:

    


435
Thabari, 24/106, 107.
(Yang didatangkan dari) sebuah mata air (di surga) yang dinamakan Salsab³l."
Maksudnya adalah bahwa jahe memiliki mata air di dalam surga yang dinamakan
dengan Salbil. Ukramah berkata: "Nama suatu mata air yang ada di surga." Mujahid
berkata: "Dinamakan dengan nama seperti itu karena kerbersambungannya, namun
dengan satu aliran."436

Anak-anak dan pembantu.

Dan maksud dari firman Allah:

        

 

Dan mereka dikelilingi oleh para pemuda-pemuda yang tetap muda. Apabila
kamu melihatnya, akan kamu kira mereka, mutiara yang bertaburan" adalah bahwa
mereka dikelilingi oleh pemuda-pemuda surga yang bertugas untuk melayani mereka.



yang tetap" maksudnya adalah yang tetap dalam satu keadaan, tidak berubah,
dan umurnya pun juga tidak bertambah. Dan barang siapa menafsirkannya dengan
mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang gemar melakukan pelayanan adalah
karena orang-orang yang muda adalah yang layak melakukan hal itu, dan bukan
orang-orang yang sudah tua. Dan maksud dari firman Allah:

    

Apabila kamu melihatnya, akan kamu kira mereka, mutiara yang bertaburan"
maksudnya adalah jika kamu melihat persebaran mereka saat melayani kebutuhan-
kebutuhan penghuni surga, banyaknya jumlah mereka, berseri-serinya wajah mereka,
baiknya warna, pakaian, dan perhiasannya, maka kamu akan mengira bahwa mereka
itu adalah adalah mutiara yang bertaburan. Tidak ada kiasan yang lebih baik dari ini,
sebab tidak ada pemandangan yang lebih baik daripada mutiara yang bertaburan di
tempat yang baik.

Dan maksud dari firman Allah:

 

436
Thabari, 24/108.
Dan apabila engkau melihat" maksudnya adalah jika engkau melihat, wahai
Muhammad () maksudnya adalah keadaan di sana, yaitu surga, kenikmatan,
keluasan, keluhuran, dan segala kesenangan dan kebahagiaan yang ada di dalamnya,

   

niscaya engkau akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang
besar." Maksudnya adalah kerajaan Allah di sana sangatlah besar, kekuasaannya
sangatlah gilang gemilang. Dan telah diikemukakan dalam Shahih, bahwa Allah
berkata kepada orang terakhir yang keluar dari neraka, dan orang terakhir yang masuk
ke surga: "Sesungguhnya bagimu adalah seperti dunia, dan sepuluh dari
kelipatannya". Jika itu merupakan apa yang diberikan oleh Allah kepada orang yang
paling rendah tingkatannya di surga, maka apa persangkaanmu terhadap apa yang
diberikan oleh Allah kepada orang yang paling tinggi tingkatannya?."

Pakaian dan perhiasan

Dan maksud dari firman Allah:

     

Mereka berpakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal" adalah bahwa
pakaian penghuni surga adalah sutera halus seperti gamis dan sejenisnya, yang bisa
menyelimuti tubuh mereka. Sedangkan yang dimaksud dengan "istibraq" (sutera
tebal) adalah sesuatu yang menyelimuti tubuh luar sebagaimana yang mesti ada dalam
sebuah pakaian.

   

dan memakai gelang terbuat dari perak," ini adalah gambaran-gambaran bagi
orang-orang yang melakukan kebaikan, sedangkan bagi orang-orang yang
mendekatkan diri adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “di surga itu
mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan Pakaian
mereka adalah sutera.” (al-Haj: 32). Setelah Allah mengemukakan tentang perhiasan
dhahir yang berupa sutera dan gelang-gelang, Allah lantas berkata:

    


dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih (dan suci)."
Maksudnya adalah bahwa Allah membersihkan batin mereka dari iri dengki, dendam,
menipu, menyakiti, dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya. Sebagaimana yang telah
diriwayatkan kepada kita dari Amirul Mukminin, Ali bin abi Thalib bahwa ia berkata:
"Ketika ahli surga sampai pada pintu surga, mereka akan menemukan dua mata air.
Seolah-oleh itu telah diilhamkan kepada mereka sehingga mereka meminum salah
satu dari mata air tersebut, sehingga Allah lantas membersihkan keburukan-keburukan
yang ada dalam perut mereka. kemudian mereka membersihkan diri dengan mata air
yang satunya lagi sehingga tampaklah kenikmatan-kenikmatan kepada mereka. oleh
karena itu, Allah memberitahukan tentang keadaan dhahir mereka, dan keindahan
batin mereka pula.437 Dan maksud dari firman Allah:

        

Inilah balasan untukmu, dan segala usahamu diterima dan diakui (Allah)" adalah
bahwa dikatakan kepada mereka sebagai bentuk penghormatan dan sambutan baik
kepada mereka seabgaimana yang dikatakan dalam firman Allah: “(kepada mereka
dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang Telah kamu
kerjakan pada hari-hari yang Telah lalu". (al-Haqoh: 24). Dan maksud dari firman
Allah:

  

dan segala usahamu diterima dan diakui (Allah)" maksudnya adalah Allah
membalas sesuatu yang sedikit darimu dengan sesuatu yang banyak.

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an kepadamu (Muhammad)


secara berangsur-angsur.

Maka bersabarlah untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah


engkau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.

Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.

Dan pada sebagian dari malam, maka bersujudlah kepada-Nya dan


bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.

437
Qurthubi, 19/47.
Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu mencintai kehidupan (dunia) dan
meningggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya.

Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka.


Tetapi, jika Kami menghendaki, Kami dapat mengganti dengan yang serupa mereka.

Sungguh, (ayat-ayat) ini adalah peringatan, maka barang siapa menghendaki


(kebaikan bagi dirinya) tentu dia mengambil jalan menuju kepada Tuhannya.

Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki
Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Dia memasukkan siapa pun yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya (surga).
Adapun bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.

Peringatan tentang turunnya al-Qur'an, dan perintah untuk bersabar dan


berzikir.

Di sini, Allah berkata seraya menganugerahkan kepada rasulnya al-Qur'an


yang telah diturunkan kepada dirinya:

  

Maka bersabarlah untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu," maksudnya


adalah sebagaimana Aku memuliakanmu dengan apa yang telah Aku turunkan
kepadamu, maka bersabarlah atas ketentuan dan ketetapannya, dan ketahuilah bahwa
ia akan mengontrolmu dengan sebuah pengontrolan yang baik.

      

dan janganlah engkau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara
mereka." maksudnya adalah janganlah engkau mematuhi orang-orang kafir dan
munafik, jika mereka hendak menghalangimu dari apa yang telah diturunkan
kepadamu. Namun malah sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu, dan bertawakallah kepada Allah. sesungguhnya Allah akan menjagamu
dari manusia. yang dimaksud dengan "Atsîm" (yang berdosa) adalah orang buruk
perbuatannya, sedangkan yang dimaksud dengan "Kafûr" (orang yang kafir) adalah
orang yang kafir hatinya.
     

Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang" maksudnya adalah
awal siang dan akhir siang.

       

Dan pada sebagian dari malam, maka bersujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah
kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari" sebagaimana firman Allah:
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat
yang Terpuji.” (al-Isra’: 17). Dan seperti firman Allah: Wahai orang yang berselimut
(Muhammad)! bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali 438 bagian kecil.
(yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan
bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan." (al-Muzammil: 1-4).

Celaan terhadap cinta dunia, dan himbauan akan datangnya hari


kebangkitan.

Kemudian Allah berkata seraya melakukan pengingkaran terhadap orang-


orang kafir dan orang-orang yang serupa dengan mereka, yaitu orang-orang yang
cinta dunia dan meninggalkan akhirat:
        

Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu mencintai kehidupan (dunia) dan


meningggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya" maksudnya adalah hari
kiamat. Kemudia berkata:
 

Kami telah menciptakan mereka" ibn Abas, Mujahid, dan lebih dari satu orang
berkata: "Maksudnya adalah menciptakan mereka.439
      

Tetapi, jika Kami menghendaki, Kami dapat mengganti dengan yang serupa
mereka." maksudnya adalah jika Kami menghendaki, maka Kami akan

438
Salat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surah ini. Setelah turunnya ayat
ke 20 ini hukumnya menjadi sunah.
439
Thabari, 24/118.
membangkitkan mereka pada hari kiamat dan menggantikan mereka dengan ciptaan
yang baru. Ibn Jarir berkata:

      

Tetapi, jika Kami menghendaki, Kami dapat mengganti dengan yang serupa
mereka." maksudnya adalah jika Kami menghendaki, Kami dapat menggantikan
dengan kaum selain mereka,440 seperti firman Allah: “Jika Allah menghendaki,
niscaya dia musnahkan kamu Wahai manusia, dan dia datangkan umat yang lain
(sebagai penggantimu). dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian.” (an-Nisa’:
133). Dan firman Allah: “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah
Telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? 441 jika dia menghendaki, niscaya dia
membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru.” (an-Nisa: 19)

Al-Qur'an adalah peringatan dan hidayah dari Allah.

Kemudian Allah berfirman:

   

“Sungguh, (ayat-ayat) ini adalah peringatan" maksudnya adalah surat ini


adalah sebuah peringatan.

      

maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) tentu dia mengambil
jalan menuju kepada Tuhannya" maksudnya adalah jalan bagi orang yang
menghendaki petunjuk melalui al-Qur'an sebagaimana yang dikemuakakn oleh Allah:
“Kemudian Allah berfirman:

      

Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki
Allah." Maksudnya adalah tidak seorang pun mampu menunjukkan dirinya sendiri,

Thabari, 24/118.
440

Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan
441

dengan penuh hikmah.


memasukkan dirinya ke dalam keimanan, dan mendatangkan kemanfaatan bagi
dirinya sendiri.

          

kecuali apabila dikehendaki Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,


Mahabijaksana." Maksdunya bahwa Dia adalah Maha Mengetahui terhadap orang
yang berhak mendapat hidayah, dan lantas memudahkannya dan menyiapkan jalannya
untuk mendapatkan hidayah (petunjuk). Sedangkan seorang yang berhak
mendapatkan ketersesatan, maka Allah akan memalingkannya dari hidayah. Allah
memiliki hikmah yang sangat tinggi, dan hujjah yang sangat kuat." Dan oleh karena
itu, Allah berfirman:

    

Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana." Kemudian berfirman:

          



Dia memasukkan siapa pun yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya (surga).
Adapun bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih," maksudnya adalah
menunjukkan siapa saja yang Ia sukai, dan menyesatkan siapa saja yang Ia sukai.
Sehingga orang yang mendapatkan petunjuk dariNya, maka ia tidak akan tersesat.
Dan orang yang telah disesatkannya, maka tidak ada seorang pun yang bisa
memberinya petunjuk. Akhir surat al-Insan. Dan hanya untuk Allah segala puji dan
keutamaan.

AL-MURSALĀT

MAKKIYYAH

Surah ke-77 : 50 ayat

Turunnya surat ini dan membacanya di waktu Maghrib

Bukhari meriwayatkan dari Abdullah (yaitu ibn Mas'ud) ra. berkata: "Ketika
kami sedang bersama Rasulullah dalam sebuah gua di Mina, maka turunlah kepada
beliau "al-Mursalat", sehingga beliau pun membacanya, dan sesungguhnya kami pun
juga mengikuti gerak mulutnya, dan mulut beliau pun menjadi basah karenanya.
Ketika ada ular di antara kami, maka baliau berkata: "Bunuhlah ular itu." Maka kami
pun bergegas menghampiri ular tersebut, dan ular itupun lantas pergi sehingga
Rasulullah berkata: "Keburukan kalian ditimbang sebagaimana keburukan ular itu
ditimbang."442 Dan telah dikeluarkan pula oleh Muslim dari jalur A'masy, 443 dan Imam
Ahmad meriwayatkan dari ibn Abas dari ibumnya bahwa ia mendengar Rasulullah
Saw. membaca
444
 

Dan dalam riwayat Malik dari ibn Abas menyatakan bahwa Ummi Fadhil (ibu
Fadhil) mendengar Rasulullah membaca

  

Dan lantas berkata: "Wahai anakku, ingatlah dengan membaca surat ini.
Sesungguhnya surat ini adalah surat terakhir yang aku dengar dari Rasulullah, di mana
beliau membacanya pada waktu maghrib."445 Dan ini dikeluarkan pula dalam Bukhari
dan Muslim melalui jalur Malik.446

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Demi (malaikat-malaikat)447 yang diutus untuk membawa kebaikan, dan


(malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya,886)dan (malaikat-malaikat)
yang menyebarkan (rahmat Allah) dengan seluas-luasnya, 887) dan (malaikat-malaikat)
yang membedakan (antara yang baik dan yang buruk) dengan sejelas-jelasnya, dan
(malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu, untuk menolak alasan-alasan atau
memberi peringatan. Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti terjadi. Maka
apabila bintang-bintang dihapuskan, dan apabila langit terbelah, dan apabila

442
Fathul Bari, 4/32.
443
Muslim, 4/1755.
444
Ahmad, 6/338
445
MUwatha', 1/78.
446
Fathul Bari, 2/287.
447
Sebagian mufasir mengartikan “Demi angin yang dikirim.”
8 86)
Terbang untuk melaksanakan perintah Allah.
8 87)
Pada waktu malaikat turun untuk membawa wahyu, sebagian mufasir berpendapat, bahwa yang
dimaksud dengan an-n±syir±t ialah angin yang bertiup disertai hujan.
gunung-gunung dihancurkan menjadi debu, dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan
waktunya.888) (Niscaya dikatakan kepada mereka), "Sampai hari apakah ditangguhkan
(azab orang-orang kafir itu)?" Sampai hari keputusan. Dan tahukah kamu apakah
hari keputusan itu? Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan
(kebenaran)."

Sumpah Allah dengan mengatas namakan salah satu diciptakanNya atas


datangnya hari kebangkitan.

Ibn abi Hatim berkata: "dari abu Hurairah ra. berkata: "Demi (malaikat-
malaikat)885) yang diutus untuk membawa kebaikan," (al-Mursalat: 1) berkata:
"Malaikat." Dan telah diriwayatkan oleh Masruq dan abi Dhaha dan Mujahid dalam
salah satu riwayat dan Saddi, Rabi' bin Anas, seperti itu pula. Abu Shalah
meriwayatkan bahwa: "Itu adalah Rasul." Dan dalam suatu riwayat yang berasal
darinya pula: "Itu adalah malaikat." Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh abu Shalih
dalam al-Ashifat dan an-Nasyirat dan al-Fariqat dan al-Mulqiat, bahwa itu adalah
Malaikat. Tsauri berkata dari Salmah bin Kuhail dari Muslim al-Bathin dari abi
Abidain berkata: "Aku pernah bertanya kepada ibn Mas'ud tentang "al-Mursalati
Urfan" sehingga ia berkata: "Angin." Begitu pula ia berkata tentang "Al-Ashifâti
Asfan, dan an-Nasyirâti Nasyran, bahwa itu maksudnya adalah angin."448 Dan seperti
itu pulalah yang dikatakan oleh ibn Abas, Mujahid, dan Qotadah, dan ibn Jarir
memastikan bahwa "Al-Ashifâti Ashfan" maksudnya adalah angin sebagaimana yang
dikatakan oleh ibn Mas'ud dan orang-orang yang mengikutinya. Namun ibn Jarir tidak
memberikan suatu kepastian tentang "An-Nâsyirâti Nasyran", apakah itu adalah
malaiakt atau angin sebagaimana yang telah dikemukakan di atas?. Dan dari abi
Shalih menyatakan bahwa "An-Nâsyirati Nasyran" adalah hujan. Dan yang paling
jelas sebagaimana yang dikatakan dalam firman Allah: “. Dan kami Telah meniupkan
angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan). (al-Hijr: 22). “Dan dialah yang
meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya “
(Al-Araf: 57). Begitu pula "al-Ashifât" adalah angin. Sehingga dikatakan "Ashafat ar-
Riyah", jika angin tersebut berhembus dengan ada suaranya." Begitu pula an-Nâsyirat
8
Waktu untuk berkumpul bersama umat mereka masing-masing.
88)

8
Sebagian mufasir mengartikan “Demi angin yang dikirim.”
85)
448
Thabari, 24/124, 125.
adalah angin yang menyebarkan mendung di atas langit sebagaimana yang
dikehendaki oleh Allah.

dan maksud dari firman Allah:

         

dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang baik dan yang buruk)
dengan sejelas-jelasnya, dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu, untuk
menolak alasan-alasan atau memberi peringatan." (al-Mursalat: 5). Maksudnya
adalah malaikat. Ini dikatakan oleh ibn Mas'ud, ibn Abas, Masruq, Mujahid, Qotadah,
Rabi' bin Anas, Saddi, dan Tsauri."449 Di sini, tidak ada perbedaan bahwa turunnya
ayat ini kepada Rasul adalah untuk mebedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara
hidayah dengan kesesatan, antara halal dengan haram, dan ini diturunkan kepada
Rasul untuk memberi peringatan kepada manusia akan adanya siksa Allah bagi orang-
orang yang menentang perintahNya. Dan maksud dari firman Allah:

   

Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti terjadi" adalah bahwa ini adalah
sesuatu yang dijanjikan. Maksudnya adalah bahwa apa yang telah dijanjikan
kepadamu tentang adanya hari akhir, ditiupnya sebuah terompet, membangkitkan
kembali jasat, mengumpulkan orang-orang terdahulu dan orang-orang yang datang
belakangan dalam satu tempat, dan balasan tiap-tiap amal perbuatan; jika baik maka
balasannya juga baik, dan jika buruk maka balasannya juga buruk. Bahwaasanya
semua itu pasti terjadi. Maksudnya pasti terjadi dan tidak dapat terelakkan lagi.

Mengemukakan sebagaian hal yang terjadi di hari Kiamat.

Kemudian Allah berfirman:

   

Maka apabila bintang-bintang dihapuskan," maksudnya adalah hilanglah


cahayanya sebagaimana dalam firman Allah: “Dan apabila bintang-bintang
berjatuhan.” (at-Takwir: 2). “Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan” (al-
Infithar: 2).

   


449
Thabari, 24/128, 129.
dan apabila langit terbelah," adalah menjadi robek, terbelah, runtuhlah penjuru-
penjurunya dan hancurlah bagian-bagiannya.

Maksud dari firman Allah:

   

dan apabila gunung-gunung dihancurkan menjadi debu," maksudnya adalah


gunung-gunung itu menjadi sirna, tidak ada sesuatu pun dan bekas pun yang tersisa,
seperti firman Allah: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung,
Maka Katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-
hancurnya.” (Thaha: 105). “Dan (Ingatlah) akan hari (yang ketika itu) kami
perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan kami
kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.”
(al-Kahfi: 47).

Dan maksud dari firman Allah:

   

dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktunya.888 al-Aufi berkata dari ibn
Abas: "Dikumpulkan."450 Dan ibn Zaed berkata: "Ini adalah seperti firman Allah:
“(ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para Rasul.” (Al-Maidah: 109).
Mujahid berkata: "Maksud dari kata "Uqitat" adalah ditangguhkan waktunya." 451
Tsauri berkata dari Mansur dari Ibrahim: "Uqitat" maksudnya adalah ditetapkan
waktunya.452 Seolah-olah ia menjadiknnya seperti firman Allah: “Dan terang
benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan
diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para
nabi dan saksi-saksi dan diberi Keputusan di antara mereka dengan adil, sedang
mereka tidak dirugikan.” (az-Zumar: 69).

Kemudian Allah berfirman:

           

    

8
Waktu untuk berkumpul bersama umat mereka masing-masing.
88)
450
Thabari, 24/129.
451
Thabari, 24/130.
452
Thabari, 24/130.
(Niscaya dikatakan kepada mereka), "Sampai hari apakah ditangguhkan (azab
orang-orang kafir itu)?" Sampai hari keputusan. Dan tahukah kamu apakah hari
keputusan itu? Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan
(kebenaran)." Allah berkata sampai hari apakah ditangguhkan rasul dan diharapkan
urusannya hingga datang hari kiamat, seperti firman Allah: “Karena itu janganlah
sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-raaul-Nya;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, lagi mempunyai pembalasan.” (Ibrahim: 47). Ini
adalah hari keputusan seperti yang Allah firmankan:

 

sampai hari keputusan", kemudian Allah berkata seraya mengagungkan


urusanNya:

         

Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu? Celakalah pada hari itu, bagi
mereka yang mendustakan (kebenaran)." Maksdunya adalah cilakalah mereka karena
azab Allah di hari esok.

Bukankah telah Kami binasakan orang-orang yang dahulu? Lalu Kami susulkan
(azab Kami terhadap) orang-orang yang datang kemudian. Demikianlah Kami
perlakukan orang-orang yang berdosa. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang
mendustakan (kebenaran). Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina
(mani), kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai waktu
yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang
menentukan. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).
Bukankah Kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul, bagi yang masih hidup dan
yang sudah mati?889) Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan
Kami beri minum kamu dengan air tawar? Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang
mendustakan (kebenaran).

Anjuran untuk mengambil pelajaran dari berbagai macam kekuasaan


Allah.

8 89)
Bumi mengumpulkan orang-orang hidup dipermukaannya dan orang-orang mati dalam perutnya.
Allah berfirman:

   

Bukankah telah Kami binasakan orang-orang yang dahulu? maksudnya adalah


orang-orang yang mendustakan rasul dan menentang apa yang ia bawa untuk mereka.

   

Lalu Kami susulkan (azab Kami terhadap) orang-orang yang datang kemudian"
maksudnya adalah orang-orang yang serupa dengan mereka. oleh karena itu, Allah
berfirman:

       

Demikianlah Kami perlakukan orang-orang yang berdosa. Celakalah pada hari


itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)." Ini dikatakan oleh ibn Jarir.453
Kemudian Allah berkata seraya mengokohkan pada makhlukNya, dan mengemukakan
argumentasi tentang mengembalikan kembali dengan cara memulai kembali:

     

Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani)," maksudnya
adalah lemah dan hina jika dibandingkan dengan kekuasan Allah, sebagaimana yang
dikemukakan dalam hadits Busr bin Jihasy: "Babagaimana mungkin manusia bisa
melemahkanku, padahal Aku menciptakannya dari hal seperti ini."454

    

kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kokoh (rahim)," maksudnya


Kami mengumpulkannya dalam rahim. Yaitu tempatnya spirma laki-laki dan spirma
wanita. Rahim adalah sebuah tempat untuk hal itu, dan menjaga spirma yang
dititipkan ke dalamnya. dan maksud dari firman Allah:

   

sampai waktu yang ditentukan," maksudnya adalah pada waktu yang tentukan,
yaitu enam bulan atau sembilan bulan. Oleh karena itu, Allah berfirman:

       

453
Thabari, 24/131.
454
Ahmad, 4/210.
lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang
menentukan.Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)."
Kemudian Allah berfirman:

       

Bukankah Kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul, bagi yang masih hidup
dan yang sudah mati?889), ibn Abas berkata: "Tempat berkumpul."455 Mujahid berkata:
"Mayit dikafani hingga tidak terlihat sesuatu pun darinya." 456 Sya'bi berkata: "Batin
bumi untuk orang-orang yang mati di antara kalian, sedangkan luarnya adalah untuk
orang-orang hidup kalian. Dan seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Mujahid dan
Qotadah.457

   

Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi," maksudnya adalah


gunung-gunung yang kerenanya bumi menjadi tinggi, sehingga tidak mengembang
dan goncang.

   

dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?", maksudnya air tawar yang
berasal dari mendung, atau yang keluar dari mata air bumi.

   

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)".


Maksudnya adalah sungguh cilaka orang yang mengangan-angan ciptaan-ciptaaan
yang menunjukkan keagungan penciptanya, yang setelah mengangan-angan itu semua
tetap saja mendustakan dan mengingkariNya.

(Akan dikatakan), "Pergilah kamu mendapatkan apa (azab) yang dahulu kamu
dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai
tiga cabang,890) yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka."
Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana,
8
Bumi mengumpulkan orang-orang hidup dipermukaannya dan orang-orang mati dalam perutnya.
89)
455
Thabari, 24/ 134.
456
Thabari, 24/134.
457
Thabari, 24/134, 135.
8 90)
Adalah yang mempunyai tiga gejolak, yaitu di kanan, di kiri dan di atas. Ini berarti bahwa azab
itu mengepung orang-orang kafir dari segala penjuru.
seakan-akan iring-iringan unta yang kuning. Celakalah pada hari itu, bagi mereka
yang mendustakan (kebenaran). Inilah hari, saat mereka tidak dapat berbicara, dan
tidak diizinkan kepada mereka mengemukakan alasan agar mereka dimaafkan.
Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). Inilah hari
keputusan; (pada hari ini) Kami kumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu.
Maka jika kamu punya tipu daya, maka lakukanlah (tipu daya) itu terhadap-Ku.
Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)."

Orang-orang yang berdosa pergi menuju tempat mereka di Jahaman.

Di sini, Allah memberitahukan tentang orang-orang kafir yang mendustakan


hari kebangkitan, balasan, surga dan neraka, bahwa pada hari kiamat nanti, dikatakan
kepada mereka:

          

  

(Akan dikatakan), "Pergilah kamu mendapatkan apa (azab) yang dahulu kamu
dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai
tiga cabang,890) maksudnya adalah kobaran api neraka ketika berkobar tinggi dengan
disertai oleh asap, karena terlalu kuatnya api tersebut. dan bahwasanya naungan asap
api neraka tersebut memiliki tiga cabang.

      

yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka" maksudnya
naungan asap api neraka yang diakibatkan oleh nyala api yang tidak melindungi, dan
tidak ada yang mampu menolak nyala api neraka itu, dan tidak ada yang mampu
menaham panas nyala api tersebut. dan maksud dari firman Allah:

    

Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana,"
adalah menyemburkan bunga api seperti istana. Ibn Mas'ud berkata: "Seperti

8 90)
Adalah yang mempunyai tiga gejolak, yaitu di kanan, di kiri dan di atas. Ini berarti bahwa azab
itu mengepung orang-orang kafir dari segala penjuru.
benteng."458 Ibn Abas, Mujahid, Qotadah, dan Malik berkata dari Zaed bin Aslam dan
selain mereka: "Maksudnya adalah akar pohon."459

   

seakan-akan iring-iringan unta yang kuning" maksudnya adalah seperti onta


hitam. Ini dikatakan oleh Mujahid, Hasan, Qotadah, dan Dhahak, dan dipilih pula oleh
ibn Jarir.460 Dari ibn Abas, Mujahid, dan Said bin Jabir berkata:

 

unta yang kuning" maksudnya adalah tambang perahu. Dan diriwayatkan oleh
Bukhari dari ibn Abas:

    

Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana,":
"bahwa kami pernah membawa kayu tiga siku dan lebih, dan lantas menganggkatnya
untuk untuk membuat bangunan, maka kami menamakannya sebagai al-Qosr (istana).

   

seakan-akan iring-iringan unta yang kuning" maksudnya adalah pembuat tali


perahu yang sedang berkumpul, sehingga tampak seperti gerombolan orang.461

   

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).

Ketidak mampuan orang-orang yang berdusta untuk berbicara, membuat


alasan, dan melawan pada hari kiamat.

Kemudian Allah berfirman:

    

458
Thabari, 24/163.
459
Thabari, 24/138.
460
Thabari, 24/139-141.
461
Fathul Bari, 8/556.
Inilah hari, saat mereka tidak dapat berbicara" maksudnya adalah tidak dapat
bercara.

    

dan tidak diizinkan kepada mereka mengemukakan alasan agar mereka


dimaafkan" maksudnya adalah tidak mampu berbicara, dan pada hari itu mereka tidak
diizinkan untuk membuat alasan. Bahkan alasan mereka telah mati, dan telah diambil
sebuah keputusan akan kezaliman mereka, dan mereka pun tidak bisa berbicara
(menyanggah). Banyak sekali keadaan-keadaan yang ada di hari kiamat. Terkadang
Allah membicarakan suatu keadaan, dan di waktu yang lain membicarakan kondisi
yang lain, untuk menunjukkan betapa dahsyatnya kegaduhan dan guncangan yang ada
di hari kiamat itu. oleh karena itu, setelah menjelaskan perkataan tersebut, Allah
berfirman: " Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)."
(al-Mursalat: 15).

Dan firman Allah:

          

 

Inilah hari keputusan; (pada hari ini) Kami kumpulkan kamu dan orang-orang
yang terdahulu. Maka jika kamu punya tipu daya, maka lakukanlah (tipu daya) itu
terhadap-Ku." Ini adalah perkataan dari Allah kepada hambaNya, dimana Allah
berkata:

      

Inilah hari keputusan; (pada hari ini) Kami kumpulkan kamu dan orang-orang
yang terdahulu" maksudnya adalah mengumpulkan mereka melalui kekuasaanNya,
dalam satu tempat sehingga dapat mendengar suara panggilan, dan bisa dilihat oleh
pandangan mata. Dan firman Allah:

    

Maka jika kamu punya tipu daya, maka lakukanlah (tipu daya) itu terhadap-
Ku." Ancaman yang sangat keras. Maksudnya adalah jika kalian mampu
menyelamatkan diri dari genggamanKu dan hukumKu, maka lakukanlah. Sebab
sesungguhnya kalian tak mampu melakukannya, sebagaimana dalam firman Allah:
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan.” (ar-Rahman: 33). Dan sungguh Allah telah berfirman: “Dam Kamu sedikit
pun tidak membahayakanNya.” Dan dalam suatu hadits dikemukakan: "Wahai
hambaKu, selamanya kalian tidak akan mempu mendatangkan kemanfaatan
kepadaKu sehingga kalian memberiku manfaat. Dan selamanya kalian tidak akan
mampu mendatangkan mara bahaya kepadaKu, sehingga kalian memberi bahaya."462

Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan


surga yang teduh) dan (di sekitar) mata air, dan buah-buahan yang mereka sukai.
(Katakan kepada mereka), "Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai
balasan dari apa yang telah kamu kerjakan." Sungguh, demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Celakalah pada hari itu, bagi
mereka yang mendustakan (kebenaran). (Katakan kepada orang-orang kafir),
"Makan dan bersenang-senanglah kamu (di dunia) sebentar, sesungguhnya kamu
orang-orang durhaka!" Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan
(kebenaran). Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Rukuklah," mereka tidak mau
rukuk.891)Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)! Maka
kepada ajaran manakah (selain Al-Qur’an) ini mereka akan beriman?

Tempat orang-orang yang bertakwa

Allah memberitahukan tentang hamba-hambaNya yang bertakwa, yang


menyembah diriNya, melaksanakan kewajiban dan meninggalkan keharaman, bahwa
pada hari kiamat nanti, mereka berada di taman-taman (surga) dan mata air.
Maksudnya adalah berbeda dengan orang-orang yang cilaka pada hari itu, di mana
mereka malah berkada dalam naungan asap api neraka yang menyakitkan. Dan
maksud dari firman Allah:

   

dan buah-buahan yang mereka sukai." Maksudnya adalah semua jenis buah-
buahan yang mereka butuhkan dan temukan. Maksud dari firman Allah:

   


462
Muslim, 4/1994.
8 91)
Sebagian mufasir mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan rukuk di sini ialah tunduk kepada
perintah Allah; dan sebagian yang lainnya mengatakan, maksudnya ialah salat.
(Katakan kepada mereka), "Makan dan minumlah dengan rasa nikmat" adalah
dikatakan kepada mereka sebagai bentuk dari sambutan baik kepada mereka,
kemudian Allah memberitahukan suatu berita dengan membuat sebuah pernyataan
baru:

    

Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang


berbuat baik." Maksudnya adalah bahwa ini merupakan balasan Kami terhadap orang
yang berbuat baik.

   

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)."

Ancaman bagi orang-orang yang mengingkari hari kiamat.

Dan firman Allah:

     

(Katakan kepada orang-orang kafir), "Makan dan bersenang-senanglah kamu


(di dunia) sebentar, sesungguhnya kamu orang-orang durhaka!", perkataan bagi
orang-orang yang mendustakan terhadap hari kiamat, dan perintah terhadap mereka
tersebut merupakan sebuah perintah ancaman sehingga Allah berfirman:

  

(Katakan kepada orang-orang kafir), "Makan dan bersenang-senanglah kamu


(di dunia) sebentar," maksudnya waktu yang sebentar dan pendek.

 

sesungguhnya kamu orang-orang durhaka!", maksudnya adalah kemudian


pergilan menuju neraka Jahaman yang telah dikemukakan.

   

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)."


Sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Kami biarkan mereka bersenang-senang
sebentar, Kemudian kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.” (al-
Luqman: 24). “Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah tidak beruntung”. (bagi mereka) kesenangan (sementara)
di dunia, Kemudian kepada Kami-lah mereka kembali, Kemudian kami rasakan
kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka.” (Yunus: 69-70). Dan
maksud dari firman Allah:

      

Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Rukuklah," mereka tidak mau


rukuk.891) maksudnya adalah jika orang-orang bodoh dari kalangan orang-orang kafir
itu diperintahkan supaya menjadi orang-orang yang melakukan shalat bersama dengan
jama'ah, maka mereka tak bersedia melakukan itu dan malah menyombongkan diri.
Oleh karena itu, Allah berfirman:

  

Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)."


Kemudian Allah berkata:

    

Maka kepada ajaran manakah (selain Al-Qur’an) ini mereka akan beriman?"
maksudnya jika mereka tidak beriman terhadap al-Qur'an ini, maka kepada ajaran
manakah mereka beriman?. seperti perkataan Allah: “Itulah ayat-ayat Allah yang
kami membacakannya kepadamu dengan Sebenarnya; Maka dengan perkataan
manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-
keterangan-Nya.” (Al-Jatsiyah: 6).

Apa yang dikatakan setelah menyelesaikan surat al-Murslat.

Telah diriwayatkan oleh ibn abi Hatim dari Ismail bin Umiyah: "Aku mendengar
seorang laki-laki Arab Badawi berkata: "Aku mendengar abu Hurairah meriwayatkan
bahwa ketika telah membaca " Demi (malaikat-malaikat) 885) yang diutus untuk
membawa kebaikan" hingga ayat: " Maka kepada ajaran manakah (selain Al-Qur’an)
8 91)
Sebagian mufasir mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan rukuk di sini ialah tunduk kepada
perintah Allah; dan sebagian yang lainnya mengatakan, maksudnya ialah salat.
8 85)
Sebagian mufasir mengartikan “Demi angin yang dikirim.”
ini mereka akan beriman?", maka ucapkanlah: "Aku beriman kepada Allah dan apa
yang telah diturunkan."463 Hadits ini telah dikemukakan dalam surat al-Qiyamah.
Akhir surat al-Mursalat. Dan hanya kepada Allah segala puji dan keutamaan.

AN-NABA’

MAKKIYYAH

Surah ke-78 : 40 ayat

JUZ 30

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?

Tentang berita yang besar (hari berbangkit),

yang dalam hal itu mereka berselisih.

Tidak!892) Kelak mereka akan mengetahui,

sekali lagi tidak! Kelak mereka akan mengetahui.

Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan,

dan gunung-gunung sebagai pasak?

Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan,

dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat,

dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian,893)

dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan,

dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh,

dan Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari),

463
Abu Dawud, 1/549.
8 92)
Sanggahan terhadap pendapat orang-orang kafir Mekah yang mengingkari hari berbangkit dan
hari Kiamat.
8 93)
Malam itu disebut sebagai “pakaian” karena malam itu gelap menutupi jagat sebagaimana
pakaian menutupi tubuh manusia.
dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya,

untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman,

dan kebun-kebun yang rindang.

Sanggahan terhadap orang-orang musrik yang meningkari terjadinya hari


kiamat.

Allah berkata seraya menyanggah perntanyaan orang-orang kafir yang


mengingkari terjadinya hari kiamat:

      

Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar (hari
berbangkit)," maksudnya tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang
kiamat yang merupakan sebuah berita yang besar. Maksudnya adalah sebuah berita
yang merisaukan dan mengerikan.

    

yang dalam hal itu mereka berselisih." Maksudnya dalam manusia ini, manusia
terpecah menjadi dua pendapat. Yaitu orang yang mengimaninya dan orang yang
meningkarinya. Kemudian Allah berkata seraya memberi ancaman terhadap orang-
orang yang mengingkari kiamat (hari kebangkitan):

      

Tidak!892) Kelak mereka akan mengetahui, sekali lagi tidak! Kelak mereka akan
mengetahui," ini merupakan ancaman yang keras dan janji yang sangat mengukuhkan.

Memperingatkan sesuatu yang termasuk dari kekuasaan Allah, seperti


bukti akan kekuasaan Allah dalam membangkitkan setelah kematian.

8 92)
Sanggahan terhadap pendapat orang-orang kafir Mekah yang mengingkari hari berbangkit dan
hari Kiamat.
Kemudian Allah menjelaskan kekuasaanNya yang sangat besar dalam
menciptakan sesuatu yang aneh dan mengherankan sebagai bukti akan kekuasaanNya
terhadap segala sesuatu yang Dia kehendaki, semisal membangkitkan dan selainnya
sehingga Dia berfirman:

    

Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan" maksudnya


menghamparkan bumi untuk makhluk-makhlukNya, menundukkannya untuk
kepentingan mereka sehingga menjadi planet yang tenang dan tetap.

  

dan gunung-gunung sebagai pasak?" maksudnya adalah memberikan pasak-


pasak yang mengukuhkan dan menstabilkan bumi sehaingga goncang karena orang-
orang yang ada di atasnya.

  

Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan," maksudnya adalah laki-


laki dan perempuan, di mana keduanya saling bersenang-senang sehingga
menghasilkan keturunan seperti yang dikeumakan dalam firman Allah: 21. Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.” (ar-Rum: 21). Dan maksud dari
firman Allah:

   

dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat" adalah penghenti gerakan


sehingga menghasilkan kenikmatan karena terlalu banyaknya bergerak dan berjalan
dalam mencari penghidupan di siang hari, dan hal yang seperti ini juga telah
dikemukakan dalam surat al-Furqan. Sedangkan maksud dari firman Allah:

   


dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian,893)" adalah kegelapannya
menutupi manusia seperti dalam firman Allah: “Dan malam apabila menutupinya. 464
(asy-Syamsyiah: 4) Dan Qotadah berkata tentang firman Allah:

   

dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian," maksudnya adalah waktu


tenang." Dan maksud dari firman Allah:

   

dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan" adalah bahwa Kami
menjadikan siang sangat terang dan bercahaya, sehingga memungkinkan manusia
untuk melakukan aktifitas di dalamnya, pulang dan pergi untuk mencari penghidupan,
berdagang dan lain sebagainya."465 dan maksud dari firman Allah:

    

dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh" adalah tujuh
langit, dalam keluasan, ketinggian, ketepatan, kekuatan, dan menghiasinya dengan
bintang-bintang yang tetap dan beralih-alih. Oleh karena itu, Allah berkata:

   

dan Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari)," maksudnya


adalah matahari yang menyinari keseluruhan alam, yang mana sinarnya bisa dirasakan
oleh keseluruhan penduduk bumi. Dan maksud dari firman Allah:

     

dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya", Ali
bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas tentang al-Muashirât, maksudnya adalah
awan.466 Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Ukramah, abu Aliyah, Dhahak,
Hasan, Rabi' bin Anas, Tsauri, dan dipilih pula oleh ibn Jarir. 467 Al-Fira' berkata: "Itu
adalah mendung yang tidak menurunkan hujan. Sebagaimana dikatatakan "Seorang

8 93)
Malam itu disebut sebagai “pakaian” karena malam itu gelap menutupi jagat sebagaimana
pakaian menutupi tubuh manusia.
464
Maksudnya: malam-malam yang gelap
465
Thabari, 24/154.
466
Thabari, 24/154.
467
Thabari, 24/154.
wanita Muashir, jika sudah dekat waktu haidnya, namun tidak haid." 468 Ini
sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: ” Allah, dialah yang mengirim angin, lalu
angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan
keluar dari celah-celahnya.” (Ar-Rum: 48).

Dan firman Allah:

 

air hujan yang tercurah dengan hebatnya" Mujahid, Qotadah, dan Rabi' bin
Anas berkata: "yang tercurah dengan hebatnya."469 Tsauri berkata: "Terus menerus."470
Ibn Zaed berkata: "Banyak."471 Dan dalam hadits seorang yang mustahadhah, ketika
Rasulullah berkata kepadanya: "Apakah aku bisa menggambarkanmu seperti urat
keting yang terpotong?." Maksudnya adalah merembes ke kain." Maka wanita itu
berkata: "Wahai Rasulullah, lebih banyak dari itu. Sesungguhnya itu adalah ats-Sajja
Tsajjan (tercurah dengan hebatnya)."472 Hadits tersebut menunjukkan penggunakan
kata "Tsaj" untuk menggambarkan sesuatu yang tumpah (tercurahkan) secara terus
menerus dan banyak. Wallahu A'lam (Allah lebih tahu). Dan maksud dari firman
Allah:

       

untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman, dan
kebun-kebun yang rindang" adalah bahwa dengan air yang banyak ini, kami
mengeluarkan banyak sekali sesuatu yang baik, bermanfaat, dan berkah.  adalah
disimpan untuk kepentingan manusia dan binantang.  maksudnya adalah
sayur-sayuran yang dimakan dalam keadaan masih basah. maksudnya
adalah tanaman-tanaman dan kebun-kebun buah yang beraneka ragam dengan warna
yang bermacam-macam pula, makanan-makanan, dan bau-bauan yang bermacam-
macam, walaupun semua itu berada dalam satu tempat secara bersamaan di bumi.
Oleh karena itu dikatakan: "Kembun-kebun yang rindang" (An-Naba': 16). Ibn Abas
dan selainnya berkata: "Kebun-kebun yang berkumpul. Ini seperti halnya firman
Allah: “Dan di bumi Ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun
468
Al-Bughawi, 4/437.
469
Thabari, 24/155.
470
Thabari, 24/155.
471
Thabari, 24/155.
472
Abu Dawud, 1/ 199.
anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak
bercabang, disirami dengan air yang sama. kami melebihkan sebahagian tanam-
tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (ar-
Ra’d: 4).

Sungguh, hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan,

(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-
bondong,

dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu,

dan gunung-gunungpun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana.

Sungguh, (neraka) Jahanam itu (sebagai) tempat mengintai (bagi penjaga yang
mengawasi isi neraka),

menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas.

Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama,

mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat)


minuman,

selain air yang mendidih dan nanah,

sebagai pembalasan yang setimpal.

Sesungguhnya dahulu mereka tidak pernah mengharapkan perhitungan,

dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami.

Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu Kitab (buku catatan amalan
manusia).

Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan
kepadamu selain azab.

Penjelasan tentang hari keputusan dan segala sesuatu yang ada di


dalamnya.
Allah berkata seraya memberitahukan tentang hari keputusan, yaitu hari
Kiamat, bahwa itu waktunya sudah ditentukan sehingga tidak mungkin lebih dan juga
kurang, dan tidak ada yang bisa mengetahui waktunya secara pasti selain Allah
sebagaimana yang dikatakan olehNya: “Dan kami tiadalah mengundurkannya,
melainkan sampai waktu yang tertentu.” (Hud: 104).

      

(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-
bondong," Mujahid berkata: "Berbondong-bondong."473 Ibn Jarir berkata:
"Maksudnya adalah setiap umat datang bersama dengan rasulnya sendiri." Seperti
dalam firman Allah: “Dan Katakanlah: "Yang benar Telah datang dan yang batil
Telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” 474 Dan
telah diriwayatkan oleh Bukhari tentang penafsiran ayat: "

      

(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-
bondong," dari abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Antara dua
tiupan tersebut adalah empat puluh." Mereka berkata: "Empat puluh hari?."
Rasulullah berkata: "Salah." Mereka berkata: "Empat puluh bulan?." Rasulullah
berkata: "salah." Mereka berkata: "Empat puluh tahun?." Rasulullah berkata: "Salah."
Rasulullah berkata: "Kemudian Allah menurunkan air dari langit sehingga mereka
tumbuh kembali sebagaimana tumbuhnya sayur-sayuran, dan tidak ada sorangpun
yang tidak basah kecuali satu tulang. Yaitu dosa yang sangat mengherankan (besar),
dan darinyalah makhluk-makhluk menaiki di hari kiamat."

    

dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu" maksudnya adalah
jalan turunnya malaikat.

    

dan gunung-gunungpun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana" seperti


firman Allah: “Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”
(al-Qoriah: 5). Dan di sini, Allah berfirman:

473
Thabari, 24/158.
474
Thabari, 24/158.
 

sehingga menjadi fatamorgana" maksudnya adalah menipu seorang yang


memandang. Seolah-olah ada sesuatu, padahal tidak ada sesuatu. Setelah itu,
lenyaplah secara keseluruhan, tidak ada sesuatu dan bekasnya lagi, sebagaimana
dalam firman Allah: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, Maka
Katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-
hancurnya, Maka dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,
Tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-
tinggi.” (Thaha: 105-107). Dan maksud dari firman Allah:

    

Sungguh, (neraka) Jahanam itu (sebagai) tempat mengintai (bagi penjaga yang
mengawasi isi neraka)," adalah tempat pengintaian.



bagi orang-orang yang melampaui batas" maksudnya adalah orang-orang yang


durhaka dan menentang rasul.

 

menjadi tempat kembali" maksudnya adalah tempat kembali. Dan maksud dari
firman Allah:

   

Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama," adalah tinggal di sana dalam
masa yang lama. "Ahqoba adalah kata jama' dari kata Haqb, yang artinya adalah
jangka waktu.

Khalid bin Ma'dan berkata: "Ayat ini dan firman Allah: "Kecuali apa yang
dikehendaki oleh Tuhanmu" adalah di dalam ahli tauhid."475 diriwayatkan oleh ibn
Jarir, dan ibn Jarir meriwayatkan dari Salim: "Aku mendengar Hasan bertanya
tentang:

   

475
Thabari, 24/163.
Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama" berkata: "Adapun tentang
"Ahqâb" (waktu yang lama), tidak ada batasan waktunya selain kebadian di dalam
neraka. namun mereka mengemukakan bahwa "haqbun" (waktu yang lama) adalah
tujuh pulah tahun, di mana seharinya sebanding dengan seribu tahun sebagaimana
yang kalian hitung.476 Said berkata dari Qotadah: "Firman Allah:

   

Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama" berkata: "Adalah sesuatu yang
tidak ada akhirnya. Sehingga ketika suatu waktu telah berlalu, maka datanglah waktu
setelahnya. Dan telah dikemukakan kepada kita bahwa "Haqb" (waktu yang lama)
adalah delapan puluh tahun."477 Rabi' bin Anas berkata:

  

Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama" tidak ada yang mengetahui
masa lama ini selain Allah. Dan telah dikemukakan kepada kami bahwa satu priode
adalah delapan puluh tahun lamanya. Sedangkan satu tahunnya adalah 370 hari. Dan
setiap tahunnya sama halnya dengan seribu tahun. Keduanya diriwayatkan oleh ibn
Jarir.478

Dan maksud dari firman Allah:

      

mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat)


minuman," adalah bahwa mereka tidak menemukan kesejukan bagi hati mereka, dan
minuman yang baik yang bisa mereka makan. Oleh karena itu, Allah berfirman:

   

selain air yang mendidih dan nanah," maksudnya adalah pengecualian dari
kesejukan tersebut. Sehingga yang ada hanyalah air yang mendih dan minuman dari
nanah."479 Seperti itulah yang dikatakan oleh Rabi' bin Anas. Sedangkan yang
dimaksud dengan "Hamîm" (air yang mendidih) adalah air panas yang mencapai
476
Thabari, 24/162.
477
Thabari, 24/162.
478
Thabari, 24/162
479
Thabari, 24/165.
puncak panasnya sehingga mendidih. Sedangkan "Ghisâq" adalah sesuatu yang
terbentuk dari kumpulan nanah bercampur darahnya penghuni neraka, kringat, arit
mata, dan luka mereka. Ghisaq sangatlah dingin, dan rasa dinginnya itu tidak bisa
ditahan dan dilawan. Semoga Allah menjaga kita dari hal itu dengan anugerah dan
kemurahanNya. Dan maksud dari firman Allah:

  

sebagai pembalasan yang setimpal" adalah bahwa siksaan yang telah mereka
terima itu adalah selaras dengan perbuatan buruk mereka ketika masih hidup di dunia.
ini dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, dan lebih dari satu orang. 480 kemudian Allah
berkata:

     

Sesungguhnya dahulu mereka tidak pernah mengharapkan perhitungan"


maksudnya adalah bahwa sesungguhnya mereka dulunya tidak menyakini bahwa ada
sebuah tempat yang perbuatan mereka nantinya akan di hitung (dipertanggung
jawabkan) di dalamnya.

   

dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami" maksudnya adalah


bahwa mereka dulunya mendustakan hujah-hujah (argumentasi) dan argumentasi-
argumentasi Allah terhadap hambaNya yang telah diturunkan kepada rasulNya.
Sehingga mereka malah menyambutnya dengan pendustaan dan pembangkangan. Dan
maksud dari firman Allah:

 adalah pendustaan. Ini adalah masdar yang tidak fi'il (kata kerja). Dan
maksud dari firman Allah:

    

Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu Kitab (buku catatan amalan
manusia)" adalah bahwanya Kami telah mengetahui amal perbuatan keseluruhan
manusia, dan telah menuliskannya untuk mereka, dan kemudian Kami akan
memberikan ganjarannya. Jika amalnya baik, maka baik pula balasannya. Dan jika
buruk, maka buruk pula balasannya. Dan maksud dari firman Allah:

     


480
Thabari, 24/167
Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan
kepadamu selain azab" adalah akan dikatakan kepada ahli neraka: "Rasakanlah apa
yang kalian terima di neraka. sesungguhnya kami akan menambahkan sesuatu kepada
kalian selain azab yang serupa. Qotadah berkata dari abi Ayub al-Azdi dari Abdullah
bin Umar berkata: "Belum pernah ada ayat yang diturunkan kepada ahli neraka yang
lebih keras dari ayat ini:

     

Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan
kepadamu selain azab" berkata: bahwa mereka selamanya berada dalam tambahan
azab.481

Sungguh, orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,

(yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,

dan gadis-gadis montok yang sebaya,

dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).

Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun (perkataan


dusta).

Sebagai balasan dan pemberian yang cukup banyak dari Tuhanmu,

Keberuntungan yang sangat besar bagi orang-orang yang bertakwa.

Allah berkata seraya memberitahukan tentang orang-orang yang berbahagia


serta apa yang disiapkanNya untuk mereka yang berupa kemuliaan, kenikmatan yang
terus menerus, sehingga Dia berfirman:

   

Sungguh, orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan" ibn Abas dan


Dhahak berkata: "Yaitu orang-orang yang mensucikan Allah." Mujahid dan Qotadah
berkata: "Mereka mendapatkan kemenangan, sehingga selamat dari api neraka."482 dan

481
THabari, 24, 169.
482
Thabari, 24/170, dan al-Baghawi, 4/439.
yang paling tepat di sini adalah perkataan ibn Abas, sebab setelahnya Allah berfirman:
. "Kebun-kebun". Hada'iq adalah kebun-kebun yang ditanami kurma-kurma
dan selainnya.

   

dan buah anggur, dan gadis-gadis montok yang sebaya," maksudnya adalah
bidadari-bidadari yang sebaya. Ibn Abas, Mujahid, dan lebih dari satu orang berkata:
 maksudnya adalah yang montok. Maksudnya adalah bahwa payu dara
mereka sangat montok, tidak melorot ke bawah. Sebab mereka adalah perawan-
perawan Arab. Sedangkan maksud dari kata "Atrâb" adalah sebaya (satu umur),483
sebagaimana penjelasannya telah kami kemukakan dalam surat al-Waqiah. Dan
maksud dari firman Allah:

  

dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman)", ibn Abas berkata: "Terus
menerus penuh."484 Ukramah berkata: "Yang bersih." Mujahid, Hasan, Qotadah, dan
ibn Zaed berkata:  adalah penuh dan meluap."485 Dan maksud dari firman
Allah:

      

Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun (perkataan


dusta)." Adalah seperti firman Allah: “Di dalam surga mereka saling memperebutkan
piala (gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan
tiada pula perbuatan dosa.” (ath-Thur: 23). Maksudnya adalah di sana tidak ada
perkataan yang sia-sia yang tidak bermanfaat, dan juga tidak ada dosa kedustaan.
Namun itu adalah kawasan yang aman, sehingga segala sesuatu yang ada di dalamnya
adalah selamat dari kekurangan. Dan maksud dari firman Allah:

     

483
Thabari, 24/173.
484
Thabari, 24/ 172.
485
Thabari, 24/176, dan Qurthubi, 19/186.
Sebagai balasan dan pemberian yang cukup banyak dari Tuhanmu," adalah apa
yang telah kami kemukakan itu adalah balasan yang diberikan oleh Allah kepada
mereka. Allah telah memberikan keutamaan, anugarah, kebaikan, dan rahmatNya
kepada mereka. yaitu sebuah pemberiaan yang serba kebercukupan, menyeluruh, dan
banyak. Orang Arab mengatakan: "A'thani, fa Ahsibni", maksudnya adalah mencukup
kami. Dan cukuplah Allah yang mencukupiku.

Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi apa yang ada di antara keduanya;
Yang Maha Pengasih, mereka tidak mampu berbicara dengan Dia.

Pada hari, ketika rµ¥894) dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak
berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha
Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.

Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia
menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang


dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya;
dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah."

Tidak ada seorang pun yang berani berkata di hadapan Allah, bahkan
Malaikat pun keculai telah mendapatkan izin dariNya.

Allah memberitahukan tentang keagungan dan kebesaranNya bahwa Dia


adalah Tuhan langit dan bumi, serta segala sesuatu yang ada di dalamnya, dan bahwa
Dia adalah Dzat Yang Maha Mengasihi, yang kasih sayangnya mencakup keseluruhan
hal. Dan maksud dari firman Allah:

     

mereka tidak mampu berbicara dengan Dia" adalah tidak ada seorang pun yang
mampu memulai perkataan kepadaNya kecuali atas izinNya dulu, seperti firman
Allah: 255. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya?.” (al-
8
Para mufasir mempunyai pendapat yang berbeda tentang maksud “rµ¥” dalam ayat ini. Ada
94)

yang mengatakan “Jibril” ada yang mengatakan “tentara Allah” dan ada pula yang mengatakan “roh
manusia.”
Baqarah: 255). “Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara,
melainkan dengan izin-Nya.” (Hud: 105).

       

Pada hari, ketika rµ¥894) dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak
berkata-kata," yang dimaksud dengan ruh di sini adalah Jibril, dan ini yang dikatakan
oleh Sya'bi, Said bin Jabir, dan Dhahak, 486 sebagaimana yang ada dalam firman Allah:
(1168). Muqatil bin Hayan berkata: Ruh adalah malaikat yang paling mulia dan paling
dekat dengan Allah, dan pembawa wahyu.487 dan maksud dari firman Allah:

    

kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha
Pengasih" seperti firman Allah: “Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang
berbicara, melainkan dengan izin-Nya.” (Hud: 105). dan sebagaimana yang
dikemukakan dalam Shahih: "Tidak ada yang berbicara pada waktu itu selain
Rasul."488 Dan maksud dari firman Allah:

  

dan dia hanya mengatakan yang benar" adalah benar. dan yang termasuk dari
kebenaran adalah tidak ada Tuhan selain Allah sebagaimana yang dikatakan oleh abu
Shalah dan Ukramah.489 Dan maksud dari firman Allah:

   

Itulah hari yang pasti terjadi" adalah pasti terjadi.

      

Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada
Tuhannya" maksudnya adalah tempat kembali, dan jalan yang menunjukkan
kepadaNya, dan metode yang menghantarkannya kepada diriNya.
8 94)
Para mufasir mempunyai pendapat yang berbeda tentang maksud “rµ¥” dalam ayat ini. Ada
yang mengatakan “Jibril” ada yang mengatakan “tentara Allah” dan ada pula yang mengatakan “roh
manusia.”
486
Thabari, 24/176, dan Qurthubi, 19/186.
487
Dar Mantsur, 8/400.
488
Fathul Bari, 13/430.
489
Thabari, 24/178.
Kiamat sangat dekat

Dan maksud dari firman Allah:

   

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang


dekat," adalah hari kiamat, untuk mengukuhkan terjadinya sehingga menjadi sesutu
yang sudah dekat. Sebab segala sesuatu yang akan datang, pasti datang.

     

pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya"
maksudnya adalah dihadapkan kepadanya keseluruhan amal perbuatannya yang baik
maupun yang buruk, yang dahulu atau yang baru terjadi seperti firman Allah: “dan
mereka dapati apa yang Telah mereka kerjakan ada (tertulis).” (al-Kafi: 49).

     

dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah."
Maksudnya adalah bahwa orang-orang kafir mengharapkan bahwa dulunya mereka
adalah berupa tanah sewaktu masih hidup di dunia, tidak menjadi manusia, dan tidak
diwujudkan. Itu semua adalah ketika melihat azab Allah, dan melihat amal
perbuatannya yang buruk telah ditulis oleh malaikat pencatat amal perbuatan. Dan
dikatakan bahwa maksudnya adalah bahwasanya harapan tersebut adalah karena
ketika Allah memutuskan perkata di antara binatang-binatang yang ada di dunia
dengan hukumNya yang adil, dan ketika telah menyelesaikan hal itu, maka berkatalah
binatang-binatang itu kepada Allah: "Jadikanlah kami tanah." Lantas mereka pun
akhirnya menjadi tangah, sehingga pada waktu itu, orang kafir pun berkata:

  

Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah" maksudnya adalah bahwa
dulunya kami adalah binantang sehingga akhirnya menjadi tanah. Arti ini
dikemukakan pula dalam sebuah hadits tentang terompet yang masyhur, yang di
dalamnya terdapat perkataan dari abu Hurairah, Abdullah bin Umar, dan lain
keduanya. akhir surat an-Naba'. Dan hanya kepada Allah lah segala puji dan
keutamaan. Dan kepadaNya pertolongan dan keterjagaan.
AN-NĀZI‘ĀT

MAKKIYYAH

Surah ke-79 : 46 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras.

Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.

Demi (malaikat) yang turun dari langit dengan cepat,

dan (malaikat) yang mendahului dengan kencang,

dan (malaikat) yang mengatur urusan (dunia).895)

(Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama


mengguncangkan alam,

(tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua.

Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut,

pandangannya tunduk.

(orang-orang kafir) berkata, "Apakah kita benar-benar akan dikembalikan


kepada kehidupan yang semula?896)

Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang
yang hancur?"

Mereka berkata, "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang


merugikan."

Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja.

8 95)
Dalam ayat 1-5 Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat yang bermacam-macam sifat dan
urusannya bahwa manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat. Sebagian mufasir berpendapat,
bahwa dalam ayat-ayat ini, kecuali ayat 5, Allah bersumpah dengan bintang-bintang.
8 96)
Setelah orang-orang kafir mendengar adanya hari kebangkitan setelah mati mereka merasa heran
dan mengejek sebab menurut keyakinan mereka tidak ada hari kebangkitan itu. Itulah sebabnya
mereka bertanya.
Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru).

Bersumpah dengan menggunakan lima sifat akan datangnya hari kiamat.

Ibn Mas'ud, ibn Abas, Marruq, Said bin Jabir, abu Shalih, abu Dhaha, dan
Saddi berkata:

  

Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras": "Malaikat. Maksudnya


adalah malaikat yang mencabut nyawa manusia. 490 Sebagian dari mereka kesurkaran
mengambil nyawa manusia, sehingga mencabutnya dengan amat keras, dan sebagian
dari mereka mengambil nyawa manusia dengan sangat mudah, seolah-olah mereka
mengambilnya dengan lemah lembut. Dan inilah yang dimaksud oleh ayat:

  

Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut." Ini dikatakan
oleh ibn Abas.491 Adapun maksud dari firman Allah:

  

Demi (malaikat) yang turun dari langit dengan cepat," ibn Mas'ud berkata:
"Malaikat."492 Dan telah diriwayatkan oleh Ali, Mujahid, Said bin Jabir, dan abi
Shalih seperti itu juga.493 Dan maksud dari firman Allah:

  

dan (malaikat) yang mendahului dengan kencang," adalah telah diriwayatkan


dari Ali, Masruq, Mujahid, abi Shalih, Hasan Basri, bahwa maksudnya adalah
"Malaikat."494 Dan firman Allah:

  

490
Thabari, 24/185, Qurthubi, 19/190, Dar Mantsur, 8/ 404.
491
Thabari, 178.
492
Dar Mantsur, 8/404.
493
Thabari, 24/190, dan Qurthubi, 19/193.
494
Qurthubi, 19/93, Dar Mantsur, 8/404.
dan (malaikat) yang mengatur urusan (dunia). 895 Ali, Mujahid, Atha', abu
Shalih, Hasan, Qotadah, Rabi' bin Anas, dan Saddi berkata: "Itu adalah malaikat." 495
Hasan menambahkan: "Mengatur urusan yang berasal dari langit menuju bumi atas
perintah Allah."

Gambaran tentang kiamat, manusia, dan perkataan mereka di dalamnya.

Allah berfirman:

      

(Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama


mengguncangkan alam, (tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua" ibn Abas
berkata: "Itu adalah dua tiupan. Tiupan pertama dan tiupan kedua." 496 Dan seperti itu
pulalah yang dikatakan oleh Mujahid, Hasan, Qotadah, Dhahak, dan lebih dari satu
orang.497 Mujahid berkata: "Tentang tiupan yang pertama adalah seperti dalam firman
Allah: "(Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama
mengguncangkan alam" (An-Nazi'at: 6), sehingga seperti firmanNya pula: “Pada hari
bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu
tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan.” (al-Mursilat: 14). Sedangkan yang
kedua adalah "ar-Radifah" (tiupan kedua), dan itu seperti yang dikemukakan dalam
firman Allah: “Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan
keduanya sekali bentur.” (al-Haqah: 14).498

Dan firman Allah:

   

Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut," ibn Abas berkata:
"Maksudnya adalah takut."499 Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Qotadah.500

  

8 95)
Dalam ayat 1-5 Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat yang bermacam-macam sifat dan
urusannya bahwa manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat. Sebagian mufasir berpendapat,
bahwa dalam ayat-ayat ini, kecuali ayat 5, Allah bersumpah dengan bintang-bintang.
495
Thabari, 24/190, Qurthubi, 19/194, Dar Mantsur, 8/403-405.
496
Thabari, 24/191.
497
Thabari, 24/191, 192.
498
Thabari, 24/192
499
Thabari, 24/193
500
Thabari, 24/193, dan al-Baghawi, 4/443.
pandangannya tunduk." Maksudnya adalah pandangan orang-orang yang hadir
pada hari kiamat. Hal itu adalah karena melihat kegaduhan yang ada pada hari kiamat.
Dan maksud dari firman Allah:

     

(orang-orang kafir) berkata, "Apakah kita benar-benar akan dikembalikan


kepada kehidupan yang semula?896) adalah orang-orang musrik Qurasy, dan orang
yang berkata seperti perkataan mereka dalam hal mengingkari hari kebangkitan.
Mereka mengingkari adanya kebangkitan setelah berada di kubur. Ini dikatakan oleh
Mujahid.501 Yaitu setelah jasat mereka menjadi rusak, dan tulang belulangnya menjadi
berserakan dan hancur. Oleh karena itu, Allah berfirman:

    

Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang
yang hancur?". Kata "Nakhirah" juga dibaca dengan "Nâkhirah", dan ibn Abas,
Mujahid, dan Qotadah berkata: "Masudnya adalah rusak."502 Ibn Abas berkata: "Itu
adalah tulang belulang yang telah rusak dan angin telah masuk ke dalamnya." adapun
tentang firman Allah:

    

"Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan." Muhammad


bin Ka'ab berkata: "Qurasy berkata: "JIka Allah menghidupkan kami setelah kami
mati, maka itu sungguh sesuatu yang merugikan."503 Allah berkata:

        

Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja. Maka seketika itu
mereka hidup kembali di bumi (yang baru)." Maksudnya adalah bahwa itu merupakan
sesuatu yang berasal dari Allah, tidak ada yang bisa melakukannya selain Allah, dan
tidak perlu adanya sesuatu yang menguatkanNya lagi. Sehingga manusia pun akan
hidup kembali dan melihat. Yaitu ketika Allah memerintahkan kepada Israfil untuk

8
Setelah orang-orang kafir mendengar adanya hari kebangkitan setelah mati mereka merasa heran
96)

dan mengejek sebab menurut keyakinan mereka tidak ada hari kebangkitan itu. Itulah sebabnya
mereka bertanya.
501
Thabari, 24/195

502
Thabari, 24/195
503
Qurthubi, 19/198.
meniupkan sangkakala kebangkitan, sehingga orang-orang masa pertama dan yang
datang pada masa akhir, akan bangun di hadapan Allah Swt., dan mereka semua pada
melihat, sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Yaitu pada hari dia memanggil
kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu
tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.” (al-Isra’: 52). ”Di dalam kedua
syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir.” (al-Qomar: 50). “Dan kepunyaan
Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. tidak adalah kejadian
kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi).” (An-Nahl: 77).

Dan maksud dari firman Allah:

   

Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru)", ibn Abas
berkata: "As-Sâhirah adalah keseluruhan bumi."504 Itu pula yang dikatakan oleh Said
bin Jabir, Qotadah, dan abu Shalih. Ukramah, Hasan, Dhahak, dan ibn Zaed berkata:
"As-Sâhirah maksudnya adalah permukaan bumi." 505 Mujahid berkata: "Mereka yang
awalnya berada di bawah bumi, keluar menuju permukaannya." Berkata: "As-Sahirah
adalah tempat yang datar."506

Rabi' bin Anas berkata:

   

Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru)", Allah berfirman:
“(yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula)
langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat
Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (Ibrahim: 48). 105. “Dan mereka bertanya
kepadamu tentang gunung-gunung, Maka Katakanlah: "Tuhanku akan
menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka dia akan menjadikan
(bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya
tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi. (Thaha: 105-107)47. Dan (Ingatlah) akan
hari (yang ketika itu) kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat
bumi itu datar.” (al-Kahfi: 47). bumi yang mulanya ada gunung-gunung di atasnya,
akhirnya menjadi datar sehingga tidak seperti bumi yang ada sekarang. Namun
504
Thabari, 24/198.
505
Thabari, 24/198.
506
Thabari, 24/198, Dar Mantsur, 8/408.
akhirnya menjadi bumi yang tidak ada kemaksiatan dan pertumpahan darah di
atasnya.

Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) kisah Musa?

Ketika Tuhan memanggilnya (Musa) di lembah suci yaitu Lembah Tuwa;

pergilah engkau kepada Fir’aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas,

Maka katakanlah (kepada Fir’aun), "Adakah keinginanmu untuk membersihkan


diri (dari kesesatan),

dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar engkau takut kepada-Nya?"

Lalu (Musa) memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.

Tetapi dia (Fir’aun) mendustakan dan mendurhakai.

Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).

Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru


(memanggil kaumnya).

(Seraya) berkata, "Akulah tuhanmu yang paling tinggi."

Maka Allah menghukumnya dengan azab di akhirat dan siksaan di dunia.

Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut
(kepada Allah).

Mengemukakan kisah tentang Musa sebagai pelajaran bagi orang-orang


yang takut.

Allah memberitahukan kapada rasulNya tentang hamba dan rasulnya yang


bernama Musa as. bahwa ia diutus kepada Fir'aun, dan membekalinya dengan
mukjizat, namun dengan semua itu, ternyata Fir'aun tetap kafir dan mendurhakainya
hingga Allah mengazabnya dengan sebuah azab yang berat. Seperti itulah balasan
orang yang telah menentangmu dan mendustakan apa yang telah didatangkan
kepadamu. oleh karena itu, diakhir kisah Allah berfirman: " Sungguh, pada yang
demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Allah)." (an-Naziat:
26). Dan maksud dari firman Allah:
    

Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) kisah Musa?" adalah apakah engkau


pernah mendengar cerita tentang dirinya."

  

Ketika Tuhan memanggilnya (Musa)" kata panggilan.

 

di lembah suci" maksudnya adalah suci.

 

yaitu Lembah Tuwa". Itu adalah nama sebuah lembah seperti yang dikemukakan
dalam hadits Shahih, yang telah dikemukakan dalam pembahasan surat Thaha, di
mana Allah berkata kepadanya (Musa):

     

pergilah engkau kepada Fir’aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas,"


bengis, sewenang-wenang, dan arogan.

      

Maka katakanlah (kepada Fir’aun), "Adakah keinginanmu untuk membersihkan


diri (dari kesesatan)," maksudnya adalah katakanlah kepada Fir'aun: "apakah engkau
akan mengikuti suatu jalan yang akan membersihkanmu. Maksudnya adalah engkau
melakukan ketaatan.

  

dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu" maksudnya adalah aku akan
menunjukkanmu menuju penyembahan kepada Tuhanmu.

 

agar engkau takut kepada-Nya?" maksudnya adalah sehingga hatimu menjadi


tunduk kepadaNya, taat dan takut kepadaNya, setelah sebelumnya merupakan hati
yang keras, buruk, dan jauh dari kebaikan.

   


Lalu (Musa) memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar" maksdunya
adalah bahwa ketika melakukan dahwah itu, Musa memperlihatkan kepadanya sebuah
hujjah (bukti) yang kuat, argumentasi yang jelas akan kebenaran apa yang datang
kepada dirinya dari Allah."

  

Tetapi dia (Fir’aun) mendustakan dan mendurhakai" maksudnya adalah bahwa


Fir'aun tetap mendustakan kebenaran, dan menentang apa yang telah diperintahkan
kepadanya yang berupa ketaan. Sehingga hasilnya adalah bahwa hatinya tetap kafir
(mengingkari), dan apa yang telah dilakukan oleh Musa sama sekali tidak menyentuh
batin dan dhahihrnya, dan kebenaran yang telah diketahuinya tidak mengharuskannya
untuk mengimaninya. Sebab pengetahuan adalah ilmu hati, sedangkan keimanan
adalah pengamalannya yang berupa mematuhi dan tunduk terhadap kebenaran.

Dan maksud dari firman Allah:

   

Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa)" adalah melawan


kebenaran dengan melakukan kebatilan. Yaitu mengumpulkan tukang sihir untuk
melawan mukjizat yang didatangkan kepada Musa.

  

Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru


(memanggil kaumnya)." Maksudnya adalah memanggil kaumnya.

    

(Seraya) berkata, "Akulah tuhanmu yang paling tinggi." Ibn Abas dan Mujahid
berkata: "Perkataan ini dikatakan oleh Fir'aun setelah mengatakan: "Aku tidak
mengetahui darimu Tuhan selain diriku selama empat puluh tahun lamanya." 507
Maksud dari firman Allah:

     

Maka Allah menghukumnya dengan azab di akhirat dan siksaan di dunia"


adalah bahwa Allah menghukumnya dengan sebuah hukuman untuk dijadikan sebagai

507
Qurthubi, 19/202.
pelajaran bagi orang-orang yang membangkang di dunia. “Dan mereka selalu diikuti
dengan kutukan di dunia Ini dan (begitu pula) di hari kiamat. la'nat itu seburuk-buruk
pemberian yang diberikan.” (Hud: 99) “Dan kami jadikan mereka pemimpin-
pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan
ditolong.” (al-Qoshosh: 41). Dan maksud dari firman Allah:

      

Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut
(kepada Allah)" Maksdunya adalah bagi orang yang mengambil nasehat dan
peringatan.

Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-
Nya?

Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,

dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang
benderang).

Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.

Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.

Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh.

(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.

Penciptaan langit dan bumi lebih habat daripada membangunkan kembali


makhluk.

Allah berkata seraya mengemukakan sebuah argumentasi kepada orang-orang


yang mengingkari hari kebangkitan, yaitu membangkitkannya kembali setelah
menciptakannya: maksudnya adalah wahai manusia.

    


yang lebih hebat ataukah langit" maksudnya adalah bahkan menciptakan langit
lebih hebat daripada menciptakan kalian, sebagaimana yang ada dalam firman Allah:
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia
akan tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui.” (al-Mukminin: 57) “Dan tidaklah
Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa
dengan itu? benar, dia berkuasa. dan dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.”
(Yasin: 81). Dan maksud dari firman Allah: " yang telah dibangun-Nya?"
adalah ditafsirkan melakui ayat:

   

Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya" maksudnya


adalah bahwa Allah menjadikannya sebagai sebuah bangunan yang tinggi, jauh dari
kerusakan, rata penjuru-penjurunya, dan pada malam harinya yang gelap gulita
diliputi oleh dengan bintang-bintang. Dan maksud dari firman Allah:

    

dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang
benderang)" adalah menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya
terang benderang, bercahaya, dan sangat jelas. Ibn Abas berkata: "Maksud dari kata
"Aghtasya Lailuhâ (menjadikan malamnya gelap gulia), adalah menggelapkannya."508
Dan seperti itulah yang dikatakan oleh Mujahid, Ukramah, Said bin Jabir, 509 dan
masih banyak orang lagi. Maksud dari firman Allah:

 

dan menjadikan siangnya (terang benderang)" adalah menerangkan siangnya.


Dan maksud dari firman Allah:

    

Dan setelah itu bumi Dia hamparkan" ayat ini dijelaskan dengan firman Allah:

    

Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya",


telah dikemukakan dalam surat Ha Mim, As-Sajadah, bahwa bumi diciptakan sebelum
penciptaan langit, namun penghamparannya adalah setelah diciptakannya langit.

508
Thabari, 24/206.
509
Thabari, 24/207, Dar Mantsur, 8/411.
maksudnya adalah dikeluarkannya apa yang sebelumnya hanya sebatas daya (al-
Quwwah) menjadi wujud nyata (bil Fi'il). Makna ini adalah perkataan ibn Abas, dan
lebih dari satu orang, dan dipilih pula oleh ibn Jarir.510

  

Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh" maksudnya adalah


ditancapkan dan dikukuhkan pada tempatnya, dan Allah adalah Dzat Yang Maha
Bijaksana dan Mengetahui, serta Yang Maha Lembut dan Penyayang terhadap
ciptaanNya. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Ketika
Allah menciptakan bumi, maka bumi adalah sesuatu yang memanjang (mengembang),
sehingga diciptakanlah gunung-gunung di atasnya, sehingga bumi pun akhirnya
menjadi kukuh, hingga para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung-gunung
itu, sehingga berkata: "Wahai Tuhan, apakah ada ciptaanMu yang lebih hebat dari
gungung-gunung itu?." Allah berkata: "Iya, yaitu besi." Malaikat lantas berkata:
"Wahai Tuhan, apakah ada dari ciptaanMu yang lebih hebat dari besi?." Allah
berkata: "Iya. Yaitu api." Malaikat lantas berkata: "Wahai Tuhan, apakah ada dari
ciptaanMua yang lebih hebat dari api?." Allah berkata: "Iya. Yaitu air." Malaikat
berkata: "Wahai Tuhan, apakah ada dari ciptaanMu yang lebih hebat dari air?." Allah
berkata: "Iya. Yaitu angin." Malaikat lantas berkata: "Wahai Tuhan, apakah ada dari
ciptaanMu yang lebih hebat dari angin?." Allah lantas berkata: "Iya. Yaitu manusia
yang melakukan sedekah dengan tangan kanannya, hingga tangan kirinya tidak
mengetahuinya."511 Dan maksud dari firman Allah:

   

(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu" adalah


bahwa bumi diratakan, sehingga muncullah mata airnya, muncullah kandungan-
kandungannya, mengalirlah sungai-sungainya, muncullah tananam, pohon, dan buah-
buahannya. Dan kokohlah gunung-gunungnya, sehingga penduduknya menjadi
tenang, dan bumi pun menjadi kokoh. Semua itu itu adalah untuk kesenangan
hambaNya, dan untuk kebutuhan hewan-hewan ternak yang mereka makan dan naiki
dalam waktu yang dibutuhkannya selama menjalani kehidupan di dunia ini, hingga
ajal datang menjemputnya.

510
Thabari, 24/208.
511
Ahmad, 3/124.
Maka apabila malapetaka besar (hari Kiamat) telah datang,

yaitu pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,

dan neraka diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.

Maka adapun orang yang melampaui batas,

dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,

maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya.

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan
diri dari (keinginan) hawa nafsunya,

maka sungguh, surgalah tempat tinggal-(nya).

Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari


Kiamat, "Kapankah terjadinya?"

Untuk apa engkau perlu menyebutkannya (waktunya)?

Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (ketentuan waktunya).

Engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut


kepadanya (hari Kiamat).

Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat),
mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore
atau pagi hari.

Hari kiamat dan segala kenikmatan dan neraka Jahim yang ada di
dalamnya, dan bahwasanya waktu datangnya tidak dapat diketahui.

Allah berfirman:

    

Maka apabila malapetaka besar (hari Kiamat) telah datang," maksudnya adalah
hari kiamat. Ini dikatakan oleh ibn ABas. Di namakan dengan nama seperti itu adalah
karena memalapetakan segala sesautu yang menggaduhkan dan mengerikan,
sebagaimana yang dikatakan dalam firman Allah: “dan kiamat itu lebih dahsyat dan
lebih pahit.” (al-Qomar: 46)..
     

yaitu pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya"
maksudnya adalah bahwa pada hari itu, manusia teringat segala perbuatannya, baik
dan buruknya perbuatan itu sebagaimana yang dikemukakan dalam firman Allah:
“Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang Telah dikerjakannya. (an-Naziat:
35).

    

dan neraka diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat."
Maksudnya adalah neraka tampak bagi orang-orang yang melihat, sehingga manusia
melihatnya dengan sangat jelas.

   

Maka adapun orang yang melampaui batas," maksudnya adalah pembangkang


dan arogan.

   

dan lebih mengutamakan kehidupan dunia" maksudnya adalah lebih


mengutamakan kehidupan dunia ketimbang agama dan akhitnya.

    

maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya", maksudnya adalah bahwa


sesungguhnya tempat kembalinya adalah neraka, dan makanannya terbuat dari Zakum
(jenis makanan untuk penghuni neraka/sebuah jenis makanan yang mematikan), dan
minumannya adalah nanah bercampur darah.

         

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan
diri dari (keinginan) hawa nafsunya," maksudnya adalah takut berdiri di hadapan
Allah, dan takut terhadap keputusanNya di hari kiamat, mencegah dirinya dari hawa
nafsu dan mengembalikannya pada ketaatan terhadap Tuhannya.

    

maka sungguh, surgalah tempat tinggal-(nya)," maksudnya adalah bahwa


sesungguhnya tempat kembalinya nanti adalah pada surga. kemudian Allah berfirman:
          
   

Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari


Kiamat, "Kapankah terjadinya?" Untuk apa engkau perlu menyebutkannya
(waktunya)? Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (ketentuan
waktunya)." Maksudnya adalah pengetahuan terhadap hari Kiamat, bukan termasuk
bagian dari keilmuanmu. Tidak ada seorang pun dari ciptaan Allah yang
mengetahuinya, dan hanya Allah lah yang mengetahuinya. Allah lah yang mengetahui
waktunya secara pasti. “kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di
langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-
tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya.
Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah".
(al-A’raf: 187). Dan di sini Allah berfirman:

  

Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (ketentuan waktunya),"


karena itulah, di saat Jibril bertanya kepada Rasulullah tentang kapan datangnya hari
Kiamat, maka Rasulullah berkata: "Orang yang ditanyai tentang hal itu tidaklah lebih
tahu daripada yang bertanya."512 Dan maksud dari firman Allah:

     

Engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut


kepadanya (hari Kiamat)," adalah bahwasanya Aku mengutusmu untuk memberi
peringatan kepada manusia akan adanya azab Allah. sehingga seorang yang takut
terhadap Allah, takut terhadap kedudukan dan ancamanNya, maka ia akan selamat.
Sedangkan kerugian akan ditimpa oleh orang yang mendustakan dan menentangmu.
Dan maksud dari firman Allah:

         

Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat),
mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore
atau pagi hari" adalah jika mereka bangun dari kuburannya menuju Mahsyar, maka
masa kehidupan di dunia dijadikan pendek dalam pandangan mereka Sehingga

512
Fathul Bari, 1/140.
seolah-olah mereka menjalani kehidupan di dunia selama satu sore hari, atau selama
satu pagi hari. Juwaibir berkata dari Dhahak dari ibn Abas:

         

Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat),
mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore
atau pagi hari", yang dimaksud dengan "Asyiah" (waktu sore) adalah waktu yang
berada di antara dhuhur hingga terbenamnya matahri, sedangkan yang dimaksud
dengan "Au Dhuhâhâ" (waktu pagi hari) adalah waktu yang berada di antara
munculnya matahari hingga pertengahan siang."513 Qotadah berkata: "Waktu dunia
ketika kaum melihat akhirat." Akhir surat an-Nazi'ah. Dan hanya kepada Allah segala
puji dan keutamaan.

ABASA‘

MAKKIYYAH

Surah ke-80 : 42 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,

karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).

Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya


(dari dosa),

atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya?

Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy),

maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya,

padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).

Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk


mendapatkan pengajaran),
513
Dar Mantsur, 8/413.
sedang dia takut (kepada Allah),

engkau (Muhammad) malah mengabaikannya.

Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu


peringatan,

maka barang siapa menghendaki, tentulah dia akan memperhatikannya,

di dalam kitab-kitab yang dimuliakan (di sisi Allah),

yang ditinggikan (dan) disucikan,

di tangan para utusan (malaikat),

yang mulia lagi berbakti.

Teguran terhadap nabi atas kemasaman wajahnya terhadap seorang laki-


laki lemah yang bernama ibn Ummi Maktum

Lebih dari satu orang penafsir mengatakan bahwa pada suatu hari, Rasululllah
berkata kepada sebagian pembesar Qurasy dengan harapan untuk mengislamkannya.
Ketika beliau berkata kepadanya, datanglah ibn Umi Maktum yang merupakan salah
satu orang yang dahulu masuk Islam. Ibn Umi Maktum lantas bertanya kepada
Rasulullah tentang sesuatu yang menarik perhatiannya. Rasulullah merasa bahwa
seandainya ia tidak menjawab pertanyaan ibn Umi Maktum dulu, maka ia tetap
mampu memberinya sebuah petunjuk (hidayah). Maka Rasulullah pun memasamkan
wajahnya kepada ibn Umi Maktum, memalingkan diri darinya, dan lantas menghadap
yang lainnya, sehingga Allah menurunkan ayat:

           

Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling, karena seorang buta telah
datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum). Dan tahukah engkau (Muhammad)
barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa)." Maksudnya adalah akan
mendatangkan kesucian dan kebersian pada dirinya.

    


atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya?"
maksudnya adalah akan menghasilkan peringatan untuk menjauhkan diri dari
keharaman-keharaman.

       

Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy),


maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya," adapun seorang yang
kaya, engkau menghampirinya supaya ia mendapatkan petunjuk.

    

padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman)."
maksudnya adalah engkau bukanlah seorang yang tertuntut seandainya ia tidak
mampu memperoleh sebuah kesucian.

       

Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk


mendapatkan pengajaran), sedang dia takut (kepada Allah)." Maksudnya adalah
menyengaja menghampirimu dan mengikutimu supaya mendapatkan petunjuk ata apa
yang engkau katakan kepadanya:

   

engkau (Muhammad) malah mengabaikannya." Maksudnya adalah engkau


malah menyibukkan diri. Di sina, Allah memerintahkan kepada rasulNya agar tidak
mengkhususkan seseorang dalam memberi peringatan, namun harus menyamakan
semua orang dalam permasalahan ini. Sehingga tidak ada perbedaan antara yang
mulia dengan yang hina, antara tuan dengan budak, antara laki-laki dengan
perempuan, yang masih kecil dan yang sudah dewasa, dalam memberi peringatan.
Kemudian Allah menunjukkan orang yang Dia sukai menuju jalan yang lurus. Dia
memili hikmah yang sangat tinggi, dan hujjah (argumentasi) yang tak terbantahkan.

Abu Yu'la dan ibn Jarir meriwayatkan dari Aisyah berkata: "Dia
(Muhammad) berwajah masam dan berpaling" (Abasa: 1), diturunkan pada ibn Ummi
Maktum yang buta. Ia mendatangi Rasulullah, dan lantas berkata kepada beliau,
berilah aku petunjuk." Aisyah berkata: "Dan di dekat nabi, terdapat seorang laki-laki
yang termasuk pembesar Qurays." Aisyah berkata: "Nabi lantas memalingkan diri dari
ibn Ummi Maktum, dan menghadap pada yang lain, dan berkata: "Apakah engkau
melihat adanya suatu bahaya atas apa yang aku katakan?." Ia berkata: "Tidak." karena
itu, turunlah ayat: " Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling" (Abasa: 1)." 514
Tirmizi juga meriwayatkan hadits ini, namun dengan tampa menyebutkan Aisyah.515
(Aku berkata): Seperti itu pulalah yang ada dalam al-Muwatha'.516

.Gambaran-Gambaran tentang al-Qur'an

Maksud dari firman Allah:

   

Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu


peringatan" adalah surat ini, atau peringatan untuk mensetarakan antara yang mulia
dengan yang hina, dalam permasalahan menyampaikan pengetahuan. Qotadah dan
Saddi berkata:

   

Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu


peringatan" maksudnya adalah al-Qur'an. maksud dari firman Allah:

   

maka barang siapa menghendaki, tentulah dia akan memperhatikannya" adalah


barang siapa yang mengingat Allah dalam keseluruhan urusannya. Dimungkinkan
bahwa dhamir tersebut kembali pada wahyu, karena adanya syinyalemen yang
menunjukkan pembahasan tentangnya.

Dan maksud dari firman Allah:

      

di dalam kitab-kitab yang dimuliakan (di sisi Allah), yang ditinggikan (dan)
disucikan," adalah surat ini atau nasehat ini. Keduanya saling berkaitan. Bahkan
keseluruhan al-Qur'an adalah dalam kitab-kitab yang dimuliakan; maksudnya adalah
diagungkan.

514
Thabari, 24/217.
515
Tuhfatul Ahwazi, 9/250.
516
Al-Muwatha', 1/203.
 "yang ditinggikan", maksudnya adalah luhur tingkatannya, 
"yang disucikan", maksudnya adalah tersucikan dari kotoran, penambahan, dan
pengurangan. Dan maksud dari firman Allah:

  

di tangan para utusan (malaikat)," ibn Abas, Mujahid, Dhahak, dan ibn Zaed
berkata: "Yaitu malaikat."517 Bukhari berkata:  artinya adalah malaikat. Sebab
ketika wahyu diturunkan, maka malaikat manyampaikannya sehingga dirinya adalah
bagaikan seorang duta yang mendamaikan di antara kaum. 518 Dan maksud dari firman
Allah:

  

yang mulia lagi berbakti" adalah bentuk mereka sangat terhormat dan rupawan,
akhlak dan tingkah laku mereka sangat berbakti, suci, dan sempurna. Karena itulah,
seyogyanya bagi orang yang membawa al-Qur'an (Penj: mungkin menghafal al-
Qur'an), perbuatan dan perkataannya adalah seperti orang-orang yang mulai dan
memberi petunjuk. AIsyah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Seorang
yang membaca al-Qur'an haruslah seorang yang pandai terhadapnya, dan sekaligus
mulia lagi berbakti. Sedangkan seorang yang membaca al-Qur'an, sedangkan dirinya
kesukaran dalam membacanya, maka ia mendapatkan dua pahala." (HR. Ahmad), 519
dan dikeluarkan pula olah al-Jama'ah.520

Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia!

Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya?

Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya.897)

Kemudian jalannya Dia mudahkan,898)

kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya,

kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.

517
Thabari, 24/221, Dar Mantsur, 8/418.
518
Fathul Bari, 8/418.
519
Ahmad, 6/48
520
Tuhfatul Ahwadzi, 9/250.
8 97)
Menentukan fase-fase kejadiannya, umurnya, rezekinya dan nasibnya.
8 98)
Memudahkan kelahirannya atau memberi persediaan kepadanya untuk menjalani jalan yang
benar atau jalan yang sesat.
Sekali-kali jangan (begitu)! Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang
Dia (Allah) perintahkan kepadanya.

Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya,

Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit),

kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,

lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian,

dan anggur dan sayur-sayuran,

dan zaitun dan pohon kurma,

dan kebun-kebun (yang) rindang,

dan buah-buahan serta rerumputan.

(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.

Sanggahan terhadap orang yang mengingkari adanya kehidupan setelah


kematian.

Allah berkata seraya mencela orang yang mengingkari kebangkitan kembali


manusia setelah kematiannya:

    

Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia!", Dhahak berkata dari ibn Abas:

 

Celakalah manusia!", laknatlah manusia.521 dan seperti itu pulalah yang


dikatakan oleh Malik: "Ini adalah untuk jenis manusia yang mendustakan. Di mana ia
mendustakan tanpa adanya suatu sandaran, namun hanya karena mengingkari dan
tidak adanya suatu pengetahuan. Ibn Juraij berkata:

 

Alangkah kufurnya dia!", alangkah laknatnya dia.522 Kemudian Allah


menjelaskan kepadanya tentang bagaimana dirinya diciptakan dari sebuah air yang
hina, dan sesungguhNya Dia mampu untuk membangkitkannya kembali sebagaimana
dirinya diciptakan, sehingga Allah berfirman:
521
Qurthubi, 19/217.
522
Al-Baghawi, 4/448.
         

Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya? Dari setetes mani, Dia


menciptakannya lalu menentukannya.897), maksudnya adalah telah menetapkan ajal,
rizki, amal perbuatan, penderitaan atau kebahagiaannya.

   

Kemudian jalannya Dia mudahkan,898, al-Aufi berkata dari ibn Abas: "kemudian
mempermudah baginya untuk keluar dari perut ibunya."523 Seperti itu pula yang
dikatakan oleh Ukramah, Dhahak, abu Shalih, Qotadah, Saddi, dan dipilih pula oleh
ibn Jarir.524 Dan Mujahid berkata: Ini seperti firman Allah:. “Sesungguhnya kami
Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”
(al-Insan: 3) Maksudnya adalah menjelaskannya dan mempermudah baginya untuk
mengamalkannya. Dan seperti itu pula yang dikatakan oleh Hasan, ibn Zaed. 525 Ini
adalah yang lebih unggul. Dan Allah adalah yang lebih tahu. Dan maksud dari firman
Allah:

   

kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya" adalah bahwa setelah


menciptakannya, maka Allah mematikannya dan lantas menguburkannya. Maksudnya
menjadikannya berada dalam kuburan.

Dan maksud dari firman Allah:

    

kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali" adalah


membangkitkannya kembali setelah kematiannya. Sehingga dikatakan al-Ba'tsu
(membangkitkan) dan an-Nusyûr (membangkitkan). “Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, Kemudian tiba-tiba kamu
(menjadi) manusia yang berkembang biak.” (ar-Rum: 20). Dan dalam Shahih Bukhari
dan Muslim, dari riwayat A'masy dari abi Shalih dari abu Hurairah: "Keseluruhan

8
Menentukan fase-fase kejadiannya, umurnya, rezekinya dan nasibnya.
97)
8 98)
Memudahkan kelahirannya atau memberi persediaan kepadanya untuk menjalani jalan yang
benar atau jalan yang sesat.
523
Thabari, 24/223.
524
Dar Mantsur, 8/419, 223, 224.
525
Dar Mantsur, 8/419, 223, 224.
manusia akan rusak, selain tulang ekor. Darinya lah dirinya diciptakan, dan di
dalamnya lah ia susun."526

Dan maksud dari firman Allah:

     

Sekali-kali jangan (begitu)! Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang
Dia (Allah) perintahkan kepadanya," adalah ibn Jarir berkata: "Allah yang Maha
Agung berkata, sekakali-kali tidak demikian seperti halnya yang dikatakan oleh
manusian kafir ini, bahwa dirinya telah memberikan hak Allah atas diriNya.

   

 Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang Dia (Allah) perintahkan
kepadanya," berkata: "Tidak melaksanakan apa yang telah diwajibkan kepada
diriNya." Dan seperti itulah arti yang kami pilih. Wallahu A'lam (hanya Allah yang
lebih tahu." Kemudian maksud dari:

    

kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali" adalah


membangkitkannya kembali. Dan maksud dari firman Allah:

     

Sekali-kali jangan (begitu)! Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang
Dia (Allah) perintahkan kepadanya," adalah sekarang dia tidak melaksanakannya
hingga masanya habis dan datanglah apa yang telah ditentukan bagi manusia bahwa
dirinya akan diwujudkan kembali dan keluarkan dari bumi. Bahwa Allah telah
memerintahkan hal itu kepadanya secara Kauni (natural) dan Qodri (Ketentuan).
Sehingga jika itu sudah sampai dihadapan Allah, maka Allah membangkitkan kembali
makhluk-makhluk dan mengembalikannya seperti bentuk semula.

Menumbuhkan biji-bijian dan selainnya adalah bukti adanya kehidupan


setelah mati.

Allah berfirman:

526
Muslim, 1/182.
    

Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya", di dalamnya


terdapat anugerah dan bukti menghidupkan tumbuh-tumbuhan dari bumi yang mati,
atas menghidupkan jasat setelah menjadi tulang belulang yang rusak dan tanah yang
berserakan. Maksud dari firman Allah:

    

Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit)," adalah Kami
menurunkannya (air) dari langit ke atas bumi. Dan maksud dari firman Allah:

    

kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya" adalah Kami menempatkan


air di dalamnya (bumi), sehingga air itu masuk ke tanah yang belum diolah itu, dan
lantas menyentuh biji-bijian yang dititipkan di dalamnya, hingga akhirnya tumbuh,
meninggi, dan tampak di permukaan bumi.

      

lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian, dan anggur dan sayur-sayuran", yang
dimaksud dengan "Hub" adalah segala sesuatu yang disebut dengan biji-bijian,
sedangkan "anb" (anggur) adalah sesuatu yang sudah diketahui, sedangkan "Qodhb"
adalah segala sesuatu yang basah yang dimakan oleh binatang. Dan itu namakan pula
dengan: "al-Qat." Ini dikatakan oleh ibn Abas, Qotadah, Dhahak, dan Saddi. 527 Hasan
Basri berkata: "al-Qobd adalah makanan binatang." "Zaetun" adalah
sesuatu yang sudah diketahui. Yaitu buah jakun dan sari patinya, yang bisa digunakan
sebagai lampu dan minyak.  "anggur", yang dimakan secara bulum matang
(balah), telah matang, masih basah, kering, setengan masa, dimasak, dan digunakan
sebagai minumun (Jus).

  

527
Thabari, 24/226.
dan kebun-kebun (yang) rindang" maksudnya adalah kebun-kebun. Hasan dan
Qotadah berkata: "Pada umumnya adalah kebun kurma yang rindang dan lebat." 528 Ibn
Abas dan Mujahid berkata: "Segala sesuatu yang lebat dan menyatu (berkumpul).529

Dan maksud dari firman Allah:

  

dan buah-buahan serta rerumputan" adalah yang dimaksud dengan "fakihah"


(buah-buahan) adalah segala buah-buahan yang bisa dipecah. Ibn Abas berkata:
"Yang dimaksud dengan "Fakihah" (buah-buahan) adalah segala sesuatu yang
dimakan secara basah. Sedangkan "Ab" adalah segala sesuatu yang tumbuhkan oleh
bumi yang dimakan oleh binatang, dan tidak dimakan oleh manusia." 530 dan dalam
suatu riwayat: "Itu adalah rerumputan yang dimakan oleh binatang ternak."531

Abu Abdul Qosim bin Salam meriwayatkan dari Ibrahim at-Tamimi berkata:
"Telah ditanyakan kepada abu Bakar ash-Shidiq tentang firman Allah:

  

dan buah-buahan serta rerumputan" abu Bakar berkata: "Langit yang


memayungi kita, dan bumi yang membolak-balikkan kita. Dan jika kamu mengatakan
tentang yang ada dalam Kitab Allah, maka aku tidak mengetahui" 532 sedangkan apa
yang diriwayatkan oleh ibn Jarir dari Anas berkata: "Umar bin Khatab membaca: "
Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling" (Abasa: 1), dan ketika sampai pada
ayat ini: " dan buah-buahan serta rerumputan" (Abasa: 31) berkata: "Kita telah
mengetahui buah-buahan (al-Fakihah), namun apakah itu rerumputan (al-Ab)?." Maka
ibn Abas berkata: "Demi umurmu, wahai ibn Khatab, sungguh itu memaksakan
diri."533 Sandanya shahih, dan telah diriwayatkan oleh lebih dari satu orang dari Anas.
Ini dimungkinkan bahwa ia ingin mengetahui bentuknya, jenisnya, dan rupanya.
Apabila tidak demikian, maka setiap orang yang membaca ayat ini mengetahui bahwa
itu merupakan tumbuhan bumi karena adanya firman Allah: " lalu di sana Kami
tumbuhkan biji-bijian, dan anggur dan sayur-sayuran, dan zaitun dan pohon kurma,

528
Thabari, 24/228, 421.
529
Thabari, 24/227.
530
Thabari, 24/230, 231.
531
Dar Mantsur, 8/421.
532
Al-Baghawi, 4/449.
533
Thabari, 4/449.
dan kebun-kebun (yang) rindang, dan buah-buahan serta rerumputan." (Abasa: 27-31),
dan firman Allah:

   

(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu",


maksudnya adalah penghidupan dan kesenanganmu di dunia ini hingga hari kiamat.

Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),

pada hari itu manusia lari dari saudaranya,

dan dari ibu dan bapaknya,

dan dari istri dan anak-anaknya.

Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang
menyibukkannya.

Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri,

tertawa dan gembira ria,

dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram),

tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan).

Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka.

.Hari Kiamat dan larinya manusia dari orang-orang dekatnya

Ibn Abas berkata: "Ash-Shâkhah adalah salah satu nama dari hari Kiamat, di
mana Allah mengagungkannya dan mengingatkannya kepada hambaNya.534 Ibn Jarir
berkata: "Mungkin itu adalah nama dari tiupan sangkakala."535 Al-Baghawi berkata:
"Shâkhah maksudnya adalah suara pekakan hari Kiamat."536

         

 

534
Thabari, 24/229.
535
Thabari, 24/ 231.
536
Thabari, 24/449.
pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan
dari istri dan anak-anaknya," maksudnya adalah ia melihat mereka, lari dari mereka,
dan menjauhkan diri dari mereka karena adanya sebuah kegaduhan yang sangat hebat
dan perkataan yang mulia. Dan dalam hadits Shahih yang berbicara tentang syafaat
dikemukakan bahwa ketika manusia meminta kepada Nabi-Nabi Ulil Azmi untuk
memintakan pertolongan kepada Allah, maka mereka berkata: "sendiri, sendiri. Aku
tidak meminta kepadaMu, kecuali untuk diriku sendiri." Hingga Isa bin Maryam
berkata: "Aku tidak berdoa (meminta) kepada Allah, selain untuk diriku sendiri.
Bahkan aku tidak berdoa kepada kepada Allah untuk Maryam yang telah
melahirkanku." Oleh karena itu, Allah berfirman: "

         

 

pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan
dari istri dan anak-anaknya," Qotadah berkata: "Yang dicintai dan yang paling
dicintai, yang dekat dan yang paling dekat, karena kegaduhan hari itu.

dan maksud dari firman Allah:

      

Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang
menyibukkannya" adalah tidak menghiraukan yang lainnya. Ibn Abi Hatim
meriwayatkan dari ibn Abas berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Kalian akan
dikumpulkan dengan berdesak-desakan, telanjang, berjalan kaki, dan saling berinjak-
injakan." Berkata: "Maka istrinya berkata: "Wahai Rasulullah, apakah kami akan
melihat aurat satu sama lain?." Rasululah Saw. bersabda: "Pada waktu itu, setiap
orang mempunyai urusan sendiri-sendiri," atau berkata: "Sehingga tersibukkan dari
melihat."537

Ibn Abas meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: " Kalian akan
dikumpulkan dalam keadaan berdesak-desakan, telanjang, dan saling berinjak-
injakkan." Maka seorang wanita berkata: "Apakah kami akan melihat aurat satu sama
lain?." Rasulullah berkata: "Wahai Fulanah (si anu), pada waktu itu, setiap orang

537
Hakim, 2/251.
mempunyai urasan sendiri-sendiri." Kemudian Tirmizi berkata: "Ini adalah hadits
Hasan Shahih."538

Wajah ahli neraka dan ahli surga pada hari Kiamat.

Maksud dari firman Allah:

      

Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri, tertawa dan gembira ria"
adalah di sana ada dua golongan. Yang dimaksud dengan wajah yang berseri-seri
adalah wajah yang bersinar-sinar.

 

tertawa dan gembira ria" maksudnya adalah kegembiraan yang ada dalam hati,
tampak pada wajah manusia. mereka itu adalah ahli surga. 

    

dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram),"
maksudnya adalah ditutupi oleh debu. Maksudnya adalah hitam. Ibn Abas berkata:

  

tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan)," maksudnya adalah


diselimuti oleh kegelapan wajah.539 Dan maksud dari firman Allah:

    

Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka" adalah kekafiran yang ada
dalam hatinya, dan kedurhakaan dalam tindakannya sebagaimana yang dikatakan
dalam firman Allah: “dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat
ma'siat lagi sangat kafir.” (Nuh: 27)

AT-TAKW´R

MAKKIYYAH

Surah ke-81 : 29 ayat

538
Tuhfatul Ahwazi, 9/215.
539
Dar Mantsur, 8/424.
Imam Ahmad meriwayatkan dari ibn Umar berkata bahwa Rasulullah Saw.
bersabda: "Salah satu dari kerahasiaannya adalah bahwa ia melihat pada hari Kiamat,
seolah-olah melihatnya dengan mata kepala, dan lantas membaca ayat: “Apabila
matahari digulung, (at-Takwir: 1), Apabila langit terbelah, (al-Infithar: 1) Apabila
langit terbelah. (al-Insyiqaq: 1). “ Seperti itu pulalah yang diriwayatkan oleh Tirmizi.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Apabila matahari digulung,

dan apabila bintang-bintang berjatuhan,

dan apabila gunung-gunung dihancurkan,

dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak terurus),

dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,

dan apabila lautan dipanaskan,

dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh),

dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,

karena dosa apa dia dibunuh?

Dan apabila lembaran-lembaran (catatan amal) telah dibuka lebar-lebar,

dan apabila langit dilenyapkan,

dan apabila neraka Jahim dinyalakan,

dan apabila surga didekatkan,

setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.

.Apa yang terjadi pada hari Kiamat: Yaitu menggulung matahari

Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas:


   

Apabila matahari digulung," maksudnya adalah menggelapkan.540 Al-Aufi


berkata: "Hilang." Qotadah berkata: "sirna cahayanya."541 Said bin Jabir berkata:
"terbenam."542 Abu Shalih berkata: "Kuwirat artinya adalah dijatuhkan. Dan "takwir"
adalah menyatukan sebagian dengan sebagian yang lain. Sehingga maksud dari firman
Allah: adalah menyatukan sebagian dengan sebagian yang lain, kemudian
menggulung dan lantas melemparnya. Jika itu dilakukan, maka cahayanya akan
hilang.

Bukhari meriwayatkan dari abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. berkata:


"Matahari dan rembulan akan digulung pada hari Kiamat." 543 Ini hanya diriwayatkan
oleh Bukhari, dan ini merupakan redaksi hadits yang berasal darinya.

Menjatuhkan bintang-bintang.

Maksud dari firman Allah:

   

dan apabila bintang-bintang berjatuhan" adalah bertaburan sebagaimana yang


dikatakan dalam firman Allah: 2. Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan. “(al-
Infithar: 2). Asal dari "al-Inkidar" (berjatuhan) adalah al-Inshibab (tumpah). Rabi' bin
Anas berkata ari abi Aliyah dari abi bin Ka'ab berkata: "Enam tanda sebelum
datangnya hari Kiamat, ketika manusia sedang berada di pasar-pasar mereka. yaitu
ketika sinar matahari menjadi sirna, dan ketika mereka dalam keadaan seperi itu,
bintang-bintang pada berjatuhan (bertebaran), dan ketika mereka dalam keadaan
seperti itu, gunuh pada berjatuhan ke permukaan bumi, bergerak, goncang, dan
selaing berbenturan, sehingga Jin meminta tolong kepada manusia, dan manusia
meminta tolong pada Jin. Dan bintang-binatang kendaraan, burung, dan binatang liar
saling berbauran dan meminta tolong satu sama lain.

   

.dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan" maksudnya adalah dibaurkan


540
Thabari, 24/237.
541
Thabari, 24/237
542
Thabari, 24/237
543
Fathul Bari, 6/343
   

dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak terurus)," maksudnya


adalah diabaikan.

   

dan apabila lautan dipanaskan" berkata: "Jin berkata: "Kami mendatangi kalian
dengan penuh kebaikan." Berkata: "Pergilah menuju lautan, maka engkau akan
melihat api yang bergejolak." Berkata: "Ketika semuanya dalam keadaan seperti itu,
bumi mengalami gempa hingga bumi yang ketujuh yang paling bawah, dan hingga
langit yang ketujuh yang paling atas." Berkata: "Ketika mereka dalam keadaan seperti
itu, datanglah angin yang lantas mematikan mereka." diriwayatkan oleh obn Jarir, dan
ini merupakan redaksi kata dari dirinya.

Menjalankan gunung, dan binatang-binatang buas dikumpulkan.

Maksud dari firman Allah:

   

dan apabila gunung-gunung dihancurkan" adalah hilang dari tempatnya, dan

:membiarkan bumi menjadi datar dan merata. Dan maksud dari firman Allah

   

dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak terurus)," adalah Isyar
adalah onta.544 Mujahid berkata: "Dibiarkan dan ditinggalkan.545 Rabi' bin Khutsaim
berkata: "Tidak diperah dan tidak dipelihara.546 Dhahak berkata: "Ditinggalkan dan
tidak dipelihara."547 Semua makna itu saling berdekatan. Maksudnya adalah bahwa
"Isyar" di atas adalah onta-onta yang paling baik, sedang mengandung, yang
kandungannya sudah sampai pada sepuluh bulan. Sehingga onta terus dinamakan
dengan "Aysra'" hingga melahirkan kandungannya. Dan bahwasanya manusia tidak
menghiraukannya, tidak memeliharanya, tidak mengambil manfaat darinya yang
semula sangat mengharapakan sesuatu yang ada pada diri onta tersebut, karena

544
Thabari, 24/237.
545
Thabari, 24/240.
546
Thabari, 24/240.
547
Thabari, 24/240.
dikegetkan oleh sesuatu yang amat hebat, mengerikan, dan sangat menggaduhkan.
Yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan hari Kiamat, penyebab-penyebabnya dan
pendahuluan-pendahuluannya.

Dan maksud dari firman Allah:

   

dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan" adalah dikumpulkan


sebagaimana firman Allah: “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti
kamu. tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab548, Kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (al-An’am: 38).

(1174). Ibn Abas berkata: "Segala sesuatu dikumpulkan hingga lalat"


diriwayatkan oleh ibn abi Hatim, Allah berfirman: “Dan (Kami tundukkan pula)
burung-burung dalam keadaan terkumpul.” (Shad: 19).

   

dan apabila lautan dipanaskan," Ibn Jarir meriwayatkan dari Siad bin Musayab
berkata: "Ali berkata kepada seorang laki-laki dari Yahudi: "Dimana Jahanam?."
Berkata: "Lautan." Ali lantas berkata: "Aku tidak pada dirinya selain seorang yang
jujur dan lautan yang dipanaskan.

Memanaskan lautan.

   

dan apabila lautan dipanaskan," telah dikemukakan pembahasan tentang hal ini
dalam firman Allah: “Dan laut yang di dalam tanahnya ada api, (Thur: 6).

.Mempertemukan jiwa-jiwa

548
sebahagian Mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib
semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. dan ada pula yang
menafsirkannya dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu Telah ada pokok-pokok agama,
norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan
akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.
Dan maksud dari firman Allah:

   

dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)," mengumpulkan setiap


bentuk dengan padanannya seperti dalam firman Allah: “(kepada malaikat
diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat
mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah. (Shaffat: 22). Ibn abi
Hatim meriwayatkan dari Nu'man bin Busyair bahwa ia berkata, bahwa Rasulullah
Saw. berkata: " dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)," (at-Takwir: 7)
bahwa setiap laki-laki akan pergi bersama dengan kaum yang dulunya melakukan
perbuatan yang sama dengannya." Itu semua karena Allah Saw. berkata: “Dan kamu
menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan549. alangkah mulianya golongan kanan
itu. Dan golongan kiri550. alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang
yang beriman paling dahulu. (al-Waqiah: 7-10).

.Pertanyaan terhadap bayi-bayi perempuan

Allah berfirman:

       

“dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena


dosa apa dia dibunuh?. Seperti itulah pembacaan mayoritas ulama'. Sedangkan
penguburan terhadap bayi-bayi perempuan hidup-hidup adalah merupakan perbuatan
dosa ahli Jahiliyah karena tidak menyukai anak perempuan. Sehingga pada hari
Kiamat nanti, akan ditanyakan kepada orang yang dizalimi, karena dosa apa dia
dizalimi?. Ali bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas:

   

dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena


dosa apa dia dibunuh?. Maksudnya adalah ditanyai. Seperti itu pula yang dikatakan

549
] ialah mereka yang menerima buku catatan amal dengan tangan kanan
550
ialah mereka yang menerima buku catatan amal dengan tangan kiri.
oleh abu Dhaha: "Ia bertanya untuk menuntut pembunuhan terhadap dirinya. 551 Dari
Saddi, Qotadah, dan semisalnya.

Dan telah diriwayatkan dalam sebuah hadits tentang sesuatu yang berkaitan
dengan bayi-bayi perempuan yang dibunuh hidup-hidupa, sehingga Imam Ahmad
meriwayatkan dari Aisyah dari Jadzamah binti Wahab saudara perempuan Akasyah
berkata: "Aku menghadiri Rasulullah ketika berada di antara manusia, di mana dia
berkata: "Sungguh aku sudah bermaksud melarang pembunuhan dengan tipu muslihat,
hingga lantas akhirnya aku melihat Roma dan Persia, dan ternyata mereka melakukan
pembunuhan dengan tipu muslihat terhadap anak-anaknya sehingga tidak menyakiti
mereka karena hal itu." Kemudian ditanyakan kepada Rasulullah tentang
mengeluarkan sperma di luar (Tidak dikeluarkan di dalam kemaluan wanita), maka
beliau berkata: "Itu adalah membunuh hidup-hidup secara samar, sehingga merupakan
" bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya."552 Diriwayatkan oleh
Muslim, ibn Majah, abu Dawud, Tirmizi, dan an-Nasai."553

Kifarat mengubur bayi wanita hidup-hidup

Abdul Razak berkata: "Telah memberitahukan kepada kita Israil dari Samak
bin Harab dari Nu'man bin Busyair dari Umar bin Khatab tentang firman Allah:

   

dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya" berkata:


"Qis bin Ashim datang menghampiri Rasulullah, dan lantas berkata: "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya kami mengubur bayi perempuan hidup-hidup pada masa
Jahiliyah. Rasulullah berkata: "Tiap-tiap dari mereka, bebaskanlah satu budak."
Berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah seorang yang memiliki onta."
Rasulullah berkata: "Setiap satu orang dari mereka, sembilihlah satu onta Badanah."554

Membuka lembaran-lembaran.

551
Saddi, Qotadah, dan semisalnya.
552
Ahmad, 6/634.
553
Muslim, 2/1066, 1067, ibn Majah, 1/648, abu Dawud, 3/211, Tuhfatul Ahwadzi, 6/106.
554
Abdul Razak, 3/351.
Firman Allah:

   

Dan apabila lembaran-lembaran (catatan amal) telah dibuka lebar-lebar"


berkata: "Dhahak berkata: "Setiap manusia diberi lembaran catatan amal dengan
tangan kanannya atau kanan kirinya. Dan Qotadah berkata: "Wahai manusia,
ditulislah di dalamnya, lantas ditutup, dan kemudian dibuka lebar-lebar di hadapanmu
pada hari Kiamat. Sehingga setiap orang akan melihat apa yang ditulis dalam buku
catatan amalnya."

.Melenyapkan langit, menyalakan neraka, dan mendekatkan surga

Dan maksud dari firman Allah:

   

dan apabila langit dilenyapkan" Mujahid berkata: "Langit ditarik."555

   

dan apabila neraka Jahim dinyalakan" Saddi berkata: "Langit dibakar." Dan
maksud dari firman Allah:

   

Dhahak, abu Malik, Qotadah, Rabik bin Khutsaim berkata: "Maksudnya adalah
dikedakatkan pada penghuninya."

Setiap orang akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya

    

setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya" ini adalah sebuah
jawab. Maksudnya permasalahan itu datang pada waktu itu, maka setiap jiwa akan
mengetahui apa yang telah dilakukannya sebagaimana yang dikatakan dalam firman
Allah: “Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan

555
Thabari, 24/249.
(dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang Telah dikerjakannya; ia ingin kalau
kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan
kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.”
(Ali Imran: 30).

Aku bersumpah demi bintang-bintang,

yang beredar dan terbenam,

demi malam apabila telah larut,

dan demi subuh apabila fajar telah menyinsing,

sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh)


utusan yang mulia (Jibril),

yang memiliki kekuatan, memiliki kedudukan tinggi di sisi (Allah) yang memiliki
‘Arsy,

yang di sana (di alam malaikat) ditaati dan dipercaya.

Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah orang gila.

Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (Jibril) di ufuk yang terang.

Dan Dia (Muhammad) bukanlah seorang yang kikir (enggan) untuk


menerangkan yang gaib.

Dan (Al-Qur’an) itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk,

maka ke manakah kamu akan pergi?899)

(Al-Qur’an) itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam,

(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang
lurus.

Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila
dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam.

.Tafsir tentang bintang-bintang dan terbenam


8 99)
Setelah diterangkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah dan didalamnya ada
pelajaran dan petunjuk yang memimpin manusia ke jalan yang lurus, ditanyakanlah kepada orang-
orang kafir itu, “Jalan manakah yang akan kamu tempuh lagi?”
Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dan an-Nasa'i dalam tafsirnya ketika
berhadapan dengan ayat ini dari Umar bin Huraits berkata: "Ketika aku melakukan
shalat subuh bersama nabi Saw., aku mendengar beliau membaca:

          

   

Aku bersumpah demi bintang-bintang, yang beredar dan terbenam, demi malam
apabila telah larut, dan demi subuh apabila fajar telah menyinsing"556

Ibn Jarir meriwayatkan dari Khalid bin Ar'ar, aku mendengar Ali mendapat
sebuah pertanyaan tentang: " Aku bersumpah demi bintang-bintang, yang beredar dan
terbenam," (Takwir: 15-16), maka ia berkata: "Itu adalah bintang-bintang, yang
beredar pada siang hari, dan terbenam pada malam hari."557

Dan maksud dari firman Allah:

   

demi malam apabila telah larut" terdapat dua pendapat dalam permasalahan ini.
Salah satunya: "Kedatangannya dengan kegelapannya." Mujahid berkata: "Menjadi
gelap." Said bin Jabir berakta: "Jika muncul." Hasan Basri berkata: "JIka menyelimuti
manusia."558 seperti itu pula yang dikatakan oleh Athiyah al-Aufi. 559 Ali bin abi
Thalhah dan al-Aufi berkat dari ibn Abas:   maksudnya adalah ketika
sudah larut.560 Dan seperti itu pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, dan
Dhahak.561 Dan seperti itu pula yang dikatakan oleh Zaed bin Aslam dan anaknya
yang bernama Abdurrahman "   maksudnya adalah ketika pergi dan
berpaling.562

Sedangkan menurut kami, maksud dari firman Allah   adalah
ketika datang, walaupun bisa juga digunakan untuk arti kata "pergi". Namun datang
disini lebih layak. Sehingga seolah-oleh Allah bersumpah atas nama malam dan
kegelapannya ketika datang, dan cahanya ketika bersinar sebagaimana dalam firman
Allah: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), Dan siang apabila terang
556
Muslim, 1/336, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/507
557
Thabari, 24/256.
558
Thabari, 24/256
559
Thabari, 24/256
560
Thabari, 24/255
561
Thabari, 24/256.
562
Thabari, 24/256.
benderang.” (al-Lail: 1-2). Dan “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, Dan demi
malam apabila Telah sunyi (gelap).” (adh-Dhuha: 1-2). Dan ayat-ayat yang serupa
lainnya. Banyak sekali ulama' Ushul berkata: "Bahwsanya kata  digunakan
untuk kata "datang" dan "pergi/berpaling". Oleh karena itu, dua makna tersebut bisa
digunakan dalam memahami ayat ini. Wallahu A'lam (Allah maha besar)."

Dan maksud dari firman Allah:

   

dan demi subuh apabila fajar telah menyinsing" Dhahak berkata: "Ketika
terbit/muncul". Qotadah berkata: "Ketika bersinar dan datang."563

Al-Qur'an turun kepada Jibril dan bukan berasal dari hasil kegilaan.

Maksud dari firman Allah:

    

sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh)


utusan yang mulia (Jibril), maksudnya adalah disampaikan oleh seorang utusan yang
mulia. Maksudnya adalah malaikat yang mulia, bagus rupanya, enak dilihat, yaitu
Jibril as. ini dikatakan oleh ibn Abas, Sya'bi, Maimun bin Mahran, Hasan, Qotadah,
Rabi' bin Anas, Dhahak, dan selain mereka.564

 

yang memiliki kekuatan" seperti firman Allah: “Yang diajarkan kepadanya oleh
(Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; (an-Najm: 5-6)
Maksudnya adalah sangat kuat tubuhnya, kuat kekuatan dan tindakannya.

    

memiliki kedudukan tinggi di sisi (Allah) yang memiliki ‘Arsy" maksudnya

.adalah baha ia memiliki kedudukan di sisi Allah, dan tingkatan yang tinggi

 

563
Thabari, 24/258.
564
Qurthubi, 19/240, Dar Mantsur, 8/433.
yang di sana (di alam malaikat) ditaati" maksudnya di langit. Maksudnya dia
bukan termasuk malaikat yang pendusta, namun malaikat yang mulia,
memperhatikan, dan dipilih untuk menyampaikan risalah yang agung.

Dan maksud dari firman Allah:  sifat Jibril adalah amanah (dapat
dipercaya). Ini sangatlah agung. Bahwasanya Allah membersihkan hamba dan
utusannya yang berbangsa malaikat, yaitu Jibril, sebagaiman Dia juga membersihkan
hamba dan utusannya yang berbangsa manusia, yaitu Muhammad Saw. Dengan
firmanNya:

   

Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah orang gila" maksudnya adalah


Muhammad,565 dan firman Allah:

    

Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (Jibril) di ufuk yang terang"
maksudnya adalah bahwa Muhamamd sungguh telah melihat Jibril yang
menghampirinya dengan membawa sebuah risalah dari Allah dalam bentuk yang

.diciptakan oleh Allah terhadap diirinya, yaitu dengan tujuh ratus sayab

 

di ufuk yang terang" maksudnya adalah yang terang. Dan itu merupakan
pandangan yang pertama ketika berada di pelataran yang luas sebagaimana yang ada
dalam firman Allah: “Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang
mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang
asli. Sedang dia berada di ufuk yang Tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah
dekat lagi. Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah
atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa
yang Telah Allah wahyukan.” (an-Najm: 5-10). Sebagaimana penafsirannya telah
dikemukakan di muka. Dan dalil dari itu adalah bahwa yang dimaksud dengan semua
itu adalah Jibrl as. Yang tampak adalah bahwa surat ini turun sebelum malam Isra',
sebab tidak dikemukakan di dalamnya selain pandangan ini saja, yaitu pandangan
yang pertama. Sedangkan penglihatan yang kedua adalah sebagaimana yang
dikemukakan dalam firman Allah: “Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihat
565
Thabari, 24/434.
Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil
Muntaha566. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril)
ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.” (an-Najm: 13-16).
Semua itu dikemukakan dalam surat an-Najm, dan telah diturunkan setelah surat al-
Isra'.

Nabi bukanlah seorang yang kikir (enggan) dalam menyampaikan wahyu

Allah berfirman: "Bahwasanya Nabi bukanlah seorang yang enggan (kikir).


Maksudnya adalah bahwasanya terhadap apa yang telah diturunkan kepadanya,
Muhammad bukanlah seorang yang tertuduh. Sebagian dari ahli tafsir membacanya
dengan Dhad. Maksudnya adalah bahwa kikir, namun beliau adalah seorang yang
menyampaikannya kepada semua orang. Sufyan bin Ayinah berkata: "Dzannîn dan
Dhannîn adalah sama. Maksudnya dia bukanlah seorang pendusta dan pendosa.
Dzannîn adalah seorang yang tertuduh, sedangkan Dhannîn adalah seorang yang
bakhil."567 Qotadah berkata: "Bahwasanya al-Qur'an adalah sesuatu yang ghaib,
sehingga ketika Allah menurunkannya kepada Muhammad, maka ia tidak
menyembunyikannya terhadap manusia namun malah menyebarkan dan
menyampaikannya kepada mereka. Ia menyerahkannya kepada setiap orang yang
menginginkannya.568 Dan seperti itu yang dikatakan oleh Ukramah, ibn Zaed, dan
lebih dari satu orang. Ibn Jarir memilih untuk membacanya dengan Dhad.569 (aku
berkata): Kedunya sama-sama mutawatir. Dan artinya adalah benar sebagaimana yang
telah dikemukakan di atas.

Al-Qur'an adalah peringatan bagi orang-orang yang mengetahui, dan


bukan merupakan wahyu yang berasal dari setan.

Maksud dari firman Allah:

     

566
Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang Telah dikunjungi nabi
ketika Mi'raj
567
Thabari, 24/261.
568
Thabari, 24/261.
569
Thabari, 24/260, 261, Dar Mantsur, 8/430.
Dan (Al-Qur’an) itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk," adalah bahwanya
al-Qur'an ini bukanlah perkataan setan yang terkutuk. Maksudnya adalah bahwa setan
tidak mampu membawanya sebagaimana yang dikemukakan dalam firman Allah:
“Dan Al Quran itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan- syaitan. Dan tidaklah patut
mereka membawa turun Al Quran itu, dan merekapun tidak akan Kuasa.
Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan daripada mendengar Al Quran itu.”
(Asy-Syu’ara: 210-212) Maksudnya adalah kemana perginya akal kalian yang
mendustakan al-Qur'an ini. Padahal sangat jelas bahwa al-Qur'an adalah benar adanya
berasal dari Allah sebagaimana yang dikatakan oleh abu Bakar ash-Shadiq kepada
utusan bani Hanifah ketika mendatangi umat Islam dan lantas membacakan kepada
mereka sesuatu yang berasal dari al-Qur'annya Musailamah al-Kazzab (sang
pendusta) yang penuh dengan kedustaan dan kekakuan sehingga abu Bakar berkata:
"Kemana perginya akal kalian?." Demi Allah, perkataan ini tidak keluar dari Tuhan."
Dan Qotadah berkata:

  

maka ke manakah kamu akan pergi?899) maksudnya adalah dari Kitab Allah dan
ketaatan kepadaNya.

Dan maksud dari firman Allah:

     

(Al-Qur’an) itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam" adalah bahwa
al-Qur'an ini merupakan peringatan bagi seluruh manusia agar mereka menjadi ingat
dan mengambil pelajaran.

     

yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang
lurus." Maksudnya adalah barang siapa menghendaki hidayah, maka kepadanyalah al-
Qur'an ini. sebab al-Qur'an adalah penyelamat dan petunjuk baginya, dan tidak ada
hidayah (petunjuk) selain dari al-Qur'an."

        

8 99)
Setelah diterangkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah dan didalamnya ada
pelajaran dan petunjuk yang memimpin manusia ke jalan yang lurus, ditanyakanlah kepada orang-
orang kafir itu, “Jalan manakah yang akan kamu tempuh lagi?”
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila
dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam" maksudnya adalah kehendak untuk
menempuh jalan ini, tidak diserahkan kepada kalian. Sehingga barang siapa
menghendaki, maka ia akan mendapat petunjuk, dan barang siapa menghendaki, maka
ia akan tersesat. Namun semua itu berasal dari kehendak Allah, Tuhan semesta alam.
Dari Sulaiman bin Musa: "Ketika turun ayat ini:

    

(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang
lurus", abu Jahal berkata: "Kendali berada di tangan kita. Jika kita menghendaki,
maka kita akan menempuh jalan yang lurus, dan jika menghendaki, maka kita tidak
akan menempuh jalan yang lurus. Maka Allah menurunkan: " Dan kamu tidak dapat
menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan seluruh
alam" (Takwir: 29). Akhir surat at-Takwir. Dan hanya kepada Allah segala puji dan
keutamaan.

AL-INFITĀR

MAKKIYYAH

Surah ke-82 : 19 ayat

.Keutamaan surat al-Infitâr

An-Nasa'i meriwayatkan dari Jabir berkata: "Ketika Muadz melakukan shalat


isya', dan lantas melamakan sholatnya itu, maka Nabi berkata: "Apakah engkau
sedang memikat mahai Muadz?. Di mana surat "Sabbihisma Rabbikal A'la, adh-
Dhaha, dan Iza as-Samâun Fatharat."570 Hadits ini sebenarnya berasal dari Shahih
Bukhari dan Muslim.571 Sehingga tambahan kata " Apabila langit terbelah" (al-Infitar:
1) adalah dikeluarkan oleh an-Nasa'i. Dan telah dikemukakan hadits yang
diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bahwa rasululah Saw. bersabda: "Orang yang

570
An-Nasai dalam al-Kubra, 6/508.
571
Fathul Bari, 10/533, dan Muslim 1/339
kerahasiannya ingin melihat hari Kiamat secara nyata, maka sebaiknya ia membaca
"Iza Syamsyu Kuwwirat, Iza Samâun Fatharat, dan Iza as-Samâun Syaqqat."572

.Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

Apabila langit terbelah,

dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,

dan apabila lautan dijadikan meluap,

dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,

(maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang
dilalaikan(nya).

Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka)


terhadap Tuhanmu Yang Maha Pengasih.

Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan


(susunan tubuh)mu seimbang,

dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu.

Sekali-kali jangan begitu! Bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.

Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi


(pekerjaanmu),

yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu),

mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Apa yang terjadi pada hari Kiamat.

Maksud dari firman Allah:

   

572
Tuhfatul AHwadzi, 9/ 252.
Apabila langit terbelah" adalah langit terbelah sebagaimana dalam firman Allah:
“Langit(pun) menjadi pecah belah pada hari itu.” (Muzammil: 18) Maksud dari
firman Allah:

   

dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan" adalah berjatuhan. Sedangkan


firman Allah:

   

dan apabila lautan dijadikan meluap", Ali bin Thalhah berkata dari ibn Abas:
573
"Allah meluapkan sebagiannya dalam sebagian yang lain." Hasan berkata: "Allah

574
meluapkan sebagiannya di dalam sebagian yang lain hingga airnya pergi." Qotadah

575
".berakta: "Yang tawar bercampur dengan yang asin

   

dan apabila kuburan-kuburan dibongkar" Ibn Abas berkata: "dibongkar."576


Saddi berkata: "  adalah mengerakkannya dan lantas mengeluarkan apa yang
ada di dalamnya.

     

(maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang
dilalaikan(nya)." Jika demikian, maka datanglah hal seperti itu.

Tidak seyogyanya manusia melupakan Allah.

Allah berfirman:

      

Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka)


terhadap Tuhanmu Yang Maha Pengasih". Ini merupakan ancaman dan bukan seperti
yang disangka oleh sebagaian orang. Dan bahwanya itu merupakan arahan pada suatu

573
Thabari, 24/267
574
Thabari, 24/267
575
Thabari, 24/217
576
Thabari, 24/267
jawaban sekiranya Allah berkata: "Hingga orang yang ada di antara mereka berkata:
"MemuliakanNya." Namun maksud dari ayat tersebut adalah: "Wahai manusia, apa
yang telah memperdayakanmu terhadap Tuhanmu yang maha mulia, hingga engkau
mendurhakaiNya dan menyambutnya dengan sesuatu yang tak layak bagiNya.
sebagaimana yang dikemukakan dalam hadits: "Pada hari Kiamat, Allah berkata:
"Wahai manusia, apa yang telah memperdayakanmu terhadapKu?. Wahai manusia,
apa yang membuatmu tidak menjawab ajakan para utusan?."577

Al-Baghawi telah menceritakan dari Kalbi dan Muqotol bahwa keduanya


berkata: "Ayat ini turun karena Aswad bin Syariq yang telah memukul Nabi, namun
tidak mendapatkan siksaan pada saat itu pula, sehingga turunlah ayat: " Apakah yang
telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha
Pengasih." (al-Infitâr: 6).

Dan maksud dari firman Allah:

    

Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan


(susunan tubuh)mu seimbang" adalah apa yang telah memperdayakanmu terhadap
Tuhan yang maha mulia " Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang" (al-Infitâr: 7). Maksudnya
adalah yang telah menjadikanmu secara sempurna, lurus, dan seimbang berdirinya,
dan dalam bentuk dan rupa yang sangat bagus. Imam Ahmad meriwayatkan dari
Busur bin Hijasy al-Qursyi bahwa pada suatu hari, Rasulullah Saw. meludah di atas
telapak tangannya, dan lantas meletakkannya pada jari jemarinya dan kemudian
berkata: "Allah Swt berkata: "Wahai manusia, apakah engkau bisa melemahkanKu?
Sesungguhnya Aku telah menciptakanmu dari yang seperti ini. Hingga ketika engkau
telah aku sempurnakan dan seimbangkan, maka engkau berjalan di antara dua musim
dingin, dan berjalan pelan-pelan di bumi, hingga aku mengumpulkan dan mencegah,
dan hingga ketika engkau berkembang, aku berkata: "Apakah engkau bersedekah.
Sesungguhnya aku adalah wadah sedekah."578 Seperti itulah yang diriwayatkan oleh
ibn Majah.579

Dan maksud dari firman Allah:

577
Tuhfatul Asyraf, 7/70.
578
Ahmad, 4/210.
579
Ibn Majah, 2/903.
      

dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu" Mujahid
berkata: "Dalam bentuk yang serupa dengan ayah, ibu, bibik, atau paman."580 Dan
dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari abu Hurairah berkata: "Wahai
Rasulullah, istriku telah melahirkan seorang anak laki-laki berkulit hitam." Rasulullah
berkata: "Apakah engkau memiliki onta?." laki-laki itu berkata: "Iya." Rasulullah
lantas berkata: "Apa warnanya?." Laki-laki itu berkata: "Merah." Apakah ada belang-
belangnya?." Laki-laki itu berkata: "Iya. Aku memang sengaja membuatnya begitu."
Rasul berkata: "Mungkin itu adalah pengaruh dari itu." Laki-laki itu berkata: "Ini
mungkin memang pengaruh dari itu.581

Penyebab pendustaan, dan himbauan akan pencatatan malaikat terhadap


amal perbuatan manusia.

Maksud dari firman Allah:

    

Sekali-kali jangan begitu! Bahkan kamu mendustakan hari pembalasan" adalah


bahwasanya yang mendorong kalian menyongsong dan menyambut malaikat dengan
kemaksiatan adalah karena adanya pendustaan dalam hati kalian terhadap hari
kebangkitan, basalan, dan perhitungan amal perbuatan. Dan maksud dari firman
Allah:

         



Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi


(pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu), mereka
mengetahui apa yang kamu kerjakan" adalah bahwasanya di hadapan kalian ada
malaikat-malaikat yang mengawasi dan mulia. Oleh karena itu, janganlah kalian
menyambutnya dengan keburukan-keburukan. Sesungguhnya mereka mencatat
keseluruhan amal perbuatan kalian. Ibn abi Hatim meriwayatkan dari ibn Abas bahwa

580
Thabari, 24/903.
581
Fathul bari, 9/321, muslim, 2/1137
Rasulullah Saw. bersabda: "Muliakanlah malaikat-malaikat yang mencatat amal
perbuatan kalian. Sesungguhnya mereka tidak pernah terpisah dari kalian kecuali
dalam salah satu dari dua hal. Yaitu ketika Jinabat dan berak. Oleh karena itu, jika
salah satu dari kalian mandi, maka menutupi dirilah dengan tembok, atau ontanya,
atau ditutupi oleh saudaranya."582

Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga


yang penuh) kenikmatan,

dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam


neraka.

Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.

Dan mereka tidak mungkin keluar dari neraka itu.

Dan tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?

Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?

(Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong)
orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.

.Balasan bagi orang-orang yang benar dan orang-orang yang durhaka

Allah memberitahukan tentang kenikamatan yang akan diperoleh oleh orang-


orang yang benar-benar berbakti. Mereka adalah orang-orang yang mentaati Allah dan
tidak menyambutnya dengan kemaksiatan-kemaksiatan. ibn Asakir telah
meriwayatkan dalam biografi Musa bin Muhammad dari ibn Umar dari Nabi Saw.
bersabda: "Bahwasanya mereka dinamakan dengan orang-orang baik adalah karena
mereka berbuat baik kepada orang tua dan anak-anak."583 Kemudia ia mengemukakan
apa yang akan diterima oleh orang-orang yang durhaka. Yaitu berupa nerak dan siksa
yang menyakitkan. Oleh karena itu, Allah berfirman:

   

582
Qurthubi, 19/248.
583
Al-Kamil ibn Adi, 4/1630.
Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan" adalah hari perhitungan,
pembalasan, dan Kiamat.

    

Dan mereka tidak mungkin keluar dari neraka itu" maksudnya adalah mereka
tidak akan pernah absen dari siksa barang sekejampun, dan siksaan itu tidak pernah
diringankan untuk mereka, dan permintaan mereka tidak akan pernah dikabulkan
semisal mati dan istirahat walaupun hanya satu hari. Dan maksud dari firman Allah:

     

Dan tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? adalah pengagungan terhadap
hari Kiamat dan mengukuhkannya dengan firman Allah:

      

Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?," dan kemudian
menjelaskannya dengan firman Allah:

          

(Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong)
orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah." maksudnya
adalah tidak seorang pun yang mampu memberi manfaat kepada seorang pun dan
menyelamatkannya atas apa yang ia terima, kecuali Allah memberi izin kepada orang
yang dikehendakinya dan meridhainya. Di sini, kita mengingat ada sebuah hadits:
"Wahai bani Hasyim! selamatkanlah diri kalian dari api neraka. sesungguhnya aku
tidak mempunyai keuasa sedikit pun atas diri kalian di hadapan Allah." 584 Dan ini
telah dikemukakan di akhir surat Asy'syuara. Karena itu Allah berfirman:

   

Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah," seperti firman Allah:
“. Kerajaan585 yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan yang Maha Pemurah.”

584
Muslim, 1/193.
585
yang dimaksud dengan kerajaan yang hak ialah kekuasaan yang mutlak yang tak dapat disertai oleh
suatu apapun juga
(al-Furqon: 25). Yang menguasai586 di hari Pembalasan587. (al-Fatihah: 4). Qotadah
berkata:

          

(Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong)
orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah" demi Allah,
segala urusan pada hari itu adalah dalam kekuasaan Allah, sehingga pada waktu itu
tidak ada seorang pun yang bisa menentangNya." Akhir surat al-Infitar. Segala puji
dan keutamaan adalah milik Allah. DariNya lah pertolongan dan penjagaan.

AL-MUTHAFFIFIN

MAKKIYYAH

Surah ke-83 : 36 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!

(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka
minta dicukupkan,

dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka
mengurangi.

Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,

pada suatu hari yang besar,

(yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.

586
Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. dapat pula dibaca dengan
Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja
587
Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan
amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab,
yaumuljazaa' dan sebagainya
Menambahkan dan mengurangi timbangan dan takaran bisa
mendatangkan kecilakaan dan kerugian.

An-Nasa'i dan ibn Majah meriwayatkan dari ibn Abas berkata: "Ketika
Rasulullah sampai di Madinah, penduduk Madinah merupakan orang-orang yang
paling buruk dalam permasalahan takaran sehingga Allah menurunkan ayat: "
Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!." (al-
Muthaffifin:1), sehingga mereka akhirnya menjadi baik dalam permasalaha
takaran."588 Yang dimaksud dengan "Thathfîf di sini adalah curang dalam takaran dan
timbangan. Yaitu dengan menambahkan jika diperlukan, dan dengan mengurangi jika
diperlukan. Oleh karena itu, "al-Muthaffifin" (orang-orang yang curang dalam
menakar dan menimbang) dalam firman Allah di sini ditafsirkan sebagai orang-orang
yang telah dijanjikan kepada mereka kerugian dan kerusakan, yaitu cilakaan, melalui
firman Allah:

      

(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka
minta dicukupkan" adalah dari manusia.  "mereka minta dicukupkan"
maksudnya adalah mengambil hak mereka secara berkecukupan dan lebih.

     

dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka
mengurangi" maksudnya adalah mengurangi. Yang baik adalah menimbang dan
menakar dengan sewajarnya. Dan kata "Hum" yang ada dalam ayat tersebut adalah
sebagai Nashab. Dan sebagian ulama' tafsir menjadikannya sebagai dhamir yang
mengukuhkan terhadap sesuatu yang ditutupi dalam firmanNya: "Menakar dan
menimbanglah," dan membuang Maf'ul karena sudah adanya sinyaleman redaksi kata
terhadapnya. Keduanya saling berdekatan.

Allah telah memerintahkan untuk cukup dalam menakar dan menimbang,


sehingga Dia berfirman: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan
timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.” (Al-Isra’: 35). “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan
adil. kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar
588
An-Nasa'I fi Kubra, 6/508, ibn Majah, 2/748.
kesanggupannya.” (al-An’am: 152). “Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan
janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (ar-Rahman: 9). Allah menghancurkan kaum
Syuaib karena telah melakukan kecurangan dalam menakar dan menimbang.

Ketakutan orang-orang yang curang dalam menimbang dan menakar

.untuk bangun di hadapan Tuhan semesta alam

Kemudian Allah memberi ancaman terhadap mereka:

        

Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,


pada suatu hari yang besar," maksudnya adalah apakah mereka tidak takut akan
adanya kebangkitan dan menghadap di hadapan Dzat yang mengetahui kesamaran dan
kerahasiaan pada hari yang sangat hebat kegaduhannya, yang banyak mengagetkan,
dan perkataan yang agung. Barang siapa yang rugi dalam hari itu, maka akan
dimasukkan ke dalam neraka yang membakar. Dan maksud dari firman Allah:

     

(yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh
alam" maksudnya adalah bangkit dalam keadaan ketakutan, telanjang, dan saling
berinjak-injakan dalam suatu tempat yang sangat susah, sempit, dan menyakitkan bagi
orang-orang yang berbuat dosa. Mereka akan diselimuti oleh sesuatu yang berasal dari
kekuasaan Allah yang tidak dapat sanggal oleh kekuatan dan panca indera.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Nafi' dari ibn Umar bahwa Nabi Saw.
bersabda: "Pada hari Kiamat, manusia bangkit menghadap Tuhan semesta alam
hingga salah satu dari mereka tidak tampak karena keringatnya sampai pada kedua
telinganya." Hadits ini diriwayatkan pula oleh Bukhari dari hadits Malik dan Abdullah
bin Aun, yang mana keduanya berasal dari Nafi'.589 Dan diriwayatkan pula oleh
Muslim, dari jalur yang lain.590

589
Fathul Bari, 8/565.
590
Muslim, 4/2195, 2196.
(Hadits yang lain). Imam Ahmad meriwayatkan dari Miqdad, yaitu ibn Aswad
al-Kindi berkata: "Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Ketika datang hari
Kiamat, matahari di dekatkan pada diri hamba hingga satu atau dua kilan, sehingga
matahari sangat memanaskan mereka. Nantinya kringat mereka adalah sejauh amal
perbuatannya sendiri. sebagian dari mereka kringatnya sampai kedua tumitnya,
sebagian yang lain sampai kedua lutunya, dan sebagian yang lain sampai pinggulnya,
dan sebagian yang lain sampai pada kepalanya." Diriwayatkan pula oleh Muslim dan
Tirmizi.

Dalam sunan abi Dawud dikemukakan bahwa Rasulullah Saw. meminta


perlindungan dari kesusuhan tempat pada hari Kiamat. 591 Ibn Mas'ud meriwayatkan
bahwa mereka nantinya akan berdiri selama empat puluh tahun dengan
menengadahkan kepalanya ke langit, tidak ditanyai oleh seorang pun, dan
ditenggelamkan oleh kringatnya, baik yang baik di antara mereka atau orang yang
berbuat dosa di antara mereka."592 dari ibn Umar berakta: "Mereka berdiri selama
seratus tahun," keduanya diriwayatkan oleh ibn Jarir.593 Dan dalam Sunan abu Dawud,
Nasa'i, ibn Majah, dari Aisyah bahwa pada suatu ketika, Rasulullah Saw. mengawali
shalat malamnya dengan takbir sebanyak sepuluh kali, tahmid sebanyak sepuluh kali,
tasbih sebanyak sepuluh kali, dan meminta ampunan sebanyak sepuluh kali, dan
lantas berkata: "Ya Allah, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, berilah aku rizki, dan
ampunilah aku." Dan meminta perlindungan dari kesesakan tempat pada hari
Kiamat."594

Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-


benar tersimpan dalam Sijj³n.900)

Dan tahukah engkau apakah Sijj³n itu?

(Yaitu) Kitab yang berisi catatan (amal).

Celakalah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan!

(yaitu) orang-orang yang mendustakannya (hari pembalasan).

591
Abu Dawud, 1/486, Nasa'I, 3/299, ibn Majah, 1/431.
592
Thabari, 24/281.
593
Thabari, 24/280.
594
Abu Dawud, 1/486, Nasa'I, 3/299, ibn Majah, 1/431.
9 00)
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka.
Dan tidak ada yang mendustakannya (hari pembalasan) kecuali setiap orang
yang melampaui batas dan berdosa,

yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, "Itu adalah
dongeng orang-orang dahulu."

Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati
mereka.

Sekali-kali tidak!901) Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang


dari (melihat) Tuhannya.

Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.

Kemudian, dikatakan (kepada mereka), "Inilah (azab) yang dahulu kamu


dustakan."

Kitab orang-orang yang durhaka dan sebagian dari kondisi mereka.

Maksud dari firman Allah:

      

Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-


benar tersimpan dalam Sijj³n.900) adalah bahwa tempat kembali mereka adalah dalam
Sijjin (penjara). Sijjin adalah fa'il dari kata Sajn. Yaitu sebuah ketersesakan.
Sebagaimana dikatakan: "Syarîb, Khamîr, dan Sakîr, dan selainnya." oleh karena itu,
Allah berfirman:

    

Dan tahukah engkau apakah Sijj³n itu?" maksudnya adalah sesuatu yang sangat
besar, penjara yang permanen, dan azab yang menyakitkan. Sebagian orang berkata:
"Itu berada di bumi yang ketujuh." Dan telah dikemukakan hadits Bira' bin Azib
dalam haditsnya yang panjang: "Allah berkata dalam ruh orang-orang kafir, tulislah
catatannya dalam Sijjin. Dan Sijjin berada di bawah bumi yang ketujuh." 595 Ketika
tempat kambalinya orang-orang yang berdosa itu adalah neraka Jahanam, maka Sijjin
itu adalah tempat kembali orang-orang yang paling durhaka sebagaimana dalam

9
Sekali-kali tidak seperti apa yang mereka katakan bahwa mereka dekat pada sisi Tuhan.
01)

9
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka.
00)
595
Thuwal Thabrani, 234.
firman Allah: “Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka), Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi
mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (at-Tin: 5-6).

           

Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-


benar tersimpan dalam Sijj³n.900) Dan tahukah engkau apakah Sijj³n itu?: Sijjin adalah
tempat yang sempit dan sangat rendah (bawah).

dan maksud dari firman Allah:

  

(Yaitu) Kitab yang berisi catatan (amal)." Ini bukan penjelas atas firman Allah:
" Dan tahukah engkau apakah Sijj³n itu? " (al-Muthaffifin: 8), namun merupakan
penjelas terhadap apa yang telah tetapkan pada diri mereka bahwa tempat kembalinya
nanti adalah Sijjin. Maksudnya adalah telah ditulis dalam Kitab tersebut, tidak ada
seorang pun yang menambahkan atau menguranginya. Ini dikatakan oleh Muhammad
bin Ka'ab al-Qurthubi,596 kemudian Allah berfirman:

   

Celakalah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan!" maksudnya


adalah ketika mereka datang pada hari Kiamat, maka mereka akan merasakan apa
yang telah dijanjikan oleh Allah kepada mereka yang berupa Sijjin dan azab yang
menyakitkan. Dan telah dikemukan pembahasan tentang firman Allah: "wail"
sehingga tidak perlu lagi untuk dibahas kembali di sini, dan bahwasanya maksud dari
kata itu adalah penghancur leburan sebagaiman dikatakan: "Wail li Fulan" (artinya
kehancuran bagi bagi si anu). Dan sebagaimana yang dikatakan dalam Musnad dan
Sunan dari riwayat Bahz bin Hakim ibn Muawiyah bin Hidah dari ayahnya dari
kakeknya berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Kehancuran bagi orang yang
berkata-kata dusta untuk membuat manusia tertawa, kehancuran baginya, kehancuran
baginya." kemudian Allah berkata seraya memberi penafsiran terahdap kedustaan
orang-orang yang durhaka dan kafir:

    

9 00)
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka.
596
Dar Mantsur, 8/444.
(yaitu) orang-orang yang mendustakannya (hari pembalasan)." Maksudnya
adalah tidak membenarkan datangnya hari pembalasan itu, tidak mempercayai
keberadaannya, dan mengingkarinya. Allah berfirman:

       

Dan tidak ada yang mendustakannya (hari pembalasan) kecuali setiap orang
yang melampaui batas dan berdosa," maksudnya adalah melampaui batas dalam
perbuatannya, yaitu dengan melakukan keharaman dan berlebih-lebihan dalam
mengambil sesuatu yang diperbolehkan, dan dosa dalam perkataannya (mengatakan
peraktaan-perkataan yang dosa), jika berkata-kata melakukan kedustaan, jika berjanji
mngingkari, dan jika bermusuhan berdosa."

dan maksud dari firman Allah:

       

yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, "Itu adalah
dongeng orang-orang dahulu." maksudnya adalah jika mendengar perkataan Allah
melalui RasulNya, ia mendustakan dan berprasangka buruk, sehingga menyakini
bahwa rasul adalah seorang yang mengumpulkan Kitab-Kitab dari orang-orang
terdahulu, sebagaimana yang ada dalam firman Allah: “Dan apabila dikatakan kepada
mereka "Apakah yang Telah diturunkan Tuhanmu?" mereka menjawab: "Dongeng-
dongengan orang-orang dahulu", (an-Nahl: 24). “Dan mereka berkata: "Dongengan-
dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, Maka dibacakanlah
dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang." (al-Furqon: 5). Maksud dari firman
Allah:

         

Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati
mereka" adalah bahwa sesungguhnya permasalahannya tidaklah sebagaimana yang
mereka sangka dan tidak seperti halnya yang mereka katakan: "Bahwasanya al-Qur'an
ini merupakan dongen orang-orang terdahulu, namun itu adalah Kalam (perkataan)
Allah, wahyuNya, dan apa yang diturunkanNya kepada RasulNya Muhammad Saw.
Dan bahwasanya tertupnya hati mereka dari keimanan terhadap al-Qur'an adalah
karena mereka terlalu banyak melakukan dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, Allah
berfirman: "Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi
hati mereka" (al-Muthaffifin: 14). Kata Rîn adalah digunakan untuk hati orang-orang
kafir, "Ghaim" adalah untuk orang-orang yang benar-benar berbakti, sedangkan "al-
Ghain" adalah untuk orang-orang yang mendekatkan diri. Ibn Jarir, Tirmizi, dan an-
Nasa'i, dan ibn Majah meriwayatkan dari Thariq dari abu Hurairah bahwa Nabi Saw.
bersabda: "Bahwasanya ketika seorang hamba melakukan suatu perbuatan dosa, maka
akan ada bintik hitam dalam hatinya. Sehingga jika ia bertaubat, maka menjadi
bersihlah hatinya. Dan jika ia melakukan dosa lagi, maka bertambahlah titik hitam
yang ada dalam hatinya itu. karena itu, Allah befirman: "

         

Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati
mereka." Tirmizi berkata: "Hasan Shahih. Sedangkan kata yang berasal dari an-Nasai
adalah: "Bahwasanya jika seorang hamba melakukan suatu kesalahan, maka akan
terdapat titik hitam dalam hatinya. Sehingga jika ia meminta ampunan dan bertaubat
kepada Allah, maka menjadi bersihlah hatinya itu. Dan jika mengulanginya lagi, maka
bertambahlah titik hitam itu hingga menutupi hatinya. Dan inilah "râna" (menutupi)
yang ada dalam firman Allah:

         

Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati
mereka"

Dan maksud dari firman Allah:

      

Sekali-kali tidak!901) Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang


dari (melihat) Tuhannya" adalah bahwa pada hari Kiamat, meraka mendapatkan suatu
tempat yang berupa Sijjin. Di samping itu pula, mereka juga terhalang dari melihat
Tuhan yang merupakan Dzat yang telah menciptakan mereka. Imam abu Abdullah
asy-Syafi'i berkata: "Dalam ayat ini terdapat suatu dalil bahwa orang-orang yang
beriman akan melihat Allah pada hari itu."

Dan maksud dari firman Allah:

    


9 01)
Sekali-kali tidak seperti apa yang mereka katakan bahwa mereka dekat pada sisi Tuhan.
Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka" adalah bahwa
disamping mereka terhalang melihat Tuhannya pada hari itu, mereka juga merupakan
ahli neraka.

       

Kemudian, dikatakan (kepada mereka), "Inilah (azab) yang dahulu kamu


dustakan" maksudnya adalah bahwa itu dikatakan kepada mereka secara
menghinakan, mencela, mencemooh, dan mengejilkan.

Sekali-kali tidak! Sesungguhnya catatan orang-orang yang berbakti benar-


benar tersimpan dalam ‘Illiyy³n.902)

Dan tahukah engkau apakah ‘Illiyy³n itu?

(Yaitu) Kitab yang berisi catatan (amal),

yang disaksikan oleh (malaikat-malaikat) yang didekatkan (kepada Allah).

Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga


yang penuh) kenikmatan,

mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan.

Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh
kenikmatan.

Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya)
masih dilak (disegel),

laknya dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-
lomba.

Dan campurannya dari tasn³m,

(yaitu) mata air yang diminum oleh mereka yang dekat (kepada Allah).

Catatan orang-orang yang berbakti secara benar-benar dan sebagian


kondisi mereka.

9 02)
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang berbakti.
Allah berfirman:

  

Sesungguhnya catatan orang-orang yang berbakti benar-benar" mereka adalah


kebalikan dari orang-orang yang durhaka.

 

tersimpan dalam ‘Illiyy³n.902) maksudnya adalah bahwa tempat kembali mereka


adalah pada Illiyin, ini berbeda dengan Sijjin. Hilal bin Yusaf berkata: Bahwasanya
ibn Abas bertanya kepada Ka'ab dan aku juga sedang bersama dengan mereka,
tentang Sijjin, sehingga Ka'ab berkata: Itu adalah bumi yang ketujuh. Di dalamnya
terdapat ruh orang-orang kafir." dan lantas ibn Abas bertanya kepadanya tentang
Illiyin sehingga Ka'ab berkata: "Itu adalah langit yang ketujuh. Di dalamnya terdapat
ruh orang-orang yang beriman."597 Dan seperti itulah yang dikatakan oleh lebih dari
satu orang: "bahwasanya itu adalah langit yang ketujuh."598 Ali bin abi Thalhah dari
ibn Abas berkata:

      

Sekali-kali tidak! Sesungguhnya catatan orang-orang yang berbakti benar-


benar tersimpan dalam ‘Illiyy³n.902) maksudnya adalah surga."599 dan selainnya
berkata: Illiyun adalah di sisi Sidratul Muntaha." 600 Secara leterlek kata "Illiyin"
berasal dari kata "Ulu". Arti keduanya adalah di atas sesuatu, tinggi, agung, dan luas.
Oleh karena itu, Allah berkata seraya mengagungkan urusannya:

    

Dan tahukah engkau apakah ‘Illiyy³n itu?" maksudnya adalah hari Kiamat. Di
mana mereka berada dalam kenikmatan yang permanen, dan surga-surga (taman-
taman) yang di dalamnya terdapat keutamaan yang amat dalam.   " di
atas dipan-dipan" yaitu bantal yang berada di bawah kaki.  "melepas
pandangan", maksudnya adalah melihat sesuatu yang dimilikinya dan apa yang telah

9
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang berbakti.
02)
597
Thabari, 24/ 291.
598
Thabari, 24/290.
9 02)
Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang berbakti.
599
Thabari, 24/292
600
Thabari, 24/292
Allah berikan kepada mereka yang berupa kebaikan dan keutamaan yang tidak pernah
habis. Sehingga arti dari firman Allah:

   

mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan" adalah memandang


Allah. dan ini kebalikan dari penggambaran terhadap orang-orang yang durhaka: "
Sekali-kali tidak!901) Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari
(melihat) Tuhannya" (al-Muthaffifin: 15). Sehingga di sini, Allah mengemukakan
bawha mereka melihat Allah di atas dipan dan ranjangnya sebagaimana yang
dikemukakan dalam hadits ibn Umar: "Bahwasanya seorang yang berada di tingkatan
paling bawah di surga, akan melihat apa yang dimilikinya sejauh perjalanan seribu
tahun. Di mana ia melihat yang paling tinggi seperti halnya melihat yang paling
bawah. Sedangkan penghuni surga yang paling tinggi akan melihat Allah dua kali
dalam sehari."601 Dan maksud dari firman Allah:

     

Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh
kenikmatan" adalah jika melihat mereka, maka engkau dapat mengetahui dari wajah
mereka tanda-tanda kesenangan. Maksudnya adalah tanda-tanda kesenangan,
kebahagiaan, kewibawaan dan selainnya karena mereka mendapatkan kenikmatan
yang permanen di dalam surga.

Dan maksud dari firman Allah:

    

Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya)
masih dilak (disegel)," adalah diberi minum dari khamar yang berasal dari surga.
"Rahîq merupakan salah satu nama dari khamar. Ini dikatakan oleh ibn Mas'ud, ibn
Abas, Mujahid, Hasan, Qotadah, dan ibn Zaed.602 Imam Ahmad meriwayatkan dari
abi Said al-Khudzri bahwa aku pernah melihatnya dihadapkan pada Rasulullah
sehingga beliau berkata: "Siapa pun orang mukmin yang memberi minum orang
mukmin lainnya yang sedang kehausan, maka Allah akan memberinya minuman dari
dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya) masih dilak (disegel), pada

9
Sekali-kali tidak seperti apa yang mereka katakan bahwa mereka dekat pada sisi Tuhan.
01)

601
Tuhfatul Adwadzi, 7/269, dan 9/250.
602
Thabari, 24/296.
hari Kiamat. Siapa pun orang mukmin yang memberi makan orang mukmin lainnya
yang sedang kelaparan, maka Allah akan memberinya makanan yang berasal dari
buah surga. Siapa pun orang mukmin yang memberi pakaian seorang mukmin yang
tidak mempunyai pakaian, maka Allah akan memberinya pakaian yang berasal dari
kehijau-hijauan surga."603 Ibn Mas'ud berkata: "    "laknya dari kasturi"
maksudnya adalah dicampur dengan kasturi.604 Al-Aufi berkata dari ibn Abas: "Allah
mewangikan mereka dengan arak. Di mana lak arak tersebut adalah dari kasturi.605 dan
seperti itu pula yang dikatakan oleh Qotadah dan Dhahak.606

dan firman Allah:

     

Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba" maksudnya


adalah dan dalam keadaan seperti itu, hendaklah orang-orang berbangga diri,
memperbanyak, dan berlomba-lomba, seperti firman Allah: “Untuk kemenangan
serupa Ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja" (Ash-Shaffat: 61). Dan
maksud dari firman Allah:

   

Dan campurannya dari tasn³m," adalah campuran arak tersebut adalah dari
tasnim. Yaitu dari minuman yang disebut dari Tasnim yang merupakan minuman
yang paling mulia bagi ahli surga. Ini dikatakan oleh abu Shalih dan Dhahak. 607 Oleh
karena itu, Allah berfirman:

    

(yaitu) mata air yang diminum oleh mereka yang dekat (kepada Allah)"
maksudnya adalah diminum oleh mereka yang dekat kepada Allah yang menerima
buku catatan amal dari arah tangan kanannya." Ini dikatakan oleh ibn Mas'ud, ibn
Abas, Masruq, Qotadah, dan selain mereka.608

603
Ahmad, 3/13.
604
Thabari, 24/297.
605
Thabari, 24/297.
606
Thabari, 24/297. 298.
607
Thabari, 24/301.
608
Thabari, 24/300, 301.
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulu
menertawakan orang-orang yang beriman.

Dan apabila mereka (orang-orang yang beriman) melintas dihadapan mereka,


mereka saling mengedip-ngedipkan matanya,

dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria.

Dan apabila mereka melihat (orang-orang mukmin), mereka mengatakan,


"Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat,"

padahal (orang-orang yang berdosa itu), mereka tidak diutus sebagai penjaga
(orang-orang mukmin).

Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-
orang kafir,

mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan.

Apakah orang-orang kafir itu diberi balasan (hukuman) terhadap apa yang
telah mereka perbuat?

Perbuatan buruk orang-orang yang berdosa dan penertawaan mereka

.terhadap orang-orang yang beriman

Allah memberitahukan tentang orang-orang yang berdosa bahwa mereka


ketika berada di dunia, menertawakan orang-orang yang beriman. maksudnya adalah
menyepelekan dan menghina mereka. Ketika mereka berpapasan dengan orang-orang
yang beriman, maka mereka mengedip-ngedipkan matanya. Maksudnya adalah
menghina mereka.

      

dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria"
maksudnya adalah bahwa ketika orang-orang yang berdosa itu kembali ke rumahnya,
maka merek kembali dengan riang gembira atas apa pun yang telah mereka temukan
dan cari. Di samping itu, mereka tidak mensukuri nikmat Allah kepada diri mereka,
malah sebaliknay menyibukkan diri dengan kaum orang-orang yang beriman,
menghina dan iri terhadap mereka.

      

Dan apabila mereka melihat (orang-orang mukmin), mereka mengatakan,


"Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat," maksudnya adalah kerena
orang-orang yang beriman itu tidak satu agama dengan mereka.

Maksud dari firman Allah:

    

padahal (orang-orang yang berdosa itu), mereka tidak diutus sebagai penjaga
(orang-orang mukmin)" adalah bahwa orang-orang yang berdosa itu, tidak diutus
sebagai penjaga orang-orang yang beriman atas apa yang keluar dari mereka,
perbuatan dan perkataan mereka, dan sekaligus tidak dituntut untuk mengurusi orang-
orang yang beriman itu?. Oleh karena itu, orang-orang yang beriman tidak
menyibukkan dirinya dengan orang-orang yang berbuat dosa itu, dan tidak
menjadikan mereka sebagai orang yang berarti dalam pandangan matanya
sebagaimana yang ada dalam firman Allah: “Allah berfirman: "Tinggallah dengan
hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.. Sesungguhnya, ada
segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami Telah
beriman, Maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah pemberi
rahmat yang paling baik.. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga
(kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat aku, dan
adalah kamu selalu mentertawakan mereka.” (al-Mukminun: 108-110). Oleh karena
itu, di sini Allah berfirman:  "Pada hari ini" yang maksudnya adalah hari
Kiamat.

      

orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-orang kafir" maksudnya


adalah sebagai balasan atas penertawaan orang-orang kafir terhadap orang-orang yang
beriman itu.

   

mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan" maksudnya adalah


memandang Allah sebagai bandingan atas anggapan orang yang menyatakan bahwa
mereka adalah orang-orang yang tersesat, padahal sebenarnya mereka bukanlah orang
yang tersesat, bahkan merupakan kekasih-kekasih Allah yang dekat di sisiNya.
Mereka melihat Allah di dalam rumahnya yang mulia. Dan maksud dari firman Allah:

      

Apakah orang-orang kafir itu diberi balasan (hukuman) terhadap apa yang
telah mereka perbuat?. Maksudnya adalah apakah orang-orang kafir itu diberi balasan
atas apa yang telah mereka perbuata terhadap orang-orang yang beriman, yang berupa
menertawakan dan meremehkan, atau tidak?. maksudnya adalah bahwa mereka telah
dibalas (dihukum) dengan balasan yang setimpal dan sempurna. Akhir surat
Muthaffifin. Dan hanya kepada Allah segala puji dan anugerah.

AL-INSYIQĀQ

MAKKIYYAH

Surah ke-84 : 25 ayat

Sujud tilawah dalam surat al-Insyiqaq

Abi Salmah meriwayatkan bahwa abu Hurairah membacakan "Apabila langit


terbelah" (Al-Insyiqaq: 1) kepada mereka, dan lantas bersujud di dalamnya. Ketika
telah menyelesaikan shalat, abu Hurairah memberitahukan kepada mereka bahwa
Rasulullah Saw. melakukan sujud di dalamnya (dalam surat al-Insyiqaq).
Diriwayatkan oleh Muslim dan an-Nasa'i dari jalur Malik. 609 Bukhari meriwayatkan
dari Nafi' berkata: "Aku pernah melakukan shalat isya' bersama dengan abu Hurairah,
dan ia membaca: "Apabila langit terbelah" (Al-Insyiqaq: 1) dan lantas bersujud.
Sehingga aku lantas berkata kepadanya, dan ia pun berkata: "Aku pernah sujud di
belakang aba Qosim Saw. (Muhammad Saw), sehingga aku pun terus melakukan
sujud dengan surat itu sampai beliau meninggal."610

Apabila langit terbelah,

609
Muslim, 1/406, an-Nasai dalam al-Kubra, 6/510.
610
Fathul Bari, 1/292.
dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh,

dan apabila bumi diratakan,

dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,

dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh.

Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu,


maka kamu akan menemui-Nya.903)

Maka adapun orang yang catatanya diberikan dari sebelah kanannya,

maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,

dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan
gembira.

Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang,

maka dia akan berteriak, "Celakalah aku!"

Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

Sungguh, dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan keluarganya (yang


sama-sama kafir).

Sesungguhnya dia mengira bahwa dia tidak akan kembali (kepada Tuhannya).

Tidak demikian, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya.

Terbelahnya langit dan meratakan bumi pada hari Kiamat

Allah berfirman:

   

Apabila langit terbelah," itu terjadi pada hari Kiamat.

 

dan patuh kepada Tuhannya" maksudnya adalah mendengar Tuhannya dan


mematuhi perintahnya yang berupa melakukan keterbelahan pada hari Kiamat. 

9 03)
Manusia di dunia ini baik disadari atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. Dan
pasti dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatannya yang buruk
maupun yang baik.
"dan sudah semestinya patuh" maksudnya adalah sudah menjadi keharusan bagi langit
untuk mentaati perintah Allah. Sebab Allah adalah Dzat Yang Maha Besar yang tidak
dapat dihalangi dan dikalahkan. Namun Dia adalah Dzat yang menguasai dan
menundukkan segala sesuatu. Kemudian Allah berkata:

   

.dan apabila bumi diratakan" adalah diratakan, dibentangkan, dan diluaskan

    

dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong" maskudnya
adalah memuntahkan segala sesuatu yang ada di dalam perutnya yang berupa orang-
orang mati, hingga terbersihkan dari mereka. Ini dikatakan oleh Mujahid, Said, dan
Qotadah.

   

dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh" seperti yang telah
dikemukakan di muka.

.Balasan terhadap amal perbautan adalah nyata adanya

Maksud dari firman Allah:

   

Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu,"


adalah sesungguhnya kamu akan berjalan menuju Tuhanmu dan berkerja keras.
 "maka kamu akan menemui-Nya903)" maksudnya adalah kemudian kamu
akan bertemu dengan apa yang telah kamu lakukan, baik atau buruknya kebaikan itu.
Penafsiran ini didasarkan para apa yang telah diriwayatkan oleh abu Dawud ath-
Thiyalisi dari Jabir berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Jibril berkata: "Wahai
Muhammad! Hiduplah sesukamu, sesunggunya engkau adalah orang yang mati. Dan
mencintailah sesukamu, sesungguhnya engkau akan terpisah darinya. Dan beramallah

9 03)
Manusia di dunia ini baik disadari atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. Dan
pasti dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatannya yang buruk
maupun yang baik.
sesukamu, sesungguhnya engkau akan menemuinya." 611 Sebagian orang
mengembalikan dhamir yang ada dalam ayat tersebut pada kata "Rabbika", sehingga
artinya adalah bertemu dengan Tuhanmu. Artinya adalah bahwa Tuhanmu akan
membalas amal perbuatannmu. Namun demikian, dua pendapat tersebut saling
berkaitan. Al-Aufi berkata dari ibn Abas:

      

Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu,


maka kamu akan menemui-Nya.903), melakukan perbuatan yang akan mendatangkan
balasan dari Allah, baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk."612

.Pemberian dan perdebatan dalam perhitungan

Kemudian Allah berfirman:

          

Maka adapun orang yang catatanya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia
akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah," maksudnya adalah mudah tanpa
adanya kesusahan. Artinya bahwa amal perbuatannya tidak diperiksa secara terperici.
Sehingga orang yang diperiksa secara terperinsi itu, maka ia pasti binasa (mendapat
kerusakan). Imam Ahmad meriwayatkan dari Aisyah ra. berkata: "Rasulullah Saw.
bersabda: "Barang siapa yang didebat oleh perhitungan, maka ia akan medapatkan
siksa." Aisyah berkata: "Bukankah Allah berfirman: "maka dia akan diperiksa dengan
pemeriksaan yang mudah," (Al-Insyiqaq: 8). Rasulullah berkata: "Itu bukanlah
pemeriksaan, namun adalah pemaparan tentang bahwa seorang yang didebat oleh
pemeriksaan pada hari Kiamat, maka ia akan memperoleh siksaan." 613 Dan seperti
itulah yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmizi, an-Nasai, dan ibn Jarir.614

dan firman Allah:

    


611
Musnad ath-Thiyalisi, 242.
9 03)
Manusia di dunia ini baik disadari atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. Dan
pasti dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatannya yang buruk
maupun yang baik.
612
Thabari, 24/312.
613
Ahmad, 6/47.
614
Fathul Bari, 8/566, dan Muslim 4/2204, dan Tuhfatul Ahwadzi, 9/256, an-Nasai dalam al-Kubra,
6/510, Thabari, 24/313.
dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan
gembira" maksudnya adalah kembali kepada keluarganya di dalam surga. ini
dikatakan oleh Qotadah dan Dhahak: "Maksudnya "dengan gembira" adalah gembira
atas apa yang telah diberikan oleh Allah Swt." 615 Thabari meriwayatkan dari Tsauban
yang telah dibebaskan oleh Rasulullah bahwa ia berkata: "Bahwasanya kalian
melakukan suatu amal perbuatan yang tidak diketahui, sehingga orang yang tidak
melihatnya meragukan bahwa ia akan kembali kepada keluarganya dengan
gembira."616 Dan firman Allah:

      

Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang,"


maksudnya dengan tangan kirinya dari arah belakang. Dimana tangannya kirinya
menjulur ke belang, dan lantas menerima catatannya dalam keadaan seperti itu.

   

maka dia akan berteriak, "Celakalah aku!" maksudnya adalah rugi dan celaka.

        

Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sungguh, dia
dahulu (di dunia) bergembira di kalangan keluarganya (yang sama-sama kafir).
Maksudnya adalah gembira tidak memikirkan balasannya, dan tidak takut terhadap
apa yang ada di depannya. Oleh karena itu, kebahagiaan yang sebentar itu akhirnya
dibalas dengan kesedihan yang panjang.

     

Sesungguhnya dia mengira bahwa dia tidak akan kembali (kepada Tuhannya)."
maksudnya adalah bahwa dia menyakini bahwa dirinya tidak akan kembali kepada
Allah, dan tidak dihidupkan kembali setelah kematiannya. Ini dikatakan oleh ibn
Abas, Qotadah, dan selain keduanya."617 Hûr adalah kembali, Allah berfirman:

      

Tidak demikian, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya." Maksudnya adalah


tidak demikian, dia akan dihidupkan kembali sebagaimana Allah menciptakannya,

615
Thabari, 24/315.
616
Thabari, 2/94.
617
Thabari, 24/317.
lantas membalas amal perbuatannya yang baik dan yang buruk. Dan sesungguhnya
Allah Maha Melihat dan Mengetahui akan hal itu."

Maka Aku bersumpah demi cahaya merah pada waktu senja,

demi malam dan apa yang diselubunginya,

demi bulan apabila jadi purnama,

sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).904)

Maka mengapa mereka tidak mau beriman?

Dan apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka tidak (mau)


bersujud,

bahkan orang-orang kafir itu mendustakan-(nya).

Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati
mereka).

Maka sampaikanlah kepada mereka (ancaman) azab yang pedih,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan


mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.

Bersumpah atas nama perjalanan manusia tingkat demi tingkat (dalam


kehidupan)

Dan diriwayatkan dari Ali, Ibn Abas, Ibadah bin Shamad, abu Hurairah,
Syidad bin Aus, ibn Umar, Muhammad bin Ali bin Husain, Makhul, Bakar bin
Abdullah al-Muzni, Bukair bin Aysaj berkata: "Syafq" artinya adalah merah." 618 Telah
diriwayatkan oleh Abdul Razak dari abu Hurairah berakta: "Syafq artinya adalah
putih."619 Syafq adalah cahaya merah yang ada di angkasa. Terkadang sebelum
terkadang sebelum terbitnya matahari sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid, dan
terkadang setelah terbitnya matahari sebagaimana yang diartikan oleh ahli bahasa.
Khalil bin Ahmad berkata: "Syifq adalah warna merah dari terbenamnya matahari
9 04)
Dari setetes mani sampai dilahirkan, kemudian melalui masa kanak-kanak, remaja dan sampai
dewasa. Dari hidup menjadi mati kemudian dibangkitkan kembali.
618
Qurthubi, 19274.
619
Abdul Razak, 3/358.
hingga waktu isya' yang akhir. Sehingga ketika warna mereka itu telah sirna, maka
dikatakan: "Telah sirnalah warna merah itu (Syifq).620 Juwaihiri berkata: "Syifq adalah
sisa cahaya matahari. Warna merahnya muncul di awal malam sampai dekat dengan
waktu isya. Dan seperi itu pulalah yang dikatakan oleh Ukramah: "Syifq (warna
mereh) adalah sesuatu yang ada di antara maghrib dan isya.

Dan dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah Saw.
bersabda: "Waktu mangrib adalah selagi Syifq (warna merah di senja hari) belum
sirna." Semua itu merupakan bukti (dalil) bahwa Syifq adalah sebagaimana yang
dikatakan oleh Hujuwairi dan Khalil. Ibn Abas, Mujahid, Hasan dan Qotadah berkata:
  " dan apa yang diselubunginya" maksudnya apa yang kumpul." 621 Qotadah
berkata: "Apa yang kumpul dari bintang dan binatang tunggangan.622

Ukramah berkata:

   

demi malam dan apa yang diselubunginya" berkata: "apa yang


menyelubunginya yang berupa kegelapan. Ketika datang malam, maka segala sesuatu

:akan pergi menujun tempat kembalinya."623 Dan maksud dari firman Allah

   

demi bulan apabila jadi purnama" ibn Abas berkata: "Ketika berkumpul dan
sempurna." Hasan berkata: "Ketika berkumpul, ketika penuh." 624 Qotadah berkata:
"KEtika menjadi purnama." Dan arti dari perkataan mereka itu adalah ketika
sempurna cahayanya dan purnama, maka Allah menjadikannya sebagai kebalikan dari
malam dan sesuatu yang menyelimutinya. Dan maksud dari firman Allah:

    

sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).904 Dari
keadaan demi keadaan, dari yang awalnya disusui telah menjadi disapih, dan dari
yang awalnya muda menjadi tua. Hasan Basri berkata:
620
Qurthubi, 19/275.
621
Thabari, 24/319.
622
Thabari, 24/ 320.
623
Thabari, 24/321.
624
Thabari, 24/321.
9
Dari setetes mani sampai dilahirkan, kemudian melalui masa kanak-kanak, remaja dan sampai
04)

dewasa. Dari hidup menjadi mati kemudian dibangkitkan kembali.


  

tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)" maksudnya adalah keadaan demi


keadaan,625 kelapangan setelah kesusahan, dan kesusahan setelah kelapangan, kaya
setelah miskin dan miskin setelah kaya, sehat setelah sakit dan sakit setelah sehat.

Pengingkaran atas ketidak berimanan mereka dan pemberitahuan akan


adanya siksa terhadap mereka dan bahwasanya kenikmatan adalah untuk
orang-orang yang beriman.

Dan maksud dari firman Allah:

          



Maka mengapa mereka tidak mau beriman? Dan apabila Al-Qur’an dibacakan
kepada mereka, mereka tidak (mau) bersujud," adalah apa yang membuat mereka
tercegah dari keimanan terhadap Allah, rasulNya, hari akhir, dan segala sesuatu yang
akan menimpa diri mereka, ketika dibacakan kepadanya ayat-ayat Allah dan
perkataanNya, yaitu al-Qur'an, di mana mereka tidak bersujud karena mengagungkan
dan muliakan?. Dan maksud dari firman Allah:

    

bahkan orang-orang kafir itu mendustakan-(nya)," adalah bahwa termasuk dari


watak mereka adalah mendustakan, mendurhakai, dan melawan kebenaran.

    

Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati
mereka)" Mujahid dan Qotadah berkata: "Apa yang mereka sembunyikan dalam dada
mereka."626

   

Maka sampaikanlah kepada mereka (ancaman) azab yang pedih" maksudnya


adalah bahwa Allah telah menyiampak kepada mereka sebuah azab yang pedih.

625
Thabari, 24/323.
626
Thabari, 24/323.
Dan maksud dari firman Allah:

         

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan


mendapat pahala yang tidak putus-putusnya" ini adalah Itsitsna' al-Mungqoti'.
Maksudnya adalah namun orang-orang yang beriman (artinya dengan hatinya), dan
melakukan amal perbuatan yang baik (maksudnya dengan anggota badan mereka) 
  "mereka akan mendapat pahal" maksudnya di akhirat.    ibn
Abas berkata: "Tidak dikurangi."627 Mujahid dan Dhahak berkata: "Tidak
terhitung."628 Dan inti dari perkataan keduanya adalah bahwa itu adalah tidak putus-
putus sebagaimana dalam firman Allah: “sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.”
(Hud: 108) dan Saddi berkata: Sebagian orang berkata: "Maksud dari Ghaira Mamnûn
adalah tidak putus-putus." Akhir surat al-Insyiqaq. Dan hanya kepada Allah segala
puji dan anugerah. Dengan dariNya lah petrolongan dan penjagaan."

AL-BUR¸J

MAKKIYYAH

Surah ke-85 : 22 ayat

Keutamaan Surat al-Buruj

Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw.


Membaca di shalat isya' yang akhir: Demi langit yang mempunyai gugusan bintang,
dan demi hari yang dijanjikan" (al-Buruj: 1-2).629 Ahmad meriwayatkan dari abu
Hurairah bahwa Rasulullah Saw. memerintahkan untuk membaca "as-Samawâti"
dalam shalat isya." Ini hanya diriwayatkan oleh Ahmad.630

Demi langit yang mempunyai gugusan bintang,

dan demi hari yang dijanjikan.

Demi yang menyaksikan dan yang disaksikan.


627
Thabari, 24/327.
628
Thabari, 24/327.
629
Ahmad, 2/326.
630
Ahmad, 2/327.
Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran di
Yaman),

yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar,

ketika mereka duduk di sekitarnya,

sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang


mukmin.

Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-orang


mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji,

yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha Menyaksikan segala
sesuatu.

Sungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan (bencana, membunuh,


menyiksa) kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan lalu mereka tidak
bertobat, maka mereka akan mendapat azab Jahanam dan mereka akan mendapat
azab (neraka) yang membakar.

.Penafsiran tentang Buruj (gugusan bintang)

Allah bersumpah dengan menggunakan langit, dan menggugusnya. Itu adalah


bintang yang besar sebagaimana yang dikatakan oleh Allah: “Maha Suci Allah yang
di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (al-Mulk:
1) Ibn Abas, Mujahid, Dhahak, Hasan, Qotadah, dan Saddi berkata: "al-Buruj artinya
adalah bintang." Minhal bin Umar: " Demi langit yang mempunyai gugusan bintang,"
bentuk yang bagus."631 Ibn Jarir memilih bahwa itu adalah tempat-tempat matahari
dan bulan. Yaitu dua belas tempat di mana matahari berjalan pada tiap-tiap tempat itu
semala satu bulan, dan bulan sendiri berjalan pada tiap-tipa tempat itu selama dua hari
atau tiga. Sehingga semua itu adalah dua puluh delapan tempat dan tertutup selama
dua malam."632

631
Qurthubi, 19/283.
632
Thabari, 24/332.
Penafsiran tentang hari yang dijanjikan serta yang menyaksikan dan yang
disaksikan.

Dan firman Allah:

     

dan demi hari yang dijanjikan. Demi yang menyaksikan dan yang disaksikan"
Ibn abi Hatim meriwayatkan dari abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Dan demi hari yang dijanjikan" (al-Buruj: 2) maksudnya adalah hari Kiamat "Dan
demi yang menyaksikan" (al-Buruj: 3) maksudnya adalah hari jum'at, di mana
matahari tidak terbit dan tidak terbenam pada hati yang lebih utama darupada hari
Jum'at. Di dalamnya terdapat suatu waktu yang jika seorang muslim meminta
kebaikan kepada Allah, maka Allah pasti memberikannya, dan jika ia meminta
perlindungan dari keburukan kepada Allah pada waktu itu, maka Allah pasti akan
melindunginya. Sedangkan maksud dari "Dan yang disaksikan" (al-Buruj: 3) adalah
hari Arafah."633 Hadits ibn Huzaimah ini diriwayatkan secara mauquf pada abu
Hurairah.634 Dari abu Hurairah, ibn Abas, Hasan bin Ali, dan Hasan Basri, Said bin
Musayab, Mujahid dan Ukramah dan Dhahak berkata: "Dan yang disaksikan"
maksudnya adalah hari Kiamat."

al-Baghawi berkata: "Mayoritas ulama' beranggapan bahwa "hari yang


menyaksikan" adalah hari Jum'at, sedangkan "hari yang disaksikan" adalah hari
Arafah.635

Kezaliman orang-orang yang membuat parit terhadap umat Islam.

Dan maksud dari firman Allah:

   

Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran di


Yaman)," adalah terlaknatlah orang-orang yang membuat parit. Kata jama'nya adalah
"Akhâdid" yang artinya adalah galian yang ada dalam bumi (parit)." Ini merupakan
633
Thabari, 24/333,334.
634
Ibn Huzaimah, 3/116.
635
Ibn Huzaimah, 3/116.
sebuah pemberitahuan tentang suatu kaum dari golongan orang-orang kafir, yang
menginginkan orang-orang mukmin yang berasal dari kaumnya untuk kembali pada
agamnya semula. Namun orang-orang yang beriman tersebut menolaknya sehingga
orang-orang kafir tersebut menggali tanah dan memenuhinya dengan api sebagai
persiapan untuk membakar orang-orang yang beriman itu. setelah itu, mereka
menghampiri orang-orang yang beriman itu, namun orang-orang yang beriman
tersebut tetap menolak ajakan mereka, sehingga orang-orang yang beriman tersebut
dilempar ke dalam parit-parit itu. oleh karena itu, Allah berfirman:

           

       

Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran di


Yaman), yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar, ketika mereka duduk di
sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-
orang mukmin" maksudnya adalah mereka menyaksikan atas apa yang telah mereka
perbuat terhadap orang-orang yang beriman itu. Allah berfirman:

         

Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-orang


mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji," Maksudnya
adalah bahwa orang-orang yang beriman tersebut tidak memiliki dosa terhadap
mereka selain hanya beriman kepada Allah, Dzat Yang Maha Mulia yang tidak
tersentuh oleh orang-orang yang memusuhiNya, Dzat Yang Maha Pemberi dan
Terpuji dalam keseluruhan perkataan, perbuatan, syariat dan ketentuanNya.
Walauapun Allah telah menentukan bahwa hambaNya tersebut jatuh di tangan orang-
orang kafir, namun Allah tetap Dzat Yang Maha Mulia dan terpuji, walaupun
penyebab itu semua tidak dapat diketahui oleh kabanyakan manusia.

Kemudian Allah berfirman:

     

yang memiliki kerajaan langit dan bumi" termasuk dari kesempurnaan sifat
Allah adalah bahwa DiriNya adalah Raja (yang menguasai) keseluruhan langit dan

.bumi, serta segala sesuatu yang ada di dalamnya dan ada di antara keduanya
     

Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu" maksudnya adalah tidak ada

.sesuatu pun yang ada di keseluruhan langit dan bumi, yang samar bagi Allah

Kisah seorang penyihir, rahib, dan seorang anak muda yang masuk ke
dalam parit.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Shuhaib bahwa Rasulullah Saw. berkata:


"Pada umat sebelum kalian, terdapat seorang raja yang memiliki tukang sihir. Ketika
tukang sihir itu memasuki usia tua, ia berkata kepada raja itu: "Sesungguhnya aku
telah menjadi tua dan ajalku sudah dekat. Oleh karena itu, berikanlah kepadaku
seorang anak muda untuk aku ajari sihir." Maka raja pun menyerahkan seorang anak
muda kepada tukang sihir itu yang akan diajarinya ilmu sihir, dan di antara tukang
sihir dan raja itu adalah seorang rahib, sehingga anak muda itu mendatangi rahib itu
dan lantas mendengarkan perkataan-perkataannya hingga terkagum-kagum akan
perkataan-perkataan itu. Tiap kali ia mendatangi tukang sihir itu, maka tukang sihir
tersebut selalu memukulnya dan berkata: "Tidak ada yang bisa mencukupimu." Ketika
ia mendatangi keluarganya, maka keluarganya pun juga memukulnya dan lantas
berkata kepadanya: "Tidak ada yang bisa mencukupimu." Kemudian pemuda itu
melaporkan hal itu kepada rahib tersebut, sehingga rahib itupun berkata: "Jika
penyihir itu hendak memukulmu, maka katakanlah: "Cukuplah keluargaku yang
mencukupiku." Dan jika keluargamu hendak memukulmu, maka katakanlah kepada
mereka: "Cukuplah penyihir yang mencukupiku." Berkata: "Pada suatu hari, ia
berpapasan dengan seekor bintang yang sangat mengerikan dan besar hingga
menghalangi manusia untuk jalan. Maka ia berkata: "Pada hari ini, aku akan
mengetahui apakah perintah rahib lebih disukai oleh Allah ketimbang perintah tukang
sihir, atau tidak?. Berkata: "Kemudian ia mengambil sebuah batu dan lantas berkata:
"Ya Allah, jika perintah tukang rahib lebih engkau sukai ketimbang perintah tukang
sihir, maka bunuhlah bintang ini agar manusia bisa lewat." Pemuda itu lantas
melempar batu tersebut ke arah binatang itu hingga akhirnya binatang itupun mati,
dan orang-orang pun bisa melintasi jalan. Kemudian pemuda itu memberitahukan
kejadian itu kepada rahib, hingga rahib berkata: "Wahai anakku, kamu lebih utama
daripada diriku. Sesungguhnya engkau akan mendapatkan suatu cobaan, dan jika
engkau mendapatkan cobaan itu, maka janganlah engkau menunjukku." Pemudia itu
akhirnya bisa menyembuhkan kebutaan, belang, dan penyakit-penyakit lainnya.
Bahwasanya raja mempunyai seorang teman duduk yang mengalami kebutaan. Orang
itu akhirnya mendengar kelebihan pemuda itu dan lantas mendatangkannya dengan
memberikan hadiah yang sangat banyak. Orang tersebut berkata: "Sembuhkanlah aku,
maka engkau akan mendapatkan keseluruhan apa yang ada di sini." Maka pemuda itu
berkata: "Tidak ada seorang pun yang bisa menyembuhkan. Sesungguhnya
kesembuhan ada di tangan Allah. jika engkau mengimaniNya, maka aku akan berdoa
kepada Allah, dan Allah akan menyembuhkanmu." Maka orang itu pun beriman, dan
lantas berdoa kepada Allah, dan akhirnya Allah pun menyembuhkannya.

Kemudian orang itu mendatangi raja dan lantas duduk seperti biasanya. Raja
pun lantas berkata kepadanya: "Wahai fulan (si anu), siapakah yang mengembalikan
penglihatanmu?." Pemuda itu berkata: "Tuhanku." Raja berkata: "Aku." Orang itu
berkata: "Tidak. Tuhanku dan juga Tuhanmu." Raja berkata: "Engkau memiliki Tuhan
selain diriku?." Orang itu berkata: "Benar. dan Tuhanmu adalah Allah." Orang itu
akhirnya terus disiksa, hingga akhirnya menunjukkan perihal pemuda tersebut. Maka
pemuda itupun dihadapkan kepada raja, dan raja pun lantas berkata: "Wahai anakku,
telah sampai kepadaku suatu berita bahwa sihirmu mampu menyembuhkan orang buta
dan belang dan penyakit-penyakit lainnya." Pemuda tersebut berkata: "Tidak ada
seorang pun yang bisa menyembuhkan. Sesungguhnya yang menyembuhkan itu
adalah Allah." Raja berkata: "Aku?." Pemuda tersebut berkata: "Tidak." Raja berkata:
"Apakah engkau memiliki Tuhan selain diriKu?." Pemuda tersebut berkata: "Tuhan
dan Tuhanmu." Maka pemuda itupun lantas disiksa dan terus saja mengalami
penyiksaan hingga akhirnya ia menunjukkan perihal keberadaan seorang rahib. Maka
rahib itu pun didatangkan, dan raja lantas berkata kepadany: "Kembalilah pada
agamamu semula." Rahib menolak hingga akhirnya diletakkanlah sebuah gergaji di
atas kepalanya hingga dirinya menjadi terbelah. Kemudian dikatakan pula kepada si
buta: "Kembalilah kepada agamamu." Orang yang awalnya buta itupun menolak
hingga akhirnya gergaji pun diletakkan di atas kepalanya hingga membelah dirinya
sampai tanah. Kemudian dikatakan kepada pemuda itu: "Kembalilah pada agamamu
semula." Pemuda itu pun menolak sehingga ia dikirim bersama dengan sekelompok
orang menuju gunung ini dan ini. Raja lantas berkata: "Jika kalian sampai pada
puncak gunung, maka lemparkanlah dirinya. Namun jika ia keluar dari agamanya,
maka jangan lakukan itu." Maka sekelompok orang itupun bergegas mendaki gunung,
dan ketika sudah sampai di atas gunung, pemuda itu berkata: "Ya Allah, cukupkanlah
aku dari mereka menurut apa yang engkau kehendaki." Maka gunung itupun longsor
sehingga mereka semua terjatuh dari gunung." Pemuda itupun akhirnya berjalan
hingga sampai ke tempat raja sehingga raja berkata: "Apa yang terjadi pada diri
teman-temanmu?." Pemuda itu pun berkata: "Allah telah mencukupkan diriku dari
mereka." Kemudia raja mengirimnya lagi bersama dengan sekelompok orang untuk
pergi laut dan lantas berkata: "Jika kalian sampai di laut, maka tenggelamkanlah ia ke
dalam laut jika tidak bersedia keluar dari agamanya. Dan jika beresedia keluar dari
agamanya, maka jangan lakukan itu." Ketika mereka sampai di lautan, maka pemuda
itu berkata: "Ya Allah, cukupkanlah aku dari mereka dengan apa yang Engkau
kehendaki." Maka orang-orang itupun akhirnya tenggelam secara keseluruhan.

Pemuda itupun akhirnya berlalu hingga sampai ke tempat raja. Raja pun
berkata: "Apa yang terjadi pada diri teman-temanmu?." Pemuda itu berkata: "Allah
telah mencukupkanku dari mereka." Kemudian pemuda itu berkata kepada raja:
"Sesungguhnya engkau tidak dapat membunuhku selain jika engkau melakukan apa
yang aku perintahkan kepadamu. Jika engkau melakukan apa yang aku perintahkan
kepadamu, maka engkau akan mampu membunuhku." Raja berkata: "Apa itu?."
pemuda itu berkata: "Kumpulkanlah manusia dalam satu tempat, kemudian saliblah
aku pada kayu, dan ambillah panah yang berada di atap rumahku, dan kemudian
katakanlah: "Dengan menyebut nama Allah, Tuhan pemuda ini." JIka engkau
melakukan itu, maka engkau akan mampu membunuhku." Raja pun melakukan itu. Ia
lantas mengambil panah yang ada di busurnya dan kemudian melemparkannya ke
arah pemuda itu seraya berkata: "Dengan menyebut nama Allah, Tuhan pemuda ini."
Panah itu pun akhirnya mengenai pelipis pemuda itu. sehingga pemuda itupun
meletakkan tangannya pada tempat panah tersebut dan lantas meninggal dunia. Maka
orang-orang yang ada di tempat itupun berkata: "Kami mengimani Tuhan pemuda
itu." sehingga dikatakan kepada raja: "Apakah engkau melihat apa yang engkau
khawatirkan?." Demi Allah, sungguh semua manusia telah beriman kepada Allah."
Maka raja pun mengeluarkan perintah untuk membuat parit-parit dan memanaskannya
dengan api, dan lantas berkata: "Barang siapa yang kembali pada agamnya semula,
maka biarkanlah. Dan jika tidak, maka masukkanlah ke dalam parit-parit itu." Maka
datanglah seorang ibu dengan membaca seorang bayi yang sedang disusui. Ibu itu
merasa takut jika dirinya di lempar ke dalam api. Maka bayinya pun berkata:
"Bersabarlah wahai ibuku. Sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran." 636 Hadits
inipun juga diriwayatkan oleh Bukhari di akhir kitab Shahihnya. 637 Muhammad bin
Ishak bin Yasar mengemukakan kisah ini dalam Sirah dengan redaksi yang berbeda,
yang sebagiannya berbeda dengan cerita di atas.

Setelah menjelaskan bahwa setelah pembunuhan terhadap pemuda itu, maka


penduduk Najran mengikuti agama pemuda tersebut yaitu agama Nasrani,
Muhammad bin Ishak berkata: "Kemudian datanglah Dzu Nuwas dengan membawa
tentaranya, dan lantas mengajak mereka untuk memeluk agama Yahudi, dan
memberika pilihan kepada mereka antara memeluk agama Yahudi atau mati. Mereka
pun lantas memilih mati. Mereka akhirnya di masukkan ke dalam parit-parit, dibakar,
dan dibunuh dengan pedang. Hingga yang mati di antara mereka sampai berjumlah
20.000 orang. Untuk Dzu Nuwas dan tentaranya Allah menurunkan ayat kepada
Rasulnya: " Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran
di Yaman), yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar, ketika mereka duduk di
sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-
orang mukmin. Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-
orang mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji, yang
memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu."
(al-Buruj: 4-9). Seperit itulah yang dikemukakan oleh Muhammad bin Ishak dalam
Sirah, bahwasanya orang yang membunuh orang-orang di dalam parit-parit adalah
Dzu Nuwas yang nama aslinya adalh Zar'ah. Pada masa kerajaannya, ia dinamakan
dengan Yususf. Ia adalah anak Taban As'ad abi Karb. Ia mengikuti orang-orang yang
menyerang Madinah menutupi Ka'bah, dan bersama drinya adalah Hubrain yang
merupakan seorang Yahudi dari Madinah. Ia menjadi Yahudi karena seorang Yahudi
yang berasal dari Yaman sebagaimana yang dikemukakan oleh ibn Ishak secara
penjang lebar. Dalam satu pagi, Dzu Nawas membunuh 20.000 orang dengan cara
memasukkannya ke dalam parit-parit berapi. Tidak ada yang selamat pada waktu itu
selain hanya seorang laki-laki yang dipanggil dengan sebutan "Dus Dzu Tha'lab." Di
mana laki-laki itu melarikan diri dan lolos dari kejaran tentara-tentara Dzu Nuwas,
636
Ahmad, 6/16.
637
Muslim, 4/2299.
dan lants pergi menuju Kaisar raja Syam, sehingga raja menulis surat kepada raja
Habsyah, dan lantas mengirimnya bersama dengan tentara-tentara Nasrani Habsyah
yang didatangkan dari Arbath dan Abrahah, sehingga mereke bisa menyelamatkan
Yaman dari tangan Yahudi. Sehingga Dzu Nuwas pun lari dan akhirnya tenggelam
dalam laut. Oleh karena itu, kerajaan Habsyah berada dalam naungan agama Nasrani
selama tujuh puluh tahun, dan kemudian Yusuf bin Yazin al-Humairi
menyelamatkannya dari tangan Nasrani ketika ia menjadi prajurit raja Persia. Di mana
ia dikirm bersama dengan 700 orang-orang yang dipenjara sehingga mampu
menaklukkan Yaman, sehingga kerajaan kembali ke Humair. Dan kami akan
mengemukakan bagian yang lain dari cerita ini dalam tafsir surat: “Apakah kamu
tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu Telah bertindak terhadap tentara
bergajah.” (al-Fil: 1).

.Balasan orang-orang yang membuat parit-parit

Maksud dari firman Allah:

    

Sungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan (bencana, membunuh,


menyiksa) kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan" adalah membakar.
Ini dikatakan oleh ibn Abas, Mujahid, Qotadah, Dhahak, dan ibn Abzi. 638  
  "Lalu tidak bertaubat" maksudnya adalah tidak melepaskan diri dari apa yang
telah merka lakukan, dan tidak menyesali atas apa yang telah mereka lakukan.

      

lalu mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat azab Jahanam dan
mereka akan mendapat azab (neraka) yang membakar" itu semua karena azab berasal
dari amal berbuatan. Hasan Basri berkata: "Lihatlah pada orang-orang yang mulia dan
dermawan yang telah membunuh kekasih-kekasih Allah hanya karena kekasih-
kekasih Allah itu mengajak mereka untuk bertaubat dan meminta ampunan.

638
Thabari, 24/343, 344.
Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan
mendapat surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, itulah kemenangan yang
agung.

Sungguh, azab Tuhanmu sangat keras.

Sungguh, Dialah yang memulai penciptaan (makhluk) dan yang


menghidupkannya (kembali).

Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih,

Yang memiliki ‘Arsy, lagi Mahamulia,

Mahakuasa berbuat apa yang Dia kehendaki.

Sudahkah sampai kepadamu berita tentang bala tentara (penentang),

(yaitu) Fir’aun dan Samud?

Memang orang-orang kafir (selalu) mendustakan,

padahal Allah mengepung dari belakang mereka (sehingga tidak dapat lolos).

Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Qur’an yang mulia,

yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lau¥ Ma¥fµ§).

Balasan orang-orang saleh, kehausan yang amat sangat yang dirasakan


oleh musuh-musuh Allah dari kalangan orang-orang kafir.

Allah memberitahukan tentang hambaNya yang beriman bahwa: " Sungguh,


orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai," (al-Buruj: 11), berbeda dengan apa yang
akan dirasakan oleh musuh-musuh Allah yang berupa keterbakaran dan neraka. oleh
karena itu Allah berfirman: " itulah kemenangan yang agung" (al-Buruj: 11).

:Kemudian berfirman

    

Sungguh, azab Tuhanmu sangat keras" maksudnya adalah bahwa azab dan
siksaNya terhadap musuh-musuhNya yang berupa orang-orang yang mendustakan
rasulNya, dan menentang perintah-perintahNya, adalah sangat keras, besar, dan kuat.
Sebab sesunggunya Allah Swt. memiliki kekuatan yang kokoh sehingga segala
sesuatu yang diiginkannya pasti terjadi secepat kedipan mata atau bahkan lebih cepat
lagi. oleh karena itu Allah berfirman:

    

Sungguh, Dialah yang memulai penciptaan (makhluk) dan yang


menghidupkannya (kembali)." Maksudnya adalah dari kekuatan dan kekuasaanNya
yang sempurna, Allah menciptakan makhluk dan lantas membangkitkannya kembali
seperti semula, tanpa adanya suatu penghalang atau yang menghalangi.

   

Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih" maksudnya adalah


mengampuni dosa orang yang bertaubat dan tunduk kepadaNya, sebesar apa pun
dosanya itu. al-Wadud (Maha Pengasih) menuru ibn Abas dan selainnya adalah:
"Yang mencintai."639

  

Yang memiliki ‘Arsy " maksudnya adalah yang memiliki Arsy yang agung dan
mengungguli keseluruhan makhluk.  "lagi Maha Mulia" terdapat dua
pembacaan di sini. Pertama adalah rafa' sebagai sifat terhadap Tuhan Swt., dan dibaca
Jer sebagai sifat terhadap Arsy. Dua makna tersebut adalah benar.

   

Mahakuasa berbuat apa yang Dia kehendaki" maksudnya adalah apa pun yang
dikehendakiNya, maka Dia akan melakukannya. Tidak ada yang mengotrol
keputusanNya, dan tidak ada yang mempertanyakan apa yang dilakukakanNya,
karena keagungan, kekuatan, kebijaksanaan, dan keadilanNya sebagaimana yang
diriwayatkan ibn abu Bakar ash-Shidiq bahwa telah dikatakan kepadanya ketika
beliau sedang dalam keadaan sakit yang mengakibatkannya meninggal dunia:
"Apakah engkau melihat adanya seorang dokter?." Abu Bakar berakta: "Iya." Mereka
berkata: "Apa yang dikatakannya kepadamu?." Abu Bakar berkata: "Ia berkata:
"Sesungguhnya Aku adalah Dzat yang berbuat apa yang Aku kehendaki."640

639
Thabari, 24/346.
640
Qurthubi, 19/297.
Dan maksud dari firman Allah:

       

Sudahkah sampai kepadamu berita tentang bala tentara (penentang), (yaitu)


Fir’aun dan Samud?" maksudnya adalah sudahkan engkau mengetahui bahwa Allah
telah menurunkan azab kepada mereka yang belum pernah Dia turunkan kepada
seorang pun?. Ini merupakan pengukuhan terhadap firman Allah: " Sungguh, azab
Tuhanmu sangat keras" (al-Buruj: 12). Maksudnya adalah bahwa Allah mengazab
seorang yang zalim dengan azab yang sangat pedih. Dan maksud dari firman Allah:

     

Memang orang-orang kafir (selalu) mendustakan" adalah bahwa mereka dalam


keraguaan, kekafiran, dan kedurhakaan.

    

padahal Allah mengepung dari belakang mereka (sehingga tidak dapat lolos)."
Maksudnya adalah adalah bahwa Allah kuasa atas diri mereka, yang menundukkan,
tidak ada yang bisa mengalahkan dan melemahkanNya.

    

Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Qur’an yang mulia" maksudnya adalah
agung dan mulia.

   

yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lau¥ Ma¥fµ§)." Maksudnya


adalah dalam Mala' A'la (tempat yang tinggi), yang terjaga dari penambahan dan
pengurangan, serta penyelewengan dan penggantian.

Akhir surat al-Buruj, dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.

Surat ath-Tariq

.Makkiyah

Keutamaan surat ath-Thariq


Abdullah bin Ahmad dari Abdurrahman bin Khalid bin abi Jabal al-Adawani
dari ayahnya bahwa ia melihat Rasulullah berada di hadapan para cendekia, sedang
duduk di atas busur atau tongkat. Yaitu ketika beliau mendatangi mereka saat mereka
mengharapkan adanya pertolongan. Maka aku mendengar beliau berkata: " Demi
langit dan yang datang pada malam hari" (Ath-Thariq: 1) hingga selesai." Berkata:
"Aku memahami itu pada masa Jahiliyah, ketika aku masih musrik, dan kemudian
membacanya setelah masuk Islam pula." Berkata: "Maka orang-orang pintar itu
memanggilku, dan lantas berkata: "Apa yang engkau dengar dari laki-laki ini?." Maka
aku pun membacakannya kepada mereka, sehingga berkatalah seorang yang sedang
bersama dengan mereka yang berasal dari Qurasy: "Kami lebih mengetahui tentang
sahabat kami itu. seandainya kami mengetahui bahwa apa yang dikatakannya itu
adalah sebuah kebenaran, niscaya kami akan mengikutinya." 641 An-Nasa'i
meriwayatkan dari Jabir berkata: "Ketika Muadz melakukan shalat maghrib, dan
lantas membaca surat al-Baqarah dan an-Nisa', maka Nabi berkata: "Apakah engkau
adalah seorang yang sedang mencari perhatian, wahai Muadz?. Bukankah sudah
cukup bagimu membaca as-Sama' wa Thariq, wa Syamsyu wa Dhuhaha, dan
semisalnya?."642

Demi langit dan yang datang pada malam hari.

Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?

(Yaitu) bintang yang bersinar tajam,

setiap orang pasti ada penjaganya.

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan.

Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar,

yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada.

Sungguh, Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup setelah


mati).

Pada hari ditampakkan segala rahasia,

maka manusia tidak lagi mempunyai suatu kekuatan dan tidak (pula) ada
penolong.
641
Ahmad, 4/335.
642
An-nasa'i dalam al-Kubra, 6/512.
Sumpah dengan menggunakan penciptaan manusia yang penuh dengan
aturan-aturan Allah.

Allah Swt. bersumpah dengan menggunakan langit dan segala sesuatu yang
ada di dalamnya yang berupa bintang yang becahaya, dan oleh karena itu, Allah
berfirman:

  

Demi langit dan yang datang pada malam hari" kemudian berkata:

    

Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?" kemudian
menafsirkannya dengan:

  

(Yaitu) bintang yang bersinar tajam," Qotadah dan selainnya berkata:


"Bahwasanya bintang dinamakan sebagai "Thariq" (artinya jalan) adalah karena ia
dapat dilihat pada malam hari, dan tidak dapat dilihat pada siang hari." 643 Ini
dikukuhkan oleh apa yang dikemukakan dalam hadits Shahih yang melarang seorang
laki-laki mendatangi keluarganya secara Thuruqan (malam hari). Maksudnya adalah
mendatanginya pada malam hari secara tiba-tiba."644 Dan dalam hadits yang lain yang
mengandung sebuah doa dikemukakan: "Illa Tharqan yathriqu bi Khoir, ya Rahman."
(Kecuali jalan yang engkau jalankan pada kebaikan, wahai Dzat Yang Maha
Pengasih."645 Dan firman Allah:

      

setiap orang pasti ada penjaganya" maksudnya adalah setiap manusia pasti
memiliki penjaga dari Allah yang akan menjaga dirinya dari kerusakan sebagaimana
yang dikemukakan dalam firman Allah: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang

643
Thabari, 24/351.
644
Fathul Bari, 9/251.
645
Ahmad, 3/419.
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah646.” (Ar-Ra’d: 11).

Mekanisme penciptaan manusia merupakan bukti bahwa Allah mampu

.membangkitaknnya kembali

Allah berfirman:

    

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan" merupakan


sebuah peringatan kepada manusia akan kelemahan asal muasalnya, di mana dirinya
diciptakan darinya, dan sekaligus menunjukkan kepada mereka akan adanya
kebangkitan kembali setelah kematian. Sebab Allah yang mampu menciptakan,
mampu pula untuk membangkitkan kembali dengan cara yang seperti pertama
sebagaimana yang Allah kemukakan dalam firmanNya: “Kami biarkan mereka
bersenang-senang sebentar, Kemudian kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa
yang keras.” (Lukman: 24) dan maksud dari firman Allah:

    

Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar" adalah air mani yang keluar
secara muncrat dari laki-laki dan perempuan, sehingga dari keduanya melahirkan anak
atas izin Allah. oleh karena itu, Allah berkata:

     

yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada" maksudnya
adalah tulang punggung laki-laki, dan tulang dada wanita. Syabib bin Basyar berkata
dari Ukramah dari ibn Abas:

     

bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula
646

beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah
malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah
yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada" maksudnya
adalah tulang punggung laki-laki dan tulang dada wanita adalah sangat kuning dan
lembut, di mana seorang anak tidak mungkin ada selain dari hasil keduanya."647

dan maksud dari firman Allah:

    

Sungguh, Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup setelah


mati)" bahwasanya mengembalikan manusia yang telah diciptakan dari ari yang
memuncrat dan lantas membangkitkannya kembali di akhirat, Allah sangatlah kuasa
untuk melakukan semua itu. Sebab seorang yang kuasa untuk memulai, maka kuasa
pula untuk mengulangi. Dan Allah telah mengemukakan dalilnya lebih dari satu kali
dalam al-Qur'an.

Pada hari Kiamat, manusia tidak lagi memiliki kuasa dan penolong.

Oleh karena itu, Allah berfirman:

   

Pada hari ditampakkan segala rahasia," maksudnya adalah pada hari Kiamat,
ditampakkanlah segala kerahasiaan, sehingga sesuatu yang disembunyikan menjadi
tampak jelas. Telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari ibn Umar
berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Setiap orang yang pergi akan mengangkat
bendera pada duburnya dan dikatakan ini adalah bendera fulan bin fulan." 648 Dan
firman Allah:   " maka manusia tidak lagi mempunyai" maksudnya adalah
manusia di hari Kiamat.   " suatu kekuatan" maksudnya adalah dari dalam
dirinya.   " dan tidak (pula) ada penolong" maksudnya adalah seorang yang
mengeluarkannya dari siksa itu. Artinya adalah tidak ada seorang pun yang mampu
menyelamatkannya dari siksa Allah.

Demi langit yang mengandung hujan,905)

647
Dar Mantsur, 8/475.
648
Bukhari, 6177, 6178, dan Muslim, 3/1359.
9 05)
Raj’i berarti kembali berputar. Hujan dinamakan raj’i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal
dari uap yang naik dari bumi ke udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan
dari atas kembali ke bumi, dan begitulah seterusnya.
dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan,

sungguh, (Al-Qur’an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan
yang batil),

dan (Al-Qur’an) itu bukanlah sendagurauan.

Sungguh, mereka (orang kafir) merencanakan tipu daya yang jahat,

dan Aku pun membuat rencana (tipu daya) yang jitu.

Karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir. Berilah mereka


kesempatan untuk sementara waktu.

Sumpah bahwa al-Qur'an adalah benar adanya, dan kegagalan orang-


orang yang mentangnya.

649
Ibn Abas berkata: "Raj'u artinya adalah hudan." Dan dari ibn Abas pula: Itu

:adalah mendung yang mengandung hujan." Dan dari ibn Abas pula

   

Demi langit yang mengandung hujan,905" hujan dan kemudian hujan." Qotadah
berkata: Menghujani rizki manusia setiap tahun. Jika tidak ada hujan, niscaya meraka
akan binasa dan hancurlah penghidupan mereka."650

   

dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan," ibn Abas berkata: "Bumi


menumbuhkan tumbuh-tumbuhan."651 Begitu pula yang dikatakan oleh Said bin Jabir,
Ukramah, abu Malik, Dhahak, Hasan. Qotadah, Saddi, dan lebih dari satu orang. 652
dan maksud dari firman Allah:

   

649
Thabari, 24/360.
9 05)
Raj’i berarti kembali berputar. Hujan dinamakan raj’i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal
dari uap yang naik dari bumi ke udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan
dari atas kembali ke bumi, dan begitulah seterusnya.
650
Thabari, 24/360.
651
Thabari, 24/360.
652
Dar Mantsur, 8/477.
sungguh, (Al-Qur’an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan
yang batil)," Ibn Abas berkata: Hak (benar)."653 begitu pula yang dikatakan oleh
Qotadah, dan yang lainnya berkata: "Hukum (keputusan) yang adil".

   

dan (Al-Qur’an) itu bukanlah sendagurauan" maksudnya adalah namun al-


Qur'an adalah sungguh-sungguh benar. kemudian Allah memberitahukan tentang
orang-orang kafir yang mendustakan al-Qur'an dan keluar dari jalannya. Sehingga
Allah berfirman:

   

Sungguh, mereka (orang kafir) merencanakan tipu daya yang jahat,"


maksudnya adalah menipu manusia dengan mengajak mereka untuk menentang al-
Qur'an. kemudian Allah berfirman:

 

Karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir." Maksudnya adalah


tunggulah mereka dan janganlah tergesa-gesa terhadap mereka.

  

Berilah mereka kesempatan untuk sementara waktu." Maksudnya adalah sedikit.


Artinya kamu akan melihat azab, kehancuran, dan kebinasaan apa yang akan mereka
terima sebagaimana dalam firman Allah: (1186). Akhir surat ath-Thariq. Dan hanya
kepada Allah segala puji dan anugerah.

Surat Sabh

Makkiyah

(Ini adalah surat Makkiyah yang turun sebelum hijrah). Buktinya adalah apa
yang telah diriwayatkan oleh Bukhari dari Bira' bin Azib berkata: "Shabat nabi yang
pertama mendatangi kita adalah Mush'ab bin Umari dan ibn Ummi Maktub.
Keuduanya membacakan al-Qur'an kepada kami, dan lantas datanglah Umar, Bilal,
dan Said. Kemudian datanglah Umar bin Khatab dalam dua puluh, kemudian

653
Thabari, 24/362.
datanglah Rasulullah. Aku tidak pernah melihat kegembiraan penduduk Madinah
terhadap sesuatu yang melebihi kegembiraan mereka saat kedatangan Rasulullah.
Hingga kami melihat anak-anak kecil berkata: "Ini adalah Rasulullah Saw. beliau
telah datang." Beliau tidak datang sebelum turunnya " Sucikanlah nama Tuhanmu
Yang Mahatinggi," (Sabh: 1) dan surat semisalnya.654 Imam Ahmad meriwayatkan
dari Ali ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. menyukai surat: " Sucikanlah nama
Tuhanmu Yang Mahatinggi" (Sabh: 1)." Ini hanya diriwayatkan oleh Ahmad.655 Dan
telah dikemukakan dalam Shahih Bukhri dan Muslim bahwa Rasulullah Saw. berkata
kepada Muadz: "Kenapa engkau tidak shalat dengan membaca "Sabbihisma Rabbukal
A'la, wa Syamsy wa Dhuhaha' wa Laili Iza Yaghsya". 656 Imam Ahmad meriwayatkan
dari Nu'man bin Busyair bahwa Rasulullah Saw. membaca "Sabbihisma Rabbukal
A'la dan Hal Ata Haditsul Ghatsiyah di dalam shalat hari raya idul Fitri dan Idul
Adha. Dan ketika keduanya bersamaan dengan hari Jum'at, maka beliaupun juga
membacanya sekaligus."657 Muslim meriwayatkan dalam Kitab Shahihnya dan abu
Dawud, Tirmizi, an-Nasa'i, dan diriwayatkan oleh ibn Majah dan kata dari Musalim
dan pemilik kitab Sunan: "Bahwasanya Rasulullah Saw. membaca "Sabbihisma
Rabbukal A'la dan Hal Ata Haditsul Ghatsiyah di shalat hari raya Idul Fitri dan hari
raya Idul Adha, dan shalat jum'at. Ketika keduanya (shalat Id dengan shalat Jum'at)
menjadi satu, maka beliau membacanya di kedua shalat itu." Imam Ahmad
meriwayatkan dalam Musnadnya dari hadits bin abi Ka'ab dan Abdullah bin Abas dan
Abdurrahman bin Ibzi dan Aisyah Ummul Mu'minin bahwa dalam shalat witir,
Rasulullah Saw. membaca "Sabbihisma Rabbukal A'la dan Qul Ya Ayyuhal Kafirun,
dan Qul HuwaAllahu Ahad," dan Aisyah menambahkan : "Dan juga dengan al-
Maudzatain."

Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,

yang menciptakan, lalu menyempurnakan (penciptaan-Nya),

yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,

dan Yang menumbuhkan rerumputan,

lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman.


654
Fathul Bari, 8/569.
655
Ahmad, 1/96.
656
Fathul Bari, 2/234, Muslim, 1/340.
657
Ahmad, 4/271.
Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau
tidak akan lupa,

kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, Dia mengetahui yang terang dan
yang tersembunyi.

Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai


kebahagian dunia dan akhirat),

oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat,

orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,

dan orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,

(yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka),

selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup.

.Perintah untuk bertasbih dan jawabannya

Imam Ahmad berkata: "Telah berkata kepada kita abu Abdurrahman, telah
berkata kepada kita Musa, yaitu ibn Ayub al-Ghafiqi, telah berkata kepada kita
pamanku Iyas bin Amir, aku mendengar Uqbah bin Amir al-Juhni berkata: "Ketika
turun ayat: “Maka bertasbihlah dengan menyebut nama Allah yang maha agung.”
(ayat: 74) maka Rasulullah Saw. berkata kepada kita: "Jadikanlah itu di dalam rukuk
kalian." Sehingga ketika turun ayat: " Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi"
(Sabh: 1) beliau berkata: "Jadikanlah itu di dalam sujud kalin." Diriwayatkan oleh abu
Dawud dan ibn Majah.658

Ibn Jarir meriwayatkan dari Ishak al-Hamdani bahwa ibn Abas membaca:
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi" (Sabh: 1) dan berkata: "Maha suci
Tuhanku yang maha luhur." Dan ketika membaca: "Aku bersumpah demi hari kiamat"
(al-Qiyamah: 1) dan ketika telah membaca ayat yang terakhirnya: " Bukankah (Allah
yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?. (al-Qiyamah 40)
berkata: "Maha suci Engkau, dan iya," Qotadah berkata: Sucikanlah nama Tuhanmu
Yang Mahatinggi." (Sabh: 1). Dan lantas mengemukakan kepada kita bahwa

658
Ahmad, 4/155, abu Dawud, 1/542, dan ibn Majah, 1/287.
Rasulullah ketika membaca surat tersebut, berkata: "Maha Suci Tuhanku yang maha
luhur."659

Menciptakan, menentukan kadar, dan mengeluarkan tumbuh-tumbuhan

Allah berfirman:

   

yang menciptakan, lalu menyempurnakan (penciptaan-Nya)" maksudnya adalah


menciptakan ciptaan dan menyempurnaknnya. Sehingga semua makhluk adalah
dalam bentuk yang paling baik. Dan maksud dari firman Allah:

   

yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk" Mujahid


berkata: "Menunjukkan penderitaan dan kebahagiaan kepada manusia, dan
menunjukkan kepada binatang-binatang untuk merumput." Ayat ini adalah seperti
firman Allah yang memberitahukan tentang Musa yang berkata kepada Fir'aun:
“Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang Telah memberikan kepada tiap-tiap
sesuatu bentuk kejadiannya, Kemudian memberinya petunjuk 660. (Thaha: 50).
Maksudnya adalah menentukan kadar dan menunjukkan kepada makhluk-makhluk
untuk menuju kepadaNya, sebagaimana yang dikemukakan dalam Shahih Bukhari
dan Muslim dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Bahwasanya
Allah menentukan ukuran-ukuran makhluk-makhluk lima ribu tahun sebelum
menciptakan langit dan bumi, dan bahwasanya Arsy-Nya berada di atas air." 661 Dan
Maksud dari firman Allah:

   

dan Yang menumbuhkan rerumputan" maksudnya segala jenis tumbuh-


tumbuhan dan tanaman.

   

659
Thabari, 24/367.
660
Maksudnya: memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya
masing-masing
661
Muslim, 4/2044.
lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman" ibn Abas
berkata: "kering dan berubah-ubah." Mujahid, Qotadah, dan ibn Zaed juga berkata
seperti itu.662

.Nabi tidak melupakan wahyu



Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad), maksudnya


adalah wahai Muhammad.

  

sehingga engkau tidak akan lupa," ini merupkaan pemberitahuan dan janji Allah
kepadanya (Muhammad). Bahwasanya Ia akan membacakan kepadanya sebuah
bacaan yang tak akan ia lupakan.

    

kecuali jika Allah menghendaki." Qotadah berkata: "Bahwasanya Rasulullah


Saw. tidak pernah melupakan sesuatu selain apa yang dikehendaki oleh Allah." Dan
dikatakan: "Yang dimaksud dengan firman Allah:

  

sehingga engkau tidak akan lupa" adalah sebuah tuntutan. Arti ititsna'
(pengecualian) di sini adalah apa yang telah dinash (dihapus). Sehingga maksudnya
adalah jangan engkau lupakan apa yang telah Kami bacakan kepadamu selain apa
yang dihapus oleh Allah. Di mana tidak menjadi persoalan bagimu jika engkau
meninggalkannya (apa yang telah dihapus oleh Allah itu). dan maksud dari firman
Allah:

     

662
Thabari, 24.369, 370.
Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi" adalah bahwa ALLah
mengetahui apa yang ditampakkan oleh seorang hamba dan apa yang
disembunykannya pula dari perkataan maupun perbuatan. Semua itu tidak ada yang
samar bagi Allah. dan maksud dari firman Allah:

  

Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai


kebahagian dunia dan akhirat)" adalah Kami mempermudahkanmu untuk melakukan
perbuatan dan perkataan baik, dan meberikan kepadamu jalan (syariat) yang mudah,
penuh teloransi, moderat, dan lurus. Tidak ada penyimpangan, kesukaran, dan
pemberatan di dalamnya.

Perintah untuk memberi peringatan

Dan maksud dari firman Allah:

    

oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat" adalah
peringatan yang memperingatkan. Di sini mengandung sebuah adab (tata krama)
dalam menyebarkan ilmu. Yaitu tidak memberikan ilmu selain kepada orang yang
mampu menerimanya sebagaimana yang dikatakan oleh Amirul Mukminin, Ali ra:
"Berkatalah kepada manusia tentang apa yang mereka ketahui. Apakah kalian hendak
mendustakan Allah dan RasulNya?." Dan maksud dari firman Allah:

   

orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran" adalah ia akan
mendapatkan pelajaran dari apa yang telah engkau sampaikan kepadanya, wahai
Muhammad sehingga akan muncul ketakutan dari hatinya dan mengetahui bahwa
dirinya akan bertemu denganNya. Maksud dari firman Allah:

          

   

dan orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya, (yaitu) orang yang akan
memasuki api yang besar (neraka), selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak
(pula) hidup" adalah ia tidak mati sehingga bisa beristirahat, dan tidak hidup dengan
kehidupan yang bermanfaat baginya. Namun neraka adalah mara bahaya baginya.
karena neraka itu, ia merasakan apa yang telah diganjarkan kepadanya yang berupa
siksa yang pedih dan berbagai macam siksaan. Imam Ahmad meriyatkan dari abi Said
bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Adapun penghuni neraka adalah orang-orang yang
tidak hidup dan mati di dalamnya, sedangkan orang-orang yang dikehendaki oleh
Allah untuk mendapatkan rahmatnya, maka Allah akan mematikannya di dalam
neraka hingga datanglah syafaat kepadanya, hingga datang seorang penolong
mengambil dirinya dari neraka dan lantas menanamkannya," atau Rasulullah berkata:
"Dan lantas menanamkannya di dalam sungai kehidupan," atau Rasulullah berkata:
"Di dalam kehidupan", atau berkata: "Hewan" atau berkata: "Di dalam sungai surga,"
sehingga mereka menumbuhkan biji-bijian yang ada bawa oleh aliran air." Berkata:
"Dan Nabi bersabda: "Apakah kalian pernah melihat sebuah pohon yang mulanya
hijau, kemudian kuning, dan kemudian hijau?." Berkata: "Sebagian shahabat berkata:
"Seolah-olah nabi berada di pedalaman."663

Ahmad juga meriwayatkan dari abi Said al-Khudri bahwa Rasulullah Saw.
bersabda: "Adapun penghuni neraka yang memang merupakan orang-orang yang
pantas di dalamnya adalah tidak mati dan juga tidak hidup. Sedangkan orang-orang
yang masuk neraka karena dosa – atau Rasulullah berkata: "Karena kesalahan
mereka", maka Allah mematikan mereka hingga menjadi arang karena mendapat
sebuah syafa'at. Kemudian mereka disatukan lagi dan lantas ditenggelamkan ke dalam
sungai-sungai surga dan kemudian dikatakan: "Wahai Ahli surga, tenggelamkanlah
mereka." sehingga mereka lantas menumbuhkan biji-bijian yang dibawa oleh aliran
sungai." Berkata: "Berkatalah seorang laki-laki dari sekelompok orang: "Seolah-olah
Rasulullah berada di pedalaman."664 Diriwayatkan oleh Muslim.665

Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman),

dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.

Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia,

663
Ahmad, 3/11.
664
Ahmad, 3/11.
665
Muslim, 11/172.
padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.

Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,

(yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.

Penjelasan tentang orang-orang yang beruntung

Maksud dari firman Allah:

    

Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman)" adalah


dirinya terbesihkan dari akhlak-akhlak yang tercela dan mengikuti apa yang telah
diturunkan oleh Allah kepada RasulNya.

    

dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat" maksudnya adalah


melaksanakan shalat tepat pada waktunya karena mengharap ridha Allah dan
mematuhi perintahNya, dan melaksanakan syariat Allah. Dan telah meriwayatkan
kepada kita dari Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz bahwa ia
memerintahkankan orang-orang untuk mengeluarkan zakat fitrah dan membaca ayat
ini:

         

Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), dan


mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat." Abu Ahwash berkata: "JIka ada seorang
yang meminta mendatangi salah satu dari kalian dan ia hendak melakukan shalat,
maka letakkanlah zakat dihadapan shalatnya. Sesungguhnya Allah berkata:

         

Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), dan


mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat."666 Qotadah berkata tentang ayat ini:

666
Thabari, 24/374.
         

Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), dan


mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat" menjadi suci hartanya dan menjadi rela
penciptanya."667

Dunia tidak bernialai jika dibandingkan dengan akhirat

Kemudian Allah berfirman:

    

Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia" adalah bahwa


kalian lebih mengedepankannya ketimbang urusan akhirat, dan lebih
memperhatikannya ketimbang sesuatu yang membawa kemanfaatan bagi kehidupan
dan hari kembali kalian.

Kemudian Allah berfirman:

   

padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal" maksudnya adalah
pahala Allah di akhirat lebih baik ketimbang dunia. sebab dunia sangatlah rendah dan
bisa sirna, sedangkan akhirat adalah mulia dan abadi. Oleh karena itu, bagimana
mungkin seorang yang berakal malah terpengaruh terhadap yang sirna dengan
mengalahkan apa yang abadi, dan memperhatikan apa yang sebentar lagi hilang dan
malah meninggalkan rumah keabadian dan kekekalan. Imam Ahmad meriwayatkan
dari Aisyah bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Dunia adalah rumah bagi seorang yang
tidak punya rumah, harta bagi seorang yang tidak memiliki harta, dan hanya
dikumpulkan oleh orang-orang yang tidak berakal."668

Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Musa al-Asy'ari bahwa Rasulullah Saw.
berkata: "Barang siapa yang lebih mencintai dunianya, maka itu akan lebih
membahayakan akhiratnya. Dan barang siapa lebih mencintai akhiratnya, maka itu
akan lebih membahayakan dunianya, sehingga apa yang kekal mempengaruhi apa
yang akan sirna."669 Hanya diriwayatkan oleh Ahmad.

667
Thabari, 24/374.
668
Ahmad, 6/71.
669
Ahmad, 4/412
         

Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab


Ibrahim dan Musa." An-Nasa'i meriwayatkan dari ibn Abas berkata: "Ketika turun
ayat: “Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tingi” (al-A’la: 1) berkata:
“Kesemuanya berada di Shuhuf Ibrahim dan Musa.” Dan ketika diturunkan ayat:
“Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?.” berkata:
"Menyempurnakan janji Ibrahim” SDan ketika turun ayat: “dan seorang yang berdosa
tidak akan memikul dosa orang lain[526]. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu
kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." (al-
An’am: 38). Maksudnya adalah bahwa ayat ini adalah seperti firman Allah danal surat
an-Najm: “”(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang
lain, Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah
diusahakannya, Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya).
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, Dan
bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu).” (an-Najm: 38-42)
sampai akhir ayat. Dan abu Aliyah berkata: Kisah ayat ini dalam kitab pertama. 670 Ibn
Jarir berkata bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: "Sesungguhnya ini" adalah
isyarat terhadap firman Allah: Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri
(dengan beriman), dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat. Sedangkan kamu
(orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih
baik dan lebih kekal." (Al-Ghasyiah: 14-17). Kemudian berkata:   
"Sesungguhnya ini" maksudnya adalah kandungan dari perkataan ini " terdapat dalam
kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa" (Al-Ghasyiah: 18-
19).671 Ini yang dipilih oleh Hasan. Dan diriwayatkan dari Qotadah dab ibn Zae seperti
itu pula.672 Hanya Allah yang tahu. Akhir tafsir surat Sabh. Dan hanya kepada Allah
segala puji dan anugerah. Dan kepadanyalah pertolongan dan keterjagaan.

AL-GĀSYIYAH

MAKKIYYAH

Surah ke-88 : 26 ayat

670
THabari, 24/276.
671
Thabari, 24/377.
672
Thabari, 24/375.
Membaca al-A'la dan al-Gasyiyah pada shalat Jum'at

Telah dikemukakan dari Nu'man bin Busyair bahwa Rasulullah Saw.


membaca "Sabbihisma Rabbukal A'la, al-Gasyiyah di shalat hari raya dan hari
Jum'at."673 Imam Malik meriwayatkan bawha Dhahak bin Qis beratanya kepada
Nu'man bin Busyair: "Dengan surat apa Rasulullah membaca di shalat jum'at bersama
dengan surat Jum'at?." Berkata: "Dengan "Hal Atâka Hadîtsul Gasyiyah." 674
Diriwayatkan pula oleh abu Dawud,675 an-Nasa'i, dan diriwayatkan pula oleh Muslim
dan ibn Majah.676

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Sudahkah sampai kepadamu berita tentang (hari Kiamat)?

Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk terhina,

(karena) bekerja keras lagi kepayahan,

mereka memasuki api yang sangat panas (neraka),

diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas.

Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,

yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar.

Qiyamat dan kondisi ahli neraka di dalamnya.

Al- Gasyiyah merupakan salah satu nama hari Kiamat. Ini diktakan oleh ibn
Abas., Qotadah, dan ibn Zaed.677 Sebab itu menutupi dan menyelimuti manusia. dan
maksud dari firman Allah:

   

673
Muslim, 2/374.
674
Al-Muwatha', 1/111.
675
Abu Dawud, 1/670, an-Nasa'I, 3/112
676
Muslim, 2/598, ibn Majah, 1/355.
677
Thabari, 24/381.
Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk terhina" adalah hina sebagaimana
yang dikatakan oleh Qotadah.678 Ibn Abas berkata: "Wajahnya tertunduk hina, dan
perbuatannya tidak lagi berguna. Dan maksud dari firman Allah:

  

(karena) bekerja keras lagi kepayahan" adalah bahwa ia telah melakukan


pekerjaan yang sangat banyak, kepayahan, dan memasuki api neraka yang membakar.
Al-Hafidz abu Bakar al-Burqani berkata: dari abu Imran al-Jufi berkata: "Bahwasanya
Umar bin Khatab pernah melewati sebuah gereja seorang Rahib, dan lantas
memanggilnya: "Wahai Rahib, maka muliakanlah." BErkata: "Umar lants melihatnya
dan menangis, sehingga dikatakan kepadanya: "Wahai AMirul Mukminin, apa yang
membuatmu menangis?. Umar berkata: "Aku mengingat perkataan Allah dalam kitab
suciNya: " (karena) bekerja keras lagi kepayahan, mereka memasuki api yang sangat
panas (neraka)" (al-Gasyiyah: 3-4) itulah yang membuatku menangis.679

Bukhari berkata: Ibn Abas berkata:

  

(karena) bekerja keras lagi kepayahan" maksudnya adalah orang-orang


Nasrani.680 Dari Ukramah dan Saddi: "Maksudnya adalah orang yang melakukan
(bekerja) perbuatan dosa di dunia, dan payah di neraka karena azab dan kehancuran."
Ibn Abas, Hasan, dan Qotadah:

   

mereka memasuki api yang sangat panas (neraka)" maksudnya adalah panas
yang amat sangat.

    

diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas" maksudnya adalah
panas dan didihannya sudah puncak. Ini dikatakan oleh ibn Abas, Mujahid, Saddi, dan
Hasan.681

      


678
Thabari, 24/382.
679
Abdul Razak, 2/299, Hakim, 2/522.
680
Fathul Bari, 8/570.
681
Thabari, 24/387
Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri." Ali bin abi
Thalhah dari ibn Abas berkata: "Pohon yang berasal dari api." 682 Ibn Abas, Mujahid,
Ukramah, abu Juza' dan Qotadah berkata: "Itu adalah Syabriq (pohon yang berduri)."
Qotadah berkata: "Pada musim, Qurays menamakannya dengan Syabriq, sedangkan
pada musim panas menamakannya dengan Dhari'." Ukramah berkata: "Itu adalah
pohon yang berduri yang merambat di tanah."683 Bukhari berkata: "Mujahid berkata:
"Dharî` adalah adalah tumbuhan yang disebut dengan Syabriq, di mana ahli Hijaz
menamakannya dengan Dhari'."684 Said berkata dari Qotadah:

      

Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri" dari makanan
yang paling buruk, jorok, dan hina."685 Dan maksud dari firman Allah:

      

yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar" maksudnya adalah


tidak menghasilkan apa yang dituju, dan tidak bisa menolak sesuatu yang
membahayakannya.

Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri,

merasa senang karena usahanya (sendiri),

(mereka) dalam surga yang tinggi,

di sana (kamu) tidak mendengar perkataan yang tidak berguna.

Di sana ada mata air yang mengalir.

Di sana ada dipan-dipan yang ditinggikan,

dan gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya),

dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,

dan permadani-permadani yang terhampar.

682
Thabari, 24/386
683
Thabari, 24/383.
684
Thabari, 24/384.
685
Thabari, 24/384.
.Keadaan ahli surga pada hari Kiamat

Ketika Allah telah mengemukakan keadaan orang-orang yang menderita,


maka Allah juga mengemukakan tentang orang-orang yang bahagia sehingga berkata:

 

Pada hari itu banyak (pula) wajah" maksdunya adalah pada hari Kiamat.
 "yang berseri-seri" maksudnya adalah dapat diketahui adanya kesenangan
pada wajah tersebut. Itu dapat diperoleh karena:

   

merasa senang karena usahanya (sendiri)" senang dengan usahanya sendiri. dan
maksud dari firman Allah:

   

(mereka) dalam surga yang tinggi" adalah yang tinggi, yang indah, dan merasa
aman dalam kamar-kamar.

    

di sana (kamu) tidak mendengar perkataan yang tidak berguna" maksudnya


adalah dalam surga di mana mereka barada di dalamnya, tidak akan terdengar suara
yang tidak berguna sebagaimana yang ada dalam firman Allah: “Mereka tidak
mendengar perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali Ucapan salam..”
(Maryam: 62). 25. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan
tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, Akan tetapi mereka mendengar
Ucapan salam.” (al-Waqiah: 25-26).

   

Di sana ada mata air yang mengalir" maksudnya adalah yang mengalir. Ini
merupakan isim nakirah dalam redaksi kata pengukuhan. Sehingga yang dimaksud
dalam ayat ini bukanlah satu mata air, namun adalah jenis yang mencakup
keseluruhan mata air yang mengalir. Ibn Abu Hati meriwayatkan dari abu Hurairah
bahwa Rasulullah Saw. berkata: Sungai-sungai surga mengalir dari bawah gunung
kasturi."686

686
Ibn Haban, 2622 (Mawaridul Dhama'an).
   

Di sana ada dipan-dipan yang ditinggikan." Yang tinggi, nyaman, dan banyak
tempat tidur yang tinggi atapnya, dan di atasnya terdapat bidadari-bidari. Berkata:
"Ketika ia ingin duduk di atas tempat tidur itu, maka Allah merendahkan tempat tidur
tersebut untuknya.

  

dan gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya)." Maksudnya adalah tempat-tempat


minum yang tesedia bagi orang yang menginginkannya.

  

dan bantal-bantal sandaran yang tersusun." Ibn Abas berkata: "Nawariq adalah
bantal-bantal.687 Betitu pula yang dikatakan oleh Ukramah, QOtadah, Dhahak, Saddi,
Tsauri, dan lainnya. Dan maksud dari firman Allah:

  

dan permadani-permadani yang terhampar" adalah ibn Abas berkata: "Zarâbi


maksudnya adalah permadani. Dan seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Dhakan
dan lebih dari satu orang. sedangkan maksud dari "Mabtsûsah adalah ada di mana-
mana bagi orang yang hendak duduk di atasnya. Di sini terdapat sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh abu Bakar bin abi Dawud dari Kuraib bahwa ia mendengar Asamah
bin Zaed berkata bahwa Rasulullah Saw, berkata: "Ingatlah bahwa apakah seorang
yang berjalan dengan sombong memiliki surga. sesungguhnya surga tidak ada
bahayanya. Surga dan mungkin juga Ka'bah, dipenuhi oleh cahaya, angin yang
semilir, istana yang terbangun, sungai yang mengalir, buah-buahan yang matang, istri-
istri yang baik dan cantik, banyak kehalanan, tempat yang aman, buah-buahan dan
sayur-sayuran, kenikmatan, di tempat yang tinggi dan nyaman?." Mereka berkata:
"Iya." Rasulullah berkata: "Katakanlah: InsyALlah (jika Allah menghendaki)." Orang-
orang berkata: "InsyaAllah."688 Diriwayatkan oleh ibn Majah.689

Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan?


687
Thabari, 24/387.
688
Ibn Majah, 2/1338
689
Ahmad, 3/142.
Dan langit, bagaimana ditinggikan?

Dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan?

Dan bumi bagaimana dihamparkan?

Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah


pemberi peringatan.

Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,

kecuali (jika ada) orang yang berpaling dan kafir,

maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar.

Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali,

kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas


mereka.

Ancuran untuk memperhatikan penciptaan onta, langit, gunung dan bumi.

Allah berkata seraya memerintahkan kepada hambaNya untuk memperhatikan


ciptaan-ciptaanNya yang menunjukkan kekuasaan dan keagunganNya:

      

Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan?.


Sesunggunya onta adalah sebuah ciptaan yang sangat mengagumkan dengan struktur
tubuh yang sangat unik. Onta sangatlah kuat, namun demikian sangat lembut untuk
membawa sesuatu yang berat, dan bisa dikendalikan oleh seorang pengendali yang
lemah, dimakan dan dapat diambil manfaatnya, serta bisa diminum air susunya.
Mereka diingatkan dengan cara seperti itu karena mayoritas binatang tunggangan
orang-orang Arab adalah onta. Syarikh Qodhi berkata: "Keluarlah bersama kami
untuk melihat bagaimana onta diciptakan, dan melihat bagaimana langit ditinggikan.
Maksudnya adalah bagaimana Allah meninggikan langit atas bumi dengan setinggi-
tingginya, sebagaimana yang ada dalam firman Allah: “Maka apakah mereka tidak
melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan
menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?.” (Qof: 6).

    


Dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan?. Maksudnya adalah bagaimana
gungung ditinggikan. Sesungguhnya gunung adalah sesuatu yang tetap dan
ditancapkan supaya bumi tidak mengembang. Dan Allah meletakkan berbagai macam
manfaat dan bahan tambang dalam gugung tersebut.

    

Dan bumi bagaimana dihamparkan?." Maksudnya adalah bagaimana bumi


dihamparkan dan dibentangkan, sehingga orang-orang pedalaman (badawi) bisa
mengambil petunjuk atas apa yang mereka saksikan dari onta-onta yang naiki di atas
bumi, langit yang ada di atas kepala mereka, gunung yang ada di hadapannya, dan
bumi yang ada di bawahnya atas kekuasaan Dzat yang menciptakan semua itu,
dimana pencipta tersebut pastilah Tuhan Yang Maha Agung, Yang maha Pencipta,
yang merajai, dan mengatur. Dan sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang layak
disembah, dan tidak ada Tuhan selainNya yang layak disembah.

.Kisah Dhamam bin Tsa'labah

Yaitu tentang pertanyaan Dhamam terhadap Rasulullah yang telah


diriwayatkan oleh Imam Ahmad, sekiranya Tsabit meriwayatkan dari Anas:
"Bahwasanya kami dilarang untuk menanyakan sesuatu kepada Rasulullah. Namun
sungguh sesuatu yang sangat mengherankan adalah bahwa datanglah seorang laki-laki
dari pedalaman (Badawi) yang cerdas mendatangi Rasulullah dan lantas bertanya
kepadanya dan kami pun mendengarkannya. Ia berkata: "Wahai Muhammad!
Sungguh utusanmu telah mendatangi kami, dan lantas mengemukakan kepada kami
bahwa Allah telah mengutusmu." Rasulullah berkata: "Benar." laki-laki itu lantas
berkata: "Siapakah yang menciptakan langit?." Rasulullah berkata: "Allah." Laki-laki
itu lantas berkata: "Siapakah yang menciptakan bumi?." Rasulullah berkata: "Allah."
laki-laki itu lantas berkata: "Siapakah yang telah meninggikan gunung ini dan
menjadikan sesuatu yang ada di dalamnya?." Rasulullah berkata: "Allah." Laki-laki
itu lantas berkata: "Apakah Dzat yang telah menciptakan langti dan bumi, serta
meninggikan gunung inilah yang telah mengutusmu?." Rasulullah berkata: "Benar."
laki-laki itu lantas berkata: "Utusanmu mengatakan bahwa kami harus melakukan
shalat lima waktu dalam sehari semalam?." Rasulullah berkata: "Benar." Laki-laki itu
lantas berkata: "Dan atas nama Dzat yang telah mengutusmu, apakah engkau memang
diperintahkan untuk melakukan itu?." laki-laki itu lantas berkata: "Dan utusanmu
mengatakan bahwa diwajibkan atas diri kami untuk menunaikan zakat dari harta
benda kami?." Rasulullah berkata: "Iya." Laki-laki itu lantas berkata: "Dan demi Dzat
yang telah mengutusmu, apakah engkau diperintahkan itu pula?." Rasulullah berkata:
"Benar." laki-laki itu lantas berkata: "Dan utusanmu mengatakan bahwa kami
diwajibkan atas diri kami untuk melakukan haji di Baitullah bagi yang mampu
melaksanakannya?." Rasulullah berkata: "Benar." Kemudian ia berlalu dan lantas
berkata: "Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak
menambahkan dan mengurangi sedikitpun dari semua itu?." Rasulullah berkata: "JIka
benar, maka engkau akan masuk surga."690 dan diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim,
Abu Dawud, Tirmizi, an-Nasai, dan ibn Majah.691

Rasul tak lain hanyalah seorang yang menyampaikan

        

Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah


pemberi peringatan. Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka."
maksudnya adalah berilah peringatan, wahai Muhammad dengan apa yang Aku
kirimkan kepada mereka. “Karena Sesungguhnya tugasmu Hanya menyampaikan
saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.” (ar-Ra’d: 40). Oleh karena
itu, Allah berfirman:

   

Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka." Ibn Abas, Mujahid, dan
selain keduanya berkata: "Engkau bukanlah orang yang bisa memaksa mereka.
Artinya adalah engkau bukanlah orang yang mempu menciptakan keimanan dalam
hati mereka. Ibn Zaed berkata: "Engkau bukanlah orang yang mampu memaksa
mereka untuk beriman." Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah
Saw. berkata: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka
mengatakan: "Tidak ada Tuhan selain Allah. Ketika mereka mengatakan hal itu, maka

690
Ahmad, 3/143.
691
Bukhari, 63, Muslim, 1/41, abu Dawud, 486, Tirmizi, 619, an-Nasai dalam al-Kubra, 2401, 2402,
ibn Majah, 1402.
terjagalah dariku darah dan harta mereka selain hak yang harus ditunaikan. Sedangkan
perhitungan mereka adalah ditangan Allah. kemudian beliau membaca: " Maka
berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi
peringatan. Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka." (al-Gasyiyah: 21-
22).692 Dan seperti itulah yang diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Iman, Tirmizi,
an-Nasa'i dalam kitab Tafsir yang adala dalam kitab sunan keduanya. 693 ini adalah
hadits shahih yang dikeluarkan dari Shahih Bukhari dan Muslim.694

.Ancaman bagi orang yang memalingkan diri dari kebenaran

Dan maksud dari firman Allah:

    

kecuali (jika ada) orang yang berpaling dan kafir" adalah berpaling dari amal
perbuatan dan rukun-rukunnya, dan mengingkari kebenaran dengan perbuatan dan
perkataannya. Ini seperti dalam firman Allah: “Dan ia tidak mau membenarkan (rasul
dan Al Quran) dan tidak mau mengerjakan shalat. Tetapi ia mendustakan (rasul) Dam
berpaling (dari kebenaran).” (al-Qiyamah: 31). Oleh karena itu, Allah berfirman:

    

maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar." Dan maksud dari
firman Allah:

   

Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali" adalah tempat kembali.

    

kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas


mereka." maksudnya adalah Kami lah yang membuat perhitungan atas perbuatan
mereka dan lantas mengganjarnya. Jika baik, maka baik pula balasannya. Dan jika
buruk, maka buruk pula balasannya. Akhir surat al-Gasyiyah. Dan hanya kepada
Allah segala puji dan anugerah.

692
Ahmad, 3/300.
693
Muslim, 1/53, dan Tuhfatul Ahwadzi, 9/265, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/514.
694
Fathul Bari, 1/95, dari ibn Umar, dan Muslim, 1/52
AL-FAJR

MAKKIYYAH

Surah ke-89 : 30 ayat

.Membaca surat al-fajr dalam shalat

An-Nasa'i meriwayatkan Jabir bahwa Muadz bin Jabal melakukan shalat, dan
lantas datanglah seorang laki-laki menghampirinya dan melakukan shalat bersamanya.
Pada saat itu, Maudz memanjangkan shalatnya sehingga laki-laki tersebut melakukan
shalat sendiri tempat yang lain dalam masjid dan lantas meninggalkan tempat. Hal itu
akhirnya disampaikan kepada Muadz sehingga Muadz berkata: "Munafik." Kemudian
hal itu dilaporkan kepada Rasulullah dan lantas Rasulullah berkata kepada laki-laki
tersebut, sehingga laki-laki itu berkata: "Aku datang untuk melakukan shalat
bersamanya, namun shalatnya sangatlah lama sehingga aku pun memisahkan diri
darinya dan lantas melakukan shalat di tempat yang lain dalam masjid, dan kemudian
menaiki ontaku." Maka Rasulullah Saw. berkata: "Apakah engkau ingin menarik
perhatian, wahai Muadz?. Kemanakah Sabbihisma Rabbukal A'la, Wa Syamsyu wa
Dhuhaha, wa al-Fajr, dan wa Laili idza Yaghsyaha."695

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Demi fajar,

demi malam yang sepuluh,906)

demi yang genap dan yang ganjil,

demi malam apabila berlalu.

Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi
orang-orang yang berakal?

695
An-Nasa'ai dalam al-Kubra, 6/55.
9 06)
Malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadan. Dan ada pula yang mengatakan sepuluh yang
pertama dari bulan Muharam termasuk di dalamnya hari Asyura. Ada pula yang mengatakan
sepuluh malam pertama pada bulan Zulhijah.
Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat
terhadap (kaum) ’Ad?,

(yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-


bangunan yang tinggi,

yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,

dan (terhadap) kaum Samud yang memotong batu-batu besar di lembah,907)

dan (terhadap) Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar),

yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,

lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negeri itu,

karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka,

sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi.

.Penafsitan tentang fajar dan yang setelahnya

Adapun tentang fajar adalah sudah diketahui, yaitu subuh. Ini dikatakan oleh
Ali, ibn Abas, Ukramah, Mujahid, dan Saddi."696 Dari Masruq dan Muhammad bin
Ka'ab berkata: "Yang dimaksud adalah terutama fajar (subuh hari) pada hari Nahr.
Yaitu dipenghujung malam yang kesepuluh."697 Sedangkan yang dimaksud dengan
"Malam yang kesepuluh" adalah malam kesepuluh bulun Dzil Hijjah sebagaimana
yang dikatakan oleh ibn Abas, ibn Zubair, Mujahid, dan lebih dari satu orang dari
kalangan ulama' Salaf dan Khalaf.698 Dan telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari
dari ibn Abas secara Mauquf: "Tidak ada amal perbuatan baik yang paling dicintai
oleh Allah ketimbang yang dilakukan pada hari ini." Maksudnya adalah hari
kesepuluh bulan Dzil Hijjah. Mereka berkata: "baik itu Jihad di jalan Allah?." ibn
Abas berkata: "Baik itu Jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang telah
mengeluarkan diri dan hartanya, dan lantas tidak ada sesuatu pun yang kembali dari

9 07)
Lembah ini terletak dibagian utara Jazirah Arab antara kota Madinah dan Syam. Mereka
memotong-motong batu gunung untuk membangun gedung-gedung tempat tinggal mereka dan ada
pula yang melubangi gunung-gunung untuk tempat tinggal mereka dan tempat berlindung.
696
Thabari, 24/395, al-Baghawi, 4/481.
697
Qurthubi, 20/39.
698
Thabari, 24/396.
semua itu."699 Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah Saw. berkata:
"Sesungguhnya yang dimaksu dengan "sepuluh" adalah hari ke sepuluh bulan Adha,
"yang ganjil" adalah hari Arafah, dan "yang genap" adalah hari Nahr."700
Diriwayatkan pula oleh an-Nasa'i.701 Tidak ada permasalahan pada diri perawai-
perawi hadits tersebut. Namun menurut kami, matan hadits tersebut tidak sampai
kepada Rasulullah. Dan hanya Allah yang paling tahu.

Dan maksud dari firman Allah:

  

demi yang genap dan yang ganjil." Al-Aufi berkata dari ibn Abas: "Maksudnya
adalah jika pergi."702 Abdullah bin Zubair berkata:

   

demi malam apabila berlalu" hingga sebagiannya berlalu.703 Mujahid, abu


ALiyah, Qotadah, Malik berkata dari Zaed bin Aslam dan ibn Zaed:

   

:demi malam apabila berlalu" jika berjalan.704 Dan maksud dari firman Allah

      

Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi
orang-orang yang berakal?" adalah bagi orang yang memiliki akal, pikiran,
argumentasi dan agama. Dan bahwasanya akal dinamakan sebagai Hijr (menghalangi)
adalah karena ia menghalangi manusia untuk melaksanakan apa yang tidak layak
untuk dilakukan dan dikatakan. Misalnya adalah "Hajrul Bait" (kamar/tembok
rumah), karena menghalangi pencuri karena adanya tembok yang tinggi. Dan
sebagian contohnya lagi adalah Hijrul Yamamah (tembok Yamamah), dan Hijrul
Hakim ala Fulan (hakim menghalangi si fulan), yaitu ketika menghalangi tindakannya
“mereka berkata: "Hijraan mahjuuraa705. (al-Furqon: 22). Semua itu adalah satu
699
Fathul Bari, 2/530.
700
Ahmad, 3/327.
701
An-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/517.
702
Thabari, 24/401.
703
Thabari, 24/401.
704
Thabari, 24/401.
705
Ini suatu Ungkapan yang biasa disebut orang Arab di waktu menemui musuh yang tidak dapat
dielakkan lagi atau ditimpa suatu bencana yang tidak dapat dihindari. Ungkapan Ini berarti: "Semoga
Allah menghindari bahaya Ini dari saya".
cakupan, dan artinya saling berdekatan. Sumpah ini adalah dengan menggunakan
waktu-waktu shalat, dan dengan ibadah itu sendiri yang berupa haji, shalat dan
selainnya yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah oleh hamba-
hambaNya yang bertakwa, taat, takut dan tunduk kepadaNya.

Tentang kehancuran kuam Ad

Ketika Allah telah mengemukakan tentang mereka, ibadah dan ketaatannya,


maka setalahnya Allah berfirman:

      

Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat


terhadap (kaum) ’Ad?." Mereka adalah orang-orang yang pembangkang, durhaka,
kejam, dan keluar dari ketaatan, mendustakan rasulnya dan mengingkari kitabnya.
Oleh karena itu, di sini Allah mengemukakan tentang bagaimana mereka dihancurkan
dan dibinasakan, dan lantas mereka dijadikan sebagai bahan pelajaran. Allah
berfirman:

          

Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat


terhadap (kaum) ’Ad?, (yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai
bangunan-bangunan yang tinggi." Mereka adalah kaum Ad yang pertama. Mereka
adalah keturunan Ad bin Iram bin Aush bin Sam bin Nuh; ini dikatakan oleh ibn
Ishak.706 Mereka adalah kaum nabi Hud, namun mereka malah mendustakan dan
menendatangnya. Allah lantas menyelamatkan Nabi Hud dan orang-orang yang
mengimaninya, dan kemudian menghancurkan kaum Ad tersebut dengan angin yang
panas dan mematikan. “Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama
tujuh malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu
itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang Telah
kosong (lapuk).” (al-Haqoh: 7). Dan kisah mereka telah Allah kemukakan dalam al-
Qur'an lebih dari satu tempat sepaya bisa diambil pelajaran oleh orang-orang mukmin.
Dan firman Allah:

   

706
Thabari, 24/404.
(yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-
bangunan yang tinggi" adalah Athaf Bayan (Athaf penjelas) untuk menambahkan
pengetahuan tentang mereka. dan maksud dari firman Allah:

 

yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi" adalah karena mereka


tinggal di rumah-rumah bulu yang ditinggikan dengan kayu-kayu yang kuat. Dan
bahwasanya mereka adalah orang-orang yang paling kuat tubuhnya pada masa itu.
Karena itu, Hud mengemukakan kenikmatan-kenikmatan tersebut kepada mereka, dan
lantas menunjukkan kepada mereka agar menggunakan kenikmatan-kenikmatan
tersebut untuk melaksanakan ketaatan terhadap Allah yang telah menciptakannya.
Sehingga di sini Allah berfirman: dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah
menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya
kaum Nuh, dan Tuhan Telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada
kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.” (al-A’raf: 69). Dan firman Allah: “Adapun kaum 'Aad Maka mereka
menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah
yang lebih besar kekuatannya dari kami?" dan apakah mereka itu tidak
memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-
Nya daripada mereka? dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) kami.”
(Fushilat: 15). Di sini, Allah berfirman:

      

yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain."
Maksudnya adalah tidak ada suatu kabilah yang ada di negara mereka yang bisa
membangun kota-kota seperti itu, karena kekuatan dan keperkasaan tubuh mereka
(kaum Ad). Mujahid berkata: Irim adalah suatu umat terdahulu. Yaitu kaum Ad yang
generasi pertama. Qotadah bin Da'amah dan Saddi berkata: "sesungguhnya Irim
adalah rumah kerajaan Ad. Ini adalah pendapat yang baik dan kuat.

Allah berfirman:

      

yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain." Ibn
Zaed mengembalikan dhamir dalam ayat itu pada kata "al-Umad" karena
ketinggiannya. Dan berkata: "Mereka membangun tiang secara bengkok yang tidak
bisa ditiru oleh kaum lainnya dalam negeranya. 707 Sedangkan Qotadah dan ibn Jarir
mengembalikan dhamir tersebut pada "kabilah". Maksudnya adalah kabilah tersebut
tidak ada yang bisa menyamainya di negeri-negeri lain. Maksudnya adalah pada masa
mereka.708 perkataan ini adalah yang benar. sedangkan perkataan ibn Zaed dan orang
yang sependapat dengannya adalah lemah. Sebab seandainya yang dikehendaki adalah
seperti itu redaksi katanya adalah: "Yang belum pernah ada perbuatan itu, dinegeri-
negeri lain", padahal redaksi katanya adalah: "yang belum pernah dibangun (suatu
kota) seperti itu, di negeri-negeri lain."]

dan maksud dari firman Allah:

     

dan (terhadap) kaum Samud yang memotong batu-batu besar di lembah,907)


maksudnya adalah memotong batu-batu besar di lembah. Ibn Abas berkata: "Memahat
dan mengukirnya". Seperti itu pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, Dhahak
dan ibn Zaed. Dan darinya dikatakan: "Memotong-motong batu ketika mengukirnya.
Dan Allah berfirman: “Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan
rumah-rumah dengan rajin.” (Asy-Syu’ara: 149).

Tentang Fir'aun

Allah berfirman:

   

dan (terhadap) Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar)".


Al-Aufi berkata dari Ibn Abas: "Al-Autâd adalah tentara-tentara yang melaksanakan
perintah Fir'aun.709 Dan dikatakan bahwasanya Fir'au menempatkan tangan dan kaki
mereka ke dalam pasak-pasak yang terbuat dari besi, di mana mereka dibelenggu
dengan pasak-pasak itu. Dan seperti itu pula yang dikatakan oleh Mujahid:
"Bahwasanya manusia dikuatkan dengan pasak-pasak.710 Dan seperti itu pula yang
dikatakan oleh Said bin Jabir, Hasan, dan Saddi.711
707
Thabari, 24/406.
708
Thabari, 24/408.
9 07)
Lembah ini terletak dibagian utara Jazirah Arab antara kota Madinah dan Syam. Mereka
memotong-motong batu gunung untuk membangun gedung-gedung tempat tinggal mereka dan ada
pula yang melubangi gunung-gunung untuk tempat tinggal mereka dan tempat berlindung.
709
Thabari, 24/409
710
Thabari, 24/409
711
Thabari, 24/409
dan maksud dari firman Allah:

        

yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka banyak berbuat


kerusakan dalam negeri itu" adalah berbuat sewenang-wenang dan arogan di bumi
dengan cara membuat kerusakan dan menyakiti manusia.

     

karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka" maksudnya


adalah diturunkanlah sebuah peringatan dari langit dan azab ditimpakan kepada
mereka, di mana suatu kaum yang durhaka tidak mampu melawan azab itu.

Tuhan benar-benar mengawasi

Dan firman Allah:

   

sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi" ibn Abas berkata: "Mendengar


dan melihat."712 Maksudnya adalah bahwa Tuhan mengawasai makhlukNya atas apa
yang mereka lakukakan dan membalasnya di dunia dan akhirat, serta akan
menghadapkan keseluruhan makhlukNya di hadapanNya dan lantas memberi suatu
keputusan yang adil terhadap mereka sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan.
Dan Dia disucikan dari kezaliman dan kesewenang-wenangan.

Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan


memberinya kesenangan, maka dia berkata, "Tuhanku telah memuliakanku."

Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata,
"Tuhanku telah menghinaku."908)

Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim,909)

dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,


712
Thabari, 24/411.
9 08)
Allah menyalahkan orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan, dan
kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. Tetapi sebenarnya
kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Allah bagi hamba-hamba-Nya.
9 09)
Tidak memberikan hak-hak anak yatim dan tidak berbuat baik kepadanya.
sedangkan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan
(yang halal dan yang haram),

dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.

Kekayaan dan kemiskinan adalah sebuah cobaan, dan bukan merupakan


kemuliaan dan perndahan dari Allah.

Allah berkata seraya mengingkari manusia yang menyakini bahwa ketika


Allah meluaskan rizkinya maka itu merupakan pemuliaan Allah terhadap dirinya.
Padahal sebenarnya tidaklah demikian. Itu sebenarnya malah merupakan sebuah ujian
sebagaimana yang dikemukakan dalam firman Allah: “Apakah mereka mengira
bahwa harta dan anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),”
(al-Mu’minun: 55). Dan sebaliknya ketika Allah mencobanya dan mengujinya dengan
kemiksikan dan kesusahan, manusia menganggapnya sebagai sebuah perendahan dari
Allah; padahal tidaklah demikian sebagaimana yang ada dalam firman Allah: 
"sekali-kali tidak". Maksudnya adalah sebenarnya tidaklah demikian sebagaimana
yang ia sangka. Sesungguhnya Allah memberikan harta kepada orang yang
dicintainya dan juga kepada orang yang tidak dicintaiNya, dan menyempitkan rizki
kepada orang yang dicintaiNya dan juga kepada orang yang tidak dicintaiNya.
Sehingga yang jadi titik tekan di sini adalah ketaatan dalam menghadapi dua keadaan
tersebut. Yaitu ketika sedang dalam kebercukupan, maka ia harus bersukur kepada
Allah, dan jika dalam keadaan kekurangan, maka ia harus bersabar.

Seburuk-buruk perbuatan yang dilakukan oleh manusia dalam


permasalahan harta benda.

    

Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim,909) di dalamnya terdapat perintah


untuk memuliakan anak yatim sebagaimana yang dikekukakan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Abdullah bin Mubarak dari abu Hurairah dari Nabi Saw. bersabda:

9 09)
Tidak memberikan hak-hak anak yatim dan tidak berbuat baik kepadanya.
"Sebaik-baik rumah umat Islam adalah sebuah rumah yang di dalamnya terdapa anak
yatim yang diperlakukan secara baik. Dan seburuk-buruk rumah umat Islam adalah
sebuah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan
buruk."713 Kemudian Rasulullah berkata seraya memberi isyarat dengan jari
jemarinya: "Aku dan orang-orang yang menanggung anak-anak yatim berada di surga,
dan seperti itulah."

Abu Dawud meriwayatkan dari Sahal, maksudnya adalah ibn Said bahwa
Rasulullah Saw. bersabda: "Aku dan orang yang menanggung anak yatim, seperti dua
ini di surga." Rasulullah membandingkan antara jari tengahnya dengan jari telunjuk.714

     

dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin" maksudnya
adalah tidak saling memerintahkan untuk berbuat baik kepada fakir miskin, dan saling
mendorong satu sama lain untuk melakukan hal itu.

 

sedangkan kamu memakan harta warisan." Maksudnya adalah harta warisan.

  

dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang haram)." Maksudnya


adalah dari berbagai macam cara memperolehnya, baik halal maupun haram."

    

dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan" maksdunya


adalah berlebihan. Dan sebagian ulama menambahkan bahwa maksudnya adalah
dengan dengan sangat buruk.

Sekali-kali tidak! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan),

dan datanglah Tuhanmu; dan malaikat berbaris-baris,

dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; pada hari itu sadarlah
manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu.

713
Ibn Majah, 2/1213.
714
Abu Dawud, 5/356.
Dia berkata, "Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan)
untuk hidupku ini."

Maka pada hari itu tidak ada seorang pun yang mengazab seperti azab-Nya
(yang adil),

dan tidak ada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya.

Wahai jiwa yang tenang!

Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.

Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,

dan masuklah ke dalam surga-Ku.

Hari Kiamat adalah suatu hari pembalasan terhadap segala perbuatan


baik maupun buruk.

Allah memberitahukan tentang kegaduhan yang amat sangat pada hari Kiamat,
dengan mengatakan:  "Sekali-kali tidak!." Maksdunya adalah sungguh benar.

     

Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan)." Maksudnya adalah


diratakanlah bumi dan gunung-gunung, dan lantas bangunlah semua makhluk dari
kuburannya karena Tuhannya.

 

dan datanglah Tuhanmu" maksudnya adalah untuk memutuskan suatu ketetapan


di antara makhlukNya. Itu semua adalah setelah mereka meminta pertolongan
(Sya'faat) kepada junjungan keseluruhan manusia, Muhammad Saw., dan setelah
mereka meminta pertolongan kepada Rasul-Rasul Ulul Azmi secara satu persatu, yang
mana kesemuanya berkata: "Aku bukanlah seorang yang bisa memberi pertolongan
kepada kalian", hingga akhirnya sampai kepada Muhammad Saw., dan lantas beliau
berkata: "Aku memiliki syafaat, aku memiliki syafaat." Kemudian beliau berlalu dan
lantas memberi syafaat di hadapan Allah saat Dia menetapkan sebuah keputusan,
sehingga karena itu, Allah pun memberi syafaat.715

715
Ahmad, 1/282.
Itu adalah awal syafaat, dan itu merupakan tingkatan yang sangat terpuji
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat "Subhan". Maka datanglah Tuhan
untuk memberi keputusan sebagaimana yang Dia kehendaki, dan malaikat-malaikat
datang dihadapanNya secara berbaris-baris.

Dan maksud dari firman Allah:

   

dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam" Imam Muslim bin Hijaj
meriwayatkan dalam kitab Shahihnya dari Abdullah, yaitu ibn Mas'ud bahwa
Rasulullah Saw. bersabda: "Pada hari itu, Allah mendatangkan Jahaman dengan
70.000 tali kekang. Di mana tiap-tiap kali kekang itu, terdapat 70.000 malaikat yang
sedang menariknya."716 Dan seperti itulah yang diriwayatkan oleh Tirmizi.717 Dan
maksud dari firman Allah:

  

pada hari itu sadarlah manusia" adalah bahwa mengingat amal berbuatannya,
yang paling dahulu maupun yang paling belakangan yang dilakukannya.

   

tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu." Maksudnya adalah bagaimana
ingatan/kesadaran itu bermanfaat baginya."

    

Dia berkata, "Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan)


untuk hidupku ini." Maksudnya adalah menyesali atas apa yang telah dilakukan.
Menyesali kemaksiatan yang telah dilakukan jika dirinya adalah seorang yang
durhaka, dan menyesali kenapa tidak menambahkan ketaatan yang telah dilakukan
jika dulu dirinya adalah seorang yang taat, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad bin Hambal dari Muhammad bin abi Umairah yang termasuk salah satu
shahabat nabi, berkata: "Seandainya ada seorang hamba yang semenjak lahir dari
rahim ibunya meninggal dunia di usia tua selalu menjalankan ketaatan kepada Allah,
maka ia tetap merasa rendah atas amal perbuatannya itu di hari Kiamat nanti.

716
Muslim, 4/2184.
717
Tuhfatul Ahwazi, 7/294.
Sehingga berharap bahwa seandainya dirinya kembali ke dunia, maka ia akan
menambah pahala dan ganjaran yang dimilikinya."718

Allah berfirman:

     

Maka pada hari itu tidak ada seorang pun yang mengazab seperti azab-Nya
(yang adil)." Maksudnya adalah bahwa tidak ada seorang pun yang mampu mengazab
lebih hebat daripada azab Allah terhadap orang yang mendurhakaiNya.

    

dan tidak ada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya" maksudnya adalah
tidak ada seorang pun yang ikatan dan cengkramannya mampu melebihi ikatan dan
cengkraman malaikat Zabaniyah terhadap orang yang mengkafiri Tuhannya. Dan ini
adalah diperuntukkan bagi orang-orang yang melakukan perbuatan dosa. Sedangkan
jiwa yang suci dan tenang merasakan ketenangan bersama Allah, sehingga di sini
Allah berkata tentang mereka:

   

Wahai jiwa yang tenang!" maksudnya adalah menuju kehadirat Allah,


pahalaNya, apa yang telah dijanjikanNya kepadanya di dalam surgaNya. 
"yang diridha'", maksudnya adalah di dalam jiwanya.  "yang diridhai"

.maksudnya adalah ridha' terhadap Allah, dan Allah meridhainya

   

Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku." Maksudnya adalah ke


dalam kelompok mereka.

  

dan masuklah ke dalam surga-Ku." Ini juga dikatakan kepada jiwa ketika
dihadirkan pada hari Kiamat, sebagaimana para malaikat juga memberikan kabar
gembira kepada orang-orang yang beriman di saat mereka bangkit dari kubur.

:dan ibn Hatim meriwayatkan dari ibn Abas tentang firman Allah

718
Ahmad, 4/185.
       

 

Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida
dan diridai-Nya." Berkata: Ayat ini turun ketika abu Bakar sedang duduk, sehingga ia
berkata: "Wahai Rasulujllah, apa baiknya ini?." Rasulullah berkata: "Bahwasanya
akan ini nantinya akan dikatakan kepadamu."719

AL-BALAD

MAKKIYYAH

Surah ke-90 : 20 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah),

dan engkau (Muhammad), bertempat di negeri (Mekah) ini,

dan demi (pertalian) bapak dan anaknya.

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.

Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa
atasnya?

Dia mengatakan, "Aku telah menghabiskan harta yang banyak."

Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya?

Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata,

dan lidah dan sepasang bibir?

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikkan dan kejahatan).

719
Ibn abi Hatim, ibn Mardawiyah dan Dhiya' al-Maqdusi dalam al-Mukhtar, Dar Mantsur, 8/513.
Bersumpah dengan kemuliaan Makkah dan selainnya bahwa penciptaan
manusia berada dalam susah payah.

Ini merupakan sumpah dari Allah dengan mengatas namakan Makkah (Ummul
Qura'), tentang keberadaan orang-orang yang tinggal di sana secara halal, untuk
mengingatkan akan ketinggian tingkatan tanah Makkah tersebut ketika penghuninya
melakukan Ihram. Khusaif berkata dari Mujahid.

    

Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah)." Kata La' adalah untuk membantah
mereka. Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah). Syaibah bin Basyar berkata dari
Ukramah dari ibn Abas:

    

Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah)." Berkata: "Engkau wahai


Muhammad, dihalahkan bagimu berperang di negeri itu."720 Dan seperti itu yang
diriwayatkan dari Said bin Jabir, abi Shalah, Atiyah, Dhahak, Qotadah, Saddi, dan ibn
Zaed.721 Hasan Basri berkata: "Allah menghalalkan baginya suatu waktu di waktu
siang."722 Arti yang telah mereka katakan itu telah dikemukakan dalam sebuah hadits
yang telah disepakati keshahihannya oleh Bukhari dan Muslim. "Bahwasanya negeri
ini telah dimuliakan oleh Allah di hari penciptaan langit dan bumi. Dan bahwasanya
telah dihalalkan bagiku suatu waktu di waktu siang, dan kemuliaannya telah kembali
pada hari ini sebagaimana sebelumnya. Jangan sampai lupa, orang yang hadir di sini
harus menyampaikan hal itu kepada orang yang tidak hadir."723 Dan dalam redaksi
yang lain: "Sesungguhnya ada seseorang yang meminta keringanan karena
diizinkannya rasulullah untuk melakukan peperangan sehingga mereka berkata:
"Sesungguhnya Allah hanya mengizinkan rasulNya dan tidak mengizinkan kalian."724

Dan maksud dari firman Allah:

   

720
Qurthubi, 20/60, Dar Mantsur, 8/518.
721
Qurthubi, 20/60, Dar Mantsur, 8/518.
722
Dar Mantsur, 8/518.
723
Fathul Bari, 4/56.
724
Fathul Bari, 1/238.
dan demi (pertalian) bapak dan anaknya." Mujahid, abu Shalah, Qotadah,
Dhahak, Sufyah ats-Tsauri, Said bin Jabir, Syarhabil bin Said dan selainnya berkata:
"Maksudnya adalah demi bapak Adam, dan anak yang dianakkan oleh anaknya." 725
Dan menurut Mujahid dan teman-temannya, pendapat itu adalah baik dan sekaligus
kuat. Itu semua karena di saat Allah bersumpah dengan Makkah yang merupakan
sebuah pemukiman, maka setelahnya Allah bersumpah dengan orang yang
mendiaminya, yaitu Adam dan anaknya. Abu Umar al-Juni berkata: "Itu adalah
Ibrahim dan keluarganya." Ini diriwatykan oleh ibn Jarir, 726 dan abu Hatim. Ibn Jariri
memilih bahwa itu adalah umum bagi kesemua bapak dan anaknya."727

dan firman Allah:

     

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah" ibn abi
Najih dan Juraij berkata dari Atha' dari ibn Abas: "fi Kabd" maksudnya adalah dalam
susahnya penciptaan. Apakah engkau tidak melihat kelahiran dan tumbuhnya gigi-
giginya."728 Mujahid berkata:   "Dalam susah payah", sepirma, darah, dan
kemudian segumpal daging adalah kerumitan dalam penciptaan. Mujahid berkata: "Ini
seperti firman Allah: “ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula).” (al-Haqoh: 15). Menyusuinya dan
menghidupinya dengan susah payah. Said bin Jabir berkata:

     

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah" di


dalam kesuliatan dan mencari penghidupan." Said bin Jabir berkata: "Di dalam
kesuliatn dan penuh dengan kesabaran."729 Qotadah berkata: "Di dalam kesusahan."730
Dari Hasan berkata: "Maksudnya adalah kesusahan-kesusahan di dunia dan akhirat."

.Manusia diliputi oleh Allah dan kenikmatan-kenikmatanNya

Allah berfirman:
725
Qurthubi, 20/61, Dar Mantsur, 8/519, Thabari, 24/433.
726
Thabari, 24/433.
727
Thabari, 24/433.
728
Thabari, 24/433.
729
Dar Mantsur, 8/520.
730
Thabari, 24/436.
      

Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa
atasnya?. Hasan Basri berkata: "Maksud dari:

      

Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa
atasnya?" adalah mengambil hartanya." Dan Qotadah berkata:

      

Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa
atasnya?" manusia menyangka bahwa tidak akan ditanyakan kepadanya tentang
darimana hartanya itu berasal, dan untuk apa saja ia menggunakannya." 731 Dan
maksud dari firman Allah:

    

Dia mengatakan, "Aku telah menghabiskan harta yang banyak" adalah manusia
berkata: "Aku telah menghabisakan harta yang sangat banyak." Ini dikatakan oleh
Mujahid, Hasan, Qotadah, Saddi, dan selainnya.732

     

Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya?." Mujahid
berkata: "Maksudnya adalah apakah ia mengira bahwa Allah tidak melihatnya?."
Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh ulama' salaf selain Mujahid. Dan maksud dari
firman Allah:

    

Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata" adalah melihat


dengan kedua mata tersebut. Maksud dari firman Allah: " "Dan lidah" adalah
mengucap melalui lisan tersebut, dan mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya
melalui lisan itu pula.  " dan sepasang bibir?" maksudnya adalah bahwa ia
meminta bantuan dengan sepasang bibir itu untuk berbicara, mamakan makanan, dan
sebagai pempercantik wajah dan mulutnya.

731
Thabari, 24/437
732
Thabari, 24/436.
Membedakan antara yang baik dan yang buruk merupakan sebuah
kenikmatan pula.

   

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikkan dan


kejahatan)." Dua jalan. Sufyan ats-Tsauri berkata dari Ashim dari Zar dari Abdullah
ibn Mas'ud:

   

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikkan dan


kejahatan)." Berkata: "Baik dan buruk."733 Dan seperti itu pula yang diriwayatkan dari
Ali dari ibn Abas, Mujahid, Ukramah, abi Wail, Abu Shalah, Muhammad bin Ka'ab,
Dhahak, Atha' al-Khurasani.734 “Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari
setetes mani yang bercampur735 yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat. Sesungguhnya kami
Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”
(al-Insan: 2-3).

Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar?

Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu?

(Yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya),

atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan,

(kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,

atau orang miskin yang sangat fakir.

Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman, dan saling berpesan untuk
bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan
kanan.
733
Thabari, 24/437.
734
Thabari, 24/437, 438, Dar Mantsur, 8/521, 522.
735
Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan
Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah
golongan kiri.

Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.

Anjuran untuk melakukan perbuatan yang baik

Ibn Zaed berkata:

   

Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar?" maksudnya adalah
apakah dia tidak menempuh jalan yang di dalamnya terdapat keselamatan dan
kebaikan," dan kemudian Allah menjelaskannya dengan mengetakan:

         

Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? (Yaitu)
melepaskan perbudakan (hamba sahaya), atau memberi makan."736 Diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dari Said bin Marjanah bahwa ia mendengar abu Hurairah berkata
bahwa Rasulullah Saw. Berkata: "Barang siapa memerdekakan seorang budak yang
beriman, maka Allah akan memerdekakan setiap anggota badannya dari api neraka
karena telah memerdekakan tiap-tiap anggota badan budak tersebut. Sehingga Allah
akan memerdekakan tangannya karena telah memerdekakan tangan budak itu,
kakinya karena telah memerdekakan kaki budak itu, dan kemaluannya karena telah
memerdekakan kemaluan budak itu." Maka Ali bin HUsaian berkata: "Apakah engkau
mendengarkan ini dari abu Hurairah?." Said berkata: "Benar." Maka Ali bin Husain
lantas berkata kepada palayan laki-lakinya, dan lantas berkata: "Panggilkan Muthraf."
Ketika Muthraf telah berada di hadapannya, ia berkata: "Pergilah. Engkau bebas
karena Allah."737 Dan telah diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmizi, an-Nasa'I,
dari jalur periwayatkan Said bin Marjanah.738

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Umar bin Anbasah bahwa ia


mengemukakan sebuah hadits kepada mereka bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:
"Barang siapa membangung masjid agar Allah diingat di dalamnya, maka Allah akan
membangunkan untuknya sebuah rumah di surga. Dan barang siapa membebaskan
736
Thabari, 24/440.
737
Ahmad, 2/422.
738
Fathul Bari, 5/174, 11/607, Muslim, 2/1147, Tuhfatul Ahwadzi, 5, 1144, dan Nasa'I dalam al-Kubra,
5/168.
seorang muslim, maka tebusannya adalah keluar dari neraka Jahaman. Dan barang
siapa beruban dengan memeluk agama Islam, maka ubannya nanti akan menjadi
cahaya di hari Kiamat."739

(Jalur lain). Ahmad meriwayatkan dari abu Amamah dari Umar bin Absah,
bahwa Salmi berkata: Aku berkata kepadanya: "Kami telah mengemukakan sebuah
hadits yang kami dengar dari Rasulullah, tanpa adanya pengurangan dan keraguan di
dalamnya. Berkata: "Aku mendengarkannya berkata: "Barang siapa memiliki tiga
anak dalam Islam dan semuanya lantas meninggal dunia sebelum memasuki akil
balik, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga karena keutamaan rahmatnya
kepada mereka. Barang siapa beruban (usia lanjut) di jalan Allah, maka ubannya itu
akan menjadi cahaya baginya di hari Kiamat. Barang siapa melempar panah di jalan
Allah, baik mengenai musuh atau tidak, maka pahalanya sama halnya dengan
memerdekakan seorang budak. Dan barang siapa memerdekakan budak yang beriman,
maka dengan tiap-tiap anggota badan budak itu, Allah akan memerdekakan tiap-tiap
anggota badannya (orang yang memerdekakan). Dan barang siapa menafkahi dua istri
di jalan Allah, maka terhadap surga yang memiliki delapan pintu itu, Allah akan
memasukkannya ke dalam surga dari arah yang ia sukai sendiri." 740 Dan diriwayatkan
dari suatu jalur periwayatan, dan sanad-sanad tersebut adalah baik dan kuat. Dan
hanya kepada Allah segala puji.

Dan firman Allah:

      

atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan" ibn Abas berkata: "Yang
sedang lapar."741 Dan seperti itu pula yang dikaktan oleh Ukrmah, Dhahak, Qotadah,
dan lebih dari satu orang."742 Saghbi artinya adalah lapar. Dan maksud dari firman
Allah:  "Kepada anak-anak yatim" adalah pada hari seperti itu, memberi
makan kepada anak-anak yatim.   "yang ada hubungan kerabat"
maksudnya adalah ada hubungan kerabat dengannya. Ini dikatakan oleh Ibn Abas,
Ukramah, Hasan, Dhahak, dan Saddi.743 Sebagaimana yang dikemukakan dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Salman bin Amir berkata: "Aku

739
Ahmad, 4/387.
740
Ahmad, 4/386.
741
Thabari, 24/442
742
Thabari, 24/442, 443.
743
Dar Mantsur, 8/525.
pernah mendengar Rasuylullah Saw. bersabda: "Sedekah kepada orang miskin adalah
satu sedekah, sedangkan kepada sanak kerabat adalah sedekah dan menyambung
hubungan."744 Dan ini telah diriwayatkan oleh Tirmizi dan Nasa'i,745 dan sanadnya
adalah Shahih. Dan maksud dari firman Allah:

    

atau orang miskin yang sangat fakir" adalah sangat fakir yang terkapar di tanah.
Termasuk pula adalah orang-orang gelandangan. Ibn Abas berkata: "Dza Matrabah
adalah seorang yang terbuang di jalan, yang tidak memiliki rumah dan tidak ada
sesuatu dari tanah (bumi) yang bisa menguatkannya.746

dan maksud dari firman Allah:

    

Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman" kemudian bersamaan


dengan sifat-sifat yang baik dan suci itu, hatinya juga beriman dan pahalanya ada di
sisi Allah sebagaimana yang dikemukakan dalam firmanNya: “Dan barangsiapa yang
menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh
sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya
dibalasi dengan baik.” (al-Isra’: 19). Dan firman Allah: “Barangsiapa yang
mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang
beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau
sedikitpun.” (an-Nisa’: 124). Dan maksud dari firman Allah:

    

dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih
sayang." adalah bahwa ia termasuk seorang mukmin yang melakukan amal perbuatan
saleh, dan saling berpesan untuk bersabar atas perlakukan buruk manusia, dan malah
mengasihi mereka sebagaimana yang dikemukakan dalam hadits Nabi: "Orang-orang
yang penyayang, akan disayangi oleh Dzat Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu,
sayangilah orang yang ada di bumi, maka dzat yang ada di langit akan menyayangi
kalian."747 Dan dalam hadits yang lain: "Allah tidak akan menyayangi seorang yang

744
Ahmad, 4/214
745
Tuhfatul Ahwadzi, 3/324, Nasa'I, 5/92.
746
Thabari, 24/444.
747
Abu Dawud, 5/231.
tidak menyayangi manusia."748 Abu Dawud berkata dari Abdullah bin Umar berkata:
"Barang siapa yang tidak menyayangi orang yang lebih muda dan tidak mengetahui
hak orang yang lebih tua, maka ia tidak termasuk bagian dari kami." 749 Dan maksud
dari firman Allah:

   

Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan
kanan" adalah bahwa orang-orang yang bersifat seperti itu adalah orang-orang yang
berada di golongan kanan.

.Golongan kiri dan balasan yang mereka peroleh

Kemudian Allah berkata:

      

Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah
golongan kiri" maksudnya adalah golongan kiri.

   

Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat" maksudnya adalah menutupi
mereka dan tidak ada jalan keluar darinya. Abu Hurairah, ibn Abas, Ukramah, Said
bin Jabir, dan Mujahid,, Muhammad bin Ka'ab al-Qurthubi, Athiyah al-Aufi, Hasan,
Qotadah, Saddi. Maksud dari  "di tutup rapat" adalah tertutup rapat." 750 Ibn
Abas berakta: "Pintu yang tertutup." Dan Dhahak berkata:  adalah tembok
yang tak berpintu." Qotadah berkata:  adalah tertutup rapat, tak ada cahaya
di dalamnya dan tak ada tempat keluarnya selama-lamanya." 751 Akhir surat al-Balad.
Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.

ASY-SYAMS

MAKKIYYAH

748
Muslim, 4/1809.
749
Abu Dawud, 5/231.
750
Thabari, 24/447, Dar Mantsur, 8/526.
751
Thabari, 24/447.
.Surah ke-91 : 15 ayat

Telah dikemukakan di atas tentang hadits Jabir yang ada di Shahih Bukhari
dan Muslim bawha Rasulullah Saw. berkata kepada Muadz: "Kenapa engkau tidak
shalat dengan Sabbihisma Rabbukal A'la, Wa Syamsyu wa Dhuhaha, Wa Laili idza
Yaghsya?."

ASY-SYAMS

MAKKIYYAH

.Surah ke-91 : 15 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari,

demi bulan apabila mengiringinya,

demi siang apabila menampakkannya,

demi malam apabila menutupinya (gelap gulita),

demi langit serta pembinaannya (yang menakjubkan),

demi bumi serta penghamparannya,

demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya,

maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,

sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),

dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.

Sumpah Allah dengan ciptaan-ciptaanNya atas kebueruntungan orang-


orang yang mensucikan jiwanya dan kerugian orang-orang yang mengotorinya.
Mujahid berkata:

  

Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari" maksudnya adalah cahayanya."752
Dan Qotadah berkata:  maksudnya adalah keseluruhan siang."753 Ibn Jarir
berkata: "Yang benar adalah dikatakan bahwa Allah bersumpah dengan matahari dan
siangnya. Sebab cahaya matahari yang tampak adalah siang."

   

demi bulan apabila mengiringinya" Mujahid berkata: "Mengikutinya."754 Al-


Aufi dari ibn Abas berkata:

   

demi bulan apabila mengiringinya" berkata: "Mengiringi siang."755 Qotadah


berkata: "Ketika matahari diringi oleh malam hilal, ketika matahari jatuh, maka
tampaklah hilal itu (bulan sabit).756 Dan firman Allah:

   

demi siang apabila menampakkannya" Mujahid berkata: terang.757

Oleh karena itu, Mujahid berkata:

   

demi siang apabila menampakkannya" bahwa itu seperti firman Allah: “Dan
siang apabila terang benderang.” (al-Lail: 2). Dan mereka berkata tentang firman
Allah:

   

demi malam apabila menutupinya (gelap gulita)," ketika matahari tertutupi.


Yaitu ketika ia pergi, sehingga langit menjadi gelap gulita.

752
Thabari, 451
753
Thabari, 451
754
Thabari, 24/452
755
Thabari, 24/452
756
Thabari, 24/452
757
Thabari, 24/529
dan maksud dari firman Allah:

   

demi langit serta pembinaannya (yang menakjubkan)" dimunkinkan sekali


bahwa kata "Mâ" yang ada dalam ayat tersebut adalah Masdar dengan arti langit dan
pembinaannya, dan ini merupakan pendapat Qotadah. Dan dimungkinkan pula bahwa
itu bermakna "Min" sehingga artinya adalah langit dan pembinaannya, dan ini
merupakan pendapat Mujahid.758 Keduanya saling berkaitan. Sedangkan yang
dimaksud dengan pembinaan (pembangungan) adalah meninggikan sebagaiaman yang
ada dalam firman Allah: “Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami).”
(Dzariyat: 47) Dan firman Allah:

   

demi bumi serta penghamparannya" "Thahâhâ maksudnya adalah


penghamparannya."759 Al-Aufi berkata dari ibn Abas:   "serta
penghamparannya" maksudnya adalah menciptakan apa yang ada di dalamnya. 760Ali
bin abi Thalhah berkata dari ibn Abas: "Yang dimaksud dengan Dhahahâ adalah
pembagiannya."761 Mujahid, Qotadah, Dhahak, Saddi, Tsauri, abu Shalih, dan ibn
Zaed berkata:  "penghamparannya" maksudnya adalah pembentangannya."762

Dan maksud dari firman Allah:

   

demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya" adalah bahwa penciptaannya


sempurna menurut fitrah yang sesuai sebagaimana Allah berfirman: (1195).
Rasulullah Saw. bersabda: "Setiap anak yang lahir dilahirkan secara suci, sehingga
orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi,
sebagaimana binatang peliharaan hanya akan melahirkan binatang peliharaan,
sehingga apakah kalian mengira bahwa binatang peliharaan itu akan melahirkan
onta?." keduanya mengeluarkan hadits ini dari riwayat abu Hurairah.763 Dan dalam
Shahih muslim dari riwayat Iyadh bin Himar al-Majasyi'i dari Rasulullah Saw.
berkata bahwa Allah Swt. berkata: "Sesungguhnya Kami menciptakan hambaku
758
Thabari, 24/453
759
Thabari, 24/454
760
Thabari, 24/453
761
Thabari, 24/454
762
Thabari, 24/454, Dar Mantsur, 8/529, 530
763
Fathul Bari, 3/290, dan Muslim, 4/2048.
dalam keadaan mengesakan. Namun datanglah setan menghampirinya dan lantas
menariknya untuk mengikuti agama setan itu."764 dan maksud dari firman Allah:

   

maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya"


adalah bahwa Dia menunjukkan jalan kejahatan dan ketakwaannya. Maksudnya
adalah bahwa Dia menjelaskan semua itu kepadanya, dan lantas menunjukkannya
kepada ketentuannya sendiri. ibn Abas berkata:

   

maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya"


menjelaskan kepadanya baik dan buruk.765 Seperti itu pula yang dikatakan oleh
Mujahid, QOtadah, Dhahak, dan Tsauri.766 Said bin Jabir berkata: "Mengilhamkan
kepadanya kebaikan dan keburukan." Dan ibn Zaed berkata: "Dia menjadikan pada
dirinya, kejahatan dan ketakwaannya."767 Ibn Jarir meriwayatkan dari abu Aswad ad-
Dili berkata bahwa telah berkata kepadaku Imran bin Hushain: "Apakah engkau
mengetahui bahwa apa yang dilakukan dan diperjuangkan oleh manusia di dunia
adalah merupakan sesuatu yang telah dipastikan (Qodr) sebelumnya; atau merupakan
sesuatu yang akan mereka terima dari apa yang disampaikan oleh nabi mereka
kepadanya sehingga harus bertanggung jawab?. Aku berkata: "Itu merupakan sesuatu
yang telah dipastikan kepada mereka." Ia berkata: "Apakah itu bukan merupakan
sebuah kezaliman?." Berkata: "Aku pun sangat terkejut sehingga aku lantas berkata
kepadanya: "Tidak ada sesuatu selain itu merupakan ciptaan dan milikNya. Dia tidak
dipertanyakan, namun mereka orang-orang yang dimintai pertanggung jawabannya."
Ia berkata: "Semoga Allah membenarkanmu. Sesungguhnya aku menanyakan itu
kepadamu adalah untuk memberitahukan sesuatu kepadamu bahwa ada seorang laki-
laki dari Mazinah atau Jahinah mendatangi Rasulullah dan lantas berkata: "Wahai
Rasulullah! Apakah engkau mengetahui bahwa apa yang dilakukan dan diperjuangkan
oleh manusia di dunia merupakan sesuatu yang sudah dipastikan (Qodho')
sebelumnya, atau sesuatu yang akan diterima dari apa yang telah didatangkan oleh
nabi mereka kepadanya sehingga mereka harus bertanggung jawab?. Rasulullah
berkata: "Tidak. Namun itu merupakan sesuatu yang telah dipastikan kepada mereka."
764
Muslim, 4/2197.
765
Thabari, 24/454.
766
Thabari, 24/ 455
767
Thabari, 24/ 455
Ia berkata: "Dengan apa kita berbuat?." Rasulullah berkata: "Bahwasanya Allah telah
menyiapkan dua tempat bagi hambaNya, di mana kebenaran akan hal itu
dikemukakan dalam Kitab Allah: " demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya,
maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya." (Asy-
Syamsy: 7-9).768 Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim.769

dan maksud dari firman Allah:

         

sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi
orang yang mengotorinya." Dimungkinkan maksudnya adalah sungguh beruntung
orang yang mensucikan jiwanya dengan cara mentaati Allah sebagaimana yang
dikatakan oleh Qotadah: "Dan mensucikannya dari akhlak yang tercela dan hina."
Dan diriwayatkan pula pendapat seperti itu dari Mujahid, Ukramah, dan Said bin
Jabir.

    

dan sungguh rugi orang yang mengotorinya" maksudnya adalah mengotorinya.


Artinya membodohkannya dan menggelincirkannya dari petunjuk hingga akhirnya
melakukan kemaksiatan dan meninggalkan ketaatan kepada Allah. dan dimungkin
pula maksudnya adaklah sungguh beruntung orang jiwanya telah disucikan oleh
Allah, dan sungguh rugi orang yang jiwanya telah dikotorkan oleh Allah sebagaimana
yang dikatakan oleh al-Aufi, Ali bin abi Thalhah dari ibn Abas. 770 Thabrani
meriwayatkan dari ibn Abas berkata: "Bahwasanya ketika sampai pada ayat ini: "
sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang
yang mengotorinya." (Asy-Syamsy: 9-10), maka beliau berhenti, dan kemudian
berkata: "Ya Allah, jadikanlah jiwaku sebagai jiwa yang bertakwa. Engkau adalah
yang perawat, junungan, dan sekaligus sebaik-baik Dzat yang mensucikannya."771

(hadits lain). Imam Ahmad meriwayatkan dari Zaed bin Arqom bahwa
Rasulullah Saw. bersabda: "Ya Allah, aku meminta perlindungan kepadaMu dari
kelemahan dan kemalasan, kepikunan, pengecut, pelit, dan siksa kubur. Ya Allah,
jadikanlah jiwaku sebagai jiwa yang bertakwa, dan sucikanlah sesungguhnya Engkau

768
THabari, 24/455.
769
Ahmad, 4/438, dan Muslim, 4/2041.
770
Thabari, 24/457.
771
Thabrani, 11/16.
adalah sebaik-baik Dzat yang mensucikannya. Engkau adalah Dzat yang merawatnya
dan sekaligus junjungannya. Ya Allah, aku memohon perlindungan kepadaMu dari
hati yang tak khusuk, dari jiwa yang tak merasa puas, ilmu yang tak bermanfaat,
seruan yang tak dijawab." Zaed berkata: "Sesungguhnya Rasulullah mengajarkannya
kepada kami, dan kami mengajarkannya kepada kalian."772 Diriwayatkan oleh
Muslim.773

(Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas


(zalim),

ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka,

lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina dari
Allah ini dengan minumannya."

Namun mereka mendustakannya dan menyembelihnya, karena itu Tuhan


membinasakan mereka karena dosanya, lalu diratakan-Nya (dengan tanah).

Dan Dia tidak takut terhadap akibatnya.

.Pendustaan kaum Samud, dan pembinasaan Allah terhdap mereka

Allah memberitahukan tentang kaum Samud bahwa mereka telah


mendustakan rasulnya karena adalah orang-orang yang melampaui batas dan durhaka;
ini dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, dan selain keduanya. 774 Oleh karena itu, Allah
membalasnya karena mereka telah mendustakan yang telah disampaikan oleh rasulnya
kepada mereka, yang berupa petunjuk dan keyakinan. "ketika bangkit orang yang
paling celaka di antara mereka" maksudnya adalah orang yang paling celaka dalam
kabilah. Yaitu Qidar bin Salif, seorang yang menyembelih onta. Ia lah yang oleh
Allah dikatakan dalam firmanNya: “Maka mereka memanggil kawannya, lalu
Kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya.” (al-Qomar: 29). Laki-laki itu
adalah orang yang paling mulia dalam kaumnya, dan merupakan pemimpin yang

772
Ahmad, 4/371.
773
Muslim, 4/2088.
774
Thabari, 24/457.
dipatuhi oleh mereka sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari
Abdullah bin Zam'ah berkata bahwa Rasulullah berkhutbah dan lantas
mengemukakan tentang onta dan orang yang menyembelihnya, sehingga beliau lalu
berkata: "" ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka." (Asy-Syamsy:
1196) ketika bangkit seorang laki-laki yang kuat, terhormat, dan kokoh di antara
kaumnya, seperti abi Zamamah."775 Diriwayatkan pula oleh Bukhari dalam tafsir dan
Muslim dalam sifat ahli neraka, dan Tirmizi dan Nasa'i dalam tafsir yang ada dalam
kita Sunan keduanya.776

Cerita tentang onta nabi Nuh

Dan maksud dari firman Allah:

       

lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina dari
Allah ini dengan minumannya" adalah Saleh as.   "onta betina dari Allah"
maksudnya adalah berhati-hatilah kalian terhadap unta Allah jika menamakannya
dengan nama yang buruk.  "dengan minumannya" maksudnya adalah
janganlah menyakiti minumannya. Sesungguhnya ia memiliki minumunam sehari-hari
sebagaimana kalian juga memiliki minuman sehari-hari. Allah berfirman:

 

Namun mereka mendustakannya dan menyembelihnya" maksudnya adalah


bahwa mereka mendustakan apa yang disampaikan terhadap mereka, dan bahkan
membalasnya dengan menyembelih onta yang telah Allah keluarkan dari batu besar
sebagai bukti dan hujah terhadap mereka

   

karena itu Tuhan membinasakan mereka karena dosanya" maksudnya adalah


bahwa Allah marah terahdap mereka dan lantas membinasakan mereka.

 

lalu diratakan-Nya (dengan tanah)." Maksudnya adalah bahwa Allah


menurunkan siksaan terhadap mereka yang berupa meratakan mereka dengan tanah.
775
Ahmad, 4/17
776
Fathul Bari, 8/575, dan Muslim, 4/2191, Tuhfatul Ahwadzi, 9/ 268, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/515
Qotadah berkata: "Telah sampai kepada kita bahwa pemuka Samud tidak
menyembelih unta selaih para pemuda, orang-orang tua, laki-laki dan perempuan
mereka membaiatnya. Sehingga ketika Kaum turut serta dalam penyembelaihan unta
itu, maka Allah lantas membinasakan mereka karena dosanya, dengan meratakannya
dengan tanah."777 Dan firman Allah:   "dan Dia tidak takut" dan dibaca
pula dengan "Fala Yakhafu"  "Akibatnya" ibn Abas berkata: "Maksudnya
adalah bahwa Allah tidak takut terhadap seorang pun atas apa yang telah
dilakukanNya."778 Dan seperti itu pula yang dikatakan oleh Mujahid, Hasan, Bakar bin
Abdullah al-Mazni, dan selain mereka.779 Akhir tafsir surat Wa Asy-Syamsy wa
Dhuhaha. Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan."

AL-LAIL

MAKKIYYAH

Surah ke-92 : 21 ayat

Membaca surat " Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)" (al-
Lail: 1).

Telah dikemukakan di atas tentang perkataan Rasulullah terhadap Muadz:


"Mengapa engkau tidak melakukan shalat dengan "Sabbhisma Rabbukal A'la, Wa

"....Syamsy wa Dhuhaha, wa Laili iza Yaghsyaha

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),

demi siang apabila terang benderang,

demi penciptaan laki-laki dan perempuan,

sungguh, usahamu memang beraneka macam.

777
Thabrani, 24/460.
778
Thabrani, 24/460.
779
Thabari, 24/461.
Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,

dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga),

maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan).

Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu
pertolongan Allah),

serta mendustakan (pahala) yang terbaik,

maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan).

Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa.

Sumpah dengan usaha manusia yang beraneka ragam, dan peringatan

.akan hasil yang berbeda-beda dari usaha mereka itu

Allah bersumpah:

   

Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)." Maksudnya adalah ketika


malam menutupi makhluk dengan gelap gulitanya.

   

demi siang apabila terang benderang." Maksudnya adalah dengan cahaya dan
pancarannya.

    

demi penciptaan laki-laki dan perempuan" adalah seperti firman Allah: “Dan
kami jadikan kamu berpasang-pasangan. (Abasa: 8). dan seperti firman Allah: “Dan
segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran
Allah.” (Dzariyat: 49). Ketika yang dibuat sumpah adalah sesuatu yang saling
bertentangan, maka yang disumpahi pun juga sesuatu yang saling bertangan pula.
Oleh karena itu, Allah berfirman:

   

sungguh, usahamu memang beraneka macam" maksudnya adalah amal


perbuatan yang dilakukan oleh manusia juga saling bertentangan dan berbeda-beda
pula. Sebagian ada orang yang melakukan kebaikan, dan sebagian yang lain
melakukan perbuatan buruk. Dan maksud dari firman Allah adalah:

    

Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa" adalah
memberikan apa yang diperintahkan untuk dikeluarkan, bertakwa kepada Allah dalam
segala urusannya.

  

dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga)." maksudnya adalah


balasan atas semua itu. Ini yang dikatakan oleh Qotadah,780 dan Khushaif berkata:
"Pahala."

Dan firman Allah:

  

maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan)."


Ibn Abas berkata: "Maksudnya adalah dengan kebaikan."781 Oleh karena itu, Allah
berfirman:

    

Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu
pertolongan Allah)." maksudnya adalah terhadap apa yang ada pada dirinya.
 "merasa dirinya cukup" Ukramah berkata dari ibn Abas: "Kikir terhadap
hartnya dan merasa tidak memerlukan pertolongan Tuhannya." 782 diriwayatkan oleh
ibn abi Hatim:

  

serta mendustakan (pahala) yang terbaik" maksudnya adalah balasan di akhirat.

  

maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan)."


Maksudnya adalah jalan menuju keburukan sebagaimana yang dikatakan dalam
firman Allah: “Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka

780
Thabari, 24/470.
781
Dar Mantsur, 8/535.
782
Thabari, 24/461.
terombang-ambing dalam kesesatan mereka.” (al-Baqoroh: 15). Ayat yang
mengandung pengertian seperti sangatlah banyak, bahwasanya Allah akan membalas
orang yang hendak melakukan kebaikan dengan pertolongan, dan membalas orang
yang hendak melakukan kebrukan dengan kesukaran. Semua itu merupakan sebuah
ketentuan yang sudah ditentukan. Dan hadits yang menunjukkan pengertian seperti itu
juga sangatlah banyak.

(Riwayat Abu Bakar Shidiq). Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Bakar
berkata: "Aku berkata kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah! Apakah kami
melakukan sesuatu atas apa yang telah lewat darinya, atau atas perintah yang akan
dilaksanakan?." Rasulullah berkata: "Tidak. Namun atas apa yang telah selesai
dariNya." Berkata: "Bagaimana kita melakukan amal perbuatan, wahai Rasulullah?.
Berkata: "Setiap kemudahan adalah untuk sesuatu di mana kemudahan itu diciptakan
untuknya."783

(Riwayat Ali ra). Bukhari meriwayatkan dari Ali bin abi Thalib berkata: "Ketika
kami sedang bersama dengan Rasulullah di Baqi' Grorqod karena ada suatu jenazah,
maka beliau berkata: "Tidak ada salah satu dari kalian selain tempatnya telah
ditetapkan di surga dan di neraka." Maka mereka berkata: "Wahai Rasulullah! Apakah
dengan demikian, kita harus bertawakal?." Rasulullah berkata: "Beramallah
(berbuatlah) sesungguhnya setiap kemudahan adalah untuk sesuatu di mana
kemudahan itu diciptakan untuknya." Kemudian beliau membaca: Maka barang siapa
memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya
pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju
kemudahan (kebahagiaan). Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup
(tidak perlu pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan
Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan)." (al-Lail: 5-10)." 784
Dan seperti itu pula yang diriwayatkan dari Ali bin abi Thalib: "Ketika kami sedang
ada jenazah di Baqi' (pemakaman) Ghardad, datanglah Rasulullah, lantas duduk
sehingga kami pun juga duduk disekitar beliau yang sedang membawa tongkat
komando, dan lantas memasangnya sehingga beliau duduk bersandar pada tongkat
komandonya itu, dan kemudian berkata: "Tidak ada seorang pun di antara kalian
selian kebagiaan dan penderitaannya telah ditentukan sebelumnya." maka berkatalah
seorang laki-laki kepadanya: "Wahai Rasulullah! Apakah dengan demikian, kita harus
783
Ahmad, 1/5.
784
Fathul Bari, 8/578, 579.
menyandarkan diri pada ketentuan kita dan meninggalkan amal perbuatan?. Sebab
jika salah satu dari kita sudah ditentukan kebahagiaannya, niscaya ia akan manjadi
orang yang bahagia. Sedangkan jika di antara kita sudah ditentukan menjadi seorang
yang menderita, maka ia pasti menjadi seorang yang menderita." Maka Rasulullah
berkata: "Adapun orang-orang yang sudah ditentukan kebahagiannya, maka akan
dimudahkan baginya untuk melakukan amal perbuatan orang-orang yang bahagia.
Sedangkan seorang yang sudah ditentukan menjadi orang yang menderita, maka akan
dimudahkan baginya untuk melakukan perbuatan orang-orang yang menderita."
Kemudian beliau membaca ayat: Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan
Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka
akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan). Dan adapun
orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), serta
mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju
kesukaran (kesengsaraan)." (al-Lail: 5-10).785 Dan telah dikeluarkan pula oleh Jama'ah
lainnya."786

(Riwayat Abdullah bin Umar). Imam Ahmad meriwayatkan dari ibn Umar
berkata bahwa Umar berkata: Wahai Rasulullah! Apakah kita melakukan amal
perbuatan atas dasar sesuatu yang telah lewat, atau atas dasar sesuatu yang akan
dimulai?." Rasulullah Saw. bersabda: "Karena sesuatu yang sudah lewat (ditentukan
sebelumnya)." Maka Syaraqah berkata: "Apabila demikian, untuk apa kita beramal
(melakukan sesuatu)?." Maka Rasulullah berkata: "Setiap orang yang melakukan amal
perbuatan, dimudahkan baginya untuk melakukan amal perbuatannya itu."787
diriwayatkan oleh Muslim.788

Ibn Jarir meriwayatkan dari Amir bin Abdullah bin Zubair berkata: "Bahwa abu
Bakar memeluk agama Islam di Makah, sehingga ia memerdekakan orang-orang yang
lemah dan wanita-wanita jika mereka memeluk agama Islam. oleh karena itu, ayahnya
berkata kepadanya: "Wahai anakku, aku melihatmu telah memerdekakan orang-orang
yang lemah. Seandainya engkau memerdekakan laki-laki yang kuat, maka mereka
bisa berdiri bersamamu, membela, dan melindungimu." Maka abu Bakar berkata:
"Wahai ayahku! Sesunggunya yang aku inginkan adalah apa yang ada di sisi Allah."

785
Fathul Bari, 8/579
786
Muslim, 2039, 2040, abu Dawud, 5/68, Tuhfatul Ahwadzi, 6/340, 9/270, Nasa'I dalam al-Kubra,
6/516, 517, ibn Majah, 1/30.
787
Thabari, 24/475.
788
Muslim, 4/2041.
berkata: "Sebagian keluarku berkata kepadaku, bahwa ayat ini turun karena abu
Bakar: " Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan
membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan
baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan)" (al-Lail: 5-7)."789 Dan maksud dari
firman Allah:

      

Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa" adalah jika
mati.790 Abu Shalih dan Malik berkata dari Zaed bin Aslam: "Jika engkau di lempar ke
dalam neraka."791

Sesungguhnya Kami-lah yang memberi petunjuk,

dan sesungguhnya milik Kami-lah akhirat dan dunia itu.

Maka aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala,

yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka,

yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).

Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa,

yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya),

dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat padanya yang harus
dibalasnya,

tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya


Yang Mahatinggi.

Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang sempurna).

Masalah memberi petunjuk dan selainnya adalah berada dalam


genggaman Allah, dan peringatanNya tentang neraka.

Qotadah berkata:

789
Thabari, 24/473
790
Thabari, 24/476
791
Thabari, 24/476.
   

Sesungguhnya Kami-lah yang memberi petunjuk" maksudnya adalah Kami


menjelaskan halal dan haram."792 Dan selain Qotadah berkata: "Barang siapa berjalan
di jalan petunjuk (hidayah), maka ia akan sampai kepada Allah." sehingga orang yang
mengemukakan perkataan ini menjadikan aya itu seperti firman Allah: “Dan hak bagi
Allah (menerangkan) jalan yang lurus.” (an-Nahl: 9). Ini diceritakan oleh ibn Jarir. 793
Dan maksud dari firman Allah:

    

dan sesungguhnya milik Kami-lah akhirat dan dunia itu" adalah semuanya
adalah miliki Kami, dan Kami lah yang mengendalikan sesuatu yang ada di dalam
keduanya. Dan maksud dari firman Allah:

   

Maka aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala" Mujahid


berkata: "Maksudnya adalah menyala-nyala."794 Imam Ahmad meriwayatkan dari
Samak bin Harb, aku mendengar Nu'man bin Busyair berkhutbah dengan
mengatakan: "Aku mendengar Rasulullah berkhutbah dengan mengatakan: " Maka
aku memperingatkan kamu dengan neraka" hingga seorang laki-laki yang sedang
berada di pasar, akan mendengarnya dari kedudukanku ini. berkata: "Hingga sampai
pada pakaiannya, dari bahu hingga kedua kakinya."795 Imam Ahmad meriwayatkan
dari abi Ishak, aku mendengar Nu'man bin Busyair berkhutbah dengan mengatakan:
"Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya siksaan ahli neraka yang
paling ringan pada hari Kiamat adalah dua bara api di diletakkan di bawah telapak
kaki seorang laki-laki, hingga otaknya mendidih karena dua bara api itu." 796
diriwayatkan oleh Bukhari.797

Muslim meriwayatkan dari abu Ishak dari Nu'man bin Busyair berkata bahwa
Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya siksaan yang paling ringan bagi ahli
neraka adalah seorang yang diberikan dua buah sandal dan tali yang berasal dari api,
di mana keduanya mampu mendidihkan otaknya sebagaimana kakinya juga mendidih.

792
Thabari, 24/477
793
Thabari, 24/477
794
Thabari, 24/477
795
Ahmad, 4/272
796
Ahmad, 4/274
797
Fathul Bari, 11/424.
Tidak dapat diketahui adanya seseorang yang lebih hebat siksaannya ketimbang
dirinya. Dan sesungguhnya itu merupakan siksaan yang paling ringan bagi ahli
neraka."798

    

yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka" maksudnya adalah tidak
dimasuki secara penuh mencakup keseluruhan sisinya selain oleh orang-orang yang
celak. Kemudian menjelaskannya dengan perkataan:

 

yang mendustakan (kebenaran)" maksudnya adalah dengan hatinya.

 

dan berpaling (dari iman)." Maksudnya adalah dari melakukan amal perbuatan
dengan anggota badannya dan rukun-rukunnya.

Imam Ahmad meriwayatkan dari abu HUrairah bahwa Rasulullah bersabda:


"Setiap umatku akan masuk surga pada hari Kiamat, selain orang yang berpaling."
Mereka berkata: "Siapakah orang yang berpaling itu, wahai Rasulullah?." Rasulullah
berkata: "Orang yang mentaatiku akan masuk surga, sedangkan orang yang
mendurhakaiku, maka sungguh ia adalah seorang yang berpaling."799 Diriwayatkan
oleh Bukhari pula.800

Dan maksud dari firman Allah:

  

Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa" adalah
orang-orang yang bertakwah dan bersih akan dijauhkan dari nerka. Kemudian Allah
menafsirkannya dengan firmannya: "

    

yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya),"


maksudnya adalah menggunakan hartanya dalam ketaatan kepada Tuhannya, supaya
jiwa, harta, dan apa yang telah diberikan oleh Allah kepada dirinya yang berupa
agama dan dunia, menjadi bersih. Dan maksud dari firman Allah:

798
Muslim, 1/196.
799
Ahmad, 2/361.
800
Fathul Bari, 13/264.
      

dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat padanya yang harus
dibalasnya" adalah bahwa ia menginfakkan hartanya itu kepada seseorang bukanlah
karena berharap adanya balasan darinya. Sebab sesunggunya ia melakukan hal itu tak
lain adalah untuk:

     

(dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang


Mahatinggi." Maksudnya adalah dengan melakukan hal itu, ia mengharap bisa
melihat Tuhannya di akhirat di taman surga. Allah befirman:

  

Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang sempurna)."


Maksudnya adalah bahwasanya Allah ridha' (rela) terhadap orang-orang yang
memiliki sifat-sifat seperti itu.

.Asbabun Nuzul dan keutamaan abu Bakar

Lebih dari satu orang ahli tafsir mengemukakan bahwa ayat ini diturunkan
perihal abu Bakar ash-Shidiq, hingga sebagian mereka mengemukakan bahwa
keseluruhan ulama' bersepakat bahwa ayat-ayat ini memang diturunkan perihal abu
Bakar ash-Shidiq. Namun tak diragukan lagi, bahwa ia masuk dalam pembicaraan
ayat-ayat ini, begitu pula adalah keseluruhan umat karena keumaman ayat tersebut.
Sebab redaksi ayat itu adalah bersifat umum. Yaitu perkataan Allah: " Dan akan
dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa, yang menginfakkan hartanya
(di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya), dan tidak ada seorang pun
memberikan suatu nikmat padanya yang harus dibalasnya." (al-Lail: 17-19). Namun
demikian, abu Bakar adalah orang yang paling awal dibicarakan oleh ayat ini, dan
orang yang paling depan di antara orang-orang yang memiliki sifat-sifat yang ada
dalam ayat tersebut dan sifat-sifat terpuji lainnya. Ia adalah seorang yang Shiddiq
(dapat dipercaya), bertakwa, mulia, dermawan dengan mentasarufkan harta bendanya
dalam ketaatan kepada Allah dan membela RasulNya. Sudah beberapa banyak dirham
dan dinarnya yang ia gunakan untuk mendapatkan ridha Allah. Dan ia pun tidak
mengharapkan adanya balasan dari seorang pun yang telah ia sedekahi. Keutamaan
dan kebaikannya menggungguli keseluruhan para pemuka kabilah-kabilah yang ada.
karena itulah, Urwah bin Mas'ud yang merupakan pemuka para cendekia di hari
perdamaian Hudaibiyah berkata kepadanya: "Demi Allah, seandainya tanganmu tidak
bersama kami, maka kami pun tidak akan memenuhi ajakan ini." Abu Bakar adalah
seorang yang berani berbicara lantang. Jika itu ia lakukan kepada para pembesar
kabilah-kabilah, maka bagimana pula sikapnya terhadap orang-orang selain mereka?.
oleh karena itu, Allah berfirman: dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat
padanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena
mencari keridaan Tuhannya Yang Mahatinggi. Dan niscaya kelak dia akan mendapat
kesenangan (yang sempurna)." (al-Lail: 19-21). Dan dalam Shahih Bukhari dan
Muslim dikemukakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Barang siapa yang
menginfakkan suami istri di jalan Allah, maka ia akan memiliki perbendaharaan di
surga, wahai Abdullah!. Ini adalah sesuatu yang baik." Maka abu Bakar berkata:
"Wahai Rasulullah! Apakah itu hanya diberlakukan karena dharurat, atau kepada
semua orang?." Rasulullah berkata: "Iya. Dan aku mengharap bahwa engkau termasuk
di antara mereka."801 Akhir surat al-Lail, dan hanya untuk Allah segala puji dan
keutamaan.

Adh-Dhuha

MAKKIYYAH

Surah ke-93 : 11 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah),

dan demi malam apabila telah sunyi,

801
Fathul Bari, 7/23. Muslim/712.
Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula)
membencimu,910)

dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang
permulaan.911)

Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu,


sehingga engkau menjadi puas.

Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu).

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung,912) lalu Dia memberikan
petunjuk.

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan.

Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya).

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan


bersyukur).

Sebab turunnya surat adh-Dhuha

Imam Ahmad meriwayatkan dari Jandab berkata: "Rasulullah mengadu hingga


tidak bangun selama satu atau dua malam, sehingga datanglah seorang wanita
mendatanginya dan lantas berkata: "Wahai Muhammad! Aku tidak pernah melihat
setanmu selain ia pasti meningalkanmu." Maka Allah lantas menurunkan ayat: " Demi
waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi,
Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula)

9 10)
Ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. terhenti untuk sementara waktu, orang-
orang musyrik berkata, “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.”
Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
9 11)
Akhir perjuangan Nabi Muhammad saw. itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan, sedang
permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Ada pula sebagian mufasir yang mengartikan
±khirat dengan “kehidupan akhirat” beserta segala kesenangannya dan µl± dengan arti “kehidupan
dunia.”
9 12)
Kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal. Lalu Allah
menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw.
membencimu,910" (Adh-Dhuha: 1-3).802 Diriwayatkan pula oleh Bukhari, Muslim,
Tirmizi, Nasa'i, ibn abi Hatim, ibn Jarir, 803 dan Jandab, yaitu ibn Abdullah al-Bajali,
kemudian al-Ulqi dalam sebuah riwayat yang berasal dari Aswad bin Qis, bahwa ia
mendengar Jandab berkata: "Jibril menunda-nunda kedatangannya kepada Rasulullah,
sehingga orang-orang musrik berakta: "Muhammad telah ditinggalkan oleh
Tuhannya." Kemudian Allah lantas menurunkan ayat: " Demi waktu duha (ketika
matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak
meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu, 910 (Adh-Dhuha: 1-
3).804

     

Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila
telah sunyi." Al-Aufi berkata dari ibn Abas: "Ketika al-Qur'an diturunkan kepada
Rasulullah, Jibril tak datang-datang dalam beberapa hari sehingga Rasulullah menjadi
berubah karena itu. Maka orang-orang musrik pun berkata: "Tuhannya telah
meninggalkannya dan membencinya." Maka Allah pun lantas menurunkan ayat:

     

Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula)


membencimu,910. Ini merupakan sumpah dariNya dengan menggunakan duha dan
cahaya yang ada di dalamnya.

   

dan demi malam apabila telah sunyi." Maksudnya adalah tenang, dan lantas
mengelapkannya, dan apakah itu bukan sesuatu yang bisa menunjukkan kepada
mereka?. ini dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, Dhahak, ibn Zaed, dan selain mereka.
dan itu merupakan bukti yang sangat nyata akan kekuasaan Dzat Yang Maha Pencipta

9 10)
Ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. terhenti untuk sementara waktu, orang-
orang musyrik berkata, “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.”
Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
802
Ahmad, 4/312.
803
Fathul Bari, 3/11, 8/580, 581, 691, dan Muslim, 3/1421, 1422, Tuhfatul Ahwadzi, 9/272, Nasa'I
dalam al-Kubra, 6/517, Thabari, 24/485, 486.
9 10)
Ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. terhenti untuk sementara waktu, orang-
orang musyrik berkata, “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.”
Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
804
Thabari, 24/486.
9 10)
Ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. terhenti untuk sementara waktu, orang-
orang musyrik berkata, “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.”
Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
sebagaimana yang dikemukakan dalam firman Allah: “Demi malam apabila menutupi
(cahaya siang). Dan siang apabila terang benderang,.” (al-Lail: 1-2). Dan firman
Allah: “Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan
(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (al-An’am: 6). Dan firman Allah:

  

Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad." Maksudnya adalah


Tuhamu tidak akan meninggalkanmu.

  

.dan tidak (pula) membencimu,910." Maksudnya adalah tidak membencimu

Akhirat lebih baik daripada permulaan

     

Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang
permulaan.911). Maksudnya adalah bahwa akhirat lebih baik bagimu darupada dunia
ini. oleh karena itu, Rasulullah adalah orang yang paling berzuhud terhadap dunia,
dan orang yang paling membuang dunia sebagaimana yang telah diketahui dalam
kitab-kitab Sirah. Ketika di akhir hidupnya beliau dihadapkan pada pilihan antara
hidup abadi di dunia ini hingga berakhir dan kemudian masuk surga, dan antara
berada di sisi Allah, maka beliau memilih apa yang ada di sisi Allah ketimbang dunia
yang hina ini. Dan Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Abdullah, yaitu ibn Mas'ud
berkata: "Rasulullah pernah berbaring di atas keset kecil sehingga keset itu membekas
pada jidadnya. Ketika bangun, beliau lantas mengusap mengusap jidadnya dan aku
pun berkata: "Wahai Rasulullah ! apakah engkau tidak mengizinkan kepada kami
untuk membentangkan sesuatu di atas keset itu untukmu?." Rasulullah lantas berkata:
"Apa faedahnya bagiku. Sesungguhnya dunia bagiku perumpamaannya adalah

9 10)
Ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. terhenti untuk sementara waktu, orang-
orang musyrik berkata, “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.”
Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu.
9 11)
Akhir perjuangan Nabi Muhammad saw. itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan, sedang
permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Ada pula sebagian mufasir yang mengartikan
±khirat dengan “kehidupan akhirat” beserta segala kesenangannya dan µl± dengan arti “kehidupan
dunia.”
bagaikan seorang yang sedang melakukan perjalanan sedang bernaung di bawa pohon
untuk beristirahat, dan lantas meninggalkannya." 805 Diriwayatkan pula oleh Tirmizi
dan ibn Majah dari hadits Abdullah bin Mas'ud, dan Tirmizi berkata bahwa itu adalah
Hasan Shahih."806

Kenikmatan akhirat sangatlah banyak, dan kelak akan diberikan kepada


Rasulullah

Dan maksud dari firman Allah:

    

Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu,


sehingga engkau menjadi puas." Maksudnya adalah di akhirat, di mana karunia itu
akan diberikan kepadanya (Muhammad Saw) hingga ia diterima oleh umatnya, dan
tentang kemuliaan yang telah dijanjikan Allah kepada dirinya, yang sebagiannya
adalah berupa telaga Kautsar yang dikelilingi oleh kubah-kubah yang berasal dari
permata (Lu'lu') yang cekung, dimanan tanahnya berasal dari misik (kasturi)
sebagaimana yang nanti akan dijelaskan. Imam abu Umar dan Auza'i meriwayatkan
dari Abdullah bin Abas: "Bahwa telah dihadapkan kepada Rasululah sesuatu yang
terbuka bagi umatnya, sebuah perbendaharaan-perbendaharaan." Kemudian Allah
menurunkan ayat:

    

Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu,


sehingga engkau menjadi puas." Bahwasanya Allah memberinya ribuan istana di
surga, di mana pada setiap istana itu terhdap wanita-wanita dan pelayan-pelayan." Ini
diriwayatkan oleh ibn Jarir dan ibn abi Hatim dari jalur periwayatannya. 807 Ini adalah
sanad yang shahih dari ibn Abas. Dan hadits seperti itu pula juga dikemukakan namun
scara Mauquf.

Tentang kenikmatan yang diberikan Allah kepada Rasulullah.


805
Ahmad, 1/391.
806
Tuhfatul Ahwazi, 7/48, ibn Majah, 2/1376.
807
Thabari, 24/487.
Kemudian Allah menghitung kenikmatanNya kepada hamba dan RasulNya
Muhammad Saw.:

    

Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu)."


Itu semua adalah karena ayahnya telah meninggal dunia semenjak dirinya berada
dalam kandungan ibunya, dan kemudian ibunya yang bernama Aminah binti Wahab
telah meninggal dunia semenjak dirinya berumur enam tahun, dan kemudian beliau
dirawat oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib hingga meninggal dunia,
sedangkan nabi sedang berumur delapan tahun. Kemudian beliau dirawat oleh
pamannya yang bernama abu Thalib, di mana pamannya itu senantiasa berada di
sisinya, membela, meninggikan drajatnya, dan melindunginya dari perbuatan buruk
kaumnya, walaupun abu Thalib sendiri adalah seorang yang beragama sama dengan
agama kaumnya yang berupa menyembah berhala. Semua itu sudah merupakan
ketentuan Allah dan baiknya pengawasanNya terhadap dirinya (rasululullah) hingga
abu Thalib meninggila dunia sebelum Rasulullah melakukan hijrah menuju negara
kaum Anshar yang terdiri dari kabilah Auz dan Khazraj. Termasuk kesempurnaan dari
ketentuan Allah, ketika Rasulullah sampai pada kaum tersebut, maka mereka lantas
menolong, menjaga, dan berberang di hadapannya sehingga Allah rila atas diri
mereka. semua itu merupakan penjagaan dan pertolongan dari Allah.

maksud dari firman Allah:

   

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung,912) lalu Dia memberikan
petunjuk" adalah seperti firman Allah: 52. Dan Demikianlah kami wahyukan
kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah
mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu,
tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang
kami kehendaki di antara hamba-hamba kami.” (asy-Syura: 52). dan maksud dari
firman Allah:

   

9
Kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal. Lalu Allah
12)

menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw.


Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan" adalah awalnya kamu adalah seorang yang sangat miskin, penuh
kekurangan, lalu Allah mencukupimu dari selain diriNya, di mana Allah menyatukan
untuknya maqom seorang fakir yang penyabar dengan maqom (tingkatan) seorang
yang bercukupan yang pandai bersukur. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari abu
Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Kaya bukanlah berasal dari
banyaknya benda, namun yang dimaksud dengan kaya (cukup) adalah cukup atas
dirinya sendiri."808 Dan dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Umar berkata bahwa
Rasulullah bersabda: "Sungguh beruntung seorang yang masuk agama Islam dan
lantas diberi rizki yang cukup oleh Allah, dan lantas menyerahkan apa yang telah
diberikan oleh Allah itu kepada diriNya."809

Bagaimana nikat itu ditentukan

Kemudian Allah berfirman:

    

Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang"


maksudnya adalah sebagaimana mulanya kamu adalah seorang yatim, dan lantas
Allah melindungimu. Oleh karena itu, janganlah kamu berlaku sewenang-wenang
terhadap anak yatim. Maksudnya adalah janganlah merendahkan dan menzaliminya,
namun berlakulah secara baik dan lemah lembut kepada mereka. Qotadah berkata:
"Jadikanlah dirimu terhadap anak yatim adalah seperti seorang yang ayah yang
penyayang."810

    

Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya)."


Maksudnya adalah sebagaimana mulanya kamu adalah seorang yang tersesat, lalu
Allah memberimu petunjuk, aka janganlah kamu menghardik orang yang meminta
keilmuan dan mengharapkan petunjuk. Ibn Ishak berkata:

    

808
Fathul Bari, 11/276, dan Muslim, 2/726 dengan Sanad lain dan dengan sanad ini, ahmad/2315.
809
Muslim,2/730.
810
Qurthubi, 20/100.
Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya)."
Maksudnya adalah janganlah engkau menjadi seorang yang ganas, takabut,
mengerikan, dan menakutkan terhadap hamba Allah yang lemah." Qotadah berkata:
Maksudnya adalah menyambut orang miskin dengan penuh kasih sayang dan lemah
lembut."811

    

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan


bersyukur)." Sebagaimana dulunya engkau adalah seorang yang fakir dan kekurangan
sehingga Allah lalu mencukupkanmu, maka bersukurlah atas kenikmatan yang telah
Allah berikan kepadamu sebagaimana yang ada dalam doa' dalam hadits beliau: "Dan
jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang mensukuri nikmatmu, termasuk
orang-orang yang memujimu karenanya, dan atas diriMu lah, sebelum dan
kesempurnaannya kepada kami."812

abu Dawud meriwayatkan dari abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Tidaka akan bersukur kepada Allah seorang yang tidak bisa bersukur (berterima
kasih) kepada manusia."813 ini diriwayatkan pula oleh Tirmizi, dan ia berkata:
"Shahih."814

abu Dawud meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Barang
siapa mendapat suatu cobaan dan lantas mengingat Allah, maka sungguh ia telah
bersukur. Dan barang siapa menyembunyikanNya (penj: tidak mengingatNya), maka
ia telah mengkafirinya."815 Ini hanya diriwayatkan oleh abu Dawud. Akhir surat adh-
Dhuha. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.

ALAM NASYRAH

MAKKIYYAH

Surah ke-94 : 8 ayat

811
Al-Baghawi, 4/500.
812
Abu Dawud, 1/592.
813
Abu Dawud, 1/1000.
814
Tuhfatul Ahwazi, 6/87.
815
Abu Dawud, 5/159.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?,

dan kami pun telah menurunkan beban darimu,913)

yang memberatkan punggungmu,

dan kami tinggikan sebutan (nama)mu914) bagimu.

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,

sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain),915)

dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.

Arti melapangkan dada.

Allah berfirman:

    

Bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?" maksudnya adalah


kami melapangkan dadamu. Artinya meneranginya dan menjadikannya dada yang
longgar, lapang dan luas seperti firman Allah: 125. “Barangsiapa yang Allah
menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan
dadanya untuk (memeluk agama) Islam” (Al-An’Am: 125). Sebagaimana Allah
menjadikan dadanya, maka Allah juga membuat syariatnya sebagai syariat yang
lapang, longgar, luas, mudah, penuh teloransi, tidak memberatkan dan menyusahkan.

dan Abdullah bin Imam Ahmad meriwayatkan dari abi bin Ka'ab bahwa abu
Hurairah adalah seorang yang sangat pemberani dalam menanyakan sesuatu kepada

9 13)
Kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad saw. dalam menyampaikan risalah.
9 14)
Meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat,
menjadikan taat kepada Nabi termasuk taat kepada Allah.
9 15)
Sebagian mufasir menafsirkan apabila engkau (Muhammad) telah selesai berdakwah maka
beribadahlah kepada Allah; apabila engkau telah selesai melaksanakan urusan dunia maka
kerjakanlah urusan akhirat dan ada lagi yang mengatakan, “Apabila telah mengerjakan salat maka
berdo’alah.”
Rasulullah yang tidak berani ditanyakan oleh orang selainnya. Di mana abu Hurairah
berkata: "Wahai Rasulullah, apa yang pertama kali engkau lihat dari sebuah
kenabian?." Maka rasulullah pun membenarkan duduknya dan lantas berkata:
"Sungguh engkau bertanya, wahai abu Hurairah! Sesungguhnya waktu itu aku sedang
berada di padang pasir saat berumur sepuluh tahun dan lebih dari satu bulan. Pada saat
itu, ternyata di atas kepalaku ada seorang laki-laki yang berkata kepada seorang laki-
laki, apakah itu orangnya?." Maka laki-laki itu berkata: "Benar." Maka keduanya pun
menghampiriku dengan wajah yang sama sekali belum pernah aku lihat, dan dengan
ruh yang sama sekali belum pernah aku temukan pada diri seorang, dan dengan
pakaian yang sama sekali belum pernah aku lihat pada diri seorang pun. Kemudian
keduanya menghampiriku dengan berjalan kaki hingga salah satu dari keduanya
akhirnya memegang lengan atasku, dan aku tidak menemukan salah satunya lagi
menyentuhku. Kemudian salah satunya berkata kepada satunya lagi: "Tidurkanlah
dirinya tanpa memendekkan dan membengkokkan." Kemudian salah satunya berkata
kepada satunya lagi: "Bukalah dadanya." Maka salah satunya pun membelah dadaku,
dan aku tidak melihat adanya darah dan rasa sakti." Maka salah satunya berkata
kepada temannya: "Keluarkanlah sifat dendan dan iri hati." Maka temannya pun
mengeluarkan sesuatu seperti gumpalan darah dan kemudian membuangnya, dan
lantas berkata kepada temannya itu: “Masukkanlah kelembutan dan rasa kasih
sayang.” Sedangkan sesuatu yang dikeluarkannya itu adalah menyerupai perak, dan
kemudian ia menggerakan jempolan kakiku yang kanan dan lantas berkata:
“Kembalilah dan salamlah.” Aku pun lantas mengembalikannya, dan lantas aku
menjadi seorang yang lembut terhadap anak kecil dan mengasihi orang-orang yang
sudah tua.”

Tentang kenikmatan Allah

Maksud dari firman Allah:

   

dan kami pun telah menurunkan beban darimu,913 adalah searti dengan “Supaya
Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang Telah lalu dan yang akan
datang.” (Fath: 2).

9 13)
Kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad saw. dalam menyampaikan risalah.
   

yang memberatkan punggungmu” yang dimaksud dengan Anqodh adalah suara.


Lebih dari satu orang Salaf berkata tentang firman Allah:

  

yang memberatkan punggungmu” maksudnya adalah membawanya memang


memberatkanmu.

.Arti meninggikan sebutan nama Nabi

Dan maksud dari firman Allah:

   

dan kami tinggikan sebutan (nama)mu914) bagimu.” Mujahid berkata: “Engkau


tidak akan disebut selain dengan penyebutan mamaKu. Yaitu bahwasanya aku tidak
ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.”816 Qotadah berkata:
“Maksudnya adalah bahwa Allah meninggikan sebutan terhadap nama Rasulullah di
dunia maupun akhirat. Sehingga tidak ada seorang khatib, seorang yang bersyahadat,
seorang yang melakukan shalat selain pasti mengucapkan: “Aku bersaksi bahwa tidak
Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”817

Kemudahan setelah kesusahan.

Dan maksud dari firman Allah:

         

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama


kesulitan ada kemudahan.” Allah memberitahukan bahwa bersama kesulitan akan
ditemukan sebuah kemudahan, dan kemudian Allah mengukuhkan pemberitaan ini.

9 14)
Meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat,
menjadikan taat kepada Nabi termasuk taat kepada Allah.
816
Thabari, 24/494.
817
Thabari, 24/434.
Perintah untuk berzikir di waktu senggang.

Allah berfirman:

       

Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain),915) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”
Maksudnya adalah ketika engkau telah menyelesaikan urusan-urusan duniamu dan
kesibukanmu dengannya, maka putuskanlah hubungan dengannya dan lekas
bersungguh-sungguh untuk melakukan ibadah. Lekas berdirilah untuk melakukan
ibadah, dengan pikiran yang kosong, dan dengan niat dan kehendak yang tulus kepada
Tuhanmu. Dalam hal ini, terdapat sebuah hadits yang disepakati keshahihannya:
“Tidak ada shalat di hadapan makanan, dan juga tidak ada shalat ketika sedang
menahan buang air besar dan buang air kecil.” 818 Dan sabda Nabi Saw.: “Ketika shalat
telah dilaksanakan, dan datanglah shalat isya’, maka lekas lakukanlah shalat isya’.”819
Mujahid berkata tentang ayat ini: “Jika engkau telah menyelesaikan permasalahan
dunia, maka lekas laksanakanlah shalat, dan menghadaplah kepada Tuhanmu.”820
Akhir surat Alam Nashrah. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.

AT-T´N

MAKKIYYAH

Surah ke-95 : 8 ayat

Membaca surat at-Tin dalam perjalanan

Malik dan Syu’bah berkata dari Addi bin Tsabit, dari Bira’ bin Azib bahwa
Nabi Saw. membaca At-Tin wa Zaitun di salah satu dari dua rakaatnya saat
melakukan perjalanan. Dan aku tidak pernah mendengar seseorang yang lebih bagus

9 15)
Sebagian mufasir menafsirkan apabila engkau (Muhammad) telah selesai berdakwah maka
beribadahlah kepada Allah; apabila engkau telah selesai melaksanakan urusan dunia maka
kerjakanlah urusan akhirat dan ada lagi yang mengatakan, “Apabila telah mengerjakan salat maka
berdo’alah.”
818
Muslim, 1/393.
819
Fathul Bari, 9/497.
820
Fathul Bari, 9/498.
suara dan bacaannya daripada beliau.” Dikeluarkan oleh al-Jama’ah dalam kitab
mereka.821

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,916)

demi gunung Sinai, 917)

dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,

kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka


akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.

Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari


pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu?

Bukankah Allah Hakim yang paling adil?

Penafsiran tentang At-Tin dan setelahnya.

Yang dikehendaki dengan at-Tin adalah: “Telah diriwayatkan dari al-Aufi dari
ibn Abas bahwa at-Tin adalah masjid Nuh yang ada di Judi.” Mujahid berkata: “Itu
adalah Tin kalian ini.”822 Sedangkan yang dimaksud dengan  Ka’ab al-
Akhbar, Qotadah, ibn Zaed, dan selainnya berkata: “Itu adalah masjid Baitul
Muqaddas”. Mujahid dan Ukramah berkata: “Ini adalah buah zaetun yang kalian
ashirkan itu (dibuat jus).”823

  

821
Fathul Bari, 8/583, dan Muslim, 1/339, abu Dawud, 2/19.
9 16)
Yang dimaksud dengan “Tin” oleh sebagian mufasir ialah tempat tinggal Nabi Nuh a.s., yaitu
Damaskus yang banyak tumbuh pohon Tin; dan “zaitun” ialah Baitulmaqdis yang banyak tumbuh
zaitun.
9 17)
Gunung Sinai adalah tempat Nabi Musa a.s. menerima wahyu.
822
Thabari, 24/501
823
Thabari, 24/503
demi gunung Sinai, , Ka’ab al-Akhbar dan lebih dari satu orang berkata: “Ia
917)

adalah gungung, di mana Allah berbicara kepada Musa.”824

   

dan demi negeri (Mekah) yang aman ini” maksudnya adalah Makah. Ini
dikatakan oleh ibn Abas, Mujahid, Ukramah, Hasan, Ibrahim, an-Nakha’i, ibn Zaed,
dan Ka’ab al-Akhbar. Dan tidak ada perbedaan dalam permasalahan ini. Dan
sebagaiman Imam berkata: “Ini merupakan tiga tempat. Di mana pada setiap tempat,
Allah mengirim seorang nabi yang diutus yang termasuk dari Ulul Azmi, pemilik
syariat yang besar.

Pertama, tempat at-Tin dan Zaitun. Yaitu baitul Muqoddas yang di dalamnya,
Allah mengirim Isa bin Maryam. Kedua adalah Thuri Sina. Yaitu sebuah gunung di
mana Allah berbicara kepada Musa bin Imran. Ketiga adalah Makah. Yaitu negara
yang aman, di mana setiap orang yang memasukinya, maka ia akan aman di
dalamnya. Yaitu sebuah tempat diutusnya Rasulullah Saw.” Para Imam itu lantas
berkata: “Dan di akhir kitab Taurat, dikemukakan ketiga tempat ini. Dengan redaksi
kata: “Allah datang dari gunung Thurisina; maksudnya adalah tempat di mana Allah
berbicara kepada Musa bin Imran. Memancar dari Sair; maksudnya adalah gunung
Baitul Muqoddas tempat Allah mengirim Isa as. Dan mengumumkan dari gunung
Faran; maksudnya adalah gunung Makah di mana Rasulullah diutus dari tempat itu.”
Penyebutan tiga tempat itu di sesuaikan dengan urutan wujudnya dari tinjauan masa.
Oleh karena itu, Allah bersumpah dengan tempat yang lebih mulia, kemudian tempat
yang lebih mulia lagi, dan kemudian tempat yang lebih mulia lagi ketimbang dua
tempat sebelumnya.”

Merendahkan manusia walaupun telah diciptakan dengan bentuk yang


sebaik-baiknya, dan akibat dari itu semua.

Maksud dari firman Allah:

      

9 17)
Gunung Sinai adalah tempat Nabi Musa a.s. menerima wahyu.
824
Thabari, 24/5504, 506
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Ini adalah adalah sesuatu yang disumpahkan. Bahwasanya Allah Swt. Menciptakan
manusia dalam rupa yang sangat baik, dan dalam bentuk yang sebaik-baiknya pula.

    

kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”


Mengembalikannya ke neraka. Ini dikatakan oleh Mujahid, abu Aliyah, Hasan, dan
ibn Zaed, dan selain dari mereka.” 825 Kemudian setelah kebagusan dan kemenawanan
itu, tempat kembali mereka adalah neraka jika tidak mentaati Allah dan mengikuti
RasulNya. Oleh karena itu, Allah berkata:

    

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan.” Dan sebagian


ayatnya mengatakan:

    

kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”


maksudnya adalah pada umur yang seburuk-buruknya. Ini diriwayatkan oleh ibn
Abas, Ukramah, hingga Ukramah berkata: “Barang siapa mengempulkan al-Qur’an,
maka tidak akan sampai pada umur yang serendah-rendahnya.”826 Ini dipilih pula oleh
ibn Jarir.827Seandainya ini adalah maksud dari ayat tersebut, maka tidak ada baiknya
pengecualian orang-orang yang beriman dalam ayat ini. Sebab kepikunan juga
menimpa sebagian mereka. Sehingga yang maksud dari ayat itu adalah sebagaimana
yang telah kami kemukakan seperti halnya dalam firman Allah: “Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (al-Ashr: 1-3). Dan
maksud firman Allah:

    

pahala yang tidak ada putus-putusnya” adalah tidak terputus-putus sebagaimana


yang telah dikemukakan di atas.
825
Thabari, 24/509, 110.
826
Thabari, 24/508.
827
Thabari, 24/511.
Kemudian Allah berkata:

 

Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu” maksudnya adalah


manusia.

  

(tentang) hari pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu?.”


Maksudnya adalah pembalasan di hari kebangkitan. Dan sungguh engkau telah
mengetahui permulaan (penciptaan), dan mengetahui pula bahwa Dzat yang mampu
mengawali (membuat) pasti mampu pula untuk mengulanginya lagi (membuatnya
ulang) melalui cara pembuatan yang pertama, maka apa pula yang telah membautmu
mendustakan hari kebangkitan padahal engkau telah mengetahui semua itu?.” Dan
maksud dari firman Allah:

    

Bukankah Allah Hakim yang paling adil?” adalah bukankah Allah adalah
Hakim yang paling adil, yang tidak berbuat sewenang-wenang dan menzalimi
seseorang pun. Dan termasuk dari kezalimannya pula adalah bahwa Dia mengadakan
hari Kiamat agar seorang yang dizalimi bisa melakukan gugatan terhadap orang yang
telah menzaliminya di dunia. Dan telah kami kemukakan dalam hadits abu Hurairah
secara marfu’: “Ketika salah satu dari kalian membaca At-Tin wa Zaitun, dan lantas
sampai pada ayat terakhir: “Bukankah Allah Hakim yang paling adil?” , maka bacalah
“Iya, tentang hal itu, aku termasuk orang yang menyaksikan.” 828 Akhir surat at-Tin wa
Zaetun. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.

AL-‘ALAQ

MAKKIYYAH

Surah ke-96 : 19 ayat

828
Abu Dawud, 24/511.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia.

Yang mengajar (manusia) dengan pena.

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Awal kenabian Muhammad Saw., dan ayat pertama al-Qur’an yang


diturunkan kepadanya.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Aisyah berkata: “"Yang mengawali


kewahyuan Rasulullah adalah sebuah mimpi yang baik dalam tidur. Ia melihat mimpi
tersebut seperti sebuah fajar yang menyingsing. Setelah itu, Rasulullah menggemari
pengasingan diri dan melakukannya di gua Hira. Ia bertapa di dalamnya, melakukan
ibadah malam dalam beberapa hari sebelum beliau kembali ke keluarganya dan
melakukan perbekalan diri. Kemudian beliau kembali ke Khadîjah untuk membekali
diri seperti sebelumnya hingga akhirnya datanglah wahyu pada saat dirinya berada di
gua Hira'. Jibril mendatanginya dan berkata: "Bacalah." Beliau berkata: "Aku tidak
bisa membaca." Kemudian Rasulullah berkata: "Malaikat itu mencengkram leherku
hingga aku merasa sesak, dan kemudian melepaskanku dan berkata: "Bacalah." Aku
berkata: "Aku tidak dapat membaca." Dia mencengkram leherku untuk kedua kalinya
hingga aku merasa sesak, dan kemudian melepaskanku dan berkata: "Bacalah." Aku
berkata: "Aku tidak dapat membaca." Kemudian dia pun mencengkram leherku untuk
ketiga kalinya hingga aku merasa sesak, dan kemudian melepaskanku dan berkata:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah.” Kemudian Rasulullah bergegas kembali menemui Khadîjah binti
Khuwailid ra. dan berkata: "Selimuti aku, selimuti aku." Mereka menyelimutinya
hingga rasa takutnya menjadi hilang. Setelah itu, beliau berkata kepada Khadîjah:
“Wahai Khatijah, apa yang terjadi pada diriku?. Dan Rasulullah lantas
memberitahukan kabar tersebut kepada Khatijah: "Aku merasa ketakutan terhadap
diriku."
Khadîjah berkata: “Tidak! Demi Allah, Allah sama sekali tidak bermaksud
membuatmu bersedih. Engkau akan menyambung tali persaudaraan, mempunyai kata-
kata yang benar, menanggung beban berat, menjamu para tamu, dan ditolong oleh
pembela-pembela kebenaran." Kemudian Khadîjah pergi dengan membawa
Rasulullah hingga akhirnya sampai pada Waraqoh bin Naufel bin Asad bin Abdul
Uzza bin Qosha, sepupu Khadîjah, saudara laki-laki pamannya. Waroqoh adalah
menjadi seorang Nasrani pada masa Jahiliyah dan menulis kitab/buku dalam bahasa
Ibrani. Ia menulis Injil dengan bahasa Ibrani, dan dia adalah seorang yang sangat tua,
dan telah mengalami kebutaan." Khadîjah berkata kepadanya: "Wahai sepupu!
Dengarkanlah (perkataan) anak dari saudara laki-lakimu ini." Maka Waraqoh berkata
kepada Rasulullah: "Apa yang engkau lihat, wahai anak dari saudara laki-lakiku?."
Rasulullah pun memberitahukan kepadanya apa yang telah dilihatnya. Maka Waraqoh
berkata: "Ini adalah Namus (Jibiril/pemengang kerahasiaan) yang telah Allah
turunkan kepada Musa. Seandainya aku masih muda, seandainya aku masih hidup
pada saat kaummu mengeluarkanmu (Penj: sebuah harapan, bahwa seandainya dia
masih muda, maka dia akan membantu Muhammad Saw.). Maka Rasulullah berkata:
"Mereka tidak akan mengeluarkanku." Waroqoh berkata: "Benar. Tak ada seorang
pun yang datang sepertimu, kecuali dia akan dikembalikan. Seandainya aku masih
merasakan hari-harimu, maka aku akan menolongmu dengan penuh kekuatan."
Kemudian Waroqoh pun meninggal sebelum merasakan keterlibatannya dalam
misi tersebut, dan terjadilah keterlambatan turunnya wahyu berikutnya. Rasulullah
merasa sedih sekali atas apa yang telah disampaikan kepadanya hingga mondar
mandir supaya menjatuhkan diri dari puncak gunung. Ketika beliau sampai di puncak
gunung untuk menjatuhkan dirinya dari atas gunung itu, maka Jibril menampakkan
diri kepadanya dan lantas berkata: “Wahai Muhammad, sesungguhnya engkau adalah
sungguh-sungguh utusan Allah.” Hatinya pun akhirnya menjadi tenang, dan beliau
lantas kembali pulang. Dan ketika wahyu tidak lekas datang lagi, maka beliau pun
pergi ke puncak gunung, dan Jibril pun lantas menampakkan diri di hadapannya
seperti itu lagi.829 Hadits ini dikeluarkan oleh Shahih Bukhari dan Muslim dari Hadits
az-Zuhri.830 Dan kami telah membahas hadits ini dari tinjauan sanad, matan, dan

829
Ahmad, 6/232.
830
Fathul Bari, 12/368, dan Muslim, 1/139.
artinya dalam syarakh kita yang pertama terhadap Bukhari. Sehingga barang siapa
yang ingin membacanya, maka di sana ia akan menemukan suatu penjelasan yang
lebih lanjut. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah. Ini adalah ayat al-
Qur’an yang pertama kali turun. Sehingga itu merupakan rahmat pertama yang
diberikan Allah kepada hambaNya, dan sekaligus nikmat pertama yang diberikan
kepada mereka.

Keagungan manusia, dan kemuliaannya adalah dengan melalui sebuah


ilmu.

Dalam surat tersebut dikemukakan tentang permulaan penciptaan manusia


yang berasal dari segumpal darah, dan salah satu pemuliaan Allah kepada manusia
adalah bahwa Allah telah mengajarkan kepada manusia sesuatu yang tak
diketahuinya. Sehingga kemuliaan dan kehormataan manusia adalah kerena ilmu. Di
mana ilmu adalah nilai yang karena itu Adam mengungguli malaikat. Sedangkan ilmu
sendiri terkadang ada dalam pikiran, terkadang ada dalam perkataan, dan terkadang
pula adalah dalam tulisan. Urutannya adalah dalam pikiran, kata-kata, dan tulisan.
Sehingga tulisan adalah konsekwensi dari pikiran dan kata-kata, dan tidak sebaliknya.
Oleh karena itu, Allah berfirman: Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang
mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya” (al-Alaq: 3-5). Dan dalam Atsar dikemukakan: “Ikatlah ilmu dengan
tulisan.” Dan dalam Atsar juga dikemukakan: “Barang siapa mengamalkan apa yang
diketahuinya, maka Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang belum
diketahuinya.”

Sekali-sekali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas,

apabila melihat dirinya serba cukup.

Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu).

Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang?

seorang hamba ketika dia melaksanakan salat,918)


9 18)
Yang melarang adalah Abu Jahal dan yang dilarang ialah Rasululllah. Tetapi usaha ini tidak
berhasil karena Abu Jahal melihat sesuatu yang menakutkannya. Setelah Rasulullah selesai salat,
disampaikannya berita itu kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah mengatakan, “Kalau Abu Jahal
bagaimana pendapatmu jika dia (yang dilarang salat itu) berada di atas
kebenaran (petunjuk),

atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?

Bagaimana pendapatmu jika dia (yang melarang) itu mendustakan dan


berpaling?

Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala


perbuatannya)?

Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya (ke dalam neraka),

(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.

Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),

kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah (penyiksa orang-orang yang


berdosa)

sekali-kali tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah serta


dekatkanlah (dirimu kepada Allah).

.Ancaman atas pelampauan batas manusia karena harta benda

Allah memberitahukan tentang manusia bahwa ia memiliki kesenangan,


keburukan, dan melampaui batas ketika melihat dirinya serba berkecukupan dan
memiliki harta yang banyak. Kemudian Allah memberinya ancaman dan nasehat
dengan mengatakan:

    

Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu)." Maksudnya adalah


kepada Allah lah tempat kembali, dan Allah akan memberi perhitungan terhadap
dirimu atas hartamu, dari mana berasal dan digunakan untuk apa saja.

Celaan terhadap abu Jahal, dan ancaman siksa bagi dirinya.

Kemudian Allah berfirman:

berbuat demikian, niscaya dia akan dibinasakan oleh malaikat.”


       

Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang? seorang hamba ketika


dia melaksanakan salat,918) ayat ini turun untuk abu Jahal, semoga Allah melaknat
dirinya, yang mengancam nabi ketika melakukan shalat di rumah, dan lantas Allah
menasehatinya dengan nasehat yang baik pada awalnya, sehingga Dia berfirman:

     

bagaimana pendapatmu jika dia (yang dilarang salat itu) berada di atas
kebenaran (petunjuk)." Maksudnya adalah bagaimana pendapatmu jika orang yang
engkau cegah itu adalah berada dalam jalan yang lurus, dalam perbuatan

   

atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?," dan dengan perkataannya,


sedangkan engkau malah melarang dan mencegahnya untuk melakukan shalat." oleh
karena itu, Allah berkata:

     

Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala


perbuatannya)?." Apakah orang yang melarang seorang yang mendapat petunjuk itu
mengetahui bahwa Allah melihat dirinya dan mendengar perkataannya, dan nantinya
akan membelas perbuatannya dengan balasan yang sempurna. Kemudian Allah
berkata seraya memberi ancaman:

   

Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian)".


Maksudnya adalah jika ia tidak kembali dari kedurhakaan dan kekerasannya.

  

niscaya Kami tarik ubun-ubunnya (ke dalam neraka)." Maksudnya adalah kami
akan menjadikannya hitam pada hari Kiamat. Kemudian Allah berfirman:

9 18)
Yang melarang adalah Abu Jahal dan yang dilarang ialah Rasululllah. Tetapi usaha ini tidak
berhasil karena Abu Jahal melihat sesuatu yang menakutkannya. Setelah Rasulullah selesai salat,
disampaikannya berita itu kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah mengatakan, “Kalau Abu Jahal
berbuat demikian, niscaya dia akan dibinasakan oleh malaikat.”
   

(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka" maksudnya adalah


ubun-ubun abu Jahal yang mendustakan dalam perkataannya, dan salah dalam
perbuatannya.

  

Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya)." Maksudnya


adalah kaum dan keluarganya. Maksudnya adalah supaya dia memanggil mereka agar
mendapat pertolongan dari mereka.

  

kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah (penyiksa orang-orang yang


berdosa)." Mereka adalah malaikat penyiska, sehingga ia mengetahui siapakah yang
menang: "Pengikut Kami atau pengikutny?.

Bukhari meriwayatkan dari ibn Abas berkata: "Abu Jahal berkata: "JIka aku
melihat Muhammad melakukan shalat di Ka'bah, maka aku akan mecekik lehernya."
Perkataan itu akhirnya sampai kepada Rasulullah sehingga Rasulullah berkata: "Jika
dia melakukan itu, maka dia akan diambil oleh malaikat." 831 Dan ini diriwayatkan pula
oleh Tirmizi dan an-Nasa'i dalam tafsir keduanya, 832 dan seperti itu pulalah yang
diriwayatkan oleh ibn Jarir.833 Dan Imam Ahmad, Tirmizi, Nasa'i, ibn Jarir,
meriwayatkan dan redaksi katanya dari ibn Abas yang berkata: "Ketika Rasulullah
melakukan shalat di dekat Maqom (Penj: mungkin Maqom Ibrahim), datanglah abu
Jahal bin Hisyam dan lantas berkata: "Wahai Muhammad! Bukankah aku sudah
melarangmu untuk melakukan ini?." Maka Rasulullah pun memberinya suatu
ancaman dan membentaknya sehingga abu Jahal berkata: "Wahai Muhammad!
Dengan apa engkau mengancamku?." Demi Allah, sesungguhnya aku lebih banyak
pengikutnya di lembah ini." Maka Allah pun menurunkan ayat: " Maka biarlah dia
memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil Malaikat
Zabaniyah (penyiksa orang-orang yang berdosa)." (al-Alaq: 17-18). Ibn Abas berkata:
"Seandainya ia memanggil pengikutnya, niscaya malaikat akan memberinya suatu
siksaan pada saat itu pula." Tirmizi berkata: "Hasan Shahih."834

831
Fathul Bari, 8/595.
832
Tuhfah al-Ahawazi, 9/277, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/518.
833
Thabari, 12/649, cet, al-Ilmiyah.
834
Ahmad, 1/329, Tirmizi, 3349, Nasa'I dalam al-Kubra, 11684, Thabari, 12/648, cet, Ilmiyah.
Ibn Jarir meriwayatkan dari abu Hurairah bahwa abu Jahal berkata: "Apakah
Muhammad menutupi wajahnya di antara punggung kalian?." Mereka berkata:
"Benar." abu Jahal berkata: "Demi Lata dan Uzza, jika aku melihat dirinya sedang
melakukan shalat, maka aku akan mencekik lehernya." Berkata: "Abu jahal tak
mengagetkan mereka selain menarik diri dan lantas bersandar pada kedua tangannya.
Berkata: "Lantas dikatakan kepadanya: "Ada apa dengan dirimu?." Sesunggunya di
antara diriku dan dirinya, terdapat parit yang berapi, kegaduhan, dan pelanggaran
hukum." Berkata: "Maka nabi berkata: "Seandainya ia mendekatiku, niscaya malaikat
akan mengambilnya secara sepotong-sepotong." Berkata: "Kemudian Allah
menurunkan ayat, yang aku tidak mengetahui apakah itu dalam hadits abu Hurairah
atau tidak: " Sekali-sekali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas"
sampai akhir surat.835 Dan diriwayatkan pula oleh Ahmad bin Hambal, Muslim,
Nasa'i, dan ibn abi Hatim.836

Hiburan terhadap nabi.

Dan maksud dari firman Allah:

  

sekali-kali tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya" adalah wahai Muhammad!


Janganlah kamu mematuhi larangannya untuk terus menerus melakukan dan
memperbanyak shalat. Lakukanlah shalat sesuka hatimu, dan janganlah
merisaukannya. Sesungguhnya Allah adalah penjga dan penolongmu. Dia lah yang
menjagamu dari manusia.

   

dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah)" sebagaimana yang telah
dikemukakan dalam Shahih Muslim dari abu Shalih dari abu Hurairah berkata bahwa
Rasulullah Saw. berkata: "Dekatkanlah. Tidak ada sesuatu yang paling mendekatkan
seorang hamba pada Tuhannya selain ketika melakukan sujud. Dan oleh karena itu,
perbanyaklah doa."837 Dan telah dikemukakan di atas pula bahwa Rasulullah ketika
bersujud membaca:. “Apabila langit terbelah.” (al-Insyiqoq: 1). Dan “Bacalah dengan

835
Thabari, 12/649, cet, Ilmiyah.
836
Ahmad, 2/370, Muslim, 2797, Nasa'I dalam al-Kubra, 11683.
837
Muslim, 1/350.
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.” (al-Alaq: 1).838 Tafsir surat al-Alaq.
Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.

AL-QADR

MAKKIYYAH

Surah ke-97 : 5 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.919)

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.

Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya
untuk mengatur semua urusan.

Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Keutamaan Lailatul Qodr.

Allah memberitahukan bahwa Dia telah menurunkan al-Qur'an pada malam


Lailatul Qodr. Yaitu malam yang penuh berkah yang Allah mengatakan dalam
firmannya: “Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi839.” (adh-Dhuhan: 3). Yaitu malam Lailatul Qodr. Yaitu malam yang ada di
bulan Ramadhan sebagaimana Allah berkata: “(beberapa hari yang ditentukan itu
ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an.”
A-Baqarah: 182). Ibn Abas dan selainnya berkata: "Bahwasanya Allah menurunkan
al-Qur'an secara keseluruhan dari Lauh Mahfudz menuju Baitul Izzah yang berada di
langit dunia, dan lalu menurunkannya secara berangsur-angsur sesuai dengan kondisi
838
Muslim, 1/406.
9 19)
Malam qadar mempunyai beberapa arti, di antaranya malam kemuliaan, karena pada malam itu
permulaan diturunkannya Al-Qur’an dari Lau¥ Ma¥fµ§ kepada Nabi Muhammad saw.
839
malam yang diberkahi ialah malam Al Quran pertama kali diturunkan. di Indonesia umumnya
dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan
dalam dua puluh tiga tahun kepada Rasulullah. Kemudian Allah mengagungkan
malam Lailatul Qodr yang telah disitimewakannya dengan menurunkan al-Qur'an
dalam malam itu dengan mengatakan: Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan
itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." (al-Qodr: 2-4).840

Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Hurairah berkata bahwa ketika datang
bulan Ramadhan, Rasulullah Saw. Bersabda: "Sungguh telah datang kepada kalian
bulan Ramadhan. Suatu bulan yang penuh berkah, yang mana puasanya (Puasa di
bulan ramadhan) telah Allah mewajibkan kepada kalian, di dalamnya dibukalah pintu-
pintu surga dan ditutup pulalah pintu-pintu neraka, dan setan-setan pun diborgol
dalam bulan itu. Di dalamnya tedapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu
malam. Barang siapa menghormati kebaikan malam itu, maka sungguh ia adalah
orang yang mulia."841 Dan diriwayatkan pula oleh an-Nasa'i.842 ketika dating malam
Lailatul QOdar, maka ibadahnya sebanding dengan ibadah selama seribu bulan
sebagaimana yang telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari abu
Hurairah bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: "Barang siapa mendirikan malam Lailatul
Qodar dengan penuh keimanan dan kebaikan, maka diampunilah dosa-dosanya yang
telah lampau."843

Turunnya malaikat dan ditetapkannya segala kebaikan di malam Lailatul


Qodr

Dan maksud dari firman Allah:

         

Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya
untuk mengatur semua urusan" adalah bahwa malaikat mempersering turunnya pada
malam itu karena banyaknya berkah malam tersebut. Turunnya malaikat-malaikat
adalah bersamaan dengan berkah dan rahmat sebagaimana mereka turun ketika al-
Qur'an dibaca, menggerumbuli perkumpulan zikir, meletakkan sayapnya untuk orang
yang mencari ilmu dengan penuh kebenaran sebagai bentuk penghormatan terhadap
dirinya. Adapun yang dimaksud dengan "Ruh" di sini adalah Jibril as., sehingga
redaksi ayat tersebut termasuk pengathafan khas (khusus) terhadap Am (umum).
840
Thabari, 24/531, 532, Qurthubi, 20/130.
841
. Ahmad, 2/230.
842
An-Nasa'I, 4/129
843
Fathul Bari, 4/294, Muslim, 1/523.
Dan maksud dari firman Allah:

  

mengatur semua urusan" Mujahid berkata: Sejahteralah malam tempat


pengaturan segala urusan. Said bin Mansur berkata: "Telah berkata kepada kita Isa
bin Yunus, telah berkata kepada kita A'masy dari MUjahid berkata tentang firman
Allah:

 

Sejahteralah (malam itu)" berkata: "Itu adalah malam yang sejahtera, di mana
setan tidak mampu lagi melakukan keburukan atau menyakiti dalam malam itu."
Qotadah dan selainnya berkata: "Di dalamnya ditentukanlah segala macam urusan,
ditetapkanlah ajal dan rizki sebagaimana yang dikatakan dalam firman Allah “Pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”844 (Adh-Dhuhan: 4) dan
firman Allah:

     

Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Said bin Mansur berkata: "Telah
berkata kepada kita Husyaim dari abu Ishak dari Sya'bin tentang firman Allah:

         

untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar."
Berkata: "Salam malaikat pada malam Lailatul Qodar kepada ahli masjid hingga terbit
fajar." Qotadah dan ibn Zaed berkata tentang firman Allah:

 

Sejahteralah (malam itu)" maksudnya adalah baik keseluruhannya. Tidak ada


keburukan hingga terbit fajar.

.Ketentuan Malam Lailatul Qodar dan tanda-tandanya

yang dimaksud dengan urusan-urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan
844

kehidupan makhluk seperti: hidup, mati, rezki, untung baik, untung buruk dan sebagainya
Abu Dawud mengemukakan dalam Sunannya dengan mengatakan: "Bab
bahwa sesungguhnya malam Lailatul Qodar berada di bulan Ramadhan." Kemudian ia
meriwayatkan dari Abdullah bin Umar berkata: "Pernah ditanyakan kepada
Rasulullah dan aku mendengarkannya tentang malam Lailatul Qodr, sehingga
Rasulullah berkata: "Ia adalah di tiap-tiap Ramadhan."845 Sanad ini perawi-perawinya
adalah Tsiqoh (dapat dipercaya), kecuali abu Dawud mengatakan Syau'bah dan
Sufyan dari abu Ishak secara Mauquf (tidak sampai pada Rasulullah). Dan dari abu
Said al-Khudzri berkata: "Rasulullah beriktikaf (berdiam diri dalam masjid) pada
sepuluh pertama bulan ramadhan, dan kami pun juga melakukan i'tikaf bersamanya
hingga Jibril mendatanginya dan lantas berkata: "Sesungguhnya yang kamu cari
adalah berada di hadapanmu." Kemudian Rasulullah beriktikaf di sepuluh
pertengahan bulan ramadhan dan kami pun juga melakukan iktikaf bersamanya, dan
lantas Jibril pun mendatanginya seraya berkata: "Sesuatu yang engkau cari ada di
depanmu." Kemudian Rasulullah pun berdiri seraya berkhutbah di pagi hari malam
dua puluh Ramadhan dengan mengatakan: "Barang siapa yang beriktikaf bersamaku,
maka kembalilah. Sesunggunya aku telah melihat malam Lailatul Qodar, dan
sesunggunya aku lantas melupakannya. Sesungguhnya malam Lailatul Qodar berada
di sepuluh terakhir di bilangan-bilangan yang ganjil. Dan sesunggunya aku telah
melihatnya, di mana seolah-olah aku bersujud di atas tanah dan air." Dan bahwasanya
atap masjid adalah berupa pelepah kurma, dan kami tidak melihat sesuatu di langit.
kemudian datanglah awan tipis dan lantas menghujani kami. Dan Nabi pun
melakukan shalat bersama kami hingga kami melihat adanya bekas tanah dan air pada
kening beliau sebagai pembenaran atas apa yang telah dilihatnya." Dan dalam kata "di
subuh hari, hari ke dua puluh satu" telah dikeluarkan dalam Shahih Bukhari dan
Muslim.846 Syafi'i berkata: Hadits ini merukan hadits yang paling shahih riwayatnya."
Dan dikatakan pula: "Malam dua puluh tiga karena adanya hadits Abdullah bin Anis
dalam Shahih Muslim.847

Dan dikatakan pula: pada malam dua puluh lima karena apa yang telah
diriwayatkan oleh Bukhari dari Abdullah bin Abas bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Carilah Lailatul Qodar pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan, di sembilan yang
tersisa, di tujuh yang tersisa, dan lima yang tersisa." 848 Kebanyak ulama'
845
Abu Dawud, 2/111.
846
Fathul Bari, 4/329, 318, dan Muslim, 2/824.
847
Muslim, 2/827.
848
Fathul Bari, 4/329, 318, dan Muslim, 2/824.
menafsirkannya dengan malam-malam yang ganjil, dan inilah yang lebih dekat
dengan arti hadits itu." dan dikatakan pula: bahwa Lailatul Qodar berada pada malam
dua puluh tujuh karena adanya hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dalam
Shahihnya dari abu bin Ka'ab dari Rasulullah Saw. bahwa itu berada di malam dua
puluh tujuh.849

Imam Ahmad meriwayatkan dari Zar, aku bertanya kepada abi bin Ka'ab:
"Aku berkata: "Wahai aba Mundzir, saudaramu yang bernama ibn Mas'ud berkata:
"Barang siapa beribadah malam (bangun malam) selama satu tahun, maka ia pasti
mendapatkan Lailatul Qodar." Ia berkata: "Sungguh telah diketahui bahwa itu berada
di bulan Ramadhan, dan sesungguhnya berada di malam dua puluh tujuh," kemudian
ia bersumpah, dan aku berkata: "Bagaimana kalian bisa mengetahui itu?." Ia berkata: :
"Dengan tanda-tanda atau bukti-bukti yang telah kami ketahui. Di mana pada hari itu,
matahari terbit dengan tanpa adanya suatu cahaya (redup)."850 Dan itu diriwayatkan
pula oleh Muslim.851

Dan dikatakan pula bahwa Lailatul Qodar berada di malam dua puluh tujuh.
Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari Ibadah bin Shamad bahwa ia bertanya
kepada Rasulullah tentang malam Lailatul Qodar, sehingga Rasulullah berkata: "Di
bulan Ramadhan, carilah Lailatul Qodar di sepuluh terakhir. sesungguhnya ia berada
di malam-malam ganjil; dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh
tujuh, dan dua puluh sembilan, atau dimalam terakhir."852Imam Ahmad meriwayatkan
dari abu Hurairah bahwa Rasulullah berkata tentang malam Lailatul Qodar:
"Sesungguhnya ia berada di malam dua puluh tujuh atau dua puluh sembilan. Dan
sesungguhnya malaikat pada malam itu jumlahnya lebih banyak daripada jumlah
kerikil."853 Ini hanya diriwayatkan oleh Ahmad, dan tidak ada persoalan dalam
sanadnya.

Tirmizi meriwayatkan dari abu Qolabah bahwa ia berkata: "Lailatul Qodar


beralih-alih di sepuluh terakhir." Ini yang diceritakan oleh abu Qolabah dari Malik,
Tsauri, Ahmad bin Hambal, Ishak bin abi Rahawiyah, abu Tsur, al-Muzni, abu Bakar
bin Khuzaimah dan selainnya. Dan ini juga diceritakan dari Syafi'i yang dikutib oleh
Qodhi yang menggantikannya. Wallahu A'lam.
849
Muslim, 2/828.
850
Ahmad, 5/130.
851
Muslim, 2/828.
852
Ahmad, 5/318.
853
Ahmad, 2/519
Doa pada malam Lailatul Qodar.

Memperbanyak doa memang disunahkan di keseluruhan waktu, dan bulan


ramadhan disunahkan untuk lebih diperbanyak lagi, di sepuluh hari terakhir bulan
ramadhan disunahkan untuk lebih diperbanyak lagi, di hari-hari ganjilnya disunahkan
untuk lebih diperbanyak lagi. yaitu doa: "Ya Allah, sesunggunya Engkau adalah Dzat
yang maha pengampun yang menyukai pengampunan. Oleh karena itu, ampunilah
aku." Sedangkan yang diriwayatkan oleh Imam Aisyah adalah bahwa Aisyah ra.
berkata: "Wahai Rasulullah, jika kami bertemu dengan malam Lailatul Qodar, apa
yang harus aku doakan?." Rasulullah berkata: "Katakanlah, Ya Allah, sesungguhnya
engkau adalah Dzat yang maha pengampun yang menyukai pengampunan. Oleh
karena itu, ampunilah aku."854 Dan ini juga diriwayatkan oleh Tirmizi, Nasa'i, ibn
Majah, dan Tirmizi berkata bahwa hadits ini adalah Hasan Shahih. 855 Dan dikeluarkan
pula oleh Hakim dalam Mustadriknya dan berkata bahwa ini merupakan hadits Shahih
menurut persyaratan yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim. 856 Dan dikeluarkan
pula oleh an-Nasai.857Akhir tafsir surat Lailatul Qodar. Dan hanya untuk Allah segala
puji dan keutamaan.

AL-BAYYINAH

MADANIYYAH

Surah ke-98 : 8 ayat

Rasulullah membaca surat ini untuk Abi

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah
Saw. berkata kepada abi bin Ka'ab: "Sesunggguhnya Allah memerintahkanku untuk
membacakan: Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang
musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka
bukti yang nyata" (al-Baiyyinah: 1) kepadamu." Abi bin Ka'ab berkata: "Apakah
Allah menaikkanku karenamu?." Rasulullah berkata: "Benar." Maka abi bin Ka'ab

854
Ahmad, 6/182
855
Tuhfatul Ahwadzi, 9/495, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/218, dan ibn Majah, 2/1265.
856
Hakim, 1/530.
857
An-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/219.
lantas menangis."858 Ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmizi, an-Nasa'i
dari hadits Syu'bah.859

Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik
tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang
nyata,

(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-


lembaran yang suci (Al-Qur’an),

di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar).920)

Dan tidaklah terpecah belah orang-orang Ahli Kitab melainkan setelah datang
kepada mereka bukti yang nyata.

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya


semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).921)

Tentang kondisi orang kafir dari kalangan ahli kitab dan musrik.

Ahli kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani, sedangkan orang-orang


musrik adalah mereka yang menyembah berhala dan api, baik orang Arab maupun di
luar Arab. Mujahid berkata: "Mereka tidak akan "" "Meninggalkan agama
mereka" maksudnya adalah meninggalkan (agama mereka) hingga datang bukti yang
nyata kepada mereka."860 seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Qotadah.861

  

sampai datang kepada mereka bukti yang nyata" maksudnya adalah al-Qur'an.
oleh karena itu, Allah berfirman:

        


   

858
Ahmad, 3/130.
859
Fathul Bari, 8/597, dan Muslim, 1/550, dan Tuhfatul Ahwadzi, 10/294.
9 20)
Isi kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi seperti Taurat, Zabur dan Injil yang murni.
9 21)
Lurus, berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan.
860
Thabari, 24/539
861
Thabari, 24/539
Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik
tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang
nyata." Kemunian Allah menafsirkan bukti yang nyata itu dengan peraktaan:

      

(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-


lembaran yang suci (Al-Qur’an)." maksudnya adalah Muhammad dan al-Qur'an yang
dibacanya, yang ditulis di Mala' A'la dalam lembaran-lembaran yang suci, seperti
firman Allah: “Di dalam kitab-kitab yang dimuliakan862,. Yang ditinggikan lagi
disucikan, Di tangan para penulis (malaikat), Yang mulia lagi berbakti.( Abasa: 13-
16) Dan firman Allah:

   

di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar).920 ibn Jarir berkata:
"Maksudnya adalah dalam lembaran-lembaran yang suci, Allah menulis sebuah
muatan (isi) yang lurus dan moderat, tidak ada kesalahan di dalamnya sebab berasal
dari Allah."863

Bahwasanya terjadinya perbedaan adalah setelah datangnya ilmu.

Dan maksud dari firman Allah:

         
 

Dan tidaklah terpecah belah orang-orang Ahli Kitab melainkan setelah datang
kepada mereka bukti yang nyata" adalah seperti firman Allah: “Dan janganlah kamu
menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan
yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang
berat.” (Ali Imran: 105) maksudnya adalah seperti itulah Ahli Kitab yang berasal dari
umat sebelum kita. Di mana setelah Allah mengemukakan hujah (argumentasi) dan
bukti yang nyata, maka mereka terpecah belah sesuai dengan apa yang dikehendaki
Allah, dalam memandang kitab mereka; yaitu perpecahan yang sangat banyak
sebagaimana yang dikemukakan dalam suatu riwayat hadits: "Sesungguhnya Yahudi

862
Maksudnya: kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berasal dari Lauhul Mahfuzh
9 20)
Isi kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi seperti Taurat, Zabur dan Injil yang murni.
863
Thabari, 24/540.
terpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, Nasrani terpecah belah menjadi
tujuh puluh dua golongan, dan umat ini akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga
golongan di mana kesemuanya akan masuk neraka selaih hanya satu golongan."
Mereka berkata: "Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah?." Rasulullah berkata:
"Yaitu yang mengikuti aku dan shahabatku."864

Sesungguhnya yang diperintahkan oleh Allah adalah ikhlas dalam


menjalankan agama.

Dan firman Allah:

       

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya


semata-mata karena (menjalankan) agama" adalah seperti firman Allah: “ Dan kami
tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka
sembahlah olehmu sekalian akan aku". (al-Ambiya’: 25)

Oleh karena itu, Allah berfirman:  maksudnya adalah terjaga dari
kesyirikan, dan mengesakan Allah seperti dalam firman Allah: “Dan sungguhnya
kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah
Allah (saja),” (an-Nahl: 36). Dan telah dikemukakan di atas tentang arti Hanif dalam
surat al-An'am sehingga tidak perlu mengulanginya lagi di sini.

  

dan juga agar melaksanakan salat" shalat adalah ibadah badan yang paling
mulia.

  

dan menunaikan zakat" zakat adalah berbuat baik kepada fakir miski dan orang-
orang yang sedang membutuhkan.

   

864
Qurhtubi,4/159, 160.
dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). 921)" Maksudnya adalah
agama yang lurus dan sesuai, atau umat yang lurus dan moderat.

Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.

Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu


adalah sebaik-baik makhluk.

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida
terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Tentang sejahat-jahat makhluk dan sebaik-baik makhluk, dan tentang


balasan terhadap keduanya.

Allah memberitahukan tentang apa yang akan diterima oleh orang-orang yang
jahat (durhaka) baik ahli kitab maupun orang-orang musrik, yang menentang Kitab
yang Allah turunkan dan nabi-nabi yang diutus, bahwa di hari Kiamat nanti mereka
akan berada di neraka Jahanam, abadi di dalamnya. Maksudnya adalah terus berada di
dalamnya dan tidak keluar darinya.

    

Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk." Maksudnya adalah seburuk-buruk


makhluk yang pernah Allah ciptakan. Kemudian Allah memberitahukan tentang
kondisi orang-orang yang berbuat baik yang hatinya beriman dan badannya
melakukan perbuatan baik, bahwa mereka merupakan sebaik-baik makhluk. Dengan
ayat ini, abu Hurairah dan sekelompok ulama mengambil dalil (bukti) akan
keutamaan orang-orang yang beriman dibandingkan dengan para malaikat, karena
firman Allah:

   

9 21)
Lurus, berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan.
"mereka itu adalah sebaik-baik makhluk." (al-Bayyinah: 7). Kemudian Allah
berfirman:

  

Balasan mereka di sisi Tuhan" maksudnya adalah di hari Kiamat.

         

mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka


kekal di dalamnya selama-lamanya" maksudnya adalah tanpa terpisah, habis, dan

.selesai

     

Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya." Maqom
(tingkatan) ridha' terhadap mereka lebih tinggi daripada kenikmatan yang diberikan
kepadanya.

 

dan mereka pun rida kepada-Nya." Atas apa yang telah diberikan Allah kepada
mereka yang berupa keutamaan yang menyeluruh.

Dan maksud dari firman Allah:

    

Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya"
adalah bahwa balasan tersebut adalah bagi orang yang takut kepada Allah, dan
bertakwa kepadanya dengan sesungguh-sungguhnya, beribadah kepadaNya dengan
seolah-olah melihat diriNya, dan mengetahui bahwa jika ia tidak melihat Allah, maka
sesunggunya Allah melihat dirinya. Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Hurairah
bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Ingat-ingatlah bahwa aku akan memberitahukan
kepada kalian tentang sebaik-baik makhluk?." Mereka berkata: "baik, wahai
Rasulullah!. Rasulullah lantas berkata: "Yaitu seorang laki-laki yang menarik tali
kekang kudanya di jalan Allah. Dan ketika sudah jenuh, ia duduk di atas kudanya itu."
Rasulullah berkata: "Ingat-ingatlah bahwa aku akan memberitahukan kepada kalian
tentang sebaik-baik makhluk?." Mereka berkata: "Baik, wahai Rasulullah." Rasulullah
berkata: "Yaitu seorang laki-laki yang berad di sekawanan dombanya, namun
melakukan shalat dan menunaikan zakat." Rasulullah lantas berkata: "Ingat-ingatlah
bahwa aku akan memberitahukan kepada kalian tentang sebaik-baik makhluk?."
Mereka berkata: "Baik, wahai Rasulullah." Rasulullah berkata: "Yaitu seorang yang
meminta kepada Allah, namun ditidak dikabulkan."865 Akhir tafsir surat Lam Yakunil.
Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.

AZ-ZALZALAH

MADANIYYAH

Keutamaan surat az-Zalzalah

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abudullah bin Umar berkata: "Datanglah


seorang laki-laki menghampiri Rasulullah dan lantas berkata: "Apakah engkau tidak
membacakan sesuatu kepadaku, wahai Rasulullah." Rasulullah lantas berkata
kepadanya: "Bacalah sebanyk tiga kali surat-surat yang memikiki Ra'." maka laki-laki
itu berkata kepada Rasulullah: "Umurku sudah tua, hatiku sudah payah, dan lisanku
sering salah." Rasulullah lantas berkata: "Bacalah surat-surat yang memiliki Ha
Mim." Laki-laki itu berkata: "Seperti perkataanku yang pertama." Maka Rasulullah
berkata: "Bacalah sebanyak tiga kali surat yang termasuk Musabbihat." Laki-laki itu
berkata: "Seperti perkataanku yang pertama tadi." Laki-laki itu lantas berkata:
"Namun bacakanlah kepadaku wahai Rasulullah, surat yang mencakup
keseluruhannya." Maka Rasulullah membacakannya: "Apabila bumi diguncangkan
dengan guncangan yang dahsyat" (az-Zalzalah: 1) hingga selesai." Kemudian laki-laki
itu berkata: "Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran sebagai seorang
nabi, selamanya aku tidak akan menambahkan lebih dari itu." Kemudian laki-laki itu
berpaling, dan lantas Rasulullah berkata: "Sungguh beruntung Ruwaijal, sungguh
beruntung Ruwaijal." Kemudian berkata: "Aku juga seperti itu." Kemudian Rasulullah
mendatanginya dan lantas berkata kepadanya: "Aku diperintahkan oleh Allah untuk
menjadikan hari Adha sebagai hari raya untuk umat ini." Maka seorang laki-laki
berkata kepadanya: "Apakah engkau mengetahui bahwa jika aku tidak memiliki
sesuatu selain binatang betina, maka apakah aku harus mengorbankannya?. Maka
Rasulullah berkata: "Tidak. Namun sesungguhnya adalah bahwa engkau mencukur

865
rambutmu, memotong kukumu, mencukur kumis dan rambut kemaluanmu. Semua itu
adalah kesempurnaan dari pengorbananmu di hadapan Allah."866 dikeluarkan pula
oleh abu Dawud dan Nasa'i.867

Tirmizi meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw. berkata
kepada seorang laki-laki dari kalangan sahabatnya: "Apakah engkau sudah beristri,
wahai Fulan?." Laki-laki itu berkata: "Belum. Demi Allah, wahai Rasulullah, aku
tidak memiliki sesuatu pun untuk menikah." Rasulullah lantas berkata: "Bukankah
engkau memiliki "Qul HuwaAllahu Ahad?." Laki-laki itu berkata: "Benar."
Rasulullah berkata: "Itu adalah seperempat al-Qur'an." Rasulullah berkata: "Bukankah
engkau memiliki "Qul Ya Ayyuhal Kafirûn?." Laki-laki itu berkata: "Benar."
Rasulullah berkata: "Itu adalah seperempat al-Qur'an." Rasulullah berkata: "Bukankah
engkau memiliki "Iza Zulzilatil Ardh"?." Lak-laki itu berkata: "Benar." Rasulullah
berkata: "Itu adalah seperempat al-Qur'an. oleh karena itu, menikahlah." Kemudian
Tirmizi berkata: "Ini adalah hadits Hasan." Dan hadits ini hanya diriwayatkan oleh
Tirmizi dan tidak diriwayatkan oleh orang-orang yang memiliki kitab hadits.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,

dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

dan manusia bertanya, "Apa yang terjadi pada bumi ini?"

Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya,

karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)


padanya.

Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-
kelompok,922) untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua amal
perbuatannya.

Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya.

866
Ahmad, 2/169
867
Abu Dawud, 2/119, dan an-Nasa'I dalam al-Kubra, 5/16.
9 22)
Ada yang beruntung dan ada yang celaka.
Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya.

Hari Kiamat dan apa yang terjadi terhadap bumi dan manusia pada hari
itu.

Ibn Abas berkata:

    

Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat" maksudnya


adalah bergerak dari arah bawahnya."868

   

dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya"


maksudnya adalah mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalamnya yang berupa
mayat-mayat. Ini dikatakan oleh lebih dari satu orang salaf. Dan ini seperti firman
Allah: “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari
kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (al-Haj: 1). “Dan
apabila bumi diratakan, Dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi
kosong.” (Al-Insyiqoq: 3-4). Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari abu
Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Bahwasanya bumi memuntahkan isi
perutnya seperti emas dan perak, sehingga datanglah pembunuh dan lantas berkata:
"Karena itulah aku membunuh", dan datanglah seorang yang memutus tali
persaudaraan dan lantas berkata: "Karena itulah aku memutus tali persaudaraan", dan
datanglah seorang pencuri dan lantas mengatakan: "Karena itulah aku tanganku
dipotong", kemudian semuanya menyerukannya namun tidak mengambil sesuatu pun
darinya."869 Dan maksud dari firman Allah:

    

dan manusia bertanya, "Apa yang terjadi pada bumi ini?" adalah mengingkari
apa yang sedang terjadi pada bumi, setelah mulanya bumi adalah sebuah planet yang
tentang dan tidak mengguncangkan sesuatu yang ada di atasnya. Maksudnya kondisi-
kondisi bumi yang semacam itu akhirnya menjadi berbalik, bumi akhirnya menjadi
gunjang karena perintah Allah dan apa yang telah dijanjikanNya, bahwa bumi pada
868
Dar Mantsur, 8/592.
869
Muslim, 1013.
akhirnya akan mengalami gempa dan tidak ada seorang pun yang selamat darinya, dan
kemudian keluarlah segala sesuatu yang ada dalam perut bumi yang berupa orang-
orang yang telah mati, baik orang-orang yang datang pada masa pertama maupun
yang datang belakangan. Pada saat seperti itu, manusia mengingkari apa yang terjadi
pada diri bumi tersebut, di mana bumi telah berubah menjadi bukan bumi lagi dan
juga bukan menjadi langit, sehingga tampakkah kekuasaan Allah Yang Maha Esa
pada mereka.

dan maksud dari firman Allah:

   

Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya" adalah mengatakan apa yang
dilakukan oleh orang-orang yang melakukan amal perbuatan di atas dirinya. Imam
Ahmad, Tirmizi, abu Abdurrahman an-Nasa'i dan redaksi lafadz hadits darinya, dari
abu Hurairah berkata bahwa ketika Rasulullah membaca ayat ini: " Pada hari itu bumi
menyampaikan beritanya" (Zalzalah: 4), beliau berkata: "Apakah kalian mengetahui
tentang berita bumi itu?." mereka berkata: "Allah dan RasulNya lebih mengetahui."
Rasulullah berkata: "Sesunggunya berita yang disampaikan oleh bumi itu adalah
bahwa ia bersaksi atas amal perbuatan yang dilakukan oleh setiap hamba dan umat di
atas dirinya. Sekiranya bumi mengatakan bahwa ia telah melakukan amal perbuatan
ini dan ini, pada hari ini dan ini. Itulah kabar berita yang disampaikannya." Kemudian
Tirmizi berkata: "hadits shahih gharib."870

Dan maksud dari firman Allah:

    

karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)


padanya" Bukhari berkata: "Auhâ Lahâ, dan Auhâ Ilaihâ, dan Wahyun Lahâ dan
Wahyun Ilaihâ, adalah satu arti."871 Ibn Abas berkata: "Auhâ Lahâ maksudnya adalah
Auhâ Ilaihâ (memerintahkan kepadanya)."872 Secara leterlek, artinya adalah
mengizinkan kepadanya." Syabaib bin Basyar berkata: "dari Ukramah dari ibn Abas
berkata:

870
Ahmad, 2/374, Tuhfatul Ahwadzi, 9/285, Nasa'I dalam al-Kubra, 11693.
871
Fathul Bari, 24/547
872
Thabari, 24/547.
   

Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya" berkata: "Allah berkata kepada
bumi: "Berkatalah", maka bumi pun berkata." 873 Mujahid berkata: "Wahyun Lahaâ"
(mengilhamkan padanya), maksudnya adalah memerintahkannya."874 Qurhubi berkata:
"Tugasnya adalah menyedot mereka." dan maksud dari firman Allah:

   

Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-
kelompok,922)" maksudnya adalah menuju tempat perhitungan amal secara
berkelompok-kelompok, antara yang celaka dengan yang berbahagia, antara yang
diperintahkan menuju surga dan yang diperintahkan menuju neraka. Saddi berkata:
"Asytâta maksudnya adalah berkelompok-kelompok."875 Dan maksud dari firman
Allah:

  

untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua amal perbuatannya"


adalah supaya mereka mengetahui dan untuk mendapatkan pembalasan atas apa yang
telah mereka lakukan sewaktu hidup di dunia; dan baik dan buruknya.

.Balasan terhadap setiap zurrah amal perbuatan

Oleh karena itu, Allah berfirman:

           

 

Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya."

Bukhari meriwayatkan dari abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda:


"Kuda bagi tiga orang laki-laki. Yang pertama mendatangkan pahala baginya, yang
kedua menutupinya, sedangkan yang ketiga adalah malah mendatangkan dosa
873
Dar Mantsur, 8/592
874
Thabari, 24/593.
9 22)
Ada yang beruntung dan ada yang celaka.
875
Dar Mantsur, 8/593.
baginya. Adapun kuda yang mendatangkan pahalah adalah jika seseorang
menyiapkannya untuk berjihat di jalan Allah, dan mengikatnya di sebuah kebun.
Sehingga apa yang terjadi pada kuda itu ketika berada di kebun tersebut, adalah
sebuah kebaikan bagi orang yang memilikinya. Dan seandainya berlalu di tempat
yang tinggi, maka bekas dan kotorannya adalah sebuah kebaikan bagi orang yang
memilikinya. Dan seandainya kuda tersebut berjalan di sungai, kemudian minum
padahal laki-laki itu tidak henak meminuminya, maka jumlah minuman yang
diminum oleh kuda tersebut adalah kebaikan bagi dirinya. Sehingga kuda tersebut
mendatangkan pahala bagi laki-laki tersebut. Sedangkan yang kedua adalah seorang
laki-laki yang menyiapkan kuda untuk mendapatkan kekayaan dan tidak melupakan
hak Allah terhadap jarak tempuh kuda itu dan sekaligus punggungnya, maka kuda itu
adalah penutup baginya. Sedangkan seorang yang memiliki kuda untuk berbangga-
banggan dan riya’, maka ia berdosa atas semua itu. Kemudian ditanyakan kepada
Rasulullah tentang Hamr, sehingga beliau berkata: "Allah tidak pernah menurunkan
sesuatu tentangnya selain satu-satunya ayat kompeherensif ini: Maka barang siapa
mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya." (Az-Zalzalah: 7-8).876 Diriwayatkan oleh Muslim.877

dalam Shahih Bukhari dari Addi secara Marfu' berkata: "Takutlah kalian
terhadap neraka, walaupun dengan separoh kurma atau dengan kata-kata yang
baik."878 Dan dikemukakan pula dalam Shahih: "Janganlah kalian merendakan
kebaikan sedikit pun, walaupun dalam timbamu sudah kosong dari air yang
diperuntukkan kepada orang yang sedang haus, dan walaupun itu berupa bertemu
dengan saudaramu dengan wajah yang ceria."879 Dan dikemukakan pula dalam
Shahih: "wahai wanita-wanita muslim, janganlah kalian merendahkan seorang
tetangga, walaupun menaiki seekor domba."880 Maksudnya adalah penghidupannya
mengembala domba. Dana dalam hadits yang lain: "Penuhilah seorang yang meminta
walaupun dengan kuku yang terbakar."881 Telah diriwayatkan dari Aisyah bahwa ia
pernah bersedakan dengan sebutir anggur, dan berkata: "Berapa banyakkah itu jika
diukur dengan sebutir zurrah." Imam Ahmad meriwayatkan: Dari Auf bin Harits bin
876
Fathul Bari, 8/ 598
877
Muslim, 2/680.
878
Fathul Bari, 3/332.
879
Muslim, 4/2026.
880
Fathul Bari, 10/459
881
Ahmad, 381.
Thafil bahwa Aisyah memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah Saw. berkata:
"Wahai Aisyah, takutlah engkau terhadap dosa-dosa yang sepele. Sesungguhnya itu
ada pertanggung jawabannya di hadapan Allah." diriwayatkan pula oleh Nasa'i dan
ibn Majah.882

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah Saw,
bersabda: "Takutlah kalian terhadap dosa-dosa yang sepele. Sesunguhnya semuanya
akan berkumpul pada diri seorang laki-laki hingga bisa mencilakakannya." Dan
Rasulullah memberikan contoh-contoh tentang dosa-dosa yang sepele itu, seperti
sekelompok orang yang datang ke tanah lapang, kemudian orang yang membentuk
kelompok itu berbicara sehingga mengakibatkan seorang laki-laki beranjak pergi dan
datang dengan membawa kayu, dan laki-laki lainnya pun juga melakukan perbuatan
yang sama, hingga terkumpullah kayu-kayu itu, dan kemudian mereka menyalakan
api dan memantangkan apa yang mereka masukkan ke dalam perapian tersebut." 883
Akhir tafsir surat Iza Zulzilat. Dan hanya untuk Allah segala puji dan keutamaan.

AL-‘ĀDIYĀT

MAKKIYYAH

Surah ke-100 : 11 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah,

dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya),

dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi,

sehingga menerbangkan debu,

lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,

sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) kepada Tuhannya,

882
Ahmad, 6/151, ibn Majah, 4243.
883
Ahmad, 1/402.
dan sesungguhnya dia (manusia) menyaksikan (mengakui) keingkarannya,

dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.

Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan,

dan apa yang tersimpan di dalam dada dilahirkan?

sungguh, Tuhan mereka pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan mereka.

.Sumpah dengan kuda atas kekafiran manusia dan ketamakannya

Allah Swt. bersumpah dengan menggunakan kuda, ketika berjalan di jalannya,


maka ia berlari kencang dan kemudian terengah-engah. Dhabahat (terengah-engah)
adalah suara yang didengar dari kuda ketika berlari .

  

dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya)."
Maksudnya adalah alas kakinya menginjak (memukul) batu sehingga memericikkan
api.

  

dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi" maksudnya
adalah menyerang di waktu pagi sebagaimana Rasulullah Saw. menyerang di waktu
pagi. Yaitu mendengarkan azan dulu, dan setelah mendengar azan itu, beliau lantas
menyerang. Dan maksud dari firman Allah:

   

sehingga menerbangkan debu" adalah demu yang berterbangan di tempat


berlalunya kuda.

   

lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh" maksudnya adalah mengarah


ke tengah-tengah tempat berkumpulnya musuh.

Dan maksud dari firman Allah:

  


dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi," ibn Abas,
Mujahid dan Qotadah berkata: "Maksudnya adalah serbuan kuda di pagi hari karena
berjihad di Jalan Allah.884 dan maksud dari firman Allah:

   

sehingga menerbangkan debu" adalah pada tempat berlalunya kuda itu,


mengakibatkan adanya debu yang berterbangan. Dan maksud dari firman Allah:

  

dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi," al-Aufi berkata:
"Ibn Abas, Atha', Ukramah, Qotadah dan Dhahak berkata: "Maksudnya adalah
keseluruhan orang-orang kafir yang menjadi musuh."885 Dan maksud dari firman
Allah:

    

sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) kepada Tuhannya" ini
merupakan sesuatu yang disumpahkan. Sehingga artinya adalah sesungguhnya
terhadap nikmat Tuhannya, ia sangatlah ingkar. Ibn Abas, Muhajahid, Ibrahim, an-
Nakha'i, abu Juza', abu Aliyah, abu Dhaha, Said bin Jabir, Muhammad bin Qis,
Dhahak, Hasan, Qotadah, Rabi' bin Anas, dan ibn Zaed berkata: "al-Kanûd artinya
adalah kufur (mengingkari)."886 Hasan berkata: "Kanûd adalah seorang yang
melupakan nikat Allah atas dirinya."887

dan maksud dari firman Allah:

    

dan sesungguhnya dia (manusia) menyaksikan (mengakui) keingkarannya."


Qotadah dan Sufyan ats-Tsauri berkata: "Sesunggunya Allah menyaksikan semua
itu."888 Dan dimungkinkan bahwa Dhamir yang ada dalam ayat itu kembali pada kata
"al-Insan" (manusia). Yang ini dikatakan oleh Muhammad bin Ka'ab al-Qurthubi
sehingga artinya adalah dan sesungguhnya dia (manusia) menyaksikan (mengakui)
keingkarannya. Maksudnya mengakuinya melalui perkataannya sendiri. Atau bahwa
884
Thabari, 24/562
885
Thabari, 24/5664, 565
886
Thabari, 24/566
887
Thabari, 24/576
888
Thabari, 24/569
pengakuan itu sangat tanpak pada perkataan dan perbuatannya sendiri sebagaimana
dalam firman Allah: “. Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan
mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir.” (Taubat:
17).

Dan maksud dari firman Allah:

     

dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan" maksudnya


adalah sangat berlebihan dalam mencitai harta benda. Terdapat dua pendapat dalam
permasalahan ini. Pertama masksud dari ayat itu adalah bahwa manusia sangat
mencitai harta benda, sedangkan yang kedua adalah bahwa manusia sangat tamak dan
pelit terhadap harta benda. Dua pendapat itu sama-sama benarnya.

Menakut-nakuti dengan hari Kebangkitan

Kemudian Allah berfirman seraya menyerukan untuk berzuhud terhadap dunia


dan mengharap akhirat, dan sekaligus mengingatkan akan apa yang terjadi setelah ini
dan kegaduhan yang akan dihadapi oleh manusia, dengan mengatakan:

       

Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan"
maksudnya mengeluarkan orang-orang yang telah mati dari dalam bumi.

    

dan apa yang tersimpan di dalam dada dilahirkan?" ibn Abas dan selainnya
berkata: "Maksudnya adalah memunculkan,"889 dan menampakkan segala sesuatu
yang mereka simpan di dalam hatinya.

     

sungguh, Tuhan mereka pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan mereka"
maksudnya adalah mengetahui segala sesuatu yang mereka perbuat dan lakukan, dan
lantas membalas mereka dengan balasan yang setimpal, tidak ada penzaliman sedikit
pun dalam balasanNya itu. Akhir surat al-Adiyah. Dan hanya untuk Allah segala puji
dan keutamaan.

889
Thabari, 24/574
AL-QĀRI‘AH

MAKKIYYAH

Surah ke-101 : 11 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Hari Kiamat,

Apakah hari Kiamat itu?

Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,

dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).

Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

(Yaitu) api yang sangat panas.

Al-Qoriah adalah salah satu nama dari hari Kiamat seperti al-Haqah, ath-
Thamah, Ash-Shakhah, al-Ghasyiah dan lain sebagainya. Kemudian Allah
mengagungkan permasalahan hari Kiamat itu dengan mengatakan:

    

Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?" kemudian Allah menafsirkannya
dengan perkataanNya:

     


Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan" maksudnya adalah
ketersebaran, ketercerai beraian, bolak-baliknya mereka karena bingung menghadapi
hari Kiamat. Sehingga seolah-olah mereka seperti laron yang berterbangan.
Sebagaimana yang dikatakan dalam firman Allah yang lain “Seakan-akan mereka
belalang yang beterbangan.” (al-Qomar: 7) dan firman Allah:

    

dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan" maskudnya


adalah bahwa gunung-gunung itu menjadi seolah-olah seperti bulu yang dihambur-
hamburkan karena semuanya dijalankan dan saling bertabrakan. Mujahid, Ukramah,
Said bin Jabir, Hasan, Qotadah, Atha' al-Khurasani, Dhahak, dan Saddi berkata:
 "seperti bulu" maksudnya adalah bulu."890 Kemudian Allah
memberitahukan tentang apa yang diakibatkan oleh amal orang-orang yang
melakukan amal perbuatan, yaitu yang berupa kemuliaan dan kehinaan tergantung
pada amal perbuatan yang telah dilakukan.

    

Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya" maksudnya adalah


lebih unggul kebaikannya atas keburukannya.

    

maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang)." Maksudnya


adalah berada di surga..

    

Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya." Maksudnya adalah


keburukannya mengungguli kebaikannya. Dan maksud dari firman Allah:

  

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah" dikatakan bahwa maksudnya


adalah jatuh ke dalam neraka Jahanam dengan kepala di bawah. Dan diungkapkan
890
Thabari, 24/575, 576, dan Qurthubi, 20/167.
dengan kata "Ummuhu" yang artinya adalah otaknya. Dan perkataan seperti itu
diriwayatkan oleh ibn Abas, Ukramahm abi Shalih dan Qotadah. 891 Qotadah berkata:
"Dimasukkan ke dalam neraka dengan kepalanya terlebih dahulu."892 Begitu pula yang
dikatakan oleh abu Shalih: "Dilempar ke dalam neraka jahaman dengan kepalanya
terlebih dahulu."893 Konon maksudnya adalah bahwa bahwa ia dikembalikan ke dalam
neraka Hawiyah. Sedangkan Hawiyah sendiri adalah salah satu nama Neraka. ibn Jarir
berkata: "Bahwasanya dikatakan tempat kembalinya adalah Hawiyah adalah karena
tidak ada tempat lagi baginya selain tempat itu."894 ibn Zaed berkata: "Hawiyah adalah
neraka yang merupakan tempat kembalinya. Dan dikatakan: “Dan tempat kembali
mereka adalah neraka”.895 Ibn abi Hatim berkata: "Bahwasanya telah diriwayatkan
dari Qotadah bahwa ia berkata: "Hawiyah adalah nerkata. Dan itulah tempat kembali
mereka." oleh karena itu, Allah berkata seraya menafsirkan kata Hawiyah:

    

Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?.

dan maksud dari firman Allah:

  

(Yaitu) api yang sangat panas" adalah sangat panas, dan sangat kuat daya
bakarnya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: "Api
manusia yang digunakan untuk membakar adalah satu juz (bagian) dari tujuh puluh
juz api neraka Jahaman." Mereka berkata: "Apakah itu sudah mencukupi?."
Rasulullah berkata: "Bahwasanya api neraka Jahaman enam puluh sembilan kali lipat
(0daripada api dunia)." Dan diriwayatkan pula oleh Bukhari dan Muslim. 896 Dan
dalam sebagian lafadz hadits dikemukakan: "Bahwasanya api neraka Jahaman enam
puluh sembilan kali lipat ketimbang api dunia. Di mana kesemuanya panasanya
adalah seperti panas api dunia."

Dan telah dikemukakan dalam sebuah hadits dari Imam Ahmad dari abu
Hurairah dari Nabi bahwa beliau berkata: "Bahwasanya azab yang paling ringan bagi
penghuni neraka adalah disediakan baginya dua buah sandal yang bisa membuat

891
Thabari, 24/576
892
Thabari, 24/575
893
Thabari, 24/576
894
Thabari, 24/575
895
Thabari, 24/576
896
Fathul Bari, 6/380, dan Muslim, 4/2184.
otaknya menjadi mendidih."897 Dan telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan
Muslim bawha Rasulullah Saw. Bersabda: "Neraka mengadu kepada TUhannya
seraya berkata: "Sebagianku memakan sebagian yang lain. Oleh karena itu, izinkanlah
kepadanya dua nafas. Nafas pertama di musim dingin dan nafas yang kedua di musim
pana sehingga semakin kuatlah apa yang kalian temukan di musim dingin dari
dinginnya, dan mejadi kuatlah apa yang kalian temukan di musim panas dari
panasnya."898 Dan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dikemukakan: "Jika panas
semakin kuat, maka dinginkanlah dengan melakukan shalat. Sebab menguatnya hawa
panas adalah dari tebaran neraka Jahanam."899

AT-TAKATSUR

MAKKIYYAH

Surah ke-102 : 8 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,923)

sampai kamu masuk ke dalam kubur.

Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),

kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.

Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,

niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,

kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,

kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan
(yang megah di dunia itu).

897
Ahmad, 2/432, 3/13.
898
Fathul Bari, 6/380, dan Muslim, 1/431.
899
Fathul Bari, 2/20, Muslim, 1/430.
9 23)
Bermegah-megahan dalam soal banyak anak, harta, pengikut, kemuliaan dan sebagainya, telah
melalaikan kamu dari ketaatan kepada Allah.
Hasil dari cinta dunia dan melupakan akhirat

Allah berfirman: Cinta dunia dan kenikmatannya telah menyibukkan kalian,


dan memalingkan kalian dari mencari dan mengharap akhirat. Kalian tenggelam
dalam semua itu hingga datang kematian dan menjadi ahli kubur.

Dan dalah Shahih Bukhari dalam bab tentang Riqoq dari Anas bin Malik dari
abi bin Ka'ab berkata: "Kami melihat ini dari al-Qur'an hingga turun ayat: "
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,923)" (At-Takatsur: 1) maksudnya adalah
"Seandainya manusia memiliki jurang yang berisikan emas." 900 Imam Ahmad
meriwayatkan dari Abdullah bin Syukhair berkata: "Aku sampai pada Rasulullah
ketika beliau berkata: " Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, 923)" (At-Takatsur:
1) manusia berkata: "Hartaku, hartaku." Dan apakah engkau memiliki harta selain apa
yang kamu makan, dan lantas menjadi habis, apa yang kamu kenakan, dan lantas
menjadi rusak, atau apa yang kalian sedekahkan, dan lantas telah berlalu?." 901 Dan
diriwayatkan pula oleh Muslim, Tirmizi, dan an-Nasa'i. 902 Dan diriwayatkan oleh
Muslim dari abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Seorang hamba
berkata, hartaku, hartaku. Padahal padahal hartanya tak lebih dari tiga hal berikut ini:
"Apa yang dimakannya pastinya habis, apa yang dikenakannya pastinya rusak, dan
apa yang sedekahkannya pastinya berlalu. Dan selain dari tiga hal itu, akan pergi dan
ditinggalkan kepada keluarganya."903 Hanya diriwayatkan oleh Muslim.

Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
"Orang yang mati akan diiringi oleh tiga hal. Yang dua akan kembali dan yang
satunya akan bersama dengan dirinya: "Ia akan diiringi oleh keluarga, harta, dan amal
perbuatannya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sedangkan yang tinggal
bersamanya hanyalah amal perbuatannya."904 Begitu pula yang diriwayatkan oleh
Muslim, Tirmizi, dan an-Nasai."905 Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa
Nabi Saw. berkata: "Manusia akan menjadi tua, dan tetap darinya hanyalah dua hal.
9 23)
Bermegah-megahan dalam soal banyak anak, harta, pengikut, kemuliaan dan sebagainya, telah
melalaikan kamu dari ketaatan kepada Allah.
900
Fathul Bari, 11/258
9 23)
Bermegah-megahan dalam soal banyak anak, harta, pengikut, kemuliaan dan sebagainya, telah
melalaikan kamu dari ketaatan kepada Allah.
901
Ahmad, 4/24.
902
Muslim, 4/2273, Tuhfatul Ahwadzi, 9/286, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/521.
903
Muslim, 4/2273.
904
Fathul Bari, 11/369.
905
Muslim, 4/2273, Tuhfatul Ahwadzi, 7/50, an-Nasa'I dalam al-Kubra, 6/631.
Yaitu keinginan dan angan-angan."906 Hadits ini juga dikeluarkan dalam Shahih
Bukhari dan Muslim.907

Janji dengan melihat neraka dan pertanyaan tentang kenikmatan

Allah berfirman: 

        

Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),


kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui" Hasan Basri berkata: "Ini
adalah ancaman setelah ancaman."908 Dhahak berkata:

   

Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),"


maksudnya adalah wahai orang-orang kafir.

    

kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui" maksudnya adalah


wahai orang-orang yang beriman.909

     

Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti" maksudnya adalah


seandainya kalian mengetahui dengan pengetahuan yang sungguh-sungguh, maka
bermegah-megahan tidak akan membuatmu lalai dari akhirat hingga kalian masuk ke
dalam kubur. Kemudian Allah berkata:

       

niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-
benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri" ini merupakan penafsiran
(penjelasan) terhadap ancaman di atas. Yaitu firman Allah: " Sekali-kali tidak! Kelak
kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak
kamu akan mengetahui" mereka diancam dengan kondisi seperti ini. Yaitu
penglihatan ahli neraka yang ketika sedang mendengus (hal berkeluh resah), maka
mereka didatangi oleh seorang malaikat, dan seorang nabi yang diutus ada di atas
906
Ahmad, 3/115.
907
Bukhari, 6421.
908
Al-Baghawi, 4/520.
909
Thabari, 24/581.
kedua lutut malaikat itu dengan penuh kewibawaan dan keagungan seraya melihat
kegaduhan tersebut sebagaimana yang dikemukakan dalam sebuah hadits tentang hal
itu yang telah diriwayatkan. Dan maksud dari firman Allah:

     

kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan
(yang megah di dunia itu)" adalah kemudian pada hari itu, kamu sungguh-sungguh
rasa sukur atas kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada kalian, yang berupa
kesehatan, rasa aman, rizki dan selainnya. Apakah kalian menyambut kenikmatan
yang diberikan oleh Allah tersebut dengan mensukuri dan menyembahNya?.

Ibn Jarir meriwayatkan: "Telah berkata kepadaku Husain bin Ali ash-Shada'i,
telah berkata kepada kita walid bin Qosim dari Yazid bin Kisan dari abi Hazm dari
abu Hurairah berkata: "Ketika abu Bakar dan Umar sedang duduk, Rasulullah datang
menghampiri kedunya dan lantas berkata: "Kenapa kalian duduk di sini?." Keduanya
berkata: "Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, kami tidak keluar
dari rumah selain karena lapar." Rasulullah lantas berkata: "Demi Dzat yang telah
mengutusku dengan kebenaran, tidaklah aku keluar rumah kecuali untuk itu pula."
Kemudian mereka pergi hingga sampai di rumah seorang laki-laki dari kaum Anshar.
Maka datanglah seorang wanita menyongsong mereka dan Rasulullah lantas berkata
kepadanya: "Di mana si fulan?." Wanita itu berkata: "Ia pergi mencari air untuk kita."
Kemudian teman sahabat mereka itu datang dengan membawa sebuah gerimba dan
lantas berkata: "Selamat datang. Tidak ada seorang pun yang pernah mengunjungiku
yang labih utama daripada seorang nabi yang mengunjungiku pada hari ini." Laki-laki
itu lantas menggantungkan gerimbanya di dekat pohon kurma, lantas ia berlalu dan
kemudian datang menghampiri mereka dengan membawa sebuah pelepah kurma.
Kemudian Nabi berkata: "Bukankah sudah waktunya engkau memetik?." Kemudian
ia berkata: "Aku suka jika kalian memilih apa yang ada di hadapan kalian." Kemudian
laki-laki mengambil pisau, dan Rasulullah lantas berkata kepadanya: "Engkau
memiliki susu (Penj: memiliki binatang menyusui)." Maka laki-laki itu lantas
menyembelih binatangnya untuk mereka pada waktu itu, sehingga mereka pun makan.
Rasulullah lantas berkata kepadanya: "Sungguh akan ditanyakan kepadamu tentang
hal ini pada hari Kiamat: "Apakah kalian telah mengeluarkan orang yang lapar dari
rumah kalian sehingga mengalami hal ini?. Ini merupakan sebuah kenikmatan (Penj:
kenikmatan yang diberikan oleh Allah)."910 dan diriwayatkan pula oleh Muslim.911

Dan telah dikemukakan dalam Shahih Bukhari dan Sunan Tirmizi, an-Nasa'i dan
ibn Majah dari ibn Abas berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Ada dua
kenikmatan yang banyak orang sering bodoh terhadap keduanya. Yaitu kesehatan dan
waktu senggang."912 Maksudnya adalah bahwa mereka seriang kali tak mensukuri dua
kenikmatan itu. tidak melaksanakan kewajiban atas keduanya. Orang yang tidak
melaksanakan hak dari dua kenikmatan tersebut, maka dia adalah orang yang bodoh.
Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Hurairah ra. bahwa Nabi Saw. bersabda: "Allah
berkata di hari Kiamat: "Aku telah membawamu di atas kuda dan onta, dan aku telah
menikahkanmu dengan wanita, dan telah membuatkanmu tempat tinggal dan balkon.
Namun demikian, mana rasa sukurmu terhadap itu semua?." 913 Hadits ini hanya
diriwayatkan dengan satu redaksi seperti ini. Akhir tafsir surat at-Takatsur. Dan hanya
untuk Allah segala puji dan anugerah.

Al-Asyr

Makiyyah

Pengetahuan Umar bin Ash terhadap kemukjizatan al-Qur'an melalui


surat ini.

Para ahli tafsir mengemukakan bahwa Umar bin Ash mengunjungi


Musailamah al-Kazzab (si pembohong). Itu semua adalah setelah diutusnya
Rasulullah dan sebelum Umar bin Ash memasuki Islam. Musailamah lantas berkata
kepadanya: "Apa yang telah diturunkan kepada sahabatmu pada waktu seperti ini?."
Umar berkata: "Sungguh telah diturunkan kepadanya sebuah surat yang rinkas dan
sangat elok." Musailamah berkata: "Apa itu?." Umar berkata: " Demi masa. Sungguh,
manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk
kesabaran." (al-Ashr: 1-3). Musailamah lantas berfikir sejanah dan kemudian berkata:

910
Thabari, 24/583
911
Muslim, 3/1609.
912
Fathul Bari, 11/233, Tuhfatul Ahwadzi, 6/589, Tuhfatul Asyraf, 4/465, ibn Majah, 2/1386.
913
Ahmad, 2/492.
"Sungguh yang seperti itu telah diturunkan pula kepadaku." Maka Umar berkata:
"Apa itu?." Musailamah lantas berkata: "Wahai al-Wabr, wahai al-Wabr.
Sesungguhnya engkau adalah ekor, dada, dan selainmu adalah lubang." Kemudian ia
berkata: "Bagaimana pendapatmu wahai Umar?." Umar berkata: "Demi Allah,
sungguh engkau mengetahui bahwa aku mengetahui bahwa dirimu adalah seorang
pendusta." Dan sungguh Aku mengetahui bahwa aba Bakar al-Khara'ithi dalam
kitabnya yang terkenal dengan sebutan "Musawi'ul Akhlak" dalam juz kedua, sebuah
riwayat seperti itu atau hampir seperti itu. "Wabr adalah binantang yang serupa
dengan kucing atau jenis kucing yang paling besar. Di mana buntut, dada, dan bagian
tubuhnya yang lain sangatlah jelek." Dengan sajak seperti itu, Musailamah hendak
menyaingi al-Qur'an, namun tetap saja tidak bisa mempengaruhi seorang penyembah
berhala pada waktu itu. Thabari meriwayatkand ari Abdullah bin Hasham abi
Madinah berkata: "Bahwasnaya ketika ada dua orang laki-laki dari kalangan sahabat
Nabi bertemu, maka mereka tidak akan berpisah tanpa salah satu dari keduanya
membacakan surat al-Ashr pada yang lainnya, dan kemudian salah satunya
mengucapkan salam pada yang lainnya.914Syafi'i berkata: "Seandainya engkau mau
merenungkan surat ini, maka engkau akan mampu melapangkan mereka."

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Demi masa.

Sungguh, manusia berada dalam kerugian,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling


menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Al-Ashr artinya adalah masa di mana manusia melakukan perbuatan baik dan
buruk. Malik berkata dari Zaed bin Aslam: "Itu adalah waktu sore." Namun yang
mashur adalah pendapat yang pertama. Allah bersumpah dengan menggunakan masa
bahwa manusia sungguh merugi dan celaka.

    

914
Al-Mu'jam al-Ausath, 5097, "Mujmai' Bahrain".
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan” Yang
dikecualikan dari jenis manusia adalah orang-orang yang mengimani dalam hati dan
melakukan amal perbuata baik dengan anggato badannya.

 

serta saling menasihati untuk kebenaran” yaitu dalam melaksanakan ketaatan


dan meninggalkan kemungkaran.

 

dan saling menasihati untuk kesabaran” maksudnya adalah bersabar terhadap


musibah dan ketentuan Allah (takdir), dan perlakuan buruk mereka yang menyakiti
orang-orang yang menyerukan kebaikan dan melarang kemungkaran. Akhir surat al-
Ashr. Dan hanya kepada Allah segala puji dan anugerah.

AL-HUMAZAH

MAKKIYYAH

Surah ke-104 : 9 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,

yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,924)

dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.

Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) ¦u¯amah.

Dan tahukah kamu apakah (neraka) ¦u¯amah itu?

(Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan,

yang (membakar) sampai ke hati.

Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka,

9
Mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang menyebabkan dia menjadi kikir dan tidak
24)

mau menginfakkannya di jalan Allah.


(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

Mengunpat dengan perkataan dan menela dengan tindakan maksudnya adalah


mengumpat dan melecehkan manusia. Penjelasan tentang hal ini telah dikemukakan
dalam firman Allah: “Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah,
(al-Qolam: 11). ibn Abas berkata: Humazin Lumazah artinya adalah umpatan yang
melecehkan.”915 Mujahid berkata: Humazah adalah dengan melalui tangan dan mata,
sedangkan Lumazah adalah dengan menggunakan perkataan. Dan maksud dari firman
Allah:

   

yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,924)” maksudnya adalah


mengumpulkan sebagian dengan sebagian yang lain, dan mengihitung jumlahnya
seperti dalam firman Allah: “Serta mengumpulkan (harta benda) lalu
menyimpannya916.” ( al-Ma’arij: 18) ini dikatakan oleh Saddi dan ibn Jarir. 917 Mujahid
bin Ka’ab berkata tentang firman Allah:

   

yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,924)” hartanya telah


mempermaikankannya di waktu siang, dari sini ke sini, dan ketika datang waktu
malam, ia tidur bagaikan bangkai busuk.

dan maksud dari firman Allah:

   

dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya” adalah ia


mengira bahwa mengumpulkan harta benda bisa membuat dirinya menjadi abadi di
dunia ini.



915
Thabari, 24/596.
9 24)
Mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang menyebabkan dia menjadi kikir dan tidak
mau menginfakkannya di jalan Allah.
916
Maksudnya: orang yang menyimpan hartanya dan tidak mau mengeluarkan zakat dan tidak pula
menafkahkannya ke jalan yang benar
917
Thabari, 24/958, Qurthubi, 20/138
9 24)
Mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang menyebabkan dia menjadi kikir dan tidak
mau menginfakkannya di jalan Allah.
Sekali-kali tidak!” maksudnya adalah kenyataannya tidak seperti yang ia sangka
dan perkirakan. Kemudian Allah berkata:

  

Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Huthamah.” Maksudnya adalah


bahwa sungguh orang yang menumpuk-numpuk harta bendanya dan menghitungnya,
akan dimasukkan ke dalam Huthmah (penghancuran). Huthmah (penghancuran)
adalah salah satu nama nerak. Sebab ia menghancurkan orang yang ada di dalamnya.
Oleh karena itu, Allah berfirman:

           
 

(Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.
Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka.” Tsabit al-Banani berkata: “Api
tersebut membakar sampai hati dan kondisi mereka dalam keadaan hidup. Kemudian
berkata: “Sungguh azab telah sampai kepada mereka, dan kemudian mereka pun
menangis.” Muhammad bin Ka’ab berkata: “Api itu membakar segala sesuatu yang
ada pada jasadnya, hingga ketika sampai pada hatinya, maka ia mengitarinya dan
kembali menuju jasadnya.918

dan maksud dari firman Allah:

   

Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka” maksudnya adalah menutupi
sebagaimana yang telah dikemukakan dalam surat al-Balad. Dan maksud dari firman
Allah:

   

(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang” Athiyah al-Aufi
berkata: “Tiang yang terbuat dari besi.” Saddi berkata: “Dari api.” Al-Aufi berkata
dari ibn Abas: “Mereka dimasukkan ke dalam tiang-tiang yang panjang, sedangkan
leher mereka sendiri belenggu, dan dengan pintu yang tertutup.”919

918
Qurthubi, 20/185.
919
Thabari, 24/600.
AL-FIL

MADANIYYAH

Surah ke-105 : 5 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak


terhadap pasukan bergajah?925)

Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?

dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,

yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,

sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Ini termasuk kenikmatan yang dianugerahkan Allah kepada Qurasy ketika


mereka diselamatkan dari ancaman pasukan bergajah yang hendak menghancurkan
Ka’bah dan sekaligus mengahapus bekas keberadaannya, namun Allah
menghancurkan mereka, menggagalkan rencana mereka, dan sekaligus menyesatkan
tindakan mereka. Padahal mereka adalah orang-orang Nasrani yang agamanya lebih
dekat kepada Allah ketimbang agama yang dianut oleh Qurasy yang berupa
penyembahan terhadap berhala. Namun itu termasuk dari tanda-tanda akan diutusnya
Rasulullah, sebab pada tahun itulah beliau dilahirkan menurut pendapat yang paling
populer. Sehingga seolah-olah dikatakan: “Wahai Qurasy, sesungguhnya kami tidak
memenangkan kalian atas Habsyah lantaran kalian lebih baik daripada kalian. Namun
sesungguhnya itu adalah untuk menjaga Baitullah yang akan kami muliakan,
agungkan, dan ramaikan dengan diutusnya seorang nabi yang Ummi yang bernama
Muhammad saw., seorang nabi terakhir.”

9
Pasukan yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka’bah.
25)

Sebelum masuk ke kota Mekah, pasukan tersebut diserang burung-burung yang melemparinya
dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah.
Kisah pasakun bergajah.

Ini merupakan kisah tentang pasukan bergajah secara ringkas. Dan telah
dikemukakan di tentang kisah ashabul Ahdzuz (orang-orang yang dimasukkan ke
dalam api), bahwa Dza Nuwas yang merupakan raja terakhir Humair, adalah seorang
musrik yang telah membunuh Ashabul Ahdzud. Yang mereka itu adalah orang-orang
Nasranih dan jumlah mereka sekitar dua puluh ribu orang, dan tidak ada yang selamat
satupun dari mereka selain Duts Dzu Tsa’lab. Di mana Duts Dzu Tsa’lab pergi untuk
meminta bantuan kepada Kaisar, raja Syam yang juga beragama Nasrani. Kaisar raja
Syam lantas menulis surat kepada Najasyi, seorang raja yang Habsyah karena ia
memiliki kedekatan dengan mereka, dan turut serta bersama dirinya adalah dua orang
Amir (raja) yang bernama Aryad dan Abrahah bin Shabah aba Yaksum dalam sebuah
bala tentara yang sangat banyak. Kemudian mereka memasuki Yaman, menyelinap
dari rumah ke rumah, dan kemudian mampu menaklukkan kerajaan Humair dan
menghancurkan Dzu Nuwas yang akhirnya tenggelam ke dalam laut. Kemudian kedua
raja tersebut (Iryath dan Abrahah) akhirnya berselisih faham perihal urusan keduanya,
sehingga keduanya pun berperang dan akhirnya salah satunya berkata kepada yang
lain: “Kita tidak perlu membenturkan dua bala tentara yang ada di antara kita. Namun
marilah kita saling berada kekuatan, sehingga ketika salah satu di antara kita mampu
membunuh yang satunya lagi, maka ia akan menjadi raj yang independen.” Maka
salah satu dari keduanya pun menyepakati perkataan yang dikemukakan oleh
temannya. Sehingga keduanya pun lantas saling menunjukkan kekuatan, dan Aryat
pun lantas memukul Abraham dengan pedang hingga mampu merobek hidung dan
mulut Abrahah serta melukai wajahnya. Namun Atudah yang telah dimerdekakan oleh
Abraham lantas menyerang Aryatd dan kemudian membunuhnya, sehingga Abrahah
akhirnya pulang dalam keadaan terluka, lalu mengobati lukanya itu hingga sembuh,
dan akhirnya ia lah yang memerintah tentara Habsyah yang ada di Yaman.

Nasasyi lantas menulis surat kepada Abrahah seraya mencela apa yang telah
dilakukkanya dan berjanji akan membumi hanguskan negaranya dan memangkas
rambutnya. Abrahah lantas mengirim surat kepada Najasyi untuk meminta belas
kasihan kepadanya, dan bersama dengan utusannya itu, Abrahah juga menyertakan
hadiyah dan sarung pedang yang berisikan tanah dan rambutnya, dan lantas berkata
dalam suratnya: “Seyogyanya raja membumi hanguskan tanah ini dan lantas
melepaskan diri dari sumpahnya itu. Ini adalah rambutku yang telah aku kirimkan
kepadamu.” Ketika semua itu telah sampai di hadapan raja, maka raja pun lantas
mengaguminya dan merestui pemerintahannya itu.” Abrahah lantas mengirim surat
kepada Najasyi seraya mengatakan: “Sungguh aku akan membangunkan untukmu
sebuah geraja yang sangat megah, tinggi, tak mungkin roboh yang oleh orang Arab
akhirnya dinamakan dengan al-Qalis (peci) karena ketinggiannya. Sebab orang yang
melihat bangunan itu, pecinya akan terjatuh dari kepalanya karena ketinggian
bangunan tersebut. Abrahah lantas hendak mengalihkan haji orang Arab dari Makkah
menuju tempat tersebut. Ia menyerukan hal itu di kerajaannya, sehingga tingkahnya
itu membuat orang Arab dari marga Adnaniyah dan Qohtawiyah yang ada di Makah.
Orang-orang Qurasy sangatlah marah karena hal itu. Salah satu dari mereka bahkan
hendak merusak bangungan tersebut. Ia memasuki bangunan itu, lantas merusaknya,
dan kemudian kembali pergi. Ketika seorang penjaga melihat hal itu, maka penjaga
tersebut lantas melaporkan tindakan tersebut kepada Abrahah. Mereka berkata kepada
Abrahah: “Bahwasanya yang melakukan tindakan itu adalah sebagian orang Qurasy
lantaran marah karena Ka’bah mereka ditandingi oleh bangunan ini.” Abrahah lantas
bersumpah untuk bergi ke Ka’bah dan kemudian menghancurkannya dengan batu.”

Muqotil bin Sulaiman berkata: “Bahwasanya seorang pemudi dari suku


Qurasy memasuki bangunan tesebut, dan lantas menyalakan api di dalamnya di waktu
cuaca sangatlah panas pada hari itu. Sehingga bangunan tersebut terbakar, dan
kemudian runtuh ke tanah. Abrahahpun sangat marah, dan kemudian bejalan dengan
tentara yang sangat banyak dan tanggung supaya tidak ada seorang pun yang bisa
melawannya, dan ia pun disertai dengan seekor gajah yang sangat besar, yang
besarnya tidak ada tandingannya, yang dinamakan dengan Mahmud, dan tindakannya
itu pun juga mendapatkan sokongan bantuan dari Najasyi. Dan dikatakan pula bahwa
dirinya disertai oleh delapan gajah, dan konon ditemanai dengan dua belas gajah
selain gajah yang dinaikinya. Wa Allahu A’lam (Hanya Allah yang tahu).” Yaitu
adalah untuk menghancurkan Ka’bah, dengan cara melilitkan rantai-rantai pada
pondasi-pondasi Ka’bah, dan kemudian diletakkan pada teralai-teralai Ka’bah itu,
kemudian gajah tersebut dikejutkan agar tembok Ka’bah tercerabut dengan sekali
hentakan. Ketika orang-orang Arab mendengar kedatangan Abrahah tersebut, maka
mereka menanggapinya dengan sangat serius, dan berpandangan bahwa tugas mereka
sekarang adalah menyelamatkan Ka’bah, dan menghalagi orang yang hendak
menghancurkannya. Kemudian keluarkan seorang laki-laki paling terhormat dan
sekaligus raja bagi penduduk Yaman yang disebut dengan nama Dzu Nafar, untuk
memanggil kaumnya dan orang-orang Arab lainnya yang merespon seruannya itu,
untuk memerangi Abrahah dan berjuang untuk menyelamatkan Baitullah dari orang
yang hendak menghancurkannya. Maka ajakannya itupun disambut oleh mereka,
sehingga mereka pun akhirnya berperang melawan Abrahah. Namun Abrahah mampu
menghancurkan mereka lantaran Allah hendak memuliakan dan mengagungkan
Ka’bah. Abrahah lantas berhasil menawan Dzu Nafar, dan kemudian menyertainya
hingga ketika sampai di tangan Khats’am, maka Abrahah diserang oleh Nafil al-Habib
al-Khats’ami yang merupakan kaum Dzu Nafar. Namun Abrahah pun mampu
menghancurkan mereka dan lantas menawan Nafil bin Habib, lantas hendak
membunuhnya, dan kemudian mengampuninya agar ia menunjukkan jalan kepada
Abrahah menuju tanah Hijaz.

Ketika Abrahah sudah mendekati tanah Thaif, maka penduduknya yang sangat
banyak menemuinya dan mempersilahkannya untuk berkemah dalam rumah mereka
yang mereka namakan sebagai Lata. Maka Abrahahpun memuliakan mereka dan
lantas mereka mengirimkan abu Righal sebagai petunjuk jalan kepada Abrahah.
Ketika Abrahah sudah sampai di Mughamas, yaitu suatu kawasan yang dekat dengan
Makah, maka Abrahah beristirahat di sana, dan tentarannya lantas menyisir onta dan
selainnya yang dimiliki oleh penduduk Makah, dan kemudian mengambilnya.
Termasuk yang diambil dari hasil penyisiran itu adalah dua ratus onta yang dimiliki
oleh Abdul Muthalib. Sedangkan orang yang diperintahkan oleh Abrahah untuk
melakukan penyisiran itu adalah Amir Muqodimah yang dinamakan dengan Afsad bin
Mafsud. Sebagaimana yang dikemukakan oleh ibn Ishak, tindakan tersebut sangatlah
dicela oleh sebagian orang Arab. Kemudian Abrahah mengutus Hanathah al-Humairi
menuju Makah, dan memerintahkannya untuk membawa kepada dirinya orang yang
paling mulia di antara orang Qurasy, dan memberitahukan kepada mereka bahwa raja
Abrahah tidak bermaksud untuk memerangi kalian, kecuali jika kalian melindungi
Ka’bah. Maka datanglah Hanathah ke Makah, dan ditunjukkan kepadanya tentang diri
Abdul Muthalib bin Hasyim, dan lantas ia menyampaikan kepada Abdul Muthalib
tentang apa yang dikatakan oleh Abrahah sehingga Abdul Muthalib pun berkata:
“Demi Allah, kami tidak ingin memeranginya, dan kami tidak memiliki kekuatan
untuk melakukan hal itu. Ini adalah Baitul Haram (rumah yang mulia) dan Baitul
Ibrahim (rumah Ibrahim). Jika Abrahah mengurungkan niatnya, maka itu adalah
Batiutllah (rumah Allah) dan kehormatanNya. Dan jika Abrahah tidak
menghormatinya, demi Allah kami tidak punya daya untuk mencegahnya.” Maka
Hanathah berkata kepada Abdul Muthalib: “Pergilah bersamaku untuk menemui
dirinya.” Maka Abdullah pun pergi bersama dengan Hanathah.

Ketika Abrahah melihat keagungan Abdul Muthalib yang besar dan enak
dipandang, maka Abdullah turun dari tempat tidurnya dan lantas duduk bersama
dengan Abdul Muthalib di atas pelataran dan kemudian berkata kepada
penerjemahnya: “Katakanlah kepadanya (Abdul Muthalib) tentang apa yang
keperluannya?.” Maka Abdul Muthalib berkata kepada penerjemah Abrahah itu:
“Keperluanku adalah bahwa raja berkenan mengembalikan dua ratus onta yang telah
diambilnya dariku.” Abrahah lantas berkata kepada penerjemahnya: “Katakanlah
kepadanya bahwa engkau telah membuatku terkagum-kagum ketika aku melihat
dirimu. Kemudian sungguh aku memperhatikan apa yang engkau katakan kepadaku.
Apakah engkau akan berkata kepadaku tentang dua ratus onta yang telah aku ambil
darimu dan lantas engkau meninggalkan agamamu dan juga agama nenek moyangmu
di mana aku datang memang untuk menghancurkannya. Apakah engkau tak ingin
berbicara tentang hal itu kepadaku?.” Maka Abdul Muthalib berkata: “Sesungguhnya
aku adalah seorang yang memiliki unta, dan sesungguhnya terhadap Ka’bah itu,
Tuhan akan melindunginya.” Abrahah lantas berkata: “Tidak ada seorang pun yang
bisa menghalangiku.” Abdul Muthalib berkata: “Engkau dan itu.” Dan dikatakan
bahwa sekelompok orang yang merupakan para pembesar Arab, ikut menyertahi
Abdul Muthalib menghadap Abrahah, dan lantas mereka menawarkan sepertiga harta
mereka kepada Abrahah, dengan catatan Abrahah harus mengurungkan niatnya
menghancurkan Baitullah. Namun Abrahah menolak tawaran tersebut, dan lantas
mengembalikan unta milik Abdul Muthalib, sehingga Abdul Muthalib akhirnya
kembali menemui orang-orang Qurasy dan memerintahkan kepada mereka untuk
keluar dari Makah dan berlindung di puncak gunung karena takut akan kegilaan para
tentara. Kemudian Abdul Muthalib berdiri dan berpegangan pada rantai pintu Ka’bah
dengan disertai oleh sekelompok orang-orang Qurasy, seraya berdoa kepada Allah
agar menolong mereka dari Abrahah dan bala tentaranya. Abdul Muthalib berkata
seraya berpegangan pada ranti pintu Ka’bah:
Tidak merisaukan jika ada seseorang yang dicegah bepergiannya. Oleh karena

.itu, lindungilah tempatMu

.Jangan sampai kekuatan mereka mampu memusnahkan tempatMu

Ibn Ishak berkata: “Kemudian Abdul Muthalib lepaskan gengamannya pada


rantai itu. Mereka kemudian keluar menuju puncak gunung. Muqotil bin Sulaiman
mengemukakan bahwa mereka meninggalkan unta di sekitar Ka’bah agar sebagian
tentara mnengambil sesuatu darinya secara tidak benar sehingga Allah akan
menghancurkan mereka. Ketika waktu memasuki pagi, Abrahah lantas bersiap-siap
untuk memasuki Ka’bah, dan gajahnya pun yang bernama Mahmud juga telah
bersiap-siap, begitu pula adalah bala tentara Abrahah. Ketika mereka mengarahkan
gajah itu menuju Ka’bah, Nufail bin Habib menghampiri gajah itu, dan lantas berdiri
di sampingnya. Kemudian ia memegang telinga gajah tersebut seraya berkata:
“Mendekamlah wahai Mahmud, dan kembalilah melalui arah mana pun.
Sesungguhnya engkau berada di tanah Allah yang mulia.” Kemudian Nufail
melepaskan telinga gajah itu, dan gajah itupun lantas mendekam, dan Nufail lalu
berlari pergi hingga menaiki gungung. Mereka lantas memukul gajah itu agar bangun,
namun gajah tersebut menolaknya. Mereka kemudian memukul kepala gajah dan
berusaha mengagetkannya agar berdiri, namun gajah tersebut tetap menolak.
Kemudian mereka mengarahkan gajah itu untuk kembali menuju Yaman, sehingga
gajah tersebut berdiri seraya berjalan cepat-cepat. Kemudian mereka mengarahkannya
menuju Syam, dan gajah itupun melakukan hal yang sama, kemudian
mengarahkannya menuju Masyriq, maka gajah itupun juga melakukan hal yang sama,
dan kemudian di saat diarahkan menuju Makkah, maka gajah itupun langsung
merunduk. Kemudian Allah mengirimkan kepada mereka burung-burung yang berasal
dari lautan yang bentuknya seperti burung camar dan buah murbrey. Tiap-tiap burung
itu membawa batu seperti Humush dan Adas. Tiada satu pun dari mereka yang
terkena batu itu selain pasti binasa. Tidak semua dari mereka terkena batu itu. Mereka
akhirnya pergi dengan berlari seraya mencari jalan, dan lantas bertanya Nufail agar
menunjukkan jalan kepada mereka. Sedangkan Nufail sendiri berada di atas gunung
bersama dengan orang-orang Qurasy dan Arab Hijaz, sambil menyaksikan bencana
yang diturunkan oleh Allah kepada pasukan bergajah. Sehingga Nufail pun berkata:

.Dimana orang-orang yang berlari, ketika Tuhan sedang mencarinya

.Al-Asyram adalah orang yang kalah dan bukan yang menang

Ibn Ishak berkata: “Pada saat itu, Nufail berkata:

Apakah kalian tidak malu binasa di hadapan kami

.Tadinya kami mengiyakan kalian, dan kemudian kalian binasa dihadapan kami

Seandainya kamu mengetahui, maka kamu tidak akan binasa disamping batu

.kecil, dan kami pun juga tidak melihatnya

Jadi kalian meninggalkanku, dan aku pun mensukuri atas apa yang terjadi pada

.diriku

Dan janganlah kamu menyerah atas apa yang tidak dapat kamu peroleh dari

.kami

Aku memuji kepada Allah, karena telah memperlihatkan kepadaku burung-

.burung, dan menjauhkan batu-batu itu mengenai kami

Semua orang bertanya kepada Nufail, seolah-olah aku adalah seorang yang

.berhutang

Atha’ bin Yasar dan selainnya berkata: “Tidak semua dari mereka terkena
azab itu secara seketika. Sebagian dari mereka ada yang binasa seketika itu pula, dan
sebagian yang yang lain ada terjatuh-jatuh saat melarikan diri. Dan Abrahah adalah
salah seorang yang terjatuh-jatuh hingga meninggal dunia di negara Khats’am.” Ibn
Ishak berkata: “Mereka pergi seraya berjatuan di jalan dan binasa di setiap sumber air.
Tubuh Abrahah pun terluka sehingga mereka pergi dengan membawa dirinya.
Abrahah terseok-seok hingga akhirnya mereka membawa Abarahah di Shan’ak. Ia
tidak meninggal dunia sebelum dadanya pecah hingga hatinya sebagaimana yang
mereka katakan.”

Ibn Ishak berkata: “Sehingga ketika Allah mengutus Muhammad Saw., maka
termasuk dari anugerah dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada Qurasy
adalah diselematkannya mereka dari tentara Habsyah sehingga masih lestari, sehingga
Allah berkata:

           
          
          
          

   

“Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah


bertindak terhadap pasukan bergajah?925) Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya
mereka itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-
bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, sehingga
mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (Al-Fil: 1-4). Karena
kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim
dingin dan musim panas.926) Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik)
rumah ini (Ka’bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.” (Qurays: 1-4)
Maksudnya adalah supaya sedikit pun keadaan mereka tidak berubah, karena Allah
menghendaki kebaikan pada diri mereka, jika mereka meneriman Muhammad Saw.”

9 25)
Pasukan yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka’bah.
Sebelum masuk ke kota Mekah, pasukan tersebut diserang burung-burung yang melemparinya
dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah.
9 26)
Orang Quraisy biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada
musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. Dalam perjalanan itu mereka mendapat
jaminan keamanan dari penguasa negeri-negeri yang di laluinya. Ini adalah suatu nikmat yang
sangat besar dari Allah kepada mereka. Oleh karena itu sewajarnyalah mereka menyembah Allah
yang telah memberikan nikmat itu kepada mereka.
ibn Hisyam berkata: “Ababil adalah sekelompok. Sebab Arab tidak berbicara
secara tuggal (satu).” Berkata: “Sedangkan tentang Sijjîl, Yunus an-Nahwi dan abu
Ubaidah memberitahukan kepada kami bahwa itu adalah sesuatu yang sangat keras.”
Berkata: “Sebagian ahli tafsir mengemukakan bahwa kata itu sebenarnya tersusun dari
dua dua kata yang berasal dari bahasa Persia, yang oleh orang Arab akhirnya
digabungkan menjadi satu kata. Sesungguhnya kata Sijjil berasal dari kata Sanj dan
Jal. Sanj artinya adalah batu, sedangkan Jal artinya adalah tanah liat.” Berkata: “Kata
hijarah (batu) adalah terbentuk dari dua jenis tesebut. Yaitu batu dan tanah liat.”
Berkata: “Sedangkan kata Ashf dalam ayat tersebut (ayat: 5) adalah daun-daun
tanaman yang kesatuannya tidak dapat dipotong oleh angin.”920 Selesailah apa yang
telah dikemukakannya. Hamad bin Salmah berkata berkata dari Ashim dari Zar dari
Abdullah dan abu Salmah bin Abdurrahman:   “Burung yang
berbondong-bondong”, berkata: “berkelompok-kelompok.” Ibn Abas dan Dhahak
berkata: “Yang dimaksud dengan Ababil adalah sebaian mengikuti sebagian yang
lain.” Hasan Basri dan Qotadah berkata: “Ababil maksudnya adalah banyak.”
Mujahid berkata: “Ababil adalah berbondong-bondong dan mengelompok.” Ibn Zaed
berkata: “Ababil adalah berbeda-beda. Datang dari arah sana dan sana, menghampiri
mereka dari setiap tempat.”921 Al-Kasa’i berkata: “Aku pernah mendengar sebagian
ahli Nahwu berkata: “Kata tunggal dari Ababil adalah Ibil.”

Ibn Jarir meriwayatkan dari Ishak bin Abdullah bin Harits bin Nufal berkata
tentang firman Allah:

    

dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong”


maksudnya adalah berbondong-bondong sebagaimana unta yang diuntakan.922

    

dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong”


berkata: “Bahwa mereka memiliki cakar seperti burung, dan telapaknya seperti
telapak anjing.”923 Dan dari Ukramah tentang firman Allah:   “burung
yang berbondong” berkata: “bahwasanya itu adalah burung yang berwarna hijau, yang

920
Ibn Hisyam, 1/51-56.
921
Thabari, 24/605, 606.
922
Thabari, 24/606
923
Thabari, 24/607
datang dari lautan, yang memiliki kepala seperti halnya kepala binatang buas.” 924
Ubaid bin Umar berkata:   adalah burung-burung hitam laut, yang
kuku dan patuknya terbuat dari batu.” Sanad-sanad tersebut adalah kuat.925

Dan maksud dari firman Allah:

   

sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” Saib


bin Jabir berkata: “Maksudnya adalah jerami yang oleh orang umum dinamakan
dengan Hubur. Dan dari riwayat Said bin Jabir: “Daun gandum.”926 Dan darinya pula
dikatakan: “Ashf artinya adalah jerami-jerami, dan sesuatu yang dimakan oleh
binatang.” Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Hasan Basri, dari ibn Abas: “al-
Ashf adalah kulit biji-bijian, seperti kulit gandum.”927

Ibn Zaed berkata: “Al-Ashf adalah duan tanaman, dan daun sayur-sayuran, di
mana ketika dimakan oleh binatang, dan lantas memberakkannya maka itu akan
menjadi tinja.”928 Dan maksudnya adalah bahwa Allah telah menghancurkan dan
meminasakan mereka, menangkis tipu daya dan kemarahan mereka sehingga mereka
tidak mendapatkan kebaikan apa pun. Allah telah menghancurkan kebanyakan dari
mereka, sehingga tiada orang yang sehat dari mereka yang kembali selain dengan
membawa luka sebagaimana luka yang dialami oleh Abrahah yang dadanya terbelah
hingga hatinya ketika sampai di negaranya yang bernama Shan’ak, dan lantas
memberitahukan tentang apa yang terjadi pada diri mereka kepada penduduk Shan’ak,
dan kemudian Abrahah meninggal dunia dan digantikan dengan anaknya yang
bernama Yaksum, yang kemudian digantikan oleh saudara laki-lakinya yang bernama
Masruq bin Abrahah. Kemudian Saifuddin Dzi Yazni Humairi pergi menuju Kasri
untuk meminta bantuan dalam menghadapi Habsyah, sehingga Kasri memberikan
bantuan tentara kepadanya. Bersama dengan Saifuddin, tentara-tentara Kasri akhirnya
berperang menghadapi Habsyah sehingga Allah pun akhirnya mengembalikan
kerajaan mereka yang sebelumnya, karena nenek moyang mereka memang orang-
orang yang memiliki kerajaan. Kemudian utusan-utasan Arab menghadap dirinnya
dengan penuh suka cita.”929
924
Thabari, 24/607
925
Thabari, 24/607
926
Dar Mantsur, 8/633.
927
Al-Baghawi, 4/529.
928
Thabari, 24/699, Ilmiyah.
929
Lihat secara terperinci dalam Sirah ibn Hisyam, 1/96-103.
Dan telah dikemukakan dalam tafsir surat al-Fath bahwa ketika Rasulullah
menunda hari Hudaibiyah yang kedua yang diarahkan kepada Qurays, maka untanya
tiba-tiba merunduk sehingga orang-orang lantas mengagetkannya, namun unta itu
tetap saja menolak. Mereka kemudian berkata: “Unta itu sedang mogok.” Maka
Rasulullah berkata: Tidak ada yang mogok, dan tidak ada yang membuatnya mogok.
Bahwasanya unta itu sedang dicengkram oleh Dzat yang mencengkram gajah.”
Kemudian Rasulullah berkata: “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman
tangannya. Tidak ada sesuatu pun yang yang bisa mengagungkan Allah yang kalian
tanyakan kepadaku selain aku pasti akan menjawabnya.” Kemudian Rasulullah
mengagetkan unta itu, hingga unta tersebut akhirnya berdiri.” 930 Dan hadits ini hanya
dikeluarkan oleh Bukhari. Dan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dikemukakan
bahwa Rasulullah Saw. Berkata di hari penaklukan tanah Makah: “Bahwasanya Allah
melindungi Makah dari gajah, dan menguasakannya kepada rasulNya dan orang-
orang yang beriman. Dan bahwasanya pada hari ini, kemuliaannya telah kembali
sebagaimana kemuliannya pada hari kemarian. Ingatlah bahwa orang yang hadir di
sini harus menyampaikan berita itu kepada orang yang tak hadir di sini.” 931 Akhir
surat al-Fil. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.

QURAISY

MAKKIYYAH

Surah ke-106 : 4 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,

(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.926)

930
Fathul Bari, 24/699, Ilmiyah.
931
Fathul Bari, 1/248, dan Muslim, 2/988.
9 26)
Orang Quraisy biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada
musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. Dalam perjalanan itu mereka mendapat
jaminan keamanan dari penguasa negeri-negeri yang di laluinya. Ini adalah suatu nikmat yang
sangat besar dari Allah kepada mereka. Oleh karena itu sewajarnyalah mereka menyembah Allah
yang telah memberikan nikmat itu kepada mereka.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah),

yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari rasa ketakutan.

Surat ini dipisahkan dari surat sebelumnya dalam Mushaf al-Imam, di mana
mereka memisahkan antara keduanya dengan tulisan Bismillahirrahmanirrahim,
walaupun sebernarnya berhubungan dengan surat sebelumnya itu sebagaimana yang
dijelaskan oleh Muhammad bin Ishak dan Abdurrahman bin Zaed bin Aslam. Sebab
arti kedua surat tersebut adalah bahwasanya Kami telah melindungin Makah dari
gajah dan menghancurkan pasukannya adalah untuk kebiasaan orang-orang Qurasy;
maksudnya adalah untuk kesatuan mereka di negaranya sendiri secara aman. Dan
dikatakan pula bahwa maksudnya adalah bahwasanya di musim dingin, mereka
membiasakan diri untuk pergi menuju Yaman, dan di musim panas mereka
membiasakan diri untuk pergi ke Syam untuk berdagang dan selainnya, dan kemudian
kembali ke negaranya dengan aman karena penghormatan orang-orang kepada
mereka, lantaran mereka adalah penghuni tanah Haram. Siapa pun yang mengenali
mereka, maka pasti menghormatinya. Bahkan orang yang melakukan perjalan
bersama dengan mereka pun juga akan aman seperti mereka. Ini merupakan kondisi
mereka saat melakukan perjalanan di musim dingin dan panas. Adapun ketika mereka
sedang bermukim di negaranya sendiri, maka kondisi mereka adalah sebagaimana
yang digambarkan dalam firman Allah: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan,
bahwa Sesungguhnya kami Telah menjadikan (negeri mereka) tanah Suci yang aman,
sedang manusia sekitarnya rampok-merampok..” (al-Ankabut: 67). Oleh karena itu,
Allah berfirman:
   

Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka” merupakan


Badal (ganti) dan sekaligus penjelas dari yang pertama. Oleh karena itu, Allah
berfirman:

    


(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. 926)
Ibn Jarir berkata: “Yang benar adalah bahwa Lam yang ada dalam ayat tersebut
adalah Lam Ta’ajjub (Lam yang digunakan untuk mengungkapkan rasa heran).
Seolah-oleh Allah berfirman: “Hernalah terhadap kebiasaan Qurays dan
kenikmatanku kepada mereka tentang itu semua.” Berkata: “Sudah menurupakan
kesepakatan umat Islam bahwa keduanya merupakan dua surat yang terpisah dan
menyendiri.”

kemudian Allah menunjukkan kepada mereka rasa sukur atas kenikmatan yang
agung sehingga Allah berfirman: “

    

Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah).”


Maksudnya adalah adalah hendaklah mereka mengesakanNya dalam ibadah
sebagaimana yang Allah telah menjadikan mereka sebagai orang-orang yang mulia,
aman, dan rumah yang dimulaikan (Ka’bah) sebagaimana yang dikatakan dalam
firmanNya: “Aku Hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri Ini (Mekah)
yang Telah menjadikannya Suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan Aku
diperintahkan supaya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (an-Naml: 91).

Dan maksud dari firman Allah:

   

yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar”


adalah bahwa Dia adalah pemilik Ka’bah, dan sekaligus Dzat yang telah memberi
makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar.
   

dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan” maksudnya adalah bahwa Allah
telah menganugerahi mereka dengan rasa aman dan keringanan-keringanan. Oleh
karena itu, hendaklah mereka mengesakanNya tanpa menyukutakannya, tanpa turut
sertanya menyembah lainnya selain diriNya, baik itu berhala, menyepadankannya,

9
Orang Quraisy biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada
26)

musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. Dalam perjalanan itu mereka mendapat
jaminan keamanan dari penguasa negeri-negeri yang di laluinya. Ini adalah suatu nikmat yang
sangat besar dari Allah kepada mereka. Oleh karena itu sewajarnyalah mereka menyembah Allah
yang telah memberikan nikmat itu kepada mereka.
atau mendualisasikannya. Oleh karena itu, orang yang mengikuti perintah tersebut,
maka Allah akan memberinya rasa aman di dunia dan akhirat, sedangkan orang yang
mendurhakaiNya, maka keduanya akan dihilangkan darinya sebagaimana yang
dikatakan oleh Allah: “Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan)
sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya
melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-
nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian932 kelaparan dan
ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (an-Nahl: 112). Akhir surat
Li’ilafi Qurasy. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.

AL-MAUN

MAKKIYYAH

Surah ke-107 : 7 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

Maka celakalah orang yang salat,

(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,927)

yang berbuat ria,928)

dan enggan (memberikan) bantuan.929)

932
Maksudnya: kelaparan dan ketakutan itu meliputi mereka seperti halnya Pakaian meliputi tubuh
mereka.

9 27)
Orang-orang yang tidak menghargai serta melalaikan pelaksanaan dan waktu-waktu salat.
9 28)
Ria ialah melakukan perbuatan tidak untuk mencari keridaan Allah, melainkan untuk mencari
pujian atau kamasyhuran di masyarakat.
9 29)
Sebagian mufasir mengartikan dengan “enggan membayar zakat.”
Gambaran-gambaran tentang orang-orang yang meningkari Kiamat.

Allah berkata: “Wahai Muhammad! Apakah engkau mengetahui orang yang


mendustakan agama. Yaitu mendustai hari kebangkitan, balasan, dan pahala?.”

    

Maka itulah orang yang menghardik anak yatim” maksudnya adalah orang yang
menhardik anak yatim, menzalimi haknya, tidak memberinya makanan, dan tidak
berlaku baik kepada mereka.

     

dan tidak mendorong memberi makan orang miskin” adalah sebagaimana yang
dikemukakan dalam firman Allah: “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya kamu
tidak memuliakan anak yatim933, Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan
orang miskin.” (al-Fajr: 17-18). Maksudnya adalah seorang fakir yang tidak memiliki
sesuatu pun yang bisa mencukupi dirinya. Kemudian Allah berfirman:

        

Maka celakalah orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap
salatnya,927” Ibn Abas dan selainnya berkata: “Maksudnya adalah orang-orang
munafik yang hanya melakukan shalat di hadapan orang-orang banyak, dan tidak
melakukannya di dalam kerahasiaan.934 Oleh karena itu, Allah berfirman: 
“orang yang shalat” yaitu mereka adalah orang-orang yang ahli shalat dan selalu
melaksanakannya, namun kemudian mereka mengabaikannya baik tidak
melakukannya lagi secara keseluruhan sebagaimana yang dikatakan oleh ibn Abas,
dan adakalanya mengabaikannya dengan cara tidak melakukannya menurut waktu-
waktu yang telah ditetapkan secara syariat, sehingga mengeluarkannya dari waktunya
secara keseluruhan sebagaimana yang dikatakan oleh Masruq dan abu Dhaha.”935

Abu Atha’ bin Dinar berkata: “Puji sukur kepada Allah yang telah berkata:

  

933
yang dimaksud dengan tidak memuliakan anak yatim ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak
berbuat baik kepadanya
9 27)
Orang-orang yang tidak menghargai serta melalaikan pelaksanaan dan waktu-waktu salat.
934
Thabari, 24/263.
935
Thabari, 24/631.
yang lalai terhadap salatnya” dan tidak dikatakan yang lalai di dalam
shalatnya,936 dan adakalanya melalaikannya dari waktunya yang pertama sehingga
mengakhirkannya dari waktunya yang pertama secara terus menurus atau
kebanyakannya, dan adakalanya melalaikannya dari melaksanakannya dengan rukun-
rukun dan syarat-syaratnya sesuai dengan apa yang telah diperintahkan, dan
adakalanya melalaikannya dari kekhusukan di dalam melaksanakannya dan
mengangan-angan arti-artinya. Lafadz yang ada dalam ayat mengandung keseluruhan
arti tersebut. Namun demikian, orang yang memiliki ciri-ciri sebagian dari apa yang
ada di atas tersebut, maka termasuk sebagian dari apa yang dimaksud oleh ayat itu,
dan orang yang memiliki keseluruhan ciri-ciri di atas, maka ia merupakan perwujudan
secara sempurna akan apa yang dimaksud oleh ayat tersebut sehingga layak dianggap
sebagai orang munafik secara prakatis sebagaimana yang dikemukakan dalam Shahih
Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Itu merupakan shalat orang-
orang munafik, itu merupakan shalat orang-orang munafik, itu merupakan shalat
orang-orang munafik. Ia duduk di menanti matahari hingga ketika berada di dua
tanduk setan, maka ia berdiri dan lantas melakukan shalat secara cepat-cepat (centak-
centuk) sebanyak empat kali tanpa mengingat Allah di dalamnya kecuali hanya
sedikit.”937 Ini adalah akhir shalat asar yang sebenarnya merupakan shalat al-Wustha
(yang di tengah) sebagaimana yang dikemukakan dalam al-Qur’an hingga akhir
waktunya. Yaitu waktu yang dimakruhkan. Kemudian ia melakukan shalat asar dan
lantas melakukannya dengan cepat-cepat (centak-centuk) seperti burung gagak,
sehingga tidak ada Thuma’ninah (ketenangan) dan kekhusukan di dalamnya. Oleh
karena itu, Allah berkata: “Tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali hanya
sebentar.” Dimungkinkan sekali bahwa sesuatu yang mendorongnya untuk melakukan
shalat adalah karena riya’ kepada manusia, dan bukan karena untuk mendapatkan
ridha’ Allah. Oleh karena itu, ia adalah seperti halnya orang yang tidak melakukan
shalat secara keseluruhan. Allah berfirman: (1213). Dan di sini, Allah berfirman:

   

yang berbuat ria,928) Imam Ahmad meriwayatkan dari Umar bin Marrah berkata:
“Ketika kami sedang duduk di rumah abu Ubaidah dan lantas mereka melakukan

936
Qurthubi, 20/212.
937
Fathul Bari, 6/386, dan Muslim, 1/434.
9 28)
Ria ialah melakukan perbuatan tidak untuk mencari keridaan Allah, melainkan untuk mencari
pujian atau kamasyhuran di masyarakat.
pembahasan tentang riya’, maka seorang laki-laki yang bernama abu Yazid berkata:
“Aku pernah mendengar Abdullah bin Umar berkata bahwa Rasulullah Saw3.
bersabda: “Barang siapa yang hendak memperkenalkan amal perbuatannya kepada
manusia, maka Allah memperkenalkan amal perbuatannya itu kepada orang yang
mendengarkannya dan lantas menghinakan dan menyepelekan amal perbuatan orang
tersebut.”938 Dan yang berhubungan dengan firman Allah:

   

yang berbuat ria,928) bahwasanya seorang yang melakukan amal perbuatan hanya
karena Allah, dan lantas amal perbuatannya itu dilihat oleh manusia hingga mereka
menjadi kagum olehnya, maka itu tidak termasuk perbuatan riya’. Dalilnya adalah apa
yang telah diriwayatkan oleh al-Hafidz abu Yu’la al-Mushili dalam sanadnya, telah
berkata kepada kita Harun bin Ma’ruf, telah berkata kepada kita Mukhalid bin Yazid,
telah berkata kepada kita Said bin Busyair, telah berkata kepada kita A’masy dari abu
Shalah dari abu Hurairah berkata: “Ketika kami melakukan shalat, maka datanglah
seorang laki-laki hingga ia merasa kagum atas apa yang telah aku lakukan itu.
Kemudian akau mengemukakan hal itu kepada Rasulullah, sehingga beliau berkata:
“Engkau mendapat dua pahala. Yaitu pahala kerahasiaan (Penj: karena berusaha
menyembunyikan amal perbuatannya), dan pahala keterbukaan (Penj: karena amal
perbuatannya itu akhirnya dilihat oleh orang lain).”939

Dan maksud dari firman Allah:

  

dan enggan (memberikan) bantuan,929 maksudnya adalah bahwa mereka tidak


baik ibadahnya terhadap Allah, dan sekaligus tidak berlaku baik kepada hambaNya
pula hingga tidak bersedia meminjamkan sesuatu yang bermanfaat kepada hambaNya
itu, padahal apa yang ia pinjamkan itu pasti kembali dan tidak berkurang sedikit pun.
Mereka adalah orang-orang yang tidak menunaikan zakat, dan tidak melakukan
berbagai macam bentuk pendekatan diri kepada Allah. Al-Mas’udi berkata: “Dari
Salmah bin Kuhail dari abu Abidain bahwa pernah ditanyakan kepada ibn Mas’ud
938
Ahmad, 2/212.
9 28)
Ria ialah melakukan perbuatan tidak untuk mencari keridaan Allah, melainkan untuk mencari
pujian atau kamasyhuran di masyarakat.
939
Thabari dalam al-Ausath, 4949, Mujmaul Bahrain.
9 29)
Sebagian mufasir mengartikan dengan “enggan membayar zakat.”
tentang al-Ma’un, sehingga ibn Mas’ud berkata: “Sesuatu yang saling di berikan oleh
manusia yang berupa kapak, panci, dan yang sepertinya.”940

Akhir tafsir surat. Dan hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.

AL-KAUTSAR

MAKKIYYAH

Surah ke-108 : 3 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.

Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah


dan mendekatkan diri kepada Allah).

Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat


Allah).

Muslim dan abu Dawud meriwayatkan dari Anas, dan lafadz dari Muslim,
bahwa ia berkata: “Ketika Rasulullah berada di antara punggung kami dalam suatu
masjid, maka beliau tidur ringan dan lantas mengangkat kepalanya seraya tersenyum.”
Maka kami berkata: “Apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah.” Beliau
berkata: “Sungguh baru saja telah turun kepadaku suatu surat.” Lantas beliau
membaca:

          

 

Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka


laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan
pendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah
yang terputus (dari rahmat Allah).” (Al-Kautsar: 1-3). Kemudian beliau berkata:
“Apakah kalian mengetahui: Apa itu al-Kautsar?.” Kami berkata: “Allah dan
940
Thabari, 24/639.
RasulNya lebih mengetahui.” Beliau berkata: “Ia adalah sebuah sungai yang
dijanjikan kepadaku oleh Tuhanku. Di mana terdapat kebaikan (manfaat) yang sangat
banyak pada diri sungai itu. Ia adalah telaga yang diberikan kepada umatku, yang
mana jumlah bejananya seperti halnya jumlah bintang-bintang yang ada di langit,
sehingga manusia akan minum darinya. Lantas aku berkata: “Wahai Tuhan, ia
termasuk dari umatku.” Maka Tuhan berkata: “Engkau tidak mengetahui, apa yang
terjadi setelahmu.”941 Ini diriwayatkan oleh Ahmad secara bertiga dari Muhammad bin
Fudhail dari Mukhtar bin Filfil dari Anas bin Malik.”942

Imam Ahmad meriwayatkan pula dari Anas bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:
“Ketika aku memasuki surga, ternyata aku berada di sebuah sungai yang dikelilingi
oleh permata. Lantas aku menyentuhkan tanganku pada ari yang mengalir di sungai
itu. Ternyata itu adalah kasturi (misik) yang sangat harum. Aku lantas berkata:
“Wahai Jibril, apakah ini?.” Jibril berkata: “Itu adalah Kautsar yang telah diberikan
Allah.”943 Dan Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dan sekaligus Muslim, dari
Anas bin Malik berkata: “Ketika Rasulullah melakukan Mi’raj (naik) ke langit, beliau
berkata: “Aku datang pada suatu sungai yang dikelilingi oleh pertmata yang cekung
sehingga aku berkata: “Wahai Jibril, apa ini?.” Jibril berkata: “Ini adalah Kautsar.” 944
Lafadz hadits ini adalah dari Bukhari.

Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada
Rasulullah: “Wahai Rasulullah, apa itu al-Kautsar?.” Rasulullah berkata: “Ia adalah
sebuah sungai yang ada di surga yang diberikan oleh Tuhanku kepadaku. Sungai itu
sungguh lebih putih dari susu, lebih manis daripada madu, dan di dalamnya terdapat
burung-burung yang lehernya seperti leher binatang yang disembelih.” Umar berkata:
“Wahai Rasulullah, apakah burung itu sungguh nikmat?.” Rasulullah berkata: “Orang
yang memakannya akan mendapatkan kenikmatan darinya, wahai Umar.”945Bukhari
meriwayatkan dari Said bin Jabir bahwa ia berkata tentang al-Kautsar: “Itu adalah
kebaikan yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah.” Abu Basyar berkata: “Aku
berkata kepada Said bin Jabir: “Manusia menyangka bahwa itu merupakan sebuah
sungai yang ada di surga sehingga Said bin Jabir berkata: “Yaitu sebuah sungai yang

941
Muslim, 1/300
942
Ahmad, 3/103
943
Ahmad, 3/103.
944
Bukhari, 4946.
945
Ahmad, 3/220.
penuh dengan kebaikan yang hanya diberikan oleh Allah kepada Rasulullah.” 946
Diriwayatkan pula dari Said bin Jabir dari ibn Abas berkata: “Al-Kautsar adalah
kebaikan yang sangat banyak.” Penafsiran ini mencakup sungai dan selainnya, sebab
al-Kautsar adalah kebaikan yang sangat banyak; termasuk pula adalah sungai.” Imam
Ahmad meriwayatkan dari ibn Umar bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Al-Kautsar
adalah sebuah sungai yang ada di surga yang diliputi oleh emas dan airnya mengalir
di atas permata, sedangkan airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada
madu.”947 Dan seperti itulah yang diriwayatkan oleh Tirmizi, ibn Majah, ibn abi Hatim
dan ibn Jarir berkata: “Ini adalah sebuah hadits yang hasan dan shahih.”948

dan maksud dari firman Allah:

   

Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah


dan mendekatkan diri kepada Allah)” adalah sebagaimana Kami telah memberikanmu
kebaikan yang sangat banyak di dunia dan di akhirat yang salah satunya adalah sungai
yang telah gambarannya telah dikemukakan di atas, kama tuluskanlah shalat wajib
dan sunahmu kepada Tuhanmu, dan sembahlah Tuhanmu saja tanpa
menyekutukanNya, dan berkurbanlah atas namaNya saja tanpa menyekutukanNya
pula sebagaimana yang ada dalam firman Allah: “ Katakanlah: Sesungguhnya
sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam.” (Al-An’am: 162). Ibn Abas, Atha’ Mujahid, Ukramah, dan Hasan berkata:
“Maksudnya adalah kurban badan dan sejenisnya.”949 Dan seperti itu pulalah yang
dikatakan oleh Qotadah, Muhammad bin Ka’ab al-Qurthubi, Dhahak, Rabi’, Atha’ al-
Khurasani, Hakim, Ismail bin abi Khalid dan lebih dari satu orang salaf.950 Ini berbeda
dengan yang dilakukan oleh orang-orang musrik yang bersujud kepada selain Allah
dan menyembelih dengan mengunakan nama selain diriNya sebagaimana yang
dikemukakan dalam firman Allah: 121. Dan janganlah kamu memakan binatang-
binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya 951. Sesungguhnya
perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.” (al-An’am: 121).

946
Fathul Bari, 8/603.
947
Ahmad, 2/67.
948
Tuhfatul AHwadzi, 9/294, Thabari, 24/640.
949
Thabari, 24/647
950
Thabari, 24/654.
951
yaitu dengan menyebut nama selain Allah.
Musuh Nabi adalah orang yang terputus dari rahmat Allah.

dan maksud dari firman Allah:

    

Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat


Allah)” adalah wahai Muhammad, sesungguhnya orang yang membencimu dan
membenci apa yang datang kepadamu yang berupa hidayah (petunjuk), kebenaran,
bukti yang kuat, cahaya yang terang adalah orang yang terputus, yang sedikit, yang
hina, dan tidak akan diingat. Ibn Abas, Mujahid, Said bin Jabir, dan Qotadah berkata:
“Ayat ini turun untuk al-Ash bin Wail.” 952 Muhammad bin Ishak berkata dari Yazid
bin Ruman berkata: “Bahwasanya ketika Rasulullah disebut-sebut, maka Ash bin
Wail berkata: “Biarkanlah dia. Sesungguhnya dia adalah seorang yang terputus dan
tak ada yang mengikutinya. Ketika dia telah binasa, maka tidak ada lagi yang akan
mengingatnya.” Lantas Allah menurunkan surat ini.”953 Syamar bin Athiyah berkata:
“Surat ini turun untuk Uqbah bin abi Muiyah.”954

Ibn Abas dan Ukramah berkata: “Surat ini turun untuk Ka’ab bin Asyraf dan
sekelompok orang kafir Qurasy.”955 Al-Biraz berkata dari ibn Abas: “Ketika Ka’ab
bin Asyraf sampai ke Makah, maka orang Qurasy berkata kepadanya: “Engkau adalah
junjungan mereka. Apakah engkau tidak melihat seorang yang terputus dari kaumnya
ini?. Ia menyangka dirinya lebih baik dari kami, dan kami adalah ahli haji, pelayan
ka’bah, dan perairan.” Maka Ka’ab berkata: “Kalian lebih baik daripada dirinya.”
Maka turunlah ayat: “Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus
(dari rahmat Allah)” (al-Kautsar: 3). Seperti itulah yang diriwayatkan oleh Bizar dan
dengan sanad yang shahih.”956 Atha’ berkata: “Ayat ini turun karena abu Lahab. Hal
itu adalah kerena di saat anak Rasulullah Saw. Meninggal dunia, maka ia lekas
menumui orang-orang musrik dan berkata kepada mereka: “Muhammad telah terputus
dari malam.” Maka turunlah ayat: “Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah
yang terputus (dari rahmat Allah).” (al-Kautsar: 3).

Saddi berkata: “Bahwasanya ketika seorang laki-laki kehilangan anak laki-


lakinya, maka ia dikatakan sebagai seorang yang Batr (terputus). Sehingga ketika

952
Thabari, 24/656, 657.
953
Ibn Hisyam, 2/7.
954
Thabari, 24/657.
955
Thabari, 24/657.
956
Ksyful Astar, 3/83.
anak laki-laki Rasulullah meninggal dunia, maka mereka berkata: “Terputuslah
Muhammad.” Karena itulah Allah menurunkan ayat: Sungguh, orang-orang yang
membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)” (Al-Kautsar: 3). Kerena
kebodohan mereka, mereka mengira bahwa Muhammad Saw. Tidak akan dikenang
lagi lantara anak laki-lakinya telah menginggal dunia. Yang terjadi tidaklah demikian.
Allah tetap melanggengkan penyebutannya dalam syahadat, dan mewajibkan
syariatnya kepada manusia, terus dikenang hingga hari dikumpulkannya manusia di
Makhasyar dan hari Kabangkitan.” Akhir tafsur surat al-Kautsar, dan hanya kepada
Allah segala puji dan anugerah.

AL-KAFIRUN

MAKKIYYAH

Surah ke-109 : 6 ayat

.Membaca surat ini di shalat-shalat sunah

Telah dikemukakan dalam Shahih Muslim dari Jabir bahwa Rasulullah Saw.
Membaca surat “Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” (al-
Ikhlas: 1) di dua rakaat saat melakukan Thawaf.”957 Dan dalam Shahih Muslim dari
hadits abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw., membaca ” “Katakanlah (Muhammad),
"Wahai orang-orang kafir!.” (al-Kafirun: 1),” dan: “Katakanlah (Muhammad),
"Dialah Allah, Yang Maha Esa” (al-Ikhlas: 1) dan: “di shalat dua rakaat sebelum fajar
dan dua rakaat sebelum Maghrib.”958 Dan diriwayatkan oleh Ahmad dari ibn Umar
berkata: “Aku pernah melihat Nabi saw. Sebanyak dua puluh kali atau dua puluh lima
kali, membaca “” “Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!.” (al-
Kafirun: 1),” dan: “Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” (al-
Ikhlas: 1) , di dua rakaat sebelum fajar dan dua rakaat sebelum maghrib.” Imam
Ahmad meriwayatkan dari ibn Umar berkata: “Aku pernah melihat Nabi Saw. Dalam
satu bulan membaca: “Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!.” (al-
Kafirun: 1),” dan: “Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” (al-

957
Muslim, 2/502.
958
Ahmad, 2/24 dan 58.
Ikhlas: 1).”959 Dan seperti itu pulalaha yang diriwayatkan oleh Tirmizi, ibn Majah, dan
dikeluarkan oleh an-Nasa’i. Tirmizi berkata: “Ini adalah hadits Hasan.” 960 Dan telah
dikemukakan dalam sebuah hadits bahwasanya itu sebanding dengan seperempat al-
Qur’an, dan surat al-Zalzalah juga sebanding dengan seperempat al-Qur’an.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!

aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,

dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,

dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."

Lepas tangan dari orang-orang musrik.

Surat ini merupakan surat al-Bara’ah (lepas tangan) dari apa yang dilakukan
oleh orang-orang musrik. Yaitu surat yang memerintahkan untuk merelakan apa yang
dilakukan oleh orang-orang musrik. Sehingga firman Allah:

   

Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!” mencakup keseluruhan


orang-orang kafir yang ada di muka bumi. Namun perkataan ini di arahkan kepada
orang-orang kafir Qurasy. Dan dikatakan: “Bahwasanya karena kebodohan, mereka
mengajak Rasulullah untuk menyebah berhala dalam satu tahun, dan mereka akan
menyembah Tuhan beliau dalam satu tahun pula. Sehingga Allah lantas menurunkan
surat ini, dan memerintahkan kepada RasulNya untuk melepaskan diri dari agama
mereka secara keseluruhan. Sehingga Allah berfirman:

    

959
Ahmad, 2/94
960
Tuhfatul AHwadzi, 2/470, dan ibn Majah, 1/363, dan an-Nasai, 2/170.
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah” maksudnya adalah berupa

.berhala dan sesuatu yang digunakan sebagai bandingan dari Allah

     

dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah.” Maksudnya adalah Allah
saja dan tidak ada sesuatu yang menyekutukanNya. Kata “Ma” di sini bermakna
“Min.” Kemudian Allah berkata:

           

dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu
tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah” maksudnya adalah
bahwa Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Artinya aku tidak akan
berjalan kepadanya dan mengitutinya. Sebab bahwasanya aku hanya menyembah
Allah menurut aturan yang disukai dan diridhaiNya. Oleh karena itu, Allah berfirman:

     

dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah.” Maksudnya adalah kalian
tidak mengikuti perintah-perintah Allah dan syariatNya dalam beribadah kepada
diriNya. Namun kalian malah menciptakan sesuatu yang berasal dari hawa nafsu
kalian sendiri, sebagaimana Allah berfirman: “Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan Sesungguhnya
Telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.” (an-Najm: 23). Maka
Rasulullah melepaskan diri dari segala sesuatu yang dilakukan oleh mereka. Sebab
seorang yang menyembah mengharukan adanya Dzat yang disembah, di mana ia
menyembah dan beribadah kepadanya. Oleh karena itu, Rasulullah dan pengikutnya
menyembah Allah melalui apa yang telah disyariatkanNya. Karena itu, kalimat Islam
adalah Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
Maksudnya adalah tidak ada yang disembah selain Allah dan tidak ada jalan yang
layak untuk menuju kepadaNya selain apa dibawa oleh Rasulullah. Sehingga orang-
orang musrik yang menyembah selain Allah, adalah tidak diizinkan oleh Allah. Oleh
karena itu, Rasul berkata kepada mereka:

    


Untukmu agamamu, dan untukku agamaku" seperti halnya firman Allah: “bagi
kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu.” (al-Baqarah: 139). Firman Allah:
“Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan
bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang Aku kerjakan dan akupun
berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". (Yunus: 41). Bukhari berkata:
“Dikatakan:    : “Untukmu agamamu” adalah kepada orang kafir, dan
  “dan untukku agamaku” adalah Islam. Dan tidak dikatakan dengan
menggunakan jata “Dînî” adalah karena ayat tersebut dengan menggunakan huruf
Nun, sehingga membuat huruf ya’ sebagaimana dalam firman Allah: “Fa Huwa
Yahdîni” dan “Yasyfîni.”961 Akhir surat al-Kafirun.

AN-NASR

MADANIYYAH

Surah ke-110 : 3 ayat

Keutamaan surat an-Nasr

Telah dikemukakan di atas bahwa surat ini sebanding dengan seperempat al-
Qur’an, dan surat al-Zalzalah pun juga sebanding dengan seperempat al-Qur’an. An-
Nasa’i meriwayatkan dari Ubaidillah bin Abdullah bin Attabah berkata: “Ibn Abas
telah berkata kepadaku: “Wahai ibn Attabah, apakah engkau mengetahui surat al-
Qur’an yang paling akhir diturunkan?.” Aku berkata: “Iya. Yaitu: “Apabila telah
datang pertolongan Allah dan kemenangan” (an-Nasr: 1). Ia berkata: “Benar.”962

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,

dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah.

maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-


Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
961
Fathul Bari, 8/604.
962
An-Nasa’i dalam al-Kubra, 6/525.
Ini merupakan surat pemberitaan tentang sempurnanya masa Rasulullah.

Bukhari meriwayatkan dari ibn Abas berkata: “Umar pernah memasukkanku


bersama dengan orang-orang tua yang mengikuti perang Badar sehingga sebagian dari
memendam kemarahan dalam hatinya sehingga lantas berkata: “Kenapa ia masuk
bersama kami, padahal ia seusia dengan anak-anak kami?.” Umar lantas berkata:
“Sesungguhnya ia termasuk orang yang kalian kenal.” Pada suatu hari, Umar
kemudian memangil mereka dan lantas memasukkan orang itu bersama dengan
mereka, dan aku tidak melihat ia memanggilku pada hari ini selain supaya dirinya bisa
melihat mereka. Umar lantas berkata: “Apa pendapat kalian tentang firman Allah:
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan” (an-Nasr: 1)?.” Maka
sebagian dari mereka berkata: “Kami diperintahkan untuk memuji Allah dan meminta
ampunan kepadaNya, ketika Allah menolong kami dan membukakan kepada kami.”
Sebagian dari mereka terdiam dan tidak mengatakan sesuatu pun sehingga Umar
berkata kepadaku: “Apakah seperti itu pula yang hendak kamu katakan, wahai ibn
Abas?.” Aku berkata: “Tidak.” Kemudian Umar berkata: “Apa yang akan kamu
katakan?.” Aku lantas berkata: “Itu merupakan ajal Rasulullah, di mana aku
mengetahui hal itu darinya.” Berkata: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan” (an-Nasr: 1) itu merupakan alamat ajalmu (Muhammad Saw.), “maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya.
Sungguh, Dia Maha Penerima tobat” (An-Nasr: 3).” Umar lantas berkata: “Aku tidak
mengetahui sesuatu dari ayat itu selain apa yang engkau katakan.” 963 Ini hanya
diriwayatkan oleh Bukhari.

Imam Ahmad meriwayatkan dari ibn Abas: “Ketika turun ayat: “Apabila telah
datang pertolongan Allah dan kemenangan” (an-Nasr: 1) Rasulullah Saw berkata:
“Telah diumumkan kepadaku tentang kematianku.” Bahwasanya beliau meninggal
dunia pada tahun itu pula.”964 Hanya diriwayatkan oleh Ahmad.

Bukhari meriwayatkan dari Aisyah berkata: “Bahwasanya Rasulullah


memperbanyak membaca “Maha suci engkau, ya Allah Tuhan kami, dan dengan
memujiMu, ya Allah, ampunilah aku” di dalam rukuk dan sujudnya.” (an-Nasr: 1).
Mentakwil al-Qur’an, dan dikeluarkan oleh Jama’ah selain Tirmizi. 965 Imam Ahmad
963
Fathul Bari, 8/606.
964
Ahmad, 1/217
965
Muslim, 1/350, abu Dawud, 1/546, an-Nasa’I dalam al-Kubra, 6/535, ibn Majah, 1/287.
meriwayatkan dari Masruq berkata: “Aisyah berkata bahwa ketika waktu-waktu di
akhir hayatnya, Rasulullah Saw. Memperbanyak membaca: “Maha suci Allah dengan
dengan memujiNya, aku meminta ampunan kepada Allah dan bertaubat kepadaNya.”
Dan berkata: “Sesungguhnya Tuhanku telah memberitahukan kepadaku bahwa
sesungguhnya akan datang suatu alamat di dalam umatku, dan lantas memerintahkan
kepadaku untuk bertasbih dan meminta ampunan kepadanya jika melihat alamat itu.
Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha menerima taubat. Dan sungguh aku
telah melihat alamat itu: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah. Maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya.
Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.” (an-Nasr: 1-3). 966 Diriwayatkan oleh Muslim.967
Yang dimaksud dengan “al-Fath” di sini adalah penaklukan Makah dengan satu kata.
Sesungguhnya orang-orang Arab yang pemalu menunda keislamannya hingga datang
hari penaklukan Makah. Mereka berkata: “Jika Muhammad memunculkan diri di
hadapan kaumnya, maka ia sungguh seorang nabi.” Oleh karena itu, ketika Allah
menaklukkan Makah untuk Rasulullah, maka mereka berbondong-bondong memasuki
agama Allah. Sehingga tidak lebih dari dua tahun, seluruh jazirah Arab sudah
beriman, dan tidak ada keseluruhan kabilah yang ada selain penampakan Islam. Dan
hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.

Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dari Umar bin Salmah berkata: “Ketika
datang penaklukan tanah Makah, seluruh kaum bergegas memeluk agama Islam.
Sedangkan orang-orang yang pemalu, merasa terlecehkan karena keislamannya di hari
penaklukan Makah. Sehingga mereka berkata: “Tinggalkanlah dan lawanlah dirinya.
Jika ia muncul di hadapan mereka, maka ia adalah seorang Nabi.”968 Dan kami telah
menjelaskan perang penaklukan Makah dalam kitab kami yang berjudul “Sirah”.
Barang siapa ingin mengetahuinya, maka bacalah kitab itu. Dan hanya untuk Allah
segala puji dan anugerah. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari abu Umar, bahwa
telah berkata kepadaku tetangga Jabir bin Abdullah berkata: “Ketika aku datang dari
perjalanan, Jabir bin Abdullah mendatangiku dan lantas mengucapkan salam
kepadaku. Aku lantas menceritakan kepadanya tentang perpecahan manusia dan apa
yang mereka katakan. Sehingga hal itu membuatnya menangis dan kemudian berkata:

966
Ahmad, 6/35.
967
Muslim, 1/351.
968
Fathul Bari, 7/616.
“Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabda: “Bahwa sesungguhnya manusia
memasuki agama Allah secara berbondong-bondong, dan akan keluar dari agama
Allah secara berbondong-bondong pula.”969 Akhir tafsir surat an-Nasr. Dan hanya
kepada Allah segala puji dan anugerah.

AL-LAHAB

MAKKIYYAH

Surah ke-111 : 5 ayat

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!930)

Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.

Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).

Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).

Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.

Sebab turunnya surat ini, dan kedurhakaan abu Jahal terhadap


Rasulullah.

Bukhari meriwayatkan dari ibn Abas bahwa Rasulullah Saw. Pernah keluar
menuju Bathha’, dan lantas mendaki gunung seraya memanggil: “Wahai orang-orang
yang telah bangun pagi.” Maka orang-orang Qurasy pun menggerumuninya” dan
lantas berkata: “Apakah kalian percaya jika aku mengatakan bahwa musuh telah
mengintai dan mendekati kalian?.” Mereka berkata: “Iya.” Nabi lantas berkata:
“Sesungguhnya aku adalah seorang yang memberi peringatan kepada kalian.
Sedangkan apa yang ada di hadapanku adalah sebuah azab yang hebat.” Maka abu
Lahab berkata: “Apakah karena itu engkau mengumpulkan kami?. Sungguh

969
Ahmad, 3/343.
9 30)
Yang dimaksud dengan “ke dua tangan Abu Lahab” ialah Abu Lahab.
kebinasaan memang untukmu.” Maka turunlah ayat: “Binasalah kedua tangan Abu
Lahab dan benar-benar binasa dia!” hingga akhir.”970 Dan dalam suatu riwayat
dikemukakan bahwa abu Lahab berdiri seraya mengibaskan tangannya dan lantas
berkata: “Semoga hari-hari selainnya membinasakanmu. Apakah karena itu engkau
mengumpulkan kami?.” Maka Allah menurunkan ayat: Binasalah kedua tangan Abu
Lahab dan benar-benar binasa dia!” (Al-Lahab: 1). Yang pertama adalah doa tehadap
dirinya, sedangkan yang kedua adalah berita tentang dirinya.” Abu Lahab adalah salah
satu paman nabi Saw. Namanya adalah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Sedangkan
panggilan kemargaannya (Kunyah), adalah abu Atiyah. Sedangkan ia dinamakan
sebagai abu Lahab adalah pancaran wajahnya. Ia adalah orang yang paling banyak
menyakiti Rasulullah, memusuhi, menghina dan merendahkannya.

Imam Ahmad meriwayatkan dari abu Zinad berkata: “Seorang laki-laki yang
dipanggil dengan sebutan Rabi’ah bin Ibad bin bani Dil yang awalnya Jahiliyah dan
lantas masuk Islam, berkata: “Di masa Jahiliyah, aku pernah melihat Nabi Saw di
pasar Dzi Hijaz, di mana beliau berkata: “Wahai manusia! Katakanlah “Tidak ada
Tuhan selain Allah”, niscaya kalian pasti beruntung.” Dan orang-orang waktu itu
sedang mengerumuninya, dan di belakangnya ada seorang laki-laki yang berwajah
putih dengan mempunyai dua ipang rambut, berkata: “Sesungguhnya ia adalah
seorang bocah dan selalu melakukan kedustaan kemana pun ia pergi.” Kamudian aku
bertanya tentang dirinya, sehingga mereka pun berkata: “Ia adalah pamannya sendiri
yang bernama abu Lahab.”971 Kemudian diriwayatkan dari Suraij dari ibn abi Zinad
dari ayahnya, dan lantas mengemukakannya bhawa abu Zanad berkata: “Aku berkata:
“Apakah pada waktu itu engkau masih sangat kecil?.” Ia berkata: “Tidak. Demi Allah,
waktu itu aku sudah balig.”972 Yang meriwayatkannya hanya Ahmad.

Dan firman Allah:

      

Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan” ibn Abas dan
selainnya berkata:   “dan apa yang dia usahakan”, maksudnya adalah
anaknya.”973 Dan diriwayatkan dari Aisyah, Mujahid, Atha’, Hasan, dan ibn Sairi
seperti itu juga.” Ibn Mas’ud mengemukakan bahwa ketika Rasulullah mengajak
970
Fathul Bari, 8/609.
971
Ahmad, 4/341.
972
Ahmad, 4/241.
973
Thabari, 24/677.
kaumnya untuk beriman, maka abu Lahab berkata: “Seandainya yang dikatakan oleh
anak saudara laki-lakiku itu benar, maka di hari Kaimat nanti, aku akan menemubus
diriku dari siksa yang menyakitkan dengan hartaku dan anakku, sehingga Allah
menurunkan ayat: “Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan”
(Al-Lahab: 2). Dan maksud dari firkan Allah:

    

Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka)” adalah memiliki
gejolak, keburukan, dan daya bakar yang amat hebat.”

Tentang apa yang dialami oleh Umi Jamil, istri abu Lahab.

   

Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah)”


bahwasanya istri abu Lahab merupakan salah satu wanita terhormat di Qurasy. Ia
adalah Ummi Jamil (ibu Jamil). Namanya adalah Arwi binti Harb bin Umiyah. Ia
adalah saudara perempuan abi Sufyan dan merupakan seorang yang membantu
suaminya dalam kekafiran, penentagan, dan kedurhakaannya. Oleh karena itu, di hari
Kiamat turut serta merasakan siksa suaminya di neraka Jahanam. Karena itu, Allah
berfirman:

       

pembawa kayu bakar (penyebar fitnah)” Di lehernya ada tali dari sabut yang
dipintal” maksudnya adalah membawa kayu bakar dan lantas memberikannya kepada
suaminya, supaya apa yang ada pada diri suaminya menjadi bertambah. Ia
menyiapkan apa yang hendak dilakukan oleh suaminya.”

    

Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal” Mujahid dan Urwah berkata:
“dari sambut api.”974

Al-Aufi berkata: “Dari ibn Abas, Athiyah al-Jadali, Dhahak, dan ibn Zaed
berkata: “Bahwasanya istri abu Lahab meletakkan duri di jalan Rasulullah.” Al-
Juhuwairi berkata: “al-Musd adalah sabut. Al-Musd adalah tali yang berbuat dari

974
Dar Mantsur, 8/667.
sabut atau daun kurma. Terkadang ia terbuat dari kulit unta. Sehingga Masad artinya
adalah sabut yang dipintal.”

Mujahid berkata:

    

Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal” maksudnya adalah kalung yang
terbuat dari besi.975 Bukankah engkau mengetahui bahwa orang Arab menamakan
seorang yang masih perawan sebagai Masad (yang dipintal).”

.Kisah istri abu Lahab menyakiti Rasulullah

Ibn abi Hatim berkata: “Telah berkata kepada kita ayahku dan abu Zar’ah
keduanya berkata: “Telah berkata kepada kita Abdullah bin Zubair al-Humaidi, telah
berkata kepada kita Sufyan, telah berkata kepada kita Walid bin Katsir dari abu Tadris
dari Sama’ binti abu Bakar berkata: “Ketika turun ayat: Binasalah kedua tangan Abu
Lahab dan benar-benar binasa dia!930 (al-Lahab: 1), datanglah al-Aura’ Umi Jamil
binti Harb sambil berteriak, dan dengan membawa Fihr seraya berkata:

Seorang yang telah mencela leluhur kita, dan agamanya telah merendahkan
kita, dan perintahnya telah mendurhakai kita.

Pada saat itu, Rasulullah sedang duduk di dalam masjid bersama dengan abu
Bakar. Ketika abu Bakar melihat Ummi Jamil, ia berkata kepada Rasulullah:
“Sungguh ia telah datang, dan aku sangat menghawatirkan jika ia melihatmu.” Maka
Rasulullah berkata: “Sesunggunya ia tidak akan melihatku.” Kemudian Rasulullah
membaca al-Qur’an dan meminta perlindungan melaluinya sebagaimana yang
dikatakan dalam firman Allah: “Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya kami
adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat,
suatu dinding yang tertutup.” (al-Isra’: 45). Kemudian Ummi Jamil datang hingga
berdiri di depan abu Bakar, namun ia tidak melihat Rasulullah. Sehingga ia berkata:
“Wahai abu Bakar, sesunggunya akan aku beritahukan kepadamu bahwa sahabatmu
itu telah mengejekku.” Abu Bakar lantas berkata: “Tidak. Demi Tuhan rumah ini
(Ka’bah), ia tidak mengejekmu.” Kemudian Ummi Jamil berteriak seraya berkata:

975
Thabari, 24/681.
9 30)
Yang dimaksud dengan “ke dua tangan Abu Lahab” ialah Abu Lahab.
“Sungguh orang-orang Qurasy telah mengetahui bahwa aku adalah anak junjungan
mereka.” Berkata: “Walid atau selainnya berkata dalam haditsnya: “Kemudian Ummi
Jamil mengelilingi Ka’bah sambil berkata: “Merondakah kamu wahai seorang yang
mencela.” Maka Ummi Hakim binti Abdul Muthalib berkata: “Sesungguhnya aku
adalah seorang yang terjaga. Oleh karena itu, aku tidak berbicara. Dan sesungguhnya
aku adalah seorang yang berbudaya, oleh karena itu aku tidak mengetahui. Kita dari
satu paman. Dan Qurasy akan mengetahui hal ini.” 976 Akhir tafsir surat. Dan hanya
kepada Allah segala puji dan anugerah.

AL-IKHLAS

MAKKIYYAH

Surah ke-112 : 4 ayat

.Tentang penyebab turunnya surat al-Ikhlas dan keutamaannya

Imam Ahmad meriwayatkan dari abi bin Ka’ab bahwa orang-orang musrik
berkata kepada nabi: “Wahai Muhammad, apakah Tuhanmu satu nasab (satu
keturunan) dengan kita.” Maka Allah lantas menurunkan: “Katakanlah (Muhammad),
"Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
(al-Ikhlas: 1-4). Seperti itu pulalah yang dikatakan oleh Tirmizi, ibn Jarir Zad bin Jarir
dan Tirmizi berkata:  adalah Dzat yang tidak beranak dan tidak diperanakkan.
Sebab tidak ada sesuatu yang diperanakkan selain nantinya pasti akan mati. Dan tidak
ada sesuatu yang mati selain pasti akan diwaris. Sedangkan Allah Swt. Tidak mati dan
juga tidak diwarisi.

    

Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia" bahwasanya Dia tidak ada yang
menyerupai dan mendingiNya, tidak ada sesuatu pun yang bisa menyerupainya.” 977

976
Fathul Bari, 8/610.
977
Tuhfatul Ahwadzi, 9/299, dan Thabari, 24/691.
Dan diriwayatkan oleh ibn abi Hatim dan Tirmizi, dan lantas mengemukakannya
secara Mursal, dan kemudian berkata: “Ini adalah yang paling Shahih.”978

(Hadits lain tentang keutamaan surat ini). Bukhari meriwayatkan dari Imrah
binti Abdurrahman, ketika sedang berada di kamar Aisyah istri nabi dari Aisyah ra.
Bahwa Nabi Saw. Mengutus seorang laki-laki secara rahasia, dan ia adalah seorang
yang membaca ““Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” (al-
Ikhlas: 1), kepada teman-temannya di dalam shalat. Ketika mereka kembali, maka
mereka melaporkan hal itu kepada Rasulullah sehingga Rasulullah berkata:
“Tanyakanlah kepadanya kenapa ia melakukan hal itu.” Kemudian mereka bertanya
kepadanya sehingga ia berkata: “Sebab itu merupakan sifat ar-Rahman, sehingga aku
suka membacanya.” Maka Nabi berkata: “Mereka memberitahukan bahwa Allah
menyukainya.” Seperti itulah yang diriwayatkan dalam kitab Tauhid. 979 Dan
diriwayatkan pula oleh Muslim dan an-Nasa’i.980

(Hadits lain). Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shalat, dari Anas ra berkata:
“Bahwasanya ada seorang laki-laki dari kaum Anshar mengimami mereka di masjid
Quba’. Di mana ia mengawali shalatnya dengan membacakan “Katakanlah
(Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” kepada mereka hingga selesai, dan
kemudian membaca surat lain dengan menyertakan surat itu pula. Ia melakukan hal
itu pada setiap rakaat, sehingga teman-temannya berkata kepadanya: “Engkau telah
membukanya dengan surat ini, dan kemudian surat itu tidak terlihat sebagai juzmu
sehingga engkau lantas membaca surat yang lain. Sehingga terkadang engkau
membacanya, terkadang meninggalkannya dan membaca surat lainnya.” Maka laki-
laki itu berkata: “Aku tidak bisa meninggalkannya. Jika kalian menyukai aku
mengimami dengan cara seperti itu, maka aku akan melakukannya. Dan jika kalian
tidak menyukainya, maka aku akan meninggalkan kalian.” Mereka memandang
bahwa laki-laki itu merupakan seorang yang paling utama di antara mereka, dan tak
suka jika digantikan dengan yang lain. Sehingga ketika Nabi mendatangi mereka,
maka mereka memberitahukan hal itu kepada beliau, sehingga Rasulullah berkata:
“Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk memenuhi apa yang diperintahkan
oleh sahabat-sahabatmu, dan apa yang membuatmu terus menerus membaca surat ini
di setiap rakaat?.” Laki-laki itu berkata: “Sesungguhnya aku menyukainya.”

978
Tuhfatul Ahwadzi, 9/301.
979
Fathul Bari, 13/360.
980
Muslim, 1/577.
Rasulullah berkata: “Kecintaanmu terhadap surat itu bisa memasukkanmu ke dalam
surga.” Seperti itu pulalah yang diriwayatkan oleh Bukhari dengan sebuah komentar
yang paten.981

(hadits yang menyatakan bahwa surat ini sebanding dengan sepertiga al-Qur’an).
Bukhari meriwayatkan dari abi Said bahwa seorang laki-laki mendengar seorang laki-
laki yang lain membaca: “Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa”
(al-Ikhlas: 1) secara berulang-ulang. Ketika datang waktu pagi, laki-laki itu
mendatangi Rasulullah dan lantas menceritakan hal itu kepadanya, dan seolah-olah
laki-laki itu sedang mengucapkannya sehingga Rasulullah berkata: “Demi Dzat yang
jiwaku berada di tangannya, sesungguhnya itu sebanding dengan sepertiga al-
Qur’an.”982 Dan diriwayatkan oleh abu Dawud dan an-Nasa’i.983

(Hadits lain). Bukhari meriwayatkan dari abu Said bahwa Rasulullah Saw.
Berkata kepada sahabatnya: “Apakah salah satu dari kalian tidak mampu membaca
sepertiga al-Qur’an setiap malam?.” Maka hal itu terasa berat bagi mereka sehingga
berkata: “Bagaimana kami menerapkan hal itu, wahai Rasulullah.” Rasulullah
berkata: “Allahu Wahidus Shamad adalah sepertiga al-Qur’an.”984 Ini hanya
dikeluarkan oleh Bukhari.

(Hadits yang lain yang menjelaskan bahwa membacanya akan menyebabkan


surga). Imam Malik bin Anas meriwayatkan dari Ubaid bin Hanin berkata: “Aku
mendengar abu Hurairah berkata: “Ketika aku pergi bersama Nabi Saw., aku
mendengar seorang laki-laki membaca ““Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah,
Yang Maha Esa” (al-Ikhlas: 1), maka Nabi lantas berkata: “Itu mengharuskan
surga.”985 Ini diriwayatkan pula oleh Tirmizi dan an-Nasa’i dari hadits Malik. Dan
Tirmizi berkata: “Hasan Shahih Gharib yang hanya kami ketahui dari hadits Malik. 986
Dan telah dikemukakan hadits: “Kecintanmu terhadapnya akan memasukkanmu ke
dalam surga.”987

(Hadits tentang mengulang-ulang pembacaan surat ini). Abdullah bin Imam


Ahmad meriwayatkan dari Muadz bin Abdullah bin Khubaib dari ayahnya berkata:
981
Fathul Bari, 2/177.
982
Fathul Bari, 8/676.
983
Abu Dawud, 2/152, an-Nasa’I dalam al-Kubra, 5/16.
984
Fathul Bari, 8/676.
985
Muwatha’, 1/208.
986
Tuhfatul Ahwadzi, 8/ 209, dan an-Nasa’I dalam al-Kubra, 6/177.
987
Fathul Bari, 2/298
“Ketika kami sedang dilanda kehausan dan kegelapan, maka kami menanti Rasulullah
yang sedang melakukan shalat bersama kami. Kemudian beliau keluar, dan lantas
menyalaminya dengan kedua tanganku sehingga beliau berkata: “Berkatalah”, dan
lantas beliau terdiam. Berkata: “Katakanlah.” Aku berkata: “Apa yang harus aku
katakan?.” Beliau berkata: “““Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha
Esa” dan al-Muadzatain ketika engkau memasuki sora dan pagi sebanyak tiga kali.
Sudah cukup bagimu dua kali dalam sehari.” 988 Diriwayatkan oleh abu Dawud,
Tirmizi, dan an-Nasa’i. Tirimizi mengatakan bahwa itu adalah Hasan Shahih yang
Gharib.989 Dan an-Nasa’i meriwayatkan melalui jalur lain, dan lafadznya adalah: “Itu
mencukupimu dari segala sesuatu.”990

(Hadits lain). Dalam doa yang mengandung nama-nama Allah. An-Nasa’i


meriwayatkan ketika menafsirkan surat ini: “dari Abdullah bin Baridah dari ayahnya
bahwa ketika ia memasuki masjid bersama dengan Rasulullah, ternyat ada seorang
laki-laki sedang melakukan shalat seraya berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku
meminta kepadaMu bahwa sesungguhnya aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Engkau Dzat Yang Maha Tunggal dan Dzat tempat meminta segala sesuatu yang
tidak beranak dan tidak dipernakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Rasulullah lantas berkata: “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam tanganNya, sungguh
orang itu telah berdoa kepada Allah melalui namaNya Yang Maha Agung yang ketika
dimintai sesuatu, maka Dia akan memberikannya, dan ketika didoai sesuatu, maka
Dia akan mengabulkannya.” 991
Hadits ini juga dikeluarkan oleh pemilik kitab Sunan
lainnya.992 Dan Tirmizi berkata: “Hasan Gharib.”

(Hadits lainnya) Tentang membacanya sepuluh kali setelah shalat Maktubah. Al-
Hafidz abu YU’la al-Mushili meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah
Saw. Bersabda: “Tiga hal yang jika seseorang melakukannya bersamaan dengan
adanya suatu keimanan, maka ia akan memasuki surga dari arah pintu mana pun yang
disukainya, dan akan menikah dengan para bidadari sesuka hatinya. Yaitu seorang
yang mengampuni orang yang membunuhnya (Penj: membunuh keluarga), dan
melaksanakan agama secara rahasia, dan membaca “Katakanlah (Muhammad),
"Dialah Allah, Yang Maha Esa” sebanyak sepuluh kali setelah melakukan shalat

988
Ahmad, 5/312.
989
Abu Dawud, 5/320, dan TUhfatul Ahwadzi, 10/28, dan an-Nasa’I, 8/250.
990
An-Nasa’i, 8, 251.
991
An-Nasa’I dalam al-Kubra, Tuhfatul Asy-Raf, 2/90.
992
Abu Dawud, 1493, Tirmizi, 3470, ibn Majah, 3857.
wajib.” Berkata: “Maka abu Bakar berkata: “Walaupun salah satunya saja wahai
Rasulullah?.” Rasulullah berkata: “walaupun salah satunya saja.”993

Yaitu tentang ingin mendapat kesembuhan melalului surat ini. .)hadits lain(

Bukhari meriwayatkan dari Aisyah bahwa ketika Rasulullah mengerang di atas tempat
tidurnya di setiap hari, maka beliau mengepalkan telapak tangannya dan kemudian
meniupkan dan membaca di dalam keduanya surat: “Katakanlah (Muhammad),
"Dialah Allah, Yang Maha Esa”, “Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang
menguasai subuh (fajar), dan Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya
manusia,” kemudian kedua telapak tangannya itu mengusap semampunya keseluruhan
tubuh Rasulullah, dimulai dari kepala, wajah, dan belakang tubuhnya pula. Beliau
994
melakukannya sebanyak tiga kali.” Seperti itu pulalah yang diriwayatkan oleh

995
.pemilik kitab Sunan

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa.

Allah tempat meminta segala sesuatu.

(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."

Telah dikemukakan tentang penyebab turunnya surat ini. Ukramah berkata:


“Ketika Yahudi berkata: “Kami menyembah Uzair anak Allah”, dan Nasrani berkata:
“Kami menyembah Masih anak Allah,” dan Majusi berkata: “Kami menyembah
matahari dan rembulan”, dan orang-orang musrik berakta: “Kami menyembah
berhala”, maka Allah menurunkan kepada RasulNya:

    

993
Musnad abu Yu’la, 3/332.
994
Fathul Bari, 8/679.
995
Abu Dawud, 5/303, Tuhfatul AHwadzi, 9/347, an-Nasa’I dalam al-Kubra, 6/197, ibn Majah, 2/1275.
Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa” maksudnya adalah
Dzat Yang Satu, Tunggal, tidak ada yang menyamainya, tidak memiliki menteri, tidak
ada yang membandingiNya, tidak ada yang menyerupaiNya. Semua ini tidak cocok
ditujukan kepada sesuatu pun selain Allah. Sebab Allah adalah Dzat yang sempurna
dikeseluruhan sifat dan perbuatanNya. Dan firman Allah:

  

Allah tempat meminta segala sesuatu” Ukramah berkata dari ibn Abas:
“Maksudnya Allah adalah Dzat tempat para makhluk meminta segala sesuatu, baik
kebutuhan maupun permasalahan mereka. Ali bin abi Thalhah berkata: “Dari ibn
Abas berkata, bahwa Allah adalah junjungan yang telah sempurna ketinggiannya,
Dzat Yang Maha Mulia yang sempurna kemuliaanNya, Dzat yang Maha Agung yang
sempurna keagunganNya. Dzat yang Maha Bijaksana yang sempurna
kebijaksanaanNya, Dzat Yang Maha Mengetahui yang sempurna keilmuanNya, Dzat
yang Maha Bijaksana yang sempurna kebijaksanaanNya. Dia adalah Dzat yang telah
sempurna berbagai macam kemuliaan dan kejunjunganNya. Semua sifat-sifat itu
hanya layak bagi Allah. Tidak ada yang bisa menyerupaiNya. Dia adalah Allah yang
maha suci, yang maha tunggal dan perkasa.”996 A’masy berkata dari Syaqiq dari abi
Wail , adalah junjungan yang telah sempurna kejunjunganNya.997

Allah disucikan dari beranak dan berketurunan

Dan maksud dari firman Allah:

          

(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang
setara dengan Dia” maksudnya adalah bahwa Allah tidak memiliki anak, orang tua,
dan teman. Mujahid berkata:

    

(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang
setara dengan Dia” maksudnya adalah Allah tidak memiliki teman. Ini sebagaimana
yang dikemukakan dalam firman Allah: 101. Dia Pencipta langit dan bumi.
bagaimana dia mempunyai anak padahal dia tidak mempunyai isteri. dia menciptakan
996
Thabari, 24/692.
997
Thabari, 24/692.
segala sesuatu; dan dia mengetahui segala sesuatu.” (al-An’am: 101). Maksudnya
Allah adalah yang memiliki segala sesuatu dan sekaligus yang menciptakannya pula.
Oleh karena itu, bagaimana mungkin dari ciptaanNya itu terdapat sesuatu yang
mampu menandigin ketinggianNya, atau yang keluhurannya hampir sebanding
dengan keluhuranNya. Allah berfirman: “Dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha
Pemurah mengambil (mempunyai) anak". Sesungguhnya kamu Telah mendatangkan
sesuatu perkara yang sangat mungkar, Hampir-hampir langit pecah Karena Ucapan
itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, Karena mereka menda'wakan Allah
yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan yang Maha
Pemurah mengambil (mempunyai) anak.. Tidak ada seorangpun di langit dan di
bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.
Sesungguhnya Allah Telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka
dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada
hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” (Maryam: 88-95). Allah befirman: “Dan mereka
berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah Telah mengambil (mempunyai) anak", Maha
Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang
dimuliakan.998 Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintahNya.” (al-Ambiya: 26-27). Dan Allah berfirman: “Dan
mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. dan Sesungguhnya jin
mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka ),” (Ash-Shaffat: 158)

Dan dalam Shahih Bukhari: “Tidak seorang pun tahan ketika mereka
menganggap Allah memiliki anak. Padahal Allah adalah Dzat yang telah memberi
rizki dan ampunan kepada mereka.”999

Bukhari meriwayatkan dari abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw.: “Allah Swt
berkata: “Manusia telah mendustakanKu padahal ia tidak berhak melakukan hal itu,
dan telah mencaciku padahal ia tidak berhak melakukan itu. Adapun pendustaannya
terhadapKu adalah perkataannya yang mengatakan: “Allah tidak akan
membangkitkanku seperti semula (seperi ketika Allah menciptakanku)”, padahal
menciptakannya semula bukanlah lebih ringan bagiKu ketimbang membangkitkannya
998
ayat Ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan
bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah.

999
Fathul Bari, 13/372.
kembali (mengulanginya kembali). Sedangkan caciannya kepadaKu adalah
perkataannya: “Jadikanlah Allah memiliki anak.” Padahal Aku adalah Dzat Yang
Maha Tunggal, tempat meminta segala sesuatu, tidak bernak dan tidak diperanakkan,
dan tidak ada seorang pun yang setara denganKu.” 1000 Akhir surat al-Ikhlas. Dan
hanya untuk Allah segala puji dan anugerah.

Tafsir Surat al-Mau’dzatain

Keduanya adalah Madaniyyah

Sikap ibn Mas’ud terhadap al-Maudzatain

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ahmad dari Zar bin Hubaisy berkata: “Aku
berkata kepada abi bin Ka’ab bahwa ibn Mas’ud tidak menulis al-Maudzatain di
dalam mushafnya dan lantas berkata: “Aku bersaksi bahwa Rasulullah Saw telah
memberitahukan kepadaku bahwa Jibril telah mendatanginya dan lantas berkata
kepadanya: “Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh
(fajar),” maka aku mengucapkannya. Dan kemudian berkata: “Katakanlah, "Aku
berlindung kepada Tuhannya manusia”, maka aku pun juga mengucapkannya. Maka
aku mengatakan apa yang dikatakan oleh Nabi Saw.1001

Keutamaan al-Maudzatain
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Shahihnya dari Uqbah bin Amir bahwa
Rasulullah Saw. Bersabda: “Apakah engkau mengetahui ayat-ayat yang diturunkan
pada malam ini, yang sama sekali tidak sama seperti ayat-ayat lainnya: “Katakanlah,
"Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),” dan: “Katakanlah,
"Aku berlindung kepada Tuhannya manusia”1002 Diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmizi,
an-Nasai. Tirmizi berkata: “Hasan shahih.”1003
(Jalur lain). Imam Ahmad meriwayatkan dari Uqbah bin Amir berkata: “Ketika
aku sedang menjadi pemandu perjalanan Rasulullah, beliau berkata kepadaku: “Wahai
Uqbah, apakah engkau tidak ingin mengendarai?.” Berkata: “Aku merasa kasihan jika

1000
Fathul Bari, 8/129.
1001
Ahmad, 5/129.
1002
Muslim, 1/558.
1003
Ahmad, 4/144, Tuhfatul Ahwadzi, 9/303, an-Nasai, 8/254.
engkau merasa kesusahan.” Kemudian Rasulullah Saw berkata: “Wahai Uqbah, ingat-
ingatlah bahwa aku akan memberitahukanmu tentang dua surat yang merupakan surat
paling baik yang dibaca oleh manusia?.” Aku berkata: “Baik, wahai Rasulullah.”
Kemudian Rasulullah membacakan kepadakua “Katakanlah, "Aku berlindung kepada
Tuhan yang menguasai subuh (fajar),” dan Katakanlah, "Aku berlindung kepada
Tuhannya manusia,”, kemudian datanglah iqomah shalat dan Rasulullah lantas maju
dan kemudian membaca dua surat itu, dan setelah itu berlalu bersamaku dan
kemudian berkata: “Bagaimana pendapatmu, wahai Uqbah. Bacalah dua surat itu
ketika hendak tidur, dan ketika bangun.”1004 Diriwayatkan oleh an-Nasa’i dan abu
Dawud.1005
(Jalur lain). An-Nasa’i meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah
Saw. Bersabda: “Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh
(fajar),” dan”Sesungguhnya manusia tidak pernah meminta perlindungan yang bisa
menyamai dua ayat ini: Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,”1006

(Jalur lain). An-Nasai meriwayatkan dari Uqbah bin Amir berkata: “KETika aku
berjalan bersama dengan Rasulullah, beliau berkata: “Wahai Uqbah, “katakanlah”.”
Aku berkata: “Apa yang akan aku katakan?.” Beliau lantas mendiamkanku, dan
kemudian berkata: “Katakanlah.” Aku berkata: “Apa yang hendak aku katakan wahai
Rasulullah?.” Rasulullah berkata: “Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang
menguasai subuh (fajar).” Maka aku pun lantas membacanya hingga akhir, dan
kemudian berkata: “Katakanlah.” Aku berkata: “Apa yang hendak aku katakan wahai
Rasulullah?.” Rasulullah berkata: “Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya
manusia”. Aku pun lantas membacanya hingga akhir, kemudian Rasulullah berkata
ketika itu: “Tidak ada sesuatu yang digunakan untuk meminta oleh seorang yang
meminta yang bisa menyamainya, dan tidak ada sesuatu yang digunakan untuk
memohon perlindungan yang bsa menyamainya.”1007

(Hadits lain). An-Nasa’i meriwayatkan dari ibn Abas al-Juhni bahwa Rasulullah
Saw bersabda: “Wahai ibn Aisy, ingat-ingatlah bahwa aku akan memberitahukanmu
tentang sesuatu yang paling utama yang digunakan untuk memohon perlindungan.” Ia
berkata: “Baik, wahai Rasulullah.” Rasulullah berkata: “Katakanlah, "Aku berlindung

1004
Ahmad, 4/144.
1005
Abu Dawud, 2/152, an-Nasa’I, 8/252, 253.
1006
Al-Kunni, milik Ladulabi, 1/106.
1007
An-Nasa’i, 8/253.
kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)” dan: “Katakanlah, "Aku berlindung
kepada Tuhannya manusia” keduanya adalah dua surat.”1008

Imam Malik meriwayatkan dari Aisyah bahwa ketika Rasulullah Saw


mengeluah, maka beliau mebaca surat al-Maudzatain, dan lantas menyemprotkannya.
Ketika sakitnya mulai bertambah, maka aku membacakan kepadanya al-Maudzat
(segala sesuatu yang digukana untuk memohon perlindungan) dan lantas
mengusapkannya pada tangannya untuk mengharap berkah al-Maudzat itu.”1009
Diriwayatkan oleh Bukhari, abu Dawud, an-Nasa’i dan ibn Majah. 1010 Dari abi Said
berkata bahwa Rasulullah memohon perlindungan dari mata jin dan mata manusia.
Dan ketika al-Maudzatain diturunkan, maka beliau meninggalkan selain keduanya.”
Diriwayatkan oleh Tirmizi, an-Nasa’i, dan ibn Majah. Tirmizi berkata: Hadits Hasan
Shahih.1011

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),

dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-


buhul (talinya),

dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."

Ibn abi Hatim meriwayatkan dari Jabir berkata: “Yang dimaksud dengan al-
Falaq adalah subuh.”1012 Al-Aufi berkata dari ibn Abas:  adalah subuh.”1013
Mujahid, Said bin abi Jabir, Abdullah bin Muhammad bin Uqail, Hasan, Qotadah,
Muhammad bin Ka’ab al-Qurthubi, ibn Zaed, Malik meriwayatkan dari Zaed bin

1008
An-nasa’i, 8/253.
1009
Muwatha’, 2/942.
1010
Fathul Bari, 8/679, Muslim, 4/1723, abu Dawud, 4/220, an-Nasa’I dalam al-Kubra, 4/867, dan 368,
ibn Majah, 2/1166.
1011
Tuhfatul Ahwadzi, 6/218, an-Nasa’I, 8/271, ibn Majah, 2/1161.
1012
Thabari, 24/700
1013
Thabari, 24/701
Aslam seperti itu pula.1014 Al-Qurthubi dan ibn Zae dan ibn Jarir berkata: “Itu seperti
halnya firman Allah: “Dia menyingsingkan pagi” (al-An’am: 96).1015 Dan maksud dari
firman Allah:

    

dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan” adalah dari kejahatan semua
makhluk. Tsabit al-Banani dan Hasan Basri berkata: “Jahanam dan Iblis sertai
keturunannya yang telah diciptakan.

     

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita” Mujahid berkata: “Yang
dimaksud dengan kejahatan malam adalah ketika matahari terbenam”, ini diceritakan
oleh Bukhari darinya.1016 Dan begitu pula diriwayatkan darinya dari ibn Najih. Dan
seperti itu yang dikatakan oleh ibn Abas, Muhammad bin Ka’ab al-Qurthubi, Dhahak,
Khusaif, Hasan, dan Qotadah, bahwanya itu adalah malam ketika gelap mulai
menjelang.”1017 Zuhri berakta:

     

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita” adalah matahari ketika
sudah terbenam. Abu Muhazzim berkata: “dari abu Hurairah berkata:

     

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita” adalah bintang.”1018 Ibn
Zaed berkata: “Bahwasanya Arab berkata: “Yang dimaksud dengan al-Ghasiq adalah
bintang kartika jatuh. Bahwasanya terdapat banyak sekali penyakit dan bencana yang

1014
Thabari, 24/700, 701
1015
Thabari, 24/701.
1016
Fathul Bari, 8/613
1017
Thabari, 12/748, 749 (Ilmiyah)
1018
Thabari, 12/149 (Ilmiyah)
ketika bintang kartika itu jatuh, dan menjadi hilang ketika bintang itu memunculakan
diri.”1019

Ibn Jarir berkata: “Dan orang-orang lainnya berkata: “Itu adalah rembulan.”
Aku berkata: “Pijakan orang-orang yang berpendapat seperti itu adalah apa yang telah
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Harits bin abi Salmah bekata: “Aisyah berkata:
“Rasulullah memegang kedua tanganku dan lantas memperlihatkanku rembulan yang
sedang muncul, dan lantas berkata: “Memohon pertolonganlah kepada Allah dari
kejahatan al-Ghatiq ketika gelap gulita.”1020 Dan diriwayatkan oleh an-Nasa’i dalam
dua kitab Tafsir dari kedua sunannya.1021

Allah berfirman:

     

dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-


buhul (talinya)”, Mujahid, Ukramah, Hasan, Qotadah, dan Dhahak berkata:
“Maksudnya adalah para penyihir.”1022 Mujahid berkata: “Adalah ketika mereka
melakukan jampi-jampi dan sihir.

Dan dalam hadits lain dikemukakan bahwa Jibril mendatangi nabi Saw. Dan
lantas berkata: “Apakah engkau lagi mengeluh, wahai Muhammad?.” Nabi berkata:
“Benar.” Maka Jibril berkata: “Dengan menyebut nama Allah, aku menjagamu dari
segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan orang-orang yang dengki, dan
hipnotis. Semoga Allah lekas menyembuhkanmu.”

Tentang Rasulullah terkena sihir.

Bukhari telah meriwayatkan dalam kitab Thib dalam Shahihnya dari Aisyah
berkata bahwa Rasulullah Saw pernah terkena sihir hingga merasa telah menggauli
istri-istrinya namun sebenarnya tidak menggaulinya.” Sufyan berkata: “Apabila
demikian, apa itu merupakan sihir yang paling hebat” sehingga Rasulullah berkata:
“Wahai Aisyah ! Apakah engkau mengetahui bahwa Allah telah berfatwa kepadaku
atas apa yang hendak aku mintakan fatwa itu?. Dua orang laki-laki telah
mendatangiku. Salah satunya duduk di atas kepalaku, dan yang satunya lagi berada di

1019
Thabari, 12/149 (Ilmiyah).
1020
Ahmad, 6/61.
1021
Tirmizi, 3366.
1022
Thabari, 12/750, 751.
kedua kakiku. Laki-laki yang ada di atas kepalaku berkata kepada temannya:
“Bagaimana pendapatmu tentang laki-laki ini?.” Laki-laki yang ada di kedua kakiku
berkata: “Dia adalah seorang yang terkena sihir.” Maka laki-laki yang ada di atas
kepalaku berkata: “Siapakah yang telah menyihirnya?.” Laki-laki yang berada di
kedua kakiku berkata: “Labib bin A’sham, seorang laki-laki dari bani Zuraiq, sekutu
Yahudi dan seorang yang munafik.” Laki-laki yang ada di atas kepalaku berkata:
“Dengan apa?.” Laki-laki yang ada di kedua kakiku berkata: “Dengan sisir dan
rambut.” Laki-laki yang ada di kepalaku berkata: “Di mana?.” Laki-laki yang ada di
kedua kakiku berkata: “Di tutup (selaput) mayang kurma jantan, di bawah sumur
Darwan.” Aisyah berkata: “Kemudian Rasulullah mendatangi sumur, dan lantas
mengeluarkan air darinya, dan kemudian berkata: “Bahawasanya sumur yang aku
lihat ini, airnya seolah-olah seperti air pohon pacar, dan seolah-olah kurmanya adalah
kepala-kepala setan (Penj: sangat buruk).” Rasulullah berkata: “Kemudian aku
keluar.” Aku berkata: “Apakah engkau meminumnya?.” Rasulullah berkata:
“Sungguh Allah telah menyembuhkanku, dan tak suka jika itu akhirnya berdampak
buruk pada manusia.”1023

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,

Raja manusia,

sembahan manusia,

dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

dari (golongan) jin dan manusia."

Ini merupakan tiga sifat dari beberapa sifat Allah. “ketuhanan, merajai, dan
sembahan. Bahwasanya Allah adalah Tuhan segala sesuatu, raja segala sesuatu itu,
sembahan segala sesuatu itu pula. Sehingga keseluruhan makhluk adalah sesuatu yang
1023
Fathul Bari, 10/243.
dimiliki oleh Allah dan hambaNya. Oleh karena itu, seorang yang memohon
pertolongan sebaiknya memohon pertolongan dengan sifat ini, dari kejahatan setan
yang bersembunyi. Yaitu setan yang di beri kuasa atas diri manusia. Sebab tidak ada
seorang pun manusia selain pasti ada yang menyertainya yang mengajak pada
keburukan. Namun demikian, seorang yang mendapat penjagaan dari Allah tetap
terjaga dari semua itu.

Dan telah dikemukakan dalam Shahih bahwa Rasulullah bersabda: “Tidak ada
seorang pun dari kalian selain pasti ada seorang Qorin (yang menyertai) yang
didelegasikan kepadanya.” Mereka berkata: “Termasuk dirimu wahai Rasulullah?.”
Rasulullah berkata: “Iya. Namun Allah menolongku sehingga ia masuk Islam dan
tidak pernah menyuruhku selain pada kebenaran.”1024 Dan telah dikemukakan dalam
Shahih Bukhari dan Muslim dari Anas dalam kisah kunjungan Shafiyah kepada
Rasulullah Saw., yaitu ketika beliau beri’tikaf, dan lantas Rasulullah keluar bersama
dengan dirinya untuk mengembalikannya menuju rumahnya, dan kemudian bertemu
dengan dua orang lak-laki dari Kaum Anshar. Ketika dua orang laki-laki itu melihat
Nabi Saw., mereka mempercepat langkahnya sehingga Rasulullah berkata: “Apakah
seperti itu sikap kalian kepada rasul kalian. Sesungguhnya ia adalah Shafiyah binti
Hay.” Kemudian keduanya berkata: “Maha suci Allah, wahai Rasulullah.” Kemudian
Rasulullah berkata: “Sesungguhnya setan mengikuti manusia seperti halnya aliran
darah. Dan sesungguhnya aku takut jika menuduh yang bukan-bukan terhadap hati
kalian berdua.”1025

:Said bin Jabir berkata dari ibn Abas tentang firman Allah

  

(bisikan) setan yang bersembunyi” berkata: “Bahwasanya setan mendekam di


hati manusia. Sehingga ketika manusia melupakan dan mengabaikannya, maka setan
itu akan berbisik. Dan ketika manusia mengingat Allah, maka setena itu akan
bersembunyi.”1026 Seperti itulah yang dikatakan oleh Mujahid dan Qotadah. 1027 Al-
Mu’tamir bin Sulaiman berkata dari ayahnya: “Ia mengingatkan kepadaku bahwa
setan menghembus di hati manusia ketika sedih dan sekaligus ketika bergembira. Dan

1024
Muslim, 2167.
1025
Fathul Bari, 4/ 326.
1026
Thabari, 24/709
1027
Thabari, 24/710.
ketika manusia mengingat Allah, maka setan tersebut akan bersembunyi.” 1028 Al-Aufi
berkata: dari ibn Abas tentang firman Allah:  berkata: “Itu adalah setan
yang memerintah. Jika melakukan ketaatan, maka ia bersembunyi.”

Dan maksud dari firman Allah:

     

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia” apakah ini hanya


khusus bagi manusia, atau bersifat umum untuk manusia dan sekaligus Jin?.” Ada dua
pendapat dalam menjawab pertanyaan ini. Pertama adalah bahwasanya jin masuk pula
dalam kata an-Nas (Manusia). Sedangkan ibn Jarir berkata: “Bahwasanya bukan
sesuatu yang baru jika kata an-Nas (manusia) di dalamnya juga menyangkut para
jin.”1029 Dan maksud dari firman Allah:

   

dari (golongan) jin dan manusia”, Apakah merupakan perincian dari firman
Allah:

     

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia” kemudian di antara


mereka adalah:

   

dari (golongan) jin dan manusia” , secara tidak langsung semua ini memperkuat
pendapat yang kedua. Dan dikatakan bahwa firman Allah:

   

dari (golongan) jin dan manusia” merupakan penafsiran dari sesuatu yang
berbisik ke dalam hati manusia, baik itu dari setan-setan manusia maupun jin
sebagaimana yang ada dalam firman Allah: “Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-
tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin,
sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan

1028
Thabari, 24/710.
1029
Thabari, 24/711.
yang indah-indah untuk menipu (manusia)1030. Jikalau Tuhanmu menghendaki,
niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang
mereka ada-adakan.” (al-An’am: 112)

Imam Ahmad meriwayatkan dari ibn Abas: “Datanglah seorang laki-laki


menemui Rasulullah dan lantas berkata: “Wahai Rasulullah ! Bahwasanya jiwaku
mengatakan sesuatu yang sesungguhnya, batas akhir dari langit lebih aku sukai
daripada mengatakannya.” Rasulullah lantas berkata: “Allah Maha Besar, Allah Maha
Besar, puji sukur kepada Allah yang telah menolak tipu dayanya menjadi bisikan.” 1031
Dan diriwayatkan oleh abu Dawud dan an-Nasa’i.1032

Akhir tafsir, dan hanya untuk Allah segala puji kepada Allah Tuhan semesta
alam.

Daftar Pustaka

1. Sunan abu Dawud, diedid oleh Azzat Ubaid ad-Duas, Dar Hadits, Hamsh,
Siria.

2. Abu Dawud, al-Marasil.

3. Arwa’ul Ghalib, al-Maktab al-Ilmiyah, Bairut.

4. Asaddul Ghabah, ibn Atsir, Sya’b.

5. Athraful Musnad, ibn Hajar, Khidmatus Sunah wa Sirah al-Madinah al-


Munawarah.

6. Ibn abi Hatim, Tafsir al-Qur’an al-Adhim, cet 1, Maktabah Nizar Mushtafa al-
Baz, Makkah Mukarramah.

7. Ibn abi Hatim, Tafsur al-Qur’an al-Adhim, tahkik Ghamidi Masudah.

8. Ibn abi Syaibah, Juz al-Mafqud, Dar Alim al-Kitab, Riyadh.

9. Shahih, ibn Haban, tahkik Kamal Yusuf al-Hut, cet, 1, Dar Kitab al-Ilmiyah,
Bairut, Libanon.

10. Shahih ibn Khuzaimah, tahkik, Muhammad al-A’dhami, al-Maktab al-Islami.


1030
maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman
kepada nabi
1031
Ahmad, 1/235.
1032
Abu Dawud, 5/336, dan an-Nasa’i al-Kubra, 6/171.
11. Sunan ibn Majah, tahkik Muhammad Fuad Abdul Baqi, Dar al-Fikr.

12. al-Adab al-Mufrad, Bukhari, al-Maktab al-Atsariyah, Pakistan/.

13. al-Um, Syafi’i, Sya’b.

14. Itqon, Suyuthi, cet 2, Dar Turats, Kaior.

15. Ishabah, ibn Hajar, Dar Kitab al-Arabi, Bairut, Libanon.

16. Isti’an ala Asfal Ishabah, Dar Kitab al-Arabi, Bairut, Libanon.

17. Al-Bahr az-Zujar, Biraz, Muassasah Ulum al-Qur’an, Bairut.

18. Bidayah wa Nihayah, Maktabah al-Ma’arif, Bairut, Libanon.

19. Al-Ba’ts wa Nusyur, ibn abi Dawud, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut.

20. Baihaqi, Sunan Kubra, Dar Fikr, Bairut, Libanon.

21. Tarikh Kabir, Imam Bukhari.

22. Targhib wa Tarhib, Mundziri, Maktabah Syibab al-Azhar.

23. Tarikh Baghdad, Khatib Baghdadi.

24. Daruquthni, Nasyrus Sunnah, Miltan, Pakistan.

25. Nasyrus Sunah, Darami, Miltan Pakista.

26. Dar Mantsur, Dar Fikr, Bairut Libanon.

27. Dar Ikhtishar, al-Maghazi wa Sir, Ibn Abdul Bar, Muassasah Ulumul Qur’an,
Damsqus.

28. Tafsir, Imam Fakhruddin ar-Razi.

29. Risalah, Imam Sya’fi’i, tahkik Ahmad Syakir, cet, 2, Maktabah Dar Thurats,
Kairo.

30. Rudh al-Anf, Sahli, Dar Ma’rifah, Bairut, Libanon.

31. Zuhdi, ibn Mubarak, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut, Libanon.

32. Zuhdi, Hanad bin Sirri, Dar Khulafa’ li Kitab al-Islami, Kuwait.

33. Sunnah, ibn abi Ashim, al-Maktab al-Islami, Syariah, Ajri, Hadits Akadimi,
Faishal Abadi, Pakistan.

34. Syariah, Ajri, Hadits Akadimi, Faishal Abad, Pakistan.

35. Kitabus Shalah, al-Marzazi.


36. Dhaifah, al-Bani, al-Maktab al-Islami, Bairut.

37. Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir, cet, 2, Kairo.

38. Thabrani, ash-Shaghir, al-Maktab as-Salafiyah, al-Madinah al-Munawarah.

39. Thabrani, al-Ausath, al-Maktab al-Ma’rif, Riyadh.

40. Thuwal, Thabrani, akhir juz, Thabrani al-Kabir.

41. al-Adhmah, abi Syekh, Dar Ashimah, Riyadh,

42. Dhu’afah, al-Uqaili, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut, Libanon.

43. al-Ilal al-Mutanahiyah, ibn Jauzi, Idarah Ulum al-Atsariyah, Faishal Abad,
Pakistan.

44. al-Firdaus, Dilimi, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut.

45. Al-Fakih wa al-Mutafakkih, baghdadi, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut, Libanon.

46. Qurthubi, Tafsir Ahkam, Dar Kitab al-Arabi, Thaba’ah wa Nasr, Kairo.

47. al-Kamil ibn Addi, Dar Fikr, Bairut, Libanon.

48. Al-Kasyaf, Zamakhsyari, Dar Kitab al-Arabi.

49. al-Majruhin, ibn Haban, Tauzi’ Dar al-Baz, Makkah Mukarramah.

50. Al-Majmu’ al-Mughits, Dar al-Madani, Jeddah.

51. Al-Muharrir al-Wajiz Abdul Hak bin Ghalib, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut,
Libanon.

52. Al-Mukhtarah, Baidha’, Maktabah an-Nuhdhah al-Haditsah, Makkah al-


Mukarramah.

53. Al-Marasil, abi Dawud, Maktabah al-Qosiyah, Faishal Abad, Pakistan.

54. Al-Mustadrik, Imam Hakim, Dar al-Ma’rifah, Bairut, Libanon.

55. Al-Mushnaf, ibn abi Syaibah, Dar Salafiyah, Bambay, India.

56. Al-Muthalib al-Aliyah, tanpa nama penerbit.

57. Al-Maghazi, al-Waqidi, tanpa nama penerbit.

58. Al-Muntakhab dari Musnad Abdul bin Humaid, Maktabah Sunah, Kairo.

59. al-Muwatha’, tahkik Muhammad Fuad Abdul Baqi, Dar Ihya’ li Thurats al-
Arabi.
60. An-Nasa’i, al-Maktabah al-Ilmiyah, Bairut, Libanon.

61. An-Nasa’i, al-Kubra, cet, 1, Dar Kitab al-Ilmiyah, Biarut, Libanon.

62. Tarikh Thabari, Dar Suwaidan, Bairut Libanon.

63. Tarikh Damsiq, ibn Asakir (Mukhtasar/ringkasan) ibn Badran, Dar Masirah,
Bairtu, Libanon.

64. Tarikh Damaskus, manuskrib.

65. Tuhfatul Ahwadzi, cet, 3, Dar Fikr, Bairut, Libanon.

66. Takhrijul Ihya’, al-Iraqi, Dar al-Ashimah, Riyadh.

67. Takhrijul Kasyaf, al-Iraqi,. Dar al-Ashimah, Riyadh.

68. Tuhfatul Ahwadzi, Dar Kimah, Bayundi, Bombay, India.

69. Tartibul Musnad, Imam Syafi’i, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut, Libanon.

70. Tafsir al-Baghawi, Dar Ma’rifah, Bairut, Libanon.

71. Tafsir ar-Razi, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut, Libanono.

72. tafsir Thabari, tahkik Mahmud Muhammad Syakir dan Ahmad Muhammad
Syakir, cet, 2, bersamaan dengan penyempurnaan.

73. Tafsir Abdul Razak, Maktabah Rusy, Riyadh.

74. Tahdzib at-Tahdzib, Dar Shadir, Bairut, Libanon.

75. Tahdzib Tarikh Damasyqus, tarikh Damasykus ibn Asakir.

76. Jami’ Masanid, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut, Libanon.

77. Juz Hasan bin Arafah, Maktabah Dar Aqsha, al-Kuwait.

78. Hailatul Auliya’, Dar Kitab al-Arabi, Bairut, Libanon.

79. Dalail Nubuwah, Baihaqi, bairut, Libanon.

80. Dalail Nubuwah al-Ashfahani, Dar Baz, Makah Mukarramah.

81. Zadul Ma’ad, ibn Qoyim, Muassasah ar-Risalah, Biarut.

82. Sunan Said bin Mansur, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut, Libanon.

83. Sirah ibn Hasyim, Dar Ihya’ at-Thurats al-Arabi, Bairut, Libanon.

84. Syarkhus Sunah, al-Baghawi, al-Maktab al-Islami, Bairut.

85. Sya’bul Iman, Baihaqi, Dar Salafiyah, Bombay, India.


86. Syamail at-Turmuzi, Dar Ilm, Jeddah.

87. Shahih Muslim, Tahkik Muhammad Fuad Abdul Baqi, Dar Ihya’ at-Thurats
al-Arabi.

88. Shiffatul Jannah, abi Naim, Biarut, Libanon.

89. Mushnaf Abdul Razak, al-Maktab al-Islami, Bairut.

90. Illal Hadits, Ali bin Madini, Bairut, Libanon.

91. Umdah Tafsir, al-Hafidz ibn Katsir, Ahmad Syakir, tanpa ada nama penerbit.

92. Amal Yaum wa Lailah, an-nasa’i, Muassasah Risalah, Bairut, Libanon.

93. Aunul Ma’bud, Nasyrus Sunah, Miltan, Pakistan.

94. Gharibul Hadits, abi Ubaid al-Qosim bin Salam al-Harawi, Dar Kitab al-
Ilmiyah, Bairut, Libanon.

95. fathul Bari, Syarakh Shahih Bukhari, cet, 2, as-Salafiyah, Kairo.

96. Fathul Qodir, Syaukani, Dar Ihya’ at-Thurats al-Arabi, Bairut.

97. Fadhail Qur’an, Imam an-Nasa’i, tahkik faruq Hamadah, Dar Tsaqofah,
Maghrib.

98. Fadhail Qur’an, abi Ubaid, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut.

99. Kitabush Shalah, al-Marwazi, Maktabah Dar, Madinah Munawarah.

100. Kasyful Astar, Muassasah Risalah, Bairut, Libanon.

101. Musnad abi Dawud ath-Thiyalisi, Darul Ma’rifah, Bairut, Libanon.

102. Majmaul Zawaid, Dar Kitab, Bairut, Libanon.

103. Musnad, abi Awanah, Dar Ma’rifah, Bairut, Libanon.

104. Musnad, abi Yu’la, tahkik Husain Salim Asad, Dar al-Ma’mun li Thurats,
Damasyqus, Bairut.

105. Musnad Imam Ahmad, al-Maktab al-Islami dan Dar Shadir, Bairut.

106. Musnad Imam Syafi’i, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut.

107. Musnad Humaidi, Alam al-Kitab, Bairut, Libanon.

108. Musnad asy-Syihab, Muassasah Risalah, Bairut, Libanon.

109. Musnad Abd bin Humaid, al-Muntakhab dari Musnad Abd bin Humaid.
110. Misykatul Mashabih, Tibrizi, al-Maktab al-Islami, Bairut.

111. Misyakalul Atsar, Dairatul Ma’arif, Haidar Abad, India.

112. Mawarid ath-Thaman, Haitsami, Dar Kitab al-Ilmiyah, Bairut, Libanon..

Anda mungkin juga menyukai